Anda di halaman 1dari 39

TUGAS

PEMODELAN MATEMATIKA SISTEM

Disusun oleh Kelompok 2:


Diana Kartika Novia Pratiwi (02171007) Halaman 1-9
Fikri Catur Wijayanto (02171009) Halaman 19-27
Fryda Aprilia (02171011) Halaman 10-18
Haniefa Atzzahra (02171012) Halaman 37-45
Ifdil Cahyadi (02171013) Halaman 28-36

PROGRAM STUDI MATEMATIKA


JURUSAN MATEMATIKA DAN TEKNOLOGI INFORMASI
INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
BALIKPAPAN
2020

1
MODUL 2

Konsep Dasar Pemodelan Matematis


dan Derah Penyelesaian

Prof.Dr. Djati Kerami

PENDAHULUAN

Anda akan mempelajari pada Modul 2 ini proses pemerolehan (atau penurunan model
matematis) dari suatu masalah. Proses ini disebut dengan pemodelan matematis. Pada dasarnya agar
kita dapat menurunkan model matematis, kita harus memahami masalahnya dahulu. Dengan
memahami masalahnya kita akan mengetahui anggapan serta persyaratan yang diberikan. Hal ini akan
membentuk daerah penyelesaian atau daerah layaknya.

Pada modul ini diberikan tahapan dalam pemodelan matematis. Untuk memperjelas bagaimana
tahapan tersebut Anda dapat mempelajari contoh maupun latihan yang diberikan. Dari pemodelan
matematis ini akan dihasilkan suatu model matematis, yang berupa model matematis masalah ataupun
langsung berupa model matematis penyelesaian. Selanjutnya pada modul ini diberikan juga pengertian
daerah layak penyelesaian. Hal ini diperlukan dalam menunjang penyelesaian dari model matematis
masalah.

Pemahaman dari materi yang dipelajari pada Modul 2 ini akan menunjang pemahaman materi
pada modul-modul selanjutnya.

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa memiliki kemampuan dalam memahami:
1. Tahapan yang dilakukan dalam pemodelan matematis, dan
2. Makna daeah layak penyelesaian dari model matematis.

Secara lebih terinci, setelah mempelajari modul ini diharapkan mahasiswa dapat:
1. Melakukan identifikasi terhadap suatu masalah sederhana,
2. Melakukan simbolisasi matematis terhadap parameter-parameter, serta hubungan
antarparameter,
3. Menurunkan model matematis dari masalah sederhana,
4. Membedakan model matematis masalah dan model matematis penyelesaian masalah,
5. Menggunakan hasil yang diperoleh dari model matematis penyelesaian masalah pada masalah
sederhana yang diberikan,
6. Menunjukkan daerah layak dari parameter yang disebutkan pada model matematis sesuai
dengan sifat parameter dalam masalah, dan
7. Menunjukkan daerah layak dari parameter yang disebutkan pada model matematis sesuai
dengan anggapan maupun persyaratan yang diberikan dalam masalah.

2
KEGIATAN BELAJAR 1

Konsep Dasar Pemodelan Matematis

Pada Modul 1 kegiatan Belajar 2 Anda telah mengenal pengertian model matematis berikut
pemodelannya secara sederhana. Dari pembahasan dengan contoh-contoh yang diberikan paling tidak
Anda telah mengetahui gambaran dasar tentang model matematis.
Pada Kegiatan Belajar 1 Modul 2 ini Anda akan mempelajari bagaimana model matematis
tersebut diperoleh. Proses pemerolehan (atau penurunan) model matematis dari suatu masalah dikenal
dengan pemodelan matematis. Model matematis yang diperoleh dapat berupa langsung model
matematis penyelesaian masalah, atau masih berupa model matematis masalah. Apabila masih berupa
model matematis masalah, maka dengan menggunakan metode matematis yang sesuai akan diperoleh
model matematis penyelesaian masalah.
Berikit ini diberikan tahapan-tahapan dalam melakukan pemodelan matematis dari suatu
masalah yang diberikan.

Masalah dan Penyelesaian Masalah Secara Matematis


Dalam menyelesaikan masalah secara matematis, dilakukan dahulu pemodelan matematis.

Tahapan Pemodelan Matematis


Pada Gambar2.1 di bawah ini diberikan tahapan penyelesaian masalah menggunakan
pendekatan pemodelan matematis.

A. TAHAP IDENTIFIKASI MASALAH


Sebelum kita membuat model matmatis masalah, lebih dahulu kita harus memahami dengan baik
masalah yang dihadapi. Karena tanpa memahami dengan baik masalahnya, bagaimana kita dapat

3
menyelesaikan masalahnya? Disini kita dituntut untuk berpikiran jernih dalam memahami liku-liku
masalah dalam ruang lingkupnya. Inilah yang disebut dengan abstraksi masalah.

Gambar 2.1
Tahapan Pemodelan Matematis

1. Ruang Lingkup dan Latar Belakang Masalah


Di dalam memahami masalah paling tidak kita mengetahui ruang lingkup dan latar
belakang masalahnya. Termasuk juga kenapa masalah tersebut muncul. Demikian juga kita
harus memahami apa yang menjadi tujuan dalam penyelesaian masalah. Apabila masalah yang
dihadapi dipandang sulit, maka kita berusaha membawa ke bentuk masalah yang lebih mudah.
Hal ini dilakukan dengan memberikan anggapan-anggapan dan juga batasan-batasan, daerah
penyelesaian masalahnya akan menjadi lebih sempit.
Semakin banyak anggapan atau batasan yang diberikan akan semakin mudah masalah yang
dihadapi (Gambar 2.2). akan tetapi, disini kita harus hati-hati dalam memberikan anggapan
maupun batasan. Dalam hal ini jangan sampai kita bermaksud mempermudah tetapi hasilnya
malahan tidak sesuai dengan tujuan pemecahan masalahnya.

4
Gambar 2.2
Penyederhanaan Masalah

2. Parameter dan Hubungan Antarparameter dalam Masalah


Setelah kita memahami masalahnya, didalam tahap identifikasi masalah kita lakukan 2
(dua) hal berikut ini.
a. Pemilihan parameter dalam masalah
Di sini kita lakukan identifikasi.
1) Manakah yang menjadi parameter dalam masalah, apakah berupa:
(i) Peubah (variabel)?
(ii) Tetapan (konstanta)? Atau
(iii) Parameter lain?

2) Selanjutnya diantara parameter yang dipilih, diidentifikasi manakah yang menjadi


parameter utama (parameter kunci)?

b. Hubungan antar parameter


Setelah teridentifikasi parameter dalam masalah, kita lakukan pemeriksaan
bagaimana bentuk hubungan antar parameter.

5
B. TAHAP SIMBOLISASI MATEMATIS

Dalam tahap ini dilakukan simbolisasi matematis dari parameter yang telah teridentifikasi dan telah
terpilih, serta hubungan antar parameter tersebut dengan mempertimbangkan anggapan, berikut
batasan atau persyaratan yang diberikan.

Di dalam tahap ini dilakukan pula pemeriksaan jenis parameter. Berdasarkan identifikasi masalah
yang telah dilakukan, kemudian diperiksa sifat parameter, dalam masalah yaitu apakah parameternya
berupa:
1. Peubah
Dalam hal ini diperiksa manakah yang berupa peubah bebas, dan manakah yang berupa peubah tak
bebas (apabila berbentuk fungsi), atau manakah yang berupa peubah yang belum diketahui nilainya.
2. Tetapan
Dalam hal ini diperiksa manakah tetapan yang belum pasti besaran nilainya, dan manakah tetapan
yang sudah pasti besaran nilainya.

Simbol matematis yang sering digunakan, maupun jenis parameter tersebut di atas, telah diberikan
pada Modul 1 Kegiatan Belajar 2.

Hasil yang diperoleh pada kedua tahap tersebut adalah dapat berupa:

1. Model Matematis Masalah


Model ini berupa gambaran matematis dari masalah.
Dengan gambaran masalah ini diharapkan kita dapat mengetahui perilaku masalah secara
matematis.
Agar dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah, model matematis masalah ini masih harus
diselesaikan dahulu dengan menggunakan metode-metode matematis yang sesuai. Hasil yang
diperoleh merupakan model matematis penyelesaian masalah.

2. Model Matematis Penyelesaian Masalah


Model ini diperoleh dari penyelesaian model matematis masalah (seperti yang telah disebutkan
di atas). Dalam hal masalahnya sederhana model ini dapat diperoleh langsung dari tahap
simbolisasi matematis.
Model ini merupakan gambaran matematis dari penyelesaian masalah. Dengan gambaran
masalah ini diharapkan kita dapat mengetahui kemungkinan perubahan yang terjadi, baik pada
perubahan keadaan ataupun perubahan waktu dari masalah (biasanya disebut dengan prediksi
atau perkiraan yang mungkin akan terjadi).

Penyelesaian Masalah
Dengan menerjemahkan (mengembalikan arti simbol-simbol matematis dalam pengertian-
pengertian asal dari masalah) model matematis, akan diperoleh hasil penyelesaian masalah.

6
Agar anda dapat mengahayati proses penurunan model matematis di atas, sebaiknya anda
membiasakan diri untuk melakukannya. Dalam hal ini mulailah dari masalah yang sederhana.

(modifikasi dari sumber: http://www.glasbergen.com/education-cartoons/)


Gambar 2.3
Saran Dosen di Kelas

Contoh 2.1

Di kamar mandi terdapat bak penampung air berbentuk kubus dengan panjang sisi (rusuk)
adalah 1 meter. Bak tersebut dikuras airnya untuk dibersihkan. Setelah bersih (dalam keadaan kosong),
bak tersebut diisi air lagi dengan membuka kran (yang berada di atas bak). Debit aliran air adalah tetap
0,1 liter per detik. Kita ingin mengetahui kapan kran tersebut ditutup agar bak tersebut penuh air tetapi
tidak sampai tumpah.

Penyelesaian:

Identifikasi masalah:

Kita abstraksikan bak berbentuk kubus terbuka di bagian atasnya (Gambar 2.4), yang awalnya
kosong, dan selanjutnya dialiri air. Lama kelamaan bak terisi air dan akhirnya bak penuh air. Jika air
dibiarkan terus mengalir maka air akan tumpah.
Atau untuk mudahnya yang diperhatikan adalah kenaikan tinggi permukaan air. Pada awalnya
tinggi permukaan air adalah 0 dan lama kelamaan mencapai 1 m (meter) artinya bak telah penuh air.

7
Gambar 2.4
Pengisian Air ke dalam Bak

Masalahnya adalah kalau air dibiarkan mengalir terus, maka air dalam bak akan tumpah
(terbuang percuma). Untuk mengatasi masalah tersebut masalahnya menjadi, ‘kapan kran air ditutup
agar air tidak sampai tumpah’. Masalah tersebut adalah sama dengan masalah kapan penuhnya bak air.
Untuk mengetahui kapan penuhnya bak adalah sama dengan mengetahui kapan air dalam bak mencapai
volume maksimum (1 m3).
Masalah terakhir tersebut adalah sama dengan masalah kapan ketinggian permukaan airnya
mencapai ketinggian maksimum (1 m).

8
a. Parameter
Sebagai parameter masalahnya adalah:
- Panjang sisi dari bak (tetap)
- Debit aliran air yang tetap
- Waktu berubah
- Tinggi permukaan air berubah
Kita lihat bahwa yang menjadi parameter utama adalah tinggi permukaan air.

b. Hubungan
Tinggi permukaan air (sebagai parameter utama) adalah tergantung waktu dialirkannya air juga
tergantung debit aliran (yang dalam ini dinyatakan dalam kecepatan kenaikan tinggi permukaan
air).

Anggapan :
Telah diberikan anggapan bahwa sebelum diisi air bak dalam keadaan kosong, selanjutnya debit
aliran air adalah tetap yaitu 0,5 L per detik. Kita dapat memberikan anggapan tambahan (untuk
mempermudah masalah) misalnya selama bak diisi air, tidak ada orang yang mengambil air dari dalam
bak, posisi bak mendatar(tidak miring), bak tidak bocor, dsb.

Simbolisasi matematis :

Dilakukan simbolisasi matematis dari apa yang diperoleh pada identifikasi masalah.

a. Kita Nyatakan parameter


t : waktu (dinyatakan dalam detik)]
h : tinggi permukaan air (dinyatakan dalam cm)

9
parameter lain berupa tetapan, yaitu:
Panjang rusuk kubus (bak) yaitu 1 (dalam meter) = 100 (dalam cm)
Debit (kecepatan aliran air/satuan waktu) adalah 0,5 (liter/detik) = 500 (cm 3 per detik)

b. Hubungan antarparameter
Dapat kita perhatikan bahwa tinggi permukaan air adalah tergantung lamanya (waktu) air mengalir.
Jadi dalam hal ini, h adalah tergantung dari t. Dapat dikatakan juga bahwa fungsi dari t atau
dinyatakan sebagai h(t), dengan t adalah peubah bebas dan h peubah tak bebas.

Selanjutnya, kita ketahui bahwa:


- Awalnya bak dalam keadaan kosong, jadi dalam hal ini ketinggian permukaan awal (t=0) adalah 0
cm.
- Luas alas bak adalah 100 (cm) x 100 (cm) = 10.000 (cm 2). Dengan demikian kita dapat nyatakan
bahwa kecepatan kenaikan permukaan air addalah 500 (cm 3)/10.000 (cm2) per detik = 0,05 (cm per
detik)

Oleh karena tinggi permukaan air adalah tergantung waktu (yaitu t) dialirkannya air, juga
tergantung kecepatan kenaikan tinggi permukaan air (yaitu 0,05 cm per detik) maka kita dapat nyatakan
bahwa :

h(t )=0 ,05 t (2.1)

Pada (2.1) dimana:


t : waktu (dalam detik), dengan t ≥ 0.
h (t ) : ketinggian permukaan air (dalam cm)

Dapat dilihat model matematis (2.1) di atas berbentuk fungsi linier. Dalam hal ini dikatakan bahwa
tinggi permukaan air naik secara linier.

Penyelesaian masalah:

Dapat kita perhatikan bahwa model matematis (2.1) di atas sudah merupakan model matematis
penyelesaian masalah. Jadi dengan menggunakan model (2.1) kita dapat langsung menyelesaikan
masalah, yaitu kapan bak penuh air.

10
Bak penuh air kalau tingginya mancapai 1 m = 100 cm.
Jadi,

100=0,05 t
100
t= =2000(detik) atau 33,34 (menit)
0,05

Artinya, setelah air mengalir ke dalam bak selama 33,34 menit, bak telah penuh. Dengan kata lain
keran harus ditutup agar air tidak tumpah.

Pada model matematis (2.1) sudah dipertimbangkan keadaan awal bak dalam keadaan kosong,
yaitu untuk t=0 , h ( 0 ) =0. Apabila pada awalnya bak sudah terisi air dengan ketinggian a ( cm ), maka
(2.1) akan menjadi:

h(t )=a+0 , 05 t

Contoh 2.2

Sering kali kita ingin memperkirakan besarnya populasi (untuk selanjutnya disebut saja populasi)
penduduk di suatu daerah tertentu. Masalah ini biasanya diperlukan bagi pengambilan kebijakan
pemerintah daerah dalam perencanaan wilayah.

Dari data observasi tentang populasi penduduk di daerah tersebut diperoleh bahwa laju
pertumbuhan populasi pada suatu waktu adalah sebanding dengan populasinya. Kita ingin mengetahui
populasi penduduk pada daerah tersebut pada sekian waktu mendatang.

Penyelesaian:

Identifikasi masalah:
Masalahnya adalah berapa besarnya populasi penduduk daerah yang diobservasi pada sekian
tahun mendatang.

Gambar 2.5
Pertumbuhan populasi penduduk

11
a. Parameter masalah
- Waktu
- Populasi penduduk
Di sini yang menjadi parameter utama adalah populasi penduduk
b. Hubungan antar parameter
Populasi penduduk (sebagai parameter utama) adalah tergantung dari waktu. Dalam hal ini waktu
berubah, pouplasi nya pun berubah.

Anggapan yang diberikan :


- Anggapan dasar : laju perkembangan besarnya populasi pada setiap waktu adalah sebanding
dengan besarnya populasi (dari hasil observasi).
- Anggapan lain : tidak ada perpndahan penduduk ke luar daerah yang diobservasi maupun ke
dalan daerah yang diobservasi.

Simbolisasi matematis :
Dilakukan simbolisasi matematis dari apa yang diperoleh pada identifikasi masalah:
a. Kita nyatakan:
P= besarnya populasi
t = waktu
b. Dari hubungan antar parameter:
Besarnya populasi tergantung dari waktu, jadi P adalah fungsi dari t atau dinyatakan sebagai
P=x (t ). Dalam hal ini t adalah peubah bebas dan P adalah peubah tidak bebas (tergantung t ).
P=x (t ) addalah populasi saat t , maka laju pertumbuhan populasi pada
Selanjutnya, apabila
dP dx(t )
t
saat adalah dt atau dapat ditulis sebagai dt .

Dari anggapan dasar di atas, diperoleh bahwa :

dx(t ) (2.2)
dt x(t ) (tanda ‘ ’ dibaca
sebanding)

Kita dapat mengubah (2.2) ke dalam bentuk persamaan sebagai berikut.

dx(t ) (2.3)
=k . x (t )
dt

yang dalam hal ini k merupakan tetapan kesebandingan.

Persamaan 2.3 merupakan model matematis masalah perkembangan populasi dari daerah yang
diobservasi. Dalam matematika bentuk (2.3) dikenal sebagai persamaan diferensial. Persamaan (2.3)
tersebut biasanya dinyatakan sebagai.

12
dx (2.4)
=kx
dt
Model matematis (2.3) atau (2.4) di atas belum merupakan model matematis penyelesaian
masalah.

Model matematis penyelesaian masalah:


Dalam hal ini model matematis masalah yaitu (2.4) kita tentukan x (t ) dengan menggunakan
metode dalam matmatika yaitu metode penyelesaian persamaan diferensial.

Kita tuliskan Kembali (2.4) dalam bentuk

dx (2.5)
=k . dt
x
Selanjutnya kita integralkan (2.5)

dx
=kdt
x
dx
∫ x =∫ kdt
Yang memberikan

|x|=kt+C 1 (2.6)
ln

(C 1 = tetapan pengintegralan)

Oleh karena x adalah besarnya populasi, maka x≥0 sehingga (2.6) dapat dinyatakan sebagai

ln
x=kt +C1 (2.7)

Dari persamaan (2.7) diperoleh


kt +C
x=e 1

C 1 kt
x=e ⋅e
x=Cekt , dengan C=e
C1

Dengan demikian maka

x(t )=Cekt (2.8)

Apabila dari observasi awal (pada saat t=t 0) telah dihitung (sensus penduduk) bahwa populasinya
adalah x 0, maka dari (2.8) diperoleh

13
kt 0 −kt0
x 0=Ce dan akan memberikan C=x 0 e

Dengan demikian (2.8) menjadi


k ( t−t 0 )
x (t )=x 0 e (2.9)

Pada (2.9) di atas, parameter tambahan


x 0 dan t 0 (untuk mudahnya ditulis t 0 ) merupakan

tetapan yang diberikan.


x0 t
disebut populasi awal dan 0 disebut dengan saat (waktu) awal, untuk

mudahnya biasanya 0 t =0
. Parameter k juga berupa tetapan yang dapat ditentukan dengan
menggunakan data observai. Pada masalah populasi, disebut dengan tetapan pertumbuhan populasi.
Tetapan ini berkaitan dengan karakteristik daerah yang diobservasi.

Penyelesaian masalah:

Dengan memberikan nilai populasi awal 0 , waktu awalx t 0 dan t (berhubungan dengan
waktu yang dikehendaki) akan diperoleh populasinya.

Sebagai contoh misalnya


x 0=100. 000 (penduduk), t 0=0 , k=0,2 maka populasi untuk

5 tahun mendatang (t=5) adalah ¿ 271. 828 (penduduk). Untuk 10 tahun mendatang
(t=10) populasinya adalah ¿ 738. 905 (penduduk).
Pertumbuhan populasi ini seperti yang ditunjukan pada Gambar 1.19 dalam contoh 1.9 Modul 1
Kegiatan Belajar 2.
Sesuai dengan bentuk fungsinya yaitu eksponensial, pertumbuhan populasi pada contoh 2.2 di atas
disebut dengan pertumbuhan eksponensial. Model matematis ini merupakan model dasar pertumbuhan
yang akan dibahas dan digunakan lebih lanjut pada Modul 4, 5, 6 dan 7.

Daerah layak:
Dalam pemodelan matematis kita perlu mempertimbangkan daerah layak atau daerah nilai-nilai
yang layak dari parameter yang berupa peubah.
Sebagai contoh misalnya pada Contoh 2.1 dan Contoh 2.2 di atas walaupun tidak dinyatakan secara
eksplisit, kita perlu mengetahui bahwa peubah bebas t (menyatakan waktu) adalah selalu berupa
bilangan real positif. Secara matematis dinyatakan sebagai t ∈ R+ atau t>0 . Pada Contoh 2.1
peubah tak bebas h(t ) (menyatakan tinggi permukaan air) juga bernilai real positif. Demikian juga
pada Contoh 2.2, peubah tak bebas x (t ) (menyatakan populasi) bernilai integer positif.
Pengertian daerah layak ini akan dibahas lebih lanjut pada Kegiatan Belajar 2.
Agar lebih memahami proses penurunan model matematis, sebaiknya Anda kerjakan Latihan di
bawah ini.

14
LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah Latihan berikut !

1. Suatu toko menjual sejenis barang dengan harga Rp.1000 per buah. Tentu saja banyaknya barang
yang dibeli oleh para pembeli berbeda-beda banyaknya. Pihak penjual (toko) menginginkan suatu
bentuk umum untuk menghitung banyaknya uang yang harus dibayar oleh pembeli.

2. Hari ini di suatu toko, seseorang akan membeli 2(dua) jenis barang, sebutlah barang A dan barang
B. dia ingin membeli 8 buah A dan 10 buah B. Dia ingin mengetahui berapa banyaknya uang yang
harus disiapkan. Dia ingat bahwa dua hari sebelumnya dia menyuruh membeli di toko tersebut
sebuah A dan 6 buah B, banyaknya uang yang dikeluarkan adalah Rp.4000. Sehari sebelumnya dia
juga menyuruh lagi untuk membeli di toko yang sma 2 buah A dan 3 buah B, banyaknya uang yang
dikeluarkan adalah Rp.3500.

Untuk kedua uraian di atas :


a. Lakukan proses pembentukan model matematis dengan melalui identifikasi masalah dan
pemodelan matematisnya. Nyatakan anggapan-anggapan yang diberikan.
b. Sebutkan apakah model matematis yang diperoleh merupakan model matematis penyelesaian
masalah atau baru merupakan model matematis masalah
c. Sebutkan jenis bentuk matematisnya dari model matematis yang diperoleh.
d. Apabila masih berupa model matematis masalah maka berikan model matematis penyelesaian
masalahnya.
e. Nyatakan penyelesaian masalahnya.

Petunjuk jawaban Latihan

1.
a) Identifikasi masalah:
Masalahnya adalah kita ingin mengetahui berapa uang yang harus dibayarkan sesuai dengan
banyaknya barang yang dibeli.
i) Parameter-parameter
- Harga satuan barang (tetap)
- Banyaknya pembelian (berubah)
- Uang yang harus dibayar pembeli (berubah)
ii) Hubungan antar parameter:
Uang yang harus dibayar pembeli tergantung dari harga satuan barang dan banyaknya
pembelian.

Anggapan :

15
Untuk mempermudah masalah kita memberikan anggapan sebagai berikut.

- Harga satuan barang selalu tetap (yaitu Rp.1000) tidak tergantung banyaknya barang yang dibeli.
- Banyaknya barang yang disediakan penjual adalah tak terbatas.

Pemodelan matematis:

i. Kita lakukan simbolisasi dengan menyatakan


x = banyaknya satuan barang yang dibeli oleh pembeli
y = banyaknya uang yang dibayarkan pembeli
1000 = harga satuan barang (Rupiah)
ii. Banyaknya uang yang harus dibayar pembeli (yaitu y ) bergantung pada banyaknya barang yang
dibeli (yaitu x ) dan harga satuan barang yang dibeli.
Model matematis yang diperoleh adalah y=1000 x dengan y dinyatakan dalam rupiah.
b) Model matematis penyelesaian masalah
c) Fungsi linier atau disebut persamaan linier
d) –
e) Penyelesaian masalahnya ada berupa hubungan y=1000 x dengan x banyaknya barang
yang dibeli dan y banyaknya uang yang harus dibayarkan oleh pembeli.

2)
a) Identifikasi Masalah
Masalahnya adalah berapa uang yang diperlukan untuk membeli 8 buah A dan 10 buah B. Masalah
ini terpecahkan apabila kita dapat mengetahui harga satuan A, dan berapa harga satuan B.
i. Parameter masalahnya adalah
- harga satuan A dan harga satuan B (semuanya merupakan tetapan) (keduanya belum atau
tidak diketahui)
- banyaknya barang yang dibeli dua hari sebelumnya , dan banyaknya uang yang diperlukan
(semua merupakan tetapan)
- banyaknya barang yang dibeli sehari sebelumnya dan banyaknya uang yang diperlukan
(semuanya merupakan tetapan)
ii. hubungan antar parameter
1) dengan uang Rp.4000 dapat dibeli 1 buah A dan 6 buah B
2) dengan uang Rp.3500 dapat dibeli 2 buah A dan 3 buah B

Pemodelan matematis :
Nyatakan x : harga satuan A (dalam rupiah)
y : harga satuan B ( dalam rupiah)

16
Dari hubungan antar parameter (1) dan (2) diperoleh

x+6 y=4000
2x+3 y=3500 … (*)

b) Model matematis (*) merupakan model matematis masalah.


c) Sistem persamaan linier
d) Eliminasikan x , sehingga diperoleh y , dengan cara mengalikan persamaan pertama dengan
2, hasilnya dikurangi dengan persaan kedua. Diperoleh x=1000 , y=500 .
e) Penyelesaian masalah :
Harga satuan A adalah Rp.1000 dan harga satuan B adalah Rp.500. Jadi, untuk membeli 8 buah A
dan 10 buah B diperlukan uang sebanyak 8(Rp.1000) + 10(Rp.500) = Rp.13.000

RANGKUMAN

Dari pembahasan di Kegiatan Belajar 1 ini Anda telah mengetahui bahwa pemodelan matematis
adalah proses penurunan masalah menjadi model matematis.
Tahapan yang dilakukan dalam pemodelan matematis yaitu :
a) Identifikasi masalah, meliputi penentuan (i) ruang lingkup, anggapan, Batasan (ii) parameter, dan
(iii) hubungan antar parameter.
b) Simnolisasi matematis, yaitu melakukan simbolisasi matematis terhadap (i) parameter yang dipilih,
dan ; (ii) hubungan antar parameter.
Hasil yang diperoleh dari proses penurunan model matematis berupa pernyataan matematis yang
disebut disini sebagai model matematis.
Model matematis yang diperoleh ini dapat berupa model matematis masalah atau dapat juga
model matematis penyelesaian masalah. Apabila masih berupa model matematis masalah, maka kita
perlu menjadikannya menjadi model matematis penyelesaian masalah.

TES FORMATIF 1

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

Petunjuk: Berikanlah jawaban


A jika pernyataan 1 dan 2 benar
B jika pernyataan 1 dan 3 benar
C jika pernyataan 2 dan 3 benar
D jika pernyataan 1, 2, dan 3 benar

Bacalah dengan seksama uaraian masalah yang diberikan di bawah ini. Ikutilah proses pemodelan
matematis seperti yang telah dijelaskan.

17
Dari suatu tempat (sebutlah P) Ali bersepeda menuju ke tempat lain (sebutlah Q) dengan
kecepatan tetap 5km/jam. Jarak P dan Q adalah 10 km. Keduanya berangkat pda waktu yang sama. Ali
ingin bertemu dengan Badu di suatu tempat antara P dan Q (sebut R). Berpakah kecepatan badu agar
bertemu dengan Ali di R?

1) Dalam melakukan identifikasi masalah, diabstraksikan dahulu

1.

2.

3.

2) Yang menjadi masalah pada uraian di atas adalah …


1. kapan Ali bertemu Badu
2. Dimana letak R (Tempat Ali bertemu Badu)
3. Berapakah kecepatan Badu agar bertemu dengan ali di R

3) Dalam pemeriksaan parameter masalah, …


1. Jarak PQ merupakan parameter berupa tetapan
2. Kecepatan bersepeda Ali merupakan parameter yang diketahui

18
3. Tempat Bertemunya Ali dan Badu merupakan parameter yang diketahui

4) Hubungan diantara beberapa parameter pada masalah adalah ….


1. tempat bertemunya Ali dan Badu tergantung dari jarak P dan Q
2. tempat bertemunya Ali dan Badu tergantung dari kecepatan bersepeda Badu
3. kapan bertemunya Ali dan Badu tergantug keceptan bersepeda Badu
5) Anggapan yang diberikan adalah ….
1. kecepatan bersepeda Badu adalah tetap
2. Ali tidak pernah berhenti di jalan
3. Badu tidak pernah berhenti di jalan

Untuk soal-soal selanjutnya disimbolkan


x : jarak tempat bertemu keduanya (km, dihitung dari P)
y : kecepatan Badu bersepeda (km/jam)

6) Ditinjau dari sisi Ali :


1. Letak R tergantung dari waktu berangkatnya Ali
2. Lama waktu yang digunakan Ali dari P ke R adalah x /5 (jam)
3. x tergantung dari y

7) Ditinjau dari sisi Badu:


1. Panjang jalan yang ditempuh Badu adalah (10−x) km
2. Apabila kecepatan bersepeda Badu 5 km/jam, maka x=5 (km)
x
3. Dalam waktu 5 jam Badu harus menempuh (10−x) km

8) Ditinjau dari sisi Ali dan Badu:


1. Waktu tempuh Ali dari P ke R sama dengan waktu tempuh Badu dari Q ke R
2. Jarak jalan yang ditempuh Ali sama dengan jarak jalan yang ditempuh Badu
3. Apabila Ali berangkat jam 8.00 pagi maka Badu juga bernagkat jam 8.00 pagi

9) Apabila terjadi masalah adalah ‘Berapa kecepatan Badu agar bertemu dengan Ali di R’, maka …
1. Tempat bertemunya tergantung pada jam berapa Ali berangkat
2. Model matematis penyelesaian masalahnya adalah

5(10−x )
y=
x (km/jam)

3. Model matematisnya berpa fungsi y=f ( x )

10) Apabila masalahnya adalah ‘Dimana Ali bertemu Badu’, maka …

19
1. Tempat bertemunya tergantung pada jam berapa Ali berangkat
2. Model matematis penyelesaian masalahnya adalah

50
x=
y+5

3. Model matematisnya berpa fungsi x=g( y )

Cocokanlah jawaban anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat di bagian akhir
modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat
penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan= ×100 %
Jumlah Soal

Arti Tingkat penguasaan : 90 – 100% = baik sekali


80 – 89% = Baik
70 – 79% = Cukup
<70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Bagian
Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama
di bagian yang belum dikuasai.

20
KEGIATAN BELAJAR 2

Daerah Penyelesaian Masalah

Dalam mencari penyelesaian masalah kita perlu mengetahui terlebih dahulu daerah di mana
penyelesaian tersebut berada. Dengan diketahuinya daerah tersebut akan mempermudah kita dalam
mencari penyelesaian sesuai yang dikehendaki dalam masalah. Daerah penyelesaian masalah daerah ini
disebut selanjutnya dengan daerah layak, yang akan didpelajari dalam Kegiatan Belajar 2 ini.

A. PEMBENTUKAN DAERAH LAYAK

Dalam pemodelan matematis daerah layak terbentuk karena :


1. Sifat peubah di dalam masalah ; dan
2. anggapan ataupun persyaratan yang diberikan dalam masalah.

1. Sifat Peubah dalam Masalah

Sesuai dalam masalah yang diberikan, kita langsung dapat mengetahui sifat peubahnya. Dengan
demikian kita dapat menyatakan kelayakan nilai peubah tersebut.
Sebagai contoh misalnya banyaknya barang yang dibeli, banyaknya uang tabungan, waktu yang
berjalan, dan sebagainya. Semuanya adalah selalu positif atau tepatnya berupa bilangan real positif
+¿ ¿
(biasanya ditulis sebagai R ). Kita dapat menyatakan secara matematis seperti pada contoh berikut ini.

Contoh 2.3
Apabila dinyatakan bahwa
x : banyaknya barang yang dibeli

21
maka kita langsung dapat menyatakan bahwa
x≥0 atau x ∈ R +
+
Dalam hal ini daerah layak dari x adalah x|x ∈ R

Daerah layak tersebut dapat digambarkan pada sumbu datar, sebagai garis lurus tebal
berpangkal di O dengan Panjang tak terbatas.

Gambar 2.6

Daerah x|x ∈ R+

Apabila dalam masalah yang diberikan terdapat lebih dari satu peubah yang saling
berhubungan, maka daerah layaknya merupakan pasangan peubah-peubah layaknya.

Contoh 2.4

Dinyatakan masalah yang berhubungan dengan jumlah uang tabungan Ali dan Badu
adalah sejuta rupiah.

Apabila x : banyaknya uang Ali (dalam jutaan rupiah)


y : banyaknya uang Badu (dalam jutaan rupiah)

maka kita ketahui bahwa,

x+ y=1 , dengan x≥0 , y≥0 .

Daerah layaknya adalah

+ + + +
( x, y )|x ∈ R , y ∈ R atau ( x, y)|( x , y )∈ R ×R

Daerah layak tersebut dapat digambarkan dalam sumbu mendatar x dan sumbu
tegak y , sebagai daerah berarsir berikut.

22
Gambar 2.7
+ +
Daerah ( x, y )|x ∈ R , y ∈ R

Dalam hal hubungan dari beberapa peubah tersebut dapat dinyatakan sebagai suatu
fungsi maka daerah layaknya merupakan pasangan peubah bebas dan peubah tak bebasnya.

Contoh 2.5

Pada Contoh 2.4 misalnya dinyatakan dala masalah bahwa besarnya uang tabungan
berubah-ubah menurut waktu.
Apabila dinyatakan :
x : banyaknya uang tabungan
t : waktu

maka dapat dinyatakan bahwa


x(t ) menyatakan banyaknya uang tabungan pada saat t

Kita langsung mengetahui bahwa baik peubah tak bebas x maupun peubah bebas t

adalah positif. Daerah layak x(t ) merupakan daerah yang sama seperti pada Gambar 2.7.
Dalam hal ini, x digantikan dengan t dan y digantikan x .

2. Anggapan ataupun Persyaratan yang Diberikan dalam Masalah


Di dalam penyelesaian masalah seringkali diperlukan adanya anggapan ataupun persyaratan untuk
memperjelas ataupun untuk mempermudah penyelesaian masalah. Adanya anggapan ataupun
persyaratan tersebeut akan mempersempit daerah layaknya.

Contoh 2.6

Apabila harga satuan barang adalah 2000 rupiah, dan dinyatakan bahwa

23
x : banyaknya barang yang dibeli
y : banyaknya uang yang dibayarkan

maka model matematis hubungannya adalah y=2 x (dalam ribuan rupiah)


Kita ketahui bahwa x≥0 sehingga demikian juga y≥0 .

Apabila jenis barang yang dibeli adalah barang yang satuan ukuran banyaknya adalah dapat berupa
bilangan pecahan, misalanya ukuran berat (beras, terigu), ukuran liter (bensin, minyak goreng), maka
daerah layak pasangan ( x , y ) adalah

( x, y )|x ∈ R + , y ∈ R+
Gambar daerahnya sama seperti pada Contoh 2.4 di atas.
Tetapi apabila jenis barang yang dibeli adalah barang yang satuan ukuran banyaknya adalah
bilangan bulat atau integer, misalnya kue (dalam satuan bukan dalam kiloan), kursi, baju, dan
sebagainya, maka x adalah integer positif atau ditulis sebagai x ∈ Z + . Oleh karena harga
+
satuannya juga integer positif, maka banyaknya uang yang dibayarkan, y∈Z .

Daerah layaknya dapat digambarkan sebagai himpunan titik-titik ( x , y )|x ∈ Z + , y ∈ Z + seperti


pada Gambar 2.8 berikut ini.

Gambar 2.8

Daerah ( x , y )|x ∈ Z + , y ∈ Z +

Cobalah Anda bandingkan daerah layak pada Gambar 2.7 dan Gambar 2.8. Anda lihat bahwa
( x , y )|x ∈ Z + , y ∈ Z + ⊂( x , y )|x ∈ R+ , y ∈ R +
Jadi dengan anggapan tambahan ukuran banyaknya barang adalah integer, daerah layaknya
menjadi lebih sempit.

24
B. DAERAH LAYAK DOMAIN FUNGSI

Dalam model matematis yang berupa suatu fungsi, yang disebut dengan daerah layak adalah
daerah ayak domain fungsi (atau disebut dengan domain layak).

Contoh 2.7

Pada Contoh 2.4 diatas, hubungan x+ y=1 dapat dinyatakan sebagai fungsi y=f ( x )
dengan f (x )=1−x . Dalam hal ini, domain f (x ) adalah daerah nilai dari peubah bebas x
yaitu bilangan real atau x ∈ R . Sedangkan daerah layak dari domain tersebut adalah bilangan real
positif atau x ∈ R+ .
Dalam penggambaran menggunakan sumbu x dan y dalam sistem kordinat tegak lurus
fungsi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut

Gambar 2.9
Daerah Layak dari Domain f (x )=1−x

Pada Gamabr 2.9 di atas sesuai dengan masalahnya, domain layaknya adalah sumbu x yang positif.
Anda lihat bahwa domain layaknya adalah seperti daerah layak pada Contoh 2.3

Contoh 2.8

Pada Contoh 2.5 di atas, banyaknya uang dibayarkan adalah fungsi dari banyaknya barang yang
dibeli, atau y=f ( x ) . Oleh karena banyaknya barang yang dibeli adalah bilangan real positif, maka
domain layaknya adalah seperti pada Gambar 2.6 juga.
Tetapi apabila banyaknya barang dibeli adalah berupa bilangan bulat positif maka daerah layaknya
dogambarkan sebagai titik-titik seperti diberikan pada Gamabr 2.10 di bawah ini.

25
Gambar 2.10
Daerah Layak dari Domain f (x ), x : Integer Positif

Selanjutnya apabila terdapat 2 jenis barang yang dibeli, dengan menyatakan


x : banyaknya barang jenis pertama
y : banyaknya barang jenis kedua

maka banyaknya uang yang dibayarkan (dinyaktakan dengan z ) adalah z=f ( x , y )

Dalam hal ini domain layaknya adalah seperti daerah layak pada Contoh 2.4.
Dalam hal banyaknya barang yang dibeli adalah bilangan bulat positif, maka domain layaknya adalah
seperti daerah layak pada Gambar 2.8.
Secara lebih umum, hubungan antara z dengan peubah bebas x dan y menggunakan
sumbu- x , sumbu- y , dan sumbu- z dalam koordinat tegak, dpat digambarkan sebagai berikut.

26
Gambar 2.11
Domain Layak dari z=f ( x , y ) , dengan x≥0 , y≥0

Pada Gambar 2.11, domain layak dari fungsi z=f ( x , y ) dengan x≥0 , y≥0 adalah bidang-
+ +
x O y . Dalam hal ini merupakan daerah ( x, y )|x ∈ R , y ∈ R
seperti diberikan pada Gambar 2.4.
Apabila dalam masalah diberikan persyaratan tambahan maka daerah layak masalahnya akan
menjadi lebih sempit lagi.

Contoh 2.9

Suatu perusahaan mebel memproduksi 2 jenis produk, yaitu kursi dan meja. Kedua produk tersebut
dibuat melalui 2 proses yaitu proses perakitan dan proses akhir (penghalusan dan pengecatan). Dalam
sehari, untuk bagian perakitan tersedia waktu 9 jam kerja, sedangkan bagian akhir tersedia 8 jam kerja.
Untuk membuat sebuah kursi diperlukan 1 jam proses perakitan dan 2 jam proses akhir, sedangkan
untuk membuat sebuah meja diperlukan 3 jam proses perakitan dan 1 jam proses akhir.
Kita ingin menentukan daerah layak dari tingkat produksi perusahaan tersebut. Agar hubungan
antara produk dan proses pembuatammya dapat terlihat dengan mudah, maka lebih baik informasi yang
diberikan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut.

Tabel 1.1
Hubungan Produk dan Proses Pembuatannya

Jam kerja
Produk Proses Perakitan Proses Akhir
(1) (2) (3)
Kursi 1 2
Meja 3 1
Jam kerja tersedia 9 8

Nyatakan,
x : banyaknya kursi yang akan diproduksi per hari
y : banyaknya meja yang akan diproduksi per hari.

(i) Pada proses perakitan (kolom 2)


Lama waktu proses perakitan untuk memproduksi x buah kursi dan y buah meja adalah
x+2 y (dalam jam)
Sedangkan waktu kerja yang tersedia pada bagian perakitan adalah 9 (jam). Tentu saja, waktu yang
digunakan tersebut tidak boleh melebihi waktu yang tersedia.
Jadi,

x+3 y≤9 (2.10)

27
(ii) Pada proses akhir (kolom 3)
Lama waktu proses akhir unutk memproduksi x kursi dan y meja adalah

2x+ y (dalam jam)

Sedangkan waktu kerja yang tersedia pada bagian proses akhir adalah 8 (jam). Di sini juga, waktu
yang diperlukan tidak boleh melebihi waktu yang tersedia.
Jadi,

2 x+ y ≤8 (2.11)

(iii) Kepositifan banyaknya produksi


Telah kita misalkan bahwa x dan y masing-masing adalah banyaknya kursi dan banyaknya meja
yang akan diproduksi. Tentu saja x dan y tersebut tidak mungkin bernilai negatif.
Dengan demikian kita dapat menyatakan dengan

x≥0 , y≥0 (2.12)

Pertidaksamaan (2.10), (2.11) memberikan hubungan antara x dan y , sedangkan (2.12) merupakan
sifat dari x dan y .
Dengan demikian himpunan persyaratan dalam masalah adalah meurpakan sistem pertaksamaan
sebagai berikut:

x+3 y≤9 (2.12)


2x+1 y≤8
x, y≥0

Daerah layak dari ( x, y) yang memenuhi x+3 y≤9 dan x≥0 , y≥0 diberikan sebagai
daerah berarsir pada Gambar 2.12(a).
Daerah layak dari ( x, y) yang memnuhi 2 x+ y ≤8 dan x, y≥0 diberikan sebagai daerah
berarsir pada Gambar 2.12(b).

28
Gambar 2.12(a) Gambar 2.12(b)
x+3 y ≤9 , x, y≥0 2 x+ y≤8 ,x ,v≥0

Gambar 2.12(c)
OABC Merupakan Daerah Layak

Daerah layak ( x, y) yang memenuhi (2.13) merupakan gabungan Gambar 2.12(a) dan Gambar
212(b), yaitu Gambar 2.12(c). Pada Gambar 2.12(c) tersebut daerah layak merupakan segi empat OABC.

29
Coba Anda perhatikan daerah layak pada Gambar 2.7 dan Gambar 2.12(c) di atas. Anda perhatikan
bahwa semakin banyak anggapan atau persyaratan yang diberikan, semakin sempit daerah layaknya.
Pengertian daerah layak atau domain layak (apabila dinyatakan dalam bentuk fungsi) tersebut
banyak digunakan dalam Modul 11 yang akan Anda jumpai kemudian.

C. PERNYATAAN DAERAH LAYAK DALAM MODEL MATEMATIS

Dalam masalah nyata sehari-hari yang dibahas dalam BMP ini,


(i) Semua parameter masalah selalu bernilai real.
Dengan demikian maka daerah layaknya selalu berhubungan dengan himpunan bilangan real. Oleh
karena itu tanpa dinyatakan secara eksplisit, kita sudah mengetahuinya bahwa daerahnya adalah
real. Kecuali apabila daerahnya berupa bilangan yang lebih spesifik (misal integer), maka kita perlu
menyatakan.

(ii) Untuk daerah layak yang berhubungan dengan sifat peubah di dalam masalah, kadang-kadang tidak
perlu dinyatakan secara eksplisit. Tanpa menyatakan secara eksplisit misalnya mengenai banyaknya
barang, waktu yang berjalan, dan sebagainya, kita sudah pasti mengetahuinya bahwa hal itu selalu
berhubungan dengan bilangan real positif.

Agar Anda lebih memahami materi yang telah Anda pelajari, sebaiknya Anda kerjakan dahulu
latihan, setelahselesai barulah Anda lihat Jawaban latihan yang diberikan sesudahnya.

LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai meteri diatas, kerjakanlah latihan berikut!

1) Nyatakan secara matematis dan gambarkan daerah layak dari banyaknya uang Ali di bank.
(i) Uang Ali yang disimpan di bank P kurang dari 1 juta rupiah.
(ii) Ali menyimpan uangnya di dua bank P dan bank Q.
(iii) Jumlah uang Ali yang disimpan di bank P dan bank Q adalah kurangdari 1 juta rupiah.

2) Pada soal nomor 1 (iii) di atas, apabila jumlah Ali dinyatakan sebagai fungsi dari uang yang disimpan
di bank P dan di bank Q, maka nyatakanlah fungsi tersebut, dan sebutkanlah domain layaknya.

3) Nyatakan secara matematis dan gambarkan daerah layak dari tingkat produksi bulanan suatu pabrik
(i) Pabrik tersebut hanya memproduksi sejebis produk. Tingkat produksi bulanan pabrik tersebut
tidak ernah melebihi 100 unit.
(ii) Jenis produksinya berupa baju.
(iii) Suatu pabrik memproduksi dua produk. Unutk setiap bulannya tingkat produksi produk
pertama selalu 10 unit lebih banyak daripada tingkat produksi produk kedua.

30
4) Tersedia sejumlah persediaan kawat dengan panjang baku 3 meter. Dengan kawat tersebut akan
dibuat 2 jenis potongan kawat dengan panjang 120 cm (sebut produk 1) dan dengan panjang 160 cm
(sebut produk 2). Di sini terdapat 2 alternatif, yaitu:
(i) Sebatang jawat digunakan untuk produk 1 dan produk 2 maka sisa kawatnya adalah 300 cm –
120 cm – 160 cm = 20 cm. Sisa kawat ini tidak dapat digunakan untuk membuat produk 1
(apalagi produk 2).

(ii) Sebatang kawat digunakan membuat 2 buah kawat jenis 1,

Dalam hal ini sisa kawatnya adalah 60 cm.

31
Sedangkan kebutuhan akan produk 1 dan 2 masing-masing adalah 100 buat dan 50 buah.
Masalah yang dihadapi di sini adalah bagaimana kita dapat memproduksi sejumlah kawat produk 1
dan produk 2 sedemikian sehingga meminimumkan sisa kawat dan dapat memenuhi banyaknya
kebutuhan. Nyatakan secara matematis daerah layaknya dan gambarkan!

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Apabila banyaknya uang Ali di bank P,


(i) Daerah layaknya adalah

x|0< x<1 . 000. 000 atau x|x∈ 0,1 .000 .000

Daerah layak ini digambarkan sebagai ruas garis (tebal) pada gambar di bawah ini.

(ii) Apabila x : banyaknya uang Ali di bank P,


y : banyaknya uang Ali di bank Q,
Maka daerah layak banyaknya uang Ali di Bank P dan Bank Q adalah
x , y|x≥0 , y≥0 atau x , y|x , y∈ R+

Gambar daerah layak tersebut adalah daerah berarsir berikut ini.

32
2) - z=f ( x , y ) dengan f (x , y )=x + y
- Domain layak adalah x, y|x , y≥0
3)
(i) Apabila x : tingkat produksi per bulan (dalam unit), maka
x≥0 (tingkat produksi tidak pernah negatif)
x≤100 (tinggkat produksi bulanan tidak melebihi 100 unit)

Jadi daerah layaknya adalah 0≤x≤100 atau x|0≤x≤100 [daerah layak berupa garis
tebal].
Gambar:

(ii) Apabila jenis produksinya berupa baju, maka daerah layaknya adalah

x|x ∈ Z , 0≤ x≤100

[daerah layak berupa garis tebal].

Gambar:

(iii) Apabila x : tingkat produksi bulanan produk pertama


y : tingkat produksi bulanan produk pertama

Daerah layak:

x, y≥0 (tingkat produksi x maupun y tidak pernah negatif)


x= y +10 (hubungan tingkat produksi bulanan x dan y ¿ .

Jadi daerah layaknya adalah ( x , y )|x= y +10 ; x , y≥0


[daerah layak berupa garis tebal].

33
Gambar:

4) Agar lebih mudah dalam menyatakan secara matematis, dibuat dahulu tabel seperti berikut:

Alternatif (i) Alternatif (ii) Banyak kebutuhan


Produk 1 1 2 100
Produk 2 1 0 50
Sisa 20 cm 60 cm

Nyatakan:
x : banyaknya kawat yang dipotong menurut alternatif (i)
y : banyaknya kawat yang akan dipotong menurut alternatif (ii)

Daerah layaknya adalah daerah yang memenuhi sistem pertidaksamaan berikut ini.

x+2 y≥100

x≥50

x, y≥0
Gambar daerah layaknya merupakan daerah yang diarsir seperti di bawah ini.

34
Masalah dalam soal latihan ini, juga dalam Contoh 2.9 akan dibahas lebih lanjut dalam Modul 12.

RANGKUMAN

Pada Kegiatan Belajar 2 ini telah Anda pelajari daerah penyelesaian masalah yang menyatakan
daerah di mana penyelesaian masalah itu berada. Daerah ini merupakan daerah yang sesuai dengan
sifat masalahnya, oleh karena itu sering disebut dengan daerah layak.
Dalam hal pembentukannya, daerah ini dapat terbentuk karena (i) sifat peubah di dalam masalah,
dapat juga karena (i) adanya anggapan ataupun persyaratan yang dibeikan dalam masalah.
Dalam pemodelan matematis dari masalah nyata, semua parameter biasanya dianggap bernilai
real. Sedangkan parameter yang berupa peubah biasanya bernilai real positif.
Dengan diketahui daerah layaknya akan mempermudah kita dalam mencari penyelesaian model
matematis dari masalahnya.

Setelah Anda memahami dan mengerjakan Latihan yang diberikan, kerjakan Tes Formatif 2 di
bawah ini.

TES FORMATIF 2

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

Petunjuk: Untuk soal nomor 1 sampai dengan 5, pilihlah jawaban yang benar.

1) Ali bersepeda dari A ke B. Kecepatan bersepeda Ali adalah tetap, yaitu 10 km/jam.
Apabila x kecepatan bersepeda Ali (dalam km/jam), maka ….
A. x=10
B. x≤10
C. 0≤x≤10
D. x≥0

2) Kecepatan bersepeda Ali adalah minimal 10 km/jam dan maksimal 20 km/jam.


Daerah layak x adalah garis tebal sebagai berikut:
A.

B.

C.

D.

35
3) Gaji Ali perbulan tidak pernah lebih dari lima juta rupiah.
Apabila dinyatakan bahwa x gaji Ali per bula (dalam jutaan rupiah), maka daerah layak x adalah ….
A. x≤5
B. 0≤x≤5
C. x≥0
D. x=5

4) Selisih gaji Ali per bulan adalah 1 juta rupiah lebih banyak dari gaji Ani. Apabila x gaji Ali per
bulan (dalam jutaan rupiah), y gaji Ani per bulan (dalam jutaan rupiah), maka daerah layak dari
x(x , y) adalah:
A. ( x , y )|y=x +1
B. ( x , y )|2 x +2 y=2 , x≥0 , y≥0
C. ( x , y )|y−x=2
D. ( x , y )|x− y=1 , x≥0 , y≥0

5) Daerah layak pada soal nomor 4 adalah garis tebal pada gambar ….

Petunjuk: Untuk soal nomor 6 sampai dengan 10, berikanlah


jawab,
A. Jika pernyataan 1 dan 2 benar
B. Jika pernyataan 1 dan 3 benar
C. Jika pernyataan 2 dan 3 benar

36
D. Jika pernyataan 1,2, dan 3 benar

6) Ali sering bersepeda dari A ke B. Waktu yang digunakan Ali untuk menempuh perjalanan dari A ke B
paling lama adalah 60 menit. Apabila t waktu tempuh Ali dari A ke B (dalam menit), maka daerah
layak dari t adalah ….
1. 0<t <10
2. t≥0
3. t≤60

7) Ali sering bersepeda dari A ke B. Waktu tersingkat yang digunakan Ali untuk menempuh perjalanan
dari Ake B tidak pernah mencapai 20 menit. Waktu terlama tidak pernah melebihi 60 menit.
Apabila t waktu tempuh Ali dari A ke B (dalam menit), maka daerah layak dari t adalah ….
1. t> 20
2. 20<t ≤60
3. t<60

8) Ali bersepeda dari A ke B. Apabila t waktu tempuh Ali dari A ke B (dalam menit), s jarak yang telah
ditempuh, maka ….
1. t≥0
2. s≥0
3. s tergantung dari t

9) Ali dan Ani bersepeda berbarengan dari A ke B.


Apabila x kecepatan Ali bersepeda, dan y kecepatan Ani bersepeda, maka daerah layak ( x , y )
adalah ….
1. ( x , y )|x≥0 , y≥0
2. ( x , y )|x− y=1 , x≥0 , y≥0
3. ( x , y )|x= y

10) Pada soal nomor 9, apabila t waktu tempuh, s jarak yang ditempuh Ali, p jarak yang
ditempuh Ani, maka ….
1. s dan p adalah fungsi dari t

2. t≥0
3. (s)t= p(t ) untuk setiap t

37
Cocokanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang terdapat di bagian akhir
modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat
penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan= ×100 %
Jumlah Soal

Arti Tingkat penguasaan : 90 – 100% = baik sekali


80 – 89% = Baik
70 – 79% = Cukup
<70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan modul
berikutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2,
terutama di bagian yang belum dikuasai.

Kunci Jawaban Tes Formatif


Tes Formatif 1
1) B
2) D
3) A
4) C
5) D
6) C
7) D
8) B
9) A
10) C
Tes Formatif 2
1) A
2) C
3) B

38
4) D
5) C
6) C
7) A (3 salah, seharusnya t ≤ 60)
8) D
9) B
10) D

Daftar Pustaka

Burghes, D.N. dan Borrie, M.S. (1981). Modelling with Differential Equations. John Wiley & Sons.

Djati Kerami. (2008). Pemrograman Linier, Penerbit Universitas Terbuka.

Meyer, Walter J. (1984). Concepts of Mathematical Modeling, McGraw-Hill Book Company.

Varberg, D., Purcell, E.J. dan Rigdon, S.E. (2000). Calculus. Prentice Hall Inc.

39

Anda mungkin juga menyukai