Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah........................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan..........................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI_Toc30851438
2.1. Mikrokontroller............................................................................................3
2.2. Arduino........................................................................................................6
2.2.1. Sejarah Arduino..................................................................................7
2.2.2. Hardware Arduino..............................................................................8
2.2.3. Software Arduino................................................................................9
2.2.4. Sensor Ultrasonik..............................................................................10
2.3. Proteus........................................................................................................10
BAB III PENGOLAHAN DAN PEMBAHASAN
3.1. Rangkaian Pendeteksi Maling....................................................................12
3.2. Pembahasan................................................................................................15
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan................................................................................................16
4.2. Saran...........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penulisan laporan ini yaitu:
1. Bagaimana cara mengetahui keberadaan maling (pendeteksi maling)
menggunakan arduino dan proteus 8?
2. Bagaimana sensor ultrasonik dalam mendeteksi keberadaan maling pada
area sekitar rumah?
2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Mikrokontroller
Mikrokontroler adalah suatu chip berupa Integrated Circuit (IC) yang dapat
menerima sinyal input, mengolahnya dan memberikan sinyal output sesuai dengan
program yang diisikan ke dalamnya. Sinyal input mikrokontroler berasal dari
sensor yang merupakan informasi dari lingkungan sedangkan sinyal output
ditujukan kepada aktuator yang dapat memberikan efek ke lingkungan. Jadi
mikrokontroler dapat diibaratkan sebagai otak dari suatu perangkat/produk yang
mempu berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
Mikrokontroler pada dasarnya adalah komputer dalam satu chip, yang di
dalamnya terdapat mikroprosesor, memori, jalur Input/Output (I/O) dan perangkat
pelengkap lainnya. Kecepatan pengolahan data pada mikrokontroler lebih rendah
jika dibandingkan dengan PC. Pada PC kecepatan mikroprosesor yang digunakan
saat ini telah mencapai orde GHz, sedangkan kecepatan operasi mikrokontroler
pada umumnya berkisar antara 1 – 16 MHz. Begitu juga kapasitas RAM dan
ROM pada PC yang bisa mencapai orde Gbyte, dibandingkan dengan
mikrokontroler yang hanya berkisar pada orde byte/Kbyte. Meskipun kecepatan
pengolahan data dan kapasitas memori pada mikrokontroler jauh lebih kecil jika
dibandingkan dengan komputer personal, namun kemampuan mikrokontroler
sudah cukup untuk dapat digunakan pada banyak aplikasi terutama karena
ukurannya yang kompak. Mikrokontroler sering digunakan pada sistem yang tidak
terlalu kompleks dan tidak memerlukan kemampuan komputasi yang tinggi.
(Sumber: Budiharto,2004:14)
Chip merupakan perkembangan dari IC, dimana chip berisikan rangkaian
elektronika yang dibuat dari artikel silicon yang mampu melakukan proses logika.
Chip berfungsi sebagai media penyimpan program dan data, karena pada sebuah
chip tersedia RAM dimana data dan program ini digunakan oleh logic chip dalam
menjalankan prosesnya. Chip lebih di identikkan dengan dengan kata
mikroprocesor. Mikroprocesor adalah bagian dari Central Processing Unit (CPU)
yang terdapat pada computer tanpa adanya memory, I/O yang dibutuhkan oleh
3
sebuah system yang lengkap. Selain mikroprocesor ada sebuah chip lagi yang
dikenal dengan nama mikrokomputer. Berbeda dengan mikroprocesor, pada
mikrokomputer ini telah tersedia I/O dan memory. Dengan kemajuan teknologi
dan dengan perkembangan chip yang pesat sehingga saat ini didalam sekeping
chip terdapat CPU memory dan control I/O. Chip jenis ini sering disebut
microcontroller. Mikrokontroller merupakan sebuah sistem komputer di mana
seluruh atau sebagian besar elemennya dikemas dalam satu chip IC (Integrated
Circuit), sehingga sering disebut single chip microcomputer. Mikrokontroller ini
juga merupakan sebuah sistem komputer yang memiliki satu atau beberapa tugas
yang spesifik, berbeda dengan PC yang memiliki beragam fungsi. Perbedaan yang
lain adalah perbandingan RAM dan ROM yang sangat besar antara
mikrokontroller dengan komputer.
Dalam mikrokontroller ROM jauh lebih besar dibanding RAM, sedangkan
dalam komputer atau PC RAM jauh lebih besar dibanding ROM. Mikrokontroller
memiliki kemampuan untuk mengolah serta memproses data sekaligus juga dapat
digunakan sebagai unit kendali, maka dengan sekeping chip yaitu mikrokontroller
kita dapat mengendalikan suatu alat. Mikrokontroller mempunyai perbedaan
dengan mikroprosesor dan mikrokomputer. Suatu mikroprosesor merupakan
bagian dari CPU tanpa memori dan I/O pendukung dari sebuah komputer,
sedangkan mikrokontroller umumnya terdiri atas CPU, memory, I/O tertentu dan
unit – unit pendukung lainnya. Pada dasarnya terdapat perbedaan sangat mencolok
antara mikrokontroller dan mikroprosesor serta mikrokomputer yaitu pada
aplikasinya, karena mikrokontroller hanya dapat digunakan pada aplikasi tertentu
saja. Kelebihan lainnya yaitu terletak pada perbandingan Random Access Memory
(RAM) dan Read Only Memory (ROM). Sehingga ukuran board mikrokontroller
menjadi sangat ringkas atau kecil, dari kelebihan yang ada terdapat keuntungan
pemakaian mikrokontroller dengan mikroprocesor yaitu pada mikrokontroller
sudah terdapat RAM dan peralatan I/O pendukung sehingga tidak perlu
menambahnya lagi. Pada dasarnya struktur dari mikroprocesor memiliki
kemiripan dengan mikrokontroller. Mikrokontroller biasanya dikelompokkan
dalam satu keluarga, masingmasing mikrokontroler memiliki spesifikasi tersendiri
namun cocok dalam pemrogramannya misalnya keluarga MCS-51 yang
4
diproduksi ATMEL seperti AT89C51, AT89S52 dan lainnya sedangkan keluarga
AVR seperti Atmega 8535 dan lain sebagainya.
Adapun macam-macam Mitrokontroller yaitu:
1. Mikrokontroler ATMega32U4
ATmega32U4 adalah mikrokontroller keluaran dari atmel yang
mempunyai arsitektur RISC (Reduce Instruction Set Computer) yang dimana
setiap proses eksekusi data lebih cepat dari pada arsitektur CISC (Completed
Instruction Set Computer). Mikrokontroller ATmega32U4 memiliki arsitektur
Harvard, yaitu memisahkan memori untuk kode program dan memori untuk data
sehingga dapat memaksimalkan kerja dan parallelism.
2. Arsitektur ATMega32U4
Mikrokontroller ATmega32U4 memiliki arsitektur Harvard, yaitu
memisahkan memori untuk kode program dan memori untuk data sehingga dapat
memaksimalkan kerja dan parallelism.
a. Instruksi – instruksi dalam program dieksekusi dalam satu alur
tunggal, dimana pada saat satu instruksi dikerjakan instruksi
berikutnya sudah diambil dari memori program. Konsep inilah yang
memungkinkan instruksi – instruksi dapat dieksekusi dalam setiap
satu siklus clock.
b. 32 x 8-bit register serba guna digunakan untuk mendukung operasi
pada ALU ( Arithmatic Logic unit ) yang dapat dilakukan dalam satu
siklus. 6 dari register serbaguna ini dapat digunakan sebagai 3 buah
register pointer 16-bit pada mode pengalamatan tak langsung untuk
mengambil data pada ruang memori data. Ketiga register pointer 16-
bit ini disebut dengan register X (gabungan R26 dan R27), register Y
(gabungan R28 dan R29), dan register Z (gabungan R30 dan R31).
c. Hampir semua instruksi AVR memiliki format 16-bit. Setiap alamat
memori program terdiri dari instruksi 16-bit atau 32-bit. Selain
register serba guna di atas, terdapat register lain yang terpetakan
dengan teknik memory mapped I/O selebar 64 byte. Beberapa
register ini digunakan untuk fungsi khusus antara lain sebagai register
control Timer/ Counter, Interupsi, ADC, USART, SPI, EEPROM,
5
dan fungsi I/O lainnya. Register – register ini menempati memori
pada alamat 0x20h – 0x5Fh
2.2. Arduino
Arduino adalah sistem purnarupa elektronika (electronic prototyping
platform) berbasis open-source yang fleksibel dan mudah digunakan baik dari sisi
perangkat keras/hardware maupun perangkat lunak/software. Di luar itu, kekuatan
utama arduino adalah jumlah pemakai yang sangat banyak sehingga tersedia
pustaka kode program (code library) maupun modul pendukung (hardware
support modules) dalam jumlah yang sangat banyak. Hal ini memudahkan para
pemula untuk mengenal dunia mikrokontroler. Arduino didefinisikan sebagai
sebuah platform elektronik yang open source, berbasis pada software dan
hardware yang fleksibel dan mudah digunakan, yang ditujukan untuk seniman,
desainer, hobbies dan setiap orang yang tertarik dalam membuat sebuah objek
atau lingkungan yang interaktif (Sumber: Artanto,2012:1).
Arduino sebagai sebuah platform komputasi fisik (Physical Computing)
yang open source pada board input ouput sederhana, yang dimaksud dengan
platform komputasi fisik disini adalah sebuah sistem fisik yang interaktif dengan
penggunaan software dan hardware yang dapat mendeteksi dan merespon situasi
dan kondisi. Kelebihan arduino dari platform hardware mikrokontroller lain
adalah:
6
5. Biaya hardware cukup murah, sehingga tidak terlalu menakutkan untuk
membuat kesalahan.
7
perakitan jauh lebh efisien. Para desainer hanya tinggal membuat software untuk
mendayagunakan rancang hardware yang ada. Software jauh lebih mudah untuk
dimodifikasi tanpa harus memindahkan kabel. Saat ini arduino sangat mudah
dijumpai dan ada beberapa perusahaan yang mengembangkan sistem hardware
open source ini. (Sumber: Djuandi,2011:4).
8
Sejumlah pin yang sebenarnya merupakan pin digital tetapi sejumlah pin
tersebut dapat diprogram kembali menjadi pin output analog dengan cara
membuatnya pada program IDE. Papan arduino dapat mengambil daya dari
USB port pada komputer dengan menggunakan USB charger atau dapat
pula mengambil daya dengan menggunakan suatu AC adapter dengan
tegangan 9 volt. Jika tidak terdapat power supply yang melalu AC adapter,
maka papan arduino akan kembali mengambil daya dari USB port. Tetapi
apabila diberikan daya melalui Ac adapter secara bersamaan dengan USB
port maka papan arduino akan mengambil daya melalui Ac adapter secara
otomatis. (Sumber: Istiyanto, 2014:19)
9
2. Verify Mengecek kode sketch yang error sebelum mengupload ke board
arduino.
3. Uploader Sebuah modul yang memuat kode biner dari komputer ke dalam
memori di dalam papan arduino.
2.3. Proteus
10
Proteus merupakan gabungan dari program ISIS dan ARES. Dengan
penggabungan kedua program ini maka skematik rangkaian elektronika dapat
dirancang serta disimulasikan dan dibuat menjadi layout PCB. ISIS Singkatan
dari Intelligent Schematic Input System dan merupakan salah satu program
simulasi yang terintegrasi dengan Proteus dan menjadi program utamanya. ISIS
dirancang sebagai media untuk menggambar skematik rangkaian elektronik yang
sesuai dengan standart internasional.
Dalam ISIS juga dimasukkan sebuah program ProSPICE yang berguna
untuk menyimulasikan skematik rangkaian, sehingga ISIS dapat menjadi program
simulator rangkaian elektronika yang interaktif. ProSPICE dirancang berdasarkan
standar bahasa pemrograman SPICE3F5, sehingga mampu mensimulasikan
rangkaian gabungan dari komponen analog dan digital secara interaktif yang
dikenal dengan istilah Interactive Mixed Mode Circuit Simulator.
ISIS dapat menyimulasikan berbagai jenis mikroprosesor dan
mikrokontroler, termasuk mikrokontroler keluarga AVR. Diharapkan dengan
menggunakan program simulasi ini maka perancangan rangkaian berbasis
mikrokontroler dapat lebih mudah dilakukan serta mengurangi biaya produksi dan
menghemat waktu. ISIS dilengkapi program compiler, sehingga dapat
mengkompilasi file kode sumber seperti Assembly menjadi file Hex sehingga
nantinya dapat digunakan oleh mikrokontroler yang sebenarnya.
11
BAB III
PENGOLAHAN DAN PEMBAHASAN
Pada gambar diatas terdapat inputan yang dipilih yaitu: LED Merah, LED
Biru, LED Hijau, Pot-HG, arduino uno, LCD LM016L, sensor ultrasonik, dan
virtual terminal.
12
2. Melakukan penyambungan kabel kebel yang telah tertera sesuai dengan
prosedur dalam rangkaian pendeteksi maling. Berikut adalah rangkaian
pendeteksi maling pada software proteus 8.
13
Gambar 3.4. Coding Pada Papan Arduino (Lanjutan)
Sumber: Software Arduino
14
Gambar 3.6. Hasil Rangkaian Pendeteksi Maling
Sumber: Software Proteus 8
3.2. Pembahasan
Pada rangkaian pendeteksi maling yang menggunakan software proteus 8
dan untuk pengcodingan melalui software arduino. Inputan pada rangkaian sesuai
dengan yang diperlukan dalam proses pembuatan rangkaian pendeteksi maling.
Terdapat kriteria pada saat pemasukan coding dimana pada saat distance lebih dari
200 cm dan 100 cm. Terdapat ada 2 yang akan muncul di papan LCD yaitu Ada
Orang dan Maling.
15
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berikut kesimpulan dari penulisan laporan ini yaitu:
1. Cara mendeteksi maling menggunakan software Proteus 8 dan software
Arduino untuk proses pengcodingan. Pada software proteus adapun
inputan-inputan yang telah tersedia pada software proteus 8 dalam
mendukung rangkaian pendeteksi maling yaitu LED Merah, LED Biru,
LED Hijau, Pot-HG, arduino uno, LCD LM016L, sensor ultrasonik, dan
virtual terminal. Pada software Arduino sebagai tempat coding yang
akan di paste kan ke arduino yang tertera pda proteus.
2. Sensor ultrasonik yang digunakan dalam pembuatan rangkaian
pendeteksi maling untuk mengukur jarak adalah sinyal dipancarkan oleh
pemancar ultrasonik. Sinyal yang dipancarkan akan merambat sebagai
gelombang bunyi dengan kecepatan 340m/s. Dimana s merupakan jarak
antara sensor ultrasonik dengan benda dan t adalah selisih antara waktu
pemancaran gelombang oleh transmitter dan waktu ketika gelombang
pantul diterima receiver.
4.2. Saran
Adapun saran yang dapat saya sampaikan yaitu butuhnya perbaikan
mengenai laporan dan lebih teliti pada saat codding nya.
16
DAFTAR PUSTAKA
17