Disusun Oleh:
Ananda Pinkan S. (D1817019)
Dian Rahmawati (D1817035)
Hastarina Wisda Y. (D1817047)
Jihan Salsabilla A. (D1817055)
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...………………………………………………..... ii
DAFTAR ISI...…………………………………………………………… iii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………….……………………...……………......... 1
B. Tujuan Kuliah Kerja Magang (KKM)….…….……........................... 3
C. Manfaat Praktek Kerja Perpustakaan..……………………...………. 3
D. Tempat KKM………..…..………………………………………….. 4
E. Jadwal Waktu KKM………………………………………………… 5
BAB II TINJAUN UMUM TEMPAT KKM
A. Sejarah Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY.……………….. 6
B. Visi, Misi, Tujuan, Kebijakan, dan Motto Balai Layanan Perpustakaan
Dinas Perpustakaan dan Arsip DIY…………………….………….... 9
C. Struktur Organisasi.……………………………………...…………... 10
D. Tugas dan Fungsi.………………………………………………...…. 11
BAB III PELAKSANAAN KULIAH KERJA MAGANG
A. Bidang Kerja Balai Layanan Perpustakaan DPAD DIY ……………. 12
B. Hasil Pelaksanaan Kuliah Kerja Magang di Balai Layanan
Perpustakaan DPAD DIY.…………………………………………... 29
C. Kendala yang Dihadapi Selama Kuliah Kerja Magang di Balai
Layanan Perpustakaan DPAD DIY.……………………………….... 38
D. Cara Mengatasi Kendala Yang Dihadapi Selama Kuliah Kerja
Magang (KKM)..…………………………………………………….. 38
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.…………...…………………………………………….. 40
B. Saran.……………………………….....................………………….. 40
DAFTAR PUSTAKA.…………………………………………………. 42
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perpustakaan umum sebagai sarana pendidikan untuk mendidik diri sendiri de
ngan kata lain tempat mendapatkan pendidikan nonformal, mempunyai tugas untu
k menghimpun, memelihara dan mendayagunakan bahan perpustakaaan untuk kep
entingan masyarakat Indonesia. Dalam Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpust
akaan Umum (1995:5), pengertian perpustakaan umum adalah perpustakaan yang
diselenggarakan di pemukiman penduduk (kota atau desa) diperuntukkan bagi se
mua lapisan dan golongan masyarakat penduduk pemukiman tersebut untuk mela
yani kebutuhan akan informasi dari bahan bacaan.
Hermawan dan Zulfikar (2003:3) menyatakan bahwa perpustakaan umum mer
upakan perpustakaan yang melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa membedak
an latar belakang, status sosial, agama, suku, pendidikan dan sebagainya. Konsep
dasar perpustakaan umum adalah didirikan oleh masyarakat, untuk masyarakat, da
n didanai dengan dana masyarakat. Perpustakaan umum mempunyai tugas untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan seluruh lapisan masyarakat tanpa memandan
g dan membedakan latar belakang penggunanya. Pendapat di atas hampir sama de
ngan pendapat Sulistyo - Basuki (1993:46) yang menyatakan bahwa “Perpustakaa
n umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana umum dengan tujua
n melayani umum”.
Keberadaan perpustakan dianggap sebagai pusat informasi dan pengetahua
n. Perpustakaan sebagai pusat informasi dituntut untuk memberikan layanan infor
masi yang lengkap, cepat, dan tepat guna. Perpustakaan yang berkualitas dapat din
ilai dari proses pengelolaan informasi oleh tenaga ahli perpustakaan atau yang leb
ih dikenal dengan kata pustakawan. Seorang pustakawan adalah orang yang mema
hami seluk - beluk dunia perpustakaan dan memiliki latar belakang pendidikan dal
am bidang Ilmu Perpustakaan.
Tidak hanya kepandaian, kecerdasan dan kemampuan saja yang harus
dimiliki untuk bersaing di dunia kerja, namun pengalaman kerja juga menjadi
faktor yang penting yang perlu diperhatikan ketika nantinya akan memasuki dunia
kerja. Persaingan dalam dunia kerja yang semakin ketat dan meningkatnya
kualitas lulusan dari setiap tahunnya membuat seseorang harus bias beradaptasi
1
dengan lingkungan kerjanya. Oleh karena itu, perlu adanya kegiatan Kuliah Kerja
Magang (KKM) agar mahasiswa siap dalam memasuki dunia kerja. Kegiatan
KKM ini adalah suatu bentuk pendidikan dengan cara memberikan pengalaman
kerja bagi mahasiswa untuk berpartisipasi langsung dengan pekerjaan yang sesuai
dengan disiplin ilmu yang ditempuhnya. Diadakan Kuliah Kerja Magang (KKM)
bagi Mahasiswa jurusan D3 Perpustakaan. Kuliah Kerja Magang adalah adalah
suatu bentuk pendidikan dengan cara memberikan pengalaman belajar bagi
mahasiswa untuk berpartisipasi dengan tugas langsung di lembaga yang sesuai
dengan disiplin ilmu yang ditempuhnya. Jadi, Kuliah Kerja Magang akan
menambah kemampuan Mahasiswa untuk mengamati, mengkaji serta menilai
antara teori dengan kenyataan yang terjadi di perpustakaan yang pada akhirnya
dapat meningkatkan kualitas managerial mahasiswa dalam mengamati
permasalahan dan persoalan, baik dalam bentuk aplikasi teori maupun kenyataan
yang sebenarnya.
Dengan demikian adanya kegiatan magang ini akan menambah
kemampuan mahasiswa untuk mengamati, mengkaji serta menilai antara teori
dengan kenyataan yang terjadi di Perpustakaan yang pada akhirnya dapat
meningkatkan kualitas managerial mahasiswa dalam mengamati permasalahan
dan persoalan, baik dalam bentuk aplikasi teori maupun kenyataan yang
sebenarnya. Adanya program Kuliah Kerja Magang tersebut, diharapkan
mahasiswa sebagai calon Pustakawan nantinya dapat menjadi Pustakawan yang
profesional.
Penulis melaksanakan kegiatan KKM (Kuliah Kerja Magang) di Balai
Layanan Perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Daerah Istimewa
Yogyakarta yang berlokasi di Jalan Janti Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Kegiatan KKM ini berlangsung selama 6 minggu atau setara dengan
42 hari. Kegiatan KKM dilaksanakan dengan tujuan agar penulis dapat belajar
dengan menggunakan ilmu yang diperoleh secara teoritis dan dipadukan dengan
ilmu praktis yang ada di lapangan. Dengan demikian mahasiswa Kuliah Kerja
Magang dapat merasakan dan menguasai ilmu perpustakaan. Berdasarkan
pertimbangan di atas maka penulis memilih Balai Layanan Perpustakaan Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. sebagai tempat
untuk melakukan Kuliah Kerja Magang yang termasuk salah satu unit pelaksana
2
teknis dalam melayani kebutuhan informasi masyarakat umum dan pemustaka
lainnya. Dari latar belakang tersebut di atas, penulis mengambil judul Kegiatan
Kuliah Kerja Magang (KKM) Di Balai Layanan Perpustakaan Dinas Perpustakaan
dan Arsip Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta.
3
1. Bagi Penulis
Penulis memperoleh wawasan dan ketrampilan yang didapat
selama Kuliah Kerja Magang mengenai pelayanan,pegolahan, dan
pelestarian serta mengetahui cara mengatsi masalah yang timbul dan sikap
yang dipergunakan saat menghadapi pemustaka secara profesional. Kuliah
Kerja Magang pada Perpustakaan dapat memberikan pandangan secara
nyata yang dapat dipergunakan sebagai bekal dalam mengahadapi dunia
kerja.
2. Bagi Balai Layanan Perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dengan adanya Kuliah Kerja Magang (KKM), Balai Layanan
Perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Daerah Istimewa
Yogyakarta dapat mengenalkan ilmu dan teknologi yang dapat menjadikan
pengetahuan yang berharga bagi mahasiswa KKM khususnya di bidang
Ilmu Perpustakaan. Manfaat lainnya Balai Layanan Perpustakaan DPAD
DIY mendapat tenaga bantu tambahan untuk melayani pemustaka dengan
optimal serta memberikan saran-saran yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kualitas Balai Layanan Perpustakaan Gedung Grhatama
Pustaka.
D. Tempat KKM
Praktik kerja lapangan ini dilakukan di Balai Layanan Perpustakaan
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (Gedung
Grhatama Pustaka), Jl. Janti, Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa
Yogyakarta 55198. Kuliah Kerja Magang ini dilakukan pada peralihan
semester lima ke semester enam. Penyusun memilih Balai Layanan
Perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Daerah Istimewa
Yogyakarta sebagai tempat pelaksanaan KKM dikarenakan perpustakaan
tersebut memiliki layanan seperti perpustakaan pada umunya serta ada
beberapa layanan berbeda yang dapat dipelajari manfaatnya oleh mahasiswa
KKM untuk dipelajari lebih lanjut.
4
E. Jadwal Waktu KKM
Jadwal Pelaksanaan:
Hari : Senin - Jumat
Tanggal : 20 Januari 2020 – 03 Maret 2020
Waktu : 08.00 – 16.00
Lokasi : Jalan Janti, Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa
Yogyakarta 55198.
5
BAB II
TINJAUN UMUM TEMPAT KKM
A. Sejarah Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Daerah Istimewa
Yogyakarta
Pada tanggal 17 Oktober 1949 jam 16.30 WIB diresmikanlah
kelahiran Perpustakaan Negara dengan nama lengkapnya
"PERPUSTAKAAN NEGARA RI" oleh Y.M. Menteri Pendidikan
Pengajaran dan Kebudayaan Mr. Sarmidi Mangoensarkoro. Oleh Menteri
R. Patah ditunjuk sebagai pengasuh Perpustakaan negara yang telah lama
beliau siapkan.berkat ketekunan pengasuh, maka Perpustakaan Negara
yang lahir ditengah-tengah kancah revolusi fisik, makin lama makin
berkembang. menurut rencana semula Perpustakaan Negara RI akan
dijadikan perpustakaan Induk, ini sesuai dengan nama dan tempat
kedudukannya di Kota Yogyakarta yang pada saat itu menjadi Ibukota
Republik Indonesia. Berawal dari sinilah dikembangkan berdirinya
perpustakaan-perpustakaan di seluruh pelosok tanah air, mulai dari
perpustakaan provinsi hingga pembentukan perpustakaan kabupaten.
Mulai tahun 1950 Ruang Baca tidak hanya dibuka pada jam-jam
kerja setiap harinya, tetapi juga tiap sore mulai jam 18.00 - 20.00 WIB.
Akan tetapi ternyata sejarahlah yang menentukan.
Setelah terjadinya peleburan Negara Republik Indonesia Serikat
menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1950 dan Ibukota
Republik Indonesia dipindahkan dari Yogyakarta ke Jakarta, maka
berubahlah peranan Perpustakaan Negara RI yang pada saat itu
direncanakan menjadi induknya perpustakaan-perpustakaan di seluruh
tanah air. Perpustakaan Negara di Semarang yang lahir kemudian, tidak
mau lagi diasuh oleh Perpustakaan negara RI, tetapi menghendaki
langsung dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta.
Sejak itulah kedudukan Perpustakaan Negara RI di Yogyakarta
tidak lagi dipandang sebagai perpustakaan induk, melainkan hanya sebagai
Perpustakaan Provinsi. dengan demikian nama "Perpustakaan Negara RI"
tidak sesuai lagi, maka pada pertengahan tahun 1952 diganti nama
6
"Perpustakaan Negara Departemen Pendidikan dan kebudayaan"
Yogyakarta.
Perpustakaan Negara berkembang terus dari tahun ke tahun,
akhirnya pada tanggal 17 Maret 1952 Perpustakaan Negara harus
meninggalkan gedung di Jl. Tugu 66 (Sekarang Jl. P. Mangkubumi),
karena dipandang sudah tidak representatif lagi dan dipindahkan ke
gedung yang lebih besar di Jl. Malioboro 175, yakni bekas Toko Buku dan
penerbitan "Kolf Bunning" hingga saat ini. Kepala perpustakaan R. Patah
mendapatkan hak pensiun pada tahun 1958 (wafat pada hari minggu tgl 30
April 1966) dan digantikan oleh Bp. Dajoesman. pada masa ini
perpustakaan mulai mengembangkan dan menggunakan sistem klasifikasi
DDC atas anjuran Biro perpustakaan Kementrian PP dan K waktu itu.
sebelumnya koleksi Perpustakaan Negara menggunakan sistem klasifikasi
katalogus berupa buku (Sheaf Catalog), seperti yang digunakan di
Perpustakaan Museum Sono Budoyo dan Perpustakaan Museum LKI di
Jakarta.
Pada masa ini perpustakaan mulai berkembang dengan
menggunakan klasifikasi DDC secara bertahap. Atas prakarsa Bp. Sukarto
Muksan (Wakil Kepala Perpustakaan Negara) dimulailah membuat
katalogus subjek dengan istilah-istilah bahasa Indonesia dan dibuat pula
perluasan DDC tentang Sejarah, Geografi, Bahasa, Sastra Indonesia yang
dalam DDC edisi 15 belum diatur dengan sempurna.
Tahun 1973 Bp. Dajoesman memasuki masa pensiun dan
digantikan oleh Bp. St. Kostka Soegeng yang sebelumnya mengasuh
Perpustakaan Negara di Singaraja. sejak itu perpustakaan mulai
mengalami perkembangan baik koleksi, peralatan, gedung, karyawan,
layanan masyarakat sampai dengan pembinaan perpustakaan-perpustakaan
lainnya, promosi dan bimbingan minat baca. Di bidang pembinaan SDM
dilakukan dengan menyelenggarakan penataran-penataran ilmu
perpustakaan umum dan perpustakaan sekolah.
Mulai tanggal 18 Oktober 1976 Perpustakaan Negara
meningkatkan pelayanannya khusus untuk anak-anak dengan membuka
7
"Taman Pustaka Kanak-Kanak" dibuka sore hari. untuk menarik minat
anak-anak setiap dua minggu sekali diputarkan film anak-anak.
Sebagai pusat informasi Perpustakaan Negara di Yogyakarta mulai
menerbitkan Bibliografi Daerah sebagai sarana untuk mengetahui karya-
karya penerbitan yang ada di DIY dengan biaya dari Proyek
pengembangan Perpustakaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Untuk media kegiatan perpustakaan diterbitkan pula Bulletin
"SANGKAKALA" yang disebarkan ke masyarakat untuk edisi yang
pertama Nomor 1 bulan Agustus 1975. Sebagai sarana promosi pada
tanggal 21 September 1976 dibuat film cerita dengan judul "Peranan
Perpustakaan Kepada Masyarakat" dengan sis pokok pelayanan
perpustakaan.
Pada tahun 1978 nama Perpustakaan Negara Yogyakarta diganti
menjadi "Perpustakaan Wilayah provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta"
berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.
0199/o/1978 tanggal 23 Juni 1978.
Berdasarkan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Istimewa
Yogyakarta tanggal 4 Juli 1981 Nomor 136/Hak/KPTS/1981, kepada
Perpustakaan Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta diberikan
izin Hak Pakai Tanah pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, yang
terletak di Badran Kecamatan Jetis Kotamadya Yogyakarta, Daerah
Istimewa Yogyakarta dan juga dengan diterimanya DIP 1980/1981 dan
1981/1982 sejumlah Rp. 121.000.000,- (seratus dua puluh satu juta
rupiah), maka Perpustakaan Wilayah memiliki gedung baru.
Perpustakaan Wilayah unit badran (Jl. Tentara Rakyat Mataram
No. 4 Yogyakarta) diresmikan pembukaannya pada tanggal 2 pebruari
1984 oleh Ibu Prof.Dr. Haryati Soebandio selaku Direktur Jendral
Kebudayaan dengan biaya Rp 119.552.810,- (seratus sembilan belas juta
lima ratus lima puluh dua ribu delapan ratus sepuluh rupiah) dalam jangka
waktu pembangunan Januari 1981 s.d. Mei 1982. Dengan bertambahnya
gedung baru ini maka mengingat gedung di Malioboro sudah terlalu padat
dan terlalu ramai untuk sarana belajar, maka koleksi ilmiah diletakkan di
8
Unit Badran sedangkan koleksi humaniora/hiburan, koleksi majalah dan
surat kabar serta koleksi anak-anak ditempatkan di Unit Malioboro.
Balai layanan Perpustakan Gedung Grhatama Pustaka merupakan
unit pelayanan dari Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY.
Grhatama Pustaka diresmikan pada tanggal 21 Desember 2015 oleh
Gubenur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X dan menjadi
perpustakaan terbesar di Indonesia. Grhatama Pustaka mulai membuka
layanan perpustakaan pada tanggal 4 Januari 2016. Perpustakaan tersebut
bernama Grhatama Pustaka yang berada di Jalan Janti, Banguntapan,
Bantul, DIY dengan lahan seluas 2,4 hektar.
Nama Grhatama Pustaka mengandung arti tempat menyimpan atau
suaka yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti perlindungan.
Karena di Perpustakaan ini terdapat berbagai koleksi buku yang masih
baru hingga buku langka yang sudah dicetak lagi, baik dalam bentuk buku
maupun digital. Gedung tersebut dibangun dengan empat menara
menjulang yang mengandung makna empat kesempurnaan orang Jawa,
yaitu Prakoso, Wulung, Wangi, dan Agung. Perpustakaan itu diharapkan
mampu menjadi pintu gerbang bagi manusia dalam mencapai derajat
tertinggi melalui pengetahuan yang terkandung dalam berbagai koleksi
perpustakaan itu. Gedung perpustakaan ini dirancang untuk
mengakomodir fungsi perpustakaan sebagai institusi yang mampu
memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan
rekreasi bagi masyarakat luas.
(Sumber :http://dpad.jogjaprov.go.id/layanan-perpustakaan-16)
9
a. Meningkatkan kualitas hidup, kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang berkeadilan dan berkeadaban.
b. Mewujudkan Tata Pemerintah yang Demokratis
3. Kebijakan Pemda DIY Tahun 2018-2020
a. Peningkatan Aksesibilitas dan Kualitas Pendidikan
b. Melakukan Fasilitas Penatausahaan, pemeliharaan Dokumen
dan Pengawasan Tanah Kasultanan, Kadipaten dan Tanah
Desa
4. Tujuan DPAD Tahun 2018-2020
Meningkatkan pemanfaatan koleksi pustaka dan arsip
5. Motto
Memberikan Pelayanan yang Terbaik Dengan Sepenuh Hati
C. Struktur Organisasi
1. Struktur Organisasi DPAD DIY
10
2. Struktur Organisasi Balai Layanan Perpustakaan DPAD DIY
11
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Balai
Layanan Perpustakaan mempunyai fungsi :
b. penyusunan rencana kerja Balai Layanan Perpustakaan
c. penyiapan teknis operasional pelayanan perpustakan menetap dan ekstensi
d. pelaksanaan layanan perpustakaan dan informasi
e. pelaksanaan dan pengembangan sistem otomasi layanan perpustakaan
f. pengelolaan pendapatan
g. pelaksanaan ketatausahaan
h. pemantauan, evaluasi, dan penyusunan laporan program Balai Layanan
Perpustakaan; dan
i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan
fungsi UPT
BAB III
PELAKSANAAN KULIAH KERJA MAGANG
12
Gambar 3.1 Ruang Koleksi Baca Umum
Sumber : Dokumen Pribadi
2) Layanan Frontdesk
Layanan ini terletak di bagian depan lantai 2 Gedung Grhatama
Pustaka. Jam buka layanan ini yaitu :
Senin – Jum’at : 08.00 – 22.00
Sabtu – Minggu : 08.00 – 16.00
Hari Libur Nasional libur
Pada layanan Frontdesk terdapat beberapa layanan, yaitu :
- Layanan anggota Perpustakaan
- Layanan Sepatu Jolifa (JLA)
- Layanan Pemustaka Istimewa
- Layanan pembuatan Surat keterangan bebas pustaka
a) Layanan Anggota Perpustakaan
13
Layanan anggota perpustakaan terdiri dari layanan pendaftaran anggota,
perpanjangan kartu anggota, reaktivasi kartu anggota, dan penggantian
kartu anggota yang hilang/rusak. Persyaratan pelayanan di layanan
keanggotaan perpustakaan antara lain :
1) Menunjukkan Kartu Identitas yang masih berlaku
- Anak Usia 0 – 7 tahun (Kartu Keluarga / Kartu Identitas Anak)
- Pelajar SD – SMA (Kartu Pelajar/ KK)
- Mahasiswa di DIY (Kartu Mahasiswa (KTM)
- Umum KTP wilayah DIY (KTP/KK/SIM)
- Umum KTP luar DIY (Surat Keterangan Bekerja di wilayah
DIY / surat domisili dikeluarkan kelurahan/desa)
- Untuk PNS Pemda DIY (Kartu Pegawai)
2) Harus datang sendiri dan tidak boleh diwakilkan
Waktu pelayanan :
Hari Senin s/d Jumat : 08.00-22.00
Hari Sabtu s/d Minggu : 08.00-16.00
Hari Besar Nasional : Libur
14
Gambar 3.3 Komputer untuk menginput data pemustaka
Sumber : Dokumen Pribadi
15
4) Pemustaka Mendapatkan Notifikasi Ketersediaan Buku
5) Pemustaka Mendapatkan Notifikasi pengambilan Buku
6) Pemustaka Mengambil Buku diperpustakaannya tanpa perlu
berkunjung ke perpustakaan Unit yang memiliki buku yang diinginkan
Layanan Sepatu Jolifa ini tidak dipungut biaya (gratis).
16
Ruang layanan koleksi langka dan referensi terletak di lantai tiga
Gedung Grhatama Pustaka. Layanan koleksi langka dan layanan koleksi
referensi berada dalam satu ruang tetapi diberi pembatas kaca tembus
pandang untuk membedakan ruang koleksi langka dan ruang koleksi
referensi. Jam buka pada layanan ini yaitu :
Senin – Jum’at : 08.00 – 22.00
Sabtu – Minggu : 08.00 – 16.00
Hari Libur Nasional libur
17
pulang. Koleksi dan pelayanan di layanan koleksi langka dan layanan koleksi
referensi berbeda. Layanan koleksi langka bersifat tertutup (Close Access)
serta koleksi yang tersedia merupakan koleksi yang memang sulit untuk
didapatkan atau sudah jarang ditemukan. Sedangkan untuk layanan koleksi
referensi bersifat terbuka (Open Access), koleksi yang tersedia seperti
ensiklopedia, kamus, handbook, dan lain-lain
4) Layanan Digital
Layanan Digital terletak pada lantai 3 Gedung Grhatama Pustaka. Jam
buka pada layanan ini yaitu :
Senin – Jum’at : 08.00 – 22.00
Sabtu – Minggu : 08.00 – 16.00
Hari Libur Nasional tutup
Layanan Digital menyediakan koleksi-koleksi lama yang telah
dijadikan CD dan sudah melalui proses alih media. Pengunjung bisa
mengakses melalui iJogja untuk melihat koleksi-koleksi e-book yang ada.
Pengunjung yang akan membaca koleksi lama dengan CD bisa meminta
bantuan ke petugas. Layanan Digital juga menyediakan komputer yang bisa
digunakan pengunjung dengan syarat meninggalkan kartu anggota
perpustakaan / kartu identitas lainnya dan maksimal penggunaan komputer
adalah 1 jam.
18
6) Layanan Braille
Layanan braille merupakan layanan yang memberikan fasilitas bagi
pemustaka tunanetra. Layanan braille terletak di lantai 2 Gedung Grhatama
Pustaka. Jam buka pada layanan ini yaitu :
Senin – Jum’at : 08.00 – 22.00
Sabtu – Minggu : 08.00 – 16.00
Hari Libur Nasional tutup
Koleksi buku braille membantuk tulisan braille agar pemustaka
tunanetra mudah dalam memperoleh informasi dan pengetahuan. Jumlah
koleksi braille adalah 2000 eksemplar. Selain memiliki koleksi buku braille,
terdapat pula komputer bicara yang jika digerakkan kursor nya akan
mengeluarkan suara. Rata-rata kebanyakan pengunjung pemustaka disabilitas
biasanya hari Sabtu dan Minggu. Tidak hanya pemustaka disabilitas saja
yang dapat berkunjung di layanan braille, melainkan pemustaka umum pun
juga banyak yang mengunjungi layanan braille.
19
Gambar 3.6 Ruang Bioskop Layanan Audio Visual
Sumber: Dokumen Pribadi
8) Layanan Bioskop 6D
Layanan Bioskop 6 Dimensi (6D) adalah salah satu layanan yang
cukup menarik di Balai Layanan Perpustakaan DPAD DIY. Layanan bioskop
6D merupakan layanan yang menyediakan pemutaran film yang dapat
memunculkan efek nyata seperti film tersebut benar - benar terjadi. Layanan
ini terletak di lantai 1 dan buka mulai pukul 08.00 WIB - 15.00 WIB.
Pengunjung yang ingin melihat bioskop 6D dikenai biaya Rp10.000,-/orang.
Terdapat beberapa jenis film yang terdapat di bioskop 6D. Kapasitas ruang
bioskop 6D hanya sebanyak 12 orang. Film bioskop 6D akan diputar setiap
jam dengan durasi setiap film kurang lebih 10 – 15 menit.
20
Sama seperti layanan koleksi umum, pemustaka dapat meminjam buku di
layanan ini dengan syarat sudah menjadi anggota Balai Layanan
Perpustakaan. Pemustaka juga hanya dapat meminjam maksimal 2 buku per
kartu anggota dengan denda keterlambatan Rp. 200,-/buku/hari. Layanan
koleksi buku anak buka mulai dari pukul 08.00 WIB - 16.00 WIB setiap hari.
21
paling dasar atau lantai 1. Jam operasional layanan bermain anak pada pukul
08.00 – 16.00 WIB setiap harinya. Sesuai dengan nama ruangannya, ruang
bermain anak didesain dengan nuasa ceria, cerah, bergambar sesuai dengan
ciri khas anak-anak, ruang bermain anak memiliki konsep ruang yang sangat
nyaman dengan konsep taman bermain yang dilengkapi satu unit televisi
untuk menampilkan lagu anak sebagai edukasi dini. Ruang bermain anak
diperuntukkan untuk anak yang berusia 0 – 6 tahun. Pengunjung anak yang
akan mengakses layanan ini harus didampingi oleh orangtua atau saudara
dengan pengawasan petugas yang berjaga karena layanan ruang bermain
bukan tempat penitipan anak, sangat penting peran orang tua atau wali dalam
perkembangan anak sejak dini. Dalam ruang bermain anak terdapat berbagai
macam permainan edukasi anak seperti puzzle, alat hitung, buku bantal,
boneka, dll.
Untuk dapat mengakses layanan ini pengunjung anak harus
mengetahui serta melaksanakan tata tertib yang telah berlaku antara lain :
a) Pengunjung tidak diperkenankan membawa dan mengkonsumi
makanan dan minuman masuk ke dalam ruangan
b) Melapas alas kaki dan dimasukkan ke dalam kantong sepatu lalu
dibawa masing-masing masuk ke dalam ruangan
c) Pengunjung anak dianjurkan berbagi permainan dan untuk tidak
mensabotase permainan agar tidak mengganggu pengunjung lain yang
datang ke ruang bermain anak
d) Pengunjung dilarang melakukan kegiatan yang dapat merusak
permainan yang ada di ruang bermain anak.
Ruang bermain anak sangat digemari anak-anak karena selain bermain
mereka dapat belajar dengan cara yang menyenangkan dengan bantuan media
permainan yang tersedia.
22
beberapa alat musik tradisional dan alat musik modern sebagai media
pengenalan kepada pemustaka anak. Pengunjung yang masuk ke ruangan
dengan jumlah yang banyak biasanya ini akan diberi penjelasan mengenai
alat-alat musik dan cara memainkan alat music tersebut yang tersedia di ruang
tersebut. Jika pengunjung datang bertepatan sendiri (bukan dari bentuk
kunjungan), akan dibebaskan memainkan alat musik tanpa pengelanan
dengan panduan dan pengawasan dari pemustaka. Alat musik yang tersedia di
ruang musik anak sangat beragam seperti tifa, angklung, biola, piano, saron,
tamborin, rebana, dll.. Namun ada beberapa alat musik yang tidak boleh
dimainkan dikarenakan hanya digunakan sebagai media pengenalan saja
kepada pengunjung.
23
Gambar 3.10 Alat Musik di Ruang Musik Anak
Sumber: Dokumen Pribadi
24
Sumber: Dokumen Pribadi
25
kumpulan buku-buku berisi kebudayaan timur, seperti buku Kebudayaan
Melayu Riau, Kearifan Tradisional Masyarakat NTB, dll. Di ruang Koleksi
Budaya terdapat beberapa tata tertib yang wajib ditaati oleh pemustaka yaitu:
a) Pengunjung tidak diperkenankan membawa dan mengkonsumi
makanan dan minuman masuk ke dalam ruangan
b) Melapas alas kaki dan dimasukkan ke dalam kantong sepatu lalu
dibawa masing-masing masuk ke dalam ruangan
c) Buku yang berada di ruangan hanya bisa dibaca di tempat.
d) Buku yang telah dibaca diletakkan di meja petugas.
b. Layanan Ekstensi
a) Layanan Pojok Baca
Persyaratan pelayanan pada layanan Pojok Baca antara lain :
1) Menjaminkan Kartu identitas (Kartu Pelajar / KTM / KTP / SIM)
2) Mengisi buku tamu yang telah disediakan
Lokasi pojok baca berada di 10 titik:
- RSUP Dr. Sardjito
- RS. Mata Dr. Yap
- RS. Bethesda
- RSUD Kota Yogyakarta
- RS. PKU Muhammadiyah Gamping
- Samsat Kulonprogo
- Samsat Kota Yogyakarta
- BPJS Ketenagakerjaan
- KPP Pratama Sleman
- Pengadilan Negeri Yogyakarta
Untuk pengunjung biasa hanya bisa baca ditempat. Layanan Pojok
Baca memberikan layanan peminjaman (dibawa pulang) hanya untuk
pegawai di instansi terkait, dengan meninggalkan kartu identitas dan
kontak yang bisa dihubungi, waktu peminjaman 1 minggu. Seluruh
koleksi tidak boleh di fotocopy.
Aksesibilitas di layanan Pojok Baca :
26
Gambar 3.12 Aksesibilitas Layanan Pojok Baca
Sumber: Standar Pelayanan Balai Layanan Perpustakaan DPAD DIY
Waktu Pelayanan :
Hari Senin s/d Sabtu : 08.00 – 16.00 WIB
Hari Minggu & Hari Besar Nasional : LIBUR
*Jam buka layanan tergantung kebijakan masing-masing lokasi pojok baca
27
Lokasi paket buku berada di 1 kota dan 4 kabupaten di DIY. Setiap
2 bulan sekali dilakukan pemindahan/rolling buku-buku Paket buku
untuk penyegaran koleksi di lokasi paket buku.
28
APMD, STIE YKPN Yogyakarta, STIKES Bethesda Yakkum, MAN
3 Sleman, UMB Yogyakarta, STTNAS Yogyakarta, UST Yogyakarta,
Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta, Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta, UAJY, STPN, STIKES Surya Global, STIM YKPN, LPP
Yogyakarta, Instiper Yogyakarta, Balai Arkeologi DIY, Balai Bahasa
DIY, SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta, UNY, dan DPK Gunung
Kidul.
29
4) Mengisi formulir untuk menjadi pemustaka istimewa
5) Mempunyai Nomor WhatsApp
Jumlah maks buku, masa pinjam, dan denda keterlambatan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Pemesanan delivery order tiap hari dibuka pada
pukul 08.00 – 11.00 WIB. Proses antar dilakukan pada pukul 12.00 –
15.00 WIB.
30
Rp200,-/buku/hari. Selain itu penulis juga melakukan shelving. Sama
seperti di ruang koleksi lainnya, sebelum pulang penulis melakukan
rekapitulasi jumlah pengunjung.
5. Layanan Mendongeng
31
gaya dan bahasa yang menarik sehingga anak-anak tertarik untuk mendengarkan.
Pada akhir cerita si pendongeng akan menanyakan kepada audience terkait cerita
yang didongengkan, dan tidak lupa pendongeng akan menyampaikan pesan dari
cerita kepada audience agar mereka mengambil nilai moral, edukasi dari cerita
tersebut.
7. Layanan Digital
Ruang layanan digital terletak di lantai 3. Pada ruang digital ini
pengunjung yang akan masuk harus mengisi buku tamu terlebih dahulu,
pengunjung yang akan menggunakan komputer harus meninggalkan kartu
identitas / kartu anggota perpustakaan, pustakawan akan memberikan password
komputer kepada pengunjung agar komputer bisa dipergunakan. Maksimal
penggunakan komputer adalah 1 jam. Pengunjung yang ingin membaca katalog
secara online bisa membuka halaman website i jogja. Membantu pengunjung
yang akan membaca katalog melalui CD yang hanya bisa diakses pada Ruang
Layanan digital. Selain membantu pengunjung penulis juga mengubah file PDF
ke dalam bentuk HTML menggunakan aplikasi Flipbook yang nantinya setelah
selesai akan dikirim ke alih media untuk diupload ke halaman website.
32
8. Layanan Tandon, Majalah Koran, dan Skripsi
Ruang Layanan Tandon, Majalah Koran, dan Skripsi ini juga terletak
dilantai 3. Pada ruang ini terdapat berbagai macam koleksi. Setiap pagi penulis
memberikan stempel pada koran dan majalah yang baru datang. Mengganti koran
dan majalah yang lama dengan yang baru sehingga pengunjung bisa memdapat
informasi yang lebih up to date. Penulis juga membantu pengunjung dalam
mencarikan judul skripsi yang diinginkan dan mengambilkannya, karena pada
ruangan ini pengunjung tidak diperbolehkan meminjam hanya boleh membaca
ditempat saja.
33
Gambar 3.16 Reglet
Sumber : Dokumen Pribadi
11. Layanan Frontdesk
Tugas yang telah dilakukan di layanan ini antara laim melayani pemustaka
dalam pembuatan kartu anggota perpustakaan, yaitu dengan mengecek kembali
data yang telah diinput oleh pemustaka, kemudian menginput beberapa data yang
ditanyakan kepada pemustaka, dan mengambil foto pemustaka untuk digunakan
sebagai foto identitas di kartu anggota perpustakaan. Kemudian melayani
pemustaka dalam pembuatan surat keterangan bebas pustaka, yaitu dengan
meminta pemustaka untuk menyerahkan kartu ktp dan kartu mahasiswa kemudian
menginput data-data pemustaka tersebut untuk dicetak.
34
mendapatkan anggaran yang berasal dari pemerintah daerah. Sedangkan
hadiah berasal dari masyarakat dan penerbit. Hadiah yang berasal dari
penerbit lebih banyak jumlahnya, karena setiap buku yang diterbitkan oleh
penerbit harus dihibahkan ke perpustakaan daerah.
b. Katalogisasi
Katalogisasi merupakan proses untuk membuat daftar yang berisi
keterangan - keterangan yang lengkap atau komprehensif dari suatu bahan
pustaka. Kegiatan katalogisasi di DPAD DIY masih dilakukan secara
manual. Katalog diperlukan untuk memudahkan pemustaka yang ingin
mencari buku yang dibutuhkan.
c. Klasifikasi
Pemberian nomor Klasifikasi merupakan merupakan proses
pengelompokan buku sesuai dengan subjeknya berupa sejumlah obyek,
gagasan, buku atau benda-benda lain ke dalam kelas atau golongan
tertentu berdasarkan ciri-ciri yang sama. Sistem klasifikasi ini
menggunakan Dewey Decimal Classification (DDC) edisi 23 dan buku
Tajuk subyek perpustakaan nasional edisi revisi.
35
Gambar 3.17 Tampilan InLisLite
Sumber: Dokumen Pribadi
Pada pemakaian InLisLite, data buku diisi dengan entri katalog
(RDA) yang sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan DPAD DIY. Pada
kolom di isi dengan informasi mengenai buku seperti nama buku, nama
pengarang, nama editor, penyunting, cetakan dan edisi buku, tempat terbit,
tahun terbit, bibliografi dan bentuk fisik buku yang sesuai pada katalog
buku. Jika semua data buku telah diinput, disimpan dan tahap selanjutnya
menginput tampilan cover melalui penulurusan internet, jika tidak
ditemukan cover buku yang sesuai, cover buku akan difoto untuk diupload
di aplikasi inlislite. Tahap terakhir pembuatan label pencetakan label,
barcode, kartu buku dan pembuatan kantong buku. Ada kegiatan juga yang
dinamakan validasi yaitu proses mengecek ulang data-data buku yang di
input karena biasanya ada data yang masih salah dan perlu diperbarui
datanya.
36
menambal buku dengan kertas cover agar menutup bagian yang sobek, kemudian
halaman yang sobek diperbaiki dengan menambal halaman menggunakan kertas
tisu Jepang.
a. Pelestarian informasi sebagai berikut :
1. Alih Media
Alih media merupakan suatu kegiatan mengalih mediakan
dokumen tercetak kedalam bentuk digital tanpa mengubah atau
mengurangi nilai informasi yang terkandung didalamnya. Kemudian
dapat dikelola menggunakan teknologi informasi. Ruang alih media
ini mengelola buku-buku yang sudah lama sejak 50 tahun yang lalu.
Sangat penting informasi dari buku tersebut sehingga cara
pelestariannya atau menyelamatkan informasinya itu dengan cara
digitalisasikan. Untuk koleksi yang akan dialih mediakan berupa
koleksi bahan pustaka yang bernilai sejarah, naskah kuno, buku
langka atau bahan pustaka yang memiliki kondisi fisik yang benar-
benar sudah rapuh. Namun, proses alih media dilakukan dengan 2 cara
alat media berupa di foto dan mesin scanner. Kebanyakan untuk
proses kegiatan ahli media disni menggunakan dengan cara scaner
melalui aplikasi paperport, karena prosesnya lebih mudah dan cepat
dari pada menggunakan alat media berupa foto DSLR. Alih media
yang dilakukan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Daerah
Istimewa Yogyakarta hanya koleksi langka.
Proses kegiatan alih media sebagai berikut :
a. Pertama, membuat folder nama terlebih dahulu dengan format
(nomor buku. Judul _tahun terbit buku)
b. Kemudian buka aplikasi Paperport buka folder yang sudah
diberi nama di awal untuk mulai men-scan
c. Apabila sudah selesai men-scan copy folder yang sudah dibuat
dan nama folder harus diubah menjadi (edit buku _nomor),
supaya mudah membedakan karena setelah discan harus diedit
terlebih dahulu.
d. Lalu folder nama yang akan diedit tadi dibuka dengan aplikasi
ACDSee Pro 8
37
e. Gambar yang sudah selesai diedit diubah ke dalam bentuk pdf
lalu diubah ke bentuk exe agar tampilan dalam bentuk digitalnya
seperti buku utuh.
Untuk koleksi buku yang secara fisik sudah sangat rapuh maka
penanganannya dengan cara difoto satu persatu halamannya dengan
pencahayaan yang sudah disesuaikan dengan bantuan kamera khusus.
Karena apabila buku yang rapuh cara penanganannya dengan discan maka
akan semakin merusak kondisi fisiknya dalam pengerjaan alih media.
2. Alih Bahasa
Alih bahasa adalah terjemahan bahasa Belanda ke Indonesia
maupun bahasa Jawa ke Indonesia.
3. Alih huruf atau transliterasi
Kegiatan ini adalah upaya untuk megalihkan dari tulisan jawa ke
tulisan latin (transliterasi) yang dikerjakan oleh tenaga ahli. Agar isi buku
tersebut dapat dibaca masyarakat secara umum karena sudah dalam tulisan
latin. Bahan pustaka lebih awet dan tidak semakin rusak dan dapat dibaca
melalui komputer maupun dalam betuk fisik. Distribusi naskah yang akan
dialih huruf salin tulisan tersebut bisa dengan ditulis di kertas, dikonsep
dulu atau langsung diketik di komputer. Setelah diketik diprint lalu diedit,
layout untuk tampilan buku ukuran kertas A4. Margin atas 4 cm dan kiri 4
cm, bawah 3 cm dan depan 3 cm. huruf yang digunakan yaitu arial atau
times new roman dengan spasi 1,5 cm. selanjutnya dijilid sejumlah 2
eksemplar yang satu eksemplar diolah untuk dibaca oleh pemustaka dan
yang satunya digunakan sebagai arsip.
38
2. Sistem RFID di layanan koleksi buku anak tidak bekerja dengan baik
sehingga seringkali banyak anak kecil yang membawa buku keluar dan tidak
terdeteksi oleh sistem.
3. Peredam suara di layanan bioskop 6D memiliki kualitas yang belum baik
sehingga suara yang dihasilkan terdengar hingga keluar dan dapat
mengganggu pemustaka yang lain.
4. Mesin print kartu anggota sering error sehingga membuat pemustaka
menunggu lama.
39
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perpustakaan yang berkualitas dapat dinilai dari proses
pengelolaan informasi oleh tenaga ahli perpustakaan atau yang lebih
dikenal dengan kata pustakawan. Seorang Pustakawan diharuskan
memahami seluk-beluk dunia perpustakaan dan memiliki latar belakang
pendidikan dalam bidang Ilmu Perpustakaan. Oleh karena itu, perlu
adanya pelatihan agar mahasiswa atau calon pustakawan siap memasuki
dunia kerja. Salah satu bentuk pelatihan yang diadakan oleh D3
Perpustakaan Universitas Sebelas Maret yaitu kegiatan Kuliah Kerja
Magang di beberapa instansi, salah satunya yaitu di Balai Layanan
Perpustakaan DPAD DIY. Kegiatan Kuliah Kerja Magang ini dilakukan
selama kurang lebih 1,5 bulan dari tanggal 20 Januari – 3 Maret 2020.
Selama melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Magang, kami ditempatkan
di beberapa layanan perpustakaan. Diantaranya yaitu : layanan anak,
layanan frontdesk, layanan koleksi umum, layanan braille, layanan koleksi
40
budaya, layanan koleksi skripsi, layanan koleksi langka, ruang digital,
ruang audio visual, pengolahan bahan pustaka, pelestarian dan alih media
bahan pustaka. Dari kegiatan ini kami mendapatkan banyak ilmu yang
belum kami ketahui sebelumnya, misal : cara mendongeng, cara
mengkatalog buku, cara mengklasifikasikan buku, cara shelving yang
benar, cara memperbaiki buku yang rusak dengan baik dan benar, cara
membuat kartu anggota perpustakaan, cara membuat kartu bebas pustaka,
dan lain-lain.
Oleh karena itu dari kegiatan ini diharapkan agar para mahasiswa
D3 Perpustakaan dapat mengimplementasikan ilmu yang didapat dari
perkuliahan sebagai bekal untuk menghadapi dunia kerja.
B. SARAN
Berdasarkan Kuliah Kerja Magang yang telah dilaksanakan maka
penulis menyampaikan beberapa saran yang dapat dipertimbangkan untuk
kemajuan Balai Layanan Perpustakaan DPAD DIY dalam melayani
pemustaka kedepannya. Beberapa saran tersebut yaitu:
1. Petugas non PNS seharusnya lebih meningkatkan kinerja untuk
melayani pemustaka. Misalnya, masih dijumpai petugas non PNS yang
kurang ramah dalam menjalankan tugas melayani pemustaka dan ada
petugas yang terkesan tidak mau menjelaskan secara jelas kepada
pemustaka yang belum mengerti tata tertib yang ada di Balai Layanan
Perpustakaan DPAD DIY.
2. Alat atau sistem yang rusak sebaiknya segera diperbaiki agar pelayanan
berjalan dengan maksimal.
3. Katalog buku yang berada di sistem InLisLite sebaiknya segera
diperbaiki agar tidak membingungkan pemustaka yang ingin mencari
buku.
41
DAFTAR PUSTAKA
42