15120200029-Abdul Kadir-Obat Prekursor Dan OOT
15120200029-Abdul Kadir-Obat Prekursor Dan OOT
APOTEKER ANGKATAN IX
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2020
1. Pengelolaan Obat-Obat Prekursor dan Obat Obat Tertentu.
b. Penyimpanan
Wajib disimpan di gudang yang aman, terpisah dari penyimpanan
bahan obat lain, diberi penandaan yang jelas, terkunci serta
mempunyai penanggung jawab yang ditunjuk.
Memisahkan dan menyimpan dengan aman serta terkunci
selama proses investigasi dan/atau sebelum dimusnahkan (produk
tertolak)
Melakukan stock opname sekurang- kurangnya 6 (enam) bulan
sekali.
Melakukan pencatatan dan investigasi apabila terdapat selisih
stok saat stock opname dan dilaporkan ke Badan POM.
Membatasi akses hanya untuk personil ke gudang.
c. Pembuatan
d. Penyaluran
Obat (precursor) yang akan diedarkan di dalam negeri wajib
memiliki nomor izin edar dari Kepala Badan.
Surat Pesanan (SP) obat prekursor harus terpisah dengan pesanan
obat lainnya
Pemesanan yang dilakukan melalui telepon , faksimili atau
emai maka surat pesanan asli harus diberikan pada saat serah
terima barang.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melayani pesanan yaitu
dengan pembayaran tunai, dalam jumlah besar dan berulang-ulang,
penawaran yang lebih tinggi, meminta pengemasan yang tidak
lazim dan tidak memilki izin.
Pesanan yang dilayani ditanda tangani oleh Apoteker penanggung
jawab produksi.
Pengeluaran barang dari gudang berdasarkan FEFO.
Pengiriman wajib dilengkapi dengan faktur penjualan.
Ekspor hanya dapat dilakukan yang memiliki izin eksportir produsen
EP Prekursor Farmasi.
g. Pemusnahan
Pemusnakah dilakukan terhadap prekursor yang ditolak,
kadaluwarsa, sisa produksi debu hasil produksi, sisa sampel, yang
dibatalkan izin edarnya dan hasil percobaan.
Tersedia inventaris bahan yang akan dimusnahkan
Kebenaran kan dimusnahkan dibuktikan dengan dokumen yang
disetujui kepala bagian pemastian mutu
Memperhatikan lingkungan dalam proses pemusnahan
i. Inspeksi Diri
Dilakukan untuk mengevaluasi diri
Dapat dilakukan bersama dengan pengelola obat lainnya diindustri
farmasi yang bersangkutan.
Dilakukan sekurang-kurangnya satu (1) kali dalam setahun
Inspeksi mencakup seluruh proses pengelolaan.
b. Penyimpanan
Wajib disimpan di tempat yang aman, terpisah dari penyimpanan
bahan obat lain, diberi penandaan yang jelas, terkunci serta
mempunyai personil khusus yang ditunjuk.
Memisahkan dengan status yang jelas antara obat precursor recall,
kadaluwarsa, rusak dan obat kembalian.
Melakukan stock opname sekurang- kurangnya 6 (enam) bulan
sekali.
Melakukan pencatatan dan investigasi apabila terdapat selisih
stok saat stock opname dan dilaporkan ke Badan POM.
Membatasi akses hanya untuk personil ke gudang.
c. Penyaluran
f. Pemusnahan
Pemusnakah dilakukan terhadap prekursor yang tidak dapat
direekspor, mengandung bahan yang rusak, kadaluwarsa dan obat
kembalian yang tidak dapat dikembalikan
Tersedia inventaris bahan yang akan dimusnahkan
Memperhatikan lingkungan dalam proses pemusnahan
Berita acara pemusnahan yang menggunakan pihak ketiga harus
ditandatangani oleh saksi pihak ketiga.
h. Inspeksi Diri
Dilakukan untuk mengevaluasi diri.
Dilakukan sekurang-kurangnya satu (1) kali dalam setahun.
Dilakukan oleh personel yang kompeten.
Dibuat daftar periksa (check list).
b. Penyimpanan
Disimpan ditempat yang aman berdasarkan analisis risiko Apotek
Ditandai bila obat prekursor disimpan diwadah bukan aslinya.
Memisahkan penyimpanan obat prekiursor misalnya ada yang
rusak, kadaluarsa dan izin edarnya dicabut.
Stock opname secara berkala sekurang-kurangnya nya 6 bulan
sekali
Melakukan ivestigasi adanya selisih stok dengan fisik.
c. Penyerahan
Penyerahan harus mempertimbangkan kewajaran jumlah, harus
sesuai kebutuhan terapi.
Penyerahan obat precursor diluar kewajaran dilakukan oleh APA /
Apoteker Pendamping setelah diskrining.
Hal-hal yang perlu diwaspadai adalah Pembelian dalam jumlah
besar (sales dari PBF) dan berulang-ulang (frekuensi tidak wajar.
d. Pemeriksaan Kembali (recall)
Apotek wajib melakukan penarikan kembali obat (recall)
sesuai pemberitahuan dari pemilik izin edar.
e. Pemusnahan
Pemusnakah dilakukan terhadap prekursor yang ditolak,
kadaluwarsa, sisa produksi debu hasil produksi, sisa sampel, yang
dibatalkan izin edarnya dan hasil percobaan.
Tersedia inventaris bahan yang akan dimusnahkan
Kebenaran kan dimusnahkan dibuktikan dengan dokumen yang
disetujui kepala bagian pemastian mutu
Memperhatikan lingkungan dalam proses pemusnahan
b. Penyimpanan
Disimpan ditempat yang aman berdasarkan analisis risiko RS
Ditandai bila obat prekursor disimpan diwadah bukan aslinya.
Memisahkan penyimpanan obat prekiursor misalnya ada yang
rusak, kadaluarsa dan izin edarnya dicabut.
Stock opname secara berkala sekurang-kurangnya nya 6 bulan
sekali
Melakukan ivestigasi adanya selisih stok dengan fisik.
c. Penyerahan
Penyerahan obat prekursor harus dilakukan oleh tenaga
kefarmasian yang berwenagn di instansi RS.
Penyerahan obat mengandung prekurso antar depo/unit : rawat
inap, rawat jalan, kamar operasi dan IGD harus disertai bukti serah
terima.
mempertimbangkan kewajaran jumlah, harus sesuai kebutuhan
terapi.
Penyerahan obat precursor diluar kewajaran dilakukan oleh
Apoteker setelah dilakukan screening.
Hal-hal yang perlu diwaspadai adalah Pembelian dalam jumlah
besar dan berulang-ulang (frekuensi tidak wajar.
e. Pemusnahan
Pemusnakah dilakukan terhadap prekursor yang rusak dan
kadaluwarsa.
Tersedia inventaris bahan yang akan dimusnahkan
Memperhatikan lingkungan dalam proses pemusnahan serta berita
acara yang ditanda tangani pelaku dan saksi.
Jika menggunakan pihak ketiga harus ditandatangani juga oleh
saksi dari pihak ketiga
g. Ispeksi diri
Dilakukan untuk mengevaluasi diri.
Dilakukan sekurang-kurangnya satu (1) kali dalam setahun.
Dilakukan oleh personel yang kompeten.
Dibuat daftar periksa (check list).
b. Penyimpanan
Disimpan ditempat yang aman berdasarkan manajemen risiko
masing-masing Toko Obat Berizin.
Ditandai bila obat prekursor disimpan diwadah bukan aslinya.
Memisahkan penyimpanan obat prekiursor misalnya ada yang
rusak, kadaluarsa dan izin edarnya dicabut.
Stock opname secara berkala sekurang-kurangnya nya 6 bulan
sekali
Melakukan ivestigasi adanya selisih stok dengan fisik.
c. Penyerahan
Penyerahan harus mempertimbangkan kewajaran jumlah, harus
sesuai kebutuhan terapi.
Hal-hal yang perlu diwaspadai adalah Pembelian dalam jumlah
besar (sales dari PBF) dan berulang-ulang (frekuensi tidak wajar.
Kriteria Obat-Obat Tertentu dalam Peraturan Badan ini terdiri atas obat
atau Bahan Obat yang mengandung: tramadol; triheksifenidil;
klorpromazin; amitriptilin; haloperidol; dan dekstrometorfan.
Pengaturan Pengelolaan Obat-Obat Tertentu dalam Peraturan
Badan ini meliputi pengelolaan Obat-Obat Tertentu di Fasilitas Produksi
(Industri farmasi); Fasilitas Distribusi (PBF, PBF cabang dan Instalasi
farmasi); dan Fasilitas Pelayanan Kefarmasian (Apotek, Instalasi faramasi
Rumah Sakit, Pusat Kesehatan Masyarakat, Toko Obat, Instalasi Farmasi
Klinik).
b. Penyimpanan
Bahan Obat dan Obat-Obat Tertentu termasuk produk antara,
produk ruahan, sampel pertinggal dan baku pembanding baik yang
dalam status karantina maupun yang sudah diluluskan, wajib
disimpan di gudang yang aman berdasarkan analisis risiko masing-
masing Industri Farmasi.
Penyimpanan Bahan Obat/Obat-Obat Tertentu yang rusak atau
kedaluwarsa disimpan di tempat yang aman dan terpisah dari
Bahan Obat/Obat-Obat Tertentu lainnya, memberi penandaan yang
jelas, dan membuat daftar Bahan Obat/Obat-Obat Tertentu yang
rusak dan kedaluwarsa.
Melakukan investigasi apabila terdapat selisih stok saat stock
opname. Hasil investigasi dan tindakan perbaikan/pencegahan
harus didokumentasikan.Melakukan pencatatan dan investigasi
apabila terdapat selisih stok saat stock opname dan dilaporkan ke
Badan POM.
Setiap kehilangan Bahan Obat/Obat-Obat Tertentu selama
penyimpanan harus dilaporkan ke Badan POM.
c. Pembuatan
d. Penyaluran
Obat-Obat Tertentu yang akan diedarkan di wilayah Indonesia wajib
memiliki izin edar.
Industri Farmasi harus memastikan bahwa Obat-Obat Tertentu
hanya disalurkan ke PBF, Apotek, Instalasi Farmasi Rumah Sakit,
Instalasi Farmasi Klinik, dan Toko Obat sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Obat-Obat Tertentu yang disalurkan ke fasilitas distribusi, harus
dipastikan bahwa fasilitas tersebut menerapkan prinsip Cara
Distribusi Obat yang Baik.
verifikasi terhadap Surat Pesanan Obat-Obat Tertentu oleh
Apoteker Penanggung Jawab.
Hal-hal yang harus diwaspadai dalam melayani pesanan pembeli :
Pembeli datang langsung dengan pembayaran tunai, Pembayaran
secara tunai meskipun pesanan dalam jumlah besar, Pesanan
dalam jumlah tidak wajar dan berulang-ulang, Pembeli
menawarkan harga lebih tinggi untuk pengiriman segera,
Pembeli meminta pengiriman dengan kemasan yang tidak lazim
dan Perusahaan pemesan tidak dapat menunjukan izin.
Apabila dilakukan penolakan terhadap pesanan, Industri Farmasi
harus mengirimkan surat penolakan pesanan yang ditandatangani
oleh Apoteker Penanggung Jawab Pemastian Mutu kepada
pemesan paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak diterimanya
pesanan.
Sebelum dilakukan pengiriman, harus dilakukan pemeriksaan oleh
Apoteker Penanggung jawab Pemastian Mutu.
Apabila menggunakan jasa pihak ketiga/ekspedisi harus dibuat
kontrak.
e. ekspor
Eksportasi Obat-Obat Tertentu hanya dapat dilakukan oleh Industri
Farmasi yang memiliki izin untuk mengekspor obat sesuai peraturan
perundang-undangan.
f. Obat Kembalian
Pengembalian harus disertai surat yang diketahui oleh Apoteker
Penanggung Jawab.
Verifikasi Obat-obat tertentu kembalian oleh personil khusus yang
ditunjuk.
Obat kembalian harus dikarantina
h. Pemusnahan
Pemusnakah dilakukan terhadap prekursor yang ditolak,
kadaluwarsa, sisa produksi debu hasil produksi, sisa sampel, yang
dibatalkan izin edarnya dan hasil percobaan.
Tersedia inventaris bahan yang akan dimusnahkan
Kebenaran kan dimusnahkan dibuktikan dengan dokumen yang
disetujui kepala bagian pemastian mutu
Memperhatikan lingkungan dalam proses pemusnahan
Khusus untuk Obat-Obat Tertentu yang ditarik dari peredaran harus
dilakukan pemusnahan mengacu kepada ketentuan peraturan
perundang-undangan
b. Penyimpanan
Kondisi penyimpanan untuk Bahan Obat/Obat-Obat Tertentu harus
sesuai dengan rekomendasi dari Industri Farmasi yang
memproduksi Bahan Obat/Obat-Obat Tertentu.
Penyimpanan Bahan Obat/Obat-Obat Tertentu harus
aman berdasarkan analisis risiko masing-masing PBF.
Penyimpanan Bahan Obat/Obat-Obat Tertentu yang rusak atau
kedaluwarsa disimpan di tempat yang aman dan terpisah dari
Bahan Obat/Obat-Obat Tertentu lainnya, memberi penandaan yang
jelas, dan membuat daftar Bahan Obat/Obat-Obat Tertentu yang
rusak dan kedaluwarsa.
Melakukan pencatatan dan investigasi adanya selisih stok saat
stock opname dan mendokumentasikan hasilnya
Setiap kehilangan Bahan Obat/Obat-Obat Tertentu selama
penyimpanan harus dilaporkan ke Badan POM.
c. Penyaluran
PBF harus memastikan bahwa Obat-Obat Tertentu hanya
disalurkan ke Industri Farmasi pemegang izin edar.
verifikasi terhadap Surat Pesanan Obat-Obat Tertentu oleh
Apoteker Penanggung Jawab.
Hal-hal yang harus diwaspadai dalam melayani pesanan pembeli :
Pembeli datang langsung dengan pembayaran tunai, Pembayaran
secara tunai meskipun pesanan dalam jumlah besar, Pesanan
dalam jumlah tidak wajar dan berulang-ulang, Pembeli
menawarkan harga lebih tinggi untuk pengiriman segera,
Pembeli meminta pengiriman dengan kemasan yang tidak lazim
dan Perusahaan pemesan tidak dapat menunjukan izin.
Apabila dilakukan penolakan terhadap pesanan, Industri Farmasi
harus mengirimkan surat penolakan pesanan yang ditandatangani
oleh Apoteker Penanggung Jawab Pemastian Mutu kepada
pemesan paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak diterimanya
pesanan.
Sebelum dilakukan pengiriman, harus dilakukan pemeriksaan oleh
Apoteker Penanggung jawab Pemastian Mutu.
Apabila menggunakan jasa pihak ketiga/ekspedisi harus dibuat
kontrak.
d. Obat Kembalian
f. Pemusnahan
Pemusnahan Bahan Obat/Obat-Obat Tertentu dilakukan oleh
Apoteker penanggung jawab PBF dan disaksikan oleh petugas
Balai Besar/Balai POM atau Dinas Kesehatan setempat dsertai
berita acara.
Harus tersedia daftar inventaris Bahan Obat dan Obat-Obat
Tertentu yang akan dimusnahkan.
Memperhatikan lingkungan dalam proses pemusnahan
Berita Acara Pemusnahan yang menggunakan pihak ketiga harus
ditandatangani juga oleh pihak ketiga.
g. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dilakukan terhadap setiap tahapan pengelolaan.
Apoteker Penanggung Jawab wajib memverifikasi seluruh dokumen
pencatatan.
Pencatatan mutasi obat/bahan obat tertentu wajib dilakukan dengan
tertib dan akurat.
Apoteker Penanggung Jawab wajib membuat dan menyimpan
catatan serta mengirimkan laporan.
Dokumen wajib disimpan di tempat yang aman dalam jangka waktu
sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun dan mudah diperlihatkan pada
saat pelaksanaan audit atau diminta oleh pemeriksa.
Apabila dokumen disimpan oleh pihak ketiga, wajib dapat
diperlihatkan pada saat pemeriksaan.
2. Nama Obat-Obat Generik dan Paten Setiap Golongan Untuk Obat-Obat
Prekursor dan Obat-Obat Tertentu
A. OBAT-OBAT PREKURSOR
No. Zat Aktif Prekursor (generik) Nama Obat Golongan Obat
1 Efedrin ASMADEX (Dexa Medica) T
Indikasi : ASMANO (Corsa) T
Obstruksi saluran napas yang ASMASOLON (Probus) T
reversibel. ASTHMA SOHO (Soho) T
BRONCHITIN (Nufarindo) T
COLD (Nufarindo) T
EPHEDRIN HCL (Ethical) T
ERSYLAN (Kimia Farma) T
EXCOSIN (Mecosin) T
KAFSIR (Prima Hexal) T
KOFFEX/KOFFEX FOR CHILDREN T
(Alpharma)
MIXADIN (Dankos) T
NEO DILAKRIS (Bernofarm) T
NEO NAPACIN (Konimex) T
NIRITON (Pharos) T
NOSCAPAX (Nicholas) T
OBB (Tempo Scan Pacific) T
OSKADRYL (Supra Ferbindo) T
PHENADEX (Dexa Medica) T
PONCOLIN (Armoxindo Farma) T
PONCOLIN D (Armoxindo T
Farma)
PRINASMA (Medikon) T
THEOCODIL (Global Multi T
Pharmalab)
THYMCAL (Nufarindo) T
B. OBAT-OBAT TERTENTU
No Zat Aktif OOT (Generik) Nama Produk Golongan Obat
.
1 Tramadol ANDALPHA (Alpharma) K
Indikasi : BELLATRAM (Soho) K
Nyeri sedang sampai berat DOLANA (Combiphar) K
DOLIKA (Ikapharmindo) K
DOLOCAP (Erlimpex) K
DOLSIC (Phaphros) K
FORGESIC (Bernofam) K
KAMADOL (Kimia Farma) K
NONALGES (Tempo Scan Pacific) K
NUFAPOTRAM (Nufarindo) K
ORASIC (Otto) K
RADOL (Pyridam) K
SEMINAC/SEMINAC CONTINUS K
(Mahakam Beta Farma)
SIMATRAL (Ethica) K
TRADONAL (ASTA Medica) K
TRADOSIK (Sanbe) K
TRADYL (Interbat) K
TRAGESIK (Dankos) K
TRAMADOL INDO FARMA (Indo K
Farma)
TRAMAL (Pharos/Grunenthal) K
TRASIK (Fahrenheit) K
TRAUMASIK (Medikon) K
TRUNAL DX (Ferron/Heumann) K
TUGESAL (Meprofarm) K
ZEPHANAL (Zenith) K
ZUMATRAM (Prima Hexal) K
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengawas Obat Dan Makanan.2019. Peraturan No. 10 Tahun 2019 Tentang
Pedoman Pengelolaan Obat-Obat Tertentu Yang Sering Disalahgunakan.
http://pionas.pom.go.id