Anda di halaman 1dari 9

Besoknya aku terjaga lebih cepat, itu karena tadi malam aku tidur lebih awal dari biasanya.

Sekarang jam masih menunjukkan pukul lima pagi, masih terlalu pagi untuk beraktifitas
bagiku. Namanya laki-laki kalau pagi-pagi gini si *pipa” tidak bisa kompromi, apalagi ada
cewek cakep alias kak Dahyun yang cantik di sebelahku. Ku perhatikan kak Dahyun masih
tidur dengan nyenyaknya, sesekali dirinya menggeliat karena hawa pagi yang dingin.
Berbeda dengan tadi malam, untuk pagi ini kayaknya aku bakal gak kuat menahannya.

Masih sama-sama di dalam selimut, aku peluk dirinya lagi dari belakang, bahkan kali ini
mulai berani meraba buah dadanya. Dengan kurang ajarnya ku goyangkan pinggulku
sehingga penisku bergesekan dengan pantatnya di bawah sana. Beberapa kali kakakku
melenguh seperti akan bangun, tapi karena tidak benar-benar bangun jadinya tetap ku
teruskan aksi cabulku yang nekat ini.

Makin lama aku semakin tidak tahan, ku sibak lagi selimut itu. Lalu dengan nekatnya aku
mengangkangi wajah kakakku dan mengocok penisku di depan wajahnya lagi, tepat di atas
bibir mungilnya.

“Adek!!” lagi-lagi dia terbangun di saat-saat kritis seperti ini.


“Kamu ini!! masa mau pejuin muka kakak lagi?”
Aku tidak menghiraukan ucapannya lagi kali ini dan tetap saja mengocok penisku karena
tanggung, dan crooot… crrooot!! Untuk kedua kalinya aku menyemprot wajah kak Dahyunku
dengan spermaku.

“Adek… nggmmhh..” dia gelagapan menerima semprotan spermaku, kali ini ada yang
masuk ke mulutnya.

Cairan putihku kali ini menyemprot lebih banyak dan kencang dari sebelumnya, bahkan ada
yang sampai ke rambutnya. Ku geser posisiku dan mundur setelah ejakulasiku itu. Betul-
betul banyak ternyata, sampai ada yang meleleh ke leher dan sprei tempat tidurnya.

“Ngggmmm… adek..!!”
“M..maaf Kak..”
“Kamu ini, udah kakak bilang cukup sekali kemarin aja, eh malah ngulangin.. rese kamu tau
ga. Tuh lihat sampai kotor gitu kan tempat tidur kakak..!!”

“Maaf deh kak… biar Feiardi yang bersihin nanti” kataku merasa bersalah.
“Dasar kerjaan kamu ngocok mulu.. kosong tuh dengkul. Ya sudah, udah terlanjur mau
diapain.. ambilin lagi sana tisunya”
“Iya kak” akupun mengambil tisu yang ada di atas meja dan memberinya ke Kak Dahyun.

“Nggak marah lagi kan kak?”


“Mau kamu kakak marah terus?”
“Hehe.. Ya enggak atuh kak, terus spreinya gimana kak? Jadi cuci?”

“Hmm.. biar dulu aja deh, ntar juga kering.. kalau gak kering yaa terpaksa deh gantian kak
Dahyun yang tidur di kamar kamu ntar malam”
“Asiiik..Makasih yah Kak.. hehe”

“Dasar.. Dulu waktu mama ngandung kamu ngidamnya apa sih?”


“Heh kak, gaboleh gitu..” Kataku menyela omongannya.
“Abis, Kok gini amat mesumnya, hihi.. Untung semprotnya di muka kakak, coba kalau di..”
dia tiba-tiba berhenti bicara.

“Kalau dimana kak?” tanyaku memancing, ku lihat wajah kak Dahyun memerah karena malu
menyebutnya.

“Tau sendiri lah kamu.. Udah sana mandi, ntar terlambat kamu sekolah. Ada Bimbelkan hari
ini?” Kakakku bangkit dari tempat tidur dan membuang tisu itu ke tempat sampah.

“Iya kak, Ada bimbel hari ini.”


“Kamu mau sarapan apa dek? Kakak bikin nasi goreng aja yah?” katanya sambil mengikat
rambut sebahunya itu kincir kuda.

“Oke kak..” dia tersenyum dan meninggalkan kamar. Aku menyusulnya keluar tidak lama
kemudian untuk segera mandi dan bersiap-siap ke sekolah. Sungguh beruntung aku bisa
menyemprot di wajahnya sampai dua kali, aku harap masih akan ada lagi semprotan ketiga,
keempat atau seterusnya. Aku penasaran apa yang akan ku lakukan lagi nanti sepulang
sekolah bersama kak Dahyun yang cantik dan seksi itu nanti.

Aku buru-buru pulang saat selesai jam sekolah. Aku sangat menantikan aksi selanjutnya
bersama kakakku. Tapi ternyata aku tidak beruntung karena sepertinya Kak Dahyun belum
pulang dari kerjanya. Selain itu aku juga sudah lapar banget karena belum makan siang.
Katanya sih Kak Dahyun bakal beliin nasi Padang untuk makan siang kami, tapi udah sore
gini kok dia masih belum pulang juga. Terpaksa aku hanya nonton tv sambil menahan perut
yang lapar.

Dua jam kemudian barulah ia pulang, seperti biasa ia selalu mengenakan pakaian yang
tertutup bila keluar rumah.

“Duh dek, sorry yah sorry bangeet.. kelaman ya nungguinnya? Udah lapar ya?… tadi kakak
ada perlu… maaf banget” Ucapnya pertama kali saat masuk rumah. Sebenarnya aku kesal,
tapi karena melihat wajah memelasnya itu hatiku jadi luluh.

“Iya iya..” jawabku menggerutu sambil mengambil bungkusan nasi padang itu dari
tangannya.
“Jangan makan duluuuu… kakak ganti baju dulu bentar, kita bareng makannya” katanya
sambil bergegas ke kamarnya.

“Hadeeh, Iyaaaa…” jawabku lemas. Sebenarnya aku pengen ngikutin dia ke kamarnya,
siapa tahu dibolehin liat dia ganti baju, tapi rasa laparku lebih kuat. Akupun langsung ke
dapur mengambil piring untuk kami berdua.

Selang beberapa lama kemudian dia keluar dari kamarnya. Kali ini dia malah mengenakan
kaos biru yang pas-pasan di tubuhnya dan hotpants hitam Sungguh berbeda dengan apa
yang aku lihat sebelum dia masuk kamar. Yang tadinya begitu serba tertutup, kali ini begitu
terbuka dan memperlihatkan lekuk tubuh indahnya.

“Mau naspad yang ayamnya paha atau yang dada dek?” tanyanya dengan memegang paha
di tangan kanannya dan dada di tangan kirinya. Duh, coba aja yang ditawarkan itu paha dan
dada miliknya, pasti ku pilih keduanya..
“Mau yang paha ayam atau dada ayam?” tanyanya lagi, yang sepertinya tahu apa yang
sedang ku pikirkan.

“Eh, dada aja kak..” jawabku akhirnya.


“Nih…” katanya sambil meletakkan naspad paha ayam ke piringku, loh kok.
“Kakak pengennya dada, lebih gede… hihi” seenaknya aja dia, trus ngapain pake nanya
tadi. Aku hanya memandang kesal padanya, tapi dia cuek saja dan pergi ke ruang tengah
untuk makan sambil nonton tv. Sabar...sabar… ntar ku balas kakakku ini.
Aku juga mengikutinya makan sambil nonton tv, kak Dahyun duduk bersimpuh di bawah
sedangkan aku sengaja duduk di atas sofa yang ada di belakangnya. Setidaknya dengan
posisiku disini aku bisa menuntaskan dua nafsu sekaligus, nafsu makan dan nafsu birahi
dengan memandangi kak Dahyun.
“Temanmu gak main kesini lagi dek?” tanyanya disela-sela makan.
“Nggak kak, kenapa emang?”
“Gak ada sih, bagus soalnya karena kakak gak digoda terus, apalagi temanmu kemarin itu si
Jinddra, pake minta foto kakak segala”

“Ngapain juga kakak kasih?”


“Biarin aja, cuma jepretin kakak beberapa kali doang” jawabnya santai. Kak Dahyun gak
tahu apa kalau bakal dijadikan objek fantasi si Jin.
“Tapi dek..” katanya melanjutkan.

“Tapi apa kak?” tanyaku penasaran, dia tersenyum kemudian naik ke atas sofa di
sebelahku.

“Kemarin itu dia juga ambil foto bugil kakak lho..” katanya berbisik.
Jleb!! WTF!? Jadi kakakku difoto bugil sama si Jin? berarti duluan Mas Jin yang melihat
tubuh bugil kak Dahyun dong. Pantasan tadi waktu aku mau lihat foto kakakku yang
dijepretnya kemarin dia gak mau, terus waktu pulang kemarin dia juga tampak kesenangan,
begitu toh ternyata. Bangsaat, Bakal ku hajar si tua sialan itu besok. Namun gua penasaran
juga bagaimana Jin merayu kak Dahyun sampai kakakku ini mau difoto bugil oleh si Jinddra.
Tapi ah.. sudahlah, lagian aku sudah lihat juga walau sesaat. Tapi aku tetap tidak habis pikir
kak Dahyun mau saja difoto bugil olehnya. Mengetahui hal itu aku malah sange,
membayangkan kak Dahyun telanjang di depan orang lain yang tidak jelas seperti Mas Jin
itu.

“Gak apa kan dek? Cuma foto doang kok.. itupun dia maksa sih, lagian dia janji gak bakal
nyebarin” walaupun maksa kok kamu mau mau aja sih kak, gerutuku dalam hati.

“Iya, terserah deh.. curang tuh si Jin. Dasar otak psange dia” sungutku.

“Sama kaya elu.. makanya cari cewek sanaaaa” katanya sambil mencubit pipiku dengan
tangan kanannya, sehingga meninggalkan butiran nasi yang menempel di wajahku.

“Duh kak.. sakit tahu..” kataku, dianya malah ketawa-ketawa saja. Tapi yang ku lihat
selanjutnya membuat darahku berdesir. Dia mencolek nasi yang ada dipipiku itu lalu
memakannya, bahkan dia mengemut-ngemut jarinya sendiri sambil tersenyum manis
menatapku. Aku jadi terpana melongo. Tapi tunggu.. mana ayamku? Sial, ternyata sudah
diembatnya.
“Kaaaak Tahuuuuuu” teriakku histeris. Jadi ternyata dia sengaja bikin aku mupeng demi
mengambil ayam milikku? Betul-betul bikin kesal. Dia betul-betul harus tanggung jawab,
udah bikin aku mupeng, dianya juga ngambil ayamku.

“Hihihi, makanya jangan sangean!!” katanya berlari ke dapur sambil ketawa-ketawa. Aku
hanya meremas sisa nasi di piringku yang kini tidak ada lauknya lagi, terpaksa ku sudahi
makanku T.T

“Udah sana mandi, udah sore..” katanya santai seperti tidak bersalah. Dia yang sepertinya
tahu kalau aku masih kesal terus saja tertawa kecil, bikin aku tambah kesal saja. Diapun
masuk ke kamarnya meninggalkanku. Awas yah kak.. betul-betul akan ku croootin lagi
mukamu, batinku.

Aku beneran mandi setelah itu. Meski sedang horni-horninya tapi aku tidak onani karena
memang sengaja menyimpannya nanti untuk balas dendam. Selain itu emang lagi gak
kepengen, Masih kesel. Selesai mandi akupun ke kamar kakakku. Ku lihat dia sedang asik
di depan laptopnya.

“Ngapain kamu dek? Nempel mulu dari tadi”


“Suka-suka dong..”jawabku cuek.
“Pengen coli lagi kamu? Mau nembak muka kak Dahyun lagi? Jangan ngarep ya..”. Ampun
deh, sering amat isi kepalaku ditebak sama dia.

“Kakak lagi sibuk, jangan ganggu deh..” sambungnya. Sibuk apanya? Yang ku lihat dia
malah asik edit-edit foto. Tapi melihat dia yang lagi asik ngedit foto aku jadi kepikiran hal
mesum, bagaimana kalau nanti aku juga mengedit fotonya, ku potong gambar kepalanya
lalu ku tempel ke foto cewek telanjang yang lagi disetubuhi rame-rame. Duh,
ngebayanginnya aja aku jadi horni.

“Iya… gak ganggu kok kak..” Kak Dahyun hanya melirik ku sebentar lalu melanjutkan lagi
kesibukannya itu. Akupun hanya tidur-tiduran saja di ranjangnya sambil main Genshin
Impact di hpku, aku masih menunggu waktu yang tepat.

“Haaaah.. Cape juga..” katanya sambil melemaskan badannya mengangkat tangannnya ke


atas.
“Eh, tumben kamu gak nganggu?” sambungnya melirik padaku, aku hanya cengengesan
saja.
“Ya udah kakak mau mandi dulu, kamu mau disini aja? Tapi jangan macam-macam yah di
kamar kakak..” Diapun keluar kamar untuk mandi. Cukup lama aku sendirian di kamarnya,
dasar cewek.. mandinya lama amat. Setelah sekian lama barulah dia kembali, sekali lagi
aku melihat tubuh indahnya yang basah itu hanya diselimuti handuk kecil.

“Lama amat kak?”


“Emang itu urusan kamu? Suka-suka dong...” jawabnya ketus, bikin kesal aja tapi tetap aja
nafsuin.

“Dek, kak Dahyun mau ganti baju nih..” katanya memandang ke arahku.
“Terus?” kataku cuek, dia pasti bakal nyuruh aku keluar nih, pikirku.
“Kamu mau milihin baju buat kak Dahyun gak dek? Pilihin deh suka-suka kamu.. anggap aja
sebagai ganti rugi ayam tadi” Jleb!! Aku terkejut mendengarnya. Aku kira tadi bakal diusir,
tapi malah disuruh milihin baju untuk dia.

“Eh, Y..yang bener kak?”

“Iya..” jawabnya sambil tersenyum manis. Woooah… asik, aku dibolehin milihin baju buat
dia. Waktunya berfantasi ria, mana mungkin bakal ku pilihkan baju yang biasa-biasa saja,
akan ku gunakan kesempatan ini secabul mungkin. Langsung saja ku buka lemari bajunya,
saking banyak isinya aku jadi terdiam sebentar dan bingung sendiri. Tapi biarlah, kapan lagi
bisa mengobrak-abrik isi lemari kak Dahyun ini.

“Cepetan dek..”
Dadaku jadi berdebar-debar, akhirnya aku bisa mewujudkan salah satu khayalanku. Segera
ku obrak-abrik isi lemarinya tanpa peduli kalau dia akan marah.
“Dasar kamu.. Sampai berantakan gitu lemari kakak.. kontrol diri dek.. hihi”

Setelah cukup lama membuat berantakan isi lemarinya, teringat kalo kak dahyun punya baju
tidur model baby doll. Akhirnya ku cari baju tidur itu. Setelah agak lama ketemulah baju tidur
model baby doll berwarna putih kemudian kuberikan, tentu saja tanpa celana dalam ataupun
bh.

“Ini dek? Dalamannya?”


“Gak usah kak.. itu aja.. mau kan kak?”
“Dasar sangean.. iya deh, ngadap sana dulu kamunya… biar surprise ntar” pintanya.
Akupun membalikkan badanku. Sebenarnya aku kepengen melihat dia yang dari telanjang
hingga mengenakan itu semua. Tapi betul juga katanya, sepertinya bakalan lebih
mengejutkan kalau aku tidak melihat prosesnya. Dia melempar handuknya itu ke kepalaku,
entah apalah maksudnya. Mungkin saja sebagai penanda kalau kak Dahyun sudah bugil
polos di belakangku. Hanya terdengar suara kresek-kresek selama beberapa saat setelah
itu.

“Udah dek..”katanya tidak lama kemudian, akupun memutar lagi tubuhku.


Daaaamnn… jantungku berdebar dengan kencangnya, aku langsung panas dingin melihat
pemandangan di depan mataku ini. Khayalan mesumku terwujud. Kakakku terlihat sangat
seksi dan menggoda dengan pakaian yang aku pilihkan itu. Dia hanya mengenakan pakaian
itu tanpa apa-apa lagi dibaliknya. Pakaian itu lumayan longgar dan panjang sehingga
menutupi setengah dari paha atasnya, hanya beberapa senti lagi dari pangkal
selangkangannya, seandainya dia duduk pasti pantat dan “tamengnya” akan terpampang
bebas. Karena pakaian itu lumayan transparant aku dapat melihat puting dari dua gunung
kembarnya yang menerawang dan juga bayangan dari bawahnya. Model yg agak berenda
dari pakaian tsb makin menambah kesan seksi, imut, dan elegant luar biasa. Ah.. untung
saja aku tidak mimisan.

“Gimana dek? Suka?” tanyanya sambil memutar tubuhnya bergaya di depanku.


“Iya kak.. s..su..suka banget..”
Duh, aku betul-betul tidak tahan lagi untuk onani saat ini. “Pasak bumi” ini menengang
sejadi-jadinya dari balik celana. Kak Dahyun hanya tersenyum melihat gelagatku.

“Kenapa dek? Pengen mgocok ya kamu?” Duh, kenapa sering kali dia bisa menebak isi
pikiran cabulku.
“Hmm.. kakak bolehin deh kali ini..” katanya lagi.

“what!? Beneran kak? Biasanya kan kakak marah..��”

“Iya.. sesekali gak apa lah kasih kamu hadiah kaya gini.. hihi”
“Hehe.. kak Tahu ini emang yang paling baik, udah cantik, seksi lagi..” godaku yang
kesenangan.
“G-o-m-b-a-l !!” katanya mengeja kata itu per huruf.
Akupun segera membuka celanaku beserta kolornya, merasa tanggung aku membuka
bajuku juga sehingga aku jadi telanjang bulat di depannya. Betul-betul suasana yang cabul.

“Adek!! Seenaknya aja kamu bugil di kamar kak Dahyun!! Gak ada yang boleh bugil di sini
selain kakak!!”
“Hehe, biar lebih asik kak.. gak apa yah kak? Kali iniiii aja”

“Ya udah ya udah, suka-suka kamu deh, lihat… udah tegang gitu punyamu hihihi..” katanya
melirik ke “ular kadut”ku, aku hanya cengengesan saja. Aku lalu duduk di tepi ranjangnya
dan mulai mengocok punyaku di depannya sambil mataku menjelajahi tubuhnya. Dia masih
berdiri di depanku, membebaskan aku sepuas-puasnya menatap dirinya dengan pakaian
seperti itu.

“Semangat amat, pelan-pelan aja dek, s a n t a i, ntar lecet loh.. hihi. Tuh kalau kamu mau
pakai aja body lotion kak Dahyun juga boleh..”

“Boleh juga tuh kak..” Diapun mengambil botol body lotion yang ada di atas meja riasnya
dan memberikannya kepadaku.

“Nih..”
Aku menerimanya dan melanjutkan aksiku kembali, kali ini dibantu dengan lotion darinya.
Betul-betul luar biasa rasanya.

“Panas ya dek? Merah gitu mukanya..”


“Hehehe.. gimana gak panas kak, pemandangannya kayak gini…”

Dia hanya tersenyum, tapi apa yang ku lihat kemudian? dia membuka satu kancing
pakaiannya (model baby dollnya emang ada kancingnya, jd kesannya lebih kek kemeja) lalu
melirik nakal padaku, membuat tubuhku gemetaran saking horninya. Tapi satu kancing yang
terbuka belum cukup untuk melihat belahan dadanya. Seakan mengetahui pikiran mesumku
dia membuka satu lagi kancing kemejanya lalu satunya lagi!! kini belahan dadanya terlihat
jelas. Duh, kak Dahyun betul-betul jago godain juga.

“Cukup segitu aja yah dek…” katanya lalu tersenyum. Ah, padahal aku berharap kalau dia
membuka seluruh kancing pakaiannya, bahkan kalau bisa telanjang. Tapi ini saja cukup dan
sudah membuatku tidak tahan. Aku meneruskan kocokanku sambil menjelajahi seluruh
bagian tubuhnya, mulai dari wajah, leher, dada, paha hingga betisnya. Semuanya sungguh
putih mulus dan terawat. Dia sendiri santai saja berdiri di depanku sambil WA-an dengan
sesekali melirik dan tersenyum manis padaku.

“Kak.. pakai kaca mata itu dong, pasti tambah cantik deh, hehe…” pintaku sambil menunjuk
kacamata bacanya yang ada di atas meja. Sebenarnya dia gak rabun sih, tapi sesekali dia
memang memakai kacamata kalau lagi lama-lama di depan laptop atau lagi baca buku, biar
matanya gak sakit katanya. Kacamata itu juga modelnya biasa-biasa saja, dengan tangkai
hitam tipis dan kaca persegi yang bening.

“Hmm? Ini dek?” tanyanya sambil mengangkat kacamata itu kemudian memakainya. Anjriiit,
sekarang dia tambah elegan saja. Bayangkan saja, dia hanya memakai Baby Doll putih
polos berendra yang beberapa kancingnya terbuka tanpa bawahan dan dalaman, dan juga
kacamata. Kurang gacor apa lagi coba? Siapa yang bakal tidak tahan? Makin lama
kocokanku semakin cepat, kurasa aku sudah hampir sampai.

“Kak…”
“Hmm? Apa?” tanyanya dengan nada suara yang merdu.
“Mau keluar.. Ntar keluarin dimana nih kak?” tanyaku sambil mengocok penisku dengan
cepat.

“Maunya kamu?” tanyanya balik dengan lirikan menggoda, membuat aku makin tidak tahan
saja.

“Di muka kak Dahyun lagi boleh gak kak? Hehe” pintaku untung-untungan.
“Dasar.. kak Dahyun udah tebak kamu bakal minta itu, hmm.. iya deh.. kali ini aja ya.. Udah
mau keluar dek?”

“Iya kak, bentar lagi nih.. ”

Kakakku kini bersimpuh dihadapanku sambil tetap tersenyum manis, wajahnya hanya
berjarak sekitar lima belas senti dari ujung penisku. Kali ini sensasi yang ku rasakan
sungguh luar biasa karena dia dengan suka rela dan dalam keadaan sadar
memperbolehkanku untuk menyiram wajahnya dengan white milk-ku, bahkan matanya
menatapku sambil tersenyum manis! Aku sudah tidak tahan lagi!!

“Kak.. k..keluaaaarrrrr… arghhhh”


“Crooot.. croooottt...moncroooot” spermaku menyemprot dengan banyaknya ke wajahnya
untuk ketiga kalinya. Bertubi-tubi spermaku mendarat ke wajah bening cantiknya itu seperti
tidak akan berhenti. Karena matanya yang terlindungi kacamata membuat dia tidak perlu
memejamkan matanya dan terus menatapku selama aku ejakulasi.

Tidak sia-sia aku tidak ngocok tadi ketika mandi, jadinya aku dapat menembak lebih banyak
peluru sekarang, sangat banyak dan sungguh nikmat sekali. Ku keluarkan semuanya hingga
tetes terakhir, mengosongkan kantung “belanjaan”ku dan memindahkan semua isinya ke
wajah kakakku ini. Kini wajah kakakku yang cantik, putih dan halus jadi belepotan spermaku
yang kental dan lengket.

“Nggmmh.. banyak amat sih dek ngecrotnya? Bauuuuu…” protesnya dengan nada manja
setelah semprotanku berakhir. Dia lepaskan kacamatanya yang juga kotor terkena pejuku.

“Sorry deh kak.. tapi kakak makin cantik aja belepotan gitu.. hehe”

“Huu… Iya iya iya makasih pujiannya.. enak ya kamunya, udah tiga kali ngcrootin muka
kakak” aku hanya cengengesan saja karena memang sungguh beruntung bisa crootin
mukanya, bahkan ternyata bisa sampai tiga kali. Dia lalu bangkit dan mengambil kotak tisu.

“Sayang tuh kak kalau langsung dibersihin..”


“Hmm? Terus? Maunya kamu? Masa dibiarin aja sampai kering? Gak mau ah.. bau”
“Kalau gitu ditelan aja kak..” kataku berani.

“Haaah?!! Sontoloyo, stress kamu ya?.. jorok tau!! kamu kira enak apa? Nih kamu telan aja
sendiri.. nih nih nih…” katanya mencolek cairan itu di wajahnya dengan telunjuk lalu
mengarahkannya padaku.
“Ah Kak.. apaan, nggak..!!” kataku panik, kak Dahyun tertawa terbahak-bahak melihatku
yang jijik dengan spermaku sendiri.

“Hahaha.. tuh kan, kamu sendiri aja jijik, pake nyuruh kak Tahu segala..” katanya sambil
masih saja tertawa. Sialan Kak Dahyun ini.

“Hmm.. Tapi dikit aja yah? Lihat nih” sambungnya. Dia menjulurkan lidahnya dan menjilati
ujung telunjuknya tadi yang ada tetesan cairan itu, kemudian memasukkan jarinya itu
kemulutnya dan mengemutnya sambil tersenyum. Tatapan matanya juga melirik ke arahku
ketika melakukan itu. Gila, darahku benar-benar berdesir melihatnya. Sungguh seksi dan
menggoda, makin lemas aku dibuatnya.

“Udah kan dek? Puas kan?” katanya lalu membersihkan wajahnya dengan tisu.
“I.. iya kak.. makasih”
“Udah sana pakai lagi baju kamu, terus bikin pe-er” suruhnya.

“Iya.. tapi bajunya jangan diganti dulu kak… biarin aja”


“Kamu mau kak Dahyun tetap makai ginian?”
“Iya, gak apa lah kak.. kan cuma di dalam rumah aja, lagian cuma kita berdua aja di sini”

“Iya deh.. malam ini aja lho, dasar kamu nakal” katanya akhirnya menuruti. Akupun
mengenakan kembali pakaianku dan keluar dari kamarnya. Sungguh pengalaman yang luar
biasa. Kak Dahyun juga ikut keluar kamar. Dia beraktifitas seperti biasa, keluyuran di dalam
rumah dengan masih memakai setelan yang aku berikan tadi. Sungguh menggoda
melihatnya berkeliaran di dalam rumah mengenakan pakaian seperti itu. Saat dia duduk
tentu saja kemeja itu tidak dapat lagi menutupi “bawahnya” itu dan pantatnya, sehingga dia
kelihatan kerepotan menutupi “bawahannya” itu dari pandanganku, baik dengan tangannya
ataupun dengan merapatkan pahanya. Melihat tingkahnya itu malah bikin aku gemas.

“Liat apa kamu?” tanyanya melotot kepadaku.

“Liatin.. kakak, hehe.. gak usah ditutup-tutup segala atuh kak”


“Maunya!! Huh..” katanya seperti menolak. Tapi ternyata dia lepaskan juga tangannya. Dia
akhirnya tidak berusaha menutup-nutupinya lagi. Kak Dahyun pasrah saja kalau
“tamengnya” menjadi santapan mataku setelah itu. Saat aku kedapatan olehnya melirik ke
bagian bawahnya itu dan dia malah tersenyum padaku. Bikin aku gregetan aja.

Untung saja hanya aku yang melihatnya seperti itu, entah apa jadinya kalau orang lain
melihat penampilan kak Dahyun seperti sekarang. Yang selama ini di luar selalu berpakaian
tertutup, kini nyaris telanjang keluyuran di dalam rumah.

Tapi semesum-mesumnya pikiranku, aku belum kepikiran untuk benar-benar


menyetubuhinya, itu masih sebatas khayalan sebagai bahan onaniku saja. Aku belum
sampai senekat itu, aku masih waras untuk tidak berhubungan badan dengan kakak
kandungku sendiri. Ini saja sudah lebih dari cukup, tapi mungkin saja suatu saat bisa terjadi.
Saat ini aku nikmati saja dulu pemandangan di depanku ini. Pemandangan kakakku yang
seksi dan nakal ini. Sepertinya malam ini aku akan sekali lagi pejuin dia. Sungguh melihat
pemandangan indah ini membuat aku tidak tahan. Tidak mungkin aku bisa menahannya
lama-lama.

“Crooot…croooot…”

“Adeeeeeeeeeeeeeeeeeekkkk!!!”

Bersambung......

Anda mungkin juga menyukai