Anda di halaman 1dari 4

1.

1 Latar Belakang
Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar
terlaksana secara efektif dan efisien. Evaluasi merupakan salah satu komponen yang berpengaruh
pada hasil belajar. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007
menyebutkan bahwa standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar. Evaluasi hasil
belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan oleh guru, satuan pendidikan
dan pemerintah. Evaluasi merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari proses pembelajaran.
Didalam lingkungan perkuliahan ,dalam proses pembelajaran dosen merencanakan seluruh
kegiatan pembelajaran, mulai dengan membuat desain pembelajaran, membuat RPS, melakukan
kegiatan pembelajaran ,serta melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil dari pembelajaran.
Evaluasi dapat digunakan untuk mencari informasi tentang perkembangan mahasiswa dalam
proses pembelajaran serta dapat digunakan untuk mengetahui prestasi mahasiswa. Menurut
Suchman dalam Arikunto ( 2008 ),evaluasi merupakan sebuah proses menentukan hasil yang
telah dicapai dari beberapa kegiatan yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan.
Selain untuk pembelajaran ,evaluasi juga sangat diperlukan untuk kegiatan diluar pembelajaran
yang dapat memberikan dampak pada hasil belajar. Salah satunya adalah pada kegiatan
praktikum.
Fisika merupakan salah satu cabang IPA yang juga turut andil dalam perkembangan
teknologi maju. Fisika sangat berkaitan dengan kegiatan laboratorium, observasi, penelitian, dan
praktikum. Selain itu laboratorium juga bisa digunakan dalam proses pembelajaran. Sejalan
dengan pernyataan tersebut praktikum bisa diartikan sebagai kegiatan didalam laboratorium yang
dilakukan oleh mahasiswa untuk mempraktikan dan membuktikan secara langsung tentang
konsep yang dipelajari dalam pembelajaran. Tujuan praktikum adalah untuk mengembangkan
ketrampilan memecahkan masalah dan berpikir kreatif, meningkatkan pemehaman terhadap sains
dan metode ilmiah, mengembangkan ketrampilan percobaan dan penyelidikan ilmiah,
menganalisis data dan mengkomunikasikan hasil, melatih kemampuan bekerja sama,
menumbuhkan sikap positif dan minat ,serta meningkatkan pemahaman dan kepedulian terhadap
lingkungan.
Didalam perkuliahan di Jurusan Fisika Universitas Negeri Semarang terdapat mata kuliah
Fisika Dasar. Mata kuliah tersebut dibagi menjadi dua bagian , Fisika Dasar l dan Fisika Dasar ll.
Sesuai dengan kurikulum yang diberlakukan mata kuliah Fisika Dasar l merupakan mata kuliah
di semester satu sedangkan Fisika Dasar ll ada di semester dua. Masing masing dari mata kuliah
tersebut juga disertai dengan praktikum. Praktikum ini merupakan bagian integral dari mata
kuliah Fisika Dasar sebagai pemahaman konsep – konsep fisika melalui kegiatan laboratorium.
Praktikum Fisika Dasar juga menjadi bagian dari praktikum dasar pada mata pelajaran Fisika
yang ada di sekolah, sehingga mahasiswa pendidikan Fisika yang sudah disiapkan untuk menjadi
calon guru fisika harus paham dengan praktikum ini. Selain untuk penilaian dirinya sendiri
mahasiswa harus siap untuk mengimplementasikan konsep Fisika dalam kegiatan praktikum di
sekolah. Karena selain dipersiapkan untuk guru juga pemahaman praktikum Fisika Dasar sangat
diperlukan saat mahasiswa menempuh kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan ( PPL ).
Dengan mencermati kompetensi yang dibutuhkan dalam pembelajaran fisika yang telah
dikemukakan di atas, maka diperlukan juga sistem penilaian yang dapat mengungkap kompetensi
kompetensi secara menyeluruh. Evaluasi hasil belajar harus berdasar pada prinsip-prinsip : 1)
sahih; penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur 2) objektif;
prosedur dan kriteria penilaian jelas, tidak dipengaruhi subyektifitas penilai 3) adil; perlakuan
terhadap siswa sama 4) terpadu; penilaian tidak dipisahkan dari pembelajaran 5) terbuka;
prosedur, kriteria, dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh siswa 6) menyeluruh dan
berkesinambungan; mencakup semua kompetensi 7) sistematis; berencana dan bertahap 8)
beracuan kriteria; didasarkan ukuran pencapaiaan yang ditetapkan 9) akuntabel ; dapat
dipertanggungjawabkan dari segi teknik, prosedur, dan hasil.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada kegiatan praktikum Fisika Dasar
penilaian yang dilakukan adalah penilaian kinerja (performance assessment) yang mencakup
persiapan ,proses dan produk. Tahap persiapan yaitu pretest dengan soal tes berbentuk uraian
untuk mengukur pemahaman mahasiswa tentang materi yang akan dipraktikumkan. Tahap
proses yaitu penilaian kinerja praktikum mahasiswa. Namun, pada tahap ini belum ada
instrumen yang tetap untuk mengukur keterampilan mahasiswa praktikan, sehingga subjektivitas
kadang terjadi pada tahap penilaian ini. Tahap produk yaitu penilaian akhir berupa laporan.
Asisten telah menetapkan pedoman penskoran untuk masing-masing poin yang ada dalam
laporan. Kegiatan praktikum menjadi sarana untuk menilai kompetensi keterampilan. Oleh
karena itu, diperlukan instrumen penilaian kinerja praktikum yang valid, reliabel, dan praktis
untuk mengetahui keterampilan mahasiswa pada kegiatan praktikum.
Pada penelitian ini, dilakukan penilaian keterampilan laboratorium mahasiswa pada
praktikum penentuan percepatan gravitasi bumi. Aspek yang dinilai antara lain (1) menggunakan
alat dan bahan, (2) mengamati, (3) melakukan variasi percobaan, (4) menuliskan data
pengamatan (5) menganalisis data, dan (6) menyusun laporan. Instrumen penilaian kinerja yang
baik harus tervalidasi oleh ahli materi baik dari segi isi, konstruksi, dan kebahasaan sehingga
penilaian kinerja memenuhi kriteria untuk menilai kinerja praktikum mahasiswa.

Pada materi Fisika Dasar terdapat praktikum menentukan nilai hambatan pada suatu
rangkaian listrik. Ada dua jenis praktikum untuk menentukan nilai hambatan pada suatu
rangkaian listrik yaitu praktikum rangkaian arus searah dan praktikum jembatan Wheatstone.
Untuk kedua praktikum tersebut sudah ada perangkat percobaan yang bisa digunakan serta
petunjuk menggunakan alat percobaan, namun belum ada instrumen penilaian kinerja praktikum
mahasiswa dalam proses dan penggunaan alat untuk mencapai tujuan praktikum.

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, diperlukan penelitian “Pengembangan


Instrumen Penilaian Keterampilan Laboratorium Mahasiswa pada Praktikum Hambatan
dalam suatu rangkaian listrik ( Rangkaian Arus Searah dan Jembatan Wheatstone)”.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat
diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Sebagian besar perangkat alat praktikum di Laboratorium Fisika Dasar FMIPA


UNNES tidak dilengkapi dengan instrumen penilaiannya.
2. Penilaian kinerja mahasiswa saat praktikum masih subjektif

1.3 Batasan Masalah


Batasan masalah dalam penelitian ini adalah instrumen penilaian keterampilan praktikum
hambatan pada suatu rangkain listrik (rangkaian arus searah dan jembatan Wheatstone).

1.4 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan permasalahan
“Bagaimana validitas, reliabilitas, dan kepraktisan instrumen penilaian keterampilan
laboratorium pada praktikum penentuan hambatan pada suatu rangkaian listrik (rangkaian arus
searah dan jembatan Wheatstone)?”

1.5 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah
menghasilkan instrumen penilaian keterampilan laboratorium pada praktikum penentuan
hambatan pada suatu rangkain listrik (rangkaian arus searah dan jembatan Wheatstone)

1.6 Manfaat Penelitian


Penelitian ini menghasilkan instrumen penilaian keterampilan laboratorium pada
praktikum penentuan hambatan pada suatu rangkain listrik (rangkaian arus searah dan jembatan
Wheatstone) yang dapat memudahkan asisten laboratorium dalam mengamati dan menilai
keterampilan kinerja laboratorium mahasiswa.

Anda mungkin juga menyukai