A. Masalah
SMP Islam Sultan Agung 3 merupakan sekolah yang masih relatif banyak
kekurangan/kelemahan untuk memenuhi kriteria sekolah yang sesuai dengan
Standar Nasional Pendidikan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Pasal 35 maupun dalam PP No.
19 Tahun 2005. Kekuatan dan kelemahan sekolah pasti ditemukan di sekolah
mana pun, termasuk di SMP Islam Sultan Agung 3. Kekuatan dan kelemahan
SMP Islam Sultan Agung 3 dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Kekuatan
a. Sekolah mendapat dukungan penuh dari Yayasan terhadap kemajuan proses
pembelajaran.
b. Adanya harapan sebagian besar orang tua / wali siswa untuk mendapatkan
pelayanan pendidikan yang berkualitas.
c. Pengelolaan dana di SMP Islam Sultan Agung 3 mengalami peningkatan
mulai tahun 2016 sampai 2018 berdasarkan capaian raport mutu pada
standar pembiayaan. Pada tahun 2016 capaian raport mutu pada standar
pembiayaan adalah 4,81, tahun 2017 adalah 5,96 dan tahun 2018 menjadi
6,87. Pengelolaan dana yang baik menjadi kontribusi yang signifikan
terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah.
d. Keamanan sekitar sekolah cukup stabil
Lokasi SMP Islam Sultan Agung 3 terhindar dari tempat berkumpulnya
anak-anak nakal seperti anak-anak punk dan sebagainya. Selain itu lokasi
SMP Islam Sultan Agung 3 dekat dengan kantor polisi, sehingga relatif
2
aman.
2. Kelemahan
a. Potensi kepengurusan komite sekolah belum tertata dengan baik
Hal ini berakibat kurangnya partisipasi komite untuk keberhasilan program
sekolah.
b. Orang tua / wali murid berasal dari golongan sosial ekonomi yang
bervariasi dari ekonomi lemah, sedang, sampai mampu.
c. Beberapa peserta didik bertempat tinggal jauh dari sekolah sehingga sering
datang terlambat.
d. Kompetensi pengetahuan siswa masih sangat perlu ditingkatkan
Hal ini dapat dilihat di capaian raport mutu standar kompetensi lulusan
dimensi pengetahuan mulai tahun 2016, 2017 dan 2018 masing-masing
3,79; 2,13; 5,71.
e. Motivasi siswa dalam berprestasi rendah, akibatnya rendah juga semangat
dalam berkompetisi. Hal ini dapat dilihat dari hasil UN maupun Nilai Akhir
(NA) mulai tahun 2016 sampai 2018 pada tabel 1
Tabel 1
Nilai Ujian Nasional dan Nilai Akhir Kelulusan Tahun 2016, 2017, 2018
Rata – Rata Nilai Mapel
Peserta
Rata-Rata
No TH UN dan B. Ind B. Ing MTK IPA
US
UN NA UN NA UN NA UN NA UN NA
1 2016 138 69,79 8,00 58,79 7,8 43,95 8,0 64,20 8,25 56,78 8,01
2 2017 140 61,02 7,85 38,02 7,93 41,50 7,45 50,97 7,95 54,24 7,04
S1 D3 D2 D1
1 2016 14 10 3 . 1
2 2017 13 10 3 - 1
3 2018 19 16 2 - 1
Pada tahun 2016 dan 2017 jumlah guru tetap yang belum S1 ada 4, terdiri dari
lulusan D3 sebanyak 3 orang dan lulusan D1 sebanyak 1 orang. Sedangkan pada
tahun 2018 lulusan D3 sebanyak 2 orang dan lulusan D1 sebanyak 1 orang.
h. Sebagian besar guru lebih banyak ceramah dan jarang menerapkan metode
kreatif dan inovatif.
Walaupun sekolah sudah melaksanakan IHT tentang cara mengajar
menggunakan metode yang kreatif dan inovatif, kenyataannya sebagian besar
guru masih lebih suka mengajar dengan cara konvensional.
Kelemahan-kelemahan sekolah seperti yang telah diuraikan di atas
menjadi suatu permasalahan. Dari permasalahan-permasalahan sekolah sekolah
tersebut, dapat ditarik akar permasalahan yang menjadi prioritas sekolah untuk
diselesaikan. Permasalahan yang menjadi prioritas sekolah untuk segera
diselesaikan yaitu rendahnya motivasi siswa dalam berprestasi.
Rendahnya motivasi siswa dalam berprestasi disebabkan oleh beberapa
kelemahan-kelemahan sekolah di atas seperti kurangnya peran komite sekolah dan
orang tua, faktor guru yang belum menerapkan metode pembelajaran yang kreatif
dan inovatif. Di samping itu juga dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti :
4
akan diserahkan kepada bagian kesiswaan dan akan diproses secara mendidik.
Tujuan dari sanksi yang diberikan tersebut adalah agar siswa jera dan tidak
melanggar peraturan yang telah diterapkan oleh pihak sekolah, serta lebih
disiplin dalam belajar.
C. Hasil
Ada beberapa hasil yang menonjol setelah dilakukan strategi di atas. Hasil
tersebut diperoleh dari dokumentasi, wawancara, dan observasi di SMP Islam
Sultan Ahung 3 Kalinyamatan.
Pertama, motivasi siswa mengikuti bimbingan belajar semakin tinggi. Progres
tersebut dibuktikan dan dikuatkan dengan hasil observasi secara langsung melihat
antusiasme peserta didik ketika melakukan diskusi kecil di dalam kelas,
membahas beberapa materi yang belum dipahaminya. Ada pula sebagian siswa
yang serius membaca di pojok kelas.
aktif belajar kelompok baik di dalam maupun di luar kelas, aktif mengerjakan
tugas-tugas sekolah dan aktif mengikuti training motivasi.
Tabel 3
Nilai Ujian Nasional dan Nilai Akhir Kelulusan Tahun 2018, 2019 dan
2019
Rata – Rata Nilai Mapel
Peserta
Rata-Rata
No TH B. Ind B. Ing MTK IPA
UN dan
US
UN NA UN NA UN NA UN NA UN NA
Dari table 3 dapat dilihat bahwa rata-rata nilai UN naik dari 48,53 pada tahun
2018 menjadi 49,24 pada tahun 2019, demikian juga rata-rata NA mengalami
peningkatan dari 78,25 pada tahun 2018 menjadi 79,50 pada tahun 2019.
Kelima, pretasi siswa dalam mengikuti lomba di bidang akademik antar sekolah
mengalami peningkatan. Pada tahun-tahun sebelumnya, siswa SMP Islam Sultan
Agung 3 belum mendapatkan peringkat di tingkat Kabupaten pada kejuaaraan
akademik. Siswa mendapatkan peringkat tingkat Kabupaten hanya pada kejuaraan
non akademik. Setelah dilakukannya strategi untuk meningkatkan motivasi siswa
dalam prestasi, pada tahun 2019 mulai mendapat kejuaraan tingkat Kabupaten
pada lomba akademik, yaitu juara II Lomba Cerdas Cermat PAI tingkat
Kabupaten.
D. Faktor Pendukung
Faktor pendukung motivasi siswa untuk berprestasi antara lain
1. Kerjasama Kepala Sekolah, Guru dan Wali Siswa
Bentuk kerjasamanya adalah dengan membuat grup besar, antara kepala
sekolah, guru dan wali siswa tanpa dibedakan kelas. Di sana semua
permasalahan orang tua, siswa dan sekolah dipecahkan dan dicarikan solusi.
Serta sebagai solusi panutan kegiatan siswa saat di rumah. Selain itu, kepala
sekolah beserta anggota guru meminta kepada orang tua siswa untuk
meluangkan waktu senggangnya ketika libur bekerja untuk mendampingi anak-
anaknya belajar ketika di rumah. Orang tua berhak membimbing, mengajarkan,
9
E. Faktor Penghambat
Adapun faktor penghambat dalam strategi kepala sekolah terhadap
motivasi belajar siswa. Di antaranya sebagai berikut:
1. Faktor ekonomi orang tua siswa.
Siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu mengalami kesulitan untuk
membeli buku pendamping sebagai referensi belajar. Sedangkan untuk kelas
10
IX, buku referensi belajar tersebut sangatlah penting untuk menunjang hasil
dari Ujian Sekolah. Kepala Sekolah memberikan keringanan kepada siswa-
siswa tersebut, akan tetapi keringanan yang dibatasi.
2. Faktor intake siswa
Masih ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan memahami mata
pelajaran tertentu. Mereka terkadang cenderung malas belajar, dan motivasi
belajarnya merosot dikarenakan rasa pesimis ketika merasa mulai tidak
memahami dan kesulitan terhadap materi-materi tertentu. Mereka seperti patah
semangat bahkan dengan malas meninggalkan buku pelajaran.
3. Faktor SDM dari orang tua.
Sebagian orang tua / wali siswa kurang memahami dan kurang peduli terhadap
pendidikan anaknya. Akibatnya mereka lebih mementingkan pekerjaannya
daripada pendidikan anaknya. Mereka kurang memperhatikan dan kurang
memotivasi anaknya agar dapat berhasil. Karena kurangnya perhatian serta
motivasi dari sebagian orangtua itulah yang menyebabkan sebagian siswa
menjadi malas dan tidak termotivasi untuk belajar khususnya ketika di rumah.
4. Faktor Lingkungan
Ada beberapa anak yang bergaul dengan teman yang usianya lebih tua
dibandingkan dengannya, yaitu anak usia SMA bahkan ada yang sudah tidak
sekolah. Sedangkan mereka yang berusia lebih tua sudah lebih memahami
dunia luar, seperti maraknya gadget, rokok, internet, serta tongkrongan malam
sehingga memengaruhi karakter dan sikap siswa. Dari lingkungan tersebut,
mereka dapat menjadi baik dan buruk. Karena pada dasarnya siswa SMP akan
lebih mudah terpengaruh karena mulai menginjak masa pubertas.
F. Kesimpulan
1. Masalah utama dan pokok di SMP Islam Sultan Agung 3 Kalinyamatan yang
menjadi prioritas penanganan adalah motivasi siswa untuk berprestasi rendah.
2. Strategi dalam mengatasi masalah di atas adalah (1)kerjasama dengan wali
siswa, guru dan kepala sekolah; (2)pemberian reward; (3)memotivasi siswa,
orang tua siswa dan guru; (4)mengadakan Inovasi Pembelajaran; (5)pengadaan
11
buku pendamping; (6)Adanya sanksi bagi siswa yang melanggar peraturan dan
tata tertib sekolah.
3. Hasil yang dicapai dari strategi untuk mengatasi masalah adalah: (1)motivasi
siswa mengikuti bimbingan belajar semakin tinggi; (2)siswa menjadi aktif di
dalam kelas; (3)motivasi belajar siswa mengalami peningkatan; (4)hasil UN
dan NA siswa lebih bagus dibanding tahun sebelumnya; (5) pretasi siswa
dalam mengikuti lomba di bidang akademik mengalami peningkatan.
4. Faktor pendukung dan penghambat berasal dari kepala sekolah, guru, siswa,
wali siswa dan lingkungan.
12
Daftar Pustaka
Departemen Pendidikan Nasional. 2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI)
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003
Tentang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional). Jakarta: Sekretariat
Jenderal. Departemen Pendidikan Nasional.
Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Permendiknas RI No. 16 Tahun 2007
Tentang Standart Kulaifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Permendikbud Nomor 41/2007 Tentang
Standart Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.