Yohanes 15:1-8
Dalam Yohanes 15:1-8, kita mendapat pelajaran tentang cara agar kita dapat menghasilkan buah.
Melalui ayat itu, Tuhan Yesus memberi kita 3 cara untuk menghasilkan buah.
Tuhan Yesus adalah Pokok anggurnya dan kita adalah ranting-rantingnya. Sebagai Pokok
anggur, tentu Tuhan mengetahui siapa di antara kita yang merupakan ranting tidak
menghasilkan buah dan menjadi penghalang bagi ranting yang lain untuk berbuah.
Bahkan dengan tegas Tuhan berkata, “Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah
dipotongnya”.
Sejarah membuktikan bahwa Yudas merupakan sebuah ranting yang tidak berbuah dari
kalangan murrid Tuhan. Bahkan ia mencela dan menghalangi Maria untuk mengurapi
Tuhan Yesus. Injil melaporkan bahwa pada akhirnya Yudas merupakan ranting yang
terkerat dari batangnya sehingga menjadi ranting yang kering dan binasa di dalam jurang
maut.
Tuhan tidak segan-segan memotong setiap ranting yang tidak berbuah, yang hanya
menjadi penghalang dan perusak bagi ranting2 yang sia[ untuk berbuah. Adakah di antara
kita yang menjadi penghalang bagi anggota lain yang akan berbuah?
Jika selama ini kita merupakan ranting yang tidak berbuah atau ranting yang menjadi
penghalang bagi ranting lainnya yang siap untuk berbuah, marilah kita mengoreksi diri
kita, menyadari kelemahan kita. Keluarkanlah buah yang perpadanan dengan iman dan
pertobatan kita. Buah yang kita hasilkan bukan untuk kita, melainkan untuk Tuhan dan
orang lain.
(ayat 2).
Tuhan memakai firman-Nya untuk membersihkan kita supaya kita makin berbuah lebat.
Oleh sebab itu, jika kita ingin berbuah lebat bagi Tuhan, satu sarana yang terbaik adalah
membaca dan merenungkan firman Tuhan setiap hari. Satu hal yang perlu diingat adalah
menyakitkan.
Tuhan memiliki berbagai cara untuk membersihkan hidup kita agar kita bersih dan dapat
menghasilkan buah. Intinya, taatilah Firman Tuhan, maka kehidupan keluarga saudara
3. Persandaran Mutlak
dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku, kamu
Dalam ayat 3, Tuhan Yesus juga berkata, “Kamu meman sudah bersih karena firman
Ayat itu juga mengajarkan penyandaraan atau kebergantungan kita secara mutlak, antara
ranting dan pokok/batang. Dengan demikian agar anting itu berbuah lebat, dua cara ini
Hal yang sama belaku juga bagi kita sebagai anggota jemaat. Untuk menjadi anggota
yang berbuah lebat, kita harus siap dibersihkan melalui Firman Tuhan serta harus siap
bersandar dan bergantung sepenuhnya kepada Kristus dan tetap di dalam Kristus.
Selanjutnya, dalam ayat 7,8 dijelaskan tentang 3 akibat yang terjadi bila kita berbuah
lebat.
“Supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya
kepadamu” (Ayat 7)
“Bapa-Ku dipermuliakan” (ayat 8). Artinya, melalui buah lebat yang kita hasilkan
dan yang dinikmati oleh dunia ini, dunia akan memuliakan Elohim. Bapa tidak
dimuliakan hanya melalui nama Kristen, organisasi kita, atau gereja kita, tetapi
juga melalui buah kekristenan kita. Itulah tujuan akhir dari kekristenan yang
menghasilkan buah.
menjadi murid Kristus yang sesungguhnya, kita harus menghasilkan buah yang
lebat. Bukti kita menjadi murid ialah buah yang kita hasilkan.
Kesimpulan
Nas yang kit abaca itu mengajarkan hubungan logis antara Bapa, Anak, dan jemaat. Elohim
sebagai penguasaha/Pemilik, Yesus sebagai Batang atau Pohon, dan kita sebagai ranting atau
cabangnya.
Sebagai ranting kewajiban kita yang terutama adalah menghasilkan buah. Artinya sikap
hidup kita sehari-hari dapat dinikmati oleh orang-orang di sekitar kita. Pengalaman kasih
dalam kehidupan sehari-hari itu dapat kita lihat dala 1 Korintus 13:4-7
Sebagai Pengusaha, Elohim sewaktu-waktu akan mencari buah dari kehidupan kita.
Marilah kita mengamalkan firman Tuhan itu sebagai buah yang lebat, baik di dalam keluarga
kita maupun di dalam masyarakat di tempat kita berada. Dengan demikian orang-orang akan