Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN SEMINAR PROPOSAL

PERANCANGAN MEDIA PROMOSI


RUMAH BATIK TULIS SALINGKA TABEK
SEBAGAI UPAYA MEMPERKENALKAN PRODUK
BUDAYA LOKAL DALAM BENTUK E-CATALOG

DIAJUKAN KEPADA UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA YPTK


SEBAGAI SALAH SATU SYARAT MEMPEROLEH GELAR
SARJANA DESAIN

Diajukan oleh:

ILHAMDI RIZHA
18101159110046

PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL


FAKULTAS DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA “YPTK” PADANG
2022
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN SEMINAR PROPOSAL

PERANCANGAN MEDIA PROMOSI


RUMAH BATIK TULIS SALINGKA TABEK
SEBAGAI UPAYA MEMPERKENALKAN PRODUK
BUDAYA LOKAL DALAM BENTUK E-CATALOG

Yang dipersiapkan dan disusun oleh :


ILHAMDI RIZHA
18101159110046

LAPORAN PROPOSAL SEMINAR PRA KARYA AKHIR INI TELAH


DISETUJUI UNTUK
MENGIKUTI UJIAN SEMINAR
PADA HARI/TANGGAL :

Padang,.....................2022

Pembimbing

Melisa Suardi S.Ds, M.Sn


NIDN : 1002089102

ii
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN SEMINAR PROPOSAL

PERANCANGAN MEDIA PROMOSI


RUMAH BATIK TULIS SALINGKA TABEK
SEBAGAI UPAYA MEMPERKENALKAN PRODUK
BUDAYA LOKAL DALAM BENTUK E-CATALOG

Oleh :

ILHAMDI RIZHA
18101159110046

PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL


Seminar Pra Karya Akhir ini Dinyatakan LULUS oleh Panitia Penguji
Seminar Pra Karya Akhir
Program Studi Strata 1 Desain Komunikasi Visual
Fakultas Desain Komunikasi Visual
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
Pada Hari/Tanggal : ________ / _______________2022

TIM PENGUJI

Penguji I : Robby Usman S.Ds, M.Sn _______________


NIDN : 1021099102

Penguji II : Melisa Suardi S.Ds, M.Sn _______________


NIDN : 1002089102

Mengetahui,
Dekan Fakultas Desain Komunikasi Visual
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

( Riki Iskandar, S.Ds, M.Sn )


NIDN. 1005028902

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat

dan hidayah-Nya, Penulis dapat menyelesaikan Laporan Proposal Seminar Pra

Karya Akhir yang berjudul ”PERANCANGAN MEDIA PROMOSI RUMAH

BATIK TULIS SALINGKA TABEK SEBAGAI UPAYA

MEMPERKENALKAN PRODUK BUDAYA LOKAL DALAM BENTUK E-

CATALOG”. Penulisan Laporan Proposal Seminar Pra Karya Akhir ini dilakukan

dalam rangka memenuhi salah satu syarat akademik Fakultas Desain Komunikasi

Visual dalam menempuh gelar sarjana strata 1 (S1) Desain Komunikasi Visual

Universitas Putra Indonesia YPTK Padang.

Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada berbagai pihak yang

telah membantu doa dan dukungan serta semangat dalam proses penyusunan

Laporan Proposal Seminar Pra Karya Akhir ini sehingga dapat terselesaikan. Oleh

karena itu, penulis menyampaikan terimakasih kepada :

1. Ibu Dr. Zerni Melmusi, MM, Ak selaku Ketua Yayasan Universitas Putra

Indonesia “YPTK” Padang

2. Bapak Riki Iskandar S.Ds, M.Sn selaku Dekan Fakultas Desain Komunikasi

Visual

3. Ibu Melisa Suardi S.Ds, M.Sn selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan waktu, tenaga dan pikirannya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Laporan Proposal Seminar Pra Karya Akhir ini

4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Desain Komunikasi Visual UPI UPTK

Padang

iv
5. Kedua orang tua, kakak, saudara dan keluarga yang telah memberikan

motivasi, semangat dan dukungan selama proses penyusunan Laporan

Proposal Seminar Pra Karya Akhir ini

6. Teman-teman DKV UPI YPTK Padang khususnya teman- teman seangkatan,

sahabat, dan teman seperjuangan yang selalu memberikan semangat dalam

menyusun Laporan Proposal Seminar Pra Karya Akhir ini

7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Laporan Proposal

Seminar Pra Karya Akhir yang tidak dapat disebutkan satu persatu

Penulis menyadari bahwa Laporan Proposal Seminar Pra Karya Akhir ini

masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis mohon kritik dan saran yang

membangun.

Padang, ............... 2022


Penulis

Ilhamdi Rizha

v
ABSTRAK

Perancangan media promosi Rumah Batik Tulis Salingka Tabek sebagai

upaya memperkenalkan produk budaya lokal dalam bentuk e-catalog ini

dilatarbelakangi oleh rumah batik tulis salingka tabek yang belum menerapkan

digital marketing berupa e-catalog. Perancangan media promosi ini menggunakan

metode analisis data yaitu teori analisis SWOT berdasarkan data yang telah

diperoleh melalui observasi dan wawancara. Perancangan media promosi Rumah

Batik Tulis Salingka Tabek sebagai upaya memperkenalkan produk budaya lokal

dalam bentuk e-catalog dilakukan melalui tahapan pra-produksi, produksi dan

pasca produksi.

Untuk mempermudah pengenelan Rumah Batik Tulis Salingka Tabek ini

maka, adapun media pendukung yang digunakan oleh perancang diantaranya

poster, x-banner, kalender, t-shirt, totebag, stiker, topi bucket, gantungan kunci,

leaflet dan kartu nama. Efektifitas dari media yang dibuat diharapkan Rumah

Batik Tulis Salingka Tabek semakin dikenal oleh masyarakat lokal maupun luar

Sumatera Barat dan menjadi salah satu produk batik unggulan di Kabupaten Solok

yang mampu bersaing di pasar modern maupun Internasional.

Kata kunci : Promosi, Batik, Rumah Batik Tulis Salingka Tabek

vi
ABSTRACT

The design of the promotion media for Rumah Batik Tulis Salingka Tabek

as an effort to introduce local cultural products in the form of an e-catalog is

motivated by the Batik Tulis Salingka Tabek house which has not implemented

digital marketing in the form of an e-catalog. The design of this promotional

media uses a data analysis method, namely SWOT analysis theory based on data

that has been obtained through observation and interviews. The design of

promotional media for Rumah Batik Tulis Salingka Tabek as an effort to

introduce local cultural products in the form of an e-catalog is carried out

through pre-production, production and post-production stages.

To make it easier to identify the Rumah Batik Tulis Salingka Tabek, the

supporting media used by the designer include posters, x-banners, calendars, t-

shirts, tote bags, stickers, bucket hats, key chains, leaflets and business cards. The

effectiveness of the media created is expected to be known by the local community

as well as outside West Sumatra and become one of the leading batik products in

Solok Regency that is able to compete in modern and international markets.

Keywords : Promotion, Batik, Rumah Batik Tulis Salingka Tabek

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv

ABSTRAK ............................................................................................................ vi

ABSTRACT ......................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 3

C. Batasan Masalah ......................................................................................... 4

D. Rumusan Masalah ...................................................................................... 5

E. Tujuan Perancangan .................................................................................. 5

F. Manfaat Perancangan ................................................................................ 6

BAB II KAJIAN TEORI ...................................................................................... 8

A. Tinjauan Umum .......................................................................................... 8

1. Pengertian Desain ..................................................................................... 9

2. Pengertian Komunikasi .......................................................................... 10

3. Pengertian Visual ................................................................................... 12

4. Fungsi Desain Komunikasi Visual ......................................................... 13

5. Elemen-Elemen Desain Komunikasi Visual .......................................... 15

6. Unsur-Unsur Desain Komunikasi Visual ............................................... 16

7. Prinsip-Prinsip Desain Komunikasi Visual ............................................ 18

B. Tinjauan Khusus....................................................................................... 19

viii
1. Batik ....................................................................................................... 19

2. Rumah Batik Tulis Salingka Tabek ........................................................ 22

3. Motif Batik Rumah Batik Tulis Salingka Tabek .................................... 23

4. Media Promosi ....................................................................................... 24

5. E-Catalog ................................................................................................ 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 27

A. Metode dan Desain Penelitian ................................................................. 27

B. Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 28

C. Metode Analisis Data................................................................................ 30

D. Sistematika Perancangan ......................................................................... 32

E. Target Audiens .......................................................................................... 33

F. Tujuan Kreatif .......................................................................................... 34

G. Strategi Kreatif ......................................................................................... 35

H. Media Utama ............................................................................................. 36

I. Media Pendukung ..................................................................................... 36

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 39

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Rumah Batik Tulis Salingka Tabek .................................................... 30

Gambar 2 Proses Pembuatan Batik Tulis ............................................................. 31

Gambar 3 Produk Rumah Batik Tulis Salingka Tabek ........................................ 31

Gambar 4 Sistematika Perancangan ..................................................................... 33

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Asti M dan Ambar B (2011: 1) Secara terminology dan

etimologinya, batik berasal dari bahasa jawa yaitu dari kata “mbat” yang

berarti melempar, dan titik sehingga dapat diartikan melempar titik berkali-

kali pada kain. Batik tersebar diseluruh daerah di Indonesia, dari Pulau Jawa,

pulau Sumatera, Pulau Kalimantan, Pulau Papua dan sebagainya. Di setiap

masa dan daerah, batik mempunyai motif, ornamen, ragam hias, teknik dan

bahan yang beraneka ragam. Batik sebagai karya seni dan kebudayaan

mempunyai banyak pengertian karena berhubungan dengan makna filosofi,

seni, cara atau teknik, dan keterampilan. Artinya batik merupakan ekspresi

idealisme, harapan, dan keindahan pembuatnya yang hidup dalam sebuah

tatanan masyarakat. Dalam pembuatannya, seni dan keterampilan membatik

/keterampilan yang unik dari pembatiknya.

Batik tidak lagi hanya menjadi kebanggaan masyarakat jawa, namun

sudah merambah ke seluruh nusantara. Batik telah diproduksi di berbagai

daerah di Indonesia dengan beragam motif lokal yang tidak kalah menarik

salah satunya di Kabupaten Solok Sumatera Barat. Rumah Batik Salingka

Tabek merupakan tempat produksi batik tulis yang didirikan oleh pemuda

asli daerah Jorong Bawah Duku bernama Yusrizal pada tahun 2017 yang

bertempat di Sawah Parik, Jorong Bawah Duku, Nagari Koto Baru,

Kecamatan Kubung. Salah satu keunikan dari Rumah Batik Salingka Tabek

1
adalah dalam pembuatan motif dan desain yang dilihat berdasarkan kearifan

lokal Kabupaten Solok. Adapun untuk motif keluaran Rumah Batik Salingka

Tabek semuanya adalah hasil karya sendiri dengan mengambil tema dan

motif minang terutama khas Kabupaten Solok seperti masjid tuo, ramo-ramo

kapujan, malambuk padi, serta motif yang kekinian adalah pesona 5 danau,

Bungo Sikajuk, Parasite, Buruang Makan Padi, Paniaran Pisang, motif ukiran

rumah gadang seperti Itiak Pulang Patang, Pucuak Rabuang, dan Kaluak

Paku.

Rumah Batik Salingka Tabek mempunyai visi menjadikan batik tulis

sebagai icon kabupaten solok yang kreatif, inovatif, dan berdaya saing. Salah

satu cara untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan membangun sebuah

relasi dengan masyarakat maupun instansi-instansi terkait sehingga Rumah

Batik Salingka Tabek dapat dikenal dalam lingkup yang lebih luas.

Di era digital saat ini dan banyaknya pesaing yang sejenis maka perlu

adanya media promosi. Media promosi adalah sarana atau alat yang

digunakan dalam mendukung kegiatan promosi dan pengenalan produk atau

jasa kepada masyarakat luas salah satunya melalui e-catalog. E-Catalog

merupakan sebuah tempat penyimpanan informasi secara elektronik tentang

barang, produk, ataupun jasa. E-Catalog digunakan untik mempromosikan

produk batik di Rumah Batik Salingka Tabek yang dapat membantu dalam

mempresentasikan Rumah Batik Salingka Tabek sekaligus memberikan

gambaran mengenai rumah batik dan produk yang ditawarkannya agar

masyarakat lebih menyadari bahwa batik produk lokal Kabupaten Solok tidak

kalah menarik dengan produk-produk batik lainnya.

2
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Rumah Batik

Tulis Salingka Tabek, ditemukan kendala pada bagian promosi yaitu belum

diterapkannya digital marketing berupa e-catalog. Sesuai dengan

perkembangan teknologi saat ini, tidak dapat dipungkiri lagi kekuatan dari

media promosi berupa e-catalog, karena e-catalog dapat mempermudah

seseorang mencari informasi tentang suatu produk. Perancangan media

promosi inilah yang akan membantu menginformasikan secara efektif dan

efisien kepada masyarakat, guna meningkatkan kesadaran masyarakat akan

keberadaan rumah batik tulis salingka tabek.

Diharapkan dengan pembuatan e-catalog ini, rumah batik tulis

salingka tabek semakin dikenal oleh masyarakat lokal maupun luar sumatera

barat dan menjadi salah satu produk batik unggulan di kabupaten solok yang

mampu bersaing di pasar modern maupun internasional.

Oleh karena itu, perancang tertarik mengambil judul “Perancangan

Media Promosi Rumah Batik Tulis Salingka Tabek Sebagai Upaya

Memperkenalkan Produk Budaya Lokal Dalam Bentuk E-Catalog.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian tersebut, perancangan ini bertujuan untuk secara

khusus mengenai Rumah Batik Tulis Salingka Tabek dengan tujuan

membantu mempromosikan rumah batik dan produk yang dihasilkan

menggunakan media promosi dalam bentuk visual.

Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah ditemukan di

atas, maka identifikasi masalah yang terjadi adalah :

3
1. Rumah Batik Tulis Salingka Tabek memerlukan strategi yang tepat untuk

memperkenalkan produk lokal yang mampu setara dengan produk serupa

pada pasar modern maupun internasional

2. Rumah Batik Tulis Salingka Tabek belum menerapkan digital marketing

berupa e-catalog sebagai media utamanya

3. Permasalahan media branding Rumah Batik Tulis Salingka Tabek yang

kurang maksimal sehingga kurang melekat di pikiran masyarakat

4. Keunikan motif dan desain batik yang dibuat berdasarkan kearifan lokal

Kabupaten Solok mampu menjadi peluang produk unggulan batik di

Kabupaten Solok, Peluang untuk produk batik tulis mampu menjadi

produk unggulan yang berasal dari Rumah Batik Tulis Salingka Tabek

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, karena Rumah batik tulis

Salingka Tabek membutuhkan sebuah media promosi untuk memperkenalkan

kepada masyarakat sekitar maupun luar Sumatera Barat. Maka rancangan

dibatasi pada :

1. Perancangan media promosi dalam bentuk e-catalog

2. Media promosi dalam bentuk e-catalog ini, akan menampilkan produk

dari Rumah batik tulis Salingka Tabek untuk memperkenalkan produk

budaya lokal kepada masyarakat sekitar maupun luar Sumatera Barat.

4
D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, Rumah batik tulis Salingka Tabek memiliki

masalah pada sebuah promosi untuk mempromosikan produknya kepada

masyarakat sekitar maupun luar Sumatera Barat. Maka masalah yang dapat

dirumuskan dalam perancangan ini adalah :

1. Bagaimana cara merancang sebuah e-catalog yang efektif dan menarik,

sehingga dapat memperkenalkan produk dari rumah batik ini sebagai

produk budaya lokal kepada masyarakat lokal maupun luar Sumatera

Barat?

2. Bagaimana menjadikan e-catalog yang di rancang ini bisa menjadi media

yang mempermudah pengenalan produk lokal dari Rumah Batik Tulis

Salingka Tabek?

E. Tujuan Perancangan

Dari rumusan masalah diatas, Rumah batik tulis Salingka Tabek yang

membutuhkan sebuah media promosi untuk mempromosikan produknya

kepada masyarakat sekitar maupun luar Sumatera Barat. Maka tujuan dari

perancangan media promosi Rumah batik tulis Salingka Tabek adalah sebagai

berikut :

1. Merancang e-catalog dan media penunjangnya sebagai bahan infomasi

tentang Rumah Batik Tulis Salingka Tabek yang tepat dan sesuai

sehingga dapat menarik perhatian masyarakat lokal maupun luar

Sumatera Barat untuk mengunjungi Rumah Batik Tulis Salingka Tabek

5
2. Mempromosikan dan memberikan informasi untuk memperkuat

kesadaran konsumen terhadap produk batik di Rumah Batik Tulis

Salingka Tabek sebagai produk budaya lokal di Kabupaten Solok

F. Manfaat Perancangan

Dari semua uraian diatas, adapun manfaat yang dapat diperoleh dari

perancangan media promosi Rumah batik tulis Salingka Tabek ini ini

diantaranya :

1. Bagi Masyarakat

a. Dapat menambah pengenalan Rumah Batik Tulis Salingka Tabek

melalui e-catalog

2. Bagi Perancang

a. Mendapatkan pengalaman secara nyata dalam memecahkan

persoalan karya ilmiah yang dihadapi sehingga dapat berguna untuk

bekal dalam menentukan langkah di masa depan sebagai contoh

media informasi yang efektif untuk dilakukan

b. Sebagai bentuk penerapan ilmu yang berhubungan dengan Desain

Komunikasi Visual di lain waktu

c. Meningkatkan kreatifitas dan pengembangan ide dalam lingkup

Komunikasi Visual

d. Merancang media promosi yang kreatif dan komunikatif

3. Bagi Universitas

a. Hasil karya rancangan dapat menjadi dokumen akademik yang

berguna untuk dijadikan acuan bagi civitas akademika

6
b. Agar dapat bermanfaat bagi civitas akademika Universitas Putra

Indonesia “YPTK” padang dan seluruh perguruan tinggi

7
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Umum

Desain komunikasi visual, yang dalam bentuk kehadirannya seringkali

perlu ditunjang dengan suara, menurut A.D. Pirous (1989), pada hakikatnya

adalah suatu bahasa. Tugas utamanya adalah membawakan pesan dari

seseorang, lembaga, atau kelompok masyarakat tertentu kepada orang lain.

Sebagai bahasa, maka efektivitas penyampaian pesan tersebut menjadi

pemikiran utama seorang desainer komunikasi visual. Untuk itu, seorang

desainer haruslah, pertama, memahami betul seluk beluk bentuk pesan yang

ingin disampaikan.

Pengertian Desain Komunikasi Visual menurut beberapa para ahli

adalah sebagi berikut; desain komunikasi visual memiliki pengertian secara

menyeluruh, yaitu rancangan sarana komunikasi yang bersifat kasat mata.

Sumbo (2009) menyatakan bahwa pada dasarnya dalam Desain Komunikasi

Visual terdapat elemen-elemen desain seperti: garis, bentuk, tekstur, ruang,

ukuran, dan warna serta Desain Komunikasi Visual ditempatkan pada ilmu-

ilmu komunikasi Desain komunikasi visual adalah ilmu yang mempelajari

konsep komunikasi dan ungkapan daya kreatif, yang diaplikasikan dalam

pelbagai media komuikasi visual dengan mengolah elemen.

Desain Komunikasi Visual dari sudut pandang saya adalah sebuah

perencanaan dan perancangan untuk sarana komunikasi yang bersifat kasat

mata dengan ungkapan daya kreatif yang diaplikasikan dalam berbagai media

komunikasi visual.

8
Namun, secara terperinci pengertian Desain Komunikasi Visual terdiri

dari tiga kata yaitu Desain, Komunikasi, dan Visual. Yang dijabarkan sebagai

berikut :

1. Pengertian Desain

Menurut kajian etimologi, desain berasal dari bahasa Latin, yaitu

designare yang artinya membuat, membentuk, menandai, atau menunjuk.

Kata "desain" juga termasuk kata baru yang dibuat ke dalam bahasa

Indonesia dari bahasa Inggris "design"

Menurut Bruce Nussbaum, Professor of Innovation and Design di

Parsons The New School of Design New York, definisi desain adalah

wahana pembantu untuk melaksanakan inovasi pada berbagai kegiatan

industri dan bisnis. Anggraini dan Nathalia (2016: 14) desain diambil dari

bahasa itali yaitu “designo” yang berarti gambar. Apabila sebagai kata

kerja desain dapat diartikan sebagai proses dalam pembuatan atau

menciptakan sebuah objek baru. Sedangkan dalam kata benda, istilah

“desain” dapt digunakan sebagai hasil akhir dari sebuah perancangan.

Adityawan (2010: 25) menyebutkan bahwa istilah desain dapat

diartikan sebagai hasil karya manusia yang harus dapat berfungsi untuk

memecahkan suatu masalah, serta memudahkan kerja masyarakat

penggunanya.

Sachari (2005: 3) mengemukakan pendapatnya tentang pengertian

desain yaitu sebagai kreasi seniman untuk memenuhi kebutuhan tertentu

dan cara tertentu pula. Sedangkan menurut Andya Primanda, definisi

9
desain adalah upaya untuk menemukan titik tengah dari segala macam

masukan yang seringkali berseberangan.

Rahmat Supriyono (2015: 136) menyatakan bahwa desain

merupakan art direction, yaitu penampilan visual secara menyeluruh dari

iklan. Hasil kerja sama antar art direction dan copywriter (berupa konsep

verbal dan visual) dipadukan secara sinergis ke dalam desain melalui

proses standar, yaitu membuat sketsa-sketsa kasar, menentukan alternatof

desain, hingga final artwork (FAW)

Menurut Ibnu Teguh Wibowo (2013: 10), desain merupakan

rancangan, gagasan, ide-ide yang mengkomposisikan berbagai elemen

dan unsur pendukung seperti bentuk, teknik, pengerjaan, keindahan yang

dinyatakan dalam bentuk gambar dan warna.

Dari penjelasan diatas, desain menurut saya adalah suatu

perencanaan atau perancangan yang dilakukan sebelum pembuatan suatu

objek, sistem, komponen, atau struktur dengan menentukan konsep dan

analisisi data.

2. Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication

berasal dari kata Latin “communication”, dan bersumber dari kata

“communis” yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama

makna. Hal yang senada diungkapkan oleh Hafied Cangara, komunikasi

berpangkal pada perkataan Latin communis yang artinya membuat

kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih.

10
Secara terminologi, para ahli komunikasi memberikan pengertian

komunikasi menurut sudut pandang dan pendapat mereka masing-masing.

Menurut Nathalia (2014: 12) komunikasi berasal dari bahasa inggris yaitu

“communication” yang berarti “kebersamaan” kemudian komunikasi

dianggap sebagai proses menciptakan suatu kebersamaan (commonness)

atau suatu kesatuan pemikiran antara pengirim (komunikator) dan

penerima (komunikan).

Menurut pakar komunikasi, Everett M. Roger (dalam Anggraini S

dan Nathalia, 2018: 14) memaparkan bahwa komunikasi diartikan sebagai

proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada penerima atau

lebih dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.

Menurut Adi Kusrianto (2007: 12) komunikasi adalah ilmu yang

bertujuan menyampaikan maupun sarana untuk menyampaikan pesan.

Pujiyanto (2014: 68) menyebutkan bahwa komunikasi adalah

menyampaikan pesan dari suatu pihak kepada pihak yang lainnya.

Menurut Shannon & Weaver (2016) komunikasi adalah bentuk

interaksi manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya,

sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi

menggunakan bahawa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka,

lukisan, seni, dan teknologi.

Komunikasi menurut saya, komunikasi dapat dilakukan dengan

adanya simbol-simbol verbal maupun non-verbal. Alhasil, simbol-simbol

11
tersebut dapat diterima dengan baik oleh komunikan dan memiliki

pengaruh sesuai apa yang diinginkan oleh pemberi pesan.

3. Pengertian Visual

Anggraeni (2014: 2) menyatakan bahwa visual adalah suatu yang

dapat terlihat dengan melibatkan beberapa tahapan merasakan, tahapan

menseleksi, dan tahapan memahami. Tahapan merasakan adalah

membiarkan cukup cahaya masuk ke mata agar dapat melihat obyek-

obyek sekeliling. Tahap menseleksi adalah mengisolasikan dan melihat

bagian tertentu suatu dengan atau bagian obyek sehingga 10 menjadi hasil

kombinasi pencahayaan dan focus mata dengan fungsi otak tingkat tinggi.

Sedangkan tahap memahami adalah mengerti apa yang diseleksi untuk

memproses suatu image secara mental pada kesadaran yang mendalam.

Hasan (1999) menjelaskan bahwa visual dapat dilihat dengan indra

penglihatan (mata). Sedangkan Kusrianto (2007: 10) menyebutkan bahwa

bahasa visual adalah segala sesuatu yang dapat dilihat dan dapat dipakai

untuk menyampaikan arti, makna, atau pesan.

Munir (2013: 18) juga menyatakan bahwa visual didefinisikan

sebagai apapun yang dapat ditangkap oleh indra penglihatan, baik itu

teks, gambar statis, animasi dan video.

12
Menurut Kustrianto (2007: 10) istilah-istilah yang berhubungan

dengan visual :

1) Visual Language, yakni ilmu yang mempelajari bahasa visual.

Visualisasi yakni kegiatan menerjemahkan atau mewujudkan

informasi dalam bentuk visual.

2) Visualizer, yaitu orang yang pekerjaannya menangani masalah

visual atau mewujudkan suatu ide kedalam bentuk visual dalam

suatu proyek desain.

3) Visual Effect membuatu efek-efek tipuan seolah-olah terjadi

suatu keadaan atau kejadian yang sulit dilakukan manusia.

4) Visual Information, adalah informasi melalui penglihatan

5) Visual Litteraccy, yaitu kumpulan atau daftar karya visual.

Menurut Saya visual adalah sesuatu yang dapat dilihat dengan

indra penglihatan yang dapat menyampaikan sesuatu yang memiliki arti

dan makna.

4. Fungsi Desain Komunikasi Visual

Dalam perkembangannya selama beberapa abad, menurut Christine

Suharto (1994) desain komunikasi visual mempunyai tiga fungsi dasar

yaitu:

1. Desain Komunikasi Visual sebagai sarana identifikasi

Fungsi dasar yang utama dari desain komunikasi visual

adalah sebagai sarana identifikasi. Identitas seseorang dapat

mengatakan tentang siapa orang itu, atau dari mana asalnya.

13
Demikian juga dengan suatu benda atau produk, jika mempunyai

identitas akan dapat mencerminkan kualitas produk itu dan

mudah dikenali, baik oleh produsennya maupun konsumennya.

Kita akan lebih mudah membeli minyak goreng dengan

menyebutkan merek X ukuran Y liter daripada hanya

mengatakan membeli minyak goreng saja. Atau kita akan

membeli minyak goreng merek X karena logonya berkesan

bening, bersih, dan “sehat”.

2. Desain Komunikasi Visual sebagai sarana informasi dan instruksi

Sebagai sarana informasi dan instruksi, desain komunikasi

visual bertujuan menunjukkan hubungan antara suatu hal dengan

hal yang lain dalam petunjuk, arah, posisi dan skala; contohnya

peta, diagram, simbol dan penunjuk arah. Informasi akan berguna

apabila dikomunikasikan kepada orang yang tepat, pada waktu

dan tempat yang tepat, dalam bentuk yang dapat dimengerti, dan

dipresentasikan secara logis dan konsisten

3. Desain Komunikasi Visual sebagai sarana presentasi dan promosi

Tujuan dari desain komunikasi visual sebagai sarana

presentasi dan promosi adalah untuk menyampaikan pesan,

mendapatkan perhatian dari mata (secara visual) dan membuat

pesan tersebut dapat diingat; contohnya poster. Penggunaan

gambar dan kata-kata yang diperlukan sangat sedikit, tetapi

mempunyai satu makna dan mengesankan.

14
5. Elemen-Elemen Desain Komunikasi Visual

Untuk dapat berkomunikasi secara visual, seorang desainer

menggunakan elemen-elemen untuk menunjang desain tersebut.

Elemen-elemen yang sering digunakan dalam desain komunikasi

visual antara lain adalah tipografi, simbolisme, ilustrasi dan fotografi.

1. Desain dan Tipografi

Tipografi adalah seni menyusun huruf-huruf sehingga dapat

dibaca tetapi masih mempunyai nilai desain. Tipografi

digunakan sebagai metode untuk menerjemahkan kata-kata

(lisan) ke dalam bentuk tulisan (visual). Fungsi bahasa visual

ini adalah untuk mengkomunikasikan ide, cerita dan informasi

melalui segala bentuk media, mulai dari label pakaian, tanda-

tanda lalu lintas, poster, buku, surat kabar dan majalah

Menurut Nicholas Thirkell, seorang tipographer terkenal,

pekerjaan dalam tipografi dapat dibagi dalam dua bidang,

tipografer dan desainer huruf (type designer). Seorang

tipografer berusaha untuk mengkomunikasikan ide dan emosi

dengan menggunakan bentuk huruf yang telah ada, contohnya

penggunaan bentuk Script untuk mengesankan keanggunan,

keluwesan, feminitas, dan lain-lain.

2. Desain dan Logo

Logo adalah identifikasi dari sebuah perusahaan, karena itu

suatu logo mempunyai banyak persyaratan dan harus dapat

mencerminkan perusahaan itu. Seorang desainer harus

15
mengerti tentang perusahaan itu, tujuan dan objektifnya, jenis

perusahaan dan image yang hendak ditampilkan dari

perusahaan itu. Selain itu logo harus bersifat unik, mudah

diingat dan dimengerti oleh pengamat yang dituju.

3. Desain dan Ilustrasi

Ilustrasi adalah suatu bidang dari seni yang berspesialisasi

dalam penggunaan gambar yang tidak dihasilkan dari kamera

atau fotografi (nonphotographic image) untuk visualisasi.

Dengan kata lain, ilustrasi yang dimaksudkan di sini adalah

gambar yang dihasilkan secara manual. Pada akhir tahun 1970-

an, ilustrasi menjadi tren dalam Desain Komunikasi Visual.

4. Desain dan Fotografi

Kriteria seorang fotografer yang dibutuhkan oleh sebuah

penerbitan juga berbeda dengan periklanan. Dalam penerbitan,

fotografer yang dibutuhkan adalah mereka yang benar-benar

kreatif dalam “bercerita”, karena foto-foto yang mereka ambil

haruslah dapat “bercerita” dan menunjang berita yang

diterbitkan. Sedangkan dalam periklanan, fotografer yang

dibutuhkan adalah mereka yang kreatif dan jeli, serta

mempunyai keahlian untuk bervisualisasi.

6. Unsur-Unsur Desain Komunikasi Visual

1. Warna (Color)

Warna dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),

artinya corak; ragam. Warna unsur penting dalam objek desain,

16
dapat memberikan unsur kehidupan dalam setiap bentuk objek

desain, selain itu bisa menyampaikan pesan dan warna dapat

membedakan sifat dari bentuk-bentuk visual secara jelas.

Berdasarkan prakteknya warna di bedakan menjadi 2, yaitu

warna additive dan subtractive. Warna additive berasal dari

cahaya, terdapat 3 warna pokok additive red, green, blue (merah,

hijau, biru) di komputer di sebut format RGB.

2. Texstur

Textur adalah kualitas permukaan, papan, kertas, atau

halaman elektronik dapat di lihat dan disentuh. Dalam desain

grafis Texstur terdiri dari, hanya visual saja namun dapat seperti

ilusi fisik seperti nyata.

3. Tipografi

Tipografi adalah seni menyusun merancang dan

penempatan huruf pada ruang yang tersedia sehingga kenyamanan

membaca dapat maksimal. Kehidupan sehari-hari manusia tidak

lepas dari huruf hal inilah yang membuat suatu projek desain

memerlukan ilmu tipografi.

4. Ilustrasi

Ilustrasi adalah seni membuat gambar fungsi gambar

dalam desain grafis menjelaskan dan menerangkan sebuah

naskah. Teknik membuat gambar/ilustrasi menggunakan tangan

(hand drawing) menggunakan digital, dan fotografi.

17
5. Garis

Sebagai dua titik yang dihubungkan. Pada dunia seni rupa

kehadiran garis bukan saja hanya sebagai garis tetapi kadang

sebagai simbol emosi yang diungkapkan melalui garis, atau yang

lebih tepat disebut sebagai goresan.

6. Bentuk

Bentuk merupakan elemen dasar dalam desain,bentuk jika

di sajikan dengan garis dapat menyampaikan sebuah makna

memberikan petunjuk kepada mata untuk menggelolah informasi.

7. Prinsip-Prinsip Desain Komunikasi Visual

Selanjutnya tampilan visual juga memperhatikan prinsip-prinsip

komposisi sebagaimana dijelaskan Kusrianto (2006: 35) terdiri dari

Kesatuan (unity), Keseimbangan (balance), Irama (ritme), Kontras,

Fokus, dan Proporsi.

1. Kesatuan merupakan salah satu prinsip yang menekankan pada

keselarasan dari unsur-unsur yang disusun, baik dalam wujudnya

maupun kaitannya dengan ide yang melandasinya.

2. Keseimbangan merupakan prinsip dalam komposisi yang

menghindari kesan berat sebelah atas suatu bidang atau ruang

yang diisi dengan unsur-unsur rupa.

3. Irama dalah penyusunan unsur-unsur dengan mengikuti suatu

pola penataan tertentu secara teratur agar didapatkan kesan yang

menarik. Penataannya dapat dilaksanakan dengan mengadakan

pengulangan maupun pergantian secara tertentu.

18
4. Fokus atau pusat perhatian selalu diperlukan dalam komposisi

untuk menunjukkan bagian yang dianggap penting dan

diharapkan menjadi perhatian utama.

5. Proporsi adalah perbandingan ukuran antara bagian dengan

bagian dan antara bagian dengan keseluruhan. Prinsip komposisi

tersebut menekankan pada ukuran dari suatu unsur yang akan

disusun dan sejauh mana ukuran itu menunjang keharmonisan

tampilan suatu desain.

B. Tinjauan Khusus

1. Batik

Batik merupakan salah satu warisan nusantara yang unik.

Keunikannya ditunjukkan dengan berbagai macam motif yang

memiliki makna tersendiri. Secara etimologi kata batik berasal dari

bahasa Jawa, yaitu “tik” yang berarti titik yang kemudian menjadi

istilah “batik” (Kusumo, 2022). Menurut Santosa Doellah (2002), batik

adalah sehelai kain yang dibuat secara tradisional dan terutama juga

digunakan dalam matra tradisional, memiliki beragam corak hias dan

pola tertentu dimana pembuatannya menggunakan teknik celup rintang

dengan lilin batik sebagai bahan perintang warna.

Batik merupakan kesenian kuno dan sangat popular sampai saat

ini. Batik pada awalnya dibuat di lingkungan keraton saja dan hasilnya

sebagai pakaian raja, keluarga, serta para pengikutnya. Namun, seiring

berjalannya waktu, kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan

meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk

19
mengisi waktu luang sebagai pengrajin batik. Kemudian batik menjadi

pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria.

Kesenian batik di Indonesia semakin meluas dan telah menjadi

milik rakyat pada akhir abad ke-18 atau awal ke-19. Batik yang

dihasilkan merupakan batik tulis. Perempuan-perempuan Jawa pada

masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik

sebagai mata pencaharian sehingga pada masa lalu pekerjaan

membatik adalah pekerjaan eksklusif bagi perempuan. Sampai

akhirnya muncul jenis batik cap yang memungkinkan masuknya laki-

laki ke dalam bidang ini. Batik cap dikenal setelah Perang Dunia I

berakhir atau sekitar tahun 1920. Adapun kaitannya dengan

penyebaran Islam, banyak daerah-daerah pusat perbatikan di Jawa

adalah daerah-daerah pesantren dan kemudian batik menjadi alat

perjuangan ekonomi tokoh-tokoh pedagang muslim melawan

perekonomian Belanda.

Menurut Herwandi (2019) Sumatera Barat adalah daerah

konsumen batik, terutama batik-batik produksi Pekalongan, Solo dan

Yogyakarta. Menurutnya, karena blokade Belanda, perdagangan batik

di daerah ini menjadi mati suri, sehingga sejumlah pedagang batik

yang biasanya mendapat pasokan batik dari daerah Jawa tidak

memiliki stok untuk diperdagangkan. Dengan kondisi seperti itu,

akhirnya sejumlah pedangang mulai memproduksi batik sendiri.

20
Lisbijanto (2013) menyebutkan bahwa ada 3 jenis batik

menurut teknik pembuatannya, yaitu :

a. Batik Tulis

Batik tulis dibuat secara manual menggunakan tangan dengan

alat bernama canting. Canting yang berisi malam (lilin panas)

digunakan untuk menebalkan gambar pola batik. Pembuatan batik

tulis membutuhkan kesabaran dan keuletan yang tinggi karena

setiap titik dalam motif berpengaruh pada hasil akhirnya. Sehingga

menyebabkan harga batik tulis cukup mahal.

b. Batik Cap

Batik cap dibuat menggunakan cap atau semacam stempel

motif batik yang terbuat dari tembaga, menggantikan fungsi canting

sehingga dapat mempersingkat waktu pembuatan. Motif ini

dianggap kurang memiliki nilai seni karena semua motifnya sama.

c. Batik Lukis

Batik lukis dibuat dengan melukiskan motif menggunakan

malam pada kain putih. Motifnya dibuat sesuai keinginan pelukis.

Jika ditelusuri dari trend pembuatannya, terdapat dua jenis yaitu

batik tradisional dan batik modern. Batik tradisional umumnya

berbentuk batik tulis. Sedangkan batik modern diantaranya batik

cap, batik printing, dan batik sablon.

21
2. Rumah Batik Tulis Salingka Tabek

Rumah Batik Salingka Tabek berada di Jorong Bawah Duku Nagari

Koto Baru, Kabupaten Solok Sumatera Barat yang dikelola oleh pemuda

asli daerah Jorong Bawah Duku. Berawal dari pengangguran setelah

menamatkan pendidikan di salah satu perguruan tinggi swasta. Waktu

demi waktu susahnya mendapatkan pekerjaan membuat lemahnya

semangat untuk menatap masa depan, karena kebutuhan hidup yang tinggi

mengharuskan jalannya untuk mencari pendapatan. Sehingga muncul

inspirasi untuk membuat usaha batik tulis dan timbul pemikiran

bagaimana caranya agar bisa mengisi permintaan masyarakat akan

permintaan batik.

Seiring berjalannya waktu, produksi batik mulai dijalankan dengan

hasil yang masih minim. Produksi batik tulis salingka tabek mulai dikenal

orang melalui media social yang dikelola dan setiap tahap pengerjaan

selalu diposting dan dipamerkan melalui media sosial. Banyak tanggapan

positif dari orang-orang. Tapi dengan keterbatasan ilmu tentang batik,

membuat proses pembuatan batik tulis berjalan lambat. Kemudian, pemilik

batik tulis salingka tabek ini diberikan kesempatan oleh Dinas Koperindag

Kabupaten Solok untuk menambah ilmu membatik di Bogor, Jogjakarta

dan Solo. Selesai menimba ilmu, rumah batik tulis salingka tabek ini akan

memproduksi batik yang siap dipasarkan.

Salah satu keunikan dari rumah batik salingka tabek adalah dalam

pembuatan motif dan desain yang dibuat berdasarkan kearifan lokal

Kabupaten Solok dengan mengajak para pelajar dan anak-anak tamat

22
sekolah untuk bekerja sama dalam pembentukan desain. Dengan nuansa

alam dan persawahan, rumah batik salingka tabek ini menjadi salah satu

daya tarik wisata edukasi bagi setiap kalangan, mulai dari anak-anak

sampai orang dewasa. Tak hanya pemandangan sawah yang ditawarkan,

pengunjung rumah batik salingka tabek juga dapat belajar batik gratis

secara langsung dan bermain di kolam dan tambakikan berwarna.

3. Motif Batik Rumah Batik Tulis Salingka Tabek

Salah satu yang menjadi ciri khas dari batik adalah cara

penggambaran motif pada kain melalui peroses pemalaman yaitu

menggoreskan cairan lilin yang ditempatkan pada wadah yang bernama

canting. Ada ribuan motif batik yang telah diciptakan oleh para pengrajin

dan seniman di Indonesia.

Batik tulis salingkatabek mendapat apresiasi yang luar biasa dari

peminat batik, terutama batik tanah like karena memakai motif asli minang

dan untuk dasar memakai bahan tanah like asli sehingga berbeda dengan

produk batik lainnya. Adapun motif keluaran salingka tabek semuanya

adalah hasil karya sendiri dengan mengambil tema dan motif minang

terutama khas Solok seperti masjid tuo yang berada di alahan panjang,

adapun masjid tersebut merupakan masjid tertua di Indonesia dengan

ukiran dan atap yang sangat indah dan tradisional, motif yang lain seperti

ramo-ramo kapujan yaitu di ambil dari sebuah jorong yang bernama

kapujan yang merupakan salah satu daerah sangat terisolir di sumatera

barat dimana daerah tersebut tanpa aspal dan sinyal dan pada waktu

tertentu, daerah tersebut begitu banyak kupu-kupu. Maka pemilik rumah

23
batik salingka tabek ini mengambil tema motif dengan ramo-ramo

kapujan. Motif lainnya yaitu malambuk padi, nagari alahan panjang

(markisa, bawang, dll), motif yang sangat kekinian seperti pesona 5 danau,

bungo sikajuk, parasite, beruang makan padi, dan paniaram pisang, motif

ukiran rumah gadang seperti itiak, pulang patang, pucuak rabuang, dan

kaluak paku.

4. Media Promosi

Media Promosi terdiri dari dua kata yaitu media dan promosi. Kata

media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata

medium. Kata medium dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar

terjadinya komunikasi dari pengirim menuju ke penerima. Menurut Fauzi

(2015) menyatakan media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan

informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Dengan kata

lain, media adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan suatu

informasi baik media cetak maupun audio visual. Selain itu, media

menurut Purnamawati dan Eldarni (2001: 4) adalah segala sesuatu yang

dapat digunakan untuk menyatakan pesan dari pengirim ke penerima

sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat

audiens sedemikian rupa.

Sedangkan promosi adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan

sesuatu (barang atau jasa) kea rah yang lebih baik. Menurut Kotler dan

Keller (2014) merupakan bagian dan proses strategi pemasaran yang

merupakan salah satu bentuk cara berkomunikasi dengan pasar. Djaslim

Saladin dan Yevis Marty Oesman (2002: 123) menyatakan bahwa promosi

24
adalah suatu komunikasi informasi penjual dan pembeli yang bertujuan

untuk sikap dan tingkah laku pembeli, yang sebelumnya tidak mengenal

menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan mengingat produk

tersebut.

Sehingga, dapat saya simpulkan bahwa media promosi adalah

sarana untuk mengkomunikasikan suatu produk/jasa perusahaan atau yang

lainnya agar dikenal masyarakat luas. Dimana fungsi tersebut memiliki

sifat dasar agar orang mengetahui sesuatu, yakni mengkomunikasikan,

meyakinkan dan mengarahkan. Fungsi tersebut bertujuan agar seseorang

dapat mengetahui, mengakui, memiliki, dan mengingat diri pada suatu

produk atau jasa perusahaan yang menjadi sasarannya (Assauri, 2012).

5. E-Catalog

Menurut Jasmadi (2018: 5) e-catalog adalah semacam katalog atau

brosur yang berisi informasi produk dari perusahaan tetapi hanya bisa

diakses secara online melalui internet. E-Catalog merupakan kemudahan

yang sangat efektif untuk mempromosikan dan menjual produk dan jasa.

Dengan menggunakan katalog elektronik dan kekuatan internet, e-catalog

dapat meningkatkan cara melakukan bisnis. E-Catalog adalah katalog

digital untuk sebuah perusahaan atau produk yang dilihat pada computer

atau perangkat elektronik (Sahara & Adriana, 2016).

Manfaat dan keunggulan dari e-catalog menurut (Tanone, 2015) :

a. Mengurangi biaya pemasaran tanpa biaya percetakan tradisional

25
b. Tidak perlu khawatir tentang pemisah akurasi warna, ketebalan kertas

atau kualitas cetak

c. Menjangkau pasar tanpa biaya distribusi

d. Meningkatkan tingkat peayanan pelanggan dengan cepat, ketersediaan

informasi produk, dan pembaharuan katalog yang selalu diperbaharui

dan akurat

e. Mengurangi wakt dan biaya dalam pemeliharaan katalog yang selalu

diperbaharui dan akurat

f. Memungkinkan pelanggan mencari katalog dengan cepat untuk

informasi produk tertentu

Kriteria katalog yang baik menurut (Wakidi dalam Setyani, 2017) :

g. Warna produk yang ditawarkan sebaiknya sesuai dengan warna asli

produk. Karena pemilihan produk tidak hanya berdasar model, tetapi

juga warna.

h. Jika menggunakan aksesories yang ukurannya kecil, sebaiknya

dilakukan pembesaran gambar pada aksesories tersebut. Hal ini agar

pihak penyedia produk bisa melihat detail aksesories yang melekat

pada produk tersebut. Ini bisa dilakukan dengan gambar terpisah dari

produk

i. Cantumkan size yang tersedia untuk permodelnya

j. Gambar ditampilkan baik jika terlihat dari depan, samping maupun

belakang

k. Cantumkan harga pada setiap model produk

l. Cantumkan keterangan pendukung

26
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam perancangan ini adalah metode

deskriptif kualitatif. Menurut Saryono (2010) penelitian kualitatif

merupakan penelitian yang digunakan untuk menyelidiki, menemukan,

menggambarkan, dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari pengaruh

sosial. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan

data berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku

yang diamati (Moleong, 2006). Metode ini digunakan karena dianggap

mampu memberikan informasi yang dibutuhkan dalam melengkapi

perancangan tugas akhir ini. Dimana hasil dari metode ini diharapkan

mampu menjabarkan secara mendalam tentang data primer dan data

sekunder dari objek yang diteliti.

Sementara itu, untuk pendekatan yang digunakan pada penelitian ini

adalah pendekatan studi kasus. Studi kasus merupakan salah satu

pendekatan yang banyak digunakan oleh peneliti dengan metode kualitatif.

Studi kasus merupakan kajian dengan pemberian batasan yang tegas

terhadap suatu objek dan subjek penelitian tertentu, yang dilakukan melalui

pemusatan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan rinci. Berdasarkan

batasan tersebut, karakteristik studi kasus meliputi subjek dan objek yang

menjadi sasaran penelitian dapat berupa manusia, peristiwa, latar dan

dokumen.

27
B. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan sangat penting dari

perancangan sebuah e-catalog produk Rumah Batik Tulis Salingka Tabek.

Data yang diperoleh akan diolah sehingga membentuk sebuah informasi

yang nantinya akan berguna untuk memperkenalkan produk dari rumah

batik ini sebagai produk budaya lokal kepada masyarakat lokal maupun luar

Sumatera Barat.

Pengumpulan data diperoleh melalui dua cara yaitu cara primer dan

sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung atau

tanpa perantara. Sedangkan menurut Husein Umar (2013) data sekunder

merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut. Data sekunder

merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak

langsung melalui media perantara. Pengumpulan data juga dapat diperoleh

dari observasi dan wawancara.

Berikut pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti :

1. Data Verbal

Dalam melakukan pengumpulan data verbal diperoleh dari hasil

observasi dan wawancara.

a. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan

melalui suatu pengamatan, disertai pencatatan terhadap keadaan

atau perilaku objek sasaran. Peneliti melakukan observasi dengan

datang langsung ke Rumah Batik Tulis Salingka Tabek dengan

melihat keadaan sekitar Rumah Batik Tulis Salingka Tabek dan

28
melihat proses pembuatan batik tulis. Selain itu, peneliti

mengambil foto objek sebagai data visual untuk memperkuat

penelitian ini.

b. Wawancara

Wawancara adalah metode pengumpulan data melalui proses

tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan

datang dari pihak yang mewawancari dan jawaban diberikan oleh

orang yang di wawancara. Wawancara adalah bentuk komunikasi

langsung antara peneliti dengan responden. Dalam pengumpulan

data ini, peneliti melakukan wawancara dengan pemilik Rumah

Batik Tulis Salingka Tabek untuk mendapatkan data yang

dibutuhkan.

2. Data Visual

Gambar 1 Rumah Batik Tulis Salingka Tabek


( sumber : Ilhamdi Rizha )

29
Gambar 2 Proses Pembuatan Batik Tulis
( sumber : Ilhamdi Rizha )

Gambar 3 Produk Rumah Batik Tulis Salingka Tabek


( sumber : Ilhamdi Rizha )

C. Metode Analisis Data

Analisis data merupakan tahap lanjutan dari proses pengumpulan

data. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

melalui analisis SWOT. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor

secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis SWOT

30
dimulai dengan identifikasi aspek positif dari internal yaitu kekuatan

(Strenght) dan aspek negatif yaitu kelemahan (Weakness). Sedangkan dari

eksternal dilakukan identifikasi peluang (Opportunities) dan ancaman

(Threats).

1. Kekuatan (Strenght)

a. Rumah Batik Tulis Salingka Tabek menggunakan bahan baku yang

berkualitas

b. Motif yang disediakan beraneka ragam dan dibuat berdasarkan

kearifan lokal Kabupaten Solok

c. Nuansa alam dan persawahan Rumah Batik Tulis Salingka Tabek

menjadi salah satu daya tarik wisata edukasi

d. Pengunjung dapat belajar batik gratis dan bermain di kolam dan

tambak ikan di Rumah Batik Tulis Salingka Tabek

e. Rumah Batik Tulis Salingka Tabek dipercaya sebagai Instruktr

Batik oleh Balai Diklat Industri Padang sejak 2019

2. Kelemahan (Weakness)

a. Lokasi yang kurang strategis karena terletak di pedesaan

b. Harga batik yang cukup mahal

c. Masih banyak masyarakat yang belum mengenal Rumah Batik

Tulis Salingka Tabek ini

d. Belum adanya video promosi secara khusus yang dibuat oleh

pemilik Rumah Batik Tulis Salingka Tabek

31
3. Peluang (Opportunities)

Peluang perancangan e-catalog ini yaitu dapat menarik perhatian

masyarakat lokal maupun luar Sumatera Barat untuk dapat

meningkatkan permintaan pasar bagi Rumah Batik Tulis Salingka

Tabek ini.

4. Ancaman (Threats)

Ancaman yang dihadapi dalam perancangan e-catalog Rumah

Batik Tulis Salingka Tabek ini yaitu apakah e-catalog ini dapat menarik

perhatian masyarakat atau tidak.

D. Sistematika Perancangan

Pra Produksi Konsep desain,


layout, warna,
spesifikasi produk
e-catalog yang
akan dibuat, dan
caption.
Foto, foto Produksi
editing, editing
e-catalog,

Pasca Produksi

Final e-catalog
dan media
pendukung
lainnya

Gambar 4. Sistematika Perancangan

32
E. Target Audiens

Kotler & Keller (2009) menyebutkan bahwa beberapa peneliti

berusaha mendefinisikan segmen dengan melihat karakter deskriptif

diantaranya geografis, demografis, dan psikografis dengan melihat

perimbangan perilaku seperti respon konsumen terhadap manfaat.

1. Geografis

Ditinjau dari faktor geografi yang dimaksud yaitu di mana

tempat yang akan dijadikan tempat penyampaian pesan kepada target

audiens. Maka target audiensnya adalah semua kalangan di daerah

manapun yang memiliki ketertarikan terhadap batik dan kebudayaan.

2. Demografis

Target demografis atau kependudukan harus mencakup seluruh

kalangan atau golongan masyarakat dari berbagai lapisan. Faktor

demografis yang digunakan paling luas adalah usia, jenis kelamin,

pekerjaan, agama, ras dan status ekonomi sosial. Peninjauan

dilakukan terhadap khalayak sasaran yang akan diperuntukkan dalam

merancang media promosi e-catalog ini.

Maka itu target audiens yang dilihat dari aspek demografis

diantaranya :

a. Usia : 20-60 tahun

b. Jenis Kelamin : Pria dan wanita

c. Pekerjaan : Pemua jenis pekerjaan

d. Agama : Semua agama

e. Ras : Semua ras

33
f. Status Ekonomi Sosial : Tidak dibatasi

3. Psikografis

Psikografis merupakan variabel psikologi yang dapat

membedakan antara satu orang dengan orang lainnya, seperti

keterkaitan, opini, sikap, personality, dan gaya hidup. Dalam hal

psikografis calon konsumen dalam perancangan media promosi ini

adalah semua kalangan.

4. Behavioral

Menjelaskan perilaku yang berpengaruh dengan

kepribadiannya, dalam konteks behavioral maka target audiens yang

dituju adalah semua kalangan yang tertarik dengan budaya

khususnya budaya Miangkabau.

F. Tujuan Kreatif

Membuat sebuah perancangan e-catalog ini sebagai upaya

memperkenalkan Rumah Batik Tulis Salingka Tabek dengan tetap

mencirikan daerah Kabupaten Solok, yang dikemas secara visual.

Konsep visual ini diharapkan dapat dijadikan media dalam

memberikan visualisasi dan dapat menyampaikan maksud dan tujuan

dengan perancangan media promosi e-catalog Rumah Batik Tulis Salingka

Tabek yang merupakan salah satu produk lokal unggulan di Kabupaten

Solok.

34
G. Strategi Kreatif

Beberapa poin yang mendasari konsep perancangan agar pesan yang

terkandung dalam e-catalog dapat dimengerti dan dipahami oleh audiens,

diantaranya :

1. Bahasa

Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia karena bahasa

ini merupakan bahasa umum dan formal. Sehingga audience juga

mudah memahami dengan baik tentang informasi yang disampaikan

dan yang diberikan.

2. Tipografi

Tipografi digunakan untuk menimbulkan kesan formal di

dalam e-catalog karena bahaasa formal dapat lebih mudah

dimengerti.

3. Layout

Proses pengerjaan layout adalah mengatur letak penempatan

berbagai unsur desain diantaranya teks, gambar, garis, bidang, dan

sebagainya.

4. Warna

Penggunaan warna dalam perancangan ini menggunakan tone

retro agar memunculkan kesan unik dan tradisional, maka akan

digunakan tone gelap dan lembut dengan nuansa era lama dengan

kombinasi tampilan yang modern.

35
H. Media Utama

Media utama merupakan alat utama untuk mempromosikan maupun

mempresentasikan sesuatu untuk memberikan informasi atau pesan. Media

utama dalam media promosi ini berupa visual yang nantinya akan di upload

di social media untuk menarik masyarakat lokal maupun luar Sumatera

Barat agar mengenal produk batik di Rumah Batik Tulis Salingka Tabek.

Media utama dalam perancangan ini adalah e-catalog yang bersifat

visual sehingga menjadi kunci mengenai suatu merek atau membagikan

informasi kepada pelanggan dan konsumen akhir.

E-catalog ini di peruntukan dan digunakan untuk menunjang dan

mempermudah Rumah batik tulis Salingka Tabek dalam memperkenalkan

produknya kepada masyarakat sebagai produk budaya lokal unggulan yang

berasal dari Kabupaten Solok.

I. Media Pendukung

Media pendukung merupakan alat pendukung media utama dalam

mempromosikan Rumah Batik Tulis Salingka Tabek. Dalam hal ini, media

pendukung yang digunakan diantaranya :

1. Poster

Poster merupakan media untuk menarik perhatian anak muda.

Dalam penyebarannya, poster dapat ditempatkan di papan

pengumuman sekolah-sekolah maupun tempat-tempat yang

menyediakan fasilitas papan informasi.

36
2. X-Banner

X-Banner merupakan media yang dapat ditempatkan di luar

ruangan (outdoor) atau di dalam ruangan (indoor). X-Banner

mempunyai fungsi sebagai media penyampaian informasi yang isinya

relatif lebih seingkat dan mencakup keseluruhan dari pesan atau

informasi yang akan disampaikan.

3. Kalender

Kalender merupakan media yang sangat penting, karena hamper

setiap hari masyarakat melihat kalender untuk mengetahui hari dan

tanggal. Diharapkan dengan media ini masyarakat akan selalu

mengingat rumah batik tulis salingka tabek.

4. T-Shirt

T-Shirt merupakan busana yang sederhana ringan untuk tubuh

bagian atas. Pakaian ini bisa dikenakan oleh siapa saja, pria maupun

wanita, dan untuk semua kalangan.

5. Totebag

Totebag merupakan wadah tertutup yang biasanya terbuat dari

canvas dan dapat dibawa kemana-mana. Berfungsi sebagai tempat

menyimpan barang-barang bawaan saat berpergian maupun kegiatan

sehari-hari seperti belanja, kuliah, sekolah, jalan-jalan dan

sebagainya.

37
6. Stiker

Stiker merupakan bahan promosi yang paling banyak dan sering

digunakan oleh perusahaan untuk mempromosikan produknya karena

sifatnya sangat fleksibel, bisa ditempel dimana saja. Biasanya stiker

memiliki nilai kebanggaan tersendiri bagi pemasangnya.

7. Topi Bucket

Topi adalah salah satu jenis penutup kepala. Penggunaan topi

dimaksudkan untuk beberapa alasan, umumnya digunakan sebagai

aksesoris pakaian.

8. Gantungan Kunci

Gantungan kunci merupakan sebuah hiasan kunci yang memiliki

ukuran dan bentuk bervariasi. Gantungan kunci juga merupakan salah

satu pernak-pernik yang sangat unik.

9. Leaflet (selebaran)

Leaflet adalah lembaran kertas cetak yang dilipat menjadi dua

halaman atau lebih. Karakteristik media ini adalah sederhana, praktis,

dan mudah dibawa kemana-mana.

10. Kartu Nama

Kartu nama adalah kartu yang berisikan informasi seseorang

atau perusahaan. Kartu nama ini biasanya bertuliskan nama, nomor

telepon, dan alamat rumah atau kantor.

38
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, R. 1997. Media Instruksional Education. Rineka Cipta: Jakarta. Hlm 289.

Anastasia, W. 2009. Perancangan Media Promosi Batik Tulis Gedog Tuban.


Skripsi. Fakultas Seni dan Desain. Universitas Kristen Petra. Surabaya.

Asti M., & Ambar, B. 2011. Batik: Warisan Adiluhung Nusantara. Yogyakarta.
Andi Offset.

Bawaiqi, A.W,dkk. 2020. Perancangan Media Katalog Sebagai Penunjang


Promosi dan Informasi Pada PT. Citra Surya Selaras.
Doellah, H. 2002. Batik: Pengaruh Zaman dan Lingkungan. Solo:Damar Hadi.

Herwandi. Industri Batik di Sumatera Barat (Perspektif Sejarah):Kebutuhan


Pasar Besar Namun Kemampuan Produksi Kecil. FIB Unand.
Husein, U. 2013. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis. Jakarta: Rajawali.
Jasmadi. 2018. Cara Praktis Bikin E-Catalog. Semarang: CV Oxy Consultant.
Kotler dan Keller. 2014. Buku Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga.

Kusrianto, Adi. 2006. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Surabaya : Penerbit


Andi.
Lisbijanto. 2013. Batik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Moleong, Lexy J. 2016. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja


Rosdakarya.
Sachari. 2005. Seni Rupa dan Desain. Jakarta: Gelora Aksara Pratama Erlangga.

Sahara, F., & Adriana, R. 2016. Aplikasi E-Katalog Perpustakaan Berbasis


Mobile Android.
Saryono. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT ASlfabeta.
Save, M. 2006. Kamus Besar Ilmu Pengetahuan. Jakarta. Hlm 81.

Tanone, R. 2016. Proses Bisnis E-Catalogue Baru Sebagai Kerangka Kebutuhan


Informasi Pengolahan Produksi Komoditi Studi Kasus Desa Mlatiharjo Kec.
Gajah Kab. Demak.

Terrence A.S. 2003. Periklanan dan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi


Pemasaran Terpadu.

39

Anda mungkin juga menyukai