Anda di halaman 1dari 12

No.

13/ATW/Maret/2015 ISSN 1693-6329

PENGARUH GEOMETRI PAHAT BUBUT HSS TERHADAP NILAI KEKASARAN


PERMUKAAN DAN KEAUSAN PAHAT PROSES BUBUT
DENGAN METODE TAGUCHI

Oleh :
Sriyanto1),Faisal RM2),Ali Parkhan 3)
1)
Mahasiswa,2)3) Dosen Pascasarjana Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Indonesia,Yogyakarta 2014

ABSTRACT
Metal working processes with Conventional turning is still widely performed using a
cutting tool High Speed Steel type. Spindle speed, feeding, depth of cut and cutting tool
major angle affects the process of turning the results that will affect the value of the surface
roughness also affects the value of the tool flank wear during use.With Taguchi method
optimal results with a surface roughness response A2B1C2D2.formulation, whereas for tool
wear is A2B2C1D1 Because there are two different response variables not the same , we
used the Taguchi method Multirespon MRSN . Optimization with MRSN obtained the
optimal level combination that is A1B3C1D1.with composition rpm of 255 rad / min ,
feeding of rate 0.088mm / rev , depth of cut of 0.5 mm and the geometry used is a major
angle 75o
Keywords : Turning process,Taguchi multirespon,surface roughness, Tool flank wear.

I.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi saat ini mulai pesat khususnya pada bidang permesinan yaitu mesin
bubut. Penggunaan mesin bubut dibutuhkan untuk mengerjakan suatu benda dengan proses
pembubutan rata, alur, radius bahkan pembuatan ulir. Di dalam proses pembubutan benda tersebut
diperlukan alat selain mesin bubut juga digunakan alat penyayat (Cutter). Alat penyayat yang
digunakan ini adalah terbuat dari bahan HSS (High Speed Steel). Pahat HSS biasanya masih bersifat
mentah sehingga pada waktu digunakan harus diasah terlebih dahulu sesuai kebutuhan pada waktu
melakukan pembubutan. Proses pengasahan pahat HSS dilakukan dengan cara manual yaitu
memegang pahat kemudian menggesekkan pada batu gerinda asah. Sudut-sudut pahat HSS dibentuk
dengan cara diasah dengan mesin gerinda pahat (Tools Grinder Machine) (Rochim,2001). Proses
pengasahan ini akan membentuk geometri pahat yang akan digunakan untuk proses pembubutan.
Pada dasarnya umur pahat HSS dapat dioptimalkan, dengan menjaga geometrinya sesuai dengan
karakteristik benda kerja yang digunakan. Geometri pahat yang optimum memberikan proses
pemotongan yang cepat dengan hasil yang halus serta keausan pahat yang minimum.
Untuk mendapatkan kualitas hasil produksi yang optimal penerapan metode Taguchi dalam
penelitian yang bersifat eksperimental merupakan metode yang terbaik yang dapat digunakan karena
metode taguchi dapat menyederhanakan jumlah eksperimen sehingga dapat menekan lamanya waktu
penelitian dan menghemat biaya yang dikeluarkan.
Triastuti, (2009), berpendapat bahwa desain Taguchi parameter adalah satu desain yang
penting karena menawarkan desain yang sederhana dan sistematik untuk mengoptimalkan efisiensi,
kualitas dan biaya. Rasio antara isyarat dan gangguan dan susunan ortogonal adalah faktor penting
dalam desain metoda Taguchi. Rasio antara isyarat dan gangguan mampu mengukur kualitas yang
bergantung kepada variasi, sedangkan susunan ortogonal mampu mengakomodasi beberapa faktor
secara simultan. Tingkat kekasaran dari suatu benda hasil pengerjaan pada mesin-mesin perkakas
merupakan syarat mutlak yang harus diperhitungkan dalam proses produksi untuk dapat
meningkatkan kualitas produknya. Selain itu, diperlukan cara agar mesin perkakas tersebut
menghasilkan produk dengan jumlah banyak dalam waktu singkat, sehingga biaya produksi dapat
ditekan serendah-rendahnya, Giyatno (2009).

Jurnal Teknika ATW - 35


No. 13/ATW/Maret/2015 ISSN 1693-6329

1.2 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui variasi yang optimal yang dapat menghasilkan tingkat kekasaran permukaan
yang paling kecil.
2. Untuk mengetahui variasi yang optimal yang mempengaruhi tingkat keausan pahat yang paling
kecil.
3. Untuk mengetahui optimasi dari proses pemesinan bubut terhadap kekasaran permukaan dan
keausan pahat berdasarkan seting parameter permesinan yang digunakan.

II.TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Pengendalian Kualitas
Pengendalian kualitas dapat diartikan sebagai proses pengukuran yang dilakukan selama
perancangan produk atau proses. Aktivitas pengendalian kualitas mencakup dalam setiap fase dari
penelitian dan pengembangan produk, perancangan proses produksi, dan kepuasan konsumen.
2.2 Metode Taguchi
Metode Taguchi diperkenalkan pertama kali oleh Dr Genichi Taguchi pada saat pertemuan
yang diselenggarakan oleh AT & T, sebuah perusahaan telekomunikasi terkemuka di Amerika
Serikat. Dr Genichi Taguchi merupakan seorang konsultan pengendalian kualitas dari Jepang.
Teknik optimasi dengan menggunakan metode Taguchi menggunakan matriks yang disebut matriks
Orthogonal Array untuk menentukan jumlah eksperimen minimal yang dapat memberi informasi
sebanyak mungkin semua faktor yang mempengaruhi parameter. Bagian terpenting dari Orthogonal
Array terletak pada pemilihan kombinasi level dari variabel-variabel input untuk masing-masing
eksperimen (Lestari, 2009).
2.3 Langkah – langkah metode taguchi
1) Menentukan rancangan matriks orthogonal yang digunakan untuk eksperimen .
Metode Taguchi diperkenalkan oleh Dr. Genichi Taguchi (1940). Ada dua komponen pada metode
Taguchi yaitu matriks ortogonal dan rasio S/N. Matriks ortogonal digunakan untuk menentukan
jumlah minimal banyaknya eksperimen.
Pemilihan matriks ortogonal yang akan digunakan didasarkan pada jumlah derajat kebebasan.
Penentuan derajat bebas dilakukan berdasarkan pada:
a. Jumlah faktor yang diamati.
b. Jumlah level dari faktor yang diamati.
c. Interaksi percobaan yang diinginkan.
Pada penelitian ini digunakan matriks ortogonal L9(3 4) yang memiliki 4 kolom dan 9 baris yang
dapat digunakan untuk 4 parameter yang masing-masing memiliki 3 level.
Tabel 2.1 Orthogonal array L9
Faktor
EKSP
A B C D
1 1 1 1 1
2 1 2 2 2
3 1 3 3 3
4 2 1 2 3
5 2 2 3 1
6 2 3 1 2
7 3 1 3 2
8 3 2 1 3
9 3 3 2 1
Sumber : Soejanto ,2009

Jurnal Teknika ATW - 36


No. 13/ATW/Maret/2015 ISSN 1693-6329

Tabel 2.2 Faktor-Level


Level
Kode Faktor Satuan
1 2 3
Kecepatan
A rpm 255 385 510
putaran
B Feeding mm/put 0,043 0,065 0,088
Kedalaman
C mm 0,5 0,8 1
Pemakanan
Sudut mayor Derajat
D 75 80 85
geometri Pahat (o)

2) Menghitung rasio S/N sesuai dengan karakteristik kualitas dari setiap respon
Berikut ini adalah persamaan-persamaan untuk menghitung rasio S/N.
Menurut Soejanto (2009) Ada beberapa jenis Rasio S/N, yaitu:
a. Smaller-the-Better (STB)
Karakteristik kualitas dimana semakin rendah nilainya, maka kualitas semakin baik.
Contohnya dalam mencari kekasaran permukaan dan keausan pahat optimum proses pemesinan,
dimana semakin kecil kekasaran permukaan semakin baik permukaanya contoh lain adalah keausan
pahat.
Nilai Rasio S/N untuk jenis karakteristik STB Taguchi memperkenalkan pendekatan
n
 
SNRSTB  10 Log  1  yi 2  .. (1)
n
 i n 
dengan :
n = jumlah tes di dalam percobaan (trial).
yi = nilai respon dari tiap replikasi.
b. Larger-the-Better (LTB)
Karakteristik kualitas dimana semakin besar nilainya, maka kualitas semakin baik.
Contohnya adalah kekuatan material, efisiensi bahan bakar dan lain-lain. Nilai Rasio S/N untuk jenis
LTB adalah
n
 
SNR LTB  10 Log  1  1........(2)
2
n
 in yi 
c. Nominal-the-Best (NTB)
Karakteristik kualitas dimana ditetapkan suatu nilai nominal tertentu, jika nilainya semakin
mendekati nilai nominal tertentu tersebut maka kualitasnya semakin baik, contohnya ukuran produk
dimana semakin mendekati ukuran nominal yang ditetapkan kualitasnya semakin baik.
2 
SNR NTB  10 log  2  ............(3)
 
3. Analisis hasil eksperimen.Dalam menganalisa hasil eksperimen dari Taguchi ini juga
menggunakan metode ANOVA, yaitu perhitungan jumlah kuadrat total, jumlah kuadrat terhadap
rata-rata, jumlah kuadrat faktor, dan jumlah kuadrat error.

III. PEMBAHASAN DAN HASIL


3.1 Obyek dan Subyek Penelitian
1) Obyek penelitian
Obyek penelitian ini adalah baja karbon ST 37 yang dikerjakan melalui proses pemesinan
bubut yang menghasilkan kekasaran permukaan dan keausan pahat.
2) Subyek penelitian
Sebagai subyek penelitian adalah mesin bubut yang digunakan untuk proses pengerjaannya
dengan mengkombinasi faktor-faktor levelnya yang mempengaruhi kekasaran permukaan dan
keausan pahat. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mesin Perkakas Kampus Akademi Teknologi

Jurnal Teknika ATW - 37


No. 13/ATW/Maret/2015 ISSN 1693-6329

Warga Surakarta. Proses yang dilakukan adalah pembubutan sampel benda kerja dengan
menggunakan mesin bubut. Pengujian kekasaran permukaan benda kerja yang sudah dibubut dan
keausan pahat dilakukan di Laboratorim Teknik Bahan Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta.
3.2 Alat dan bahan
1) Alat- alat yang digunakan didalam penelitian ini meliputi :
:
1.Mesin : alat yang berfungsi untuk proses pemesinan pemakanan pada bahan.
bubut Mesin bubut merk KRISBOW KW2400038

2. Pahat HSS : alat yang berfungsi untuk memotong benda kerja.Pahat HSS merk JCK .
ukuran ½ x ½ x 6.

3. Mesin Gerinda : alat yang digunakan untuk memutar batu gerinda asah. mesin gerinda
merk Daiwa MD3220A

4. Batu asah : alat yang digunakan untuk mengasah pahat HSS. Batu asah merk Northen
Germany QU5VBF yang digunakan untuk mengasah pahat HSS.

5. Surface : alat untuk menguji kekasaran permukaan merk Fowler SE 1700


corder
6. Photo : Alat untuk melihat keausan pahat Olympu mikroskop SZ-PT
mikroskop
7. Timbangan : alat untuk mengukur besar keausan pahat dengan cara menimbang
pahat sebelum dan sesudah digunakan.\Merk Adventurer AR3130
2) Bahan
Bahan yang digunakan meliputi : baja ST 37 pejal ukuran diameter 1 inch x 110 mm. menjadi
diameter 21 mm, karena bahan ST 37 memiliki permukaan yang tidak simetris pembubutan awal ini
untuk menyamakan kerataan permukaannya. Kemudian dari ukuran 21 mm dibubut dengan
ketebalan 0,5 mm dan 0,8 mm dan 1 mm ,bagian yang dijepit sepanjang 10 mm.sehingga benda yang
dibubut menjadi ukuran diameter 20 mm x 100 mm. sebanyak 27 buah (3 kali replikasi).

Jurnal Teknika ATW - 38


No. 13/ATW/Maret/2015 ISSN 1693-6329

3.3 Alur Penelitian


Diagram 3.1. Alur penelitian
Mulai

Pengamatan Pada Kondisi Industri Secara Langsung

Kondisi hasil uji Laboratorium benda kerja hasil


pembubutan terhadap kekasaran dan keausan pahat

Identifikasi Variabel Penelitian

Rancangan Penelitian

Eksperimen dan Pengumpulatan Data

Y T
Data Normal

Y
T
Data Homogen

Perhitungan ANOVA
Perhitungan Rasio S/N
Perhitungan efek tiap Faktor
Menentukan kondisi optimal tiap faktor

Y
Apakah Kondisi tiap
respon Optimal sama?

MRSN

T
Apakah Kondisi Optimal Uji Konfirmasi
sudah diujikan?

Uji Beda

Kesimpulan

Selesai

Jurnal Teknika ATW - 39


No. 13/ATW/Maret/2015 ISSN 1693-6329

3.4 Pengumpulan Data Hasil Eksperimen

Identifikasi kekasaran permukaan dilakukan dengan mengukur kekasaran permukaan


material dengan menggunakan roughness tester.
Tabel 3.1 Data kekasaran permukaan
Ek Faktor Kekasaran
s Permukaan (µm)
A B C D y1 y2 y3
1 1 1 1 1 2.723 2.788 2.754
2 1 2 2 2 2.882 2.798 2.810
3 1 3 3 3 3.120 2.967 3.030
4 2 1 2 3 2.698 2.711 2.723
5 2 2 3 1 3.010 2.980 3.210
6 2 3 1 2 2.667 2.588 2.653
7 3 1 3 2 2.887 2.789 2.824
8 3 2 1 3 2.990 3.010 3.110
9 3 3 2 1 2.886 2.856 2.788

Tabel 3.2 Data keausan pahat


Ek Faktor Keausan Pahat (mgr)
s A B C D y1 y2 y3
1 1 1 1 1 3.330 3.380 3.400
2 1 2 2 2 3.540 3.560 3.570
3 1 3 3 3 4.440 4.410 4.390
4 2 1 2 3 3.520 3.560 3.540
5 2 2 3 1 3.720 3.760 3.720
6 2 3 1 2 3.230 3.360 3.330
7 3 1 3 2 4.420 4.450 4.410
8 3 2 1 3 3.540 3.490 3.510
9 3 3 2 1 3.673 3.578 3.477

3.5 Analisis Data


Data-data yang dihasilkan dari tahap pengerjaan diolah dengan :
1. Uji Normalitas Data.
2. Uji Homogenitas Variansi.
3. Analisis Variansi (ANOVA).
4. Menghitung nilai signal to noise ratio (Rasio S/N) hasil eksperimen berdasarkan
karakteristik mutu tujuan .
5. Menghitung efek tiap faktor.
6. Menentukan nilai optimal level tiap faktor pada masing-masing respon.
7. Menentukan kombinasi optimal
8. Uji Beda

Jurnal Teknika ATW - 40


No. 13/ATW/Maret/2015 ISSN 1693-6329

3.6 Pengolahan Data


3.6.1 Kekasaran permukaan
1).Uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov Test
Tabel 4.3 Kosmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
VAR00001
N 27
Mean 2.8612
Normal Parametersa,b Std.
.15756
Deviation
Absolute .112
Most Extreme
Positive .112
Differences
Negative -.082
Kolmogorov-Smirnov Z .581
Asymp. Sig. (2-tailed) .888
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

2).Normalitas data dengan uji bartllet


Tabel 4.4 Uji Bartllet Test
1/N- Log
Rep N-1 1 Si^2 Si^2 (N-1)logSi^2
1 8 0.125 0.0237 -1.6255 -13.0044
2 8 0.125 0.0189 -1.7227 -13.7813
3 8 0.125 0.0366 -1.4365 -11.4919
24 -26.7857
3) Analisis Variansi (ANOVA) Kekasaran permukaan
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan ANOVA
F
Fak DB SS MS F hit tabel SS' P%
A 2 0.05 0.02 5.98 3.55 0.04 6.12
B 2 0.21 0.10 26.15 3.55 0.20 30.93
C 2 0.19 0.10 23.99 3.55 0.18 28.28
D 2 0.13 0.06 16.19 3.55 0.12 18.68
Res 18 0.07 0.00
Total 26
Kesimpulan
Untuk F hitung Faktor A,B,C,D, > F tabel; maka Ho ditolak, berarti faktor A,B,C,D tersebut
berpengaruh sangat signifikan terhadap kekasaran permukaan.

d. Perhitungan Signal to Noise Ratio ( Rasio S/N ) Hasil Eksperimen


Karateristik kualitas ditetapkan pada suatu nilai dengan batas 0 dan non negatif,Nilai semakin kecil
mendekati nilai nol yang diinginkan. (Soejanto,2009).
Nilai Rasio S/N untuk jenis karakteristik STB adalah :
n
 
SNR STB  10 Log  1  yi 2 
n
 i n 

Jurnal Teknika ATW - 41


No. 13/ATW/Maret/2015 ISSN 1693-6329

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Rasio S/N Kekasaran permukaan


Kekasaran
Faktor
Eks Permukaan (µm) rerata SNR
A B C D y1 y2 y3
1 1 1 1 1 2.723 2.788 2.754 2.755 -8.759
2 1 2 2 2 2.882 2.798 2.810 2.830 -8.993
3 1 3 3 3 3.120 2.967 3.030 3.039 -9.613
4 2 1 2 3 2.698 2.711 2.723 2.711 -8.618
5 2 2 3 1 3.010 2.980 3.210 3.067 -9.694
6 2 3 1 2 2.667 2.588 2.653 2.636 -8.376
7 3 1 3 2 2.887 2.789 2.824 2.833 -9.003
8 3 2 1 3 2.990 3.010 3.110 3.037 -9.606
9 3 3 2 1 2.886 2.856 2.788 2.843 -9.034
e. Perhitungan Efek Tiap Faktor
Perhitungan efek tiap faktor, dalam hal ini faktor kendali dilakukan dengan menggunakan
rumus :
1
efek faktor  o 
a
Tabel 4.7 Efek Nilai Rasio S/N Tiap Faktor Utama Respon Kekasaran permukaan

Faktor Kendali
Level
A B C D
1 -9.122 -8.793 -8.914 -9.162
2 -8.896 -9.431 -8.882 -8.791
3 -9.214 -9.008 -9.437 -9.279
Difference -0.318 -0.423 -0.032 -0.116
Rank 3 4 1 2

Gambar 4.1 Grafik Rasio S/N Faktor Utama Respon Kekasaran permukaan
Walaupun karakteristik kualitasnya adalah semakin kecil, semakin baik,tetapi Rasio S/N
didefinisikan sedemikian hingga selalu dapat ditransformasikan karakteristik
kualitamenjadikarakteristik semakin besar,semakin baik (Soejanto,2009) sehingga didapatkan
formulasiA2B1C2 D2.

Jurnal Teknika ATW - 42


No. 13/ATW/Maret/2015 ISSN 1693-6329

3.6.2 Keausan Pahat


1) Uji Normalitas Data Keausan pahat dengan Kolmogorov-Smirnov Test

Tabel 4.8 Kolmogorov-Smirnov Test Keausan pahat

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


VAR00001
N 27
Mean 3.7151
Normal Parametersa,b Std.
.40309
Deviation
Absolute .263
Most Extreme
Positive .263
Differences
Negative -.175
Kolmogorov-Smirnov Z 1.365
Asymp. Sig. (2-tailed) .048
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

2) Uji normalitas data Keausan Pahat dengan uji bartlet

Tabel 4.9 Daftar Penolong Uji Bartlett Keausan pahat


N- 1/N- Log (N-
Rep. 1 1 Si^2 Si^2 1)logSi^2
1 8 0.125 0.188 -0.725 -5.800
2 8 0.125 0.172 -0.763 -6.107
3 8 0.125 0.167 -0.777 -6.219
24 -11.906
3) Analisis Variansi (ANOVA) Keausan pahat
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan ANOVA Keausan pahat
D
Faktor SS MS F hit F tab SS' P
B
A 2 0.495 0.247 120.987 3.550 0.491 11.618
B 2 0.176 0.088 43.094 3.550 0.172 4.076
C 2 3.175 1.588 776.263 3.550 3.171 75.065
D 2 0.341 0.171 83.448 3.550 0.337 7.983
Residu 18 0.037 0.002
Tot 26
Kesimpulan
Untuk F hitung faktor A,B,C,D > Ftabel; maka Ho ditolak, berarti faktor A,B,C,D tersebut
berpengaruh sangat signifikan terhadap keausan pahat.

4) Perhitungan Signal to Noise Ratio (Rasio S/N) Hasil Eksperimen


Nilai Rasio S/N untuk jenis karakteristik STB adalah :
n
 
SNR STB  10 Log  1  yi 2 
 n i n 

Jurnal Teknika ATW - 43


No. 13/ATW/Maret/2015 ISSN 1693-6329

Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Rasio S/N Keausan pahat


Eksp Faktor Keausan Pahat (mg)
A B C D y1 y2 y3 rerata SNR
1 1 1 1 1 3.330 3.380 3.400 3.370 -10.509
2 1 2 2 2 3.540 3.560 3.570 3.557 -10.977
3 1 3 3 3 4.440 4.410 4.390 4.413 -12.852
4 2 1 2 3 3.520 3.560 3.540 3.540 -10.937
5 2 2 3 1 3.720 3.760 3.720 3.733 -11.398
6 2 3 1 2 3.230 3.360 3.330 3.307 -10.345
7 3 1 3 2 4.420 4.450 4.410 4.427 -12.878
8 3 2 1 3 3.540 3.490 3.510 3.513 -10.871
9 3 3 2 1 3.673 3.578 3.477 3.576 -11.026

5) Perhitungan Efek Tiap Faktor


Perhitungan efek tiap faktor, dalam hal ini faktor kendali dilakukan dengan menggunakan
rumus :
1
efek faktor  o 
a

Tabel 4.12 Efek Nilai Rasio S/N Tiap Faktor Utama Respon Keausan pahat
Faktor Kendali
Level
A B C D
- - - -
1 11.446 11.441 10.575 10.978
- - - -
2 10.893 11.082 10.980 11.400
- - - -
3 11.592 11.408 12.376 11.553
Difference -0.698 0.326 0.405 -0.575
Rank 4 2 1 3

Gambar 4.2. Grafik Rasio S/N Faktor Utama Respon Keausan pahat
Walaupun karakteristik kualitasnya adalah semakin kecil semakin baik,tetapi Rasio S/N
didefinisikan sedemikian hingga selalu dapat ditransformasikan karakteristik kualitas menjadi
karakteristik semakin besar,semakin baik (Soejanto,2009) sehingga didapatkan formulasi
A2B2C1D1.

Jurnal Teknika ATW - 44


No. 13/ATW/Maret/2015 ISSN 1693-6329

3.7 Penentuan Level Faktor Optimal Menggunakan Multi Response Signal to Noise Ratio (
MRSN)
Perhitungan Multi Response Signal to Noise Ratio ( MRSN) dilakukan karena kombinasi
level faktor optimal dari variabel respon berbeda satu sama lain respon kekasaran permukaan A2 B1
C2 D2, untuk respon keausan pahat dengan formulasi A2 B2 C1 D1.
Langkah-langkah MRSN Kekasaran permukaan :
1. Menghitung Quality Loss Kekasaran Permukaan
Untuk mencapai kekasaran permukaan yang yang sesuai target pada proses pengerjaan bubut
menggunakan dana sebesar Rp 25.000. Dari hasil pengerjaan bubut di industri diperoleh rata-rata
kekasaran permukaan sebesar 3,185 Berdasarkan seting parameter optimal didapat rata-rata
kekasaran permukaan sebesar 2,549 sehingga selisih yang dihasilkan adalah : 3,185 – 2,549 =
0,636
2. Dengan menggunakan rumus k = L / Δ2 maka koefisien fungsi kerugian didapatkan sebagai
berikut :
k = 25000  61805 , 3
( 0 , 636 ) 2

3. Fungsi perhitungan Loss function untuk Smallerr the better dapat dicari menggunakan rumus:

ni
1 2
Lij  k
ni
y
k 1
ijk

Contoh perhitungan untuk eksperimen pertama respon kekasaran permukaan adalah:


L 11 = 61805,3  1 (2,7232  2,7882  2,7542   469147,324
 
3 
Hasil L maksimum untuk respon kekasaran permukaan adalah 6241975.797
4. Menghitung Normalisasi Quality Loss (Cij)
Lij
C ij =
L*i
Contoh perhitungan untuk eksperimen pertama adalah:
C 11 =
469147,324
 0,703
6241975,797

5. Menghitung Multi Response Signal to Noise Ratio (MRSN)


MRSNj = - 10 log (TNQL j)
Contoh perhitungan untuk eksperimen pertama adalah:
MRSN1= - 10 log (0,751) = 0,396

Hasil respon kekasaran permukaan dan keausan pahat menggunakan karakteristik mutu STB,
sehingga seting parameter multirespon optimal ditentukan berdasarkan nilai MRSN terbesar yaitu
2,636 µm dan 3,964 mgr dengan kombinasi level faktor A1B3C1D1.

3.8 Uji Beda

Tabel 4.13 Perbandingan kondisi awal dan usulan


Kondisi awal Perbaikan
Uji Kekasara Keausan Kekasara Keausan
beda n pahat(mgr n Pahat(mgr)
( µm) ) ( µm)
3,185 6,230 2,636 3,964

Jurnal Teknika ATW - 45


No. 13/ATW/Maret/2015 ISSN 1693-6329

Uji beda dilakukan untuk mengetahui apakah data pada kondisi awal berbeda dengan kondisi
usulan ataukah sama.Pada respon kekasaran permukaan didapat t hitung > ttabel ( 219,290 > 2,78 )
artinya ada perbedaan kekasaran permukaan pada kondisi awal dan pada kondisi usulan hasil
eksperimen.Pada respon keausan pahat t hitung > t tabel ( 1123,878 > 2,78 ) artinya ada perbedaan
keausan pahat pada kondisi awal dan pada kondisi usulan hasil eksperimen.

IV. KESIMPULAN
1. Berdasar analisis dengan metode taguchi didapatkan hasil optimal untuk respon kekasaran
permukaan dengan formulasi A2 B1 C2 D2.
2. Berdasar analisis dengan metode taguchi didapatkan hasil optimal untuk respon keausan pahat
dengan formulasi A2 B2 C1 D1
3. Optimasi dari proses pemesinan bubut terhadap respon kekasaran permukaan dan keausan pahat
berdasarkan seting parameter permesinan yang digunakan, didapat hasil kombinasi faktor terbaik
dengan formulasi A1 B3 C1 D1 dengan komposisi putaran mesin 255 put/menit, laju pemakanan
0,088 mm/rev, kedalaman pemakanan 0,5 mm dan geometri pahat yang digunakan adalah sudut
potong mayor 75o.

V. DAFTAR PUSTAKA

[1] Giyatno 2009, Optimasi Parameter Proses Pemesinan Terhadap Keausan Pahat Dan
Kekasaran Permukaan Benda Hasil Proses CNC Turning Dengan Menggunakan Metode
Taguchi, Tesis, Teknik Mesin, Universitas Diponegoro
[2] Gusri, A.I. 2010, Aplikasi Metoda Taguchi Untuk Mengidentasi Kekasaran Permukaan Dalam
Pembubutan Paduan Titanium. Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin (SNTTM) ke-9
Palembang
[3] Triastuti W., 2009, Metode Taguchi Untuk Optimalisasi Produk Pada Rancangan Faktorial,
Media Statistika, Vol. 2, No. 2, Desember: 81-92.
[4] Rochim, Taufiq,2001. Spesifikasi Metrologi & Kualitas Geometri, Laboratorium Teknik
Produksi dan Metrologi Industri Jurusan Teknik Mesin FTI – ITB.
[5] Rochim, Taufiq,2007. Proses Permesinan: Perkakas dan Sistem Pemerkakasan.
Bandung:Penerbit ITB.
[6] Soejanto,I,2009,Desain Eksperimen Dengan Metode Taguchi,Graha Ilmu,Surabaya
[7] Sudjana ,1991. Desain dan Analisis Eksperimen. Penerbit Tarsito : Bandung.
[8] Sudjana , 2002. Metode Statistika. Penerbit Tarsito : Bandung.
[9] Sugiyono,2009, Metode Penelitian kuantitatif Kualitatif

Jurnal Teknika ATW - 46

Anda mungkin juga menyukai