Anda di halaman 1dari 8

Pd pasien Ny. Desi, salah satu diagnosis BOH, kejadian yang bisa dimasukkan BOH?

Dan apakah cukup 1


kejadian saja bisa didiagnosis sebagai BOH atau ada kriteria tertentu?

Diagnosa Planning
Masuk G4P0A3M0 Hamil 37-38  Inj. Ceftriaxone 1x2 gr
minggu a/i BOH + HSVB +  Inj. Ketorolac 3x1 amp
letak oblik + post maturasi  Kaltrofen 3x1
paru pro SC
Keluar P1A3M0 post SCTP a/i  Amoxicillin 3x500 mg
BOH + HSVB + letak oblik  Asam mafenamat
3x500 mg
 Solvitron 1x1

HSVB (High Sosial Value Baby)

BOH The term “bad obstetric history” is often loosely used to signify that a woman has had previous
disappointments in childbearing.

Istilah "riwayat kebidanan buruk" sering kali digunakan secara longgar untuk menandakan bahwa
seorang wanita memiliki memiliki kekecewaan sebelumnya melahirkan anak.

WHO definition

BOH implies previous unfavourable fetal outcome in terms of 2 or more consecutive spontaneous
abortions,H/o Intrauterine fetal death,Intrauterine growth restriction,,Still Birth,early neonatal death
and/or congenital anomalies.

If neonatal loss is due to non obsterical reasons like diarrhoea,fever….they are not included in BOH

BOH menyiratkan hasil janin yang tidak menguntungkan sebelumnya dalam hal 2 atau lebih aborsi
spontan berturut-turut, H / o kematian janin intrauterin, hambatan pertumbuhan intrauterin, lahir mati,
kematian neonatal dini dan / atau anomali kongenital.

May be due to

 Still Birth
 Small Weight Baby
 Prolonged Labour
 Intrauterine Death
 Recurrent Pregnancy Loss

What can be construed as BOH?

 1st or 2nd trimester miscarriages


 Still births or neonatal deaths
 Pre-term labour
 Fetal anomalies?
 How about h/o HIE leading to cerebral palsy?
 Shoulder dystocia? Massive PPH? Classical caesarean section

Apa yang bisa diartikan sebagai BOH?


• Keguguran pada trimester pertama atau kedua
• Masih lahir atau kematian neonatal
• Persalinan prematur
• Anomali janin?
• Bagaimana dengan h / o HIE yang menyebabkan cerebral palsy?
• Distosia bahu? PPH masif? Operasi caesar klasik

Pada Ibu Desi (41 tahun) bayinya itu letak oblique. Nah, apa saja sih faktor2 mempengaruhi posisi bayi
sampai bisa oblique? Apa saja komplikasi yg bisa terjadi jika bayi letak oblique? Apa ada edukasi
mengenai cara supaya bayi bisa dalam posisi normal?
Characteristics of a transverse lie/shoulder presentation

• The uterine shape appears wide, the fundal height is lower than expected and the head is palpable on
one side with the buttocks on the other, and usually nothing in the pelvis (AAFP, 2012). The lie is
occasionally oblique, but it usually becomes transverse during labour.• VE (contraindicated in placenta
praevia) will detect a high presenting part and sometimes the distinctive pattern of the ribs may be felt
or the shoulder, arm or hand

Karakteristik presentasi kebohongan / bahu melintang

• Bentuk uterus tampak lebar, tinggi fundus lebih rendah dari yang diharapkan dan kepala teraba di satu
sisi dengan bokong di sisi lain, dan biasanya tidak ada di panggul (AAFP, 2012). Kebohongan kadang
miring, tetapi biasanya menjadi transversal selama persalinan. • VE (dikontraindikasikan pada plasenta
praevia) akan mendeteksi bagian presentasi yang tinggi dan terkadang pola khas tulang rusuk dapat
dirasakan atau bahu, lengan atau tangan

Transverse and Oblique Lie

Oblique and transverse lie most often result in the fetal shoulder as the deepest presenting part and
affects approximately 0.03% of deliveries. Diagnosis is made by Leopold maneuver and by ultrasound
examination. These presentations are most often seen in conditions whereby the fetus is small, from
growth restriction or prematurity, or the uterus is compliant as in the case of high parity. As such,
adverse outcomes are associated with oblique and transverse presentation, although the underlying
prematurity and low birth weight may serve confounding factors in some cases.Cord prolapse is also
associated with these presentations, which is associated with adverse outcomes as described with
breech presentation.31 ECV may be attempted if the condition is diagnosed before rupture of
membranes or labor, but cesarean delivery is indicated if active labor or rupture of membranes is
present.

Apa saja komplikasi yg bisa terjadi jika bayi letak oblique? Apa ada edukasi mengenai cara supaya bayi
bisa dalam posisi normal?

Letak Lintang

A. Definisi dan Kriteria

Letak lintang adalah sumbuh memanjang janin menyilang sumbu memanjang ibu secara tegak lurus
mendekati 90o. jika sudut yang dibentuk kedua sumbuh ini tajam disebut Obligue lie, terdiri dari
deviated head presentation ( letak kepala mengolak) dan deviated breech presentation ( letak bokong
mengolak). Menurut letak kepala: letal lintang I (kepala kiri)dan letak lintang II (kepala kanan), menurut
posisi punggung: dorso anterior, posterior, superior, dorso inferior.

B. Etiologi

1). Sudut ibu

(a) Multiparitas

(b) CPD

(c) Tumor di dasar panggul

(d) Kelainan rahim (uterus arkuatus atau uterus subseptus)

2). Sudut janin

(a) Prematuritas

(b) Hidroamnion

(c) Gemeli

(d) Plasenta previa

(e) Kelainan janin (hidrosepalus, ansefalus)

C. Patofisiologi

Meskipun letak lintang dapat diubah menjadi presentasi kepala, tetapi kelainan – kelainan yang
menyebabkan letak lintang, seperti misalnya panggul sempit, tumor panggul dan plasenta previa masih
tetap dapat menimbulkan kesulitan pada persalinan. Persalinan letak lintang memberikan prognosis
yang jelek, baik terhadap ibu maupun janinnya.

a. Bagi ibu
Bahaya yang mengancam adalah ruptura uteri, baik spontan, atau sewaktu versi dan ekstraksi. Partus
lama, ketuban pecah dini, dengan demikian mudah terjadi infeksi intrapartum.

b. Bagi janin

Angka kematian tinggi (25 – 49 %), yang dapat disebabkan oleh :

(1) Prolasus funiculi

(2) Trauma partus

(3) Hipoksia karena kontraksi uterus terus menerus

(4) Ketuban pecah dini

D. Diagnosis

a). Dengan inspeksi: uterus tampak lebih lebar dan fundus uteri lebih rendah tidak

sesuai dengan umur kehamilan.

b). Dengan palpasi: fundus uteri kosong, kepala janin berada di samping dan di atas

simpisis juga kosong, kecuali bila bahu sudah turun ke dalam panggul.

c). Dengan djj: djj janin ditemukan disekitar umbilicus.

d). Dengan pemeriksaan dalam: bila bahu sudah masuk ke dalam panggul maka, akan

diraba bahu dan tulang-tulang iga. Terkadang teraba ketiak, punggung dapat

ditentukan dengan terabanya scapula dan ruas tulang belakang, dada dengan

terabanya klavikula, tali pusat yang menumbung.

E. Penanganan

1. Pada kehamilan16

a. Pada primigravida umur kehamilan kurang dari 28 minggu dianjurkan posisi lutut dada, jika lebih dari
28 minggu dilakukan versi luar, kalau gagal dianjurkan posisi lutut dada sampai persalinan. b. Pada
multigravida umur kehamilan kurang dari 32 minggu posisi lutut dada, jika lebih dari 32 minggu
dilakukan versi luar, kalau gagal posisi lutut dada sampai persalinan.

2. Pada persalinan

Pada letak lintang belum kasep, ketuban masih ada, dan pembukaan kurang dari 4 cm, dicoba versi luar.
Jika pembukaan lebih dari 4 cm pada primigravida dengan janin hidup dilakukan sectio caesaria, jika
janin mati, tunggu pembukaan lengkap, kemudian dilakukan embriotomi. Pada multigravida dengan
janin hidup dan riwayat obstetri baik dilakukan versi ekstraksi, jika riwayat obsterti jelek dilakukan SC.

Usahakan jadi letak membujur (kepala atau bokong) dengan melakukan versi luar pada primi dengan
usia kehamilan 34-38 minggu, atau multi pada kehamilan 36-38 minggu. Dalam persalinan janin dapat
dilahirkan dengan cara pervaginam, yaitu dengan:

a) Versi dan ekstraksi

b) Embriotomi (dekapitasi-eviserasi) bila janin sudah meninggal

Syarat versi:

1.Diameter pembukaan <4 cm

2.Ketuban belum pecah

3.Anak hidup

4.Dapat lahir pervaginam

5.Bagian terendah masih dapat didorong keatas

Kontra indikasi versi:

1. Syarat tidak terpenuhi

2. Keadaan yang membahayakan ibu dan anak : plasenta previa/solution

plasentahipertensi atau preeklamsia cacat rahim

3. Gemeli

4. Tanda ruptura uteri imminens

5. Primi tua.

Dek kakak mau nny. Untuk fetal kompromise ini dari faltor risiko paling berpengaruh terjdi nya fetal
comprise. Dan bagaimana tatalksan yg sesuai?

Penyebab dari fetal distress diantaranya : a. Ibu : hipotensi atau syok yang disebabkan oleh apapun,
penyakit kardiovaskuler, anemia, penyakit pernafasan, malnutrisi, asidosis dan dehidrasi. b. Uterus :
kontraksi uterus yang telalu kuat atau terlalu lama, degenerasi vaskuler. c. Plasenta : degenerasi
vaskuler, hipoplasi plasenta. d. Tali pusat : kompresi tali pusat. e. Fetus : infeksi, malformasi dan lain-
lain.

Penatalaksanaan Prinsip-prinsip umum


 Bebaskan setiap kompresi tali pusat.
 Perbaiki aliran darah uteroplasental.
 Menilai apakah persalinan dapat berlangsung normal atau terminasi kehamilan merupakan
indikasi.
 Rencana kelahiran didasarkan pada faktor-faktor etiologi, kondisi janin, riwayat obstetri pasien,
dan jalannya persalinan.

Langkah-langkah khusus :
 Posisi ibu diubah dari posisi terlentang menjadi miring, sebagai usaha untuk memperbaiki aliran
darah balik, curah jantung, dan aliran darah uteroplasental. Perubahan dalam posis juga dapat
membebaskan kompresi tali pusat. oksigen diberikan 6 liter/menit, sebagai usaha meningkatkan
penggantian oksigen fetomaternal.
 Oksitosin dihentikan karena kontraksi uterus akan mengganggu sirkulasi darah keruang intervilli.
 Hipotensi dikoreksi dengan infus IV D5% dalam RL. Transfusi darah dapat diindikasikan pada
syok hemorragik.
 Pemeriksaan pervaginan menyingkirkan prolaps tali pusat dan menentukan perjalana
persalinan. Elevasi kepala janin secara lembut dapat merupakan suatu prosedur yang
bermanfaat.
 Pengisapan mekoneum dari jalan nafasi bayi baru lahir mengurangi resiko asfirasi mekoneum.
Segera setelah kepala bayi lahir, hidung dan mulut dibersikan dari mekoneum dengan kateter
penghisap. Segera setelah kelahiran, pita suara harus dilihat dengan laringoskopi langsung
sebagai usaha untuk menyingkirkan mekoneum dengan pipa endotrakeal (Melfiawati, 1994).

Arrest of dilatation tu bisa buat iufd kah? Klau emang bisa, ada gak batasan waktunya berapa lama biar
bs sampai janinnya itu jatuh ke iufd? Dan apakah bs dicegah? Cara oencegahan iufd pada kasus ini
gimana? @Lia 陈丽雅

Diagnosa Planning
Masuk G3P1A1M0 H39-40 minggu  Inj Cefotaxime 3x1
a/i oligohidramnion inpartu  Inj Ketorolac 3x30 mg
kala 1 fase aktif  Inj Ondansetron
2x8mg
Keluar P2A1M0 post SCTP a/i  Cefotaxime 3x1
oligohidramnion + kala 1  Metronidazole 3x500
fase aktif + arrest of dilatasi mg
 Asam mafenamat
3x500
Fase aktif memanjang
Arrest didefenisikan sebagai berhentinya secara total pembukaan atau penurunan ditandai dengan tidak
adanya perubahan serviks dalam 2 jam (arrest of dilatation) dan kemacetan penurunan (arrest of
descent) sebagai tidak adanya penurunan janin dalam 1 jam

Komplikasi kala I juga dapat terjadi pada janin, sehingga penting bagi petugas kesehatan untuk
memastikan keselamatan dan kondisi janin. Komplikasi yang dapat terjadi adalah:

Asfiksia, yang dapat menyebabkan intrauterine fetal death (IUFD)

Tanda-tanda. Ketidak mampuan mengidentifikasi denyut jantung janin pada ANC (Antenatal care)
setelah usia gestasi 12 minggu dan/atau tidak adanya pertumbuhan uterus dapat menjadi dasar
diagnosis 4.

Pemeriksaan laboratorium. Penurunan kadar gonadotropin korionik manusia (Human Chorionis


Gonadotropin/ HCG) mungkin dapat membantu diagnosis dini selama kehamilan. 5.

Pemeriksaan radiologi. Secara histologis, foto rontgen abdominal digunakan untuk mengkonfirmasi
IUFD. Tiga temuan sinar X yang dapat menunjukkan adanya kematian janin yaitu penumpukan tulang
tengkorak janin ( tanda Spalding), tulang punggung janin melengkung secara berlebihan, dan adanya gas
di dalam janin. Saat ini foto rontgen sudah tidak digunakan lagi dan sekarang beralih pada USG,dimana
USG sebagai baku emas untuk mengkonfirmasi suatu IUFD dengan mendokumentasikan tidak adanya
aktivitas jantung janin setelah usia gestasi 6 minggu, selain itu dapat ditemukan juga adanya edema kulit
kepala dan maserasi janin3Sepsis neonatorum, dapat terjadi karena infeksi akibat KPD

Tingkatan/ perubahan-perubahan yang terjadi pada janin yang meninggal antara lain :

1. Baru meninggal (± 2.5 jam) : bayi lemas dan ada tanda-tanda lebam

2. Maserasi tingkat I ( 48 jam) : lecet-lecet lebih banyak.

4. Maserasi tingkat III (± 3 minggu): janin lemas sekali,tulang-tulang longgar, otak membubur

Pencegahan

Antenatal care yang rutin dan berkala. 1. Memberikan nasehat pada waktu ANC mengenai
keseimbangan diet makanan, jangan merokok, tidak meminum minuman beralkohol, obat-obatan dan
hatihati terhadap infeksi atau bahan-bahan yang berbahaya. 2.Mendeteksi secara dini faktor-faktor
predisposisi IUFD dan pemberian pengobatan. 3. Medeteksi gejala awal IUFD atau tanda fetal distress

Anda mungkin juga menyukai