Oleh :
Sriyanto1),Faisal RM2),Ali Parkhan 3)
1)
Mahasiswa,2)3) Dosen Pascasarjana Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Indonesia,Yogyakarta 2014
ABSTRACT
Metal working processes with Conventional turning is still widely performed using a
cutting tool High Speed Steel type. Spindle speed, feeding, depth of cut and cutting tool
major angle affects the process of turning the results that will affect the value of the surface
roughness also affects the value of the tool flank wear during use.With Taguchi method
optimal results with a surface roughness response A2B1C2D2.formulation, whereas for tool
wear is A2B2C1D1 Because there are two different response variables not the same , we
used the Taguchi method Multirespon MRSN . Optimization with MRSN obtained the
optimal level combination that is A1B3C1D1.with composition rpm of 255 rad / min ,
feeding of rate 0.088mm / rev , depth of cut of 0.5 mm and the geometry used is a major
angle 75o
Keywords : Turning process,Taguchi multirespon,surface roughness, Tool flank wear.
I.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi saat ini mulai pesat khususnya pada bidang permesinan yaitu mesin
bubut. Penggunaan mesin bubut dibutuhkan untuk mengerjakan suatu benda dengan proses
pembubutan rata, alur, radius bahkan pembuatan ulir. Di dalam proses pembubutan benda tersebut
diperlukan alat selain mesin bubut juga digunakan alat penyayat (Cutter). Alat penyayat yang
digunakan ini adalah terbuat dari bahan HSS (High Speed Steel). Pahat HSS biasanya masih bersifat
mentah sehingga pada waktu digunakan harus diasah terlebih dahulu sesuai kebutuhan pada waktu
melakukan pembubutan. Proses pengasahan pahat HSS dilakukan dengan cara manual yaitu
memegang pahat kemudian menggesekkan pada batu gerinda asah. Sudut-sudut pahat HSS dibentuk
dengan cara diasah dengan mesin gerinda pahat (Tools Grinder Machine) (Rochim,2001). Proses
pengasahan ini akan membentuk geometri pahat yang akan digunakan untuk proses pembubutan.
Pada dasarnya umur pahat HSS dapat dioptimalkan, dengan menjaga geometrinya sesuai dengan
karakteristik benda kerja yang digunakan. Geometri pahat yang optimum memberikan proses
pemotongan yang cepat dengan hasil yang halus serta keausan pahat yang minimum.
Untuk mendapatkan kualitas hasil produksi yang optimal penerapan metode Taguchi dalam
penelitian yang bersifat eksperimental merupakan metode yang terbaik yang dapat digunakan karena
metode taguchi dapat menyederhanakan jumlah eksperimen sehingga dapat menekan lamanya waktu
penelitian dan menghemat biaya yang dikeluarkan.
Triastuti, (2009), berpendapat bahwa desain Taguchi parameter adalah satu desain yang
penting karena menawarkan desain yang sederhana dan sistematik untuk mengoptimalkan efisiensi,
kualitas dan biaya. Rasio antara isyarat dan gangguan dan susunan ortogonal adalah faktor penting
dalam desain metoda Taguchi. Rasio antara isyarat dan gangguan mampu mengukur kualitas yang
bergantung kepada variasi, sedangkan susunan ortogonal mampu mengakomodasi beberapa faktor
secara simultan. Tingkat kekasaran dari suatu benda hasil pengerjaan pada mesin-mesin perkakas
merupakan syarat mutlak yang harus diperhitungkan dalam proses produksi untuk dapat
meningkatkan kualitas produknya. Selain itu, diperlukan cara agar mesin perkakas tersebut
menghasilkan produk dengan jumlah banyak dalam waktu singkat, sehingga biaya produksi dapat
ditekan serendah-rendahnya, Giyatno (2009).
II.TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Pengendalian Kualitas
Pengendalian kualitas dapat diartikan sebagai proses pengukuran yang dilakukan selama
perancangan produk atau proses. Aktivitas pengendalian kualitas mencakup dalam setiap fase dari
penelitian dan pengembangan produk, perancangan proses produksi, dan kepuasan konsumen.
2.2 Metode Taguchi
Metode Taguchi diperkenalkan pertama kali oleh Dr Genichi Taguchi pada saat pertemuan
yang diselenggarakan oleh AT & T, sebuah perusahaan telekomunikasi terkemuka di Amerika
Serikat. Dr Genichi Taguchi merupakan seorang konsultan pengendalian kualitas dari Jepang.
Teknik optimasi dengan menggunakan metode Taguchi menggunakan matriks yang disebut matriks
Orthogonal Array untuk menentukan jumlah eksperimen minimal yang dapat memberi informasi
sebanyak mungkin semua faktor yang mempengaruhi parameter. Bagian terpenting dari Orthogonal
Array terletak pada pemilihan kombinasi level dari variabel-variabel input untuk masing-masing
eksperimen (Lestari, 2009).
2.3 Langkah – langkah metode taguchi
1) Menentukan rancangan matriks orthogonal yang digunakan untuk eksperimen .
Metode Taguchi diperkenalkan oleh Dr. Genichi Taguchi (1940). Ada dua komponen pada metode
Taguchi yaitu matriks ortogonal dan rasio S/N. Matriks ortogonal digunakan untuk menentukan
jumlah minimal banyaknya eksperimen.
Pemilihan matriks ortogonal yang akan digunakan didasarkan pada jumlah derajat kebebasan.
Penentuan derajat bebas dilakukan berdasarkan pada:
a. Jumlah faktor yang diamati.
b. Jumlah level dari faktor yang diamati.
c. Interaksi percobaan yang diinginkan.
Pada penelitian ini digunakan matriks ortogonal L9(3 4) yang memiliki 4 kolom dan 9 baris yang
dapat digunakan untuk 4 parameter yang masing-masing memiliki 3 level.
Tabel 2.1 Orthogonal array L9
Faktor
EKSP
A B C D
1 1 1 1 1
2 1 2 2 2
3 1 3 3 3
4 2 1 2 3
5 2 2 3 1
6 2 3 1 2
7 3 1 3 2
8 3 2 1 3
9 3 3 2 1
Sumber : Soejanto ,2009
2) Menghitung rasio S/N sesuai dengan karakteristik kualitas dari setiap respon
Berikut ini adalah persamaan-persamaan untuk menghitung rasio S/N.
Menurut Soejanto (2009) Ada beberapa jenis Rasio S/N, yaitu:
a. Smaller-the-Better (STB)
Karakteristik kualitas dimana semakin rendah nilainya, maka kualitas semakin baik.
Contohnya dalam mencari kekasaran permukaan dan keausan pahat optimum proses pemesinan,
dimana semakin kecil kekasaran permukaan semakin baik permukaanya contoh lain adalah keausan
pahat.
Nilai Rasio S/N untuk jenis karakteristik STB Taguchi memperkenalkan pendekatan
n
SNRSTB 10 Log 1 yi 2 .. (1)
n
i n
dengan :
n = jumlah tes di dalam percobaan (trial).
yi = nilai respon dari tiap replikasi.
b. Larger-the-Better (LTB)
Karakteristik kualitas dimana semakin besar nilainya, maka kualitas semakin baik.
Contohnya adalah kekuatan material, efisiensi bahan bakar dan lain-lain. Nilai Rasio S/N untuk jenis
LTB adalah
n
SNR LTB 10 Log 1 1........(2)
2
n
in yi
c. Nominal-the-Best (NTB)
Karakteristik kualitas dimana ditetapkan suatu nilai nominal tertentu, jika nilainya semakin
mendekati nilai nominal tertentu tersebut maka kualitasnya semakin baik, contohnya ukuran produk
dimana semakin mendekati ukuran nominal yang ditetapkan kualitasnya semakin baik.
2
SNR NTB 10 log 2 ............(3)
3. Analisis hasil eksperimen.Dalam menganalisa hasil eksperimen dari Taguchi ini juga
menggunakan metode ANOVA, yaitu perhitungan jumlah kuadrat total, jumlah kuadrat terhadap
rata-rata, jumlah kuadrat faktor, dan jumlah kuadrat error.
Warga Surakarta. Proses yang dilakukan adalah pembubutan sampel benda kerja dengan
menggunakan mesin bubut. Pengujian kekasaran permukaan benda kerja yang sudah dibubut dan
keausan pahat dilakukan di Laboratorim Teknik Bahan Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta.
3.2 Alat dan bahan
1) Alat- alat yang digunakan didalam penelitian ini meliputi :
:
1.Mesin : alat yang berfungsi untuk proses pemesinan pemakanan pada bahan.
bubut Mesin bubut merk KRISBOW KW2400038
2. Pahat HSS : alat yang berfungsi untuk memotong benda kerja.Pahat HSS merk JCK .
ukuran ½ x ½ x 6.
3. Mesin Gerinda : alat yang digunakan untuk memutar batu gerinda asah. mesin gerinda
merk Daiwa MD3220A
4. Batu asah : alat yang digunakan untuk mengasah pahat HSS. Batu asah merk Northen
Germany QU5VBF yang digunakan untuk mengasah pahat HSS.
Rancangan Penelitian
Y T
Data Normal
Y
T
Data Homogen
Perhitungan ANOVA
Perhitungan Rasio S/N
Perhitungan efek tiap Faktor
Menentukan kondisi optimal tiap faktor
Y
Apakah Kondisi tiap
respon Optimal sama?
MRSN
T
Apakah Kondisi Optimal Uji Konfirmasi
sudah diujikan?
Uji Beda
Kesimpulan
Selesai
Faktor Kendali
Level
A B C D
1 -9.122 -8.793 -8.914 -9.162
2 -8.896 -9.431 -8.882 -8.791
3 -9.214 -9.008 -9.437 -9.279
Difference -0.318 -0.423 -0.032 -0.116
Rank 3 4 1 2
Gambar 4.1 Grafik Rasio S/N Faktor Utama Respon Kekasaran permukaan
Walaupun karakteristik kualitasnya adalah semakin kecil, semakin baik,tetapi Rasio S/N
didefinisikan sedemikian hingga selalu dapat ditransformasikan karakteristik
kualitamenjadikarakteristik semakin besar,semakin baik (Soejanto,2009) sehingga didapatkan
formulasiA2B1C2 D2.
Tabel 4.12 Efek Nilai Rasio S/N Tiap Faktor Utama Respon Keausan pahat
Faktor Kendali
Level
A B C D
- - - -
1 11.446 11.441 10.575 10.978
- - - -
2 10.893 11.082 10.980 11.400
- - - -
3 11.592 11.408 12.376 11.553
Difference -0.698 0.326 0.405 -0.575
Rank 4 2 1 3
Gambar 4.2. Grafik Rasio S/N Faktor Utama Respon Keausan pahat
Walaupun karakteristik kualitasnya adalah semakin kecil semakin baik,tetapi Rasio S/N
didefinisikan sedemikian hingga selalu dapat ditransformasikan karakteristik kualitas menjadi
karakteristik semakin besar,semakin baik (Soejanto,2009) sehingga didapatkan formulasi
A2B2C1D1.
3.7 Penentuan Level Faktor Optimal Menggunakan Multi Response Signal to Noise Ratio (
MRSN)
Perhitungan Multi Response Signal to Noise Ratio ( MRSN) dilakukan karena kombinasi
level faktor optimal dari variabel respon berbeda satu sama lain respon kekasaran permukaan A2 B1
C2 D2, untuk respon keausan pahat dengan formulasi A2 B2 C1 D1.
Langkah-langkah MRSN Kekasaran permukaan :
1. Menghitung Quality Loss Kekasaran Permukaan
Untuk mencapai kekasaran permukaan yang yang sesuai target pada proses pengerjaan bubut
menggunakan dana sebesar Rp 25.000. Dari hasil pengerjaan bubut di industri diperoleh rata-rata
kekasaran permukaan sebesar 3,185 Berdasarkan seting parameter optimal didapat rata-rata
kekasaran permukaan sebesar 2,549 sehingga selisih yang dihasilkan adalah : 3,185 – 2,549 =
0,636
2. Dengan menggunakan rumus k = L / Δ2 maka koefisien fungsi kerugian didapatkan sebagai
berikut :
k = 25000 61805 , 3
( 0 , 636 ) 2
3. Fungsi perhitungan Loss function untuk Smallerr the better dapat dicari menggunakan rumus:
ni
1 2
Lij k
ni
y
k 1
ijk
Hasil respon kekasaran permukaan dan keausan pahat menggunakan karakteristik mutu STB,
sehingga seting parameter multirespon optimal ditentukan berdasarkan nilai MRSN terbesar yaitu
2,636 µm dan 3,964 mgr dengan kombinasi level faktor A1B3C1D1.
Uji beda dilakukan untuk mengetahui apakah data pada kondisi awal berbeda dengan kondisi
usulan ataukah sama.Pada respon kekasaran permukaan didapat t hitung > ttabel ( 219,290 > 2,78 )
artinya ada perbedaan kekasaran permukaan pada kondisi awal dan pada kondisi usulan hasil
eksperimen.Pada respon keausan pahat t hitung > t tabel ( 1123,878 > 2,78 ) artinya ada perbedaan
keausan pahat pada kondisi awal dan pada kondisi usulan hasil eksperimen.
IV. KESIMPULAN
1. Berdasar analisis dengan metode taguchi didapatkan hasil optimal untuk respon kekasaran
permukaan dengan formulasi A2 B1 C2 D2.
2. Berdasar analisis dengan metode taguchi didapatkan hasil optimal untuk respon keausan pahat
dengan formulasi A2 B2 C1 D1
3. Optimasi dari proses pemesinan bubut terhadap respon kekasaran permukaan dan keausan pahat
berdasarkan seting parameter permesinan yang digunakan, didapat hasil kombinasi faktor terbaik
dengan formulasi A1 B3 C1 D1 dengan komposisi putaran mesin 255 put/menit, laju pemakanan
0,088 mm/rev, kedalaman pemakanan 0,5 mm dan geometri pahat yang digunakan adalah sudut
potong mayor 75o.
V. DAFTAR PUSTAKA
[1] Giyatno 2009, Optimasi Parameter Proses Pemesinan Terhadap Keausan Pahat Dan
Kekasaran Permukaan Benda Hasil Proses CNC Turning Dengan Menggunakan Metode
Taguchi, Tesis, Teknik Mesin, Universitas Diponegoro
[2] Gusri, A.I. 2010, Aplikasi Metoda Taguchi Untuk Mengidentasi Kekasaran Permukaan Dalam
Pembubutan Paduan Titanium. Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin (SNTTM) ke-9
Palembang
[3] Triastuti W., 2009, Metode Taguchi Untuk Optimalisasi Produk Pada Rancangan Faktorial,
Media Statistika, Vol. 2, No. 2, Desember: 81-92.
[4] Rochim, Taufiq,2001. Spesifikasi Metrologi & Kualitas Geometri, Laboratorium Teknik
Produksi dan Metrologi Industri Jurusan Teknik Mesin FTI – ITB.
[5] Rochim, Taufiq,2007. Proses Permesinan: Perkakas dan Sistem Pemerkakasan.
Bandung:Penerbit ITB.
[6] Soejanto,I,2009,Desain Eksperimen Dengan Metode Taguchi,Graha Ilmu,Surabaya
[7] Sudjana ,1991. Desain dan Analisis Eksperimen. Penerbit Tarsito : Bandung.
[8] Sudjana , 2002. Metode Statistika. Penerbit Tarsito : Bandung.
[9] Sugiyono,2009, Metode Penelitian kuantitatif Kualitatif