Anda di halaman 1dari 80

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA POSTER IKON TERHADAP

PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA


(Studi Kasus SMPN 142 Jakarta Barat Kelas VIII)

Oleh :
Faruk Iskandar
198017014423

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H / 2009
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul : “ Pengaruh Penggunaan Media Poster Ikon


Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa (Studi Kasus SMPN 142
Jakarta Barat Kelas VII) Telah diujikan dalam sidiang Munaqasah dan
diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, pada tanggal … Januari 2009. Skripsi ini telah diterima
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada
bidang Pendidikan Matematika.

Jakarta, 5 Januari 2009

Panitia Ujian Munaqasah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan ) Tanggal Tanda Tangan


Maifalinda Fatra, M.Pd
NIP : 150 277 129 ……….. …………………
Sekretaris (Sekretaris Jurusan )
Otong Suhyanto, M.Si
NIP : 150 293 239 ……….. …………………
Penguji I
Maifalinda Fatra, M. Pd
NIP : 150 277 129 ……….. …………………
Penguji II
Mukhlisrarini, M.Pd
NIP : 150 293 220 ……….. …………………

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Prof. Dr. Dede Rosyada, MA


NIP : 150 231 356
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya Yang bertanda tangan di bawah ini ;

Nama : Faruk Iskandar


Tempat Tanggal Lahir : Jakarta 21 Agustus 1979
NIM : 19981714423
Jurusan : Pendidikan Matematika
Judul Skripsi : "Pengaruh Penggunaan Media Poster Ikon
terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa (Studi Kasus SMPN 142 Jakarta
Barat Kelas VIII)
Dosen Pembimbing : 1. Drs. H. M. Ali Hamzah, M.PEP

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil
karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya
tulis.
Pernyataan ini di buat sebagai salah satu syarat menempuh ujian Munaqasah.

Jakarta, Desember
2008

Faruk Iskandar
NIM :
1981714423
ABSTRAKSI

Faruk Iskandar, "Pengaruh Penggunaan Media Poster Ikon Terhadap


Prestasi Belajar Matematika Siswa (Studi Kasus SMPN 142 Jakarta Barat
Kelas VIII), Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tujuan penelitian ini adalah peneliti ingin mengamati terhadap
keefektifitasan media poster ikon didapat adanya perbedaan prestasi belajar siswa
antara yang menggunakan media poster dengan yang tidak menggunakan media
poster ikon, kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan media poster ikon
mempunyai rata-rata 5,383 dan kelompok siswa yang diajar dengan tanpa
menggunakan media poster ikon hanya memperoleh rata-rata 4,633, dan dari
penghitungan ternyata dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan alat bantu
media poster ikon mempunyai pengaruh yang cukup signifikan terhadap
peningkatan prestasi belajar matematika siswa. Dengan demikian pembelajaran
dengan metode poster ikon berpengaruh terhadap hasil belajar.
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. Tuhan semesta alam, berkat
rahmat, taufik dan inayah-Nyalah, skripsi ini dapat terselesaikan. Salawat serta
salam semoga tetap terlimpah kepada sayyid al-anbiya’ wa-al mursalin Rasulullah
SAW., beserta keluarganya, sahabatnya dan kepada seluruh umat Islam di seluruh
alam.
Karya tulis yang sederhana ini merupakan skripsi yang diajukan kepada
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan Islam.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan, walaupun waktu, tenaga, dan
pikiran telah diperjuangkan dengan segala keterbatasan kemampuan yang penulis
miliki, demi terselesainya skripsi ini agar bermanfaat bagi penulis dan bagi
pembaca umumnya.
Selama penyusunan skripsi ini dan selama penulis belajar di Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Matematika, penulis banyak
mendapatkan bantuan, motivasi, serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta para
pembantu dekan.
2. Ibu Maifalinda Fatra, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Otong Suhyanto, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan
Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dosen Pembimbing skripsi, Drs. Ali Hamzah, terima kasih atas waktu,
saran, petunjuk, tenaga dan ilmu pengetahuan serta kesabaran dalam
membimbing dan mengarahkan penulis menyusun skripsi.
5. Bapak Ibu dosen yang tiada dapat penulis sebutkan satu persatu yang
telah memberikan ilmunya selama penulis mengikuti perkuliahan, semoga
ilmu yang diberikan bermanfaat dan dapat menjadi penerang serta
petunjuk bagi penulis dalam menerangi dunia ini.
6. Yang terkasih dan tersayang H. Darsa dan Ibu Hj. Sofanah yang selalu
mengiringi langkah ananda dengan do’a. Pada awalnya penulis merasa
pesimis untuk dapat menyelesaikan skripsi dan meraih gelar sarjana di
tahun ini, namun dengan dorongannya lah yang membuka pikiran penulis
untuk menyelesaikan skripsi ini. Semoga kelak ananda mencapai cita-cita
dan keinginan yang Abi dan Ibu harapkan.
7. Yang penulis paling cintai dan sayangi Maria Ulfa, sebagai seorang istri
selalu penuh kesabaran mengingatkan penulis untuk segera melakukan
revisi, sehingga penulis dapat mengikuti sidang munaqosah yang kedua
dan berhasil memperoleh ijazah. Terima kasih atas kasih sayang yang telah
diberikan.
8. Ucapan terima kasih tak terhingga kepada Jainudin dan Adie wicaksono
dan kawan-kawan jurusan Pendidikan Matematika angkatan 1998, serta
adik - adik jurusan yang selalu menanyakan kapan selesai skripsi ini dan
memberikan perhatian dan do’a yang telah memberikan semangat kepada
penulis.
Kepada semuanya penulis ucapkan tak terhingga, semoga Allah SWT.
Membalas kebaikan yang mereka berikan. Apabila penulis ; kekurangan, serta
kekhilafan mohon dimaafkan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari
sistematika, bahasa maupun dari segi materi. Atas dasar ini, komentar, saran,
dan kritik, dari pembaca sangat diharapkan. Semoga skripsi ini dapat
membuka cakrawala yang lebih luas bagi pembaca sekalian dan semoga
bermanfaat untuk kita semua. Amin….
Jakarta, Januari 2009

Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI ……………………………………………………………….. i
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ……………………………. ii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………... iii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. iv
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………. vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Pemilihan Pokok Masalah ..................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .................................... 9
1.Pembatasan masalah ........................................................ 9
2.Perumusan Masalah ........................................................ 10
C. Metode Pembahasan ............................................................. 10
1.Metode Deduktif ............................................................. 10
2.Metode Deskriptif Analisis ............................................. 10
D. Tujuan Penulisan .................................................................. 11

BAB II PENYUSUNAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN


PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi teori ...................................................................... 12
1. Hakikat Belajar ................................................................ 13
2. Hakikat Matematika ........................................................ 19
3. Hakikat Prestasi Belajar .................................................. 26
4. Hakikat Media Poster Ikon .............................................. 29
B. Kerangka Berpikir ................................................................ 36
C. Pengajuan Hipotesis .............................................................. 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu penelitian ................................................ 39
B. Metode Penelitian ................................................................. 41
C. Populasi Dan Teknik Pengambilan Sampel ........................... 43
D. Instrumen penelitian ............................................................. 44
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 48
F. Teknik Analisis Data ............................................................. 49
G. Hipotesis Statistik ................................................................. 49

BAB IV HASIL PENELITIAN


A. Deskripsi DATA ................................................................... 50
B. Pengujian Persyaratan Analisis ............................................. 55
1. Uji Normalitas ................................................................ 55
2. Uji Homogenitas ............................................................. 55
C. Analisa dan Pembahasan ....................................................... 55

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 56
B. Saran .................................................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 61


LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................... 63
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Penelitian ............................................................. 63


Lampiran 2 Hasil Uji Coba Validitas Matematika ..................................... 67
Lampiran 3 Perhitungan Validitas Tes Matematika .................................. 68
Lampiran 4 Uji Validitas Tes ................................................................... 69
Lampiran 5 Hasil Uji Coba Reliabilitias Matematika ................................ 70
Lampiran 6 Perhitungan Reliabilitas Hasil Tes Matematika ...................... 71
Lampiran 7 Uji Daya Pembeda Hasil Belajar Matematika ........................ 72
Lampiran 8 Taraf Kesukaran Tes Hasil Belajar Matematika Siswa .......... 73
Lampiran 9 Hasil Belajar Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Siswa
Kelas Eksperimen ................................................................. 74
Lampiran 10 Hasil Belajar Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Siswa
Kelas Kontrol ........................................................................ 75
Lampiran 11 Uji Normalitas Hasil Tes Matematika Kelas Eksperimen ...... 76
Lampiran 12 Uji Normalitas Hasil Tes Matematika Kelas Kontrol ............. 77
Lampiran 13 Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Setelah Diberi Perlakuan ....................................................... 78
Lampiran 14 Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Setelah Diberi Perlakuan ....................................................... 79
Lampiran 15 Tabel Penolong untuk Menghitung Ada Tidaknya Pengaruh
Penggunaan Poster Ikon ........................................................ 80
Lampiran 16 Daftar F ................................................................................ 81
Lampiran 17 Daftar G................................................................................. 82
Lampiran 18 Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors ............................................ 83
Lampiran 19 Tabel Nilai-Nilai Dalam Distribusi t .................................... 84
Lampiran 20 Tabel r ……………………………………………………….. 86
BAB I

PENDAHULUAN

A. Pemilihan Pokok Masalah

Mencerdaskan bangsa merupakan salah satu tugas pemerintah


sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Untuk merealisasikan amanat tersebut dalam Undang-Undang No. 20 tahun
2003 pasal 3 ditegaskan bahwa

"Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan


membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab".1

Guru adalah salah satu unsur manusia dalam proses pendidikan.2


Dalam proses pendidikan di sekolah, guru memegang tugas ganda yaitu
sebagai pengajar dan pendidik. Sebagai pengajar guru bertugas menuangkan
sejumlah bahan pelajaran ke dalam otak anak didik, sedangkan sebagai
pendidik guru bertugas membimbing dan membina anak didik agar menjadi
manusia susila yang cakap, aktif, kreatif, dan mandiri. Djamarah berpendapat
bahwa baik mengajar maupun mendidik merupakan tugas dan tanggung jawab
guru sebagai tenaga profesional.3 Oleh sebab itu, tugas yang berat dari seorang
guru ini pada dasarnya hanya dapat dilaksanakan oleh guru yang memiliki
kompetensi profesional yang tinggi.

Guru memegang peranan sentral dalam proses belajar mengajar, untuk


itu mutu pendidikan di suatu sekolah sangat ditentukan oleh kemampuan yang

1
Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Jakarta: Penerbit BP. Panca Usaha, 2003.
2
Syaiful Bahri Djamarah. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, h. 73
3
Syaiful Bahri Djamarah. 2002. Psikologi...., h. 74
dimiliki seorang guru dalam menjalankan tugasnya. Menurut Aqib guru
adalah faktor penentu bagi keberhasilan pendidikan di sekolah, karena guru
merupakan sentral serta sumber kegiatan belajar mengajar4. Lebih lanjut
dinyatakan bahwa guru merupakan komponen yang berpengaruh dalam
peningkatan mutu pendidikan di sekolah5. Hal ini menunjukkan bahwa
kemampuan atau kompetensi profesional dari seorang guru sangat
menentukan mutu pendidikan.

Kesulitan siswa dalam belajar merupakan beban yang berat dalam


dunia pendidikan. Menurut fadjar guru dalam kesulitan belajar siswa
membagi ke dalam beberapa faktor: 1) Faktor Fisiologis, dimana siswa kurang
berfungsinya otak, susunan syaraf maupun anggota tubuh lain. 2) Faktor
Sosial, berkaitan dengan kehidupan lingkungan, keluarga dan masayarakat
sekitarnya. 3) Faktor Kejiwaan, dimana kurang mendukungnya perasaan hati
(emosi) secara sungguh-sungguh. 4) Faktor Intelektual, dimana kurang
sempurna atau kurang normalnya kecerdasan siswa, dan 5) Faktor Pendidikan,
dimana berkaitan dengan belum mantapnya pendidikan lembaga pendidikan
secara umum6.

Berdasarkan faktor-faktor yang telah terurai jelas bahwa semestinya


guru selaku pendidik menyadari akan adanya sebagian siswa yang mengalami
kesulitan belajar atau kurang berhasil dalam proses pembelajaran. Faktor
pendidikan sangat lah berarti dimana guru dalam hal ini dapat mencari solusi
atau jalan keluar agar siswa dapat berhasil dengan baik. Strategi belajar
mengajar guru yang harusnya di bangun dengan baik.

4
Zainal Aqib. 2002. Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran. Surabaya:
Cendekia, h. 22.
5
Zainal Aqib. 2002. Profesionalisme Guru...,h. 32
6
Fadjar Shadiq, “Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa” dalam
http://fadjarp3g.files.wordpress.com/2007/09/aa-litansiswa_wartaguru_.pdf [online] didownload
pada tanggal 15 Maret 2005
Karena strategi belajar-mengajar meliputi rencana, metode dan
perangkat kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran
tertentu. Strategi dapat diartikan sebagai aplan of operation achieving
something “rencana kegiatan untuk mencapai sesuatu”. Sedangkan metode
ialah a way in achieving something “cara untuk mencapai sesuatu”. Untuk
melaksanakan suatu strategi digunakan seperangkat metode pengajaran
tertentu.7 Dalam pengertian demikian maka metode pengajaran menjadi salah
satu unsur dalam strategi belajar mengajar. Unsur seperti sumber belajar,
kemampuan guru dan siswa, media pendidikan, materi pengajaran, organisasi
adalah: waktu tersedia, kondisi kelas dan lingkungan merupakan unsur-unsur
yang mendukung strategi belajar-mengajar. Jadi, strategi belajar sangatlah
penting dalam mengatasi kesulitan belajar siswa. Dan peneliti mencoba untuk
membahas dan mengatasi kesulitan belajar siswa dalam pelajaran Matematika.

Salah satu kebijakan pemerintah dalam pembangunan pendidikan pada


pembangunan jangka panjang tahap kedua adalah peningkatan kualitas
pendidikan, antara lain dengan diadakannya penataran bagi para guru,
penyediaan buku-buku pendidikan dan pengembangan kurikulum yang ada.

Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan tempat berlangsungnya


proses belajar, pembelajaran haruslah diselenggarakan secara sistematis dan
terarah menuju tahapan pendidikan seperti yang tertera dalam Undang-
Undang Pendidikan yang berbunyi :

Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa


dan Negara bahkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta bertanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.

(UU SISDIKNAS no. 2 Tahun 1989 BAB II pasal 4)

7
Roestiyah N.K., Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:Rineka Cipta, 2001), Cet. Ke-6 hal.1.
Tujuan pendidikan dapat tercapai dengan menyelenggarakan
pendidikan bagi bangsa Indonesia. Pemerintah dituntut untuk dapat
menyelenggarakan pendidikan dengan sebaik-baiknya. Dengan peningkatan
kualitas dan penyediaan sarana dan prasarana pendidikan.

Mendapatkan pendidikan yang layak merupakan hak setiap warga


negara. Selain itu belajar merupakan kewajiban bagi setiap orang yang
beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan
derajat kehidupan mereka. Sesuai dengan firman Allah :

 


 
    
, %&'()*(+ !"#$  
(11 :‫)اد‬

…Niscaya Allah meninggikan beberapa derajat kepada orang-orang


yang beriman dan berilmu" (Qs. Al-Mujadalah : 11)

Untuk mendapatkan hasil belajar yang sesuai dengan tujuan-tujuan


yang diharapkan, pendidikan matematika memerlukan adanya motivasi yang
dapat membangkitkan efektivitas dalam proses belajar mengajar. Motivasi
dalam bentuk sarana pengajaran yang penting adalah dengan digunakannya
media.

Media atau alat sebagai salah satu alat bantu yang dapat menunjang
dalam proses belajar mengajar di kelas, salah satunya adalah penggunaan
poster ikon terutama dalam bidang studi matematika. Poster ikon tersebut
dianggap menunjang oleh karena memudahkan siswa dalam usahanya untuk
mengetahui, mengerti, menghayati serta memahami berbagai pelajaran yang
diberikan.

Matematika sekolah merupakan pelajaran yang banyak sekali


mengandung ide-ide atau konsep-konsep yang tersusun secara hirarkis dan
sistematis, sebagaimana yang dinyatakan oleh Hudojo bahwa Matematika
berkenaan dengan ide-ide atau konsep-konsep yang tersusun secara hirarkis
dan penalarannya deduktif.

Hal tersebut di atas menegaskan bahwasanya pemahaman akan suatu


konsep matematika akan sangat dipengaruhi oleh konsep sebelumnya. Adanya
kenyataan seperti yang dikemukakan Herman Hudojo tersebut, menuntut guru
untuk lebih meningkatkan kualitas proses belajar mengajar matematika, agar
siswa dapat memahami konsep-konsep atau ide-ide matematika.
Kenyataannya masih banyak hambatan-hambatan yang ditemui, salah satunya
adalah lemahnya daya ingat terhadap pelajaran yang sudah dikuasai.

Banyak orang yang menyatakan bahwa matematika adalah pelajaran


yang sangat sukar. Berkenaan dengan itu Ruseffendi menyatakan bahwa
“terdapat banyak anak-anak yang setelah belajar matematika bagian yang
sederhana pun banyak yang tidak dipahaminya, banyak konsep yang dipahami
secara keliru. Matematika dianggap sebagai ilmu yang sukar, ruwet dan
banyak memperdayakan”8. Hal ini membuktikan bahwa banyak anak yang
mengalami kesulitan dalam belajar matematika, karena kebanyakan dari
mereka bukan memahami konsepnya melainkan hanya menghapalnya.
Penguasaan siswa terhadap pelajaran matematika sangat rendah, terbukti
dengan hasil pada setiap ujian nasional yang menunjukkan bahwa nilai
matematika selalu di bawah rata-rata9. Rendahnya penguatan siswa dalam
matematika, mengakibatkan timbulnya kesulitan dalam memahami dan
memperlajari pelajaran matematika sehingga siswa menjadi kurang berminat
dalam mempelajarinya.

Untuk menyelesaikan masalah dalam matematika tersebut, diperlukan


langkah-langkah yang sistematis agar proses penyelesaiannya mudah dan

8
Ruseffendi, E.T, Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya
dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA, Bandung:Tarsito, 2005. hlm. 157
9
…..., “498 Gedung SMP dan SMA di Lampung Rusak”, dalam www.kompas.com ,18
Februari 2005
terarah, sehingga tidak menjadi suatu kendala besar dalam meningkatkan
kemampuan siswa dalam matematika.

Menurut Lia, belajar matematika yang kita lakukan selama ini


umumnya bersifat prosedural, artinya kita hanya mengikuti atau mengajarkan
soal sesuai dengan rumus yang tertulis dibuku acuan berdasarkan rumus yang
diberikan oleh guru tanpa memahami betul dari mana asalnya rumus tersebut.
Dengan kata lain, pemahaman konseptualnya diabaikan. Padahal dalam
menyelesaikan soal kita perlu pemahaman prosedural dan konseptual secara
terpadu.10

Peterson, Fennema & Carpenter menyatakan bahwa “dalam


memecahkan masalah, siswa tidak hanya menggunakan pengetahuan
matematika yang telah mereka miliki, tetapi juga dapat meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman mereka yang lebih mendalam tentang
matematika. 11 Problem solving dapat digunakan sebagai dasar pembelajaran
konsep-konsep matematika, sehingga siswa dapat mengkonstruksi
pengetahuan mereka sendiri”.12

Dari uraian tersebut diatas telah jelas bahwa pembelajaran matematika


dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah (problem solving)
matematika siswa diperlukan proses pembelajaran yang lebih relevan dan
maksimal sehingga siswa dibiasakan dalam menghadapi dan memecahkan
masalah secara terampil dan mengarah pada tujuan semestinya.

Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti memutuskan akan


menggunakan metode Penggunaan Media Poster Ikon dalam pembelajaran
matematika untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi. Dalam metode ini,
siswa tidak akan dinilai berdasarkan hasil saja, namun berdasarkan proses

10
Lia Kurniawati, Pendekatan Baru dalam Proses Pembelajaran Matematika dan Sains
Sebuah Ontologi, (Jakarta: PIC UIN Jakarta, 2007), Cet. 1, h. 46
11
Lia Kurniawati, Pendekatan Baru..., h. 47
12
Lia Kurniawati, Pendekatan Baru..., h. 47
pengerjaan. Selain itu siswa juga dituntut untuk mengetahui apa tujuan yang
hendak dicapai atau masalah apa yang hendak diselesaikan dan memecahkan
suatu masalah ke dalam dua atau lebih subtujuan dan kemudian dikerjakan
berturut-turut pada masing-masing subtujuan tersebut.13 Metode ini lebih
memusatkan pada perbedaan antara pernyataan sekarang (the current state of
the problem) dengan tujuan yang hendak dicapai (the goal state).

Berdasarkan hal tersebut di atas, Penjelasan di atas telah menjadi


alasan bagi peneliti dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas (Class Action
Research) atau PTK, karena sesuai dengan pengertian PTK itu sendiri yang
dikemukakan oleh Suhardjono bahwa “PTK adalah penelitian tindakan yang
dilakukan di kelas dengan tujuan untuk memperbaiki/meningkatkan mutu
praktik pembelajaran”.14 Oleh karena itu diharapkan masalah mengenai
kemampuan pemecahan masalah siswa dapat ditingkatkan dengan menerapkan
metode Penggunaan Media Poster dalam pelaksanaan pembelajaran
matematika.

Peneliti berharap dengan dilaksanakannya penelitian ini dapat


membantu meningkatkan prestasi dan hasil belajar siswa khususnya dalam
pelajaran matematika. Kemampuan pemecahan masalah sangat diperlukan
siswa untuk memahami suatu permasalahan matematis, karena dalam
pemecahan masalah matematis terdapat langkah-langkah yang terkadang
hanya dapat dilakukan dengan logika.15 Dalam menghadapi masalah ini,
peneliti tentu saja ingin melakukan perubahan dalam pelaksanaan
pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan sebaik-baiknya.

Dalam proses belajar mengajar, khususnya pada jenjang sekolah


lanjutan pertama, pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang sudah

13
C. Jacob, Belajar Aljabar Bagi Pemula: Suatu Perspektif Struktural Jacob, C. The
Means-Ends Analysis Heuristic: Suatu Strategi Pemecahan Masalah Matematis., (Bandung: UPI
Bandung, 2005), hlm. 31.
14
Suharjono, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm: 58.
15
Syaiful Bahri & Aswan Zain, Strategi Belajar...,h. 92
diberikan atau dikuasai akan sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa, hal
ini dinyatakan oleh Dimyati dan Mujiono bahwa kemampuan berprestasi siwa
dipengaruhi oleh proses penerimaan, pengaktifan, pra pengolahan,
penyimpanan dan pemanggilan informasi-informasi yang ada pada memori
siswa. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran yang sudah dikuasai, khususnya pada jenjang
sekolah menengah pertama, salah satunya adalah dengan menggunakan media
pembelajaran matematika dalam proses mengajar, sehingga akan lebih mudah
menyampaikan pesan-pesan yang diinginkan siswa serta merangsang siswa
untuk belajar.

Poster ikon merupakan salah satu jenis media pembelajaran yang


ditempel pada dinding kelas, poster ikon akan memberikan gambaran
keseluruhan, tinjauan global dari bahan pelajaran. Hal ini membantu
penciptaan, penyampaian dan pencarian informasi secara visual, sehingga
diharapkan akan memudahkan siswa dalam memanggil informasi tersebut
dengan stimulus yang sedang dihadapinya, sehingga diharapkan proses belajar
mengajar dapat berjalan dengan optimal, yang berdampak kepada keberhasilan
belajar siswa.

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang cenderung kurang


disukai oleh para peserta didik dan mutu hasil pembelajarannya pun masih
rendah. Menurut pakar pendidikan matematika Mardjono, pelajaran
Matematika dan IPA sampai saat ini masih menjadi momok bagi sebagian
besar pelajar dari tingkat Sekolah Dasar sampai Sekolah Lanjutan Tingkat
Atas (SLTA), dan merupakan pelajaran yang sulit dan membosankan terlanjur
mendarah daging di kalangan siswa.

Alasan Pemilihan Judul:


a. Matematika merupakan mata pelajaran yang masih menjadi momok
bagi sebagian besar pelajar, dan merupakan pelajaran yang sulit dan
membosankan.

b. Penggunaan media poster diharapkan dapat menarik minat siswa


terhadap materi yang diberikan dan memudahkan siswa untuk
mengingat kembali materi yang telah diberikan

Dari uraian di atas penulis merasa perlu untuk mengadakan penelitian


dengan judul "Pengaruh Penggunaan Media Poster Ikon terhadap Prestasi
Belajar Matematika Siswa"

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada pemilihan pokok


masalah, maka timbul masalah-masalah sebagai berikut :

1. Apakah media pembelajaran dapat mengatasi hambatan belajar siswa ?

2. Apakah penggunaan media poster ikon mempengaruhi prestasi belajar


matematika siswa ?

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan masalah

Dari masalah yang ada pada identifikasi masalah maka masalah


yang dipilih adalah masalah yang kedua untuk dilakukan penelitian. Jadi
masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh media
poster ikon terhadap hasil belajar matematika siswa ?

Untuk tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda maka


diberikan batasan-batasan ruang lingkup penelitian, yaitu : Hasil belajar
dibatasi pada hasil belajar siswa kelas II pada jenjang sekolah lanjutan
tingkat pertama (SLTP) pada pokok bahasan: persamaan linear, persamaan
dengan dua peubah, dan himpunan.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang


telah diuraikan di atas, maka penulis menetapkan rumusan masalah pada
penelitian ini, yaitu : Apakah media poster ikon mempengaruhi hasil
belajar matematika siswa?

C. Metode Pembahasan

Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode-metode


penelitian ilmiah antara lain :

1. Metode Deduktif

Sutrisno Hadi, mengemukakan : "dengan deduktif kita berangkat


dari pengetahuan bersifat umum dan bertitik tolak pada yang umum itu
kita hendaknya memilih suatu kejadian yang khusus".

2. Metode Deskriptif Analisis

Yaitu metode yang memaparkan masalah-masalah yang disertai


analisis yakni metode yang berdasarkan pendapat yang rasional dan logis.

Adapun pendekatan yang penulis gunakan dalam pengumpulan data


skripsi adalah sebagai berikut :

1. Penelitian Kepustakaan ( Library Research)

Yaitu pengumpulan data dengan mencari bahan-bahan masukan


dari perpustakaan yang diperlukan dalam penelitian baik berupa buku,
majalah, surat kabar dan lain-lain.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Yaitu penulis mengadakan penelitian langsung ke objek penelitian


untuk mengumpulkan data yang penulis perlukan.

Dalam penyusunan skripsi ini Penulis menggunakan pedoman


penulisan skripsi, tesis, dan disertasi yang disusun oleh Azyumardi Azra.
Diterbitkan oleh UIN Jakarta Press, serta mengikuti saran-saran dan
petunjuk dosen-dosen pembimbing.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui secara empiris apakah


hasil belajar matematika siswa yang diajarkan oleh guru yang menggunakan
media poster ikon dalam kegiatan belajar mengajar lebih baik dari pada hasil
belajar matematika siswa yang diajar oleh guru yang tidak menggunakan
media poster ikon ketika pelajaran matematika berlangsung.
BAB II

PENYUSUNAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR

DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi teori

1. Hakikat Belajar

Belajar merupakan perkembangan hidup yang berlangsung pada


seseorang. Dengan belajar seseorang mengalami perubahan-perubahan
kualitatif individual yang mengarah pada perkembangan tingkah laku
akibat interaksi individu dengan lingkungan. Hal ini dikarenakan apabila
interaksi seseorang mengalami perubahan tingkah laku, baik aspek
pengetahuannya, keterampilan maupun sikapnya, maka dikatakan bahwa
ia telah mengalami suatu proses belajar. Belajar terjadi apabila suatu
situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi pelajar
sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia
mengalami situasi ini kewaktu sesudah ia mengalami situasi tadi.16

Pengkajian tentang belajar sudah sangat meluas dan mendalam


sekali dilakukan di Amerika Serikat, Inggris, dan Jerman Barat, Psikologi
Glenn E. Snelbecker telah mengumpulkan, menguraikan dan mengulas
aliran-aliran psikologi yang besar-besar dengan tokoh-tokoh tahun 1900-
1950 dan teori-teori belajar tahun 1930-1950 dan teori-teori belajar yang
sekarang seperti dari Thorndike, Pavlov, Clark, L. Hull, Skinner Bruner,
dan Gagne.
16
Dimyati dan Mujiono, Belajar Pembelajaran, ( Jakarta: Rineka Cipta, 1994) h.244
Sedangkan Ascherleben mengemukakan ada 3 ciri belajar :

1. Yang menjadi subyek belajar adalah manusia, bukan binatang.


Manusia dan binatang sama-sama dapat belajar

2. Belajar disekolah bersifat intensional, bukan insidental

3. Belajar disekolah dilembagakan, di-institusionalkan.

Berhubungan dengan ciri pertama dari belajar di sekolah


menurutnya, maka dikemukakan pula oleh Wilhelm Hehlmann dalam
artikel “lernen” dalam kamus paedagogiknya, bahwa bukan manusia saja
yang belajar, tetapi juga hewan. Bedanya terletak pada tingkat
pemahaman, kesadaran, dan perencanaan yang lebih tinggi pada manusia.
Biarpun tingkat belajar dari manusia lebih tinggi dari binatang2.

Secara garis besar, belajar memiliki pengertian yaitu :

1. Belajar adalah penambahan pengetahuan.

2. Belajar adalah perubahan-perubahan urat syaraf.

3. Belajar sebagai perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan3

Belajar adalah perubahan-perubahan urat syaraf, maksudnya


adalah suatu perubahan dan pembentukan yang menjadikan adanya
hubungan-hubungan tertentu yang terjadi dalam sistem urat syaraf.
Adanya perubahan dan pembantukan tersebut sebagai akibat dari respon-
respon terhadap stimulus.

Belajar adalah penambahan pengetahuan ini, dalam proses


belajar menjadikan terdidik sebagai tempat pengumpulan pengetahuan
yang memiliki ciri penghafalan terhadap pengetahuan yang diperoleh si
2
Muihibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung, Remaja Rosda Karya), h 160.
3
S. Naution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Bandung: Jemmars), h. 29-30
terdidik, dimana pendidik berperan memberikan ilmu sebanyak mungkin
kepada si terdidik.

”Sedangkan pendidikan modern menganut pendapat yang ketiga,


dimana modern memperhatikan perkembangan seluruh pribadi anak, akan
tetapi harus berfungsi dalam hisup anak. Selain segi intelektual juga
mempertimbangan segi sosial, emosional, ethis, dan lain sebagainya”.4

Seperti pendapat Robert M. Gagne yang dikutip Sutrisman


Murtadho bahwa: ”Belajar adalah perubahan yang dapat diamati dari
tingkah laku orang, dan hierarki belajar terdiri dari kemampuan-
kemampuan yang dapat diamati atau diukur”.5

Lanjut Gagne bahwa ”belajar terjadi apabila suatu stimulus


bersama dengan isi igatan mempengaruhi belajar sedemikian rupa,
sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi
tadi”.6 Dan seperti yang dikemukakan oleh Lester D. Crowd & Alice Crow
bahwa ”belajar adalah perubahan individu dalam kebiasaan, pengetahuan
dan sikap”.7

Pembelajaran adalah upaya untuk menciptakan iklim dan


pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat dan kebutuhan
peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru
dengan siswa serta antara siswa dengan siswa.8

4
S. Naution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Bandung: Jemmars) h. 38-39.
5
Sutrisman Murtadho, Materi Pokok Pengajaran Matematika, modul 1-12, (Jakarta: UT,
1987). Modul 2, h.37
6
Erman Suherman dan Karso, Interaksi Belajar Mengajar Matematika, Modul 4-6.
(Jakarta :UT, 1986) hal.23
7
Roestiyah N.K, Didaktik Metodik, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994) Cet. Ke-4, h. 8
8
“Model Pembelajaran Creative Problem Solving dengan VCD dalam Pembelajaran
Matematika”, dalam http://www.mathematic.transdigit.com/index.php/mathematic.journal.html.
Menurut Gagne bahwa “pembelajaran sebagai perangkat acara
peristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukung terjadinya beberapa
proses belajar yang sifatnya internal.9

Suatu pengertian yang hampir sama dikemukakan oleh Correy


bahwa “pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang
secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam kondisi
khusus menghasilkan respon terhadap situasi tertentu.10

Menurut Zurinal dan Wahdi, pembelajaran adalah suatu usaha


dan proses yang dilakukan secara sadar dengan mengacu pada tujuan
(pembentukan kompetensi), yang dengan sistematika terarah pada
terwujudnya perubahan tingkah laku.11

Dari pengertian-pengertian yang telah dikemukakan dapat


disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses yang disengaja atau
uapaya yang dirancang oleh pendidik dengan tujuan untuk menciptakan
suasana lingkungan (kelas/sekolah) yang memungkinkan siswa melakukan
kegiatan belajar serta terjadinya interaksi optimal antara guru dengan
siswa serta antara siswa dengan siswa.

Senada dengan Morgan menurut G.A Kimble ”belajar adalah


perubahan yang relatif menetap dalam potensi tingkah yang terjadi sebagai
akibat dari latihan dengan penguatan dan tidak termasuk perubahan-
perubahan kematangan, kelelahan atau kerusakan pada susunan syaraf,
atau dengan kata lain bahwa pengetahuan dan memahami sesutau sehingga
terjadi perubahan dalam diri seseorang yang belajar”. 12

9
Ismail, et. al., Kapita Selekta Pembelajaran Matematika, (Jakarta: UT, 2002), h.1.13
10
Ismail, et. al., Kapita Selekta…,h.1.13
11
Dr.Hj.Zurinal Z & Wahdi Sayuti, S.Ag, Ilmu Pendidikan (Pengantar & Dasar-dasar
Pendidikan), (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), Cet. I, h.117
12
Lisnawaty Simanjuntak, et. Al., Metode Mengajar Matematika, (Jakarta : Rineka Cipta
1992), jilid I. H. 38.
Dalam teori pendidikan progresif, terdapat belajar edukatif dan
belajar mis-edukatif. Belajar yang edukatif adalah belajar yang bertujuan
untuk mencapai hasil yang bersifat konstruktif yang bilai dan syaratnya
telah ditentukan dalam rangka menuju kehidupan yang lebih baik sesuai
dengan kehendak masyarakat, bangsa, dan negara. Sedangkan belajar yang
mis-edukatif adalah belajar yang ditentukan oleh nilai-nilai sukar diuji
yang bersifat statis.13

Dalam hal ini, belajar berfungsi untuk mempertinggi taraf


kehidupan sosial yang sangat komplek ini. Dan seorang baru dikatakan
telah belajar jika orang tersebut dapat melakukan beberapa kegiatan yang
sebelumnya tidak dapat dilakukan ini. Dan seorang baru dikatakan telah
belajar jika orang tersebut dapat melakukan beberapa kegiatan yang
sebelumnya tidak dapat dilakukan, karena hampir semua kegiatan dalam
matematika menghendaki belajar yang dapat didefinisikan dan diamati,
maka topik-topik matematika dapat menjadi analisa hierarki.

Sangatlah jelas bagaimana sebuah pemikiran diutarakan dimana


belajar merupakan suatu hal yang harus merubah segala aspek dan
menetap dalam diri seorang yang belajar, dimana perubahan yang terjadi
adalah disengaja dengan melalui pengalaman dan atau latihan sehingga
dapat diterapkan dalam keseharian.

Tetapi kalau seluruh proses belajar didasarkan pada perangsang


yang dijawab oleh orang yang sedang belajar dengan respon. Seperti yang
dirumuskun oleh Skinner, tidak juga akan memahami manusia dengan
berbagai tingkah lakunya, Tolman dari Behaviorisme Operasional
misalnya menjabarkan perilaku manusia pada dua faktor, yaitu situasi dan
antedesen atau hal-hal yang mendahului situasi: B= f(S.A) perilaku adalah

13
Parsono, Landasan Kependidikan, Modul 1-12, (Jakarta : UT, 1994) Cet, II modul I,
h. 18
fungsi dari situasi dan antedesen.14 Lebih lanjut faktor A dihilangkan oleh
Skinner, karena dipandangnya faktor yang bervariasi adalah sukar untuk
diterapkan. Oleh sebab itu rumus perilaku oleh Skinner menjadi : B= f (S)
perilaku adalah fungsi stimulus.

Dari sedemikian banyak definisi yang diberikan ahli pendidikan


tentang belajar salah satunya adalah yakni menurut Whittaker seperti yang
dikutip Ahmadi dan Supriyanto: “Belajar dapat diasumsikan sebagai
proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan
pengalaman”.15

Perubahan yang terjadi pada diri individu banyak sekali sifat dan
jenisnya, karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri individu
merupakan perubahan dalam arti belajar. Perubahan seperti kelelahan,
adaptasi indera, berkeringat dan sebagainya tidak dianggap sebagai hasil
belajar.

Seseorang dikatakan telah belajar bila perubahan tingkah lakunya


memenuhi beberapa cirri-ciri:

1. Perubahan yang terjadi secara sadar

2. Perubahan yang terjadi bersifat fungsional

3. Perubahan yang terjadi bersifat positif dan aktif

4. Perubahan yang terjadi bukan bersifat sementara

5. Perubahan yang terjadi bertujuan dan terarah

14
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1997), h. 160
15
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyanto, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990),
h. 118
6. Perubahan yang terjadi mencakup seluruh aspek dan tingkah laku.16

Sedangkan definisi belajar menurut Winkel dalam buku psikologi


pengajarannya menyatakan bahwa: “Belajar adalah suatu aktifitas mental
yang berlangsung dalam interasi aktif dalam lingkungan yang
menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, dan nilai
sikap. Perubahan bersifat relatif konstan dan berbekas”.17

Berdasarkan uraian di atas belajar merupakan interaktif dari


siswa dalam lingkungannya sehingga dalam kegiatan belajar guru harus
berupaya membangun suasana interaksi yang harmonis, interaksi tersebut
akan dapat membawa pengaruh kuat pada perubahan-perubahan, sehingga
perubahan yang terjadi relatif menetap dan berbekas pada diri siswa yang
akan menjadi sikap dan pola perilakunya. Hasil belajar tidak hanya
dimaksudkan untuk memperlihatkan kemampuan-kemampuan tetapi juga
memberikan umpan balik bagi siswa maupun bagi guru.

2. Hakikat Matematika

Banyak orang mempertukarkaan antara matematika dengan


aritmetika atau berhitung. Padahal, matematika mempunyai cakupan yang
lebih luas dari pada aritmetika. Aritmetika hanya merupakan bagian dari
matematika. Dari berbagai studi yang diajarkan di sekolah, matematika
merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh siswa.18

Kata matematika berasal dari bahasa latin mathematica, yang


mula-mula berasal dari kata yunani mathematica, dan asal kata mathema
16
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyanto, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990),
h. 121.
17
WS Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: Grasindo, 1996), h.53
18
Ahmad Rohani HM, Metode Instruksional Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h.
106
yang berarti pengetahuan atau ilmu. Kata mathematik berkaitan pula
dengan kata mathanesa yang berarti berfikir atau belajar. Dalam
pengertian lain yang berasal dari kata yunani “mathein” atau “mathenein”,
yang artinya “mempelajari” mungkin erat juga hubungannya dengan
bahasa sansekerta ”medha” atau “widya” , yang artinya “kepandaian”,
“ketahuan”, atau “intelegensi” karena dengan belajar matematika orang
akan belajar mengatur jalan pemikirannya dan sekaligus belajar
menambah kepandaiannya.19

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa matematika


merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang didalamnya terdapat ilmu
tentang logika, bilangan serta terdapat konsep-konsep yang saling
berhubungan dan dipresentasikan dengan bahasa simbolik. Obyek
penelaahan matematika tidak sekadar kuantitas tetapi lebih menitik
beratkan pada hubungan, pola, bentuk dan struktur serta konsepnya.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa matematika itu berkaitan dengan
gagasan yang terstruktur dan hubungannya diatur secara logis.

Dengan demikian, dari beberapa penjelasan di atas mengenai


pengertian pembelajaran dan matematika dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran matematika adalah suatu cara atau metode bagaimana
seseorang melakukan proses belajar secara optimal untuk berpikir dan
bernalar dalam memecahkan permasalahan yang berhubungan dengan
bilangan dan kalkulasi secara sistematika sehingga siswa menjadi aktif,
kreatif, dan mampu memecahkan permasalahan yang berhubungan tentang
bilangan tersebut.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, matematika diartikan


sebagai “ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antara bilangan, dan

19
Oemar Hamalik, Metode Pendidikan, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1994), h.14
prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian nasalah
mengenai bilangan-bilangan “.20 Dari pengertian matematika tersebut kita
dapat menyimpulkan bahwa betapa pentingnya belajar matematika itu,
karena memang dapat dikatakan orang yang dapat menguasai matematika
akan dapat mengasah intelektualnya sehingga pola pikirnya akan semakin
cerdas dan pandai.

Sejak dulu kala asal mula matematika hanya dikenal sebagai cara
berhitung yang telah ada sejak 6000 SM (childe) yang dikutip Dali S.
Naga, “asal mula berhitung dapat dijajaki sampai kepada masyarakat
manusia yang paling mula .”21 Serta “berhitung adalah sekuno zaman batu
atau paleolitikum”, sebagaimana anggapan Struik.22

Berhitung atau aritmetika ini dirumuskan sebagai cabang


matematika yang berkenaan sifat dan hubungan bilangan-bilangan nyata
dan dengan perhitungan mereka terutama menyangkut penjumlahan,
perkalian, dan pembagian. Matematika seiring perkembangannya sejalan
dengan filsafat, “ matematika adalah salah satu ilmu pengetahuan yang
tertua yang terbentuk dari penelitian bilangan dan ruang “.23

Adapun definisi yang digunakan saat ini menurut Mulyono


Abdurrahman ada tiga pendapat tokoh yaitu Jhonson dan Myklebust,
Lerner dan Kline. Menurut Jhonson dan Myklebust, matematika adalah
bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-
hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah
untuk memudahkan berfikir. Menurut Lerner bahwa matematika di
samping sebagai bahasa universal yang memungkinkan manusia

20
Oemar Hamalik, Metode Pendidikan, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1994), h.14
21
Dali S. Naga, Berhitung : Sejarah dan Pengembangannya, (Jakarta : Gramedia,1980).
H.13
22
Dali S. Naga, Berhitung : Sejarah .......................,h.13
23
Ensiklopedi Indonesia, (Jakarta :Ichtiara Baru Van Hoeve, 1983),h. 2171
memikirkan, mencatat, dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan
kuantitas. Kline juga mengemukakan bahwa matematika merupakan
bahasa simbolis dan cirri utamanya adalah penggunaan cara bernalar
deduktif, tetapi juga tidak melupakan cara berpikir induktif.24

Berikut beberapa pendapat tentang definisi matematika yang


dikutipoleh Maman Abdurrahman, seperti pendapat James dan James,
Jhonson and Rising, and Reys.25

1. James and James dalam kamus matematikanya mengatakan bahwa


matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan
besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan lainnya dengan jumlah
banyak terbagi kedalam tiga bidang yaitu : aljabar, analisis, dan
geometri.

2. Menurut Jhonson dan Rising bahwa matematika itu adalah pola


berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logis, atau
matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang
mendefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat, merefleksikannya
dengan symbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide
daripada sunyi.

3. Pendapat Reys adalah bahwa matematika merupakan telaah tentang


pola hubungan, sesuatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu
bahasa, dan suatu alat.

Berdasarkan definisi matematika oleh para ahli tersebut, maka


karakteristik matematika, yaitu sebagai berikut :

24
Ensiklopedi Indonesia, (Jakarta :Ichtiara Baru Van Hoeve, 1983), h. 2171
25
Maman Abdurrahman, Matematika SMK Bisnis Manajemen Tingkat 1, (Bandung :
Armico. Bandung. 2000), h. 11
1. Objek pembicaraannya adalah abstrak; 2. Pembahasannya
mengandalkan nalar; 3. Pengertian atau pernyataan dalam matematika
diberikan berjenjang dan sangat konsisten; 4. Matematika melibatkan
perhitungan dan pengerjaan (operasi) yang aturannya disusun sesuai
dengan nalar; 5. Matematika dapat dialih gunakan dalam berbagai aspek
ilmu maupun dalam kehidupan sehari-hari sehingga disebut pelayan ilmu
dan teknologi.26

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan


dalam Sekolah Dasar, Sekolah Menengah, dan sebagian Perguruan Tinggi.
Berbeda dengan mata pelajaran lain, matematika merupakan ilmu struktur
yang terorganisir. Artinya dalam belajar matematika dituntut untuk belajar
teratur dari tingkat yang lebih sederhana kepada tingkat yang lebih
kompleks.

Mungkin banyak orang yang bertanya, sebenarnya untuk apa belajar


matematika? Cornelius mengemukakan lima alasan perlu belajar
matematika:

1. Sarana berfikir yang jelas dan logis.

2. Sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari.

3. Sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman.

4. Sarana untuk mengembangkan kreatifitas.

5. Sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan


kebudayaan.27

26
Maman Abdurrahman, Matematika SMK Bisnis Manajemen Tingkat 1, (Bandung :
Armico. Bandung. 2000), h. 12
27
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pandidikan, (Jakarta: Bina Aksara, 1996),
h.42
Pembelajaran matematika umumnya diajarkan dengan terpusat
pada rumus, sehingga ketika siswa dihadapkan dengan masalah yang
berkaitan akan sulit menyelesaikannya. Dengan memilih pendekatan atau
sebuah metode yang tepat sehingga siswa akan menjadi siswa yang kreatif,
dan siap menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil, apabila
menghadapi permasalahan di dalam kehidupan dalam keluarga,
bermasyarakat, dan bekerja kelak, suatu kemampuan yang sangat
bermakna bagi kehidupan manusia.

Metode penggunaa media merupakan suatu metode atau strategi


belajar mengajar yang membuat siswa menjadi aktif dan kreatif, serta
menumbuhkan atau meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
(problem solving) siswa terutama dalam pembelajaran matematika, lebih
mempunyai daya pikir yang logis dalam penyelesaian masalah dan selalu
melakukan pemecahan masalah dengan terurut atau sistematis.

Pemecahan masalah (problem solving) merupakan model dengan


mendiagnosa serta mengidentifikasi dari masalah sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dalam melihat serta mengidentifikasi tujuan
yang dasar dari permasalahan yang ingin dicapai. Dengan begitu siswa
dapat melakukan tugasnya dengan sistematis dan terarah, karena suatu
permasalahan tidak akan meluas masalah yang dicapai apabila
melakukannya dengan terarah. Dan pemecahan masalah dapat
meningkatkan kreatifitas siswa karena dalam pemecahan masalahnya
melakukan banyak operasi yang berkaitan dengan hal yang dimaksud.
Dengan banyaknya cara yang digunakan pula siswa yang memiliki
pemecahan masalah yang tinggi akan meningkatkan kemampuan dalam
merekonstruksi secara inovatif masalah-masalah yang dihadapi. Sehingga
tujuan yang diharapkan dapat tercapai dengan baik dan akurat.
Jacob menambahkan, apabila kita mempergunakan metode
penggunaan media agar dapat menyelesaikan masalah dengan cepat dan
mudah, kita dapat memulainya dengan cara:

1. Mendahulukan petunjuk/arahan, dari pernyataan awal sampai


pernyataan tujuan, atau,

2. Terbalik mulai dari pernyataan tujuan sampai kepada pernyataan


awal.28

Hasil perencanaan dalam proses pembelajaran matematika


menunjukkan bahwa metode penggunaan media terhadap pemecahan
masalah ini dapat menjadikan siswa yang berpikir kreatif dan inovatif serta
dapat melakukan sistematisasi dalam melakukan suatu permasalahan.
Sehingga dapat menyelesaikan tugas atau soal dengan mudah dan lebih
akurat serta selalu konsisten terhadap tujuan akhir yang dicapai. Dan hasil
perbandingan pre test dan post test menunjukkan perbedaan yang
signifikan. Berdasarkan hal itu dapat disimpulkan bahwa penerapan
metode penggunaan media ini dapat meningkatkan pemecahan masalah
siswa dari hasil sebelumnya dalam pembelajaran matematika.

Adapun yang menjadi obyek langsung pelajaran matematika


menurut Russefendi adalah fakta, konsep, prinsip, dan keterampilan. Yang
dimaksud dengan fakta adalah angka, lambang bilangan, notasi, dan
simbol-simbol. Contohnya: dinotasikan dengan 2, dinotasikan dengan 3,
dan lain sebagainya. Sedangkan konsep adalah ide-ide abstrak seperti titik,
garis, himpunan, dan pengertian-pengertian lainnya. Prinsip adalah aturan
dari dua atau lebih konsep teori dan dalil-dalil, dalil-dalil tersebut perlu

28
Jacob, C., Belajar Aljabar..., hlm. 4.
dibuktikan keterampilan berkaitan dengan operasi suatu pengerjaan
(contohnya: opersi penjumlahan, perkalian dan sebagainya).29

3. Hakikat Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan kriteria keberhasilan seseorang dalam


proses belajar yang meliputi perubahan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Prestasi belajar berasal dari dua kata yang mengandung satu pengertian,
yaitu prestasi dan belajar. Prestasi mengandung arti “hasil yang telah
dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya).30

Metode pembelajaran matematika sering kita temui dengan


metode dimana yang mendominasikan pembelajaran adalah guru. Hal ini
mengakibatkan kebosanan dan kurang minat siswa karena siswa tidak
diajak untuk lebih aktif. Kebanyakan siswa menjadi diam atau pasif dan
akhirnya tidak dapat melibatkan diri secara bebas.

Belajar merupakan satu bentuk dari perubahan tingkah laku yang


dapat diamati. Dan pembelajaran merupakan suatu cara bagaimana
seorang guru mencari proses belajar mengajar yang tepat dan dapat
menghasilkan secara optimal bagi kegiatan belajar mengajar terutama pada
siswa sehingga tercapainya pendidikan yang diharapkan di Indonesia saat
ini. Maka sangat diperlukan suatu metode pembelajaran dimana siswa
dapat melibatkan dirinya secara bebas, dan teratur sehingga siswa menjadi
lebih kreatif dalam pembelajaran matematika dan sekaligus dapat
meningkatkan motivasi berprestasi matematika siswa. Dan tidak ada lagi
yang merasa takut menghadapi pelajaran matematika.

29
Jacob, C., Belajar Aljabar..., h.43
30
DEPDIKBUD, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cet.
Ke-1, h.700
Maka salah satu metode pembelajaran yang dapat kita gunakan
adalah dengan media yang dapat mengabstraksikan materi pelajaran.
Disitulah kita dapat belajar dengan menganalisa suatu permasalahan secara
sistematis, memecahkan permasalahan umum ke dalam masalah yang
lebih sederhana, meningkatkan kreatifitas dalam penyelesaian masalah
dengan banyaknya cara yang digunakan, meningkatkan daya talar dan
berpikir kita sehingga dapat memahami materi pelajaran yang dimaksud.

Karena metode mengajar menggunakan media merupakan suatu


metode atau strategi belajar mengajar yang membuat siswa menjadi aktif,
menumbuhkan atau meningkatkan pemecahan masalah siswa terutama
dalam pembelajaran matematika, lebih bertanggung jawab dalam segala
tugasnya, dapat menggunakan umpan balik atas hal-hal yang berkenaan
dengan kegiatannya, dapat mempertimbangkan resikonya, menjadi siswa
yang kreatif dan inovatif,dan dapat dengan cepat mengerjakan soal atau
tugas.

Hasil perencanaan dalam proses pembelajaran matematika


menunjukkan bahwa metode penggunaan media terhadap pemecahan
masalah ini dapat menjadikan siswa yang berpikir kreatif dan inovatif serta
dapat melakukan sistematisasi dalam melakukan suatu permasalahan.
Sehingga dapat menyelesaikan tugas atau soal dengan mudah dan lebih
akurat serta selalu konsisten terhadap tujuan akhir yang dicapai. Dan hasil
perbandingan pre test dan post test menunjukkan perbedaan yang
signifikan. Berdasarkan hal itu dapat disimpulkan bahwa penerapan
metode penggunaan media ini dapat meningkatkan pemecahan masalah
siswa dari hasil sebelumnya dalam pembelajaran matematika.

Menurut Chaplin: “Prestasi adalah tingkah laku yang


membuahkan hasil, khususnya tingkah laku yang dapat mengubah
lingkungan dengan cara-cara tertentu.31 Sedangkan definisi belajar
menurut Ngalim Purwanto adalah suatu proses yang menimbulkan
terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku dan
kecakapan. Jadi prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dalam
suatu proses belajar yang menimbulkan perubahan dalam tingkah laku dan
kecakapan.32

Prestasi belajar siswa disekolah juga dipengaruhi oleh beberapa


faktor. Menurut Slameto, faktor-faktor tersebut secara global dapat
diuraikan dalam dua bagian yaitu:33

1) Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa,
diantaranya jasmani yang meliputi kesehatan dan cacat tubuh dan
psikologi yang meliputi inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan, dan kesiapan.

2) Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa.
Diantaranya keluarga meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar
anggota keluarga, susunan rumah, keadaan ekonomi, pengertian orang
tua dan latar belakang kebudayaan dan sekolah, meliputi metode
mengajar, kurikulum, dan keadaan gurunya, serta masyarakat, meliputi
kegiatan siswa dalam masyarakat dan teman bergaul.

Dengan demikian prestasi belajar matematika adalah hasil optimal


yang telah dicapai dari suatu proses belajar yang menimbulkan perubahan
atau pembaharuan dalam mempelajari matematika.

31
C. P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta: Rajawali Pers, 1995), h. 360
32
C. P. Chaplin, Kamus …..........................................., h.361
33
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Bumi Aksara,
1988), h.2
4. Hakikat Media Poster Ikon

Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media
adalah perantara pesan dari pengirim kepada penerima pesan.34

Menurut Wilkinson media pendidikan adalah segala alat dan


bahan yang digunakan sebagai penghubung dan penyampaian informasi
dalam proses belajar mengajar.35 Sedangkan menurut Sudjarwo media
pendidikan adalah segala wujud yang dapat dipakai sebagai sumber belajar
yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan
siswa sehingga mendorong terjadinya proses belajar mengajar ke tingkat
yang lebih efektf dan efisien.36

Media pendidikan mempunyai dampak yang berarti dalam


percepatan hasil belajar. Jika media pendidikan tersebut dipilih secara
cermat dengan memperhitungkan ciri-cirinya dan diintegrasikan secara
sistematik kedalam program instruksional.

Ciri-ciri umum media pendidikan adalah sebagai berikut :

1. Mempunyai daya tarik yang besar dan menimbulkan keinginan dan


minat yang baru

2. Dapat membatasi keterbatasan fisik kelas

3. Menggunakan berbagai media dengan kombinasi yang cocok dan


memadai yang akan meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses
belajar mengajar, menimbulkan gairah belajar, dan memungkinkan
siswa untuk berinteraksi lebih langsung

34
Arif S Sadiman. Et al, Media Pendidikan, (Jakarta: Bina Aksara, 1966), h.12
35
Genel Wilkinson, Media Dalam Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali, 1989), h.1
36
Sudjarwo, Media Pendidikan, (Jakarta: Bina Aksara, 1998), h.12
4. Media dapat menyeragamkan penafsiran yang berbeda

5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, kongkrit, dan


realistis sehingga perbedaan persepsi antar siswa pada suatu informasi
dapat diperkecil

6. Media dapat memberikan pengalaman yang menyerluruh dari


pengalaman yang kongkrit sampai pada pengalaman yang abstrak.37

Media pendidikan mempunyai kegunaan untuk mengatasi


berbagai hambatan antara lain:

1. Keterbatasan ruang kelas

2. Sikap siswa yang pasif

3. Hambatan komunikasi

4. Pengamatan yang kurang seragam

5. Sifat obyek belajar yang husus sehingga tidak mungkin dipelajari


tanpa media

6. Tempat yang terpencil.38

Media mempunyai berbagai jenis dan ragamnya dan menurut


Galach & Elly seperti yang dikutip Arikunto media dibagi dalam lima
kategori yaitu:

1. Manusia dan benda nyata

2. Media visual

37
Sudjarwo, Media Pendidikan, (Jakarta: Bina Aksara, 1998), h.170
38
Sudjarwo, Media…........................................, h.170
3. Media audio

4. Media cetak;

5. Media display.39

Salah satu media visual diantaranya adalah poster dan lebih


khusus lagi poster ikon. Yang dimaksud poster ikon adalah poster yang
memberikan gambaran keseluruhan, tinjauan global dari bahan pelajaran,
poster tersebut di atas selembar kertas berukuran 25 x 20 cm atau lebih
besar yang ditempel pada dinding di depan kelas di atas pandangan mata
sampai unit pelajaran yang bersangkutan selesai lalu poster ikon tersebut
akan dipindahkan kebagian dinding yang lain agar tempatnya dapat
digunakan untuk poster berikut. Ikon-ikon sebelumnya yang tetap dipajang
akan menjadi pengikat sadar dan tidak sadar untuk informasi dari awal
pelajaran hingga saat itu.

Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan untuk


mengatasi hambatan antara lain:

1. Keterbatasan ruang kelas

2. Sikap siswa yang pasif

3. Hambatan komunikasi

4. Pengamatan yang kurang seragam

5. Sifat objek belajar yang khusus sehingga tidak mungkin dipelajari


tanpa media

6. Tempat yang terpencil.40

39
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bina Aksara,1996),
h.7
Beberapa alasan dasar penggunaan gambar adalah:

1. Gambar bersifat kongkrit

Melalui gambar para siswa dapat melihat dengan jelas sesuatu yang
sedang dibicarakan atau didiskusikan dalam kelas. Sesuatu persoalan
dapat dijelaskan dengan gambar selain penjelasan dengan kata-kata.

2. Gambar mengatasi batas ruang dan waktu

Gambar candi borobudur dapat dibawa dan dipelajari di Amerika, dan


gambar sphinx dapat dipelajari di Indonesia, dengan demikian akan
akan membuktikan bahwa gambar-gambar itu merupakan penjelasan
dari benda-benda yang sebenarnya, yang tidak mungkin dilihat karena
letaknya yang terlalu jauh atau terjadi pada masa lampau.

3. Gambar mengatasi kekurangan daya mampu panca indera manusia

Benda-benda yang kecil yang tak dapat dilihat dengan mata, dibuat
fotografinya sehingga dapat dilihat dengan jelas.

4. Dapat digunakan untuk menjelaskan sesuatu masalah, karena itu


bernilai terhadap semua pelajaran disekolah.

5. Gambar-gambar mudah dan murah

Untuk sekolah-sekolah yang dananya terbatas atau kurang mampu,


gambar bernilai ekonomis, menguntungkan dan merigankan beban
sekolah.

6. Mudah digunakan, baik untuk perorangan maupun kelompok sisiwa

Satu gambar dapat dilihat oleh seluruh siswa, bahkan seluruh sekolah.

40
Sudjarwo, Media Pendidikan, (Jakarta: Bina Aksara, 1998), h.170
Metode penggunaan media poster pada Masalah Aljabar Sederhana

Masalah: Selesaikan persamaan 2(x + 1) = 5(x - 2)

Rumusan Tujuan: Suku x berada di ruas kiri persamaan dan semua suku yang
lain berada di ruas kiri persamaan.

Langkah-langkah:

1. Pernyataan sekarang: 2(x + 1) = 5(x – 2)

Perbedaan: 2(x + 1) di kiri, dan 5(x-2) di kanan persamaan.

Gunakan Operasi: Pada ruas kiri 2 dikalikan dengan x dan 2 dikalikan


dengan 1, pada ruas kanan 5 dikalikan dengan x dan 5 dikalikan dengan -2.

2. Pernyataan sekarang: 2x + 2 = 5x – 10

Perbedaan: 2x dikiri, 2 di kiri, 5x di kanan dan -10 di kanan persamaan.

Gunakan Operasi: Tambahkan 10 pada kedua ruas persamaan.

3. Pernyataan sekarang: 2x + 12 = 5x

Perbedaan: 2x dikiri, 12 di kiri, 5x di kanan persamaan.

Gunakan Operasi: Kurangkan 12 pada kedua ruas persamaan.

4. Pernyataan sekarang: 2x = 5x – 12

Perbedaan: 2x di kiri, 5x dan -12 di kanan persamaan.

Gunakan Operasi: Kurangkan 5x pada kedua ruas persamaan

5. Pernyataan sekarang: 2x – 5x = -12

Perbedaan: 2x di kiri, -5x di kiri dan -12 dikanan persamaan


Gunakan Operasi: Sederhanakan ruas kiri persamaan

6. Pernyataan sekarang: -3x = -12

Perbedaan: -3x di kiri dan -12 di kanan persamaan

1
Gunakan Operasi: − dikalikan pada ruas persamaan.
3

7. Pernyataan sekarang: x = 4

Perbedaan: Tidak ada

Masalah telah diselesaikan

Adapun dalam kegiatan pembelajaran penggunaan media poster


membutuhkan waktu yang tidak begitu lama. Selain metode tersebut
efektif, kreatif, dan inovatif untuk siswa. Metode penggunaan media
poster juga efesien, karena membutuhkan kurang lebih 1 menit dalam
penyelesaian masalahnya.

Dari tahap dan alokasi waktu yang telah diberikan, bahwa dalam
tiap poin pemecahan masalah mempergunakan kurang lebih 20 detik, dan
masing-masing pembagian dalam tahap/langkah penyelesaiannya:
menentukan permasalahan awal 2 detik, mencari perbedaan dari tiap
masalah 3 detik, mempergunakan operasi 10 detik, dan mendapatkan
tujuan/pemecahan masalah awal 5 detik. Kemudian siswa mengulangi
langkah pereduksiannya secara berulang-ulang hingga mendapatkan tujuan
akhir dari masalah. Dalam pereduksian yang berulang-ulang siswa dapat
mengulangi kurang lebih 3 tahap/langkah dalam tiap tujuan masalah.
Namun hal tersebut tergantung pada kapasitas materi dan soal yang
diharapkan. Pada kegiatan pereduksian disini peneliti mengalokasikan
waktunya pada materi aljabar.
Maka dari itu, peneliti melakukan kegiatan pereduksian dengan
alokasi 20 detik dalam 3 tahap penyelesaiannya. Jika diakumulatifkan
antara waktu dan tahap penyelesaiannya menjadi 60 detik/1 menit. Dengan
demikian penggunaan metode penggunaan media poster dalam
pembelajaran matematika siswa membutuhkan waktu 1 menit dalam
penyelesaian masalah. Sehingga bisa dikatakan bahwa penggunaan metode
penggunaan media poster dalam pembelajarannya tidak membutuhkan
banyak waktu.

Penggunaan media pembelajaran poster ikon dalam proses belajar


mengajar dapat digunakan untuk merangsang daya ingat siswa terhadap
pelajaran yang pernah dikuasainya. Hal ini mudah dipahami karena
dengan menggunakan media pembelajaran poster ikon siswa dapat dengan
mudah mengingat kembali akan pelajaran yang pernah dikuasainya,
Sehingga penguasaan terhadap materi yang pernah dipelajari akan
memudahkan siswa untuk memahami materi pelajaran selanjutnya.
Sehingga diharapkan siswa akan lebih termotivasi, terangsang, tertarik dan
akan bersifat terhadap pengajaran matermatika dan semuanya berdampak
kepada peningkatan hasil belajar.

B. Kerangka Berpikir

Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan


dalam dunia pendidikan peranan penting, karena banyak disiplin ilmu lain
yang tidak akan terlepas dengan matematika, baik secara angka-angka
maupun secara pola pikir. Oleh sebab itu matematika sangat penting untuk
dapat dikuasai oleh siswa. Namun pada kenyataannya, masih banyak siswa
yang merasa kesulitan bahkan merasa takut dengan pelajaran matematika.
Padahal matematika memiliki peranan sangat penting dalam membantu
pengembangan logika dan proses berfikir.

Mendapatkan pendidikan yang layak merupakan hak setiap


warga Negara. Selain itu belajar merupakan kewajiban bagi setiap orang
yang beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka
meningkatkan derajat kehidupan mereka.

Metode pembelajaran matematika sering kita temui dengan


metode dimana yang mendominasikan pembelajaran adalah guru. Hal ini
mengakibatkan kebosanan dan kurang minat siswa karena siswa tidak
diajak untuk lebih aktif. Kebanyakan siswa menjadi diam atau pasif dan
akhirnya tidak dapat melibatkan diri secara bebas.

Pembelajaran matematika umumnya diajarkan dengan terpusat


pada rumus, sehingga ketika siswa dihadapkan dengan masalah yang
berkaitan akan sulit menyelesaikannya. Dengan memilih pendekatan atau
sebuah metode yang tepat sehingga siswa akan menjadi siswa yang kreatif,
dan siap menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil, apabila
menghadapi permasalahan di dalam kehidupan dalam keluarga,
bermasyarakat, dan bekerja kelak, suatu kemampuan yang sangat
bermakna bagi kehidupan manusia.

Metode Penggunaan Media Poster merupakan suatu metode


atau strategi belajar mengajar yang membuat siswa menjadi aktif dan
kreatif, serta menumbuhkan atau meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah (problem solving) siswa terutama dalam pembelajaran
matematika, lebih mempunyai daya pikir yang logis dalam penyelesaian
masalah dan selalu melakukan pemecahan masalah dengan terurut atau
sistematis.
Pemecahan masalah (problem solving) merupakan model
dengan mendiagnosa mengamati serta mengidentifikasi dari masalah
sehingga dapat meningkatkan kemampuan dalam melihat serta
mengidentifikasi tujuan yang dasar dari permasalahan yang ingin dicapai.
Dengan begitu siswa dapat melakukan tugasnya dengan sistematis dan
terarah, karena suatu permasalahan tidak akan meluas masalah yang
dicapai apabila melakukannya dengan terarah. Dan pemecahan masalah
dapat meningkatkan kreatifitas siswa karena dalam pemecahan
masalahnya melakukan banyak operasi yang berkaitan dengan hal yang
dimaksud. Dengan banyaknya cara yang digunakan pula siswa yang
memiliki pemecahan masalah yang tinggi akan meningkatkan kemampuan
dalam merekonstruksi secara inovatif masalah-masalah yang dihadapi.
Sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai dengan baik dan akurat.

Hasil perencanaan dalam proses pembelajaran matematika


menunjukkan bahwa metode Penggunaan Media Poster terhadap
pemecahan masalah ini dapat menjadikan siswa yang berpikir kreatif dan
inovatif serta dapat melakukan sistematisasi dalam melakukan suatu
permasalahan. Sehingga dapat menyelesaikan tugas atau soal dengan
mudah dan lebih akurat serta selalu konsisten terhadap tujuan akhir yang
dicapai. Dan hasil perbandingan pre test dan post test menunjukkan
perbedaan yang signifikan. Berdasarkan hal itu dapat disimpulkan bahwa
penerapan metode ini dapat meningkatkan pemecahan masalah siswa dari
hasil sebelumnya dalam pembelajaran matematika

Belajar merupakan satu bentuk dari perubahan tingkah laku yang


dapat diamati. Dan pembelajaran merupakan suatu cara bagaimana
seorang guru mencari proses belajar mengajar yang tepat dan dapat
menghasilkan secara optimal bagi kegiatan belajar mengajar terutama pada
siswa sehingga tercapainya pendidikan yang diharapkan di Indonesia saat
ini. Maka sangat diperlukan suatu metode pembelajaran dimana siswa
dapat melibatkan dirinya secara bebas, dan teratur sehingga siswa menjadi
lebih kreatif dalam pembelajaran matematika dan sekaligus dapat
meningkatkan motivasi berprestasi matematika siswa. Dan tidak ada lagi
yang merasa takut menghadapi pelajaran matematika.

Maka salah satu metode pembelajaran yang dapat kita gunakan


adalah Penggunaan Media Poster. Disitulah kita dapat belajar dengan
menganalisa suatu permasalahan secara sistematis, memecahkan
permasalahan umum ke dalam masalah yang lebih sederhana,
meningkatkan kreatifitas dalam penyelesaian masalah dengan banyaknya
cara yang digunakan, meningkatkan daya talar dan berpikir kita sehingga
dapat memahami materi pelajaran yang dimaksud.

Karena metode Penggunaan Media Poster merupakan suatu


metode atau strategi belajar mengajar yang membuat siswa menjadi aktif,
menumbuhkan atau meningkatkan pemecahan masalah siswa terutama
dalam pembelajaran matematika, lebih bertanggung jawab dalam segala
tugasnya, dapat menggunakan umpan balik atas hal-hal yang berkenaan
dengan kegiatannya, dapat mempertimbangkan resikonya, menjadi siswa
yang kreatif dan inovatif,dan dapat dengan cepat mengerjakan soal atau
tugas.

Untuk mendapatkan hasil belajar yang sesuai dengan tujuan-tujuan


yang diharapkan, pendidikan metematika memerlukan adanya motivasi
yang dapat membangkitkan efektifitas dalam proses belajar mengajar.
Motivasi dalam bentuk sarana pengajaran yang penting adalah dengan
digunakannya media. Media sebagai salah satu alat bantu yang dianggap
menunjang dalam proses belajar mengajar dikelas adalah mengenai
penggunaan poster ikon terutama dalam bidang studi matematika.
Kenyataan dalam proses belajar mengajar, banyak hambatan-hambatan
yang ditemui, salah satunya adalah lemahnya daya ingat siswa terhadap
pelajaran yang sudah dikuasai, menurut Law of disuse (Higard dan Bower
(1975) gejala lupa terjadi karena materi pelajaran yang pernah dikuasai
tidak pernah digunakan atau dihapal suswa. Gejala ini menjadikan siswa
sulit memahami materi yang diajarkan guru, sehingga siswa tersebut
menjadi tidak tertarik, serta acuh tak acuh terhadap matematika.

Diharapkan dengan menggunakan alat bantu yang berupa media


dalam bentuk poster ikon dapat membantu siswa untuk meningkatkan
kemamapuan siswa untuk dapat menungkatkan prestasinya terutama
dibidang matematika.

C. Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan dari teori serta kerangka berfikir yang telah


diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitiannya, yaitu:

H0 = Rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajarkan


menggunakan media poster ikon sama dengan rata-rata hasil
belajar matematika siswa yang diajarkan tidak menggunakan poster
ikon.

H1 : Rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajarkan


menggunakan media poster ikon tidak sama dengan rata-rata hasil
belajar matematika siswa yang diajarkan tidak menggunakan poster
ikon.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SLTP Negeri 142, yang beralamat


didaerah Joglo, Kembangan Jakarta Barat. Alasannya, karena sekolah ini
memang sangat layak untuk diadakan penelitian seperti ini, karena memang
sarana dan prasarananya sangat mendukung, disamping juga jumlah siswanya
yang banyak. Penelitian ini berlangsung selama catur wulan ke-2 tahun ajaran
2004/2005.

B. Metode Penelitian

Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini


penulis menggunakan metode-metode sebagai berikut :

1. Metode deskriftif analitik yakni metode untuk penyusunan, penjelasan dan


penganalisaan data.17

2. Metode penelitian korelasi yakni metode yang bertujuan untuk mengetahui


apakah variasi dalam suatu karakteristik berhubungan dengan variasi
dalam karakteristik lainnya.18

3. Metode eksperimen, kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan oleh


peneliti untuk mengumpulkan bukti-bukti yang ada hubungannya dengan
hipotesa yang diajukan.19

17
Winarno, Surakhmad, , Pengantar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Tarsito, 1990), h.140
18
. Asikin S. Djanegara R, Dasar-dasar Penelitian, (Jakarta: IKIP, 1984), h. 20
19
Faridah Arkom, Pengantar Metode Penelitian (Dalam Pendidikan), (Jakarta: IAIN
Jakarta, 1988), h. 11
Adapun data yang dicari atau diteliti adalah data kuantitatif dengan
cara menggunakan tes. Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat
lainnya yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan,
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok.20

Hasil belajar yang merupakan data dari penelitian ini dikelompokkan


menjadi dua, yakni hasil belajar kelas eksperimen dan hasil belajar kelas
kontrol. Hasil belajar tersebut diambil dari hasil tes akhir pada pokok bahasan
persamaan dan pertidaksamaan linear cawu dua tahun 2004/2005.

Rancangan eksperimen dapat dinyatakan sebagai berikut :

Kelompok Perlakuan Tes

KE X1 T2

KK X2 T2

Keterangan :

KE : adalah simbol kelas eksperimen

KK : adalah simbol kelas kontrol

X1 : adalah simbol perlakuan yang diberikan kepada kelas eksperimen


yaitu kelas yang diajarkan oleh guru yang menggunakan media
poster ikon dalam kegiatan belajar mengajarnya.

X2 : adalah simbol perlakuan yang diberikan kepada kelas kontrol yaitu


kelas yang diajar oleh guru yang tidak menggunakan media poster
ikon dalam kegiatan belajar mengajarnya.

T2 : adalah simbol tes yang dilakukan pada siswa.

20
. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1993), h. 12
C. Populasi Dan Tehnik Pengambilan Sampel

Dalam suatu penelitian terlebih dahulu harus ditentukan populasi dan


sampel guna membatasi ruang lingkup penelitian. Dalam melakukan
penelitian, seseorang tidak harus meneliti seluruh populasi yang ada, tetapi
dapat juga menggunakan sebagian dari populasi yang ada yang disebut
sampel.

Untuk itu digunakan teknik-teknik pengambilan sampel yang dapat


mewakili populasi yang ada, agar penelitian yang dilakukan benar-benar valid.
Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh
sampel penelitian adalah teknik sampel random sampling dengan :

1. Populasi

a. Populasi Target

Seluruh siswa SLTP Negeri 142 Kebon Jeruk, Jakarta Barat tahun
ajaran 2004/2005.

b. Populasi Terjangkau

Seluruh siswa kelas II SLTP Negeri 142 Jakarta Barat.

2. Sampel

a. Prosedur Pengambilan Sampel

Sampel diambil 2 dari 7 kelas yang ada, menggunakan


sampel: random sampling, yaitu pengambilan contoh acak berlapis,
dari populasi 7 kelas diambil 2 kelas secara acak, dari keseluruhan
siswa kedua kelas tersebut diambil contoh 30 siswa dan didapat kelas
II3 sebagai kelas eksperimen dan kelas II5 sebagai kelas kontrol,
dimana kedua kelas tersebut mempunyai kondisi awal yang sama, yang
diketahui dengan mengadakan uji homogenitas kedua kelas tersebut
dengan mengambil data nilai raport kelas I cawu dua tahun ajaran
2003/2004 dari 30 orang siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

b. Besar Sampel

Besar sampel seluruhnya berjumlah 60 orang siswa yang


diambil dari kedua kelas secara acak, yaitu kelas II3 sebanyak 30 orang
siswa dan kelas II5 sebanyak 30 orang siswa.

Kelas Jumlah Siswa Jumlah Sampel

II3 42 30

II5 38 30

Jumlah 80 60

D. Instrumen penelitian

1. Konsepsi

Tes hasil belajar meliputi tes formatif pada pokok bahasan


persamaan dan pertidaksamaan linear dalam bentuk tes pilihan ganda
dengan 4 option, sebanyak 20 soal. Instrumen ini hanya menggunakan
aspek kognitif mencakup ingatan, pemahaman, dan aplikasi. Validitas
yang digunakan pada instrument penelitian ini adalah dengan
menggunakan validitas isi.

2. Uji coba soal

Sebelum digunakan untuk penelitian instrument ini diuji-cobakan


kepada 43 orang siswa kelasII6 SLTP Negeri 142 Jakarta Barat, guna
mengukur reliabilitas dengan menggunakan rumus KR-21, yaitu:21

21
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999),
h.79
 n  M (n − M ) 
r11 =   1−
 n − 1  nst2 

Keterangan :

r11 : adalah reliabilitas tes secara keseluruhan

M : adalah Mean

s t2 : adalah varian total

n : adalah banyaknya soal

Untuk mengetahui penilaian reliabilitas instrument penelitian


digunakan indeks korelasi dengan kriteria sebagai berikut :

0,800 – 1,000 reliabilitas instrument tersebut tinggi

0,600 – 0,799 reliabilitas instrument tersebut cukup

0,400 – 0,599 reliabilitas instrument tersebut agak rendah

0,200 – 0,399 reliabilitas instrument tersebut rendah

< 0,200 reliabilitas instrument tersebut sangat rendah.22

Dari data yang didapat dari hasil uji coba instrument penelitian di
kelas II6 SLTP Negeri 142 Jakarta Barat, diperoleh indeks korelasi 0,8025
yang berarti reliabilitas instrument penelitian secara keseluruhan adalah
tinggi.

3. Uji Validitas

Sebelum digunakan untuk penelitian, instrument ini diuji cobakan


kepada kelas II6 SLTP Negeri 142 Jakarta Barat, Guna mengukur taraf

22
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999),
h.98
Validitas dengan menggunakan Product Moment dari Person dengan
rumus:23

Mp − Mt p
γ pbi =
Si q

γ = koefisien korelasi biserial


Mp = rerata skor dari subjek yang menjawab benar bagi item yang dicari
validitasnya.
Mt = rerata skor total
p = proporsi siswa yang menjawab benar
(p = siswa yang menjawab benar dibagi dengan total siswa)
q = proporsi siswa yang menjawab salah
(q = siswa yang menjawab salah dibagi dengan total siswa)

γpbi ≥ r tabel produk momen maka instrumen valid

γpbi < r tabel produk momen maka instrumen tidak valid

23
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999),
h. 79
4. Pengujian Reabilitas

Sebelum digunakan untuk penelitian, instrument ini diuji cobakan


kepada kelas II6 SLTP Negeri 142 Jakarta Barat, Guna mengukur taraf
Reabilitas digunakan rumus:

 n   s − ∑ pq 
2
r11 =  n − 1  
 s2 

r11= reabilitas instrument


n = banyaknya item
p = proporsi siswa yang menjawab benar
q = proporsi siswa yang menjawab salah

∑ pq = hasil kali proporsi siswa yang menjawab benar dengan proporsi

siswa yang menjawab salah


s = standar deviasi dari tes

5. Pengujian Taraf Kesukaran

Taraf kesukaran bertujuan untuk mengetahui bobot soal yang


sesuai dengan kriteria perangkat soal yang diharuskan untuk mengukur
taraf kesukaran digunakan rumus :

B
P=
JS

Keterangan :

P = adalah indeks kesukaran

B = adalah jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar

JS= adalah jumlah seluruh peserta tes


Untuk mengetahui penilaian taraf kesukaran tiap-tiap soal indeks
kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut :

0,700 – 1,000 soal tersebut mudah

0,300 – 0,700 soal tersebut sedang

0,100 – 0,300 soal tersebut sukar.24

6. Pengujian Daya Pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan


kemampuan siswa. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda
disebut indeks diskriminan yang berkisar antara 0,000 – 1,000. Pada
indeks diskriminan ini dikenal tanda negatif yang berarti bahwa suatu soal
itu terbalik dalam mengukur kemampuan siswa. Rumus indeks
diskriminan adalah :25

Ba Bb
D= − = Pa − Pb
Ja Jb

Keterangan :

D = indeks daya pembeda soal

Ja = banyaknya peserta kelas atas

Jb = banyaknya peserta kelas bawah

Ba = banyaknya peserta kelas atas yang menjawab benar

Bb = banyaknya peserta kelas bawah yang menjawab benar

Ba
Pa = adalah proporsi peserta kelompok atas yang menjawab
Ja
benar

24
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rhineka Cipta, 1995), h. 214
25
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rhineka Cipta, 1995), h. 213
Bb
Pb = adalah proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab
Jb
benar

Untuk mengetahui penilaian daya pembeda tiap-tiap soal, indeks


diskriminan diklasifikasikan sebagai berikut :

0,700 – 1,000 soal tersebut adalah baik sekali

0,400 – 0,700 soal tersebut baik

0,200 – 0,400 soal tersebut adalah cukup

0,000 – 0,200 soal tersebut adalah jelek.26

< 0,00 soal terbalik dalam mengukur kemampuan siswa

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Kepustakaan

Ada 2 proses yang menyangkut dengan pengumpulan informasi


atau data penelitian teknik kepustakaan itu. Pertama, menetapkan
informasi atau ide yang berhubungan dengan pokok masalah, kedua,
membuat catatan yang diperlukan bagi penelitian.27

2. Pengujian atau Tes

Pengujian atau tes adalah salah satu teknik pengumpulan data


dalam suatu penelitian ilmiah. Tes digunakan untuk mengukurkecerdasan
seseorang, prestasi belajar murid sekolah, pengukuran berat dan panjang,
pengukuran gaya dan tenaga, pengkadaran zat suatu bendadan sebagainya.
Untuk hal ini tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar matematika
siswa.

26
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rhineka Cipta, 1995), h.223
27
Dr. Jahja Qahar Alhas Tambunan, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian, (Jakarta:
1983), h.53
3. Variabel

a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah menggunakan media poster


ikon dalam kegiatan belajar mengajar.

b. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika


siswa yang berupa tes akhir yang dicapai siswa.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa


yang diajar oleh guru yang menggunakan media poster ikon dalam
pembelajaran lebih tinggi dari hasil belajar matematika siswa yang diajar oleh
guru yang tidak menggunakan media poster ikon dalam pembelajaran sebelum
melakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian
persyaratan analisis, yaitu uji normalitas dengan uji liliefoor guna mengetahui
apakah kedua kelas masing-masing berdistribusi normal dan uji homogenitas
dengan uji F guna menentukan uji t yang akan digunakan dalam pengujian
hipotesis penelitian. Untuk menguji hipotesis statistika uji t dengan ά = 0,05
yang rumusnya sebagai berikut :

Jika σ x2 = σ y2 maka uji t yang digunakan adalah :

− −
X −Y 2
(n x − 1) s x2 + (n y − 1) s 2y
t= dengan s = dan v = nx + n y − 2
1 1 nx + n y − 2
s +
nx n y

Keterangan :


X = adalah nilai rata-rata kelas eksperimen


Y = adalah nilai rata-rata kelas control

Sx = adalah simpangan baku kelas eksperimen


Sy = adalah simpangan baku kelas control

nx = adalah jumlah sample kelas eksperimen

ny = adalah jumlah sample kelas kontrol

v = derajat kebebasan

Dengan kriteria pengujian penelitian adalah :

Tolak H0 apabila t hitung > t tabel

Terima H0 apabila t hitung ≤ t tabel

H. Hipotesis Statistik

Ho : µ A = µ B

H1 : µ A ≠ µ B

Keterangan :

µ A = Rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajarkan menggunakan


poster ikon.

µ B = Rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajarkan tidak


menggunakan poster ikon.
BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi DATA

1. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah


berbentuk soal-soal Pilihan Ganda (PG) mata pelajaran matematika
pada pokok bahasan persamaan dan pertidaksamaan linear dengan 4
option, Sebelum instrument penelitian tersebut diujikan, soal-soal
tcrsebut diujikan kepada kelas lain yang sederajat dan homogen,
untuk mengetahui tmgkat reliabilitas, validitas, daya pembeda dan
taraf kesukaran soal. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan oleh
peneliti didapat data-data sebagai berikut

Tabel 1.

Pengujian Instrumen Penelitian Matematika

Soal Validitas Reliabilitas Daya Taraf Kesukaran Keterangan


1 Valid Reliabel Baik Sedang Terima
2 Valid Reliabel Baik Sedang Terima
3 Valid Reliabel Cukup Sedang Terima
4 Valid Reliabel Jelek Mudah Tolak
5 Valid Reliabel Cukup Sedang Terima
6 Valid Reliabel Baik Sedang Terima
7 Valid Reliabel Baik Sedang Terima
8 Valid ReliaSel Baik Sedang Terima
9 Valid Reliabel Baik Sedang Terima
10 Valid Reliabel Cukup Sedang Terima
11 Valid Reliabel Baik Sedang Terima
12 Valid Reliabel Jelek Sukar Tolak
13 Valid Reliabel Baik Sedang Terima
14 Valid Reliabel Cukup Sedans Terima
15 Valid Reliabel Jelek Sukar Tolak
16 Valid Reliabel Cukup Sedang Terima
17 Valid Reliabel Baik Sedang Terima
18 Valid Reliabel Cukup Sedang Terima
19 Valid Reliabel Cukup Sedang Terima
20 Valid Reliabel Cukup Sukar Tolak
21 Valid Reliabel Baik Sedang Terima
22 Valid Reliabel Cukup Sedang Terima
23 Valid Reliabel Jelek Mudah Tolak
24 Valid Reliabel Cukup Sedang Terima
25 Valid Reliabel Baik Sedang Terima

Dari pengujian instrument penelitian yang telah dibuat oleh


peneliti pada bidang studi matematika pokok bahasan persamaan dan
pertidaksamaan linear dari 25 soal didapat 20 soal diterima dan 5 soal
ditolak, dengan demikian ada 20 soal yang dapat dijadikan sebagai
penelitian.

2. Hasil Belajar Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Siswa yang


diajarkan oleh Guru yang Menggunakan Media Poster Ikon dalam
Kegiatan Belajar Mengajar (Kelas Eksperimen)

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dari 30 orang siswa


yang dijadikan sampet pada kelas yang diajarkan oleh guru yang
menggunakan media poster ikon dalam kegiatan belajar mengajarnya
diperoleh hasil belajar dengan rentang nilai antara : 60 - 96, dengan
rata-rata 73,8 dan simpangan baku 10,14
Gambar 1

Diagram Batang Hasil Tes Matematika Siswa

3. Hasil Belajar Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Siswa yang


diajarkan oleh Guru yang tidak Menggunakan Media Poster Ikon
dalam
Kegiatan Belajar Mengajar (Kelas Kontrol)

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dari 30 orang siswa


yang dijadikan sampel pada kelas yang diajarkan oleh guru yang tidak
menggunakan media poster ikon dalam kegiatan belajar mengajarnya
diperoleh hasil belajar dcngan rentang nilai antara : 52 - 88, dengan
rata-rata 64,5 dan simpangan baku 9,78.
Gambar 2

0
52 56 60 64 72 76 80 88

Diagram Batang Hasil Tes Matematika Siswa

Dari gambar tersebut di atas, dapat dilihat bahwa titik tertinggi


terletak pada angka 60 dan 72, artinya banyaknya siswa yang
mendapat angka 60 dan 72.

B. Pengujian Persyaratan Analisis

1. Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan dengan uji lilefors, pada α =


0,05 dari hasil pengujian untuk hasil-hasil tes pada kelas eksperimen
didapat Lhitung sebesar 0,1522 (lihat lamp.11) dan Ltabel untuk n = 30
pada taraf signifikan α = 0,05 adalah 0,161. Sedangkan dari hasil tes
matematika pada kelas kontrol didapat Lhitung sebesar 0,1472 ( lihat
lamp. 12 ) dan Ltabel untuk n - 30 pada taraf signifikan α - 0,05 adalah
0,161, ternyata dari kedua hasil pengujian tersebut didapat Lhitung
lebih kecil dari Ltabel, sehingga hipotesis nol (Ho) dari pengujian
normalitas ini menyatakan data populasi berdistribusi normal
diterima. Dengan demikian pengujian persyaratan analisis yaitu data
berdistribusi normal telah terpenuhi.

2. Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas dilakukan dengan uji fisher, Dari data yang


diperoleh dikelompokkan menjadi 2 kelompok data, yakni data hasil-
hasil tes Matematika siswa yang diajar dengan menggunakan media
poster ikon dan siswa yang diajar dengan tidak menggunakan media
poster ikon, dari hasil pengujian didapat Fhitung sebesar 1,037 (lihat
lamp. 13) dan Ftabel pada α = 0,05 untuk fα(na-1, nb-1) adalah F0,05 (29.29)

adalah 2,102. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Fhitung <
Ftabel, sehingga Ho (Hipotesis Nol) dari pengujian ini yang menyatakan
varians, dari masing-masing kelompok diterima. Dengan demikian uji
persyaratan analisis data homogen telah terpenuhi.

C. Analisa dan Pembahasan

Diketahui uji hipotesis statistik pada penelitian ini adalah :

Ho : µ A = µ B

Hi : µ A ≠ µ B

Untuk Menguji hipotesis statistik di atas, maka diiakukan


pengujian dengan menggunakan uji t Student, dengan perhitungan
sebagai berikut : rumus mencari harga t hitung jika diketahui bahwa

σ x2 = σ r2 dari uji homogenitas kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah

diberi perlakuan adalah :


X −Y (nx − 1) S x2 + (n y − 1) S y2
t hitung = dengan S2 =
1 1 nx + n y − 2
s +
nx n y

Dan dari data diperoleh sebagai berikut:

nx = 30 ny = 30 S x2 = 10,14

S x2 = 9,78 x = 73,8 y = 64,5

(30 − 1)10,14 + (30 − 1)9,78


S=
58

294,06 + 283,63
S=
58

S = 9,96

Sedangkan untuk mcngetahui harga ttabel dengan α = 0,05


maka perlu diketahui terlebih dahulu nilai derajat kebebasan dengan
rumus v = nx + ny - 2, dengan data yang diperoleh dari hasil belajar
persamaan dan pertidaksamaan linear didapat : v = 30 + 30 - 2 = 58

Sehingga harga ttabel dengan α = 0,05 dan v = 58 pada tabel


distribusi t adalah 1,671. Karena thitung > Wi (3,607 > 1,671), maka HO

ditolak pada taraf signifikan t = 0,05 dan derajat kebebasan v = 58. Oleh
karena itu dapat disimpulkan bahwa penggunaan media poster ikon
dalam kegiatan belajar mengajar pada pokok bahasan persamaan dan
pertidaksamaan linear dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Matematika memegang peranan yang penting dalani kehidupan,


karena berbagai sendi kchidupan baik langsung ataupun tak langsung
akan banyak memerlukan matematika. Maka sudah selayaknya
matematika merupakan mata pelajaran wajib yang harus diajarkan pada
setiap jenjang pendidikan, dari jenjang pendidikan dasar, menengah atas
atau bahkan pada perguruan tinggi. Namun berdasarkan survey yang
dilakukan secara acak dari beberapa siswa SLTP dan SLTA 85% tidak
menyukai matematika karena sulit, sehingga sampai saat sekarang ini
masih banyak kalangan pelajar yang beranggapan bahwa matematika
masih merupakan momok yang menakutkan dan merupakan pelajaran
yang sulit.
Pembelajaran adalah upaya untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan,
potensi, minat, bakat dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal
antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa
Belajar berfungsi untuk mempertinggi taraf kehidupan sosial yang sangat komplek ini. Dan
seorang baru dikatakan telah belajar jika orang tersebut dapat melakukan beberapa kegiatan
yang sebelumnya tidak dapat dilakukan ini. Dan seorang baru dikatakan telah belajar jika
orang tersebut dapat melakukan beberapa kegiatan yang sebelumnya tidak dapat dilakukan,
karena hampir semua kegiatan dalam matematika menghendaki belajar yang dapat
didefinisikan dan diamati, maka topik-topik matematika dapat menjadi analisa hierarki
Belajar merupakan interaktif dari siswa dalam lingkungannya sehingga dalam kegiatan belajar
guru harus berupaya membangun suasana interaksi yang harmonis, interaksi tersebut akan
dapat membawa pengaruh kuat pada perubahan-perubahan, sehingga perubahan yang terjadi
relatif menetap dan berbekas pada diri siswa yang akan menjadi sikap dan pola perilakunya.
Hasil belajar tidak hanya dimaksudkan untuk memperlihatkan kemampuan-kemampuan tetapi
juga memberikan umpan balik bagi siswa maupun bagi guru

Matematika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang


didalamnya terdapat ilmu tentang logika, bilangan serta terdapat konsep-
konsep yang saling berhubungan dan dipresentasikan dengan bahasa simbolik.
Obyek penelaahan matematika tidak sekadar kuantitas tetapi lebih menitik
beratkan pada hubungan, pola, bentuk dan struktur serta konsepnya. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa matematika itu berkaitan dengan gagasan
yang terstruktur dan hubungannya diatur secara logis.

Dengan demikian, dari beberapa penjelasan di atas, matematika


dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika adalah suatu cara atau
metode bagaimana seseorang melakukan proses belajar secara optimal untuk
berpikir dan bernalar dalam memecahkan permasalahan yang berhubungan
dengan bilangan dan kalkulasi secara sistematika sehingga siswa menjadi
aktif, kreatif, dan mampu memecahkan permasalahan yang berhubungan
tentang bilangan tersebut.

Fenomena di atas sampai pada saat ini masih kita lihat dan
rasakan, karena dari kenyataan yang ada bahwa mata pelajaran
matematika masih begitu menakutkan bagi scbagian siswa, hal ini terlihat
dari hasil Try Out Pelajaran matematika dari beberapa sekolah SLTP
hanya 5% yang lulus, padahal mata pelajaran ini merupakan salah satu
mata pelajaran wajib nasional yang di ebtanaskan, dan apabiia mata
pelajaran ini tidak lulus, maka siswa tersebut dinyatakan tidak lulus.

Banyak faktor yang menjadi penyebabnya, salah satunya adalah


sarana atau alat bantu yang menarik yang dapat menarik perhatian dan
minat anak, karena anak cenderung akan tcrtarik apabila ada haJ lain
yang tidak biasa, sarana tersebut misalnya berupa alat peraga, mungkin
perlu dicarikan model atau cara yang dapat membangkitkan gairah anak
untuk belajar matematika. Peneliti berharap dengan dilaksanakannya
penelitian ini dapat membantu meningkatkan prestasi dan hasil belajar
siswa khususnya dalam pelajaran matematika. Kemampuan pemecahan
masalah sangat diperlukan siswa untuk memahami suatu permasalahan
matematis, karena dalam pemecahan masalah matematis terdapat
langkah-langkah yang terkadang hanya dapat dilakukan dengan logika.
Dalam menghadapi masalah ini, peneliti tentu saja ingin melakukan
perubahan dalam pelaksanaan pembelajaran yang dapat meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah siswa agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai dengan sebaik-baiknya.

Akhirnya dalam upaya menuju ke arah tujuan matematika, fungsi


matematika, serta kegunaan matematika. Maka penulis mencoba untuk
menggunakan penelitian tindakan pada SMPN 142 Jakarta Barat Kelas
VII) dengan judul penelitian "Pengaruh Penggunaan Media Poster Ikon
terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa"

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap


keefektifitasan media poster ikon didapat adanya perbedaan prestasi
belajar siswa antara yang menggunakan media poster dengan yang tidak
menggunakan media poster ikon, kelompok siswa yang diajar dengan
menggunakan media poster ikon mempunyai rata-rata 73,8 dan
kelompok siswa yang diajar dengan tanpa menggunakan media poster
ikon hanya memperoleh rata-rata 64,5 dan dari penghitungan ternyata
dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan alat bantu media poster
ikon mempunyai pengaruh yang cukup signifikan terhadap peningkatan
prestasi belajar matematika siswa.

Saran-saran

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh


peneliti pada pengaruh penggunaan media poster ikon terhadap
pengajaran matematika maka ada beberapa hal yang menjadi catatan
atau menjadi sumbang saran bagi para pengelola dan pendidik serta
orang-orang yang berhubungan dengan dunia pendidikan, diantaranya :

Hendaknya para pengelola pendidikan tidak hanya memikirkan


faktor-faktor ekonomi semata, tetapi juga memperhatikan pendidikan
secara menyeluruh, hendaknya juga memikirkan bagaimana caranya
agar
dapat meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya khususnya pada
bidang studi matematika yang menjadi induk dari segala ilmu
pengetahuan.

1. Hendaknya para pengelola pendidikan atau para kepala sekolah lebih


memperhatikan alat bantu pendidikan atau penyediaan sarana
pendidikan yang dapat menunjang kegiatan proses belajar mengajar,
agar dapat menciptakan suasana belajar yang menarik dan memacu
minat belajar siswa.

2. Para guru hendaknya meningkatkan kemampuannya dalam


pengajaran serta kemampuan menggunakan alat bantu pendidikan,
karena keahlian penggunaan alat peraga merupakan suatu keharusan
bagi para guru agar dalam proses kegiatan belajar mengajar di dalam
kelas dapat tercipta suasana belajar yang benar-benar menarik dan
pesan yang disampaikan dapat diterima atau dicerna oleh siswa
secara menyeluruh terutama dalam pengajaran matematika yang
membutuhkan sarana yang dapat mempermudah siswa mengerti
serta menginggat materi pelajaran yang diberikan.

3. Pemerintah hendaknya dapat menciptakan pendidikan yang benar-


benar memperhatikan kondisi masyarakat serta mencarikan solusi
bagi dunia pendidikan pada umumnya agar proses pendidikan dapat
berjalan dengan baik dan mutu pendidikan di negara Indonesia
khususnya dapat ditingkatkan agar para sumber daya manusia
Indonesia tidak kalah bersaing dengan sumber daya manusia dari
negara lainnya.

Hal-hal tersebutlah yang menjadi sumbang saran dari peneliti


yang dapat di berikan bagi dunia pendidikan mudah-mudahan apa
yang telah peneliti lakukan dapat menjadikan sumbang saran yang
besar bagi dunia pendidikan.
UJI DAYA PEMBEDA
HASIL BELAJAR MATEMATIKA

NO BA BB BA BB D Klasifikasi
JA JB
1 14 6 0,93 0,4 0,53 Baik
2 13 4 0,87 0,27 0,60 Baik
3 11 5 0,73 0,33 0,40 Cukup
4 14 12 0,93 0,8 0,13 Jelek
5 12 6 0,80 0,4 0,40 Cukup
6 12 5 0,80 0,33 0,47 Baik
7 13 6 0,87 0,4 0,47 Baik
8 14 6 0,93 0,4 0,53 Baik
9 11 5 0,73 0,33 0,40 Baik
10 13 8 0,87 0,53 0,34 Cukup
11 14 4 0,93 0,27 0,66 Baik
12 5 2 0,33 0,13 0,20 Jelek
13 13 4 0,87 0,27 0,60 Baik
14 10 6 0,67 0,4 0,27 Cukup
15 5 2 0,33 0,13 0,20 jelek
16 13 6 0,87 0,4 0,47 Cukup
17 13 5 0,87 0,33 0,54 Baik
18 12 5 0,8 0,33 0,47 Cukup
19 8 4 0,53 0,27 0,26 Cukup
20 7 1 0,47 0,07 0,40 Cukup
21 13 4 0,87 0,27 0,60 Baik
22 8 3 0,53 0,2 0,33 Cukup
23 15 12 1,00 0,8 0,20 Jelek
24 12 8 0,8 0,53 0,27 Cukup
25 12 8 0,8 0,53 0,27 Baik
20. Perbandingan dua bilangan x dan y adalah 1:3, sedangkan selisihnya adalah

48. jumlah bilangan x dan y adalah ...

a. 71 b. 96. c. 168 d. 192

21. Himpunan penyelesaian sistem persamaan 2x + 3y = 19 dan x – y = -8 adalah

{(x, y)}. Nilai x – 7y adalah ....]

a. 52 b. 48. c. -48 d. -50

22. Banyak siswa putra dan putri adalah 48. jika siswa putra lebih 4 orang dari

siswa putri, maka banyak siswa putri adalah ...

a. 16 b. 22. c. 26 d. 44

23. Himpunan penyelesaian dari 7t – 5 = 9 + 5t untuk t bilangan cacah adalah ....

a.2 b. 7 c. 12 d. 14

24. Harga 2 pasang sepatu dan 3 pasang sandal adalah Rp. 175.000,00.

Sedangkan harga 3 pasang sepatu dan 4 pasang sandal adalah Rp. 225.000,00.

Harga sepasang sepatu dan 2 pasang sandal adalah ...

a. Rp. 71.000,00 b. Rp. 90.000,00 c. Rp. 95.000,00 d. Rp.

105.000,00
25. Besar uang Dimas adalah 3 kali uang Kiki, sedangkan selisih uang Dimas dan

Kiki adalah Rp. 5.000,00. Besar uang Kiki adalah ....

a. Rp. 2.500,00 b. Rp. 7.500,00 c. Rp. 12.500,00 d. Rp.

15.000,00
Hasil Belajar Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Siswa Kelas
Eksperimen

Tabel 5. hasil belajar persamaan dan pertidaksamaan linear siswa kelas

eksperimen.

Nomor Nomor Induk Siswa Nilai


1 097034 60
2 097035 60
3 097036 72
4 097037 72
5 097038 76
6 097039 72
7 097040 64
8 097041 76
9 097042 60
10 097043 72
11 097044 96
12 097045 96
13 097046 76
14 097047 76
15 097048 64
16 097049 72
17 097050 64
18 097051 88
19 097052 88
20 097053 72
21 097054 88
22 097056 60
23 097057 64
24 097058 80
25 097059 80
26 097060 80
27 097061 76
28 097062 64
29 097063 80
30 097064 76

Dari tabel di atas diperoleh:


N = 30

x = 73,8

Sx = 10,14
Hasil belajar persamaan dan pertidaksamaan linear siswa kelas kontrol

Tabel 5. hasil belajar persamaan dan pertidaksamaan linear siswa kelas

eksperimen.

Nomor Nomor Induk Siswa Nilai


1 097065 72
2 097066 60
3 097067 60
4 097068 72
5 097069 64
6 097070 72
7 097071 80
8 097072 56
9 097073 80
10 097074 56
11 097075 56
12 097076 52
13 097077 76
14 097078 60
15 097079 64
16 097080 88
17 097081 76
18 097082 72
19 097083 76
20 097084 64
21 097085 64
22 097086 60
23 097087 64
24 097088 72
25 097089 56
26 097090 52
27 097091 60
28 097092 52
29 097093 72
30 097094 80
Dari tabel di atas diperoleh:

N = 30

x = 64,5

Sx = 9,78
HASIL UJI COBA VALIDITAS MATEMATIKA
Siswa/No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 0 24
2 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 0 23 23 23 23 0 23 23 23 23 23 23 23
3 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 0 23 23 23 23 23 0 23 23 23 23 23
4 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 0 22 22 22 22 22 0 22 0 22 22 22
5 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 0 22 22 0 22 22 22 22 22 0 22 22 22 22
6 0 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 0 20 20 0 20 20 20 0 20 20 0 20 20 20
7 19 19 0 19 19 19 0 19 0 19 19 19 19 0 19 0 19 19 19 19 19 0 19 19 19
8 18 18 0 18 18 18 18 18 18 18 18 0 18 18 0 18 18 0 0 0 18 0 18 18 18
9 17 0 17 17 17 0 17 17 17 0 17 0 17 0 0 17 0 17 17 17 17 0 17 17 17
10 17 17 17 0 0 17 17 17 0 17 17 0 0 17 0 17 17 17 0 0 17 17 17 17 17
11 17 17 0 17 0 0 17 17 17 17 17 0 17 17 0 17 17 17 0 0 17 17 17 17 0
12 16 0 16 16 0 16 16 16 16 16 0 0 16 16 0 16 16 16 0 0 16 0 16 16 0
13 16 16 16 16 16 16 0 16 0 0 16 0 16 0 0 16 0 0 16 0 16 16 16 16 16
14 16 16 0 16 16 0 16 0 16 16 16 0 0 16 0 16 16 16 0 16 0 16 16 0 16
15 16 16 16 16 16 16 16 16 0 16 16 0 16 16 0 0 16 16 0 0 16 0 16 0 0
16 0 14 14 14 0 14 14 14 0 0 0 14 0 0 14 14 0 14 0 0 14 0 14 14 14
17 13 13 0 13 0 13 13 13 13 13 0 0 13 13 0 13 0 13 0 0 0 13 0 0 0
18 12 0 12 12 12 12 0 12 0 0 12 0 12 12 0 12 12 0 0 0 0 0 12 0 0
19 0 0 12 12 0 0 12 12 12 12 0 0 0 0 0 0 12 12 12 0 0 0 12 12 12
20 12 12 0 12 0 12 0 12 0 12 12 0 12 12 0 12 0 0 12 0 0 0 12 0 0
21 0 0 12 12 12 0 0 12 0 12 0 0 0 12 0 0 12 0 0 0 12 12 12 12 12
22 0 0 12 12 12 0 12 0 0 0 12 0 12 12 0 0 12 12 0 12 0 0 12 12 0
23 0 0 0 11 0 11 11 11 11 11 0 0 11 11 0 0 0 0 0 0 0 0 11 11 11
24 0 8 0 8 8 0 0 0 0 8 0 0 0 0 0 8 0 0 0 0 0 0 8 8 8
25 0 0 0 8 0 0 0 0 0 8 8 0 0 0 0 0 0 8 0 0 0 8 8 8 8
26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 0 7 0 0 7 7 0 0 7 0 7 0 0 0 7
27 7 0 0 0 7 0 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 0 7 0 0 0 7 0 7
28 0 0 0 4 4 0 0 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0 0
29 3 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0
30 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 3 0
316 300 278 390 291 298 320 356 258 336 314 132 290 261 132 317 308 288 204 153 284 191 401 310 316
Mp 15,8 17,6 17,4 15 16,2 17,5 16,8 17 17,2 16 17,4 18,9 17,1 16,3 18,9 16,7 17,1 16,9 17 19,1 16,7 17,4 14,9 15,5 15,8

γ 0,39 0,67 0,58 0,37 0,41 0,64 0,59 0,72 0,51 0,47 0,67 0,43 0,56 0,39 0,43 0,56 0,61 0,53 0,39 0,5 0,49 0,41 0,36 0,32 0,39

HASIL UJI COBA VALIDITAS MATEMATIKA


Siswa/No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 X
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 24
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 23
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 23
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 22
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 22
6 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 20
7 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 19
8 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 18
9 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 17
10 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 17
11 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 17
12 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 16
13 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 16
14 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 16
15 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 16
16 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 14
17 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 13
18 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 12
19 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 12
20 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 12
21 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 12
22 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 12
23 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 11
24 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 8
25 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 8
26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 7
27 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 7
28 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 4
29 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 3
30 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 3
20 17 16 26 18 17 19 21 15 21 18 7 17 16 7 19 18 17 12 8 17 11 27 20 20 424
p 0,7 0,6 0,5 0,9 0,6 0,6 0,6 0,7 0,5 0,7 0,6 0,2 0,6 0,5 0,2 0,6 0,6 0,6 0,4 0,3 0,6 0,4 0,9 0,7 0,7 6,02
q 0,3 0,4 0,5 0,1 0,4 0,4 0,4 0,3 0,5 0,3 0,4 0,8 0,4 0,5 0,8 0,4 0,4 0,4 0,6 0,7 0,4 0,6 0,1 0,3 0,3 14,1
p/q 2 1,3 1,1 6,5 1,5 1,3 1,7 2,3 1 2,3 1,5 0,3 1,3 1,1 0,3 1,7 1,5 1,3 0,7 0,4 1,3 0,6 9 2 2

Anda mungkin juga menyukai