Anda di halaman 1dari 100

Fisiologi

Lailia Fatkul Janah, S.Si.T, MKM

1
Persalinan/ partus
Suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup
dari dalam uterus melalui vagina atau abdomen ke dunia luar
Inpartu Sedang mengalami proses persalinan

Persalinan Normal
Bayi lahir presentasi belakang kepala, tanpa memakai alat
atau pertolongan istimewa, tidak melukai ibu dan bayi,
berlangsung dalam waktu <24 jam

Persalinan Abnormal
Bayi lahir pervaginam dengan bantuan ekstraksi cunam,
ekstraksi vakum, versi & ekstraksi, dekapitasi, embriotomi
atau dilahirkan perabdominam (seksio sesarea)
2
Status Obstetrik
Gravida Sedang dalam keadaan hamil
Para Pernah melahirkan bayi yang dapat hidup (viabel)
Penghentian kehamilan sebelum janin viabel
Abortus (usia 28 minggu atau berat janin < 500 gram)
Hidup Jumlah anak yang sekarang masih hidup

G1 P 0 A 0 Sedang hamil pertama


G2 P 1 A 0 Sedang hamil ke dua, pernah bersalin 1x
G 4 P 2 A 1 H 0 Sedang hamil ke empat, pernah bersalin 2x, pernah
keguguran/KET 1x, saat ini anak hidup 0
G2 P 1 A 0 H2 Sedang hamil kedua, pernah bersalin 1x gemelli, saat ini
anak hidup 2
P 1 A0 Pernah bersalin 1x
P 0 A1 Pernah keguguran/ KET 1x
3
Pencetus proses persalinan
Menurunnya fungsi plasenta
Kadar Estrogen dan Progesteron berkurang
Nutrisi plasenta berkurang

Tekanan pada ganglion servikalis


di pleksus Frankenhauser

Iskemia otot uterus

4
Teori penyebab persalinan
Rangsangan oksitosin
Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah, timbul kontraksi otot
rahim
Pengaruh kortisol janin
Hipofisis & kelenjar suprarenal janin juga memegang peranan. Pada
janin anensefalus proses persalinan lebih lama
Pengeluaran prostaglandin
Penelitian menunjukkan Prostaglandin F2/E2 intravena, intra dan
ekstra-amnial menimbulkan kontraksi myometrium pada setiap umur
kehamilan.
Pada bumil sebelum melahirkan atau selama persalinan, kadar
prostaglandin tinggi pada air ketuban & darah perifer
Peregangan otot uterus
Penurunan kadar progesteron
5
Efek kontraksi otot polos uterus
Terjadi tekanan yang merata, makin lama makin kuat,
dominansi di daerah fundus
Terjadi penipisan dan pembukaan serviks
Mendorong janin ke arah vagina

6
Penipisan dan pembukaan serviks
Primipara Multipara

Penipisan dilanjutkan Penipisan bersamaan dengan


pembukaan pembukaan 7
His
Kontraksi uterus yang RITMIS dan TERATUR
selama proses persalinan
Ada fase Kontraksi, dan Relaksasi
Frekuensi makin sering Simetris kanan-kiri
Durasi makin lama Merata
Amplitudo makin kuat Dominansi fundus

Normal

8
His
Awal Kala I Akhir Kala I
Frekuensi 3-4x/ 10 mnt Frekuensi 3-4x/ 10 mnt
Lama 20-30 detik Lama 60-90 detik
Amplitudo 40 mmHg Amplitudo 60 mmHg

Kala II
Frekuensi 3-4x/ 10 mnt
Amplitudo 60 mmHg
Tenaga meneran:
kontraksi diafragma &
otot dinding abdomen
Kala III
Frekuensi berkurang
Amplitudo 60-80 mmHg
Aktifitas uterus menurun
9
Faktor yang berperanan
Power Passage Passenger
Kekuatan his Jalan lahir keras Ukuran janin
Kekuatan mengejan Jalan lahir lunak Posisi janin

Gejala persalinan Tanda persalinan


Lightening His
Polakisuri (sering kencing) Nyeri melingkar
Teratur
Serviks matang Makin lama makin sering
His palsu Dibawa berjalan semakin kuat
3-4 mgg sebelum persalinan Serviks mendatar danmembuka
Nyeri di perut bawah Bloody show
Tidak teratur
Pendek Ketuban pecah
Tidak berpengaruh pada serviks
10
Kala dalam persalinan
Kala I Kala pembukaan
Serviks membuka sampai diameter 10 cm
Kala II Kala pengeluaran
Mulai pembukaan lengkap sampai Bayi dilahirkan
Kala III Kala uri
Plasenta terlepas dan dilahirkan

Kala IV Mulai dari plasenta lahir sampai 2 jam


sesudahnya

11
Gerakan utama janin pada
saat proses persalinan
1. Masuk pintu atas panggul
2. Turun ke ronga panggul
3. Fleksi
4. Putaran paksi dalam
(rotasi interna)
5. Ekstensi
6. Putaran paksi luar (rotasi
eksterna)
7. Expulsi

12
13
Kala I
Yang perlu diperhatikan
Beri dukungan dan dengar keluhan ibu
Pantau tanda-tanda vital (TD, N, S, RR)
Gunakan partograf untuk memantau :
DJJ
Kontraksi
Pembukaan serviks
Penurunan kepala
Cairan amnion

14
Kala I
Pimpinan persalinan
Lakukan Pemeriksaan Dalam untuk mengetahui:
 Dinding vagina adakah bagian yang
menyempit.
 Serviks, keadaan & pembukaannya
 Kapasitas panggung
 Penghalang / tumor jalan lahir
 Presentasi janin
 Turunnya bagian terendah janin dalam
rongga panggul
 Imbangan antara besar kepala & panggul
 Penentuan kala persalinan
15
Kala II
Yang perlu diperhatikan
Mengenali tanda dan gejala Kala II
Menyiapkan pertolongan persalinan
Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin
baik
Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu
proses bimbingan meneran
Mempersiapkan pertolongan kelahiran bayi
Membantu lahirnya kepala
Membantu lahirnya bahu
Membantu lahirnya badan dan tungkai

16
Kala II
Pimpinan persalinan
Bila ketuban belum pecah, dipecahkan
Dipimpin meneran
 Dalam posisi terlentang, dengan tangan
merangkul lipat paha.
 Dalam posisi miring
Episiotomi pada primigravida atau multipara dengan
perineum kaku
Setelah bayi lahir, tali pusat dijepit & dipotong
Kandung kemih dikosongkan

17
Kala II
Pimpinan persalinan
Episiotomi (insisi perineum
dengan gunting)
Episiotomi mediana
 Insisi pada garis tengah
Episiotomi mediolateral
 Insisi pada garis tengah
diperluas ke lateral
Episiotomi lateralis
 Insisi miring terhadap
garis tengah perineum

18
Kala III
Yang perlu diperhatikan
Pemberian oksitosin
Klem, potong dan ikat tali pusat
Tempatkan bayi untuk melakukan kontak kulit ke ibu
Amati kontraksi uterus
Keutuhan dan bentuk plasenta
Menilai perdarahan

19
Kala III
Pimpinan persalinan
Manajemen aktif kala III (MAK III)
Oksitosin
Peregangan tali pusat terkendali
Masase uterus

20
Kala IV
Yang perlu diperhatikan
Pengawasan tinggi fundus uteri/ involusi uterus
Pengawasan perdarahan dari vagina
Pengawasan konsistensi/ kontraksi rahim
Pengawasan keadaan umum ibu

21
Kala IV
Pimpinan persalinan
Pastikan kontraksi uterus baik
Inisiasi Menyusu Dini
Perawatan bayi (Pemberian Vit. K, salep mata,
timbang, ukur, pemberian identitas dan penilaian
cacat)
Pemberian imunisasi hepatitis B
Pemantauan kontraksi uterus dan pencegahan
perdarahan pervaginam
Evaluasi keadaan umum
Pembersihan alat
Melengkapi partograf
22
NIFAS/ PUERPERIUM
Masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk
pulihnya kembali alat kandungan, lamanya 6 minggu

Perubahan yang terjadi


1. Involusi rahim
2. Involusi tempat insersi plasenta
3. Perubahan pembuluh darah rahim
4. Perubahan serviks
5. Perubahan saluran kencing
6. Perubahan dinding perut

23
1. Involusi rahim
Bertahap dalam 42 hari
Berat uterus 1.000 gram menjadi 50 gram
Terjadi proses otolisis, nekrosis, epitelisasi. Hasilnya
berupa Lokia

2. Involusi tempat insersi plasenta


Ukuran dari sebesar telapak tangan menjadi 3–4 cm
kemudian menjadi 1–2 cm
Tidak meninggalkan jaringan parut

24
3. Perubahan pembuluh darah rahim
Pembuluh darah besar mengecil, diganti pembuluh
darah yang lebih kecil

4. Perubahan serviks dan vagina


Ostium uteri menyempit
Robekan serviks menyembuh
Rugae pada vagina terbentuk kembali

25
5. Perubahan saluran kemih
Edema & hiperemi dinding kandung kencing
Edema trigonum dapat menimbulkan retensio urin
Sensitivitas berkurang, menimbulkan residual urin
berpotensi terjadinya infeksi

6. Perubahan dinding perut


Dinding perut yang longgar, akan pulih dalam 6
minggu

26
Perlu diperhatikan pada masa nifas
1. Suhu tubuh
2. Lokia
3. Produksi urin
4. Laboratorium darah
5. Penurunan berat badan

27
1. Demam (>38 0C)
Fisiologis: terjadi dalam 24 jam pertama
Patologis: terjadi 2-10 hari postpartum

2. Lokia
Sekret vagina, berisi: eritrosit, potongan desidua, epitel &
bakteri

3. Urine
Hari ke 2-5, terjadi poliuria
Minggu I, bila reduksi (+) (laktosa ASI)
Bila terjadi Partus lama, akan terjadi asetonuria (kelaparan)
4. Darah
5. Berat badan
28
1. Demam (>38 0C)
2. Lokia
3. Urine
4. Darah
Leukositosis (s.d 30.000/mm3) selama & sesudah persalinan
Trombositosis
Akhir minggu pertama kembali normal

5. Berat badan
6 minggu postpartum → mencapai BB sebelum hamil
Penurunan BB 2,5 kg (diuresis)

29
Perawatan masa nifas
1. Ambulasi dini
2. Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein
3. Suhu
4. Miksi
Setelah 8 jam diuresis tidak ada, hati-hati retensio urin
5. Defekasi
Sulit BAB karena ibu takut mengedan
6. Puting susu
Sebelum/sesudah menyusui dibersihkan
7. Higiene vulva
30
Lama perawatan masa nifas
Bila tidak ada komplikasi 2 hari boleh pulang
Seksio sesarea tanpa komplikasi 3-4 hari boleh pulang
Memberi penjelasan agar kembali bila demam,
perdarahan, edema kaki

31
Ambulasi dini
Ibu dibimbing untuk berjalan dalam 6 jam post partum
Keuntungan
Penderita merasa lebih sehat
Fungsi faal usus + kandung kencing baik
Ibu lebih memungkinkan merawat anaknya
Lebih hemat
Kontra indikasi
Anemia
Penyakit jantung
Demam

32
Kunjungan Masa Nifas

Program dan kebijakan teknis

Frekuensi Kunjungan masa nifas :


1. 6 jam – 3 hari setelah persalinan
2. 4 – 28 hari setelah plasenta lahir
3. 29 – 42 hari setelah persalinan
Asuhan pada masa nifas
 Mobilisasi Dini
 Nutrisi
 Ambulasi
 Eliminasi
 Istirahat
 Kebersihan diri / Personal Hygiene
 Sexual/ senggama
 Keluarga Berencana
 Latihan / Senam nifas
Hal-hal yang dipantau pada masa nifas

1. TTV
2. Lochea
3. Luka perineum
4. Kont-Ut
5. Fungsi Berkemih
6. Fungsi sal Cerna
7. Tanda Bahaya
8. Pemberian ASI
9. Emosi
10. Dukungan Keluarga
CONTRACEPTION TECHNOLOGY
UPDATE ( CTU )
Definisi konseling
Konseling adalah:
Proses pertukaran informasi
dan interaksi positif antara
klien-petugas untuk membantu
klien mengenali kebutuhannya,
memilih solusi terbaik dan
membuat keputusan yang
paling sesuai dengan kondisi
yang sedang dihadapi
Metode Kontrasepsi
• MAL
• KBA
• Senggama terputus
• Metode barier
• Kontrasepsi Kombinasi
• Kontrasepsi Progestin
• AKDR
• Kontap
Kontrasepsi Suntik
EFEK SAMPING

Amenorhoe

Perdarahan Irreguler

Kenaikan BB

Perut kembung dan tidak


nyaman

Perdarahan banyak dan


berkepanjangan

Sefalgia
Implant

42
Kontasepsi Implant
 Implan mengandung progestin (Levonorgestrel/etonogestrel).
Progestin ditempatkan dalam kapsul 1 atau 2 batang yang di
pasang pada lapisan bawah kulit dibagian medial lengan atas
dg jangka 3 tahun.
 Mekanisme utamanya adalah menebalkan mukus serviks
sehingga tidak dapat dilewati oleh sperma, menekan FSH dan
LH sehingga menyebabkan supressi ovulasi.

Source: WHO 1996.


43
ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM
(AKDR)

44
Jenis-Jenis AKDR Penguat Kontrasepsi

Copper-releasing: Progestin-releasing:
 Copper T 380A  Progestasert
 Nova T  LevoNova (LNG-20)
 Multiload 375  Mirena

Seminar Nasional Pharmaceutical Care of Obstetric and Gynecology Therapy HISFARSI 2014 45
IUD Tembaga: Cara Kerja
• Mencegah terjadinya fertilitas

Mengganggu proses
reproduksi sebelum
Menurunkan motilitas sel telur mencapai
sperma melalui kavum kavum uteri
uteri

Merubah
Mengentalkan garis/jalur
lendir atau mukus endometrial
serviks

46
AKDR Sesuai Untuk:

Wanita usia reproduksi yang:


Ingin kontrasepsi efektifitas dan jangka panjang
Sedang memberikan ASI
Pasca persalinan dan tidak memberikan ASI
Pasca keguguran
Risiko rendah terhadap PMS
Pelupa/tidak ingat untuk minum pil setiap hari
Tidak suka/tidak boleh pakai kontrasepsi hormon
Membutuhkan kontrasepsi darurat

47
48
ASUHAN BAYI
BARU LAHIR
Tujuan pembelajaran
1. Memahami pengkajian fisik bayi baru lahir

2. Memahami penampilan dan perilaku bayi baru lahir

3. Memahami asuhan segera bayi baru lahir


A. PENCEGAHAN KEHILANGAN PANAS

Pengaturan suhu tubuh


• pada BBL belum berfungsi sempurna.
Mudah terkena hipotermia mudah sakit
• berat dan bahkan kematian
Hipotermia mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya
dalam keadaan basah atau tidak segera dikeringan
dan diselimuti walaupun berada dalam ruangan
yang relatif hangat.
Memandikan bayi minimal 6 jam
• atau jika keadaan bayi sudah stabil
Mekanisme Kehilangan Panas Pada
Bayi

• Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi


ditempatkan dekat benda- benda yang mempunyai suhu
lebih rendah dari suhu tubuh bayi
• Konveksi adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat
bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin.
• Konduksi adalah kehilangan panas tubuh bayi melalui
kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan
dingin.
• Evaporasi adalah kehilangan panas karena penguapan
cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh
bayi sendiri. Karena setelah lahir tubuh bayi tidak segera
dikeringkan.
B. PRINSIP
 Pemeriksaan dilakukan dalam keadaan
bayi tenang ( tidak menangis )
 Pemeriksaan tidak harus berurutan,
dahulukan menilai pernapasan dan
tarikan dinding dada kedalam, denyut
jantung serta perut

C. WAKTU PEMERIKSAAN BBL


 Setelah lahir saat bayi stabil ( sebelum 6
jam )
 Pada usia 6-48 jam ( kujungan neonatal 1 )
 Pada usia 3-7 hari ( kujungan neonatal 2 )
 Pada usia 8-28 hari ( kujungan neonatal 3 )
D. Pemotongan Tali Pusat dan
Perawatan
Klem, potong dan ikat tali pusat, 2 menit pasca bayi lahir
Jangan membungkus puntung tali pusat atau
mengoleskan cairan atau bahan lainnya ke putung tali
pusat

Nasihat pada keluarga


Lipat popok dibawah puntung tali pusat
Luka tali pusat tetap kering dan bersih
Perhatikan tanda-tanda infeksi tali pusat
Tali pusat : - kemerahan pada kulit sekitar tali pusat
- tampak nanah atau berbau
E. Inisiasi menyusu dini ( IMD )
•Sebagian besar bayi akan berhasil menemukan puting susu ibu dalam
waktu 30-60 menit  biarkan selama 1 jam
F. PENCEGAHAN PENDARAHAN
 Sistem pembekuan darah pada BBL belum sempurna
 Tidak tergantung usia kehamilan dan BB pada saat lahir
 Vit K1 ( phytomenadion ) sebanyak 1 mg dosis tunggal IM
 Suntikan didahulukan setelah IMD sebelum pmberian imunisasi
Hepatitis B
 Ampul yang sudah dibuka tidak boleh disimpan untuk
digunakan lagi.
G. PEMBERIAN SALEP MATA
 Dianjurkan menggunakan salep mata antibiotik tetrasikin1%

H. PEMBERIAN IMUNISASI
 Imunisasi harus diberikan pada bayi umur 0-24 jam
 Terinfeksi pada bayi baru lahir risiko menjadi carrier 90%
 Penularan pada saat lahir hampir seluruhnya berlanjut menjadi sirosis hati
dan kanker hati
 Hbo melindungi  75 % dari penularan hepatitis B.

I. PEMBERIAN IDENTITAS

UU No.23 h 2002 tentang perlindungan anak setiap anak berhak atas


identitas diri
Gelang pengenal
Cap telapak kaki bayi pada RM
Peran perawat dalam
Penatalaksanaan BBL
• Melakukan Komunikasi Interpesonal

• Pengkajian Data Ibu dan BBL

• Memastikan Bayi memiliki Tanda pengenal (RS)

• Melakukan pemeriksaan Fisik

• Melakukan Pencegahan Perdarahan (Vit K)

• Dokumentasi
Pengkajian Fisik Bayi Baru Lahir
Pengkajian pada bayi baru lahir antara lain:

• Riwayat : persalinan dan neonatal

• Tanda-tanda vital

• Keadaan umum : kepala, badan dan ekstremitas,


tonus otot dan aktifitas, warna kulit dan bibir, serta
tangisan bayi
Hal-hal Penting
Pada Pemeriksaan Bayi Baru Lahir
 Gunakan tempat yang hangat dan bersih untuk pemeriksaan

 Cuci tangan

 Bersikap lembut pada waktu memeriksa bayi

 Lihat, dengar dan rasakan tiap-tiap daerah pemeriksaan

 Jika ditemukan factor risiko atau masalah, carilah bantuan lebih lanjut

• Formulir MTBM Tatalaksana bayi muda

 Rekam hasil setiap pemeriksaan dan tindakan


Penampilan dan Perilaku
Bayi Baru Lahir
Penampilan BBL
Ukuran :
• Menimbang berat badan bayi : berat rata-rata bayi
2500-4000 gram
• Mengukur lingkar kepala :
rata-rata 35 cm ( 32-36 cm dari occiput ke frontal )
• Mengukur panjang bayi : panjang rata-rata bayi 48-
51 cm
• Mengukur lingkar lengan
Pengukuran Lingkar Kepala

61
VERNIX CASEOSA

Cairan keputih-putihan,
keabu-abuan, kekuning-
kuningan, berminyak dan
berlendir.
Fungsi : melindungi suhu
tubuh bayi

62
62
Ubun-
ubun
Ukuran variasi, tidak ada standar.
Merupakan titik lembut pada bagian
atas kepala bayi di tempat tulang
tengkorak yang belum sepenuhnya
bertemu.
Tulang tengkorak baru menyatu :
dua tahun.

Bentuk kepala : diameter kepala bayi mengecil karena tulang


kepala tergencet panggul dan saling bertindih.
Molase (alamiah) : kepala akan kembali normal 24-48 jam
setelah lahir.
Molase  tergantung lamanya persalinan.
CAPUT SUCCEDANEUM

Edema melalui salah satu tulang


tengkorak, teraba lembut dan
lunak, batasan tidak jelas, berisi
cairan, menghilang dalam 2-3 hari

64
Cephalhematoma

Benjolan tampak
tegas tidak melalpaui
tulang tengkorak,
teraba mula-mula
keras  lunak,
menghilang beberapa
minggu.

65
NORMAL EYE
• Kebanyakan bayi lahir dengan mata agak cembung akibat tekanan
alamiah selama persalinan  mengempis setelah beberapa hari adakah
perdarahan subconyunctiva, katarak kongenital.

Kebanyakan bayi lahir dengan mata agak cembung akibat tekanan alamiah selama
persalinan  mengempis setelah beberapa hari
 adakah perdarahan subconyunctiva, katarak kongenital.
Subconjunctival Hemorrhage

CONGENITAL GLAUCOMA

67
67
CONGENITAL CATARACTS
NORMAL EARS

simetris letak dengan mata & kepala,


69
tidaknya gangguan pada pendengaran.
Dislocated Nasal Septum

70
Cleft Palate

Periksa adanya labioskizis, labiopalatosizis, labiopato


genatosizis.

71
EPSTEIN PEARLS & CHEEKS

Cleft Lip

72
72
Normal Tongue Ankyloglossia

73
Ankyloglossia

IRREGULAR EDGES WITH


NATAL TEETH

74
Natal
Tooth

75
Neck

Periksa adanya pembesaran kelenjar tyroid dan


kelenjar lymphe. 76
Dada :
Apakah cekung ,cembung/dada burung , tidak semetris Bahu :
Simetris, gerakan normal, kaji adakah fraktur klavikula

Abdomen : Cylindrical in Shape


bentuk, penonjolan sekitar
tali pusat pada saat
menangis dan lembek pada
saat tidak menangis,
perdarahan tali pusat.
Normal
Umbilical Cord
Bluish white at MECONIUM STAINED
birth with 2 UMBILICAL CORD
arteries & one
vein.
Female
FEMALE GENITALIA CONT.
genitalia

Labia & Clitoris biasanya edematous.


Vernix caseosa is diantara kedua labia
79
79
Female genitalia, normal with vaginal discharge
Normal Male genitalia

o Lubang Urethral
terletak di ujung glans
pens.
o Testes terpalpasi pada
setiap scrotum.
o Scrotum is usually
pigmented, pendulous
& covered with rugae.

80
Club Feet
COMMON FEET
ABNORMALITIES
Ektremitas :
Kesimetrisan ka & ki, ves vhagus
(bentuk 0) ves vharus (x), jumlah
jari (sindaktili, polidaktili) pada kaki
dan tangan
Anus :
Periksa lubang anus, mengeluarkan
mekonium
3. Kelainan kongenital
Lanjutan ....
Lanjutan ....
Lanjutan
....
Refleks
 Gerakan naluriah untuk melindungi bayi.

 Refleks pada 24-36 jam pertama setelah lahir :

REFLEKS GLABELLAR
Ketuk daerah
pangkal hidung
secara pelan dengan
menggunakan jari
telunjuk.
Bayi akan mengedipkan
mata pada 4 sampai 5
ketukan pertama.
Refleks Hisap
• Benda menyentuh bibir
 disertai refleks menelan.
• Tekanan pada mulut bayi pada langit
bagian dalam gusi atas timbul isapan
yang kuat dan cepat.
• Dilihat pada waktu bayi menyusu.

REFLEKS MENCARI (ROOTING)


Bayi menoleh ke arah benda yang
menyentuh pipi.
Misalnya : mengusap pipi bayi dengan
lembut  bayi menolehkan
kepalanya ke arah jari kita dan
membuka mulutnya
Refleks Moro
• Timbulnya pergerakan tangan
yang simetris apabila kepala
tiba-tiba digerakkan atau
dikejutkan dengan cara
bertepuk tangan.
• Fungsi : menguji kondisi umum
bayi serta kenormalan system
saraf pusatnya

REFLEKS BABINSKY
Gores telapak kaki , dimulai dari tumit, gores
sisi lateral telapak kaki ke arah atas
kemudian gerakkan jari sepanjang telapak
kaki. Bayi akan menunjukkan respon
berupa semua jari kaki hyperfleksi dengan
ibu jari dorsifleksi
Refleks Berjalan
 Bayi menggerak-gerakkan tungkainya dalam
suatu gerakan berjalan atau melangkah jika
diberikan dengan cara memegang lengannya
sedangkan kakinya dibiarkan menyentuh
permukaan yang keras
Refleks merangkak
Jika ditengkurapkan, karena tungkainya
masih bergulung.
Refleks muntah
 Refleks yang langsung muncul jika terlalu
banyak cairan
yang tertelan. Lendir atau mukus akan
dikeluarkan untuk membersihkan saluran
nafas.
Menunjukkan fungsi neurology
glosofaringeal dan syaraf fagus normal
Refleks mengeluarkan lidah
Apabila diletakkan benda-benda di dalam
mulut, yang sering dikira bayi menolak
makanan atau minuman
Lanjutan…….

Tidur
• Bayi cukup bulan : sebagian besar
waktu untuk tidur (60%)
Kesiagaan-penglihatan dan
pendengaran.
• BBL dapat melihat dan fokus
hanya dengan jarak pandang 20-
25 cm dari wajahnya
3. Asuhan keperawatan Segera pada
BBL Normal
 Tempatkan bayi dalam kontak kulit- ke kulit pada
perut ibu (IMD)
 Periksa perdarahan dari tali pusat setiap 15
menit.
 Periksa pernapasan dan warna kulit setiap 5
menit
 Lakukan penilaian umum bayi setelah 5 menit
menggunakan Apgar Score
 Pastikan ruangan hangat untuk mencegah
hipotermia
 Pertahankan suhu bayi, periksa
kehangatan dengan merasakan kaki bayi
setiap 15 menit sekali
 Periksa bayi dari kepala sampai kaki
secara lengkap
 Timbang bayi segera setelah lahir
 Beri vitamin K 1 mg IM
 Bungkus bayi dengan pakain yg hangat
 Tempatkan semua barang sekali pakai,
rendam instrumen dilarutan klorin 0,5%
selama 10 menit
 Cuci tangan dengan sabun di air mengalir dan
keringkan dengan handuk bersih dan kering
 Pastikan bayi disusui dalam waktu satu jam
setelah lahir
 Pastikan Ibu menyusui dengan ASI ekslusif
 Periksa bahwa bayi BAB mekonium dalam 24 jam
pertama
 Ukur lingkar kepala (occipito-frontal)dan PB 24
jam setelah lahir
 Catat semua temuan secara akurat pada catatan
ibu dan bayi
 Anjurkan anggota keluarga untuk memandikan
bayi setelah 24 jam setelah lahir
RENCANA ASUHAN
BAYI 2 – 6 HARI
 Minum.
 BAB.
 BAK.
 Tidur.
 Kebersihan kulit.
 Keamanan.
 Tanda – tanda bahaya.
 Penyuluhan sebelum bayi pulang
Lanjutan……

• Tinja / kemih  tidak berkemih dalam 24 jam, tinja


lembek, sering, hijau tua, ada lender atau darah pada
tinja.
• Aktivitas  menggigil atau tangis tidak biasa, sangat
mudah tersinggung, lemas, terlalu mengantuk, lunglai,
kejang, kejang halus, tidak bisa tenang, menangis
terus menerus.

Cari pertolongan medis SEGERA jika timbul hal diatas.


Tanda-tanda bahaya yang harus diwaspadai
pada bayi baru lahir.
• Pernafasan
• sulit atau lebih dari 60 kali permenit/sesak.
• Kehangatan terlalu panas
• > 37,5° c atau terlalu dingin < 36,5ºc
• Warna kulit
• kuning ( 3 hari), biru (sentral jantung perifer
hipotermi) & pucat.
• Pemberian minum
• hisapan lemah , mengantuk berlebihan, muntah,
kualitas menyusu.
• Tali pusat
• merah, bengkak, keluar cairan (nanah), bau busuk,
berdarah.
Lanjutan……
• Infeksi
• suhu meningkat, merah, bengkak, keluar cairan atau
nanah, bau busuk, pernafasan sulit.
• Diare
• jika pengeluaran feses bentuk nya cair, terjadi > 6 kali
• dalam 1 hari.
• Kejang
• diawali dengan mata berkedip-kedip, mulut mengecap,
mencucu.
Lanjutan………

 Jaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering.


 Peganglah, sayangi dan nikmati kehidupan bersama bayi.
 Awasi masalah dan kesulitan pada bayi dan minta bantuan jika
perlu.
 Jaga keamanan bayi terhadap trauma dan penyakit atau infeksi.
 Ukur suhu tubuh bayi jika tampak sakit atau menyusu kurang
baik.
Penyuluhan Sebelum Bayi
Pulang
 Perawatan tali pusat
 Pemberian ASI
 Jaga Kehangatan Bayi
 Tanda – tanda bahaya
 Imunisasi
 Perawatan harian atau rutin
 Pencegahan infeksi dan kecelakaan

Bayi yang lahir di fasilitas kesehatan dipulangkan minimal 24 jam


setelah lahir Sedangkan pada bayi yang lahir di rumah bayi
dianggap dipulangkan pada saat petugas kesehatan meninggalkan
tempat persalinan paling cepat 2 jam setelah lahir.

Anda mungkin juga menyukai