Anda di halaman 1dari 16

REDESAIN LOOKS OFFICE SEBAGAI SUSTAINABLE

APPAREL MATERIAL LIBRARY DI SRAGEN

PROPOSAL TUGAS AKHIR KARYA

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

guna mencapai Derajat Sarjana Strata – 1 (S-1)

Program Studi Desain Interior

Jurusan Desain

Oleh :

YOGI HANAFI

NIM. 18150145

FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN

INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA

SURAKARTA

2021
REDESAIN LOOKS OFFICE SEBAGAI SUSTAINABLE
APPAREL MATERIAL LIBRARY DI SRAGEN

PROPOSAL TUGAS AKHIR KARYA

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

guna mencapai Derajat Sarjana Strata – 1 (S-1)

Program Studi Desain Interior

Jurusan Desain

Oleh :

YOGI HANAFI

NIM. 18150145

FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN

INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA

SURAKARTA

2021

i
LEMBAR PERSETUJUAN

REDESAIN LOOKS OFFICE

SEBAGAI SUSTAINABLE APPAREL MATERIAL LIBRARY DI SRAGEN

Yang Dipersiapakan dan Disusun Oleh :

YOGI HANAFI

NIM. 18150145

Ketua ProgramStudi Dosen Pembimbing

Ahmad Fajar Ariyanto, S.Sn, M.Sn Putri Sekar Hapsari, S.Sn., M.A.

NIP : 197209202005011001 NIP : 197805272008122003

PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR

FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN

INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA

2021

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.………………………..………………………………i

HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………………………ii

DAFTAR ISI ..……………………………………………………………..iii

A. Latar Belakang …………………………..………………………….1

B. Rumusan Masalah ………………………..…………………………2

C. Tujuan Perancangan …………………………..…………………….3

D. Manfaat Perancangan.…………………………..…………………....3

E. Tinjauan Sumber Perancangan......……………..…………………….3

F. Landaasan Perancangan …………….……………….……………....4

G. Proses Desain.…………………………………………..……………6

H. Metode Perancangan..…………………………………..……………8

I. Sistematika Penulisan ………………………………..……………..10

DAFTAR PUSATAKA.……………………………………….…………...iv

iii
A. Latar Belakang

Sragen merupakan kabupaten yang terletak di sebelah timur Kota Surakarta.


Kabupaten Sragen terus berkembang makin hari makin pesat. Terutama daerah
Sragen bagian tengah dan Selatan. Gaya hidup serta pola perilaku masyarakat
Kota Surabaya pun ikut berkembang menjadi masyarakat urban. Hal ini
menyebabkan tingginya pertumbuhan lokasi-lokasi seperti tempat perbelanjaan,
berkumpul, serta rekreasi.
Apparel merupakan salah satu bisnis yang terus berkembang dari waktu ke
waktu. Apparel erat kaitannya dengan gaya hidup masyarakat urban. Gaya hidup
masyarakat urban sendiri sangat bergantung dengan perkembangan zaman,
terutama dalam hal apparel. Seiring berjalannya waktu, apparel selalu berubah
mengikuti fungsi dan perubahan zaman. Tanpa disadari, hampir sebagian besar
produsen apparel yang ada di sragen sudah memproduksi berbagai produk
apparel, mulai dari baju, kaos, topi, tas, sepatu, kaos kaki dan sebagainya.
Masyarakat Sragen setiap weekend selalu menghabiskan waktunya untuk hang out
ke apparel store, butik, factory outlet, mall, hingga cafe dan barbershop kini juga
berkolaborasi menjual produk apparel.
Melihat gaya hidup serta pola perilaku masyarakat sekarang, muncul
permasalahan sosial yang sangat penting untuk diperhatikan demi meningkatkan
kualitas hidup masyarakatnya. Masalah tersebut yaitu minimnya pengetahuan
masyarakat mengenai material dan proses produksi menjadikan masyarakat lebih
memilih produk yang lebih murah. Edukasi tentang kwalitas material dan proses
produksi akan menjadikan masyarakat lebih bijak ketika memilih produk yang
mereka beli . Pengetahuan sendiri tidak hanya diperoleh dari sekedar membaca,
namun bisa juga melalui melihat dan meraba. Melihat sekaligus meraba dapat
meningkatkan ketertarikan sekaligus daya ingat manusia. Masalah lain yang perlu
diperhatikan yakni minimnya pengolahan limbah produksi apparel.
Bangunan publik yang dapat membantu masyarakat untuk menambah
pengetahuannya yaitu perpustakaan. Namun, kebanyakan perpustakaan sendiri
hanya membantu dengan menyediakan kumpulan karya cetak maupun karya
rekam, ditunjang dengan adanya komputer untuk pencarian secara online. Hal itu
saja tidak cukup untuk menarik minat masyarakat. Ada beberapa faktor lain yang
menjadi penyebab mengapa masyarakat di Sragen kurang berminat mengunjungi

1
perpustakaan dan menghabiskan waktu luang mereka untuk menambah
pengetahuan dan wawasan. Pertama, desain dan fasilitas yang disediakan kurang
menarik atau menunjang untuk melakukan aktivitas di dalamnya. Kedua,
permasalahan tersebut bisa juga karena masyarakat merasa bahwa koleksi yang
disediakan perpustakaan kurang lengkap. Ketiga, lokasi perpustakaan yang kurang
strategis.
Setelah mengetahui secara garis besar permasalahan serta faktor yang
mempengaruhi minat masyarakat Sragen untuk menambah pengetahuan dan
kecintaan mereka terhadap produk lokal, maka desainer interior dapat ikut andil
untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan penyelesaian jalur desain. Solusi
yang dapat ditawarkan yaitu merancang suatu area perpustakaan material apparel
yang berada di pusat Kabupaten Sragen agar masyarakat yang hangout dapat
sekaligus mampir ke perpustakaan tersebut untuk menambah pengetahuan dan
wawasan mereka terkait apparel, dengan interior serta fasilitas yang menarik,
nyaman, serta suasana yang tercipta berbeda dengan perpustakaan-perpustakaan
lain yang ada di Sragen.
Looks merupakan salah satu dari 25 produsen apparel di Sragen yang
menyadari permasalan di atas. Kemudian Looks office yang terletak di pusat Kota
Sragen dipilih menjadi objek perancangan karena letaknya strategis.
Perancangan yang berjudul “REDESAIN LOOKS OFFICE SEBAGAI
SUSTAINABLE APPAREL MATERIAL LIBRARY” layak diangkat sebagai
sarana edukasi serta membantu untuk meningkatkan kualitas sumber daya
masyarakat di sragen.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep redesain Looks Office sebagai Apparel Material


Library yang sustainable di Sragen?
2. Bagaimana redesain Looks Office sebagai Sustainable Apparel Material
Library di Sragen yang aman, nyaman, dan memberikan edukasi,
informasi, dan hiburan bagi pengunjung yang datang?

2
C. Tujuan Perancangan

1. Merumuskan konsep redesain Looks Office sebagai Apparel Material


Library yang sustainable di Sragen.
2. Redesain Looks Office sebagai Sustainable Apparel Material Library di
Sragen yang aman, nyaman, dan memberikan edukasi, informasi, dan
hiburan bagi pengunjung yang datang?

D. Manfaat Perancangan

Redesain Looks Office sebagai Apparel Material Library di Sragen yang


sustainable ini diharapkan dapat memberi manfaat, diantaranya sebagai berikut :
1. Bagi Perancang : Mengembangkan kreativitas untuk mendesain suatu
interior yang sesuai dengan klien, masyarakat serta lingkungan sekitar
Apparel Material Library.
2. Bagi Mahasiswa : Menambah referensi dan wawasan dalam proyek
Redesain Office.
3. Bagi Institusi : Menambah bahan acuan dan perbandingan dalam
melakukan perancangan area publik lainnya.
4. Bagi Owner Looks : Membantu meningkatkan penjualan dan memperluas
konsumen.
5. Bagi Masyarakat : Menambah wawasan dan kecintaan terhadap produk
lokal.

E. Tinjauan Sumber Perancangan

Ivana Faustine dan S.P. Honggowidjaja (2019). Jurnal perancangan ini


menghasilkan alternatif desain interior Perancangan Interior Perpustakaan Fashion
di Ciputra World Mall Surabaya. Penelitian ini ditujukan kepada masyarakat agar
lebih mudah berkreasi dan beredukasi terkait fashion.
Sutarno NS. (2006). E-book berjudul Perpustakaan dan Masyarakat ini
menginformasikan tentang pendekatan praktis manajemen perpustakaan yang
mencakup semua unsur termasuk sistem, proses, tujuan, alat, sumber daya, ruang
dan perpustakaan itu sendiri.

3
Astri Rahmadani (2018). Jurnal perancangan ini menghasilkan alternatif
desain interior dengan menerapkan pendekatan sustainable building pada sistem
efisiensi energi dan material. Pengefektifan dalam penataan ruang pada
perancangan ini juga bertujuan untuk menciptakan bangunan perpustakaan umum
yang efektif dalam ruangnya sehingga lebih banyak menampung materi tetapi
tetap nyaman bagi pengunjung.

F. Landasan Perancangan

a. Pengertian Redesain
Menurut Helmi.2008, Redesain Merupakan perencanaan dan
perancangan kembali suatu karya agar tercapai tujuan tertentu. Kemudian
menurut Churchman and Ackolt dalam Irfan, 2002 : 1-1, Redesain adalah
suatu proses untuk menentukan tindakan- tindakan di masa depan yang sesuai,
melalui suatu tahapan pemilihan.
b. Pengertian Interior
Menurut Dwi Retno Sri Ambarwati dalam jurnalnya yang berjudul
Antara Desainer Interior dan Dekorator Interior. Fakultas Bahasa dan Seni
FBS UNY. Hlm: 9, desain interior adalah sebuah perencanaan tata letak dan
ruang di dalam sebuah bangunan. Perancangan interior memenuhi kebutuhan
dasar manusia akan naungan dan perlindungan, mempengaruhi benuk aktivitas
yang meyertai tindakan, desain interior juga mempengaruhi pandangan,
suasana hati dan kepribadian bagi pengguna ruang. Oleh karena itu, tujuan
dari perancangan interior adalah mengembangkan fungsi, pengayaan estetis
dan pengungkatan psikologi ruang interior.
c. Pengertian Apparel
Apparel masuk ke dalam bahasa inggris. Apparel adalah sebutan yang
sering digunakan untuk menjelaskan segala suatu yang berkaitan dengan baju,
garmen dan pakaian. Kata apparel dipakai untuk menyebut jenis pakaian yang
sedang dijual, bukan sedang dipakai.
Pakaian sendiri memiliki fungsi yang komunikatif. Pakaian dapat
menyampaikan suatu pesan atau makna (komunikasi non verbal), seperti yang
disampaikan Chaney (213) bahwa pakaian merupakan representasi diri.
Pakaian menyampaikan pesan-pesan dan merupakan pencitraan untuk

4
menegaskan berbagai fungsi-fungsi sosial dalam transformasi sosial (Stone,
90). Pakaian menjadi perlambangan jiwa dan tidak dapat dipisahkan dari
perkembangan sejarah kehidupan dan budaya manusia (Ibrahim 242). Saat
orang memilih pakaian, baik di toko atau di rumah, berarti kita mendefinisikan
dan mendeskripsikan diri sendiri (Nordholt 1). Menyampaikan identitas berarti
menunjukkan kepada orang lain bagaimana perilaku kita dan bagaimana orang
lain sepatutnya memperlakukan kita. Gaya busana merupakan suatu indikator
status sosial.

d. Pengertian Material
Material adalah sesuatu yang disusun atau dibuat oleh bahan (Callister
& William, 2004). Pengertian material adalah bahan baku yang diolah
perusahaan industri dapat diperoleh dari pembelian lokal, impor atau
pengolahan yang dilakukan sendiri (Mulyadi, 2000). Dari beberapa pengertian
tersebut, dapat disimpulkan bahwa material adalah sebagai beberapa bahan
yang dijadikan untuk membuat suatu produk atau barang jadi yang lebih
bermanfaat.
e. Pengertian Library
Menurut IFLA (International of Library Associations and Institutions)
“Perpustakaan merupakan kumpulan bahan tercetak dan non tercetak dan atau
sumber informasi dalam komputer yang tersusun secara sistematis untuk
kepentingan pemakai.”
Perpustakaan adalah suatu ruangan, bagian dari gedung / bangunan
atau gedung tersendiri yang berisi buku-buku koleksi, yang diatur dan disusun
sedemikian rupa, sehingga mudah untuk dicari dan dipergunakan apabila
sewaktu-waktu pembaca memerlukannya (Sutarno 11).
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007,
perpustakaan merupakan institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak,
dan / atau karya rekam secara professional dengan sistem yang baku guna
memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian informasi, dan
rekreasi para pemustaka. Tempat rekreasi disini diartikan bahwa perpustakaan
hendaknya menjadi tempat yang menyenangkan bagi pemustaka sebagai
sarana pengakses informasi sekaligus ntuk belajar atau mempelajari informasi
yang telah diperolehnya.

5
f. Pengertian Sustainable
International Union for Conservation of Nature and Natural Resources
(IUCN) (1980) dalam world conservation strategy mendefinisikan untuk
menjadi sebuah pembangunan berkelanjutan, pelaksanaan pembangunan harus
mempertimbangkan faktor lingkungan, sosial maupun ekonomi yang berbasis
pada sumberdaya kehidupan dan mempertimbangkan keuntungan ataupun
kerugian jangka panjang maupun jangka pendek dari sebuah tindakan
alternatif.

G. Metode Perancangan
Metode perancangan yang digunakan adalah proses desain yang dibagi
menjadi dua tahap. Tahap pertama adalah analisa, masalah diidentifikasi, diteliti,
dibedah, dan dianalisis. Dari tahap ini, desainer datang dengan proposal ide
tentang bagaimana langkah dalam memecahkan masalah. Tahap kedua adalah
sintesa, di mana bagian-bagian ditarik bersama-sama untuk membentuk solusi
yang kemudian diterapkan.
Metode proses perancangan pada bagan proses perancangan (Sumber:
Designing Interiors, Rosemary Kilmer, 1992) dibagi menjadi 8 tahap sebagai
berikut :

6
COMMIT

STATE

ANALISIS
COLLECT

ANALYZE

IDEATE

CHOOSE
SINTESIS

IMPLEMENT

EVALUATE

 Commit adalah menerima atau berkomitmen dengan masalah.


 State adalah mendefinisikan masalah.
 Collect adalah mengumpulkan fakta.
 Analyze adalah menganalisa masalah dan data yang telah
dikumpulkan.
 Ideate adalah mengeluarkan ide dalam bentuk skematik dan konsep.
 Choose adalah memilih alternatif yang paling sesuai dan optimal dari
ide-ide yang ada.
 Implement adalah melaksanakan penggambaran dalam bentuk
pencitraan 2D dan 3D serta presentasi yang mendukung.
 Evaluate adalah meninjau desain yang dihasilkan, apakah telah
mampu menjawab brief serta memecahkan permasalahan.

7
a. Sumber Data
Sumber data terkait objek perancangan ini berasal dari data literature
dan data lapangan. Data literatur adalah data yang berasal dari berbagai
sumber buku-buku, jurnal, serta internet yang terkait dengan Redesain
Looks Office Sebagai Sustainable Apparel Material Library. Selain itu
juga mengumpulkan data penelitian serta perancangan yang telah
dilakukan sebelumnya sebagai pembanding. Data lapangan adalah data
yang berupa fisik dan non-fisik tempat atau lokasi obyek perancangan
yang diperoleh dari metode observasi, dokumentasi, dan pengamatan
secara langsung.
b. Teknik Pengumpulan Data
Ada tiga metode yang dapat digunakan untuk mempermudah
pengumpulan data. Pertama yaitu dengan menggunakan metode studi
literatur, kedua dengan metode observasi lapangan, dan ketiga dengan
metode studi komparatif.
1. Studi Literatur, merupakan studi terhadap tulisan dan karya yang
sudah ada dan yang berkaitan, misalnya dari :
 Media cetak dan elektronik untuk mendapatkan isue-isue dapat
perkembangannya serta berita-berita yang dapat menjadi acuan
penulisan.
 Referensi pustaka berupa buku maupun skripsi yang
mendukung dalam penulisan terkait dengan perpustakaan dan
sustainable building.
2. Observasi Lapangan, merupakan pengumpulan data dalam bentuk
pengamatan terhadap lokasi, potensi dan permasalahan yang ada.

8
3. Studi Komparatif, merupakan studi perbandingan terhadap
bangunan dengan tipe yang sama dan sudah ada.

Data yang diperoleh pada tahap ini yaitu berupa data fisik (data yang
berkaitan dengan lokasi objek perancangan) dan non-fisik (data yang
berkaitan dengan calon pengguna serta aktivitasnya).
c. Instrumen Pengumpulan Data
Teori menjadi instrumen utama dalam penelitian kualitatif. Capaian
tujuan penelitian dilakukan melalui usaha penelitian dalam menyediakan
dan melengkapi keterangan terhadap suatu fenomena khusus, sehingga
memungkinkan si peneliti mengetahui sesuatu secara maksimal. Instrumen
tambahan juga digunakan dalam pengumpulan data, meliputi: kamera, alat
tulis, flashdisk, dan alat perekam data lain.
d. Teknik Analisis
Pada perancangan ini menggunakan teknis analisis data meliputi
sebagai berikut :
1. Tahap persiapan, meliputi identifikasi dan perumusan masalahan,
studi pustaka awal, serta penyiapan instrumen penelitian.
2. Tahap pengumpulan, merupakan kegiatan pengumpulan data
primer dan data sekunder, serta pengelompokannya.
3. Tahap analisis data, menganalisa semua data yang telah
dikumpulkan dan memecahkan rumusan masalah.
4. Tahap kesimpulan dan saran, memberikan makna atas hasil analisis
dan saran perbaikan.
e. Pendekatan Perancangan
Dalam perencanaan Redesain Looks Office Sebagai Sustainable
Apparel Material Library ini memakai beberapa pendekatan pemecahan
desain sebagai berikut:
1. Pendekatan Fungsi
Menurut Sunarmi, 2008, dalam Buku Pegangan Kuliah Mata
Kuliah Metodologi Desain, ISI Surakarta, desain yang baik adalah
desain yang dapat memenuhi kebutuhan fungsi. Fungsi yang harus
dipenuhi juga harus sesuai dengan aktivitas penggunanya. Oleh
karena itu, untuk mewujudkan Redesain Looks Office Sebagai

9
Sustainable Apparel Material Library dibutuhkan fasilitas-fasilitas
ruang yang layak dan fungsional sesuai kebutuhan.

2. Pendekatan Sustainable Building


Undang–undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
pembangunan berkelanjutan diartikan sebagai upaya sadar dan
terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan
ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk menjamin
keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan,
kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi
masa depan. Berpijak dari pengertian-pengertian di atas, paradigma
pembangunan yang semula berfokus pada pertimbangan ekonomi
semata bergeser kepada paradigma pembangunan dengan sektor
lingkungan dan sosial sebagai sektor yang tidak bisa ditinggalkan.
3. Pendekatan Ergonomi
Dalam Buku Pegangan Kuliah Mata Kuliah Metodologi Desain
ISI Surakarta karya Sunarmi, 2008. Ergonomi merupakan ilmu
terapan yang dalam penerapannya perlu didukung oleh beberapa
ilmu. Oleh karena itu, sering disebut ilmu yang multidisiplin,
karena dalam penerapannya masih membutuhkan ilmu pendukung
lainnya serta berusaha untuk menyelesaikan pekerjaan dan
lingkungan terhadap orang atau sebaliknya dengan tercapainya
produktivitas dan efisiensi yang setinggitingginya melalui
pemanfaatan manusia seoptimalnya. Pendekatan ergonomi
diterapkan dalam Redesain Looks Office Sebagai Sustainable
Apparel Material Library untuk mengetahui standarisasi dalam
memenuhi kebutuhan manusia pada dasar perencanaan yaitu
anatomi, antropometri, fisiologi, dan psikologi, agar pengunjung
dan pengelola dapat merasa aman dan nyaman dalam melakukan
aktivitas.

H. Sistematika Penulisan

10
Sistematika pembahasan dalam Redesain Looks Office Sebagai Sustainable
Apparel Material Library adalah sebagai berikut :

BAB I
berisi PENDAHULUAN yang di dalamnya memuat : Latar Belakang,
Ide/Gagasan Perancangan, Tujuan Perancangan, Manfaat Perancangan,
Ruang Lingkup Garap, Originalitas Karya dan Sistematika Perancangan.

BAB II
berisi KERANGKA PIKIR PEMECAHAN DESAIN yang di dalamnya
memuat : Pendekatan Pemecahan Desain Perancangan dan Ide
Perancangan.

BAB III
berisi tentang PROSES DESAIN yang di dalamnya memuat : Tahapan
Proses Desain dan Proses Analisis Alternatif Desain Terpilih.

11
DAFTAR PUSATAKA

Ali Irfan, (2002). “Pelaporan Keuangan dan Asimetri Informasi dalam Hubungan. Agensi”,
Lintasan Ekonomi, Vol. XIX. No.2. Juli 2002,USU Institutional

Barnard, Malcolm. Fashion Sebagai Komunikasi. Ibrahim Idi Subandy dan Yosal Iriantra.
Yogyakarta: Jalasutra,2007.

Chaney, David. Lifestyles, Sebuah Pengantar Komprehensif. Bandung: Jalasutra, 1996.

Dwi Retno Sri Ambarwati. Antara Desainer Interior dan Dekorator Interior. Fakultas Bahasa
dan Seni FBS UNY. Hlm: 9

E-book Callister & William, 2004, Materials Science and Engineering.

Helmi.2008. Redesain Kawasan Pendaratan Ikan di Rembang

International of Library Associations and Institutions

International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) (1980) dalam
world conservation strategy

Kilmer, Rosemary. 1992. Designing Interiors. California: Wadsworth Publishing Company

Mulyadi. (2000). Akuntansi Biaya, Edisi 10. Yogyakarta: Aditya Media.

Nordholt, Henk S. (ed.). Outward Appearances: Trend, Identitas, Kepentingan. Yogyakarta:


LKiS, 2005.

Sunarmi, 2008, Metodologi Desain: Buku Pegangan Kuliah Mata Kuliah Metodologi Desain,
ISI Surakarta, Surakarta, Hlm. 46.

Sutarno NS. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Sagung Seto, 2006.

Stone, Gregory P. Appearance and the Self. Dalam Arnold Rose, ed. Human Behavior and
Social Processes: An Interactionist Approach. London: Routledge & Kegan Paul, 1962.

Undang–undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan


Pengelolaan Lingkungan Hidup

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan.

iv

Anda mungkin juga menyukai