NIP. 19600504 198902 1 002 Keseimbangan antara kehilangan panas dan produksi panas tubuh pada neonatus dalam mempertahankan lingkungan suhu netral dan meminimalkan pengeluaran energi. Tujuan • Suhu normal neonatus 36,5-37,5°C • Hipotermia: suhu tubuh di bawah 36,5°C • Hipertermia: suhu tubuh di atas 37,5°C • Lingkungan suhu netral: kondisi lingkungan dimana suhu tubuh normal dengan pengeluaran kalori dan konsumsi oksigen minimal. 1. Produksi panas berasal dari pelepasan norepinefrin yang menyebabkan metabolisme simpanan lemak coklat dan konsumsi oksigen serta glukosa, Pada saat lahir, suhu tubuh turun tiba-tiba dan stres dingin segera terjadi. 2. Kehilangan panas dapat terjadi sedemikian besar sehingga melebihi kemampuan neonatus untuk memproduksi panas dan mempertahankan keseimbangan. Cara eonatus kchlangan panas adalah melalui: • Evaporasi: Kehilangan panas ke udara ruangan dengan cara Mekanisme penguapan air dari permukaan kulit yang basah atau selaput mukosa • Konduksi: kehilangan panas dari molekul tubuh ke molekul suatu benda yang lebih dingin yang bersentuhan dengan tubuh. Terjadi jika neonatus ditempatkan pada permukaan yang dingin dan padat • Radiasi: Kehilangan panas dalam bentuk gelombang elektronik ke permukaan benda lain yang tidak bersentuhan langsung dengan tubuh • Konveksi: kehilangan panas dari molekul tubuh/kulit ke udara yang disebabkan perpindahan udara Semua mekanisme ini dapat menjadi masalah di semua ruang bayi rumah sakit. ketika udara sangat panas. neonatus dapat memperoleh panas, khususnya karena radiasi dan konveksi dari sekitarnya Etiologi 3. Hipotermia Kondisi yang berkaitan dengan hipotermia • Lingkungan dingin • Asuhan neonatus yang tidak benar segera setelah kelahiran -Pengeringan tidak memadai -Baju yang tidak memadai -Pemisahan dari ibu -Prosedur pemanasan yang tidak memadai (sebelum dan selama transport/pemindahan) • Bayi sakit dan stres 4. Hipertermia Kondisi yang berkaitan dengan hipertermia: • Suhu lingkungan tinggi • Dehidrasi • Perdarahan intrakranial • Infeksi 1. Hipotermia Pengukuran suhu neonatus mungkin tidak dapat mendeteksi perubahan dini dari stres dingin. karena neonatus pada awalnya menggunakan simpanan energi untuk mempertahankan suhu tubuhnya (suhu sentral). Tanda awal yang mungkin ditemui adaiah: • Kaki teraba dingin • Kemampuan mengisap yang lemah atau tidak dapat menyusui • Letargi dan menangis lemah • Perubahan warna kulit dari pucat dan sianosis menjadi kutis marmorata atau pletora • Takipnea dan takikardia • Tanda lanjut yang mungkin ditemui ketika hipotermia berlanjut: Tanda dan Gejala -Letargi -Apnea dan bradikardia -Terdapat risiko tinggi untuk terjadinya hipoglikemia, asidosis metabolik. sesak napas, faktor pembekuan abnormal (DIC, perdarahan intraventrikel, perdarahan pulmonum) 2. Hipertermia • Kulit hangat yang mungkin terlihat kemerahan atau merah muda pada awalnya dan kemudian pucat • Ketidakmampuan neonatus untuk berkeringat dapat merupakan bagian besar dari masalah yang terjadi • Pola yang serupa dengan hipotermia mungkin terjadi pada saat masalah berlanjut: termasuk peningkatan laju metabolik, iritabel, takikardia, dan takipnea • Dehidrasi, perdarahan intrakranial, heat stroke, dan kematian Tatalaksana 1. Pengendalian suhu Di ruang bersalin: • Memberikan lingkungan hangat yang bebas dari aliran udara • Keringkan neonatus segera • Kontak kulit ibu-bayi segera akan berperan sebagai sumber panas. Seilmuti ibu dan bayinya sekaligus atau tutupi dengan kain/baju. • Tutup kepala neonatus dengan topi Pemakaian radiant warmer jika tidak mungkin melakukan kontak kulit dengan kulit (ibu mengalami komplikasi pascanatal) • Neonatus tidak berpakaian kecuali popok dan diletakkan tepat di bawah penghangat/radiant warmer • Probe suhu tubuh harus diletakkan mendatar pada kulit, biasanya pada abdomen (daerah hipokondrium kanan) • Suhu servo harus diset pada 36,5°C • Suhu harus diukur setiap 30 menit atau atas instruksi dokter untuk menilai bahwa suhu tubuh neonatus dipertahankan dalam kisaran yang seharusnya 2. Selama perawatan dalam inkubator. penting untuk mengikuti prosedur ini: • Memastikan bahwa semua pihak yang terlibat dalam asuhan neonatus dapat menggunakan inkubator dengan benar. memantau suhu tubuh neonatus, dan menyesuaikan suhu inkubator untuk mempertahankan lingkungan suhu netral • Inkubator memerlukan pasokan listrik yang tidak terputus. staf terlatih untuk pemeliharaan/ perbaikan, tersedianya suku cadang untuk perbaikan • Jauhkan inkubator dari jendela tanpa penutup. Suhu ruang bayi harus memadai dan membuka/menutup inkubator harus diminimalkan • Ketika neonatus memerlukan perawatan dalam inkubator penting untuk mendukung ibu dan ayah bayi untuk mengunjungi dan menggendong bayinya sesering mungkin dengan memanfaatkan kontak kulit dengan kulit agar suhunya stabil. • Suhu bayi harus dipantau setiap 4 jam atau sesuai instruksi dokter untuk mempertahankan suhu tubuh 36,5°C-37,5°C • Lubang jendela inkubator sedapat mungkin harus digunakan selama asuhan neonatus dan tidak sering membuka pintu inkubator yang lebih besar Pengukuran Suhu 1. Suhu aksila • Keuntungannya mencakup penurunan risiko neonatus, kebersihan terjaga. dan pengukurannya relatif cepat serta akurat • Letakkan termometer di tengah aksila dengan lengan ditempelkan secara lembut tetapi kuat pada sisi tubuh bayi selama sekitar 5 menit • Kulit pada lokasi ini tidak bereaksi terhadap suhu rendah dengan vasokonstriksi • Meskipun suhu sedikit lebih rendah daripada suhu sentral tubuh sesungguhnya, perubahannya akan sama dengan suhu tubuh 2. Suhu rektum • Pengukuran suhu tubuh dari rektum merupakan prosedur invasif dan tidak selalu dapat diandalkan • Suhu darah yang mengalir dari ekstremitas bawah mempengaruhi suhu rektum • Jika terdapat vasokonstriksi perifer dan neonatus memusatkan sirkulasinya, darah yang dingin dari ke dua tungkai akan secara bermakna menurunkan suhu rektum yang diukur Suhu lingkungan • Setiap kamar harus memiliki termometer dinding • Jaga suhu lingkungan kamar antara 24-26°C Edukasi 1. …………………………………………………………………… 2. …………………………………………………………………… 3. …………………………………………………………………… 4. …………………………………………………………………… 5. …………………………………………………………………… Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam Ad sanationam : dubia ad bonam Ad fungsionam : dubia ad bonam Tingkat Evidens I/II/III/IV Tingkat Rekomendasi A/B/C Penelaah 1. …………………………………………………………………… Kritis 2. …………………………………………………………………… 3. …………………………………………………………………… 4. …………………………………………………………………… 5. …………………………………………………………………… Indikator 1. …………………………………………………………………… Medis 2. …………………………………………………………………… 3. …………………………………………………………………… 4. …………………………………………………………………… 5. …………………………………………………………………… Kepustakaan PONEK (Pelatihan ponek termogulasi neonatus hal 91-99)
Lingkungan Usia dan suhu berdasarkan berat badan (BB) dilihat dalam Paket Suhu Netral Pelatihan Ponek Asuhan Neonatus Esensial. (NTE)