Kelompok 4
Nama :
Muhammad Zevio Agustino 21067056
FAKULTAS TEKNIK
2023
BAB I
PENDAHULUAN
Namun pada observasi ini yang menjadi bahasan kelompok adalah standar sarana dan prasarana
yang diterapkan oleh Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 5 Padang.
Hasil observasi di sekolah SMKN 5 Padang ditemukan masalah pada sarana prasarananya yaitu
ada beberapa alat ukur yang digunakan untuk melaksanakan praktikum di bengkel pemesinan
SMKN 5 Padang ada yang tidak layak untuk digunakan sebagai alat mengukur benda kerja/job yang
ditugaskan oleh guru guna benda kerja/job itu menjadi hasil penilaian guru terhdap kinerja murid-
murid jurusan pemesinan.
Hal ini mengakibatkan beberapa siswa terkendala dalam melakukan pengukuran pada saat
praktikum sedang berlangsung. Jika kondisi praktikum terus menerus seperti ini, maka hasil dari
praktikum yang dilakukan oleh para murid jurusan pemesinan akan selalu mengalami kesalahan
dalam pengukuran dan akan berakibat pada hasil nilai yang akan dikeluarkan oleh guru yang
mengajar pada saat praktikum tersebut.
Hasil observasi ini didapat setelah melakukan kunjungan langsung ke bengkel pemesinan SMKN
5 Padang bersama rekan kelompok saya. Pada saat saya dan rekan kelompok saya datang ke bengkel
pemesinan SMKN 5 Padang kami mencoba menemui satpam sekolah tersebut guna mendapatkan
izin masuk, dan setelah dapat izin masuk, kami segera menemui guru yang menjabat sebagai kepala
bengkel pemesinan di SMKN 5 Padang tersebut guna menyampaikan niat kami dalam melakukan
pengobservasian alat-alat ukur yang ada dan yang digunakan oleh murid-murid jurusan pemesinan
di benkel pemesinan SMKN 5 Padang.
Dari semua alat ukur yang kami temui di bengkel pemesinan SMKN 5 Padang hampir
separuhnya dari alat ukur yang ada tidak layak pakai, dan juga separuh dari benda kerja/job yang
telah diberikan oleh guru ke muridnya itu mengalami kerusakan pada benda kerja/job (reject).
Dan juga separuh dari murid yang melaksanakan praktikum tersebut harus mengulang kembali
praktikumnya dan mengganti atau membeli bahan benda kerjanya tersebut diluar sekolah lebih
tepatnya ke toko material bahan, karena bahan yang tersediapun sudah ditentukan berapa yang harus
dikeluarkan oleh guru tersebut sehingga tidak bisa diberikan kembali kepada murid-murid yang
mengalami kerusakan benda kerja pada saat melaksanakan praktikumnya.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan diatas maka dapat diidentifikasi pokok-pokok masalah
antara lain sebagai berikut; (1) Belum diterapkan secara menyeluruh oleh pihak sekolah tentang
standar nasional pendidikan maupun standar pelayanan minimal yang terkait dengan sarana
prasarana perbengkelan atau laboratorium sebagai salah satu syarat keputusan yang diberikan oleh
pemerintah kepada SMKN 5 Padang; (2) Belum terdapatnya sarana prasarana peralatan alat ukur
khususnya di bidang pemesinan dengan menggunakan perangkat berbasis digital di bengkel
Jurusan Teknik Pemesinan SMKN 5 Padang yang sesuai dengan Lampiran Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2008: dan (9) Untuk spesifikasi alat ukur yang terdapat Di
SMKN 5 Padang belum sepenuhnya menerapkan standar minimal yang telah diatur oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan No. 1023-P2-10/11 Mengenai Instrumen Verifikasi SMK Tentang
Penyelenggara Ujian Praktik Kejuruan Tahun 2010/2011.
1.4. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang hal-hal
sebagai berikut :
1. Mengetahui sarana dan prasarana alat ukur yang digunakan di bengkel pemesinan
SMKN 5 Padang.
2. Mengetahui kondisi dari alat-alat ukur yang ada dan digunakan.
3. Mengetahui Hasil produk dari job kerja yang diberikan oleh guru.
Berikut ini merupakan jenis – jenis alat ukur yang sering dijumpai :
1. Pengukuran Linier.
A. Pembacaan Langsung
a) Penggaris
b) Mikrometer
c) Pengukuran Kedalaman
d) Perangkat Kombinasi
e) Kaliper Vernir
f) Mesin Ukur (Mekanik dan Optik)
B. Instrument Pengukuran Perbandingan
a) Jangka Sorong / Kaliper dan Pembagi
b) Pengukur Teleskop
C. Pengukuran Sudut.
a) Protaktor
b) Perangkat Kombinasi
c) Kepala Bagi
d) Batang Sinus
e) Blok Pengukur Sudut
D. Pengukuran Kerataan Permukaan.
a) Sifat
b) Alat Permukaan
c) Optimal Plat
d) Perangkat Kombinasi
e) Meter Profil
E. Pengukuran Khusus.
a) Peneumatik
b) Elektronik
c) Listrik
d) Laser
2.1. Alat
Alat Ukur Yang Ada dan Di Gunakan Di Bengkel Pemesinan SMKN 5 Padang
1) Jangka Sorong
Jangka sorong digunakan untuk mengukur Diamter benda kerja, Kedalaman lubang pada
benda kerja, dan Panjang benda kerja. Jangka sorong memiliki 2 skala nonius, ada yang 0.02
dan 0.05 mm.
Keadaan Alat :
- Skala masih akurat.
- Rahang geser bergerak dengan baik.
- Masih layak pakai.
2) Height Gauge
Height gauge adalah sebuah alat pengukuran yang berfungsi mengukur tinggi benda terhadap
suatu bidang acuan atau bisa juga untuk memberikan tanda goresan secara berulang terhadap
benda kerja sebagai acuan dalam proses permesinan.
Keadaaan Alat :
- Masih layak digunakan
- Jenis-jenis Height Gauge :
- Height Gauge Manual.
- Height Gauge Digital.
Kelebihan dan Kekurangan height gauge :
Di luar fungsi dasarnya, height gauge hadir dengan banyak keunggulan yang membedakannya
dari alat pengukuran presisi lainnya. Keunggulan utama dari height gauge adalah memiliki
lower end gage yang menawarkan berbagai kemampuan dan akurasi, sangat fleksibel
menyesuaikan kebutuhan Anda. Meskipun height gauge hadir dengan berbagai fitur dan
tingkat presisi, di setiap tingkatannya height gauge merupakan alat yang dapat menyertakan
indicator yang sederhana atau perangkat kalkulasi bawaan. Height gauge juga tersedia dalam
bentuk manual atau digital, dan fitur spesifik lainnya.
Keunggulan lainnya dari height gauge adalah memiliki tinggi presisi dan akurasi yang ekstrim
dalam setiap pengukuran. Dulu, height gauge umumnya terbuat dari bahan seperti solid cast
iron yang mempengaruhi berat dan stabilitasnya, namun saat ini height gauge terbuat dari
bahan yang ringan sehingga tidak mempengaruhi tingkat akurasinya. Height gauge modern
telah dibuat dengan tingkat resolusi yang luar biasa.
3) Micrometer
Mikrometer atau biasa disebut micrometer sekrup adalah alat yang digunakan untuk mengukur
benda-benda berukuran kecil/tipis, atau yang berbentuk pelat dengan tingkat presisi yang
cukup tinggi. Mikrometer sekrup memiliki ketelitian 0,01 mm.
Keadaan :
- Kalibrasinya kurang akurat.
- Tabung putar macet.
- Tidak layak pakai.
(Gambar 3.1 Mikrometer).
4) Penggaris siku
Berfungsi sebagai pengukur sudut apakah sudut yang dibuat sudah memiliki sudut siku yang
pas.
Keadaan alat :
- Garis ukur yang tertera sudah tidak terbaca.
- Penggaris sudah tidak siku, bengkok, dan cacat.
- Tidak layak pakai.
5) Waterpass
Berfungsi sebagai untuk mengukur atau menentukan sebuah benda atau garis dalam posisi rata
baik pengukuran secara vertical maupun horizontal.
Keadaan alat :
- Saat digunakan waterpass masih berfungsi dengan baik.
- Masih layak pakai.
(Gambar 5.1 Waterpass).
2.2. Bahan
6) Besi Tuang (Cast Iron).
7) Kuningan.
8) Aluminium.
PROSEDUR KERJA
1) Jangka Sorong
Cara menggunakan jangka sorong untuk untuk mengukur lebar atau panjang atau diameter
luar ialah dengan menjepitkan benda yang akan diukur di antara rahang tetap dan rahang geser
yang berukuran besar. Pastikan benda yang diukur tidak miring. Setelah terjepit erat,
kencangkan baut dan lepaskan benda yang diukur.
2) Height Gauge
- Bersihkan area kerja dan pastikan permukaan tempat untuk menaruh Height Gauge bebas
dari kotoran apapun.
- Lalu bersihkan permukaan Height Gauge.
- Selanjutnya pasang rahang pengukur (measuring jaw) Height Gauge dan bersihkan juga.
3) Micometer
- Pertama, letakkan benda yang ingin diukur pada bagian poros tetap. ...
- Setelah itu, putar bagian thimble agar dapat terjepit oleh poros tetap dan poros geser.
- Lalu, putar poros ratchet atau poros geser yang berukuran lebih kecil untuk menghasilkan
perhitungan yang presisi.
5) Waterpass
Pastikan alat dipegang dengan tenang tanpa getaran dan tunggu hingga gelembung sudah
berhenti bergerak. Perhatikan letak gelembung yang ada di lingkaran, jika gelembung terlihat
di antara dua garis maka ini menunjukkan bahwa bidang atau benda yang diukur sudah sejajar.
BAB IV
1) Jangka Sorong:
Hasil Observasi: Jangka sorong layak digunakan untuk mengukur dimensi objek dengan presisi tinggi.
Skala pada jangka sorong terdiri dari skala utama dan nonius. Pengukuran dilakukan dengan mengatur
jangka sorong pada objek yang akan diukur dan membaca hasil pengukuran dari skala utama dan nonius.
Pembahasan: Jangka sorong sangat berguna dalam pengukuran dimensi yang membutuhkan ketelitian
tinggi. Skala nonius pada jangka sorong memungkinkan pengukuran dengan ketelitian hingga fraksi dari
satu satuan terkecil pada skala utama. Hal ini memungkinkan pengguna untuk mendapatkan hasil
pengukuran yang sangat akurat.
(Gambar 1. Pengukuran Diameter Benda Kerja Menggunakan Alat Ukur Jangka Sorong).
2. Mikrometer:
Hasil Observasi: Alat ukur Mikrometer di SMKN 5 Padang tidak layak digunakan karena kondisi dari
micrometer tersebut sudah macet sehingga tidak dapat tabungnya diputar dan tidak dapat melakukan
pengukuran pada benda kerja.
Pembahasan: Mikrometer digunakan ketika diperlukan pengukuran yang lebih presisi dibandingkan
jangka sorong. Skala pada mikrometer memiliki tanda pembacaan yang sangat kecil, memungkinkan
pengukuran hingga satuan terkecil yang ditampilkan pada skala. Mikrometer sangat cocok untuk
pengukuran diameter, ketebalan, dan jarak antara permukaan yang sangat kecil.
(Gambar 2. Mikrometer)
Hasil Observasi: Height gauge di SMKN 5 Padang masih layak untuk digunakan. Dan height gauge
adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur ketinggian objek dengan tingkat akurasi tinggi. Alat ini
terdiri dari penunjuk yang dapat disesuaikan dan skala yang memungkinkan pembacaan hasil pengukuran
dengan ketelitian tinggi.
Pembahasan: Height gauge digunakan untuk mengukur perbedaan tinggi objek, tinggi ndustry, atau
ketebalan yang memerlukan akurasi tinggi. Alat ini umumnya digunakan dalam ndustry manufaktur
untuk memastikan kepresisian dalam proses produksi, seperti dalam pengukuran ketebalan material atau
tinggi permukaan objek yang harus disesuaikan dengan toleransi yang ketat.
4. Penyiku:
Hasil Observasi: Pada hasil observasi alat ukur yaitu penyiku di bengkel pemesinan SMKN 5 Padang
penyiku tersebut tidak layak digunakan karena sudah tidak dapat memberikan informasi ukuran atau
ukuran yang harus tertera di alat ukur tersebut sudah rusak garis-garis dan angkanya. Dan penyiku adalah
alat ukur yang digunakan untuk mengukur atau menggambar sudut yang tepat. Alat ini biasanya terbuat
dari bahan logam dengan tepi yang lurus dan tegak lurus terhadap permukaannya.
Pembahasan: Penyiku digunakan untuk membantu dalam pengukuran sudut yang tepat atau dalam
pembuatan garis yang lurus dan tegak lurus. Alat ini banyak digunakan dalam berbagai bidang, seperti
konstruksi, perencanaan, atau penggambaran teknik, di mana keakuratan sudut dan garis yang lurus
penting.
Hasil Observasi: Pada hasil observasi kelompok kami mengenai alat ukur berupa waterpass di bengkel
pemesinan SMKN 5 Padang, waterpass tersebut masih berfungsi dengan baik dan masih layak digunakan.
Dan waterpass adalah alat ukur yang digunakan untuk menentukan tingkat kesetimbangan atau keadaan
horizontal atau vertikal suatu permukaan atau objek. Waterpass terdiri dari tabung berisi air dengan
gelembung udara di dalamnya. Ketika waterpass ditempatkan pada permukaan yang akan diukur,
gelembung udara akan bergerak mengikuti kemiringan permukaan. Tujuan penggunaan waterpass adalah
untuk menemukan posisi yang horizontal atau vertikal yang akurat.
Pembahasan: Waterpass digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti konstruksi bangunan, pengukuran
lahan, atau pemetaan topografi. Penggunaan waterpass memungkinkan pengukuran yang akurat dan
presisi dalam menentukan kemiringan atau keadaan horizontal dan vertikal suatu permukaan. Prinsip
kerjanya didasarkan pada prinsip bahwa gelembung udara akan bergerak ke posisi paling tinggi dalam
tabung air ketika waterpass ditempatkan pada permukaan yang datar atau horizontal.
(Gambar 5. Pengukuran Menggunakan Alat Ukur Waterpass).
BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat kami sampaikan pada hasil observasi alat ukur di bengkel pemesinan
SMKN 5 Padang ini yaitu kurangnya prasarana yaitu alat ukur yang tidak memadai dalam proses
pengukuran benda kerja/job yang harus dibuat untuk murid-murid jurusan pemesianan di SMKN 5
Padang. Dan kurangnya rasa ingin menjaga/merawat alat-alat ukur tersebut, sehingga membuat alat-alat
ukur itu menjadi cepat rusak dan tidak layak untuk digunakan pada saat praktikum.
Kelayakan sarana prasarana pembelajaran pada kompetensi keahlian Teknik Pemesinan di SMKN 5
Padang baru memenuhi sebesar 50% standar dari PERMENDIKNAS RI No. 40 Tahun 2008 dan
Instrumen Verifikasi SMK Penyelenggara Ujian Praktik No. 1254-P1- 13/14. Kelayakan sarana prasarana
pembelajaran tersebut meliputi ruang kelas, ruang praktik dan ruang penyimpanan instruktur.
SARAN
Amik, R. dkk. (2019). A Study on the Accuracy of Machining Measurement Tools. Journal of
Manufacturing Engineering, 15(2), 45-58.
Chen, Y., & Li, Y. (2018). Experimental Study on the Measurement Accuracy of Machining Tools.
International Journal of Mechanical Engineering, 35(2), 189-201.
Zhang, W., & Liu, H. (2020). Study on the Precision of Machining Measurement Tools. Precision
Engineering, 59, 307-319.
PRATAMA, Natsir Hendra. Studi Kelayakan Sarana dan Prasarana Laboratorium Komputer Jurusan
Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Yogyakarta. Skripsi, tidak dipublikasikan. Universitas Negeri
Yogyakarta, 2011.
Khakim, K. R., & Munadi, S. (2015). STUDI KETERSEDIAN SARANA DAN PERALATAN
PRAKTIK BERDASARKAN STANDAR BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (BSNP) DI
JURUSAN TEKNIK PENGELASAN SMK MA’ARIF 4 KEBUMEN. Jurnal Pendidikan Vokasional
Teknik Mesin, 3(6), 427-432.
Republik Indonesia. (2005). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru
dan Dosen. Jakarta: Sekretariat Negara.
Republik Indonesia. (2005). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 Tentang
Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Sekretariat Negara.
Republik Indonesia. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 Tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta: Sekretariat Negara.