Anda di halaman 1dari 11

JURNAL ILMIAH FLASH

Vol. 4 No. 1, Halaman: 37 - 47


Juni 2018

STUDI KELAYAKAN PRAKTEK PERANCANGAN INSTALASI MESIN LISTRIK


PADA LABORATORIUM MESIN-MESIN LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI KUPANG
Rusman Sinaga
Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Kupang
Jalan Adisucipo Penfui Kupang 85361
sinagarusman@gmail.com

Abstrak
Studi kelayakan praktek perancangan instalasi mesin listrik pada Laboratorium Mesin Mesin Listrik Politeknik
Negeri Kupang bertujuan untuk mengetahui kelayakan sarana dan prasarana Laboratorium Mesin Mesin Listrik
khususnya tingkat kelayakan pemakaian sarana peralatan listrik untuk praktek perancangan instalasi mesin
listrik. Metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif, observasional dan evaluatif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tingkat pencapaian keseluruhan komponen baik sarana maupun prasarana yang
digunakan dalam pelaksanaan praktek perancangan instalasi mesin listrik masih dalam kategori layak dengan
tingkat pencapaian kelayakan maksimum 75, 52 %. Komponen penelitian yang paling rendah adalah peralatan
utama dalam pelaksanaan praktek perancangan instalasi mesin listrik dengan tingkat pencapaian kelayakan 52,
33%. Komponen penelitian yang paling tinggi adalah prasarana ruang Laboratorium Mesin Mesin Listrik dengan
tingkat pencapaian 87, 75%.

Kata kunci: Laboratorium, Perancangan Instalasi Mesin Listrik, Praktek, Kelayakan

PENDAHULUAN Procedure (SOP) yang belum dimaksimalkan,


dimana SOP sebagai acuan kerja di
Salah satu kerangka kerja CoT (Center laboratorium dalam memberikan pelayanan
of Technology) adalah menjalankan fungsi sesuai dengan porsi kerja masig-masing serta
laboratorium yang baik dan benar. Efektivitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang belum
CoT adalah mengembangkan profesional dimanfaatkan secara maksimal. (Masri et.al
berkualitas tinggi khususnya di bidang 2011)
teknik,meningkatkan faktor keberlanjutan Upaya peningkatan mutu perguruan
lembaga dengan memberdayakan sumber tinggi terus menerus dilakukan. Salah satu
daya dan mendukung industri yang ditargetkan upaya untuk itu adalah mengembangkan
dalam pembangunan serta mengintegrasikan Penjaminan Mutu di perguruan tinggi. Sistem
misi lembaga yang relevan dengan kebutuhan penjaminan mutu mengharapkan tumbuhnya
industri masa depan (Nurdin, 2012). budaya mutu mulai dari bagaimana
Laboratorium adalah tempat untuk menetapkan standar, melaksanakan standar,
melatih mahasiswa dalam hal keterampilan mengevaluasi pelaksanaan standar dan
melakukan kegiatan praktikum, demonstrasi, secara kontiniu berupaya meningkatkan
percobaan dan penelitian, ataupun dalam hal standar (Continuous Quality Improvement).
pengembangan ilmu pengetahuan dan Secara umum yang dimaksud dengan
teknologi. Prioritas pertama yang diperlukan di penjaminan mutu adalah proses penetapan
laboratorium adalah keterampilan dosen dan dan pemenuhan standar pengelolaan secara
prananta laboratorium untuk konsisten dan berkelanjutan sehingga
mendemontrasikan peralatan dan yang kedua konsumen, produsen dan pihak lain yang
adalah ketersediaan alat dan bahan praktikum berkepentingan memperoleh kepuasan.
(Wiyogo dan Nopy, 2014). Dengan demikian, penjaminan mutu
Penggunaan laboratorium di Perguruan perguruan tinggi adalah proses penetapan dan
Tinggi belum maksimal dengan tiga pemenuhan standar pengelolaan pendidikan
permasalahan, yaitu kondisi peralatan tinggi secara konsisten dan berkelanjutan,
laboratorium yang kurang mendapat perhatian, sehingga stakeholders memperoleh kepuasan.
penggunaan laboratorium yang belum optimal Prinsip utama penjaminan mutu ialah mutu
dan penerapan Standard Operasional adalah tugas setiap orang artinya dalam

p-ISSN 2477-2798|e-ISSN 2614-1787


38 Jurnal Ilmiah Flash, Vol. 4 No. 1 Juni 2018

menjalankan pekerjaan sesuai dengan mutu sejumlah sampel peralatan pada Laboratorium
yang distandarkan maka akan hasilnya secara Mesin Mesin Listrik (MML).
mutu akan terjamin. Misalnya, jika dosen Variabel yang diamati antara lain
mengajar sesuai dengan kurikulum yang adalah: 1) Variabel kuantitas dan kualitas
disepakati dalam jumlah pertemuannya sesuai terhadap seluruh prasarana dan sarana
dengan yang distandarkan maka pengetahuan peralatan listrik dalam pelaksanaan praktek
semua mahasiswa dari beberapa kelas yang aplikasi perancangan instalasi mesin listrik.
setingkat akan sama walaupun 2)Tabulasi data untuk setiap variabel dalam
pemahamannya berbeda dari satu mahasiswa penelitian ini merupakan tabulasi matriks,
ke mahasiswa yang lainnya (Rinda, 2008). dengan metode pengukuran kualitas skala
Namun demikian jika peralatan yang simantik diferensial rasio 1 sampai 4, untuk
dibutuhkan untuk aktualisasi dalam materi mengukur indikator kepentingan dukungan
perkuliahan praktek di laboratorium tidak skala rasio tersebut yaitu nilai 1 (sangat tidak
lengkap, maka mutu pembelajaran tidak akan layak) sampai dengan nilai 4 (Sangat layak).
dapat tercapai dimana laboratorium digunakan Pengumpulan data pada penelitian ini
untuk kegiatan pengajaran yang memerlukan dilakukan dengan observasi dan dengan
praktek ketrampilan tertentu dan atau pengujian peralatan praktek perancangan
pengalaman-pengalaman langsung bagi instalasi mesin listrik yang dipilih sebagai
mahasiswa. Dengan perkataan lain, dalam sampel. Untuk mengatasi kelemahan-
bidang pendidikan dan pengajaran, kelemahan dalam pengumpulan data, tabulasi
laboratorium di perguruan tinggi berfungsi data dirancang dalam format tabel data. Data
untuk memberikan ketrampilan dan sekunder yang digunakan untuk mendukung
pengalaman spesifik sesuai dengan kurikulum data primer diperoleh dari objek penelitian dan
yang diterapkan (Sonhadji, 2002), sehingga studi kepustakaan.
penelitian ini perlu dilakukan. Hasil penelitian Prosedur penelitian terdiri dari
ini dapat mengetahui peralatan praktek yang pengumpulan data observasi dan pengujian
layak dipakai dan yang tidak layak dipakai peralatan, pengolahan data, analisis data dan
dalam pelaksanaan praktek, dengan demikian kesimpulan.
dapat dilakukan perbaikan dan atau usulan Teknik analisis data yang digunakan
pengadaaan peralatan baru untuk peningkatan adalah analisis Descriptive untuk
kinerja program pembelajaran sesuai dengan menggambarkan layak dan atau tidak
standar mutu yang dipersyaratkan dalam layaknya peralatan praktek yang diuji untuk
pelaksanaan manajemen mutu terutama di seluruh peralatan yang digunakan dalam
Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri praktek perancangan instalasi mesin listrik
Kupang. dan relevansinya dengan kurikulum, silabus
mata kuliah yang digunakan. Untuk
METODE PENELITIAN mengetahui tingkat kelayakan peralatan
menggunakan proses perhitungan pencapaian
Metode yang digunakan dalam kelayakan dilakukan dengan cara mengkalikan
penelitian ini adalah metode penelitian hasil bagi skor riil dengan skor ideal dalam
deskriptif, yaitu tipe desain konklusif yang persen dengan rumus seperti pada persamaan
bertujuan untuk mendiskripsikan karakter atau (1) (Sugiyono, 2013) (Wijayana 2013):
fungsi dari penelitian tentang suatu benda.
𝑆𝑟
Penelitian ini juga merupakan penelitian P = x 100% ………………..………………..
𝑆𝑖
observasional yaitu pengamatan terhadap (1)
objek yang diteliti, berusaha mengumpulkan Dimana:
data dari fenomena yang telah muncul untuk P: Pencapaian
memberikan penafsiran yang diperoleh melalui Sr: Skor Riil
data primer dalam pengumpulan data dan Si: Skor Ideal
penelitian ini juga merupakan penelitian Dengan kriteria pencapaian adalah:
evaluatif, yaitu penilitian yang mengacu Sangat Layak = 76 % - 100%
pendekatan studi kasus dalam evaluasi Layak = 51% - 75%
penggunaan prasarana dan sarana peralatan Tidak Layak = 26 – 50%
praktek perancangan instalasi mesin listrik. Sangat Tidak Layak = 0% - 25 %
Populasi penelitian ini adalah seluruh Peralatan listrik yang diobservasi dan
prasarana dan sarana peralatan listrik dalam pengujian adalah peralatan digunakan dalam
pelaksanaan praktek perancangan instalasi aplikasi praktek perancangan instalasi mesin
mesin listrik. Teknik Pengambilan sampel listrik terdiri dari kontaktor tiga kutub 2 NO dan
dalam penelitian ini menggunakan conviniance 2 NC, motor tak serempak rotor sangkar tiga
sampling (Nazir, 2009), dengan memperoleh fasa, motor dua kecepatan dahlander, motor

p-ISSN 2477-2798|e-ISSN 2614-1787


Studi Kelayakan Praktek Perancangan Instalasi Mesin Listrik Pada Laboratorium Mesin-Mesin 39
Listrik Politeknik Negeri Kupang
Sinaga

dua kecepatan dengan dua belitan, motor seluruhnya dari operator, sehingga
protection relay, tombol tekan (push button meningkatkan keselamatan / keamanan
switch) triple pc 1 NO dan 1 NC, fuse single instalasi. 6) Menggunakan kontaktor peralatan
pole, MCB tiga fase dan lain-lain. kontrol dapat dipasangkan pada titik-titik yang
Kontaktor adalah jenis saklar yang jauh. 7) Menggunakan kontaktor, kontrol
bekerja secara magnetik yaitu kontak bekerja otomatis dan semi otomatis memungkinkan
apabila kumparan diberi energi. NEMA(2007), dilakukan dengan peralatan seperti kontrol
mendefinisikan kontaktor magnetis sebagai logika yang dapat diprogram seperti
alat yang digerakan secara magnetis untuk Programmable Logic Controller (PLC).
menyambung dan membuka rangkaian daya Push Button switchadalah salkar tekan
listrik. Tidak seperti relay, kontaktor dirancang yang berfungsi untuk menghubungkan atau
untuk menyambung dan membuka rangkaian memisahkan bagian–bagian dari suatu
daya listrik tanpa merusak. Beban-beban instalasi listrik satu sama lain (suatu sistem
kontaktor tersebut meliputi lampu, pemanas, saklar tekan push button terdiri dari saklar
transformator, kapasitor, dan motor listrik. tekan start, stop reset dan saklar tekan untuk
Unit kontaktor terdiri dari koil, beberapa emergency. Push button memiliki kontak NC
kontak Normally Open (NO) dan beberapa (normally close) dan NO (normally open).
Normally Close (NC). Pada saat satu kontaktor Prinsip kerja Push Button adalah apabila
normal, NO akan membuka dan pada saat dalam keadaan normal tidak ditekan maka
kontaktor bekerja, NO akan menutup. kontak tidak berubah, apabila ditekan maka
Sedangkan kontak NC sebaliknya. Koil adalah kontak NC akan berfungsi memberhentikan
lilitan yang apabila diberi tegangan akan (stop) dan kontak NO akan berfungsi
terjadi magnetisasi dan menarik kontak- menjalankan (start)yang digunakan pada
kontaknya sehingga kontaktor dapat bekerja. sistem pengontrolan motor–motor induksi
Kontaktor yang dioperasikan secara pada industri.
elektromagnetis adalah salah satu mekanisme Relay elektromekanis digunakan
yang paling bermanfaat yang pernah sebagai alat penghubung pada rangkaian dan
dirancang untuk penutupan dan pembukaan pada beberapa aplikasi pada industri dan
rangkaian kontrol proses memerlukan relay sebagai
Spesifikasi kontaktor magnet yang elemen kontrol penting. Relay pengendali
harus diperhatikan adalah kemampuan daya elektromekanis adalah saklar magnetis. Relay
kontaktor ditulis dalam ukuran Watt (kW) yang ini menghubungkan rangkaian beban on dan
disesuaikan dengan beban yang dipikul, off dengan pemberian energi elektro magnetis
kemampuan menghantarkan arus dari kontak– yang membuka dan menutup pada rangkaian.
kontaknya, ditulis dalam satuan ampere, Relay elektromekanis berisi kontak diam dan
kemampuan tegangan dari kumparan magnet, kontak bergerak. Kontak yang bergerak
apakah untuk tegangan 127 Volt atau 220 dipasangkan pada plunger. Kontak ditunjuk
Volt, begitupun frekuensinya, kemampuan sebagai Normally Open (NO) dan Normally
melindungi terhadap tegangan rendah, Close (NC). Apabila kumparan diberi tenaga,
misalnya ditulis ± 20 % dari tegangan kerja. terjadi medan elektromagnetis. Aksi dari
Keuntungan penggunaan kontaktor medan pada gilirannya menyebabkan plunger
magnetis sebagai pengganti peralatan kontrol bergerak pada kumparan menutup kontak NO
yang dioperasikan secara manual meliputi: 1) dan membuka kontak NC. Kontak NO akan
Pada penangan arus besar atau tegangan membuka ketika tidak ada arus mengalir pada
tinggi, sulit untuk membangun alat manual kumparan, tetapi tertutup secepatnya setelah
yang cocok. Sebaliknya, akan relatif kumparan menghantarkan arus atau diberi
sederhana untuk menggunakan kontaktor tenaga. Kontak NC akan tertutup apabila tidak
magnetis yang akan menangani arus yang diberi daya dan membuka ketika kumparan
besar atau tegangan yang tinggi. 2) Kontaktor diberi daya. Level tegangan pada kumparan
memungkinkan operasi majemuk dilaksanakan relay yang diberi tegangan, menyebabkan
dari satu operator (satu lokasi) dan terhubungnya kontak yang disebut tegangan
diinterlocked untuk mencegah kesalahan dan tarik(pick up voltage). Pada level tegangan
bahaya operasi. 3) Pengoperasian yang harus pada kumparan relay kembali pada kondisi
diulang beberapa kali, dapat digunakan tidak dioperasikan disebut tegangan
kontaktor yang mudah disinkronisasi dengan lepas(drop out voltage). Kumparan relay
time relay. 4) Kontaktor dapat dikontrol secara dirancang untuk tidak lepas sampai penurunan
otomatis dengan alat pilot atau sensor yang tegangan pada penurunan tegangan minimum
sangat peka.5) Tegangan yang tinggi dapat sekitar 85 % dari tegangan kerja. Kumparan
diatasi oleh kontaktor dan menjauhkan relay juga tidak akan menarik (memberi

p-ISSN 2477-2798|e-ISSN 2614-1787


40 Jurnal Ilmiah Flash, Vol. 4 No. 1 Juni 2018

energi) sampai tegangan meningkat pada 85 jumlah kutub yang sama. Rotor yang
% tegangan kerja, tanpa merusakan mempunyai tiga belitan yang mirip dengan
kumparan. belitan stator. Ketiga belitan tersebut biasanya
Thermal Over load relay(TOR) adalah terhubung bintang. Ujung-ujung belitan
proteksi motor listrik dari beban lebih. TOR tersebut dihubungkan dengan slipring yang
bekerja berdasarkan pemutus bimetal sesuai terdapat pada poros rotor. Belitan-belitan
dengan arus yang mengalir, semakin tinggi tersebut dihubung singkat melalui sikat (brush)
kenaikan temperatur yang menyebabkan yang menempel pada slipring
terjadinya pembengkokan, maka akan terjadi Motor induksi rotor sangkar
pemutusan arus, sehingga motor akan mempunyai rotor dengan kumparan yang
berhenti. terdiri atas beberapa batang konduktor yang
Motor induksi sangat banyak disusun sedemikian rupa hingga menyerupai
digunakan di dalam kehidupan sehari-hari baik sangkar tupai. Rotor yang terdiri dari
di industri maupun di rumah tangga. Motor sederetan batang-batang penghantar yang
induksi yang umum dipakai adalah motor terletak pada alur-alur sekitar permukaan
induksi tiga phasa dan motor induksi satu rotor. Rotor dan stator membentuk rangkaian
phasa. Motor induksi tiga phasa dioperasikan magnetis, berbentuk silindris yang simetris dan
pada sistem tiga phasa dan banyak digunakan diantaranya terdapat celah udara. Celah udara
didalam berbagai bidang industri, sedangkan antara stator dan rotor, kalau terlalu luas maka
motor induksi satu phasa dioperasikan pada effisiensi rendah, sebalikanya jika terlalu
sistem satu phasa yang banyak digunakan sempit menimbulkan kesukaran mekanis pada
terutama pada penggunaan untuk peralatan mesin, apabila ada beda perputaran maka
rumah tangga seperti kipas angin, lemari es, akan menimbulkan slip(Sinaga R, 2014).
pompa air, mesin cuci dan sebagainya karena
motor induksi satu phasa mempunyai daya
keluaran yang rendah.Motor induksi HASIL DAN PEMBAHASAN
merupakan motor listrik arus bolak balik (AC)
yang paling luas digunakan. Penamaannya 1. Prasarana Ruang Laboratorium MML
berasal dari kenyataan bahwa motor ini Berdasarkan lampiran Permendiknas
bekerja berdasarkan induksi medan magnet No. 40 Tahun 2008, yang tergolong dalam
stator ke rotornya, dimana arus rotor motor ini luas laboratorium adalah luas keseluruhan
bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi laboratorium, rasio luas per-peserta didik, dan
merupakan arus yang terinduksi sebagai minimal lebar ruang laboratorium. Hasil
akibat adanya perbedaan relatif antara putaran penelitian lahan Laboratorium MML pada
rotor dengan medan putar (rotating magnetic Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri
field) yang dihasilkan oleh arus stator.Belitan Kupang dikelompokkan dalam Tabel 1.
stator yang dihubungkan dengan suatu Diskripsi kelayakan ruang Laboratorium
sumber tegangan tiga fasa akan menghasilkan MML adalah sebagai berikut:
medan magnet yang berputar dengan 1) Dari butir pertama tentang aspek kapasitas
kecepatan sinkron. Medan putar pada stator mahasiswa, standar yang ditetapkan
tersebut akan memotong konduktor-konduktor adalah standart untuk jumlah mahasiswa
pada rotor, sehingga terinduksi arus; dan praktek di laboratorium sesuai dengan
sesuai dengan Hukum Lentz, rotor pun akan Standar Mutu Pendidikan PNK adalah 24
ikut berputar mengikuti medan putar Orang. Hasil peninjauan presensi
stator.Perbedaan putaran relatif antara stator mahasiswa didalam data bahwa ada 19
dan rotor disebut slip. Bertambahnya beban, mahasiswa dalam satu rombongan belajar
akan memperbesar kopel motor, yang oleh yang sedang menggunakan praktek
karenanya akan memperbesar arus induksi perancangan instalasi mesin listrik,
pada rotor, sehingga slip antara medan putar berdasarkan hasil tersebut maka
stator dan putaran rotor pun akan bertambah didapatkan skor 4
besar. Jadi, apabila beban motor bertambah, 2) Aspek kedua yaitu aspek luas ruangan
putaran rotor cenderung menurun.Kerja motor laboratorium praktek perancangan instalasi
induksi adalah berdasarkan prinsip induksi mesin listrik. Standar yang ditetapkan
elektromagnet. Kerja motor induksi tergantung adalah 64 m2. Dari hasil peninjauan
pada tegangan dan arus induksi pada presensi mahasiswa didapat data bahwa
rangkaian rotor dari rangkaian stator. luas ruang laboratorium praktek
Motor induksi jenis rotor belitan perancangan instalasi mesin listrik adalah
mempunyai rotor dengan belitan kumparan 100 m2 . Berdasarkan hasil tersebut maka
tiga fasa sama seperti kumparan stator. skor yang didapatkan adalah 4
Kumparan stator dan rotor juga mempunyai

p-ISSN 2477-2798|e-ISSN 2614-1787


Studi Kelayakan Praktek Perancangan Instalasi Mesin Listrik Pada Laboratorium Mesin-Mesin 41
Listrik Politeknik Negeri Kupang
Sinaga

3) Butir ketiga yaitu aspek rasio luas ruang Standar yang ditetapkan meja praktek per
per peserta didik. Hasil observasi di kelompok mahasiswa adalah (1) 1
lapangan didapat hasil data 5m 2 . Standar buah/per kelompok dan setiap kelompok
yang ditetapkan oleh mengenai rasio luas maksimal 4 orang mahasiswa (2) kuat,
ruang adalah 3m2per peserta didik. stabil, dan aman, (3) memadahi untuk
Berdasarkan hasil tersebut, maka skor menampung peralatan praktek;. Hasil
yang dihasilkan dari aspek tersebut adalah observasi yang telah dilakukan adalah
4 jumlah meja di laboratorium MML yang
4) Butir empat, aspek yang ditinjau adalah dapat digunakan sesuai dudukan power
lebar ruang laboratorium. Hasil pengukuran supplyyang dibutuhkan adalah 6 buah dan
yang telah dilakukan data bahwa 10 m. semua kriteria yang ada dalam standar
Standar yang ditetapkan mengenai lebar telah terpenuhi. Berdasarkan hasil tersebut,
ruang laboratorium 8 m. Berdasarkan hasil maka skor yang dihasilkan pada aspek
tersebut, maka skor yang dihasilkan pada tersebut adalah 4.
aspek tersebut adalah 4 3) Butir ketiga aspek yang diteliti adalah kursi
5) Butir lima yaitu luas ruang penyimpanan dosen/instruktur. Standar yang ditetapkan
dan perbaikan. Data observasi yang adalah: (1) 1 buah/dosen; (2) kuat, stabil
dilakukan dengan pengukuran langsung dan aman; (3)mudah dipindahkan; (4)
luas ruang penyimpanan menghasilkan Ukuran memadahi dan (5) terdapat
data 16 m2. Standar yang mengenai luas sandaran. Data hasil observasi yang
ruang penyimpanan dan perbaikan adalah menunjukkan jumlah keseluruhan kursi
25 m2. Berdasarkan hasil tersebut, maka dosen/instruktur adalah 4 buah.
skor yang dihasilkan adalah 2,56 Berdasarkan hasil observasi kursi dosen
6) Butir enam yaitu ruang dosen dan memenuhi kriteria yang ditentukan pada
instruktur. Data observasi yang dilakukan standar, maka skor yang dihasilkan 4
dengan pengukuran langsung luas ruang 4) Butir kempat adalah meja dosen/instruktur.
dosen dan instruktur adalah 30 m 2, Standar yang ditetapkan adalah (1) 1
sedangkat kriteria standar adalah 36 m 2 , buah/dosen; (2) kuat, stabil, aman; (3)
maka dengan demikian skor untuk butir mudah dipindahkan dan (4) ukuran
enam ini adalah 3,33 memadahi. Hasil observasi menunjukkan
7) Analisis data mengenai ketercapaian luas bahwa dalam ruang Laboratorium MML
lahan pada Ruang Laboratorium praktek terdapat 3 buah meja dosen/Instruktur,
perancangan instalasi mesin listrik adalah sementara dosen yang melaksanakan
P = (21,06 / 24) 𝑥 100% = 87,75% praktek sesuai dengan sejumlah mata
kuliah praktek adalah minimal 4 buah meja.
2. Sarana Ruang Laboratorium MML Berdasarkan hasil observasi tersebut,
a. Perabot maka skor yang dihasilkan dari keadaan
Perabot adalah sarana pengisi ruang. tersebut adalah 3
Standar mengenai sarana untuk laboratorium 5) Demikian selanjutnya untuk butir keima dan
MML yang tergolong dalam perabot adalah seterusnya yang antara lain seperti Kursi
kursi dan meja. Hasil penelitian mengenai PLP, Meja PLP, Komputer Administrasi,
perabot yang berada di Laboratorium MML Printer, UPS dan jam dinding, semuanya
dikelompokkan dalam Tabel 2. memenuhi kriteria standar sehingga skor 4
Deskripsi perabot ruang Laboratorium 6) Dari hasil analisis dikriptif diatas maka
MML yang diambil dari data hasil observasi untuk perabot ruang Laboratorium MML
pada Tabel 2. memiliki rata-rata cencapaian 97.5%
1) Butir pertama yaitu aspek kursi mahasiswa
di dalam satu ruang Laboratorium MML. b. Peralatan utama praktek
Standar yang adalah :(1) 1 buah/peserta perancangan instalasi mesin listrik
didik; (2) kuat, stabil dan aman; (3)mudah Peralatan utama praktek perancangan
dipindahkan; (4) Ukuran memadahi dan (5) instalasi mesin listrik antara lain ditunjukkan
terdapat sandaran. Data hasil observasi pada Tabel 3. Peralatan ini adalah merupakan
yang menunjukkan jumlah keseluruhan peralatan inti dalam melaksanakan praktek
kursi adalah 24 buah dan telah memenuhi perancangan instalasi listrik.
kriteria yang ditetapkan dalam standar. Diskripsi hasil observasi dan
Berdasarkan hasil tersebut, maka skor berdasarkan pengujian peralatan utama dalam
yang dihasilkan 4. melaksanakan praktek perancangan instalasi
2) Butir kedua aspek yang diteliti adalah meja mesin listrik adalah sebagai berikut:
praktek di dalam satu ruang laboratorium.

p-ISSN 2477-2798|e-ISSN 2614-1787


42 Jurnal Ilmiah Flash, Vol. 4 No. 1 Juni 2018

1) Dari seluruh butir komponen penelitian genset automatic atau ATS, dimana jika
yang dikategorikan tidak layak dimana terjadi pemadaman listrik dari PLN
tingkat pencapaian dibawah 50% antara diharapkan secara otomatis genset
lain adalah motor asinkron 3 pasa, motor tersebut dapat beroperasi sehingga praktek
dua kecepatan dahlander, motor dua di Laboratorium MML dapat berjalan
kecepatan dengan dua belitan, thermal dengan baik, namun demikian karena
overload, tombol tekan triple box. ketidak adaan peralatan genset ini,
Berdasarkan hasil pengujian peralatan beberapa kali praktek harus ditunda.
ditemukan bahwa sebanyak 8 unit Karena peralatan ini tidak ada maka hasil
kontraktor tiga kutub dalam kondisi rusak, observasi menunjukkan angka tingkat
dimana pengadaan peralatan ini diadakan capaian sama dengan nol
tahun 1990, sehingga peralatan kontaktor 2) Komponen jam dinding hanya ada di ruang
tersebut sudah tidak layak pakai lagi. instruktur/dosen, seharusnya jam dinding
Terdapat dua unit termal overload relay juga ditempelkan di dinding laboratorium,
dalam kondisi rusak dan tiga unit tombol sehingga seluruh mahasiswa dapat melihat
tekan triple box juga dalam kondisi rusak dan menepati waktu, skor untuk peralatan
serta 20 buah kabel penghubung dalam pendukung ini adalah nol.
kondisi rusak.
2) Skor tertinggi dalam peralatan praktek 3) Skor untuk peralatan pendukung lainnya
perancangan instalasi listrik adalah seperti AC,Kipas amgin, tempat sampah,
peralatan MCB tiga pasa dengan skor 4, sudah memenuhi standard dengan skor 4
dimana peralatan ini dinilai memadai 4) Rerata tingkat pencapaian Peralatan
3) Rerata tingkat pencapaian kelayakan pendukung Lain di Laboratorium MML
peralatan utama dalam melaksanakan adalah 60%.
praktek perancangan instalasi listrik adalah
52,33 % B. Rekapitulasi Hasil Pencapaian Studi
kelayakan Pelaksanaan Praktek PIML
c. Peralatan Multimedia Sesuai hasil observasi sarana dan
Selain peralatan utama dalam prasarana serta berdasatkan pengujian
melaksanakan praktek perancangan instalasi peralatan utama dalam pelaksanaan praktek
listrik, untuk menyampaikan instruksi perancangan instalasi mesin listrik ditetapkan
praktektek maupun penjelasan-penjelasan rekapitulasi hasil seperti pada Tabel 6.
teori pendukung, peralatan multimedia di Berdasarkan rekapitulasi hasil observasi
Laboratorium MML tidak kalah penting. dalam penelitian ini didiskripsikan sebagai
Peralatan multimedia dimaksud seperti pada berikut:
Tabel 4. 1) Tingkat pencapaian keseluruhan
Diskripsi hasil observasi untuk perlatan komponen penelitian adalah 75,52 %
multimedia di ruang Laboratorium MML adalah dalam range kategori layak, belum
sebagai berikut: mencapai kategori sangat layak
1) Keseluruhan komponen penelitian untuk 2) Komponen penelitian yang paling rendah
peralatan multimedia ini rata-rata skor adalah peralatan utama dalam
maksimum 4, kecuali komputer tidak pelaksanaan praktek perancangan instalasi
terdapat di ruang laboratorium, yang ada mesin listrik dengan tingkat pencapaian
hanya komputer yang berada di ruang 52,33%
Dosen/Instruktur 3) Komponen penelitian yang paling tinggi
2) Dengan demikian rerata pencapaian adalah prasarana ruang laboratorium
kelayakan untuk peralatan multimedia di mesin listrik dengan tingkat pencapaian
ruang laboratorium masin-mesin listrik 87,75% dengan kategori sangat layak
adalah 80%, kategori sangat layak dalam pelaksanaan praktek perancangan
instalasi mesin listrik
d. Peralatan Lain persentase pencapaian dalam rekapitulasi
Selain peralatan multimedia, terdapat seluruh komponen diatas digambarkan seperti
sejumlah peralatan pendukung dalam pada Gambar 1.
melaksanakan praktek perancangan instalasi
mesin listrik seperti pada tabel 5.
Diskripsi hasil observasi untuk perlatan
pendukung lain yang ada di Laboratorium
MML adalah sebagai berikut:
1) Peralatan pendukung yang sangat
dibutuhkan di Laboratorium MML adalah

p-ISSN 2477-2798|e-ISSN 2614-1787


Studi Kelayakan Praktek Perancangan Instalasi Mesin Listrik Pada Laboratorium Mesin-Mesin 43
Listrik Politeknik Negeri Kupang
Sinaga

Tabel 1. Prasarana ruang Laboratorium MML

No Komponen Penelitian KS HO SI SR P (%)


1 Kapasitas Mahasiswa 24 19 4 3,17 79,17
2 Luas Ruang Lab 64 100 4 4,00 100,00
3 Rasio Ruang Lab/Mahasiswa 3 5 4 4,00 100,00
4 Lebar Ruang Lab 8 10 4 4,00 100,00
5 Luas Ruang Penyimpanan/perbaikan 25 16 4 2,56 64,00
6 Luas Ruang Dosen/Instruktur 36 30 4 3,33 83,33
Total Skor 24 21,06
Rerata Pencapaian 87,75
Keterangan:KS: Kriteria Standar, HO: Hasil Observasi, SI : Skor Ideal, SR : Skor Rilil
P : Pencapaian

Tabel 2. Perabot ruang Laboratorium MML

No Komponen Penelitian KS HO SI SR P
1 Kursi Mahasiswa 24 24 4 4,00 100,00
2 Meja Praktek 6 6 4 4,00 100,00
3 Kursi Dosen/Instruktur 4 4 4 4,00 100,00
4 Meja Dosen/Instruktur 4 3 4 3,00 75,00
5 Kursi PLP 2 2 4 4,00 100,00
6 Meja PLP 2 2 4 4,00 100,00
7 Komputer Adm 1 1 4 4,00 100,00
8 Printer 1 1 4 4,00 100,00
9 UPS 1 1 4 4,00 100,00
10 Jam Dinding 1 1 4 4,00 100,00
Total Skor 40 39,00
Rerata Pencapaian 97,50

p-ISSN 2477-2798|e-ISSN 2614-1787


44 Jurnal Ilmiah Flash, Vol. 4 No. 1 Juni 2018

Tabel 3. Peralatan Utama Praktek Perancangan Instalasi Mesin Listrik

No Komponen Penelitian KS HO SI SR P Keterangan


1 Kontaktor tiga kutub 20 12 4 2,40 60,00 8 Unit Rusak
2 Motor Asinkron 3 pasa 5 2 4 1,60 40,00
3 Motor Dua Kecepatan Dahlander 5 1 4 0,80 20,00
4 Motor Dua Kecepatan Dua belitan 5 1 4 0,80 20,00
5 Thermal Overload Relay 5 2 4 1,60 40,00 2 Unit Rusak
6 Tombol tekan Triple box 15 5 4 1,33 33,33 3 Unit Rusak
7 Fuse Single Pole 5 3 4 2,40 60,00
8 MCB tiga pasa 5 5 4 4,00 100,00
9 Power Supply AC 3 phasa 5 3 4 2,40 60,00
10 Kabel Penghubung 100 90 4 3,60 90,00 20 Rusak
Total Skor 40 20,93
Rerata Pencapaian (%) 52,33

p-ISSN 2477-2798|e-ISSN 2614-1787


Studi Kelayakan Praktek Perancangan Instalasi Mesin Listrik Pada Laboratorium Mesin-Mesin 45
Listrik Politeknik Negeri Kupang
Sinaga

Tabel 4. Peralatan Multimedia di Ruang Laboratorium MML


No Komponen Penelitian KS HO SI SR P
1 Papan Tulis 1 1 4 4,00 100,00
2 LCD Projector 1 1 4 4,00 100,00
3 Layar LCD Projector 1 1 4 4,00 100,00
4 Komputer 1 0 4 0,00 0,00
5 Titik Akses Internet 1 1 4 4,00 100,00
Total Skor 20 16
Rerata Pencapaian (%) 80,00

Tabel 5. Peralatan lain di Laboratorium MML


No Komponen Penelitian KS HO SI SR P
1 Tempat sampah 1 1 4 4,00 100,00
2 Jam Dinding 1 0 4 0,00 0,00
3 Air Conditioner 2 2 4 4,00 100,00
4 Kipas Angin 2 2 4 4,00 100,00
5 Genset Automatic/ATS 1 0 4 0,00 0,00
Total Skor 20,00 12,00
Rerata Pencapaian (%) 60,00

Tabel 6. Rekapitulasi pencapaian studi kelayakan praktek PIML


No Komponen Penelitian SI TS P
1 Prasarana ruangan Laboratorium MML 24 21,06 87,75
2 Perabot ruang Laboratorium MML 40 39,00 97,50
3 Peralatan utama praktek PIML 40 20,93 52,33
4 Peralatan multimedia Laboratorium MML 20 16,00 80,00
5 Peralatan lain untuk ruang Laboratorium MML 20 12,00 60,00
Total Skor 144 108,99
Rerata Pencapaian (%) 75,52

p-ISSN 2477-2798|e-ISSN 2614-1787


46 Jurnal Ilmiah Flash, Vol. 4 No. 1 Juni 2018

100 97,50
90 87,75
80 80,00
70
60,00
60 52,33
50
40
30
20
10
0

Gambar 1. Tingkat pencapaian kelayakan dalam melaksanakan praktek PIML

praktek perancangan instalasi mesin listrik


PENUTUP disarankan:
agar mengusulkan peralatan terbaru
A. Kesimpulan khususnya untuk peralatan utama dalam
Tingkat pencapaian keseluruhan pelaksanaan praktek di laboratorium mesin-
komponen baik sarana maupun prasarana mesin listrik. Perlu penambahan peralatan
yang digunakan dalam pelaksanaan praktek khususnya untuk motor-motor listrik, baik
perancangan instalasi mesin listrik masih untuk motor dua kecepatan maupun beberapa
dalam kategori layak dengan tingkat jenis motor induksi lainnya.
pencapaian kelayakan maksimum 75,52 % . Perlu pengadaan generator set (Genset)
Komponen penelitian yang paling rendah yang berkapasitas disesuaikan dengan
adalah peralatan utama dalam pelaksanaan kebutuhan daya pada laboratorium mesin-
praktek perancangan instalasi mesin listrik mesin listrik yang dilengkapi dengan
dengan tingkat pencapaian kelayakan automatisasi genset (ATS)
52,33%.
Komponen penelitian yang paling tinggi
UCAPAN TERIMAKASIH
adalah prasarana ruang laboratorium mesin
listrik dengan tingkat pencapaian 87,75%, Penulis mengucapkan terimakasih
tingkat pencapaian ini mengindikasikan kepada Politeknik Negeri Kupang yang telah
kategori sangat layak dalam pelaksanaan memberikan dukungan materil, sarana dan
praktek perancangan instalasi mesin listrik prasarana sehingga penelitian ini dapat
dilaksanakan.
B. Saran
Dari hasil penelitian ini, untuk
meningkatkan mutu sarana laboratorium
Mesin Mesin Listrik di Politeknik Negeri
Kupang, khususnya dalam pelaksanaan

p-ISSN 2477-2798|e-ISSN 2614-1787


47 Jurnal Ilmiah Flash, Vol. 4 No. 1 Juni 2018

DAFTAR PUSTAKA

Masri M, Darminto, Fauziah I. (2011). Service


Quality Analysis of Laboratory of
Department of Chemistry, Faculty of
Mathematics and Natural Sciences.
Jurnal Chemica.12 (2)27 – 35.
NazirM. (2009). Metode Penelitian.
Jakarta: Ghalia Indonesia
[NEMA] National Electrical Manufacturers
Assosiation. 2007. Diagram, Device,
Disaignations and Symbols for Industrial
Control and Systems. Rosslin Virginia:
National Electrical Manufacturers
Assosiation.
Nurdin M. (2012). Center of Technology (COT)
for Industrial Product Development
through Collaboration and Partnership in
Polytechnic Education. Procedia - Social
and Behavioral Sciences. 52, 207-216.
Rinda H. & Gerardus P. (2008). Model Sistem
Penjaminan Mutu & Proses
Penerapannya di Perguruan Tinggi.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sinaga R.(2014). Perancangan Instalasi Mesin
Listrik, Jurusan Teknik Elektro.
Kupang: Politeknik Negeri Kupang
Sonhadji A.( 2002). Laboratorium Sebagai
Basis Pendidikan Teknik Di Perguruan
Tinggi. Malang: Universitas Negeri
Malang
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta
Wijayana B.P.(2013). Studi Kelayakan Sarana
Dan Prasarana Laboratorium.
Yogjakarta: UNY
Wiyogo & Nopy Y. (2014). Application of
Quality Function Deployment on
Practicum Needs Analysis of
Mechanical Engineering Education
Program. Jurnal Pendidikan Teknologi
dan Kejuruan BALANGA. 2 (2):23-32

p-ISSN 2477-2798|e-ISSN 2614-1787

Anda mungkin juga menyukai