1-90
ISSN (e): 1234-1234, ISSN (p): 5678-5678
Abstrak
Aplikasi cairan pendingin pada proses pemesinan wet machining dapat mengurangi tingkat keausan pada
pahat sehingga pahat tidak mudah mengalami keausan, memperhalus keasaran permukaan hasil dari proses
pemesinan serta membuang geram (chips), cairan pendingin yang umum digunakan adalah cutting oil yang memiliki
dampak terhadap lingkungan dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi, oleh karena itu dibutuhkan alternatif cairan
lain yaitu vegetable oil yang tidak memiliki dampak terhadap lingkungan, memiliki nilai ekonomis. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui keausan pahat dan kekasaran permukaan pada proses pengefraisan
menggunakan variasi cairan cutting oil dan vegetable oil yang memiliki viskositas kinematik pendingin dengan
metode pendinginan minimum quantity lubricant (MQL).
Pada penelitian ini parameter yang digunakan untuk proses pengefraisan CNC frais (milling) adalah Vc 80
m/min, f 0.2 mm/gigi, a 0.15 mm pada material AISI-O1 kekerasan material 58 HRC dengan panjang 204 mm, jenis
tools facemill berdiameter 20 mm tipe 2 dudukan mata potong menggunakan pahat karbida tak berlapis variasi
cairan pendingin cutting oil dan vegetable oil yang memiliki perbedaan viskositas kinematik dengan metode
pendinginan minimum quantity lubricant, alat ukur yang digunakan untuk mengukur respon keausan pahat (Vb)
menggunakan mikroskop dan kekasaran permukaan (Ra) di ukur menggunakan surface roughness tester, statistik
independent sample t-test digunakan untuk menentukan signifikansi effect dari variabel kedua respon hasil
pengukuran.
Hasil yang didapat pada respon kekasaran permukaan berdasarkan uji statistik independent sample t-test
bahwa proses pemesinan menggunakan cairan pendingin cutting oil dan vegetable oil tidak memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap respon kekasaran permukaan dan keausan tepi. Nilai rata – rata kekasaran permukaan yang
dihasilkan cairan pendingin cutting oil sebesar 1.564 µm pada posisi awal dan 1.998 µm pada posisi akhir sementara
nilai rata – rata yang dihasilkan cairan pendingin vegetable oil sebesar 1.932 µm pada posisi awal dan 2.127 µm
posisi akhir, begitu pula, nilai rata – rata keausan tepi pada pahat yang dihasilkan cairan pendingin cutting oil
sebesar 0.210 mm dan vegetable oil sebesar 0.220 mm.
Kata Kunci: Pahat Karbida Tidak Berlapis, Cutting oil, Vegetable oil, Kekasaran Permukaan, Keausan Pahat, AISI-
O1, Pengefraisan
Abstract
The application of coolant in the wet machining process can reduce the level wear the tool so that the tool
is not easy to wear, smoothen the surface roughness of the results of the machining process and remove chips
(chips), the coolant commonly used is cutting oil which has an impact on the environment and has high economic
value, therefore another liquid alternative is needed, namely vegetable oil which has no impact on the environment,
has economic value. The purpose of this study was to determine tool wear and surface roughness in the milling
process using a variety of cutting oil and vegetable oil fluids that have coolant kinematic viscosity with the minimum
quantity lubricant (MQL) cooling method.
In this study, the parameters used for the CNC milling process are Vc 80 m/min, f 0.2 mm/tooth, a 0.15 mm
in AISI-O1 material, material hardness 58 HRC with a length of 204 mm, the type of facemill tools with a diameter
of 20 mm. type 2 cutting edge holder uses an uncoated carbide chisel with a variation of cutting oil and vegetable
oil coolant which has a different kinematic viscosity with a minimum quantity lubricant cooling method, a
measuring instrument used to measure tool wear response (Vb) using a microscope and surface roughness (Ra)
© 2019 Penulis. Artikel ini adalah open access article dengan lisensi CC BY (http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/). 1
doi.xx.xxxx/x.xxxx.xxxx.xxxxxxxx.xxxx
Koresponden: email: penulis2@unjani.ac.id, telepon: +62 815456xxx
measured using a surface roughness tester, statistical independent sample t-test was used to determine the
significance of the effect of the two variables on the response of the measurement results.
The results obtained on the surface roughness response were based on the independent sample t-test
statistical test that the machining process using coolant cutting oil and vegetable oil did not have a significant effect
on the response to surface roughness and edge wear. The average value of surface roughness produced by the
cutting oil cooling fluid is 1,564 m in the initial position and 1,998 m in the final position while the average value
for the vegetable oil coolant is 1,932 m in the initial position and 2.127 m in the final position, as well the average
value of edge wear on the chisel produced by the cooling fluid for cutting oil is 0.210 mm and vegetable oil is 0.220
mm.
Keywords : Uncoated Carbide Tool, Cutting oil, Vegetable oil, Surface Roughness, Tool Wear, AISI-O1, Milling.
1. Pendahuluan
Proses Pemesinan adalah proses pemotongan atau pembuangan sebagian bahan dengan maksud untuk
membentuk produk yang diinginkan. Aplikasi cairan pendingin memiliki peran penting pada proses pemesinan
dengan metode wet dikarenakan penambahan cairan pendingin pada proses pemakanan, terutama pada proses
pengefraisan mempunyai kegunaan untuk melumasi, memperhalus permukaan benda kerja, menambah umur
penggunaan pahat dan membuang geram (chips) serta menghambat laju korosi pada benda kerja dan mata pahat,
pada umumnya cairan pendingin yang sering digunakan pada umumnya adalah cutting oil yang memiliki dampak
terhadap lingkungan dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi, oleh karena itu dibutuhkan alternatif cairan lain yaitu
vegetable oil yang tidak memiliki dampak terhadap lingkungan dan memiliki nilai ekonomis yang terjangkau.
Salah satu penelitian proses pemesinan frais dengan menggunakan cairan pendingin yang dilakukan oleh
Almadora Anwar Sani, Didi Suryana, Karmin 2017, pemanfaatan minyak sayur sebagai cairan pendingin
alternative, cairan pendingin dengan minyak sayur hasil yang didapat bervariasi dari setiap pemakanan. Nilai rata –
rata kekasaran 3.048 µm yang paling halus, jadi minyak sayur dapat direkomendasikan untuk dijadikan cairan
pendingin alternative [4], Pada penelitian ini jenis material pahat yang digunakan adalah jenis karbida yang tidak
dilapis (uncoated carbide) yang saat ini semakin berkembang dan banyak dimamfaatkan dalam berbagai proses
pemesinan, material benda kerja yang digunakan yaitu American Iron Steel Instittute kandungan karbon 0.95%
(AISI-O1) yang sudah dikeraskan hingga ± 58 HRC menggunakan metode pendinginan Minimmum Quantitiy
Lubricant (MQL).
Berdasarkan hal diatas maka penulis melakukan penelitian Tugas Akhir ini dengan judul “Studi Pengaruh
Variasi Cairan Pendingin Cutting Oil dan Vegetable Oil Pada Proses Pengefraisan Material AISI-O1 Menggunakan
Pahat Karbida Tidak Berlapis Dengan Metode Minimum Quantity Lubricant (MQL)”.
2. Metode
Flowchart adalah suatu bagan dengan simbol tertentu yang menggambarkan urutan proses secara mendetail dan
hubungan antara suatu proses (intruksi) dengan proses lainnya dalam suatu program. Berikut adalah diagram metode
penelitian kinerja perkakas potong pada proses pengefraisan:
doi.xx.xxxx/x.xxxx.xxxx.xxxxxxxx.xxxx 2
Gambar 1. Flowchart
Prosesdur penelitian dilakukan dengan cara menyediakan segala kelengkapan, mensetting perlatan, menentukan
parameter yang akan digunakan dan menentukan respon yang akan diambil atau data yang akan didapatkan. Proses
pemakanan material AISI-O1 menggunakan mesin frais (milling) dengan pahat karbida tidak berlapis dan variasi
cairan pendingin, yaitu cutting oil dan vegetable oil. Secara detail prosedur penelitian dapat dilihat pada gambar 2.
3. Hasil dan Pembahasan
Hasil pengujian pemesinan dengan variasi cairan pendingin cutting oil dan vegetable oil maka diperoleh data
sebagai mana yang disajikan pada tabel berikut ini:
Hasil Pengukuran
Variasi
Percobaan Insert Keausan Pahat (Vb)
Coolant
Muka Tepi
0,123 0,184
1 (+)
0,187 0,197
Cutting Oil
0,137 0,184
2 (-)
0,163 0,252
0,24 0,196
1 (+)
0,336 0,232
Vegetable Oil
0,285 0,223
2 (-)
0,515 0,258
doi.xx.xxxx/x.xxxx.xxxx.xxxxxxxx.xxxx 3
*Pada penelitian ini penulisa hanya fokus pada keausan pahat tepi dikarenakan pada percobaan proses
pemesinan dengan menggunakan cairan pendingin vegetable oil salah satu pahat mengalami chiping.
Tabel 3. Independen sample t-test nilai kekasaran permukaan pada proses percobaan ke 1 dan ke 2 dengan cairan
pendingin cutting oil
Percobaan 1 Percobaan 2
Mean 1.656666667 1.9055
Variance 0.109200222 0.080668056
Observations 2 2
Pooled Variance 0.094934139
Hypothesized Mean Difference 0
df 2
-
t Stat 0.807601933
t Critical two-tail 4.30265273
Dari hasil analisi statistik independen sample t-test dengan percobaan yang dilakukan dua kali pada proses
pemesinan dengan cairan pendingin cutting oil didapat t hitung < t tabel, yang dimana pada percobaan ke 1 dan
percobaan ke 2 tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil pengukuran kekasaran permukaan pada
kedua percobaan.
Tabel 4. Independen sample t-test nilai kekasaran permukaan pada proses percobaan ke 1 dan ke 2 dengan cairan
pendingin vegetable oil
Percobaan 1 Percobaan 2
Mean 1.900333333 2.159666667
Variance 0.0338 0.00845
Observations 2 2
Pooled Variance 0.021125
Hypothesized Mean Difference 0
df 2
t Stat -1.784267576
t Critical two-tail 4.30265273
Dari hasil analisis independen sample t-test dengan percobaan yang dilakukan dua kali pada proses
pemesinan dengan cairan pendingin vegetable oil didapat t hitung < t tabel, yang dimana pada percobaan ke 1 dan
percobaan ke 2 tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil pengukuran kekasaran permukaan pada
kedua percobaan tersebut.
doi.xx.xxxx/x.xxxx.xxxx.xxxxxxxx.xxxx 4
Berdasarkan hasil independen sample t-test tabel 4.3 dan tabel 4.4 yang menyatakan bahwa nilai kekasaran
permukaan hasil proses pemesinan cairan pendingin dengan cutting oil dan vegetable oil pada percobaan ke 1 dan
percobaan ke 2 tidak memberikan pengaruh yang signifikan yang dimana dapat didapatkan hasil rata – rata nilai
kekasaran permukaan dari hasil proses pemesinan dengan variasi cairan pendingin cutting oil dan vegetable oil.
1.000
0.500
0.000
Awal Akhir
Gambar 2. Grafik rata – rata kekasaran permukaan cutting oil dan vegetable oil
Pada gambar 2 terlihat bahwa efek variasi cairan pendingin terhadap rata – rata nilai keksaran permukaan
dalam penelitian ini adalah:
- Kedua variasi cairan pendingin tren yang terjadi pada rata – rata nilai kekasaran permukaan meningkat
menunjukan nilai yang membesar menuju posisi akhir dari proses pemakanan.
- Nilai rata – rata kekasaran permukaan pada posisi awal proses pemesinan dengan cairan pendingin cutting oil
adalah 1.564 µm dan pada posisi akhir adalah 1.998 µm.
- Nilai rata – rata kekasaran permukaan pada posisi awal proses pemesinan dengan cairan pendingin vegetable
oil adalah 1.993 µm dan pada posisi akhir adalah 2.128 µm.
- Selisih (Δ) nilai rata – rata kekasaran permukaan pada percobaan proses pemesinan dengan cairan pendingin
cutting oil bernilai 0.434 µm dan hasil proses pemesinan dengan cairan pendingin vegetable oil lebih kecil
bernilai 0.195 µm.
Tabel 5. Analisis Independent Sample T-test terhadap nilai rata – rata kekasaran permukaan variasi cairan pendingin
cutting oil dan vegetable oil
doi.xx.xxxx/x.xxxx.xxxx.xxxxxxxx.xxxx 5
t Critical two tail = 2.4469
t Stat < t Critical two tail, 1.4346 < 2.4469, Maka Ha diterima dan Ho ditolak
Dari pernyataan diatas bahwa dalam penelitian ini variasi cairan pendingin cutting oil dan vegetable oil pada
proses pemesinan penelitian ini tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kekasaran permukaan.
Dari hasil analisi statistik independen sample t-test dengan percobaan yang dilakukan dua kali pada proses
pemesinan dengan cairan pendingin cutting oil didapat t hitung < t tabel, yang dimana pada percobaan ke 1 dan
percobaan ke 2 tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil pengukuran keausan tepi pahat di kedua
percobaan.
Tabel 7. Independen sample t-test nilai keausan tepi pahat pada proses percobaan ke 1 dan ke 2 dengan cairan
pendingin vegetable oil
Dari hasil analisis statistik independen sample t-test dengan percobaan yang dilakukan dua kali pada proses
pemesinan dengan cairan pendingin vegetable oil didapat t hitung < t tabel, yang dimana pada percobaan ke 1 dan
percobaan ke 2 tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil pengukuran keausan tepi pada pahat di
kedua percobaan.
doi.xx.xxxx/x.xxxx.xxxx.xxxxxxxx.xxxx 6
0.300
0.250 0.241
0.218
Keausan Tepi (mm)
0.214
0.200 0.191
0.150
0.100
0.050
0.000
Sisi + Sisi -
Gambar 2. Grafik rata – rata keausan tepi pahat cutting oil dan vegetable oil
Pada diagram batang gambar 4.2 dapat dilihat efek variasi cairan pendingin cutting oil dan vegetable oil isi
data penelitian sebagai berikut :
- Pengaruh cairan pendingin yang bervariasi terhadap keausan pahat dalam penelitian ini untuk kedua variasi
cairan pendingin dapat dilihat bahwa tren yang terjadi pada nilai keausan pahat tepi yang dihasilkan oleh
cutting oil lebih kecil dari pada nilai keausan yang dihasilkan vegetable oil.
- Nilai rata – rata keausan pahat tepi yang dihasilkan pada percobaan pemesinan dengan cairan pendingin
cutting oil adalah pada sisi (+) 0.191 mm dan pada sisi (-) 0.218 mm, sedangkan percobaan pemesinan
dengan cairan pendingin vegetable oil adalah pada sisi (+) 0.214 mm pada sisi (-) 0.241 mm.
- Kenaikan nilai yang dihasilkan oleh vegetable oil tidak terlalu tinggi, ernyataan tersebut sama dengan
literature sebelumnya bahwa vegetable oil didukung oleh nilai viskositas dan index viskositas yang tinggi
memberikan lapisan film pelumas pada pahat mengurangi temperature tingkat keausan sisi tepi dan menekan
laju proses abrasif pada pahat.
- Bentuk keausan pahat dapat di lihat pada gambar 3 dan gambar 4.
Sisi - Sisi -
(a)
doi.xx.xxxx/x.xxxx.xxxx.xxxxxxxx.xxxx 7
Sisi - Sisi -
(b)
Gambar 3. (a) Keausan tepi 0.197 mm dan 0.184 mm sisi insert (+) (b) keausan tepi 0.196 mm dan 0.232 mm sisi
insert (-) pemesinan dengan cairan pendingin cutting oil
Sisi + Sisi +
(a)
Sisi - Sisi -
doi.xx.xxxx/x.xxxx.xxxx.xxxxxxxx.xxxx 8
(b)
Gambar 4. (a) Keausan tepi 0.196 mm dan 0.232mm sisi insert (+) (b) keausan tepi 0.223 mm dan 0.258 mm sisi
insert (-) pemakanan dengan pendingin cairan vegetable oil
Tabel 8. Analisis Independent Sample T-test terhadap nilai rata – rata keausan tepi pahat pada variasi cairan
pendingin cutting oil dan vegetable oil
doi.xx.xxxx/x.xxxx.xxxx.xxxxxxxx.xxxx 9
Daftar Pustaka
Taufiq Rochim, 2007. Klasifikasi Proses, Gaya & Daya Pemesinan. Bandung: ITB
Taufiq Rochim, 2007. Perkakas dan Sistem Pemerkakasan. Bandung: ITB
Taufiq Rochim, 1993. Teori & Teknologi Proses Pemesinan. Bandung: ITB
Almadora Anwar Sani, Didi Suryana, Karmin. 2017. Pemanfaatan Minyak Sayur Sebagai Cairan Pendingin
Alternatif pada Mesin CNC-MILL 3A. Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya
Sarjit, 2012. Analisa Pengaruh Metoda Pendinginan Terhadap Keausan Pahat High Speed Steel (HSS) Pada Proses
End Milling. Tugas Akhir Universitas Muhammadiyah. Surakarta
Istyawan Priyahapsa, 2014. Karakter Minimmum Quantity Lubrication Dengan Pelumas Nabati Terhadap Jarak
Potong dan Flank Wear Pahat Carbide. Jurnal Ilmiah Sekolah Tinggi Teknologi Adisujipto. Yogyakarta
Almadora Anwar Sani, Didi Suryana, Karmin. 2017. Pemanfaatan Minyak Sayur Sebagai Cairan Pendingin
Alternative Pada Mesin CNC-Mill 3A. Tugas Akhir Politeknik Negeri Sriwijaya. Yogyakarta
Bambang, Khanif. 2015. Pengaruh Parameter Pemesinan Pada Proses Milling Dengan Pendinginan Fluida Alami
(Cold Natural Fluid) Terhadap Kekasaran Permukaan Baja ST42. Jurnal Ilmiah STT Wirowotomo
Purwokerto. Purwokerto
Rakian Trisno Valentino Febriyano, Agung Sutrisno, Rudy Poeng. 2017. Analisis Pengaruh Cutting Speed Dan
Feeding Rate Mesin Bubut Terhadap Kekasaran Permukaan Benda Kerja Dengan Metode Analisis
Varians, Teknik Mesin Universitas Sam Ratulangi
David Gibbs & Thomas M. Crandell, 1991. An Introduction to CNC Machining And Programming. New York:
Industrial Press. Inc.
Almadora Anwar Sani, Didi Suryana, Karmin. 2017. Pemanfaatan Minyak Sayur Sebagai Cairan Pendingin
Alternatif pada Mesin CNC-MILL 3A. Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya
AISI O1 Cold Tool Steel. Uddeholm Catalog
Wira Atmawijaya, 2010. Baja Perkakas Tool Steel. Medan: Online http://wira-
atmawijaya.blogspot.co.id/2010/03/baja-perkakas-tool-steel.html
G. Takeshi Sato, N. Sugiarto Hartanto. Menggambar Mesin. PT. Pradya Paramita, Jakarta
Sakban Saleh. 2018. Pengaruh Cairan Pendingin Minyak Nabati Terhadap Keausan Mata Pahat Karbida Pada Proses
Mesin Frais. Universitas Muhammadiya Sumatera
Widarto, B Sentot Wijanarka, Sutopo, Paryanto. Teknik Mesin, Direktorat Jenderal Qamaruddin, R.
Yuliarman & A. Ginting. 2017. Studi Karakteristik Pembubutan Keras Baja Perkakas Aisi O1 Menggunakan Pahat
Keramik, politeknik Negeri Padang.
Klocke, 2011,Manufacturing Processes 1,Springer, Berlin
Gusri Akhyar Ibrahim, Achmad Yahya, Robby Saputra. 2018. Efek pelumasan metode minimum quanity lubrication
(MQL) terhadap kualitas permukaan benda kerja magnesium
Nuryadi, Tutut Dewi Astuti, Endang Sri Utami, M.Budiantara. 2017. Dasar – dasar Statitik Penelitian. Yogyakarta
Sunday Albert Lawal1, Imtiaz Ahmed Choudhury. 2014. Vegetable-oil based metalworking fluids research
developments for machining processes: survey, applications and challenges. Faculty of Engineering,
University of Malaya, Malaysia.
Erween Abd RAHIM, Hiroyuki SASAHARA. 2009. Performance of Palm Oil as MQL Fluid during High Speed
Drilling of Ti-6Al-4V. ,Universiti Tun Hussein Onn Malaysia, Johor, Malaysia
I. Shyha, S. Gariani, M. Bhatti. 2015. Investigation of cutting tools and working conditions effects when cutting Ti-
6Al-4V using vegetable oil-based cutting fluids. Faculty of Engineering and Environment, Northumbria
University Newcastle
doi.xx.xxxx/x.xxxx.xxxx.xxxxxxxx.xxxx 10