Oleh
LA35
School of Design
Jakarta
2018
1
PERANCANGAN INTERIOR CREATIVITY HUB DIBIDANG DESAIN FESYEN,
DESAIN TEKSTIL, DESAIN PRODUK DAN DESAIN KRIYA KERAMIK DI
JAKARTA
Oleh
LA35 - 1710
School of Design
Jakarta
2018
PERNYATAAN
NIM : 1701295003
Menyatakan bahwa saya, akan mempertahankan hak eksklusif saya, untuk menggunakan
seluruh atau sebagian isi Skripsi saya, guna pengembangan karya di masa depan, misalnya
bentuk artikel buku, perangkat lunak, ataupun sistem informasi.
Dara Thalia
1701295003
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA
_________________________________________________________________
School of Design
LA 35
ABSTRACT
In the face of the Asean Economic Community (AEC), the principals of small medium
enterprises (SMEs) are required in order to be able to compete. However, lack of
information, infrastructure and human resources that are less skilled in technique and
technology become the obstacles in the development of SMES. The goal of designing the
interior design of this Creativity Hub is to support creative activities especially in the field of
fashion design, textile design, product design, and pottery design to maintaining and
improving standards, design innovation, and product quality in order to compete in the
global market. The methods used in this research is a method of qualitative by analyzing the
results of a study of literature, interviews and observation. ' Diversity Inclusive ' is an
interior design concept at this Creativity Hub, with an eclectic modern ambience, this design
is expected to provide positive energy and encourage the spirit of joint together to stepping
forward much further.
Keywords : asean economic community, small medium enterprises, fashion design, textile
design, product design, and pottery design
_________________________________________________________________
School of Design
Program Strata 1
LA 35
ABSTRAK
Dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean, para pelaku Usaha Kecil Menengah
(UKM) dituntut agar mampu bersaing. Namun, minimnya informasi, insfrastruktur serta
sumberdaya manusia yang kurang ahli dalam penguasaan ilmu dan teknologi menjadi
hambatan dalam perkembangan UKM. Tujuan merancang desain interior dari Creativity Hub
ini adalah untuk mendukung aktifitas kreatif terutama dalam bidang desain fesyen, desain
tekstil, desain produk, dan desain kriya keramik dalam mempertahankan serta meningkatkan
standar, inovasi desain, dan kualitas produk agar dapat bersaing di pasar global. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kulitatif dengan menganalisa hasil studi
literatur, wawancara, serta observasi. ‘Keberagaman yang Inklusif’ menjadi sebuah konsep
pada perancangan interior Creativity Hub ini, yaitu dengan menghadirkan suasana modern
eklektik yang diharapkan dalam perancangan ini mampu memberikan energi positif dan
mendorong semangat bersama agar dapat melangkah maju lebih jauh lagi.
Kata kunci : masyarakat ekonomi asean, usaha kecil menengah, desain interior, creativity
hub, desain fesyen, desain tekstil, desain produk, desain kriya keramik
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan berkat-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini
dengan baik dan tepat pada waktunya. Penyusunan dan pembuatan laporan ini
bertujuan untuk memenuhi persyaratan akhir dalam menempuh pendidikan Strata 1
pada fakultas desain, program studi Desain Interior Binus University.
Dalam penyusunan, dan perencangan laporan tugas akhir ini, penulis
melibatkan berbagai pihak yang telah membantu dalam pembuatan laporan ini.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Orang tua penulis yang memberikan semangat dan dukungan doa, serta mukungan
moril dan materil bagi penulis selama proses pembuatan laporan tugas akhir
2. Ibu Grace Hartanti S.Sn., M,M. yang selaku dosen pembimbing pertama yang
selama ini dengan sabar memberi bimbingan kepada penulis selama proses
pembuatan laporan tugas akhir ini
3. Ibu Amarena Nediari S.S.n, M.Ds, selaku dosen pembimbing kedua tugas akhir yang
telah turut membimbing dan memberikan pemahaman yang mendalam proses
pembuatan laporan tugas akhir.
4. Bapak Bambang Kartono Kurniawan, S.Sn.,M.A dan Ibu Titi Indahyani, S.Sn., M.M
selaku dosen yang ikut membimbing dan memberikan masukan selama proses
pembuatan tugas akhir ini.
5. Teman-teman dari Binusian 2017, yang telah membantu penulis dalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan ataupun ilmu pengetahuan yang penulis sebelumnya tidak
mengerti
6. Universitas Bina Nusantara, yang telah memberikan fasilitas bagi penulis dalam
pencarian literatur yang berguna dalam proses pembuatan laporan tugas akhir ini.
7. Tidak lupa penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak
terkait lainnya yang memberikan dukungan dan informasi terkait untuk menunjang
penulisan tugas akhir.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan tugas akhir ini masih kurang dari
kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan akan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca untuk membuat laporan ini menjadi lebih baik dan
sempurna.
Dara Thalia
DAFTAR ISI
Abstract . ............................................................................................................................. vi
LAMPIRAN
SURAT SURVEI
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
B. Interior :
• Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ,perancangan (Hasan, 1988)
merupakan cara pembuatan merancang (mengatur segala sesuatu
sebelun bertindak, mengerjakan atau melakukan sesuatu ).
• Berdasarkan buku
Pengantar Merencana Interior Untuk Mahasiswa Desain dan
Arsitektur (Suptandar, 1999) , perancangan merupakan suatu sistem
yang berlaku untuk segala macam jenis perancangan dimana titik
beratnya adalah melihat suatu persoalan tidak secara terpisah atau
tersendiri, melainkan sebagai suatu kesatuan dimana satu masalah
dengan lainnya saling kait-mengkait.
C. Creativity Hub :
3
18
B. Fungsi Busana
Busana memiliki nilai fungsi dan kegunaan makan ada beberapa hal
melandasi akan teori yang menjelaskan tentang busana:
• Teori Melindungi Diri (Protection Theory)
• Teori Berhias (Decoration Theory)
• Teori Kesopanan (Modesty Theory)
19
C. Klasifikasi Busana
• Ready to Wear
Adalah jenis busana yang dapat dikenakan dengan fungsi kegunaannya
(wearability), dan biasanya diproduksi secara massal atau terbatas dalam
berbagai pilihan ukuran, warna, proses perawatan serta pemeliharaan
busana yang tidak rumit.
• Artwear
Adalah bentuk busana yang dirancang lebih menonjolkan aspek estetika
dibandngkan dengan fungsionalnya, ada beberapa jenis artwear yaitu
avant garde, dan radical wear. Artwear diproduksi secara manual dan ddi
lakukan dengan pekerjaan tangan, bukan mesin.
• High Fashion
Dalam bahasa Indonesia berarti Adibusana yang mana produksinya dan
pengerjaannya rumit, materialnya memiliki kualitas tinggi, perhatian dan
perlakuan khusus terhadap aspek detail jahitan busana serta ketepatan
dengan bentuk tubuh dan eksklusif yang sangat terbatas, biasanya karakter
busana ini anggun dan elegan namun aspek pemeliharaannya busana ini
tergolong rumit dan perlu berhati-hati.
D. Tekstil
Kerajinan tekstil merupakan karya seni atau kerajinan yang dibuat atau
memakai tekstil sebagai bahan utama. Tekstil adalah bahan yang berasal
dari serat yang diolah menjadi benang atau kain sebagai bahan untuk
pembuatan busana dan berbagai produk kerajinan lainnya. Dari pengertian
tekstil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa bahan/produk tekstil
meliputi produk serat, benang, kain, pakaian dan berbagai jenis benda
yang terbuat dari serat.
• Bahan Utama
Secara umum bahan utama yang dapat dipergunakan dalam
pembuatan produk kerajinan tekstil adalah bahan tekstil yang terbuat
dari serat alam atau serat polyester baik itu berupa kain tenun, rajut
kempa, ataupun berupa benang/tali. Contoh bahan-bahan tekstil yang
dapat dipergunakan dalam pembuatan produk kriya tekstil adalah kain
katun, kain satin, benang katun, benang nylon, tali koor, kain flannel dan
pita.
• Bahan Pelengkap
Pada pembuatan produk kerajinan tekstil bahan pelengkap memiliki
fungsi memperindah atau menyempurnakan tampilan benda yang dibuat.
Penggunaan bahan pelengkap pun sama dengan bahan utama yaitu harus
disesuaikan dengan jenis benda yang dibuat fungsi benda, serta teknik
pembuatan yang digunakan.
Bahan pelengkap yang umumnya digunakan adalah bahal tekstil yang
terbuat dari serat alam atau pun plyester seperti kain pelapis/pengeras,
busa pelapis, dakron, kain furing, renda, pita, dan resleting.
21
• Alat Utama
Terdiri dari mesin jahit, alat-alat menjahit seperti gunting, pita ukut, papan
landasan , dan lain-lain.
• Alat Penunjang
Terdiri dari, mata itik, lem, lilin bakar, pemidangan jarus T , dll.
• Teknik Pewarnaan Tektil (Pencelupan)
Pencelupan yaitu pemberian warna pada bahan tekstil secara merata dengan
warna yang sama pada seluruh bahan tekstil dengan 3 komponen bahan
utama yaitu zat warna, air dan obat bantu.
Proses pencelupan dapat dilakukan pada bahan tekstil baik masih berupa
serat, benang ataupun kain. Pencelupan pada serat biasanya dilakukan
untuk menghasilkan motif atau komposisi warna pada benang ataupun
kain yang komposisi warna/motif tersebut bukan dari hasil pencapan
namun efek warna yang ditimbulkan oleh campuran seratnya.
Pencelupan pada benang dilakukan untuk memberi warna pada benang
dan jika benang tersebut ditenun akan menghasilkan kain yang memiliki
komposisi warna /corak tertentu dari susunan dan persilangan benang
lusi dan pakan.
• Teknik Pewarnaan Tekstil (pencapan)
Pencapan adalah pemberian warna pada bahan tekstil secara setempat pada
permukaan bahan tekstil sehingga menimbulkan komposisi warna dan
motif tertentu dengan 3 komponen bahan utama adalah zat warna,
pengental dan obat bantu.
Proses pencapan pada bahan tekstil dapat dilakukan pada benang atau kain.
Pada proses pencapan diperlukan pasta cap yang terdiri dari zat warna,
pengental dan zat zat pembantu yang tergantung pada jenis serat dan
jenis zat warna yang digunakan. Berdasarkan alat atau mesin yang
digunakan, pencapan digolongkan sebagai berikut:
A. Pengertian
A. Pengertian
• Keramik Tradisional
Adalah produk keramik yang berbahan utama tanah liat,
yang merupakan salah satu mineral silikat. Contoh dari
keramik tradisional yanitu tungku, gerabah, tempayan,
pottery, tableware, whiteware, barang-barang porselin,
patung, benda saniter, semen, ubin, dan lain-lain
• Keramik Modern
Merupakan kemarik yang terbuat dari bahan tanah liat atau
material yang berbasi silikat, tetapi dibuat dari paduan
senyawaan oksida tertentu dan biasanya dihasilkan material
sintesis yang tidak terdapat dialam. Contoh pengaplikasian
keramik modern misalkan biokeramik, superkonduktor,
katalis, refraktor, optic, dan lain-lain.
• Earthenware (900’-1180’C)
Yang termasuk jenis tanah liat earthenware adalah tanah liat
gerabah, pottery, dan terracotta yang merupakan bahan
utama yang digunakan untuk membuat benda keramik
bakaran rendah (900’-1180’C).
• Stoneware (12000’-13000’C)
Keramik stoneware biasanya dibakar rata-rata padda cone
4- cone 11 (1186’C-1315’C), sehingga memiliki tempratur
kematangan diantara earthenware dan porselin. Stoneware
dikenal sebagai badan tanah liat yang bagus karena
kekuatannya, memiliki warna-warna alami, bersifat keras
dan akan mengkaca. Seperti halnya porselin, stoneware jika
dibakar pada suhu dimana tanah liat terebut menjadi
mengkaca maka hasilnya akan menjadi kedap air, tetapi
umumnya stoneware tidak terlalu mengkaca.
• Porselin (12500’-14600’C)
Porselin merupakan badan keramik yang terbuat dari tanah
liat dan bahan halus lain berwarna yang putih. Badan ini
setelah melalui proses pembakaran akan menghasilkan
benda putih yang padat, keras, kedap air (porositasnya
sangat kecil), seperti kaca dan translucent (setengah
transparent/tembus baying) dengan ketebalan 3 mm.
27
28
BAB 4
METODE PENELITIAN
• Studi Literatur
Pengumpulan data diperoleh dari buku – buku, majalah, internet, dan
brosur yang berhubungan dengan permasalahan dalam makerspace serta
kegiatan workshop yang sudah ada selama ini.
• Wawancara/Interview
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi tambahan mengenai
program dan kebutuhan dari aktifitas para pelaku kreatif dibidang desain
fesyen dan tektil, desain produk, dan kriya keramik.
• Observasi/Pengamatan
Mengamati dan menganalisa fasilitas-fasilitas yang harus ada pada sebuah
Creativite Hub, bagaimana sistemasinya, lokasi, aktivitas, fasilitas,
struktur organisasi yang tersedia dan juga menganalisa alat-alat yang
digunakan. Berikut merupakan tempat yang menjadi objek observasi:
- Jakarta Creative Hub. Jakarta Pusat
- CH Pottery, Bandung
- Indoestri Makerspace, Jakarta Barat, dan
- Gianetti Marketing Gallery, Jakarta Barat
29
30
BAB 5
Survey dalam penelitian ini dilakukan dibeberapa makerspace yang sudah ada,
dimana masing-masing memiliki spesifikasi dan fasilitas yang berbeda-beda. Lokasi
survey dilakukan di tiga tempat yaitu:
5.2 Konsep
5.2.1 Konsep Perancangan
31
32
Citra ruang dalam Creativity Hub ini merupakan bagian yang penting
karena tempat ini bertujuan untuk menginspirasi, menghubungkan,
memberi jaringan, dan energi semangat positif bagi para pengunjungnya.
Tidak hanya sebagai tempat mewujudkan ide kreatif, tetapi tempat ini
juga berfungsi sebagai tempat berkumpul dari berbagai kalangan seni
desain. Dalam perancangan ini suasana yang ingin diciptakan adalah
dengan mencoba menyeimbangkan elemen material natural dengan
konsep modern eklektik sehingga nantinya menciptakan suasana yang
tenang, berkesan muda, namun santai.
5.2.4.1 Lantai
Material alternatrif yang digunakan dalam perancangan
adalah :
1. Floor Hardener
Pemilihan material ini terfokus pada finish
lantai terrazzo yang merupakan pertimbangan
dari aktifitas beberapa ruang untuk lebih
mengankat kekentalan suasana yang diharapkan
2. Keramik
Material ini dirasa cocok karena dapat mudah
dibersihkan pada area workshop.
5.2.4.2 Dinding
Dinding akan diaplikasikan cat dan beberapa mozaik
pada dinding aksen. Kaca tempered juga digunakan
untuk beberapa batas ruang. Dan juga stiker grafis yang
mendukung konsep interior.
5.2.4.3 Ceiling
Pada ceiling, menggunakan gypsum, dan ceiling kayu.
1. Coklat
3. Hijau
4. Kuning
BAB 6
6.1 Simpulan
Dari hasil proses pengerjaan dari latar belakang hingga analisa dan pembahasan
dapat disimpulkan bahwa hadir nya sebuah tempat untuk mendukung aktifitas kreatif
terutama dalam bidang desain fesyen, desain tekstil, desain produk, dan desain kriya
keramik dalam mempertahankan serta meningkatkan standar, inovasi desain, dan
kualitas produk agar dapat bersaing di pasar global. Salah satu upaya nya adalah
dengan organisasi ruang yang memudahkan user melakukan aktifitas dan
memberikan sarana yang cukup lengkap sesuai kebutuhan.. Penyediaan ruang yang
cukup untuk mahasiswa/komunitas, yang bisa memfasilitasi minimal 8-12 orang
pada tiap sesinya. Selain itu, suasana yang terasa konseptual dengan dukungan
material dan aksen warna dapat memberikan stimulasi psikologis pada user agar
lebih merasa nyaman dan santai.
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Timbul Raharjo, M. H. (2011). Seni Kriya dan Kerajinan. Yogyakarta: Program
Pasca Sarjana, Institut Seni Indonesia Yogyakarta .
Mia Maria, B. B. (2015). Buku Seni Rupa Kita. Yayasan Jakarta Biennale .
SARKAR, P. (2015, May 1). Different Types of Sewing Line Layout (with Pictures).
Retrieved from http://www.onlineclothingstudy.com/2015/05/different-types-
of-sewing-line-layout.html