Anda di halaman 1dari 59

1

Laporan Kerja Praktek


Fly Over Tandes, Surabaya

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Kerja Praktek


Teknik sipil adalah salah satu cabang ilmu Teknik yang mempelajari tentang
bagaimana merencanakan, membangun, dan merenovasi infrastruktur. Teknik sipil
mempunyai ruang lingkup yang luas, didalamnya terdapat pengetahuan tentang
matematika, fisika, kimia, biologi, geologi, lingkungan hingga komputer yang
mempunyai peranannya masing-masing.
Jurusan Teknik Sipil FTSP-ITS merupakan salah satu pelaksana pendidikan
Program Sarjana Strata-1 (S1) bidang Teknik Sipil yang mempunyai tugas pokok
melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi yakni pendidikan, penelitian dan
pengabdian pada masyarakat. Jurusan Teknik Sipil ITS berpegang pada kurikulum serta
peraturan-peraturan akademik yang berlaku di ITS. Kurikulum Jurusan Teknik Sipil
disusun dengan mengikuti perkembangan ilmu Teknik Sipil dan pembangunan nasional.
Peraturan akademik dibuat untuk memperlancar jalannya pelaksanaan program
pendidikan.
Untuk mencapai hasil yang optimal dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, dibutuhkan kerjasama dan jalur komunikasi yang baik antara perguruan
tinggi, konstruksi, instansi pemerintah dan swasta. Kerjasama ini dapat dilaksanakan
dengan penukaran informasi antara masing-masing pihak tentang korelasi antara ilmu di
perguruan tinggi dan penggunaan di dunia industri maupun konstruksi.
Pendidikan Strata-1 Teknik Sipil ITS diberikan dalam bentuk kuliah, praktikum di
laboratorium, dan kerja praktik di lapangan. Kuliah dan latihan ditujukan untuk
memberi pengetahuan untuk teori dari ilmu Teknik Sipil. Praktikum untuk memberi
gambaran tentang kejadian di lapangan. Sedangkan kerja praktek di lapangan untuk
menunjang teori yang telah diberikan dalam kuliah dan latihan.
Kerja praktek ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh oleh setiap
mahasiswa teknik sipil ITS untuk menyelesaikan studinya pada Jurusan Teknik Sipil
ITS Surabaya. Dengan adanya kerja praktek ini akan menambah wawasan tentang dunia
kerja teknik sipil dan menunjukkan aplikasi ilmu keteknik-sipilan di lapangan. Dunia
kerja teknik sipil tidak bisa digambarkan lewat bangku kuliah. Dengan melakukan kerja
praktek, diharapkan mahasiswa tersebut dapat mengetahui penerapan teori yang telah
diperoleh di perkuliahan di lapangan.

Muhammad Abrar V (3111100049) Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Iveth Fahrizal Z (3111100065) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
2
Laporan Kerja Praktek
Fly Over Tandes, Surabaya

Dalam kegiatan kerja praktik ini para mahasiswa diberikan kebebasan dalam
memilih proyek. Kegiatan Kerja Praktek ini dilakukan selama 2 bulan setiap minggu
26-40 jam atau 3 bulan setiap minggu 18-27 jam dengan bobot 2 sks. Seluruh kegiatan
kerja praktik yang kami lakukan berada dibawah pantauan dari kontraktor pembangunan
Flyover Tandes, PT. PP (Persero) Tbk. Diperkirakan bahwa proses pembangunan
flyover pada saat memulai KP ± mencapai 60%.

I.2. MAKSUD DAN TUJUAN KERJA PRAKTEK


Penulisan laporan kerja praktek ini bertujuan untuk melaporkan kegiatan yang
dilakukan selama pembangunan Flyover Tandes. Pekerjaan bekisting, penulangan dan
pengecoran akan menjadi objek kerja praktik sehingga diharapkan mahasiswa dapat
mengetahui tata cara pelaksanaan konstruksi tersebut.
Selain itu tujuan laporan ini adalah untuk mengetahui kendala-kendala yang
sering terjadi selama pelaksanaan, faktor yang menyebabkan timbulnya masalah serta
bagaimana cara mengantisipasinya dilapangan.
Sedangkan tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kerja praktek di Proyek
Pembangunan Flyover Tandes ini antara lain :
1. Mendapatkan kesesuaian antara teori yang didapat di bangku kuliah dengan
pelaksanaan yang ada di lapangan
2. Mendapatkan informasi mengenai permasalahan di lapangan beserta
penyelesaiannya.
3. Melatih daya pikir mahasiswa dalam menyikapi permasalahan yang sering muncul
di lapangan.
4. Mempelajari sistem manajemen proyek yang diterapkan.
5. Mendapatkan pengalaman kerja, melatih serta meningkatkan kemampuan
berkomunikasi.

I.3. PESERTA KERJA PRAKTEK


Peserta Kerja Praktek di Proyek Flyover Tandes ini terdiri dari 8 mahasiswa Tenik Sipil
ITS yang terbagi dalam 4 kelompok.

Muhammad Abrar V (3111100049) Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Iveth Fahrizal Z (3111100065) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
3
Laporan Kerja Praktek
Fly Over Tandes, Surabaya

I.4. WAKTU DAN TEMPAT KERJA PRAKTEK


Proyek Flyover Tandes ini berlokasi di Jl. Manukan Kulon, Banjarsugihan, Tandes,
Surabaya. Kerja Praktek ini dilaksanakan pada tanggal 30 Juni – 29 Agustus 2014 mulai
pukul 09.00 – 15.00 WIB atau 19.00 – 23.00 WIB khusus untuk pekerjaan pengecoran.
Karena mahasiswanya banyak, maka dilakukan pembagian hari kerja. Akan tetapi bisa
menyesuaikan tergantung kepentingan kelompok dan kegiatan yang sedang berlangsung saat
itu. Pembagian hari kerja dapat dilihat pada tabel berikut:

Nama Minggu ke 1 & Minggu ke 2 & Minggu ke 3 & Minggu ke 4 &


Kelompok 5 6 7 8
Kelompok 1 Senin, Rabu, Selasa, Kamis, Selasa, Kamis, Senin, Rabu,
Jum’at Jum’at Jum’at Jum’at
Kelompok 2 Senin, Rabu, Senin, Rabu, Selasa, Kamis, Selasa, Kamis,
Jum’at Jum’at Jum’at Jum’at
Kelompok 3 Selasa, Kamis, Senin, Rabu, Senin, Rabu, Selasa, Kamis,
Jum’at Jum’at Jum’at Jum’at
Kelompok 4 Selasa, Kamis, Selasa, Kamis, Senin, Rabu, Senin, Rabu,
Jum’at Jum’at Jum’at Jum’at

Tabel 1 Pembagian Hari Kerja Praktek

Muhammad Abrar V (3111100049) Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Iveth Fahrizal Z (3111100065) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
4
Laporan Kerja Praktek
Fly Over Tandes, Surabaya

I.5. Metodologi Kerja Praktek


Kerja praktek dilakukan di proyek pembangunan Flyover Tandes berlokasi di
Jalan Manukan Kulon, Banjarsugihan, Tandes, Surabaya. Pelaksanaan kerja praktek
dimulai pada tanggal 30 Juni 2014 selama 2 bulan.
Metodologi yang dipakai dalam pelaksanaan kerja praktik ini meliputi:
1. Pengamatan di lapangan.
Pengamatan yang dilakukan meliputi jenis pekerjaan, metode pelaksanaan, dan
pemecahan masalah yang terjadi di lapangan.

2. Asistensi.
Asistensi dilakukan kepada Dosen Pembimbing kerja praktik di Jurusan Teknik
Sipil ITS Surabaya dan pembimbing lapangan. Konsultasi ini dilakukan untuk
membantu memecahkan permasalahan yang ada di lapangan dan untuk melihat
kesesuaian antara teori dan praktik di lapangan.

3. Studi literatur.
Studi literatur adalah mempelajari buku-buku atau literatur-literatur untuk
mempelajari teori-teori yang telah didapat di perkuliahan untuk dibandingkan
dengan kenyataan pelaksanaan di lapangan.

4. Penulisan laporan Kerja Praktek.


Penyusunan laporan ini dibuat berdasarkan hasil pengamatan terhadap pekerjaan
struktur yang berlangsung selama kerja praktek. Laporan ini yang nantinya akan
dikonsultasikan dan disetujui oleh pembimbing lapangan dari PT. PP (Persero) Tbk
maupun dosen pembimbing di Jurusan Teknik Sipil ITS Surabaya.

Muhammad Abrar V (3111100049) Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Iveth Fahrizal Z (3111100065) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
5
Laporan Kerja Praktek
Fly Over Tandes, Surabaya

BAB II
GAMBARAN UMUM PROYEK

2. 1. Deskripsi Proyek

Proyek Pembangunan Fly Over Tandes terletak di Desa Banjarsugihan, Kecamatan


Tandes, Surabaya. Proyek Pembangunan Fly Over ini dilatarbelakangi adanya rencana
pembangunan perumahan di daerah Tandes oleh PT. Pakuwon Jati, Tbk. Dikarenakan
lokasi perumahan yang dekat dengan stasiun kereta api, para pengguna jalan yang hendak
pergi ke perumahan tersebut harus melintasi perlintasan kereta api. Oleh karena itu,
direncanakan jalan akses berupa jalan layang / flyover yang melewati perlintasan kereta
api tersebut untuk menjamin keselamatan dan memberikan kenyamanan para penghuni
perumahan. Selain itu pembangunan Fly Over ini juga bertujuan untuk memperlancar arus
lalu lintas dari dan ke kawasan perumahan milik PT. Pakuwon Jati, Tbk serta untuk
mengatasi resiko kemacetan yang mungkin terjadi di sekitar Jalan Manukan Kulon,
Banjarsugihan, Tandes, Surabaya.

Gambar 2.1 Lokasi Proyek Pembangunan Fly Over Tandes

Muhammad Abrar V (3111100049) Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Iveth Fahrizal Z (3111100065) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
6
Laporan Kerja Praktek
Fly Over Tandes, Surabaya

2.2 Perspektif Proyek

Gambar 2.2 Perspektif Proyek Pembangunan Fly Over Tandes

Muhammad Abrar V (3111100049) Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Iveth Fahrizal Z (3111100065) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
7
Laporan Kerja Praktek
Fly Over Tandes, Surabaya

Gambar 2.3 Lay Out memanjang Jembatan

Gambar 2.4 Tampak atas Jembatan

Muhammad Abrar V (3111100049) Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Iveth Fahrizal Z (3111100065) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
8
Laporan Kerja Praktek
Fly Over Tandes, Surabaya

2.3. Data Umum Proyek

1. Nama Proyek : Pembangunan Fly-Over Tandes


2. Jenis Proyek : Sipil Jembatan
3. Owner : PT. Pakuwon Jati, Tbk.
4. Konsultan Pengawas : CV. Manajamen Konstruksi Utama
5. Lokasi Proyek : Desa Banjarsugihan, Kecamatan Tandes
Surabaya, Jawa Timur
6. Waktu Pelaksanaan : 365 hari (30 September 2014 – 29 September 2014)
7. Waktu Pemeliharaan : 365 hari (30 September 2014 – 29 September 2015)
8. Nilai Kontrak Awal : Rp 74.258.338.846,-
9. VO Proyek : Rp 4.965.972.008,-
10. Kasablanka : Rp 4.620.002.729,-
11. Nilai Kontrak Add 1 : Rp 83.844.313.584,-
12. Jenis Kontrak : Lump Sump Fix Price

2.4. Data Teknis Proyek

1. Type Fly-Over : Jembatan Beton Girder dan Pile Slab


2. Panjang Fly-Over : 533 meter
a. PCI Girder : (6 span x 25 meter) + (1 span x 50 meter)
b. Slab on pile : 5 meter x 50 span
c. Timbunan : 2 x 48,8 meter
3. Lebar Fly-Over : 26,5 meter
4. Jenis Pondasi : Tiang Pancang Beton 50 cm
5. Lantai Fly-Over : Lantai Beton K-350 dan AC-WC

Muhammad Abrar V (3111100049) Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Iveth Fahrizal Z (3111100065) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
9
Laporan Kerja Praktek
Fly Over Tandes, Surabaya

2.5. Kondisi Awal Proyek pada Awal Kerja Praktek


Pada pertama kali kami masuk Kerja Praktek, Pembangunan Fly Over Tandes,
Surabaya ini sudah sampai pada tahap pekerjaan struktur bagian atas di masing-
masing sisi samping Fly Over (bagian Fly Over yang menggunakan PCI Girder 25
meter) sedangkan bagian tengahnya (bagian Fly Over yang menggunakan PCI Girder
50 meter) masih mengalami kendala pada pengerjaan kolomnya.

2.6. Ruang Lingkup Proyek

A. Pekerjaan Persiapan
 Project Management
 Mob Demob
 Persiapan Lapangan
 Perijinan
 Fasilitas Proyek, dll

B. Pekerjaan Galian & Timbunan

 Pekerjaan Galian = 3174 m3


 Pekerjaan Urugan = 7845 m3
 Perataan Tanah = 5908 m3

C. Pekerjaan Pemancangan

 Supply Tiang Pancang = 15368 m (1072 batang)


 Pemancangan = 14252 m (432 titik)
 Static Loading Test = 4 Titik

Muhammad Abrar V (3111100049) Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Iveth Fahrizal Z (3111100065) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
10
Laporan Kerja Praktek
Fly Over Tandes, Surabaya

D. Pekerjaan Bawah Jembatan

 Beton Pondasi Pilar = 1.044 m3 (K-350)


 Beton Badan Pilar = 375 m3 (K-350)
 Beton Kepala Pilar = 542 m3 (K-350)
 Beton Abutment = 294 m3 (K-350)
 Lean Concrete = 73 m3 (K-125)
 Sand Beding = 105 m3
 Angkur = 316 buah

E. Pekerjaan Atas Jembatan

 PCI Girder L.50 = 14 buah


 PCI Girder L.25 = 72 buah
 Diafragma = 267 buah
 Bearing Pad = 172 buah
 Plat Lantai Beton = 2.280 m3 (K-350)
 Pengaspalan = 12.101 m2 (ACWC & ATB)
 Lapis Pondasi Agg = 4.150 m2 (Kelas A & B)

F. Pekerjaan Bangunan Pelengkap

 Railling Jembatan = 2.205 m


 Median & Trotoar = 2.210 m / 2.432 m2
 Dinding Penahan = 130 m3
 PJU = 16 buah

Muhammad Abrar V (3111100049) Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Iveth Fahrizal Z (3111100065) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
11
Laporan Kerja Praktek
Fly Over Tandes, Surabaya

Gambar 2.3 Diagram Bobot Pekerjaan

2.7. Struktur Organisasi

Bagan struktur organisasi proyek Fly-Over Tandes Surabaya

Muhammad Abrar V (3111100049) Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Iveth Fahrizal Z (3111100065) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
12
Laporan Kerja Praktek
Fly Over Tandes, Surabaya

Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kontraktor Proyek FO Tandes

Gambar 2.5 Struktur Organisasi MKU Proyek FO Tandes

Muhammad Abrar V (3111100049) Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Iveth Fahrizal Z (3111100065) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
13
Laporan Kerja Praktek
Fly Over Tandes, Surabaya

2.8. Flowchart Tahapan Pelaksanaan Proyek

2.7.1 General Flowchart

Gambar 2.6 General Flowchart Pembangunan Fly Over Tandes

Muhammad Abrar V (3111100049) Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Iveth Fahrizal Z (3111100065) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
14
Laporan Kerja Praktek
Fly Over Tandes, Surabaya

2.7.2 Flowchart Pengerjaan Struktur Bawah

Gambar 2.7 Flowchart Pengerjaan Struktur Bawah

Muhammad Abrar V (3111100049) Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Iveth Fahrizal Z (3111100065) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
15
Laporan Kerja Praktek
Fly Over Tandes, Surabaya

2.7.3 Flowchart Pengerjaan Struktur Atas

Gambar 2.8 Flowchart Pengerjaan Struktur Atas

Muhammad Abrar V (3111100049) Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Iveth Fahrizal Z (3111100065) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
16
Laporan Kerja Praktek
Fly Over Tandes, Surabaya

BAB III

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

3.1. Hakikat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi


pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan
kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh setiap perusahaan.
Kesehatan kerja merupakan usaha melindungi karyawan dari segala hal yang dapat
merugikan kesehatan akibat kerja. Berikut hal – hal yang perlu dilakukan :
1. Pemeriksaan Kesehatan Karyawan
a. Pekerja baru (kondisi awal)
b. Pekerja lama (memantau kesehatan) :
 1 tahun sekali tambang di permukaan
 6 bulan sekali tambang di underground
2. Pemerikasaan Lingkungan Kerja
a. Debu (mengganggu saluran pernapasan)
b. Bising (mengganggu fungsi pendengaran)
c. Pencahayaan (mengganggu daya penglihatan)
d. Getaran (mengganggu fungsi persendian)
e. Gas beracun dan berbahaya (kemungkinan mematikan manusia)
3. Kondisi Ergonomi
a. Tempat duduk
b. Alat kerja
c. Dimensi tempat kerja

Keselamatan kerja sendiri pada hakikatnya merupakan usaha dalam melakukan pekerjaan
tanpa kecelakaan, memberikan suasana lingkungan kerja yang aman sehingga dicapailah hasil
yang menguntungkan dan bebas dari segala macam bahaya.

Muhammad Abrar V (3111100049) Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Iveth Fahrizal Z (3111100065) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
17
Laporan Kerja Praktek
Fly Over Tandes, Surabaya

Keselamatan kerja bertujuan untuk mengawasi dan mencegah, mengurangi, bahkan


menihilkan risiko kecelakaan kerja (zero accident), mencegah terjadinya kerugian/ kerusakan
pada alat, material maupun hasil produksi dan menciptakan lingkungan kerja yang aman dan
nyaman sehingga tidak terjadi kecelakaan. Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai
upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang menghabiskan banyak
biaya (cost) perusahaan, melainkan harus dianggap sebagai bentuk investasi jangka panjang
yang memberi keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan datang.

Pada prinsipnya, K3 menjadikan setiap pekerjaan dapat dilakukan dengan selamat, yaitu
mengetahui dengan benar pekerjaan apa yang akan dilakukan, bagaimana langkah –
langkahnya, bahaya – bahayanya, dan cara mencegah/ mengendalikan bahaya tersebut.
Caranya dengan menganalisa kemungkinan – kemungkinan kecelakaan yang bisa jadi terjadi,
mengetahui apa sebabnya dan menemukan bagaimana cara mencegahnya.

Berikut beberapa tujuan dan sasaran K3 yang ingin dicapai pada pelaksanaan proyek
Fly Over Tandes ini :
1. Menjamin agar dalam pelaksanaan proyek tidak terjadi kecelakaan dan penyakit akibat
kerja
2. Menjamin produktivitas tidak terganggu
3. Menuju kondisi zero accident

Beberapa tujuan K3 tersebut diimplementasikan dengan :


1. Membentuk tim safety secara periodik untuk melaksanakan inspeksi
2. Tindakan langsung di lapangan untuk hal-hal yang membahayakan
3. Laporan dan record hasil safety patrol untuk dibahas dalam SHE Meeting

Muhammad Abrar V (3111100049) Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Iveth Fahrizal Z (3111100065) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
18
Laporan Kerja Praktek
Fly Over Tandes, Surabaya

Dalam pelaksanaan proyek Fly Over Tandes ini, PT. Pembangunan Perumahan, Tbk
yang bekerja sama dengan PT. Pakuwon Jati, Tbk dan CV. Manajamen Konstruksi Utama
telah menyediakan beberapa peralatan dan tanggap darurat yang harus dilakukan saat terjadi
kecelakaan kerja. Hal ini dilakukan untuk menjamin terciptanya keselamatan dan kesehatan
kerja. Peralatan dan tanggap darurat tersebut harus digunakan dan dipatuhi oleh seluruh pihak
yang terkait dalam proyek. Pada bab ini akan diuraikan mengenai peralatan serta tanggap
darurat yang disediakan oleh PT. Pembangunan Perumahan, Tbk dalam pembangunan proyek
Fly Over Tandes.

3.2 . Lingkup Perlindungan K3

Untuk memberikan perlindungan terhadap pelaku konstruksi yang terlibat di dalam


proyek Fly Over Tandes, maka diberikan standard dan ketentuan dalam penerapannya di
lokasi konstruksi. Untuk perlindungan diri meliputi beberapa perlengkapan sebagai upaya
untuk melindungi pekerja dari kecelakaan di dalam proyek. Perlengkapan yang digunakan
yaitu :

a. Sepatu Kerja
Sepatu kerja (safety shoes) merupakan perlindungan terhadap kaki. Setiap pekerja konstruksi
perlu memakai sepatu dengan sol yang tebal supaya bisa bebas berjalan dimana-mana tanpa
terluka oleh benda-benda tajam atau kemasukan oleh kotoran dari bagian bawah. Bagian
muka sepatu harus cukup keras supaya kaki tidak terluka kalau tertimpa benda dari atas.

Gambar 3.1 Sepatu Kerja

Muhammad Abrar V (3111100049) Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Iveth Fahrizal Z (3111100065) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
19
Laporan Kerja Praktek
Fly Over Tandes, Surabaya

b. Safety Helmet

Helm (safety helmet) sangat penting digunakan sebagai pelindung kepala, dan sudah
merupakan keharusan bagi setiap pekerja konstruksi untuk menggunakannya dengan benar
sesuai peraturan. Helm ini diguakan untuk melindungi kepala dari bahaya yang berasal dari
atas, misalnya saja ada benda, baik peralatan atau material konstruksi yang jatuh dari atas.
Berikut gambar helm yang digunakan pada pelaksanaan proyek Fly Over Pasar Tandes.

Gambar 3.2 Safety Helmet

c. Sarung Tangan

Sarung tangan sangat diperlukan untuk beberapa jenis pekerjaan. Tujuan utama penggunaan
sarung tangan adalah melindungi tangan dari benda-benda keras dan tajam selama
menjalankan kegiatan konstruksi. Salah satu kegiatan yang memerlukan sarung tangan adalah
mengangkat besi tulangan atau kayu. Pekerjaan yang sifatnya berulang seperti mendorong
gerobak cor secara terus-menerus dapat mengakibatkan lecet pada tangan yang bersentuhan
dengan besi pada gerobak sehingga sarung tangan juga diperlukan dalam hal ini.

Muhammad Abrar V (3111100049) Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Iveth Fahrizal Z (3111100065) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
20
Laporan Kerja Praktek
Fly Over Tandes, Surabaya

Gambar 3.3 Sarung Tangan

d. Sabuk Pengaman

Sabuk pengaman digunakan para pekerja saat pengerjaan pada ketinggian tertentu dan pada
posisi yang membahayakan. Misalnya saat pemasangan scaffolding. Fungsi utama tali sabuk
pengaman ini adalah menjaga seorang pekerja dari kecelakaan kerja pada saat bekerja.

Gambar 3.4 Sabuk Pengaman

Muhammad Abrar V (3111100049) Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Iveth Fahrizal Z (3111100065) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
21
Laporan Kerja Praktek
Fly Over Tandes, Surabaya

e. Rompi kerja

Rompi kerja berfungsi sebagai penanda bagi para pekerja yang sedang bekerja di lapangan
atau juga saat kerja malam.

Gambar 3.5 Rompi Kerja

f. Kacamata Kerja

Kacamata pengaman digunakan untuk melidungi mata dari debu kayu, batu, atau serpih besi
yang beterbangan di tiup angin. Mengingat partikel-partikel debu berukuran sangat kecil yang
terkadang tidak terlihat oleh mata. Oleh karenanya mata perlu diberikan perlindungan.
Biasanya pekerjaan yang membutuhkan kacamata adalah pekerjaan mengelas.

Gambar 3.6 Kacamata Kerja

Muhammad Abrar V (3111100049) Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Iveth Fahrizal Z (3111100065) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
22
Laporan Kerja Praktek
Fly Over Tandes, Surabaya

g. Masker

Pelindung bagi pernapasan sangat diperlukan untuk pekerja konstruksi mengingat kondisi
lokasi proyek itu sendiri dimana berbagai material konstruksi berukuran besar sampai sangat
kecil yang merupakan sisa dari suatu kegiatan konstruksi dapat beterbangan dan terhirup oleh
kita sehingga dapat mengganggu saluran pernapasan.

Gambar 3.7 Masker

Muhammad Abrar V (3111100049) Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Iveth Fahrizal Z (3111100065) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
23
Laporan Kerja Praktek
Fly Over Tandes, Surabaya

Selain peralatan kerja yang diuraikan diatas juga dibutuhkan rambu-rambu untuk
mengingatkan para pekerja tentang peringatan atau peraturan-peraturan yang harus dipatuhi
dalam proyek pembagunan Fly Over Tandes. Beberapa papan rambu pengingat terletak di
berbagai titik di dalam proyek. Berikut beberapa gambar rambu yang terletak di proyek Fly
Over Pasar Tandes.

Gambar 3.8 Safety Sign Proyek

Muhammad Abrar V (3111100049) Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Iveth Fahrizal Z (3111100065) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
24
Laporan Kerja Praktek
Fly Over Tandes, Surabaya

Gambar 3.9 Safety Sign Proyek

Muhammad Abrar V (3111100049) Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Iveth Fahrizal Z (3111100065) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
25
Laporan Kerja Praktek
Fly Over Tandes, Surabaya

3.3. Tanggap Darurat

Prosedur ini ditetapkan untuk memastikan bahwa seluruh proses tanggap darurat
sehubungan dengan Keselamatan Kesehatan Kerja, Lingkungan dan Mutu (K3LM)
ditetapkan, diterapkan, dan dirawat untuk efektivitas Sistem Manajemen K3LM ( SM-
K3LM). Dinas Pekerjaan Umum telah melakukan identifikasi kondisi darurat sesuai dengan
aktivitas, produk dan jasa serta faktor-faktor alam yang bisa menyebabkan kondisi darurat
serta menetapkan prosedur untuk meresponnya. Berikut ini adalah kondisi darurat yang
teridentifikasi :
a. Kebakaran
b. Demo dan huru-hara
c. Banjir
d. Gempa Bumi
e. Menemukan objek yang mencurigakan
f. Kegagalan konstruksi

Dalam menghadapi bahaya yang mungkin terjadi maka dibentuk tim yang bernama SHE
Tandes. SHE sendiri mrupakan akronim dari Safety and Healthy Engineering. Tim SHE
Tandes mempunyai beberapa program untuk mendukung kesehatan dan keselamatan kerja.
Beberapa program tersebut adalah :

a. SHE Induction

Pengarahan tentang keselamatan kerja kepada tamu dan pekerja sebelum kunjungan atau
pekerjaan dimulai. Setiap tamu atau pekerja baru yang belum pernah masuk ke dalam
pelaksanaan pembangunan Fly Over Tandes diberi pengarahan tentang isi proyek dan hal-hal
apa saja yang mungkin mengancam keselamatan. Selain itu, mereka juga diwajibkan memakai
alat-alat pendukung keselamatan seperti helm proyek dan sepatu safety.

Muhammad Abrar V (3111100049) Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Iveth Fahrizal Z (3111100065) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
26
Laporan Kerja Praktek
Fly Over Tandes, Surabaya

Gambar 3.10 Visualisasi SHE Induction

b. SHE Talk

She Talk dilaksanakan seminggu sekali, dimaksudkan untuk mengetahui kendala atau
kejadian apa saja yang telah terjadi di dalam proyek serta pemberian arahan di lapangan.

Gambar 3.11 Visualisasi SHE Talk

c. SHE Meeting

SHE Meeting diadakan seminggu sekali di kantor dalam bentuk rapat dengan anggota tim
SHE, untuk meninjau dan memperbaiki kekurangan serta merumuskan solusi dari kejadian
K3 yang terjadi di lapangan.

Muhammad Abrar V (3111100049) Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Iveth Fahrizal Z (3111100065) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
27
Laporan Kerja Praktek
Fly Over Tandes, Surabaya

Gambar 3.12 Visualisasi SHE Meeting

d. SHE Training

SHE Training dilakukan di proyek dalam bentuk kegiatan pelatihan penggunaan alat
keselamatan kerja, pemadam kebakaran, pengendalian keadaan darurat, dan keterampilan
P3K yang diperuntukkan bagi pelaku konstruksi di proyek Fly Over Tandes.

Gambar 3.13 Visualisasi SHE Training

Muhammad Abrar V (3111100049) Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Iveth Fahrizal Z (3111100065) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
28
Laporan Kerja Praktek
Fly Over Tandes, Surabaya

BAB IV

PELAKSANAAN PROYEK

4.1. Penjelasan Umum Pelaksanaan Proyek

PT PP, Tbk dalam proyek Pembangunan Fly-Over Tandes menangani pekerjaan


struktural. Sebidang tanah yang semula hanya lahan rumput dibangun hingga menjadi suatu
pekerjaan infrastruktur berupa flyover. Pekerjaan ini sangat bergantung pada metode
pelaksanaan yang digunakan, karena dengan metode pelaksanaan yang efektif, efisien dan
tepat, maka dapat dicapai hasil yang memuaskan dalam proyek tersebut.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan metode pelaksanaan yang
akan dipakai di lapangan, antara lain jenis dari proyek itu sendiri, dari situlah kita dapat
menentukan alat apa saja yang dibutuhkan di lapangan untuk membantu pelaksanaan proyek,
jumlah tenaga kerja yang ahli, lahan proyek, lokasi proyek, dan beberapa faktor lain.
Pekerjaan dalam proyek Pembangunan Flyover Tandes (selama 2 bulan masa Kerja
Praktek) meliputi pekerjaan bekisting, urugan tanah, penulangan dan pengecoran deck slab,
stressing beton, girder erection dan diafragma erection.

4.2. Lingkup Pekerjaan Proyek

A. Pekerjaan Persiapan :
 Project Management
 Mob Demob
 Persiapan Lapangan
 Perijinan
 Fasilitas Proyek, dll

B. Pekerjaan Galian & Timbunan

 Pekerjaan Galian = 3174 m3


 Pekerjaan Urugan = 7845 m3
 Perataan Tanah = 5908 m3

Muhammad Abrar V (3111100049) Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Iveth Fahrizal Z (3111100065) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
29
Laporan Kerja Praktek
Fly Over Tandes, Surabaya

C. Pekerjaan Pemancangan

 Supply Tiang Pancang = 15368 m (1072 batang)


 Pemancangan = 14252 m (432 titik)
 Static Loading Test = 4 Titik

D. Pekerjaan Bawah Jembatan

 Beton Pondasi Pilar = 1.044 m3 (K-350)


 Beton Badan Pilar = 375 m3 (K-350)
 Beton Kepala Pilar = 542 m3 (K-350)
 Beton Abutment = 294 m3 (K-350)
 Lean Concrete = 73 m3 (K-125)
 Sand Beding = 105 m3
 Angkur = 316 buah

E. Pekerjaan Atas Jembatan

 PCI Girder L.50 = 14 buah


 PCI Girder L.25 = 72 buah
 Diafragma = 267 buah
 Bearing Pad = 172 buah
 Plat Lantai Beton = 2.280 m3 (K-350)
 Pengaspalan = 12.101 m2 (ACWC & ATB)
 Lapis Pondasi Agg = 4.150 m2 (Klas A & B)

Muhammad Abrar V (3111100049) Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Iveth Fahrizal Z (3111100065) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
30
Laporan Kerja Praktek
Fly Over Tandes, Surabaya

F. Pekerjaan Bangunan Pelengkap

 Railling Jembatan = 2.205 m


 Median & Trotoar = 2.210 m / 2.432 m2
 Dinding Penahan = 130 m3
 PJU = 16 buah

Gambar 4.1 Diagram Bobot Pekerjaan

Muhammad Abrar V (3111100049) Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Iveth Fahrizal Z (3111100065) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
31
Laporan Kerja Praktek
Fly Over Tandes, Surabaya

4.3. General Flowchart Tahapan Pelaksanaan Proyek

Gambar 4.2 General Flowchart Pembangunan Fly Over Tandes

Muhammad Abrar V (3111100049) Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Iveth Fahrizal Z (3111100065) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
32
Laporan Kerja Praktek
Fly Over Tandes, Surabaya

4.4. Pekerjaan Bekisting

Bekisting merupakan sarana struktur beton untuk mencetak beton dengan


ukuran dan bentuk yang direncanakan. Bekisting harus mampu berfungsi sebagai struktur
sementara yang bisa memikul berat sendiri, beton basah, beban hidup dan peralatan kerja.

Gambar 4.3 Bekisting kolom Gambar 4.4 Bekisting pembatas jalan

4.5. Pekerjaan Urugan Tanah

Pekerjaan urugan tanah bertujuan untuk meninggikan elevasi tanah hingga


mencapai ketinggian tanah yang diinginkan. Macam – macam alat berat yang digunakan pada
pekerjaan ini ialah excavator, bulldozer dan roller. Excavator digunakan untuk mengambil
dan memindahkan tanah, Bulldozer untuk mendorong tanah / membentuk permukaan tanah,
sedangkan roller berfungsi untuk meratakan tanah.

Muhammad Abrar V (3111100049) Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Iveth Fahrizal Z (3111100065) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
33
Laporan Kerja Praktek
Fly Over Tandes, Surabaya

Gambar 4.5 Excavator Gambar 4.6 Roller

Gambar 4.7 Bulldozer

Dalam pekerjaan ini dilaksanakan juga uji kepadatan tanah untuk mengetahui apakah
kepadatan urugan tanah sudah sesuai dengan kriteria atau belum. Uji kepadatan ini dinamakan
test sand cone.

Gambar 4.8 Sand Cone Test

Muhammad Abrar V (3111100049) Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Iveth Fahrizal Z (3111100065) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
34
Laporan Kerja Praktek
Fly Over Tandes, Surabaya

Cara Pelaksanaan Sand Cone Test :

1. Menentukan isi botol


2. Timbanglah alat (botol + corong = gram)
3. Letakkan alat dengan botol di bawah , bukalah kran dan isi dengan air jernih sampai
penuh di atas kran. Tutuplah kran dan bersihkan kelebihan air.
4. Timbanglah yang terisi air (gram). Berat air = isi botol pasir .
5. Lakukan langkah 2 dan 3 sebanyak tiga kali dan ambil harga rata-rata dari ketiga hasil.
Perbedaan masing-masing pengukuran tidak boleh lebih dari 3 cm3 .
6. Menentukan berat isi pasir
7. Letakkan alat dengan botol di bawah pada dasar yang rata tutup kran isi corong pelan-
pelan dengan pasir.
8. Bukalah kran isi botol sampai penuh dan dijaga agar selama pengisian corong selalu
paling sedikit setengahnya.
9. Tutup kran bersihkan kelebihan pasir di atas kran dan timbanglah (w3 gram)
10. Menentukan berat pasir dalam corong :
11. Isi botol pelan pelan dengan pasir dengan pasir secukupnya dan timbang (gram)
12. Letakkan alat dengan corong di bawah pada plat corong , pada dasar yang rata dan
bersih.
13. Bukalah kran pelan-pelan sampai pasir berhenti mengalir .
14. Tutup kran dan timbanglah alat berisi sisa pasir (gram)
15. Hitunglah berat pasir dalam corong (gram)
16. Menentukan berat isi tanah
17. Isi botol dengan pasir secukupnya
18. Ratakan permukaan tanah yang akan diperiksa. Letakkan plat corong pada permukaan
yang telah rata tersebut dan kokohkan dengan paku pada keempat sisinya.
19. Galilah lubang sedalam minimal 10 cm (tidak melampaui tebal hamparan padat)

Muhammad Abrar V (3111100049) Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Iveth Fahrizal Z (3111100065) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
35
Laporan Kerja Praktek
Fly Over Tandes, Surabaya

Gambar 4.9 Penggalian lubang

20. Seluruh tanah hasil galian di masukkan ke dalam kaleng yang tertutup dan telah
diketahui beratnya lalu timbang kaleng beserta tanah
21. Timbang alat dengan pasir di dalamnya
22. Letakkan alat pada daerah yang telah digali pada langkah ke-19 , corong ke bawah di
atas plat corong dan buka kran pelan-pelan sehingga pasir masuk ke dalam lubang.
23. Setelah pasir berhenti mengalir kran ditutup kembali dan timbang alat dengan sisa
pasir (gram).
24. Ambil tanah sedikit dari kaleng untuk penentuan kadar air w %. Pada pelaksanaan di
lapangan, digunakan alat bernama speedy moisturizer untuk menentukan kadar air.

Gambar 4.10 Menentukan kadar air dengan speedy Moisturizer

Muhammad Abrar V (3111100049) Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Iveth Fahrizal Z (3111100065) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
36
Laporan Kerja Praktek
Fly Over Tandes, Surabaya

4.6. Pekerjaan Stressing Beton

Stressing beton dilakukan sebelum pekerjaan erection girder. Satu girder terdiri
dari 6 lubang di kedua sisinya.

Gambar 4.11 Pekerjaan stressing

Setelah strand dimasukkan, dilakukan setting angkur balok. Setelah itu, dilakukan
stressing menggunakan hydraulic jack dengan gaya penarikan (jacking force). Penarikan
dilakukan bersamaan pada kedua sisi girder. Mutu baja tulangan bursting ialah BJTD-40 (U-
39). Setelah stressing dilakukan, kelebihan panjang strand kemudian dipotong. Lalu dilakukan
grouting yaitu mengisi lubang pada girder dengan menginjeksi campuran beton. Kemudian
difinishing dengan melapisi kedua sisi girder agar terlihat lebih rapi.

Muhammad Abrar V (3111100049) Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Iveth Fahrizal Z (3111100065) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
37
Laporan Kerja Praktek
Fly Over Tandes, Surabaya

Gambar 4.12 Hydraulic Jack Gambar 4.13 stressing

Gambar 4.14 Sebelum stressing Gambar 4.14 Setelah patching

Muhammad Abrar V (3111100049) Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Iveth Fahrizal Z (3111100065) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
38
Laporan Kerja Praktek
Fly Over Tandes, Surabaya

4.7. Pekerjaan Erection Girder

Setelah stressing dilakukan, maka pekerjaan selanjutnya ialah pekerjaan


erection girder. Terdapat dua macam girder yang digunakan dalam proyek ini yaitu girder
dengan bentang 25 m dan 50 m. Girder dengan bentang 50 m memang sangat jarang dijumpai
dalam suatu konstruksi. Pada proyek ini sendiri, girder 50 m digunakan untuk menyiasati
adanya perlintasan rel kereta api yang membentang di tengah - tengah proyek flyover. Mutu
beton yang digunakan untuk girder 50 m ialah K-800.

Gambar 4.14 Ilustrasi tempat perletakan girder 25 m dan 50 m

Muhammad Abrar V (3111100049) Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Iveth Fahrizal Z (3111100065) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
39
Laporan Kerja Praktek
Fly Over Tandes, Surabaya

Gambar 4.15 Proses Awal Gambar 4.16 Proses Akhir

Girder ini sendiri terdiri dari beberapa segmen yang sudah memiliki lubang pada masing –
masing segmen dimana tiap segmen sudah terdapat urutan pemasangannya sehingga saat
jacking, kabel tulangan (strand) dapat dimasukkan ke dalam lubang girder.

Gambar 4.17 Girder 25 m yang terdiri dari beberapa segmen yang digabung

Muhammad Abrar V (3111100049) Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Iveth Fahrizal Z (3111100065) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
40
Laporan Kerja Praktek
Fly Over Tandes, Surabaya

Untuk girder 50 m sendiri belum bisa diereksi disebabkan adanya masalah perizinan dengan
pihak PT KAI. Sebagaimana diketahui, proyek flyover ini membentang di atas perlintasan
kereta api sehingga untuk melakukan erection girder 50 m yang akan diletakkan tepat di atas
rel kereta api memerlukan perijinan. Terdapat 2 perijinan agar girder 50 m ini agar dapat
diereksi, yang pertama ialah ijin prinsip dari kementrian perhubungan dan yang kedua ialah
ijin pengawasan dari PT KAI. Untuk ijin prinsip sendiri sudah didapatkan oleh PT PP
(Persero), Tbk dari kementrian perhubungan sejak beberapa bulan yang lalu. Sedangkan untuk
ijin pengawasan dari PT KAI belum didapatkan. Belum lagi kemungkinan biaya denda yang
harus dikeluarkan oleh pihak PT PP, Tbk apabila proses erection girder menyebabkan
terhambatnya jadwal perjalanan kereta.

Gambar 4.18 Erection girder 50 m yang masih terhambat masalah perijinan PT KAI

Muhammad Abrar V (3111100049) Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Iveth Fahrizal Z (3111100065) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
41
Laporan Kerja Praktek
Fly Over Tandes, Surabaya

Rencananya , erection girder 50 m ini nanti akan menggunakan bantuan 3 crane. Metode
erection girder 50 m adalah :

1. Girder 50 m akan diangkut menggunakan boogie dari stockyard sehari sebelum girder
diereksi. Hal ini bertujuan untuk efisiensi waktu mengingat windows time kereta
tidaklah lama. Windows time ialah waktu dimana lalu lintas kereta sedang lengang
sehingga pada waktu ini diijinkan untuk melakukan erection girder.
2. Erection girder akan dilakukan pada saat windows time terlebar yaitu sekitar pukul
10.00 WIB.
3. Saat windows time, boogie akan bergerak perlahan menuju perlintasan rel kereta api /
lokasi erection. Ada 2 alternatif yang bisa digunakan, yaitu boogie bergerak masuk
secara miring menuju lokasi erection dengan kemiringan minimal 18 ° atau bisa juga
boogie bergerak masuk secara lurus (tegak lurus perlintasan kereta api).
4. Dilakukan pelepasan seling, pelepasan bracing, pengangkatan girder dari boogie
Sehingga boogie bisa bergerak meninggalkan lokasi erection.
5. Girder diangkat menggunakan 3 Crane untuk kemudian dierection pada posisinya.
Digunakan 3 crane dengan tujuan mengamankan tekuk lateral dari girder yang
mempunyai bentang cukup panjang.
6. Jika boogie masuk secara miring, maka ereksi akan dilakukan dengan posisi girder
diagonal. Apabila girder di sisi selatan telah sampai pada perletakannya, girder
diangkat melewati pier head dan girder diluruskan di atas dengan cara crane utara
menggeser secara perlahan dan crane selatan bersifat sebagai poros penggeseran.
7. Setelah girder terpasang pada posisinya kemudian dipasang bracing menggunakan
besi beton yg dilaskan ke pier head untuk keamanan girder.
8. Setelah seluruh girder terpasang satu demi satu, selanjutnya akan dilakukan
pemasangan safety net.

Muhammad Abrar V (3111100049) Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Iveth Fahrizal Z (3111100065) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
42
Laporan Kerja Praktek
Fly Over Tandes, Surabaya

Gambar 4.19 Alternatif 1 ( Boogie masuk secara diagonal)

Gambar 4.20 Alternatif 2 ( Boogie masuk secara lurus)

Gambar 4.21 Ilustrasi alternatif 1

Muhammad Abrar V (3111100049) Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Iveth Fahrizal Z (3111100065) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
43
Laporan Kerja Praktek
Fly Over Tandes, Surabaya

Gambar 4.22 Pemasangan safety net

4.8. Pekerjaan Erection Diafragma

Setelah girder selesai diereksi, maka pekerjaan selanjutnya ialah pekerjaan


erection diafragma. Erection diafragma dilakukan dengan menggunakan crane. Terdapat dua
orang yang saling berkoordinasi untuk mengarahkan diafragma agar dapat diereksi sesuai
pada tempat yang telah ditentukan. Satu orang berada di lantai atas, satu lagi adalah supir dari
crane itu sendiri.

Gambar 4.22 Diafragma (pier head) Gambar 4.23 Proses Erection diafragma

Muhammad Abrar V (3111100049) Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Iveth Fahrizal Z (3111100065) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
44
Laporan Kerja Praktek
Fly Over Tandes, Surabaya

Gambar 4.24 Diafragma yang telah diereksi

4.9. Penulangan dan Pengecoran Deck Slab

Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan pemasangan pelat bondex di atas


girder. Setelah bondex dipasang, selanjutnya dilakukan penulangan. Pada saat penulangan,
digunakan beton decking berukuran kecil yang bertujuan sebagai tempat menumpunya
tulangan. Setelah proses penulangan selesai, tulangan kembali dicek untuk mengetahui ada /
tidaknya kesalahan dalam pemasangan. Selain itu dilakukan pula kegiatan pembersihan
sebelum akhirnya dilakukan pengecoran.

Gambar 4.25 Pemasangan bondex Gambar 4.26 Penulangan

Muhammad Abrar V (3111100049) Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Iveth Fahrizal Z (3111100065) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
45
Laporan Kerja Praktek
Fly Over Tandes, Surabaya

Gambar 4.27 Penggunaan beton decking Gambar 4.28 Beton decking

Pekerjaan pengecoran dilaksanakan pada saat malam hari untuk menghindari


terjadinya kemacetan yang dapat menghambat proses pengiriman beton ready mix. Sebelum
pengecoran, terlebih dahulu dilakukan slump test untuk menguji kualitas dari beton ready mix
tersebut. Slump adalah pengujian untuk mengetahui kadar air beton / kelecakan beton dengan
menggunakan kerucut abrams. Slump test dilakukan tepat saat concrete mixer truck masuk ke
dalam proyek. Saat itu, concrete mixer truck mengeluarkan sample beton untuk diuji. Nilai
slump dari campuran beton perlu diperhatikan pada saat pengecoran menggunakan concrete
pump karena apabila nilai slump terlalu kecil maka kerja pompa akan menjadi berat.

Gambar 4.29 Slump test Gambar 4.30 Ilustrasi hasil slump test

Muhammad Abrar V (3111100049) Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Iveth Fahrizal Z (3111100065) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
46
Laporan Kerja Praktek
Fly Over Tandes, Surabaya

Cara melakukan slump test :

 Bersihkan kerucut slump tes slump. Basahi kerucut tes dengan air dan taruh pada plat
landasan tes slump
 Kumpulkan beton yang akan dites slump
 Dirikan kerucut tes slump dan pegang dengan kedua kaki, isi kerucut tes slump
sebanyak 1/3 dari isi kerucut dan kemudian padatkan dengan tongkat besi dengan cara
ditusuk-tusuk sebanyak 25 kali. Pemadatan dengan car ditusuk-tusuk mulai dari pingir
terus ke bagian tengah
 Kemudian isi 2/3 bagian berikutnya dan kembali dipadatkan dengan cara ditusuk-
tusuk dengan pipa besi sebanyak 25 kali. Perlu diingat bahwa pemadatan dengan cara
ditusuk menggunakan pipa besi hanya sampai pada lapis atas 1/3 yang pertama
 Isi kembali kerucut sampai penuh kemudian dipadatkan, juga perlu diingat bahwa
pemadatan hanya dilakukan sampai lapis atas pengisian 2/3 bagian yang kedua
 Ratakan bagian atas kerucut dengan pipa besi pemadat dengan cara geser dan diputar
pipa tersebut
 Tarik dengan hati-hati kerucut tes slump anda dengan menjaga jangan sampai benda
uji anda bergeser
 Taruh kerucut tes slump disamping benda uji yang baru saja ditarik kemudian taruh
pipa besi anda
 Ukurlah rata-rata ketinggian bagian beton yang telah dites dengan mistar/pengaris.
Selisih ketinggian antara kerucut tes slump dengan beton inilah yang dinamakan nilai
slump.

Muhammad Abrar V (3111100049) Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Iveth Fahrizal Z (3111100065) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
47
Laporan Kerja Praktek
Fly Over Tandes, Surabaya

Gambar 4.31 Variasi nilai slump untuk berbagai jenis komponen struktur

Pengecoran dilakukan dengan menggunakan concrete pump jenis fixed. Beton ready mix dari
concrete mixer truck akan ditumpahkan ke concrete pump yang selanjutnya concrete pump
akan memompanya melalui pipa menuju ke bagian yang lebih tinggi yaitu lantai deck slab
flyover. Untuk mengarahkan pipa itu sendiri, ada dua orang pekerja yang saling
berkoordinasi, dimana salah satu pekerja ada di bagian bawah yang bertugas untuk “menyetir”
pipa, dan satu lagi berada di lantai atas yang bertugas mengarahkan pekerja yang menyetir
pipa tersebut.

Gambar 4.32 Menumpahkan beton dari mixer Gambar 4.33 Conrete Pump

Muhammad Abrar V (3111100049) Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Iveth Fahrizal Z (3111100065) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
48
Laporan Kerja Praktek
Fly Over Tandes, Surabaya

Setelah beton selesai dipompa, digunakan vibrator yang bertujuan untuk memadatkan beton.
Menggunakan vibrator juga tidak bisa sembarangan. Persyaratan pemakaian vibrator adalah :

 Harus dimasukkan secara vertikal sehingga penetrasi sampai ke bawah beton dan
menghasilkan konsolidasi.
 Harus dikeluarkan secara perlahan dan dimasukkan kembali pada lokasi yang
berdekatan dan berjarak tidak lebih dari 45 cm.
 Vibrator tidak boleh dipertahankan berada pada satu lokasi lebih dari 30 detik.
 Vibrator tidak boleh digunakan untuk memindahkan beton ke lokasi yang berdekatan
dan tidak boleh menyentuh tulangan.

Gambar IV.37 Pemakaian vibrator

Muhammad Abrar V (3111100049) Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Iveth Fahrizal Z (3111100065) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
49
Laporan Kerja Praktek
Fly Over Tandes, Surabaya

BAB V

Metode Stressing pada Girder

5.1. Prinsip-prinsip dasar beton prategang

Salah satu definisi terbaik mengenai beton prategang diberi oleh komisi ACI
dalam beton prategang yaitu, beton yang mengalami tegangan internal dengan besar
dan distribusi sedemikian rupa sehingga dapat mengimbangi tegangan yang terjadi
akibat beban eksternal sampai batas tertentu. Pada elemen-elemen beton
bertulang,sistem prategang biasanya dilakukan dengan menarik tulangannya.

Gambar 5.1 Konsep Pratekan pada balok

Muhammad Abrar V (3111100049) Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Iveth Fahrizal Z (3111100065) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
50
Laporan Kerja Praktek
Fly Over Tandes, Surabaya

Dapat ditambahkan bahwa beton prategang, dalam arti seluas-luasnya, dapat


juga termasuk keadaan (kasus) dimana tegangan-tegangan yang diakibatkan oleh
regangan-regangan internal diimbangi sampai batas tertentu seperti pada konstruksi
yang melengkung (busur), atau dalam kasus ini tulangan baja yang ditarik yang disebut
dengan tendon. Tendon dapat terdiri dari untaian kawat (strand), kabel, atau batang-
batang baja(bar) yang terbuat dari baja mutu tinggi. Ini merupakan bentuk yang paling
umum dari beton prategan sampai sejauh ini.

Tabel 5.1. Jenis-jenis baja prategang

Ada tiga konsep yang dapat dipakai untuk menjelaskan dan menganalisis sifat-
sifat dasar dari beton prategang. Ketiga hal ini dapat diterangkan sebagai berikut:

 Konsep pertama: sistem Prategang untuk mengubah beton menjadi bahan yang
elastis. Konsep ini memperlakukan beton sebagai bahan yang elastis dan mungkin
merupakan pendapat yang umum dari para insinyur. Ini merupakan buah pemikiran
Eugenen Freyssinet yang memvisualisasikan beton prategang pada dasarnya adalah
beton yang ditransformasikan dari bahan yang getas menjadi bahan yang elastis
dengan memberikan tekanan (desakan) terlebih dahulu (pratekan) pada bahan
tersebut. Beton yang tidak dapat menahan tarikan dan kuat memikul tekanan
(umumnya dengan baja mutu tinggi yang ditarik) sedemikian rupa sehingga beton
yang getas dapat memikul tegangan tarik. Dari konsep ini lahirlah kriteria “tidak ada
tegangan tarik” pada beton. Umumnya telah diketahui bahwa jika tidak ada tegangan
tarik pada beton, berarti tidak akan terjadi retak, dan beton tidak merupakan bahan
yang getas lagi melainkan berubah menjadi bahan yang elastis. Atas dasar pandangan
ini, beton divisualisasikan sebagain benda yang mengalami dua sistem pembebanan
yaitu, gaya internal prategang dan beban eksternal dengan tegangan tarik akibat
beban eksternal dilawan oleh tegangan tekan akibat gaya prategang.

Muhammad Abrar V (3111100049) Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Iveth Fahrizal Z (3111100065) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
51
Laporan Kerja Praktek
Fly Over Tandes, Surabaya

 Konsep kedua: Sistem prategang untuk kombinasi baja mutu-tinggi dengan beton.
Konsep ini mempertimbangkan beton prategang sebagai kombinasi (gabungan) dari
baja dan beton seperti pada beton bertulang dimana baja menahan tarikan dan beton
menahan tekanan, dengan demikian kedua bahan membentuk kopel penahan untuk
melawan momen eksternal.

 Konsep ketiga: sistem prategang untuk mencapai kesetimbangan beban. Konsep ini
terutama menggunakan prategang sebagai usaha untuk membuat seimbang gaya-gaya
pada sebuah batang.

5.1.2. Klasifikasi dan Jenis Sistem Prategang pada Proyek Pembangunan Jembatan
Tandes

 Sistem Pasca-Tarik (Post-Tension)

Sistem pasca tarik adalah suatu sistem prategang dimana kabel ditarik setelah
beton mengeras. Jadi sistem prategang hampir selalu dikerjakan terhadap beton yang
mengeras dan tendon-tendon yang diangkurkan pada beton tersebut segera setelah
gaya prategang dilakukan. Cara ini dapat dipakai pada elemen-elemen baik beton
pracetak maupun beton yang dicetak di tempat. Pada proyek Jembatan Tandes sistem
prategang pada balok girder menggunakan sistem post-tension.

 Tendon dengan angkur ujung

Pada sistem pasca-tarik, tendon-tendon diangkurkan pada ujungnya dengan


bantuan alat-alat mekanis untuk mengalihkan gaya prategang kepada beton.
Komponen seperti ini disebut pengangkuran ujung. Pada struktur pasca-tarik, lubang
berisi tendon disementasi (grouting) setelah penarikan kabel selesai, sehingga tendon
ditahan oleh sementasi, tapi angkur ujung masih diperlukan selama pembangunan,
setelah itu angkur ujung dapat dilepas. Sementasi yang dibahas ini kaitannya dengan
dengan klasifikasi komponen struktur pasca-tarik yang terekat atau tidak.

Muhammad Abrar V (3111100049) Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Iveth Fahrizal Z (3111100065) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
52
Laporan Kerja Praktek
Fly Over Tandes, Surabaya

(a) (b)

Gambar 5.2. Konfigurasi peralatan Angkur. (a)Angkur hidup (b)Angkur Mati

 Tendon dengan atau tanpa rekatan

Secara umum, rekatan pada tendon pasca-tarik dicapai dengan sementasi


(grouting), jika tidak direkatkan, perlindungan tendon-tendon terhadap karat harus
dilakukan dengan melapisinya dengan bahan pelindung minyak atau bahan lain-lain.
Pada proyek jembatan tandes, rekatan pada balok girder dicapai dengan dilakukan
sementasi (grouting).

 Pracetak

Sistem pracetak (pre-cast) melibatkan pekerjaan pengecoran beton jauh dari


tempatnya yang terakhir, komponen struktur dicor di pabrik atau di dekat proyek, dan
diangkut ke lokasinya yang terakhir. Beton pracetak memungkinkan pengontrolan
yang lebih baik dan seringkali lebih ekonomis untuk produksi massal. Sistem yang
digunakan pada proyek Jembatan Tandes juga merupakan sistem pracetak.

5.1.3. Post-Tensioning, Tensioning Methods

Sistem yang digunakan untuk memberikan prategang pada balok girder


Jembatan Tandes ialah sistem prategang mekanis. Sistem ini merupakan sistem yang
paling umum untuk digunakan dalam memberikan gaya prategang yaitu dengan
dongkrak. Pada sistem pasca-tarik, dongkrak digunakan untuk menarik baja dengan
reaksi yang bekerja melawan beton yang telah mengeras. Dongkrak hidrolik
digunakan karena kapasitasnya yang besar.

Muhammad Abrar V (3111100049) Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Iveth Fahrizal Z (3111100065) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
53
Laporan Kerja Praktek
Fly Over Tandes, Surabaya

5.2. Metode Stressing pada proyek Fly Over Tandes

START

SETTING SEGMENTAL GIRDER

INSTALASI PC STRAND

STRESSING

PEMOTONGAN PC STRAND

PATCHING

GROUTING

SELESAI

Diagram alir pekerjaan stressing PCI Girder L = 50 m Pada FlyOver Tandes

Muhammad Abrar V (3111100049) Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Iveth Fahrizal Z (3111100065) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
54
Laporan Kerja Praktek
Fly Over Tandes, Surabaya

No Uraian Pekerjaan Spesifikasi


Pengadaan PCI Girder H-230 L=50,8 m

1 BETON
f’c 80 MPa
Sesuai dengan SNI T 02 2005

2 Prestressing Cable 12,7 mm


Diameter 98,78 mm2
Effective Section Area 1,93x105 N/mm2
Modulus of Elasticity 1860 N/mm2
Ultimate Tensile Strength Sesuai dengan ASTM A416 Grade 270
Sesuai JIS G 3536

3 Jumlah Strand 107 Strand

Tabel 5.2. Data Teknis Girder

No Daftar Alat Gambar Alat


1 Angkur Hidup

2 Hydraulic Pump

3 Hydraulic Jack

Tabel 5.3. Peralatan yang digunakan pada pekerjaan stressing

Muhammad Abrar V (3111100049) Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Iveth Fahrizal Z (3111100065) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
55
Laporan Kerja Praktek
Fly Over Tandes, Surabaya

5.2.1. Tahapan Pekerjaan Stressing

 Setting Segmental Girder

Pekerjaan ini bertujuan untuk memposisikan balok PCI girder agar benar-benar
tegak lurus dalam arah horizontal maupun vertical. Adapun tahapan dalm pekerjaan
ini antara lain:

 Kondisikan segmental balok diatas bed stressing sesuai dengan nomor urutan
segmen.
 Untuk mengecek kelurusan girder pada arah horizontal digunakan benang
memanjang sementara untuk kelurusan vertical gunakan unting-unting.
 Untuk leveling balok gunakan hydrolic jack.
 Tiap-tiap sambungan dipasang plat luncur yang diolesi dengan grease/setempet.

 Pekerjaan Instalasi PC-Strand


Pekerjaan install PC-Stransd dilakukan jika pekerjaan setting pada balok girder
telah selesai. Tahapan-tahapan yang harus dilakukan sebelum pekerjaan instalasi PC-
Strand adalah sebagai berikut:
 Potong PC-Strand sesuai kebutuhan. Ukuran pemotongan PC-Strand untuk tahapan
perapatan segmental balok adalah sebagai berikut:

Lstrand = L Balok sesuai lintasan tendon+ L Penarikan + [(n-1) x 0.15]…(meter)

 Ukuran pemotongan PC-Strand untuk tendon berikutnya adalah sebagai berikut :

L strand = L Balok sesuai lintasan tendon+ L Penarikan ……(meter)

L Penarikan = 1.00 meter (untuk satu arah)


L Penarikan = 2.00 meter (untuk dua arah)
n = jumlah segmen

 Install PC-Strand ke tiap-tiap tendon sesuai jumlah yang diperhitungkan


 Peralatan yang digunakan antara lain : Alat potong strand,genset, meteran.

 Penarikan Kabel (Stressing)


Stressing ini dilakukan pada beton dengan alat dongkrak untuk memberi
tegangan pada girder. Metode yang paling biasa untuk menarik kabel adalah dengan
dongkrak. Pada sistem pasca tarik dongkrak digunakan untuk menarik baja dengan
reaksi yang bekerja melawan beton yang mengeras, dongrak hidraulik digunakan
karena kapasitasnya yang besar. Untuk beberapa sistem prategang dongkrak didesain

Muhammad Abrar V (3111100049) Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Iveth Fahrizal Z (3111100065) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
56
Laporan Kerja Praktek
Fly Over Tandes, Surabaya

secara khusus untuk pengerjaan penarikan tendon yang terdiri dari dari sejumlah kabel
dengan ukuran tertentu. Sistem pendongkrakan bervariasi, dari hanya menarik satu
atau dua kabel sampai di atas 100 kabel pada saat yang bersamaan.

Pekerjaan stressing ini diawali dengan pemasangan angkur dan wedges pada
ujung tendon. Wedges berfungsi untuk memegangi strand sehingga strand tetap pada
posisinya.

Gambar 5.3. Teknis pemasangan wedges pada angkur

Gambar 5.4. Teknis konfigurasi Angkur

Setelah angkur dan wedges selesai dipasang maka alat jacking dapat dipasangkan.
Untuk mobilisasi alat jacking ini digunakan portal dan alat bantu berupa chain block. Setelah
portal disiapkan, alat jacking dapat diposisikan pada angkur dan dilakukan penarikan
awal/perapatan. Untuk tahapan stressing selanjutnya sesuai dengan perhitungan yang
disyaratkan. Pasang pengaman / penutup belakang saat kegiatan stressing dilaksanakan. Pada
Girder dengan panjang bentang 50 m ini, stressing dilakukan pada satu sisi dan dilanjutkan
balancing dengan menarik sisi lainnya.

Muhammad Abrar V (3111100049) Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Iveth Fahrizal Z (3111100065) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
57
Laporan Kerja Praktek
Fly Over Tandes, Surabaya

Gambar 5.5. Pemasangan alat jacking pada balok girder

Gambar 5.6. Konfigurasi jacking dan pengangkuran

Setelah stressing telah selesai alat jacking dapat dilepas dan dilanjutkan
penarikan tendon berikutnya berdasarkan urutan yang telah direncanakan. Urutan dan
perhitungan pada pekerja stressing dapat dilihat pada lampiran.

Muhammad Abrar V (3111100049) Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Iveth Fahrizal Z (3111100065) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
58
Laporan Kerja Praktek
Fly Over Tandes, Surabaya

Gambar 5.7. Balok yang telah selesai di stressing

 Pekerjaan pemotongan PC-Strand

Untuk pekerjaan pemotongan PC-Strand ada beberapa tahapan sebagai berikut:

1. Pemotongan bias dilaksanakan jika ada persetujuan dari konsuktan.


2. Pemotongan PC-Strand sepanjang ± 3 cm dari terluar baji.

Gambar 5.8. Strand yang sudah di potong

 Pekerjaan Patching

Pekerjaan Patching dilakukan untuk mencegah keluarnya bahan grouting dari


sela-sela strand atau baji dengan menggunakan adukan semen dan pasir. Tahapan
pekerjaan patching balok dikerjakan sebagai berikut:

 Pasang bekisting penutup tepi kanan – kiri balok lubang grouting dipasang pipa.
 Lubangi bekisiting untuk posisi pipa grouting.

Muhammad Abrar V (3111100049) Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Iveth Fahrizal Z (3111100065) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
59
Laporan Kerja Praktek
Fly Over Tandes, Surabaya

 Siapkan material patching sesuai dengan komposisi.


 Setelah selesai cor patching dan umur patching memenuhi persyaratan bekisting
dibuka dan dilakukan finishing.
 Satu hari setelah patching dapat dilakukan pekerjaan grouting.

Gambar 5.9. Girder sesudah dilakukan patching

 Pekerjaan Grouting

Sebagian besar ketahanan konstruksi post-tension bergantung pada proses


grouting. Grouting dengan kekerasan yang baik akan membantu menjaga ikatan antara
beton dengan tendon dan melindungi tendon dari korosi. Pada pelaksanaan pekerjaan
grouting, semen, air dan bahan additive diaduk dengan menggunakan electrical
grouting pump. Tahapan pekerjaan grouting balok dikerjakan sebagai berikut:

 Sambung selang dengan pipa yang ada


 Siapkan material grouting dengan komposisi sebagai berikut:
o Semen 50 kg
o Air ± 20 liter
o Grout Additive pakai cebex (225 gram) (W/C=0,4)
 Aduk material tersebut sampai merata
 Sebelum dilaksanakan pekerjaan grouting terlebih dahulu tendon dibersihkan
dengan jalan menyuntikkan air ke tiap-tiap lubang tendon sampai air keluar dari sisi
lain pada balok dan dikeringkan dengan menggunakan compressor.
 Laksanakan grouting dengan jalan menyuntikkan material tersebut diatas ke tiap-
tiap lubang tendon sampai material grouting keluar dengan tekanan sampai 5 bar,
setelah itu selang penyambung antara pipa ke alat grouting ditutup.
 Setelah grouting diperkirakan keras potong pipa grouting dan lakukan finishing
bekaas pipa grouting.
 Setelah umur grouting ± 3 hari dapat dilakukan erection pada balok.

Muhammad Abrar V (3111100049) Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Iveth Fahrizal Z (3111100065) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

Anda mungkin juga menyukai