Kelompok 49
BAB I
PENDAHULUAN
tentang dimensi, waktu pengerjaan dengan waktu estimasi dan juga menganalisa tentang
biaya yang dibutuhkan untuk membuat sebuah produk.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Shaping Particulate
operations processing
Deformation
processes
Processing
operations Material
removal
Property
Heat
Enhancing
treatment
Processes
Cleaning and surface
processes
Surface
Manufacturing
Processing
processes Coating and
Operations
deposition processes
Welding
Permanent
Brazing and
joining
soldering
processes
Assembly Adhesive
operations bonding
Threaded
fasteners
Mechanical
fastening Permanent
fastening methods
dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan
dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia.
Jenis-jenis proses produksi ada berbagai macam bila ditinjau dari berbagai segi.
Proses produksi dilihat dari wujudnya terbagi menjadi proses kimiawi, proses perubahan
bentuk, proses assembling, proses transportasi dan proses penciptaan jasa-jasa
adminstrasi (Ahyari, 2002). Proses produksi dilihat dari arus atau flow bahan mentah
sampai menjadi produk akhir, terbagi menjadi dua yaitu proses produksi terus-menerus
(Continous processes) dan proses produksi terputus-putus (Intermettent processes).
Perusahaan menggunakan proses produksi terus-menerus apabila di dalam
perusahaan terdapat urutan-urutan yang pasti sejak dari bahan mentah sampai proses
produksi akhir. Proses produksi terputus-putus apabila tidak terdapat urutan atau pola
yang pasti dari bahan baku sampai dengan menjadi produk akhir atau urutan selalu
berubah (Ahyari, 2002).
Penentuan tipe produksi didasarkan pada faktor-faktor seperti:
Untuk pengerjaan awal atau permulaan. Kikir dengan pahatan ganda ini, dua baris
gigi saling bersilangan antara yang satu dengan yang lainnya, dengan sudut
berkisar antara 30 0 – 87 0.
c. Pahatan parut ( rasp )
Untuk pengerjaan benda kerja dari bahan kayu, plastik, atau logam lunak dengan
volume pembuangan bahan yang relatif banyak.
d. Pahatan kurva ( curved tooth )
Untuk pengerjaan benda kerja dari bahan lembaran baja.
d. Ragum pelat
Dipakai untuk pengerjaan berat pada mesin berat.
5. Alat ukur, merupakan alat yang digunakan untuk mengukur benda. Jenis-jenis alat
ukur yaitu:
a. Mistar digunakan untuk mengukur dimensi untuk benda dengan permukaan rata.
6. Penitik
Berfungsi untuk membuat titik pada benda yang akan mengalami proses
pengeboran atau pengedrillan. Terbuat dari baja dengan salah satu ujungnya runcing.
Macam-macam penitik, yaitu:
Penitik Bersudut 600
Penitik Bersudut 900
Penitik otomatis
8. Mesin Gerinda
Gerinda memiliki kegunaan yang hampir sama dengan kikir, yaitu untuk
membuang sebagian permukaan atau bagian lain dari suatu benda kerja, tetapi gerinda
hanya bergerak dengan gerak melingkar.
Batu atau roda gerinda merupakan pahat penyayat dari mesin gerinda. Batu/roda
gerinda ini terbuat dari pengasah dan perekat. Faktor – faktor yang perlu diperhatikan
dalam memilih batu / roda gerinda;
Jenis penggerindaan
Bahan yang akan digerinda
Jenis pengasah dan perekat
Banyaknya bahan yang digerinda
Hasil akhir yang diinginkan
Busur singgungan
Kecepatan roda gerinda
Kecepatan benda kerja
Struktur bahan pengasah dan ukuran butiran
9. Palu
Palu merupakan alat yang digunakan biasanya digunakan untuk memukul,
mengencangkan, ataupun meregangkan tuas. Bagian atas palu disebut peen dan bagian
bawah disebut face.
Macam-macam palu:
a. Ballpeen Hammer, merupakan palu yang memiliki benjolan dibagian peen yang
biasanya diberbentuk bola atau konde sehingga disebut ballpeen atau palu konde.
Digunakan untuk benda kerja yang keras.
11. Mesin bor, adalah mesin yang digunakan untuk membuat dan memperbesar suatu
lubang. Macam-macam mesin bor yaitu:
a. Bor tangan, merupakan mesin bor yang portable, dan diameter lubang yang
dihasilkan kecil.
Gambar 2.26
c. Bench Drill Press Bor manual, merupakan mesin bor yang mana pahat potongnya
digerakkan secara manual.
3) Kedalaman potong
𝑑
𝑎 = 2 ; 𝑚𝑚…………………………………….....(2.3)
4) Waktu pemotongan
Pada pembuatan lubang tembus (through hole):
𝑡+𝐴
𝑇𝑚 = ………………………………….(2.4)
fr
dengan
𝜃
A = 0.5 D tan(90 − 2)…………………………………..(2.6)
dimana,
f : Gerak makan (mm/rev).
Tm : Waktu riil permesinan (min).
t : Ketebalan benda kerja (mm).
A : Jarak antara sisi terluar pahat drill dengan permukaan benda kerja ketika
ujung drill mulai menyentuh permukaan.
𝜃 = sudut drill
5) Kecepatan hasil geram
𝜋𝑑2 2𝑓𝑛
𝑧= × 1000 ; 𝑚𝑚3 /𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡…………………….(2.7)
4
Ada 3 gerakan utama dalam mesin turning yaitu main motion, feed motion.
Menggunakan single-painting cutting tool yang bergerak sejajra terhadap sumbu benda
kerja (Bambang Priambodo, 1986).
.
Gambar 2.32Tailstock
5. Spindle
Spindle diipasang pada bagian headstock, dimana spindle berfungsi untuk
memutar chuck (Groover, 2003).
Pahat ini diletakkan pada toolpost kurang pas, bisa meggunakan jig (Sumbodo,
2008).
Jenis- jenis pahat berdasarkan bentuknya:
a. Pahat kiri
b. Pahat potong
c. Pahat kanan
d. Pahat rata
e. Pahat radius
f. Pahat alur
g. Pahat ulir
h. Pahat muka
Chuck berfungsi untuk menjepit benda kerja. Berikut ini adalah macam – macam
chuck :
a. Three jaws chuck, pencekam 3 rahang
e. A three jaws independent chuck, pencekam 3 rahang dengan sistem pengunci satu-
satu.
3. Senter, terbuat dari baja yang dikeraskan, digunakan untuk menahan benda kerja.
Terdiri dari senter mati dan senter hidup.
a. Senter mati (dead center),biasanya dipasang pada main spindle, pada bagian ujungnya
berbentuk runcing 60°, berbentuk bola, berlubang, serta berlubang landai.
b. Senter hidup (life center), dipasang pada ujung kepala lepas, dapat berputar saat
digunakan untuk menahan benda (Sumbodo Wirawan, 2008).
Berfungsi untuk membuat alur kecil pada permukaan benda kerja, agar tidak licin
saat dipegang. Kartel ini biasanya terdapat pada batang – batang penarik atau pemutar
yang dipegang dengan tangan. Terdapat 2 macam kartel yaitu diamond knurl dan straight
knurl.
4. Drilling
Digunakan untuk membuat lubang baru dengan menghantarkan gurdi ke benda
kerja yang berputar sepanjang sumbu putarnya. Berikut adalah gambar dari
drilling:
5. Taper Turning
Digunakan untuk membuat tirus dengan menghantarkan perkakas ke benda kerja
dengan membentuk sudut tertentu terhadap sumbu putar.
Berikut adalah gambar dari taper turning:
7. Chamfering
Untuk menghilangkan sudut siku pada ujung benda kerja yang silinder.
Berikut adalah gambar dari chamfering:
2. Kecepatan pemakanan, merupakan jarak tempuh gerak maju pisau / benda kerja
dalam satuan mm /menit, atau gerak alat potong atau benda kerja dalam n putaran
benda kerja /pisau per menit.
𝑓𝑟 = 𝑓 × 𝑛
…….………….........………… (2.9)
Keterangan : fr : feed rate (mm/menit)
f : pemakanan (mm/putaran)
n : putaran spindle (rpm)
5. Waktu pemesinan, adalah waktu yang diperlukan untuk memproses suatu benda.
𝑙×𝑖
𝑇𝑚 = 𝑓×𝑛
…….……………………………(2.12)
Keterangan : Tm : Waktu pemesinan (menit)
l : panjang benda kerja (mm)
i : banyak pemakanan.
f : gerak makan (mm/putaran)
n : putaran spindle (rpm)
Berikut ini adalah waktu operasi permesinan:
Turning
𝐿+𝐿𝜗
Tm = ( ) 𝑥 𝑖……………………………………(2.13)
𝑓𝑛
Facing
0.5 𝐷
Tm = …………………….………………………(2.14)
𝑓𝑛
D = diameter pahat
N = kecepatan spindle
f = besar pemakanan (mm)
Drilling
𝜃
A = 0.5 D tan(90 − 2)……………….......................(2.15)
𝑡+𝐴
Tm = ( ) .................................................................(2.16)
fr
Pengurangan diameter
𝐿 𝐷0−𝐷1
Tm=𝑓𝑁 𝑥 𝑥 𝑖 ……………………………………(2.17)
2
2. Mesin Frais Mendatar adalah suatu mesin frais yang arbornya mendatar, sedang
mejanya dapat bergerak ke arah memanjang dan melintang.
3. Mesin Frais Universal, adalah suatu mesin frais dengan kedudukan arbornya
mendatar dan gerakan mejanya dapat ke arah memanjang, melintang, cross slide,
naik turun, dan dapat diputar membentuk sudut tertentu terhadap body mesin.
e. Mesin Frais Planer, merupakan mesin yang biasa digunakan untuk memotong
permukaan dengan benda kerja yang besar dan berat.
8. Control
Pengatur dari bagian mesin yang bergerak.
2.5.5 Perlengkapan dan Peralatan Mesin Milling
Berikut ini adalah perlengkapan dan peralatan yang diperlukan pada mesin
milling ialah:
1. Pahat frais atau Pisau (Cutter), mempunyai jenis yang bermacam- macam yaitu:
a. Pisau frais aksial (axial)
Pisau frais aksial digunakan untuk memotong rata dan sejajar dengan putaran
arbor, misalnya mengefrais permukaan (face milling cutter), mengefrais sisi (side
milling cutter), dan sebagainya (Suharno, 2003).
Gambar 2.77 Pisau Frais Profil Gambar 2.78 Pisau Frais Alur T
3. Pisau frais specia
Jenis pisau ini terdiri dari:
a. Pisau frais alur T (tee)
Tangkai pisau dibuat cukup kecil, sehingga mudah dipakai melalui alur
pemotongan. Ukurannya ditentukan oleh diameter pisau, di mana tebal pisau
seimbang dengan diameternya. Cara penggunaan pisau ini, pertama benda
kerja harus dibuat alur dulu, baru dilakukan pemotongan dengan pisau tee.
b. Pisau frais ekor burung (dovetail cutter)
Cara penggunaan pisau jenis ini sama dengan pisau alur tee. Biasanya
bersudut 600
dan pada ujungnya terdapat ulir (kanan atau kiri) menurut arah tajamnya
pisau.
Kehalusan permukaan
Kedalaman pemotongan
Rigiditas benda kerja dan mesin
Kecepatan potong dapat dirumuskan dengan :
𝑉
𝑁 = 𝜋𝐷…………………………………………….(2.16)
Keterangan :
v = kecepatan potong (m/menit)
D = diameter pisau frais (mm)
n = putaran spindel utama (rpm)
3) Gerak pemakanan (feed)
Gerak pemakanan merupakan rasio gerak benda terhadap gerak pisau frais. Untuk
menentukan gerak pemakanan perlu memperhatikan:
Kedalaman pemakanan
Tipe pisau frais
Bentuk pisau frais
Material benda kerja
Kekuatan dan keseragaman benda kerja
Tipe finished permukaan
Power dan rigiditas mesin
Hantaran, f, dalam frais merupakan hantaran dari setiap gigi pemotong;
disebut beban serpihan (chip load), dinyatakan dalam in./gigi (mm/gigi).
Hantaran ini dapat dikonversikan kedalam kecepatan hantaran, fr dalam
in./min (mm/min.) dengan memperhitungkan kecepatan spindel, v, dan
jumlah gigi pemotong, nt :
fr = N nt f…………………………………………….(2.17)
4) Waktu pemotongan
Waktu pemotongan pada Face Milling dapat dirumuskan dengan :
𝐿+𝐴 (𝐿+𝐴)𝜋𝐷
T𝑚 = atau T𝑚 = ……………………………..(2.18)
𝑓𝑟 𝑓.𝑛𝑡.𝑣
2.6 Assembly
2.7.1 Definisi
Assembling adalah suatu proses menyatukan atau penggabungan benda kerja dari
komponen-komponennya. Assembling dapat diartikan sebagai proses perakitan barang
setengah jadi menjadi barang jadi sehingga dapat digunakan sesuai fungsinya. Proses
assembling dilakukan setelah proses kerja turning, milling, kerja bangku, dan pengecatan.
Hal yang harus diperhatikan antara lain ketepatan ukuran dari komponen –
komponen benda kerja. Ketidaktepatan ukuran komponen – komponen benda kerja akan
berakibat pada ketidaktepatan atau ketidaksesuaian assembling benda kerja sesuai dengan
yang diinginkan. Apabila ada ukuran – ukuran yang tidak sesuai, akan diproses kembali
melalui kerja turning, kerja milling, atau kerja bangku sampai ukuran tersebut tepat dan
bisa dirakit dengan komponen lainnya menjadi benda yang dirakit dengan komponen
lainnya menjadi benda yang diinginkan (Groover, 2002).
Jenis material teknik yang dipakai secara luas dalam teknologi modern adalah
baja. Baja adalah material logam yang dapat dipakai secara fleksibel dan
mempunyai beberapa karakteristik. Material ini kuat dan siap dibentuk menjadi
bermacam-macam keperluan teknik. Material ini berspektrum luas dan
mempunyai kemampuan berdeformasi secara permanen yang merupakan modal
penting dalam menentukan harga tegangan luluh pada berbagai beban. Berbagai
material logam tidak dalam bentuk murni dipakai dalam teknik, tetapi dipakai
dalam bentuk paduan, misalnya : paduan besi dan baja (dari Fe), aluminium (Al),
magnesium (Mg), titanium (Ti), nikel (Ni), paduan seng (Zn) dan tembaga (Cu)
(perunggu).
b. Keramik
Al2O3 adalah material teknik yang disebut keramik, atau Aluminium oksida
(Al2O3) mempunyai 2 keunggulan. Pertama, Al2O3 stabil secara kimia dalam
lingkungan yang beraneka ragam, karena Al akan di oksidasi. Pada kenyataannya
hasil reaksi oksidasi dari aluminium akan memberikan aluminium oksida yang
lebih stabil. Kedua, keramik Al2O3 mempunyai titik lebur lebih tinggi (2020oC)
daripada logam Al (660o). Hal ini membuat Al2O3 sukar lebur dan dipakai secara
luas dalam industri peleburan. Contoh material keramik yang lain yang banyak
dipakai adalah magnesium oksida (MgO) dan silika (SiO2). Material keramik ini
sering dipadukan dengan aluminium oksida (Al2O3) untuk mendapatkan sifat
yang lebih baik. Material keramik silikon nitrida Si3N4 dapat diurai menjadi
keramik oksida yang penting. Selanjutnya, material keramik yang berdaya jual
tinggi adalah keramik yang mempunyai gabungan unsur antara satu unsur logam
dan satu unsur bukan logam (C, N, 0, P, S ). Logam dari keramik mempunyai ciri
susunan yang sama pada skala atomik. Susunannya kristalin, artinya atom-
atomnya tertumpuk dalam sebuah keteraturan atau pola yang berulang. Perbedaan
antara bahan logam dan keramik adalah pada material keramik dengan pengolahan
yang sederhana dan bersih dapat dibuat dalam bentuk nonkristalin, sehingga atom-
atom tertumpuk atau tersusun dalam ketidakteraturan atau pola yang acak.
c. Polimer
Polimer merupakan material hasil teknologi modern yang mempunyai
karakteristik lebih banyak dari pada material yang lain. Bahan buatan ini
merupakan cabang khusus dari kimia organik. Plastik adalah bahan murah yang
dapat dibentuk dari beberapa polimer selama fabrikasi. Mer dalam sebuah polimer
adalah sebuah molekul hidrokarbon tunggal seperti etilen (C2H4). Polimer adalah
molekul rantai panjang yang mengandung beberapa ikatan mer. Polimer yang
umum dalam dunia perdagangan adalah polietilen -(C2H4 ) dengan harga n
berkisar antara 100 sampai 1000. Beberapa polimer penting (termasuk
polyethylene) adalah campuran sederhana dari hidrogen dan karbon. Beberapa
yang lain mengandung oksigen, misalnya : acrylic, nitrogen (nylon), fluorine
(fluoroplastic), dan silikon (silicone). Polimer mempunyai sifat ringan, murah dan
mampu menggantikan logam dalam aplikasi disain struktur.
d. Komposit
Perkembangan teknologi material telah melahirkan suatu material jenis baru yang
dibangun secara bertumpuk dari beberapa lapisan. Material ini lah yang disebut
material komposit. Material komposit terdiri dari lebih dari satu tipe material dan
dirancang untuk mendapatkan kombinasi karakteristik terbaik dari setiap
komponen penyusunnya. Pada dasarnya, komposit dapat didefinisikan sebagai
campuran makroskopik dari serat dan matriks. Serat merupakan material yang
(umumnya) jauh lebih kuat dari matriks dan berfungsi memberikan kekuatan
tarik.Sedangkan matriks berfungsi untuk melindungi serat dari efek lingkungan
dan kerusakan akibat benturan.
e. Semikonduktor.
Semikonduktor adalah sebuah bahan dengan konduktivitas listrik yang berada di
antara insulator dan konduktor. Sebuah semikonduktor bersifat sebagai insulator
pada temperatur yang sangat rendah, namun pada temperatur ruangan besifat
sebagai konduktor Bahan semikonduksi yang sering digunakan adalah silikon,
germanium, dan gallium arsenide. Semikonduktor sangat berguna dalam bidang
juga merupakan suatu usaha untuk mencegah setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat,
yang dapat mengakibatkan kecelakaan.
Sedangkan definisi lain dari kesehatan dan kesehatan kerja yaitu Keselamatan dan
Kesehatan Kerja sebagai suatu program didasari pendekatan ilmiah dalam upaya
mencegah atau memperkecil terjadinya bahaya (hazard) dan risiko (risk) terjadinya
penyakit dan kecelakaan, maupun kerugian-kerugian lainya yang mungkin terjadi.
2.8.2 Perbedaan Bahaya dan Resiko
Pengertian bahaya dan resiko menurut ILO (2013) bahaya adalah sesuatu yang
berpotensi untuk terjadinya insiden yang berakibat pada kerugian.
Risiko adalah kombinasi dan konsekuensi suatu kejadian yang berbahaya dan
peluang terjadinya kejadian tersebut.
menjalankan tugas-tugas yang diembankan”. Jenis lingkungan kerja terbagi menjadi dua:
(a) lingkungan kerja fisik, dan (b) lingkungan kerja non fisik.
Kebisingan adalah salah satu polusi yang tidak dikehendaki manusia. Dikatakan
tidak dikehendaki karena dalam jangka panjang, bunyi-bunyian tersebut akan dapat
mengganggu ketenangan kerja, merusak pendengaran, dan menimbulkan kesalahan
komunikasi bahkan kebisingan yang serius dapat mengakibatkan kematian.
Seseorang cenderung mengabaikan bising yang dihasilkannya sendiri apabila
bising yang ditimbulkan tersebut secara wajar menyertai pekerjaan. Pengukuran
kebisingan dilakukan dengan menggunakan sound level meter.
Berikut adalah nilai ambang batas untuk pengukuran:
a. Suhu
Temperatur yang terlalu dingin akan mengakibatkan gairah kerja menurun.
Sedangkan temperatur udara yang terlampau panas, akan mengakibatkan cepat
timbulnya kelelahan tubuh dan cenderung melakukan kesalahan dalam bekerja.
Tichauer telah menyelidiki pengaruh terhadap produktifitas para pekerja
penenunan kapas, yang menyimpulkan bahwa tingkat produksi paling tinggi
dicapai pada kondisi temperatur 750F – 800F (240C – 270C).
1. 49 °C: Temperatur yang dapat ditahan sekitar 1 jam, tetapi jauh diatas tingkat
kemampuan fisik dan mental. Lebih kurang 30° derajat Celcius: aktivitas
mental dan daya tanggap mulai menurun dan cenderung untuk membuat
kesalahan dalam pekerjaan. Timbul kelelahan fisik.
2. ± 30°C: Aktivitas mental dan daya tanggap mulai menurun dan cenderung
untuk membuat kesalahan dalam pekerjaan, timbul kelelahan fisik.
3. ± 24 °C: Kondisi optimum.
4. ± 10 °C: Kelakuan fisik yang extrem mulai muncul.
Nilai Ambang Batas (NAB) untuk iklim kerja adalah situasi kerja yang masih
dapat dihadapi tenaga kerja dalam bekerja sehari-hari dimana tidak
mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan untuk waktu kerja terus
menerus selama 8 jam kerja sehari dan 40 jam seminggu. Pengukuran kebisingan
c. Kebisingan
Berikut merupakan nilai ambang batas kebisingan menurut Kemnaker, 1999:
Tabel 2.85 Nilai Ambang Kebisingan
Waktu pemajanan per hari Intensitas Kebisingan (dBA)
8 Jam 85
4 88
2 91
1 94
30 Menit 97
15 100
7,5 103
3,75 106
1,88 109
0,94 112
Catatan: Tidak boleh terpajan lebih dari 140 dBA, walaupun sesaat.
2.8.4 Langkah Meminimasi Bahaya
Untuk meminimasi bahaya, dibutuhkan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Eliminasi
Pengendalian ini dilakukan dengan cara menghilangkan sumber bahaya
(hazard).
2. Substitusi
Mengurangi risiko dari bahaya dengan cara mengganti proses, mengganti input
dengan yang lebih rendah risikonya.
3. Engineering
Mengurangi risiko dari bahaya dengan metode rekayasa teknik pada alat, mesin,
Infrastruktur, lingkungan, dan atau bangunan.
4. Administrasi
Mengurangi risiko bahaya dengan cera melakukan pembuatan prosedur, aturan,
pemasangan rambu (safety sign), tanda peringatan, training dan seleksi terhadap
kontraktor, material serta mesin, cara pengatasan, penyimpanan dan pelabelan.
5. Alat Pelindung Diri (APD)
Safety helmet berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa
mengenai kepala secara langsung.
d. Ear Muff
Ear muff Penutup telinga yang terbuat dari bahan yang lembut yang dapat
menurunkan kebisingan dengan cara menutupi semua bagian telinga dan
ditahan/dipegang oleh head band.
Gambar 2. 85 Masker
f. Wearpack
Berfungsi untuk melindungi tubuh secara keseluruhan.
Komponen yang terdapat dalam routing sheet di atas terdiri dari 7 kolom yaitu
kolom (1) adalah berdasarkan departemen mesin yang digunakan, kolom (2) berisi proses
inti dalam suatu pengerjaan, kolom (3) berisi tentang alat dan bahan yang diguankana
selama proses pengerjaan berlangsung. Kolom (4) berisi tentang deskripsi dan detail
proses yang dikerjakan, kolom (5) berisi tentang ilustrasi atau gambaran dari deskripsi
pengerjaan benda tersebut, kolom (6) berisi tentang waktu perkiraan dalam pengerjaan
produk tersebut. Kemudian kolom (7) berisi tentang waktu aktual atau waktu sebenarnya
yang terjadi dalam pengerjaan produk.
Bagian-bagian dalam Gambar Teknik antara lain adalah sebagi berikut (Sato
Takeshi, 2003):
1. Garis Tepi
Garis Tepi digunakan untuk membatasi wilayah gambar agar operator tidak
mengalami kesulitan pembacaan jika gambar tersebut perlu disatukan dengan cara dijlid.
Garis tepi ini biasa dibuat dengan menggunakan pensil 0.7 mm.
2. Etiket Gambar
Etiket atau sering pula disebut sebagai kepala gambar adalah bagian yang berisi
deskripsi gambar seperti skala, proyeksi yang digunakan, jenis produk yang dibuat dan
untuk menunjukkan departemen produksi bagian yang dituju.
2.10.3 5 Whys
5 Whys adalah teknik yang dikembangkan oleh Sakichi Toyoda, salah satu pendiri
Toyota pada tahun 1930 an, yaitu sebuah teknik yang sederhana dan praktis namun sangat
efektif untuk mengungkap akar dari suatu permasalahan, sehingga Anda dapat
menemukan solusi yang dapat benar-benar menyelesaikan permasalahan yang Anda
hadapi selamanya.
Anda dapat menggunakan teknik 5 Whys hampir pada setiap masalah baik itu
tentang proses, produk, sistem, organisasi, atau sumber daya manusia. Teknik ini populer
pada tahun 1970an dan sekarang teknik ini tidak hanya digunakan oleh Toyota namun
secara luas sudah digunakan orang dan perusahaan untuk memecahkan berbagai masalah,
meningkatkan kualitas, dan mengurangi biaya, dan lain-lain. Teknik ini juga banyak
dikaitkan dengan Kaizen, Lean Manufacturing, dan Six Sigma. Teknik 5 Whys ini
sederhana dan mudah dilakukan, sehingga dengan cepat mengarahkan Anda pada akar
permasalahan. Jadi setiap kali Anda menemukan sistem atau suatu proses mengalami
masalah atau tidak bekerja dengan semestinya, cobalah teknik ini sebelum Anda
melakukan pendekatan yang lebih dalam menggunakan teknik-teknik lainnya. Teknik ini
juga sering digabungkan dengan teknik lain seperti dalam lean manufacturing yaitu untuk
mengidentifikasi proses atau kegiatan yang tidak perlu, tidak efisien, dan merupakan
sumber pemborosan.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Flowchart
Mulai
Pra-pelaksanaan Praktikum
(Briefing, Open Lab, Tugas Pendahuluan)
Pelaksanaan Praktikum
(Pretest, Praktikum)
Penyusunan Laporan
Selesai
kesalahan, menjadi helper bagi kelompoknya, yang bertugas untuk mencatat waktu aktual
pada logbook. Praktikum dilaksanakan mulai 23 Agustus hingga 14 September 2017.
Setelah praktikum selesai dilaksanakan, praktikan menyusun laporan dengan
format yang telah ditentukan oleh asisten Laboratorium. Terdapat dua jenis laporan yang
diterima, yaitu laporan dengan cover kuning dan putih. Laporan dengan cover kuning
berarti laporan tersebut dapat selesai tepat waktu sebelum deadline, yaitu selama lima
hari. Sedangkan laporan dengan cover putih berarti laporan tersebut selesai dalam waktu
lebih dari lima hari hingga paling lambar hari kedelapan pengerjaan. Selama penulisan
laporan, praktikan diberi kesempatan untuk melakukan asistensi tanpa batas dengan
asisten laboratorium.Deadline pengumpulan laporan adalah Rabu, 27 September 2017.
Agenda terakhir dari kegiatan praktikum Proses Manufaktur 2017 adalah post test
dan presentasi. Post test merupakan ujian tertulis pasca praktikum yang dikerjakan
bersama-sama. Presentasi produk yang telah dibuat dilakukan oleh 2 orang perwakilan
kelompok besar. Post test dan presentasi diagendakan pada 21 Oktober 2017.
BAB IV
PENGUMPULAN DATA
2. Hand Grip dibuat dengan jumlah dua buah dengan diameter 19.05 mm dan
panjang 30 mm dari bahan aluminium berdiameter 19.05 mm.
3. Handle dibuat dengan jumlah satu buah dengan ukuran diameter 10 mm dan
panjang 160 mm dari bahan aluminium berdiameter 12 mm.
4. Threaded Rod dibuat satu buah dengan ukuran diameter 8 mm (terulir M8x1.25)
dan panjang 200 mm.
5. Upperhead dibuat dengan jumlah satu buah dengan ukuran panjang 150 mm dan
lebar 30 mm dari bahan aluminium dengan tebal 8 mm.
6. Suppressor Head dibuat satu buah dengan ukuran diameter 19.05 mm dan panjang
20 mm dari bahan aluminium berdiameter awal 19.05 mm.
7. Suppressor
Suppressor dibuat satu buah dengan bentuk lingkaran dengan diameter 60 mm
dari plat atau lempengan aluminium setebal 2 mm.
8. Base
Base dibuat dengan ukuran 150 mm x 150 mm dari plat aluminium dengan
tebal 8 mm.
Spesifikasi : Daya Listrik 550 watt, tenaga motor ¾ HP, ukuran meja travel 230x150
mm, tinggi keseluruhan 900 mm, 16 mm.
Merk : Westlake
4. Bor Duduk / Drilling
Pusat Teknik = Rp 3.750.000,-
Spesifikasi : Daya listrik 550 watt, motor ¾ HP, spindle travel 85mm, jumlah
kecepatan 12, swing 410 mm, kecepatan tanpa bebam 200-2780 rpm, kapasitas bor besi
16mm, diameter alas 300 mm, tinggi 960 mm
Merk : Westlake
5. Mesin Gerinda
UD Anugrah Jaya Teknik = Rp 3.125.000,-
Spesifikasi : Daya Listrik 550 Watt, daya ¾ HP, Diameter 8”/205MM, kecepatan
tanpa beban 2850 rpm, dimensi 295x265x333 m
Merk : Makita
BIAYA MATERIAL
1. Alumunium Plat tebal 8 mm
UD Sinar Putra Jaya Teknik : = Rp 475.000,-/ 1x1 meter
Spesifikasi : memiliki kemampuan daya tahan terhadap kaarat yang baik, memiliki tebal
2 mm dan ukuran per lembar 1x1 m.
2. Alumunium Plat tebal 2 mm
UD Anugrah Jaya Teknik : = Rp 450.000,-/1x2 feet
Spesifikasi : memiliki kemampuan daya tahan terhadap kaarat yang baik, memiliki tebal
8mm.
3. Alumunium Silinder 12 mm
UD Anugrah Jaya Teknik : = Rp 45.000,-/meter
Spesifikasi : memiliki kemampuan daya tahan terhadap karat yang baik, konduktivitas
termal dan listik yang baik memiliki diameter 12 mm dan berat jenis rendah.
4. Alumunium Silinder 19,05 mm
BIAYA OPERASIONAL
1. UMR Semarang
UMR Kota Semarang Tahun 2017 = Rp 2.125.00,-/ bulan
2. Tarif Listrik
Tarif Listrik per mei 2017
BAB V
PEMBAHASAN DAN ANALISIS
Waktu
Langkah Estimasi
No Nama Proses Aktual
Kerja Waktu (detik)
(detik)
17 KT Memasang benda kerja 700 500
18 KT Melakukan proses drilling 1200 980
19 KT Membuka arbor dan mengambil pahat 180 154
20 KT Mengganti pahat drill 240 185
21 KT Memasang arbor pada tailstock 70 40
22 KT Melakukan proses drilling 1200 931
23 KT Membuka arbor dan memasang pahat 120 94
24 KT Mengganti pahat drill 240 185
25 KT Memasang arbor pada tailstock 70 45
26 KT Melakukan proses drilling 1200 922
27 KT Membuka arbor dan memasang pahat 120 94
Total 9282 6751
Pada proses pengerjaan hand grip total waktu estimasi yang diperkirakan adalah
9402 detik, sedangkan waktu waktualnya adalah 6751 detik. Terdapat selisih waktu yang
cukup besar yaitu 2531 detik. Hal ini karena pengerjaan dilakukan dengan efisien dan
praktikan sudah memahami prosesnya. Selisih waktu terbesar terletak pada proses drilling
dengan waktu 278 detik dan selisih terkecil yaitu ada beberapa proses, misalnya
memasang arbor pada tailstock dengan 30 detik. Proses yang paling mempengaruhi
perbedaan adalah praktikan terlalu jauh untuk melakukan estimasi waktu proses,
Solusinya yaitu perlu dilakukan perencanaan yang matang untuk melakukan estimasi.
5.1.2 Upperhead
Berikut ini adalah hasil dari perbandingan waktu aktual dengan waktu estimasi
yang telah direncanakan pada pembuatan plat atas.
Pada proses pengerjaan upper head total waktu estimasi yang diperkirakan adalah
4208,2 detik, sedangkan waktu waktualnya adalah 7783 detik. Terdapat selisih waktu
yang cukup besar yaitu 3574,8 detik. Hal ini karena praktikan belum memahai terkait
pemakanan pada facing dan pengurangan diameter. Selisih waktu terbesar terletak pada
proses facing dengan waktu 754 detik dan selisih terkecil yaitu pada pemasangan mata
drill, dengan 7 detik. Proses yang paling mempengaruhi perbedaan adalah praktikan
terlalu lama untuk set up proses pengerjaan Solusinya yaitu perlu pemahaman lebih
sebelum melakukan proses pengerjaan benda kerja
Pada proses pengerjaan short shaft total waktu estimasi yang diperkirakan adalah
9250 detik, sedangkan waktu waktualnya adalah 13302 detik. Terdapat selisih waktu yang
cukup besar yaitu 3574,8 detik. Hal ini karena praktikan belum memahai terkait
pemakanan pada facing dan pengurangan diameter. Selisih waktu terbesar terletak pada
proses memotong benda kerja dengan 1460 detik dan selisih terkecil yaitu pada
pelepasan benda kerja dari ragum, dengan 25 detik. Proses yang paling mempengaruhi
perbedaan adalah praktikan terlalu lama untuk set up proses pengerjaan Solusinya yaitu
perlu pemahaman lebih sebelum melakukan proses pengerjaan benda kerja.
.
5.1.4 Shortshaft 2
Berikut ini adalah hasil dari perbandingan waktu aktual dengan waktu estimasi
yang telah direncanakan pada pembuatan Shorshaft 2.
Pada proses pengerjaan short shaft total waktu estimasi yang diperkirakan adalah
9239 detik, sedangkan waktu waktualnya adalah 11382 detik. Terdapat selisih waktu yang
cukup besar yaitu 2143 detik. Hal ini karena praktikan belum memahai terkait pemakanan
pada facing dan pengurangan diameter. Selisih waktu terbesar terletak pada proses facing
dengan waktu 660 detik dan selisih terkecil yaitu pada penngaturan kecepatan mesin
dengan 3 detik. Proses yang paling mempengaruhi perbedaan adalah praktikan terlalu
lama untuk set up proses pengerjaan Solusinya yaitu perlu pemahaman lebih sebelum
melakukan proses pengerjaan benda kerja
Pada proses pengerjaan long shaft total waktu estimasi yang diperkirakan adalah
8600,24 detik, sedangkan waktu waktualnya adalah 8005 detik. Terdapat selisih waktu
yang cukup yaitu 595,24 detik. Hal ini karena praktikan belum memahai terkait
pemakanan pada facing dan pengurangan diameter. Selisih waktu terbesar terletak pada
proses facing dengan waktu 660 detik dan selisih terkecil yaitu pada penngaturan
kecepatan mesin dengan 3 detik. Proses yang paling mempengaruhi perbedaan adalah
praktikan terlalu lama untuk set up proses pengerjaan Solusinya yaitu perlu pemahaman
lebih sebelum melakukan proses pengerjaan benda kerja
.
5.1.6 Handle
Berikut ini adalah hasil dari perbandingan waktu aktual dengan waktu estimasi
yang telah direncanakan pada pembuatan handle.
Tabel 5.7Perbandingan Waktu Handle
Langkah Estimasi Waktu
No Kerja Nama Proses Waktu Aktual
(detik) (detik)
1 KB Menyiapkan alat dan bahan 60 156
2 KB Memasang benda kerja
120 46
pada ragum
3 KB Mengukur panjang benda
60 27
kerja
4 KB Memotong benda kerja 640 666
5 KB Melepas benda kerja 60 24
6 KT Menyiapkan alat dan bahan 120 87
7 KT Memasang benda kerja 120 88
8 KT Memasang pahat 120 272
9 KT Setting nol pahat untuk facing 120 122
10 KT Setting nol facing 180 142
11 KT Proses facing 4,5 192
12 KT Mengganti posisi benda kerja untuk
120 52
facing
13 KT Proses facing 4,5 132
Pada proses pengerjaan handle total waktu estimasi yang diperkirakan adalah
2414,5 detik, sedangkan waktu waktualnya adalah 2829 detik. Terdapat selisih waktu
yang cukup yaitu detik. Hal ini karena praktikan belum memahami terkait pemakanan
pada facing dan pengurangan diameter. Selisih waktu terbesar terletak pada proses
pengurangan diamater dengan waktu 287,5 detik dan selisih terkecil yaitu pada
melepaskan benda kerja dengan 26 detik. Proses yang paling mempengaruhi perbedaan
adalah praktikan belum mendalami terkait proses pengerjaan benda kerja. Solusinya yaitu
perlu pemahaman lebih sebelum melakukan proses pengerjaan benda kerja.
Pada proses pengerjaan handle total waktu estimasi yang diperkirakan adalah
3740,54 detik, sedangkan waktu waktualnya adalah 3914 detik. Terdapat selisih waktu
yang cukup yaitu detik. . Hal ini karena praktikan bkurang efisien dalam melakukan
pengerjaan benda kerja. Selisih waktu terbesar terletak pada proses facing dengan waktu
277 detik dan selisih terkecil yaitu pada mengukur benda kerja dengan 15 detik. Proses
yang paling mempengaruhi perbedaan adalah praktikan belum mendalami terkait proses
pengerjaan benda kerja. Solusinya yaitu perlu pemahaman lebih sebelum melakukan
proses pengerjaan benda kerja.
Tabel 5.9 Perbandingan Dimensi Desain Produk Dengan Finish Produk Handle
Nama Dimensi Ukuran Desain Produk Ukuran Finish Produk
HPP1 160 119
HPP2 10 11
HPP3 10 12
HPD1 10 10
HPU1 M10x1,25 M10x1,25
HPU1 M10X1,25 M10X1,25
Keterangan :
HPP = dimensi panjang pada Handle
HPD = dimensi diameter pada Handle
HPU = dimensi ulir pada Handle
Analisis:
Berdasarkan table pada pembuatan Handle dimensi yang tidak sesuai adalah
HPP1, HPP2, HPP3, HPD1. Pada HPP1 terjadi perbedaan ukuran yang paling besar yaitu
41mm. Sedangkan perbedaan ukuran yang paling kecil adalah pada HPP2 yaitu sebesar
1mm. Untuk pembuatan handle ini terjadi kekurangtelitian pada saat melakukan
pengukuran pamjang per dimensi sehingga finish produk jauh lebih pendek dari desain
produk yang diinginkan. Maka dari itu sebaiknya pada proses pengukuran harus lebih
teliti. Selain itu, hal yang perlu dilakukan adalah benar benar mencermati gambar desain
produk agar kesalahan dalam perbedaan dimensi dapat dihindari. Perbedaan dimensi ini
dapat juga disebabkan dengan pengerjaan yang terburu-buru. Agar dimensi sesuai maka
yang dihasilkan sesuai Pengaturan waktu yang baik dan teknik dalam pengerjaan handle
sangatlah diperlukan untuk menghasilkan produk yang sesuai.
5.2.2 Analisis Dimensi Hand Grip 1
Tabel 5.10 Perbandingan Dimensi Desain Produk Dengan Finish Produk Hand Grip 1
Nama dimensi Desain produk(mm) Finish produk(mm)
HGP1 30 30
HGP2 10 10
HGP3 12 12
HGD1 18 19
HGU1 M10X1,5 MX101,5
Keterangan :
HGP = dimensi panjang pada Hand Grip
HGR = dimensi diameter radius pada Hand Grip
HGD = dimensi diameter pada Hand Grip
HGU = dimensi ulir pada Hand Grip
Analisis :
Berdasarkan tabel pada pembuatan Hand Grip ini terdapat satu dimensi ukuran yang tidak
sesuai dengan dimensi ukuran yang sebenarnya. Yaitu pada dimensi HGD1 dari yang
seharusnya mempunyai diameter 18 mm namun berukuran 19mm pada finish product.
Angka ini terpaut sebesar 1 mm. Hal ini dapat disebabkan karena kurang cermat dalam
pemilihan bahan. Supaya dimensi bisa sesuai dengan ukuran yang diharapkan adalah saat
pengukuran harus teliti dan cermat dalam membaca jangka sorong untuk melihat ukuran
bahan yang seharusnya digunakan. Saat memotong menggunakan gergaji juga harus
dilakukan dengan teknik yang benar
Tabel 5.11 Perbandingan Dimensi Desain Produk Dengan Finish Produk Upper Head
Nama dimensi Desain produk(mm) Finish produk(mm)
UP1 150 148,3
UP2 15 15
UP3 60 59,15
UP4 60 59,15
UL1 30 31,43
UL2 15 11,72
UT1 8 8
UD1 10 10
Analisis :
Berdasarkan tabel 5.11 hasil dari finish produk Upper Head belum sesuai dengan yang
diharapkan. Ada beberapa dimensi yang tidak sesuai dari dimensi yang seharusnya seperti
pada dimensi UP1, UP3, UP4, UL1, UL2. Perbedaan dimensi ukuran yang paling besar
terjadi pada UL2 yaitu sebesar 3,28mm dan perbedaan ukuran terkecil yaitu pada UP3
dan UP4 yaitu sebesar 0,85mm. Pada Upper Head ini adanya ketidaksesuaian disebabkan
ketidak telitian dalam pemotongan plat dan juga teknik pemotongan yang masih kurang
benar. Supaya dimensi bisa sesuai dengan ukuran yang diharapkan adalah saat
pengukuran harus teliti dan cermat. Saat memotong menggunakan gergaji juga harus
dilakukan dengan teknik yang benar
5.2.7 Analisis Dimensi Short Shaft 1
Tabel 5.12 Perbandingan Dimensi Desain Produk Dengan Finish Produk Short Shaft 1
Nama dimensi Desain produk(mm) Finish produk(mm)
SSP1 110 115
SSP2 18 18
SSP3 84 86
SSP4 8 11
SSD1 19,05 19,05
SSD2 12 12
SSD3 10 10,6
Analisis :
Berdasarkan tabel pada pengerjaan Short Shaft 1 terdapat beberapa ukuran finish produk
yang tidak sesuai dengan desain yaitu SSP1, SSP3, SSP4 dan SSD3. Perbedaan ukuran
terbesar yaitu terdapat pada SSP1 yaitu sebesar 5mm, dan perbedaan ukuran terkecil yaitu
pada SSD3 sebesar 0,6mm. Hasil ini disebabkan karena kurangnya penguasaan
penggunaan mesin turning dan kekurangan telitian pada saat pengkuran serta pemotongan
bahan. Selain itu dapat disebabkan karena faktor human error, yaitu tidak fokusnya
operator pada saat langkah pengerjaan. Supaya dimensi bisa sesuai dengan ukuran yang
diharapkan adalah saat pengukuran harus teliti dan cermat dalam membaca jangka
sorong, memotong menggunakan gergaji juga harus dilakukan dengan teknik yang benar
serta pengoperasiian mesin turning yang lebih focus dan cermat.
Tabel 5.13 Perbandingan Dimensi Desain Produk Dengan Finish Produk Short Shaft 2
Nama dimensi Desain produk(mm) Finish produk(mm)
SSP1 110 110
SSP2 18 16
SSP3 84 88
SSP4 8 6
Analisis :
Berdasarkan table pada pengerjaan Short Shaft 2 terdapat beberapa ukuran finish produk
yang tidak sesuai dengan desain yaitu dimensi ukuran SSP2,SSP3,SSP4,SSD3.
Perbedaan ukuran yang paling besar yaitu pada dimensi ukuran SSP3 yaitu sebesar 4mm,
dan perbedaan dimensi ukuran paling kecil yaitu terdapat pada SSD3 sebesar 0,07mm..
Hasil ini disebabkan karena kurangnya penguasaan penggunaan mesin turning dan
ketidak telitian dalam pemotongan benda kerja. Selain itu dapat disebabkan karena faktor
human error, yaitu tidak fokusnya operator pada saat langkah pengerjaan.Supaya dimensi
nya sesuai maka diperlukan ketelitian dalam proses pengurangan diameter saat proses
turning dan juga ketelitian dalam pembacaan jangka sorong saat pengukuran dan
ketelitian saat pemotongan part
Tabel 5.14 Perbandingan Dimensi Desain Produk Dengan Finish Produk Supressor Head
Nama dimensi Desain produk(mm) Finish produk(mm)
SP1 20 24
SP2 10 10
SP3 8 8
SU1 M8x1,25 M8x1,25
SD1 16 16
SD2 6,8 6,8
Keterangan :
SP = dimensi panjang pada surpresor head
SU = dimensi ulir pada surpresor head
SD = dimensi diameter pada surpresor head
Analisis :
Berdasarkan tabel 5.14 diatas ukuran produk surpressor head yang ada di desain sudah
cukup sesuai dengan finish produk yang telah di buat namun ada satu kesalahan di bagian
SP1 dimana panjang nya seharusnya 20 mm namun diaktual produknya 24 mm.Hal ini
dapat disebabkan kekurang telitian dalam pengukuran dan pemotongan Supaya dimensi
bisa sesuai dengan ukuran yang diharapkan adalah saat pengukuran harus teliti dan cermat
dalam membaca jangka sorong. Saat memotong menggunakan gergaji juga harus
dilakukan dengan teknik yang benar
5.2.16 Analisis Dimensi Long Shaft 1
Tabel 5.15 Perbandingan Dimensi Desain Produk Dengan Finish Produk Long Shaft
Nama dimensi Desain produk(mm) Finish produk(mm)
LPP1 250 248
LPP2 18 19
LPP3 224 224
LPP4 8 5
LPD1 16 16
LPU1 M10x1,5 M10X1,5
LPU2 M10X1,5 M10X1,5
Keterangan :
LPP = Dimensi panjang pada Long Shaft
LPD = dimensi diameter pada Long Shaft
LPU = dimensi ulir pada Long Shaft
Analisis :
Berdasarkan tabel pada pengerjaan Long Shaft 1 terdapat beberapa ukuran finish produk
yang tidak sesuai dengan desain yaitu pada dimensi ukuran LPP1,LPP2,LPP4.Perbedaan
ukuran terbesar terjadi pada LPP4 yaitu sebesar 3mm dan perbedaan ukuran terkecil yaitu
pada LPP2 yaitu sebesar 1mm. Ukuran ini dapat dikatakan tidak terlalu jauh
perbedaannya. Hasil ini disebabkan karena kurangnya penguasaan penggunaan mesin
turning. Selain itu dapat disebabkan karena faktor human error, yaitu tidak fokusnya
operator pada saat langkah pengerjaan. Supaya dimensi bisa sesuai dengan ukuran yang
diharapkan adalah saat penggoperasian mesin turning harus lebih teliti dan berhati-hati
serta focus tidak terpecah.
1. Upperhead
Estimasi
Raw material
Vo= p x l x t
Vo= 150 x 30 x 8
V8 r 2 t
V8 3.14 (4 2 ) 8
V8 401 .92
V6.75 r 2t
V6.75 3.14 (3.375 2 ) 8
V6.75 286 .13
V8 V6.75
Vulir
2
401 .92 286 .13
Vulir
2
Vulir 57.89
= 97,632 gr
-Massa Part (untuk aluminium 𝜌 = 2,712 𝑔𝑟/𝑐𝑚3 )
-Massa part = 𝜌 𝑥 𝑉. 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 part
=2,712 x 34,39998
=93,29 gr
biaya = 93,29 x Rp 80
=Rp7463,2
-M.Chip (untuk aluminium 𝜌 = 2,712 𝑔𝑟/𝑐𝑚3 )
-Massa = 𝜌 𝑥 𝑉. 𝐶ℎ𝑖𝑝
= 2.7 x 1,60002
= 4,32 gr
biaya = 4,32 x Rp 8
=Rp34,56
Aktual
Raw material
Vo= P x L x T
Vo= 148,3 x 31,43 x 8
1. Volume Part
V10 r 2t
V10 3.14 (52 ) 8
V10 628
V8 r 2t
V8 3.14 (4 2 ) 8
V8 401 .92
V6.75 r 2t
V6.75 3.14 (3.375 2 ) 8
V6.75 286 .13
V8 V6.75
Vulir
2
401 .92 286 .13
Vulir
2
Vulir 57.89
V part Vawal (2 V10 ) V6.75 Vulir
V part 37288 .552 (2 628) 286 .13 57.89
V part 35688 ,532
2. Volume Scrap
V scrap Vawal V part
V scrap 37288 .552 35688 ,532
V scrap 15999 ,99
biaya = 96,78 x Rp 80
=Rp7742,4
2.Surpressor Head
Estimasi
Raw material
1. Volume Awal
VAwal= 𝜋𝑟 2 𝑡
VAwal= 3,14x(9.5252)x20
VAwal= 5697.57
Setelah pengerjaan
2. Volume Part
V8 r 2t
V8 3.14 (4 2 ) 8
V8 401 .92
V6.75 r 2t
V6.75 3.14 (3.375 2 ) 8
V6.75 286 .13
V8 V6.75
Vulir
2
401 .92 286 .13
Vulir
2
Vulir 57.89
V6.80= 𝜋𝑟 2 𝑡
V6.80= 3,14x(3,42)x2
V6.80=72.60
Vpart =Vawal-(V6.75+Vulir)-V6.80
=5697.57-(286.13+57.89)-72.60
= 5280.4
3. Volume Scrap
=Vawal-Vpart
= 5697,21-5280.4
= 416,81
-Biaya = 1,13 x Rp 8
=Rp9,04
Aktual
Raw material
Volume Awal
VAwal= 𝜋𝑟 2 𝑡
VAwal= 3,14x(9.5252)x24
VAwal= 6837,08
Setelah pengerjaan
1. Volume Part
V8 r 2 t
V8 3.14 (4 2 ) 8
V8 401 .92
V6.75 r 2t
V6.75 3.14 (3.375 2 ) 8
V6.75 286 .13
V8 V6.75
Vulir
2
401 .92 286 .13
Vulir
2
Vulir 57.89
V6.80= 𝜋𝑟 2 𝑡
V6.80= 3,14x(3,42)x2
V6.80=72.60
Vpart =Vawal-(V6.75+Vulir)-V6.80
=5697.57-(286.13+57.89)-72.60
= 5280.4
2. Volume Scrap
=Vawal-Vpart
= 6837,08-5280.4
= 1556,68
=2,712 x 5,2804
=14,32
-biaya = 14,32 x Rp 80
=Rp1145,6
=Rp 1111,84
3. Short Shaft I
Estimasi
Raw material
1. Raw Materials
𝑉𝑎𝑤𝑎𝑙 = 𝜋𝑟 2 𝑡
Vawal = 31334,688
Setelah pengerjaan
2. Volume Part
𝑉10 = 𝜋𝑟 2 𝑡
= 3,14×(52 ) × 18
= 1413
𝑉12 = 𝜋𝑟 2 𝑡
= 3,14×(62 ) × 8
=904,32
𝑉8,5 =𝜋𝑟 2 𝑡
= 3,14×(4,252 ) × 18
=1020,89
𝑉10,25 = 𝜋𝑟 2 𝑡
= 3,14×(5,1252 ) × 8
=659,79
𝑉𝑡𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔 = 𝜋𝑟 2 𝑡
= 3,14×(9,5252 ) × 84
= 23929,79
= 24248,11
3. Volume Scrap
Vawal-Vakhir=31334,68-24248,11
=28910,57
Massa = 𝜌 𝑥 𝑉. 𝐶ℎ𝑖𝑝
= 7,85 x 28,91
= 226,94 gr
biaya = 226,94x Rp 0,15
=Rp 34,041
Aktual
Raw Material
Volume Awal
𝑉𝑎𝑤𝑎𝑙 = 𝜋𝑟 2 𝑡
= 3,14×(9,5252 ) × 113
= 32189,27
Setelah pengerjaan
Volume Part
𝑉10 = 𝜋𝑟 2 𝑡
= 3,14×(52 ) × 18
= 1413
𝑉12 = 𝜋𝑟 2 𝑡
= 3,14×(62 ) × 11
=1243,44
𝑉8,5 =𝜋𝑟 2 𝑡
= 3,14×(4,252 ) × 18
=1020,89
𝑉10,25 = 𝜋𝑟 2 𝑡
= 3,14×(5,1252 ) × 11
=907,21
𝑉𝑡𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔 = 𝜋𝑟 2 𝑡
= 3,14×(9,5252 ) × 84
= 23929,79
= 24293,96
Volume Scrap
= 7265,3
biaya = 195,7x Rp 15
=Rp 2935,5
4. Short Shaft II
Estimasi
Raw material
𝑉𝑎𝑤𝑎𝑙 = 𝜋𝑟 2 𝑡
Vawal = 31334,688
Setelah pengerjaan
Volume Part
𝑉10 = 𝜋𝑟 2 𝑡
= 3,14×(52 ) × 18
= 1413
𝑉12 = 𝜋𝑟 2 𝑡
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
2017
130
Laporan Praktikum Proses Manufaktur
Kelompok 49
= 3,14×(62 ) × 8
=904,32
𝑉8,5 =𝜋𝑟 2 𝑡
= 3,14×(4,252 ) × 18
=1020,89
𝑉10,25 = 𝜋𝑟 2 𝑡
= 3,14×(5,1252 ) × 8
=659,79
𝑉𝑡𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔 = 𝜋𝑟 2 𝑡
= 3,14×(9,5252 ) × 84
= 23929,79
= 24248,11
3. Volume Scrap
Vawal-Vakhir=31334,68-24248,11
=7086,57
Aktual
Raw Material
𝑉𝑎𝑤𝑎𝑙 = 𝜋𝑟 2 𝑡
Vawal = 30764,96
Setelah pengerjaan
Volume Part
𝑉10 = 𝜋𝑟 2 𝑡
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
2017
132
Laporan Praktikum Proses Manufaktur
Kelompok 49
= 3,14×(52 ) × 16
= 1256
𝑉12 = 𝜋𝑟 2 𝑡
= 3,14×(62 ) × 6
=678,24
𝑉8,5 =𝜋𝑟 2 𝑡
= 3,14×(4,252 ) × 16
=907,34
𝑉10,25 = 𝜋𝑟 2 𝑡
= 3,14×(5,1252 ) × 6
=494,84
𝑉𝑡𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔 = 𝜋𝑟 2 𝑡
= 3,14×(9,5252 ) × 86
= 24498,02
=24764.05
Volume Scrap
Vawal-Vakhir=30764,96-24498,02
=6266,94
= 241,49 gr
Massa Part (untuk besi ST40 𝜌 = 7,85𝑔𝑟/𝑐𝑚3 )
Massa part = 𝜌 𝑥 𝑉. 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 part
=7,85 x 24,498
=192,3 gr
biaya = 192,3 x Rp 15
=Rp 2884,5
5. Long Shaft I
Estimasi
Raw material
𝑉𝑎𝑤𝑎𝑙 = 𝜋𝑟 2 𝑡
Vawal = 71215,2
Setelah pengerjaan
Volume Part
𝑉10 = 𝜋𝑟 2 𝑡
= 3,14×(52 ) × 18
= 1413
𝑉12 = 𝜋𝑟 2 𝑡
= 3,14×(62 ) × 8
=904,32
𝑉8,5 =𝜋𝑟 2 𝑡
= 3,14×(4,252 ) × 18
=1020,89
𝑉10,25 = 𝜋𝑟 2 𝑡
= 3,14×(5,1252 ) × 8
=659,79
𝑉10 − 𝑉8,5 392,11
𝑉𝑢𝑙𝑖𝑟 1 = = = 196,055
2 2
𝑉𝑡𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔 = 𝜋𝑟 2 𝑡
= 3,14×(9,5252 ) × 224
= 63812,77
= 64131,09
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
2017
135
Laporan Praktikum Proses Manufaktur
Kelompok 49
Aktual
Raw material
𝑉𝑎𝑤𝑎𝑙 = 𝜋𝑟 2 𝑡
Vawal = 70649.85
Setelah pengerjaan
Volume Part
𝑉10 = 𝜋𝑟 2 𝑡
= 3,14×(52 ) × 19
= 1491,5
𝑉12 = 𝜋𝑟 2 𝑡
= 3,14×(62 ) × 5
=565,2
𝑉8,5 =𝜋𝑟 2 𝑡
= 3,14×(4,252 ) × 19
=1077,6
𝑉10,25 = 𝜋𝑟 2 𝑡
= 3,14×(5,1252 ) × 5
=412,37
𝑉10 − 𝑉8,5 413,9
𝑉𝑢𝑙𝑖𝑟 1 = = = 206,95
2 2
𝑉𝑡𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔𝑙 = 𝜋𝑟 2 𝑡
= 3,14×(9,5252 ) × 224
= 63812,7
= 64099,06
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
2017
137
Laporan Praktikum Proses Manufaktur
Kelompok 49
Volume Scrap
Volume awal-Volumeakhir=70649,85-64099,06
=6550,79
6. Handle
Estimasi
Raw material
𝑉𝑎𝑤𝑎𝑙 = 𝜋𝑟 2 𝑡
Vawal =3,14 x 52 x 160 = 12560 𝑚𝑚3 =
Setelah pengerjaan
V1 = 𝜋𝑅 2 𝑡 = 3,14 x 52 x 140 = 10990 𝑚𝑚3
𝑉10= 𝜋𝑟 2 𝑡 = 3,14𝑥(52 )𝑥10
= 785
𝑉8,5 =𝜋𝑟 2 𝑡
=567,16
=11207,84
=12560-11207,84
=1352,16
Aktual
Raw material
𝑉𝑎𝑤𝑎𝑙 = 𝜋𝑟 2 𝑡
Vawal = 9341,5
Setelah pengerjaan
a) Volume Awal
V = 𝜋𝑅 2 𝑡 = 3,14 x 52 x 119= 9341,5 𝑚𝑚3
V1 = 𝜋𝑅 2 𝑡 = 3,14 x 52 x 96= 7536 𝑚𝑚3
𝑉10= 𝜋𝑟 2 𝑡 = 3,14𝑥(52 )𝑥11
= 863,5
𝑉8,5 =𝜋𝑟 2 𝑡
=623,87
=680,59
=7786,52
V chip =9241,5-7786,52
= 1454,98
Massa (untuk aluminium 𝜌 = 2,712 𝑔𝑟/𝑐𝑚3 )
Massa awal = 𝜌 𝑥 𝑉. 𝑟𝑎𝑤
= 2,712 x 9,241
= 25,06 gr
Massa Part (untuk aluminium 𝜌 = 2,712 𝑔𝑟/𝑐𝑚3 )
Massa part = 𝜌 𝑥 𝑉. 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 part
=2,712 x 7,786
=21,11 gr
biaya = 21,11x Rp 80
=Rp 316,65
=Rp 295,13
7. Hand Grip
Estimasi
Raw material
𝑉𝑎𝑤𝑎𝑙 = 𝜋𝑟 2 𝑡
Vawal =3,14 x 92 x 30 = 7630.2 𝑚𝑚3
Setelah pengerjaan
𝑉10= 𝜋𝑟 2 𝑡 = 3,14𝑥(52 )𝑥10
= 785
𝑉8,5 =𝜋𝑟 2 𝑡
=567,16
=Rp 1601,6
Aktual
Raw material
𝑉𝑎𝑤𝑎𝑙 = 𝜋𝑟 2 𝑡
Setelah pengerjaan
𝑉10= 𝜋𝑟 2 𝑡 = 3,14𝑥(52 )𝑥10
= 785
𝑉8,5 =𝜋𝑟 2 𝑡
=567,16
biaya = 22,45x Rp 80
=Rp 1796
=Rp1791,2
5.3.1.1 Upperhead
Berikut adalah analisis biaya dari part upperhead:
Estimasi
-Massa part = 𝜌 𝑥 𝑉. 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 part
=2,712 x 34, 39998
=93,29 gr=0,09329 gr
biaya = 0,09329 x Rp 80000
=Rp7463,2
-M.Chip (untuk aluminium 𝜌 = 2,712 𝑔𝑟/𝑐𝑚3 )
-Massa = 𝜌 𝑥 𝑉. 𝐶ℎ𝑖𝑝
= 2.7 x 1,60002
= 4,32 gr=0,00432 kg
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
2017
145
Laporan Praktikum Proses Manufaktur
Kelompok 49
Aktual
Estimasi
Aktual
=2,712 x 5,2804
=14,32gr=0,01432
-biaya = 0,01432 x Rp 80000
=Rp1145,6
= 4,22 gr=0,00422kg
-biaya = 0,00422 x Rp 8000
=Rp 33,76
Estimasi
Massa part = 𝜌 𝑥 𝑉. 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 part
=7,85 x 24,248
=190,34gr=0,19034 kg
biaya = 0,19034x Rp 15000
=Rp 2855,1
Aktual
Massa part = 𝜌 𝑥 𝑉. 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 part
=7,85 x 24,93
=195,7gr=0,1957 kg
biaya = 0,1957x Rp 15000
=Rp 2935,5
Estimasi
=7,85 x 24,248
=190,34gr=0,19034 kg
biaya = 0,19034x Rp 15000
=Rp 2855,1
Aktual
= 49,18 gr=0,04918 kg
biaya = 0,04918x Rp 150
=Rp 7,377
Estimasi
Aktual
5.3.1.6 Handle
Berikut adalah analisis biaya dari part handle
Estimasi
= 2,712 x 12,56
= 34,06 gr
Massa Part (untuk aluminium 𝜌 = 2,712 𝑔𝑟/𝑐𝑚3 )
Massa part = 𝜌 𝑥 𝑉. 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 part
=2,712 x 11,207
=30,39 gr=0,03039 kg
biaya = 0,03039x Rp 80000
=Rp 2431,2
Aktual
=Rp 295,13
Estimasi
=Rp 1601,6
Aktual
=Rp 4,8
=Rp1791,2
Estimasi=2,4 jam
Aktual=2,2 jam
Biaya estimasi tenaga kerja pembuatan part long shaft 1
𝑈𝑀𝑅
= 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 × 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛 𝑙𝑜𝑛𝑔 𝑠ℎ𝑎𝑓𝑡 𝐼
𝑅𝑝2125000
= 𝑥2,4 = 𝑅𝑝 31875
(20 × 8)
Biaya actual tenaga kerja pembuatan part long shaft 1
𝑈𝑀𝑅
= 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 × 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛 𝑙𝑜𝑛𝑔 𝑠ℎ𝑎𝑓𝑡 𝐼
𝑅𝑝2125000
= 𝑥2,2 = 𝑅𝑝 29218,75
(20 × 8)
5.3.2.4 Upperhead
Diketahui waktu pengerjaan :
Estimasi=4,52 jam
Aktual=2 jam
Biaya estimasi tenaga kerja pembuatan part upperhead
𝑈𝑀𝑅
=𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 × 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛 𝑢𝑝𝑝𝑒𝑟ℎ𝑒𝑎𝑑
𝑅𝑝2125000
= 𝑥4,52 = 𝑅𝑝 60031,3
(20 × 8)
2.125.000
= × 1,87 = 𝑅𝑝 24835,93
20×8
5.3.2.6 Handle
Diketahui bahwa waktu pengerjaan:
2.125.000
= × 0,78 = 𝑅𝑝 10359,37
20×8
2.125.000
= × 1,08 = 𝑅𝑝 14343,75
20×8
2.125.000
= × 0,12 = 𝑅𝑝 1.545,79
20×8
Tarif biaya listrik untuk seluruh tools adalah Rp. 1467,28 per Kwh. Berikut
merupakan biaya tools dari masing-masing permesinan :
Handle Head - -
Shortshaft (3) - -
Shortshaft (4) - -
Longshaft (2) - -
Handgrip (2) - -
= Rp. 48355,67
Lower Head I - -
Lower Head II - -
Base - -
= Rp. 3744,49
Lower Head I - -
Lower Head
II - -
Base - -
Suppresor - -
= Rp. 936,12
Suppresor - -
Estimasi :
Biaya = Total waktu × Daya Mesin × Biaya per Kwh
Aktual :
Biaya = Total Waktu × Daya Mesin × Biaya per Kwh
Berikut adalah tabel rekap dimensi estimasi dan dimensi aktual dari proses
pembuatan tiap part Alat pemeras santan :
Panjang 2 8 11
Panjang 3 84 86
Diameter 2 12 12
Diameter 3 10 10,6
Panjang 2 8 6
Panjang 3 84 88
Diameter 2 12 12
Diameter 3 10 10,07
Panjang 2 18 19
Panjang 4 8 5
Diameter 1 16 16
Kedalaman Ulir 10 10
Diameter Benda
Kerja 19,05 19,
Tinggi 1 20 24
Kedalaman lubang 10 10
Suppressor
Kedalaman ulir 8 8
Head
Diameter 1 19,05 16
Tinggi 2 15 15
Tinggi 3 60 59,15
Tebal 8 8
Diameter 1 10 10
Tinggi 2 10 11
Handle
Tinggi 3 10 12
Diameter 1 10 10
Berikut adalah tabel rekap analisis biaya material dan biaya tenaga kerja:
Tabel 5.42 Tabel Rekap Biaya Material dan Biaya Teaga Kerja
Part Biaya tenaga kerja Biaya material
Mesin Gerinda - -
Berdasarkan tabel diatas, maka kita dapat melihat bahwa jenis kesalahan dengan
nilai Risk Priority Number (RPN) terbesar ada pada kesalahan kurang teliti dalam
membaca skala permesinan. Hal ini dapat kita lihat dengan melihat skor RPN berjumlah
294. Dengan melihat kesalahan dengan nilai RPN terbesar, maka kita dapat mengetahui
bahwa permasalahan yang paling penting dalam praktikum kali ini adalah kesalahan
pengurangan diameter.Tindakan selanjutnya dapat diambil setelah kita mengetahui
permasalahan yang paling penting, yaitu melakukan tindakan pencegahan.
5.5.2 Fishbone
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Praktikan telah mengetahui berbagai macam mesin dan alat produksi secara
umum, khususnya yang terdapat di dalam laboratorium LSP.
2. Praktikan telah memahami fungsi dan kegunaan pengoperasian mesin serta alat-
alat yang digunakan dalam praktikum.
3. Praktikan telah mampu membaca dan memahami gambar desain serta membuat
produk sesuai dengan desin yang diberikan.
4. Praktikan telah mampu menginterprestasi produk yang dibuat ke dalam gambar
teknik sesuai dengan hasil pengerjaan produk.
5. Praktikan telah mampu menganalisis biaya, dan analisis kegagalan produk dalam
proses manufaktur.
6.2 Saran
Saran untuk praktikum selanjutnya adalah sekiranya penting bagi praktikan
untuk terlebih dahulu telah memahami bentuk dan fungsi dari benda kerja yang akan
dibuat serta telah menyusun rencana tentang proses kerja yang akan dilakukan, juga
praktikan harus mampu membaca gambar