Anda di halaman 1dari 99

Pengendalian

Mutlr Beton
gNI, ACI dAN ASTM
SffiTru
s
\ 9
A)
t\
S
\)
$
\Q
\\ a -\\
s"s $s''N
F<
sNe
ssL
tc\
\J\)
\S
sS
Ketenangan Gambar
di Sampul Depan
Gambar grafik Proses Pengerasan menunjukkan nilaikuat tekan silinder
beton bila pemeliharaan kelembaban dilakukan berbeda-beda.
I{erucut slump adaiah a}ar cctak kerucut beton segar yang digunakan untuk
mengukur nilai "slump" sebagai ukuran keseragaman kelecakan beton
Silinder adalah bentuk benda uii beton berukura 150 x 300 mm vang diberi
identitas:
' Huruf E menunjukkan identitas kelompok komponen smuktur beton
bcrtr.rlang 1,ang muru betonnya dirvakili oleh silinder beto n#3adan3b
. Angka 3 adalah nomor silincler sedang a clan b menunjtrkkan
pasangaflnya
. Angka I / 10 dan 9.30 berturut-turut berarti silindcr dibu at pada tanggal 8
Oktobcr pada pukul 9.30
&$**i#&@*"

Disusun oleh :

Puio Aii lr. MT. Dr. techn.


Rachmat Purwono lr. MSc. Prof. lP-U HAKI

201 0

Sirspress
PENGENDALIAN MUTU BETON
Sesuai SNl, ACl, dan ASTM

Penulis ; Puio Aii lr' MT' Dr'techn'


Rachmat Purwono lr' MSc' Prof' lP-U HAKI
Penyunting : PuioAiilr. MT. Dr'Techn'
DesainSamPul : Nila Permatasari
o 2o1o, lTSPress, SurabaYa

Didistribusikan oleh;
CV. Putra Media Nusantara
Daftar Isi
Perum Gunung Sari lndah AZ'24
Surabaya - 6o223
Telp: o31-6o9o9556
e-mail: crewol@Ymail.com
Prakata 10
Hak cipta dilindungi Undang-undang
Diterbitkan Pertama kali oleh:
Penerbit lTSPress SurabaYa
Komponen Pembentuk Beton dan Faktor-Faktor
lsBN 978-979-8897-56-6 yang Mempengaruhi Kekuatan Beton 1,2

1.1 Definisi L2

IS8il X?ff -1?1-$S1?-5t;*b


L.2 Kuat Tekan Beton dan Faktor-Faktor vang l\{em-
perrgaruhi Kekuatan 15
illl lililllllill lli Iill il il
9117897?8ir897566'r
7.2.1 Sifat darr Proporsi Carnpuran Beton 16

Sanksi Pelanggaran Pasal zl 7.2.2 Kondisi Pemeliharaan 20


Undang-Undang Nomor 19 Tahun zoot
Tentang Hak CiPta: L.2.3 Iraktor Perrguiian 21
melakukan perbuatan
t. Barangsiapa dengan sengaia dan tanp.a hak
(t) dan ayat
seUaglimana dimJksud dalim
pidana
pasal z ayat(1) atau Pasal 49 ayat
penlara mising-masi' g t:,t') Masalah Praktek Evaluasi Kualitas Beton 28
(z) dipidana dengan l'l:ng .t'lg|<1,:lf
iulan aan/ atau d-enda paling sedikit Rpr.ooo.ooo,oo
(satu iuta rupian),
paling
atau
banyak
2.1 Pendahuluan ...\. ..... 28
pidana peniara patini L*"i
t'i'nliahun dan/ atau denda
Rp5.ooo'ooo.ooo,oo (lima milyar rupiah)' 2.2 Bulletin LB3-ITS no.l Sept 2008 29

2. Barangsiapa dengan sengaia menyiarkan' memamerkan'


mengedarkan 2.3 Bulletin LB3-ITS no.2 Okt 2008 :\2
barang hasil pelanggaran
atau rieniuat repiaa umu"m suatu ciptaan atau
Hak cipta atau Hak r"ir.uit sebagaiman dimaksud pada ayat (t) dipidana 2.4 Bulletin LB3-ITS no.li Nop 2008 :17
f"u (liria) tahun dan/ atau denda paling banyak
dengan peniara parinj 5
Rp5"oo.ooo'ooo,oo (lima ratus iuta rupiah)'

Dicetak oleh :
ITS Press
lnstitutTeknologi Sepuluh NopemberSurabaya

Dilarang keras meneriemahkan, memfotokopi'


atau memperbanyak sebaglrrr
atau selirruh isi buku lni tanpa izin tertulis dari penerbit
DAFTAR ISI DAI IAII I:;I

2.5 Bulletin LB3-ITS no.4 Des 2008 43 (;.') 74

6.3 Pemilihan Proporsi Campuran Beton 75


Pemilihan Kekuatan Beton Secara Statistik 49
6.4 Perancangan Proporsi Campuran Berdasarkan
3.1 Distribusi Kuat Tekan Beton dan Maknanya. . . 49 Pengalaman Lapangan dan/atau Hasil Campuran
3.2 Pemilihan Kekuatan Beton untuk Desain Campuran 52 uji.. 76

3.3 Evaluasi dan Penerimaan Beton 55 6.4.7 Deviasi Standar 77

6.4.2 Kuat Rata-Rata Perlu 80


4 Pedoman Pemakaian Bahan dan Kualitas Beton 59
6.5 Pencatatan data kuat rata-rata 81
4.1 Pendahuluan 59
6.6 Perancangan Campuran Tanpa Berdasarkan Data
4.2 Pengujian Bahan 60 Lapangan atau Campuran Percobaan . 83

4.3 Semen 61 6.7 Evaluasi dan Penerinlaan Beton 84

4.4 Agregat 61 6.7.1 Evahrasi 85

4.5 Air 62 85

6.7.3 Syarat penerimaan beton 86


Persyaratan Keawetan Beton 65
6.7.4 Perawatan benda uji di lapangan 87
5.1 Pendahuluan 65
6.7.5 Penyelidikan untuk hasil uji kuat beton
5.2 Rasio Air-Semerr 66 yang rendah. . . 88
5.3 Pengaruh Lingkungan 67 Contoh 6.1 - Laporan data uji kuat 92
5.4 Pengaruh Lingkungan mengandung sulfat 67 Contoh 6.2 - Pemilihan rasio air-semen untuk su-
5.5 Perlindungan Terhadap Korosi 69
atu mutu dan keawetan beton 97

Contoh 6.3 Pemilihan proporsi beton dengan


Kualitas dan Pemilihan Campuran 73 Campuran Percobaan 99

6.1 Pendahuhran 7:t Contoh 6.4 Frekuensi Pengujian 103


DAFTAR ISI t)At tAil tr,t

Contoh 6.5 - Flekuensi Perrgujian 106 LarrrJrirau L62


Contoh 6.6 ..- Penerirrraan Beton Sesuai Persyaratanl0B
A SNI 03-2847-2002 t62
Contoh 6.7 * Penerimaan Beton Sesuai Persyaratanll0

Pengendalian Mutu Dikaitkan dengan Prosedur


Disain Proporsi Campuran Beton 115

7.L Pendahuhriur .....115


7.2 Prosedrrr dan Diskrmi Disain Carrrpurau ll7

Beton Saat Segar 130

8.1 Pendahuluan 130

8.2 IJnrunr .....732


8.3 Karakteristik Beton Segar dan N{aknarrya, . . . . . 13:l
8.4 Pengarnanan Beton Segar . . 140

Evaluasi Kekuatan Struktur Yang Telah Berdiri 148

9.1 Evaluasil{ekuatan-UN'IuNI .... 149

9.2 Penentuiln Dirnensi Struktur cla,n Sifat Balur,n yang


Diperlukan 151

9.3 Prosetlur Uji Bebtur 15,4

9.4 Syarat Penerirraan 757

9.5 Ketentuan Untuk Tingkat Pernbebzrnan yarrg LeLrih


Rendah 160

9.6 Kcnrnanan 160


DAFTAR CiAMBNR

9.3 Kriteria Uji Beban untuk elemen dengan tebal 200


mln 159

Daftar Gambar

29
2.1 Contoh model kubus dan silinder beton
kodenya 33
2.2 Sepasang silinder lengkap dengan tanda
50
3.1 Pengaruh s Pada fl
50
3.2 Pengaruh s Pada fl"
54
3.3 Kriterial .. '
54
3.4 Kriteria 2
55
3.5 Kriteria 3

101
6.1 Kurva kuat tekan campuran percobaan

Pengaruh arching/melengkung ketika beban


di ap-
9.1 156
Iikasikan
g.2 Kriteria Uji Beban untuk elemen dengan bentang
159
DAFlnt r rAlI l

6.5 Hasil suatu pengetesan beton 108

Daftar Tabel 6.6 Hasil suatu pengetesan beton i10

7.1 ProsesMix Disain dan Diskusinya 118

7.2 Harga rekomendasi slump untuk berbagai


tipekonstruksi ... L28
1.1 Tipe semen dan fungsinya . t7
7.3 Perkiraan air campuran dan persyaratan
L.2 Tipe semen dan kekuatannya pada umur 28 kandungan udara dengan variasi nilai slump
hari 18 dan ukuran maksimum agregat 724
f .3 Sumber utarna penyebab kuat tekan 7.4 Hubungan rasio air-semen dan kekuatan
bervariasi besar 25 tekanbeton .....12b
7.5 Rasio maksimum a/c untuk kondisi lingkun-
2.1 Nilai /j, untuk nilai s > 3.5 MPa 38
ganagresifl .....126
2.2 Standar deviasi dikaitkan .dengan mutu '7.6 Volume agregat kasar per unit volume
beton l2T
pekerjaan beton 40
7.7 Estimasi awal dari Beton segar . . . . . 128
2.3 Nilai .fl, bila tidak tersedia data s 42

9.1 PerbandinganFaktorReduksi ..... 1bS


6.1 Faktor koreksi kuat tekan beton inti 90

6.2 Perhitungan kuat tekan dan kuat tekan rata-


rata 3 silinder 92

6.3 Perhitungan deviasi standar 9.1

6.4 Data hasil campuran percobaan 100


DAF IAil r^ill r
DAFTAR TABEL

Prakata Selarrjutrrya Bab 6 berlbkus pada apa arti dari standar deviasi
bagi kinerja perusahaan, evaluasi dan penerirnaan beton dan dis-
ertai contoh-contoh aplikasinya.
Di Indonesia, <liramalkan di waktu-waktu yang akan datang akan
membutuhkan lebih dari 30 juta rn3 bahan beton tiap tahun untuk Praktisi pengendali mutu tentu akan lebih ya,kin'akan tugas-
pembangunan infrastuktur ekonominya. Karena itu buku kecil nya bila mengetahui dasar alasan tindakannya karena itu Bab 7
yang praktis ini berdedikasi bagi praktisi dunia industri kontnrksi menjelaskan secara singkat. Dasar-dasar ini dijelaskan lebih lan-
pemakai bahan beton yang selaiu berusaha membuat beton yang jut di Bab 8 yang menguraikan realisasinya dalam bentuk karak-
lebih awet di samping lebih kuat dan lebih ekonomis. Beton yang teristik beton segar'. Buku ini mengakhiri tulisannya di Bab g
ekonomis juga akan berkontribusi pada reduksi emisi karbon. yang memfokuskan pedornan evahrasi kekuatan struktur bila uji
non destruktip tidak memberikan pemecahan masalah.
sebagian besar pengetahuan fisik beton saat ini diakui bukan
hasil studi teoritis, tapi merupakan hasil laboratorium dan pen- Dalam penulisan buku ini penulis sangat berterimakasih
galaman lapangan. Karena itu pola kerja produksi beton mu- kepada: pertarna pada SNI, ACI dan ASTM yang memberikan
Iai dari disain campuran (termasuk spesifikasi bahan-bahannya), ijin pemakaian berbagai publikasinya; kedua para praktisi indus-
proses pencampuran, pengangkutan sampai dengan pemadatan tri konstrtftsi baik kontraktor, konsultan, teknisi lab dan bahkan
di tempatnya yang terakhir harus konsisten mengikuti pedoman mahasiswa di Teknik Sipil yang rnemberikan masukan berharga
dan tata cara nQrmatip yang berlaku yaitu SNI, ACI dan ASTM dan ketiga pada ITS Press atas kesediaan penerbitan buku ini.
yang relevan.
Akhirnya To erris human, demikian ada peribahasa yang
Buku ini memfokuskan diri pada kegiatan pengendalian rnutu menunjukkan sebagai ma,nusia kita bisa melakukan kesalahan oleh
beton, karena itu buku ini membatasi diri dalam memberi karena itu penulis akan sangat berterimakasih bila ada kritik dan
pedoman-pedoman preventif yang dapat mgrugikan mutu fisik be- saran sehingga materi buku ini dapat ditingkatkan kualitasnya
ton setelah menjadi keras. dari waktu ke waktu. Selamat memanfaatkan.

Bab 1, 2 d,an 3 mulai menjelaskan faktor-faktor yang berpen-


garuh pada kekuatan beton dan prinsip-prinsip evaluasi mutu be-
ton sesuai tata cara baru. Bab 1, 2 dan 3 ini ditulis sebagai Pujo Aji
respons dari masyarakat industri yang masih menggunakan tata Rachmat Purwono
cara Iama (PBI 1971)

Bab 4 dan 5 merupakan catatan tambahan dari pasal 5 dan 6 Surabaya, Desember 2009
SNI 2847 yang mengingatkan mempertahankan' kelecakan lretort
segar dan batasan rasio a/c sebagai syarat pengamh lingkungan'

10 t1
1.1. Dtt lN[;r

akan dipakai dalam pembahasan beton dan kornponen-komponen


penting pembentuk beton dalam tulisan ini.

BETON adalah su-


atu komposisi ba-
han yang terdiri Fahanni dahulu definisi kata-latal
Bab. 1 terutama dari me-
dia pengikat yang di-
heton, agregatn rnortar, semenr heton
mutu rcildah, brton mutu nonnal,
dalamnya tertanam beton rmutu tinggi, patita semen dan
partikel atau pigmen bahan tamhahan
Komponen Pembentuk agregat. Pada be-
ton dengan semen hidraulis, pengikat terbentuk oleh campuran

Beton dan Faktor-Faktor semen hidraulis dan air.

AGREGAT adalah bahan berbutir, seperti pasir, kerikil , batu


yang Mempengaruhi pecah, yang dipakai bersama media pengikat untuk membentuk
beton.

Kekuatan Beton Disebut AGREGAT KASAR (AK) bila partikel agregat lebih be-
sar dari 4.75 mm (avakan No. 4) dan disebut AGREGAT HALUS
(AH) bila ukuran partikel itu lebih kecil dari 4.75 mm tetapi lebih
besar dari 0.75 mm (ayakan no 200). KERIKIL adalah AK hasil
dari disintegrasi alam dan abrasi batu atau proses pemecahan
KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN: Kenali "Kunci batu besar. Istilah PASIR biasanya dipakai pada agregat halus
Kata" dan faktor yang berpengaruh pada kekuatan beton hasil dari disintegrasi dan abrasi batu. BATU PECAH adalah
produk industri pemecah batu atau batu besar.

1.1 Definisi MORTAR adalah ca,rrlpuran dari pasir,'semen dan air. Ini sesung-
guhnya adalah beton tanpa pakai AK. sedangkan PASTA SEMEN
adalah campuran dari sernen dan air saja.
Berikut ini adalah definisi kuncikuuci kata dalam teknologi beton
yang dipakai oleh ASTM C125 (Standard Definition of Ttrrms SEMtrN adalah bahan bcrbutir halus hasil gilingan, yang bukan
Relating to Concrete and Concrete Technology) yurrg seltrnitttnva merupakan pengilcrt, l,a,pi rriorrjadi bersifat pengikat sebagai hasil
hidratasi (yaitrr rulksi kirrriir antara semen dan air). Semen

L2 l:t
1 2. Kr,Al il hnN ttt I0N I)NN IAKIOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEKI.'AIAN
1.1. DEFINISI

IJcl,orr rrurtu rnoderat biasa disebut beton normal, biasanya


hidraulis yang biasanya paling banyak dipakai adalah SEMEN dipakai untuk pekerjaan struktural. Beton berkekuatan tinggi
PORTLAND. dipakai urltuk pekerjaan spesial seperti untuk konstruksi beton
prategang.
Ada suatu kelompok komponen pembentuk beton lain yaitu
bahan tambahan (admixtures) yang hampir selalu dipakai pada
pembuatan beton modern. Admixture ini adalah bahan selain
semen) agregat dan air, yang ditambahkan pada awal atau se- 1.2 Kuat Tekan Beton dan Faktor-Faktor
waktu proses pencampuran. Sesuai SNI2847 yang nlemakai pedo- yang Mempengaruhi Kekuatan
man ASTM C494, ada 7 jenis admixture sesuai tujuan pemakaian
dalam beton, yaitu: Kekuatan karaktcris-
tik beton (.fl) dipan-
o Tipe A: Reduksi Air dang sangat penting Banyak sifat flsik kons,trukri heton
oleh insinyur peren- hertulang dinyatakan datarn nilai kuat
o Tipe B: Menghambat hidratasi (retarding)
cana dan pengendali tekan karakteristlk heton, $'", ktrrna
o Tipe C: Mempercepat hidratasi mutu. Betapa tidak Itu baik porencana maupun
karena banyak sifat-
pengendf,li mutu beton berfokur pada
o Tipe D: Reduksi Air dan Retarding sifat fisik utama be-
nilai fl" ini
ton dapat ditentukan
o Tipe E: Reduksi Air dan Percepat Hidratasi
dari data kuat tekan beton (fl), misalkan modulus elastisitas be-
o Tipe F: Reduksi Air, High Range ton (8"), kuat geser beton (7"), kuat tarik belah beton (flr),
syarat keawetan beton, syarat kedap air,. dsb. Dengan adanya
o Tipe G: Reduksi Air, High range dan Retarding korelasi ini, maka kontrol terhadap sifat fisik beton itu dapat di-
fokuskan pada kuat tekan beton.
Mutu beton normal yang merniliki berat volume + 2400
Literatur teknologi beton menyatakan bahwa sebagian besar
kgl*3 dan paling banyak dipakai sebagai tujuan struktural rlibagi pengetahuan sifat-sifat beton dan faktor-faktor yang mempen-
dalam 3 kategori berdasarkan kekuatan tekan yaitu:
garuhi yang menjadi dasar tata cara disain campuran beton saat
ini bukan berasal dari studi teoritis tapi dari pengalaman labo-
o Beton mutu rendah: kurang dari 20 MPa ratorium dan lapangan. Terutama mengenai kuat tekan beton,
Beton mutu moderat: 20 -_ 40 MPa sudah jelas sangat cliperrgaruhi oleh rasio air/semen yang akan
menciptakarr porosittrs di pasta semen dan tingkat ikatannya den-
Beton berkekuatan tinggi: lebih dari 40 MPa gan agregat. Ntrutrrrr <lala,rn rnunentukan langsung porositas in-

t5
14
1 .2. KUAT TEKAN BETON DAN FAKTOR.FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEKUATAN
I.2, KIJAI II hAN III I()N I)NN INKIOH FAK'TOB YANG MEMPENGARUHI
KEKL,IAIAN

dividual komponen struktural dianggap tidak praktis, karena itu 1. Rasi<-r air'/scrnen Sejak larna para ahli dan praktisi san-
model porositas untuk menaksir kekuatan beton tidak bisa dikem- gat faharn bahwa peningkatan rasio air/semen akan mendapatkan
bangkan. Sebaliknya, setelah lewat beberapa waktu ditemukan hasil kuat beton lebih rendah. Pengalaman laboratorium menun-
banyak hubungan empiris yang bermanfaat bagi penggunaan jukkan kenaikan rasio air/semen : 0.35 berturut menjadi 0.6b
praktis yang memberikan cukup informasi tentang faktor-faktor
.akan menurunkan kekuatan beton hampir secara linier meniadi
yang mempengaruhi kekuatan beton. Dibawah ini diberikan pen- 50% (pada kondisi campuran lain yang sama). Peningkatan jum-
garuh faktor-faktor itu secara kualitatif sedangkan pengamh yang Iah pemakaian air bisa disebabkan oleh berbagai sebab antara
bersifat kuantitatif dapat ditemui di tabel-tabel disain proporsi lain:
campuran beton (Bab 7).
Faktor-faktor yang berpengaruh pada kekuatan beton ini, o Kontrol pemakaian air jelek
sesuai dengan latar belakang penyebabnya, dibedakan dalam tiga
o Variasi kelembaban dan absorbsi agregai
kelompok vaitu:
o Perubahan gradasi agregat
1. Sifat dan proporsi campuran beton
2. Tipe Semen SNI 75-2049-1994 dan ASTM C150 menge-
2. Kondisi pemeliharaan nalkan 5 tipe semen Portland (SP) (tanpa pakai ai,r-entrained)
(lih. Tabel 1.1).
3. Faktor pengujian

Tabel. 1.1: Tipe semen dan fungsinya


1.2.L Sifat dan Proporsi Campuran Beton
Penentuan proporsi
Tipe SP Keterangan
campuran beton I SP Normal atau untuk Tujuan Umum
adalah tindakan per-
$ermom Tipe I (normal) dianggap II Panas Hidratasi Moderat dan Tahan Sulfat Moderat
tama dalam proses
menrapai 100% kekuatannya pada
disain campuran un-
umilr fB hari" Semrn Tipe ll, lV dan V III Kekuatan Awal Tinggi
tuk mencapai mutu
yang diinginkan. haru pada uflrur 9CI hari ry Panas Hidratasi Rendah
Walau diakui bahwa pengaruh masing-masing komponen pem- V Tahan Sulfat
bentuk beton pada kekuatan beton bersifat interdependen, tla-
mun pengaruh dominan dibawah ini perlu diperhitungkan.

16 t7
.1 :2:
KUAT TEKAN BETON DAN FAKTOR.FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEKUATAN I.2, KI,lAI II KNN III I()N I)NN IAKIOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEKIjN IAN

Ditinjau dari I)clrrba,ltur gradasi, tanpa ada perubahan ukuran maksimum


pertumbuhan kekt
Al( nraupun AH harus AK dan rasio air/semen, akan menyebabkan penurunan kuat
atannya, puau r.orl-
tekan beton terutama bila ada tanda/kenaikan slump. Karena itu
disi temperatur dan memgikuti
-Grading syarut gradasi tmttnttr"
ko,sistensi pemakaian grading sesuai ketentuan disain-campuran
kelembaban yans alau peruhalun
-*1:*IiTpangan
gradasi akan rnenurunlam kuat tekan harus secara rutin dijaga terhadap penyimpangan. Grading agre-
sama, pada ,-ri gat kasar dan halus harus memenuhi grading ASTM CB3 dan
9o hari semua Tipe henda uii
c136.
SP akan mencapai 100% kekuatannya. Namun pada umur 28
hari, masing-masing Tipe SP akan mencapai kuat tekan yang 4. Air Campuran Air untuk kebutuhan campuran dan kemu-
berbeda-beda (lih. Tabel 1.2). dian juga pemeliharaan beton tidak boleh mengandung bahan-
bahan yang merusak beton. Jadi hanrs bersih dan tawar.
Tabel. 1.2: Tipe semen dan kekuatannya pada umur 2g hari Air PDAM
adalah air yang pal-
Tipe SP Kuat Tekan ing ideal untuk ini, Ada 7 Tlpe bahan tanrbahan {ASTM
narnun air sungai C494! dengan ciri ryie*ifik
I 700% juga boleh dipakai kegunaannya. Nam$n $muanya tidak
III asalkan tidak men- menguhah kekuatan akhir henda uii
110%
gandung lumpur,
II, IV, V <t00% sisa-sisa bahan organik dan atau mengandung larutan kimia
(air buangan dari pabrik dan atau air laut). Pengalaman menun-
jukkan, pemakaian air yang kurang bersih itu akan menurunkan
3. Agregat Bila kuat tekan beton secara signifikan. Dalam hal menemui keraguan
sifat-sifat agregat O atas kualitas air, maka baiknya diperiksa dahulu kandungan
seperti ukuran, ben- Air untrk carnpuran dam pe- kimianya atau diadakan uji percobaan kekuatan dahulu untuk
tuk, tekstur per- meliharean hetom paling haik'adalah mengetahui layak tidaknya air campuran.
mukaan dan kompo- yang layak diminum, biL tidak akan
sisi mineralogi telah 5. Bahan Tambahan (admixture) Pengaruh bahan tamba-
memenuhi syarat un-
*"r!r.*gakr.t hkan dan merusak han pada kekuatan beton tentunya tergantung pada tipe admix-
, .
tuk dipakai sebagai komponen p"*b",rt,,ff[:L" (]ih SNI 2tt47, ture. Pada rasio air/semen tertentu, pemakaian admixture yang
Pasal 5.3) maka kekuatan beton sangat ditentukan oleh gradasi mereduksi air dan mempercepat/melambatkan proses hidratasi
jelas berpenganrh besar pada laju pengerasan beton, tapi tidak
(distribusi ukuran partikel) agregat.
berpengaruh parla kr:krrtrtiln akhir beton yang direncanakan.

18 t9
1.2. KUATTEKAN BETON DAN FAKTOR.FAKTOR YANG MEMPENGARUHI 1,2. Kt,Al I I l\AN ltl l( )N l)AN I AKfOH FAKTOR YANG MEMPENGARUHT
KEKUATAN KEKI.JAIAN

L.2.2 Kondisi Peineliharaan I)crrrrrliIrilru,inr


atau perawatan be- Bentuk, goomatrifi dan ulcr1ran bendr
Istilah pemeliharaan ton dalam keadaarr
beton diartikan uii tekan $aryat mcmpcrqgaruhi hasil
se- basah dapat di- kuat lelnn beton. SNl2847 msmahi
bagai prosedur yang Penyimpangar df,ri standar ku*t tekan Iakukan dengan hemda uii tekan bsbentuk silinder
harus dipatuhi untuk sillnder teriadi pada: .jalan menyrram
melantarkan proses herukuran I5{l x 3{lO nrrn
atau merendam atau
hiclratasi semen, r Umur uii te*am khih dariyang menutup permukaan beton dengan karung goni yang terus dipeli-
'yaitu pengendalian ditohrand hara dalam keadaan basah. Di lapangan struktur beton yang
waktu, temperatur ' fvaluasi uii tekan gilinder < 7 hari baru dicor disarankan untuk dipelihara secara terus menerus
dan kondisi kelem- yang t(onfl rinar matahari langsung dalam keadaan basah/lembab selama sedikitnya 7 hari.
baban segera setelah ' Uii lruat $ilinder dilakukan lama
beton selesai dicor *etelah diangkat keluar daritenrpat Bila selanjutnya tidak dalam lembab, pada umur 28 hari be-
dalam cetakannya. lembab
ton ini akan hanya mencapai +55% dari yang lembab. Bila be-
ton tidak dipelihara lembab sama sekali pada umur 28 hari akan
Semua prosedur di atas adalah jaminarr agar proses pengerasan
beton (kekuatan) berlangsung lancar. hanya mencapai 50 %

1. Waktu 3. Temperatur Silinder Di negara tropis seperti Indonesia


yang bertempartur udara antara 20" 3brc, masalah temper-
Harus diingat bahwa pencapaian standar target kekuatan
-
atur hanya berpengaruh memberi perbedaan kekuatan beton awal
rata-rata silinder beton pada umur 28 hari pada umumnya (umur < 7 hari) Namirn pada umur 28 hari, bila perawatan
memakai anggapan pada kondisi lembab/b.asah dan temperatur dilakukan dengan baik dan beton selalu berada pada ternper-
tertentu QA"C). atur antara 20o - 35"C,,perbedaan kekuatan beton hanya kecil.
Karena itu, bila diperlukan kuat uji pada umur bbton ( 7 hari
Bila dalam waktu kurang dari 28 hari beton berada dalam
harus dijaga benda uji jangan terkena langsung sinar matahari
keadaan kering sehingga air dalam beton akan menguap keluar,
yang menyebabkan benda uji bertemperatur tinggi (> B5rC) dan
maka peningkatan kekuatan beton akan terhambat. Bila se-
jak awal tidak di rawat dalam keadaan basah, kekuatan be-ton menghasilkan kuat tekan awal lebih tinggi.
hanya akan mencapai *50% dari kuat rencana. Kemudian waktu
melakukan uji tekan umur benda uji harus tidak melampaui tol- L.2.3 Faktor Pengujian
eransi waktu yang ditentukan (ASTM C39/C39M,01) dan benda
uji silinder harus masih dalam keadaan lembab. Sering kali dilupakan bahwa hasil kudt tekan beton sangat dipen-
2. Kelembaban garuhi oleh faktor-faktor benda uji dan kondisi pembebananya.

20 2t
1.2. KUATTEKAN BETON DAN FAKTOR.FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEKUATAN
1.2. Kt,lAI II KAN III ION DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEKUATAN

Faktor benda uji termasuk ukuran , geometri, kondisi umur dan


keadaan kelembaban; kondisi pembebanan rneliputi tingkat dan 2. Kondisi IJrnur Sudah diketahui secara umum bahwa kuat
kecepatan pembebanan tekan beton, khususnya silinder uji beton, akan meningkat dengan
1. Faktor benda uji pertambahan umurnya, karena itu Chapter 7.3 ASTM C3gM-01
menetapkan waktu toleransi yang diijinkan untuk memperoleh
Benda uji berbentuk silinder ukuran 150 x300 mm (yang di- kuat tekan silinder beton pada berbagai umur sebagai berikut:
pakai oleh SNI 2847 2002) tentu berbeda kuat tekan yang diper-
oleh dari benda uji berbentuk kubus berukuran 150 mm. Benda Umur Uji Toleransi diijinkan
uji kubus biasanya menghasilkan kuat tekan 10 15% lebih tinggi
dari benda uji silinder.Ini bukan disebabkan oleh campuran be- 24jam + 0.5 iam atat 2.17o
ton yang berbeda, melainkan oleh perbedaan ukuran benda uji. 3 hari + 2 jarn atau 2.B Yo
Faktor lain yang penting dijaga adalah ketentuan yang rreng-
haruskan benda uji umur 28 hari masih dalam keadaan lem- 7 hari + 6 jam atat 3.6 Yo
bab pada waktu diuji tekan. Observasi pada uji tekan beton 28 hari + 20 jam atau 3 %
mencatat bahwa benda uji kering mempengaruhi kuat tekan 20
sampai 25% lebih besar dibanding yang dalam kondisi lembab. 90 hari + 2 hari atau 2.2 Yo

ASTM
c3e/c39M 01 Faktor penguiian yang memp€ngfr ruhi Sudah tentu bila waktu tolerarrsi yang diijinkan tersebut dil-
menentukan pen kuat tekan silinder: ampai akan memberikan hasil uji tekan lebih besar dari nilai nor-
gujian tekan silir- r Waktu dir{i tekan, silinder tidak
matipnya.
der harus secepat- dalanr keadaan lemhah dan suhu 3. Kondisi Pernbebanan
nya dilakukan sete-
norfiral
lah benda uji di- Semua buku men-
ambil dari tempat ' lfucepatan prflirylutan heban tidailr genai beton teknologi
sesuai Peraturan mencatat bahwa ni-
rendaman/tempat Pengendali mutu heton olsh
pemeliharaan yang lembab. Sedangkan Chapter 5.1.5, ACI 30b R lai kuat tekan be- pelalaana lapangan dan pietugar
mensyaratkan, selama benda uji menunggu ke fasilitas pengujian, ton (dalam hal ini laboratorium haruo konsistan wi$pada
benda uji harus tetap dalam keadaan lembab, dilindungi dan benda uji tekan) san-
pada penyehab variari hafil uii tekan
dipindah-pindah secara hati-hati., Benda uji itu harus disirupan gat tergantung pacla,
dalam keadaan lembab pada suhu 23 + L.7 C sampai saat <liuji. kecepatan perningka,t,arr lrcbnn yang dikenakan pada benda uji.
Makin tinggi ltrjrr k<x:cpa.tarr pembebanan makin tinggi keku-
atan yang didtrpal. K;lrcrrir, il,rr apabila semua persyaratan teknis
22
.).)
1.2. KUAT TEKAN BETON DAN FAKTOR.FAKTOR YANG MEMPENGARUHI 1.2, KI]AI I I KAN III I()N DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEKUATAN KEKUATAN

aparatus/mesin penguji sudah dipenuhi, dipersyaratkan jaminan Tabel. 1.3: Sumber utama penyetrab kuat tekan bervariasi be-
kesanggupan pembatasan peningkatan pembebanan antara 0.15 sar
sampai 0.35 MPa per detik atau rata-rata 0.25 MPa per detik.
Ini berarti untuk f'., : 33 MPa akan perlu waktu *132 detik VARIASI OLEH SIFAT KOM- VARIASI OLEH METODE
x 2.2 menit. PONEN BETON UJI TEKAN
* Perubahan rasio air/semen * Prosedur pembuatan benda
Dalam Tabel 2.1 SNI 03-6815-2002 menyajikan secara kom- disebabkan oleh: uji kurang baik
prehensif data faktor-faktor utama yang menyebabkan kuat tekan o Kontrol pemakaian air jelek
benda uii beton bervariasi. o Kelernbaban AK dan AH
sangat bervaria"si
r Mengubah kelecakan

* Variasi dalam kebutuhan air: * Variasi oleh sebab Teknik


r Perubahan gradasi agregat, Fabrikasi:
absorbsi, bentuk partikel o Kualitas bahan cetak jelek
o Perubahan sifat senren dan o Pemindahan, penyimpanan
bahan tambahan dan pemeliharaan benda uji
o Waktu penyerahan dan tem- baru
peratttr beton

* Variasi karakteristik dan pro- * Perubahan dalam Perneli-


porsi komponen beton: haraan:
r Agregat o Variasi Temperatur
o Bahan sementirs o Variasi kontrol kelembaban
o Bahan tambahan o Terlarnbat mengirim silinder
ke laboratorium

')i
24
1.2. KUAT TEKAN BETON DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI 1.2. KUAI tt KAN II IoN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEKUATAN KEKUATAN

Evaluasi Kompetensi Anda


* Variasi dalam perbandingan Prosedur pengujian kurang
bahan campuran, pengadukan, baik:
1. Mengapa kuat tekan karakteristik beton, /j, penting sekali
transportasi, pengecoran dan o Penanganan benda uji,
pernadatan. bagi perencarla dan ahli pengendali mutu?
* Variasi dalam temperatur transportasi dan capping

dan pemeliharaan o Penempatan kurang baik di 2. Sebut 3 (tiga) pemakaian air berlebihan selain rasio a/c
mesin uji yang ditetapkan dalam disain campuran yang dapat merye-
o Mesin uji tidak dikalibrasi babkan penurunan kekuatan beton!
r Kecepatan uji tekan salah
3. Sebut kemungkinan sebab-sebab kenaikan slump yang
diukur setelah proses pencampuran selesai dilakukan!
4. Apakah benefit pemakaian bahan tambahan?
Dengan adanya informasi faktor dan sumber penyebab variasi
5. Sebut kondisi-kondisi pemeliharaan yang dapat menye-
kuat tekan benda uji beton (Tabel 1.3) diharapkan para pelaksana babkan hasil uji tekan lebih besar dari yang dilakukan sesuai
di lapangan dan petugas di laboratorium dapat lebih mengusa- ketentuan normatip!
hakan mutu beton lebih baik lagi. Ukuran pengendalian mutu
beton ini akan tercermin oleh nilai deviasi standar (s) yang di- 6. Sebut 3 Faktor Pengujian yang masing-masing bila keten-
hasilkan (lihat Bab 6) tuannya tidak dipenuhi akan rnenghasilkan kuat uji lebih
tinggi dari nilai normatipnya!

26 '27
2.2. BUt t- t t tN t tllt II t; No.1 sEpT 2008

ITS rnencoba memberikan penyuluhan perihal masalah faktor-


faktor atau indikator QC (Quality Control) Beton dan produksi
beton yang ekonomis sesuai SNI 03-2847-2002.

2.2 Bulletin LB3-ITS no.1 Sept 2008


Bab. 2
Topik: Kekuatan Beton Ditentukan Menggunakan
Kubus atau Silinder?
Masalah Praktek "Beton saya memiliki kekuatan K250", ini adalah ungkapan yang

Evaluasi Kualitas Beton sering ada di lingkungan masyarakat yang ditujukan untuk mem-
berikan informasi tentang kekuatan material beton. K250 berarti
beton kekuatannya dinyatakan dalam bentuk benda uji Kubus
dengan satuan kg f cm2.

Pola penyebutan kekuatan beton yg menggunakan ,,K,, tidak


KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN: "Paham lain dipengaruhi oleh peraturan lama yang masih terasa yaitu
prinsip-prinsip evaluasi mutu beton sesuai tata cara PBI 71 (Peraturan Beton Indonesia 1971).
baru dan usaha produksi beton yang ekonomis"
D
<]**-tr
2.L Pendahuluan

Berikut ini akan disajikan beberapa topik permasalahan yapg


+--g-+ ffi
banyak ditemui di lapangan dan sempat dibahas dalam empat
bulletin Laboratorium Beton dan Bahan Bangunan ITS (dis-
ingkat LB3-ITS). Topik-topik tersebut di mulai dengan pemba-
hasan mengenai seringnya pemakaian sample/benda uji berben-
tuk kubus yang dipakai untuk menentukan kekuatan beton. Hal
ini tentunya tidak tepat lagi mengingat SNI-2847 selalu menggu- Gbr. 2.1:
rffi ffi I- Orxrt,olr truldel kubus dan silinder beton
nakan silinder sebagai acuan mutu beton. Selain itu Bulletin LB3-

28 29
2.2. BUt t I r rN I tt:t il:i No r SEPT 2008
2.2. BULLETIN LB3-ITS NO.1 SEPT 2OO8

1. Untuk keperluan disain bangunan baru: dilakukan sosial-


Gbr 2.1 menunjukkan model kubus dan silinder. Dimana uku- isasi (bisa lewat kursus/training) kepada civitas akademik
ran standard dari kubus adalah S : 15 crn, sedangkan silinder dan masyarakat tentang /l sebagai acuan kekuatan material
memiliki ukuran D : 15 cm dan H : 30 cm beton.
Pada peraturan
2. Untuk keperluan assessment bangunan lama: bila istilah K
beton di Indone-
dipakai maka harus dikonversikan menjadi fl.
sia yang baru (SNI Kekuatan tekan beton saat ini
03-2847-2002) keku- dinyatakan oleh krat tekan rah-ratil
atan material be- Berkaitan dengan konversi dari harga K Kubus ke fl Silinder
seFasanH silinder herukuran Iangkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
ton dinyatakan oleh 150 x 300 mm
kuat tekan benda uii
berbentuk silinder dengan simbol /j dengan satuan MPa. Pe- 1. konversikan satuan kgf cm2 menjadi MPa dengan menga-
rubahan ini disebabkan pada saat ini (SNI 2847) peraturan beton likannya dengan 0.098.
mengacu kepada peraturan ACI 318.
2. harga K yang sudah dalam satuan MPa kita istilahkan se-
Perlu diketahui bahwa peraturan baru ini tidak hanya mem- bagai f.1, dan selanjutnya gunakan rumus dibawah ini untuk
t afat: mengubah menjadi
bawa dampak pada perubahan penyebutan dari K menjadi f fl:
dari kubus ke silinder saja namun ternyata ada banyak hal lain
yang juga berubah seperti:
fl: Q.To + o.2o * to,s1ff11 * y"t (2.r)

1. perhitungan penentuan kuat tekan karakteristik


Dengan cara ini marilah kita siapkan untuk menggunakan per-
2. prosedur mix design dalam hal penentuan Kuat rata-rata aturan baru seutuhnva
perlu, fl,
3. evaluasi kuat tekan beton

Dengan melihat informasi di atas dapat disimpulkan bahwa


peraturan baru di Indonesia tidak mengenal istilah K ataupun
menggunakan kubus sebagai tolak ukur kekuatan matcriiil beton.
Namun demikian, tidak dapat dipungkiri masih barryak insinyur
yang terbiasa menggunakan K untuk mendefinisikan kckrratan be-
ton.
Dari informasi di atas dapat disimpulkan:
.l 1
,rf
30
I
i

2.3. BULLETIN LB3.ITS NO.2 OKT 2OO8 2.3. BUt I I llN I llr ill; N()1r oKI 2008

2.3 Bulletin LB3-ITS no.2 Okt 2008 Berr<ltr u.ii yang


diuii tekan adalah sample beton yang diambil
dari beton yang dipakai untuk pembuatan sekelompok komponen
Topik: Pelaksanaan Quality Control (QC) Mutu Be- struktur beton.
ton Bila kuat tekan
yang diperoleh dari
Inti dari QC beton adalah pembahasan mengenai langkah apa sample itu memenuhi Silirder harur dihnglopi idemtitas
saja yang bisa dilakukan untuk menjamin bahwa mutu beton pad,a syarat kuat tekan, hagian rtruhur yang diwalcili,
saat proses pengecoran berlangsung sesua,i mutu beton yang di, ren- maka mutu betorr pf,$antsannya dan nial$u
canakan. kelompok komponen
Sebagai kontraktor profesional, kiranya sangat ingin tahu
tadi akan dinyatakan
pasti perihal pengertian-pengertian penting eC mutu beton OK ptia.
berdasarkan peraturan beton yang baru (SNI - OZ - 2847 -2002, Bila terjadi sebaliknya, maka mutu beton kelompok komponen
Pasal 7) yaitu antara lain: tadi menjadi tidak memenuhi syarat. Oleh sebab itu pembertan
kode pada benda uji silinder wajib dilakukan sebagai berikut:
1. Notasi mutu beton:
Dalam peraturan baru yang berlaku saat ini, mutu beton diny-
ft dannilai kuat tekannya dinyatakan dalam
atakan dengan notasi
MPa
2. Jumlah benda uji untuk kuat tekan:
Hasil uji kuat tekan beton diperoleh dari rata-rata kuat
tekan 2 (dua) buah (atau sepasang) benda uji berbentuk silin-
der berdiameter 150 mm dan tinggi 300 mm yang telah berurnur
28 hari. Mengapa perlu 2 (dua) buah, tak lain untuk menjamin
kesahihan kualitas pembuatan benda uji & proses uji tekannya. Gbr. 2.2: Sepasang silinder lengkap dengan tanda kodenya

Bila hasil uji dari benda uji berbeda jauh, maka akan memberi
indikasi ada yang tidak baik pada kualitas benda uji atau dalam
Gbr 2.2 menunjukkan 2 buah silinder suatu proyek yang telah
proses penekanannya.
diberi kode dirrrana kodenya memiliki arti sebagai berikut:
3. Arti hasil uji f'. dan kode benda uji:

32 :i3
2.3. BULLETIN LBS-ITS NO,2 OKT 2OO8 2.3. BUt t r ltN t tt:t tlri N().2 oKT 2008

Contoh: 'Iabel berikut ini menunjukkan hasil uji kuat tekan beton
7a dan 7b menunjukkan nomor benda uji dan pasangannya bermutu f'. : 30 MPa dari suatu proyek.

x mencatat lokasi kelompok komponen struktur yang di- Ifurttokm UE h.rt Syrr$ Prrd ?.6.3.3
wakili oleh silinder 7a k 7b Rrtr2
Kult
6/8 berarti dicor tanggal 6 Agustus No Tgl |uat Kebmpok Slltrnder SillIxdcr Teken 3 Syrrrl Syrnt
utt rffinder Xomnonen I b Rrtd Sllinder (r) ft)
8.50 Berarti dibuat pada pukul 8 lebih lima puluh menit I 0/0E/tl8 D 30.5 25.8 28.2 OK
2 uo8/0s E 33.8 34.8 34.3 OK
3 s/08108 F 31.4 35.9 33:1 32.0 OK OK

4. Flekuensi pengujian: Sample benda uji (untuk tiap mutu 4 8108i08 c 29.6 33.3 3 r.5 JJ.I OK or(
r8/08/08 il 28.5 13.4 3r.0 32.4 OK OK
beton) diambil tidak kurang (ambil yang lebih besar) dari:

o satu pasang untuk tiap hari pengecoran


satu pasang untuk tiap 720 rn3 Menurut syarat SNI ps 7.6.3.3:
Batas dari syarat (a) adalah : 30 - 3.5 : 26.5 MPa
satu pasang untuk tiap 500 rn2 luasan lantai atau dinding Batas dari syarat (b) adalah : 30 MPa

5. Kuat tekan yang memenuhi syarat (SNI 2847 Pasal Evaluasi:


7.6.3.3) z
* Kuat tekan silinder
tanggal 10/8/08 : Bih suatu henda uii tidd( nremenuhi
Bila hasil uji be-
ton telah terkumpul 25.8 MP, cenderung Syaral (aI atau (b), maka hanya hagian
dan telah disusurr disebabkan oleh ke- struldur yang ediwakili' yanf, tidak
lumlah berda uii silirder yang dihuat rnemenuhl syerat
sesuai urutan tang- terganturg pada frekuensi penguiian. salahan dalam pem-
gal pembuatannya, Tidek herus heriumlah 30 atau 20 buatan silinder no
kuat tekan kelompok 1b.
beton yang diwakili oleh benda uji silinder dianggap memenuhi t Beton di semua kelompok komponen memenuhi syarat mutu
syarat bila dua hal berikut ini dipenuhi:
beton (syarat (a) dan syarat (b))
(a) Tidak ada nilai kuat uji tekan (rata-rata dari kuat tekan 2
Kesimpulan: Beton kelompok D s/d H memenuhi syarat.
silinder) yang lebih kecil dari # - 3.5 MPa
6. Manfaat Uji Tekan Beton:
(b) Tidak ada nilai kuat uji tekan rata-rata dari 3 uji tekan yang
berurutan yang lebih kecil dari /j Di Laboratorittnt lJeton permintaan uji tekan beton

34 35
2.3. BULLETIN LB3-ITS NO.2 OKT 2OO8
2.4. BUt t t I lN I lrit I lri N( ) ir NOP 2008

disyaratkan memasukkan sample uji maksimum sebanyak 10


buah silinder. Pimpinan proyek diharapkan memanfaatkan uji
2.4 Bulletin LB3-ITS no.3 Nop 2008
tekan ini seperti yg dicontohkan di Butir 5 di atas yg dapat
menunjukkan kondisi mutu beton yang diwakili oleh 5 pasang Topik: Produksi Beton yang Ekonomis
bend-a uji dari 5 kelompok komponen struktur yaitu: D, E, F, G,
H. Setelah membahas
mengenai QC (Qual-
catatan: untuk memenuhi kuat tekan silinder pada umur 2g hari, ity Control) pembu-
laboratorium harus melakukan uji tekan pada hari yang berbeda
f* yang hesar oleh scbab nllai s
atan beton selanjut- m€rupakan indikasi prcmf produkri
disesuaikan dengan tanggal pembuatan benda uji. nya akan membahas yang lturang sfisien
mengenai "Produksi
Beton yang Ekonomis", dimana dalam pembahasan akan dikon-
sentrasikan pada pengaruh dari penentuan standard deviasi
terhadap biaya produksi.
Tiap konstraktor dalam pelaksanaan struktur beton bertu-
lang tentunya merasa bertanggung jawab atas hasil pembuatan
komponen-komponen struktur tersebut yaitu terutama dalam as-
pek antara lain:

Kualitas mutu beton, fl sesuai rencana gambar.

Mutu dan detailing pemasangan tulangan baik tulangan


pokok maupun tulangan transversalnya.

o Kepadatan dan kemulusan hasil pengecoran betonnya.

Dalam sub bab berikutnya kita akan sharing pengetahuan


mengenai faktor-faktor yang berpengaruh pada pembuatan be-
ton vang lebih ekonomis.

36 :17
2.4. BULLETIN LB3-ITS NO.3 NOP 2OO8
2.4. BULLEI tN t tJ:| il t; No.3 NoP 2008

Pengaruh Nilai Standard Deviasi s


Analisa awal menunjukkan bahwa tiap kenaikan /j, sebesar 1 Mpa
Untuk design campuran beton, yaitu pada proses penenr;uan per_ akan butuh tambahan PC sebanyak + 6.09 kgl*3 beton.
bandingan berat dari campuran komponen beton pc:AH:AK dan
faktor af c, makabiasanya didahului dengan penentuan kuat tekan
Dari uraian ini
beton rata-rata, fl. yung sanggup dibuat oleh kontraktor yang
dapat disimpulkan
bersangkutan. Lazimnya nilai fl ini lebih tinggi dari mutu beton
bahwa beton akan Nilai standar deviari, s, nurupakan
lebih ekonomis bila ukuran efektivitac QC dan eltonomi
fl. rasio f!,/ f! atau s produki heton
sNI 2847 Pasal 7.3.2.1 menentukan nilai f t, adalahnilai terbe- bernilai, serendah-
sar dari hasil 2 buah rumus dibawah ini: rendahnya. Marilah selanjutnya kita telaah apa itu s dan
gapa s bisa membesar.
fl, : fl+t.z+*s (2.2)
f'", : f'.+Z.Zgxs-8.5 (2.3)
Apakah Arti s itu?
Bila standar deviasi s bernilai > 3.b Mpa maka hasil ru- Standard deviasi (s)
mus (2.3)yang menentukan. Tabel 2.1 dibawah ini menunjukkan
adalah suatu isti-
nllai f I bila proyek menuntut fl:25 Mpa dengan s yang blrvari_
lah statistik yang di- l(etelitinn Qf, tertermin prda dhlplin
asi > 3.5 MPa.
pakai sebagai ukuran
aplikasi 4 spmifilnsi campuran beton
tingkat variasi suatu
sssuai derian campuran
Tabel. 2.1: Nilai /j,
untuk nilai s > B.E Mpa hasil produk tertentu
No Standard Deviasi s (Mpa) fl, (dalam hal ini produksi beton). variasi yang dinilai diwakili oleh
# kuat tekan silinder 150x300 mm.
1 3.5 29.65 1.19
Menurut SNI 2847 Pasal 7.3.1, bila kontraktor atau fasilitas
2 4.5 32 t.2B produksi (perusahaan ready mix) memiliki catatan minimal 30
hasil uji secara berturutan, standard deviasi, s boleh dihitung
3 5 33.15 1.33
dengan formula berikut ini:
4 7 37.81 1.51

Tabel 2.1 menunjukkan makin besar nilai s, maka r.trkin besar


(2.4)
tuntutan /ir. Makin besar fl, berarti makin mahal p.r r,;| beton.
38
39
2.4. BULLETIN LB3-ITS NO.3 NOP 2OO8
2.4. BULLETIN LBII II S NO.3 NOP 2OO8

dimana: beton dalam menjaga aplikasi 4 (empat) spesifikasi unsur campu-


i
ran beton yang telah ditentukan oleh design campuran sbb:
fri: nilai uji kuat tekan individual (sepasang silinder)
;_
J,- rata-rata n hasil uji o Ketepatan perbandingan berat campuran beton yaitu
PC:AH:AK
n: jumlah (> 30) uji kekuatan berturutan
o Kedisiplinan dalam pemakaian jumlah air campuran (faktor
alc)

Rumus (2.4) di atas jelas menunjukkan bahwa bila variasi r; o Pemakaian AH dan AK terus menerus sesuai spesifikasi
besar (beda satu dengan yang lain besar) maka akan diperoleh (gradasi, berat volume dan kadar butir lembut)
nilai s yang tinggi pula. o Air campuran selalu memperhitungkan kelembaban AH dan
Notes On ACI 318 - 99 Chapter 4 memberikan arti nilai s AK
terkait dengan indikasi ketelitian QC dalam produksi beton seba-
gai berikut: Jadi bila diinginkan menurunkan nilai s dan kemudian /j", maka
empat faktor QC di atas harus dilaksanakan. Bersamaan dengan
hal di atas, rajin-rajinlah pula membuat catatan hasil uji silin-
Tabel. 2.2: Standar deviasi dikaitkan dengan mutu pekerjaan der beton untuk mengukur kemajuan nilai standard deviasi, yang
beton
nantinya mendukung harga beton makin ekonomis.
Standard deviasi s (MPa) Indikator eC
2.7 2.8 Istimewa Data Deviasi Standard dari Kontraktor
2.8 3.5 Baik
3.5-4.3 Sedang
Tahukah Anda,
bahwa sebagian be- o
> 4.3 Jelek
sar kontraktor pada Pelalsanaan produloi farry tak punya
waktu membuat mix etandar deviari. $€nuai Tabel 2,X,
design tidak mencan-
maka fl., akan terkena tambahan
Tabel 2.2 inimengidentifikasikan fasilitas produksi boton yang tumkan harga s dari 2.5 * 5.S MPa
punya "track record" s > 4.3 harus memperbaiki ()C produksi pengalaman rnerektr.
betonnya, karena QC yang jelek. Hal ini akan rncrrgnkitratkan berlakunya peraturan SNI 2847
Tabel 5 yang rncrrcl,ir.Jrkarr harga fl, bilamana tidak tersedia data
Ketelitian QC dinilai dari konsistensi tim pel.ks^rr., lrrotruksi
s sebagai berikrrt,:

40 41
2.4. BULLETIN LB3.ITS NO.3 NOP 2OO8 2.5. BULLETIN I I]3 IIS NO.4 DES 2OO8

Tabel. 2.3: Nilai ,fJ" bila tidak tersedia data s


2.5 Bulletin LB3-ITS no.4 Des 2OO8
ft ft Topik: Fokus Usaha Produksi Beton yang Ekonomis
<27 f,.+7
Menyambung pembahasan mengenai beton yang ekonomis, pada
21-35 f'" + A.S
sub babini di perlihatkan fungsi dari Pengawas dan pengawasan
>35 f,"+to yang akan mempengarui terhadap ekonomis tidaknya produksi
beton.

Tentu,ya nilai f!, tidak perlu setinggi di Tabel 2.3, hal ini Selain itu dibahas juga "keterangan penting" (doket) yang
bisa dicapai bila tersedia nilai s < 4.8, bukan? harus dicantumkan oleh produsen beton sebagai wujud komitmen
untuk menjaga mutu produksi betonnya.
Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat pada sub bab berikutnya.
Dalam sub bab sebelumnya sedikitnya terdapat 4 kesirnpu-
Ian penting yang berpengaruh pada usaha produksi beton yang
ekonomis yaitu:

1. Probability mencapai mutu beton yang direncanakan (fl)


dilakukan dengan rencana campuran beton yang meng-
hasilkan kuat tekan rata-rata fl, > f'" (lihat rumus (1) dan
(2) Bulletin no 3. Nop 2008).

2. Makin besar nilai standard deviasi s akibat ketelitian QC


yang rendah akan membawa tuntutan nilai ft, yang makin
besar (lihat Tabel 2.1 Bulletin no 3. Nop 2008).

3. Diperkirakan bahwa tiap kenaikan fl, sebesar 1 MPa akan


butuh tambahan PC sebanyak * 6.09 kg per rns beton.

4. Reduksi nilai s hanya bisa dicapai melalui disipli,n pada


proses pro<iuksi untuk secara konsisten pakai rasio campu*
ran baharr, faktor a/c; spesifikasi AH dan AK sesuai hasil
mix desigrr.

42 4:l
2.5. BULLETIN LB3-ITS NO.4 DES 2OO8
2.5. BULLEI tN t uu I I Si NO.4 DES 2o0B

Selanjutnya, dibawah ini akan disajikan pedoman atau aturan


kan pedornan-pedoman "Quality Assurance,, beton yang dicatat
normatif yang berkaitan dengan pencapaian butir 4 diatas, yaitu
dibawah ini.
pada sNI 2847 Pasal5.1.3; sNI 03-4433-199T dan ASTM c685
(yurrg disyaratkan oleh SNI 2847 pasal 7.g)
Pedoman Pembuatan Beton Bermutu
Penanggung Jawab Mutu Beton
Tahukah Anda,
Tercapainya mutu beton yang direncanakan adalah salah satu
bahwa Laborato-
pekerjaan penting dalam semua proyek yang menggunakan beton
rium Beton dan Ba- Kuasai QC Produki beton dengan
bertulang sebagai rangka strukturnya. Karena itu ACI31g mulai
han Bangunan ITS menguasni SNI CI3-4433-1997 dan
rata-rata tiap tahun
tahun 1999, dalam chapter 3.1.3 telah menetapkan pergeseran ASTM C 685
menerima2s/d3kali
tanggung jawab pemeliharaan catatan uji material konstruksi be-
tugas melakukan pengujian kuat tekan beton inti (core dri,ll). Ini
ton dari "Perencana atau Arsitek,, ke ,,pengawas,,.
disebabkan karena di proyek itu telah terjadi variasi kuat tekan
Prrnrtrahan ini beton yang lebih rendah dari (/l - B.b) Mpa. Alangkah baiknya
rlibrtlt kzrrerra keny- kalau ini dapat dihindarkan, bukan?
ata,arurya Perenr:ana
rla.rr Arsitek biasanya
SNI X8{7 Fasal S"I.l jelae Agar beton mempunyai kualitas yang seragam dan
menetapkan prnansgung jaurtab memuaskan, maka contoh-contoh uji yang diambil dari porsi
tidak mengawasi
pencapaian mutu bttsn adaleh adukan yang berbeda itu seyogyanya masing-masing harus mem-
mrrtu beton, sedan*
TEN6AWA$ pnoffifi punyai berat satuan, slump, dan memiliki spesifikasi agregat yang
gkan "Pengawas"
sama. Untuk mencapai irri SNI 2847 Pasal7.8 menentukan untuk
secara khusus memang ditugaskan untuk tujuan itu.
Chapter memakai SNI 03-4433-1997 atau ASTM C685 sebagai pedoman
itu, yang dimuat di SNI 2842 pasal 5.1.3, mewajibkan pada kerja dalam pengadaan beton. Keduanya dimaksudkan sebagai
Pengawas selain berhak merintahkan diadakan pengujian setiap
acuan dan pegangan dalam proses produksi, pengav/asan dan
bahan yang digurrakan di proyek juga untuk ,r,"rryiirpun semua
penyerahan beton siap pakai (beton segar)
catatan pengujian bahan dan pengujian beton clan harus dapat
menunjukkan untuk pemeriksaan selama proyek berlangsung dan
pada masa 2 tahun setelah selesainya pembangunan. Syarat Penerimaan Beton Segar
Nah, dengan adanya kejelasan penanggung jawab ini, pen_
gawas diharapkan benar-benar dapat fokus pada mengetrap- Dari uraian di ata,s rliketahui, ada banyak faktor yang berpen-
garuh untuk rnt:nr:npai rrurtrr yang seragam dan memuaskan. Bul-

44
4lt
2.5. BULLEITN ilt:t il1;N()4 t)FS 2008
2.5. BULLETIN LB3.ITS NO.4 DES 2OO8

letin ini tidak membahas secara mendetail faktor-faktor Delivery ti<rkct irri harus diserahkan dan dikontrol untuk persetu-
terse-
but, namun akan merangkum keterangan penting yang juan Pengawas, sebelum beton dituang.
harus
dicantumkan dalam /-\ Keterangan di
"delivery ticket" U/ atas akan berman-
(istilah AsrM C685) Fefihara motivasi e( yang faat bila dari awal Fek*rana produsem beton senantiasa
atau *doket" (isti- Pengawas telah
lah sNr 4433) vang
mtrlruaskan dengan celiu merilrima $Bcara kontinu melaksanakan l
disertakan oleh pro-
"ddet" p"L ti"p derivery mempunyai data ren- pedoman p€ngavsasan mutu
beton segar cana butir 5 s/d 10,
dusen beton untuk kriteria yang seyogyanya dicantumkan pada dokumen pemesanan
setiap batch adukan beton yang diserahkan pada konsumen. beton.
Keterangan itu berisi "reminder" komitmen yang harus selalu
diingat dan dilaksanakan oleh produsen beton yaitu:
Pedoman Pengawas Mutu Beton
f . identifikasi proyek/customer
Inspeksi oleh Pengawas lapangan (lihat ASTM C 685) untuk men-
2. identifikasi produsen dan no "delivery ticket,, jamin pencapaian uniformitas kuat tekan beton disediakan 3 pe-
doman yaitu untuk:
3. tanggal, waktu mulai mencampur beton (awas batas waktu
setting) 1. Pemeriksaan uji slump, dan berat AH dan AK per m3 beton
4. jumlah rn3 beton saat beton masih segar

5. mutu dan jenis beton 2. Sampling & pengujian kuat tekan beton

6. slump disyaratkan 3. Toleransi penyimpangan yang masih cliijinkan.

7. ukuran maksimum AK Kiranya sebagai pengalvas perlu untuk memahami isi 3 pedo-
rnan ASTM C 685 ini.
8. jenis dan nama admixture bila pakai.
9. Berat dari masing-masing ingredien beton per m3 beton
(perbandingan campuran beton) dan asal usul dan gradasi
AH dan AK
10. jumlah minimum PC per rn3 beton dan jenisnya

47
46
2.5. BULLETIN LB3.ITS NO.4 DES 2OOB

Evaluasi Kompetensi Anda


1. Beri penjelasan mengapa u.ji kuat tekan beton harus diper_
oleh dari kuat rata-rata dari satu pasang benda uji silinder!

2. Tiap benda uji silinder selain diberi identitas tanggal pem_


buatan, harus mencantumkan pula 3 (tiga) identitas lain.
Sebutkan dan jelaskan kegunaannya!
Bab. 3
3. Apabila dalam empat hari total mengecor 220 m3, apakah
cukup dibuat dua pasang silinder? Beri alasaan jawaban
Anda! Pemilihan Kekuatan
4. Apakah suatu proyek sampai selesai wajib membuat
pasang silinder? Beri opini jawaban Anda!
30
Beton Secara Statistik
5. Apa syaratnya agar standar deviasi (s) Anda dapat dipakai
'untuk
menghitung J'", provek lain anda?

6. Sebut 4 faktor utama QC produksi beton yang dapat meng- KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN: "Paham latar
hasilkan nilai s rendah! belakang nilai karakteristik beton fl"
7. Sesuai peraturan baru, apa kerugian Anda bila tidak memi-
liki standar deviasi untuk perencanaan disain campuran be_ 3.1 Distribusi Kuat Tekan Beton dan Mak-
ton Anda?
nanya
8. Anda kenal "delivery ticket,, atau ,,doket,,, bukan? pilih 3
informasi dari 10 item di doket yang Anda anggap penting Data uji kuat tekan beton dari suatu proyek besar dengan banyak
untuk konstruksi beton yang sedang anda laksanakan. Beri uji menunjukkan bahwa distribusi kuat tekan benda uji beton
alasan pilihan Anda itu! (untuk satu mutu beton) itu berbentuk yang di ilmu statistik
disebut lengkung distribusi normal.
9. Adakah tersedia pedoman inspeksi untuk pengawas eC be-
ton di suatu proyek? Sudahkan Anda membacanya? Lengkung distrilxrsi ini rnempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Pusat lengkrrrrgan lrt-,rzxla di kuat tekan rata-rataft",

48 49
3.1. DISTRIBUSI KUAT TEKAN BETON DAN MAKNANYA
3.1. DISIFlIBT'I;I Kt.lAI Il KAN BErON DAN MAKNANYA

2. Luas di [r.w,]r lengkung distribusi merupakan 100% dari selu-


ruh hasil uji

fr
3. Bentuk lengkun-
gan distribusi mele-
bar bila standar devi-
Standar deviari yang memhesar
asi (s1, sz, se) makin
herpengaruh negatif terha&p
besar (variasi kuat pen€apahn fl., maup*rn f"
$),St tekan besar)
4. Pada campuran beton yang menuntut kuat tekan rata-rata
dan p yang sama, maka standar deviasi yang lebih besar akan
menghasilkan kuat beton yang lebih kecil (/j, < fl, < /j1) (lih
f"l for P"r
Gbr. 3.1).

Gbr. 3.1: Pengaruh s pada /j 5. Sebaliknya, pada beton yang menuntut syarat kuat tekan dan
p yang sama, maka standar deviasi yang lebih besar akan mem_
butuhkan kuat tekan rata-rata (f'"*) yang lebih besar (ftc"r1 <
ftc.,z I f'c",s) (lih Gbr. 8.2)
/,\i'rst
dimana:

s1 , s2, s3 standar deviasi yang berbeda-beda nilainya, Mpa


p faktor probabilitas terkait Yo kuat tekan yang lebih
rendah

f '", kuat tekan rata-rata benda uji, MPa


f'"r, l'.2, fi, kuat tekan beton karakteristik yang berbeda nilainya,
MPa

50
I-r I

I
3.2. PEMILIHAN KEKUATAN BETON UNTUK DESAIN CAMPURAN 3.2, PEMILIHAN Kt KTJAIAN IJ[: tON UNTUK DESAIN CAMPURAN

3.2 Pemilihan Kekuatan Beton untuk De-


f '., : kuat tekarr rata-rata yang diperlukan, MPa
sain Campuran
fl : kuat tekan beton karakteristik, MPa
Adalah kewajiban p : faktor probabilitas berdasarkan persentasi uji tekan
perencana struktur yang lebih kecil dari /j
untuk menetapkan f*iakin benar nilai standar deviasi
kuat tekan beton nnakln beffir syarat f", untuk podoman
yang dipakai untuk
perencanaan kekri-
dirain campuran heton Ilustrasi pe-
makain kurva dis-
Krlterla pemilihan f* di SNI 2s47 ini
atan strukturnya. Kirat tekan itu di tata cara perhiturrgan
tribusi normal untuk
struktur beton disebut kuat tekan beton karakteristik ata:u spec- sangat berheda dengan kriteria yang
memperoleh ft, yang
i,fied strengfh (selanjutnya disingkat fl) dipakai PSI 1971. SNI 2847
disyaratkan dapat di
menghasilkan fl., yang lehih kecil
Melihat variabilitas atau distribusi kuat tekan beton (/f,,) lihat di Gbr.3.3 s/d
berbentuk lengkung distribusi normal, maka perencana struktur Gbr.3.5
beton bertulang tidak memakai kuat tekan rata-rata (disingkat
Dengan pengertian di atas ACI 214-3R-BB menentukan 3 kri-
fl.) sebagai kuat tekan beton karakteristik, karena pilihan ini teria untuk menentukan nilai fl, sebagai ukuran kuat tekan rata-
akan berarti di dalam struktur yang direncanakan terdapat 50%
rata beton untuk disain campuran beton yaitu:
krrat tekan beton (f'.") yurg bernilai kurang dari nilai karakteris-
tiknya. Tentu ini membahayakan kestabilan struktur.
1. P[f '." < f l] < 10% menghasilkan f l, > f! -t t.282s
Jadi vang ideal adalah kuat tekan karakteristik (fl) itu harus
terletak cukup signifikan disebelah kiri dari /j,, dengan probabil- 2. P[f'"" < (f'.* 3.5)] < 1% menghasilkan fl, > ff'. - 3.5) +
itas (P7) kuat tekan yang lebih kecil dari fl cukup rendah. Nilai 2.326s
ftcr it:u dapat dinyatakan dalam persamaan berikut ini: 3. P[rata-rata flu dari 3 uji berturut < f'.] ( 1% menghasilkan
f'.,> f'.+t.z+zs
f'.,: fl*p,rs (3.1) Secara grafis kriteria di atas digambarkan pada Gbr.3.3 s/d
Gbr.3.5
dimana:
Melihat krito'ria ll rnr:rrghasilkan nilai fl, yung lebih tinggi dari
kriteria 1, maka tat,a <:ara, lrrrrhitrrrrgan konstruksi beton ini hanya

52 I-rll
3.2. PEMILIHAN KEKUATAN BETON UNTUK DESAIN CAMPURAN
3.3. EVALUASI DN N 1'I, NERIMAAN BETON

2.3'26 stJi-134 s
1.282 s

iY17'"",slrl5l

Gbr. 3.5: Kriteria 3

memakai kriteria 2 dan 3, yaitu:


2.326 s

f,., : f,c*l.Z4s (3.2)


fl, : f'"+Z.ggs-Z.S (3.3)

Pemilihan fb diambil dari nilai yang lebih besar dari


Pers.(3.2) dan (3.3). Pers.(3.3) hanya dipakai bila standar
deviasis>3.5MPa

(r" - 3.5) f*.


3.3 Evaluasi dan Penerimaan Beton
Gbr. 3.4: Kriteria 2
Setelah kuat tekan rata-rata (ft,) ditetapkan, tahap berikutnya
adalah memilih proJrorsi ('arnprrran yang akan menghasilkan kuat
rata-rata paling

54
j-rlr
3,3. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON 3.3. EVALUASI DAN I'I NLHIMAAN BETON

sedikit sebesar l-rahwa benda uji silinder yang tidak memenuhi syarat itu harus
kuat rata-rata yang jelas terlihat identitas bagian dari struktur yang mutu betonnya
Hila ada benda uii tldak nrelnenuhi
clitetapkan. Hal irii diwakili oleh silinder tersebut.
sfarat maka btton yary tidak
akan diperiksa dari mernenuhi $yarat lranya pada hagian
benda uji silinder struktur yang diwakili oleh henda uii
yang dibuat selama
itu, hukan semuannya
pembuatan beton.
Tata cara evaluasi dan penerimaan beton diperoleh dari ACI
214-3R-88, yaitu mengikuti kriteria 2 dan 3 tersebut di Bab 3.2.
Kuat tekan suatu mutu beton (fl) dapat diterima jika dua syarat
berikut ini dipenuhi:

1. P[rata-rata ft, dari 3 uji berturut < f'.) < 1% yang berarti:
setiap nilai rata-rata dari 3 uji kuat tekan beruntun harus (dengan
probabilitas uji tekan rendah 1 banding 100) bernilai > f'".
2. Plf'. < (fl - 3.5) S 1%l yang berarti: tidak ada satu nilai
uji tekan mempunyai nilai < (f'. - 3.5) (dengan probabilitas uji
tekan rendah l banding 100)
ACI 214R-3R-88
nrenetapkan bila satu
nilai uji tekan yang Tiap henda uji silinder harus diheri
tidak memenrrhi tanda identitas dari hagian sfuktur
salah satu syarat yang diwakili dan u,aktu pcmbuftten
tersebut di atas be- silindernya
rarti bagian beton
yang diwakili kualitasnya oleh benda uji itu dinyatakan kritis
atau tidak memenuhi syarat kekuatan beton yang direncanakan
(fl) dan harus dikenai langkah-langkah pengarnanan seperlunya.
Perlu dicatat, bahwa satu nilai uji tekan adalah nilai rata-
rata dari dua hasil uji contoh silinder'. Dan hams pula diingat

56 s7
3.3. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON

Evaluasi Kompetensi Anda


1. Mengapa kuat tekan beton rata-rata, fl,, tidak boleh di-
pakai sebagai kuat tekan karakteristik (fl)?

2. Kuat tekan rata-rata beton, f '"r, yang ditetapkan sesuai PBI


1971, selalu akan bernilai lebih besar dari f'", yurg diten-
tukan oleh SNI 2847. Mengapa? Dan apa kelemahannya
Bab. 4
dalam praktek?

3. Dalam menetapkan nilai kuat tekan karakteristik beton (fl),


ACI 274 menetapkan 3 kriteriaT namun hanya 2 yang di-
pakai. Sebut 2 kriteria itu!
Pedoman Pemakaian
4. Ada 2 rumus untuk menentukan flr, mengapa diperlukan 2
Bahan dan Kualitas
rumus itu?

5. Bila hasil uji tekan silinder beton tidak memenuhi syarat,


Beton
apa artinya ini sesuai ACI2L4?

6. Benda uji silinder beton harus menunjukkan sedikitnya 4


(ernpat) identitas, apa saja itu? KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN: "Paham
faktor-faktor penentu kelecakan beton segar dan sumber-
sumber kandungan ion klorida"

4.L Pendahuluan

Bab 4 rnerupakan catatan tambahan dari Pasal5 SNI2847, karena


itu Bab 4 baikrrya diba,ca bersamaan dengan pasal 5 itu. Sebelum
dilanjutkan berikut irri tcrcatat:
Pemutakhiran Tata Cara 2OO2:

58 l-rl )
4.2. PENGUJIAN BAHAN 4.3. SEM,EN

1. SNI 03-2847-2002 ini rnemuat ketentuan-ketentuan menge- tahun setelah penyelesaian proyek untuk digunakan bila ke-
nai bahan dan standar pengujian yang di SNI 03-284T lgg2 rnudian timbul pertanyaan masalah kualitas bahan dan beton.
tidak ada danjuga berlainan dengan yang ada di PBI 1971. Penyelesaian proyek adalah tanggal saat pemilik menerima baik
2. Dikenalkan ketentuan baru antara lain berikut ini: proyek atau ketika sertiflkat hunian diterbitkan,.digunakan tang-
gal yang terakhir. Persyaratan hukum lokal dapat mensyaratkan
(a) Benda uii memakai berrtuk silinder berdiameter 150 penyimpanan yang lebih lama terhadap catatan itu.
mm dan tinggi 300 mm
(b) Mutu beton dinyatakan dalam nilai karakteristik kuat
tekan beton silinder (/l) dengan < l% kemungkinan 4.3 Semen
adanya kuat tekan yang tidak memenuhi f'. J.b darr
-
atau ( 1% kemungkinan adanya kuat tekan rata-rata 3 Semen yang digu-
benda uji silinder yang tidak memenuhi berturut-turut nakan pada peker-
nilai fl iaan konstruksi harus Fermakaian samen hartm dari tipe $P
(c) Satu hasil uji adalah hasil rata-rata dari 1 (satu) sesuai dengan semen
yanB sama at*u scsuei rperifikari
pasang silinder. yang dipakai pada di-
harur dari mrrnber tnrtentu
(d) Standar deviasi dihitung dari uji silinder,
30 buah hasil sain proporsi campu-
bila kurang dikenai koreksi. ran. Ini secara sederhana dapat diartikan semen yang sama
(e) Persetujuan mutu beton selama pelaksanaan kon- tipenya atau boleh diartikan semen dari sumber yang sama.
Dalam kasus suatu proyek yang telah menentukan standar de-
struksi dilakukan secara sederhana oleh 2 kriteria
penerimaan.
viasinya dari hasil uji yang memakai semen dari beberapa sum-
ber, maka yang disebut pertama akan berlaku. Sedangkan yang
terakhir berlaku bila standar deviasi uji kuat tekan beton yang
4.2 Pengujian Bahan dipakai untuk menentukan target kuat tekan beton diclasarkan
pada tipe semen khusus dari satu sumber tertentu.

Laporan lengkap
pengujian bahan dan
beton harus tersedia
4.4 Agregat
Dakumen hasil pengujlan kuat {ekan
untuk pemeriksaan beton harus disimpan sedikitnya
selama pekerjaan Ukuran maksirnurn agrcga,t kasar tidak boleh melebihi;
dalam waktu 2(dua) tahun sstelah
berlangsung dan dis-
impan sedikitnya
proysk selesai 1. f jarak terkecil rLrrl,ara, sisi-sisi <:etakan
2

60 (it
1{: AIR
4.5. AtR

vang <licor rliill,a.s cetakan tetap dari metal galvanized harus tak
Z. ] ketebalan pelat lantai rnengandung jumlah ion klorida yang membahayakan. Kekuati-
3. f jarak bersih minimum antara tulangan-tulangan atau kawat- ran utama pada kandungan tinggi klorida dalam air adalah ke-
kawat bundel tulangan atau tendon prategang atau selongsong- mungkinan efek ion klorida pada tulangan atau tendon prategang
selongsong. yang tertanam. Pembatasan kandungan ion klorida yang dikon-
Pembatasan stribusikan oleh unsur-unsur dalam beton termasuk dari air, agre-
Int
dapat diabaikan gat, semen dan bahan tambahan diberikan di Tabel3, Pasal6 SNI
jika kelecakan dan Untulr rneniamiil ldecahan dan
2847.
metoda pema- kepadatan penelnpatan bfion fegar
datan beton adalah perftatitrun ukuran nrakrinrum AK
sedemikian sehingga
yang didinkan
beton dijamin dapat
dicor tanpa terjadi sarang lebah ataupun rongga.perencana wa-
iib memutuskan apakah pembatasan ukuran maksimum agregat
tersebut boleh diabaikan.

4.5 Air
Hampir semua air
alami yang dapat
diminum dan tidak Perneriksaan kandungan ion klorlda
mempunyai rasa
dalam beton fidak hanya hersunrher
atau bau yang men-
dalam air saja tapi juga terkandung di
colok akan memenuhi
agr€gat, semafi dan hahan tambahan
syarat sebagai air
campuran pembuatan beton. Ketidak murnian air (mengandung
oli, asam, alkali, garam, bahan organik dll.) dapat mempengaruhi
ticlak hanya kuat beton dan stabilitas volume, tetapi dapat juga
mengakibatkan florescence atau korosi tulangan.
Air yang dipakai untuk struktur beton (prategang atau non
prategang) atau pada beton yang pada dasar aluminium atau
(;:t
62
4.5. AtR

Evaluasi Kompetensi Anda


1. Sebut 3 dari 5 tata cara baru 2002 yang Anda pandang
sangat rnengubah nilai kuat tekan karakteristik beton dari
PBI 1971!

2. Menurut opini Anda, mengapa dokumen hasil pengujian


tekan beton perlu disimpan sampai 2 tahun setelah proyek
Bab. 5
selesai?

, Apa yang harus Anda waspadai pada bahan air adukan


Persyaratan Keawetan
t).

bila beton dicor di atas cetakan tetap dari alumunium atau


metal galvanized? Mengapa?
Beton

KOMPETENSI YANG DIHARAPI{AN: "Paham


keawetan beton ditentukan oleh syarat-syarat rasio mak-
simum air/semen dan kuat tekan beton /j minimum
untuk menghadapi pengaruh lingkungan"

5.1 Pendahuluan

Bab 5 ini baiknya dibaca bersamaan dengan Pasal 6 SNI 2847.


Kondisi pengaruh lingkungan khusus yang diatur oleh tata cara
ini berada di Pasal 6 yang menekankan pentingnya pengaruh
Iingkungan pacla keawctan beton. Pasal 7 mengatur menge-
nai kualitas) pcrrcarrrpttr:rn dan pengecoran menekankan bahwa
pemilihan prolrorsi (:il,lnl)llra,n beton dihasilkan harus memenuhi
2 syarat ini ytrit,rr:

64 (il-r
5.2. RASIO AIR.SEMEN I

5.3. PENGAHTJ}I I IN( iKI'N( iAN

1. Ketahanan terhadap pengaruh lingkungan khusus yang ada dalam rasio air'-sclnerr yang disyaratkan pada Tabel 1 dan 2 Pasal
di Pasal 6 dan 6 SNI 2847 iri, harus dihitung berat semen (sesuai ASTM C 150,
2. Sesuai dengan syarat kekuatan dari pasal 7.
ASTM C 595, atau ASTM C 845), ditambah dengan berat bahan
bersifat semen seperti abu terbang dan bahan pozzolan lainnya
(sesuai ASTM C 618), kerak (sesuai ASTM C 9S9) dan silica
Ketahanan pengamh lingkungan yang rnengandung fume (sesuai ASTM C 1,240) bilamana digunakan.
sulfat diatur di Pasal
6.3, sedangkan per- o
lindungan tulan- Disaln campuran he&on harus diawali 5.3 Pengaruh Lingkungan
gan terhadap korosi
dangrn penstapan fiyarat-cyerat untuk
diatur di Pasal 6.4.
Tergantung pada nronianriil lreawetan strukur heton Pada waktu melakukan disain C ampuran beton,
syarat desain dan terhadap pergaruh lingkungan
pengaruh lingkungan, maka harus dipilih rasio air_semen yang
adalah merupakan
keharusan untuk o
Iebih rendah yang disyaratkan oleh clesain struktural dan yang memperhitungkan Froses dirain rarnpuran heton haru*
untuk kondisi pengaruh lingkungan. kondisi beton yang diawali aleh ryarat perctapan syarat
akan mengalami pen- keawetan struktur beton bertulang
garuh lingkungan
5.2 seperti air, bahan mengandung klorida atau air laut. Disain
Rasio Air-Semen
campuran harus mememrhi syarat rasio maksimum air-semen
dan kuat tekan /j minimum (lihat Tabel 1 dan 2 Pasal 6 SNI
Dalam tata cara 2847) untuk memberikan jarninan tambahan agar tujuan umur
bahasa Inggris is- pakai provek terpenuhi.
tilah tradisional ra- flasio ah-semen di ACI dicehut swalrr
sio " water-cernent"
camentitioil$ rfliliCIr, fadi *srmen"
telah diubah menjadi
atau ncemsntitiou$n dalann tata cara 5.4 Pengaruh Lingkungan mengandung
"water cementitious haru ini b*rarti jurnlah hsrat somen +
ratio". Untuk di- sulfat
hahan berslfat sefimn
pahami dalam kata
cementitious ini tercakup berat semen (sp) dan bahan bersifat Ancaman keawetarr beton terhadap pengaruh sulfat dapat ter-
semen lain yang diijinkan oleh suatu tata cara. Bahan bersifat jadi apabila betorr terckspose oleh tanah, air laut, air tanah
semen ini berfungsi untuk memenuhi pembatasan ratio air-semen yang memiliki ka,rr<lrrrrgtln tinggi sulfat. Tindakan untuk men-
bagi keawetan beton. Dengan kata lain, iumlah berat semen di gurangi serangiul irri l,<'r'r rrir,srrk pernakaian semen penahan-sulfat.

66 $7
5.4. PENGARUH LINGKUNGAN MENGANDUNG SULFAT 5.5. PERLINDt,N(iAN il lilt^l)Al, KoHOSI

Kepekaan terhadap serangan sulfat terjadi lebih tinggi pada beton


iuga berta.rrrlrtr,h oleh rasio air-semen rendah, kekuatan, slump
yang terekspos oleh kelembaban, seperti pada pondasi dan pelat
rendah, pemadatan yang cukup, keseragaman penutup tulangan
yang langsung terletak di atas tanah dan pada struktur-struktur
dan perawatan lembab yang cukup baik.
yang langsung terekespos pada air laut.

Untuk struktur
beton yang akan 5.5 Perlindungan Terhadap Korosi
terekspos oleh seran-
Keawetalr heton dicapai dengan
gan sulfat dari tanah Chloride dapat berada dalam beton melalui bahan pembentuk be-
rnsmakai a/c rninimum dan fl"
atau air, pemakaian ton seperti: air, agregat) semen dan bahan tambahan atau melalui
maksimurn nrenghadapi:
semen tahan sulfat paparan dengan air laut atau udara yang mengandung garam di
harus ditentukan. r pengaruh liqg&unganl lihat Tahel 1 lingkungan pantai. Batas kandungan ion chloride yang tertera
Tabel 2Pasal 6SNI . prngaruh sulfaft lihat Tabel I di Tabel 3 Pasal 6 SNI 2847 dimaksudkan pada chloride yang
2847 mencantumkan tipe seme4 tahan sulfat yang tepat, rasio terdapat dalam bahan pembentuk beton, bukan chloride pada
air-semen maksim,m dan kuat beton minimum yang diperlukan lingkungan yang ada di sekitar beton itu.
untuk berbagai kondisi pengaruh lingkungan. Tingkat pengaruh
lirrgkungan didasarkan atas banyaknya konsentrasi surfat yang Batas ion chloride adalah tanggung jawab fasilitas pro-
dapat larut dalam air di dalam tanah atau banyaknya konsentrasi duksi beton, yang harus menjamin bahwa bahan pem-
sulfat di dalam air. bentuk beton (semen, air, agregat dan bahan tambahan)
yang menghasilkan beton masih dalam batas-batas kan-
Dalam memilih tipe semen tahan-sulfat, pertimbangan prin_ dungan ion chloride untuk berbagai paparan lingkungan.
sipiil adalah pada kandungan tricalcium aluminat (CsA). Se_
men dengan%o c3A rendah memiliki ketahanan sulfat khusus ter-
hadap tanah dan air yang mengandung sulfat. Bila peningkatan Bila uji dilakukan
untuk menentukan Ferlindungan tulangan terhadap
terhadap serangan sulfat moderat'dipandang penting, seperti
distruktur-struktur drainase dimana konsentrasi sulfat dalam air kandungan ion chlo- korosi teqgantung pada konsentrasi
tanah lebih tinggi dari normal tetapi bukan termasuk berat (0.10 ride dari masing- malaimurn ion klorida (lihat Tabcl tI
masing bahan pem- terdapat dalam bahan pemhenhrk
- 0.20 persen), maka semen portland tipe II (sesuai ASTM C150
mengandung CsA maksimum 8 %) harus dipakai. bentuk beton aLau beton dan yang larut dalam air
sampel-sampel dari
Tipe-tipe semen lain yang dihasilkan dengan kandungan C3A beton yang telah rnengeras, maka prosedur pengujian harus
rendah juga dapat dipakai pada kasus-kasus paparan lirrgkungan sesuai ASTM C1218, sobagairnana ditentukan oleh pasal 6.4.1
sulfat moderat sampai yang berat. Ketahanan terhadap sulfat SNI 2847 Chlori<lc lrarlir <lalam jumlah bervariasi dalam ba-
han pembentuk lrcl,orr. Baik t:hloride yang dapat larut maupun

68 (i1)
I

i
5.5. PERLINDUNGAN TERHADAP KOROSI
5.5. PERLINDUNGAN ILI]HADAP KOROSI

yang tidak larut dalam air ada didalamnya; narnun hanya chlo-
ride yang larut dalam air yang dapat menimbulkan korosi. rnerupakan chlori<le yang larttt dalam air, sisanya tidak larut.
Sesuai Pasal 6.4.1 SNI 2847, beton yang telah mengelas harus
Uji bahan da- berumur sedikitnya 28 hari untuk diuji'
pat dilakukan untuk
menentukan kandun- Konkol lundungan ion klodda yang Material dan konclisi yang berpotensi terkena chloride terma-
gan chloride larut larut dalam afu haiknya dilakukan suk: pemakaian air laut sebagai air adukan atau pencuci agre-
dalam air atau to- pada hahan-hahan pemhentuk beton gat, karena air laut mengandung jumlah sulfat dan chloride yang
tal kandungan kedua daripada beton yar6 sudeh rrrcngeras signifikarr; pemakaian agregat dari dasar laut, karena agregat
chloride (yang larut demikian sering mengandung garam; pemakaian bahan tambahan
* tidak larut). Uji chloride larut dalam air butuh banyak waktu yang Inenganclung chloridc, seperti kalsium chloride' Kondisi-
dan sulit terkontrol, dan karena itu lebih mahal dari uji total kondisi tersebut di atas urewajibkan pemenuhan syarat nilai rasio
chloride. Evaluasi awal kandungan chloride boleh dilakukan atas air-senren dan kuat beton pada Tabel 1 sNI 2847 darn persyaratan
kandungan total chloride yang ada di bahan-bahan pembentuk tebal selimut pada SNI 2847 Pasal 9.7'
beton. Bila total kandungan chloride lebih kecil dari data yang
tersebut di Tabel 3, maka kanrlungan chloride yang larut dalam
air (pada beton yang telah mengera,s) tak perlu dicari.
Bila kandungan
total chloride melam-
paui batas nilai yang Kontrol kandungan ion klorida pada
diijinkan, uji kandun- hrton ynng sudsh mongerao dilakukan
garl chloride pada bila kandungan ion klorida dari
contoh beton yang bahan-bahan penrbentuk beton
telah mengeras yang tnelehihi hatas Tabel S
larut dalam air perlu
dilakukan untuk perbandingan langsung batas nilai di Tabel 3.
Perlu diketahui bahwa sebagian dari chloride yang larut dalam
air dari bahan pembentuk beton akan bereaksi dengan semen
selama proses hidratasi dan menjadi tak larut, ini berarti merr-
gurangi kandungan ion chloride larut dalam air yang merupakan
penyebab korosi. Dari total kandungan chloride yang berada
dalam beton yang telah rnengeras, hanya ada kira-kira 50 - 85%

70
71
5.5. PERLINDUNGAN TERHADAP KOROSI

Evaluasi Kompetensi Anda


1. Walau dalam peraturan baru
2002, tetap memakai istilah
rasio air-semen, namun SNI 2002
ini mengartikan itu sama
dengan istilah ,'ater cementitious
ratio,, yang dipakai oleh
ACI. Mengapa ACI memakai kata ,,cementitious,,
itu?
2. Kalau konstruksi kita harus tahan
air laut, apakah kita Bab. 6
boleh memakai beton dengan rasio
air_semen : 0.b dan
mutu beton fl : 2S Mpa? Berikan
menurut tatacara yang berlaku!
nilai_nilai y.rrg vv )
r --o t"ru4
3. Untuk struktur.saluran drainase, biasanya Kualitas dan Pemilihan
PC harus menjadi pertimbangan demi pemakaian tipe
turnya. Berikan pendapat AnJa! keawetan struk_
Selain tip" pa, fu,f.tor_
Campuran
faktor lain aparagi yang harus diwujudkan
dalam pcrak_
sanaan?

4. Faktor keawetan beton terhadap


diatur dalam bentuk pembatasa.,
pengaruh lingkungan KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN: ((Tlampil
rusio af c danmutu beton menghitung s: f'.r,, rnenentukan jumlah benda uji dan
di Tabel 2 pasal 6 SNI 2847. pertirJrrrgu,
tulangan diatur oleh pembatasan
terhadap korosi mengevaluasi mutu produksi tretonnya sesuai tata cara
kadar ion chloride yarrg baru"
larut dalam air. Dalam praktek, ion
chlo.ide itu berada
^ Bagaimana
d_ibahan apa saja?
cara mengontrol keberadaan
chloride jtu?
6.1 Pendahuluan

Bab 6 ini merupakan catatan dari pedoman yang diatur oleh seba-
gian SNI 2847 Pasal T. Dalam Tata Cara 2002 itu diisi ketentuan
kualitas, pencampuran dan pengecoran yang belum diatur oleh
tata cara 1992. Tata Cara 2002 ini menganut tata cara yang
berlaku di Arrrcrikn Sr:rikat, berbeda dengan tata cara yang di-
anut oleh PBI 1971 yarrg krbih berorientasi ke Eropa, karena itu
terjadi ketentrra,rr-kcl,crrl,ruln vang berbeda pula.

72 a,)
I 'l
6.2. UMUM
6.3. PEMILIHAN PROPORSI CAMPURAN BETON

Persyaratan proporsi campuran beton didasarkan pada filosofi


bahwa beton keras harus memberikan baik keawetan (sNI 2g47 , dirawat dan diujisebagaimana yang disebut dan disyaratkan
pada SNI 2847 Pasal 7.6.3. Perrentuan nilai fl ini dilakukan pada
Pasal 6) rnaupun kekuatan yang cukup. Kriteria penerimaan be-
penguiian beton yang telah berumur 28 hari.
to. didasarkan pada filosofi bahwa tata cara berrnaksud untuk
melindungi keamanan publik. sNI 2g4z pasal 7 ini mengatur kri-
teria nilai umum untuk pencampuran dan pengecoran beton de,-
gan kekuatan yang cukup dan rnemberi prosedur evaluasi
kuaritas
6.3 Pemilihan Proporsi Campuran Beton
beton pada saaLdan setelah pengecoran di tempat kerja.
Desain carrrpuran beton di proporsi untuk mencapai kekuatan
Untuk pengendalian mutu beton, kiranya prinsip-prinsip berdasa,rkan konsep probabilistik yang ditujukan untuk rnenjamin
pengetahuan tersebut di atas wajib dipahami. pencapaian kekuatan beton yang cukup memudskan. Di Pasal
57.3.2 SNI 284Tdijelaskan konsep probabilistik itu dan telah di-
jelaskan secara mendeta,il di Bab 3 buku ini. Disarnping syarat
6.2 lJmum kekuatan, hasil proporsi material untuk campuran beton harus
mememrhi syarat-syarat sebagai berikr-rt:
Kuat tekan beton
harus dirancang se- O 1. kelecakan dan konsistensi yang menjadikan beton mudah di-
hingga menghasilkan cor tanpa terjadi kekeroposanT segregasi dan bleeding vang
Mutu minimurn beton untuk
2 syarat kuat tekan berlebihan.
barryunan adalah f'. ) l7"E Mpa yang
rata-rata, fl, yang
diukur dari kuat teftan silinder 2. ketahanan terhadap berbagai pengaruh lingkunan tersebut
ditentukan oleh SNI
2847 Pasal7.3.2 dan
berumur 28 hari di SNI 2847 Pasal 6.
juga harus mernenuhi syarat-syarat keawetan dalam sNI 2B4z
3. sesuai syarat uji kekuatan SNI 2847 Pasal 7.6.
Pasal 6' Ditekankan bahwa kuat tekan rata-rata dari J pasang
uji
kuat tekan dari beton yang diprocluksi harus seraru urerampaui
nilai kuat tekan karakteristik yang disyaratkan yaitu Pengendali mutu beton wajib menjaga rnutu beton yang
flyang di_ mememrhi 3 syarat ini.
gunakan dalam disain struktur. Hal ini didasarkan pada konsep
probabilistik (lihat Bab 3) dan climaksudkan unt,k menjamin
cukup kuat tekan beton untuk struktur yang sedang dibangun.
Nilai fl minimum vang digunakarr pada bangunan sesuai tata
cara ini tidak boleh kurang dari 17.5 Mpa. Ketentrran untuk rne-
nilai /" harus didasarkan atas uji kuat tekan silinder yang dibuat

74 7lt
6.4. PERANCANGAN PRO-POFISI CAMPURAN BERDASARKAN PENGALAMAN
LAPANGAN DAN/ATAU HASIL CAMPUFIAN UJI 6.4. PERANCANGAN I'I.IOPOI'ISI CAMPURAN BERDASARKAN PENGALAMAN
LAPANGAN DAN/ATAU }IASIL CAMPUFIAN UJI

6.4 Perancangan Proporsi Campuran 6.4.L Deviasi Standar


Berdasarkan Pengalaman Lapangan
danf atau Hasil Campuran Uji Nilai deviasi standar
s merupakan ukuran
ketelitian proses pro- Standar devlari, s, harus ditenilukan
Pada tata cara ini, pemilihan campuran beton dilakukan dalarn
duksi beton dan pe- drri track rccCInd prose$ produksl
3(tiga) tahap.
nentu ekonomis cam- yeng $flme, dari ? 30 huah haril uii
puran beton. Nilai yamg tsrfr(unrpul dalam 45 hari
1. Tahap Pertama adalah penentuan standar deviasi deviasi standar dapat
dihitung bila fasilitas produksi beton memiliki catatan hasil uji
t. Tahap Kedua menetapkan kuat tekan rata_rata f!, beton yang rnemenuhi ketentuan:
3. Tahap Ketiga Pemilihan proporsi campuran untuk meng_ 1. jenis material, prosedur pengendalian rrrutu dan kondisi adalah
hasilkan ft, dan 3 syarat tersebut di Butir 6.3.
serupa dengan di proyek dimana beton akan diproduksi.

Pemilihan pro- 2. catatan mutu hasil uji beton berasal dari mutu beton yang t
porsi ini boleh di- 7 MPa dafi ft" yang akan diproduksi
lakukan baik dengan 3. catatan hasil uji beriumlah sekurang-kurangnya 30 buah beru-
Hasil dirain sampuran selian krkuatan
prosedur carnpuran heton rutan atau dari dua kelompok pengujian yang jumlahnya mini-
hanm rnememuhi:
coba-coba kouven- rnurn juga 30 contoh pengujian seperti vang ditetapkan pada SNI
sional atau dengan 1" Mudah dicor iampa ada kropos, 2847 Pasal 7.6.2.4, kecuali sebagaimana ditentukan pada SNI 2847
catatan pen6Jalarnan uegregani dan hleeding (syarat Pasal 7.3.1.2
yang sesuai. Gam- kelecakan)
bar 1 (lihat Pasat 2. Tahan terhadap pengaruh Deviasi standar dihitung dengan formula berikut:
7, SNI 2847 tertam- li*Elungannya {awet}
pir) menyajikan sebuah diagram alir yang memberikan urutan lI * 4'1+
(,,
pemilihan campuran dan prosedur dokumentasi. L "-1 J

Pemilihan campuran harus berdasarkan pada hasil k,at uji


rata-rata yang lebih tinggi dari fl. Tingkat kelebihan ini mem- dimana,
perhitungkan variabilitas yang dinyatakan oleh nilai standar de- s : deviasi starrdtrr, MPa
viasi pada penetapan tahap pertama pemilihan campuran beton r.; : uii ktta,t tcka,n individual seperti didefinisikan dalam
7.6.2.4
tersebut di atas.
i : rat,a-t'ata rr lrir,sil rt.li kckrttrttltt

76 77
6.4. PERANCAN(iAN I,II()I '0I IiiI (;NMI'[-'IIAN BERDASARKAN PENGALAMAN
ILApANGAN p Ro^p.oRSt CAM PURAN BE R DASAR KAN pE NGALAMAN LAPANGAN DAN/AIAI' IIN:iII (;N MI'I.JHAN UJI
uji --"
1:, ?.E_EANCANGAN
DAN/ATAU HASTL cAMpunnrrt

rlalarrr periorla wiLktu tidak kurang dari 45 hari kalender. Deviasi


72 : jumlah u.ji kuat tekan berturutan
slandar dari 2 kelompok hasil uji itu dilakukan sebagai berikut:

Deviasi standar (r, - 1)(r,)2 *- (nz (.'z)2


ini digunakan untuk 5: (ry+nz-2)
1)

menetapkan kuat I
lndikator ketelitian psrgendaliar
rata-rata f '", yang kualitae produfioi be{on; dimana,
disyaratkan pada .

Pasal 7.3.2.1 SNI s ( 2"8,MFa: lstirnewa 5 : deviasi standar


2847. rata-rata stat istik di- Ptnenftran e boleh terdiri dari 2
s ? 4.9 Mfra: lelek/tturang mana dua catatarr kelompok haril uii asalkan $peflfika$i
Nilai deviasi uji digunakan untuk rnattrial nI dan n2 sarna, b*da mutu
standar ya,g diperoleh dari suatu fasilitas produksi beton r 7 MPa,
da- mengestimasi deviasi
pat dipakai sebagai indikator ukuran kontror kualitas produksi n=nl +n2?3CI,
standar.
dilapangan sebagai berikut: (SNI 03_6g1 b_2002)
: nI dan n! dipercleh dalanr S,l5 hari
SL 52 deviasi sLan-
dar dihitung dari dua
Deviasi Standar [Mpa] Indikasi catatan uji berturut-turut, setelah mengalami koreksi oleh faktor
modifikasi pada Tabel 4 (SNI 2847 PasalT).
< 2.8 (<1.4) Kontrol Kualitas Istimewa
rlt, TLz: jumlah uii berturut-turut dalam setiap kelompok catatan
2.8 , 3.5 (1.4 " 1.7) Kontrol Kualitas Sangat Baik uji-l(yaitu sebanyak 15 sampai 29)
3.5 - 4.2 (1.7 - 2.1) Kontrol Kualitas Baik
4.2 - 4.9 (2.1 - 2.4) Kontrol Kualitas Cukup Standard deviasi
> 4.9 (> S, 51 maUpUn S2
2.4) Kontrol Kualitas Kurang yang diperoleh dari Standar deviari s, q dan E yang
jumlah uji kurang diperoleh dari tS #d 29 huah uii
catatan: angka dalam kurung berlaku untuk produksi di rabo- dari 30 tetapi paling tekan harus dikenai faktor modiflkasi
ratorium. sNI 2847 Pasal 7-3.1.2 mengijinkan penentuan deviasi sedikit 15 uji, hanrs dalarn Tabel4
standar dari 2 kelompok catatan hasil uji masing-masing
berjum- ditingkatkan dengarr
lah 15 - 29 hasil uji secara berurutan. Hasil uji iiu adalah faktor modifikasi rlal;rrrr Tabel 4 (SNI 2847 Pasal T).
dari beton yang memenuhi syarat (a) dan (b) SNI 2847 pasal
7'3'1.1 dan pengujian-pengujian itu telah dilakukan berurutan
79
78
6.4. PERANCANGAN PROPORS] CAMPUHAN BERDASARKAN
LApANGAN oAN/ATAU HASIL cAMFunalr [ii "-"' PLN(iALAMAN
6.5. PENC^T InN l)AlA KUAI lt^lA IIATA

6.4.2 Kuat Rata-Rata perlu Karr:ntr syarat 2. rnemberikan fl, sedikit lebih besar dari
syarat 1. maka syarat 2. dan 3. dipakai untuk menentukan
Kuat tekan rata-rata
perlu /j, yurrg Jig.,-
fl. dirnana:
nakan sebagai dasar
f'.u: ktat uji individual silinder beton
Ferryaratam nrutu beton (f,") ini lebih f '"ut : rata-r'ata kuat uji dari 3 buah fl,
pemilihan campuran
rilgan dari tata cara p$l I97I (o,b*).
beton (lihat Contoh
Akibatnya diperoleh kuat tekan rali-
6.2) harus diambil se-
rata (f*) lebih kecil/ekoncmis Bila fasilitas pro-
bagai rrilai terbesar
dari Pers.(6.1) atau Pers.(6.2) dengan nilai deviasi standard
duksi beton tidak
s tersebut di atas:
s atau memiliki catatan Produsen heton yang tidak nnerfiiliki
hasll uji lapaugarr ca1;tam standar deviari, harus pal6i
sebagaimana diten-
f,., : fl+t.Sl" (6.1) tukan oleh SNI 2847
fl.. tercehut di Tahd 5

atau Pasal 7.3.1.1 atau 7.3.7.2 maka kuat rata-rata perlu fl, harus
ditetapkan berdasarkan Tabel. 5 SNI 2847. Disini nampak per-
f'",_ : f,.+Z.lZs- S.S (6.2) syaratan fl, ditetapkan lebih konservatip berdasarkan deviasi
standar > 4.2 NIPa.

. {sal usul Pers.(6.1) dan pers.(6.2) diperoleh clari 3 syarat (li_


hal Bab 3). yaitu:
6.5 Pencatatan data kuat rata-rata
1. Hanya 70 % dari hasil uji boleh clibawah p[fl"
/ atau <
Dari SNI 2847
.f l) S t0% sehingga f,", > flf 1.28s
Pasal 7.3.2 dipahami
2' Hanya 1 ilari 100 hasil uji ctari rata-rata 3,ji boreh berada bahwa untrtk tnem- Usul proporsi oampuran betott untuk
di bawah f! atat p[rata-rata f!, dari 3 uji berturut < produksi ntutu be-
: lYo atau
fl] rnencapaifl., boleh berdasa*an atas
ton sebesar fl telah data uii tekan di lapangan atau hasil
N.[.fl,:, JS) se]ringga fl, > fI + 2.226(s/ t/z)
:/ atau disyaratkan f'., yung uii campuran percobaan di
f'", > ll* 1.34s digunakan sebagai lahoratoriurn
dasar pemililtatt t'rrt n-
3. Hanya t Yo dari hasil uji boleh dibawah (fl _ 3.5) ataLr
puran beton. Perrtililta,tt calnpuran beton ini harus menghasilkan
P[f l" < Ul - Z.b)] ( 1% seshingga diperoleh
kuat rata-rata pirlitrg sc<likit sebesar kuat rata-rata yang juga
f'", > ff|- 3.5) * 2.33s

BO 81
6.6. PERANOAN(;nN ( :AMl',llllAN IANI'A tsEBDASARKAN DATA LAPANGAN ATAU
6.5. PENCATATAN DATA KUAT RATA.RATA CAMPUBAN PLI-I(X )I IAAN

memenuhi persyaratan pengarllh lingkungan khusus dari SNI 4. Calnpurarr uji


harus direncanakan untuk menghasilkan kela-
2847 Pasal6. cakan dengan kisaran t 20 mm dari nilai maksimum yang
Dokumen catatan uji kuat tekan itu dapat berupa cat,atarr diijinkan.
uii kuat tekan hasil campuran percobaan laboratorium atau 5. Llntuk tiap rasio air-semen atau kadar semen) minimum
lapangarr, keduan- harus dibuat 3 buah silinderr uji dan dirawat sesuai SNI
nya menggunakan 03-2492-7991. Silinder harus diuji pada umur 28 hari.
bahan dasar beton Desain campuran percobaan di
yang sama seperti lahoratorium harus mrmenuhi 6 6. Buat kurva yang memperlihatkan hubungan antara rasio
yang dipakai untuk air-semen atau kadar serren terhadap kuat tekaprata-rata.
{enam) ketentuan Fasal 7.3.3.2
menentukan deviasi
standar dipandang cukup bila sudah terseclia sedikitnya 10 contoh 7. Dari krrva tersebut dapat diperoleh rasio air-semen rnak-
uji secara berurutan yang menghasilkan kuat tekan rata-rata yang simum atau kadar semen minimum untuk beton yang
disyaratkan, f !, dan catatan itu mencakup periode waktu tidak digunakan pada proyek yang akan datang dengan bantuan
kurang dari 45 hari seperti yang ditentukan di SNI 2842 pasal perpotongan f'", yang disyaratkan dengan kurva rata-rata
7.3.3.1. Akan tetapi, bila catatn uji ini menunjukkan f,., yang (lihat Contoh 6.3)
lebilr rendah atau lebih tiuggi dari f'., yurg disyaratkan, uraka
perubahan proporsi canrpulan lain mungkin perlu diadakan.

Bila tidak tersedia catatan hasil uji lapangan yang memenuhi 6.6 Perancangan Campuran Tanpa Berdasarkan
syarat, rnaka, proporsi campuran beton boleh diambilkan dari
hasil carnpuran percobaan yang memenuhi batasan-batasan Data Lapangan atau Campuran Per-
berikut ini: (lih. Contoh 6.3) cobaan

1. Tentukan f|, yung disyaratkan sesuai Tabel. 5 (pasal Z SNI Perancangan camplt-
2847) ran dengan alternatif
ini dilakukan bila Bila sanra mlflli tida* tercdia data
2. Kombinasi bahan, yang akan digunakan harus sama dengan
bidak ada data pen- pengalaman proporsi campurail
yang akan dipakai
galanran sebelunr- heton, maka proporsi f,ampuran yang
,
r)- Campuran percobaan yang harus dibuat menggunakan nya (SNI 2847 Pasal dipakai harus rnendapat persstuiuan
sedikitnya tiga jenis rasio air-semen atau kandungan semen 7.3.3.1) atau tak pirnpinan proyek dan nilai f", harut
yang berbeda-beda untuk menghasilkan kisaran (range) tersedia data catrtpr r- rnengikuti Tahel S
ft",
vang disvaratkan. ran percobaan (SNI

82 rJ:i
6.7. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON 6.7. EVALUAIJI I)N N I'I NI IIIMAAN BETON

2847 Pasal 7-3.3.2) maka pengalarnan lain boleh digunakan un- pr:rlorrran scra,trgkaian tindakan untuk diikuti bila hasil uii kuat
tuk menentukan rasio air-semen. Namun pemilihan proporsi tekan tidak meutuaskan.
campuran beton hanya diperkenankan bilamana disctujui oleh
pimpinan proyek (lihat SNI 2847 Pasal7.4). Karena bahan-bahan
pembentuk betonnya bisa sangat bervariatif maka alternatif per- 6.7.1 Evaluasi
ancangan ini hanya boleh dipakai untuk mutu beton f!. < 28
MPa dan kuat rata-rata yarrg disyaratkan /f" harus bersifat Beton harus diuji
konservatif, yaitu f'", > f! * 8.5 MPa. Bila, misalkan diinginkan dengan ketentuan
mutu beton f '. : 25 MPa maka kuat rata-rata untuk menentukan SNI 2847 Pasal 7.6.2 Harus diingat bahwa tiap haeil uii
propolsi camuran beton (rasio air-semen) harus didasarkan pada hingga 7.6.5. Teknisi tekaei sepnsang henda uii (silind*r)
flr:33.5 MPa. Dipanclang dari sudut ekonomi pernakaian ma- pengujian lapangan mewakili suatu hagian beton yang
terial, pemakaian opsi ini sewajarnya dibatasi untuk proyek kecil harus melakukan dicor di proyek
saja. Bila dituntut mutu beton yang lebih tinggi, maka syarat pengujian beton
perancangar] campuran berdasarkan pengalaman Iapangan atau segar di proyek, pntbuatan silinder yang diperlukan dan catatan
data campuran percobaan harus dipenuhi. iderrtitas tiap silinder. Sedangkan teknisi laboratorium melakukan
semua pengujian laboratorium yang disyaratkan (lihat SNI 03-
Alternatip ini harus pula rnemenuhi svarat keawetan beton 1974-1990 atau ASTM C39M-01)
(SNI 2847 Pasal 6) dan kriteria pengujian kuat tekan beton (SNI
2847 Pasal 7.6)
6.7.2 FYekuensi Pengujian

6.7 Evaluasi dan Penerimaan Beton f l, yung dicapai oleh suatu campu-
Evaluasi kuat tekan rata-rata,
ran beton dilakukan berdasarkan prinsip probabilistik. Irri men-
Dalam tata cara ini syaratkan bahwa harus ditentukan volume beton yangdapat di-
telah disediakan se- wakili oleh satu trasil uji tekan benda uji beton. Karena itu terse-
buah dasar yang jelas dia kriteria frekuensi rnininrum pembuatan benda uji berdasarkan
Tslmici lapangan dan laboratorium
untuk mernutuskan volume beton yang dicor tiap hari untuk masing-masing mutu be-
harur nrelalmanakan tugas penguiian
apakah tiap konr- ton yang <liprodrrksi.
heton herdasarkan SNI 03-2458-1 99I,
porlen struktur be- Jumlah minirnrttrt rr.ii ktrat tekan per hari harus tidak kurang
SNl CI3-48l0-1998 dan $Nl CI3-1e74-
ton bertulang yang I990 dari (SNI 2847 Pasal 7.b.2.I):
sedang dilaksanakan
dalam suatu proyek dapat diterima, begitu pula memberikan
1. Satu uji kuat, (,r'kir,rr pt't' ltari,

B4 It5
1

6.7. EVALUASI DAN PENERIMAAN


BETON 6.7. EVALUA9I DAN PENERIMAAI.IJEIg!

harus memPunYai
pengecoran' tiga uji kuat tekan yang trerurutan
2. Satu uii kuat tekan per 120 rn3 rata dari
lebih besar dari fl
rn2 luas permukaan lantai
atau J;;;;";au
3. Satu uji kuat tekan per 500
dinding Yang di cor' 2. Tidak acla nilai
uii kuat tekan (Yaitu
uii kuat beton per
Ilustrasi kasus ini diberikan di
Contoh 6'4 kuat tekan rata-rata lumlah rninimum
kurang dari lima
dari 2 hasil uji contoh proyek
-' -'iiharus tidak
kurang il#;;;"g diamtit '' tekan pw mutu heton
tekan Per proyek harus tidak
Jurnlah minimum uji kuat clari 1 (satu) adukan)
lawah /l nrelebihi clari 3'5 MPa
dari: mempunyai nilai tli
memberikan ilustrasi
hasil uji kuat
Contoh 6'6 dan 6'7
lirna uji kuat Yanb au' kuat" berturut-turut
tekan "yang auput'iiili*Ji I:'"* atas'
diarnbil secara acak heton kriteria tata cara penerimaan di
dari lima adukan frekuensi
'' Fenguiiil kuar telon berdasarkan
yang diPilih sebelum- ;;;;r'i ter[antu ns fud Ii-tTl1,
" nart uji di lapangan
nya (SNI 2847 Pasal volume beton Yang dicor tiaP 6.7.4 Perawatan trenda
7 - Ilustrasi ka-
.6.2.2) namun minimal harus dibuat satu
"p*r;rh-nda kondisi lapangan
sus ini diberikan di uii te*an tiaP hari tekan silinder yang clirawat di bawah
Uji Kuat kecukupan
rn3' oleh pengawas lapangan,untuk rnengecek
kurang'dari'4! bisa diminta yang sedang
ffi:Tl"i:, beton vang alan. 1i,'o:.,h3"a beton pada struktur
dilakukan bila clisetujui
oleh perawatan au" plilitiaungan
uji kuat tekan b";;-b"i;h tidak dilaksanakan'
Pasal7 '6'2'2)
pengawas lapangan (SNI 2847
Tata cara telah \U
menetapkan bah-wa
6.7.g SYarat Penerimaan beton n!r* 6a,6r.,t*n dan oedindungln
uffi*-u'*
:Hl:' oll"*0,,-1l,lli
dungt oarl uELUrr 5illffilX'ffiilii,i
Lrrrovv(r. b-',xl "' '*---'Tbisa minta diperiksa
Tingkat kuat te'kan rr,tuk mensimulasi rmaka Pefigiwa yang dipelihara di
suatu kellas mutu oraklek lapattgatt kuat henda uii
beton' dianggaP Bih ada uii tekan tidak mernenuhi 'rurr* baik adalah laPangan
memenuhi sYarat bila *r."t*.i" bagian struktur beton dirawat se-
fidak memenuhi sYarat t'.%',ullo:-.s*inder vang
<lua kriteria berikut t - ot"*"kili
,rin ill,.,.iilt .,tff"u,*ll]ls 't'ui yang dirawat
hukan seluruh struktur lrttkau' antara silinder
ini diPenuhi: cara lembab di tttt"'tltt''itttrr' fl' Batasan 85%
titto,rt"tttt" '"U"uar
di lapangan an" "if":"u""*
1. SetiaP nilai rata-
87
86
6.7. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON 6.7. EVALUASI DAN PLNEHIMAAN BETON

tersebut tidak berlaku jika kuat tekan silinder beton yang dirawat Ada dua nlacam
di lapangan itu menghasilkan nilai yang melebihi fl + S.S Upa, prosedrrr proses pen- Hasil uii kuat tsilran beton inti harus
meskipun gagal untuk mencapai 85% kuat silinder pasangannya gujian kuat tekan dikorcksi bila rasio pnniang terhadap
yang di rawat di laboratorium. benda uji beton inti diameternya < I"00
(lihat SNI 2847 Pasal
7.6.5.3) yaitu pertama untuk struktur yang berada dalam kondisi
6.7.5 Penyelidikan untuk hasil uji kuat beton yang kering dalarn masa layan dan kedua yang selalu berada dalam
rendah kondisi basah. Pada yang pertama benda uji beton inti harus
dibuat kering udara (pada temperatur 15 hingga 25"C, kelemba-
Penyelidikan ini harus dilakukan bila benda uji silinder yang ban relatif kurang dari 60%) selama 7 hari sebelum pengujian,
dirawat di laboratorium menghasilkan kuat tekan kurang dari dan harus diuji dalam keadaan kering. Pada yang kedua, beton
(f'" - 3.5) MPa [ihat SNI 2847 Pasal 7.6.3.3(b)] atau bila uji inti harus direndam dalam air sekurang-kurangnya dalam waktu
kuat tekan benda uji yang dirawat di lapangan menunjukkan kuat 40 jam dan diuji dalam keadaan basah.
tekan yang kurang dari 85% kuat tekan dari benda uji yang di-
rawat di laboratorium (lihat SNI 2847 Pasal 7.6.4.4). Tujuan Ketahanan kom-
penyelidikan adalah untuk mendapatkan jaminan bahwa keta- ponen struktur yarrg
hanan struktur dalam memikul beban masih dalam batas-batas diwakili oleh 3 buah Peagujian lapangan hanya dllakutr<an
yang aman. beton inti itu di- bila kuat tekan beton inti dan hanil
anggap cukup secara analisa ketatranan rtruktrr tidak
Bila data kuat struktural bila kuat
benda uji beton yang morfiuaskan
tekan rata-rata dari 3
rendah seperti terse- Ada 2 ,macam profss pongujian kuat beton inti sedikitnya bernilai 85% dari fi dan tidak ada satupun
but di atas diketahui tekail beton intiyaitu dalanr kondisi dari beton inti itu yang kuat tekannya kurang dafi 75%fi. Tam-
dan dari hasil perhi- kering dan hasah bahan pengujian beton inti yang diambil dari lokasi yang mem-
tungan menunjukkan perlihatkan hasil kuat tekan beton yang variatif diperbolehkan
fungsi ketahanan struktur menurun secara signifikan maka harus (lihat SNI 2847 Pasal 7.6.5.4).
dilakukan uji contoh beton uji yang diambil dari daerah bagian
komponen struktur yang diwakili oleh benda uii dimaksud sesuai Ukuran bersih bcnda uji beton inti baiknya rnempunyai rasio
SNI 03-2492-1997. Pada uji contoh beton inti tersebut, harus di- ukuran diameter terhtrdtrp tinggi 1 dibanding 2. Lakukan koreksi
ambil paling sedi,kit ti,ga benda uji untuk seti,aTt uji kuat tekan yang dengan cara mengalikarr krrat tekan beton inti, apabila rasio per-
terbukti mempunyai nilai kuat tekan kurang dari f!- 3.5 MPa. bandingan panitl,rtg t,<rrharlayr rliameter yang kurang dari 2 (lihat
ASTM C42M ), tlctrga,tr ftlkt,or koreksi di bawah ini (untuk nilai
diantaranya bisa, rlilirlirtl<irtr irrl,<rrltola'si):

88 81)
1

6.7. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON 6.7. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON

Tabel. 6.1: Faktor koreksi kuat tekan beton inti Mengurangi beban yang semula direncanakan pada tingkat
sesuai dengan kuat beton aktual.
Rasio l!"t"?s Faktor Koreksi Ku-
dzanleter
at Tekan Memperbesar atau mengubah dimensi komponen struk-
tur sehingga diperoleh kapasitas semula. Ini bisa berupa
t.75 0.98
menambah komponen struktur baru.
1.50 0.96
Perlu dicatat disini, bahwa penyelidikan kuat tekan beton dan
7.25 0.93
struktur yang sudah jadi menurut ASTM 805-02 tidak bisa diper-
1.00 0.87 oleh dari hasil pantulan secara langsung dari alat Schmid Hammer
atau spring-driven steel hammer, tapi pantulan itu hanya akan
memberikan korelasi antara nilai pantulan pada struktur yang
Bila kriteria kuat tekan beton inti tersebut di atas tidak bersangkutan dengan uji kuat tekan beton inti yang diambil dari
dipenuhi , apalagi bila hasil analisa ketahanan konrponen struktur lokasi struktur yang sama.
masih diragukan, maka pengawas lapangan dapat meminta untuk
dilakukan pengujian Iapangan sesuai dengan SNI 2847 Pasal 22
atau melakukan langkah-Iangkah lainnya vang dianggap tepat.
Umumnya pengujian lapangan cocok untuk komponen lentur,
tapi kadang-kadang diterapkan pada komponen lain.
Yang .jelas, p€il-
guJran Iapangan
adalah suatu usaha l(ekuat*n kornponen struktur yarry
khusus yang harus kurang memadai hanya holeh dipaloi
dilakukan dan diin- dengan mengurangi hehan keria atau
terpretasikan oleh se-
diperku,at kapasitasnya
orang insinyur yang
menguasai teknik yang tepat. Dalam kasus pengujian lapangan
pada suatu komponen struktur yang ketahanan atau kestabilan-
nya kurang memadai, maka alternatif yang memungkinkan dapat
dipakai adalah:

90 1)t
6.7. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON
6.7. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON

Contoh 6.1 - Laporan data uji kuat 10 02 Mei 07 33.8 35.0 34.4 34.5
11 06 Mei 07 30.7 29.3 30.0 33.3
Diketahui:
t2 10 Mei 07 30.5 25.8 28.r 30.8
Kuat rata-rata 30 hasil uji di rabel. 6.2. Hasil perhitungan ini i3 12 Mei 07 33.8 34.8 34.3 30.8
akan dipakai untuk konstrukti beton yang memiliki nilai
fl:30 t4 15 Mei 07 31.4 35.9 33.6 32.0
MPa.
15 18 Mei 07 29.6 33.3 3r.4 33.1
Ditanyakan: 16 19 Mei 07 28.5 33.4 30.9 32.0
Ientukan standar deviasi dari hasil uji tersebut dengan ke- L7 23 Mei 07 32.t 36.1 34.1 32.2
tentuan sNI 2847 Pasal 7.3.1 dan apakah hasil uji ini memenuhi 18 24Mei 07 31.6 34.6 33.1 32.7
untuk :
"fj 30 MPa 19 27 Mei 07 36.7 39.7 38.2 35.1
20 29 Mei 07 34.2 37.8 36.0 35.8
Tabel.6.2: Perhitungan kuat tekan dan kuat tekan rata-rata 21 20 Mei 07 32.7 35.4 34.0 36.0
3 silinder 33.0
22 01 Juni 07 31.6 32.3 34.1
02 Juni 07 36.3 36.2 34.2
Kuat Tekan 28 Hari
Silinder Tgl Buat Sil a Sil b rata-rata Kuat
24 03 Juni 07 38.8 39.2 39.0 35.8
Uji No Benda uji Tekan 28 25 06 Juni 07 37.8 38.2 38.0 37.7
Hari 3 26 08 Juni 07 33.6 34.0 33.8 36.9
Silinder
berturut 27 10 Juni 07 34.8 35.9 35.4 35.7
1 10 April 07 33.0 34 .0 .)o.,) 28 13 Juni 07 35.7 34.8 35.3 34.8
2 11 April 07 35.0 36.4 29 15 Juni 07 34.3 33.3 33.8 34.8
3 13 April 07 32.6 34.0 33.3 34.2 30 16 Juni 07 30.3 31.3 30.8 33.3
4 16 April 07 34.3 36.3 OO. J 34.8
5 19 April 07 35.7 35.0 34.6
6 23 April 07 31.3 32.6 32.4 34.3 Jawaban & Diskusi:
7 24 April0T 33.0 34.4 ,lt c
33.8 Perhitungan kuat rata-rata dan deviasi standard dilakukan di
8 27 Apri107 34.3 33.3 33.6 33.2 Tabel.6.3. Deviasi bernilai 2.48 MPa ini menunjukkan tingkat
9 30 April 07 35.8 35.2 35.5 34.3
kontrol kualitas yang lraik scka,li untuk mutu beton fl: Z\Mpa

92 f )ii
6.7. EVALUASI DAN I,I NI IIIMAAN tsL]ON

6.7. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON

19 28.2 -4.2 77.64


Tabel. 6.3: Perhitunf1an deviasi standar 20 36.0 2.0 4.00

2L 34.0 0.0 0.00


Uji No Kuat 28 Hari, ri - r MPa (ro - *)2
r, MPa 22 32.3 -r.7 2.89

1 33.5 0.25 23 36.2 2.2 4.84

2 35.7 2.89 24 39 .0 5.0 25.00

J 33.3 0.49 25 38 .0 4.0 16.00

4 35.5 1.69 26 33.8 -0.2 0.04

5 35.3 1.69 27 35.4 L.4 1.96


qt ,
6 32.4 2.59 28 Jt .d 1.3 1.69

7 33.7 0.09 29 33.8 -0.2 0.04

8 33.6 0.16 30 30.8 ,.\


-().a 10.24

I 35.5 2.25 1021 t78.22


10 34.4 0.16
11 30.0 16.00

L2 28.7 34.81
n:30 l

Kuat minimum:28.1 MPa


13 34.3 0.09 Kuat maksimum:38.2 MPa
t4 33.6
Kuat tekan rata-rata : 13# : 34.03 = 34 MPa
0.16
Deviasi standar : ,W :2.4g
15 31.4 12.96 !
16 30.9
Tabel.6.2 menunjukkan bahwa pembuatan beton untuk kon-
16.81
struksi beton yang mensyaratkan mutu fl : 30 MPa telah
t7 34.7 0.01 memenuhi syarat terscrbut di SNI 2847 Pasal7.6.3, tidak ada satu
18 33.1
pun hasil uji tekan (rata-ra,ta, rlari 2 silinder benda uji dan diuji
0.81

9i-r

94
6.7. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON 6.7. EVALUASI IJAN l'l Nt lllMAAN tlt' ION

pada umur 28 hari) berada di bawah (fl - 3.5) MPa : 26.5 MPa Contoh 6.2 - Pemilihan rasio air-semen un-
dan rata-rata dari kuat tekan 3 silinder uji berturut-turut bernilai tuk suatu mutu dan keawetan beton
di atas "fj : 30 MPa.
Terlihat di kolom 5 Tabel.6.2, hasil satu uji tekan yang Diketahui:
agak rendah (28.1 MPa), sebagai akibat kuat tekan silinder
Dibutuhkan beton untuk konstruksi lantai dermaga yang
b (25.8 MPa). Perbedaan mencolok antara silinder b dan terkena pengaruh lingkungan air laut. Diperlukan beton mutu
a ini mungkin disebabkan dalam massalah prosedur pem-
.fl, : 25 MPa untuk disain strukturnya. Ditentukan
pula akan
buatan benda uji dan pengujiannya. Namun hasil evaluasi
cligunakan senen Tipe 1 dan agregat biasa berttkura, maksimum
mutu beton tersebut di atas menunjukkan bahwa campuran
20 mm.
beton memenuhi syarat untuk konstruksi yang dilaksanakan.
Data statistik terse- Ditanyakan:
but di Tabe1.6.3, Tentukan syarat-syarat desain campuran beton untuk lantai
pada kesempatan lfuat tekan rata-rata henda uji no 12 derrnaga
lain dapat digunakan bernihi r€ndah (2S.1 MPa) merylrin
untuk memprediksi disehabkam oleh masalah prosedur Jawaban & Diskusi:
desain campuran be-
ton proyek lain yang
pembuaten dan penguiien rilinder Beton yarlS clikehendaki untuk struktur dermaga ini
mensyaratkan rnutu
No.2 harus tahan pengaruh lingkungan laut, maka Tabel'1 di
beton bernilai antara 23 - 37 MPa dan memiliki sifat-sifat bahan
sNI 2847 Pasal 6.2 menentukan mutu beton minimurn harus
dasar beton dan cara pelaksanaan yang sama. Standard deviasi fl : 35 MPa dan faktor air-semen maksimum harus 0'4'
untuk proporsi campuran baru ini boleh memakai harga 2.48 Mutu beton 35

MPa.
MPa ini menentukan
walau desain struk- Disain campurar heton harus
turnya hanya perlu memperhitunglran PenEaruh
f'.:25 MPa' lingkurqan air laut, Yaitu raslo
Rasio air-senrert a/c * 0.4 dan mutu f'" e 35 Mpa
0.4 dan mutu bctott
35 MPa harus dipakri rrrrtrrk menentukan proporsi campuran
berdasarkan carrtplrrirtt pcr<:rltlaan atau data lapangan dengan
menggunakan bahiut-l rtt,l ull r a'ktttal lapangan yang sama'

Misalkan contolr (i.2 iili rrr<'rrggrurakan bahan-bahan dan kon-

96 97
6.7. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON
6.7. EVALUASI DAN I't NI IIIMNNN E}ETON

disi kualitas kontrol yang sama dengan Contoh


standar sebesar 2.4g Mpa (lihat contoh
6.1, maka deviasi Contoh 6.3 - Pemilihan proporsi beton den-
6.1) bisa dipakai dan
harga kuat tekan rata-rata
fl, yargharus dicapai oleh iercobaan gan Campuran Percobaan
proporsi campuran harus lebih besar
dari:
Diketahui:
f,., : fl+t.lq"
: 35 + 1.84(2.48)
Suatu struktur beton bertulang untuk bangunan kantor diten-
tukan spesifikasi betonnya sebagai berikut:
: 38 MPa

atau t f '.: 22'5 MPa

o ukuran maksimum agregat 20 mm


fl, : f,.+Z.lSs_Z.S
: 35 + 2.33(2.48) - 3.b o slump maksimum 100 mm
: 37 NfPa
o pasir dan agregat dari perushaan XYS, Pandaan (memenuhi
syarat gradasi ASTM C33)
Dalam kasus ini f'-: J8 Mpa menentukan.
o PC pakai Tipe 1
Untuk menyimpulkan pemenuhan kuat rata_rata proporsi
carnpuran, produsen beton cukup menyajikan
catatan irasil uji Anggap tidak ada data tekan uji untuk menentukan /j,, rasio
yang kurang dari 30 contoh tetapi tidak
kurang dari 10 contoh air-semen ditentukan dari hasil campuran percobaan (lihat SNI
pengujian secara berurutan yang menunjukkan
nilai kuat tekan 2847 Pasal7.3.3.2)
rata-rata lebih besar dari 3g Mpa.
catatan: bila proyek tidak memiliki data ,,track record,,,
untuk Ditanyakan:
perhitungan standar deviasi, maka deviasi
standar ditetapkan
sebesar di rabel 5 dan proporsi campuran Tentukan rasio air-semen dan proporsi campuran beton vang
beton harus memenuhi
ketentuan SNI 2842 pasal T.J.2.2. memenuhi syarat beton untuk disain konstruksi beton bertulang
yang memenuhi syarat tersebut di atas
Jawaban & Diskusi:
Menentukan /j, dengan bantuan Tabel.5 (lihat SNI 2847 Pasat
7.3.2.2) untuk f'. : 2'2.5 MPa berlaku:
fL:22.s * 8.5 : ill MPa
98
99
I
6,7. EVALUASI DAN PENEFIIMAAN BETON 6.7. EVALUASI t)AN I't NI IIIMAAN tsETON

Carnpuran percobaan memakai sumber bahan sesuai spesi-


fikasi proyek. Dibuat tiga macam campuran beton dengan 3
macam rasio air-semen yang menghasilkan kuat rata-rata dalam
kisaran (range) :
"fj, 31 NIPa. 40 'r

Carnpuran per-
cobaan harus punya
slump (100 + 20) mm Bila dari data alrtual diperoleh nilai
atau (80 - 120) mm. hmbah leblh kecil dari iahel 5, maka
untuk tiap macam fl., bolah dikurangi uerd&saikan
campuran percobaan pers(E.t) d;il (6.2)
harus dibuat tiga
buah silinder uji yang akan diuji pada umur 28 hari. Hasil proses E:o
E ...+-Sil No.l
percobaan campuran ini dicatat di Tabel.6.4 dan selanjutnya C
t
digambarkan dalam kurva di Gbr. 6.1.
.I
g *,*.*Sil No.2
; ---e*sil No",
i2s
Tabel. 6.4: Data hasil campuran percobaan -.llf .Re6-s313

Campuran Percobaan Adukan 1 Adukan 2 Adukan 3


Rasio a/c dipilih 0.46 0.56 0.66,
Slump Terukur [mm] 94 105 1i5
Hasil Uji [MPa]
Silinder No.1 34.3 28.8 20.3 0.ir5 0.5 0.55 0.5 0.65

Silinder No.2 32.1 zl.l 21.4 ,lc


Silinder No.3 33.6 26.9 2r.0
Gbr. 6.1: Kurva kuat tekan campuran percobaan
Rata-rata 33.3 27.8 20.9

Dari Gbr. 6.1 ini, sasaran f'., : 31 MPa dinyatakan akan

100 101
6.7. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON

6.7. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON


tercapai pada rasio af c : 0.49, sehingga selanjutnya rasio 0.49
ini akan dipakai sebagai dasar menentukan proporsi beton.
Contoh 6.4 - Flekuensi Pengujian
. :Biasanya dengan rasio air-semen 0.49 untuk menghasilkan
fl 22.5 MPa, setelah dipraktekkan, akan dinilai ap1kuf, u;i
kuat tekan akan memberikan hasil rebih tinggi. seterah cukup Diketahui:
fl
tersedia data hasil uji aktual (lihat sNI 2B4T pasal z.3.3.1) dan
Suatu proyek untuk struktur beton bertulang berupa pur,
nilai tambah ternyata lebih kecil dari g.b Mpa sebagaimana di- balok dan kolom butuh total 1400 rn3 beton yang harus dicor
tentukan oleh rabel.s (sNI 2B4T), maka nilai
fl, bisa dikurangi
sehingga bisa diproduksi campuran betorr yang lebih ekonomis.
selesai dalam waktu 8 hari. Beton dipesan dari perusahaan beton
siap campur (ready mir) dan diangkut oleh truk pengaduk beton
berkapasitas 7 rn3.
Ditanyakan:
Tentukan jumlah uji silinder yang harus dibuat agar
memenuhi syarat tata cara minimum frekuensi pengujian un-
tuk uji kuat tekan. Contoh ini mengilustrasikan frekuensi uji
tekan yang lebih dari satu contoh uji per hari.

Jawaban & Diskusi:

1. Total beton yarrg dicor 1400 m3

2. Sehari jumlah pengecoran # : L75 m3 > L20 rn3 (lihat


7.6.2.1)

3. Jumlah pengiriman beton # :200 truk pengaduk


4. Jumlah truk pengaduk tiap hari yang perlu diambil contoh
beton silinder i# :1.f0 = 2 (lihat SNI 2847 Pasal 7.6.2.1)

5. Tiap hari ada dua tnrk adukan yang masing-masing harus


siap diambil betolr <rairnya untuk sedikitnya satu pasang
silinder uji.

6. Tfuk pengaduk yatrg rlirunbil contoh betonnya di proyek ini


102

I0:t
6.7, EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON 6.7. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON

berjumlah 2 x 8 : 16 pasang silinder yang dipilih secara berjadi kuat tekan beton yang kurang memuaskan yang diidenti-
random dari 200 truk. fikasi oleh suatu silinder uii dapat dengan mudah diketahui lokasi
betonnya.
7. Jumlah total uji tekan yang disyaratkan untuk dibuat
proyek ini minimum : 16 pasang silinder (2 silinder per
1 uji tekan) : 32 silinder.

Perlu diketahui
bahwa perhitungan
jumlah total silin- lumlah pengambilan $ilnrpcl uii te*an
der uji yang harus heton harus ditamhah bila diinginkan
dibuat pada proyek mutu heton sehin yang berumur 28
ini adalah hanya un- hari
tuk memenuhi syarat
minimum yang diperlukan untuk menentukan syarat penerimaan
mutu beton. Tambahan jumlah silinder uji mungkin diperlukan
untuk misalkan kontrol kekuatan beton pada umur 7 atau 14 hari
untuk kebutuhan pembukaan bekisting, atau untuk penegangan
Iebih awal tendon prategang, dan memelihara 1 ata:u 2 uji silinder
sebagai cadangan bila terjadi kuat tekan silinder yang rendah
pada umur 28 hari.

Catatan: Di depan
diterangkan bahwa
frekuensi pengujian Penting seluli untuk buat catatan
beton ini didasarkarr tempat lokari beton dalam wtruktur
pada kaidah statis- yan6 nrutunya diwakili oleh sepasang
tik yang menentukan benda uii silinder
tiap uji tekan beton
mewakili suatu jumlah beton tertentu yang dicor (contoh di atas
mewakili 720 m3). Karena itu adalah penting sekali tersedia
catatan lokasi di struktur beton bertulang yang dikerjakan yang
diwakili oleh tiap silinder uji tekan, agar dikemudian hari jika

t04 I ( )l-r
6.7. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON 6.7. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON

Contoh 6.5 - Fbekuensi Pengujian 5. Hanrs acla 5 truk adukan secara acak cliambil silinder uji
(lihat SNI 2847 Pasal7.6.2.2).
Diketahui: 6. Total minimum uji silinrler untuk proyek ini : 5 (2

Untuk pengecoran suatu lantai seluas Tb\ m2 dengan tebal siliner/uji) : 10 silinder.
20 cm, butuh beton sebanyak 750 m3. Beton di pesan pa.da
perusahaan ready r,';rix xyz dan diangkut truk pengaduk beton Sekali lagi dijelaskan, bahwa jumlah 5 uji atau 10 silinder itu
berkapasitas 7 rn3. adalah jurnlah rninimum untuk proses penerirnaan kekuatan be-
ton. .Iumlah ini bisa lebih untuk kebutuhan lain-lain.
Ditanyakan:
Berapa minimum
jumlah silinder yang lumlah henda uji rilinder untuk
harus dibuat untuk menilai mutu beton sangat terf,anfung
memenuhi syarat- pada ryarat fielffen$i penguiian uii
syarat minimum kuat (SNl28/f7 pasal 7.62.2, namun
frekuensi pengujian tak boleh kurarg dari lima
uji kuat. Contoh ini
mengilusLrasikan su-
atu proyek kecil dimana syarat jumlah minimum silinder uji
didasarkan pada kriteria frekuensi SNI 2847 Pasal T.6.2.2.
Jawaban & Diskusi:

1. Jumlah luas lantai :750 m2

2. Jumlah beton yang di cor : 150 rn3

.). Jumlah 750 m3 beton dikirim oleh f :22 trtk.


4. Jumlah truk yang diambil contoh silinder per hari diambil
yang paling besar dari nilai
ffi :7.25 atau ffi : 1.5 (lihat
Pasal 7.6.2.1), namun,

106 I07
6.7. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON 6.7. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON

Contoh 6.6 - Penerimaan Beton Sesuai Per- t. Tidak ada nilai uji rata-rat dari dua silinder yang kurang dari
syaratan ffi, - 35): (30 - 3.5) : 27.5 MPa.

2. Setiap nilai rata-raLa dari 3 u.ji kuat tekan yang berurutan


Diketahui: rnempunyai nilai tidak kurang dari :
"fj 30 MPa.
Tabel.6.5 menunjukkan daftar hasil uji silinder kuat beton dari Hasil uji tekan silinder ditunjukkan di kolom 4 Tabel.6.5. Ter-
5 tmk adukan yang telah mengirirn beton ke tempat pekerjaan. lihat tiap uji tekan beton sernuannya berada lebih besar dari 27.5
Dari tiap truk adukan telah dibuat 2 silinder dan diuji pada umur MPa. Memang ada satu hasil uji (28 MPa) berada di bawah nilai
28 hari. Mutu beton ditentukan :
"fl 30 MPa. f'.: 30 MPa, tapi nilai ini (28 MPa) masih berada di atas 27.5
MPa.
Tabel. 6.5: Hasil suatu pengetesan beton Dalarn kokrnr
No.Uji Silinder Silinder Rata-Rata R.ata-R.ata 3 5 Tabel.6.5 ditun-
Silinder a b Uji Tekan Uji Tekan jukkarr nilai rata- Ho Uii di kolom pertama Tahl 6.5
:t0.8 31.9 :11..4 rata 3 rrji lekan. Ni- dan Tabel 6.6 menuniukkam tanda
28.8 30.4 29.6
lai 31.4 adalah hasil nomor lokasi heton dl strulttur yang
,, a
clari (31.4 + 29.6 + diwakili oleh benda ujirilinder
33.1 33.4 :17.4
33.2) 13, kernudian
28.6 28.0 30.3 nilai 30.3 diperoleh dari (29.6 + 33.2 + 28)13 dst. Terlihat semua
:J4.6 34.3 34.4 31.9 rrilai di kolorn 5 ini tidak ada yang lebih kecil dari 30 MPa.
.Iadi berdasarkan 2 syartrt penerirnaan di SNI 2847 Pasal
Ditanyakan:
7.6.3.3 tersebut di atas, lirna lokasi komponen struktur yang di-
wakili oleh benda uji no.l s/d 5 itu dapat dinyatakan merrenuhi
Apakah hasil uii urutu beton yang ditentukan.
kuat beton ini dapat Mutu beton tiap bagian struktur heton
dikategorikan seba- hertlrlang dinilai haik hila rnemenuhi
gai memenuhi syarat 2 syarat (SNl 2847 Pasal 7.6.3.3)
rrntuk diterima,.
Jawaban & Diskusi:
Kualitas beton dapat dinyatakan diterima apabila memenuhi
2 syarat berikut ini (lihat Pasal 7.6.3.3):

108 I01)
6.7. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON 6.7. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON

Contoh G.Z - penerimaan Beton SNI 2847 Pasal 7.6.5. Jika rata-rata 3 uji tekan bernilai dibawah
Sesuai per-
syaratan fl, maka harus dilakukan tindakan untuk meningkatkan keku-
atan dari beton. Jika hasil pengetesan nilainya lebih kecil
dari 3.5 MPa dibandingkan f! maka kemungkinan ada masalah
Diketahui:
vang lebih serius lagi yang membutuhkan penyelidikan untuk
T3bel6'6 menunjukkan daftar hasil Irremastikan stnrk-
uji s,inder kuat beton dari
5- truk adukan yang telah mengirim tur memiliki keku-
beton ke tempat pekerjaan.
Dari tiap truk adukan telah dibuat atan yang cukup; Contoh 6.6 dan 6.7 mengilurtrasikan
2 silinder dan diuji pada umur
28 hari. Mutrr beton ditentukan dan sekali lagi dipcr-
fl : 2Z.b Mpa. lukan tindakan un-
nninirmum 5 uii tekan betom cutrrup
dipalcai untuk menilai $yarat
tuk meningkatkan
pen8rirfiran rflutu hotsn
Tabel. 6.6: Hasil suatu pengetesan level kekuatan. Un-
beton
No.Uji Silinder Silinder tuk penyelidikan kekuatan material yang rendah, posisi dari
Rata-R"ata Rata-Rata g
Silinder a b Uji Tekan Uji Tekan beton yang bermasalah pada struktur harus diketahui sehirrgga
1 25.0 24.5 24.7 insinyur dapat melakukan evaluasi terhadap pengaruh rendahnya
2 27.4 28.0
kekuatan pada elemen struktur.
28.7 27.6 27.9 26.8-
Berdasarkan pengalaman, ada beberapa alasan pokok bila
4 32.4 hasil test tekan memberikan nilai yang rendah:
33.0 29.5
5 23.4 21.4 22.4"*
1. Tidak sempurrranya pengambilan sample dan proses
. Rata-Rata 3 pengetesan
Uji tekan rrremiliki nilai lebih renclah t)ari
** Rata-rata f!(27.b)
u.ii tekan merniliki n,ai lebih rendah 2. Penurunan kualitas beton karena kesalahan produksi atau
3.5 Mpa dari
f '.(22.s - J.b : 2a1
adanya penambahan berlebihan air ke dalam beton di tem-
pat kerja yang disebabkan penundaan waktu pengecoran
Ditanyakan; atau permintaan untuk membuat beton dengan slump yang
lebih tinggi dari rencana.
Apakah mutu beton berdasarkan
memenuhi syarat SNI 2B4Z pasal
hasil uji di Tabel 6.6
7.6.5 Hasil pengetesan beton dari 5 buah truk nilainya di-
Jawaban & Diskusi: catat di Tabel 6.6. Terlihat, sebagaimana di footnote,
Investigasi dari has, kuat teka,
ada 2 kriteria p<.rrcrirua,au yang tidak dipenuhi yaitu
yang rendah dibahas pa.a

110 llr
6- 7 v4lq4s TMAAN
-E | -D_4[|EN ER BEroN
6.7. EVALUASI I)AN I't NTFIIMAAN BETON

Pers. (0.1) tidak


clipenuhi oleh bencl Evaluasi Kompetensi Anda
rlo Lji i e2: Hasil Uii tekan beron
l,ji rlan diContoh 6.7
(6.2) ridak heton di lokasi
llo*t -._'n,.*"nyimpulkan:
dipenrrlri oJeh nilaj struktur yang bertanda no r,
1. Nilai standar clevia,si, s, yang tinggi dikataktr.n akan menye-
Z,Jiaan babkan harga beton tidak ekonomis. Jelaskan!
rata-rata 3 uii tekan 5 ternyata kurang kuat
yzrng pertarna (26.8
N{pa) SNI 2847 pasal 2. Standar deviasi boleh ditentukan dari hasil ctrtatan uji tekan
7.6.3.3. kelornpok proses produksi'/ Apa syaratnya?
Catatan; pr:rhatikar
parl a t es t,,,;;il:.1"il:,T*:1, 3. Apa kerugian kontraktor bila tidak memiliki standar dcvi-
hal ini dikarenakan kuaritas i,xl ::?liil i,
,.,u,,, .rriir]aer barlvak
:ll t,1.*l
i asi, padahal akan memproduksi betorr sendiri?
variabel pernbuatan crite,tuka, orerr
sample am p".,g"iJsan
benda uji. 4. Apabila Anda perusahaan kontraktor yang pesan beton dari
perusahaarr ready mix, apakah Anda perlu memiliki standar
deviasi?,Ielaskan mengapa!

5. Nzlengapa suatu proyek tidak perlu buat 30 trji terkan?


Berikan alasan jawaban Anda!

6. Bila silinder beton inti harus dibuat, bagaimana Anda


rneuentnkarr lokasi pengambilarr beton inti itu?

7. Ada 2 rnacarn proses pengujian kuat beton inti yaitu dalarn


kondisi [6:ring dan basah, .jelaskan masing-lnasing dipakai
urrtuk apa!

8. Dalam Contoh 6.1 diberikan data hasil uji dari 30 pastrng


benda uji silinder lalu ditanyakan standar deviasi dan
apakah hasil uji itu memenuhi syarat nntuk "fl : 30 MPa.
Sekarang, anggap hanya tersedia data uji no 1 s/d 20 saja,
dan hitung berapaka,h standar deviasi s; Apakah data ini
tnemenuhi syarat f i. : 3(l MPa dan hitung kuat tekan rata-
rata ft", untuk disairr carnpurirn beton ,fl : 30 MPa!

9. Setelah rnernbtr<:tr/rucrrrpcltria,ri Bab 6 dan Contoh 6.1 s/d


6.6, clata, slrersifikir,si lu'1,orr sogirr rrtr)asaja (sebelum dituang)
772
I l:t
6.7. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON

yang harus diberikan oleh perusahaan beton ready mix, agar


beton yang diserahkan memenuhi syarat struktur proyek?

10. Apu perbedaan perancangan proporsi campuran


berdasarkan pengalaman lapangan dan hasil uji campu-
ran percobaan? Apa perbedaan syarat persetujuan disain
campurannya? Bab. 7
11. Menurut Anda, apakah tujuan dan aturan frekuensi pengu-
jian beton itu dan siapakah yang tepat bertanggung jawab
mengenai ini?
Pengendalian Mutu
Dikaitkan dengan
Prosedur Disain Proporsi
Campuran Beton

KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN: "Pelaksana la-


pangan dan para petugas supervisi lebih yakin arti pen-
gendalian mutu untuk mencapai mutu yang diinginkan"

7.L Pendahuluan

Dalam usaha memperoleh beton dengan karakteristik fisik yang


diinginkan, pertama, clilakukan seleksi kornponen bahan, lalu
langkah berikutrrya arlaltr,h melakukan disain proporsi campu-

114 I 1l1r
7.1. PENDAHULUAN
7.2. PROSEDUI.I I)AN I)II;KIJSI I]ISAIN CAMPURAN

ran beton. Ini adalah suatu proses untuk mendapat kombi-


,asi yang baik dari semerrl agregat, air clan bahan tambaharr
7.2 Prosedur dan Diskusi Disain Campu-
untuk rrencapai ka'akteristik fisik tertentu. pengalaman rne- ran
mrnjukkan bahwa proscs i,i diarrggap merupakan suatu hasil
"seni" ketimbang "ilmu", banyak pcrloman-pecloman disain (bila Prosedur disain carnpuran beton rnentrrut ACI 211.1 ini hanya
tidak ada yang lain) diatur oleh tabel-taber yang dihasilkan oleh akan disajikan 8 langkah (dari 9 keseluruhan langkah) yang di-
hasil pengalaman/eksperimen. Banyak ahli teknik merasa ku_ pandang cukup beri perrjelasan mengapa perlu bagi pengendalian
ra,g "puas" karena barryak hal kurang dapat clijelaskan secara mutu pada proses penyediaan, penakaran dan pencampuran korn-
"ilmiah". Tetapi pengalama, telah menunj,kkan bahwa prosedur ponen bahan beton.
disain carnpuran beton yang dikenal saat irri cukup andal untuk
Sedapatnva, data kornponen beton yang akan dipakai berikut
rnencapai sasaran yang diirrginkan itu yaitu keseimbangan antara
ini htrrus sudah tersedia sebelum disain campuran dimulai antara
sifat kelecakan, kekuatarr, keawetan clan pertimbangan harga vang
lain:
diinginkan.
1. Gradasi AK, AH dan modulus kehalusannya.
Kare,a itu sangat pe,ting sckali seorang insinyur perlu r,eura-
hami larrgkah-langkah disain campuran beton itu dan dengan 2. Berat Volume AK kering
cukup yakin melaksanakan proses pengenclalian mutunya untuk
lrcnr:apai karaktelistik betorr yang diinginkan itu.
3. Berat jenis dan % absorbsi Ak dan AH

Daliun Bab 7 ini, akan disajikan prosedu'disain czrrnpuran be-


4. Syarat khusus: rasio a/c maks, ukuran rnaks AK, slump dll.
torr kuat normal yang dikerralka, oleh ACI 211.1 "stand,a,rd prac- 5. Kelembaban AK dan AH
ti,ce for Selecti.ng Propo,rt,ions for Normal, Heatry Weight and Mo,ss
Senada clengan pdoman ini, pemesan beton memberikan spe-
Concrete". Kemudian dilengkapi oleh diskusi dan alasan pengen_
sifikasi beton yang akan dipakai untuk proyeknya berikut ini:
dalian mutunya. untuk rnernbatasi pada kebutuhan dasar-dasar
pedoman penge,dalian mutu, langkah-langkah disairl camplrran
irri tidak mencakup proses percobaan di'laboratorium. o Kuat tekan rata-rata ft"r:24MPa dengan slump 75 100
mIII

Agregat kasar memiliki ukuran nominal maksimurn 37.5 mm


dan dry rodded rnass 1600 kgl*'

Pakai PC Tipe I dctrgan bcrat jenis 3.15

o Agregat kasar (rrurtttcttttlti sya,rat kualitas dan batas gradasi

116 lt7
7.2, PROSEDUR OAN DISKUSI DISAIN CAMPURAN
7.2. PROSEDU R DAN DlsKuslqlg^lt''l IAI'I|URAN

sesuai ASTM C33) memiliki berat jenis 2.68 dan absorbsi


0.5% Tabel 7.4 merekomendasi rasio a/c
Langkah ke-4: Tentuka'n Faktor
a/c sesuai syarat fl
Agregat halus/pasir (rneme,nuhi syarat kualitas dan batas
Faktor air-setnen untuk beton den-
gradasi sesuai ASTM C33) merniliki berat ienis 2.64, ab- gan 1", : 2i1 MPa diPeroleh dari Tabel 7.5 menetaPkan rasio a/c un-
sorbsi O.Uo dan rnodulus kehalusan 2.8 Tabel 7.4 adalah 0'62 tuk nrenghadapi lingkungan (keawe-
tan)

Dibawah ini dicantumkan 8 langkah/prosedur disain cmpuran berarti mengubah rasio a/c akan
Ili
beton untuk nrenghasilkan beton dengan fl, :24 MPa disertai rnengubah tujuan dari Tabei 7 '4 dan
dengan diskusi/ulasan pengendalian mutunya. atau Tabel 7.5

Langkah ke-5: Tentukan Kebu- ,Jumlah kebutuhan PC sebagai Pe-


tuhan PC nentu mutu beton terkait erat
Tabel. 7.1: Proses Mix Disain dan Diskusinya Dari informasi vang dikembangkan di
Iangkah ke-3 dan ke-4, daPat dihi-
LANGKAH-LANGKAH MIX DISKUSI KENDALI MUTU tung jumlah sernen yang dibutuhkan
DISAIN DAN MAKNANYA vaitrr 181/0.62 : 292 kS I rn"
Langkah ke-l: Tentukan Slurnp Tabel 7.2 rnerekomenasikan slump Langkah ke-6: Tentukan Kebu- Jangan pakai sembarang AH! Tabel
Slump diinginkan 75 sampai 100 nrm. (kelecakan) maks/min sesuai tipe tuhan Agregat I(asar 7.6 menunjukkan volume AK bila
konstruksi agar terjamin homogeni- Kuantitas agregat kasar (Yu'g ukuran rnaksimum AK dan P- dike-
tas dan konsistensinya. memenuhi grade ASTM C33) di- tahui untuk menghasilkan kuat tekan
taksir dengan b:r.ntuart Tabel 7'6' rata-rata vang diinginkan'
Langkah ke-2: Tentukan ukuran Jarrgan ubah ukurarr AK untuk ter-
Untuk agregat halus dengan rnodu-
agregat kasar (tergantung kera- hindari dari honeycomb dan reduksi
AK tlan AH yang rnemenuhi gradasi
ius kehalusart sebesar 2'8 dan ukurau
patan susunan tulangan) kekuatan beton.
nominal tnaksimum agiregat kasar ASTM C33 adalah sYarat tnutlak
Agregat kasar yang dipakai merniliki
37.5 mm, tabel itu menetaPkan dalam ilisain camPuran ini karena
ukuran nominal maksimurn 37.5 mm.
.iurnlah agregat kasar sehanyak 0'71 itu pengawasa,n gradasi AK dan AH
Langkah ke-3: Tentukan Kebu- Tabel 7.3 menunjukkan volume ke- rn'' urrtuk I tn3 betou. Berat kering tidak boleh diluPakan.
tuhan Air Dari Tabel 7.3 kebu- butuhan air carrpuran biia nilai yang dibutuhkan dengalr demikian
tuhan air untuk slump 75 100 mm slump dan ukuran rnaksimuur AK a6alah 0.21 * 1600 : 1136 kg.
dan ukuran agregat maksimum 37.5 sudah tertentu. Tabel 7.3 ini
mm adalah l8l kg/rn,3 mengisyaratkan bahwa mengubah
salah satu komponen itu akan rnen-
gubah kebutuhan air.

118
I l1)
7.2. PROSEDUR DAN DISKUSI DISAIN CAMPURAN 7.2, PROSEDUR DAN DISKUSI DISAIN CAMPURAN

Langkah ke-7: Tentukan Kebu- Tabel 7.7 mengingatkan perubahan Langkah ke-8 : Penyesuaian Be- Disain Proporsi campuran disini rrre-
tuhan Agregat Halus pada ukuran maksirlum AK akan rat Agregat nunjukkan secara teliti rnemperhi-
Dengan sudah diketahuinya jumlah mengubah rencana proporsi berat Dari pengujian % kadar kelembaban tungkan % kelembaban AK dan AH
kebutuhan, PC dan agregat kasar, AH dan kornponen pembentuk beton diperoleh 27o dalan agregat kasar yang akarr dipakai. Dalam pelak-
rnaka sisa bahan untuk mernenuhi 1 lainnva. dan 67a dalam apJregat halus. Bila saraan dituntut penyesuaian bila
m3 beton seharusnya berupa agregat percobaan proporsi dipakai dasar be- terjadi perubahan % kelernbaban.
halus dan udara/void yang terkan- rat , maka penyesuaian berat agregat % kelembaban sangat berpengaruh
dung. Kebutuhan agregat halus menjadi: padtr jumlah air campuran yarrg di-
ini dapat ditentukan berdasarkan pakai.
lnASSA:
Dengan bantuan Tabel 7.7, massa, Agrcgal kasar (lembab) :
1136 (1.02) : 1159 kc Korrtrol volume air oleh perubahan
(berat) satu m3 beton yang dibuat
Agregal halus (lembah) : kelernbaban AK dan AH harus di-
dengan agregat ukuran norninal
801(1.06) : 849 kc lakukan secara teratur agar tuiuan
rlaksimum 37.5 rnrn ditaksir sebesar
Tabel 7.4 terc:rpai.
2410 kg (untuk percobaan batch per-
tarna, penyesuaian secara eksak nilai Air dari kelernbaban ini belum d\rer-
ini tidak kritikal untuk perbedaan bi- hitungkan pada Langkah ke-3 dide- Perubaharr spesifikasi kornporren
asa daiam slurnp, faktor scrnen dan pan, karena itu air yang dibutuhkan pembentuk betondi lapangan akan
berat .ienis agregat). Massa yang su- perlu disesuaikan. .ladi, air lem- menghasilkan efek negatif pada
dah diketahui adalah: bab dari kontribusi agregat kasar se- mutu pasta semen.
Air (campuran bersih) 18 kg banyak 2-0.5 : l.5o/r:, <laln dari agre-
PC 292 kg gat halus sebesar 6 - 0.7 : 5.3%
Agregat Kasar 1136 kg harrrs dikrtrangkan dari campuran air
TOTAI, 1609 kg hasil langkah ke-3:
Jadi massa (berat) agregat halus, di- 181 - 1136 (0.015) - 801 (0.053) :
taksir: 122 kg.
2470 - 1609: 801 kg
Taksiran bcral batch unluk l n" bc-
Didapat hasil akhir berat tr'rer rn3
ton adalah:
batch beton sbb: Air(yang dituang) L22 kg
Air (campuran bersih) 18 kg Semen 292 ks
PC 292 kg Agregat kasar (lembab) 1159 kg
Agregat Kasar 1136 kg Agregat hahm (lembab) 849 kg
Agregat Halus 801 kg TOTAL 2422 kg

720 l2r
7.2. PROSEDUR DAN DISKUSIDISAIN CAMPURAN 7 2- PROSEDUR DAN DISKUSI DISAIN CAMPURAN

Beberapa Tambahan Catatan Diskusi: 2. Proporsi jumlah pemakaian air, PC dengan syarat AK dan
AH harus memenuhi gradasi tertentu adalah untuk mem-
1. Bab 8.2 menjelaskan kuat tekan beton tergantung pada vol- peroleh volume dan kualitas pasta semen sebagai pengikat
ume dan kualitas pasta semen yang berfungsi sebagai: AK clan AH yang optimal mendukung pencapaian /j,

o Pengisi rongga antara butir-butir AK dan juga AH 3. Pembatasan rasio a/c untuk faktor lingkungan adalah un-
tuk memperoleh pasta semen yang padat dan permeabilitas
o Pengikat butir AK dan AH
beton vang rendah.
2. Volurne dan kualitas pasta semen untuk rnemenuhi kuat
tekan dan keawetan beton tergantung pada:
Tabel. 7.22 IJrarga rekomendasi slump untuk berbagai tipe
oflJCT konstruksi
o Besar ukuran butir AK dan gradasin5,a Slumr mrn

o Gradasi AH dan -I,1,, Tipe Konstruksi Maks* Min


o Rasio af c atau slump Dinding Pondasi dan Pondasi Telapak Be- 75
ton Bertulang
o Jumlah PC
Ponclasi Telapak, Kaison dan dinding sub- 75

3. Disain campuran beton di langkah 1 s/d B mt-:nggunakan struktur dg Beton Polos


100 25
Tabel 7.2 sld 7.7 sebagai pedoman yang andal bila tidak Balok dan Dinding Beton Bertulang
tersedia pengalaman lain. Kolom 100 25

75 25
4. Tabel 7.2 sld Tabel 7.7 merupakan pedornarr kuantitatif Pavement dan pelatf slab
75 25
proporsi normatip campuran beton bila slump, ukuran nrak- Mass Concrete
simurn AK, gradasi AK dan AH, Fn, dari AI{ dan f!, sudalr
* Harga ini bisa ditambah 25 mm bila pemadatar yang tidak menggunakan
diketahui lebih dahulu.
vibrator

KESIMPULAN:

1. Penetapan nilai slump, rasio a/c, gradasi AK dan AH, uku-


ran maksimum AK, F^ dari AH dan kemudian proporsi
jumlah air, PC, AK dan AH adalah untuk mencapai kuat
tekan raha-rala, f!r.

t22 t'23
-.1

Tabel. 7.3: Perkiraan air campuran dan persyaratan kandungan udara dengan variasi i"
-o
nilai slump dan ukuran maksimum agregat D
o
(/)
m
a
Air, kgf m3 dari beton untuk harga maksimum agregat nominal: C
n
Slump,mm 9.5. 12.5* l-9- 25- J /.i) 50+- rr*$ 150+$
o
z
Beton tanpa udara (non-air-entrained concrete) a
@
25 sld 50 207 199 190
x
C
179 166 154 130 113
@
75 s/d 100 228 216 205 193 18i 169 145 I
124
U)
150 s/d 175 243 228 276 202 190 178 160
H z
tJ Perkiraan udara yg terje- d
o
F 2.5 2 1.5 1 0.5 0.3 0.2
bak didalam beton tanpa -u
udara, persen C
D
z
* Jumlah air campuran
untuk beton-dengan-udara berdasarkan pada persyaratan kandungan udara untuk kondisi moderat. Jumlah air
campuran ini dipakai untuk menghitung jumlah semen untuk ..-p.... cobr-coba (triaL ;.ir) pada suhu 20 s/d 2b derajat
tersebut bernilai minimum rrntuk agregat yang berbentuk tajam. Untuk agregat berbentuk buiat biasanya membutuhkan C. Harga
lebih sedikit untuk beton-tanpa-udara dan 15 kg Iebih sedikit untuk betonldeigan-udara. Penggunaan uater-red,uci,ng air 1g kg
C 494) akan mengurangi jumlah air campuran 57o atat lebih. Volume dari caimn admixture diikutsertakan sebatai a.dmirture (ASTM
total volume
camputan air.
+ Nil'i beton yang ukuran agregat lebih besar dari 4o mm didasarkan pada tes slump yang dibuat setelal,
partikel "l"p-
yang lebih
'ntukbesar dari 4O memiliki
mm dihilangkan dengan cara uet screenxng
$. lumlah air campuran
ini dipakai untuk menghitung faktor semen pada waktu membuat campuran coba-coba ketika agregat dengan
ukuran maksimum 75 mm atau 150 mm dipakai. Harga tersebut harga rata-rata untuk agregat kasar dengan model yang
baik (ueLl-shaped, codrse aggregates) dan bergradmi baik dari kasar-eruprkarr
ke halus.
$ Rekomendasi tambahan lain untuk kandungan
udara dan toleransi yang diperlukan pada kandungan udara untuk proses kontrol
dilapangan dijelaskan pada dokumen ACI seperti ACI 201, 345, 318, 301 da;302. ASiM c94 untu-k beton ."ady
kandungan udara di beton. Peraturan pada dokumen lain tidak selalu sama sehingga pada waktu mencampur mi* juga membatasi
beton pertigrbangan
harus diberikan untuk memilih kandungan udara yang memenuhi baik kebutuhan!'Lt".i... dan persyaratan peraturan.

d
TH i..J
EET S1 :N
=5!Xl^AE I
-.- X 0, ilc.a ) =: o 1l
rl
_il o
a
: T t + i; i x- r F m
'tr o
rEE;rEi++* C
+ +t E g 6'= 0q u
=
rE;ix+;i,EE <E X o
36 aB sC 3 q:; e.i 3 z
: * Hoc." 6 E o
HN)N.)C^JCiA + oc U)
"t E i idi='Ftr
sSI f CTTOOTOOTO o
N,i
apipT**So= xC
= @t, r_l
@
sFLfrxd:- I, i; p o
P, x- a (D
!^.!i.+A!E
-E:sldlr-tDAF-. b, A,

E 3 6 r' {$,I g= z
;DF--n+=.:i.5 r_l o
N.i H ? !. il - \ - - I
:.1 ^1 = -p
o.: a
3^= r iLlc, f &if
A1 Uc-g=i^J. l !
EU. C
fr'g.o;99 e S ** 0qo o I
-o ; I o'o p p
='f q = ^6- E d E r z
= l:.-
;6Oq 5 d r ai ; O -{o *P.
= 5* s
-A{N) p
:oc f 3F "q*) EE=- Bs 3a'+
' =
[ a
2o F
PO o
,EE=3r53
;*;D<C,-JK
iE ,i
+
;+-46 1E= Y3 >Iafi 9
ffr*pq358 ;
r-ltD- 5p /,1p 0q o
uY (J a < * - - n
EPEP
PHP

?.
O
6- CJI
t\')
7,2. PROSEDUR DAN DISKUSI DISAIN CAMPURAN
7.2. PROSEDUR DAN DISKUSI DISAIN CAMPURAN

Tabel. 7.6: Volume agregat kasar per unit volume beton

Volurne d,rg rodd,ed, agregat kasar* per unit


volume beton yang memiliki modulus ke-
halusan (fineness mod,ulus+) agregat halus
yang berbeda-beda
Tabel. 7.5: Rasio maksimum a/c untuk kondisi lingkungan Ijkuran Maksirnurn 2.40 2.60 2.80 3.00
agresif , aggregat, mm
i
i 9.5 0.50 0.48 0.46 0.44
tl
Tipe Struktur Struktur basah se Struktur di 12.5 0.59 0.57 0.55 0.53
cara terus *"r.rrrl ekspose pada
dan di ekspose pada kondisi air laut 19 0.66 0.64 0.62 0.60
kondisi beku-cair* atau sulfat 25 0.7r 0.69 0.67 0.65
Penampang Tipis (p"- 0.45 0.40$ 37.5 o.75 0.73 o.7L 0.69
nampang dengan selimut
beton kurang dari 25 50 0.78 0.76 0.74 0.72
mm) 75 0.82 0.80 0.78 0.76
Struktur lainnya 0.50 0.45$ 150 0.87 0.85 0.83 0.81

* Berdasarkan pada
ACI 201-2R " Volume berdasarkan pada agregat dalam kondisi drg rodded sesua\
+ Beton harus diisi udara
dengan penjelasan ASTM C29.
$ Bila
tahan sulfat (Tipe II atau Tipe V sesuai ASTM C 150) Volume ini dipilih dengan menggunakan hubungan empiris untuk
dipakai, rasio ""me,
w/c yang diijinkan bisa di tingkatkan sebesar 0.0b. menghasilkan beton dengan tingkat kemudahan pelaksanaan (w orkabi,lity)
yang sesuai untuk konstruksi beton yang umum. Untuk kondisi yang less
workable misalnya untuk pembuatan beton pauement volume tersebut dapat
ditingkatkan 10 persen. Untuk kondisi yang lebih workable seperti untuk
beton yang penempatannya menggunakan pompa, Harga volume dapat
dikurangi sampai 10 persen.
+ Lihat ASTM Metoda C136 untuk perhitungan fineness modulus.

127
126
7.2. PROSEDUR DAN DISKUSI DISAIN CAMPURAN
7.2. PROSEDUTI I)AN I)IIJKIISI IJISAIN CAMPURAN

Evaluasi Kompetensi Anda


1. Setelah mempelajari langkah disain campuran ini, sebut
Tabel. 7.7: Estimasi awal dari Beton segar
syarat-syarat penting yang harus dikontrol dari bahan AK
dan AH sebagai bahan pembentuk beton! Mengapa?
IJkuran maksimum Estimasi awal beton,
mm
agregat, kg/*t* 2. Bila Anda telah ditunjuk sebagai petugas pengendali mutu,
9.5 2280 sebelum mulai tugas, data penting apa saja yang perlu dim-
12.5 2310
iliki dari produsen beton supaya beton yang akan diterima
sesuai dengan rencana?
19 2345
25 2380 3. Dalam praktek selalu dikatakan merubah spesifikasi atau
37.5 2410 volume salah satu komponen campuran beton akan meng-
ganggu pencapaian f t, karerta komponen campuran lain
50 2445
perlu penyesuaian pula. Tunjukkan gejala ini dengan mis-
(t) 2490
alkan menurut rencana beton yang akan dipakai harus mem-
150 2530 punyai slump antara 75 mm s/d 150 mm dan batu Ak mak-
simum 37.5 mm. Buktikan dengan menggunakan Tabel 7.3
* Harga yang dan 7.6, apa yang terjadi pada rencana campuran ini bila
dihitung diperuntukkan untuk beton dengan kadar I

semen medium (semen 330 kg per m3) dan slump medium i butir maks AK yang semula pakai 37.5 mm diubah pakai 25
dengan agregat
yang memiliki spesifik gravity 2.2. persyaratan air berdasarkan
p.dJh..ga mm?
slump dari 75 s/d 100 mm pada Tabel 7.4. Jika diinginkan estimasi
miLSSSa
dapat diperbaiki dengan cara berikut ini: jika informLi yang dibutuhkan 4. Setelah memahami langkah-Iangkah disain campuran,
tersedia: untuk setiap perbedaan 5 kg air campuran dari raber faktor-faktor apa yang perlu dikendalikan untuk memper-
7.4untuk
slump 75 s/d 100 mm, perbaiki masa per m3 d"rgu, g kg pada arah yang
tahankan fungsi pasta semen dan setelah itu juga kualitas
berlawanan; untuk setiap perbedaan 20 kg dari kud.. serier,330
kg, pasta semen?
perbaiki massa per m3 dengan 3 kg pada arah yang sama;
untuk setiap
perbedaan 0.1 dari spesifik gravity agregat 2.7, perbaiki
massa beton
sebesar 60 kg pada arah yang sama. untuk beton-diisi-udara
kadar uclara
untuk kondisi lingkungan agresif pada Tabel 7.5 dapat dipakai. Massa
dapat
ditingkatkan sebesar 1-persen untuk setiap reduksi kadar air.

t28 129
:8-1. PENDAHULUAN

target itu mungkin akan hanya merupakan ilusi saja bila per-
hatian kurang diberikan pada "pengolahan" semasa "beton saat
segar".

Beton saat segar


merupakan
Bab. 8 kira-kira 2 hari sete- lhraktrristik Utama hetsn seprr
Iah beton diproduksi. prnrntu nrutu akhir heton adalalr
Tapi dalam periode kehaakan, wafttu settirry dan
pendek itu terjadi
Beton Saat Segar berbagai persyaratan
kecepatan hidratasi $Gmen

yang harus dikenakan pada beton segar itu, yaitu misalkan pada
saat dalam proses penakaran, pencampuran, pengantaran ke
proyek, pengecoran dalam bekisting, pemadatan dan pemeli-
haraan (curing). Sernua proses ini tergantung pada karakteris-
KOMPETENSI YANG DIHARApKAN: ..paham akan tik beton segar) yaitu kelecakan, waktu setting dan kecepatan
bebagai operasi produksi beton yang merusak kelecakan hidratasi semen. Karena kontrol untuk mencapai sifat-sifat beton
beton segar dan berakibat pada reduksi kekuatan dan yang diinginkan ini sangat penting sekali maka semua kriteria
keawetan beton,, pengolahan itu telah ditetapkan di SNI 2847 Pasal 7.7 s1d7.72.

Uraian secara
8.1 Pendahuluan mendetail mengenai
teknik pencampuran? Gradasi agregat $s6uai standar
pengadukan. pen- menghasilkan kebuft.rhan pasta samen
Tahap pemilihan
gakatan, pengecoran, yang rninimum dan kual
baharr campuran pemadatan dsb. dari
dan disain proporsi
beton segar adalah diluar lingkup buku ini. Disini dicoba dis-
campuran adalah Prngendalian lerakteristik heton saal
ssgar meniarnin pencapaian ilrutil ajikan langkah-langkah mendasar, misalkan pentingnya kontrol
langkah-langkah
beton yang diinginkan kelecakan, segregasi, pengantaran , perubahan slump, pema-
penting untrrk mem-
datan dsb. yang dapat merugikan beton secara permanen dan
peroleh hasil produksi beton yang diinginkan.
Kemudian meralui mengurangi umur pakainya.
karakteristik kelecakannya (workability) akan diperoleh
beton
yang kuat juga tahan terhadap pengaruh lingkungan.
Narnun,

130 131
8.2. UMUM 8.3. KARAKTEHI:; I lK uL IoN SEG4B !4!-l!4MIy8

8.2 fJmurn ton yang kuat dan awet' kualitas dan volume pasta-semen sangat
menentukan. Volume minimum pasta semen yang padat ternyata
Beton adalah adukan agregat halus (AH) i agregat kasar (AK) sangat ditentukan oleh gradasi butir-butir agregat yang akan di-
yang dibalut dan diikat menjadi satu oleh pasta semen (carnpu- pukui, cara pemadatan clan kuat tekan beton yang direncanakan'
ran semen dan air). Agregat iralus dan kasar adalah bahan-bahan
yang keras dan padat, sehingga dengan demikian sifat fisik be-
Karena demikian
ton keras (kekuatan, ketahanan terhadap lingkungan, susut dsb.) penting pelan Xelecalan heton rogar harus
sangat.tergantung pada kualitas dan banyaknya pasta sernen. sarnpai beton selesai
gradasi agregat
Namun demikian dalam menentukan
ini tidak berarti volume pasta semen
bahwa agregat serta air yang dibutuhkan, maka pada tiap disain proporsi cam-
Makin kecil rasio airlsemsn rnakin
itu tidak banyak puran beton, syarat gradasi agregat itu ditentukan oleh standar
bailr ltualitao fisik panta remer
berperan. kenyataan yang berlaku (SNI 03-2834-1993, ASTM C33-86 ) dan wajib
menunjukkan bahwa volume pasta sernen yang diperlukan sangat dipenuhi.
tergantung pada susunan (gradasi) butir-butir agregat. Bila Satu hal lagi yang patut dipahami adalah bahwa sesungguh-
suatu penampang beton diperiksa maka terlihat bahwa tiap butir nya kebutuhan murni proses hidrasi semen sampai keras hanya
agregat kasar (AK) dibungkus oleh bahan mortar (campuran membutuhkan air dengan rasio air/semen sebesar 0'15' Bila
AH + semen * air) dan juga mengisi ruang diantara butir AK clalam praktek sampai dipakai faktor air/semen: 0.40 atau
lebih,
itu. Selanjutnya terlihat butir-butir AH dibungkus lapisan pasta maka itu hanya untuk melnenuhi syarat kelecakan (workability)
semen dan rnengisi ruangan dianatara AH itu. Dalam lapisan
beton segar.
pasta semen sendiri terlihat pori-pori kecil. Jumlah pori-pori
yang banyak adalah suatu tanda pemakaian air lebih dari yang Kelecakan ini selama kondisi beton masih segar harus dapat
pen-
diperlukan untuk proses hidrasi. Uutuk ielasnya baik clipahami dipertahankan mulai dari proses pencampuran sampai saat
dahulu 2 fungsi pasta semen berikut ini; ernpatan beton segar pada tempat akhir sehingga diperoleh beton
yang padat dan tidak keroPos'
1. Pasta semen adalah pengikat butir-butir AK dan AH men-
jadi satu. Untuk itu diperlukan susunan pasta-semen yang baik.
makin kecil rasio air/semen makin baik kualitas fisik pasta semen.
Jadi harus diusahakarr rasio air/semen serendah rendahnya.
8.3 Karakteristik Beton Segar dan Mak-
nanya
2. Mengisi ruangan antara butir agregat. Ruangan tersebut harus
diisi oleh suatu masa yang sepadat padatnya agar diperoleh be-

732 133
8.3. KARAKTERISTIK BETON SEGAB DAN MAKNANYA
MAKNANYA
8.3. KARAKTERISTIK BETON SEGAR DAN

Sebelum mulai bleeding atau segre-


dalam pembahasan Kehcakan(workability) rnrriamifi b. KohesiP Yaitu tidak boleh terjadi gejala
dan diskusi perihal konsistrmi dan kohosiil netoi ssEar gasi.
pengolahan beton unfuk mencapai kekuatan dari Dua faktor ini, bila tidak dijaga cukup baik'
akan tidak
saat segar ini t". 'keawetan btton menghasilkan kekuatan struktur beton
rian karakteristik keawe-
iun lup"rti yang diharapkan, walau uji kuat
baiknya memaharnr tekan silindernya
dulu beberapa karakteristik penting beton segar yang sangat memenuhi sYarat.
dominan perannya dalam menciptakan rnutu beton yang di- dilakukan dengan
inginkan. Pengukuran kelecakan beton segar biasanya
dipahami' bahwa
uji kemcut - slump (slurnp-cone test) ' Perlu
1. Kelecakan (Workability) dan sederhan untuk
uji slump ini merupakan rnetocle yang mudah
dalam beton segar dari
ASTM Q 125 mendefinisikan kelecakan sebagai berikut: "That mengontrol keseragaman, kandungan air
property determining the effort required to manipulate a freshly pengaclukan Yang berbeda-beda'
mixed quantity of concrete with minimurn loss of homogeneity" Namun harus diingat bahwa perbedaan
tidak normal hasil uji
(sifat yang rneneu- tak dinantikan dari
slump bisa disebabkan oleh adanya perubahan
tukan usaha yang karrdungan kelern-
proporsi campuran atau gradasi agregat atau
diperlukan bahaya bagi petugas
untuk Perhedaan tak normal uii slump tuUun bahan. Ini akanrnempakan tanda
memanipulasi sejum- penyelidikan dan perbaikan
m€rupakan indikasi ada peruhahan pengendali mutu untuk mengadakan
lah beton segar agar propor$i carnpuran/grada$i aBrEgaU seperlunya.
hanya kehilangarr ho-
mogenitas serendah
kelembahan agrElet selain rasio
2. Kehilangan Slump (Slump Loss) Kehi)angan slump dapat
air-semen !
mungkin). didefinisikan seba-
gai kehilangan kon-
Yang dimaksud "manipulate" (atau memanipulasi) adalah op- sistensi beton seger Untuk terhlndar kehilangan slumP
erasi pengolahan beton antara lain pada proses pengecoran, p€tr- setelah lewat suatu Yenq hrmasalah, etur PenemPatan
gantaran dan pemadatan. 'dan"pemadatan beton segar dalam
waktu tertentu. Ini
Manipulasi untuk mencapai kelecakan beton segar mencakup sesungguhnYa suatu wafirttr 1"5 ianr sefiudah Proces
sedikitnya 2 (dua) komponen utama yaitu: gejala normal, Yaitu pen&rnrpuran
air bebas dalam cam-
a. Konsistensi yaitu mudah dapat mengalir urengisi ruang di- puran beton berkurang oleh reaksi hidratasi'
oleh absorPsi Pada
antara tulangan (lihat SNI 2847 Pasal7.10). permukaan beton segar dan oleh penguapan'
dapat diabaikan bila
Dalam kondisi norrnal kehila,ngan slump

t34
1i]l-r
8.3. KARAKTERISTIK BETON SEGAR DAN MAKNANYA
8.3. KARAKTERISTIK BETON SEGAR DAN MAKNANYA

terjadi setengah jam setelah semen teraduk


dengan air, tapi akan terjadi pekerja lapangan melakukan praktek yang jelek dengan
menunjukkan kehilangan slump yang cukup besar
setelah i.S;u_ menambah ekstra air pada beton segar, apakah itu perlu atau
oleh pengaruh pengadukan, pengurrL.u,
dan pengecoran. tidak, dengan tujuan ingin memudahkan transportasi beton segar.
Biasanya pen- Sudah tentu ini harus dihindarkan karena retempering air berlebi-
gukuran slump di- han atau tidak diaduk ulang (remixing) sesuai aturan akan menye-
lakukan sesudah pen- babkan pengurangan kekuatan, keawetan dan sifat-sifat lemah
Memperbeiki slump dmgan
campuran dan kemu- lain beton.
dian sebelum beton ntTtMPtf,lHG haiknya berpedoman
segar dituang untuk
pada ACi I0S-9I Chapter i.S atau 3. Waktu Pengikatan (Setting Time) Bila semen dicam-
ASTM ({S4 bila pakai adnrixturr pur dengan air maka akan terjadi reaksi pengikatan (set-
memeriksa apakah
konsistensi beton su- kimia ting). Dibedakan 2 macam waktu pengikatan (setting) yaitu
dah baik, bila tidak, maka akan diadakan penyesuaian
awal pengikatan (setting) dan akhir pengikatan (setting).
yang tepat Awal waktu
untuk menjamin cukup konsistensi bagi pemadatan
dan finrstring pengikatan didefin-
beton yang dicor. untuk mengatasi ini tlmUut
praktek lapangan isikan sebagai awal
seperti pada beton ready mix, dibuat slump lebih Waktu prnempatan dan pemadatan
tinggi dari ,"n- perrgerasar (solidi-
cana sewaktu meninggalkan pabrik pengaduk heton segar harus terr,rdi sebelurn
untukl-ompensasi fikasi) pasta beton.
kehilangan slump yang diperkirakan, atau walrtu ewal persiketan
menambah air (masih
dalam.rasio air/semen yang diijinkan), lalu beton
Begitu juga akhir
."gu, jiudrrk waktu pengikatan didefinisikan sebagai akhir solidifikasi beton
ulang (remixing) sebaik-baiknya sebelum dituang.
segar.
Praktek tersebut
terakhir ini dike- Baik awal waktu pengikatan dan akhir waktu pengikatan be-
nal dengan kata ton ditentukan oleh metoda uji yang disebut metoda perlawanan
Penambahan air pada beton sqiar penetrasi (penetrati,on res'istance method). Khusus untuk waktu
retempering ( "diatur
ulang"). Bagi yang oleh pekerja harus dilarang karlna pengikatan beton
memanfaatkan cara-
akan rnenimbulkan reuiko 6leedingt segar diatur oleh
cara ini baiknya menggunakan prosedur A
ASTM C4O3 . Waktu frwal pengikatan pa$ta ramon
dan B yang tersedia
di Chapter 2.9 ACI305R-91. Dalam hal perbaika" Yang penting dan beton $egar herbedi, balhnya
lakukan dengan pemakaian bahan tambahan
ir*p al untuk heton ditentukan cendiri rcsuai
kima dianjr.t u, bagi produsen be-
berpedoman pada ASTM C4g4 . ton adalah makna ASTM C
'003
Bila inspeksi lapangan dan kontrol mutu lemah, sering dari 2 macam waktu
kali pengikatan itu, vaitu awal waktu pengikatan adalah didefin-

136
l:17
8.3. KARAKTERISTIK BETON SEGAR DAN MAKNANYA
8.3. KARAKTERISTIK BETON SEGAR DAN MAKNANYA

isikan sebagai BATAS PENGOLAHAN (limit of


hand,ting) Segregasi didefinisikan sebagai terjadinya pemisahan pada
dan akhir waktu pengikatan sebagai permulaan pengemban_
gan kekuatan mekanis beton. Selanjutnya komponen-komponen beton segar sehingga tidak lagi terdistribusi
ASTM C4O3-mengy_ secara homogen. Ada 2 macam segregasi, yaitu pertama karena
atakan bahwa awal waktu pengikatan adalah kira_kira
waktu beton segar terlalu kering, terjadi pemisahan mortar dari badan
dimana beton segar sudah tidak bisa/boleh diaduk,
ditem_ beton (seperti, karena penggetaran berlebihan) sedangkan yang
patkan dan dipadatkan secara baik; sedangkan
akhir waktu kedua didefinisikan sebagai f'enomena penampakan lapisan air
pengikatan memberikan kira-kira waktu sesudah
pengembangan kekuatan beton melaju
itu proses dipermukaan atas beton setelah penernpatan dan pemadatan be-
cukup cepat. Sudah ton segar tetapi sebelum mulai awal waktu peng.ikatan.
jelas, pengetahuan mengenai waktu pengikatan
ini sangat diper_
lukan dalam penjadwalan operasi konstruksi beton. 4. Segregasi dan Bleeding
waktu
awal pengikatan diperoleh dari saat antara beton
dicampur Air adalah kom-
air dan saat terjadi perlawanan penetrasi sebesar 3.5 Mpa,
ponen paling ringan
Faktor-faktor dalam campuran be- $egregasi dan hloeding htrkan hanya
utama yang berpen- ton segar, sehingga masalah volume air, tapl iuga lndiltasi
garuh pada waktu bleeding a<lalah ben-
Waktu pengikatan ewal beton $egar kelalnan propor$i firmpuran dan
pengikatan be- tuk segregasi karena
ton adalah kom- sanga{ teryantung pad,a rasio air gPadasi agrryt
agregat yang lebih
posisi semen, rasio s€men tipe remrn dan hahan
berat bergerak ke bawah oleh gaya gravitasi. Dalam praktek air
air/semen. temper- campuran kimia
selain naik kepermukaan, banyak yang tertahan sebagai kantong-
atur dan bahan tambahan campuran. Karena itu harus kantong air diantara agregat kasar dan tulangan, dimana di
diingat,
waktu pengikatan dari pasta semen bisa berbeda bagian atas kantong-kantong air itu lebih banyak dan lebih besar
dengan waktu
pengikatan beton yang mengandung jumlah dari bagian bawah sehingga bagian atas ini kurang kuat dibanding
semen y:rrrg ,urn.
namun rasio air/semen berbeda. pada umumnya bagian bawah.
makin tinggi
rasio air/semen, makin lama waktu pengikatan.
Informasi ini
Memiliki data uji waktu pengikatan awal dengan menjadi dasar kuat
memperhi_
tungkan faktor-faktor di atas akan sangat bermanfaat
bagi op"r.ri bahwa segregasi Btton $egar yeng terlillu kering dan
produksi beton ini. Kalau tidak ada, maka
akan berraku bahwa harus sedapatnya atau bleeding atran menyebabknil
afrar tetap memenuhi syarat kelecakan, beton
segar harus selesai dikurangi karena hasil beton kurang padat (kekuatan &
ditempatkan dan dipadatkan dalam waktu 1.5 jam tidak mungkin beton
setelah selesai keawetan herkurang)
proses pencampuran. mencapai kekuatan
maksimum bila beton sudah dalam kondisi tidak padat.

138
1:t9
8.4. PENGAMANAN BETON SEGAR
8.4. PENGAMANAN BETON SEGAR

Masalah bleeding ini dapat dikurangi


atau dihindarkan pengantaran, penempatan dan pemeliharaanya. Dibawah ini ACI
apabila semua ketentuan hasil disain
campuran, pengantaran,
pengecoran dan metoda penempatan 305R menambahkan beberapa catatan:
dipenuhl sebaik]baiknya.
Terutama pada segregasi oleh 1. Penakaran dan Pencampuran
kering, syarat gradasi
"u-p,rrrn
AK serta ukuran butir maksimumnya dan gradasi AH nya jangan
dilanggar, walau kadang-karu .u-i,rrun
kering riapat dikurangi
a. Perhatian khusus diberikan bahwa nilai slump harus sesuai
dengan sedikit tambahan volume air (.etempering). rencana disain campuran sebelum beton segar dibawa keluar dari
Bagi yang fasilitas produksi.
berminat akan pengukuran laju bleeding
dan total kapasitas,
bleeding dari suatu campuran beton b. Slump mudah berubah bila ada perubahan pada kelemba-
segar dapat dipelajari di
ASTM C232 . ban AK. Pengalaman menunjukkan perubahan 0.5Vo kelembaban
AK dapat menyebabkan perubahan slump sebesar 25 sld 50 mm.
Karena itu, operator cenderung mengurangi takaran air dan di-
8.4 Pengamanan Beton Segar tambah sedikit setelah tiba di lapangan.

Secara jelas SNI 2847


c. Penggunaan bahan tambaharr retarding menunjukkan hasil
baik untuk memperpanjang waktu kelecakan beton segar. Pedo-
Pasal 7.7 s/d 2.t2,
man pemakaian terdapat di ASTM C494, juga di ACI 212.3R.
menekankan dalarn
Kontrol nilai dump mlesai
proses pencampu_ d. Untuk mencegah peningkatan temperatur beton (yurlg merrye-
ranr pengantaran, Te"n{almpur, untuk periksa pengaruh babkan peningkatan kehilangan slump), jumlah dan kecepatan
kelembahan agnegat Arn pernaflaian
pengecoran, penem_ pencampuran (mixing) hendaknya mengikuti pedoman dalam
patan, pemadatan retarder ACT 2O7.4R.
dan perawatan beton cair tidak boleh sampai
terjadi segregasi, 2. Pengantaran (deliaery)
ini berarti bahwa kelecakan beton segar harus
burar-burrr."dijaga
agar terjamin memperoleh beton yang padat.
Diingatkan pula
a. Waktu antara
(sNI 2847 Pasal 2.10.4) bahwa bettn pencampuran dan
J"gu, vrrrg sudah melewati
yaktu awal pengikatan tidak boleh dicampur urang dan tidak penempatan be- Selama pengantaran htoil ffiEar,
boleh digunakan. ton(sperti diny- waspad& padat
atakan oleh SNI 2847
AcI 305R-91 menyatakan pembuatan beton
didaerah Pasal 7.9) harus . Kehilangan slump
panas/tropis dapat dilakukan .u...u r
memuaskan bila perha-
tian diberikan sebaik-baiknya pada proses penakaran, dibuat seminimum Nemacgtan lalnr lintas
produksi, mungkin. Ini karena . Hamhatrn p*nompatiln

740
141
8.4. PENGAMANAN BETON SEGAR 8.4. PENGAMANAN BEION SEGAR

dalam waktu terseb,t terjadi hidratasi, kenaikan dengan rencana maksimum dengan menambah air, sesuai mak-
temperatur dan
slump loss yang sangat mempengaruhi kelecakan simum diijinkan. Untuk keseragaman adukan, sedikitnya drum
beton.
pengaduk perlu tambahan 30 putaran (revolution).
b' Harus ada koorainasi antara pemberangkatan truk pencampur
dan kecepatan penempatan beton segar agar
tidak terjadi keter_
c. Penyesuaian
lambatan. Jadi ha^r ada komunikasi yang baik
antara iroyek dan
slump diiiinkan
fasilitas produksi beton. dengan pemakaian &rtcmpering harus herpodoman pada
bahan tambahan ACI 305-91. High rang* wirter
c. Penempatan beton segar dalam volume besar harus kimia, sepanjang ra-
di_ reducing admixture terbukti efektif
jadwalkan pada periode-periode intensitas
lal, rintas rendah sio air/semen masih nremelihara kelecakan hcton
(terutama diperkotaan).
sama atau tidak dil-
d. Bilapenempatan beton ternyata lambat, pertimbangkarr ampaui dan tidak terjadi kemungkinan segregasi. Perlu diingat
pe_
makaian bahan tambahan/retarding untuk bahwa untuk struktur beton bertulang, beton segar harus mem-
menghambat awal
waktu pengikatan (setting). punyai slump 75 sld 100 mm.

3. Penyesuaian Slump 4. Retempering


a. Beton segar se- a. Retempering didefinisikan ACI 116 ) sebagai ("menambah
lalu akan mengalarni air dan mengaduk ulang beton, atau mortar yang telah kehilan-
slump loss karena gan cukup berarti kelecakannya itu menjadi konsistensi kembali"
Cara penyesuaian ulump holeh dengan
itu harus diadakarr cara mengurangi air waktu penakaian
Retempering harus dilakukan berpedoman pada ACi 305-91.
estimasi perubahan dan ditamhah setelah tiba di lapangan b. Penambahan air
slump yang rnungkin yang melebihi rasio
atau pakai hahan tamhahan kimia
terjadi antara waktu air/semen harus di- Pmamhahan air adukan tak terpncana
pengadukan dan penempatan beton.
larang karena kelebi- akan nrenguransi kekuatan dan
b. Untuk antisipasi kemungkinan kemacetan lalu lintas han air itu akan men- keawetan haton
dan ke- gurangi kekuatan
Iambatan penempatan beton segar, operator
pengadukan perlu
mengurangi jumlah dan sifat-sifat lain dari beton secara proporsibnal.
air untuk dapat kon- c. Penambahan bahan tambahan kimia, terutama high range wa-
disi beton yang lebih ter reducing admixture, bisa sangat efektif memelihara kelecakan
Untuk kehutuhan struktur heton
kering, dan setelah beton.
tiba di pekerjaan, bertuhnp heton ssgar harus
mempunyai slurnp 75 - I00 mm
slump disesuaikarr 5. Penempatan dan pemeliharaan

143
742
8.4. PENGAMANAN BETON SEGAR
8.4. PENGAMANAN tsEION SEGAR

a. Untuk seminirnal mungkin terjadi segregasi, beton


segar harus sung dan tiupan angin kencang. Proses pemeliharaan harus di-
dituang sedekat mungkin rrengan posisi ukhi. b"to,
ybs Jan tidak lakukan sedikitnya dalam waktu 7 (tujuh) hari. Pemeliharaan
dipindah-pindah.
balok-balok, kolom dsb. dilakukan dengan spraying dan lantai di-
b. Penempatan hen rencam air. yang penting permukaan beton yang sedang mengeras
daknya dilakukal itu tidak boleh sampai kering. Berbagai metoda pemeliharaan be-
dalam lapisan- ton disediakan dalam ACI 308.
Penempatan dan pqmadatam heton
lapisan horisontal segnr harus berpodornar pada ACi
dengan ketebalan 3{19 f, lrntuli terhindar dari segregasi
yang sama dan tiap
lapis dipadatkan sebelum lapisan berikutnya. Kecepatan
pen_
empatan lapis demi lapis ini dilakukan secepatnya
agar lapisan
dibawahnya masih dalam kondisi plastis sebagai
.yurrl pengatu_
ran yang baik. vibrator jangan dipakai untuk
memindah beton
segar ke arah horis.ntal karena ini clapat
me,yebabkan segregasi.
c. Pemampatan den-
gan vibrasi bertu-
juan agar beton segar
Prosm mern€lihfrra mukr beton yang
bergerak dan mema-
dat ke bawah dis- eodang nrengena$ dengan celalu d'alai.r
keadaan harah harur *edi&ifrrya
amping gerak vibra-
tor ke atas dan ke dilalruhn dalam 7 hari dan
bawah rnengeliminasi hmpedoman padfi Afl l0S
gelembung-gelembung udara yang naik ke
atas. Efektifitas vibra_
tor sangat tergantung pada besar diameter kepalanya, frekuensi
dan amplitudonya. Rekomendasi mendetail untuk peralatan
dan
prosedur pemampatan diberikan di AcI30g
R. vibrasi yang sarah
rnalah akan menghasilkan segregasi, retak clan
kropos.
d. Setelah pernadatan dan penghalusan permukaan beton segar
selesai dikerjakan, rnaka usaha merindungi
beton segar terus di-
lakukan terhadap kehilangan kelembapan, sinar
matahari lang_

r44 I45
AN ts:E rgNr tEe4r
8.4. PENGAMANAN BETON SEGAR L1_!E!94U41{

segar yang rn-


Evaluasi Kompetensi Anda yang rlibuat? Sebutkan 2 karakteristik beton
bila kita
gln iipertuhankan oleh tindakan ini dan akibatnva
1. Apa vang Anda pandang penting dari kelecakan beton? lalai!
Pada saat apakah sifat/karakteristik kelecakan ini dianggap sudah sesuai rencana?
11. untuk memastikan bahwa nilai slump
penting? Sebut sebab-
sebut kapan saja uji slump harus dilakukan!
Bila pengadaan beton dilakukan melalui perusahaan ready sebab PenYimPangan slumP!
mix, kapan kontrol kelecakan diadakan? Apa rnetoda yang akibat kehilangan
12. Sebut beberapa cara untuk mengatasi
dipakai untuk mengotrol kelecakan itu'/ harus dipakai!
slump dan pedoman-pe<1oman yang
, Apa tindakan yang perlu dilakukan bila slump tidak sebab-sebabnya dan
13. Ada 2 macamsebab segregasi' Uraikan
O,

dipenuhi akibat kehilangau slurnp'/


kemungkinan akibatnYa!
4. Terangkan sebab-sebab gejala berikut ini dan pengaruh mengatasi kehi-
14. Retenpering adalah salah satu cara untuk
negatifnya setta cara mengatasi segregasi, bleecling dan kapan dilakukanl
langarrslump. Terangkan caranya dan
retempering!

5. Apa saran Anda utrtuk mengurangi keirilangan slump?


Bagaimana rnengontrol kehilangan slump ini?

6. Apakah makna dari waktu awal setting dan waktu akhir


setting beton segar? Sebutkan standar yang dipakai!
Dalanr praktek apa, danrpaknya bila kita menerirna beton
segar yang telah melampaui waktu awal setting?

8. Apakah waktu setting pasta semen dapat dipakai sebagai


waktu setting beton segar? Mengapa?
9. Mengapa gradasi AK dan AH sangat penting dalam dis-
ain campuran beton? Apa yang ingin didapat dari syarat
gradasi itu?

10. Setelah beton segar dituang diternpat pekerjaan dari truk


pencarnpur, jelaskan mengapa beton segar itu harus se-
cepatnya ditempatkan clan dipadatkan clikomponen strttktur

747
r46
9.1. EVALUASI KEKUATAN - UMUM

faktor reduksi yang lebih tinggi diberikan oleh tata cara ini untuk
evaluasi analitis kekuatan struktur yang ada.

Evaluasi keku
atan struktur yarr;
Bab. I telah berdiri membu-
tuhkan
dan
pengalaman
pertimbangan
SHI 1847 fasal 12 ini memuat revisi
tatacara nromonitor rffipon perilaku
sbuktur relama dan sesudah uii behan
tekrris yang tepat.
SNI 2847 5.22.1memberikan arahan untuk menginvestigasi kea-
Evaluasi Kekuatan manan struktur bila:

Struktur )Iang Telah 1. Material dari bangunan dianggap memiliki kualitas yang
kurang.
Berdiri 2. Terdapat bukti yang mengindikasikan terjadinya kesalahan
konstruksi

3. Bangunan mengalami kerusakan.


KOMPETENSI YANG DIHARApKAN: ..paham akan 4. Bangunan akan digunakan untuk fungsi yang berbeda
prosedur dan syarat peneriman untuk memastikan
ban_
gunan bermasalah yang telah berdiri masih mampu 5. Bangunan atau sebagian dari padanya tidak memenuhi per-
berfungsi dengan baikD syaratan standar
Pasal22 merupakan hasil revisi dari AcI 95 yang menekankan
perlunya selama uji beban untuk memonitor tidak Peraturan pada SNI 2847 Pasal22 tidak bolah dipakai untuk
hlnya defleksi,
namun juga retak yang berhubungan dengan geser menyetujui suatu desain dan konstruksi dari sistem khusus.
dan/atau
lekatan, bersamaan dengan terkelupas dan pecahnya
beton. Lebih
jauh, syarat penerimaan juga memasukkan unsur
batas waktu.
Inspeksi secara berkala dan evaluasi ulang kekuatan
harus dise- 9.1 Evaluasi Kekuatan - UMUM
butkan/ditetapkan tergantung dari sifat kerusakan. Bila
dimensi
struktur, ukuran dan lokasi tulangan dan sifat material Evaluasi kekuatan dari struktur dapat dilakukan menggunakan
diketahui.
cara analitis maupun eksperimental. Pemakaian dari prosedur

148
I49
9.1. EVALUASI KEKUATAN, UMUM

9.2. PENENTUAN DIMENSI STRUKTUR DAN SIFAT BAHAN YANG DIPERLUKAN

analitis tergantung pada apakah sumber kerusakan


yang berpen_
garuh secara kritis pada struktur diakibatkan
oleh: dipenuhi, evaluasi kekuatan harus ditentukan dengan menggu-
nakan uji beban seperti yang dijelaskan dalam Pasal 22.3 SNI
1. Lentur dan/atau beban aksial 2847. Jlka penyebab kerusakan berhubungan dengan lentur atau
2. Geser dan/atau lekatan. beban aksial, tetapi tidak mungkin mendapatkan sifat-sifat ma-
terial, maka test fisik bangungan mungkin tepat. Evaluasi secara
analitis pada kekuatan geser tidak harus dilarang jika terdapat
Perilaku darr
"pemahaman yang sangat baik". Jika kekuatan geser dan lekatan
kekuatan struktur
merupakan hal yang kritis, test fisik mungkin merupakan solusi
beton yang terkena
Evaluasi kelru*tan dengan rnetode yang paling efisien. Sebisa mungkin, semua hasil dari uji beban
lentur dan/atau
analitis hanya holeh dilaliulan bila di dukung oleh analisa (SNI 2847 5.22.1.3).
beban aksial da-
dua kondisi dipenuhi, bila tidalr harur
pat secara akurat
diprediksi dilaltukan uji fioik barqgunan
menggu-
nakan hipotesa Navier yaitu "penampan€J datar akan tetap datar
9.2 Penentuan Dimensi Struktur dan Sifat
sebelum maupun setelah diberi beban.,,
Sebaliknya, teori_teori
Bahan yang Diperlukan
yang ada tidak bisa secara tepat memprediksi
perilaku kekuatan
geser dan lekatan pada struktur beton. Jika evaluasi dari bangunan menggunakan cara analitis, ukuran
Syarat peraturan yang
mernbahas geser satu dan dua arah, dan lekatan sesungguhnya, Iokasi dan dimensi tulangan dan sifat material
didapat secara
semi-empiris' Kegagaran akibat geser dan rekatan harus didapatkan. Pengukuran harus dilakukan pada penampang
b"rrifut getas.
Evaluasi keku-
kritis dimana be-
atan dengan metoda sar tegangan yang
analitis dapat di- diukur mencapai ni- Pada evaluasi kakuatan dengan cara
l(ondiri pertarna: keadaan kritis hukan lai rnaksimum. Jika
pakai sebagai syarat analitlsr trrcedia faktor redukci $
oleh kuat Seffsr ntau leftatan. terdapat shop draw-
penerimaan apabila yang khih besar (lihat Tahel g.I) dari
dua kondisi berikut Kondisl keduff data keadaan fisik irg, lakukan cek di yang di SNI 2947 Pasal 11"3.1 karona
ini dipenuhi: per- bangunan tercedia bagian-bagian ter-
$emua ftoadaan flrik mruai yang
tama, sumber kerusakan harus kritis pada kondisi tentu (spot check)
beban rentur, trrukur
aksial atau kombinasi rentur dan beban kuat untuk memastikan
aksiar. Jadi tidak lokasi dan dimensi tulangan yang tergambar di shop drawing.
akan jadi kiritis oleh kuat geser atau rekatan.
Kedua, harus Tersedia teknik NDT (Nondestructive Testing) untuk menda-
ada kemungkinan memperoleh ukuran sesungguhnya
dari bangu_ patkan lokasi dan dimensi tulangan dan untuk mengestimasi
nan, dimensi dan ]okasi tulangan, Jika dua r.o"ai.i
ai atas iiaut kekuatan dari beton. Kecuali apabila sudah diketahui, sifat

150
151
9.2. PENENTUAN DIMENSI STRUKTUR DAN SIFAT BAHAN YANG DIPERLUKAN
9.2. PENENTUAN DIMENSI STRUKTUR DAN SIFAT BAHAN YANG DIPERLUKAN

aktual dari tulangan dan tendon prategang harus di tentukan


dengan cara mengambil sample dari struktur.

Evaluasi keku-
atan dengan cara
analitis membrr- PenBaturan hehan uji lrarus yang
tuhkan pemakaian memhsri letdutan/togangan
faktor beban yang Tabel. 9.1: Perbandingan Faktor Reduksi
maksimum dl daerah hritis
terdapat di SNI 2847
Behan uii perlu ditsntukan
Pasal 11.2 dan faktor
reduksi yang terda- mininrum 0.05 (I.4D + l.ILl Keterangan Faktor reduksi kekuatan
pat di SNI 2847 Pasal Komponen struHur diuii harur Pasal 22 Pasal 11 Pasal Z2fPasal 11

22.2.5. Salah satu Lu- berumur rminirnurm E6 hari Lentur tanpa aksial 0.9 0.8 1.13
juan dipakainya faktor reduksi kekuatan dijelaskan di
/ sNI 2847 Tarik aksial dan tarik 0.9 0.8 1.13
Pasal s.11.3.1 adalah untuk menampung probabilitas komponen aksial dengan lentur
yang memiliki kekuatan kurang akibat variasi kekuatan material Tekan aksial dan
dan dimensi . Bila harga aktuar dari dimensi komponen, ukuran tekan aksial den-
dan lokasi tulangan, dan sifat materiar beton dan tulangan di- gan lentur:
dapat, sNI 2847 Pasal 22 memberikan faktor reduksi ketuatan Komponen Struktur 0.85 0.7 7.21
yang lebih tinggi. Perbandingan dari faktor red,ksi kekuata,n dengan tulangan spi-
yang terdapat pada sNI 2B4z pasar 22.2.5 terhadap sNI 2g47 ral
Pasal 11.3 diberikan pada Tabel.9.1. Komponen struktur 0.8 0.65 t.23
lain
Rasio faktor reduksi sNI 2847 pasar 22 dibandingkan de,ga,
Geser dan/atau pun- 0.8 0.75 1.07
sNI2847 Pasal 11 di tampilkan pada kolom terakhir tabel. Untuk tir
evaluasi secara analitis, faktor reduksi / untuk kolom dan bernilai
Tumpuan pada beton 0.75 0.65 1.15
20% lebih besar dari yang tertulis pada pasal 11.3, sedangkan
tumpuan memiliki nilailbYo lebih tinggi. untuk lentur pada balok
dan tarik aksial, terdapat kenaikan sebesar 13%, sedangkan untuk
geser dan puntir sebesar Z%

Dengan naiknya harga faktor reduksi, seperti yang dican_


tumkan pada SNI 2847 Pasar 22.2.b, menghasilkan tarnbahan

752 153
9.3. PROSEDUR UJI BEBAN
9.3. PROSEDUR UJI BEBAN

kekuatan komponen. Kekuatan nominal tekan aksial kolom se-


1>euernpatannya harus diubah a,ga1' nla,rryu rneruberikan korxlisi
bagian besar merupakan fungsi dari perkalian luas perampang
yang konsisLen.
kolom dan
kuat tekan betorr. Total beba,n untuk uji bebau aclalali 0.85(1.4D + 1.7L), di-
Karena kuat tekan rlarra D aclalah total beban rnati (rnornert atau gaya) dan L
beton memiliki ni- Catatan respon awal strukfur harus didefinisikrn sebagai beba,n hidup (rnoruen atau gaya). Halga
lai variabilitas yang
dilakukan paliqg lanrhat ratu iam
total dari pembebanan sudah terrnasuk bebau mati yang sudah
tinggi, faktor reduksi acla pada struktur. Bagian struktur vaug akau di uji beban harus
sebelum nrarlai uii pembebanan.
pada SNI 2847 Pasal paling ticlak berurnur 56 ha.ri, kecua,li semua, pihzr,k meuyetujui
H indarkan teriadi pembehanan
11 untuk aksial tekarr untuk urengatlakan pengetesan di uruur varrg lebih rmtcla.
memiliki nilai yang
lebih rendah dibandingkan untuk lentur. Karena untuk evaluasi
ini kuat tekan beton aktual sudah terukur , maka faktor recluksi
Kriteria Pembebanan
/ untuk kolom di sl{I 284T pasal 22.2.s ditentukan lebih tinggi Kritclia pcntb<r-
dari yang tercantum di SNI 2847 pasal 11. banan diatur cli SNI
2847 Persal 22..1. Ni- Kegagalan uii heban dapat berupa
Iai ir.rval Jlenguktt- spalling atau beton Fecah/ Iendutan
9.3 Prosedur Uji Beban ran rospon struktur berleblhan, r€tak dan retak lekatan.
(seperti lendrrt.an. r'o- Kamponen struktur yans gagal dalam
Jumlah dan pengaturan pola bentangan atau pane I yang dibebani tasi, rega,u€lan slip, uii beban dilarang dipakai lagi
lebar retak) htrrus
harus dipilih
sedemikian rupa agar o tercatat dalarn rn'aktu tidak lerbih dari satu jarn sebelurn pembe>
banan.
didapat lendutan Meningkatkan uji
beban dan mencafiat
dan tegangan rnaksi- Bila rnensimulasi beba,n terbagi rata, pengarnh lengkung
strulrtur harur sedikitnya
mum di daerah yang - ryspon (arching) dari aplikasi beban harus dihindari. Gbr.9.1 mengilus-
dalam waHu 14 iarn" |uga harurada
kritis dari komponen tra,sikan efek dari arching. Celah-celah dia.nta,ra timbunan bel"ran
pengufturan selama Id jam setelah
struktur yang keku- harus cukup dibentuk agar ticlak terjadi singgungan, datt rnern-
beban uii dilepaa
atannya diragukan bentuk arching kctika kompou<;n menga,lami leudrttau. Stabilitas
(sNI 2847 Pasal22.z.1). Jika terdapat elemen lain yang meny- juga harus dijaga selaura pernbebanan dilakukan.
atu dan tidak dibebani namun memberikan kontribusi terhadap
kapasitas menahan beban, maka besar besar beban u.ji atau Uji beban harus diaplika"sikan ticlak kurang dari 4 kali tahap
peningkatan peurbebanan yarlg s:tlna,. Rangkaian pengujian dan

r54 155
9.3. PROSEDUR UJI BEBAN
9.4. SYARAT PENERIMAAN

pengukuran respon di catat untuk rnasing-masing tahap pembe-


banan dan setelahtotal beban diaplikasikan paling sedikit selama
24 iarn. Rangkaian pengukuran akhir respon harus dicatat selama
24jarn sctclah beban uji dilepaskan.

9.4 Syarat Penerimaan

Tanda-tanda terjadirrva kegagalan dapat berupa pengelu-


pasan/spalling atau pecahnya beton (SNI 2847 Pasal 22.5.1),
lendutan yang
berlebihan (SNI 2847
Pasal 22.5.2). re-
tak (SNI 2847 Pasal Tatacara ini nrenyediakan kriteria
22.5.3 dan SNI 2847 lendutan unaksimum dan syarat
Pasal 22.5.4) dan ptrflsnta$i prmulihf,n lendutan yang
retak-lekatan(bond meme$uhi ujihehan
ry i.r
Jaralo'gap ya"ng cukry yang cukup untuk cracks) (SNI 2847
I 1
rnnucegah arching Botsieh dfteksi rrrjadi Pasal 22.5.5). Tidak ada aturan sederhana yang dapat dikem-
i
I

ffi LJ *J i;; t; bangkan untuk diaplikasikan pada semua tipe dan kondisi dari
HH ld
H stnrktur.
u ,. l"^ F,{!q
!:i llr
B5
Namun, pada elemen tanpa tulangan transversal,
dari retak diagonal pada suatu sumbu paralel
proyeksi
Baik terhadap sumbu lon-
gitudinal elemen
Gbr' 9'1: Perrgaruh arching/melengkung ketika beban di aplikasikan haruslah di monitor. Bila nvaluasi lcekuatan $ecfira tnalitis
Jika proyeksi retak menuniul*ar indikasi kurang kuat
diagonal lebih pan- atau lendutan atau retak terlalu hemr,
jang dari tinggi kom-
struktur holeh dipakai untuk
ponen yang diukur pemhehanan yang lehih rendah
di posisi tengah pan-

156
r57
9.4. SYARAT PENERIMAAN
9.4. SYARAT PENERIMMN

jarrg retak, k.*rp.ne' sangat rmrngkiu leruah rri geser. ,t,


JikI
te{adi ke.rsakan r:ukup besar sehingga st^rktur telah ciauggap 18: l

g-agal menjala,kan uji itu. ,raka pengctesa, ula,g ticlak


cliijinka, I
rci
karo.a dianggap ko,rp<l,en yang rusak harus ticlak br:reh dipakai Eil Pe-1_syqptan..;99-o-v._qry
mal i;;a;r";*;dcry; jika
312j kura4g ?5%;boiet direst ritang
meskipuu dongtu konclisi pembebanan yang ringan. ,: diabaikan .*J
I10i
si 8r
.C
G
Kriteria lendutan harus memenuhi konclisi-kon<lisi berikut ini t b,
(SllI 2847 P usa,l 22.tt.2) : 4i
ll

1. Ketika defleksi rnaksi,*rm ,relebihi l?/(20000h,), prosenttr^sc or :


.'----'.- '.,.--n: ----,- 'a - ' '',''1,.' i

penrulilran/recovery lendutan harus paliug seclikit TsTc setelah 0 50 xso 130 200 r06
24
janr. dirnana: Ttbd el*mst{hL mm

h : tebal total dari kornporren struktur


Ir : be,ta,g kompone, st.rkt*r ya,g di,ji, mrn (be,ta,g.yang Gbr. 9.2: Kriteria Uji Reba,n untuk elemen dengan benta,ng 6 m
lebih pe,dek ,nt,k sistern perat dua artr,h). Benta,,g kon,ponen
struktur aclalah,ilai tcrrkecil clari (a) iarak a,tar pusat tumpua,,
dan (b) iarak bersih antar:r, t'mp,a,u dita'rbah rre,gan ti,ggi 40 -,

kompone, struktur (h). Bentang untrik kantilever ha.rs diten- 35.


t,kan sel:agai clua kali jarak clari tur,puan ke ujung ka,tilever.
,& 'l

2. Ketika dcfleksi maksim,m kura,g dari rl/(20000rr). pcr- t:

l,-i*
Check lendritan recovery, jika
syaratarr pcnrulihan/recovery lencrutan criabaikan. Gbr. g.2 clan ku144g 757e, bgleh di tepl ulang,
TIO"
Gbr. 9.3 mengilustra^sikan aplilar,si clari kriteria. ba,tas lei,rlutan 3:tt'
pada uji beban pertarna. Gbr. 9.2 mengilrrstrasikan batas lenclu- {ll
tan vs tebal u,tr.rk elemen yang merniliki be,ta,g 6 m. Gbr. g.B !.0

mengga,rnbarkan batas lendutan vs berrtaug urrtuk ele[ren yang 5

memiliki tebal 200 mrn. 0

3. Elerrren vang gagal mcuremrhi syarat rocovery zs% cra,p,fi di


tes rrlang.

4. Pengetesan ula,g dapat dilakukan seterah kurun waktu T2 jant Gbr. 9.3: Kriteria Uji l3eban unluk elemeu clengan tebal 200 urm

r59
r58
9.5. KETENTUAN UNTUKTINGKAT PEMBEBANAN YANG LEBIH BENDAH 9.6, KEAMANAN

setelah pelepasan beban-uji yang pertama. Dari pengetesan ulang Evaluasi KomPetensi Anda 1

pemulihan lendutan harus 80%


pada waktu be-
1. Nlengapa pengaruh arch'ing harus dihindari
ban diaPlikasikan? lt1

9.5 Ketentuan Untuk Tingkat Pembe- 2. Berapa waktu yang cliperlukan untuk
menyelesaikan proses il

banan yang Lebih Rendah untuk men-


p"-n"Urrrun clan berapa waktu yang diperlukan
g,rt r. len<lutan setelah beban uii dilepas?
Jika evaluasi kekuatan secara analitis (SNI 2847 Pasal 22.7.2) lendutan pada
Apakah diperbolelftan langsung mengukur
mengindikasikan bahwa struktur tidak cukup kuat, jika lendutan tidak berikan waktn
saat uji pembebanan dilakukan'? Bila
(SNI 2847 Pasal22.5.2) terjadi berlebihan, atau jika persyaratan stmktur!
yang tepat untuk mengukur respon awal
retak (SNI 2847 Pasal22.5.3) tidak dipenuhi, struktur dapat di-
terdapat in-
pakai untuk tingkat pembebanan yang lebih rendah bilamana dis- 4. Apabila dari hasil evaluasi dengan cara anlitis
solusi apa yang
etujui oleh pejabat bangunan yang berwewenang. .likasi struktur tidak cukup kuat, kira-kira
bisa diambil?

9.6 Keamanan

Selama uji beban, perancah biasanya harus dipasang di bawah


elemen yang dibebani untuk menjamin keselarnatan. Perancah
tidak boleh rnenggarlggu prosedur test atau mempengaruhi hasil
uii beban. Selama uji beban struktur yang melendut tidak diper-
bolehkan menyentuh atau menumpu pada perancah.

161
160
l,iurrpilttrr A liNl 0:l 2f{17-2002

5
Lampiran A Brh€n

5.1 Pengujian bahan

t] Penganra* lapangan bsrhs* memerintahkan diedEkan @nguiiao pads estiap hahsn

sNI 03-2g47-2002 yanq d*Sunakon pads pelak$an{an konstruksi beion untul mcfl4fttukan apakf,h bahm
tersebul mornpunyai mutu sosuai den$sn n:utu yafig lBlah ditstapkao.

2) Fengujian bahan dan psogujiafl bsion harus dibuat ss3uai dsnSEB tata cara.late rara
lcng terdapal pada pasal 2.

3) Laporan longkap p*ngujian bahsrl dan ponBujian b6ion hdruB tsrssdia un'isk
pomBrilraaan solEma poksrjaeo b*daftgsdlrrg d6'l pade mgse ? tohun seieiah golesainys
pembangunsn.

52 gafien

1 ) $ernen haruc mernEnuhi salah satu {,ari l(Btenluan bo{ikuti

{1} SNI 't5"2049"1994. Serr.6a po.rilcnd"


{2} '$pesitit<asi Mr.r,or d/efldad idnci,s' (ASTM C 595 }. kecu&ti troe S d8n SA yaftg ridat(
dipGruntukkar ssbasei unsur p6n$i:kel uiama rtruktur bcton.

{3} "Spoo{ikosisemon }rdru/,,i oLssnsif {ASTM C 8{5}.

2) Sofion yftftg digunakan pada pskcriasn koostruksi haruB s65r.,ai d$ngqn sorlBn ydne
digiinskan pada p8{ancangsn pfi}por3i earnpuran. Lihst 7.2.

5.3 Agrogat

1) Agmga,l untut< bBton harua mednEnuhi salah satu dari ketofllusn berikut:
('l) 'Sposd"r,kas apregal unlilk [$Ior' TASTM C 33].
{2} SN{ 03-34S1-1 99r. Sp6sryf*s.e, a!fl.egol,Tirgar? unru* telbfl slrutrdur.

2) Ukurcn maktimu,rF norninal agragst ksosr h&nrJs tidah nelsbihl:


(1) trSiarsk tErkecil Entam sbi3isi cetEk6n, siaupun

{2} lE krtebalan pelel laitai, stEupr..ro


(3) 3/a iarak bersih rninjrnum alllara $lafigan"tulangsn algu kawa!"kae*si, blJff 6l tulangsn.
alau i8ndon"l6ndon p{'aiBgang f,tcu solofi tsong-s€{onBso{rg.

162
163
Larrrpirarr A SNI 0:l-2lJ.l7-2(n)2 l,irrrrlririrtt A SNI 0:t 2t{ l7-2(X)2

5J Alr 5.0 Bahsn taftbthan

1) At F{ dEu*& Fd. rllrff ffi. na! !.oar d- !.n- ori tcrDtd5 1) srt5 F t dau*- ,f t idr hG ftdryl F*tlls il$ar
bmEtEn
o xl fi! .E!.an4lg.I. si. .Lq !fr, hre oRoi( .tI r.tr.ntah.r d-&,rri p.'oMltprt c
IJuFFrgm4.nffiS btqrtuuaE .
2) t ,tlh kd.rhr'{ pe4o, bc'- r$\b.rn F! dhurd(r nb. mnsr d[
2) Atp.Hr!l, Frc dlNLn Fdr t b. qlqxt! .!u o* !.n[ yxl! d rraritr E{A..aBr ldrtd &n E F y-! m d.tm FlE dlf,Ln olcr
!rri- bde.rri{6. itrr8* rr r.B tiE 6r-d{rE dn o rvl.e.
dttony. p rirr yg{dlrE r.n d.r.. lldrtxn pEgdi o ,ltr b.bn sd rrsl.& ?2.
{(t*bogrm'cabigl'rbcn"hBniuib,.,gs.d#r L'd!"ql)
a) K.b- udb.rrt hsad.,' !{E n,Errt , rddrdr ri.Ltbhtdlml5,r
!) ri rrrc m* dt i dtrhN Ek boldi .AEr., !.16 t r.., rxd t r..trtr p.n n br lrta-rq r.rr n b. d.E r.kt*irE nln tdi r.{ ldli i.btrFls e
brlot( i.r!6u dng.^ dE u*r^ b*ttng b.rr g.lr-h. Laa 6,q2rd3 &4(o
(1) Psrr5 F!F.i sF/m !.5r h'u dLl.don td. crllr t-r
Msu5.,.tE.,,lt{yflE|.e.}B.n-hi.lEnF(s.{|Ji(0.l.ls14!l,..lE[l1lmrhlscs24gEi6l'
'rE
P, lrd F{!fnrd.6rrd..2rhnpd hrL.q, tu!.rr{ $t ad&i!i'ts"l.|t-'r*g15i4ror*fr'
.l.rl!{.rFl!g d*&ad rtin*M ha. nI!.nF rdql.r.d.E {lt(r-!n|o gE 6) Brrs }rb.rdr F.{unn.i. Ft$mad utjt dI. D.h., FrEr.ld Etd
d.,tE ,0* dri hrEts i-d. ui Fr! a!{t cr!- i ylrlt &pd.r6run. h&-i hdor!. rarrq, Fn rEt.i d, pdrtErt.i 6*.tr,,ltd na.n llr !.lrErD
P.t!.,nhe- {, l{lolat t i.t, te r*krhn D.d.dr*u
-qp., bd-rrl pd * pr!Jr.!g.r d.r ,Ir*.{* n.ra h l i.b. hr. ltrMmrqp..*d,,.r*r
F !t4@, yrr.bt d d-tlrt suirrree xrd {&.lt t r urru irdbr$- lrrtrr rdl drrr* D.irf ( stu c lg4} rll .gcllrrr 4,i* 6.re !rbl,
,|uoer( o$dr- lD.*mhihrdilgI ohrn fi !t) mf (Aei cr0) ttuisn*ma'dl.rl,s,tt*aas...*rr.rra dtir.GsTu c t0i7).

t64 165
Lam;>irau A SNI 0J-2U.17-2002
Larnpiran A - SNI 03-2847-2002

Prfsyrrrlrn k6awGtln b6ton

G-r Rc*!o air - semen

flesb ai..$ernon yacg drisyara{(an p8da ?sbel 1 dan ?abel 2 harus dihil{.,r}g mengguna*an
beral 3am&n, sGsuai dsflgan ASIM C t50. ASTM C 5S5 N, artu ASTil{ C 845, diiambsh

8) Abu tcbang atsu bshM por:rr6o lsinnya yang decgan ber&t ahu terbang da'l bahan of.zzolan,ainnya.Es*usl den{8n ASTM C 6t8, kBrat
{,i$unakafl Bobegai bahsn t&mbshdn
harus msmanufii ,.Spesrirtfi,s, sesuai dengan ASf[4 C BBg, dEn slie8 funrs sesilsi dengafl ASl]'( C 1?48, bilamsna
u$rr.rtr ebu loda4g dar, pozrolan arerni,nunni
afiru ,sr*ur.srrs,
onfuk d,guna&,n so,sgsi Aohsn ten,€hao digunakfin.
mid&ra! Wda iefon sorn*n pffta/r.f
{ASIM C
61 8).
8^2 Pangtruhlingkurrgsrr
r) xerat< &ngku pij:ar yarg diperhrirus y8ng diguflal€n sebrga!
brhan l8rnhahsn harue
r@menuhi "qpa'r{it*ssi untt* ka$k t4iltgrtu p&r Boton ysag sken meDoabmi pengaruh lingkungan sspDrti yaog diberil(sn psdu Tob€l 1
wfig diwrhstus,rffrr( dibur}**Ef, psds oar,f, harus rnsmEnuhi rosio air"sGmBn dan perEyaretEn kti8t tEkEfl kar3.ktarislik bEtofl yang
ddn nld'tar(AsTM c 989).
ditetapkan pads tabel lorsabut.
8) Bahan tarnbf,han yang diguneksfi p6da hstsn yang
mengandung sorflefl ekpan$il
(ASTil C 645) ha{us oocoh dangan san*n y,ng
digunskan re*eb$ dsft ms'0ha!,irken Tnb&l I Pgrsyeratrn untuk pcl}gnruh llngkungrn khurut
pengsruh yang tidak rnorugiksn.

$) sdha ftram yang digunarkan sobagei bahan tombohen haru$ sasuai


6eng0n .spos,r,r(ds
un{d( sifics fu'no 0ilt$k *igunshut pada btton Bak,fi dsngr,l p8Eiliuabililss refidah yang
dan mottars6.oro,"rilir.D*s" (AsrM c 1240)"
tort(ora p6,l1garuh lingtunsa* sir

Untuk porl*dun{an tutarg*n trxaeap fo<rxi


3.7 Perrylmpinenbsfian.b.rhrn pada Seton yanq t8rpangaruh +ngturgan
!

1) Balron s6moo den agr6Eal haru$ dkimpan sod8mikian


rupa unll,lx mencogah
ke{usakEn, aiau intru!}i bohan yang rnsngggnggu, GATATAT{
1 . Dihitung iBrtfidap botdl. {r*n b6fi6hu snle,k $$!rbn nomE{
?. Un{$t t}slsr b6rBl $rm*i dan t&i5n bsral iiilEan
2) Soriap bahan yang talah:ergaftggrJ ariu t'rhofiEminasi tidak bobh digunai(ari ufiruk
pembuat&n haton.
0.1 Fnngarulr llogkungan yang mengandung rulfal

1) Bot!fl yang dipBngaruhi 616lr lingkun*an ysng mongandur$ sutrfal y8rq iorddpal drhrn
larulan slou tEnah trr8.us msm.$nuhi porlyarclsn pada Tonel Z, etau harus iErbu€t dsri
s€'nan trhdn sulfgr dan rnernponygi raEb air"gdrnBn maksi nurn dan kual iorrcfl fi$nirnurn
6esuai dengs.r Tabel 2,

3) Kakium klo.ida s€baga[ bshEn iambaian tidak boloh digunskan pda hrt.oo yaflu
diFaogaruhi oloh }irEkilngen sulfut ysng ber*itat berat hifigga rsnget berat, ssporti )rang
diioiaplsn pada Trbel 2.

166
167
03-2847-20(),2
l,arnpiran A SNI 03-2847-2002

T*bel 2 Porryarrt.n untuk bolofi ysr* dlp.nglruhl olch llnsfurgrrn yilng


monBan(hrng rulfil Ku6lttffi, perioaflrPurEfii dan pingtcofan

?.1 Unnum

1) EBtrfl herus diranceng cBd8rniklan hhgEa msnghasillan kust tEkflfl rsts-rata soper{
}"dng dtssbutksn datarn 7.3(El dsr juga harus rlemenuhi kriterle ksfltsstan sepodi yenq
t6rd5p6t delarn peeEl 6. Fr6kusnsi nilsi kust iaIE{} rstjs'rat8 yfing iatuh di bawah nalai f.

s8psrti yslrg ditsntultan dalarn ?.6(3(3)) h&ruslsh EB$(o,cil rnungkin, Sehin itu' nllai f; yarE

di0unalrsn pada b6ngu&an yarq diranE8n{lken gGaqEi d6ngan aturan*atuEfl d&lam tEta cara
ini. tk sk bolsh *iiran{ daripsds 17.5 Mpa.

2) Kntentran untuk nilfli f" frarus didasGrirEn pada uii silifitor yary dlbud dan diuii
sabaEsimons )rafig diperByEratkan pada 7.8{3),

6.4 Parlhdungon toteilgsrt tErhedep korotl


3) K8sueli ditefltulien l6FI" makE pcnentuan nfiai fo herus dida*erleau pada psnguihn bctEn

yong tsl&h barurnur 28 hari, BSa urnur bsmn ysng d8unail€B untul psnguiign hukan 28 leri'
1) unluk perlindungan tutangan $i dstsm boion tefiGdsp
komsi, konsenlrEsi isn k$oI*rs Eraha umur b6lsn untuk psngujbn tsrsstHJt herus sasuei d8ngan yang dimntuften @a
nak'ismum yans dspst rsrut daiam air psda bs$n
ha.ros umur 2B hingga 42 hsri fid'k bo{6h E8rllbar rdflcsna ElEri spssmkffii l8knl*-
rnslsbihi Dstesan ysng dib*riksn peds Ta*, 3. ts*a
dirakukan pangurien unhrk msn@nrur,un
kandungerl iofl klorids yeng dapst laru{. dalam sir, prossdur 4l Ellrmana prq66dur ptrsncansan mon8yarstlEn ponggunasfl fd' seb8g8imeGa
uji haru' sesue} d€ngan ASTlrfi C
1218. dinyetskEn dahm 1 1.5(2{3}}, 13.2 d6n 14.?(4[ m&kr uji laborstorium h&flrs dilekul(En s68uei
deftgan 8illt-03-2461-1ggx, ,S@sf,fl(8s,r agrugal r,n$fsfl unluk Oslon st urd,ur" untuik
Trbol S KxndungBn lon khrtd: mrkrlmum untuk porlin fungio b€Jl tulingrn
terhadep ftomsl manan{.ulffin hubunget! antsrE f* don f, .

ta roa uod{. rfiH r*m


(Gr- po 5l Uji kuat tsri* b6bt! bston tidsk bdEh dbi,n8ksn sdbflgsi ds68r pano[frnasn b6ton di
Mdsmd@ } I

tlsm o.fiho$trg
I T4: I
lap€ngan.
i o rx I

Bdffi D@{F{ F.g E@E li"trkrym ta@ $tp.6 hlg , ,


B?&rtrId - O,'5
-i-". -_- 72 Ffinlflhafi
I
, tttnfi,urefi hctsn
rwtFMle$oftia 1.m
*- -*-l- ,I - -*- ****
I
*** *- * '.- 't) Proporsi rnatorial untuh carn{ffJran betofl harut dibntuksn untuk mengh8silkan $ifat'sifst:
Kffilli.'kld brrs bdrrrieq rffi*y* -;; j
,',..-..] {l } Kebcakan dsn kofisiatBnsi yaflg rnBnjadil€n b8iofl mudah diEsr ke delam ostahafl dan
2l Psfsyar€tan nirai msio air-e'm'n dan kuet tekan
b€t.n psde Tabst 1, dan porsyar.tan ke c6lsh di ssl$lilirE tulanBsft d6ngsn hGrbagsi ksndiei ps{skEanasn pang ootan ysng hsru3
t8bal sslimut b8mn pads g.T hsrus dipsnuhi epabile dihl(ukoft, tanps tBrjaditlya sEgrBg&Ei 6trEu bl'so{rJhg yang bertobih,
botofi bdrtuhng 6kan bor&ds p6ds
lirqkungan yang fi@rryqnd'ng kloride yqng br*sEt
d&ri eir geram, ah tat t" atEU ciualan dari {2) Kot8hsflan tefiadsp p6ngaruh lingkungan sBporli yang diByeratksn dal8rn p{sa! 6
srmber gar3m lars6bui. N-ihat keteniuan ?0. 16 unhlk {3} so$ra! ddn6am p,asyaratan ujl ks*uatsn 7-6,
tendiln kabel Brategang tanpa l6kabn.

168 t (;9
Lanrpiran A -SNI OB-2B.|T-2002 l,;rtnpiran A SNI O:t-28,17-2002

2) Untuk soilap csmporsn b6!Dn ydng barb*da, bair(


fsb4{ 4 Filktol modmkr*i untuk d6ylssl rttrndflr.llhs iumlrh pfinBu,,lsn
dari Espek maledal yang digunskan
araupun prpporsi campurannya, harus dilak{rksft pengujian.
-_ k_urgng
-
dyl
-i - go.nloh
3_0 .
r'ttii J'ainrt"-ilffi d;ili
.
-t
Jufflilh p6nsu1l'8" I

3) Pmpor*i beion. tern'lasuk rasb a{r*s€m6r}, dspat -***Kd;nsdrrirba;tsh - - i


-i-- *- stgnder
dit.tapk60 sosuar dEngoo 7.3 aLxu dffihdf;b*i s i
Eelagsi alt8maiif 7.4 drn haruB mefionuhi keicr{uan pa8al - I

6 (c6mbar 1}_ li coriton t. E '


I
r
--i

?0 Gofltsh
I.3 Fir&deanlin prnps$l crmpuran bsrda$.srkar} pehgelsrnsn lapangan
I
"-* * * *2dtrirrtdh * -* -- - - --- -- "
1,08

danlatau harll campuran ujl "- - s0cs*6h";i6;ffifl'- - - " i - - " " - l.oir I

i;gd- i-
t..
1) Oovia*i *tandar {:drarall
!{lwldri ffitu8. F&t!*r tso{p[de ]qr$ hruds di #im rilui.$iE. di ffis
(1) Nilri deviasi $t ndar dsp* diF'mrett jika fosfiiia$ produk*i
b€h,r.r ,remp*nysi csiatan
h's,l uji' Dara tusir uji yang axton diladikan sobagai dara .
ac,an uflruk parhitungan d',riasi fon f" +'1,34s (1)
siandar haru!:
a) Mewak,i ianig materiar. prosedur pefigend&risn ihuiu
dan kondisi yafig serupa dcnsan
6tSU

yong diharaptsn, dsn p'rubohan-perubahan podri r'i *4+g'lSe-1,5


ma&dol atlupun pr'ror.* campuran {2}
dala{il dera p.ngujian tidak per,u diboat rsb.tr keiat.defi y€ng
digunakan pada p'tsrjas' ysnt
(2) Eila taeiiifas p6EdukEi bstsn tidak mampunya* cetsten h&Blil uji l8pdngen untuk
&kan dllaaukan.
parhitungan dBlsia$i stsndar yan! tri)mGfiilhi hetBntuan pada 7.3(1(1Il ai;ail 7-3{'{PJJ, makE
b) i'{eufskili beton yonp dtporlirkan [ntuk n*,*m*nuhr
ketuaten ]4aog drsyarstk fi etsu kuat
tokaa t"' pada ki$ran 7 MFa dariyong dibnluksn
kuet lgta-mta p6rlu fd harus dftBtapkeft hErdas8rlmn Tab@t 5 d6n psnc8taten dfik huat rata-
untilk pek*{iaan yang ar*n di*ak.,kiln.
rat6 txflftls s8st &i d8nflan pGrsyaratan pads 7.3{3}.
e) Tordlrf dad s*kursrq*ursn*nya 30 cofiioh pcngujia*
beruruian ot8u dr,ls hebmpok
p6ngu$an bsru'lf.an yaftg jum&ahflya
$rl(urens"tureflgnys 30 Frrtoh pBrryujian Eaporti yens Tabel 5 Nurt telmn reid-rf,tq p@rl$ Jihfi datE tld6k tcr8odts
dilstapkan pada 7.6{2(4}), hocuali sabogaimana yang Entul( menotepl(afi d6rylasl st8ndof
d;t6fltuk8n pad6 7.it.t{A}},
(2) Jika fosiritas produksi boron rid&k $onpunyai
caratan hasir u.ii yaog m'menuhi 7.3t1(1i),
r'- --'-"
t' Po]tyartirn tuat tckan, f;
teltpi m'ompunyai csr&ti'n u,i dari p6fl*ujr6n *'bsflyak 15
conrotl sampai ug conrDh Esr're
berurubn. mska doei&si s!6ndar dRenlur(En *ebagfii hasil pBrkarion I MFe
unlar' nirsi d'tissi L _ __
ltlafldar ya,'€ dihirung dan faktor rnodilikasi pada Kurang drri?l
Tabor 4. Agar daptrr ditedma, ma,,u catatan ]
hasll pengujhn yan! dlgunaksn harus momsnuhri por$yoratan
i
I

{atr daft {b) dan ?.3{1t1}}, don 21 sarnpeidsngan 35


ho[ye ma1t6Lili calEton turtggst dari pcrtsuiiin-pcngujian yang I
t ---
bazu.u!fin dalam pcrfud8
r,,.aku tilok kuraog dari 4I hari kslondor, il Lobih &ri 35
i

2) Kuatrato-rauportu 3J Fanc*totan dats kuet rab-rata

{1) x.,,! Catetan Ffoporsi @mpurEfl botDn yang diffiulkan untuh rnsnghasilkan kua.t t6kan rats-rato
r""""""""8ksn rata-rate parru f* yarg diguflak'n sebsgai da56f p'rnilihan pr,po*i
yang ssnre at6u labih b8s8r dsripodE klet i&ksn rats*rau pBr{u (lihst 7.3[E]] hE ile tGrdki dar*
camgumn boto* h,ru$ diambir $eba€,i nit€i tGrO€SSr
d'ri perBam'an I aiau perssms,n ? safu uetaton hasil uji hpangan, hEborape c6tstBn t!8Eil k:[lf,t lokan, eteu h8sil uii carnpuran
dorEen nilri dsvissi frandar sesuai dsngan 7.S(i{1)} i4................j

atau 7.3{1{Z}}_
pfircobsan-

t70 t77
l,attrl>irarr A SNI 0:l-28.17-2(102 l,;rnrlririrr ,\ lNl t):t Ji'i l7 Jlx)J

tll BilB catahn uli dimaksudhar untsk rnenunjukkao bahe{a proForsi campurun bGlofl yarry

diurulltsn skan rnsnghasill(en nihf kuat rata-rEta per&r f- (fihat I.3(2[" rsake caiatan !ar6e-

b$t haruB flistffekili maisri8l dan kondisi }ra$g mirip dqngan kofldigl dimana campur8n tErBE-
hut akan digunakan. PE.ubehari pada nxarerial. hondbi, den proporBi dari cetstan i8rseb$t
tidak psrlu dibuat fiubih katat dari yang akon dih€dspi pada pekorjaan ,r8ng atffin dihhr/ksn. 0w l6l8'p[ qa HrrtuBn
{qrJir36)
Untuk tuiuen pcncat&tan pot8nsial kuat rata-ratE, caiatan heBil uji yEng lsfailo deri g0 cofitBh r 3d Enttrt ujr b€tutum
tstapi tidak tffrang dericontoh perEuiian socara berurutan dapat ditsrirna Belama catalari
'10
{Tidse
14$ -" eaa eoa
p6nguiian tollBbul rrBnc6kup poriodo waktu tidak kirrang dari 4E h&ri. prBpo{Bi cBmpuran
untuk 8)
bston yang diporiufan dapat ditentukan melalui intGrpolasi kuat t8t(an Gsn pmposBi d,eri dua
atau lobih mntoh rdi yang mssifiU-masirry marnonuhi perBy&ffii5n pade butir ini. l.i,tu0g s dam lffi€ksi
mr{*unahan T&* *
(2) Jika tidak torBsdia
cateasn irasit uji ysog marftGnutli kdt@r{s, rp"ah8 proporsi sampure{r
bBton yeng diFeno{eh dari campuran pBrEobflon iraflg momenuhi batasan"batasan bsdkut
Kdd h*Bn ratE-mtE Fqtlu
dspat d$Eiuftaken: tdust tsd(an .a&B{&'la Fgrlu dm de 'I8bsl $
g) Es6sssn 1 etE{ 2
Kornbinasi b€h&n yang digunakan harus sama dengan yang diguns,kan Ff,da pekErja&n
yang ar(nn dilakuh8n.
Te6€drwa Gmlan lB@nBBD dr 3Bhdr6f,g-
b) Garnpuran pemobson yang rnsmimki proporEi csnipuran dsn konshtsnsi yanq diperlukan ffiFdrdl hEerl uS bffirutw den0fln
bah6n ytrxg 88@ dfl P.adE
untuk pBkorjsan yang akan dilakukan harus dibuai rflonggun8kan sekurtsng-l(.lrsngnya r.tgE
j6nk, rasio eir-errnsn elsu l€ndungan ssnnon y€ng b6rbEda,brda ufituk rnsrghesilk&n sr,iatu

klEaran luat tekan bBton yang m8ncahBF kuet rat&rale porlu ts .


Es6t ffipu&n Fffioba&n ,tsng
c) Carnpuran uji hsrus dir8ncaflakan unluk ms,nghasilkan l€lecakan dengafi ki3arEn I Z0 meng8qna*En gBk.rBnq-{ffingft€ ligE
reE!, dtr-Men 6l8u &adEr bahs sman
mrn derinihi rnekgirnurn )femg dliziniffin, den unt{,}k beton d@rE6n behen tr0rnb&hsn yEf,E h8t€dd sesi P.3,{3i!}}

I
penBmbah udara, ktsaren kandungan udaraflya dihatosi 0,516. rrari kdndunoafl udara
old glafik k"€4 Bsn EEqlIt lsfDdBD
msl$imum ysng diiainksn. dan guks iFtBrpolEe
pmpoGi Bmpff
d) l-lntuk sotisp r8eio air.Ea{nan stau hadar Bernsn" se*urerE-ftur€fignya haruB dibua, tlga unuA nB4rap€tktr k@1 hfiafl .ara#t6
@rlu
buah oontoh sitindor uji untuk ma$ing-rnasing umur uii dan dirawat sEBUai dongan SNI 03.
E4$2-1S91, lilol$de p8mouat8n dan porau,rclon bonds r4i bston di /a0rysfonurn. Silinder
hsrljs diuri p€da umur 28 tiari atau pada umOr uii )aang dilatspk8n untuk penenfuan f. Iiffir*;*p"d; qm&mn
runurut p&6Bl ?.( imsnbu*Ih-
[uB{ iskan r&la{6ia
Sri*h tssl rdi*iila I

e) Osri hasl| uli cantoh silkder L8rs6but harus diplot kurus yaog fir8mpor{lhattsn huburEan > kuqi rata{lfr
oadu
6F*lng so#& tfirrrsn cdn
dldrt ]rFrrhsi urd k*-:::.**
aritara lasio air-Be$BBn atau hsdar s8rn8n l8rhadap kust tclmn @a umur uji yailg
diistapkan.
f) Ra8io air€Emafl maksirnuril atau l€dar aomsn minirfluri untuk b6toD yang aksn
digunakan ptsd8 p6trari6an yang akan drleltukan tlaru* Mp6rli yang dForlihsu(an pada kurva
untuk m&nghssitkon kual ratrB-rala yang djsyaratkan oleh 7"3i2), kmueli bila rasio air-sarnBn
ParB€tuNs
yang lebih mndah 6tau lrust tal*an yang lobih tiirggi di$.yaraflMfl olsh pas{l E. ganxbsr 1
m8mpadihstkan diaqrern alir untuk perilrlcangan FrDporEi campuran.
Bembrr 1 Dlogtain sllr untr* Perancsngf,n proporBl c,tnpuron

t72 17:t
Larrrpirarr A FiNI 0:1,2u.17-20O2
l,:rntlrit:r,tt A sN I o:t 2ri.17,2(x)2

7"4 Faffinoongrn cerfipurdn ta|tpd borda*srlun {tdt{


lipf,ngsfl dteu
cafirpura& Fefs6b&8n 2) Frskuenei @ngujisn

1) ('l) Pongulian kEkrr&tfin rnasing*masln8 rnutu bcton yEng di[or stsii]ap he,rinya hen,stloh dad
Jika da& !,fiils dhraratha,, peda r.r tid*k t.r*Bdia, rnaka pmporsr campuran
harue ditsntul{en hafldasoriffin per*ohoan
baton satu contffi uii p'or hsr,i, otau fi&k kilrang defi ratu ccntoh 4i umtuk 38rti8p 1?0 rml boton,
Etau inf,rnasi lEiruryfl, bilemana hal t*r$obut psnnukaan lant!fl atau
stsrj tidek kursmg dari sotl] Eafitrsh u]i untu[ .ss{iap 50O m} Nr.msan
disatujui olsh 'peng.urs& rapangan. Kuat tek,fi
reta-rate p6rtu, 6,
neton yEng dihs*in(srx dinding.
dsrigsn bahan lreng mirip dsnos, yang akan
digunakan harua sqkurang-.kur*rrymys B,b Mpa E) Pada *ualu pehernEen pBngEcGron, jiko \slurn6 [o,t8[ adeish tsd8rn{ki8r} liiriggf, frtshu6nsi
lob& beear dedpada kuat tsr€n f.
yeng di*yoratkan. A,rt*rnaiif ini tidak
hor'h dqlunsr*n psrlgulian ysng disyara[ken o]Bh 7-6{2111} hanyo skan manghssill(sn 1{Im.lsh tIi hEkuetsfl
untuk beton dongsn kuat kkan yEng disyErstkEil
l8bih bEsar {reri Eg MFa. bsron ku.rang deii 5 untuk sudtu tnutu batsn, mdks (gntoh ttji horu8 disirnhil dad paling sGdikit
5 adul(eft fang dip&l{h sroar& acEk atau dari masiflg"maslnu adukBn bilernsn6 i$rnhah aduli'an
2) Campuran boton yan6 di,rEnc6.ng rnanurut hutir
ini harus mamafluhi po*yaratan yang dlgunalcan adalah kurang deti llma.
ksEw8tar ped& pas6$ 6 dan kritoria pery0u$an kuet
iekEn psds f.6. {3} Jlka wlume tflisl d&r{ *uatu nnutxl bslofl yeng diguflel<am kurong dfiri 40 mi}, nneka

psnguiliam lruat lEtr(8n lidsk !.eflu dilskukan bils bukli tery@muhinya ku&t t8tu8n dissrslrkan dan
?,5 RdduliBl kufi ret5,reti disstujul 0l8h psfig6w6s bparqsn"

*enB*n t.rs.disnys (4) Suatu uji k&at &kan herua merupokon nileii ku8t trkan r6h-r@tie dari dua oontDh ui{
d'ts perskaons'n h*nstruN*,. mak, driz,i&kan
untuk meroduk'i
'@r'rn, eilind@r ysng bf,rasal dari aduksn beton yang ' ama dan diiuii psda um,ur hGtln ?B heri etau
he&arnilsi salisihentara fH terfisdap f, yang di8yaraUffin, seliama:
FadE umur uj, yEng ditslepk&n untuk paflsfltuaft f; .

1) Tc*s*. 30 conlorx ahu rsbih d6t& hasif uii, dan h,sil uji fst'-rsta ril@lsbihi kstentusn
yenQ dkyerstr*n orsh r.B{z(I}} yaflg
dihitun0 msnggw*kan
3) Bonda uii y8ng dir6$rat di l,Eboratorlum
d*via'i s&fidar Ea$uar dafl0an
7 3(1 (1 )), atsu {1} Contoh untuk Uj{ hutst iekan han,s d{ambll rinenuru[ SNtr 03-2458- lgg'1, M&lhdd p8ngEtl.dn
d6n psn6Effi&Ian contufi unftllk sampurEn &olon,sagor.
!) T6rs@i8 15 hilngga t9 c*nloh da& hesir u.r'i, dan ha*ir uji ff) Bonda uii sflindcr yang diUunffk8fl untuh ulr, kuat [sken harus dibfinrnjk dsn dir&r#at dl
''ntofi rata_rata mohbihi
k't*ntuen y,ng diEy.rEflran oloh /.J(z{{}} yamg lflhof8tErium rnenu,rut Str,ll 03"4810'1SBE, ,Welsde, pombualan dsn p6lEwefon asfldfi r# dr
dihnun0 fi}enggurrsr,€n d*\dssi sianu'r
soBuai deflpan ?rB(1{?)}, dan psruuleIl ku8/ Ia*sn &a{oo.
Jspargsr'l dan diu.ii rinsnurut SNI 03-{974"1990. Mo{ade

{3) Kuot LBken Euqtu mulu broten dopat dihatagoriknn rnomenuhi syarst jika dus hfil horikut
3) Pereyaratan khu8us mBngsnai pengsruh
lingkungan pqds @at 6 diponirhi. dipGnuhi;

8) SBtiap n{lal ratB-rEis dari tigo r.{i[ kllst tEkan ]Efig b@nirotsn nnempunyfli nilar ysng ssma
?.S Evrlu,esl dari potior{fi{st& beton
alau l6bqh bes*r dani f. .

1l Bston hanrs diu.li dsngan ketantusn I.B{?}


hinsgs 7.fi{5}. Tettnisi pEngujian tepangon b) Tidak ada nilai uli kusi tBkan yang dihflung seb,agai nilai rata.rata dari dua haeil uji
yang rnomsnufii hu&tifikasr herue rnorarrukan contofi sitindsr msrnpunyai nilai di bswah f; mrdkbihi {rsri 3,5 [4P4,
Fangujian botBn segsf di rokasi konetruksr,
rnenyr{p,sfl cofitsh-o*ntoh uii ei$ind*r yang
diporXukan @n mencatat suihu b{ton Esgar
Fsds {4J Jnka a{ah Batu dflri perByeratan pEda 7.6[3{3}} td6k terpanirhi. mska herus diembi*
sa6t ,'ie'yrepk,n cofiich uji uniurr psngurisfl kust langkethlangkEh ontuk menifigkas(an hmil uii kuat tfi*(an ffita-rat0 psda @ns$coran b#tori
t6kan. Toknisi kaboraturium yang
m*rnpuoysi kuer*ii{esi hanrs rnalakr&an s6mue penflujisn-psngujisn
raboratorium yan} berihubrya. Foreyarahn pada I-6i5I haru$ diperhstifl(an jlka kstantusn 7"6{3{3b}} tid8k
diBy8rstkan.
tsrpen$hi"

774
775

Er*-.
l,:rtttgritittt A sNl ():t-2,\ lT 2(X)2
Lzrrnpirtr.rr A sN I ():t-2f{.17-2()(}2

takannYs kurang dsri ?5!( f; TsmbEhan Fengujiaft b8toil


4) Fera1trat&n benda ujidi lepangan Eda salupufl bB.r'on inti yang kuat
irnednpartiha&an hssit kBhuatan
b6ton inti yang tidsk
tI l Jfta diminta ol6h ocflga.#Es lapan$an, mal(a hesil uii kr.{at tekao h€flda uii silinder yans inii }?ng diambil dari ichasi yang
dirayrat dl trapangan ha.rrs dEiapkan. bBratur€n diperbclohhEfl '
mae{h tnar8gul(,en' rntsha
(?f Fercuatan benda u1i di lf,p&ogari han{e (5) Bila kriteria 7.6(5{4}} 1'dak dipenuhi dan hila tahdnan struktur
meng,ilruti SNi 03-4818[!S98, &delode
tapangen Nahansn strLtktur
pBnguiidn
pEfmiu'atua drn pordrilEtafl b6oda uf di l8psngsn. pcngswa$ lepangan dapat maminH Untuk di*Bkukan
yang bErrnas.rsh ter'ebut, atsu
(3] Bonda-banda uii ciiindor yan0 dirarrrat di iapangan harus dicor pada wBhtl{ ysr}E boton s,$uai d*nsen ps*r 22 untuk bagisn_b'giail stfuktilr
ysng disftggap tEFat'
borsarnaan dan diarnbi! dari cDntoh adulmn betofl yqfig sama dengan y6ng d8unslcsn untuk rnsla*ukan {angkarihldngkstt leifi nya
r,.ii di ia'borct$riu.rF.
pEnyirnpsfisfl
(4) Prosdur unluk pei[induflgan dafi parawBtafi beton hBrus dip8rkBtat .iika kuat i8kan ?.? P6rslaFan psrslstan dan tamp6t

bstoB yaflff dirEwer di lapsngan msnahssilkan nilai { yanq kur&og d8ri 8596 huat rsk8r b€ton mGliputi hsl berik'ut:
P6rEiaps.n sBbs{um pcngasomfi
bBtsn pBmbanding ysng dir5u,rEt di laborsloriurn Batassn tersebui tidak bsrlaftu jika dan prnganskutan bstoff] hefiJs bemih
8sor'o
{'[ ] Sornua peralatan untuk peniarnpuran
dihitangt€m dad *etskan
ydrg ahsn diieib€lsn'
kuat tekan boion ysng dirawat di lopBnfsn mBnghaeilt(en flf{ai yang rns.lebihi f, ssbsBsr (2) Semua sarnpah etau N(otaraft harus
penftuka'n n6hiflSga mudah diboflgkar'
rninimal 3,5 MP6. (3) Ceteksn frarus dilapEi eol pelumas
ber€sfltuhBn d6n8an hoton sog6r h'arus daliarn
(4) Bsakn dinding bata F8ngisi yEng aksn
Sl trEnyelidtkan untut hasi{ uji kuat lBken bBtoo yan0 rsndBh
kondisi basah
{1) Jihasuatuujrku6tts.kanfiihal 7.8{2{4})} bendailii silindsryang{tirsHeldi {sborst{}rium dari lBpisan yang mtsngganggu'
(5) Tulangan harus hariar'bonar berBih
bila digunclsfl
mengtlasilkem nilai di ba{s6h fo saboear minimsl 3,5 }ilpa Uihar 7.6{3{3b[1 atau bilE $ji kust b@ton dicor, a*r halus dibuang
dati mmpat parigecorart'kecuali
(81 Scbelum
lakan baBd8 uii yang dirayrat di tapangan msnun.Jukkan huranffnye parlindunEam dan tfamlG. \-
yEng h$ali'tssnye hur&ng
pera$ralan psda bend5 uJi ilthat 7.6{4i4)}1, maha harus drilekilhafl anaflieis untuk refljamift
Sarnua k8toran dan bagian
permukaan yarig dapat 16p65 6tsL/
{7) pada p@finukaan bstqn yaftg
behr/r,e tahenan struktur dslsrfi mem,hu{ bsuan rnasih dalafii bat{E yanB aman. p€ngacoran laniulen dilakukan
baik hanns dibors*hkEn Babslurn
{2} Jfka kepastiafl nilai kust lckan baton yeng rendah tBlah diito[ahui dan ha8il F€rhirun0an
tolah mangsras.
rBonuniukkan bah\rna tahanan struhtur dalam m8rnik4Ji bebsn bsrkuraflg Beeara signitiL8n,
makE harus dilakuksn uii contoh bstcm uji !,tsfltg diarnbifi dsri da$rah yaflg digsrnrasaletlks0 ,.8 P6nctmPuran
sesuai Sf"dil 03.?4SAlgg1, /t6lsdB psrlgsmbilan b@rldo l4i bsto') ifiri dan SNl 03"3403"1994, eoluruhnya
'l) sBcarB $Gksanna dan harus dituaogktn
{tatsd6 pefigujian &LsJ /skan &eton lItli Pada uji conldt betoa inii tsrBabul haruB diambit Eanrua b8han hshn halus di8duk
paling sddikit Uga benda uji untuk sBriap uji kuat tef{an yang msrnpunyai nil8i 3.5 MPs dt sehelum pencampur diisi ksrnbali'

bowsf, nilai parsyoratan fi. SNt 03'4433-199?'


dan dbntarl(a$ sesuai p@rsyaratan
2) Eoion Biap Falffii hsrus dicflmp'Lir psfiatsran
(3i Blla beton pada struktur bsmda datam kofldfBi ksring masa layan. ftakE bcnd,a "spesfikasr ufl'tul( Dstsn yfrflg dibunt
Sp6$fl&flsi beton si'p p8/'€[ stEu
s.@lan'ra 'J"t?8/8ilJ'r

uji bston inti harlr8 dlbuat kqflng uddrs (pada tfimpsretLir 15'tr hingga 25 eC. kelembebafi wirrms dan pcncsrnpilron rnsnsrus"
(Asflsrl C 6851

re{stif kl{r&nt dari B0n6} EB[erna 7 hari sehelum pcfigl{jran, dan haru$ diuii dalam kondisr
haru5 dib{6t s'ebagai berikut:
koring. Eita belsn pada struklur harada pade kB&dasn sangat bseah selama mssa leyen. 3) Aduksn helon yang dicarnpur di lapaflgaft
mt"n
daflgan rnfin0gufiakgn lanis p&Ilcatflpur 1L*g
maka bstori inti harus dirandafl1dalarn sir $sk,sfang"kurangnya 40 jam dan liaru* diuj, dalern ('l ) Poncompuran haru6 dilsisrhsn
kond*si bilsah. disotulu!.
diputer d€nEan l(ecEf€laR
yang dissrsilkEn olsn pahik
(4) Beton pada daBrah yeng dffdakili o{sh uii betBn,inti harusdionggap cuhup sscara struktur {2) Mesln pancampur harus
psmbuaL
jika kuat iokari rala"rats d&n tiga bston inli sdalah minirnal Ef,Ir,a dBnqan Bs+b f; dan tidak

177
176
l,arrrl>iliur A sNI 0:t-28.17_20()2
l,rrrnpirirtt A sN I 0;r-2fr,t7-2(X)2

{3) Fencarnpuran haius dirakuk,fi saqara tfif,s /Tl&n&nJa saianra sokurang-hurangnya


1}g
rnanitr ssfs*aln s&mufi bah,fl b,r,da dalam 6) Permukean ata8 c8taN(ao trBflikal 8sc&rs u{ilum trrxrus datar.
\r{,sdsf, Fanrempur, ks{uali hila dspat
diperlthsr'€ft bohv/e waktu yeng r*bih
singkat dspet msrnenuhr pers]amren $ji
ksser,gsf,en 7l JikEdisGrtuk naiarpElat(ssnaan,rflslcasatr?bungsnharusdibuatsseuaiS.4.
cEtrprurax] SNI 0A"4430- I SSI, Spmffiks6{ &Bler} siqp ps,kei_
(4) Fongoliahan, ps,{ukaran, dan p*fluampura&
bah6n herue m*i},sflqhi atu{En yaftg beilEt{u 8) Sumua bston harus dipadstkan ssc€re rnsnyeluruh dsfigon msfiggunak8n p8raletrn
pe.dfl Sf',} 0E-4438- f gSI,
S,e@,sffifta$, beaorl oetflj-
-qjep yang s86usi Bsl6[fl4 pan{&Eoram dan hafl.rE diopsy&kan rn6ngbl Esl$lfling tu&*rEEn dBR
{$} Eatamn riilEi herus disinpan dongen dsifl_daia yaa8 flrellFutij Beturuh Esl6h dsn m&stlk kts 8ernu8 sudut sataftsn"
s) jurnlah adukan yang dihssitkdfl,
bJ prspnnei bahan yeftE digilnakffni
7.r{ Psrerr5ilsfi bsti}il
t) pErkirEan lokasi pomgecbrsn psds
Etrukiur:
d| tanggal don rvaktu pEnsampuran daft pBr,fiseo.ran. { B6lon {sstiain bEton kusl a$.4[ tiogQi] h&ruB direilrat psda suhu di ata& t0 @C defl dslsm
)
kondlsi lBrnbsh untuk sekjrang-kuraflgnya aa&Bma 7 had setBtah p€ruacqran- ks{r}ali jika
?.tl Fongentarulr dir8$rEt rnBn0rut 7. I 1{5}.

'tr) Eernn hflrus di&nterksn ddri tGrpFat pBncarflpurarn ?f Batan kuat avrd tinggi heruE diral#st pada sutffl di s!68 I 0 'C dEn d*lsrfi kondi8i bmbsh
k6 lokaci p8ngE@rsn d8figan carE_
cara y6flg depfi rnenssgEh t8rjadifiys pBmisahfln untu[ sekureng-kuran*ny8 sslarr]a 3 h8d pBrtiams kscuam jihE df8wat meiiurut 7,1 1{3}-
{segrqlasj} atau hitampn}a bfihafl.

2) Psrslatfin pengantiar haru$ marnpu


nrenganbrkan betsm ko ternpat p@ngoeordfl
3) F$ro#etan{ipsrcspEt
isftps
pemisahaft bahan dsfi lsnpfl
s6ie ysng dspat ff.engakib&tan hi$engny,e plaetisita$ (1 | Parauretan dangan uo8 bcrtBl€nen till€igi, psflSl.I8p8n pada tel€nsn atuno3fir, panss dan
carnffl{En_
lBrnbab, atau prosss lalnnlra y&rq dspat diletirn8" depgt d&lakuksn untuft rnempsrwgst
l.{0 Frngecorun p6ningkatan kakuetEn dan rfiBn$urangi wakhj $elarvaten.
.ku8t l6han
{I} Percopetan urglritu pBrat{aian her&ls mernborilifin hqbn @8 t6fi8p
1) Befon h&ftls dicor sedskal mungkifl pada posisi p6mbBbanafl yang ditifijEu s6kuranB-hurangny€ estna dBngen kust sEnc€iila porhi @B
akhrmya untuk mefighindEri tffledinye
s@grou8s.i skibat panangsnan kBenbarli
atau ssgraga5l Ekitet pengal*mn_ hehsp psmbabafl an tersobut-
(3) Frosou peretr,alEn harus s8domikisn hiflgg,s bston ysng diilssiksn momputly&i tingkat
2] Pengemran betDfl haruc dilekuhan dengan
ketroFaton sedGiltildan hingga heton sslar€
ksawatan p8ling tidah same dsngan yang dihesitkan olBh rndtods p€rswatsn psda 7.rl{1)
p*nseoar,n tsrsabut t*tAp dsl*rn
k*ildson prastis d6a dsngan mudah daper
m'ngr€i fusng di ater, 7-'11{21.
&ntara tljlang&n.

3! Beton !'a[,g t*rf,h ,rerxgEr&* sob,friafl


4) 8ih d.iperlulcan d8n Fan0i rr/ss hparlgsn" rn8ka depsl dihkukan pBnambahen uii kt El
at&u bBtsn ysng i*i{rh terk,Brarniftasi or6h
bahan tokafl b6!on se$.lai dsilgiafi 7.6{4} untuk rnonFunin h6hws pm88s p,Brswatefl }ang iknkukEn
ls4n tidak bsleh digurrlakEfl untuh pEngErfir8n.
tElEfi msmonuhi parEyarat&n"

4) Bet*n yong
ditBmbatt ain iagi flrau bstsn yEng telah
dicampur utaftS sEtelaill p.engikaton
ewal l$dak bo&h diuunaksfl, ketruali
bile dis&tuiui obh pet&awas lispangaa.
?.{l FefiyrmtDncu6captn&
$) Setslsil dimuiainya peEgecoran. mska pengficoraat Sehrna cusca panas, p6tttatisn harus lqbh dih€dl€n @a bshan das&r, cara IHEdul(Ei.
tersBbut f,snj.B diiskLrksn secsre
manarus hingga r*eogisi ee*ara pcnuh pon4l p*nang8nan, pangoc;onrn, prtindung8n" dan p6ra'rlatf,n iltrtuk mslxs8gsh t6risdiny&
alau psn,&mpeflg eampai batesnya, atau
ssrnbuirgsfl yang ditEtapksn sEba06{rnana tBrnpsratur b6ton atau pon€uapan air yang b8rlet*han ysru dapat max&h6ri pBn$sruh nggstif
yanE diiein*(arc q[Eu dilarsng piah g.4.
peda rnutu botom yang dihs8ilksn EtEu psd8 komampuar! l8yan kornponfift atau shuktur.

178
17!)
Carrrpuran, 50, 68 Keawetan Betorr, 60, 79
Cerrrentitious, 61 Kehilangan Slump, 130
Clrernical admixtures, 9, 74 Kekuatan, 9
fndex Contoh, 51 Kelecakan, 78,725,129
Kelernbaban, 15
Definisi Kerikil, B
agregat, 8 Klorida, 58, 62
agregat halus, B, t27 Kornporren, 8
AH, B Air campuran, 14, bT agregat kasar, B, 127
AK, 8 Konsistensi,l29
ASTM beton, 8,727 Korosi, 61
MPa,25 BO5, 86 kerikil, B Kualitas, 60, 73, 103
fl,, 47 cL25,7,129 mortar, 8 Kuat
f'"r, 47 c136, 14, 722 pasir, B Geser Beton, 10
f'", 47 c150, 12,63, 727 semen,
n,r 35
B Karakteristik Beton, 10
c232,735 Deliverv, 136 Tarik Belah Beton, 10
rL1, 74 c29,722 Delivery Ticket, 41 Kubus, 26
n2,74 c31,120 Distribusi Normal, 44
p,48 c33, 113, 128 Doket, 38,41 Lingkungan, 60
s. 33. 34. 47.72,74 c3g, 15, 17 Lokasi, 86
Drurn Perrgaduk, 1l)8
s1, 74 c403,132
s2,74 C42M, 84 Empiris, 11 Media Pengikat, B
c4g4, g, 131 Mix Disain, 113
ACI Faktor pengujian, 16 Modulus Elastisitas, 10
c685, 39-47
277.1,777 Faktor variasi deviasi stanclar, Mortar, B
cg4,77g
2t4-3R,48 20 Mrrtn, 27, 35
Awet, 60
305R, 131, 135 Frekuensi,28, 80
116, 138 Batu Pecah, 8 NDT, 146
318, 25, 35 Beton, B Gradasi, 128
Admixtures, g, 14 Pasir, B
Beton Ekonomis, 32; 34, 38
Agregat, 13,50 Hidrasi Semen, 128 Pasta, 127
Beton Normal, 10
Agregat Halus, B Pasta Semen, B
Beton Segar, 40,126. Irrdikasi, 73
Agregat Kasar, 8, 56 Bleeding. 134
PBI 7L,24
Inspeksi, 42
Pemarnpatan, 139

lBi) 181
Penempatan,lZT Syarat
Penetrasi, 132 Batas Ion Klorida, 64
Pengantaran, 136 Batas ion klorida, 5g
Pengawas, 29,42 Keawetan beton, 60
Pengikat, 8 menentukan f!,, 48
Pengikatan, 132 Penerimaan, 2g
Pengu.jian, 16
Percobaan, 7l, TT
Uji Beban, 143
{-}kuran maksimum AK, b6
Daftar Pustaka
Probabilitas, 46, 20, B0
Proporsi, 11, 50 Temperatur silinder. 16
Tipe semen, 12
Quality Assurance, 40 Toleransi umur uji, 18
[1] ACI Comrnittee 211. ACI 211-1, Standard Practi'ce for Se-
Rasio, 12 lecti,ng Proport'ions for Norrnal, Heauy Wei'ght and Mass
uji,54, 55
Concrete. ACI, 1991.
Rasio air-semen, 12,61 Uji Beban, 143
Remixing, 131
Retarding, 136 Vibrator, [2] ACI Committee 305. ACI 305R-91, Hot Weather Concreting'
13g
ACI, 1991.
Retempering, 131, 138
[3] ACI Committee 318. Notes on ACI 318-99, Bu'ildi,ng Code
Segar, 40
Requi,rements for Structural Concrete wi'th Desi,gn Appli'ca-
Segregasi, 134 ti,on. Portland Cement Association, 1999.
Segregation
See Segregasi, 134 [4] ASTM Committee C07. ASTM C 150-02, Standard Specifi'
Semen, 56 cation for Portland Cement. ASTM International,2002'
Semen Portland, 9
Sementitious, 61 t5l ASTM Committee C09. ASTM C 403M - 99, Standard Test
Setting Time, 132 Method, for Ti.me of Setti,ng of Concrete Mi,rtures by Pene-
Silinder, 25,27, Gg tration Res'istance. ASTM International, 1999.
Slump, 130 ASTM Committee COg. ASTM C 494M-99, Standard Spec-
t6l
Slump Loss, 130, 137 i,ficati,on for Chemi'cal Admi,rtures for Concrete. ASTM In-
Standar Deviasi, 34 terrrational, 1999.
Standar deviasi, 33
Sulfat, 67, 62

T82 183
[16] Dinas Pekerjaan
Umum' SNI 03-1974-1990' Metotla Pengu-
[7] ASTM Committee Cl)g. ASTI,'[ C 1.?6 01, Stan.dard Test PU' 1990'
Methorl for Si,eue Analysi,s of Fi,ne and Coarse Aggregates. .iian Kuat Tekan Betort'
ASTN{ International, 2001.
f17] Dinas Pekerjaan
Umum' SNI 03-/t810-1998' Metoda Pcrn-
Beton tli Lo,panlan. PU,
buatan rlan Per,a,watan Bend,a Uji
[8] ASTM Committee C09. ASTM C 39lvt - 01, Standanl Test
Method for Com,press'iue Strerr,gth of Cyli,ndri,cal Concrete 1998.
Sytec'irn e'ns. ASTM International, 2001. SNI 03-/t433-1ggg' Spesi'fikasi'
Be'
[18] Dinas Pekerjaan Umum'
C09. ASTM C 685M 01, Standard ton SiaP Pakai'' PU, 1999'
[9] ASTM Cornrnittee
for
Specifi,cation Concrete Made by Volu,metri,c Batching a,nd
[19] Dinas Pekerjaan
Urnum' SNI 03-21Lgg-2002' Metoda Pem'bu-
C ont'inuous Mi,ri.ng. ASTNI International, 200 1. d'i' Laboratorht'm" PU '
atan d,un Pera'uatan Benda uj'i Beton
2002.
[10] ASTM Committee C09. ASTA,I C 805 - 02, Stan,dard, Test
Method for Rebou,nd Nurnber of Ha'rdened Concrete. ASTM Umum' SArl 03-6815-2002, Tata Cara
International, 2002. l20l Dinas Pekerjaan PU, 2002.
I[engeno,luasi' H asi'l Uii' K eku'atan
[11] ASTN'f Committee C09. ASTM C 125-03, Standard Defini-
ti,on of Terms Relati,ng to Concrete and Concrete Technology.
ASTNI Internal,ional, 2003.

[12] ASTM Comrnittee Ct)9. ASTM C 3J-0.?. Standard Spccifica-


ti,on, for Concrete Aggregates. ASTM International, 2003.

[13] Panitia Teknik Konstruksi dan Bangunan. Tata Cara Peren-


canaan Ketahanan Gernyta u.ntuk Bangunan GedrunQ (SNI A3-
1726-2002). PU, 2002.

[14] N'Iehta, P.Kurnar, Monturo, and Paulo J.M. Concrete Struc-


ture, Propert'ies, and Matertuls. Prentice Hall, 2nd edition,
1993.

[t5] Purwono Rachrnat, Tavio, Imran Iswandy, and Raka I.G.P.


Tata Cara Perhi,tungan Struktu,r Beton u,ntuk Bangunan
G edtrng ( S N I 03 - 2 B lt 7 - 2 0 0 2 ) D i,len gk ap i, P e n j elas arr, ( S - 2 0 0 2 ).
ITS Press, Surabaya, 2007.

185
r84
Ary4Pr..-.h4,

Prof [r. Racl'rnrat Puru,ono. NISc. tP-L] FL\KI


aclalah gurru Lrcsur lLrniritas biclang honstrrrksi
lJctr>n Bcrttrlang clan lJctr>r-r Pratesans di ITS
Sr-rral>a1,2. l.ahir cli Jomlranq pacla tahun 1932.
S'.rrjana 'l'cl.nik Sipil dipcrolch cli l'l'1) pacia
tahun 1954 1959, dzrn N{aeistcr (NISc)
ciitcnrpr-rh rli Univcrsirr' oi W'isc, rnsin,
N{aciison, pacla tahun 198()-1981. Di sarnprng
ffi itu pcrnah mcnclapat pcncliclikzrn tambahzrn
entara lain satu tahun clalarr-r l>iclzing I{onstruksi Rctr>n llcrtr-rlang
(KBB) clan Bcton Prategang (KBP) cli Ttl Delft, I3elancla, pacla
tahnn 1967 /19(r8 clan satlr tehLrn )uua rlalan-r bichns lndustrial
N{anascment cli LPPNI Jal<arta rlan L-lrir,ich N{anagerncnt (lentrc cli
L<rncl<rn pacla tahr-ur 197 1 / 1972.

l)cngirn lzrtar bclakrrng pcncliclikan rcrscbr-rt cli atas, Prof. Rachmzrt


sclama bergaburnq di .Jurusan f'eknil< Sipil, FTSP lT'S, mulai tahun
1962 sampai pcnsion pacla trrhun 2()07 pct:nah mengajar matzr
pclajaran IitlB, KBP, Bcttin'l'el<nologi, l)asar-drrsurr Nlanaicrr-rcn clan
Pcrilakur Dzrktail Fllemcn dirn Struktur lleton llertulans.

Scmasa zrktif terscbr,rt, Prof-. Rachmat juga ikut bcrkontril>usi scbagai


lrn(qg()ta rlalam panitirt pcnYusuorn pcrr)turan pcraturan r.aitu (1)
Pctaturran Bcton lncioncsia (P1]l) 1971 dan (2) SNI 03-2847-2002 ;
(3) Tata (lirra llcban l)csrrin N{inimr-rtn untcrk Geduns clan Strlrktur
t.ain (1)SN R Stl-l 2)

Selama cli ITS, tugas institusional yang pcrnah cliiabat zrntara lain,
Pemlrantu Dekan I FT'SP, Ketua Pclaksana Ilarian [.APlTS, Iietua
Biclang Penscmbangar-r 1TS, I{epala Lab. Beton & Bahan l}.angr.rnan
Jr-rrusan Teknik Sipil I.1SP iTS, PR IV Bidang Pengembangan ITS,
Pirnpro P3-ITS, Depu4, Pr:ojcct N'Ianaser lT'S ADB clan PR 11
lllrlrrrrri,\.lrrrlrrrslr;r.,r I rrrrrrrr l'l'S. tlrrn lt,r.;r1, 1r1.st,1,,11,.11 \.rr.r I,rrrrl,,
l ,lrlr,r':rl.r'i Lrlrr lJr,lr )l) (lir) IJ;rlrrrrr ll:rrrurrrrrrrr, l,"l Sl,
r
l)t. l'rr1,, \ti rrrtrrt.rrrlrrrlr 11 l:rr Sl tt.lirrili sipil
l,l S. rli I'l'S ()7. 52 tli t'l'lJ 2002 rlarr sclar cloltor cli
Tcchr-rical []r-rir,crsitv ol (]raz tahun 2(X)(r.
Setclah pcnsir-rn, sclai, rrcr'LrsLrn btrkn ini, prrL llachm^[
tcl,rlr
menerbitkan 3 buku, \,zritr-r : Sejak tahun 1998 beiiau menjacii doscn retap
1. Pcrenca.naan Struliturr Bcton Bertulang Tahan (icmpa Sesuai jutr-rsan tclinik sipil ITS clan saat ini rncngajar
sNI-l726 dan sNI-2847 Tcrbaru, Tahun 2005, Ecrisi I{etiga rli SI rnrupun prscesarjrne.
'Ihhun 2008, iTSprcss.
Sctclah licmbali dari Grtz, bcliau sempar
2. '[ata Cara Pcrhitungan Struktur Bcton
unftrli l]angunan ditunjr-rk mcr-rjadi seliertaris jurusan Tclinil<
(ieclung (SNI 03-2847-2002) DILF)NGKAPI Sipil, N{R (Nllanajcmcn Rcprcsentativc) IS() (International
PIINJIiIASr\N (5-2002), Tahun 2007, tTSpress ()rganization for Stanclarcltzats<n) cli
-). E'ah-rasi Ccpzrt Sisten-r Ranglia pemiktrl N.{omc' Tahan Jurusan Teknik Sipil 200(r dan
I{epaia Laboratr>riurn Bcton dan Bahan Bangunan ITS di tzrhun
Gcmpa, Tahun 2007, ITSpress 2007.

Pcngalaman provck ),ang telah clilakukan'diantaranva analisa struktur


bangunan bcton 4 lantai untuk bank dan rcstauran di Surabaya,
analisa perbaikan water tank di Riau, analisa strlrktur warchouse di
Jakarta dan analisa hontrol kualitas clari prolrsk pembangunan
chimncy cli Paiton.
Bebcrapa mata kuliah ),ang pernah cliampu diantaran)ra:
pcmrograman komputer, mekanika bahan, mekanika statis teftcntu,
bcton pratekan, optimasi di tcknik sipil, artificial intclegencc dan
teknik pcnulisan ilmiah.
Selain rncnjacli anggota HAKI saar ini Dr. Pujo juga aktif sebagai
anggota ACI (Amcrican Concrcte lnstitute).

Anda mungkin juga menyukai