Anda di halaman 1dari 43

PERANCANGAN INTERIOR CREATIVITY HUB DIBIDANG DESAIN FESYEN,

DESAIN TEKSTIL, DESAIN PRODUK DAN DESAIN KRIYA KERAMIK DI


JAKARTA

LAPORAN TUGAS AKHIR

Oleh

Dara Thalia 1701295003

LA35

Interior Design Program

Interior Design Study Program

School of Design

Universitas Bina Nusantara

Jakarta

2018

1
PERANCANGAN INTERIOR CREATIVITY HUB DIBIDANG DESAIN FESYEN,
DESAIN TEKSTIL, DESAIN PRODUK DAN DESAIN KRIYA KERAMIK DI
JAKARTA

LAPORAN TUGAS AKHIR

diajukan sebagai salah satu syarat

untuk gelar kesarjanaan pada

Program Studi Desain Interior

Jenjang Pendidikan Strata-1

Oleh

Dara Thalia 1701295003

LA35 - 1710

Interior Design Program

Interior Design Study Program

School of Design

Universitas Bina Nusantara

Jakarta
2018
PERNYATAAN

Dengan ini saya,

Nama : Dara Thalia

NIM : 1701295003

Judul Tugas Akhir : PERANCANGAN INTERIOR CREATIVITY HUB


DIBIDANG DESAIN FESYEN, DESAIN TEKSTIL,
DESAIN PRODUK DAN DESAIN KRIYA KERAMIK
DI JAKARTA

Memberikan kepada Universitas Bina Nusantara hak non-eksklusif untuk menyimpan,


memperbanyak, dan menyebarluaskan Skripsi karya saya secara keseluruhan atau hanya
sebagian atau hanya ringkasannya saja, dalam bentuk format tercetak atau elektronik.

Menyatakan bahwa saya, akan mempertahankan hak eksklusif saya, untuk menggunakan
seluruh atau sebagian isi Skripsi saya, guna pengembangan karya di masa depan, misalnya
bentuk artikel buku, perangkat lunak, ataupun sistem informasi.

Jakarta, 26 Februari 2018

Dara Thalia

1701295003
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

_________________________________________________________________

School of Design

Interior Design Department

Final Project Bachelor Degree I

Odd Semester 2017/2018

DESIGNING INTERIOR FOR CREATIVIYY HUB OF FASHION DESIGN, TEXTILE


DESIGN, PRODUCT DESIGN AND POTTERY DESIGN IN JAKARTA

Dara Thalia 1701295003

LA 35

ABSTRACT

In the face of the Asean Economic Community (AEC), the principals of small medium
enterprises (SMEs) are required in order to be able to compete. However, lack of
information, infrastructure and human resources that are less skilled in technique and
technology become the obstacles in the development of SMES. The goal of designing the
interior design of this Creativity Hub is to support creative activities especially in the field of
fashion design, textile design, product design, and pottery design to maintaining and
improving standards, design innovation, and product quality in order to compete in the
global market. The methods used in this research is a method of qualitative by analyzing the
results of a study of literature, interviews and observation. ' Diversity Inclusive ' is an
interior design concept at this Creativity Hub, with an eclectic modern ambience, this design
is expected to provide positive energy and encourage the spirit of joint together to stepping
forward much further.
Keywords : asean economic community, small medium enterprises, fashion design, textile
design, product design, and pottery design

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

_________________________________________________________________

School of Design

Program Strata 1

Tugas Akhir Sarjana Interior

Semester Ganjil Tahun 2017/2018

PERANCANGAN INTERIOR CREATIVITY HUB DIBIDANG DESAIN FESYEN,


DESAIN TEKSTIL, DESAIN PRODUK DAN DESAIN KRIYA KERAMIK DI JAKARTA

Dara Thalia 1701295003

LA 35

ABSTRAK

Dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean, para pelaku Usaha Kecil Menengah
(UKM) dituntut agar mampu bersaing. Namun, minimnya informasi, insfrastruktur serta
sumberdaya manusia yang kurang ahli dalam penguasaan ilmu dan teknologi menjadi
hambatan dalam perkembangan UKM. Tujuan merancang desain interior dari Creativity Hub
ini adalah untuk mendukung aktifitas kreatif terutama dalam bidang desain fesyen, desain
tekstil, desain produk, dan desain kriya keramik dalam mempertahankan serta meningkatkan
standar, inovasi desain, dan kualitas produk agar dapat bersaing di pasar global. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kulitatif dengan menganalisa hasil studi
literatur, wawancara, serta observasi. ‘Keberagaman yang Inklusif’ menjadi sebuah konsep
pada perancangan interior Creativity Hub ini, yaitu dengan menghadirkan suasana modern
eklektik yang diharapkan dalam perancangan ini mampu memberikan energi positif dan
mendorong semangat bersama agar dapat melangkah maju lebih jauh lagi.
Kata kunci : masyarakat ekonomi asean, usaha kecil menengah, desain interior, creativity
hub, desain fesyen, desain tekstil, desain produk, desain kriya keramik

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan berkat-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini
dengan baik dan tepat pada waktunya. Penyusunan dan pembuatan laporan ini
bertujuan untuk memenuhi persyaratan akhir dalam menempuh pendidikan Strata 1
pada fakultas desain, program studi Desain Interior Binus University.
Dalam penyusunan, dan perencangan laporan tugas akhir ini, penulis
melibatkan berbagai pihak yang telah membantu dalam pembuatan laporan ini.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Orang tua penulis yang memberikan semangat dan dukungan doa, serta mukungan
moril dan materil bagi penulis selama proses pembuatan laporan tugas akhir
2. Ibu Grace Hartanti S.Sn., M,M. yang selaku dosen pembimbing pertama yang
selama ini dengan sabar memberi bimbingan kepada penulis selama proses
pembuatan laporan tugas akhir ini
3. Ibu Amarena Nediari S.S.n, M.Ds, selaku dosen pembimbing kedua tugas akhir yang
telah turut membimbing dan memberikan pemahaman yang mendalam proses
pembuatan laporan tugas akhir.
4. Bapak Bambang Kartono Kurniawan, S.Sn.,M.A dan Ibu Titi Indahyani, S.Sn., M.M
selaku dosen yang ikut membimbing dan memberikan masukan selama proses
pembuatan tugas akhir ini.
5. Teman-teman dari Binusian 2017, yang telah membantu penulis dalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan ataupun ilmu pengetahuan yang penulis sebelumnya tidak
mengerti
6. Universitas Bina Nusantara, yang telah memberikan fasilitas bagi penulis dalam
pencarian literatur yang berguna dalam proses pembuatan laporan tugas akhir ini.
7. Tidak lupa penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak
terkait lainnya yang memberikan dukungan dan informasi terkait untuk menunjang
penulisan tugas akhir.

Penulis menyadari bahwa penulisan laporan tugas akhir ini masih kurang dari
kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan akan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca untuk membuat laporan ini menjadi lebih baik dan
sempurna.

Jakarta, 26 Februari 2017

Dara Thalia
DAFTAR ISI

Halaman Sampul ................................................................................................................ i

Halaman Judul .................................................................................................................... ii

Halaman Persetujuan Dosen Pembimbing ......................................................................... iii

Halaman Pernyataan Dosen Penguji .................................................................................. iv

Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi Laporan Tugas Akhir..................................... v

Abstract . ............................................................................................................................. vi

Abstrak ............................................................................................................................... vii

Kata Pengantar .................................................................................................................... viii

Daftar Isi …………………………………………………………………………………. x

Daftar Gambar .................................................................................................................... xii

Daftar Lampiran .................................................................................................................. xiii

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

1.1..... Latar Belakang ........................................................................................ 1


1.2..... Rumusan Masalah ................................................................................... 2
1.3..... Batasan Perencanaan .............................................................................. 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 3

2.1..... Tinjauan Creativity Hub ......................................................................... 3


2.1.1 .. Pengertian Perancangan Interior Creativity Hub .................................... 3
2.1.2 .. Desain Tata Busana dan Tekstil ............................................................. 4
2.1.3 .. Desain Produk......................................................................................... 8
2.1.4 .. Desain Kriya Keramik ............................................................................ 10

BAB 3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ....................................................... 13

3.1..... Tujuan Penelitian .................................................................................... 13


3.2..... Manfaat Penelitian .................................................................................. 13

BAB 4 METODE PENELITIAN ..................................................................................... 15

4.1..... Metode Penelitian yang diterapkan......................................................... 15


4.2..... Teknik Metode Penelitian yang dilakukan ............................................. 15

BAB 5 HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI ......................................................... 17

5.1..... Analisa Hasil Survey .............................................................................. 17


5.2..... Konsep ................................................................................................... 17
5.2.1 Konsep Perancangan ............................................................................... 17
5.2.2 Konsep Bentuk ....................................................................................... 18
5.2.3 Konsep Citra ........................................................................................... 19
5.2.4 Konsep Material ..................................................................................... 19
5.2.5 Konsep Warna ........................................................................................ 20
5.2.6 Konsep Pencahayaan .............................................................................. 23
5.2.7 Konsep Penghawaan ............................................................................... 24
5.2.8 Konsep Keamanan dan Signage ............................................................. 24

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN................................................................................... 25

6.1 ...... Simpulan ................................................................................................. 25


6.2 ...... Saran ....................................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 27

LAMPIRAN

SURAT SURVEI

RIWAYAT HIDUP
DAFTAR GAMBAR

Gambar 5.1 Moodboard ............................................................................................... 18

Gambar 5.2 Konsep Bentuk ......................................................................................... 18

Gambar 5.3 Citra Ruang ............................................................................................... 19

Gambar 5.4 Konsep Warna .......................................................................................... 20


DAFTAR LAMPIRAN

Aktivitas dan Fasilitas Ruang ................................................................................................ L1

Zoning dan Grouping Lower Ground .................................................................................. L10

Zoning dan Grouping Ground ............................................................................................ L11

Layout Keseluruhan ............................................................................................................. L12

Program dan Moodboard ..................................................................................................... L13

Library Material ................................................................................................................... L14

Workshop Textile................................................................................................................. L16

Workshop Pottery ................................................................................................................ L19


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hadirnya Usaha Kecil Menengah (UKM) dari berbagai daerah mulai


berkembang. Melihat apresiasi kepada pengrajin daerah yang sering ditonjolkan
dalam berbagai acara pameran, membuat pada akhirnya sebagian masyarakat ibu
kota terdorong dan terinspirasi untuk mengolah lebih dalam sumber daya alam yang
ada tersebut dengan ilmu yang sudah mereka pelajari dalam bidang akademik.
Sehingga nantinya sumber daya alam yang ada dapat dimanfaatkan secara maksimal
bahkan dapat bersaing dengan pasar internasional. Karena menurut data Kementrian
Perdagangan, sebanyak 60% UKM belum menyadari peluang dari MEA (Masyarakat
Ekonomi Asean). (Rofiq, 2016)

Berdirinya Badan Ekonomi Kreatif merupakan bentuk kepedulian pemerintah


terhadap perkembangan minat dan bakat insan kreatif di Indonesia. Hal ini juga
ditunjang dari perkembangan institusi desain dan antusiasme masyarakat di bidang
seni dan desain. Namun, minimnya informasi dan infrasturkur serta sumberdaya
manusia yang kurang penguasaan dalam ilmu dan teknologi menjadi hambatan bagi
para pelaku karya seni untuk berkarya. Untuk mendukung nilai positif dari
masyarakat yang ingin maju, maka sepatutnya disiapkan sarana dan prasarana dalam
menunjang kegiatan tersebut terutama di industri kerajinan kreatif. Belum ada nya
fasilitas yang menunjang kegiatan kerajinan kreatif terutama pada bidang desain
fesyen dan tekstil, desain produk, dan kriya keramik di Jakarta ini lah yang
mendorong penulis untuk melakukan penelitian dan membuat perancangan
desainnya sebagai topik dalam Tugas Akhir
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
• Bagaimana merancang fasilitas untuk pengunjung, mentor dan peserta yang
mampu memfasilitasi setiap jenis kegiatan aktifitas bekarya?
• Bagaimana merancang interior dengan suasana kreatif, sehingga
menimbulkan perasaan ingin kembali berkunjung?
• Bagaimana material, pencahayaan dan penghawaan yang cocok dalam
aktifitas proses desain dalam bidang desain fesyen dan tekstil, desain produk,
dan desain kriya keramik di Jakarta?

1.3 Batasan Perancangan


Interior yang dirancang adalah Creativity Hub yang merupakan sebuah sarana
pembelajaran, pelatihan, serta perkumpulan komunitas desain fesyen, desain
tekstil, desain produk, dan desain kriya keramik. Dengan tujuan agar dapat
memberikan wadah kepada desainer, mahasiswa maupun masyarakat usia
produktif yang ingin mendalami proses desain hingga memulai menjalankan
bisnis.
Batas perancangan dalam penelitian ini meliputi, :
• Konsep peracangan Creativity Hub yang terfokus pada aktifitas dalam desain
fesyen, desain tekstil, desain produk, dan desain kriya keramik.
• Aktivitas dan fasilitas yang dibutuhkan dalam perancangan Creativity Hub.
• Zoning dan grouping yang ada secara khusus di dalam Creativity Hub.
• Elemen dan prinsip desain yang perlu diperhatikan.
• Sistem penempatan ruang
• Sistem pembentuk ruang (dinding, lantai, plafon)
• Sistem pendukung ruang (pintu dan jendela)
• Pencahayaan
• Penghawaan, dan
• Furniture
Perancangan sendiri tidak mencakup hal-hal diluar bidang studi yang ditekuni,
seperti perancangan arsitektural, perhitungan struktur bangunan dan lain-lain.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Creativity Hub


2.1.1 Pengertian Perancangan Interior Creativity Hub
A. Perancangan :
• Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Hasan, 1988), perancangan
merupakan cara pembuatan merancang (mengatur segala sesuatu
sebelun bertindak, mengerjakan atau melakukan sesuatu ).
• Berdasarkan buku
Pengantar Merencana Interior Untuk Mahasiswa Desain dan
Arsitektur (Suptandar, 1999), perancangan merupakan suatu sistem
yang berlaku untuk segala macam jenis perancangan dimana titik
beratnya adalah melihat suatu persoalan tidak secara terpisah atau
tersendiri, melainkan sebagai suatu kesatuan dimana satu masalah
dengan lainnya saling kait-mengkait.

B. Interior :
• Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ,perancangan (Hasan, 1988)
merupakan cara pembuatan merancang (mengatur segala sesuatu
sebelun bertindak, mengerjakan atau melakukan sesuatu ).
• Berdasarkan buku
Pengantar Merencana Interior Untuk Mahasiswa Desain dan
Arsitektur (Suptandar, 1999) , perancangan merupakan suatu sistem
yang berlaku untuk segala macam jenis perancangan dimana titik
beratnya adalah melihat suatu persoalan tidak secara terpisah atau
tersendiri, melainkan sebagai suatu kesatuan dimana satu masalah
dengan lainnya saling kait-mengkait.

C. Creativity Hub :

3
18

• Dalam penerjemahannya menurut Cambridge Academic Content


Dictionary, Creativity adalah kreativitas, yaitu kemampuan untuk
menghasilkan ide-ide asli yang tidak biasa, atau untuk membuat
sesuatu yang baru atau imajinatif.
• Kreativitas adalah kemampuan memulai ide, melihat hubungan yang
baru, atau tak diduga sebelumnya, kemampuan memformulasikan
konsep yang tak sekedar menghafal, menciptakan jawaban baru untuk
soal-soal yang ada, dan mendapatkan pertanyaan baru yang perlu di
jawab. (Musbikin, 2006)
• Dalam penerjemahannya menurut Cambridge Academic Content
Dictionary, Hub adalah pusat atau tempat utama dimana ada sebagian
aktifitas didalam nya.

2.1.2 Desain Tata Busana dan Tekstil


A. Pengertian

Kata “busana” diambil dari bahasa Sansekerta ‘’bhusana’. Namun dalam


bahasa Indonesia menjadi “padanan pakaian”. Meskipun demikiPaan
pengertian busana dan pakaian merupakan dua hal yang berbeda. Busana
merupakan segala sesuaatuyang dipakai mulai dari ujung rambut sampai
ke ujung kaki. Busana ini mencakup busana pokok, pelengkap (milineris
dan aksesori) dan tata riasnya. Sedangkan pakaian merupakan bagian dari
busana yang tergolong pada busana pokok. Jadi pakaian merupakan
busana pokok yang digunakan untuk menutupi bagian tubuh.

B. Fungsi Busana

Busana memiliki nilai fungsi dan kegunaan makan ada beberapa hal
melandasi akan teori yang menjelaskan tentang busana:
• Teori Melindungi Diri (Protection Theory)
• Teori Berhias (Decoration Theory)
• Teori Kesopanan (Modesty Theory)
19

C. Klasifikasi Busana

• Ready to Wear
Adalah jenis busana yang dapat dikenakan dengan fungsi kegunaannya
(wearability), dan biasanya diproduksi secara massal atau terbatas dalam
berbagai pilihan ukuran, warna, proses perawatan serta pemeliharaan
busana yang tidak rumit.
• Artwear
Adalah bentuk busana yang dirancang lebih menonjolkan aspek estetika
dibandngkan dengan fungsionalnya, ada beberapa jenis artwear yaitu
avant garde, dan radical wear. Artwear diproduksi secara manual dan ddi
lakukan dengan pekerjaan tangan, bukan mesin.
• High Fashion
Dalam bahasa Indonesia berarti Adibusana yang mana produksinya dan
pengerjaannya rumit, materialnya memiliki kualitas tinggi, perhatian dan
perlakuan khusus terhadap aspek detail jahitan busana serta ketepatan
dengan bentuk tubuh dan eksklusif yang sangat terbatas, biasanya karakter
busana ini anggun dan elegan namun aspek pemeliharaannya busana ini
tergolong rumit dan perlu berhati-hati.

D. Tekstil

Kerajinan tekstil merupakan karya seni atau kerajinan yang dibuat atau
memakai tekstil sebagai bahan utama. Tekstil adalah bahan yang berasal
dari serat yang diolah menjadi benang atau kain sebagai bahan untuk
pembuatan busana dan berbagai produk kerajinan lainnya. Dari pengertian
tekstil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa bahan/produk tekstil
meliputi produk serat, benang, kain, pakaian dan berbagai jenis benda
yang terbuat dari serat.

E. Pengelompokan Bahan Teksil

Pada umumnya bahan tekstil dikelompokkan menurut jenisnya sebagai


berikut:
20

• Berdasar jenis produk/bentuknya: serat staple, serat filament, benang,


kain, produk jadi (pakaian/produk kerajinan dll).
• Berdasarkan jenis bahannya: serat alam, serat sintetis, serat campuran.
• Berdasarkan jenis warna/motif: putih,bewarna,bermotif/bergambar.
• Berdasarkan jenis konstruksinya: tenun, rajut, renda, kempa, benang
tunggal, benang gintir.

F. Bahan dan Alat Pembuatan Tekstil

Bahan yang dapat digunakan dalam pembuatan produk kerajinan


tekstil diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu : bahan utama dan
bahan pelengkap. Pada pembuatan produk kerajinan tekstil bahan yang
digunakan harus disesuaikan dengan jenis benda yang akan dibuat,,
fungsi dari benda tersebut, serta teknik yang akan digunakan,

• Bahan Utama
Secara umum bahan utama yang dapat dipergunakan dalam
pembuatan produk kerajinan tekstil adalah bahan tekstil yang terbuat
dari serat alam atau serat polyester baik itu berupa kain tenun, rajut
kempa, ataupun berupa benang/tali. Contoh bahan-bahan tekstil yang
dapat dipergunakan dalam pembuatan produk kriya tekstil adalah kain
katun, kain satin, benang katun, benang nylon, tali koor, kain flannel dan
pita.

• Bahan Pelengkap
Pada pembuatan produk kerajinan tekstil bahan pelengkap memiliki
fungsi memperindah atau menyempurnakan tampilan benda yang dibuat.
Penggunaan bahan pelengkap pun sama dengan bahan utama yaitu harus
disesuaikan dengan jenis benda yang dibuat fungsi benda, serta teknik
pembuatan yang digunakan.
Bahan pelengkap yang umumnya digunakan adalah bahal tekstil yang
terbuat dari serat alam atau pun plyester seperti kain pelapis/pengeras,
busa pelapis, dakron, kain furing, renda, pita, dan resleting.
21

Alat yang dapat digunakan dalam pembuatan produk tekstil dikelopokan


menjadi dua bagian, yaitu: alat utama dan alat penunjang,

• Alat Utama
Terdiri dari mesin jahit, alat-alat menjahit seperti gunting, pita ukut, papan
landasan , dan lain-lain.
• Alat Penunjang
Terdiri dari, mata itik, lem, lilin bakar, pemidangan jarus T , dll.
• Teknik Pewarnaan Tektil (Pencelupan)
Pencelupan yaitu pemberian warna pada bahan tekstil secara merata dengan
warna yang sama pada seluruh bahan tekstil dengan 3 komponen bahan
utama yaitu zat warna, air dan obat bantu.
Proses pencelupan dapat dilakukan pada bahan tekstil baik masih berupa
serat, benang ataupun kain. Pencelupan pada serat biasanya dilakukan
untuk menghasilkan motif atau komposisi warna pada benang ataupun
kain yang komposisi warna/motif tersebut bukan dari hasil pencapan
namun efek warna yang ditimbulkan oleh campuran seratnya.
Pencelupan pada benang dilakukan untuk memberi warna pada benang
dan jika benang tersebut ditenun akan menghasilkan kain yang memiliki
komposisi warna /corak tertentu dari susunan dan persilangan benang
lusi dan pakan.
• Teknik Pewarnaan Tekstil (pencapan)
Pencapan adalah pemberian warna pada bahan tekstil secara setempat pada
permukaan bahan tekstil sehingga menimbulkan komposisi warna dan
motif tertentu dengan 3 komponen bahan utama adalah zat warna,
pengental dan obat bantu.

Proses pencapan pada bahan tekstil dapat dilakukan pada benang atau kain.
Pada proses pencapan diperlukan pasta cap yang terdiri dari zat warna,
pengental dan zat zat pembantu yang tergantung pada jenis serat dan
jenis zat warna yang digunakan. Berdasarkan alat atau mesin yang
digunakan, pencapan digolongkan sebagai berikut:

a. Pencapan semprot (Spray printing)

b. Pencapan Blok (Block printing)


22

c. Pencapan Penotine (Penotine printing)

d. Pencapan bulu (Flock printing)

e. Pencapan kasa (Screen printing)

f. Pencapan Rotary (Rotary printing)

g. Pencapan Rol (Roller printing)

h. Pencapan transfer (Tranfer printing)

2.1.3 Desain Produk

A. Pengertian

Desain produk merupakan salah satu bidang keilmuan yang


terintegrasi dengan segala bentuk aspek kehidupan manusia dari
masa kemasa. Memadukan unsur khayal dan orientasi penemuan
solusi untuk berbagai masalah yang dihadapi manusia dengan
menjembatani estetika serta teknologi yang masing-masingnya
dinamis dan memiliki pola tertentu dalam perkembangannya.
Lingkup desain produk dapat dikatakan hampir tidak terbatas,
melingkupi semua aspek yang memungkinkan untuk dipecahkan
oleh profesi/ kompetensi ini. Namun demikian jika mengacu pada
perkembangan internasional, terdapat wilayah profesi yang tegas
terdiri atas desain produk, desain grafis, dan desain interior.
Wilayah desain yang disebutkan ini wilayah desain yang diletakkan
pada bidang seni rupa. Berdasarkan pembagian wilayah desain
tersebut, desain produk merupakan salah satu dari wilayah desain
yang ada.
Desain produk merupakan terjemahan dari Industrial Design.
Sebagian para ahli menerjemahkan Industrial Design dengan
desain produk. Sebagian yang lain menerjemahkan dengan desain
industri. Penerjemahan yang terakhir dirasa kurang tepat, karena
yang didesain bukanlah industrinya melainkan produknya.
(Nugraha, 1989)
23

Dalam perkembangan selanjutnya profesi ini terbagi atas beberapa


kelompok kompetensi (mungkin juga dapat berkembang sejalan
dengan perkembangan jaman), yaitu:
a. Desain produk peralatan
b. Desain perkakas lingkungan
c. Desain alat transportasi
d. Desain produk kerajinan (Kriya)

B. Desain Produk Kerajinan (Kriya)

Desain produk kerajinan merupakan salah satu lingkup desain


produk yang mengkhususkan diri dalam pembuatan desain produk
kerajinan. Kata ‘kerajinan’, dalam istilah bahasa Inggris disebut
‘craft’, sedang dalam istilah Bahasa Indonesia disebut ‘kria’, atau
‘kriya’ dalam bahasa Jawa, yang berarti: pekerjaan, hasil pekerjaan,
hasil pekerjaan tangan, keahlian, suatu benda (bisa juga berarti
produk) yang dihasilkan dari ketrampilan pekerjaan tangan dan
dilandasi oleh kehalusan rasa. (Palgunadi, 2007)

Desain produk kerajinan merupakan desain yang berbasis kriya,


merupakan terjemahan dari istilah ‘craft design’ dan dapat
didefinisikan sebagai suatu karya desain yang dilandasi (berbasis)
prinsip-prinsip kriya (craft) dalam proses realisasinya.
Benda/produk hasil desain produk kerajinan umumnya lebih
menitikberatkan pada nilai-nilai keunikan (uniqueness), estetika
(keindahan), seni (art), adiluhung, berharkat tinggi, khusus, khas,
dan kehalusan rasa sebagai unsur dasar. Sementara dalam
pemenuhan fungsinya lebuh menekankan pada pemenuhan fungsi
pakai yang lebih bersifat fisik (fisiologis), misalnya: benda-benda
pakai, perhiasan, furnitur, sandang, dan sebagainya. Pemenuhan
atas fungsi yang bersifat nonfisik bisa dikatakan relatif kecil.

Karena didasari oleh keterampilan dan kehalusan rasa, maka


benda-benda hasil produk kerajinan umumnya sangat
24

mengeksploitasi dan menonjolkan aspek rupa dan keindahan


(estetika). Dalam sejumlah kasus, ada kecenderungan
menggunakan pola (pattern) atau bentuk (form, shape) yang rumit
(complicated), serta mungkin juga mengeksploitasi dan
menerapkan ragam hias (ornamen).

2.1.4 Desain Kriya Keramik

A. Pengertian

Istilah keramik berasal dari bahasa Yunani keramos yang berarti


periuk atau belanga yang terbuat dari tanah liat dengan melalui
proses pembakaran. Dalam kamus dan ensiklopdi keramik
didefinisikan sebagai suatu hasil seni dan teknologi untuk
menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar, seperti gerabah,
genteng, porselin, dan sebagainya.

Keramik dibagi menjadi 2 golongan utama:

• Keramik Tradisional
Adalah produk keramik yang berbahan utama tanah liat,
yang merupakan salah satu mineral silikat. Contoh dari
keramik tradisional yanitu tungku, gerabah, tempayan,
pottery, tableware, whiteware, barang-barang porselin,
patung, benda saniter, semen, ubin, dan lain-lain

• Keramik Modern
Merupakan kemarik yang terbuat dari bahan tanah liat atau
material yang berbasi silikat, tetapi dibuat dari paduan
senyawaan oksida tertentu dan biasanya dihasilkan material
sintesis yang tidak terdapat dialam. Contoh pengaplikasian
keramik modern misalkan biokeramik, superkonduktor,
katalis, refraktor, optic, dan lain-lain.

B.. Jenis Bahan Tanah Liat


25

• Earthenware (900’-1180’C)
Yang termasuk jenis tanah liat earthenware adalah tanah liat
gerabah, pottery, dan terracotta yang merupakan bahan
utama yang digunakan untuk membuat benda keramik
bakaran rendah (900’-1180’C).

• Stoneware (12000’-13000’C)
Keramik stoneware biasanya dibakar rata-rata padda cone
4- cone 11 (1186’C-1315’C), sehingga memiliki tempratur
kematangan diantara earthenware dan porselin. Stoneware
dikenal sebagai badan tanah liat yang bagus karena
kekuatannya, memiliki warna-warna alami, bersifat keras
dan akan mengkaca. Seperti halnya porselin, stoneware jika
dibakar pada suhu dimana tanah liat terebut menjadi
mengkaca maka hasilnya akan menjadi kedap air, tetapi
umumnya stoneware tidak terlalu mengkaca.

• Porselin (12500’-14600’C)
Porselin merupakan badan keramik yang terbuat dari tanah
liat dan bahan halus lain berwarna yang putih. Badan ini
setelah melalui proses pembakaran akan menghasilkan
benda putih yang padat, keras, kedap air (porositasnya
sangat kecil), seperti kaca dan translucent (setengah
transparent/tembus baying) dengan ketebalan 3 mm.

C.. Teknik Pembentukan Keramik

• Teknik Bebas (modelling)


• Teknik Pijit (pinching)
Teknik ini adalah salah satu teknik yang dilakukan oleh
pemula. Dalam teknik ini pembuatan keramik dilakukan
dimana benda langsung dibentuk dengan tangan.
• Teknik Pilin (coiling)
26

Teknik ini merupakan salah satu teknik yang sudah terkenal


sejak lama. Pembentukan dengan teknik ini dapat
memberikan keleluasaan untuk membuat benda keramik
dengan ukuran yang relative lebih besar dan kompleks.
• Teknik Lempeng (slab building)
Teknik ini digunakan untuk membuat bentuk-bentuk
utamanya seperti bentuk yang memiliki sudut, bentuk kubus,
persegi panjang, segitiga, dll. Benda keramik yang
dihasilkan oleh teknik ini dapat digabung dengan teknik
lainnya seperti teknik pilim, teknik bebas, dan sebagainya.
• Teknik Putar (throwing)
Proses pembuatan benda keramik dengan cara membentuk
bola tanah liat dengan cara menekan dengan tangan pada
saat tanah liat berputar diatas alat putaran. Teknik ini
membutuhkan keterampilan tangan dan diperlukan suatu
kebiasaan akankeseimbangan antara gerakan tangan dan
kaki, serta melatih kepekaan sentuhan tangan dalam
mengatur gaya sentripental tanah liat yang berputar
• Teknik Cetak (mold)
Pembentukan dalam teknik ini dibedakan menjadi 3 yaitu
membentuk dengan teknik cetak tekan, membentuk dengan
teknik cetak tuang, dan membentuk dengan teknik cetak
jigger.
BAB 3

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dapat disimpulkan tujuan dari
penulisan ini adalah:
• Merancang interior secara konseptual sehingga mampu menghasilkan
rancangan visual yang baik dalam sisi teknis dan non teknis.
• Merancang interior Creativity Hub di Jakarta yang mampu menghasilkan
program kebutuhan ruang yang terorganisir secara optimal.
• Menjadikan Creativity Hub sebagai tempat yang dapat membantu
mengakomodasi kegiatan para mahasiswa/i dalam bidang peminatan desain
fesyen dan tekstil, desain produk, dan desain kriya keramik.

3.2 Manfaat Penelitian


Adapun kontribusi dan manfaat penulisan ini adalah sebagai berikut:
• Bagi ilmu pengetahuan Desain Interior
Memberikan sumbangsih pengetahuan mengenai penerapan perancangan
desain interior yang ideal pada sebuah makerspace, dengan prinsip dan
elemen desain yang memiliki fungsi pada tempat itu sendiri.
• Bagi Masyarakat
Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang proses desain dan
pelatihan, sehingga masyarakat dapat lebih menghargai sebuah proses dan
juga dapat berkarya lebih maju lagi.

27
28
BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Metode Penelitian yang diterapkan

Adapun tahapan penelitian yang dilakukan, yaitu :

• Studi Literatur
Pengumpulan data diperoleh dari buku – buku, majalah, internet, dan
brosur yang berhubungan dengan permasalahan dalam makerspace serta
kegiatan workshop yang sudah ada selama ini.
• Wawancara/Interview
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi tambahan mengenai
program dan kebutuhan dari aktifitas para pelaku kreatif dibidang desain
fesyen dan tektil, desain produk, dan kriya keramik.
• Observasi/Pengamatan
Mengamati dan menganalisa fasilitas-fasilitas yang harus ada pada sebuah
Creativite Hub, bagaimana sistemasinya, lokasi, aktivitas, fasilitas,
struktur organisasi yang tersedia dan juga menganalisa alat-alat yang
digunakan. Berikut merupakan tempat yang menjadi objek observasi:
- Jakarta Creative Hub. Jakarta Pusat
- CH Pottery, Bandung
- Indoestri Makerspace, Jakarta Barat, dan
- Gianetti Marketing Gallery, Jakarta Barat

29
30
BAB 5

HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI

5.1 Analisa Hasil Survey

Survey dalam penelitian ini dilakukan dibeberapa makerspace yang sudah ada,
dimana masing-masing memiliki spesifikasi dan fasilitas yang berbeda-beda. Lokasi
survey dilakukan di tiga tempat yaitu:

• Jakarta Creative Hub, Jakarta Pusat


• CH Pottery, Bandung dan
• Indoestri Makerspace, Jakarta Barat

Secara keseluruhan, hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan Creativity


Hub ini adalah alur area kotor perlu diperhatikan, terutama dalam area makerspace.
Alur sirkulasi pengguna, dan lantai untuk area kotor harus dengan material yang
gampang di bersihkan, dan tempat penyimpanan barang memerlukan tempat luas
dan terorganisir, karena banyak peralatan kecil. Selain itu suasana dalam tempat
aktifitas sebaiknya memberi kenyamanan mata dari pencahayaan dan penggunaan
warna elemen interior dinding,lantai, dan plafon

5.2 Konsep
5.2.1 Konsep Perancangan

Secara keseluruhan konsep perancangan interior Creativity Hub ini


memiliki tema ‘Diversity Inclusive’ atau yang dalam bahasa adalah
‘Keberagaman yang Positif’.

Keberagaman yang disebut dalam konsep ini diinterprestasikan dengan


konsep utama bentuk, warna, dan citra ruang yang terinsipirasi dari
keanekaragaman teknik pada desain fesyen. tekstil, produk, dan kriya
keramik, dan unsur keberagaman budaya daerah lokal Indonesia.

31
32

Sementara itu, inklusif yang di maksud adalah sifat yang cenderung


memandang positif perbedaan yang ada dan memiliki kesadaran bahwa

perbedaan ialah mengakui adanya potensi persamaan yang bersifat


universal. Prinsip bersikap inklusif muncul karena adanya kebutuhan
bekerjasama untuk mencapai cita-cita yang bernilai positif dan
menunjang misi pembangunan masyarakat. Filosofi sikap inklusif sama
hal nya dengan tujuan keberadaannya Creativity Hub ini

Gambar 5.1 Mood Board

(Sumber: Dara, 2018)

5.2.2. Konsep Bentuk


Terinspirasi dari keberagaman teknik kerajinan, maka munculah
konsep bentuk ‘repetitive dynamic’ dalam perancangan ini yang terfokus
pada bentuk pengulangan, dinamis dan geometris.. Bentuk pengulangan
dan geometris terispirasi dari teknik kerajinan dalam bentuk jahitan,
anyaman, dan simpul-simpul yang ada dalam teknik desain fesyen dan
tekstil. Dinamis, terinspirasi dari pergerakan alunan teknik handthrowing
pada kriya keramik. Konsep bentuk pengulangan yang dinamis ini
membuat seolah-olah memperlihatkan motif pengulangan yang tidak
konsisten, seperti bergerak bermain.
33

Gambar 5.2 Konsep Bentuk

(Sumber: Dara, 2018)

5.2.3 Konsep Citra

Citra ruang dalam Creativity Hub ini merupakan bagian yang penting
karena tempat ini bertujuan untuk menginspirasi, menghubungkan,
memberi jaringan, dan energi semangat positif bagi para pengunjungnya.
Tidak hanya sebagai tempat mewujudkan ide kreatif, tetapi tempat ini
juga berfungsi sebagai tempat berkumpul dari berbagai kalangan seni
desain. Dalam perancangan ini suasana yang ingin diciptakan adalah
dengan mencoba menyeimbangkan elemen material natural dengan
konsep modern eklektik sehingga nantinya menciptakan suasana yang
tenang, berkesan muda, namun santai.

Gambar 5.3 Citra Ruang

(Sumber: Dara, 2018)

5.2.4 Konsep Material


Tujuan dari konsep material ini adalah untuk membentuk karakter
ruang. Selain itu pula analisa pertimbangan dalam memilih pelapis
interior yang memenuhi perlindungan dari panas dan dingin, akustik,
34

kenyamanan, keselamatan dan keamanan. Sementara untuk dinding


pastinya harus menyerap air, dan mengurangi kebisingan

5.2.4.1 Lantai
Material alternatrif yang digunakan dalam perancangan
adalah :
1. Floor Hardener
Pemilihan material ini terfokus pada finish
lantai terrazzo yang merupakan pertimbangan
dari aktifitas beberapa ruang untuk lebih
mengankat kekentalan suasana yang diharapkan
2. Keramik
Material ini dirasa cocok karena dapat mudah
dibersihkan pada area workshop.

5.2.4.2 Dinding
Dinding akan diaplikasikan cat dan beberapa mozaik
pada dinding aksen. Kaca tempered juga digunakan
untuk beberapa batas ruang. Dan juga stiker grafis yang
mendukung konsep interior.

5.2.4.3 Ceiling
Pada ceiling, menggunakan gypsum, dan ceiling kayu.

5.2.5 Konsep Warna


Masih berangkat dari konsep utama yaitu keberagaman, budaya
Indonesia begitu banyak dan beragam. Setiap festival daerah tidak
lepas dari detail yang berbeda dan menarik mulai dari dekorasi,
busana, serta perlengkapan yang dipakai. Konsep warna pada
perancangan ini terinspirasi dari keramaian festival budaya daerah,
dengan warna-warna yang melambangkan keceriaan, persatuan, dan
nilai budaya
35

Gambar 5.4 Konsep warna

(Sumber: Dara, 2018)

Warna-warna yang digunakan pada perancangan adalah warna


yang diambil dari unsur kepercayaan positif beberapa daerah
diantaranya:

1. Coklat

- Bersifat kalem, hangat, teduh dan natural.


- Secara psikologis coklat membuat suasana terlihat
natural, klasik dan eksotis.
- Identik dengan kematangan usia dan nilai yang tinggi
seperti yang terdapat pada benda-benda seni dan
antic.
- Netral, cocok untuk diterapkan pada berbagai ruang.
2. Merah - Jingga
- Menebarkan keberanian dan energy.
Membuat suasana menjadi cerah, meriah dan penuh
pesona.
Secara psikologis warna merah mempercepat aliran
darah karena memicu detak jantung.
- Bagi anak-anak warna merah mengundang
perasaan ingin tau.
Identik dengan keceriaan dan kesan catchy
· Secara psikologis identik dengan sifat individu
yang ceria, komunikatif dan suka bersosialisasi.
· Melambangkan keramahan, kehangatan
kesuksesan, semangat dan antusiasme tinggi.
36

- ·Aplikasi warna ini menstimulasi otak untuk


menghasilkan ide kreatif.

3. Hijau

- Secara psikologis hijau melambangkan kesehatan,


harmoni, keseimbangan dan pertumbuhan.
- Warna hijau membuat suasana segar sehingga tepat
diaplikasikan untuk ruang bersantai.

4. Kuning

- Menguatkan motivasi dan meningkatkan mood.


- Secara psikologis dikaitkan dengan kecerdasan,
kepercayaan diri dan ide cemerlang.
- Berkesan positif sehingga dipakai untuk
menghilangkan keragu raguan.
- Menghalau rasa gelisah sehingga sering dipakai di
ruang pemulihan dan ruang penerima tamu
5. Hitam

- Kuat, kreativitas, magis, kedalaman berpikir,


idealis, focus.
- Dalam desain interior, warna hitam digunakan
dalam jumlah kecil dengan perpaduan bersama
warna kontras lainnya. Jika digunakan dengan
benar
6. Putih
- Warna yang segar dan damai ini digunakan pada banyak
desain dan dekorasi interior. Alasan utamanya adalah karena
warna putih menanamkan perasaan muda, kepercayaan dan
kemurnian. Selain membuat ruangan tampak lebih besar,
putih juga membuat ruangan terlihat lebih hidup dan segar.
37

5.2.6 Konsep Bentuk


Hasil karya tiap individu indentik dengan personal touchnya
masing-masing dengan pola, motif, dan teknik yang berbeda-beda.
Dasar pengambilan konsep adalah dari keberagaman detail teknik
menjhit, memahat, dan modeling pada keramik.

Bentuk motif jelujur diterapkan pada ruang workship tekstil,


bentuknya yang repetitif namun seperti bergerak terinspirasi dari
hasil teknik jelujur itu sendiri. Ketika pemula belajar menjahit,
teknik pertama yang dipelajari adalah teknik jelujur, namun gap
antar tusukan benang belum konsisten sama jaraknya. Hal ini yang
menginspirasi dalam pengolahan proses bentuk tersebut.

Sementara itu motif anyaman di terapkan pada ruang perpustakaan


material.

5.2.7 Konsep Pencahayaan


38

a) Pencahayaan pada area kerja (Menggunakan LED Spotlight)


b) Pencahayaan lainnya (penggunaan LED Spotlight dan juga LED
Stripes)
c) Pecahayaan pendukung lainnya menggunakan accent wall lamp

5.2.8 Konsep Penghawaan

Pada penghawaan, akan menggunakan AC Central dan beberapa


area merupakan semioutdoor sehingga akan mendapat alur sirkulasi
udara yang cukup baik.

5.2.9 Konsep Keamanan dan Signage


1. Konsep keamanan
Perhatian pada keamanan meliputi fasilitas yang diadakan
seperti, CCTV, sprinkler, exhaustan fan, hydrant, dan juga access
card machine.
2. Konsep Signage
Pada Signage, akan digunakan papan petunjuk dan cutting
sticker sebagai penunjuk arah.
`

BAB 6

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Dari hasil proses pengerjaan dari latar belakang hingga analisa dan pembahasan
dapat disimpulkan bahwa hadir nya sebuah tempat untuk mendukung aktifitas kreatif
terutama dalam bidang desain fesyen, desain tekstil, desain produk, dan desain kriya
keramik dalam mempertahankan serta meningkatkan standar, inovasi desain, dan
kualitas produk agar dapat bersaing di pasar global. Salah satu upaya nya adalah
dengan organisasi ruang yang memudahkan user melakukan aktifitas dan
memberikan sarana yang cukup lengkap sesuai kebutuhan.. Penyediaan ruang yang
cukup untuk mahasiswa/komunitas, yang bisa memfasilitasi minimal 8-12 orang
pada tiap sesinya. Selain itu, suasana yang terasa konseptual dengan dukungan
material dan aksen warna dapat memberikan stimulasi psikologis pada user agar
lebih merasa nyaman dan santai.

6.2 Saran

Saran yang diberikan penulis bertujuan untuk memperbaiki atau memberikan


masukkan kebeberapa pihak agar kedepannya menjadi lebih baik dan dapat menjadi
hal-hal yang dapat dipertimbangkan.

6.2.1 Saran kepada Mahasiswa Tugas Akhir


- Mahasiswa dianjurkan ketika sudah mendapatkan keputusan mengenai
judul tugas akhir ada baiknya langsung melakukan survei dan pencarian
denah karena dua hal tersebut merupakan hal yang penting dan memakan
waktu yang cukup lama
- Mahasiswa dianjurkan membuat list pertanyaan ketika melakukan survei
sehingga pertanyaan akan lebih terstruktur dan lebih jelas
`
- Mahasiswa juga dianjurkan untuk membuat list pertanyaan ketika
melakukan asistensi kepada dosen pembimbing sehingga mempersingkat
dan memanfaatkan waktu asistensi sebaik-baiknya
- Mahasiswa dianjurkan untuk membuat serta menaati time schedule yang
sudah dibuat, dengan begitu proses pengerjaan skripsi akan lebih teratur

6.2.2 Saran bagi Universitas


- Adanya kejelasan informasi dari pihak jurusan dan unversitas, dengan
begitu terdapat informasi yang lebih stabil dan pasti
`

DAFTAR PUSTAKA

`Affendi. (1976). Dasar-dasar Desain . Bandung: ITB.

Dr. Timbul Raharjo, M. H. (2011). Seni Kriya dan Kerajinan. Yogyakarta: Program
Pasca Sarjana, Institut Seni Indonesia Yogyakarta .

Hasan, A. (1988). Kamus Besar Bahasa Indonesia. In D. P. Kebudayaan, Kamus


Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Mia Maria, B. B. (2015). Buku Seni Rupa Kita. Yayasan Jakarta Biennale .

Musbikin, I. (2006). Mendidik Anak Kreatif ala Einstein. In I. Musbikin.


Yogyakarta: Mitra Pustaka.

Nugraha, A. (1989). Desain Produk, Pengertian dan Ruang. In A. Nugraha. Jakarta:


Erlangga.

Oktavianus, B. C. (2017, Januari 18). Peluang dan Tantangan dalam Masyarakat


Ekonomi ASEAN (MEA). Retrieved from www.cermati.com:
https://www.cermati.com/artikel/peluang-dan-tantangan-dalam-masyarakat-
ekonomi-asean-mea

Palgunadi, B. (2007). Analisis dan Konsep Desain. Bandung: ITB.

Rofiq, A. (2016, January 14). Strategi Hadapi UKM. Retrieved from


https://economy.okezone.com/read/2016/01/14/320/1288073/strategi-ukm-
hadapi-mea

SARKAR, P. (2015, May 1). Different Types of Sewing Line Layout (with Pictures).
Retrieved from http://www.onlineclothingstudy.com/2015/05/different-types-
of-sewing-line-layout.html

Suptandar, J. P. (1999). Pengantar Merencana Interior Untuk Mahasiswa Disain dan


Arsitektur. In J. P. Suptandar. Jakarta: Djambatan.

The Center for Craft, C. &. (2017). Retrieved from


http://www.craftcreativitydesign.org/.
`

Anda mungkin juga menyukai