Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL SKRIPSI

HALAMAN SAMPUL
PRARANCANGAN PABRIK ASAM OKSALAT DARI BAHAN BAKU
BATANG ECENG GONDOK DENGAN PROSES ALEXANDER F.
MACLEAN KAPASITAS PRODUKSI 20.000 TON/TAHUN

Oleh:
Wawan (1609065003)
Syahrul Rhamadhani (1609065030)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2019
HALAMAN PENGESAHAN

PRARANCANGAN PABRIK ASAM OKSALAT DARI BAHAN BAKU


BATANG ECENG GONDOK DENGAN PROSES ALEXANDER F.
MACLEAN KAPASITAS PRODUKSI 20.000 TON/TAHUN

Oleh

Wawan Syahrul Rhamadhani


NIM. 1609065003 NIM. 1609065030

Samarinda, 23 Oktober 2019


Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Abdul Kahar, S.T., M.Si. Tantra Diwa Larasati, S.T., M.T.
NIP. 19690615 200112 1 001 NIP. 19930529 201903 2 020
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Kimia

Ary Susandi Sanjaya, S.T., M.T.


NIP. 19780319 201012 1 001

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Skripsi ini berjudul “Prarancangan
Pabrik Asam Oksalat dari Bahan Baku Batang Eceng Gondok dengan Proses Alexander F.
Maclean Kapasitas Produksi 20.000 Ton/Tahun”. Penulisan skripsi ini dilakukan untuk
menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Strata 1 Teknik Kimia, Fakultas Teknik,
Universitas Mulawarman.

Selama proses penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa segalanya tidak dapat
berjalan lancar tanpa adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dengan demikian
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pelaksanaan dan penyelesaian laporan ini:

1. Bapak Muhammad Dahlan Balfas, S.T., M.T., selaku Dekan Fakultas Teknik.
2. Bapak Ari Susandy Sanjaya, S.T., M.T., selaku Ketua Program Studi S1 Teknik Kimia,
Fakultas Teknik Universitas Mulawarman.
3. Bapak Dr. Abdul Kahar, S.T., M.Si., selaku selaku Dosen Pembimbing I yang telah
bersedia membimbing dan memberikan masukan yang sangat berguna kepada penulis
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
4. Ibu Tantra Diwa Larasati, S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia
membimbing dan memberikan masukan yang sangat berguna kepada penulis sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Ibu Mardiah, S.T., M.T., selaku Dosen Penguji I yang telah bersedia memberikan kritik
dan masukan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik.
6. ???, S.T., M.T., selaku Dosen Penguji II yang telah bersedia memberikan kritik dan
masukan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
7. Staf akademik yang telah membantu penulis dalam pengurusan administrasi selama
masa perkuliahan.

iii
8. Orang tua dan keluarga yang tak pernah berhenti memberi nasehat, do’a dan dukungan
moral.
9. Teman-teman angkatan 2016 dan kakak tingkat di Program Studi S1 Teknik Kimia
Universitas Mulawarman yang senantiasa membantu dalam penyusunan skripsi ini.
10. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan dalam skripsi
ini, oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan. Semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak untuk dijadikan referensi bagi generasi selanjutnya.

Samarinda, 23 Oktober 2019

Penyusun

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...........................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................................ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................v
ABSTRAK............................................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2. Tujuan Prarancangan Pabrik...............................................................................2
1.3. Lokasi Pabrik..........................................................................................................2
1.4. Penentuan Kapasitas Pabrik.................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................7
2.1. Produk.....................................................................................................................7
2.2. Bahan baku.............................................................................................................7
2.3. Proses Produksi......................................................................................................9
BAB III DESKRIPSI PROSES..........................................................................................13
3.1. Pemilihan Proses...................................................................................................13
3.2. Uraian Proses........................................................................................................16
3.2.1. Persiapan Bahan Baku............................................................................................16
3.2.2. Proses Peleburan Alkali..........................................................................................16
3.2.3. Proses Pengendapan dan Penyaringan....................................................................17
3.2.4. Proses Pengasaman.................................................................................................17
DIAGRAM ALIR PROSES...............................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................19

v
ABSTRAK

Hexamine atau disebut juga sebagai hexamethylenetetramine (HMTA) banyak digunakan


sebagai bahan baku antiseptik dan bahan peledak serta dibutuhkan pula pada industri lain,
sepert resin, karet, pupuk, dan tekstil. Hexamine diproduksi dengan bahan baku amoniak
dan formaldehide akan didirikan pada tahun 2029 dengan kapasitas produksi 20.000
Ton/Tahun yang menggunakan proses Alexander F. MacLean. Adapun perencanaan lokasi
pabrik hexamine akan didirikan di Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur. Reaksi
pembentukan hexamine dari amoniak dan formalin merupakan reaksi homogen fase cair-
cair. Dimana reaksi berlangsung di dalam reaktor alir tangki berpengaduk (RATB).
Tahapan proses meliputi persiapan bahan baku amonia dan formalin, pembentukan
hexamine di dalam reaktor, dan pemurnian produk. Pemurnian produk dilakukan didalam
evaporator, centrifuge dan rotary dryer. Selanjutya produk akan masuk kedalam tahap
pengemasan dan penyimanan. Adapun hasil samping lain dari proses pembuatan hexamine
ini berupa limbah cair yang berasal dari kondensat evaporator. Selanjutnya limbah cair ini
akan diolah dalam unit pengolahan limbah guna menghilangkan kandungan amoniak yang
terkandung didalamya.

Kata Kunci : hexamine, amoniak, formaldehide

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kegunaan asam oksalat antara lain sebagai bahan pencampur zat warna dalam industri
tekstil dan cat, menetralkan kelebihan alkali pada pencucian dan sebagai bleaching,
kebutuhannya sampai sekarang masih didatangkan dari luar negeri. sehingga kami akan
melakukan penelitian yang berjudul “ Pembuatan Asam Oksalat dari Batang Eceng
Gondok “. Pembuatan asam oksalat dengan menggunakan bahan baku batang eceng
gondok ini dilakukan dengan proses peleburan alkali. (attachment:/125/pra-rancangan-
pabrik-asam-oksalat.html).

Pemilihan tanaman batang eceng gondok ini didasarkan pada pertimbangan –


pertimbangan berikut ini : Tanaman eceng gondok merupakan jenis tanaman yang
banyak dijumpai di Indonesia serta dari segi ekonomi tanaman eceng gondok harganya
relatif murah.

Eceng gondok memiliki kecepatan tumbuh yang tinggi sehingga tumbuhan ini dianggap
sebagai gulma yang dapat merusak lingkungan perairan. Gulma air tersebut
berkembang lebih cepat terutama bila kondisi lingkungannya sangat mendukung,
seperti airnya mengandung limbah. Walaupun eceng gondok ternyata juga mempunyai
beberapa manfaat antara lain sebagai bahan untuk kerajinan, sebagai adsorben logam
yang berbahaya dan juga sebagai pakan ternak, namun sampai sekarang eceng gondok
tetap dianggap sebagai tanaman pengganggu.

Eceng gondok sebenarnya mengandung lignoselulosa, sedangkan selulosa merupakan


bahan untuk pembuatan kertas, selain itu, dengan kandungan selulosanya, eceng
gondok bisa juga digunakan sebagai bahan pembuatan bioetanol yang sekarang ini
amat diperlukan untuk mengatasi berkurangnya produksi minyak dunia.
(lppm.uns.ac.d/ENNY KRISWIYANTI ARTATI ST/2006).

Oleh karena itu, dengan didirikannya pabrik ini diharapkan kebutuhan dalam negeri dapat
terpenuhi, menutupi kebutuhan impor, memacu perkembangan industri yang menggunakan
asam oksalat sebagai bahan baku maupun sebagai bahan pembantu serta dapat di ekspor ke
luar negeri.

1.2. Tujuan Prarancangan Pabrik

Dengan didirikannya suatu industri kimia dapat membuka lapangan pekerjaan sehingga
akan mengurangi angka pengangguran. Selain itu, juga diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan dalam negeri dan meningkatkan ekspor ke luar negeri sehingga dapat menambah
devisa negara. Tujuan prarancangan pabrik asam oksalat ini adalah:
a. Dapat mengaplikasikan ilmu teknik kimia yang meliputi neraca massa, neraca energi,
spesifikasi peralatan, operasi teknik kimia, utilitas dan bagian ilmu teknik kimia lainnya.
b. Mengetahui kelayakan berdirinya pabrik asam oksalat.

1.3. Lokasi Pabrik

Pemilihan Lokasi pabrik hexamine didasarkan atas pertimbangan baik dari sisi teknis
maupun ekonomis. Terdapat beberapa lokasi yang berpotensi sebagai lokasi pabrik yang
akan dibagun antara lain adalah Kota Bontang dan Sangatta. Dasar pertimbangan yang
dilakukan dalam pemilihan lokasi pabrik tersebut adalah:
a. Bahan Baku
Bahan baku merupakan kebutuhan utama yang dibutuhkan untuk mendirikan sebuah
pabrik. Bahan baku dari pembuatan asam oksalat adalah batang eceng gondok. Amoniak
diperoleh dari PT Pupuk Kaltim, Kota Bontang, Kalimantan Timur. Sedangkan
formaldehid diperoleh dari PT Batu Penggal Chemical Industry, Samarinda, Kalimantan
Timur.
2
b. Transportasi
Tranportasi bahan baku di Kota Bontang terbilang mudah dijangkau dimana salah satu
bahan baku yang berasal dari Kota Bontang. Selain itu juga terdapat pelabuhan Lok
Tuan sehingga pemasaran produk lebih mudah. Demikian pula Sangatta juga memiliki
pelabuhan internasional yaitu pelabuhan Indonesia Sangatta sehingga mempermudah
akses dalam pengiriman dan pemasaran produk yang melalui jalur laut. Selain itu, letak
Sangatta yang dekat dengan Kota Bontang sehingga cukup mudah untuk transportasi
bahan baku melalui jalur darat.
c. Utilitas
Sarana utilitas yang utama adalah air, bahan bakar dan energi listrik, dimana penyediaan
air sebagai kebutuhan sanitasi dan kebutuhan proses pabrik. Di Kota Bontang air dapat
diperoleh dari laut yang berada disekitar lokasi pabrik yang terlebih dahulu diolah sesuai
spesifikasi air yang dibutuhkan. Kebutuhan bahan bakar sebagai sumber energi
pembakaran boiler dan generator pabrik serta energi listrik didapatkan dari PT PLN
(Persero) Bontang. Sedangkan di Sangatta terdapat sungai yang dapat digunakan sebagai
sumber air. Bahan bakar dan energi listrik berasal dari PT PLN (Persero) Sangatta.
d. Tenaga Kerja
Ketersediaan tenaga kerja yang terampil merupakan salah satu faktor penting guna
menunjang kredibilitas pabrik, dimana untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja
diperoleh dari lulusan perguruan tinggi, tenaga ahli, lulusan sekolah keahlian dan daerah
lainnya sehingga dapat mengurangi pengangguran di Kalimantan Timur khususnya dan
di Indonesia pada umumnya.
e. Pemasaran Produk
Produk hexamine yang dihasilkan akan digunakan untuk kebutuhan industri bahan
peledak seperti PT Pindad. Selain itu juga dapat digunakaan pada industri farmasi seperti
PT Erela. Hexamine juga dapat dijual ke beberapa negara seperti Jepang, Cina, Korea
Utara dan Singapura.

Berdasarkan pertimbangan di atas, maka pabrik asam oksalat dari batang eceng
gondokakan didirikan di Kota Bontang, Kalimantan Timur. Hal ini dikarenakan dekatnya

3
jalan raya dan laut untuk memudahkan transportasi darat maupun transportasi laut sehingga
memudahkan dalam pendistribusian dan pemasaran produk.

1.4. Penentuan Kapasitas Pabrik

Dalam penentuan kapasitas pabrik didasarkan atas beberapa pertimbangan. Dasar


pertimbangan yang dilakukan dalam penentuan kapasitas pabrik tersebut adalah:
a. Data Ekspor dan Impor
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, terdapat perbedaan antara kebutuhan ekspor
dan impor asam oksalat di Indonesia. Data ekspor dan impor asam oksalat di Indonesia
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.1. Data ekspor dan impor asam oksalat di Indonesia
Tahu Ekspor (Ton)Impor (Ton)
n
2012 15475 1438517

2013 0 1469626
2014 5006 921959
2015 580 1523444
2016 1463 1661930
(Sumber: bps.go.id)
Dari data ekspor dan impor pada Tabel 1.1 diatas, kemudian ditentukan pertumbuhan
ekspor dan impor dengan menggunakan persamaan berikut:
b −a
Pertumbuhan = …(1.1)
a
Berdasarkan persamaan (1.1) diperoleh pertumbahan ekspor dan impor sebagaimana
yang disajikan pada tabel berikut:
Tabel 1.2. Pertumbuhan ekspor dan impor
Tahu Pertumbuhan
n Ekspor Impor
2012 - -
2013 -1 0,0216
2014 0 -0,3727
2015 -0,8841 0,6524
2016 1,5224 0,0909

4
Selanjutnya ditentukan proyeksi jumlah ekspor dan impor pada tahun 2029 mendatang
dengan menggunakan persamaan (1.2) lalu ditentukan proyeksi jumlah produksi pada
tahun 2029 dengan menggunakan persamaan (1.3)
F = P × (1 + i)n …(1.2)
M1 + M2 = M1 + M2 …(1.3)
Sehingga diperoleh jumlah asam oksalat yang harus diproduksi untuk memenuhi
kebutuhan pada tahun 2029 adalah sebesar 20.560,1170 ton/tahun.
b. Ketersediaan Bahan Baku
Bahan baku untuk memproduksi hexamine berupa ammonia dan formaldehida. Adapun
beberapa perusahaan yang memproduksi ammonia dan formladehida dapat dilihat pada
Tabel 1.2 dan 1.3.
Tabel 1.2. Pabrik ammonia yang telah berdiri di Indonesia
Nama Pabrik Kapasitas (Ton/Tahun)
PT Pupuk Sriwijaya Palembang 1 1.531.820
2
PT Pupuk Iskandar Muda Aceh 865.050
PT Petrokimia Gresik 3 3.230.000
PT Pupuk Kujang Cikampek 4 603.273
PT Pupuk Kaltim 5 2765000
(Sumber: 1PT Sriwijaya Palembang, 2PT Pupuk Iskandar
Muda Aceh, 3PT Petrokimia Gresik, 4PT Pupuk Kujang
Cikampek, 5PT Pupuk Kaltim)
Tabel 1.2. Pabrik formaldehid yang telah berdiri di Indonesia
Nama Pabrik Kapasitas (Ton/Tahun)
PT Korindo Abadi 50.000
PT Perawang Perkasa Indah 50.000
PT Superin 40.000
PT Batu Penggal Chemical Industry 28.000
PT Intan Wijaya Chemical Industry 660.000
PT Dover Chemical, Cilegon 60.000
PT Benua Multi Lestari 68.000
PT. Cakram Utama Jaya 10492
PT. Duta Periwi Nusantara 50000
PT Citra Gelora Kimia Abadi 48000
PT. Giat Ultra Chemical Industry 20000
(Sumber: detik.com)
Adapun perusahaan yang dipilih akan menjadi suplayer bahan baku dari prarancangan
pabrik hexamine ini adalah PT Pupuk Kaltim untuk amoniak dan PT Batu Penggal
Chemical Industry untuk formaldehid.

5
c. Produsen dan Konsumen Hexamine
Beberapa pabrik hexamine yang telah berdiri memiliki kapasitas yang berbeda-beda.
Apapun kapasitas pabrik hexamine yang telah berdiri di dunia dapat dilihat pada tabel
berikut:

Tabel 1.3. Pabrik yang memproduksi hexamine di dunia


Nama Pabrik Lokasi Kapasitas (Ton/Tahun)
New Tech Polymers India P. Ltd. 1 India 18.000
1
Jinan Sanhoos Trase Co.,Ltd. China 12.000
Jinan Xingxing Auxiliary Agent Factory 1 China 1.200
1
Wuhan Chujiang Chemical Co.,Ltd. China 5.000
Kanoria Chemicals & Ind. Ltd. 1 India 20.000
Sina Chemical Industrial 1 Iran 25.000
1
Jinan Xiangrui Chemical Co., Ltd. China 50.000
JSC Metafrax 2 Rusia 15.000
3
Jinan Dragon Chemical Co.,Ltd. China 20.000
Shandong Runyin Biochemical Co.,Ltd. 4 China 30.000
5
PT. Intan Wijaya Internasional Indonesia 2.400
(Sumber: 1europe-bloomiz.com, 2metafrax.ru, 3hisupplier.com, 5ruixing.us,
6
studylibid.com)
Sedangkan negara yang memanfaatkan hexamine di beberapa belahan dunia dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.4. Negara yang mengimpor hexamine di dunia
Negara Impor (Ton/Tahun)
Amerika 217,383
Serikat
??? ???
??? ???
(Sumber: zauba.com)
Dari data di atas dapat diketahui bahwa masih banyak negara yang membutuhkan
hexamine.

Berdasarkan pertimbangan di atas, maka pabrik hexamine dari amoniak dan formaldehid
akan didirikan dengan kapasitas 20.000 ton/tahun. Hal ini dikarenakan bahan baku yang
tersedia cukup memadai dan telah ada pabrik yang telah dibangun dengan kapasitas
tersebut. Selain itu, diharapkan produk yang dihasilkan dapat memenuhi ekspor ke luar
negeri.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Produk
Asam oksalat,”Ethanedioic Acid” merupakan salah satu anggota dari asam karboksilat
yang mempunyai rumus molekul C2H2O4 tidak berbau, higroskopis, berwarna putih
sampai tidak berwarna dan mempunyai berat molekul 90,04 gr/mol. Secara komersial
asam oksalat dikenal dalam bentuk padatan dihidrat yang mempunyai rumus molekul
C2H2O4.2H2O dan berat molekulnya 126,07 gr/mol. Asam dikarboksilat ini biasa
digambarkan dengan rumus HOOC-COOH. Merupakan asam organik yang relatif kuat,
10.000 kali lebih kuat daripada asam asetat. Di-anionnya, dikenal sebagai oksalat, juga
agen pereduktor.

Asam oksalat biasanya digunakan dalam industri sebagai metal treetment, oxalate coatngs,
anodizing, metal cleaning, textiles dan dyeing. ( Kirk R.E, Othmer D.F, 1967)
Produk Asam Oksalat yang dihasilkan terdiri atas asam oksalat anhidrat dan dihidrat yang
memliki sifat fisika dan kimia sebagai berikut :
a Sifat fisika asam oksalat anhydrat (C2H2O4)

Berbentuk kristal, berwarna putih.


b Sifat kimia asam oksalat anhydrat (C2H2O4)

Titik leleh : 187oC.


Densitas : 1.897 g / cm3.
Panas pembakaran (ΔE) pada 25oC : 245,61 kJ/mol.
Panas pembentukan standart (ΔHf) pada 25oC : 826,61 kJ/mol.
Berat molekul : 90.04 g/mol. 
c Sifat fisika asam oksalat dihydrat (C2H2O4.2H2O)

Berbentuk kristal, berwarna putih.


d Sifat kimia asam oksalat dihydrat (C2H2O4.2H2O)

Titik leleh :101,5°C.

7
Densitas : 1,653 g / cm3.
Panas pembentukan standart (ΔHf) pada 18°C : -1422 kJ/mol.
Berat molekul : 126,07 g/mol.
Cp pada suhu 50°C adalah 0.385.
Cp pada suhu 100°C adalah 0.416.
(F.J.Welcher, 1963).
2.2. Bahan baku
Untuk menghasilkan produk asam oksalat, digunakan bahan baku utama berupa batang
eceng gondok. Selain itu, juga digunakan bahan lain seperti NaOH, Ca(OH)2, CaCl2,
H2SO4, Karbon aktif dan air. Adapun sifat dari beberapa bahan di atas adalah sebagai
berikut :
a. Eceng gondok
-Eceng gondok memiliki beberapa sifat fisika antara lain :
Massa jenis : 0,25 g/cm3
Sifat Putih (Whiteness) : 22,2 %
Kehalusan (fineness) : 35 µ
Kekuatan Tarik (tensile strength) : 18-33 Mpa
- Eceng gondok memiliki beberapa kandungan kimia antara lain :
Selulosa : 60 %
Hemiselulosa :8%
Lignin : 17 %
b. Air
Air memiliki beberapa sifat fisika dan kimia antara lain :
Rumus Kimia : H2O
Warna : Tidak berwarna
Berat Molekul : 18,02 gr/mol
Titik Didih : 100 °C
Titik Lebur : 0 °C
Densitas : 1 kg/l (4 °C)
(Fessenden,1988).

8
2.3. Proses Produksi
Pembuatan asam oksalat dari bahan-bahan limbah pertanian telah banyak dilakukan
oleh beberapa orang. Proses perlakuannya dapat bermacam-macam yaitu :

 Peleburan alkali

Metode ini ditemukan oleh Gay Lussac, yang digunakan secara komersial pada
pertengahan abad 19th. Proses ini menggunakan bahan baku berupa bahan yang
mengandung selulosa tinggi, misal batang eceng gondok, serbuk gergaji, kulit padi,
tongkol jagung dan lain-lain. Bahan ini dilebur dengan cairan sodium atau potassium
hidroksida pekat atau campuran keduanya, pada suhu 200 °C.

Dari proses peleburan ini terbentuk 50% garam yang kemudian membentuk asam
oksalat dan sisanya sebagai garam karbonat. Pemurnian hasil ini dicuci dengan air
panas, kemudian larutan didinginkan dan dipekatkan yang akhirnya akan membentuk
natrium oksalat. Dengan mereaksikan Ca(OH)2 dengan natrium oksalat akan diperoleh
kalsium oksalat dan natrium hidroksida dengan reaksi sebagai berikut :

Na2C2O4 + Ca(OH) CaC2O4 + 2NaOH

Calsium oksalat yang terbentuk direaksikan dengan asam sulfat, yang sebelumnya
NaOH yang ada dipisahkan terlebih dahulu dengan filtratnya (proses pemisahan)
dimana NaOH yang telah dipisahkan dapat digunakan kembali untuk proses peleburan.

Berdasarkan US Patent No 2640826 (1953), larutan yang digunakan adalah larutan


formaldehid 37% dan larutan amoniak 20%. Reaktor yang digunakan adalah jenis
RATB (Reaktor Alir Tangki Berpengaduk). Suhu larutan amoniak dan larutan
formaldehid masuk reaktor pada suhu 30 °C. Sedangkan suhu keluar reaktor adalah 70
°C. Tekanan dalam reaktor sebesar 1 atm, kondisi proses adiabatis, dan sifat reaksi
adalah eksotermis sehingga dibutuhkan pendingin agar suhu tetap terjaga.Reaksi yang
terjadi pada penambahan asam sulfat :

CaC2O4 + H2SO4 CaSO4 + H2C2O4

Kalsium Oksalat Asam Oksalat

9
Kondisi optimum untuk peleburan alkali adalah sebagai berikut :
Perbandingan antara NaOH dengan bahan = 3: 1
Konsentrasi NaOH 50 %
Suhu akhir peleburan 200 °C
 Oksidasi karbohidrat dengan larutan asam nitrat.

Cara ini ditemukan oleh “Scheele” pada tahun 1776. Asam oksalat diproduksi dengan
mengoksidasi karbohidrat seperti glukosa, sukrosa, starch, dextrin dan selulosa dengan
menggunakan asam nitrat. Biasanya untuk proses ini bahan yang digunakan adalah bahan
yang banyak mengandung karbohidat, misalnya tepung. Dalam pembuatan asam oksalat
dengan proses ini bahan dasarnya mengandung ±60% larutan glukosa. Temperatur pada
proses ini perlu dikontrol dan dijaga. Untuk menghindari terjadinya oksidasi asam oksalat
menjadi karbondioksida, maka ditanggulangi dengan penambahan asam sulfat. Kemurnian
produk akhir adalah 99%. Konversi asam oksalat pada proses ini adalah 63 – 65 %.

 Fermentasi glulosa.

Asam oksalat dapat dihasilkan dengan menggunakan proses fermentasi gula dengan
menggunakan jamur (seperti Aspergillum atau Penicillium) sebagai pengurainya.
Produk yang diperoleh kemudian disaring, diasamkan dan dihilangkan warnanya.
Setelah itu, produk dinaikkan konsentrasinya dengan evaporator dan hasilnya
dikristalkan. Kemudian dilakukan pengeringan untuk memisahkan produk dengan
airnya. Hasil dari asam oksalat tergantung dari nutrient (nitrogen) yang ditambahkan.

 Sintetic dari natrium formiat.

Natrium formiat merupakan salah satu bahan untuk membentuk asam oksalat dengan
proses sintesis. Dalam proses ini bahan yang dipakai adalah CO, Ca(OH) 2, H2SO4 dan
NaOH. Kondisi operasi yang digunakan pada proses ini yaitu suhu operasi 380 °C dan
tekanan 1 atm. Dengan kondisi tersebut, konversi yang dihasilkan sangat kecil dan
kemurnian produk hanya mencapai 50 %. (agra dkk,1970).

10
BAB III
DESKRIPSI PROSES

3.1. Pemilihan Proses


Berdasarkan penjabaran proses pembuatan asam oksalat sebelumnya ????????
3.2 Uraian proses
3.2.1 Persiapan bahan baku
Mula – mula batang eceng gondok dipotong kecil atau dirajang kemudian
dikeringkan untuk mengurangi kadar airnya. Dalam setiap kali percobaan ditimbang
sebanyak berat yang akan diprduksi.

3.2.2 Proses peleburan alkali


Dimasukkan kedalam digester bersama dengan NaOH dengan konsentrasi x dan

kemudian ditambahkan Ca(OH)2 dengan konsentrasi x untuk membantu dalam


proses peleburan supaya batang eceng gondok lebih cepat hancur dan lebih cepat
bereaksi.

3.2.3 Proses pengendapan dan penyaringan


Setelah selesai pemasakan, didinginkan sampai suhu dibawah 100°C untuk
memudahkan penyaringan. Hasil peleburan kemudian disaring dan endapannya
dicuci dengan air panas sampai dengan volume x. Filtrat yang akan didapatkan
diencerkan lagi sampai volume x untuk mengkonversi Natrium oksalat menjadi

Kalsium oksalat ditambahkan CaCl2 2N kedalam filtrat sampai terjadi endapan.

3.2.4 Proses pengasaman


Setelah itu dilakukan filtrasi untuk mengambil endapan Kalsium oksalat. Endapan
yang diperoleh dilarutkan dengan H2SO4 2N sebanyak x sehingga diperoleh
Asam oksalat kotor kemudian dijernihkan dengan menggunakan karbon aktif
untuk memperoleh asam oksalat.

11
DIAGRAM ALIR PROSES

12
DAFTAR PUSTAKA

Agra,I.B., Sri Warnijati,1970, Pembuatan Asam Oksalat, Asam Formiat dari bahan

buangan, Forum Teknik UGM. Yogyakarta.

F.J.Welcher, 1963, Standard Methods of Analysis, 6th edition, vol.A, D.Van Nostrad

Company Inc., New Jersey.

Fessenden,1988, Encyclopedia of Chemical Technology, Willey, New york.


Kirk, R.E., and Othemer, D.F., 1967, Encyclopedia of Chemical Technology, 2 rd edition,
volume 14, Interacine publisher, New york.
www.bps.go.id. Diakses pada 14 Oktober 2019 pukul 13.05 WITA.
www.eprints.ums.ac.id. Diakses pada 22 Oktober 2019 pukul 15.25 WITA.
www.digilib.unila.ac.id. Diakses pada 22 Oktober 2019 pukul 13.10 WITA.
www.detik.com. Diakses akses pada 23 Oktober 2019 Pukul 09.34 WITA.
www. alauddin.ac.id. Diakses akses pada 23 Oktober 2019 Pukul 14.05 WITA.
www.upnjatim.ac.id. Diakses akses pada 24 Oktober 2019 Pukul 10.30 WITA.
www.123dok.com. Diakses akses pada 24 Oktober 2019 Pukul 11.00 WITA.

13

Anda mungkin juga menyukai