Anda di halaman 1dari 12

1

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA UNTUK BERPRESTASI


DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 3 KALINYAMATAN JEPARA

Siti Noer Aini


SMP Islam Sultan Agung 3 Kalinyamatan Jepara
siti.noeraini70@gmail.com

A. Masalah
SMP Islam Sultan Agung 3 merupakan sekolah yang masih relatif banyak
kekurangan/kelemahan untuk memenuhi kriteria sekolah yang sesuai dengan
Standar Nasional Pendidikan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Pasal 35 maupun dalam PP No.
19 Tahun 2005. Kekuatan dan kelemahan sekolah pasti ditemukan di sekolah
mana pun, termasuk di SMP Islam Sultan Agung 3. Kekuatan dan kelemahan
SMP Islam Sultan Agung 3 dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Kekuatan
a. Sekolah mendapat dukungan penuh dari Yayasan terhadap kemajuan proses
pembelajaran.
b. Adanya harapan sebagian besar orang tua / wali siswa untuk mendapatkan
pelayanan pendidikan yang berkualitas.
c. Pengelolaan dana di SMP Islam Sultan Agung 3 mengalami peningkatan
mulai tahun 2016 sampai 2018 berdasarkan capaian raport mutu pada
standar pembiayaan. Pada tahun 2016 capaian raport mutu pada standar
pembiayaan adalah 4,81, tahun 2017 adalah 5,96 dan tahun 2018 menjadi
6,87. Pengelolaan dana yang baik menjadi kontribusi yang signifikan
terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah.
d. Keamanan sekitar sekolah cukup stabil
Lokasi SMP Islam Sultan Agung 3 terhindar dari tempat berkumpulnya
anak-anak nakal seperti anak-anak punk dan sebagainya. Selain itu lokasi
SMP Islam Sultan Agung 3 dekat dengan kantor polisi, sehingga relatif
2

aman.
2. Kelemahan
a. Potensi kepengurusan komite sekolah belum tertata dengan baik
Hal ini berakibat kurangnya partisipasi komite untuk keberhasilan program
sekolah.
b. Orang tua / wali murid berasal dari golongan sosial ekonomi yang
bervariasi dari ekonomi lemah, sedang, sampai mampu.
c. Beberapa peserta didik bertempat tinggal jauh dari sekolah sehingga sering
datang terlambat.
d. Kompetensi pengetahuan siswa masih sangat perlu ditingkatkan
Hal ini dapat dilihat di capaian raport mutu standar kompetensi lulusan
dimensi pengetahuan mulai tahun 2016, 2017 dan 2018 masing-masing
3,79; 2,13; 5,71.
e. Motivasi siswa dalam berprestasi rendah, akibatnya rendah juga semangat
dalam berkompetisi. Hal ini dapat dilihat dari hasil UN maupun Nilai Akhir
(NA) mulai tahun 2016 sampai 2018 pada tabel 1

Tabel 1
Nilai Ujian Nasional dan Nilai Akhir Kelulusan Tahun 2016, 2017, 2018
Rata – Rata Nilai Mapel
Peserta
Rata-Rata
No TH UN dan B. Ind B. Ing MTK IPA

US
UN NA UN NA UN NA UN NA UN NA

1 2016 138 69,79 8,00 58,79 7,8 43,95 8,0 64,20 8,25 56,78 8,01

2 2017 140 61,02 7,85 38,02 7,93 41,50 7,45 50,97 7,95 54,24 7,04

3 2018 108 62,80 84 45,14 78 38,59 72 47,59 79 48,53 78,25

Dari tabel 1 terlihat bahwa nilai rata-rata UN mengalami penurunan mulai


tahun 2016 sampai 2018. Demikian pula Nilai Akhir kelulusan dari tahun
2016 mengalami penurunan pada tahun 2017
f. Masih ada guru yang mengajar tidak sesuai dengan latar belakang
pendidikannya.
3

g. Masih ada guru yang belum berpendidikan strata 1 (S1).


Tabel 2
Jumlah Guru Tetap Menurut Pendidikan Tertinggi
Data Guru Tetap Menurut

No Tahun Jumlah Pendidikan Tertinggi

S1 D3 D2 D1

1 2016 14 10 3 . 1

2 2017 13 10 3 - 1

3 2018 19 16 2 - 1

Pada tahun 2016 dan 2017 jumlah guru tetap yang belum S1 ada 4, terdiri dari
lulusan D3 sebanyak 3 orang dan lulusan D1 sebanyak 1 orang. Sedangkan pada
tahun 2018 lulusan D3 sebanyak 2 orang dan lulusan D1 sebanyak 1 orang.
h. Sebagian besar guru lebih banyak ceramah dan jarang menerapkan metode
kreatif dan inovatif.
Walaupun sekolah sudah melaksanakan IHT tentang cara mengajar
menggunakan metode yang kreatif dan inovatif, kenyataannya sebagian besar
guru masih lebih suka mengajar dengan cara konvensional.
Kelemahan-kelemahan sekolah seperti yang telah diuraikan di atas
menjadi suatu permasalahan. Dari permasalahan-permasalahan sekolah sekolah
tersebut, dapat ditarik akar permasalahan yang menjadi prioritas sekolah untuk
diselesaikan. Permasalahan yang menjadi prioritas sekolah untuk segera
diselesaikan yaitu rendahnya motivasi siswa dalam berprestasi.
Rendahnya motivasi siswa dalam berprestasi disebabkan oleh beberapa
kelemahan-kelemahan sekolah di atas seperti kurangnya peran komite sekolah dan
orang tua, faktor guru yang belum menerapkan metode pembelajaran yang kreatif
dan inovatif. Di samping itu juga dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti :
4

1. Faktor lingkungan sekitar.


Pengaruh dari lingkungan yang kurang baik terhadap motivasi belajar
siswa menyebabkan siswa lebih banyak bermain dan malas untuk belajar.

2. Faktor yang berasal dari orang tua.


Kurangnya pantauan dan perhatian dari sebagian orangtua yang sibuk
membuat mereka kurang termotivasi dan malas untuk belajar.

3. Faktor kesadaran diri siswa.


Kurangnya kesadaran dari diri siswa sendiri untuk rajin belajar serta
kurangnya kerjasama dari sebagian guru dan siswa.

B. Strategi dan Langkah Mengatasi Masalah


Strategi dan langkah dalam mengatasi masalah rendahnya motivasi siswa
untuk berprestasi dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Mengadakan Kemitraan Orang tua, Siswa, dan Guru
Bentuk kemitraan atau kerjasamanya dilakukan dengan komunikasi melalui
pesan singkat, telepon, dan membuat grup whatsapp khusus wali kelas dengan
orang tua siswa, untuk memberitahukan perkembangan anak-anaknya ketika di
sekolah maupun di rumah. Perkembangan tersebut akan dipantau dan
dibuktikan guru ketika di sekolah.
2. Pemberian Reward (hadiah)
Reward atau hadiah yang diberikan kepada siswa biasanya diberikan pada
waktu kenaikan kelas. Tujuannya adalah sebagai stimulus agar siswa semakin
terpacu untuk giat belajar serta memiliki hasrat untuk menjadi yang terbaik.
Pada dasarnya, siswa akan lebih bersemangat dalam belajar ketika usahanya
dihargai.
3. Memotivasi siswa, orang tua siswa dan guru
Kepala Sekolah mengadakan training motivasi yang diikuti siswa kelas VII-IX
beserta orang tuanya. Dalam kegiatan tersebut, siswa beserta orang tuanya
diberikan materi terkait motivasi belajar, cara menumbuhkan motivasi belajar
serta cara menjaga motivasi belajar untuk kesuksesan di masa mendatang.
5

Selain kegiatan training motivasi, kepala sekolah juga memberikan amanat


bagi semua guru mata pelajaran untuk memberikan motivasi belajar di sela-sela
kegiatan belajar mengajar berlangsung pada setiap harinya. Kepala sekolah
juga memotivasi guru agar dalam menyampaikan materi pembelajaran
menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, kreatif dan inovatif.
Untuk menjamin keterlaksanaanya, kepala sekolah beserta tim supervisi
mengadakan supervisi kunjungan kelas dengan frekuensi satu semester 2 kali
atau satu tahun 4 kali. Setiap kali setelah pelaksanaan supervisi diadakan
refleksi, evaluasi dan tindak lanjut.
4. Mengadakan Inovasi Pembelajaran
Inovasi pembelajaran tersebut dengan memberikan jam tambahan untuk semua
siswa kelas IX. Sedangkan materi yang diajarkan adalah semua mata pelajaran
yang cenderung tidak dipahami oleh siswa atau mata pelajaran yang dirasa sulit
dan siswa masih belum menguasainya. Jam tambahan dilaksanakan di luar jam
pembelajaran atau ketika proses belajar mengajar selesai. Kepala sekolah
bekerjasama dengan semua anggota guru terutama dengan guru-guru yang
mengajar mata pelajaran kelas IX. Selain itu diadakan juga bimbingan belajar
dan try out sebanyak 4 kali.
5. Pengadaan buku pendamping
Selain buku yang disediakan oleh perpustakaan, siswa juga diwajibkan untuk
memiliki buku pendamping sebagai referensi belajar. Buku-buku pendamping
mata pelajaran tersebut tidak hanya dipelajari di sekolah, akan tetapi siswa juga
dianjurkan untuk mempelajarinya ketika di rumah. Misalnya ketika
mendapatkan tugas sekolah atau belajar kelompok. Buku referensi tersebut
digunakan sebagai bahan rujukan serta bersifat sangat membantu
perkembangan.
6. Adanya sanksi bagi siswa yang melanggar peraturan dan tata tertib sekolah.
Sanksi kepada siswa yang melakukan pelanggaran adalah sanksi yang
mendidik dan tidak ada unsur kekerasan fisik. Siswa yang melanggar
peraturan, seperti tidak mengerjakan tugas sekolah, berpakaian tidak rapi, telat
masuk kelas dan lainnya, dikenakan sanksi. Mereka yang melanggar peraturan
6

akan diserahkan kepada bagian kesiswaan dan akan diproses secara mendidik.
Tujuan dari sanksi yang diberikan tersebut adalah agar siswa jera dan tidak
melanggar peraturan yang telah diterapkan oleh pihak sekolah, serta lebih
disiplin dalam belajar.

C. Hasil
Ada beberapa hasil yang menonjol setelah dilakukan strategi di atas. Hasil
tersebut diperoleh dari dokumentasi, wawancara, dan observasi di SMP Islam
Sultan Ahung 3 Kalinyamatan.
Pertama, motivasi siswa mengikuti bimbingan belajar semakin tinggi. Progres
tersebut dibuktikan dan dikuatkan dengan hasil observasi secara langsung melihat
antusiasme peserta didik ketika melakukan diskusi kecil di dalam kelas,
membahas beberapa materi yang belum dipahaminya. Ada pula sebagian siswa
yang serius membaca di pojok kelas.

Gambar 1 : Diskusi siswa


Kedua, siswa menjadi aktif di dalam kelas. Hal tersebut dibuktikan ketika
beberapa siswa yang sebelumnya pasif, enggan membuka mulut saat diskusi
kelompok, kini ia mampu dengan percaya diri tanpa ada rasa takut dan malu untuk
mengungkapkan pendapatnya di depan teman kelompok masing-masing.
Ketiga, motivasi belajar siswa mengalami peningkatan. Dalam hal ini dibuktikan
dengan kebiasaan siswa yang menjadi aktif membaca dan belajar di perpustakaan,
7

aktif belajar kelompok baik di dalam maupun di luar kelas, aktif mengerjakan
tugas-tugas sekolah dan aktif mengikuti training motivasi.

Gambar 2 : Aktivitas Siswa di Perpustakaan

Gambar 3 : Siswa didampingi orang tua mengikuti training motivasi belajar

Keempat, hasil UN dan NA siswa lebih bagus dibanding tahun sebelumnya.


Setelah dengan rajin siswa mengikuti les tambahan, bimbingan belajar, try out,
dan semua strategi yang diadakan oleh sekolah , rata-rata nilai UN dan rata-rata
Nilai Akhir (NA) dari siswa kelas IX SMP Islam Sultan Agung 3 mengalami
kenaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
8

Tabel 3
Nilai Ujian Nasional dan Nilai Akhir Kelulusan Tahun 2018, 2019 dan
2019
Rata – Rata Nilai Mapel
Peserta
Rata-Rata
No TH B. Ind B. Ing MTK IPA
UN dan

US
UN NA UN NA UN NA UN NA UN NA

1 2018 108 62,80 84 45,14 78 38,59 72 47,59 79 48,53 78,25

2 2019 95 66,08 88 46,00 80 38,74 73 46,16 77 49,24 79,50

Dari table 3 dapat dilihat bahwa rata-rata nilai UN naik dari 48,53 pada tahun
2018 menjadi 49,24 pada tahun 2019, demikian juga rata-rata NA mengalami
peningkatan dari 78,25 pada tahun 2018 menjadi 79,50 pada tahun 2019.
Kelima, pretasi siswa dalam mengikuti lomba di bidang akademik antar sekolah
mengalami peningkatan. Pada tahun-tahun sebelumnya, siswa SMP Islam Sultan
Agung 3 belum mendapatkan peringkat di tingkat Kabupaten pada kejuaaraan
akademik. Siswa mendapatkan peringkat tingkat Kabupaten hanya pada kejuaraan
non akademik. Setelah dilakukannya strategi untuk meningkatkan motivasi siswa
dalam prestasi, pada tahun 2019 mulai mendapat kejuaraan tingkat Kabupaten
pada lomba akademik, yaitu juara II Lomba Cerdas Cermat PAI tingkat
Kabupaten.

D. Faktor Pendukung
Faktor pendukung motivasi siswa untuk berprestasi antara lain
1. Kerjasama Kepala Sekolah, Guru dan Wali Siswa
Bentuk kerjasamanya adalah dengan membuat grup besar, antara kepala
sekolah, guru dan wali siswa tanpa dibedakan kelas. Di sana semua
permasalahan orang tua, siswa dan sekolah dipecahkan dan dicarikan solusi.
Serta sebagai solusi panutan kegiatan siswa saat di rumah. Selain itu, kepala
sekolah beserta anggota guru meminta kepada orang tua siswa untuk
meluangkan waktu senggangnya ketika libur bekerja untuk mendampingi anak-
anaknya belajar ketika di rumah. Orang tua berhak membimbing, mengajarkan,
9

quality time, memberikan motivasi penuh atas anak-anaknya ketika di luar


sekolah.
2. Kerjasama Guru dan Siswa
Salah satu bentuk kerjasamanya adalah dalam hal kedisiplinan ketika di
sekolah, serta saling tegur sapa dan intensitas komunikasi di dalam maupun di
luar kelas. Selain belajar mengajar di sekolah, siswa juga dianjurkan belajar di
rumah dengan cara pemberian tugas individu. Tugas individu tersebut sama
halnya dengan tugas rumah, namun siswa dianjurkan untuk mengerjakannya
secara individu. Kerjasama yang lainnya adalah pengadaan kelompok belajar.
Bagi semua kelas IX diwajibkan memiliki kelompok belajar baik di dalam
kelas maupun di luar kelas. Kelompok belajar tersebut bertujuan agar siswa
mampu bekerjasama ketika menemukan materi yang dianggapnya susah.
Sedangkan kelompok belajar tersebut telah ditentukan oleh guru dan disepakati
oleh siswa. Kerjasama yang lainnya adalah mewajibkan siswa untuk memiliki
buku-buku referensi belajar. Selain buku yang disediakan dari pihak sekolah,
siswa juga diwajibkan memiliki buku referensi tertentu.
3. Lingkungan Belajar yang Kondusif.
Baik di dalam maupun di luar kelas diupayakan agar tidak ada kegaduhan yang
mengganggu jalannya pembelajaran.
4. Pemberian tugas guru kepada siswa menimbulkan kesadaran untuk Belajar
Berawal dari kebiasaan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, siswa
mulai terbiasa untuk belajar dan seringkali menghabiskan waktu untuk
membaca buku di perpustakaan dan melakukan diskusi kelompok ketika proses
belajar mengajar selesai.

E. Faktor Penghambat
Adapun faktor penghambat dalam strategi kepala sekolah terhadap
motivasi belajar siswa. Di antaranya sebagai berikut:
1. Faktor ekonomi orang tua siswa.
Siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu mengalami kesulitan untuk
membeli buku pendamping sebagai referensi belajar. Sedangkan untuk kelas
10

IX, buku referensi belajar tersebut sangatlah penting untuk menunjang hasil
dari Ujian Sekolah. Kepala Sekolah memberikan keringanan kepada siswa-
siswa tersebut, akan tetapi keringanan yang dibatasi.
2. Faktor intake siswa
Masih ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan memahami mata
pelajaran tertentu. Mereka terkadang cenderung malas belajar, dan motivasi
belajarnya merosot dikarenakan rasa pesimis ketika merasa mulai tidak
memahami dan kesulitan terhadap materi-materi tertentu. Mereka seperti patah
semangat bahkan dengan malas meninggalkan buku pelajaran.
3. Faktor SDM dari orang tua.
Sebagian orang tua / wali siswa kurang memahami dan kurang peduli terhadap
pendidikan anaknya. Akibatnya mereka lebih mementingkan pekerjaannya
daripada pendidikan anaknya. Mereka kurang memperhatikan dan kurang
memotivasi anaknya agar dapat berhasil. Karena kurangnya perhatian serta
motivasi dari sebagian orangtua itulah yang menyebabkan sebagian siswa
menjadi malas dan tidak termotivasi untuk belajar khususnya ketika di rumah.
4. Faktor Lingkungan
Ada beberapa anak yang bergaul dengan teman yang usianya lebih tua
dibandingkan dengannya, yaitu anak usia SMA bahkan ada yang sudah tidak
sekolah. Sedangkan mereka yang berusia lebih tua sudah lebih memahami
dunia luar, seperti maraknya gadget, rokok, internet, serta tongkrongan malam
sehingga memengaruhi karakter dan sikap siswa. Dari lingkungan tersebut,
mereka dapat menjadi baik dan buruk. Karena pada dasarnya siswa SMP akan
lebih mudah terpengaruh karena mulai menginjak masa pubertas.

F. Kesimpulan
1. Masalah utama dan pokok di SMP Islam Sultan Agung 3 Kalinyamatan yang
menjadi prioritas penanganan adalah motivasi siswa untuk berprestasi rendah.
2. Strategi dalam mengatasi masalah di atas adalah (1)kerjasama dengan wali
siswa, guru dan kepala sekolah; (2)pemberian reward; (3)memotivasi siswa,
orang tua siswa dan guru; (4)mengadakan Inovasi Pembelajaran; (5)pengadaan
11

buku pendamping; (6)Adanya sanksi bagi siswa yang melanggar peraturan dan
tata tertib sekolah.
3. Hasil yang dicapai dari strategi untuk mengatasi masalah adalah: (1)motivasi
siswa mengikuti bimbingan belajar semakin tinggi; (2)siswa menjadi aktif di
dalam kelas; (3)motivasi belajar siswa mengalami peningkatan; (4)hasil UN
dan NA siswa lebih bagus dibanding tahun sebelumnya; (5) pretasi siswa
dalam mengikuti lomba di bidang akademik mengalami peningkatan.
4. Faktor pendukung dan penghambat berasal dari kepala sekolah, guru, siswa,
wali siswa dan lingkungan.
12

Daftar Pustaka
Departemen Pendidikan Nasional. 2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI)
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003
Tentang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional). Jakarta: Sekretariat
Jenderal. Departemen Pendidikan Nasional.
Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Permendiknas RI No. 16 Tahun 2007
Tentang Standart Kulaifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Permendikbud Nomor 41/2007 Tentang
Standart Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai