Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN DISTOSIA

Konsep Dasar Penyakit


1. Definisi
Distosia adalah persalinan yang panjang, sulit atau abnormal yang
timbul akibat berbagai kondisi yang berhubungan dengan lima factor
persalinan. (Bobak, 2004 : 784).
Distosia adalah persalinan yang sulit. Distosia adalah kesulitan dalam
jalannya persalinan. (Rustam Mukhtar, 1994)
Distosia adalah kelambatan atau kesulitan dalam jalannya persalinan
(American College of Obstretician and Gynaecologist)
Distosia secara harfiah, berarti persalinan sulit, ditandai oleh kemajuan
persalinan yang terlalu lambat. Secara umum, persalinan abnormal sering
terjadi jika terdapat ketidakseimbangan ukuran antara bagian presentasi janin
dan jalan lahir. Distosia merupakan akibat dari beberapa kelainan berbeda
yang dapat berdiri sendiri atau kombinasi. (Leveno, 2009)
2. Penyebab/Faktor Predisposisi
a. Gangguan pada powers (kontraksi uterus dan usaha meneran ibu)
b. Gangguan pada passenger (posisi janin, presentasi janin, dan ukuran janin)
c. Gangguan pada passage rongga pelvis dan jaringan lunak pada jalan lahir
3. Patofisiologi

His yang normal dimulai dari salah satu sudut di fundus uteri yang
kemudian menjalar merata simetris ke seluruh korpus uteri dengan adanya
dominasi kekuatan pada fundus uteri di mana lapisan otot uterus paling
dominan, kemudian mengadakan relaksasi secara merata dan menyeluruh
hingga tekanan dalam ruang amnion balik ke asalnya 10 mmHg.

Incoordinate uterine action yaitu sifat His yang berubah. Tonus otot uterus
meningkat, juga di luar His dan kontraksinya tidak berlangsung seperti biasa
karena tidak ada sinkronasi kontraksi bagian-bagiannya. Tidak adanya
koordinasi antara kontraksi bagian atas, tengah dan bawah menyebabkan His
tidak efisien dalam mengadakan pembukaan.
Disamping itu, tonus otot uterus yang menaik menyebabkan rasa nyeri
yang lebih keras dan lama bagi ibu dapat pula menyebabkan hipoksia pada
janin. His ini juga di sebut sebagai Incoordinate hypertonic uterine
contraction. Kadang-kadang pada persalinan lama dengan ketuban yang sudah
lama pecah, kelainan His ini menyebabkan spasmus sirkuler setempat,
sehingga terjadi penyempitan kavum uteri pada tempat itu. Ini dinamakan
lingkaran kontraksi atau lingkaran kontriksi. Secara teoritis lingkaran ini dapat
terjadi dimana-mana, tetapi biasanya ditemukan pada batas antara bagian atas
dengan segmen bawah uterus. Lingkaran kontriksi tidak dapat diketahui
dengan pemeriksaan dalam, kecuali kalau pembukaan sudah lengkap sehingga
tangan dapat dimasukkan ke dalam kavum uteri.

4. Klasifikasi
a. Kelainan His
His yang tidak normal baik kekuatan atau sifatnya sehingga menghambat
kelancaran persalinan. Faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain
kehamilan primi gravida tua atau multi gravida, herediter, emosi dan
kekuatan, kelainan uterus, kesalahan pemberian obat, kesalahan pimpinan
persalinan, kehamilan kembar dan post matur, dan letak lintang Kelainan
his dapat berupa inersia uteri hipotonik dan hipertonik.
1) Inersia Uteri Hipotonik
Inersia uteri hipotonik adalah kelainan his dengan kekuatan yang
lemah/tidak adekuat untuk melakukan pembukaan serviks atau
mendorong anak keluar. Disini kekuatan his lemah dan frekuensinya
jarang. Sering dijumpai pada penderita dengan keadaan umum kurang
baik seperti anemia, uterus yang terlalu teregang misalnya akibat
hidramnion atau kehamilan kembar atau makrosomia, grandemultipara
atau primipara, serta pada penderita dengan keadaan emosi kurang
baik. Dapat terjadi pada kala pembukaan serviks (fase laten atau fase
aktif) maupun pada kala pengeluaran.Inersia uteri hipotonik terbagi
dua,yaitu :
a) Inersia uteri primer, terjadi pada permulaan fase laten. Sejak awal
telah terjadi his yang tidak adekuat (kelemahan his yang timbul
sejak dari permulaan persalinan), sehingga sering sulit untuk
memastikan apakah penderita telah memasuki keadaan inpartu atau
belum.
b) Inersia uteri sekunder, terjadi pada fase aktif kala I atau kala II.
Permulaan his baik, kemudian pada keadaan selanjutnya terdapat
gangguan / kelainan.
2) Inersia Uteri Hipertonik
Inersia uteri hipertonik adalah kelainan his dengan kekuatan cukup
besar (kadang sampai melebihi normal) namun tidak ada
koordinasi kontraksi dari bagian atas, tengah dan bawah uterus,
sehingga tidak efisien untuk membuka serviks dan mendorong bayi
keluar. Disebut juga sebagai incoordinate uterine action. misalnya
"tetania uteri" karena obat uterotonika yang berlebihan. Pasien merasa
kesakitan karena his yang kuat dan berlangsung hampir terus-menerus.
Pada janin dapat terjadi hipoksia janin karena gangguan sirkulasi
uteroplasenter. Faktor yang dapat menyebabkan kelainan ini antara lain
adalah rangsangan pada uterus, misalnya pemberian oksitosin yang
berlebihan, ketuban pecah lama dengan disertai infeksi, dan
sebagainya.
b. Jenis kelainan jalan lahir
1) Kelainan bentuk panggul
a) Perubahan bentuk karena kelainan pertumbuhan intra uterin
diantaranya : panggul naegele, panggul robert, split pelvis, dan
panggul asimilasi
b) Perubahan bentuk karena penyakit pada tulang panggul/ sendi
panggul diantaranya : rakhitis, osteomalasia, neoplasma, atrofi,
karies, nekrosis, dan penyakit pada sendi sakroiliaca dan sendi
sakrokoksigea
c) Perubahan bentuk karena penyakit tulang belakang diantaranya :
kiposis, skoliosis, spondilolitesis
d) Perubahan bentuk karena penyakit kaki
2) Kalainan traktus genitalia
a) Pada vulva terdapat edema, stenosis dan tumor yang dipengaruhi
oleh ganggua gizi, radang atau perlukaan dan infeksi.
b) Pada vagina yang mengalami sektrum dan dapat memisahkan
vagina atau beberapa tumor.
c) Pada ovarium terdapat beberapa tumor
d) Pada serviks karena disfungsi uterin action atau karena parut/
karsinoma.
e) Pada uterus terdapatnya mioma atau adanya kelainan bawaan
seperti letak uterus abnormal
c. Jenis Kelainan Janin
1) Kelainan letak kepala/ mal presentasi/ mal posisi diantaranya :
a) Letak sunsang
b) Letak lintang
c) Prolaps tali pusat
2) Kelainan bentuk dan ukuran janin diklasifikasikan :
a) Distosia kepala pada hidrocepalus, kepala besar, higronoma koli
(tumor di leher)
b) Distosia bahu pada janin dengan bahu besar
c) Distosia perut pada hidropsfetalis, asites
d) Distosia bokong pada spina bifida dan tumor pada bokong janin
e) Kembar siam

5. Gejala Klinis
a. Manifestasi klinik pada Ibu :
1) Gelisah
2) Letih
3) Suhu tubuh meningkat
4) Nadi dan pernafasan cepat
5) Edema pada vulva dan servik
6) Bisa jadi ketuban berbau
b. Manifestasi klinik pada Janin
1) DJJ cepat dan tidak teratur
6. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Rambut tidak rontok, kulit kepala bersih tidak ada ketombe
b. Mata
Biasanya konjungtiva anemis
c. Thorak
Inpeksi pernafasan : Frekuensi, kedalam, jenis pernafasan, biasanya ada
bagian paru yang tertinggal saat pernafasan
d. Abdomen
Kaji his (kekuatan, frekuensi, lama), biasanya his kurang semenjak awal
persalinan atau menurun saat persalinan, biasanya posisi, letak, presentasi
dan sikap anak normal atau tidak, raba fundus keras atau lembek, biasanya
anak kembar/ tidak, lakukan perabaab pada simpisis biasanya blas penuh/
tidak untuk mengetahui adanya distensi usus dan kandung kemih.
e. Vulva dan Vagina
Lakukan VT : biasanya ketuban sudah pecah atau belum, edem pada
vulva/ servik, biasanya teraba promantorium, ada/ tidaknya kemajuan
persalinan, biasanya teraba jaringan plasenta untuk mengidentifikasi
adanya plasenta previa
f. Panggul
Lakukan pemeriksaan panggul luar, biasanya ada kelainan bentuk panggul
dan kelainan tulang belakang

7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Foto rontgen
b. MRI
c. USG
d. X-ray

8. Diagnosa/Kriteria Diagnosa
a. Kepala janin dapat dilahirkan tetapi tetap berada dekat vulva.
b. Dagu tertarik dan menekan perineum.
c. Tarikan pada kepala gagal melahirkan bahu yang terperangkap di belakang
simfisis pubis.

9. Terapi/Tindakan Penangan
a. Penanganan Umum
1) Nilai dengan segera keadaan umum ibu dan janin
2) Lakukan penilaian kondisi janin : DJJ
3) Kolaborasi dalam pemberian :
a) Infus RL dan larutan NaCL isotonik (IV)
b) Berikan analgesik berupa tramandol/ peptidin 25 mg (IM) atau
morvin 10 mg (IM)
4) Perbaiki keadaan umum
a) Berikan dukungan emosional dan perubahan posisi
b) Berikan cairan
b. Penanganan Khusus
1) Kelainan His
a) TD diukur tiap 4 jam
b) DJJ tiap 1/2 jam pada kala I dan tingkatkan pada kala II
c) Pemeriksaan dalam
d) Kolaborasi : Infus RL 5% dan larutan NaCL isotonic (IV), berikan
analgetik seperti petidin, morfin dan pemberian oksitosin untuk
memperbaiki his
2) Kelainan janin
a) Pemeriksaan dalam
b) Pemeriksaan luar
c) MRI (Magnetic Resonance Imaging)
d) Jika sampai kala II tidak ada kemajuan dapat dilakukan
seksiosesaria baik primer pada awal persalinan maupun sekunder
pada akhir persalinan
3) Kelainan jalan lahir
a) Dilakukan eksisi sebisa mungkin sehingga persalinan berjalan
lancar
b) Jika sulit dan terlalu lebar, dianjurkan untuk melakukan SC

10. Komplikasi
a. Komplikasi Maternal
1) Perdarahan pasca persalinan
2) Fistula Rectovaginal
3) Simfisiolisis atau diathesis, dengan atau tanpa transient femoral
neuropathy
4) Robekan perineum derajat III atau IV
5) Rupture Uteri
b. Komplikasi Fetal
1) Brachial plexus palsy
2) Fraktura Clavicle
3) Kematian janin
4) Hipoksia janin , dengan atau tanpa kerusakan neurololgis permanen
5) Fraktura humerus

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian (data subjektif/objektif)
a. Identitas Klien : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, agama, suku/bangsa.
b. Keluhan utama : proses persalinan yang lama menyebabkan adanya
keluhan nyeri dan cemas.
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Dahulu
Yang perlu dikaji pada klien, biasanya klien pernah mengalami distosia
sebelumnya, biasanya ada penyulit persalinan sebelumnya seperti
hipertensi, anemia, panggul sempit, biasanya ada riwayat DM,
biasanya ada riwayat kembar dll.
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya dalam kehamilan sekarang ada kelainan seperti : Kelainan
letak janin (lintang, sunsang dll) apa yang menjadi presentasi dll.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Apakah dalamkeluarga ada yang menderita penyakit kelainan darah,
DM, eklamsi dan pre eklamsi
d. Pengkajian pola fungsional
1) Aktifitas/istirahat
Melaporkan keletihan,kurang energi,letargi,penurunan penampilan
2) Sirkulasi
Tekanan darah dapat meningkat,mungkin menerima magnesium sulfat
untu hipertensi karena kehamilan
3) Eliminasi
Distensi usus atau kandng kemih yang mungkin menyertai
4) Integritas ego
Mungkin sangat cemas dan ketakutan
5) Nyeri atau ketidaknyamanan
Mungkin menerima narkotika atau anastesi pada awal proses
kehamilan,kontraksi jarang,dengan intensitas ingan sampa
sedang,dapat terjadi sebelum awitan persalinan atau sesudah persalinan
terjadi,fase laten dapat memanjang,
6) Keamanan
Serviks mungkin kaku atau tidak siap,pemerisaan vagina dapat
menunjukkan janin dalam malposisi,penurunan janin mungkin kurang
dari 1 cm/jam pada nulipara atau kurang dari 2 cm/jam pada mutipara
bahkan tidak ada kemajuan.,dapat mengalami versi eksternal setelah
getasi 34 minggu dalam upaya untuk mengubah presentasi bokong
menjadi presentasi kepala.
7) Seksualitas
Dapat primigravida atau grand multipara,uterus mungkin distensi
berlebihan karena hidramnion,gestasi multipel.janin besar atau grand
multiparis.
e. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala: rambut tidak rontok, kulit kepala bersihtidak ada ketombe
2) Mata: Biasanya konjungtiva anemis
3) Thorak: Inpeksi pernafasan : Frekuensi, kedalam, jenis pernafasan,
biasanya ada bagian paru yang tertinggal saat pernafasan
4) Abdomen: Kaji his (kekuatan, frekuensi, lama), biasanya his kurang
semenjak awal persalinan atau menurun saat persalinan, biasanya
posisi, letak, presentasi dan sikap anak normal atau tidak, raba fundus
keras atau lembek, biasanya anak kembar/ tidak, lakukan perabaab
pada simpisis biasanya blas penuh/ tidak untuk mengetahui adanya
distensi usus dan kandung kemih.
5) Vulva dan Vagina: Lakukan VT : biasanya ketuban sudah pecah atau
belum, edem pada vulva/ servik, biasanya teraba promantorium, ada/
tidaknya kemajuan persalinan, biasanya teraba jaringan plasenta untuk
mengidentifikasi adanya plasenta previa
6) Panggul: Lakukan pemeriksaan panggul luar, biasanya ada kelainan
bentukpanggul dan kelainan tulang belakang

2. Diagnose keperawatan yang mungkin muncul


a. Nyeri akut b/d tekanan kepala pada servik, partus lama, kontraksi tidak
efektif
b. Resiko tinggi cedera terhadap maternal(ibu) b/d penurunan tonus otot/poa
kontraksi otot, obstruksi mekanis pada penurunan janin, keletihan
maternal.
c. Resiko tinggi kekurangan cairan b/d hipermetabolisme, muntah,
pembatasan masukan cairan
d. Resiko tinggi infeksi b/d rupture membrane, tindakan invasive
e. Cemas b/d persalinan lama

3. Rencana Asuhan Keperawatan meliputi Tujuan Keperawatan, Intervensi,


dan Rasional Tindakan

N Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi


o
1 Nyeri akut NOC : NIC
berhubungan dengan: - Pain Level, Pain manajemen
Agen injuri (biologi, - pain control, - Lakukan pengkajian
kimia, fisik, - comfort level nyeri secara
psikologis), kerusakan Setelah dilakukan tinfakan komprehensif termasuk
jaringan keperawatan selama . Pasien lokasi, karakteristik,
tidak mengalami nyeri, dengan durasi, frekuensi,
DS: kriteria hasil: kualitas dan faktor
- Laporan secara Mampu mengontrol nyeri presipitasi
- Observasi reaksi
verbal (tahu penyebab nyeri, mampu
nonverbal dari
DO: menggunakan tehnik
ketidaknyamanan
- Posisi untuk menahan nonfarmakologi untuk - Bantu pasien dan
nyeri mengurangi nyeri, mencari keluarga untuk mencari
- Tingkah laku berhati- bantuan) dan menemukan
hati Melaporkan bahwa nyeri dukungan
- Gangguan tidur (mata berkurang dengan - Kontrol lingkungan yang
sayu, tampak capek, menggunakan manajemen dapat mempengaruhi
sulit atau gerakan nyeri nyeri seperti suhu
kacau, menyeringai) Mampu mengenali nyeri ruangan, pencahayaan
- Terfokus pada diri (skala, intensitas, frekuensi dan kebisingan
- Kurangi faktor
sendiri dan tanda nyeri)
presipitasi nyeri
- Fokus menyempit Menyatakan rasa nyaman - Kaji tipe dan sumber
(penurunan persepsi setelah nyeri berkurang nyeri untuk menentukan
waktu, kerusakan Tanda vital dalam rentang intervensi
proses berpikir, normal - Ajarkan tentang teknik
penurunan interaksi Tidak mengalami non farmakologi: napas
dengan orang dan gangguan tidur dala, relaksasi, distraksi,
lingkungan) kompres hangat/ dingin
- Berikan analgetik untuk
- Tingkah laku
mengurangi nyeri:
distraksi, contoh :
...
jalan-jalan, menemui
- Tingkatkan istirahat
orang lain dan/atau - Berikan informasi
aktivitas, aktivitas tentang nyeri seperti
berulang-ulang) penyebab nyeri,
- Respon autonom berapa lama nyeri
(seperti diaphoresis, akan berkurang dan
perubahan tekanan antisipasi
darah, perubahan ketidaknyamanan dari
nafas, nadi dan prosedur
- Monitor vital sign
dilatasi pupil)
sebelum dan sesudah
- Perubahan autonomic
pemberian analgesik
dalam tonus otot
pertama kali
(mungkin dalam
rentang dari lemah ke
kaku)
- Tingkah laku
ekspresif (contoh :
gelisah, merintih,
menangis, waspada,
iritabel, nafas
panjang/berkeluh
kesah)
- Perubahan dalam
nafsu makan dan
minum

2 Risiko infeksi NOC : NIC :


- Immune Status Pertahankan teknik aseptif
Faktor-faktor risiko : - Knowledge : Infection Batasi pengunjung bila
- Prosedur Infasif control perlu
- Kerusakan jaringan dan - Risk control Cuci tangan setiap
peningkatan paparan Setelah dilakukan tindakan
sebelum dan sesudah
lingkungan keperawatan selama
tindakan keperawatan
- Malnutrisi pasien tidak mengalami infeksi
Gunakan baju, sarung
- Peningkatan paparan dengan kriteria hasil:
tangan sebagai alat
lingkungan patogen Klien bebas dari tanda dan
pelindung
- Imonusupresi gejala infeksi
Ganti letak IV perifer dan
- Tidak adekuat Menunjukkan kemampuan
dressing sesuai dengan
pertahanan sekunder untuk mencegah timbulnya
petunjuk umum
(penurunan Hb, infeksi
Gunakan kateter
Leukopenia, Jumlah leukosit dalam
intermiten untuk
penekanan respon batas normal
menurunkan infeksi
inflamasi) Menunjukkan perilaku
kandung kencing
- Penyakit kronik hidup sehat
Tingkatkan intake nutrisi
- Imunosupresi Status imun,
- Malnutrisi Berikan terapi
gastrointestinal,
antibiotik:...........................
genitourinaria dalam batas
......
normal
Pertahan primer tidak Monitor tanda dan gejala
adekuat (kerusakan infeksi sistemik dan lokal
kulit, trauma jaringan, Pertahankan teknik isolasi
gangguan peristaltik k/p
Inspeksi kulit dan
membran mukosa terhadap
kemerahan, panas,
drainase
Monitor adanya luka
Dorong masukan cairan
Dorong istirahat
Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan gejala
infeksi
Kaji suhu badan pada
pasien neutropenia setiap 4
jam
3 Kecemasan NOC : NIC :
berhubungan dengan - Kontrol kecemasan Anxiety Reduction
Faktor keturunan, - Koping (penurunan kecemasan)
Krisis situasional, Setelah dilakukan asuhan
- Gunakan pendekatan
Stress, perubahan status selama klien
yang menenangkan
kesehatan, ancaman kecemasan teratasi dgn kriteria
- Nyatakan dengan jelas
kematian, perubahan hasil:
harapan terhadap pelaku
konsep diri, kurang Klien mampu
pasien
pengetahuan dan mengidentifikasi dan
- Jelaskan semua prosedur
hospitalisasi mengungkapkan gejala
dan apa yang dirasakan
cemas
selama prosedur
DO/DS: Mengidentifikasi,
- Temani pasien untuk
- Insomnia mengungkapkan dan
memberikan keamanan
- Kontak mata kurang menunjukkan tehnik untuk
dan mengurangi takut
- Kurang istirahat mengontol cemas
- Berikan informasi
- Berfokus pada diri Vital sign dalam batas
faktual mengenai
sendiri normal
diagnosis, tindakan
- Iritabilitas Postur tubuh, ekspresi
prognosis
- Takut wajah, bahasa tubuh dan
- Libatkan keluarga untuk
- Nyeri perut tingkat aktivitas
- Penurunan TD dan menunjukkan mendampingi klien
denyut nadi berkurangnya kecemasan - Instruksikan pada pasien
- Diare, mual, kelelahan untuk menggunakan
- Gangguan tidur tehnik relaksasi
- Gemetar - Dengarkan dengan
- Anoreksia, mulut penuh perhatian
kering - Identifikasi tingkat
- Peningkatan TD, kecemasan
denyut nadi, RR - Bantu pasien mengenal
- Kesulitan bernafas situasi yang
- Bingung menimbulkan kecemasan
- Bloking dalam - Dorong pasien untuk
pembicaraan mengungkapkan
- Sulit berkonsentrasi perasaan, ketakutan,
persepsi
- Kelola pemberian obat
anti cemas:........

4. Implementasi
Setelah rencana tindakan keperawatan disusun secara sistemik. Selanjutnya
rencana tindakan tersebut diterapkan dalam bentuk kegiatan yang nyata dan
terpadu guna memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan yang diharapkan.

5. Evaluasi
Akhir dari proses keperawatan adalah ketentuan hasil yang diharapkan
terhadap perilaku dan sejauh mana masalah klien dapat teratasi. Disamping itu
perawat juga melakukan umpan balik atau pengkajian ulang jika tujuan
ditetapkan belum berhasil/ teratasi.

DAFTAR PUSTAKA

Bobak.2004. Keperawatan Maternitas. Penerbit Buku EGC:Jakarta


Bulechek,Gloria M, dkk. 2008. Nursing Interventions Classification (NIC).
United States of America: Mosby.
Chandranita, ida ayu, dkk. 2009. Buku ajar patologi obstetric untuk mahasiswa
kebidanan. EGC: Jakarta.
Chandranita, ida ayu, dkk. 2009. Memahami kesehatan reproduksi wanita.EGC :
Jakarta.
Doenges, Marilynn. 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi.EGC: Jakarta
FKUI Universitas Padjajaran.2005. Obstetric Patologi. Elstar offset : Bandung.
Leveno, Kenneth J. 2009. Obstetri Williams Panduan Ringkas Edisi 2. Penerbit
Buku Kedokteran EGC: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai