Oleh :
2021
PERANCANGAN BRANDING DESA WELAHAN
UNTUK DAYA TARIK TERHADAP MASYARAKAT
Oleh :
2021
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Mengetahui,
Ketua Program Studi
Desain Komunikasi Visual
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
ABSTRAK
Desa Welahan merupakan salah satu Kecamatan atau desa yang berada
dikota jepara. Desa welahan memiliki potensi yang sangat beraneka ragam dan
bermacam-macam, mulai dari SDM, budaya, tradisi, makanan tradisional, dan
potensi tempat wisatanya. Kecamatan Welahan memiliki 15 desa, Salah satunya
yaitu Desa Welahan yang dimana akan dibranding oleh penulis. Akan sedikit sulit
dalam menjalakan branding Desa Welahan karena kita ketahui Bersama
terjadinya wabah COVID-19 yang sampai saat ini masih dicemaskan oleh banyak
orang, terutama di Desa Welahan.
v
KATA PENGANTAR
Oleh karena itu, tanpa keterlibatan dan sembangsih dari berbagai pihak, sulit
bagi penulis untuk menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini. Dengan rasa
bangga dan bahagia, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan
penelitian ini :
vi
yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan serta wawasannya yang
tidak ternilai harganya selama perkuliahan.
6. Dedi Merisa, S.H.I., selaku Kepala Biro 3 Universitas Islam Nahdlatul
Ulama (UNISNU) Jepara dan staff jajarannya yang telah membantu
penulis dalam mendapatkan data sebagai bahan perancangan Tugas Akhir
ini.
7. Kedua Orang Tua dan saudara penulis yang telah memberikan do’a,
dorongan dan semangat dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
8. Teman angkatan 2019 Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU)
Jepara, yang telah membantu dan memberikan semangat dan dukungan
kepada penulis.
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
Branding merupakan suatu kegiatan untuk membuat suatu nama, simbol ataupun
identitas untuk membedakan satu produk/jasa dengan produk/jasa lainnya. Awalnya
kegiatan ini dilakukan hanya dari kalangan pebisnis/pengusaha/lembaga. Namun, seiring
berjalannya waktu dan masyarakat semakin menyukai sesuatu yang unik dan menarik
membuat beberapa kalangan dari golongan seniman/desainer/budayawan yang
berkerjasama dengan pemerintah desa setempat mengusulkan untuk diadakannya
branding desa. Tujuan dari branding inilah sangat jelas untuk mempromosikan wisata
ataupun potensi industri dari desa tersebut dan untuk mendongkrak dari sisi sosial,
ekonomi serta budaya yang unik dan menarik dari masyarakat desa tersebut.
Hal ini sangat menguntungkan sekali apabila berhasil dijalankan oleh suatu desa.
Masalahnya di Jepara masih sedikit desa yang menggunakkan branding desa untuk
mempromosikkan desanya. Sayangnya, persepsi masyarakat yang cenderung terkesan
statis branding desa ini hanya sekedar untuk simbol saja dan kurang memperhatikan
kelebihannya.
Desa Welahan sudah mengupayakan branding sederhana bersama warga dan juga
pemerintah daerah Jepara. Hal ini dilakukan untuk lebih memperkenalkan desa welahan
terhadap masyarakat luas di luar Jepara. Desa Welahan memiliki potensi dalam bidang
kuliner makanan, kerajinan tangan dan budaya, karena budaya ini diselengarakan satu
tahun sekali pertujukan wayang 5 dalang 5 panggung dalam satu cerita (sedekah
bumi).acara ini diselengarakan atas sukur kepada TUHAN YME karna bisa panen 3 kali
dalam setahun. Selain itu juga dapat menarik minat warga Jepara untuk terus
mempertahankan keunikan dan budaya desa . Walaupun langkah pemerintah ini masih
cenderung sedikit dan sederhana setidaknya langkah ini bisa membuat masyarakat Jepara
lebih menghargai dan mempertahankan budaya dan potensi di wilayah Jepara ini.
1
Kegiatan Branding Desa Welahan ada dua bentuk, secara offline dan online.
Kegiatan offline diantara adalah dengan melakukan observasi, menentukan tempat
untuk dilakukannya branding, mencari titik letak yang strategis dan melakukan
pendekatan terhadap masyarakat serta meminta Kerjasama dengan masyarakat
Desa Welahan . Adapun Branding yang dilakukan secara online yakni melalui
website Desa Welahan dan media sosial resmi, dan pemasangan iklan di beberapa
media online eksternal, baik dalam bentuk pemasangan iklan maupun publikasi
berita hasil liputan kegiatan internal.
Pesatnya perkembangan internet dewasa ini sangat membantu dalam
kehidupan manusia. Melalui bantuan internet ada kemungkinan seorang individu
dapat berinteraksi dengan individu lainnya tanpa adanya jarak yang terbatas.
Media digital seperti media sosial (medsos) merupakan salah satu perkembangan
teknologi digital yang menggunakan internet untuk memudahkan seseorang
berkomunikasi dengan orang banyak tanpa adanya batas jarak lokasi mereka
berada. Berdasarkan hal itu karena sudah masuk era digital kreatif, maka Branding
juga membutuhkan media promosi yang sekarang semakin banyak dan beragam,
contoh kecil media promosi alternatif adalah melalui media digital (online).
Kehadiran media online memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam
mengakses segala informasi dan peristiwa di seluruh dunia yang telah atau pun
sedang terjadi. Migrasi ke dunia online merupakan suatu hal yang tidak mungkin
terhindarkan. Migrasi ke dunia online tidak hanya menyangkut pemindahan
konten ke media baru, namun harus melakukan penyesuaian produk dan bentuk
konten serta aplikasi yang mudah dikanali dan diakses oleh khalayak.
Banyak orang menyukai, bahkan hampir semua orang memiliki dan juga
menggunakan media sosial. Banyaknya keuntungan dari menggunakan media
sosial, sehingga membuat orang dapat menampilkan portofolio, sebuah sosialisasi
dan promosi produk, tempat maupun berupa jasa dalam media sosial. Di dalam
media sosial interaksi juga dapat dilakukan dengan menggunakan visual dan
video. Karena itu, banyak orang memanfaatkan media sosial dengan berbagai
kebutuhan.
2
1.2 Batasan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang ada seperti penurunan jumlah minat
masyarakat terhadap potensi atau keanekaragaman yang ada di Desa Welahan
dikarenakan kurang menariknya penataan segala sesuatu yang ada di Desa
Welahan. Program promosi yang digunakan masih konvensional, karena di era
digital kreatif sekarang ini media online sangat dibutuhkan sebagai media
promosinya. Disamping itu, karena pandemi Covid-19 yang sedang merabak
sekarang ini mobilitas sangat terbatas dan tidak menuntut kemungkinan
diperlukannya media prormosi yang fleksibel. Masih terbatas dan kurang
efektifnya media promosi yang digunakan untuk membranding Desa Welahan
baik secara online maupun offline, dilihat dari perolehan data Masyarakat
mengalami penurunan dua tahun belakangan ini dan adanya kompetitor dari
berbagai desa lain yang ada di sekitar Desa Welahan. Jadi pada penulisan tugas
akhir ini penulis memberikan batasan pada media promosi untuk Branding Desa
Welahan yang belum ada sebelumnya, seperti media digital maupun secara
langsung.
3
1.5 Manfaat Perancangan
1. Manfaat Teoritis
Prayudi Prayudi, Heti Herastuti. Jika keunikan desa wisata sudah terbentuk,
selanjutnya perlu menciptakan persepsi yang koheren tentang desa wisata di benak
beragam pemangku kepentingan. Hal ini merupakan tantangan yang dihadapi oleh
banyak organisasi. Dalam konteks penelitian ini, upaya untuk menjadikan
Kadisobo II Trimulyo, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman sebagai daerah
4
tujuan ecotourism selalu berada di benak pemangku kepentingan baik internal
(masyarakatnya) maupun eksternal (pemerintah, wisatawan dan pelaku usaha)
merupakan sebuah tantangan tersendiri. Branding dapat dikatakan sebagai
pencitraan dari desa wisata yang diperlukan agar tampilan desa wisata tersebut
lebih segar, lebih atraktif, lebih diingat orang dan pada akhirnya orang akan ramai
datang berkunjung ke desa wisata tersebut. Lebih jauh, Kabupaten Sleman sebagai
daerah tujuan ecotourism akan selalu berada dalam top of mind masyarakat
sebagai tempat yang selalu menarik untuk dikunjungi. Hal ini akan tercapai jika
kita bisa membangun kesadaran dan keingintahuan masyarakat terhadap desa
wisata dan ecotourism.
Elda Franzia1) 1) Prodi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa dan
Desain, Universitas Trisakti.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif dengan
menganalisis data kuantitatif dari kuesioner reponden dan memaparkan hasil
observasi visual terhadap foto profil responden di berbagai media sosial. Hasil
dari penelitian ini adalah simpulan bahwa untuk meningkatkan pembentukan
personal brand responden dapat dilakukan dengan cara (1) Menampilkan minat
pada foto profil dengan menggunakan objek foto dan aktivitas sesuai minat
tersebut, (2) Memiliki kesadaran akan citra diri individu, (3) Menampilkan secara
konsisten dan berulang, (4) Menggunakan beragam media sosial sesuai dengan
5
fungsi dan tujuannya.
Komunikasi adalah hal mendasar yang menjadi penting dalam setiap aspek
kehidupan bermasyarakat, khususnya guna mempersiapkan generasi muda. Siswa
setingkat SMA dalam hal ini adalah para siswa termasuk ke dalam generasi muda
yang dengan demikian maka penting untuk memahami dan mempelajari tentang
komunikasi dalam berbagai hal dan bentuk. Selain bermasyarakat, komunikasi
mengambil andil penting dalam kegiatan profesional. Ketika komunikasi menjadi
kunci utama dalam kesuksesan dalam segala bidang di kehidupan manusia, maka
menjadi penting bagi siswa untuk memahami tentang komunikasi, khususnya
tidak hanya dalam interaktivitas di dunia maya dalam era digital seperti saat ini
tapi juga bagaimana kemampuan komunikasi dimaksimalkan dalam hal
kewirausahaan di kemudian hari.
Hal tersebut menjadi penting mengingat saat ini remaja usia sekolah
merupakan khalayak yang aktif menggunakan Internet di dalam keseharian
mereka, atau yang biasa disebut sebagai native generation of netizen. Namun,
sangat disayangkan pendidikan penggunaan atau dengan kata lain pemanfaatan
sarana Internet yang baik dan benar jarang sekali diberikan di sekolah-sekolah.
Padahal, kemajuan teknologi dan informasi dengan keberadaan Internet tanpa bisa
dipungkiri kini telah menjadi satu unsur penting dalam keseharian remaja saat ini.
Tidak hanya berdampak pada perubahan baik seperti memudahkan aktivitas
keseharian masyarakat, tapi juga berdampak buruk, misalnya, kegiatan
mengumbar privasi orang lain hingga penipuan transaksi keuangan melalui
Internet. Menjadi hal yang miris ketika hal-hal tersebut dilakukan marak
dilakukan oleh remaja. Remaja sebagai generasi native teknologi menghabiskan
sebagian besar waktunya dengan berinteraksi satu sama lain melalui jejaring
media sosial yang diakses melalui Internet.
6
perilaku pengguna internet di Indonesia,tercatat jumlah pengguna internet tahun
2017 telah mencapai 143,26 juta jiwa atau setara dengan 54,68 persen dari total
jumlah penduduk Indonesia. Jumlah tersebut menunjukkan kenaikan sebesar
10,56 juta jiwa dari hasil survei pada tahun 2016. Dari survei tersebut juga
didapati bahwa penetrasi terbesar berada pada umur 13-18, yakni sebesar 75,50
persen. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa remaja merupakan pengguna
terbanyak yang mengakses Internet. (Sumber: kominfo.go.id) Pemanfaatan akun
pribadi media sosial di Internet yang tidak tepat justru dapat membawa remaja
penggunanya ke dalam kejahatan di dunia maya dan berujung pada penindakan
hukum. Sebut saja kasus Florence mahasiswa yang menghina masyarakat Jogja di
akun media sosial Path miliknya.
Selain itu, sejak beberapa tahun belakangan memang pula terdapat kasus
yang melibatkan pelajar SMA, misalnya kasus empat siswa SMA di Tanjung
Pinang pada tahun 2010 yang mencaci gurunya di akun Facebook berujung
keempat siswa tersebut dirumahkan. Setahun sebelumnya, Farah seorang pelajar
SMA di Bogor dijerat Pasal 310 dan 311 KUHP dan UU ITE, Pasal 27 ayat 3 dan
dijatuhi vonis 2 bulan 15 hari dengan masa percobaan 5 bulan karena menghina
teman sekolahnya di akun Facebook miliknya (sumber: merdeka(dot)com, 1/9-
2014).
Belum lagi kasus yang terkait dengan pornografi dan pornoaksi yang
disebarluaskan di dunia maya. Selama tahun 2013 saja terdapat paling tidak 84
laporan pornografi dan pornoaksi yang masuk ke lembaga Komisi Perlindungan
Anak Indonesia (KPAI) yang seluruhnya dilakukan oleh anak-anak yang juga
pelajar di bawah umur. Tak berhenti di situ, Jakarta pernah digegerkan dengan
penyebaran video mesum aktivitas seks siswa siswi salah satu SMP di ibu kota,
masih di tahun yang sama1 .
9
1.7 Kerangka Berpikir
Dalam pembuatan media visual yang berkonsep perancangan Branding Desa
untuk daya Tarik terhadap masyarakat, diperlukan kerangka pikir agar konsep
pembuatan karya ditemukan. Pembuatan kerangka pikir ini bertujuan informasi
yang terdapat dalam media perancangan ini tersampaikan kepada target audience.
Berikut adalah kerangka pikir yang nantinya digunakan untuk membuat
perancangan komik tersebut:
10
Gambar diatas merupakan kerangka pikir dalam perancangan Branding Desa
Welahan Untuk Daya Tarik Terhadap Masyarakat, perancangan tersebut berfokus pada
permasalahan yang ada yaitu desain dan konsep perancangan Branding Desa.
11
1. Metode Pengumpulan Data
12
Metode wawancara adalah metode yang dilakukan dengan cara
mengadakan tanya jawab sepihak, dan dilakukan dengan sistematis dan
berlandaskan pada tujuan penelitian. Wawancara adalah percakapan yang
bertujuan untuk penggalian pemikiran, konsep, pengalaman pribadi,
pendirian, atau pandangan dari narasumber, atau untuk memperoleh
informasi dari narasumber tentang kejadian yang tidak dapat diamati
sendiri secara langsung oleh peneliti, atau tentang peristiwa yang terjadi
di masa lampau (Soewardikoen, 2019: 53)
Wawancara lebih dari sekedar percakapan biasa. Wawancara selalu
ada tujuan “percakapan dengan suatu tujuan (conversation with a
purpose)”. Pewawancara dapat mengarahkan pembicaraan sedemikian
rupa untuk mendapatkan topik yang diminatinya, sekaligus mengarahkan
diskusi ke arah yang diinginkan dengan mengajukan beberapa
pertanyaan.
Metode pengumpulan data dengan cara mengadakan percakapan
dengan maksud tetrtentu yang dilakukan oleh kedua belah pihak. Data
primer diperoleh dari sumber pertama, biasa disebut informan, reponden
atau seseorang yang dijadikan objek penelitian. Penulis akan mengajukan
beberapa pertanyaan penting kepada narasumber yaitu kepala Desa
Welahan bapak ACHMAD JERJES,S.E dan juga informan merupakan
seseorang atau kelompok yang mengetahui tentang Desa Welahan.
Responden lainnya adalah warga Desa Welahan.
2) Metode Observasi
Dalam menggunakan metode observasi, cara yang efektif adalah
melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai
instrumen format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau
tingkah laku yang digambarkan akan terjadi (Suharsimi Arikunto, 2010 :
272). Dalam observasi ini peneliti langsung terjun lokasi untuk meneliti
lebih dekat guna mendapatkan data mengenai perkembangan dan
informasi lain tentang
3) Dokumentasi Data
13
Metode pengumpulan data dengan mencari data-data hasil survey
baik berupa artikel, selembaran, foto dokumetasi dan sebagainya sebagai
data berupa fakta dan sebagai bukti untuk dipertangggung jawabkan.
Proses tersebut dilakukan di Desa Welahan.
Dokumentasi data yang diperoleh dari lokasi Desa Welahan juga
dapat digunakan sebagai perbandingan kondisi sebelum dan sesudah
dilakukannya perancangan tersebut. Pengumpulan datanya dilakukan
dengan mendokumentasikan obyek yang diteliti secara langsung di lokasi
kampus. Pengumpulan dokumen dilakukan dengan menggali dan
memotret. Dengan begitu dokumentasi data ini berupa arsip, buku,
gambar, foto, bahkan rekaman suara. Sebagai hasilnya data yang
diperoleh penulis dari Kepala Desa adalah data mengenai rekapitulasi
statistik penduduk pertahun dll.
b. Metode Pengumpulan Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh sebagai pelengkap. Data
sekunder diperoleh dari penelitian pustaka dari berbagai sumber data yang
sudah ada. Film, video, dan foto merupakan sumber data sekunder yang
berguna bagi peneliti karena data-data tersebut dapat berupa gambar dan
suara yang akan melengkapi data yang bersifat tekstual (Sarwono,
2006:228).
2. Metode Desain
Beberapa proses pemikiran sistematis, yaitu dengan penelaahan masalah-
masalah rasional sebagai dasar untuk menetapkan keputusan desain disebut
dengan metode berpikir dalam desain. Metode desain membagi istilah menjadi
tiga metode yaitu menggunakan Metode Kotak Kaca (Glass Boxes), Metode
Kotak Hitam (Black Boxes), dan Metode Pengorganisasian Diri (Self Organizing
System) (Sarwono dan Lubis, 2007:9). Perancangan Branding Desa Welahan
Untuk Daya Tarik Terhadap Masyarakat menggunakan metode kotak kaca
(Glass Boxes) adalah metode berfikir rasional secara obyektif dan sistematis
menelaah sesuatu secara logis dan terbebas dari pikiran yang tidak rasional
(irasional), misalnya sentimen dan selera. Metode ini berusaha menemukan
14
fakta-fakta dan alasan faktual yang melandasi terjadinya suatu hal atau kejadian
dan berusaha menemukan alternatif solusi atas masalah-masalah yang timbul,
metode berpikir seperti ini disebut juga reasoning.
Proses berpikir metode kotak kaca memiliki beberapa ciri seperti :
a. Sasaran dan strategi desain telah ditetapkan secara pasti dan jelas
sebelum analisa dilaksanakan.
b. Telaah desain secara tuntas dilaksanakan sebelum solusi yang
digunakan telah ditetapkan.
c. Penilaian sebagian besar bersifat deskriptif dan secara logis dapat
dijelaskan.
d. Strategi perancangan ditentukan terlebih dahulu sebelum proses
analisis, umumnya dalam susunan sekunsial, walau ada kalanya dalam
bentuk proses paralel, meliputi komponen ataupun bagian persoalan
yang dapat dipilah (Sarwono dan Lubis, 2007:10).
15
penelitian, untuk itu daya yang diperoleh dibedah dengan teori yang relevan
yang sudah dikerangkakan.
16
alternatif data dimana peneliti memberikan keterangan yang masuk akal. Peneliti
harus menerangkan data tersebut berdasarkan pada hubungan logika atas makna
yang terkandung dalam data; 5) menulis laporan bagian dari analisis kualitatif.
Peneliti harus mampu menulis kata, frasa dan kalimat serta pengertian secara
tepat sehingga bisa digunakan untuk mendeskripsikan data dan hasil analisa.
Dalam metode kualitatif deskriptif yang digunakan dalam perancangan ini
adalah 5W+1H. Metode analisis ini bisa dipakai dalam menentukan pokok
masalah dan jalan keluarnya. 5W+1H merupakan singkatan dari 5W yaitu What,
Where, When, Why, Who, dan 1H yaitu How.
Dalam Branding Desa membutuhkan tema, tokoh, target audience yang
akan dicapai dan berbagai keunikan brand yang dapat mengangkat karya
perancangan brand ini. Metode 5W1H dipilih untuk perancangan sebuah Brand,
karena akan menjelaskan berbagai aspek perancangan Branding Desa Welahan
Untuk Daya Tarik Terhadap Masyarakat. Serta dengan jelas dapat
mendeskripsikan mengenai permasalahan dan perancangan yang ada dalam
Brand ini
4. Kajian Karya.
Sebuah karya desain tidak bisa lepas dari unsur-unsur estetika. Unsur-unsur
tersebut akan selaras dengan pola-pola yang nantinya dapat menimbulkan
keindahan. Dalam perancangan Branding Desa Welahan untuk Daya Tarik
Terhadap Masyarakat menggunkan Kajian Estetika menurut A. A. M. Djelantik,
Semua benda atau peristiwa kesenian mengandung tiga unsur dasar, yakni:
a. Keutuhan (Unity)
Karya yang indah dalam keseluruhannya menunjukkan sifat yang
utuh, tidak ada cacatnya, tidak ada yang kurang dan tidak ada yang
berlebihan. Terdapat hubungan yang bermakna (relevan) antar bagian
tanpa adanya bagian yang sama sekali tidak berguna atau tidak ada
hubungannya dengan bagian yang lain. Hubungan yang relevan bukan
berati gabungan yang begitu saja melainkan saling mengisi, bagian yang
satu memerlukan bagian yang lain. Dengan demikian terjadi kekompakan
antar bagian-bagian tersebut (A. A. M. Djelantik, 2004: 38).
17
b. Penonjolan atau Penekanan (Dominance)
Penonjolan mempunyai maksud mengarahkan perhatian orang yang
menikmati suatu karya seni terhadap sesuatu hal tertentu yang dianggap
lebih penting daripada yang lain. Penonjolan dapat dicapai dengan
menggunakan a- simetri, a-ritmis, dan kontras pada penyusunannya.
Penonjolan juga dapat dicapai dengan mengeraskan suara tertentu, melalui
perubahan ritme, perubahan kecepatan gerak, atau kecepatan melodi, atau
memakai warna yang cerah dan mencolok (A. A. M. Djelantik, 2004: 44).
c. Keseimbangan (Balance)
Rasa keseimbangan dalam karya seni paling mudah tercapai dengan
simetri, namun keseimbangan juga dapat dicapai dengan asimetri. Dalam
kesenian, kata “sama berat” sebaiknya digantikan dengan kata “sama
kuat”. Apa yang dirasakan seimbang biasanya memberikan kesan “sama
kuat”. Pengalaman rasa seimbang biasanya memberikan ketenangan,
keseimbangan yang simetris memberikan kesan diam, statis, dan tidak
berubah. Keseimbangan yang tidak simetris memberikan kesan bergerak,
dinamis dan berubah. Keseimbangan yang tidak simetris mempunyai daya
tarik yang lebih besar daripada keseimbangan.
19
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta
Djelantik, A. A. M. 2004. Estetika Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Media Abadi
Kriyantono, Rachmat. 2014. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana
Kurnia, Septiawan Santana. 2007. Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian
Kualitatif. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Kusrianto, Adi. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: CV.
Andi
Rohidi, Tjetjep R. 1984. Lintas Peristiwa dan Tokoh Seni Rupa Indonesia Baru.
Semarang: IKIP Semarang Press
Sarwono, Jonathan dan Hary Lubis. 2007. Metode Riset Untuk Desain
Komunikasi Visual. Yogyakarta: Penerbit Andi
Soewardikoen, Didit Widiatmoko. 2019. Metodologi Penelitian Desain
Komunikasi Visual. Yogyakarta: PT. Kanisius
Sumanto. 2014. Teori dan Aplikasi Metode Penelitian. Yogyakarta: PT. Buku
Seru
Yusuf, Pawit M. 1990. Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Instruksional.
Bandung: Remaja Rosdakarya
20
sebagai Strategi Bisnis Media Online Olahraga: Studi pada Gorilasport.com.
Vol 9. No 2. Hal. 11-19.
W. Muhammad Wahyu, dkk. 2017. Jurnal Art Nouveau. Institut Bisnis dan
Informasi STIKOM Surabaya. Surabaya. Perancangan Buku Ilustrasi
Landscape Bangunan Bersejarah dengan Teknik Digital Painting Guna
Menginformasikan Sejarah kepada Remaja di Surabaya. Vol 6. No 1
21
22