Anda di halaman 1dari 2

Lebih Hebat dari Wartawan

Kelas akan segera di mulai, semua siswa telah duduk dengan rapi di kelas dan guru
pun sudah datang dan berdiri di depan kelas. Jadwal mata pelajaran pada siang itu adalah
Bahasa Indonesia. Setelah berdoa dan melaksanakan pembiasaan Bu Farida pun memulai
pembelajaran.
Guru: “Hari ini kita akan mempelajari materi teks berita” Para siswa lalu mulai membuka
catatan dan buku paket yang mereka bawa.
Guru: “Apakah kalian tahu siapa yang menulis berita?” tanya Bu Farida.
Siswa: “Wartawan bu” jawab salah satu murid.
Guru:  “Betul, Wartawan adalah sosok hebat yang akan meliput berita hingga ke zona yang
berbahaya seperti zona peperangan sekalipun,”
Guru: “Mereka juga telah menempuh pendidikan tinggi dalam ilmu Bahasa atau Jurnalistik
dan memiliki jam terbang tinggi dalam menulis teks berita,”
Guru: “Bahkan saking hebatnya hanya segelintir orang saja yang dapat mengantongi izin
resmi untuk menjadi seorang wartawan,”
Guru: “Tapi ada satu profesi lagi yang jauh lebih hebat dari wartawan dalam menulis berita”
tutupnya.
Siswa: “Profesi apa bu?”
Guru: “Netizen”. Jawabnya singkat.
Semua murid yang berada di kelas tampak keheranan mendengarkan jawaban teraebut.
Disusul oleh salah satu siswa yang bertanya “Kenapa netizen lebih hebat bu?”
Guru: “Hebat karena peristiwa yang tidak terjadi saja bisa jadi berita”.
Sontak seluruh kelas tertawa terbahak-bahak mendengarkan penjelasan bu Farida. Rupanya
Bu Farida bercanda perihal sosok yang lebih hebat tersebut dalam rangka menyindir oknum
warganet yang tidak bertanggung jawab menulis berita hoaks atau berita palsu.
NAMA : MUHAMMAD TOTI DZAKY
NO. ABSEN : 21
KELAS : X BAHASA

Analisislah struktur dan kaidah kebahasaan yang terdapat dalam teks anekdot berjudul,
“Lebih Hebat dari Wartawan” di atas!

1. Struktur teks anekdot


•Abstrak
Kelas akan segera di mulai, semua siswa telah duduk dengan rapi di kelas dan guru pun
sudah datang dan berdiri di depan kelas. (Paragraf 1)
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
•Orientasi
Setelah berdoa dan melaksanakan pembiasaan Bu Farida pun memulai pembelajaran.
(Paragraf 1)
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
•Krisis
Bu Faida membuat pernyataan bahwa netizen adalah profesi yang lebih hebat dari
wartawan dalam menulis berita. (Paragraf 2)
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
•Reaksi
Semua murid yang berada di kelas tampak keheranan mendengarkan jawaban tersebut dan
Sontak seluruh kelas tertawa terbahak-bahak mendengarkan penjelasan bu Farida. (Paragraf 3)
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
•Koda
Rupanya Bu Farida menyindir oknum warganet yang tidak bertanggung jawab menulis berita
hoaks atau berita palsu. (Paragraf 4)
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

2. Kaidah kebahasaan teks anekdot


•Menggunakan kalimat yang menyatakan masa lampau-> pada siang itu
•Menggunakan Kalimat Retoris (pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban).
•Menggunakan konjungsi -> Setelah berdoa, Para siswa lalu mulai membuka catatan.
•Menggunakam kata kerja aksi -> Duduk, Membaca, Membaca
•Menggunakan kalimat perintah (Imperative sentence)
•Menggunakan kalimat seru
•Menggunakan kalimat langsung (khusus untuk anekdot yang berbentuk dialog) ->
Guru: “Hari ini kita akan mempelajari materi teks berita”.
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Anda mungkin juga menyukai