Anda di halaman 1dari 89

PENGGUNAAN MEDIA PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS


MATERI UANG PADA SISWA KELAS III
SD NEGERI 12 TAWIRI AMBON

SKRIPSI

Oleh :

AIS J. RUMATORA
NIM. 2010-48-279

UNIVERSITAS PATTIMURA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
AMBON
2016
Skripsi ini saya persembahkan dengan segala kerendahan

hati kepada Tuhan Yesus Kristus dan perantaraan Roh

Kudus yang telah memberikan kehidupan, kekuatan serta

kesabaran kepada saya untuk menyelesaikan studi ini.

Terima kasih saya kepada kedua orang tua tercinta Papa

Nani My Inspirated (Alrhm), Mama Au Tercinta yang

memelihara dan merawat saya sejak kecil hingga saat ini.

Tak lupa juga kepada Usi Ado, Kaka Yopi, Kaka Ucu, Usi

Mey, Usi Yoke, Usi Aci, dan kaka Emon.

Duad Fangan It Bes sa

Pada akhirnya saya persembahkan dengan segala hormat

untuk Almamater tercinta Universitas Pattimura Ambon.


KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis persembahkan bagi kemuliaan Bapa di surga, yang

telah memberikan berkat, anugerah, kasih karunia dan rahmat-Nya dengan segala

keterbatasan dan kekurangan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis

menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak semudah membalikan telapak

tangan, melainkan melalui sebuah proses yang sangat panjang yang penuh dengan

perjuangan dan air mata. Banyak tantangan yang penulis hadapi dan terkadang

membuat penulis putusasa, tetapi dorongan, motivasi, dan doa dari semua pihak

yang telah membantu penulis baik secara material maupun spiritual membuat

penulis melihat itu sebagai harapan yang harus dicapai. Pada kesempatan ini

penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

penulis dalam menyelesaikan perkuliahan serta proses penyelesaian penulisan

skripsi ini, terutama kepada:

1. Prof. Dr. M. J. Saptenno, SH, M.Hum., selaku Rektor Universitas Pattimura

Ambon yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk menuntut ilmu

di lembaga pendidikan ini.

2. Dra. E. Binnedyk, M.Pd., selaku Pembimbing I yang telah memberikan

arahan, bimbingan, motivasi, serta pelayanan yang besar dari proses

perkuliahan, penyusunan proposal hingga penulisan skripsi.

3. C. Melmambessy, S.Pd. M.Si., selaku Pembimbing II yang telah

memberikan dorongan, motivasi, serta masukan-masukan yang berharga

selama proses perkuliahan dan penulisan proposal hingga terselesaikan

penulisan skripsi ini.


4. Dra. R. L. Ririhena, M.Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD S1.

5. Prof. Dr. Th. Laurens, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan.

6. Dr. Bahmid Hasbullah, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan.

7. N.Y. Johannes, M.Teol., sebagai Penasehat Akademik. yang telah

memberikan dorongan, motivasi, serta masukan-masukan yang berharga

selama proses perkuliahan.

8. Elsinora Mahananingtyas, S.Pd. M.Pd., yang telah memberikan semangat

kepada penulis.

9. Seluruh staf Dosen Pembina Mata Kuliah PGSD yang tak dapat penulis

sebutkan satu persatu, yang telah mendidik dan memberi bekal selama

mengikuti perkuliahan sehingga terselesaikannya skripsi ini.

10. Staf tata usaha PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Pattimura yang telah banyak membantu penulis dalam hal administrasi

selama mengikuti perkuliahan.

11. Kepala Sekolah SD Negeri 12 Tawiri Ambon dan staf yang telah membantu

penulis selama pros KKN sampai pada penelitian.

12. Ayah tercinta Yohanis Rumatora (Alrhm), Ibu tercinta Agustina Rumatora,

serta kakak-kakak tersayang Usi Ado, Kaka Jopi, Kaka Ucu, Usi Mey, Usi

Joke, Usi Marci, kaka Emon yang senantiasa memberikan motivasi,

inspirasi, bantuan, kasih sayang, doa, dukungan moril dan material kepada

penulis selama ini dalam menyelesaikan pendidikan di Universitas

Pattimura.
13. Bapa Nik Hukubun, Mama Salo, serta kakak Wiwin, Edo, Ronald, Yesty,

Susi, Buken, Jelika, Holfi yang telah memberikan motivasi, inspirasi,

bantuan, kasih sayang, doa, dukungan moril dan material kepada penulis

selama ini dalam menyelesaikan pendidikan di Universitas Pattimura.

14. M. Talakua, S.Pd. M.Pd yang senantiasa memberikan motivasi, inspirasi,

bantuan, kasih sayang, doa, dukungan moril dan material kepada penulis

untuk menyelesaikan penulisan ini.

15. Dr. E. K. Huliselan, M.Si yang telah memberikan semangat kepada penulis.

16. Dr. J. Takaria, M.Si yang telah memberikan semangat kepada penulis.

17. Dr. H. Watimena, M.Si yang telah memberikan semangat kepada penulis.

18. S. P. Ritiauw, S.Pd. M.Pd yang telah memberikan semangat kepada penulis.

19. D. Tahaya, M.Pd yang telah memberikan semangat kepada penulis.

20. Mama Uli, Bapa Neles, Bapa Niko, Mama Yoke, Om Ulis, Oma Mince,

yang telah memberikan motivasi, inspirasi, bantuan, kasih sayang, doa,

dukungan moril dan material kepada penulis selama ini dalam

menyelesaikan pendidikan di Universitas Pattimura.

21. Keluarga besar Rumatora, Hukubun, Rahakbauw dan Rahayaan yang ada di

Weduar, Ambon dan di mana saja berada (papa, mama, opa, oma, om, tante

kakak, adik dan saudara-saudara tercinta) yang telah memberikan waktu dan

biaya untuk menyelesaikan penulisan ini.

22. Mama Yoke Rahayaan, Sayangku Ivon Rahayaan yang telah memberikan

motivasi, inspirasi, bantuan, kasih sayang, doa, dukungan moril dan material
kepada penulis selama ini dalam menyelesaikan pendidikan di Universitas

Pattimura.

23. Sahabat yang menjadi lilin saat mata kehilangan sinar, selimut saat tubuh

kedinginan, suara saat mulut tak mampu berkata Edwin, Edy, Yanto, Art

yang selalu membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan ini.

24. Kaka Delon, kaka Erik, Ampi dan kaka Adit yang telah membantu,

memberikan dorongan, serta motivasi kepada penulis selama ini.

25. Adik-adikku Jeki, Glen, Celo, Epok, Naldo, Mosat, Melo, Jovi, Jovan, Desi,

Ana, Nemi, Devi, yang selalu membantu penulis dalam menyelesaikan

penulisan ini.

26. Teman-teman seangkatan 2010 Kaka Sil, Migo, Hen dan Ampi yang tak

sempat penulis ucapkan satu persatu. terima kasih atas dukungan motivasi

dan kebersamaan selama ada di bangku perkuliahan.

27. Semua pihak yang telah membantu penulis dan yang tak dapat penulis

sebutkan satu persatu. Akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan ini

masih jauh dari kesempurnaan dan untuk melengkapi penulisan ini

diharapkan dapat memberikan saran dan kritik guna perbaiakan. Semoga

jasa baik yang diberikan kepada penulis selalu diberkati oleh Tuhan Yang

Maha Kuasa.

Ambon, Januari 2016

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL i

LEMBARAN PENGESAHAN. ii

MOTO iii

LEMBARAN PESEMBAHAN.. iv

KATA PENGANTAR.. v

DAFTAR ISI.... vi

DAFTAR TABEL. vii

DAFTAR GAMBAR viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...... 1

B. Rumusan Masalah......... 5

C. Tujuan Penelitian.. 5

D. Manfaat Penelitian.. 5

E. Penjelasan Istilah.. 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Teori Belajar.. 7

B. Hasil Belajar..... 7

C. Media Peta Konsep.. 9

D. Peta Konsep. 16

E. Ruang Lingkup Materi Penelitian. 17


BAB III METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian. 27

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian.. 27

C. Subjek Penelitian. 28

D. Prosedur Penelitian.. 28

E. Instrument Penelitian 30

F. Teknik Pengumpulan Data.. 31

G. Analisis Data. 31

BAB IV PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 33

B. Hasil Penelitian. 34

C. Pembahasan... 49

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.. 51

B. Saran. 52

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DOKUMENTASI PENELITIAN
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 : Tahap Tahap Pembelajaran Mengunakan Peta Konsep 15

Tabel 3.1 : Konversi Nilai SDNegeri 12 Tawiri Ambon. 32

Tabel 4.1 : Hasil Tes Awal Materi IPS Siswa Kelas III SD Negeri 12 Tawiri.. 35

Tabel 4.2 : Presentasi Hasil Tes Awal. 36

Tabel 4.3 : Hasil Tes IPS Siswa Kelas III SD Negeri 12 Tawiri Siklus I. 42

Tabel 4.4 : Presentasi Hasil Tes Akhir 43

Tabel 4.5 : Hasil Tes IPS Siswa Kelas III SD Negeri 12 Tawiri Siklus II.. 47

Tabel 4.6 : Presentasi Hasil Tes Siklus II 48


DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 : Peta Konsep Uang ..................................................... 16
Gambar 2.2 : Barter 18
Gambar 2.3 : Uang Logam Yang Terbuat Dari Emas 21
Gambar 2.4 : Uang Logam 22
Gambar 2.5 : Uang Kertas 23
Gambar 2.6 : Uang Giral 23
Gambar 2.7 : Kartu Kredit. 24
Gambar 2.8 : Dengan Menggunakan Mesin ATM. 25

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan

sumber daya manusia. Menurut UU No. 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Hasbullah,

2006:4).

Usaha pemerintah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia

salah satunya adalah dengan menetapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan

(KTSP). KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh

masing-masing satuan pendidikan untuk mencapai tujuan pembelajaran termasuk

didalamnya pembelajaran IPS. Sehubungan dengan hal tersebut, guru sebagai tenaga

pendidik hendaknya mampu memilih media yang tepat dalam proses pembelajaran.

Dengan menggunakan media, guru dapat memperkaya dan memperdalam proses

pembelajaran di kelas sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.

Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk

dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan

digunakan apabila media tersebut belum tersedia Hamalik (dalam Arsyad, 2007:2).

Selanjutnya Arsyad (2007:15) menyatakan bahwa dalam suatu proses

pembelajaran, dua unsur yang amat penting adalah metode dan media pembelajaran.

1
Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media

pengajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus

diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan

respon yang diharapkan siswa setelah pembelajaran berlangsung, dan konteks

pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan

bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu

mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang

ditata dan diciptakan oleh guru. Media dalam pembelajaran merupakan alat bantu

yang digunakan dalam rangka mengefektifkan komunikasi antara siswa dengan guru.

Adapun yang termasuk media dalam pembelajaran yaitu gambar-gambar, diagram

yang berhubungan dengan materi pembelajaran.

Media yang kita kenal dewasa ini sudah banyak macamnya, mulai dari jenis,

daya liput dan bahan serta cara pembuatannya. Media tersebut bukan saja terbatas

pada alat elektronik saja, akan tetapi termasuk media nonelektronik yaitu "peta

konsep" juga merupakan media yang sangat sederhana. Cara belajar menggunakan

bantuan peta konsep merupakan cara untuk meningkatkan hasil belajar. Selain itu

peta konsep dapat membantu siswa untuk memahami materi pelajaran yang

diperoleh karena tidak hanya sekedar hafalan, melainkan betul-betul

mengidentifikasikan konsep yang diperoleh. Peta konsep menyediakan skema-skema

untuk menganalisis stimulus-stimulus baru, dan untuk menentukan hubungan di

dalam dan di antara kategori-kategori. Peta konsep merupakan dasar bagi proses-

proses mental yang lebih tinggi untuk merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi-

generalisasi.

2
Dilihat dari hasil pencapaian belajar siswa kelas III SD Negeri 12 Tawiri

Ambon, pada mata pelajaran IPS materi uang, tahun 2014/2015 kriteria ketuntasan

minimal (KKM) adalah 65 dengan perolehan nilai mencapai 45%. Hal ini

menunjukan bahwa kemampuan siswa kelas III SD Negeri 12 Tawiri Ambon pada

mata pelajaran IPS materi uang masih tergolong rendah (kurang berhasil). Banyak

faktor yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar IPS materi uang oleh siswa,

salah satunya adalah ketidak tepatan cara (metode, model atau media) pembelajaran

yang digunakan guru di kelas. Kenyataan menunjukan bahwa selama ini kebanyakan

guru menggunakan model pembelajaran yang bersifat konvensional dan banyak di

dominasi guru. Pola pembelajaran seperti itu harus diubah dengan cara mengarahkan

siswa mencari ilmunya sendiri. Guru hanya sebagai fasilitator, sedangkan siswa

harus menemukan konsep-konsep secara mandiri. Salah satu sasaran peneliti

melakukan penelitian ini adalah untuk meningkatkan minat siswa kepada mata

pelajaran IPS. Hal ini bisa tercapai bila materi pelajaran IPS dapat dikemas menjadi

pelajaran yang menarik dan mudah dimengerti, yaitu melalui penyampaian materi

IPS dengan menggunakan peta konsep sebagai media pengajaran.

IPS adalah bidang studi yang merupakan perpanduan dan jumlah pegajaran

ilmu-ilmu sosial terutama akan berperan dalam pembinaan kecerdasan, ketrampilan,

pengetahuaan, rasa tanggung jawab dan demokrasi. (Silvester Petrus Taneo,dkk 2009

: 19).

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) juga tidak luput dari

kecenderungan proses pembelajaran teacher centered. Kondisi demikian tentu

membuat proses pembelajaran hanya dikuasai guru. Apalagi pembelajaran IPS

3
merupakan mata pelajaran sarat materi sehingga siswa dituntut memiliki pemahaman

yang holistik terhadap materi yang disampaikan guru.

Tujuan utama IPS adalah agar anak-anak didik memiliki kemampuan sebagai

berikut : 1). Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat

dan lingkungan. 2). Memiliki kemampuan dasar yang logis, kritis, rasa ingin tahu,

memecahkan masalah, dan ketrampilan dalam sosial. 3). Memiliki komitmen

kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan global. 4). Memiliki kemampuan

berkomunikasi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat Lokal, Nasional, dan

Global (Depdiknas, 2007 :12). Oleh karena itu, perlu adanya suatu pola peningkatan

mutu pedidikan IPS sehingga prestasi belajar siswa menjadi meningkat.

Upaya untuk membangkitkan motivasi siswa Kelas III SDN 12 Tawiri Ambon

dalam pembelajaran IPS sudah dilakukan guru kelas dengan berbagai macam cara,

seperti memberi kesempatan siswa untuk bertanya dan mengemukakan gagasan,

serta mendesain pembelajaran dalam bentuk diskusi kelompok, pemanfaatan media

pembelajaran yang ada. Terkait belum optimalnya hasil belajar IPS siswa Kelas III

SD Negeri 12 Tawiri Ambon maka peneliti berupaya untuk meningkatkan

prestasi/hasil belajar IPS pada pokok bahasan uang sebagai salah satu alternatif

pembelajaran bermakna yang bermuara pada pembelajaran yang aktif, kreatif,

efektif, dan menyenangkan.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa perlu untuk mengadakan

penelitian tentang Penggunaan Media Peta Konsep Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa Materi Uang Pada Siswa Kelas III SD Negeri 12 Tawiri Ambon.

B. Rumusan Masalah

4
Bertolak dari latar belakang masalah yang dikemukakan, maka yang menjadi

permasalahan dalam penulisan ini yaitu : Apakah penggunaan media peta konsep

dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS materi uang?

C. Tujuan Penelitian

Yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah: Untuk mengetahui

penggunaan media peta konsep dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD

Negeri 12 Tawiri Ambon dalam pembelajaran IPS materi uang?

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh siswa, guru IPS, dan

sekolah :

1. Bagi siswa :

a. Dapat termotivasi dalam pembelajaran sehingga mengurangi

kebosanan dalam belajar.

b. Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS meningkat.

c. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS meningkat.

2. Bagi guru :

a. Diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi para guru IPS

dalam memperbaiki proses pembelajaran dalam meningkatkan

kualitas belajar siswa.

b. Guru dapat menerapkan pembelajaran peta konsep sebagai salah

satu model pembelajaran yang dapat membantu guru dalam

membelajarkan IPS, sehingga dengan mudah memahami konsep

5
tersebut dengan baik sehingga pembelajaran IPS di kelas tidak

monoton.

3. Bagi sekolah, Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan bagi

sekolah tentang variasi pembelajaran dan peningkatan profesionalisme

guru serta meningkatkan mutu proses pembelajaran.

4. Bagi peneliti: sebagai pengalaman dalam mempersiapakan diri sebagai

calon guru.

E. Penjelasan Istilah / Glosari

1. Media peta konsep merupakan media pendidikan yang dapat

menunjukkan konsep ilmu yang sistematis, yaitu dimulai dari inti

permasalahan sampai pada bagian pendukung yang mempunyai

hubungan satu dengan lainnya, sehingga dapat membentuk pengetahuan

dan mempermudah pemahaman suatu topik.

2. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

ia menerima pengalaman belajarnya. Pada hakekatnya hasil belajar

mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotoris. Sudjana (1991:22).

3. IPS adalah bidang studi yang merupakan perpaduan dari jumlah pelajaran

sosial bidang pengajaran IPS terutama akan berperan dalam pembinaan

kecerdasan, ketrampilan, pengetahuan, rasa tanggung jawab dan

demokrasi (Silvester Petrus Taneo, dkk 2009:19).

4. Uang adalah alat tukar dan alat pembayaran yang sah.

6
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Teori Belajar

Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

hasil pengalamannya sendiri dengan lingkungannya. Oleh karena itu seseorang

dikatakan berhasil, itu menjadi suatu proses kegiatan yang mengakibatkan suatu

perubahan tingkah laku (Slameto (2003:2).

Menurut Sardiman (2001:32) belajar merupakan usaha penguasaan materi ilmu

pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian

seutuhnya serta sebagai penemuan informasi terhadap suatu hubungan stimulus-

respon untuk proses mental yang tinggi dalam memecahkan masalah dan berpikir

kreatif.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa belajar adalah proses usaha

penguasaan ilmu pengetahuan, penemuan informasi, dan perubahan tingkah laku

yang bersifat permanen sebagai akibat dari pemecahan masalah, berpikir kreatif, dan

hasil latihan atau pengalaman.

B. Hasil Belajar

Menurut Sudjana (2003:7) hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar

dengan menggunakan alat pengukuran yaitu berupa tes yang disusun secara

terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan. S. Nasution (2002:32)

berpendapat bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan pada individu yang belajar,

7
tidak hanya mengenai pengetahuan tetapi juga membentuk kecakapan dan

penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar. Hasil belajar adalah hasil yang

diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran yang

berupa data kuantitatif maupun kualitatif. Untuk melihat hasil belajar dilakukan suatu

penilaian terhadap siswa yang bertujuan untuk mengetahui apakah siswa telah

menguasai materi atau belum. Penilaian merupakan upaya sistematis yang

dikembangkan oleh suatu institusi pendidikan yang ditujukan untuk menjamin

tercapainya kualitas proses pendidikan serta kualitas kemampuan peserta didik sesuai

dengan tujuan yang telah ditetapkan (Cullen, 2003 dalam Fathul Himam, 2004).

Hasil belajar dapat dilihat dari hasil nilai ulangan harian (formatif), nilai

ulangan tengah semester (sub formatif) dan nilai ulangan semester (sumatif). Dalam

penelitian tindakan kelas ini, yang dimaksud hasil belajar siswa adalah hasil nilai

ulangan harian yang diperoleh siswa dalam mata pelajaran IPS. Ulangan harian

dilakukan setiap selesai proses pembelajaran dalam satuan bahasan atau kompetensi

tertentu. Ulangan harian ini terdiri dari seperangkat soal yang harus dijawab para

peserta didik, dan tugas-tugas terstruktur yang berkaitan dengan konsep yang sedang

dibahas. Ulangan harian minimal dilakukan tiga kali dalam setiap semester. Tujuan

ulangan harian untuk memperbaiki modul dan program pembelajaran serta sebagai

bahan pertimbangan dalam memberikan nilai bagi para peserta didik.

Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah belajar. Menurut Gagne

(dalam Dimyati, 1994:11) proses kognitif menghasilkan suatu hasil belajar. Hasil

belajar tersebut terdiri dari informasi verbal, ketrampilan intelektual, ketrampilan

motorik, sikap dan strategi kognitif. Hasil belajar siswa menurut Sudjana (1991:22)

8
adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

pengalaman belajarnya. Pada hakekatnya hasil belajar mencakup bidang kognitif,

afektif dan psikomotoris.

Dengan demikian hasil belajar adalah perubahan tingkah laku dari siswa setelah

belajar, dan perubahan tingkah laku tersebut meliputi aspek kognitif, aspek afektif

dan aspek psikomotor

C. Media Peta Konsep

Didik Cahayono (2012 : 1-6) ada beberapa ahli mengemukakan, media peta

konsep merupakan media pendidikan yang dapat menunjukkan konsep ilmu yang

sistematis, yaitu dimulai dari inti permasalahan sampai pada bagian pendukung yang

mempunyai hubungan satu dengan lainnya, sehingga dapat membentuk pengetahuan

dan mempermudah pemahaman suatu topik. Peta konsep bertujuan untuk membantu

meningkatkan kebermaknaan bahan-bahan baru, terutama dilakukan dengan

mengenakan struktur-struktur dan strategi baru pada bahan-bahan tersebut. Strategi-

strategi dapat terdiri dari pengelompokan ulang ide-ide atau istilah-istilah itu menjadi

subset yang lebih kecil, pengidentifikasian ide-ide atau fakta-fakta kunci dari

sekumpulan informasi yang lebih besar.

Salah satu pernyataan dalam teori Ausubel adalah bahwa faktor yang paling

penting yang mempengaruhi pembelajaran adalah apa yang telah diketahui siswa

(pengetahuan awal). Jadi supaya belajar jadi bermakna, maka konsep baru harus

dikaitkan dengan konsep-konsep yang ada dalam sruktur kognitif siswa. Cara untuk

mengetahui konsep-konsep yang telah dimiliki siswa, supaya belajar bermakna dapat

dilakukan dengan pertolongan peta konsep.

9
Pemetaan konsep merupakan suatu alternatif dalam mempelajari hal-hal yang

lebih kompleks. Peta konsep digunakan untuk menyatakan hubungan yang bermakna

antara konsep-konsep dalam bentuk proposisi-proposisi. Proposisi merupakan dua

atau lebih konsep yang dihubungkan oleh kata-kata.

Peta konsep menaruh perhatian pada hubungan antar ide-ide, bukan hubungan

antar tempat. Peta konsep bukan hanya menggambarkan konsep-konsep yang penting

melainkan juga menghubungkan antara konsep-konsep itu. Dalam menghubungkan

konsep-konsep dapat digunakan dua prinsip, yaitu diferensiasi progresif dan

penyesuaian intergratif. Diferensiasi progresif adalah suatu prinsip penyajian materi

dari materi yang sulit dipahami. Sedangkan penyesuaian intergratif adalah suatu

prinsip pengintegrasian informasi baru dengan informasi lama yang telah dipelajari

sebelumnya menerut Hamalik (dalam Arsyad 2007:15).

1. Ciri-Ciri Peta Konsep

a. Peta konsep (pemetaan konsep) adalah suatu cara untuk memperlihatkan

konsep-konsep dan proposisi-proposisi suatu bidang studi apakah itu

bidang studi fisika, kimia, matematika dan lain-lain. Dengan membuat

sendiri peta konsep siswa melihat bidang studi itu lebih jelas dan

mempelajari bidang studi itu lebih bermakna.

b. Suatu peta konsep merupakan suatu gambar dua dimensi dari suatu

bidang studi. Ciri inilah yang memperlihatkan hubungan-hubungan

proposisional antara konsep-konsep. Hal inilah yang membedakan

belajar bermakna dari belajar dengan cara mencatat pelajaran tanpa

memperlihatkan hubungan antara konsep-konsep.

10
c. Cara yang menyatakan hubungan antara konsep-konsep. Tidak semua

konsep memiliki bobot yang sama, ini berarti bahwa ada beberapa

konsep yang lebih inklusif dari pada konsep-konsep lain.

d. Bila dua atau lebih konsep digambarkan di bawah suatu konsep yang

lebih inklusif, terbentuklah suatu hirarki pada peta konsep tersebut. Peta

konsep dapat menunjukkan secara visual berbagai jalan yang dapat

ditempuh dalam menghubungkan pengertian konsep di dalam

permasalahannya.

2. Langkah-Langkah yang Dilakukan dalam Membuat Media Peta Konsep

a. Mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang melingkupi sejumlah

konsep.

b. Mengidentifikasi ide-ide atau konsep-konsep sekunder yang menunjang

ide utama.

c. Menempatkan ide utama ditengah atau di puncak peta tersebut.

d. Mengelompokan ide-ide sekunder keliling ide utama yang secara visual

menunjukkan hubungan ide-ide tersebut dengan ide utama.

Berdasarkan pendapat di atas dapat juga dikemukakan langkah-langkah

menyusun peta konsep sebagai berikut:

a. Memilih suatu bahan bacaan.

b. Menentukan konsep-konsep yang relevan.

c. Mengelompokkan (mengurutkan) konsep-konsep yang paling inklusif ke

yang paling tidak inklusif.

11
d. Menyusun konsep-konsep tersebut dalam suatu bagan, konsep-konsep

yang paling inklusif diletakkan di bagian atas atau dipusat bagan tersebut.

Dalam menghubungkan konsep-konsep tersebut dihubungkan dengan kata

hubungan misalnya merupakan, dengan, diperoleh, dan lain-lain.

3. Keunggulan Peta Konsep

Novak dan Gowin dalam (Haris, 2005:18) mengemukakan kelebihan peta

konsep bagi guru dan siswa sebagai berikut :

a. Kelebihan Peta Konsep bagi Guru

1. Pemetaan konsep dapat menolong guru mengorganisir seperangkat

pengalaman belajar secara keseluruhan yang akan disajikan.

2. Pemetaan konsep merupakan cara terbaik menghadirkan materi

pelajaran, hal ini disebabkan peta konsep adalah alat belajar yang

tidak menimbulkan efek verbal bagi siswa, karena siswa dengan

mudah melihat, membaca, dan mengerti makna yang diberikan.

3. Pemetaan konsep menolong guru memilih aturan pengajaran

berdasarkan kerangka kerja yang hierarki, hal ini mengingat

banyak materi pelajaran yang disajikan dalam urutan yang acak.

4. Peta konsep membantu guru meningkatkan efisiensi dan efektifitas

pengajaran.

b. Sedangkan Kelebihan Peta Konsep bagi Siswa

1. Pemetaan konsep merupakan cara belajar yang mengembangkan

proses belajar yang bermakna, yang akan meningkatkan

pemahaman siswa dan daya ingat belajarnya.

12
2. Dapat meningkatkan keaktifan dan kreatifitas berfikir siswa, yang

pada gilirannya akan menimbulkan sikap kemandirian belajar yang

lebih pada siswa.

3. Mengembangkan struktur kognitif yang terintegrasi dengan baik,

yang akan memudahkan belajar.

4. Dapat membantu siswa melihat makna materi pelajaran secara

lebih komprehensif dalam setiap komponen konsep-konsep dan

mengenali miskonsepsi.

4. Kelemahan Peta Konsep

Beberapa kelemahan atau hambatan yang mungkin dialami siswa dalam

menyusun peta konsep antara lain:

a. Perlunya waktu yang cukup lama untuk menyusun peta konsep,

sedangkan waktu yang tersedia terbatas.

b. Sulit menentukan konsep-konsep yang terdapat pada materi yang

dipelajari.

c. Sulit menentukan kata-kata untuk menghubungkan konsep yang satu

dengan konsep yang lain. (Haris, 2005:20).

Jadi hambatan yang kemungkinan dialami mahasiswa akan dapat diatasi

dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Siswa diminta untuk membuat peta konsep di rumah dan pada pertemuan

selanjutnya dibahas di kelas.

b. Siswa diharapkan dapat membaca kembali materi dan memahaminya,

agar dapat mengenali konsep-konsep yang ada dalam bacaan sehingga

13
dapat mengaitkan konsep-konsep tersebut dalam peta konsep. (Haris,

2005:21).

5. Manfaat Peta Konsep

a. Manfaat Peta Konsep bagi Guru

1. Membantu guru memahami macam-macam konsep yang terdapat

dalam topik yang akan diajarkan dan memperoleh wawasan baru.

2. Membantu dalam menghindari miskonsepsi oleh siswa.

3. Dengan mengidentifikasi konsep-konsep sebelum membuat peta

konsep, guru dapat menemukan topik-topik IPS secara jelas,

sehingga dapat membantu untuk menentukan topik-topik yang perlu

dipelajari.

4. Membantu untuk melihat keterkaitan logis antar konsep-konsep

khusus.

5. Membantu untuk mengorganisasi urutan kegiatan belajar mengajar

di kelas.

6. Membantu untuk penilaian siswa.

7. Membantu untuk menggali pemahaman siswa sebelum dilakukan

pembelajaran.Sebagai alat untuk menggalakkan pembelajaran

kooperatif.

b. Manfaat Peta Konsep bagi Siswa

1. Membantu dalam mempelajari konsep-konsep pokok dan proposisi,

serta membantu dalam menghubungkan atau mengaitkan

14
pengetahuan yang telah dimilikinya dengan yang sedang

dipelajarinya.

2. Membantu mempelajari cara belajar menyusun peta konsep.

3. Membantu untuk memperoleh wawasan baru.

4. Membantu siswa menghindari miskonsepsi.

5. Membantu untuk mempelajari IPS secara bermakna.

6. Secara tidak langsung mengajak siswa belajar kooperatif.

6. Tahap-tahap dalam pembelajaran menggunakan peta konsep

Tabel 2.1 Tahap-tahap pembelajaran menggunakan media peta konsep

Tahap 1 1. Menyampaikan tujuan pembelajaran.


2. Memotivasi siswa
Tahap 2 1. Secara klasikal menjelaskan materi menggunakan media
peta konsep.
2. Memodelkan strategi pembelajaran menggunakan peta
konsep.
a. Siswa di bagi dalam 4 kelompok, masing-masing
kelompok beranggotakan 5 siswa.
b. Tiap siswa dalam kelompok menerima lembar kerja
berisi pertanyaan dan mengisi peta konsep.
c. Siswa berdiskusi dengan kelompok masing-masing untuk
membahas pertanyaan.
d. Tiap kelompok harus memastikan bahwa setiap
anggotanya memahami materi yang mereka diskusikan
dalam lembar kerja tersebut.

Tahap 3 1. Memeriksa pemahaman siswa terhadap strategi dalam


pembelajaran menggunakan peta konsep.
2. Memberi umpan balik hasil pemahaman siswa terhadap peta
konsep.

Tahap 4 1. Mengevaluasi tugas melengkapi peta konsep.


2. Membimbing siswa untuk merangkum pelajaran.

15
D. Peta Konsep

16
E. Ruang Lingkup Materi Penelitian

1. Sejarah Uang

Pada awalnya, dahulu contoh manusia sama sekali belum mengenal

pertukaran barang (barter) apalagi uang, karena kehidupan saat itu belum

sekompleks seperti sekarang ini. Dengan sangat sederhana sekali, manusia saat

itu memenuhi kebutuhan hidup sendiri-sendiri. Misalnya: Berburu kalau lapar,

kalau butuh pakaian mereka membuatnya sendiri dengan bahan sederhana

seperti kulit dan dedaunan pohon, kalau ingin makan lainnya tinggal pergi ke

hutan untuk memetik buah yang bisa dimakan.

Namun seiring dengan berjalannya waktu, lama-kelamaan manusia

menghadapi kenyataan bahwa apa yang mereka peroleh tidak bisa memenuhi

kebutuhannya sendiri secara menyeluruh. Sehingga dicarilah cara buat tukar-

menukar barang antara individu satu sama yang lain. Cara seperti ini dikenal

sebagai sistem barter.

Uang merupakan alat tukar dan alat pembayaran yang sah. pada masa-

masa sebelumnya, pembayaran dilakukan dengan cara barter, yaitu barang

ditukar dengan barang secara langsung.

2. Uang Zaman Dahulu

a. Barter

Syarat yang di lakukan barter adalah sebagai berikut :

1. Kedua belak pihak sama-sama menukar barang.

2. Kedua belak pihak sama-sama membutuhkan barang tukarnya.

3. Kedua belak pihak sepakat untuk menukar barang masing-masing.

17
Gambar 2.2 Barter

Lama kelamaan, cara barter semakin sulit di lakukan. Kehidupan

manusia terus berkembang. Manusia semakin banyak dan menyebar.

Kebutuhan pun semakin beraneka ragam.

b. Alasan Meninggalkan Barter

Dalam perkembangannya, ternyata cara barter menemui beberapa

kesulitan sebagai berikut.

1. Sulit menemukan orang yang cocok untuk diajak barter.

2. Sulit menemukan nilai barang yang akan ditukarkan.

3. Sulit untuk menyimpan barang yang ditukarkan.

Kesulitan yang terdapat dalam barter akhirnya mendorong

munculnya cara lain untuk melakukan tukar-menukar, yaitu pertukaran

dengan uang barang. Uang barang dapat berupa kulit, emas, kerang, atau

garam. Penggunaan uang barang ternyata juga memiliki banyak

kesulitan. Kesulitan tersebut timbul karena pada umumnya barang yang

dipakai sebagai perantara mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :

1. Nilainya tidak stabil.

2. Sulit disimpan.

18
3. Tidak tahan lama.

4. Sulit untuk dipindahkan ke tempat lain.

Hal tersebut dapat mempersulit seseorang jika dia ingin bepergian

ke tempat yang cukup jauh. Semakin lama barter semakin sulit

dilakukan, orang mulai mencari cara lain. Tentu saja cara itu harus

praktis. Maksudnya mudah membawanya dan praktis menggunakannya.

Akhirnya, cara itu berhasil ditemukan, yaitu menggunakan uang barang.

3. Uang Barang

Uang barang adalah barang-barang yang disetujui sebagai uang. Tentu

saja tidak semua barang dapat menjadi uang. Hanya barang-barang yang

diangap berharga dan sudah sepakati. Uang barang muncul di Cina pada 1.500

SM. Saat itu, mereka menggunakan kerang sebagai uang.

a. Alasan Menggunakan Uang Barang

Kesulitan-kesulitan yang ditimbulkan oleh uang barang membuat

manusia memilih emas dan perak untuk dipakai sebagai perantara

tukarmenukar dengan alasan sebagai berikut.

1. Mudah dibawa pergi atau dipindahkan.

2. Diterima dan dipercaya oleh umum.

3. Jumlahnya terbatas.

4. Tahan lama atau tidak mudah rusak.

5. Mudah disimpan.

6. Nilainya tetap untuk jangka waktu yang panjang.

19
4. Uang Moderen

Sejalan dengan perkembangan zaman, uang barang mulai ditinggalkan.

Perdagangan sudah semakin maju. Masyarakat dari berbagai bangsa sudah

mulai saling berdagang. Uang barang yang digunakan juga mulai terasa

merepotkan. Tidak semua orang mau menerima, misalnya, kendi, bulu domba,

atau porselen sebagai uang. Akibat dari itu, orang mulai menciptakan uang,

sampai bentuknya seperti yang kita kenal sekarang.

1. Syarat Syarat Uang

Untuk menjadi mata uang, ada syarat-syaratnya adalah sebagai berikut :

a. Diterima semua orang.

b. Bahan pembuatannya harus tahan lama.

c. Mudah dibawah-bawa.

d. Dapat dibagi.

Dari pemikiran tersebut, orang mulai menciptakan uang dari benda

berharga seperti emas dan perak. Uang koin pertama dibuat oleh bangsa

Lydia pada sekitar tahun 560 SM. Lydia berada di Negara Turki

sekarang. Koin itu di buat dari campuran emas dan perak. Agar rakyat

percaya akan nilainya, uang diberi stempel raja untuk mencega

pemalsuan.

Selain bangsa Lidia, Cina dan Yunani juga membuat uang koin

untuk pertama kalinya. Bangsa Cina mengenal uang koin sekitar tahun

600 300 SM, sedangkan Yunani mengenal uang koin sekitar tahun 600

570 SM.

20
Gambar 2.3 Uang Logam Yang Terbuat Dari Emas

2. Jenis Jenis Uang

Uang yang disahkan oleh pemerintah Indonesia dan dapat

digunakan dalam berbagai transaksi tidak hanya uang kertas dan uang

logam yang sehari-hari kita pegang, tetapi juga ada jenis uang yang lain,

yaitu uang yang berupa surat-surat berharga.

Uang yang beredar di masyarakat ada dua jenis, yaitu uang kartal

dan uang giral.

a. Uang Kartal

Uang kartal adalah uang dalam bentuk kertas dan logam.

Uang yang dibawa ke sekolah merupakan uang kartal. Uang kartal

biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti untuk

membeli barang kebutuhan. Uang logam biasanya memiliki nilai

yang kecil, misalnya Rp1.000,00, Rp500,00, Rp200,00, Rp100,00,

Rp50,00 dan Rp25,00. Uang kertas biasanya memiliki nilai yang

lebih besar, misalnya Rp1.000,00, Rp2.000,00, Rp5.000,00,

Rp10.000,00, Rp20.000,00, Rp50.000,00, dan Rp100.000,00.

21
Uang pecahan kecil dan besar berfungsi sama, yaitu sebagai

alat tukar dalam jual beli dan alat pembayaran. Setiap jenis uang

mempunyai ciri-ciri khusus dan ciri-ciri umum.

1) Ciri khusus uang logam sebagai berikut.

a. Terbuat dari logam (perak, emas).

b. Berbentuk bundar.

c. Mempunyai dua sisi.

d. Berwarna putih, kuning, dan keemasan.

e. Bergambar flora dan fauna Indonesia, seperti komodo,

bunga melati, dan burung cenderawasih.

Gambar 2.4 Uang Logam

2) Ciri khusus uang kertas sebagai berikut.

a. Terbuat dari kertas khusus.

b. Berbentuk persegi panjang.

c. Mempunyai dua sisi.

d. Tertulis nomor seri uang.

e. Ada tanda tangan pejabat Bank Indonesia.

f. Ada tulisan Perum Percetakan RI.

22
Gambar 2.5 Uang Kertas

3) Ciri umum uang kartal

Pada umumnya semua uang kartal terdapat lambang

negara Indonesia, yaitu burung garuda dan tulisan Bank

Indonesia serta nilai nominal uang tersebut.

b. Uang Giral

Uang giral adalah uang berbentuk surat-surat berharga.

Contoh surat berharga adalah cek, giro, deposito, wesel, polis, dan

sertifikat saham. Uang giral banyak digunakan oleh perusahaan-

perusahaan.

Gambar 2.6 Uang Giral

23
5. Alat Pembayaran Selain Uang

a. Kartu Kredit

Kartu kredit di buat oleh bank dan dapat dipakai sebagai alat

pembayaran. Artinya, jika tidak membawa uang tunai, maka bisa

memakai kartu kredit. Pemakai kartu kredit dikenai kewajiban oleh bank

yang mengeluarkan kartu kredit tersebut.

Sesungguhnya, kartu kredit merupakan kartu utang. Pemakai kartu

kredit harus membayar bank beserta bunganya. Bunga adalah jumlah

tambahan yang harus dibayar ke bank. Jika kartu kredit akan dikenalin

denda. Berhati-hati dalam memakai kartu kredit, jika tidak berhati-hati,

mereka bisa telilit uang.

Gambar 2.7 Kartu Kredit

b. Kartu Debit

Kartu debit mirip dengan kartu kredit. Kartu debit dapat

mengunakan kartu debit sebagai pengganti uang tunai. Bedanya, uang

yang dipakai dalam kartu debit adalah uang tabungan kita. Jadi, setiap

kali kita belanja dengan kartu debit, kita sebenarnya mengambil uang

tabungan kita yang disimpan di bank.

24
Kartu debit biasanya menjadi satu dengan kartu ATM. Orang yang

mengunakan kartu debit menarik uangnya dengan kartu itu di Anjungan

Tunai Mandiri ( ATM). ATM adalah mesin tempat kita bisa menarik

uang tabungan kita. Jadi, kita tidak perlu pergi ke bank untuk mengambil

uang.

Gambar 2.8 Dengan mesin ATM,


kita bisa menarik tabungan kita di bank setiap saat

6. Manfaat Uang

Setiap orang memerlukan uang sebagai alat pembayaran yang utama.

Sebab pembayaran dengan barang (barter) sudah tidak dijalankan lagi. Untuk

itu, kegunaan uang sangat penting dalam kehidupan ini. Beberapa manfaat dan

kegunaan uang sebagai berikut.

a. Sebagai Alat Tukar yang Resmi dan Sah

Uang merupakan kebutuhan yang utama, meskipun kita tidak boleh

mendewa-dewakan uang. Tetapi, pada kenyataannya tanpa uang kita

akan merasa tidak berdaya. Segala sesuatu yang kita perlukan hampir

semua diperoleh dengan menggunakan uang. Untuk mendapatkan

berbagai jenis makanan kita memerlukan uang. Untuk mempunyai

berbagai alat rumah tangga kita juga harus mempunyai uang.

25
b. Sebagai Alat Pembayaran

Setiap orang yang bekerja pasti akan mendapatkan hasil, yaitu upah

atau bayaran. Seorang buruh yang bekerja seharian akan mendapatkan

upah atau bayaran berupa uang. Karyawan pabrik akan memperoleh

bayaran setiap bulan. Demikian pula dengan pegawai, baik negeri

maupun swasta akan menerima pembayaran berupa uang. Berbagai

keperluan memerlukan uang sebagai alat pembayaran, misalnya

membayar sekolah, membayar pajak kendaraan, membayar listrik, dan

membayar telepon.

c. Sebagai Ciri atau Identitas Negara

Sejak ditemukan uang, segala pembayaran dan keperluan

menggunakan uang. Mata uang di setiap negara berbeda-beda. Setiap

negara di dunia ini memiliki mata uang sendiri-sendiri, misalnya sebagai

berikut.

1. Indonesia mata uangnya rupiah.

2. Malaysia mata uangnya ringgit.

3. Singapura mata uangnya dollar Singapura.

4. Jepang mata uangnya yen.

5. India mata uangnya rupee.

6. Arab Saudi mata uangnya real.

7. Inggris mata uangnya pounds terling.

26
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian

tindakan kelas (PTK). PTK merupakan salah satu bentuk penelitian yang

dilakukan oleh guru untuk memperbaiki kondisi pembelajaran. Oleh karena itu,

dengan PTK diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas

pembelajaran.

Arikunto (2010:4) mengemukakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas

adalah suatu kegiatan penelitian dengan mencermati sebuah kegiatan belajar

yang diberikan tindakan yang secara sengaja dimunculkan dalam sebuah kelas,

bertujuan memecahkan masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran di

kelas tersebut.

Adapun penelitian tindakan kelas (PTK) meliputi 4 tahap yakni tahap

perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi pada SD Negeri 12 Tawiri Ambon, Jln. Tawiri

Kode Poos (97111).

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 06 November 2015 sampai

dengan 06 Desember 2015.

27
C. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri 12 Tawiri

Ambon yang berjumlah 20 orang.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dibagi dalam dua siklus yang disesuaikan dengan alokasi

waktu dan topik yang dipilih. Secara operasional prosedur penelitian tindakan

kelas yang diterapkan dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut :

1. Siklus I

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan dilakukan persiapan pembelajaran

mulai dari silabus, RPP, bahan ajar, lembaran kerja siswa (LKS),

lembaran observasi, membuat soal-soal tes, pembentukan

kelompok dan sarana pembelajaran.

b. Tindakan

Tindakan merupakan pelaksanaan terhadap pembelajaran

yang telah dipersiapkan. Dalam tindakan ini atau dalam

pembelajaran ini guru menggunakan model pembelajarn peta

konsep dan dibantu oleh beberapa metode yang lain. Kemudian

dalam pembelajaran guru memotivasi siswa untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan ditanyakan oleh guru. Setelah itu guru tetap

memotivasi siswa juga dalam proses pembelajaran. Selanjutnya

guru membagi siswa ke dalam 4 kelompok dimana setiap

kelompok terdiri dari 5 orang. Guru membagi LKS, setelah itu guru

28
menjelaskan tentang cara mengisi LKS. Guru memberikan

bimbingan atau arahan kepada setiap kelompok yang mengalami

kesulitan, setelah menyelesaikan peratanyaan-pertanyaan pada LKS

yang ada. Siswa melaporkan hasil kerja kelompok tersebut diwakili

salah satu anggota kelompok. Pada akhir pembelajaran dilakukan

tes individual.

c. Pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan mengamati kegiatan guru dan

siswa selama pembelajaran berlangsung dan respon siswa terhadap

pembelajaran yang ada.

d. Refleksi

Setelah proses tindakan siklus I (satu) berakhir, peneliti

bersama observer melakukan analisis terhadap kekurangan-

kekurangan yang ditemui selama proses pembelajaran berlangsung.

Hasil analisis tersebut digunakan untuk memperbaiki kelemahan-

kelemahan untuk pelaksanaan siklus selanjutnya.

2. Siklus II

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan dalam siklus II ini dilakukan

perbaikan dan penyempurnaan rencana pembelajaran terhadap

kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I diperbaiki pada

siklus II.

29
b. Tindakan

Tindakan pada siklus II merupakan perbaikan tindakan siklus

I guru menjelaskan kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa

pada siklus I.

c. Refleksi

Akhir tindakan siklus II ini dilakukan analisis hasil tes wawancara

dan pedoman observasi. Hasil analisis tersebut digunakan untuk

mengetahui kendala-kendala apa yang dijumpai guru pada siklus II,

bagaimana perubahan sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran dan

berapa besar peningkatan keterampilan dalam proses pembelajaran

khususnya pada mata pelajaran IPS. Pada siklus ke-II ini sudah sangat baik

(hasilnya sesuai prosedur) maka tidak lagi dilanjutkan dengan siklus III,

hanya sampai pada siklus II saja.

E. Instrumen Penelitian

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Soal Tes.

a. Tes Awal.

b. Tes Akhir.

2. Lembar Kerja Siswa.

3. Lembaran Observasi.

4. Lembaran Wawancara.

30
F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan penilaian hasil

belajar. Secara rinci cara pengumpulan data sebagai berikut :

1. Observasi

Hasil observasi untuk mengetahui sejauh mana siswa merasa senang

mengikuti pelajaran IPS, dari catatan guru dan format observasi.

2. Hasil tes dikumpulkan melalui hasil demonstrasi setelah mengikuti

kegiatan pembelajaran.

G. Analisis Data

Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini untuk

menegetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan.

Tingkat penguasaan siswa digunakan rumus, sebagai berikut:


= 100%

Dan untuk menghitung nilai rata-rata kelas digunakan rumus :


= 100%

Selanjutnya hasil tingkat penguasaan siswa dibandingkan dengan Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) adalah 65 yang telah ditetapkan oleh SD Negeri

12 Tawiri Ambon. Berdasarkan hasil konversi dan pertimbangan, maka dapat

diketahui bahwa siswa tersebut sudah tuntas atau belum tuntas.

31
Tabel 3.1 Konversi Nilai KKM SD Negeri 12 Tawiri Ambon

Tahun Ajaran 2014/2015

Klasifikasi Skor Pencapaian Siswa

Skor pencapaian Klasifikasi

65 Tuntas
65 Tidak Tuntas

Arikunto (2003:25)

Keterangan :

1. Jika siswa memperoleh skor 65 maka dapat di kategorikan tuntas (T).

2. Jika siswa memperoleh skor 65 maka dapat dikatakan tidak tuntas (TT).

32
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Gambar Umum Lokasi Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Sekolah

Letak geografi Sekolah Dasar Negeri 12 Tawiri Ambon berhadapan

dengan pemukiman penduduk, dipisahkan oleh jalan raya serta bersebelahan

dengan perumahan masyarakat Kelurahan Silale. Sekolah yang beralamat di

jalan Tawiri Ambon ini, berada pada 1 lingkungan dengan SD Negeri 5, SD

Negeri 6, SD Negeri 12, dan SD Negeri 13 Ambon. Luas SD Negeri 12 Ambon

adalah 4.480 m2, lingkungan sekolah terasa asik karena adanya taman yang

berada dalam lingkungan sekolah di samping beberapa tanaman yang berjejer

di depan kelas dan ruang kantor. Kebersihan lingkungan di sekolah sangat

diperhatikan dengan adanya tempat sampah baik untuk sampah organik di

setiap kelas.Dengan demikian, kebersihan dan kesehatan terus terjaga karena

adanya perhatian penuh dari para guru dan siswa.

Sekolah SD Negeri 12 Tawiri Ambon membagi waktu belajar pagi dan

siang dengan SD Negeri 13. Sekolah pagi di mulai ndari pukul 07.30 12.30

WIT, sedangkan sekolah siang di mulai dari pukul 12.30 17.WIT.

33
B. Hasil Penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas mata pelajaran IPS materi uang dengan

menggunakan media peta konsep, diperoleh dari dua tahap pengumpulan hasil

belajar siswa yaitu tes awal dan tes akhir dan dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus

I, dua kali pertemuan dan siklus II, satu kali pertemuan dan setiap akhir siklus

dilakukan tes akhir untuk mengetahui penguasan siswa terhadap materi yang di

ajarkan.

I. Hasil Penelitian Siklus I

1. Pertemuan Pertama

a. Deskripsi Awal Kemampuan Siswa (Pre test)

Pada tindakan awal ini guru melakukan tes awal atau pre tes

untuk mengetahui sejauh mana pemahaman atau pengetahuan

siswa tentang materi yang akan diajarkan oleh guru. Hasil ini dapat

dilihat pada table 4.1 tes awal kemampuan siswa berikut ini.

34
Tabel 4.1 Hasil Tes Awal Materi IPS
Siswa Kelas 3 SD Negeri 12 Tawiri

No Nama Siswa Skor Perolehan Keterangan


1 Abdullah Mahulauw 40 Belum Tuntas
2 Afrza Ode Kadir 50 Belum Tuntas
3 Anggun. N. Iswanto 40 Belum Tuntas
4 Aulia Kirena Evendi 75 Tuntas
5 Bayu Adhe Putra 60 Belum Tuntas
6 Febriyanti Sardi 55 Belum Tuntas
7 Fitri Puspita Dharmayan 45 Belum Tuntas
8 Fera Rahman 35 Belum Tuntas
9 Hijra. S. Aswanir 45 Belum Tuntas
10 Ibrahim. R. Adytya 50 Belum Tuntas
11 Iren Anastasya 60 Belum Tuntas
12 Muhammad. J. Kaisupi 70 Tuntas
13 Muhammad. R. Lajuma 40 Belum Tuntas
14 Muhammad Zaki 45 Belum Tuntas
15 Putra. A. P. Haris 35 Belum Tuntas
16 Rudin Latuconsina 60 Belum Tuntas
17 Rahmahdani Safri 60 Belum Tuntas
18 Sharil Syarif 50 Belum Tuntas
19 Yayah Ademan 45 Belum Tuntas
20 Elut Aurelia. A. Setiawan 30 Belum Tuntas
Nilai rata-rata : 53.50 Belum Tuntas

Dari tabel hasil tes awal siswa di atas maka ketuntasan siswa dapat

dapat dipersentasikan pada tabel 4.2 berikut ini.

35
Tabel 4.2 Persentase Hasil Tes Awal

Interval Nilai Frekuensi Persentase Klasifikasi Nilai Keterangan

90 100 0 0% Sangat baik Tuntas


80 89 0 0% Baik Tuntas
70 79 2 10% Sangat Cukup Tuntas
65 69 0 0% Cukup Tuntas
64 18 90% Gagal Belum tuntas

Berdasarakan data hasil tes awal siswa dan tabel persentase di atas

menggambarkan bahwa kemampuan awal siswa sebelum peneliti

menggunakan metode peta konsep dalam pembelajaran dikatakan belum

tuntas. Hal ini dapat dilihat pada hasil tes awal menunjukan 2 (10%)

siswa memperoleh nilai 65, sedangkan 18 (90%) siswa memperoleh

nilai 65. Oleh karena itu, peneliti akan melanujtkan pembelajaran

dengan menggunakan media peta konsep.

1. Tahap Perencanaan

Siklus I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan yaitu pada

tanggal 10 November 2015 (selasa) dan 11 November (rabu),

kompetensi dasar yang dipelajari menunjukan sikap globalisasi

dilingkungannya.

Pada tahap ini peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP 01) dengan menggunakan media peta konsep,

menyusun lembar kerja siswa, menyusun alat evaluasi berupa soal-

soal tes, dan menyusun lembar observasi untuk guru dan siswa

yang akan digunakan pada saat pembelajaran serta menetapkan

36
KKM yang ingin dicapai, yakni 65. Peneliti juga membuat

pembagian materi yang akan diajarkan ke dalam dua siklus, yaitu

Materi pokok yang dibahas pada pertemuan pertama dan pertemuan

kedua adalah Sejarah Uang, Luas Persegi dan Persegi Panjang,

Sumber Daya Alam dan Lingkungannya.

2. Tahap Pelaksanaan

Siklus I dilaksanakan sesuai dengan rencana yaitu 2 kali

pertemuan, pertemuan I dilaksanakan pada tanggal 10 November

2015 dengan jumlah 20 siswa yang terdaftar di kelas III dan satu

orang observer. Pada tahap ini dimulai dengan guru memeriksa

kesiapan siswa, mengecek kehadiran siswa, menyampaikan

Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator yang akan

di capai dan dilanjutkan dengan kegiatan inti. Pertama-tama,

siswa dibagi secara berkelompok (siswa dibagi dalam empat

kelompok) tiap kelompok terdiri dari 5 orang. Kemudian guru

merumuskan masalah untuk dipecahkan. Setelah itu guru

menjeleskan sejarah uang dan membagikan LKS untuk

didiskusikan dan dikerjakan. Setelah selesai menyelesaikan LKS,

siswa mempresentasikan hasil kerja pada pertemuan pertama.

Dengan demikian pembelajaran diakhiri guru dengan

membimbing siswa untuk membuat kesimpulan berdasarkan

materi yang telah diajarkan dan memberikan tugas kepada siswa

untuk dikerjakan di rumah.

37
2. Pertemuan kedua

a. Tahap perencanaan

Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 18 November

2015 (rabu), kompetensi dasar yang dipelajari menunjukan

Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang.

Pada tahap ini peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP 02) dengan menggunakan media peta konsep,

menyusun lembar kerja siswa, menyusun alat evaluasi berupa soal-

soal tes, dan menyusun lembar observasi untuk guru dan siswa yang

akan digunakan pada saat pembelajaran serta menetapkan KKM

yang ingin dicapai, yakni 65. Peneliti juga membuat pembagian

materi yang akan diajarkan ke dalam dua siklus, yaitu Materi pokok

yang dibahas pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua adalah

Sejarah Uang, Luas Persegi dan Persegi Panjang, Sumber Daya

Alam dan Lingkungannya.

b. Tahap pelaksanaan

Pada tahap ini dimulai dengan guru memeriksa kesiapan

siswa, mengecek kehadiran siswa, menyampaikan Standar

Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator yang akan di capai

dan dilanjutkan dengan kegiatan inti. Pertama-tama, siswa dibagi

secara berkelompok (siswa dibagai dalam empat kelompok) tiap

kelompok terdiri dari 5 orang.Kemudian guru merumuskan

masalah untuk dipecahkan.Setelah itu guru menjeleskan sejarah

38
uangdan membagikan LKS untuk didiskusikan dan dikerjakan.

Setelah selesai menyelesaikan LKS, siswa mempresentasikan hasil

kerja pada pertemuan pertama. Dengan demikian pembelajaran

diakhiri guru dengan membimbing siswa untuk membuat

kesimpulan berdasarkan materi yang telah diajarkan dan

dilanjutkan dengan melakukan tes individual.

c. Tahap Pengamatan

Pengamatan atau observasi dilakukan bersamaan dengan

pelaksanaan tindakan selama kegiatan pembelajaran. Objek

pengamatan adalah kegiatan siswa dan kegiatan guru, dalam hal ini

peneliti. Pengamatan dilakukan oleh peneliti dan guru mata

pelajaran IPS. Pengamatan dilakukan berdasarkan lembaran

observasi yang telah disiapkkan oleh peneliti. Adapun hasil

pengamatan terhadap siswa menunjukan hal sebagai berikut:

a. Minat siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS yang

dilakukan dengan media peta konsep rata-rata dikatakan baik.

Hal ini ditunjukan dengan semangat mereka dalam

menyelesaika LKS yang diberikan kepada setiap kelompok.

b. Sebagian perhatian siswa saat mengikuti pembelajaran masih

kurang. Hal ini terlihat pada saat peneliti memberikan

penjelasan, hanya sebagian kecil siswa memperhatikan,

sementara yang lain tidak memperhatikan.

39
c. Partisipasi siswa dalam kerja kelompok dikatakan baik. Hal

ini terlihat pada saat peneliti bertanya tentang materi mereka

menjawab dan saat diberikan tugas menyelesaikan LKS

mereka menyelesaikannya dengan cepat.

d. Kerja sama siswa di dalam kelompok dikatakan cukup karena

pada saat mengerjakan tugas yang diberikan, ada bebrapa

siswa yang saling membantu, ada yang ditugaskan untuk

menulis, ada juga yang duduk dan memperhatikan teman-

teman bekerja.

Selain pengamatan terhadap siswa, pada saat melakukan

pembelajaran, peneliti juga diamati oleh guru mata pelajaran. Hasil

pengamatan menunjukan hal-hal sebagai berikut:

a. Keterampilan guru pada saat membuka pelajaran sudah baik.

Hal ini terlihat dengan adanya apersepsi dan motivasi yang

diberikan guru sebagai batu loncatan untuk melaksanakan

pembelajaran.

b. Keterampilan menjelaskan materi pembelajaran dengan

media yang dipakai dalam pembelajaran sudah baik. Hal ini

terlihat pada saat kerja individual, hampir seluruh siswa

sudah mengerti tentang penjelasan guru sehingga mereka

mampu menyelesaikan LKS dengan cepat dan tepat.

40
c. Teknik pembagian dan pengelolaan kelompok masih kurang.

Hal ini terlihat pada saat siswa diminta mmasuk dalam

kelompok masing-masing kelas menjadi ribut.

d. Keterampilan bertanya dan memberi penguatan sudah baik.

e. Keterampilan menutup pelajaran, termasuk di dalamnya

kemampuan menyimpulkan materi dan melakukan evaluasi

sudah baik.

Pada akhir siklus pertama peneliti memberikan tes evaluasi

dengan tujuan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap

materi yang diajarkan dan tingkat keberhasilan media peta konsep.

Hasil tes akhir siklus pertama dapat dilihat pada tabe 4.3 berikut :

41
Tabel 4.3 Hasil Tes IPS
Siswa Kelas III SD Negeri 12 Tawiri Siklus I

No Nama Siswa Skor Perolehan Keterangan


1 Abdullah Mahulauw 60 Belum Tuntas
2 Afrza Ode Kadir 65 Tuntas
3 Anggun. N. Iswanto 55 Belum Tuntas
4 Aulia Kirena Evendi 85 Tuntas
5 Bayu Adhe Putra 75 Tuntas
6 Febriyanti Sardi 65 Tuntas
7 Fitri Puspita Dharmayan 50 Belum Tuntas
8 Fera Rahman 50 Belum Tuntas
9 Hijra. S. Aswanir 70 Tuntas
10 Ibrahim. R. Adytya 60 Belum Tuntas
11 Iren Anastasya 70 Tuntas
12 Muhammad. J. Kaisupi 70 Tuntas
13 Muhammad. R. Lajuma 50 Belum Tuntas
14 Muhammad Zaki 50 Belum Tuntas
15 Putra. A. P. Haris 45 Belum Tuntas
16 Rudin Latuconsina 70 Tuntas
17 Rahmahdani Safri 75 Tuntas
18 Sharil Syarif 60 Belum Tuntas
19 Yayah Ademan 50 Belum Tuntas
20 Elut Aurelia. A. Setiawan 60 Belum Tuntas
Nilai rata-rata : 61.75 Belum Tuntas

Dari table 4.3 di atas terlihat bahwa 9 (45%) siswa

memperoleh nilai 65 dikatakan tuntas, sedangkan 11 (55%) siswa

memperoleh nilai 65 dikatakan belum tuntas. Berdasarkan hasil

tes awal dan hasil tes akhir siklus pertama dapat dikatakan pula

bahwa penerapan media peta konsep berhasil. Hal ini terlihat dari 9

(45%) siswa telah mencapai KKM yang ditetapkan.

42
Tabel 4.4 Persentase Hasil Tes Akhir

Interval Nilai Frekuensi Persentase Klasifikasi Nilai Keterangan

90 100 0 0% Sangat baik Tuntas


80 89 1 5% Baik Tuntas
70 79 6 30% Sangat Cukup Tuntas
65 69 2 10% Cukup Tuntas
64 11 70% Gagal Belum tuntas

d. Tahap Refleksi

Refleksi dilakukan oleh guru, peneliti, dan teman sejawat

pada akhir pembelajaran kegiatan ini dilakukan sebagai upaya

untuk mengkaji segala hal yang terjadi pada tahap tindakan.

Refleksi ini digunakan sebagai bahan masukan dalam

menempatkan langkah selanjutnya, dalam penelitian tindakan kelas

ini. Refleksi pada siklus I akan dijadikan masukan dalam

pembelajaran siklus II.

Pada hasil kerja LKS dan tes akhir terlihat bahwa siswa

dalam kelompok kurang adanya kerja sama ini disebabkan karena

proses kegiatan belajar mengajar kebanyaakan diterapkan dengan

metode ceramah sehingga guru harus berusaha memberikan

penguatan-penguatan pada siswa agar Media Peta Konsep dapat

berjalan dengan baik.

Berdasarkan hasil tersebut maka akan dilakukan perbaikan

pada langkah-langkah pembelajaran IPS konsep sejarah uang pada

43
siklus berikutnya (siklus II) dengan tetap berpatokan pada Media

Peta Konsep

II. Hasil Penelitian Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Siklus II dilaksanakan pada tanggal 24 (senin) dan 26 (rabu)

Agustus 2015, dengan materi sejarah uang. Pada tahap ini telah dibuat

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP 03) sesuai dengan

memperhatikan skenario pembelajaran berdasarkan Media Peta Konsep,

menyusun lembar kerja siswa, menyusun alat evaluasi berupa soal-soal

tes, dan menyusun lembar observasi untuk guru dan siswa yang akan

digunakan pada saat pembelajaran serta menetapkan KKM yang ingin

dicapai, yakni 65. Peneliti juga membuat pembagian materi yang akan

diajarkan ke dalam dua siklus.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini dimulai dengan guru memeriksa kesiapan siswa,

mengecek kehadiran siswa, menyampaikan Standar Kompetensi,

Kompetensi Dasar, dan Indikator yang akan di capai dan dilanjutkan

dengan kegiatan inti. Pertama-tama, siswa dibagi secara berkelompok

(siswa dibagai dalam empat kelompok) tiap kelompok terdiri dari 5

orang. Kemudian guru merumuskan masalah untuk dipecahkan. Setelah

itu guru menjelaskan sejarah uang dan membagikan LKS untuk

didiskusikan dan dikerjakan. Setelah selesai menyelesaikan LKS, siswa

mempresentasikan hasil kerja pada pertemuan pertama. Dengan demikian

44
pembelajaran diakhiri guru dengan membimbing siswa untuk membuat

kesimpulan berdasarkan materi yang telah diajarkan dan dilanjutkan

dengan melakukan tes individual.

c. Tahap Pengamatan

Pengamatan atau observasi dilakukan bersamaan dengan

pelaksanaan tindakan selama kegiatan pembelajaran. Objek pengamatan

adalah kegiatan siswa dan kegiatan guru, dalam hal ini peneliti.

Pengamatan dilakukan oleh peneliti dan guru mata pelajaran IPS.

Pengamatan dilakukan berdasarkan lembaran observasi yang telah

disiapkkan oleh peneliti. Adapun hasil pengamatan terhadap siswa

menunjukan hal sebagai berikut :

a. Minat siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS yang dilakukan

dengan metode sosiodrama rata-rata dikatakan baik. Hal ini

ditunjukan dengan semangat mereka dalam menyelesaika LKS

yang diberikan kepada setiap kelompok.

b. Perhatian siswa saat mengikuti pembelajaran sudah baik. Hal ini

terlihat pada saat peneliti memberikan penjelasan, seluruh siswa

memperhatikan, dengan serius.

c. Partisipasi siswa dalam kerja kelompok rata-rata dikatakan baik.

Hal ini terlihat pada saat peneliti bertanya tentang materi mereka

menjawab dan saat diberikan tugas menyelesaikan LKS mereka

menyelesaikannya dengan cepat dan tertib.

45
d. Kerjasama siswa di dalamm kelompok dikatakan baik karena pada

saat mengerjakan tugas yang diberikan, ada bebrapa siswa yang

saling membantu, ada yang ditugaskan untuk menulis, ada juga

yang duduk dan memperhatikan teman-teman bekerja.

Selain pengematan terhadap siswa, pada saat melakukan

pembelajaran, peneliti juga diamati oleh guru mata pelajaran .hasil

pengamata menunjukan hal-hal sebagai berikut:

a. Keterampilan guru pada saat membuka pelajaran sudah baik. Hal

ini terlihat dengan adanya apresepsi dan motivasi yang diberikan

guru sebagai batu loncatan untuk melaksanakan pembelajaran.

b. Keterampilan menjelaskan materi pembelajaran dengan metodel

yang dipakai dalamm pembelajaran sudah baik. Hal ini terlihat

pada saat kerja kelompok maupun individual, sebagainn besar

siswa sudah mengerti tentang penjelasan guru sehingga mereka

mampu menyelesaika LKS dengan cepat dan tepat.

c. Teknik pembagian dan pengelolaan kelompok sudah baik. Hal ini

terlihat pada saat siswa diminta mmasuk dalam kelommpok

masing-masing kelas menjadi tenang dan teratur.

d. Keterampilan bertanya dan memberi penguatan sudah baik.

e. Keterampilan menutup pelajaran, termasuk di dalamnya

kemampuan menyimpulkan materi dan melakukan evaluasi sudah

baik.

46
Pada akhir siklus kedua peneliti memberikan tes secara individual

dengan tujuan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi

yang diajarkan dan tinngkat keberhasilan penerapa metode sosiodrama.

Hasil tes akhir siklus kedua dapat dilihat pada table 4.5 berikut :

Tabel 4.5 Hasil Tes IPS


Siswa Kelas III SD Negeri 12 Tawiri Siklus II

No Nama Siswa Skor Perolehan Keterangan


1 Abdullah Mahulauw 80 Tuntas
2 Afrza Ode Kadir 90 Tuntas
3 Anggun. N. Iswanto 80 Tuntas
4 Aulia Kirena Evendi 100 Tuntas
5 Bayu Adhe Putra 100 Tuntas
6 Febriyanti Sardi 90 Tuntas
7 Fitri Puspita Dharmayan 85 Tuntas
8 Fera Rahman 85 Tuntas
9 Hijra. S. Aswanir 95 Tuntas
10 Ibrahim. R. Adytya 85 Tuntas
11 Iren Anastasya 100 Tuntas
12 Muhammad. J. Kaisupi 100 Tuntas
13 Muhammad. R. Lajuma 85 Tuntas
14 Muhammad Zaki 85 Tuntas
15 Putra. A. P. Haris 80 Tuntas
16 Rudin Latuconsina 90 Tuntas
17 Rahmahdani Safri 95 Tuntas
18 Sharil Syarif 90 Tuntas
19 Yayah Ademan 80 Tuntas
20 Elut Aurelia. A. Setiawan 90 Tuntas
Nilai rata-rata 89,25 Tuntas

Dari table 4.5 di atas terlihat bahwa 20 (100%) siswa memperoleh

nilai 65 dan dikatakan tuntas, karena semua siswa sudah mencapai

47
KKM yang ditentukan sehingga tidak perlu dilanjutkan lagi ke siklus

berikutnya. Berdasarkan hasil tes akhir siklus kedua dapat dikatakan pula

bahwa penerapan media peta konsep berhasil.Hal ini terlihat dari 20

(100%) siswa telah mencapai KKM yang ditetapkan.

Tabel 4.6 Persentase Hasil Tes Siklus II

Interval Nilai Frekuensi Persentase Klasifikasi nilai Keterangan

90 100 11 55% Sangat baik Tuntas


80 89 9 45% Baik Tuntas
70 79 - 0% Sangat Cukup Tuntas
65 69 - 0% Cukup Tuntas
64 - 0% Gagal Belum tuntas

d. Tahap Refleksi.

Setelah selesai melakukan tindakan pada siklus kedua, peneliti

bersama-sama dengan guru mata pelajaran melakukan refleksi. Dari hasil

refleksi tersebut diperoleh temuan-temuan sebagai berikut :

1. Guru sudah mampu melaksanakan pembelajaran dengan baik

sehingga terlihat adanya peningkatan hasil belajar.

2. Guru sudah mampu melakukan pengelolaan kelas dengan baik

sehingga pada saat pelaksanaan pembelajaran suasana kelas

menjadi tenang.

3. Guru sudah mampu memberikan bimbingan, baik kepada individu

maupun kelompok sehingga semua siswa merasa diperhatikan.

48
Sesuai hasil yang diperoleh, maka diputuskan untuk pelaksanaan

tindakan tidak dilanjutkan lagi pada siklus berikutnya. Dan berdasarkan

data yang dikumpulkan melalui tes hasil belajar siswa pada materi

pembelajaran IPS materi sekitar proklamasi kemerdekaan mulai dari tes

awal, tes akhir siklus I, sampai pada tes akhhir siklus II setelah dianalisis

dapat dipresentasikan melalui table-tabel berikut :

C. Pembahasan

Bertolak dari deskripsi hasil-hasil penelitian yang terdiri dari hasil belajar

siswa pada tes awal, tes akhir siklus I, dan tes akhir siklus II, terlihat bahwa terjadi

peningkatan hasil belajar. Dari hasil tes awal yang dijadikan sebagai acuan untuk

mengetahui kemampuan siswa memahami materi, diketahui bahwa hanya ada 2

siswa atau 10% siswa yang memperoleh nilai 65, sedangkan 18 siswa atau 90%

siswa memperoleh nilai 75. Hal ini disebabkan karena peneliti mengajarkan materi

hanya dengan metode ceramah dan dilanjutkan dengan latihan sehingga sebagian

besar siswa belum dapat menguasai materi yang diajarkan. Pada siklus I, peneliti

mulai melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan media peta konsep dan hasil

tes akhir yang diperoleh adalah 9 siswa atau 45% siswa memperoleh nilai 65

sedangkan 11 siswa atau 55% memperoleh nilai 65. Hal ini menunjukan bahwa

telah terjadi peningkatan hasil belajar yang cukup tinggi pada siklus I bila

dibandingkan dengan hasil tes awal. Meskipun dari hasil tes akhir siklus I sudah

terlihat bahwa terdapat peningkatan hasil belajar, tetapi karena masih ada hal-hal

yang perlu diperbaiki oleh peneliti dan untuk mencapai ketuntasan klasikal 100%,

maka pelaksanaan tindakan dilanjtkan ke siklus II. Dari hasil tes akhir siklus II

49
diketahui bahwa 20 siswa atau 100% siswa memperoleh nilai 65. Hal ini

menunjukan bahwa telah terjadi peningkatan hasil belajar yang sangat tinggi mulai

dari tes awal terdapat 2 (10%) siswa yang mencapai KKM, meningkat pada siklus I

yaitu 9 (45%) siswa dan lebih meningkat lagi pada siklus II, yaitu 20 (100%) telah

mencapai KKM yang ditetapkan sehingga pembelajaran dikatakan tuntas.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terlihat bahwa hasil tes yang

diperoleh siswa mengalami peningkatan, yaitu pada siklus I hasil tes siswa

mengalami peninngkatan sebesar 35% dari hasil tes awal, yakni 10% menjadi 45%.

Sedangkan pada siklus II hasil tes siswa mengalami peningkatan sebesar 55% dari

hasil tes akhir siklus I, yakni dari 45% menjadi 100%.

Selain hasil, belajar siswa, hasil observasi dan hasil wawancara juga

menunjukan bahwa pada umumnya siswa, dan guru sangat tertari dengan

pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan media peta konsep. Alasannya

adalah pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan media peta konsep

membuat siswa dan guru merasa nyaman dalam pembelajaran dan membuat siswa

dengan mudah memahami materi.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

penggunaan media peta konsep dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada

materi pembelajaran IPS di kelas III SD Negeri 12 Tawiri Ambon dikatakan berhasil.

50
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis terhadap data hasil penelitian tindakan kelas ini,

dapat di simpulkan bahwa penerapan pembelajaran melalui media peta konsep

dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sejarah uang di Kelas III

SD Negeri 12 Tawiri Ambon. Peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran

IPS ini terlihat dari hal-hal sebagai berikut : Hasil tes siswa mengalami

peningkatan pada setiap tes dilakukan. Mulai dari 10% meningkat menjadi

45% dan akhirnya meningkat lagi menjadi 100%, dan jumlah siswa yang

mencapai KKM melampaui kriteria yang di tetapkan 65%. Pada tes awal

menunjukan 2 (10%) siswa memperoleh nilai 65, sedangakan 18 (90%)

memperoleh nilai 65, pada siklus I mulai meningkat 9 (45%) siswa

memperoleh nilai 65, sedangakan 11 (55%) memperoleh nilai 65 dan pada

siklus II lebih meningkat 20 (100%) telah mencapai KKM yang ditetapkan

sehingga pembelajaran dikatakan tuntas atau sangat baik.

Hal ini terlihat dari tingginya antusias siswa dalam mengerjakan

lembaran kerja siswa, dan soal-soal latihan yang di berikan guru. Kerja sama

siswa dalam kelompok sangat jelas terlihat. Mereka sangat kompak dan dapat

menyelesaikan tugas tepat waktu sehingga dapat dikatakan bahwa penerapan

pembelajaran IPS dengan Media Peta Konsep dapat menciptakan suasana

pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan.

51
B. Saran

Melalui hasil Penelitian Tindakan kelas ini, peneliti ingin menyarankan

beberapa hal, antara lain :

1. Agar pembelajaran IPS itu bervariasi hendaknya guru melaksanakan

pembelajaran dengan menggunakan media yang sesuai dengan matei

yang akan diajarkan sehingga hasil pembelajaran dapat lebih maksimal.

2. Agar kegiatan pembelajaran dapat berhasil dengan baik, maka seorang

guru hendaknya selalu aktif, kreatif dan inovatif dalam menentukan

model, media atau metode pembelajaran serta melibatkan siswa dalam

kegitan-kegiatan pembelajaran yang menyenangkan.

3. Mengingat Penelitian Tindakan Kelas ini hanya dua siklus dan validitas

instrument penelitiannya masih kurang, maka kepada peneliti lain yang

akan meneliti penerapan pembelajaran koperatif dengan menggunakan

media peta konsep dalam pembelajaran IPS di harapkan dapat lebih di

tingkatkan kualitasnya, baik frekuensi maupun instrument penelitiannya.

52
DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2015. Pengertian Uang, Sejarah, Fungsi, Syarat, Jenis, dan Teorinya.
Tersedia. http://uangindonesia.com/tentang-uang-pengertian-sejarah-
fungsi-syarat-jenis-dan-teorinya/. (Diakses 29 Maret 2015).

Arsyad, 2007, Media Pembelajaran. Rajawali Press. Jakarta.

Arikunto Suharsimi (2003). Penelitian Tindakan Kelas.


Yogyakarta: Aditya Media.

Buku IPS Terpadu kelas III. Penerbit Erlangga. Jakarta :


Tim Bina Karya Guru.

Cahoyono Didik. 2012. Peta Konsep. Tersedia.


https://areknerut.wordpress.com/2012/12/17/peta-konsep/. (Diakses 29
Maret 2015).

Depniknas (2007) Metode Pembelajaran IPS Terpadu. Jakarta :


Depertemen Pendidikan.

Dimyati dan Mudjiano, 2002, Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta

Faturahman dan Sutikno, 2007. Strategi Belajar Mengajar. Refika Aditama,


Bandung.

Hamlik 1994. Media Pendidikan. Bandung : Citra Aditya Bakti.

Hasbullah. 1997. Dasar_dasar Ilmu pendidikan.Edisi revisi. Raja Walipers.


Jakarta.

Nita. 2010. Materi IPS Untuk KELAS 3 SD UANG. Tersedia.


http://sudarnitapasaribu.blogspot.co.id/p/materi-ips-untuk-kelas-3-sd-
uang.html (di akses 29 Maret 2015).

Sanjaya, Sailendra Srihadi. 2008. Peningkatan Prestasi Belajar Kapita Selekta


Fisika Sekolah dengan Menggunakan Peta Konsep dan Pemecahan
Masalah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Malang Semester Gasal Tahun Akademik 2007/2008.
Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang.

Sardiman. A.M., 2001, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Raja


Grafindo Persada, Jakarta.
Sudjana, Nana. 1991. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja
Rosdakarya Bandung:

Silvester Petrus Taneo, dkk (2009) Kajian IPS di SD. Depdiknas Jakarta.

Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka


Cipta. Jakarta.
Lampiran : 1a
SILABUS PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SD Negeri 12 Tawiri Ambon


Tema : Kegiatan
Kelas / Semester : III / II
Standar Kompetensi : IPS : 2 Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang.
Matematika : 5 Menghitung keliling, luas persegi dan persegi panjang, serta penggunaannya dalam
pemecahan masalah.
IPA : 6 Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca dan pengaruhnya bagi manusia, serta
hubungannya dengan cara manusia memelihara dan melestarikan alam.

Materi Penilaian
Kompetensi Indikator Pencapaian Alokasi
Pkokok/ Bentuk Sumber Belajar
Dasar Kompetensi Teknik Contoh Instrumen Waktu
Pembelajaran Instrumen
2.4 Mengenal Uang - Siswa dapat Tes Pilihan 1. Pertukaran dengan cara 1 x 35 Buku Ilmu
sejarah uang. menjelaskan Tulis Ganda barter pada masyarakat Menit Pengetahuan
tentang sejarah Dan primitif dilakukan Sosial Kelas
uang dengan dengan cara. III SD,
Uraian
percaya diri. a. Penyerahan surat Penerbit
- Siswa dapat berharga. Erlangga hal.
menjelaskan b. Barang dengan 141-156.
tentang fungsi uang barang. Buku
dengan percaya c. Barang dengan Matematika
diri. uang. untuk Kelas
d. Uang dengan III SD, Buku
- Siswa dapat
mengidentifikasi barang. Ilmu
jenis-jenis uang 2. Barter adalah cara tukar- Pengetahuan
dengan cermat dan menukar barang Alam untuk
teliti. dengan Kelas III SD.
- Siswa dapat 3. Uang kartal ada dua Buku lain
mengidentifikasi jenis, yaitu . . . . . .dan . . yang relevan.
nilaiuang dengan .... Lembaran
cermat dan teliti. Kerja Siswa
(LKS).
5.2 Menghitun Luas - Siswa dapat Karton
g luas Persegi dan 4. Sebuah persegi panjang
menghitung manila,
persegi Persegi mempunyai panjang 13
keliling bagun Gambar uang
dan Panjang. cm dan lebar 10 cm.
datar persegi dan alat
persegi Keliling persegi
panjang dengan pembayaran
panjang. panajang tersebut adalah
cermat dan teliti. selain uang.

a. 23 cm .
b. 46 cm.
c. 64 cm.
d. 130 cm.
6.4 Mengident - Mengetahui
Sumber berbagai jenis 5. Salah satu fungsi
ifikasi cara tumbuhan bagi makhluk
Daya Alam sumber daya alam
manusia hidup adalah
dan dan kegunaannya
dalam menyediakan
Linkungann secara benar dan
memelihar ya a. Makanan dan
a dan teliti.
oksigen.
melestarik b. Karbon dioksida
an alam di dan oksigen.
lingkunga c. Makanan dan
n sekitar. karbon dioksida.
d. Tanah dan
makanan.
Ambon ....., ...................., 2015

Peneliti
Guru Kelas III

( Ais J. Rumatora) ( Ny. Samsia R Bahy, S.Pd )


NIM : 2010 48 - 279 NIP : 198005312008012018

Mengetahui,
KepalaSekolah

( Ny. C. Saleky, S.Pd )


NIP : 1960022719820222003
Lampiran : 2a

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


(RPP)
SIKLUS I dan II

Sekolah : SD Negeri 12 Tawiri Ambon


Tema : Kegiatan
Kelas / Semester : III / Genap
Alokasi Waktu : 1 x 35 Menit

A. Standar Kompetensi :
1. IPS 2. Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan
uang.

2. Matematika 5. Menghitung keliling, luas persegi dan persegi


panjang, serta penggunaannya dalam
pemecahan masalah.

3. IPA 6. Memahami kenampakan permukaan bumi,


cuaca dan pengaruhnya bagi manusia, serta
hubungannya dengan cara manusia
memelihara dan melestarikan alam.
B. Kompetensi Dasar :
1. IPS 2.4 Mengenal sejarah uang.

2. Matematika 5.2 Menghitung luas persegi dan persegi


panjang.
3. IPA
6.4 Mengidentifikasi cara manusia dalam
memelihara dan melestarikan alam di
lingkungan sekitar.
C. Tujuan Pembelajaran :
1. Menjelaskan sejarah uang.
1. IPS
2. Menjelaskan jenis-jenis uang yang beredar di
masyarakat.
3. Mengetahui berbagai jenis alat pembayaran
selain uang.
2. Matematika 4. Mampu menghitung keliling bangunan datar
persegi dan persegi panjang.
3. IPA 5. Mengetahui berbagai jenis sumber daya alam
dan kegunaannya.
D. Materi Pelajaran
1. IPS : Uang.
2. Matematika : Luas Persegi dan Persegi Panjang.
3. IPA : Sumber Daya Alam dan Lingkungannya.
E. Model / Metode
I. Model : Peta Konsep.
II. Metode : Ceramah, Diskusi dan Penugasan
F. Langkah-Langkah Pembelajaran

Tahapan Kegiatan Pembelajaran


Waktu
Kegiatan Guru Siswa
Kegiatan a. Guru memberikan salam. Siswa menjawab 5 Menit
awal salam guru
b. Guru mengambilabsen. Siswa menjawab
kehadiran, tidak.

c. Guru membagi siswa dalam 4 Siswa bergabung


kelompok, masing-masing dengan anggota
kelompok beranggotakan 5 kelompok.
siswa.
Apersepsi
Anak-anak pernahkah anak- Siswa menjawab
anak melihat uang? pertanyaan.
Keguanaan dari uang untuk Siswa menjawab
apa anak-anak? pertanyaan.
Kita akan belajar Mata
Pelajaran IPS dengan Tema
Kegiatan.
Kegiatan d. Guru menyampaikan tujuan Siswa menyimak dan 25 Menit
Inti pembelajaran dan mencatat apa yang
memotivasikan siswa. disampaikan oleh
guru.

e. Guru menjelaskan materi Siswa mendengarkan


sejarah uang. penjelasan guru.
f. Guru menjelaskan fungsi Siswa mendengarkan
uang. penjelasan guru.
g. Guru menjelaskan jenis-jenis Siswa mendengarkan
uang. penjelasan guru.
h. Guru menjelaskan alat Siswa mendengarkan
pembayaran selain uang. penjelasan guru.
i. Guru menjelaskan rumus Siswa mendengarkan
menentukan keliling persegi penjelasan guru.
panjang secara logis.
j. Guru menjelaskan jenis-jenis Siswa mendengarkan
sumber daya alam dan penjelasan guru.
pemanfatanya.

Dengan menggunakan media


peta konsep sebagai media
pembelajaran.
k. Guru memberikan Siswa bertanya jika
kesempatan kepada siswa ada yang
untuk bertanya tentang hal- tidakdimengerti.
hal yang belum dimengerti
dan guru memberikan
tangapan.
l. Guru membagi LKS yang
Siswa dapat
berbentuk peta konsep kepada menghitung keliling
siswa untuk melakukan bagun datar persegi
diskusi kelompok. panjang dengan
cermat dan teliti.
m.Guru membimbing siswa
Siswa melakukan
dalam diskusi kelompok.
diskusi kelompok.
n. Guru mengumpulkan LKS
siswa. Siswa mengumpulkan
LKS.
Kegiatan o. Mengarahkan siswa untuk Mambuat 5 Menit
akhir membuat kesimpulan. kesimpulan dengan
dibimbing oleh guru.
p. Membuat kesimpulan Mencatat kesimpulan
Mencatat untuk
dikerjakan dirumah..
q. Memberikan tugas rumah
r. Menyampaikan salam Siswa menjawab
salam guru.
G. Alat dan Sumber
Alat : Karton manila, Gambar uang kertas, uang logam, kartu debit dan
kredit.
Sumber: Buku IPS Kelas III, Buku Matematika untuk Kelas III SD, Buku
Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas III SD, Penerbit Erlangga dan
Bukulain yang relevan.
H. Penilaian
Teknik : Tes
Bentuk : Uraian

Ambon, ., .. 2015

Peneliti Guru Kelas III

( Ais J. Rumatora) ( Ny. Samsia R Bahy, S.Pd )


NIM : 2010 48 - 279 NIP : 198005312008012018

Mengetahui,
KepalaSekolah

( Ny. C. Saleky, S.Pd )


NIP : 1960022719820222003
Lampiran : 3a

Soal Tes

Nama :.

Kelas :

Hari/Taggal :

I. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c dan d di depan jawaban yang
paling tepat!

1. Pertukaran dengan cara barter pada masyarakat primitif dilakukan dengan cara.
a. Penyerahan surat berharga. c. Barang dengan uang.
b. Barang dengan barang. d. Uang dengan barang.

2. Setelah barter ditinggalkan, manusia menciptak . . . .


a. Uang koin. c. Uang emas.
b. Uang Logam. d. Uang barang.

3. Bangsa yang pertama kali menciptakan uang koin adalah . . . .


a. Bangsa Lydia. c. Bangsa Cina.
b. Bangsa Romawi. d. Bangsa Indian.

4. Salah satu syarat menjadi mata uang adalah . . . .


a. Bentuknya harus bagus.
b. Bahannya terbuat dari kertas atau logam.
c. Bahannya harus tahan lama.
d. Bahannya harus mengandung emas.
5. Alat pembayaran selain uang pada masa kini adalah . . . .
a. Kartu asuransi. c. KTP.
b. Kertas. d. Kartu kredit.

. . . . Selamat Bekerja . . . .
6. Jika terlambat membayar tagihan kartu kredit, akan dikenai . . . .
a. Denda. c. Potong harga.
b. Hadia. d. Iuran.

7. Pada zaman dahulu, koin diberi stempel raja. Tujuannya adalah . . . .


a. Agar orang mengenal siapa rajanya.
b. Agar raja dihormati rakyatnya.
c. Agar uang tersebut terkenal.
d. Agar uang tersebut diyakini keasliannya.

8. Mata Uang Indonesia adalah .


a. Rupiah. c. Euro.
b. Dolar. d. Dinar.

9. Sebuah persegi panjang mempunyai panjang 13 cm dan lebar 10 cm. Keliling


persegi panajang tersebut adalah
a. 23 cm. c. 64 cm.
b. 46 cm. d. 130 cm.

10. Salah satu fungsi tumbuhan bagi makhluk hidup adalah menyediakan
a. Makanan dan oksigen. c. Makanan dan karbon dioksida.
b. Karbon dioksida dan oksigen. d. Tanah dan makanan.

II. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!

1. Barter adalah cara tukar-menukar barang dengan . . . .

2. Bangsa yang pertama kali menciptakan uang koin adalah . . . .

3. Uang logam berbentuk . . . .

4. Uang kartal ada dua jenis, yaitu . . . . . .dan . . . . . .

5. Wesel pos, cek, dan giro termasuk uang . . . .

. . . . Selamat Bekerja . . . .
Lampiran : 4a
Lembaran Kerja Siswa (LKS)
SIKLUS I dan SIKLUS II

Nama Sekolah : SD Negeri 12 Tawiri Ambon


Mata Pelajaran : Ilmu Pendidikan Sosiologi (IPS)
Kelas / Semester : III / II

1.
1 Alat pembayaran selain uang
2.

1.
2 Bentuk uang kartal
2.

1.
3 Sebutkan 2 contoh uang giral
2.

1.

Penebangan hutan
4 sembarangan 2.
mengakibatkan?
3.

Sebuah persegi panjang


5 mempunyai, panjang 20 cm, 1.
lebar, 10 cm, keliling cm?

. . . . Selamat Bekerja . . . .
Lampiran : 5a
PEMARKAHAN PENYELESAIAN SOAL TES

I. PILIHAN GANDA (PG).

No Bobot Soal Penyelesaian Soal Markah


1. Pertukaran dengan cara barter pada masyarakat primitif dilakukan dengan
cara.
1 5 a. Penyerahan surat berharga. c. Barang dengan uang. a Penyerahan Surat berharga 5
b. Barang dengan barang. d. Uang dengan barang.

2. Setelah barter ditinggalkan, manusia menciptak . . . .

2 5 a. Uang koin. c. Uang emas. c Uang emas 5


b. Uang Logam. d. Uang barang.

3. Bangsa yang pertama kali menciptakan uang koin adalah . . . .


a. Bangsa Lydia. c. Bangsa Cina.
3 5 a Bangsa Lydia 5
b. Bangsa Romawi. d. Bangsa Indian.

4. Salah satu syarat menjadi mata uang adalah . . . .


a. Bentuknya harus bagus c. Bahannya harus tahan lama.
4 b. Bahannya terbuat dari kertas d. Bahannya harus mengandung c Bahan harus tahan lama 5
5
atau logam. emas.
5. Alat pembayaran selain uang pada masa kini adalah . . . .
5 a. Kartu asuransi. c. KTP.
5 d Karrtu kredit 5
b. Kertas. d. Kartu kredit.
6. Jika terlambat membayar tagihan kartu kredit, akan dikenai . . . .

6 5 a. Denda. c. Potong harga. a Denda 5


b. Hadia. d. Iuran.
7. Pada zaman dahulu, koin diberi stempel raja. Tujuannya adalah . . . .
a. Agar orang mengenal siapa c. Agar uang tersebut terkenal.
d Agar uang tersebut
7 5 5
rajanya. d. Agar uang tersebut diyakini diyakini keasliannya
b. Agar raja dihormati rakyatnya. keasliannya.
8. Mata Uang Indonesia adalah .
a. Rupiah. c. Euro.
8 5 a Rupiah 5
b. Dolar. d. Dinar.

9. Sebuah persegi panjang mempunyai panjang 13 cm dan lebar 10 cm.


Keliling persegi panajang tersebut adalah
9 5 d 130 cm 5
a. 23 cm. c. 64 cm.
b. 46 cm. d. 130 cm.

10. Salah satu fungsi tumbuhan bagi makhluk hidup adalah menyediakan

10 5 a. Makanan dan oksigen. c. Makanan dan karbon dioksida. d Tanah dan makanan 5
b. Karbon dioksida dan oksigen. d. Tanah dan makanan.

50 50
II. Essay

No Bobot Soal Penyelesaian Soal Markah

1 10 1. Barter adalah cara tukar-menukar barang dengan . . . . Barang 10

2 10 2. Bangsa yang pertama kali menciptakan uang koin adalah . . . . Bangsa Lydia 10

3 10 3. Uang logam berbentuk . . . Bulat 10

4 10 4. Uang kartal ada dua jenis, yaitu . . . . . .dan . . . . . . Uang Kartal dan Uang Giral 10

5 10 5. Wesel pos, cek, dan giro termasuk uang . . . Uang Giral 10

50 50

Skor Maksimum : 100

=
Lampiran : 6a

PEMARKAHAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS)


SIKLUS I DAN II

No Bobot Soal Penyelesaian Soal Markah

1. Kartu kredit
1 20 Alat pembayaran selain uang 20
2. Kartu debit
1. Uang kertas
2 20 Bentuk uang kartal 20
2. Uang logam
1. Cek
2. Giro
3 20 Sebutkan 2 contoh uang giral 3. Deposito 20
4. Wesel
5. Polis
1. Longsor
Penebangan hutan
4 30 2. Banjir 30
sembarangan mengakibatkan?
3. Gunung meletus
Sebuah persegi panjang
5 10 mempunyai, panjang 20 cm, 1. Keliling : 200 cm 10
lebar, 10 cm, keliling cm?
100 100

Skor Maksimum : 100

=
Lampiran : 7a

Lembaran Observasi Guru Siklus I

No Kegiatan guru Ya Tidak

1 Pendahuluan

a. Menyampaikan salam
b. Menenangkan kelas
c. Menyampaikan apersepsi
d. Menulis topic pembelajaran

Kegiataninti
a. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
b. Mengkondisikan kelas
c. Menyampaikan materi pelajaran
secara sitematis

d. Menyampaikan pertanyan-
pertanyan untuk dikerjakan
secaraind ividu
e. Memberikan kesempatan kepada
siswa untuk merenung dan
menjawab pertanyan secara
individu
f. Mengkoordinir siswa kedalam
kelompok
g. Membimbing aktifitas siswa dalam
kelompok
h. Memberikan kesempatan kepada
kelompok untuk mebacakan
hasilkerjanya
i. Guru memberikan klarifikasi.

Penutup

a. Mengadakan evaluasi
b. Memberikan penugasan
Observer

Ais J Rumatora
Lampiran : 7b

Lembaran Observasi Guru Siklus II

No Kegiatan guru Ya Tidak

1 Pendahuluan

a. Menyampaikan salam
b. Menenangkan kelas
c. Menyampaikan apersepsi
d. Menulis topic pembelajaran

Kegiatan inti
a. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
b. Mengkondisikan kelas
c. Menyampaikan materi pelajaran
secara sitematis
d. Menyampaikan pertanyan-
pertanyan untuk dikerjakan secara

individu

e. Memberikan kesempatan kepada
siswa untuk merenung dan
menjawab pertanyan secara
individu
f. Mengkoordinir siswa kedalam
kelompok
g. Membimbing aktifitas siswa dalam
kelompok
h. Memberikan kesempatan kepada
kelompok untuk mebacakan hasil
kerjanya
i. Guru memberikan klarifikasi.

Penutup

e. Mengadakan evaluasi
f. Memberikan penugasan
Observer

Ais J Rumatora
Lampiran : 8a

Lembaran Observasi Siswa Siklus I

No Kegiatan siswa Ya Tidak

1. Pendahuluan

a. Membalas salam guru


b. Menanggapi aperepsi

2. Kegiatan inti
a. Perhatian siswa ketika menerima
pelajaran dari guru
b. Menyampaikan pendapat
c. Ketulusan siswa dalam
mengerjakan pertanyan secara
individu
d. Mengali informasi selama proses

pembelajaran
e. Keaktifan siswa dalam kelompok
f. Membacakan hasil kerja kelompok
g. Bersama guru menyimpulkan
materi pelajaran

3 Penutup

a. Megikuti evaluasi
b. Mencatatat tugas yang diberikan
oleh guru

Observer

Ais J Rumatora
Lampiran : 8b

Lembaran Observasi Siswa Siklus II

No Kegiatan siswa Ya Tidak

1. Pendahuluan

a. Membalas salam guru


b. Menanggapi aperepsi

2. Kegiatan inti
a. Perhatian siswa ketika menerima
pelajaran dari guru
b. Menyampaikan pendapat
c. Ketulusan siswa dalam mengerjakan
pertanyan secara individu
d. Mengali informasi selama proses
pembelajaran
e. Keaktifan siswa dalam kelompok
f. Membacakan hasil kerja kelompok

g. Bersama guru menyimpulkan materi
pelajaran

3 Penutup

a. Megikuti evaluasi
b. Mencatatat tugas yang diberikan oleh
guru

Observer

Ais J Rumatora
Lampiran : 9a

DOKUMENTASI

Menempelkan gambar
Guru lagi mengajar
Siswa membagi kelompok dan mengerjakan soal yang di berikan dari guru
Siswa lagi mengajarkan tugas kelompok
Siswa mempresentasikan tugas kelompok
D. Peta Konsep
TEMA
KEGIATAN

Fungsi Uang Sebuah persegi Penebangan Alat Pembayaran Sebuah persegi Penebangan
panjangmempu hutan Selain Uang panjangmempu hutan
Uang nyai, panjang 20 sembarangan nyai, panjang 20 sembarangan
1. Sebagai alat cm, lebar, 10cm, mengakibatkan? cm, lebar, 11cm, mengakibatkan?
tukar yang kelilingcm? kelilingcm?
resmi dan sah
1. Longsor
2. Sebagai alat 1. Longsor 1. Kartu kredit
Keliling : Keliling : 2. Banjir
pembayaran. 2. Banjir 2. Kartu Debit 3. Gunung
3. Sebagai Ciri 200 cm 3. Gunung 220 cm meletus
atau Identitas meletus
Negara.

Bentuk Uang Sebuah persegi Penebangan Contoh Uang Sebuah persegi Penebangan
Kartal panjangmempu hutan Giral panjangmempu hutan
nyai, panjang 10 sembarangan nyai, panjang 20 sembarangan
cm, lebar, 5cm, mengakibatkan? cm, lebar, 5cm, mengakibatkan?
kelilingcm? 1. Cek kelilingcm?
2. Giro
1. Uang Kertas 1. Longsor 1. Longsor
Keliling : 2. Banjir 3. Deposito 2. Banjir
2. Uang logam Keliling :
3. Gunung 4. Wesel 3. Gunung
50 cm meletus 100 cm meletus
5. Polis

Gambar 1. Peta Konsep Uang


(Didik Cahayono 2012 : 5)

Anda mungkin juga menyukai