Anda di halaman 1dari 10

PERMENTAN NO. 2 THN 2010 PERMENTAN NO.

3 THN 2019
Pengertian Kesehatan Hewan: Pasal 1 No. 3
“Kesehatan hewan adalah segala “Kesehatan hewan adalah segala
urusan yang berkaitan dengan urusan yang berkaitan dengan
perawatan hewan, pengobatan hewan, perlindungan sumber daya hewan,
pelayanan kesehatan hewan, kesehatan masyarakat dan lingkungan,
pengendalian dan penanggulangan serta penjaminan keamanan produk
penyakit hewan, penolakan penyakit, hewan, kesejahteraan hewan, dan
medik reproduksi, medik konservasi, peningkatan akses pasar untuk
obat hewan, dan peralatan kesehatan mendukung kedaulatan, kemandirian,
hewan, serta keamanan pakan.” dan ketahanan pangan asal hewan”

Keterangan:
Pengertian kesehatan hewan yang dahulu hanya berkisar mengenai perawatan,
pengobatan, pelayanan kesehatan, pengendalian dan penanggulangan penyakit,
diperluas pada permentan 2019 yang menambahkan perlindungan sumber daya
hewan, kesehatan masyarakat dan lingkungan serta penjaminan produk hewan yang
lebih berhubungan dengan ketahanan pangan asal hewan yang didukung melalui
kesehatan hewan.
Pengertian Tenaga Medik veteriner Pasal 1 no. 8
“Tenaga medik veteriner adalah dokter “Tenaga medik veteriner adalah dokter
hewan atau dokter hewan spesialis yang hewan dan dokter hewan spesialis yang
menjalankan aktivitasnya di bidang menyelenggarakan kegiatan di bidang
pelayanan jasa medik veteriner Kesehatan Hewan.”
berdasarkan kompetensi dan
kewenangannya.”
Keterangan:
Penyempitan pengertian tenaga medik veteriner pada permentan 2010 yang
disesuaikan dengan kompetensi dan kewenangan, dihapus pada permentan 2019
yang menilai tenaga medik sebagai dokter hewan dan spesialis secara umum.
Pengertian Penyeliaan Dokter Hewan Pasal 1 No. 10
“Penyeliaan dokter hewan adalah “Penyeliaan Dokter Hewan adalah
pengawasan secara berkelanjutan pengawasan secara berkelanjutan
kepada kinerja tenaga paramedik kepada kinerja Tenaga Kesehatan
veteriner dan/atau sarjana kedokteran Hewan dalam melaksanakan Pelayanan
hewan dalam melaksanakan pelayanan Jasa Medik Veterner”
kesehatan hewan, khususnya dalam
membantu tindakan medik veteriner.”
Keterangan:
Pengertian penyeliaan Dokter hewan pada permentan 2010 hanya ditujukan sebagi
pengawasan yang di khususkan dalam tindakan membantu tenaga medik veteriner;
sedangkan pada permentan 2019 pengawasan dilakukan secara umum, baik dalam
usaha membantu ataupun tidak (mandiri)
Pengertian Dokter Hewan Pasal 1 No. 4
“Dokter hewan adalah orang yang “Dokter Hewan adalah orang yang
memiliki profesi di bidang kedokteran memiliki profesi di bidang kedokteran
hewan, sertifikat kompetensi, dan hewan dan kewenangan medik veteriner
kewenangan medik veteriner dalam dalam melaksanakan pelayanan
melaksanakan pelayanan kesehatan Kesehatan Hewan”
hewan.”
Keterangan:
Dalam pengertian Dokter Hewan permentan 2010, seseorang harus memiliki surat
sertifikat kompetensi untuk dikatakan sebagai dokter hewan; sedangkan pada
permentan 2019 direvisi bahwa dokter hewan tidak perlu memiliki sertifikat
kompetensi untuk dipanggil sebagai dokter hewan
Pengertian klinik Hewan Pasal 1 No. 21
“Klinik hewan adalah tempat usaha “Klinik Hewan adalah tempat usaha
pelayanan jasa medik veteriner yang Pelayanan Jasa Medik veteriner yang
dijalankan oleh suatu manajemen memiliki Dokter Hewan praktik dan
dengan dipimpin oleh seorang dokter fasilitas untuk penanganan hewan”
hewan penanggungjawab dan memiliki
fasilitas untuk pengamatan hewan
yang mendapat gangguan kesehatan
tertentu.”
Keterangan:
Pada permentan 2010, klinik hewan harus memiliki suatu manajemen yang
dipimpin oleh dokter hewan dan memiliki fasilitas untuk pengamatan hewan
dengan gangguan kesehatan tertentu; sedangkan permentan 2019 merevisi bahwa
klinik hewan hanya di artikan sebagai tempat pelayanan jasa medik yang memiliki
dokter hewan dan fasilitas penanganan hewan tanpa harus spesifik gangguan
kesehatan tertentu.
Pengertian Rumah Sakit Hewan Pasal 1 N0. 23
“Rumah Sakit Hewan adalah tempat “Rumah Sakit Hewan yang selanjutnya
usaha pelayanan jasa medik veteriner disingkat RSH adalah tempat usaha
yang dijalankan oleh suatu manajemen Pelayanan Jasa Medik Veteriner
dengan dipimpin oleh seorang yang dikelola oleh suatu manajemen
dokter hewan penanggungjawab, yang memiliki Dokter Hewan sebagai
memiliki fasilitas untuk pelayanan penanggung jawab, dan memiliki
gawat darurat, laboratorium fasilitas untuk pengamatan hewan yang
diagnostik, rawat inap, unit mendapat gangguan kesehatan tertentu,
penanganan intensif, pelayanan gawat darurat, laboratorium
ruang isolasi, serta dapat menerima diagnostik, rawat inap, unit
jasa layanan medik veteriner yang penanganan intensif, ruang isolasi,
bersifat rujukan;” serta dapat menerima jasa layanan
Medik Veteriner yang bersifat rujukan.”
Keterangan:
Pada permentan 2019 fasilitas yang dimiliki RSH ditambahkan fasilitas
pengamatan hewan yang memiliki gangguan kesehatan tertantu dan pelayanan
gawat darurat.
Pengertian Puskeswan Pasal 1 No. 24
“Pusat Kesehatan Hewan yang “Pusat Kesehatan Hewan yang
selanjutnya disingkat Puskeswan selanjutnya disebut Puskeswan adalah
adalah unit kerja yang memberikan pelayanan
pos kesehatan hewan yang memberikan di bidang Kesehatan Hewan”
pelayanan di bidang kesehatan
hewan sebagaimana dimaksud dalam
Keputusan Bersama Menteri Pertanian
dan Menteri Dalam Negeri Nomor:
690/Kpts/TN.510/10/10/1993 dan
Nomor 88 tahun 1993 tentang Pos
Kesehatan Hewan.”
Keterangan:
Pada permentan 2010 menyatakan puskeswan memiliki kebijakan sendiri yang
diatur dalam Keputusan Bersama Menteri Pertanian dan Menteri Dalam Negeri
Nomor: 690/Kpts/TN.510/10/10/1993 dan Nomor 88 tahun 1993 tentang Pos
Kesehatan Hewan; sedangkan pada permentan 2019 tidak ada keterangan lebih
lanjut
Pengetian Otovet Pasal 1 No. 25
“Otoritas veteriner adalah “Otoritas Veteriner adalah
kelembagaan Pemerintah dan/atau kelembagaan pemerintah atau
kelembagaan yang dibentuk Pemerintah pemerintah daerah yang bertanggung
dalam pengambilan keputusan tertinggi jawab dan memiliki kompetensi dalam
yang bersifat teknis kesehatan hewan penyelenggaraan Kesehatan Hewan.”
dengan melibatkan keprofesionalan
dokter hewan dan dengan mengerahkan
semua ini kemampuan profesi mulai
dari mengindentifikasian masalah,
menentukan kebijakan,
mengoordinasikan pelaksana kebijakan,
sampai dengan mengendalikan teknis
operasional di lapangan.”
Keterangan:
Pada permentan 2010, otovet hanya merupakan kelembagaan pemerintah, namun
pada permentan 2019 otovet menjadi tanggung jawab pemerinta daerah juga dalam
penyelenggaraan kesehatan hewan, meski tugas otovet lebih jelas di paparkan pada
permentan 2010
Bentuk tindakan medis veteriner Pasal 3
“2. melakukan tindakan transaksi “(1) Jenis Pelayanan Jasa Medik
terapeutik berupa konsultasi dan/atau Veteriner meliputi:
persetujuan tindakan medis (informed- a. pemberian diagnosis dan prognosis
consent) kepada pemilik hewan Penyakit Hewan;
yang dilanjutkan dengan beberapa b. tindakan transaksi terapetik; dan
kemungkinan tindakan preventif, c. konsultasi Kesehatan Hewan dan
kuratif, rehabilitatif, dan promotif pendidikan klien atau masyarakat
dengan menghindari tindakan mengenai Kesehatan Hewan dan
malpraktik;” lingkungan……”
Dilanjutkan Pasal 4 Ayat 2
“(2) Tindakan transaksi terapetik
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
ayat (1) huruf b meliputi:
a. promotif;
b. preventif;
c. kuratif;
d. rehabilitatif; dan
e. pelayanan Medik Reproduksi.”

Keterangan:
Permentan 2010 menjelaskan tindakan transaksi terapeutik harus dihindari dari
kegiatan malpraktik; sedangkan pada permentan 2019 ditambahkan dengan
pelayanan medik reproduksi yang termasuk dalam tindakan transaksi terapeutika.
Pelaksana Pelayanan Jasa Medik Pasal 5
“1. Pelayanan jasa medik veteriner “(1) Pelayanan Jasa Medik Veteriner
untuk katagori praktik transaksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
terapetik antara lain : dilaksanakan oleh Tenaga Kesehatan
a. Dokter hewan praktik mandiri; Hewan.
b. Dokter hewan praktik bersama; (2) Tenaga Kesehatan Hewan
c. Klinik hewan; sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
d. Rumah Sakit Hewan; terdiri atas:
e. Rumah Sakit Hewan Khusus; dan a. Tenaga Medik Veteriner;
f. Pusat/Pos Kesehatan Hewan. b. Tenaga Paramedik Veteriner; dan
c. sarjana kedokteran hewan.”
2. Pelayanan jasa medik veteriner Dilanjutkan Pasal 6
dapat dilakukan oleh pemerintah atau “(1) Tenaga Medik Veteriner
badan usaha, seperti perorangan, sebagaimana dimaksud dalam
yayasan, koperasi, perusahaan Pasal 5 ayat (2) huruf a terdiri atas
komanditer/CV, dan perseroan Dokter Hewan dan Dokter Hewan
terbatas/PT secara sendiri-sendiri atau Spesialis.
kerjasama diantara keduanya. “ (2) Tenaga Paramedik Veteriner
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
ayat (2) huruf b terdiri atas:
a. Tenaga Paramedik Veteriner
kesehatan hewan;
b. Tenaga Paramedik Veteriner
inseminasi buatan;
c. Tenaga Paramedik Veteriner
pemeriksaan kebuntingan; dan
d. Tenaga Paramedik Veteriner asisten
teknik reproduksi.”
Keterangan:
Pada permentan 2010, pelayanan jasa medik hanya di bagi menjadi 2 katagori yaitu
transaksi terapeutik yang meliputi dokter hewan praktik mandiri dan bersama,
klinik hewan, RSH dan Puskeswan dapat dilakukan oleh pemerintah atau badan
usaha atau kerjasama keduanya; sedangkan pada permentan 2019 di revisi dan
dijelaskan dengan baik dimana terdapat 3 kategori untuk tenaga kesehatan hewan
seperti dijelaskan diatas.
Perijinan Dokter Hewan Praktik Pasal 19
“1. Bentuk perizinan untuk dokter “(1) Tenaga Medik Veteriner dalam
hewan praktik dari Bupati/Walikota memperoleh SIP DRH sebagaimana
yaitu Surat Tanda Registrasi. dimaksud dalam Pasal 17, mengajukan
permohonan kepada bupati/wali kota
2. Bupati/walikota menerbitkan surat melalui PTSP secara daring.
izin praktik berdasarkan rekomendasi (2) Tenaga Medik Veteriner dalam
organisasi profesi kedokteran hewan. mengajukan permohonan SIP DRH
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
3. Rekomendasi dari organisasi profesi harus memenuhi persyaratan
kedokteran hewan diberikan dengan administrasi.”
melampirkan salinan (copy): Dilanjutkan pasal 20
a) Kartu Tanda Penduduk (KTP); “(1) Persyaratan administrasi
b) Ijazah Dokter Hewan Indonesia; sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19
c) Sertifikat kompetensi yang ayat (2) untuk Tenaga Medik Veteriner
diterbitkan oleh organisasi profesi dengan status Warga Negara Indonesia
kedokteran hewan berupa Surat Ijin meliputi:
Dokter Hewan; a. surat permohonan sesuai dengan
d) Surat Keterangan Sehat; serta Format-3;
e) Surat pernyataan mematuhi etika, b. fotokopi Kartu Tanda Penduduk;
kode etik dan sumpah dokter c. fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak;
hewan;” d. pas foto berwarna ukuran 4 x 6
(empat kali enam) sebanyak 2 (dua)
lembar;
e. fotokopi ijazah Dokter Hewan;
f. fotokopi Sertifikat Kompetensi Dokter
Hewan yang diterbitkan oleh organisasi
profesi kedokteran hewan;
g. fotokopi surat rekomendasi dari
organisasi profesi kedokteran hewan
cabang setempat sesuai dengan
Format-4;
h. fotokopi surat rekomendasi dari
Dinas Daerah Kabupaten/Kota sesuai
dengan Format-5; dan
i. surat keterangan pemenuhan tempat
praktik Dokter Hewan sesuai dengan
Format-6.”
Keterangan:
Pada permentan 2010, perijinan dokter hewan praktek meliputi surat tanda
registrasi dari bupati/walikota disertai surat rekomendasi dari organisasi
keprofesian; pada permentan 2019 di revisi dan ditambahkan surat rekomendasi
dinas daerah kabupaten/kota, dan surat pemenuhan tempat praktik.
Perizinan Usaha Pelayanan Jasa Medik Pasal 34
“1. Bentuk perizinan untuk pelayanan “(1) Setiap Orang dalam memperoleh
jasa medik veteriner yaitu Surat Izin Sivet sebagaimana dimaksud dalam
Tempat Usaha/Operasional. Pasal 33 ayat (3), mengajukan
permohonan kepada bupati/wali kota
2. Bupati/walikota menerbitkan surat melalui PTSP secara daring.
izin tempat usaha/operasional (2) Permohonan sebagaimana
berdasarkan rekomendasi otoritas dimaksud pada ayat (1) harus
veteriner. memenuhi persyaratan:
a. administrasi; dan
3. Otoritas veterienr menerbitkan surat b. teknis.”
rekomendasi setelah melakukan
pemeriksaan kelengkapan administrasi Dilanjutkan Pasal 35
dan pemeriksaan kelayakan tempat, “(1) Persyaratan administrasi
bekerjasama dengan organisasi profesi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34
kedokteran hewan. ayat (2) huruf a meliputi:
a. surat permohonan sesuai dengan
4. Pemeriksaan kelengkapan Format-16;
administrasi, antara lain, meliputi b. fotokopi Kartu Tanda Penduduk
pemeriksaan proposal, pemeriksaan pemilik usaha;
permodalan, dan pemeriksaan daftar c. fotokopi akta pendirian badan usaha
tenaga kesehatan hewan yang atau badan hukum; dan
dilibatkan: d. surat bukti kepemilikan atau kontrak
a. Pemeriksaan proposal usaha lahan dan bangunan unit pelayanan
pelayanan jasa medik veteriner, antara Kesehatan Hewan.
lain, dilengkapi dengan fotokopi kartu
tanda penduduk pemohon, dan/atau (2) Persyaratan teknis sebagaimana
akte pendirian badan usaha yang dimaksud dalam Pasal 34 ayat (2) huruf
mengajukan (perorangan, CV, PT, b meliputi:
Yayasan, Koperasi, institusi); a. memiliki fasilitas Pelayanan Jasa
b. Pemeriksaan permodalan untuk Medik Veteriner yang dipersyaratkan
badan usaha yang menggunakan modal untuk Ambulatori, Klinik Hewan, atau
asing harus mendapat perizinan dari RSH;
instansi berwenang; b. menggunakan dan/atau
c. Pemeriksaan daftar tenaga kesehatan memperdagangkan obat hewan yang
hewan yang dilibatkan harus disertai memiliki nomor pendaftaran untuk
dengan sertifikat kompetensi dan dokter Ambulatori, Klinik Hewan, Puskeswan
hewan praktik penanggung jawab. dan RSH; dan
Dokter hewan praktik yang dilibatkan c. memenuhi persyaratan kesejahteraan
harus disertai dengan surat tanda hewan.
registrasi (surat izin dokter hewan
praktik). Tenaga kesehatan hewan (3) Fasilitas Pelayanan Jasa Medik
warga asing yang dilibatkan harus Veteriner sebagaimana dimaksud pada
mendapatkan surat izin praktik untuk ayat (2) huruf a tercantum dalam
tenaga kesehatan hewan warga negara Lampiran III yang merupakan bagian
asing sesuai dengan peraturan tidak terpisahkan dari Peraturan
perundang-undangan. Menteri ini.

5. Pemeriksaan kelayakan tempat (4) Persyaratan nomor pendaftaran dan


sebagaimana dimaksud pada nomor 3 kesejahteraan hewan sebagaimana
disesuaikan dengan persyaratan untuk dimaksud pada ayat (2) huruf b
masing-masing bentuk usaha pelayanan dan huruf c sesuai dengan ketentuan
jasa medik veteriner. peraturan perundang-undangan.”

Ditambahkan pasal 37
6. Kelayakan tempat usaha untuk “Sivet sebagaimana dimaksud dalam
tempat klinik hewan, rumah sakit hewan Pasal 33 ayat (3) berlaku 5 (lima) tahun
dan/atau rumah sakit hewan khusus, dan dapat diperpanjang masa
masing-masing harus memiliki surat berlakunya.”
izin mendirikan bangunan (IMB).

7. Surat izin operasional berlaku untuk


4 (empat) tahun dan dapat
diperpanjang setelah dilakukan
pemeriksaan ulang oleh otoritas
veterienr.”
Keterangan:
Pada permentan 2010, perijinan usaha pelayanan kesehatan hewan me
Peizinan Tenaga Kesehatan Hewan Pasal 23
“Tenaga kesehatan hewan seperti “Tenaga Paramedik Veteriner dan
sarjana kedokteran hewan dan/atau sarjana kedokteran hewan dalam
paramedik veteriner yang terlibat memberikan Pelayanan Jasa Medik
dalam pelayanan jasa medik veteriner Veteriner secara mandiri sebagaimana
harus memenuhi syarat sebagai berikut: dimaksud dalam Pasal 8 sampai dengan
Pasal 12 wajib memiliki:
1. Untuk Sarjana Kedokteran Hewan a. SIPP Keswan untuk Tenaga
harus memiliki ijazah Sarjana Paramedik Veteriner kesehatan hewan
Kedokteran Hewan dengan menjelaskan dan sarjana kedokteran hewan sesuai
tingkat kompetensi khusus yang dengan Format-9;
dikuasainya; b. SIPP Inseminator untuk Tenaga
Paramedik Veteriner inseminasi buatan
2. Untuk paramedik veteriner harus dan sarjana kedokteran hewan sesuai
memiliki ijazah sekolah kejuruan dengan Format-10;
dan/atau diploma kesehatan hewan c. SIPP PKb untuk Tenaga Paramedik
yang menjelaskan tingkat kompetensi Veteriner pemeriksaan kebuntingan dan
yang dikuasainya; sarjana kedokteran hewan sesuai
dengan Format-11; atau
3. Sertifikat kompetensi untuk tenaga d. SIPP ATR untuk Tenaga Paramedik
kesehatan hewan sebagaimana Veteriner asisten teknik reproduksi dan
dimaksud pada 1 dan nomor 2 sarjana kedokteran hewan sesuai
dikeluarkan oleh organisasi profesi dengan Format-12.”
kedokteran hewan.

4. Tenaga kesehatan hewan


sebagaimana pada nomor 1 dan/atau
nomor 2 melakukan kontrak penyeliaan
dengan dokter hewan praktik terhadap
bidang-bidang yang ditangani dalam
pelayanan jasa medik veteriner.

5. Surat pernyataan mematuhi etika dan


kode etik, sesuai dengan tingkat
kompetensinya.”
Perizinan Tenaga Kesehatan Hewan Pasal 20 ayat (2)
Asing “(2) Persyaratan administrasi
“1. Tenaga kesehatan hewan warga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19
negara asing dapat menjalankan ayat (2) untuk Tenaga Medik Veteriner
praktik dokter hewan spesialis di rumah dengan status warga negara asing
sakit hewan khusus di Indonesia setelah meliputi:
memenuhi persyaratan, antara lain a. surat permohonan sesuai dengan
sebagai berikut: Format-7;
a. Izin kerja yang dikeluarkan oleh b. fotokopi paspor;
instansi yang berwenang; c. pas foto berwarna ukuran 4 x 6
b. Izin tinggal di Indonesia yang (empat kali enam) sebanyak 2 (dua)
dikeluarkan oleh instansi yang lembar;
berwenang; d. fotokopi ijazah Dokter Hewan dan
c. Surat izin praktik sebagai dokter terjemahannya dalam bahasa Indonesia
hewan spesialis yang dikeluarkan oleh oleh penerjemah tersumpah;
otoritas veteriner pusat; e. fotokopi ijazah/ sertifikat Dokter
d. Surat penjaminan kompetensi yang Hewan Spesialis dan terjemahannya
dikeluarkan oleh organisasi profesi dalam bahasa Indonesia oleh
kedokteran hewan. penerjemah tersumpah;
f. fotokopi perjanjian bilateral atau
2. Untuk memiliki surat izin praktik multilateral antara pihak Indonesia
dokter hewan spesialis, tenaga medik dengan pihak negara atau lembaga
veteriner warga negara asing tersebut internasional sesuai dengan ketentuan
harus memenuhi persyaratan sebagai peraturan perundang-undangan;
berikut: g. mampu berbahasa Indonesia dengan
a. Mampu berbahasa Indonesia dengan lancer secara lisan dan tulisan yang
lancar secara lisan dan tulisan dengan dibuktikan dengan sertifikat lulus ujian
cara mengikuti ujian bahasa Indonesia bahasa Indonesia dari lembaga bahasa
di salah satu perguruan tinggi yang Indonesia perguruan tinggi negeri di
memiliki Fakultas Kedokteraan Hewan; Indonesia;
b. Mampu menjelaskan tentang penyakit h. fotokopi Sertifikat Kompetensi
hewan tropika dan sistem kesehatan sebagai Dokter Hewan Spesialis dari
hewan nasional dengan cara mengikuti negara asalnya;
ujian sertifikasi nasional kompetensi 1. fotokopi surat izin praktik dari
dokter hewan yang diselenggarakan negara asal;
oleh organisasi profesi kedokteran j. tidak memiliki masalah etika profesi
hewan; dan pelanggaran hukum di negara asal
c. Mampu menjelaskan tidak memiliki yang dibuktikan dengan surat
masalah etika keprofesian di negara keterangan tertulis dari pejabat
asalnya yang dibuktikan dengan surat Otoritas Veteriner negara asal;
keterangan tertulis dari organisasi k. fotokopi kartu anggota dari
profesi negara asal; organisasi profesi Dokter Hewan dari
d. Memiliki sertifikat kompetensi negara asal;
sebagai dokter hewan spesialis dari I. terdaftar sebagai anggota organisasi
negara asalnya; profesi kedokteran hewan di Indonesia;
e. Melampirkan surat izin praktik dari m. surat pernyataan kemitraan dengan
negara asal; Dokter Hewan Indonesia;
f. Melampirkan kartu anggota atau n. fotokopi Sertifikat Kompetensi di
surat keterangan sebagai anggota dari bidang Penyakit Hewan tropik di
organisasi profesi dokter hewan di Indonesia;
negara asal.” o. memenuhi standar kompetensi yang
sama dengan Dokter Hewan Spesialis
Indonesia sesuai dengan jenis
pelayanan yang diberikan yang
dibuktikan dengan surat keterangan
dari organisasi profesi
kedokteran hewan di Indonesia;
p. surat pernyataan bersedia mengikuti
ketentuan peraturan perundang-
undangan dan etika profesi; dan
q. surat keterangan tempat praktik
Dokter Hewan sesuai dengan Format-
8.”

Anda mungkin juga menyukai