Anda di halaman 1dari 80

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan lembaga dalam masyarakat, dimana rumah
sakit sebagai suatu struktur terorganisasi yang menggabungkan semua
profesi kesehatan, fasilitas diagnostic dan terapi, alat dan perbekalan serta
fasilitas fisik untuk menghasilkan pelayanan kesehatan yang bermutu bagi
masyarakat (Triwibowo, 2013).
Kualitas pelayanan adalah derajat memberikan pelayanan secara
efisien dan efektif sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan yang
dilaksanakan secara menyeluruh sesuai dengan kebutuhan pasien,
memanfaatkan teknologi tepat guna, dan hasil penelitian dalam
pengembangan pelayanan kesehatan atau keperawatan dan kebidanan
sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal. Pelayanan kesehatan
dimasyarakat merupakan bentuk pelayanan yang diberikan kepada pasien
oleh suatu tim multi disiplin termasuk tim keperawatan dan kebidanan
dalam melaksanakan pelayanan keperawatan dan kebidanan (Nursalam,
2011).
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif
dalam menjalankan suatu kegiatan di sebuah organisasi. Di dalam
manajemen tersebut mencakup kegiatan POAC (planning, Organizing,
Actuating, Controlling) terhadap staf, sarana, dan prasarana dalam
mencapai tujuan organisasi tersebut.Kebidanan Indonesia sekarang ini
masih berada dalam proses mewujudkan kebidanan sebagai profesi, maka
dari itu banyak terjadi beberapa perubahan-perubahan dalam aspek
kebidanan yaitu berupa penataan pendidikan tinggi kebidanan, pelayanan
dan asuhan kebidanan, pembinaan dan kehidupan keprofesian, dan
penataan lingkungan untuk perkembangan kebidanan. Perubahaan-

1 PROFESI BIDAN POLTEKKES SEMARANG


perubahaan ini akan membawa dampak yang positif seperti makin
meningkatnya mutu pelayanan kesehatan atau kebidanan yang
diselenggarakan, makin sesuainya jenis dan keahlian tenaga kesehatan
atau kebidanan yang tersedia dengan tuntutan masyarakat, dan
bertambahnya kesempatan kerja bagi tenaga kesehatan khususnya tenaga
bidan.
Organisasi berfungsi untuk pengorganisasian aktivitas untuk
mencapai tujuan, penugasan suatu kelompok tenaga kebidanan,
menentukan cara dari pengkoordinasian aktivitas yang tepat, baik vertical
maupun horizontal, yang bertanggungjawab untuk mencapai tujuan
organisasi. Pengarahan adalah proses memberikan bimbingan kepada staf
agar mereka mampu bekerja secara optimal dalam melakukan tugas-
tugasnya sesuai dengan keterampilan yang mereka miliki, dan dukungan
sumber daya yang mampu disediakan. Pengendalian merupakan proses
untuk mengetahui apakah pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana,
pedoman, ketentuan kebijakan, tujuan dan sasaran yang sudah ditentukan
sebelumnya. Pengendalian dilakukan untuk mencegah atau memperbaiki
kesalahan, penyimpangan, dan ketidaksesuaian yang mengakibatkan tidak
tercapainya tujuan atau sasaran organisasi.
RSUD Muntilan sebagai salah satu penyelenggara pelayanan
kesehatan, pendidikan, dan penelitian serta usaha lain dibidang kesehatan,
bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan senantiasa
berorientasi kepada kepentingan masyarakat. Tujuan tersebut dapat
terlaksana jika rumah sakit didukung dengan adanya organisasi yang
mantap dan manajemen yang baik dengan berorientasi pada mutu
pelayanan bagi masyarakat. Dalam pengorganisasian rumah sakit terdapat
beberapa tenaga kesehatan yang berperan diantaranya Kepala Ruang,
Ketua Tim, dan Bidan Pelaksana yang bertugas.
Kepala ruang sebagai seorang pemimpin dalam praktiknya harus
melaksanakan fungsi manajemen sesuai dengan perannya. Dimana fungsi
manajemen kepala ruang mencakup kegiatan POAC (Planning,
Organizing, Actuating, Controlling) terhadap bidan pelaksana bertujuan
untuk mencapai kinerja bidan pelaksana yang tinggi (Nursalam, 2011).
Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Semarang Prodi Profesi Bidan
dituntut untuk mengaplikasikan langsung pengetahuan manajerialnya
diruang Gladiol RSUD Muntilan, dimana ruang Gladiol adalah ruangan
Nifas dan Ginekologi. Pelayanan diruang nifas dan ginekologi adalah
memberikan pelayanan terintergrasi dan komprehensif karena terdiri dari
pelayanan medis, pelayanan penunjang medis, dan pelayanan kebidanan
terkoordinasi oleh semua pihak.
Maka dari itu pelayanan kebidanan harus dikelola secara profesional,
karena itu perlu adanya Manajemen Kebidanan. Manajemen Kebidanan
harus dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan nyata di Rumah Sakit,
sehingga bidan perlu memahami bagaimana konsep dan aplikasinya di
dalam organisasi kebidanan itu sendiri. Berdasarkan hal tersebut, penulis
akan membahas hal-hal yang berkaitan dengan manajemen kebidanan.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Setelah melakukan studi pustaka dan Praktik klinik ini diharapkan
mahasiswa Program Studi Profesi Bidan Poltekkes Kemenkes
Semarang diharapkan mampu melakukan pengelolaan unit pelayanan
kebidanan sesuai dengan konsep dan langkah manajemen kebidanan.
2. Tujuan khusus
Setelah mengikuti pengalaman belajar klinik manajemen kebidanan,
mahasiswa mampu:
a. Melakukan kajian situasi unit pelayanan kebidanan di ruang rawat
inap yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan
tenaga kerja, pengarahan, dan pengendalian.
b. Menganalisa permasalahan manajemen ruangan dengan metode
SWOT.
c. Merumuskan masalah manajemen ruangan dan mencari akar
masalah dengan menggunakan metode Fishbone melalui
pendekatan 5M (Man,Money,Material,Method, Marketing).
d. Menyusun prioritas masalah manajemen ruangan dengan metode
CARL atau metode HANLON.
e. Menyusun rencana penyelesaian masalah dengan menggunakan
format POA (Plan of Action) pada unit pelayanan kebidanan
tertentu berdasarkan hasil kajian bersama dengan penanggungjawab
unit.
f. Melaksanakan implementasi perbaikan fungsi manajemen ruangan
sesuai masalah prioritas (melakukan peran tentang operan,
supervisi, pengarahan, dan ronde kebidanan).
g. Melaksanakan evaluasi manajemen pelayanan kebidanan.
h. Melakukan peran dan fungsi manajerial dengan role play sebagai
Kepala Ruang, Ketua Tim, dan Bidan Pelaksana.
i. Melakukan pendokumentasian pengelolaan manajerial.
C. Manfaat
1. Bagi Ruang Gladiol
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan kepada bidan dalam upaya
meningkatkan mutu pelayanan kebidanan khususnya pemberian
asuhan kebidanan.
2. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Muntilan Kabupaten Magelang
Sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan kebidanan dan sarana prasarana di
setiap ruangan.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai masukan atau refrensi bagi institusi pendidikan dalam hal
manajemen kebidanan.
4. Bagi Mahasiswa
Sebagai pembelajaran bagi mahasiswa praktek untuk meningkatkan
pengetahuan dan melaksanakan asuhan kebidanan di ruang rawat inap.
BAB II
TINJAUAN LAHAN

A. Gambaran Umum Rumah Sakit

1. Sejarah Singkat
Pada tahun 1925 Pastor Vanlith bersama para suster mendirikan
balai pengobatan di daerah Muntilan. Balai pengobatan tersebut
dipimpin oleh seorang biarawati bernama Sr. Alfrida Smulder
Fransisca. Kemudian tanggal 1 Juni 1946 status balai pengobatan
tersebut dikelola oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Magelang.
Tenaga medis dan dokter satu-satunya pada saat itu adalah Dr. Gondo
Sumekto. Selanjutnya perkembangan balai pengobatan tersebut
semakin lama semakin maju. Pada tahun 1977 balai pengobatan
bekembang menjadi rumah sakit.Pada tanggal 3 Februari 1977 bapak
Ahmad selaku Bupati Magelang atas nama Pemerintah Daerah
Kabupaten Magelang membeli rumah sakit tersebut untuk dijadikan
rumah sakit umum.
RSUD Muntilan ditetapkan menjadi rumah sakit kelas C pada
tahun 1988 melalui keputusan Menteri Kesehatan Nomor :
105/Menkes/SK/1988. Secara struktur organisasi pada tahun 2002
RSUD Muntilan menjadi Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit
Umum Kabupaten Magelang (Eselon II) yang ditetapkan melalui Perda
Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pembentukan Badan Pelayanan
Kesehatan Kabupaten Magelang.
Seiring dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah Nomor 41
Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah, RSUD Muntilan
menjadi lembaga teknis daerah (eselon III) yang ditetapkan melalui
peraturan daerah nomor 30 tahun 2008 tentangPembentukan,
Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi, Struktur Organisasi dan Tata Kerja
BPK RSU Kabupaten Magelang.
Ijin penyelenggaraan RSUD Muntilan diterbitkan melalui Surat
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : HK.07.06/III/525/08
tentang Pemberian Ijin Penyelenggaraan Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Magelang Propinsi Jawa Tengah. Ijin tersebut telah
diperbaharui melalui surat keputusan bupati nomor
180.182/581/KEP/21/2015 tentang Izin Operasional Rumah Sakit
Umum Daerah Muntilan Kabupaten Magelang.
Mulai Tahun 2012 RSUD Muntilan telah menerapkan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD)
yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Bupati Magelang Nomor
188.45/451/KEP/02/2011 Tentang Penerapan Status Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) pada Rumah
Sakit Umum Daerah Muntilan Kabupaten Magelang secara bertahap
dan ditetapkan menjadi PPK BLUD Penuh pada Tahun 2013 melalui
Surat Keputusan Bupati Magelang Nomor 188.45/414/KEP/31/2013
tentang Penerapan Status Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum Daerah (PPK-BLUD) Secara Penuh Pada Rumah Sakit Umum
Daerah Muntilan Kabupaten Magelang.
Dalam Rangka meningkatkan Mutu Rumah Sakit RSUD Muntilan
pada tahun 2011 telah melaksanakan Akreditasi dan telah mendapat
status Akreditasi Penuh Tingkat lanjut melalui Keputusan Menteri
Kesehatan RI Nomor YM.01.10/III/504/2011 tentang pemberian
Status Akreditasi Penuh Tingkat Lanjut Kepada Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Magelang Di Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa
Tengah. Pada tahun 2016 Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Magelang sudah melaksanakan Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012
dengan lulus “Tingkat Madya (Bintang Tiga)” dari Komisi Akreditasi
Rumah Sakit dengan sertifikat akreditasi nomor KARS-
SERT/551/XII/2016 yang berlaku sampai dengan 20 Desember 2019.
2. Motto, Visi, Misi, dan Nilai-nilai
a. Motto
Motto RSUD Muntilan Kabupaten Magelang dalam meningkatkan
kinerjanya adalah “SEHATMU SEMANGAT KERJAKU”
b. Visi
Menjadi Rumah Sakit Rujukan Terpercaya di Kabupaten Magelang
dan Sekitarnya
c. Misi
1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
terjangkau.
2) Menyelenggarakan pengelolaan sumber daya rumah sakit
secara professional.
3) Menyelenggarakan peningkatan ilmu dan keterampilan tenaga
rumah sakit.
4) Memberikan pelayanan kesehatan yang memuaskan
pelanggan.
3. Nilai-nilai RSUD Muntilan Kabupaten Magelang
a. Keikhlasan.
b. Kejujuran.
c. Kedisiplinan.
d. Kebersamaan, dan
e. Kepedulian.
4. Tipe RSUD Muntilan Kabupaten Magelang
RSUD Muntilan merupakan satu dari sekian Rumah Sakit milik
Pemkab Magelang yang berupa RSU, dinaungi oleh Pemda
Kabupaten dan tercatat kedalam RS Kelas C. Rumah Sakit ini telah
Ijin penyelenggaraan RSUD Muntilan diterbitkan melalui Surat
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : HK.07.06/III/525/08
tentang Pemberian Ijin Penyelenggaraan Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Magelang Propinsi Jawa Tengah. Ijin tersebut telah
diperbaharui melalui surat keputusan bupati nomor
180.182/581/KEP/21/2015 tentang Izin Operasional Rumah Sakit
Umum Daerah Muntilan Kabupaten Magelang.
5. Jenis-jenis Pelayanan Kesehatan
Pelayanan yang diberikan oleh RSUD Muntilan Kabupaten Magelang
meliputi pelayanan Rawan Jalan, Rawat Inap, Instalasi Bedah Sentral
(IBS), Instalasi Persalinan, Instalasi ICU, Instalasi Rehabilitasi Medik,
Instalasi Rujukan, Instalasi Promkes RS dan Humas, Instalasi NICU
dan PICU serta Pelayanan Penunjang Medis dan Non Medis
a. Rawat Jalan
RSUD Muntilan memiliki fasilitas Rawat Jalan, yaitu suatu
fasilitas pelayanan kesehatan seperti observasi diagnosis,
pengobatan, rehabilitasi, dan pelayanan kesehatan lainnya, tanpa
mengharuskan pasien tersebut dirawat inap.
Rawat Jalan di RSUD Muntilan didukung oleh tenaga medis dokter
dan perawat berpengalaman,serta fasilitas dan alat-alat yang
memadahi.Pelayanan rawat jalan terdiri dari:
1) Klinik Orthopedi
dr. Wahyu Setyawan, Sp.OT
2) Klinik Psikologi
a) Andhika Kustaryono, S.Psi, M.Psi
b) Dyah Nining Setyaningsih, S.Psi
3) Klinik Penyakit dalam
a) dr. Ferry Kurniansih, Sp.PD
b) dr. Syamsul Arief Zahra, Sp.PD
c) dr. Zaenab Muslikah, Sp.PD
4) Klinik Bedah
a) dr. Riza Pahlevi, MSi, Med, Sp.B
b) dr. Wawan Suci Nurasti, Sp.B
5) Klinik Kebidanan dan
Kandungan
a) dr. Hari Sasongko, Sp.OG
b) dr. Heriyono, Sp.OG
c) dr. Suryani Puspadewi, Sp.OG
d) dr. Ide Pustaka Setyawan, M.Sc, Sp.OG
6) Klinik Anak
a) dr. Juliani, M.Kes, Sp.A
b) dr. Kurniati Suharto, Sp.A
7) Klinik Syaraf
dr. Supriyatno, Sp.S
8) Klinik THT
dr. Siamsasi Roharni, Sp.THT-KL
9) Klinik Mata
dr. Wiwik Widowati, Sp.M
10) Klinik Jiwa
dr. Wijaya Aji, M.Sc, Sp.KJ
11) Klinik Gigi
drg. Budi Rohman
12) Klinik Gigi Anak
drg. Yuliana Murti Wuryandari, Sp.KGA
13) Klinik Rehab Medik
a) dr. Adelina Prajitno, Sp.KFR
b) dr. Novianasari Brilliant, Sp.KFR
14) Klinik Umum
dr. Triyono
15) Klinik Gizi
16) Klinik VCT
17) Klinik TB DOTS
a) dr. Zaenab Muslikah, Sp.PD
b) dr. Syamsul Arief Zahra, Sp.PD
18) Klinik CST
a) dr. Zaenab Muslikah, Sp.PD
b) dr. Ferry Kurniasih, Sp.PD
19) Medical Check Up
b. Rawat Inap
1) Menur (perawatan penyakit dalam dan syaraf)
2) Mawar (perawatan penyakit dalam dan syaraf)
3) Dahlia (perawatan penyakit dalam dan syaraf)
4) Anggrek (perawatan penyakit dalam dan syaraf)
5) Aster (semua spesialisasi penyakit)
6) Seruni (perawatan penyakit anak)
7) Flamboyan (perawatan pasca bedah)
8) Gladiol (perawatan pasca bersalin dan obsgyn lainnya)
c. Instalasi Bedah Sentral
Instalasi bedah sentral merupakan instalasi yang melayani tindakan
pembedahan (operasi) baik yang direncanakan (Elektif) maupun
yang gawat darurat (Emergency). Pembedahan yang dapat
dilakukan di RSUD Muntilan Kabupaten Magelang meliputi:
1) Bedah Umum
2) Bedah Obsgyn
3) Bedah THT
4) Bedah Mata
5) Bedah Gigi
6) Bedah Ortopedi
d. Instalasi Persalinan
Instalasi Persalinan merupakan instalasi yang memberikan
pelayanan persalinan dan kasus kebidanan dan kandungan.
e. Instalasi Intensive Care Unit (ICU)
Instalasi Intensive Care Unit merupakan instalasi yang
memberikan pelayanan untuk pasien yang perlu perawatan intensif
dan komprehensif.
f. Instalasi Rehabilitasi Medik
Instalasi Rehabilitasi Medik merupakan instalasi yang memberikan
pelayanan fisioterapi untuk menstabilkan atau memperbaiki
gangguan fungsi alat gerak/fungsi tubuh yang terganggu.
g. Instalasi Rujukan
Instalasi yang memberikan pelayanan untuk kebutuhan mobilisasi
pasien seperti pengantaran pasien rujukan, pelayanan
menjemput/mengantar pasien baik untuk transportasi di dalam
rumah sakit ataupun untuk ke luar rumah sakit baik dalam maupun
luar kota, evakuasi kasus kegawat daruratan, pelayanan
pemulangan jenazah serta evakuasi jenazah dari korban kecelakaan
selama 24 jam. RSUD Muntilan Kabupaten Magelang saat ini
mempunyai 6 buah mobil ambulance dan 1 buah mobil jenazah.
h. Instalasi Promosi Kesehatan RS dan Humas (PKRS dan Humas)
Instalasi Promosi Kesehatan RS dan Humas (PKRS dan Humas)
merupakan instalasi yang menyelenggarakan kegiatan promosi
rumah sakit, pelayanan informasi dan penyuluhan kesehatan,
dokumentasi, pemberian informasi tentang rumah sakit pada
masyarakat, serta penanganan pengaduan / keluhan masyarakat.
i. Instalasi NICU dan PICU
Instalasi NICU dan PICU merupakan instalasi yang memberikan
pelayanan perawatan untuk bayi dan anak dalam kondisi kritis/
sakit berat yang memerlukan observasi/ pengawasan lebih ketat.
j. Pelayanan Penunjang Medis
1) IGD 24 jam
Instalasi Gawat Darurat buka 24 jam, merupakan salah satu
unit terdepan dari bagian pelayanan rumah sakit yang
memberikan pelayanan pada pasien gawat darurat/emergency
dan false emergency bekerja sama dengan unit terkait lainnya.
IGD RSUD Muntilan Kabupaten Magelang siap memberikan
pelayanan pasien gawat darurat yaitu pasien dengan ancaman
kematian dan perlu pertolongan segera (critically ill patient),
pasien yang tidak ada ancaman kematian tetapi perlu
pertolongan segera (emergency patient), dan pelayanan pasien
tidak gawat tidak darurat yang datang ke IGD selama 24 jam
terus-menerus.
2) Instalasi Laboratorium dan Bank Darah
Instalasi laboratorium merupakan instalasi yang
bertanggungjawab memberikan pelayanan pemeriksaan
laboratorium untuk membantu menegakkan diagnosis,
memantau penyakit dan pengobatan serta menentukan
prognosis serta instalasi yang memberikan pelayanan
pemenuhan kebutuhan darah untuk transfusi di rumah sakit.
Adapun pelayanan laboratorium yang dilakukan di RSUD
Muntilan Kabupaten Magelang adalah pelayanan laboratorium
patologi klinik dan pelayanan laboratorium patologi anatomi
sedangkan untuk pelayanan darah RSUD Muntilan bekerja
sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI).
3) Instalasi Radiologi
Instalasi Radiologi merupakan instalasi yang memberikan
layanan pemeriksaan radiologi dengan hasil pemeriksaan
berupa foto/ gambar untuk membantu dokter yang merawat
pasien dalam penegakan diagnosis.
4) Instalasi Farmasi
Instalasi Farmasi merupakan instalasi yang memberikan
pelayanan kefarmasian dalam penggunaan obat dan alat
kesehatan untuk pasien yang berobat di RSUD Muntilan
Kabupaten Magelang.
5) Instalasi Gizi
Instalasi gizi merupakan instalasi yang memberikan pelayanan
nutrisi/makan pasien rawat inap, asuhan gizi pasien rawat inap,
konsultasi gizi pasien rawat inap & rawat jalan, serta
pelayanan nutrisi karyawan dengan risiko kesehatan.
k. Pelayanan Penunjang Non Medis
1) Instalasi Kesehatan Lingkungan
Instalasi Kesling & Pengelolaan Limbah merupakan instalasi
yangbertanggung jawab terhadap :
a) Pengelolaan Air Bersih.
b) Pengelolaan Air Limbah.
c) Pengelolaan Sampah.
d) Penyehatan Ruang Bangun.
e) Penyehatan Makanan dan Minuman.
f) Penyehatan Tempat Pencucian Umumdan Linen.
g) Sterilisasi dan Desinfeksi Ruangan.
h) Pengendalian Serangga dan Binatang Pengganggu.
i) Penyuluhan Kesehatan Lingkungan.
2) Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS)
Instalasi Pemeliharaan Sarana & Prasarana Rumah Sakit
(IPSRS)merupakan instalasi yang mempunyai tugas pokok
melaksanakanpemeliharaan sarana dan prasarana di RSUD
Muntilan Kabupaten Magelang,termasuk fasilitas peralatan
medis berada di bawah tanggung jawab IPSRS.
3) Instalasi Loundry
Instalasi Loundry merupakan instalasi yang berperan dalam
pengelolaanlinen dalam hal menyediakan linen bersih, kering,
rapih, utuh dan siap pakaidisetiap unit rumah sakit dengan
memperhatikan kemungkinan terjadinya pencemaran infeksi
dan efek penggunaan bahan kimia.
4) Instalasi Keamanan dan Ketertiban Parkir
Instalasi Keamanan, Ketertiban dan Parkir merupakan instalasi
yangmelaksanakan kegiatan pengamanan dan ketertiban parkir
RS sertapencegahan/ penanggulangan gangguan keamanan dan
ketertiban parkir dilingkungan RSUD Muntilan Kabupaten
Magelang.
5) Instalasi Pemulasaraan Jenazah
Instalasi Pemulasaraan Jenazah merupakan instalasi yang
mengelola kegiatanpemulasaraan jenazah di rumah sakit yang
meliputi:
a) Perawatan jenazah
b) Pemandian jenazah
c) Do’a/sholat jenazah
d) Pengawetan jenazah
e) Penitipan/penyimpanan jenazah
f) Pemakaman jenazah
6) Instalasi Pusat Sterilisasi
Instalasi Pusat Sterilisasi dan Pengendalian Infeksi merupakan
instalasi yangberperan dalam meningkatkan mutu sterilisasi
yang sesuai dengan standarsterilisasi dan berperan dalam
upaya pengendalian infeksi nosokomial dirumah sakit.
Instalasi ini memberikan pelayanan terhadap semua kebutuhan
bahan atau alat dalam kondisi steril/bebas dari mikroorganisme
secara cepat tepat dan terukur.
B. Pengumpulan data
1. Data umum ruang praktek
a. Tenaga dan Pasien (M1 – Man)
1) Recuitmen
Ruang Gladiol merupakan bagian dari RSUD Muntilan
sehingga untuk recruitmennya mengikuti dari kebijakan rumah
sakit. Rumah sakit dalam melakukan rekrutmen mengikuti
Badan Kepegawaian Daerah (BKD) kabupaten Magelang.
Sedangkan BKD dalam melakukan rekruitmen sesuai dengan
petunjuk teknis (Juknis) dari pusat mengenai mekanisme
rekruitmen dan banyaknya harus sesuai kebutuhan.
2) Tenaga Medis dan Non Medis
Tenaga Medis di Ruang Gladiol RSUD Muntilan Kabupaten
Magelang dibagi 3 shift, dengan jam kerja : (a) shift I jam
07.00 s.d. 13.30, (b) shift II jam 13.30 s.d. 20.00, (c)shift III
jam 20.00 s.d. 07.00. Setiap menjalankan tugas malam selama
2 hari berturut-turut diberikan istirahat 2 hari serta tenaga
medis ditambah dengan jatah libur di tanggal merah setiap
bulannya
Tenaga Medis yang ada sejumlah 16, diantaranya bidan
sejumlah 12 dan perawat sejumlah 4. Sedangkan tenaga non
medis, diantaranya tenaga administrasi sejumlah 1 dan
prakarya sejumlah 1.
Jam kerja tenaga administasi : Senin s.d. Sabtu jam 07.00 s.d.
13.30 begitu juga dengan jam kerja prakarya di Ruangan
Gladiol
b. Bangunan, sarana dan Prasarana (Material)
Ruang Gladiol memiliki beberapa ruang yang masing-masiang
ruangannya memiliki fungsi tersendiri selain ruang perawatan
pasien. Ruangan tersebut yaitu, 2 Nurse Station, 1 kamar jaga
petugas, 2 kamar mandi petugas, 1 ruang rapat, 1 ruang dokter, 1
ruang kepala ruang, 1 gudang, 1 ruang obat, 1 ruang linen, 1 ruang
memandikan bayi, 1 pantry, dan 1 ruang ibadah, dan 3 kamar
mandi pasien.
Daya tampung pasien di Ruang Gladiol RSUD Muntilan
Kabupaten Magelang sebanyak 23 bed yang dibedakan menjadi 1
ruang tindakan, 1 ruang observasi, 2 ruang VIP, 1 ruang isolasi, 2
ruang kelas I, 2 ruang kelas II, dan 4 ruang kelas III.
Ruang Tindakan terdiri dari 1 ruang yang mana setiap
ruangterdapat 1 bed dengan fasilitas AC, 1 almari,1 wastafel, 1
stretcher/pijakan, 1 kursi tunggu, 1 O2 sentral, 3 bengkok, dan
wadah dekontaminasi alat.
Ruang Observasi terdiri dari 1 ruang yang mana di dalamnya
terdapat 1 bed, 1 almari pasien, 1 kursi tunggu, dan 1 AC.
Ruang VIP terdiri dari 2 kamar yang mana tiap kamarnya
dilengkapi dengan 1 bed, 1 sofa tunggu,1 oksigen sentral, 1 set
kursi teras, 1 AC, 1 televisi, 1 kulkas, 1 kamar mandi yang
dilengkapi dengan WC duduk, wastafel, shower, ember, gayung,
water heater, dan alat kesehatan penunjang seperti pispot sejumlah
1 buah.
Ruang isolasi terdiri dari 1 kamar dengan fasilitas 1 bed pasien, 1
kursi penunggu pasien, dan 1 almari.
Ruang kelas III terdiri dari 4 ruang dimana setiap ruangnya
memiliki fasilitas 3 bed pasien, 3 almari, 3 kursi penunggu,
1stretcher/pijakan, 2 kipas angin, 2 O2 sentral, dan tirai sebagi
penyekat antar bed.
Ruang kelas II terdiri dari 2 ruangan dimana setiap ruangan
terdapat fasilitas 2 bed pasien, 2 almari, 2 kursi penunggu
pasien,dan 2 kipas angin serta tirai penyekat antar bed pasien.
Ruang kelas I terdiri dari 2 ruangan dimana setiap ruangannya
terdapat fasilitas 1 bed pasien, 1 sofa tunggu, 1 kursi penunggu
pasien, 1 AC, 1 almari, 1 Oksigen sentral, 1 wastafel dan 1 kamar
mandi dengan fasilitas WC duduk, ember, shower, gayung, pispot
dan water heater.
Tabel.2.1. Daftar Inventaris Alat Rumah Tangga Ruang Gladiol
RSUD Muntilan
Jumlah di
No Nama Barang Standar Keterangan
ruangan
1 Almari obat 1 1 Baik
2 Nampan 2 3 Baik
3 Kursi roda 2 1 Baik
4 Kursi kayu pasien 22 22 Baik
5 Lampu sorot 1 1 Baik
6 Lampu emergency 1 Baik
7 Almari pasien 24 25 Baik
8 Tempat tidur 22 24 Baik
fungsional
9 Tempat sampah 2 Baik
infeksius besar
10 Tempat sampah non 10 Baik
infeksius kecil
11 Tempat sampah non 2 Baik
infeksisus besar
12 Troli medikasi 2 1 Baik
13 Troli obat 1 2 Baik
14 Bantal 24 24 Baik
15 Kasur 24 24 Baik
16 Almari linen 2 1 Baik
17 Kulkas 1 3 Baik
18 Tempat sampah 1 Baik
plabot
19 AC 10 Baik
20 APAR 3 Baik
21 Aseptic Gel 15 Baik
22 Dispenser 1 Baik
23 Baskom mandi 19 Baik
24 Ember besar biru 9 Baik
25 Ember kecil 1 Baik
26 Ember mandi bayi 1 Baik
27 Gayung 10 Baik
28 I phone 2 2 Baik
29 Jam dinding 2 2 Baik
30 Kursi kayu petugas 5 Baik
31 Kursi busa hijau 4 4 Baik
32 Kursi teras vip 2 set 2 set Baik
33 Kursi kantor 2 1 Baik
34 Kursi putar 4 Baik
35 Kursi rapat merah 20 20 Baik
36 Kalkulator 1 1 Baik
37 Kipas angin gantung 11 Baik
38 Kompor listrik 1 1
39 Komputer 1 1 Baik
40 Loker besar 2 2 Baik
41 Meja kantor 2 2 Baik
42 Matras bayi 1 1 Baik
43 Meja Nurse Station 2 2 Baik
44 Meja Rapat 1 1 Baik
45 O2 sentral 24 21 Baik
46 Panci 2 2 Baik
47 Rol kabel 2 1 Baik
48 Rak kayu 2 2 Baik
49 Stretcher/pijakan 24 2 Baik
50 Sofa tunggu 2 4 Baik
51 Spill kit 1 1 Baik
52 Tape recorder set 1 1 Baik
53 Troli market 1 1 Baik
54 Troli mandi 1 1 Baik
55 Troli linen 1 1 Baik
56 Troli emergency 1 1 Baik
57 Tissue box 2 2 Baik
58 Termos darah 2 2 Baik
59 UPS 1 1 Baik
60 Wastafel 2 9 Baik
61 Water heater 8 8 Baik
62 TV 4 Baik
63 Box Countener 2 Baik
Besar
64 Box Countener Kecil 2 Baik

Tabel 2.2 Daftar Formulir Ruang Gladiol


No Formulir Jumlah
1 Formulir Daftar Rencana Operasi 30 Lembar
2 Formulirr Aktivasi Manajemen 30 Lembar
Pelayanan Pasien
3 Formulir Penundanaan Pelayaan 30 Lembar
4 Formulir Surat Keterangaan Sakit 30 Lembar
5 Formulir Serah Terima Pasien 30 Lembar
6 Formulir Catatan Perawat Bidan 30 Lembar
7 Formulir Pemantauan Pasien Post 30 Lembar
Operasi
8 Formulir Pemeriksaan Jaringan Tubuh/ 30 Lembar
PA
9 Formulir Laporaan Operasi I bendel
10 Formulir Inform Consent Operasi I bendel
11 Formulir Inform Consent Tranfusi 30 lembar
12 Formulir Penolakan Tindakan 1 bendel
13 Formulir Penolakan DNR I bendel
14 Formulir APS 30 lembar
15 Formulir Rujukan I bendel
16 Formulir Lembar Konsultasi 30 lembar
17 Formulir Daftar Rencana Operasi 30 lembar
18 Formulir Pembeerian Informasi Tindakan I bendel
Kedokteran
19 Formulir Grafik Suhu Nadi 1 bendel
20 Formulir Blangko PITC (Permintaan I bendel
Diagnosis HIV)
21 Formulir Balance Cairan 30 lembar
22 Formulir Instruksi Pelaksanaan 30 lembar
Pemberian Obat
23 Formulir EKG 30 lembar
24 Formulir Ceklis Pasien Masuk Ruang 1 bendel
Rawat Intensif
25 Formulir Permintaan Pemeriksaan 30 lembar
Radiologi
26 Formulir Permintaaan Pemeriksan 30 lembar
Laboratorium Patologi Klinik
27 Formulir Tindakan Khusus Perawat 30 lembar
Ruang Gladiol
28 Formulir Assesment Ulang Nyeri Rawat I bendel
Inap
29 Formulir Catatan Perkembangaan Pasien 30 lembar
Terintegrasi
30 Formulir Surat Keterangan Diagnosa 30 lembar
31 Formulir Kepuasan Pelanggan I bendel

c. Metode Pemberian Asuhan Kebidanan (M3/ Methode)


Ruang Gladiol RSUD Muntilan Kabupaten Magelang mengunakan
metode pelayanan asuhan keperawatan jenis metode tim. Metode
tim adalah suatu metode pelayanan asuhan keperawatan yang
seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga medis
dalam memberikan asuhan kebidanan pada klien melalui upaya
kooperatif dan kolaboratif.
d. Pembiayaan (M4/Money)
Pembiyaan kebutuhan Ruang Ruang Gladiol RSUD Muntilan
Kabupaten Magelang berasal dari dana RS yang bersumber dari
APBD Kabupaten Magelang, Bantuan Gubernur, DAK pusat dan
anggaran mandiri dari BLUD.
Tabel 2.3. Tarif Pelayanan di RSUD Muntilan Kabupaten
Magelang
No. Jenis Pelayanan Tarif
1. Berkas Rekam Medik
a) Pasien Baru dan BPJS (Rawat Jalan) Rp. 4.000
b) Pasien Lama dan Umum (Rawat Rp. 2.000
Jalan)
c) Rawat Inap Rp. 10.000
2. Periksa Dokter Rawat Jalan
a) Dokter Umum / Dokter Gigi Rp.9.000
b) Dokter Spesialis Rp. 15.000
3. Konsultasi
a) Dokter Spesialis Rp. 15.000
b) Dokter Tamu Spesialis (Dokter Rp. 9.000
Spesialis Pengganti)
4. Tindakan di IGD
a) Pemeriksaan dokter umum Rp. 15.000
b) Konsultasi dokter spesialis Rp. 25.000
c) Asuhan Keperawatan Rp. 7.500
d) Tindakan Medik Operatif
(1) Jahitan
(a) Kulit 1-5 Rp. 20.500
(b) Kulit 6-10 Rp. 43.500
(c) Kulit 11-15 Rp. 43.500
(d) Kulit lebih dari 15 Rp. 89.500
(e) Jahitan sampai Rp. 60.500
otot/subcutan/ facia termasuk
kulit
(f) Jahitan sampai tendo Rp. 60.500
termasuk otot
(2) Insisi abses superficial Rp. 60.500
(3) Bougic Rp. 89.500
(4) Exterpasi
(a) Corpus alenum di jaringan Rp. 43.500
(b) Kuku Rp. 43.500
(5) Amputasi digiti Rp. 72.000
(6) Circumsisi Rp. 175.000
(7) Cross Rp. 26.000
Incision
e) Penunjang Medis Rp. 30.000
1. Pemeriksaan EKG Rp. 15.000
2. Pemeriksaan Glucostik Rp. 50.000
3. Bed Side Monitor
5. Medical Check Up
a) Sederhana Rp. 309.000
b) Sedang Rp. 390.000
c) Lengkap Rp. 610.000
d) CPNS Rp. 225.000
e) Profil Lipid Rp. 160.000
6. Tindakan Medik Operatif pada IBS, Bag.
Kebidanan dan Penyakit Kandungan, THT
dan Bagian Mata
a) Kelas III
1. Sedang I Rp. 398.000
2. Sedang II Rp. 530.000
3. Besar Rp. 923.000
b) Kelas II
1) Sedang I Rp. 625.000
2) Sedang II Rp. 795.000
3) Besar Rp. 1.256.500
c) Kelas I
Rp, 840.000
1) Sedang I
Rp. 1.160.000
2) Sedang II
Rp. 1.740.000
3) Besar
d) Kelas Utama II dan I Rp. 1.035.000
1) Sedang I Rp. 1.500.000
2) Sedang II Rp. 2.140.000
3) Besar
e) VIP Rp. 1.185.000
1) Sedang I Rp. 1.692.000
2) Sedang II Rp. 2.460.000
3) Besar
7. Tindakan Medik Operatif Canggih
a) Non VIP (Kelas III, II, I, Utama II, I Rp. 4.000.000
1) Tubectomi Endoscopy Rp. 10.500.000
2) Appendectomy Endoscopy Rp. 6.500.000
3) Colesystectomy Endoscopy
b) VIP
1) Tubectomy Endoscopy Rp. 4.500.000
2) Appendectomy Endoscopy Rp. 12.000.000
3) Colesystectomy Endoscopy Rp. 7.500.000
8. Tindakan Medik Operatif Abortus
a) Kelas III Rp. 210.000
b) Kelas II Rp. 348.000
c) Kelas I Rp. 516.000
d) Kelas Utama I dan II Rp. 590.000
e) Kelas VIP Rp. 765.000
9. Tindakan Non Operatif Bagian Kebidanan
dan Kandungan (Persalinan Fisiologis)
a) Dilaksanakan Dokter Spesialis
1) Kelas III Rp. 350.000
2) Kelas II dan PONEK (IGD) Rp. 437.000
3) Kelas I Rp. 555.000
4) Kelas Utama II dan I Rp. 740.000
5) Kelas VIP Rp. 975.000
b) Dilaksanakan Dokter Umum
1) Kelas III Rp. 284.000
2) Kelas II dan PONEK (IGD) Rp. 371.000
3) Kelas I Rp. 490.000
4) Kelas Utama II dan I Rp. 674.000
5) Kelas VIP Rp. 910.000
c) Dilaksanakan Bidan
1) Kelas III Rp. 220.000
2) Kelas II dan PONEK (IGD) Rp. 307.000
3) Kelas I Rp. 424.000
4) Kelas Utama II dan I Rp. 610.000
5) Kelas VIP Rp. 844.000
10. Tindakan Non Operatif Bagian Kebidanan
dan Kandungan (Persalinan Patologis)
a) Kelas III Rp. 450.000
b) Kelas II dan PONEK (IGD) Rp. 544.000
c) Kelas I Rp. 726.000
d) Kelas Utama II dan I Rp. 906.000
e) Kelas VIP Rp. 1.088.000

Tabel 2.4 Tarif Pelayanan Kesehatan di Ruang Rawat Inap


No. Kelas Perawatan (Setiap hari) Akomodasi
1. Kelas III Rp. 20.000
2. Kelas II Rp. 40.000
3. Kelas I Rp. 80.000
4. Kelas Utama II Rp. 90.000
5. Kelas Utama I Rp. 100.000
6. VIP Rp. 140.000
7. Isolasi dengan AC Rp. 60.000
8. Isolasi Non AC Rp. 50.000

Tabel 2.5 Tarif Visit Dokter di ruang Rawat Inap


No. Visit Akomodasi
1. Dokter Umum dan Dokter Gigi
a. Kelas III Rp. 7.500
b. Kelas II Rp. 10.000
c. Kelas I Rp. 15.000
d. Kelas Utama II Rp. 25.000
e. Kelas Utama I Rp. 27.000
f. Kelas VIP Rp. 30.000
g. Isolasi dengan AC Rp. 20.000
h. Isolasi non AC Rp. 12.500
2. Dokter Spesialis
a. Kelas III Rp. 15.000
b. Kelas II Rp. 20.000
c. Kelas I Rp. 30.000
d. Kelas Utama II Rp. 50.000
e. Kelas Utama I Rp. 55.000
f. Kelas VIP Rp. 60.000
g. Isolasi dengan AC Rp. 40.000
h. Isolasi Non AC Rp. 25.000

Tabel 2.6 Jasa Pembuatan Askep


No. Kelas Jasa Askep (perhari)
1. Kelas III Rp. 4.000
2. Kelas II Rp. 6.000
3. Kelas I Rp. 8.000
4. Kelas Utama II, I Rp. 10.000
5. Kelas VIP Rp. 12.000

e. Pemasaran (M5/Marketing)
Pelayanan yang ada dipasarkan melalui SMS, telepon, email,
website, kotak saran, petugas pengaduan dan konsultasi.
2. Data Khusus Ruang Praktek
a. Fungsi Perencanaan
1) Visi Ruangan
Visi Ruang Gladiol yaitu terciptanya pelayanan perawatan
dan kebidanan yang professional agar tercapai kepuasan
pasien dan petugas.
2) Misi Ruangan
Misi Ruang Gladiol yaitu
b) Melayani pasien dengan professional dan memuaskan
c) Meningkatkan ketrampilan petugas
d) Menjalin kerjasama yang baik antar petugas
3) Standar Operasional Prosedur
Standar operasional prosedur Ruang Gladiol RSUD Muntilan
Kabupaten Magelang sudah ada namun sebagian masih
dalam proses pengajuan untuk dilakukan revisi untuk
keperluan akreditasi rumah sakit.
Tabel 2.7 Daftar SPO Di Ruang Gladiol
No Nomor SK Judul SPO
Rotasi, Retensi, Mutasi, dan
Promosi Tenaga Keperawatan dan
1. 180.186/253/48/2018
Kebidanan di RSUD Muntilan
Kabupaten Magelang
Pemberlakuan Panduan Refleksi
Diskusi Kasus di Ruang Rawat di
2. 180.186/252/48/2018
RSUD Muntilan Kabupaten
Magelang
Pemberlakuan Panduan Timbang
Terima atau Operan Tugas Jaga di
3. 180.186/251/48/2018
RSUD Muntilan Kabupaten
Magelang
Program Peningkatan Mutu
4. 180.186/135.b/48/2018
Prioritas
5. 565/ PEL/ III/ 2017 SPO Validasi Data Indikator Mutu
Program Peningkatan Mutu dan
6. 180.186/135/48/2018
Keselamatan Pasien
Pedoman Peningkatan Mutu dan
7. 180.186/133/48/2018 Keselamatan Pasien RSUD
Muntilan
8. 180.186/135.c/48/2018 Program Manajemen Risiko
9. 537/ PEC/ X/ 2016 Pencatatan dan Pelaporan Insiden
Pemberlakuan Panduan Pelayanan
10. 180.186/84/48/2018
yang Terintegrasi RSUD Muntilan
SPO Aktivasi Tim Operasi
11. 106/ PEL/ VIII/ 2016 Emergency (CITO)
Kebijakan Pemberlakuan Panduan
12. 180.186/155/48/2018 Penolakan Resusitasi (DNR) di
RSUD Muntilan
Panduan Asuhan Keperawatan
13. 180.186/105/48/2018
Maternitas
Panduan Asuhan Kebidanan
14. 180.186/105/48/2018 Besalin, Nifas, KIA
Perberlakuan Pedoman
Penyelenggaraan dan Penerapan
15 180.186/181/18/2016
Dokter Penanggung Jawab
Pelayanan (DPJP) RSUD Muntilan
Pemberlakuan Panduan Discharge
16 180.186/176/18/2016 Planning RSUD Muntilan
17 002/LDR/IX/2016 Pengelolaan Linen Infeksius
Panduan Ketepatan Identifikasi
18 180.186/42/18/2016 Pasien RSUD Muntilan
19 180.186/43/18/2106 Pandan Peningkatan Komunikasi
yang Efektif

Panduan Pencatatan dan Pelaporan


20 180.186/138/18/2016
Insiden Keselamatan Pasien

Penggunaan Simbol, Singkatan


21 180.186/55.b/18/2016
Diagnosa dan Singkatan Umum
Kebijakan Manajemen Nyeri di
22 180.186/101/18/2016
RSUD Muntilan
Pemberlakuan Buku Diagnosa
23 180.186/2/18/2017
yang Sering Muncul
Pemberlakuan Panduan Hand
24 180.186/46/18/2016
Hygiene RSUD Muntilan
Pemberlakuan Panduan
25 180.186/47/18/2016
Pengurangan Resiko Pasien Jatuh
Panduan Komunikasi Efektif di
26 180.186/161/18/2016 RSUD Muntilan
Pemberlakuan Panduan Pemberian
27 180.186/77/18/2016 Informasi dan Edukasi Pasien dan
Keluarga di RSUD Muntilan
Pemberlakuan Pedoman
28 180.186/48/18/2016 Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi pada RSUD Muntilan
Penetapan Pemberlakuan Panduan
29 180.186/201.a/18/2016 Pelaksanaan Koordinasi dan
Transfer Informasi
30 180.186/185/18/2016 Panduan Alat Pelindung Diri
Pemberlakuan Panduan
Peningkatan Keamanan Obat yang
31 180.186/44/18/2016
Perlu Diwaspadai (High Alert
Medication)
32 035/ PEL/ VIII/ 2016 Assesmen Awal Medis IGD
Assesmen Awal Medis Pasien
33 033/ PEL/ VIII/ 2016 Rawat Inap
34 037/ PEL/ VIII/ 2016 Pelaksanaan Asesmen Pra Bedah
Assesmen Awal Keperawatan
35 031/ PEL/ VIII/ 2016 Rawat Inap
Assesmen Keperawatan Gawat
36 036/ PEL/ VIII/ 2016 Darurat
Assesmen Awal Medis Pasien
37 030/ PEL/ VIII/ 2016
Rawat Jalan
Assesmen Awal Keperawatan
38 032/ PEL/ VIII/ 2016
Rawat Jalan
Assesmen Ulang Derajat Nyeri
39 040/ PEL/ VIII/ 2016
pada Pasien
Assesmen Ulang Keperawatan
40 049/ PEL/ VIII/ 2016
Rawat Inap
Assesmen Derajat Nyeri pada
41 038/ PEL/ VIII/ 2016
Pasien Dewasa
Assesmen Awal Medik Anak
42 034/ PEL/ VIII/ 2016
Rawat Inap
Assesmen Derajat Nyeri pada
43 039/ PEL/ VIII/ 2016 Anak
44 052/ PEL/ VIII/ 2016 Assesmen Pasien tahap Terminal
Pencatatan Perkembanagan Pasien
45 051/ PEL/ VIII/ 2016 Terintegrasi
46 048/ PEL/ VIII/ 2016 Assesmen Ulang medis
Assesmen Pasien dengan
47 053/ PEL/ VIII/ 2016 Pemulangan Kritis
Perencanaan Pulang Pasien
48 / PEL/ VIII/ 2016 Discharge Planning
49 / PEL/ VIII/ 2016 Konsultasi Gizi Rawat Inap
50 / PEL/ VIII/ 2016 Konsultasi Medis
Penempatan Pasien dengan
51 / PEL/ VIII/ 2016
Penyakit Menular atau Suspect
52 150/ PEL/ IX/ 2016 Merujuk Pasien Antar RS
53 130/ PEL IX/ 2016 Pemberian Pelayanan Kerohanian
54 137/ PEL IX/ 2016 Privasi Pasien
55 134/ PEL IX/ 2016 Perlindungan Harta
Perlindungan Harta Benda Pasien
56 133/ PEL IX/ 2016 Tidak Sadar
Perlindungan Pasien dari
57 135/ PEL IX/ 2016 Kekerasan Fisik
58 129/ PEL IX/ 2016 Pembukaan Informasi Pasien
59 065/ PEL IX/ 2016 Komunikasi Efekfif
60 123/ PEL IX/ 2016 Cara Memperoleh Second Opinion
61 136/ PEL IX/ 2016 Persetujuan Tindakan Kedokteran
Pemberian Informasi Hak Pasien
62 139/ PEL IX/ 2016
Dalam Pelayanan
63 125/ PEL IX/ 2016 Penolakan Resusitasi (DHR)
Pelayanan Kedokteran
64 128/ PEL IX/ 2016 Penanggulangan Nyeri
65 122/ PEL IX/ 2016 Assesmen Nyeri
Pelayanan Pasien Menjelang
66 127/ PEL IX/ 2016 Kematian
Pemberian Informasi Cara
67 138/ PEL IX/ 2016 Penyampaian Keluhan
Alur Pelayanan Keluhan, Saran,
68 121/ PEL IX/ 2016 dan Masukan
Penyelesaian Penanganan Keluhan
69 132/ PEL IX/ 2016
atau Konflik Pasien
Identifikasi Nilai- Nilai dan
70 126/ PEL IX/ 2016 Kepercayaan Pasien dalam
Pelayanan
Pemberian Informasi Hak dan
71 124/ PEL IX/ 2016 Kewajiban Pasien di RSUD
Mntilan
72 131/ PEL IX/ 2016 Prosedur Penentuan DPJP
73 140/ PEL IX/ 2016 Persetujuan Umum
Pemberian Informasi dan Edukasi
74 655/ PEL/ XI/ 2018 kepada Pasien dan Keluarga
tentang Diagnosa Pasti dari DPJP

Tabel 2.8 Daftar SPO Instalasi Laboratorium


No Nomor SK Judul SPO
1. 001/LAB.PK/VIII/2016 Pemeriksaan di Laboratorium Luar
Rumah Sakit
2. 004/LAB.PK/VIII/2016 Pelaporan Hasil Tes Diagnostik
dengan Nilai Kritis
3. 011/LAB.PK/VIII/2016 Alur Pelayanan Laboratorium
Mikrobiologi
4. 012/LAB.PK/VIII/2016 Pemberian Identitas Pasien untuk
Pemeriksaan Mikrobiologi
5. 013/LAB.PK/VIII/2016 Pengambilan Sampel Darah untuk
Pemeriksaan Kultur dan Sensivitas
6. 014/LAB.PK/VIII/2016 Pengambilan Sampel Pus untuk
Pemeriksaan Kultur dan Sensivitas
7. 015/LAB.PK/VIII/2016 Pengambilan Sampel Sputum
untuk Pemeriksaan Kultur dan
Sensivitas
8. 016/LAB.PK/VIII/2016 Pengambilan Sampel Urin untuk
Pemeriksaan Kultur dan Sensivitas
9. 017/LAB.PK/VIII/2016 Penanganan Sampel untuk
Pemeriksaan Kultur Dilakukan
Pemeriksaan di Laboratorium
10. 057/LAB.PK/VIII/2016 Pemeriksaan Gula Darah dengan
POCT (Point of Care Tasting)
11. 063/LAB.PK/VIII/2016 Alur Pelayanan Pemeriksaan
Laboratorium Pasien UGD
12. 064/LAB.PK/VIII/2016 Alur Pelayanan Pemeriksaan
Laboratorium Pasien Instalasi
Rawat Inap
13. 065/LAB.PK/VIII/2016 Alur Pelayanan Pemeriksaan
Laboratorium Pasien Instalasi
Rawat Jalan

Tabel 2.9. Daftar SPO HIV


No Nomor SK Judul SPO
1. 001/ PEL/ VIII/2016 Pelayanan Klinik VCT
2. 002/ PEL/ VIII/2016 Pelaksanaan PMTCT
3. 003/ PEL/ VIII/2016 Pelayanan PICT/ KTIP
4. 004/ PEL/ VIII/2016 Terapi Antiretroviral
5. 005/ PEL/ VIII/2016 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan
HIV
6. 412/ PEL/ VIII/2016 Pemulasaran Jenazah HIV AIDS
7. 025/ PEL/ VIII/2016 Pelayanan Petugas Konselor VCT
8. 409/ PEL/ VIII/2016 Konseling Persiapan Obat ARV
9. 027/ PEL/ VIII/2016 Pemeriksaan Laboratorium
10. 407/ PEL/ VIII/2016 Profilaksis Pasca Pajanan Akibat
Pekerjaan
11. 411/ PEL/ VIII/2016 Prosedur Bersama Klinik TB DOTs-
Klinik VCT dalam Pelayanan
12. 410/ PEL/ VIII/2016 Penatalaksanaan Ibu Hamil dengan
Hasil HIV Reaktif
13. 408/ PEL/ VIII/2016 Pelayanan Rujukan HIV

Tabel 2.10. Daftar SPO Instalasi Radiologi


No Nomor SK Judul SPO
1. 1/ RAD/ IX/2016 SOP Permintaan Pemeriksaan Radiologi
2. 2/ RAD/ IX/2016 SOP Pendaftaran Rontgen
3. 3/ RAD/ IX/2016 SOP Jadwal Pemeriksaan Khusus
Radiologi
4. 4/ RAD/ IX/2016 SOP Persetujuan Tindakan Medis
5. 5/ RAD/ IX/2016 SOP Pembayaran rontgen
6. 6/ RAD/ IX/2016 SOP Pengambilan Hasil Foto Rontgen/
USG
7. 7/ RAD/ IX/2016 SOP Pinjam Film Basah
8. 8/ RAD/ IX/2016 SOP Pengarsipan Hasil Ekpertise RO/
USG
9. 9/ RAD/ IX/2016 SOP Pemeriksaan Cranium
10. 10/ RAD/ IX/2016 SOP Pemeriksaan Mandibula
11. 11/ RAD/ IX/2016 SOP Pemeriksaan Mastoid
12. 12/ RAD/ IX/2016 SOP Pemeriksaan Maxilla
13. 13/ RAD/ IX/2016 SOP Pemeriksaan Sinus Para Nasal
14. 14/ RAD/ IX/2016 SOP Pemeriksaan Tempuromandibular
Joint (TMJ)
15. 15/ RAD/ IX/2016 SOP Pemeriksaan Vertebra Cervical
16. 16/ RAD/ IX/2016 SOP Pemeriksaan Vertebra Lumbal
17. 17/ RAD/ IX/2016 SOP Pemeriksaan Vertebra Sacrum
18. 18/ RAD/ IX/2016 SOP Pemeriksaan Vertebra Coxygeus
19. 19/ RAD/ IX/2016 SOP Pemeriksaan Pelvis
20. 20/ RAD/ IX/2016 SOP Pemeriksaan Thorax
21. 21/ RAD/ IX/2016 SOP Pemeriksaan Abdomen 3 posisi
22. 22/ RAD/ IX/2016 SOP Pemeriksaan Abdomen
23. 23/ RAD/ IX/2016 SOP Pemeriksaan Shoulder Joint
24. 24/ RAD/ IX/2016 SOP Pemeriksaan Clavicula
25. 25/ RAD/ IX/2016 SOP Pemeriksaan Scapula
26. 26/ RAD/ IX/2016 SOP Pemeriksaan Humeri
27. 27/ RAD/ IX/2016 SOP Pemeriksaan Elbow Joint/ sendi siku
28. 28/ RAD/ IX/2016 SOP Pemeriksaan Antebratii
29. 29/ RAD/ IX/2016 SOP Pemeriksaan wrist joint
30. 30/ RAD/ IX/2016 SOP Pemeriksaan Manus/ Telapak tangan
31. 31/ RAD/ IX/2016 SOP Pemeriksaan femur
32. 32/ RAD/ IX/2016 SOP Pemeriksaan osa gennu
33. 33/ RAD/ IX/2016 SOP Pemeriksaan cruris
34. 34/ RAD/ IX/2016 SOP Pemeriksaanangkle joint/
pergelangan kaki
35. 35/ RAD/ IX/2016 SOP Pemeriksaan calcaneus
36. 36/ RAD/ IX/2016 SOP Pemeriksaan pedis
37. 37/ RAD/ IX/2016 SOP Pemeriksaan ekstremitas tampak 2
sendi
38. 38/ RAD/ IX/2016 SOP Pemeriksaan pelvis sonde
39. 39/ RAD/ IX/2016 SOP Pemeriksaan OMD
40. 40/ RAD/ IX/2016 SOP Pemeriksaan Oesofagografi
41. 41/ RAD/ IX/2016 SOP Pemeriksaan follow through
42. 42/ RAD/ IX/2016 SOP Pemeriksaan colon inloop
43. 43/ RAD/ IX/2016 SOP Pemeriksaanappendicografi
44. 44/ RAD/ IX/2016 SOP Pemeriksaan lopografi
45. 45/ RAD/ IX/2016 SOP Pemeriksaan intravenapyelography
46. 46/ RAD/ IX/2016 SOP Pemeriksaan cystography
47. 47/ RAD/ IX/2016 SOP Pemeriksaan urethrography
48. 48/ RAD/ IX/2016 SOP Pemeriksaan fistulografi
49. 49/ RAD/ IX/2016 SOP Pemeriksaan histero salfingografi
50. 50/ RAD/ IX/2016 SOP Pemeriksaan USG abdomen
51. 51/ RAD/ IX/2016 SOP Pemeriksaan USG mammae
52. 52/ RAD/ IX/2016 SOP Pemeriksaan USG kepala bayi
53. 53/ RAD/ IX/2016 SOP Pelaporan hasil kritis
54. 54/ RAD/ IX/2016 SOP Pelayanan rujukan radiologi di luar
rumah sakit
55. 55/ RAD/ IX/2016 SOP Penanganan syok anafilaktik
56. 56/ RAD/ IX/2016 SOP Keamanan radiasi
57. 57/ RAD/ IX/2016 SOP Pemakaian apron
58. 58/ RAD/ IX/2016 SOP Pemeriksaan vertebra thoracal
59. 59/ RAD/ IX/2016 SOP Pemeriksaan vertebra thoracolumbal
60. 60/ RAD/ IX/2016 SOP Pemeriksaan lumbosacral
61. 61/ RAD/ IX/2016 SOP Pemeriksaan CITO
62. 62/ RAD/ IX/2016 SOP Pemeriksaan corpus alineum
63. 63/ RAD/ IX/2016 SOP Pemeriksaan Radiologi dengan
Penyakit menular

Tabel 2.11 Daftar SPO Sasaran Keselamatan Pasien


No Nomor SK Judul SPO
1. 077/ PEL/ VII/ 2016 Identifikasi Pasien Rawat Jalan
2. 078/ PEL/ VII/ 2016 Identifikasi Pasien Rawat Inap
3. 079/ PEL/ VII/ 2016 Identifikasi Pasien dengan Visual Foto
4. 080/ PEL/ VII/ 2016 Identifikasi Bayi Baru Lahir di RSUD
Muntilan
5. 081/ PEL/ VII/ 2016 Identifikasi Pasien tanpa Identitas
6. 082/ PEL/ VII/ 2016 Pemasangan Gelang Identitas Pasien
Rawat Inap dari IGD/ PONEK
7. 083/ PEL/ VII/ 2016 Pemasangan Gelang Identitas Pasien
Rawat Inap dari Instalasi Rawat Jalan
8. 084/ PEL/ VII/ 2016 Pemasangan Gelang Identitas Pasien
Rencana Operasi
9. 085/ PEL/ VII/ 2016 Pemasangan Gelang Identitas Bayi Baru
Lahir
10. 086/ PEL/ VII/ 2016 Pelepasan Gelang Identitas Pasien
Rawat Inap
11. 087/ PEL/ VII/ 2016 Pelepasan Gelang Identitas Pasien
Meninggal
12. 088/ PEL/ VII/ 2016 Pelepasan Gelang Identitas Pasien
Rujukan
13. 089/ PEL/ VII/ 2016 Identifikasi Pasien Alergi
14. 090/ PEL/ VII/ 2016 Identifikasi Pasien Risiko Jatuh
15. 091/ PEL/ VII/ 2016 Identifikasi Pasien DNR
16. 092/ PEL/ VII/ 2016 Pemasangan Stiker Penanda Alergi,
Risiko Jatuh dan DNR
17. 093/ PEL/ VII/ 2016 Pelepasan Stiker Penanda Alergi dan
DNR
18. 094/ PEL/ VII/ 2016 Perintah Lisan Melalui Telepon
19. 095/ PEL/ VII/ 2016 Pelaporan Hasil Laboratorium Kritis
Melalui Telepon
20. 096/ PEL/ VII/ 2016 Pelaporan Hasil Radiologi Kritis Melalui
Telepon
21. 097/ PEL/ VII/ 2016 Pelaporan Hasil EKG Kritis Melalui
Telepon
22. 042/ FAR/ IX/ 2016 Pelabelan Obat High Alert dan Lasa
23. 043/ FAR/ IX/ 2016 Penyimpanan Obat High Alert
24. 044/ FAR/ IX/ 2016 Penyimpanan Obat Lasa
25. 045/ FAR/ IX/ 2016 Penyiapan dan Penyerahan Obat High
Alert dan Lasa
26. 046/ FAR/ IX/ 2016 Pemberian Obat High Alert dan Lasa
27. 095/ IBS/ IX/ 2016 Penandaan Lokasi Operasi
28. 109/ IBS/ IX/ 2016 Verifikasi Pre Operasi
29. 110/ IBS/ IX/ 2016 Pelaksanaan Sign in, time out, sign out
kamar operasi
30. 090/ IBS/ IX/ 2016 Pelaksanaan Time Out Kamar Operasi
31. 111/ IBS/ IX/ 2016 Pengisian Checklist Keselamatan Bedah
32. 112/ IBS/ IX/ 2016 Pengisian Checklist Keselamatan
Tindakan Gigi
33. 098/ PEL/ VIII/ 2016 Pencegahan Risiko Jatuh Secara Umum
34. 099/ PEL/ VIII/ 2016 Penilaian dan Penanganan Risiko Jatuh
pada Pasien Rawat Jalan/ Poliklinik /
IGD (Get Up And Go Test)
35. 100/ PEL/ VIII/ 2016 Penilaian dan Penanganan Risiko Jatuh
pada Pasien Anak (Humpty Dumpty)
36. 101/ PEL/ VIII/ 2016 Penilaian dan Penanganan Risiko Jatuh
pada Pasien Dewasa (MORSE)
37. 102/ PEL/ VIII/ 2016 Pemasangan dan Pelepasan Pita Risiko
Jatuh
38. 103/ PEL/ VIII/ 2016 Pemasangan dan Pelepasan Stiker Risiko
Jatuh
39. 104/ PEL/ VIII/ 2016 Pemasangan dan Pelepasan Segitiga
Penanda Risiko Jatuh
40. 105/ PEL/ VIII/ 2016 Manajemen insiden jatuh

Tabel 2.12 Daftar SPO PPK (Pendidikan Pasien dan Keluarga)


No Nomor SK Judul SPO
1. 061/ PEL/ IX/ 2016 SPO Asessment Kebutuhan Informasi
dan Edukasi Pasien dan Keluarga
2. 064/ PEL/ IX/ 2016 SPO Pemberian Informasi dan Edukasi
Pasien dan Keluarga
3. 063/ PEL/ IX/ 2016 SPO Pendokumentasian Edukasi Pasien
dan Keluarga kedalam Rekam Medis
4. 065/ PEL/ IX/ 2016 SPO Komunikasi Efektif
5. 068/ PEL/ IX/ 2016 SPO Pendidikan Pasien dan Keluarga
tentang Penggunaan Alat Medis yang
Aman dan Efektif
6. 070/ PEL/ IX/ 2016 SPO Pendidikan Pasien dan Keluarga
tentang Manajemen Nyeri
7. 069/ PEL/ IX/ 2016 SPO Pendidikan Pasien dan Keluarga
tentang Diet dan Nutrisi yang Benar
8. 071/ PEL/ IX/ 2016 SPO Pendidikan Pasien dan Keluarga
tentang teknik Rehabilitasi
9. 067/ PEL/ IX/ 2016 SPO Pendidikan Pasien dan Keluarga
tentang Penggunaan Obat- Obatan
10. 072/ PEL/ IX/ 2016 SPO Verifikasi Pemahaman Pasien
terhadap Pendidikan yang diberikan
11. 073/ PEL/ IX/ 2016 SPO Pendidikan Pasien dan Keluarga
secara Kolaboratif
12. - SPO Kompetensi Petugas Pemberi
Edukasi
13. 078/ PEL/ IX/ 2016 SPO Materi Tertulis sebagai Pelengkap
Edukasi
14. 078/ PEL/ IX/ 2016 SPO Memotivasi Pasien dan Keluarga
untuk Bertanya dan Berperan Aktif
dalam Pemberi Asuhan

Tabel 2.13 Daftar SPO Pasien TB DOTS


NO NOMOR SK JUDUL SPO
1. 010/ PEL/ VIII/ 2016 Alur Pelayanan Pasien TB Rawat Jalan
2. 008/ PEL/ VIII/ 2016 Alur Pelayanan Pasien TB Bagi Orang
Miskin
3. 024/ PEL/ VIII/ 2016 Rujukan Pindah Pasien TB ke RS/
Puskesmas
4. 023/ PEL/ VIII/ 2016 Rujukan Pasien TB dengan Resistan
OAT
5. 022/ PEL/ VIII/ 2016 Program Pengendalian TBC
6. 021/ PEL/ VIII/ 2016 Penjaringan Suspek Pasien TB
7. 020/ PEL/ VIII/ 2016 Pengumpulan Dahak untuk
Pemeriksaan Mikroskopis Suspek TB
8. 019/ PEL/ VIII/ 2016 Pengobatan Pasien TB
9. 018/ PEL/ VIII/ 2016 Penetapan Klasifikasi dan Tipe Pasien
TB
10. 017/ PEL/ VIII/ 2016 Penegakan Diagnosis TB
11. 016/ PEL/ VIII/ 2016 Pencatatan dan pelaporan Pelayanan
Pasien TB
12. 015/ PEL/ VIII/ 2016 Penatalaksaaan Pasien TB- HIV
13. 014/ PEL/ VIII/ 2016 Pemantauan Pengobatan Pasien TB
14. 012/ PEL/ VIII/ 2016 Jejaring Internal TB DOTS RSUD
Muntilan
15. 011/ PEL/ VIII/ 2016 Jejaring Eksternal TB DOTS RSUD
Muntilan
16. 018/ PEL/ VIII/ 2016 Alur Pengambilan Obat FDC
17. 009/ PEL/ VIII/ 2016 Alur Pelayanan Pasien TB Rawat Inap
18. 007/ PEL/ VIII/ 2016 Alur Pelayanan Pasien TB di Unit
Gawat Darurat
19. 001/ PEL/ VIII/ 2016 Pelayanan Klinik VCT
20. 003/ PEL/ VIII/ 2016 Pelayanan PITC/ KTIP
21. 002/ PEL/ VIII/ 2016 Pelaksanaan PMTCT
22. 025/ PEL/ VIII/ 2016 Pelayanan Petugas Konselor VCT
23. 409/ PEL/ IX/ 2016 Konseling Persiapan Obat HRV
24. 027/ PEL/ VIII/ 2016 Pemeriksaan Laboratorium HIV
25. 004/ PEL/ VIII/ 2016 Terapi Antiretroviral
26. 407/ PEL/ IX/ 2016 Profilaksis Pasca Pajanan Akibat
Pekerjaan
27. 411/ PEL/ IX/ 2016 Prosedur Bersama Klinik TB DOTS-
Klinik VCT dalam Pelayanan Pasien
TB-HIV
28. 410/ PEL/ IX/ 2016 Penatalaksaan Ibu Hamil dengan Hasil
HIV Reaktif
29. 408/ PEL/ IX/ 2016 Pelayanan Rujukan HIV
30. 005/ PEL/ VIII/ 2016 Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan
HIV
31. 412/ PEL/ IX/ 2016 Pemulasaran Jenazah HIV- AIDS

Tabel 2.14 Daftar SPO Kebidanan dan Keperawatan


Maternitas
No Nomor SK Judul SPO
1. 456/ PEL/ X/ 2016 Memandikan Neonatus
2. 475/ PEL/ X/ 2016 Perawatan Neonatus dengan Hipotermi
3. 499/ PEL/ X/ 2016 Observasi Detak Jantung Janin
4. 430/ PEL/ IX/ 2016 Penanganan Pasien Perdarahan Akibat
Ruptur Uteri
5. 427/ PEL/I X/ 2016 Kriteria Pasien yang Membutuhkan
Pengakhiran Kehamilan dengan
Tindakan SC
6. 056/ PEL/ VIII/ 2016 Rawat Gabung Penuh
7. 055/ PEL/ VIII/ 2016 Rawat Gabung Partial
8. 482/ PEL/ X/ 2016 Perawatan Dehidrasi pada Neonatus
9. 483/ PEL/ X/ 2016 Penatalaksanaan Bayi dengan Ibu
Tuberculosis
10. 464/ PEL/ X/ 2016 Menghitung Denyut Nadi pada
Neonatus
11. 465/ PEL/ X/ 2016 Menghitung Pernapasan pada
Neonatus
12. 467/ PEL/ X/ 2016 Mengukur Suhu Tubuh pada Axilla
atau Ketiak dengan Termometer
Digital pada Neonatus
13. 468/ PEL/ X/ 2016 Mengukur Antropometri pada pada
Neonatus
14. 459/ PEL/ X/ 2016 Pijat Bayi
15. 458/ PEL/ X/ 2016 Perawatan tali pusat
16. 434/ PEL/ IX/ 2016 Pengelolaan Pasien dengan Sepsis
Puerperalis
17. 435/ PEL/ IX/ 2016 Konseling MOW(Metode Operasi
Wanita)
18. 439/ PEL/ IX/ 2016 Teknik Vulva Hygiene
19. 440/ PEL/ IX/ 2016 Teknik Perawatan Payudara pada Ibu
Menyusui
20. 441/ PEL/ IX/ 2016 Pencegahan Kehamilan Risiko Tinggi
21. 450/ PEL/ IX/ 2016 Penatalaksanaan Anemia
22. 452/ PEL/ IX/ 2016 Penanganan Pre Eklampsia dan
Eklampsia
23. 453/ PEL/ IX/ 2016 Pasien Meninggal
24. 413/ PEL/ IX/ 2016 Pengawasan Persalinan Kala I
25. 420/ PEL/ IX/ 2016 Pengelolaan Pasien dengan KPD
26. 421/ PEL/ IX/ 2016 Pengelolaan Persalinan Preterm
27. 422/ PEL/ IX/ 2016 Pengelolaan Kehamilan Serotinus
28. 423/ PEL/ IX/ 2016 Penanganan Persalinan dengan Kala II
Tak Maju
29. 425/ PEL/ IX/ 2016 Pertolongan Persalinan Sungsang
30. 428/ PEL/ IX/ 2016 Perawatan Pasien Preoperatif Sectio
Caesarea
31. 429/ PEL/ IX/ 2016 Perawatan Pasien Pasca Operatif
Sectio Caesarea
32. 433/ PEL/ IX/ 2016 Penanganan Pasien Pendarahan Akibat
Robekan Jalan Lahir
33. 432/ PEL/ IX/ 2016 Penanganan Pasien Pendarahan Akibat
Atonia Uteri
34. 003/ PEL/ VIII/ 2016 Pelayanan PICT/ KTIP

Tabel 2.15 Daftar SPO Peningkatan Mutu Keselamatan Pasien


No Nomor SK Judul SPO
1. 013/ PMKP/ VIII/ 2016 Analisis Insiden Keselamatan Pasien
(IKP), Analisis Modus Kegagalan dan
Dampaknya (AMKG/ Failure Mode
Effect Analysis/ FMEA)
2. 108/ PEL/ IX/ 2016 Perencanaan Program Kerja
Peningkatan Mutu dan Keselamatan
Pasien
3. 115/ PEL/ IX/ 2016 Pelaporan Kejadian Nyaris Cedera
(KNC) atau Near Miss
4. 116/ PEL/ IX/ 2016 Pelaporan Kejadian Tidak Cidera
(KTC)
5. 117/ PEL/ IX/ 2016 Pelaporan Kejadian Tidak Diharapkan
(KTD)
6. 118/ PEL/ IX/ 2016 Pelaporan Kejadian Sentinel
7. 180.186/ 124/ 18/ 2016 Kebijakan Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien
8. 180.186/ 125/ 18/ 2016 Pembentukan Komite Peningkatan
Mutu dan Keselamatan Pasien
9. 180.186/ 126/ 18/ 2016 Penetapan Area Prioritas
10. 180.186/ 124/ 18/ 2016 Panduan Pencatatan dan Pelaporan
Insiden RSUD Muntilan
11. 139/ PEL/ IX/ 2016 Alur Pelaporan Insiden
12. 180.186/135C./18/2016 Managemen Resiko Tahun 2016
13. 114/ PEL/ IX/ 2016 Pelaporan Kejadian Potensial Cidera
(KPC)
4) Standar Asuhan
Standar asuhan keperawatan adalah pernyataan deskriptif
terhadap kualitas yang diinginkan untuk mengevaluasi asuhan
keperawatan. Standar keperawatan dapat menjadi tolak ukur
mutu asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien.
Standar harus berdasarkan kesepakatan bersama sampai
dianggap layak serta memadai untuk tujuan tertentu. Standar
dapat dibuat, dikembangkan, ditinjau,atau diberlakukan oleh
berbagai sumber.
Standar Asuhakn Keperawatan identik dengan standar
profesi keperawatan, berguna sebagai kriteria untuk mengukur
keberhasilan dan mutu asuhan keperawatan. Depkes RI tahun
1998 menyebutkan bahwa standar-standar yang ditetapkan
dalam Standar Asuhan Keperawatan dimaksud terdiri dari:
 Standar I : Pengkajian keperawatan
 Standar II : Diagnosa keperawatan
 Standar III : Perencanaan Keperawatan
 Standar IV : Intervensi keperawatan
 Standar V : Evaluasi Keperawatan
 Standar VI : Catatan asuhan keperawatan
Proses adalah suatu rangkaian tindakan yang mengarah
pada suatu tujuan. Proses akhir dari proses keperawatan bisa
berupa sebuah pembebasan dari gejala, eliminasi risiko,
pencegahan komplikasi, argumentasi pengetahuan atau
keterampilan kesehatan dan kemudahan dari kebebasan
maksimal (Nursalam, 2007).
Tabel.2.16 Standar Asuhan Keperawatan (SAK) Ruang
Gladiol RSUD Muntilan Tahun 2018
No Standar Asuhan Keperawatan Jumlah
1 Standar Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post 1
Partum dengan Infeksi Nifas
2 Standar Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil 1
dengan Hiperemesis Gravidarum
3 Standar Asuhan Keperawatan Pada Pasien 1
dengan Kanker Payudara
4 Standar Asuhan Keperawatan Pada Pasien 1
Endometriosisi
5 Standar Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post 1
Parum dengan Resiko Tinggi
6 Standar Asuhan Keperawatan Pada Pasien 1
dengan Ca Ovarium
7 Standar Asuhan Keperawatan Pada Pasien 1
dengan toksemia Gravidarum
8 Standar Asuhan Keperawatan Pada Pasien 1
dengan Mioma Uteri
9 Standar Asuhan Keperawatan Pada Pasien 1
dengan Prolaps Uteri
10 Standar Asuhan Keperawatan Pada Pasien 1
dengan Abortus
11 Standar Asuhan Keperawatan Pada Pasien 1
dengan Ca Serviks
12 Standar Asuhan Keperawatan Pada Pasien 1
dengan Mola Hidatidosa
Sumber: Buku Standar Asuhan Keperawatan (SAK) Maternitas
RSUD Muntilan 2013
Keterangan: SAK yang belum ada masih dalam proses
pembuatan oleh TIM SAK dan SP Ruang Gladiol.
Standar asuhan Ruang Gladiol RSUD Muntilan Kabupaten
Magelangsudah ada namun sebagian masih dalam proses
pengajuan untuk dilakukan revisi dan pengesahan.
Salah satu asuhan yang dilakukan adalah keselamatan
pasien. Terdapat enam sasaran pasien safety, yaitu :
a) Ketepatan identifikasi pasien
Ketepatan identifikasi pasien di Ruang Gladiol RSUD
Muntilan Kabupaten Magelang sudah dilakukan dengan
baik. Pemberian gelang identitas pasien, identitas sesuai
dengan nama pasien, identitas gelang pasien ditulis sesuai
dengan RM pasien, terdapat tanggal lahir digelang pasien,
identitas gelang pasien sesuai dengan label obat pasien,
perawat menanyakan nama pasien dan mencocokan di
gelang identitas pasien saat memberikan obat, melakukan
tindakan, laboratorium, rongten dan operasi sudah
dilakukan oleh petugas kesehatan dengan baik setiap
harinya.
b) Peningkatan komunikasi efektif
Komunikasi efektif di Ruang Gladiol RSUD Muntilan
Kabupaten Magelang antara tenaga kesehatan dan dokter
dilakukan saat dokter melakukan visite kepada pasien, saat
kolaborasi dengan tenaga medis lainnya seperti bagian
laboratorium dan gizi. Selain itu komunikasi efektif ini
dilakukan dengan menggunakan SOAP pada saat operan
jaga.
c) Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
Keamanan obat diRuang Gladiol RSUD Muntilan
Kabupaten Magelang dilakukan pemisahan obat Hight Alert
dan LASA dengan menggunakan label di setiap obat.
Pelabelan ini sudah dilakukan di bagian farmasi.
Tersediananya loker pemisah obat antara pasien, sehingga
meminimalisir adanya pertukaran obat. Tersedianya obat
emergency yang telah dipisahkan tempatnya. Adanya etiket
obat oral maupun parenteral , serta etiket yang terdiri dari
nama pasien, no.RM, tanggal lahir, nama obat, cara
pemberian dan waktu pemberian. Pada pemberian obat oral
dan parenteral perawat sudah memperhatikan 5 benar obat
(benar pasien, obat, dosis, indikasi dan cara pemberian).
d) Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien
operasi
Pelaksanaan tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien
operasi sudah sesuai dengan SOP yang sudah ada dan
didokumentasikan dengan baik.
e) Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
diruang Gladiol telah tersedia handwash, tissue, hand rub,
wastefel, tempat sampah non infeksius di depan tiap kamar,
dan sampah infeksius di 2 tempat serta sampah plabot infus.
Penggunaan tempat sampah infekisus dan non infeksius
sudah tepat dalam penggunaannya,untuk penggunaan safety
box juga sudah digunakan secara tepat dan benar Petugas
kesehatan di ruang Gladiol belum melaksanakan cuci
tangan five moment secara optimal.
f) Pengurangan risiko pasien jatuh
Pengkajian sekala risiko jatuh pada pasien belum
dilaksanakan secara objektif.
5) Standar Kinerja
Standar kinerja yang diberlakukan pada Ruang Gladiol
RSUD Muntilan Kabupaten Magelang yaitu berdasarkan
pada standar yang telah ditetapkan. Dilakukan evaluasi
standar kinerja setiap 3 bulan oleh Kepala Ruang. Standar
Kinerja yang harus dicapai oleh petugas yaitu Orientasi
Pelayanan, Integritas, Komitmen, Disiplin, dan Kerjasama.
b. Fungsi
Pengorganisasian
1) Struktur Organisasi
Kepala Ruang
Atun S.Tr.Keb

Ketua TIM I Ketua TIM II Ketua TIM III


Danik I, S.Kep.Ns Atik Sudarawati, S.Kep Dahlia SDE, S.Tr.Keb

Anggota Anggota
Farida
Md. Keb 2.Sri Lestari, AMd.Keb 3.Eko Yuliani, AMd.Kep 4.Septi Dewi P, P, AMd.
AMd. Keb
Keb Esti Lilaningsih,
5.Oky Reny O, AMd. Kep AMd. Keb
Eni Setyaningsih, AMd. Kep Fitri Nur A, AMd. Keb
Cherry D, AMd. Keb Afra Nabila, AMd. Keb
Haryati, S.ST Paula Liana M, AMd. Keb
Putri D, AMd. Kep

2) Uraian Tugas
Berikut merupakan uraian tugas kepala ruang, wakil kepala
ruang, ketua tim, dan bidan/perawat pelaksana.
a) Kepala Ruang
(1) Membuat jadwal dinas koordinasi dengan ketua tim
(2) Menyiapkan materi tentang permasalahan pasien dan
ruangan yang ada pada hari tersebut termasuk laporan
permasalahan dinas malam
(3) Kepala ruang melakukan meeting morning untuk
menindaklanjuti masalah yang ada yang diawali
dengan doa dan diakhiri dengan doa
(4) Membagi pasien ke dalam grup metode tim sesuai
dengan kemampuan dan beban kerja
(5) Memfasilitasi dan mendukung kelancaran tugas ketua
tim dan anggota tim
(6) Melakukan supervisor dan memberi motivasi seluruh
staf keperawatan untuk mencapai kinerja yang
optimal
(7) Memberikan reinforcement positif kepada semua staff
termasuk pada saat mengakhiri meeting morning
kepada dinas malam dan dinas pagi
(8) Melakukan upaya peningkatan mutu asuhan
keperawatan dengan melakukan evaluasi melalui
angket setiap pasien akan pulang
(9) Mendelegasikan tugas kepada PPJR pada jaga sore,
malam, libur
(10) Berperan serta sebagai konsultan
(11) Melakukan pengawasan kedisiplinan tugas staff
melalui daftar hadir yang ada di ruang
(12) Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien dan
keluarga
(13) Mengadakan CNE (Continuing Nursing Education)
tiap bulan sekali
b) Wakil Kepala Ruang
1) Menyusun rencana kerja bersama kepala ruang
2) Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan
pelayanan keperawatan di ruangan
3) Menyusun rencana kebutuhan keperawatan dari segi
jumlah maupun kualitas berkoordinasi dengan kepala
ruang, kepala keperawatan atau instalasi
4) Mengatur dan mengkoordinasi seluruh kegiatan sesuai
dengan kebutuhan pelayanan
5) Menyusun jadwal dinas tenaga keperawatan atau
tenaga lain yang baru di ruangan
6) Melaksanakan orientasi untuk tenaga keperawatan
atau tenaga lain yang baru di ruangan
7) Memberikan orientasi pada siswa/mahasiswa
keperawatan di ruangan
8) Memberi orientasi pada pasien dan keluarga meliputi,
peraturan RS, tata tertib ruangan, fasilitas, dan cara
penggunaannya serta kegiatan rutin sehari-hari
9) Membimbing tenaga keperawatan untuk
melaksanakan pelayanan sesuai dengan standart
10) Mengadakan pertemuan berkala atau sewaktu-waktu
dengan staf keperawatan dan petugas lain yang
bertugas di ruangan
11) Memberi ijin atau kesempatan kepada staf untuk
mengikuti kegiatan ilmiah dengan koordinasi kepala
seksi pelayanan keperawatan
12) Mengupayakan pengadaan, pengaturan, dan
pemeliharaan peralatan dan obat-obatan sesuai
kebutuhan berdasarkan kebijakan rumah sakit
13) Mendampingi visite dokter
14) Mengendalikan kualitas sistem pencatatan dan
pelaporan asuhan perawatan dan kegiatan lain secara
tepat dan benar
15) Meneliti pengisian formulir sensus harian
16) Meneliti dan memeriksa daftar permintaan makanan
pasien
17) Menyimpan berkas catatan medis dalam masa
perawatan selanjutnya mengembalikan ke bagian
rekam medis bila pasien keluar atau pulang
18) Membuat laporan harian mengenai pelaksanaan
asuhan keperawatan serta kegiatan lain dan
disampaikan pada atasan
19) Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien atau
keluarga sesuai kebutuhan dasar dalam
kewenangannya
20) Melakukan serah terima dan kegiatan lain dalam
pergantian dinas
21) Mengendalikan dan menilai pelaksanaan asuhan
keperawatan yang telah ditentukan
22) Mengawasi dan menilai siswa/mahasiswa
keperawatan untuk memperoleh pengalaman belajar
sesuai tujuan program bimbingan yang telah
ditentukan
23) Melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan yang
berada di bawah tanggung jawabnya
24) Mengawasi dan mengendalikan dan menilai
pendayagunaan tenaga keperawatan, peralatan, dan
obat-obatan
25) Mengawasi dan menilai mutu asuhan keperawatan
sesuai standar yang berlaku secara mandiri atau
berkoordinasi dengan Tim Pengendali Mutu Asuhan
Keperawatan.
c) Ketua Tim
1) Bertugas pada pagi hari
2) Bersama anggota tim menerima operan tugas jaga dari
anggota tim yang tugas malam
3) Bersama anggota tim melakukan konfirmasi/supervisi
tentang kondisi pasien segera setelah selesai operan
tugas jaga malam
4) Bersama anggota tim melakukan doa bersama sebagai
awal dan akhir tugas dilakukan setelah operan tugas
jaga malam
5) Melakukan pre conference dengan semua anggota tim
yang ada dalam grupnya setiap awal dinas pagi
6) Membagi tugas atau pasien kepada anggota tim sesuai
kemampuan dan beban kerja
7) Melakukan pengkajian, menetapkan masalah atau
diagnosa dan perencanaan keperawatan kepada semua
pasien yang menjadi tanggung jawab ada buku di
rekam keperawatan
8) Memonitor dan membimbing tugas anggota tim
9) Membantu tugas tim untuk kelancaran pelaksanaan
asuhan pasien
10) Mengoreksi, merevisi, dan melengkapi catatan asuhan
keperawatan yang dilakukan oleh anggota tim yang
ada di bawah tanggung jawabnya.
11) Melakukan evaluasi hasil kepada setiap pasien sesuai
tujuan yang ada dalam perencanaan asuhan
keperawatan dan ada bukti dalam rekam keperawatan
12) Melaksanakan post conference pada setiap akhir dinas
dan menerima laporan tugas jaga dari anggota tim
untuk persiapan operan tugas jaga berikutnya
13) Mendampingi anggota tim dalam operan tugas jaga
kepada anggota tim yang tugas jaga berikutnya
14) Memperkenalkan anggota tim yang ada dalam satu
grup atau yang akan merawat selama pasien dirawat
atau kepada pasien/keluarga baru
15) Mendelegasikan tugas kepada anggota tim pada sore
malam libur
16) Melaksanakan pendelegasian tugas PJ ruang bila pagi
hari tidak bertugas
17) Menyelenggarakan diskusi kasus dengan dokter dan
tim kes lain setiap minggu
18) Menyelenggarakan diskusi kasus dalam pertemuan
rutin keperawatan di ruangan minimal sebulan sekali
19) Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas
20) Melakukan bimbingan klinik keperawatan kepada
mahasiswa praktik yang ada dalam grupnya dalam
rangka orientasi dan pelaksanaan praktik keperawatan
(ronde keperawatan/bed side teaching)
d) Anggota Tim/Bidan, perawat pelaksana
1) Melaksanakan operan tugas setiap awal dan akhir jaga
dan kepada anggota tim yang ada dalam satu grup
2) Melakukan konfirmasi atau supervisi tentang kondisi
pasien segera setelah selesai operan setiap pasien
3) Melakukan doa bersama setiap awal dan akhir tugas
yang dilakukan setelah selesai serah terima operan
tugas jaga
4) Mengikuti pre conference yang dilakukan ketua tim
setiap awal tugas
5) Melaksanakan asuhan kebidanan kepada pasien yang
menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti di rekam
keperawatan
6) Melakukan monitoring respon pasien dan ada bukti di
rekam keperawatan
7) Melakukan konsultasi tentang masalah pasien/keluarga
kepada ketua tim
8) Membimbing dan melakukan pendidikan kesehatan
kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya dan
ada bukti di rekam keperawatan
9) Menerima keluhan pasien/keluarga dan berusaha untuk
mengatasinya
10) Melengkapi catatan asuhan kebidanan pada semua
pasien yang menjadi tanggung jawabnya
11) Melakukan evaluasi asuhan kebidanan pada semua
pasien yang menjadi tanggung jawabnya
12) Mengikuti post conference yang diadakan oleh ketua
tim pada setiap akhir tugas dan melaporkan kondisi
dan perkembangan semua pasien dan menjadi
tanggung jawabnya kepada ketua tim
13) Bila tidak ada ketua tim wajib mengenalkan anggota
tim yang ada dalam grup yang akan memberikan
asuhan kebidanan pada jaga berikutnya kepada
pasien/keluarga baru
14) Melaksanakan pendelegasian tugas katim pada sore
malam libur
15) Berkoordinasi dengan PPJR/dokter/tim kesehatan lain
bila ada masalah pasien pada sore malam libur
16) Mengikuti diskusi kasus dengan dokter/tim kesehatan
lain setiap seminggu sekali
17) Mengikuti diskusi kasus dalam pertemuan rutin
keperawatan di ruangan
18) Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas anggota
tim
19) Membantu melakukan bimbingan PKK kepada peserta
didik keperawatan.
3) Pengaturan Jadwal Dinas
Pengaturan jadwal dinas di Ruang Gladiol lebih fleksibel,
Setiap kali shift atau petugas yang berjaga dapat dilakukan
oleh perawat dan bidan yang terpenting setiap shift harus ada
bidan yang berjaga, apabila bidan berhalangan datang dan
terpaksa untuk bertukar jaga, petugas yang diajak untuk
bertukar jaga juga harus dari bidan, tidak diperkenankan yang
bertugas perawat semua, namun apabila petugas yang berjaga
bidan semua tidak menjadi masalah. Pembagian shift dibagi
menjadi tiga, yaitu shift pagi (07.00 – 13.30 WIB), shift siang
(13.30 – 20.00 WIB) dan shift malam (20.00 – 07.00 WIB).
Berdasarkan pembagian tersebut, ditentukan setiap jadwal
shift terdiri dari tiga orang yaitu bidan senior (yang menjadi
penanggung jawab shift), bidan junior dan perawat.
4) Pengaturan Daftar Pasien
Pengaturan daftar pasien telah ditentukan saat dilakukannya
admistrasi berdasarkan kelas yang dipilih oleh pasien, baik
menggunakan jaminan kesehatan atau umum.
5) Pengorganisasian Klien
Pengorganisasian pasien diRuang Gladiol RSUD Muntilan
dilakukan berdasarkan MPKP (Model Praktik Keperawatan
Profesional) yang terdiri 4 komponen yaitu ketenagaan
keperawatan, metode pemberian asuhan keperawatan, proses
keperawatan dan dokumentasi keperawatan.
a) Ketenagaan Keperawatan
Ketenagaan keperawatan di Ruang Gladiol RSUD
Muntilan belum dihitung berdasarkan pada jumlah
pasien dan derajat ketergantuangan pasien.
Ketergantungan pasien berdasarkan perawatan minimal,
perawatan intermediet dan perawatan maksimal telah
diidentifikasi, kemudian berdasarkan tingkat
ketergantuang pasien tersebut ditentukan dengan
perencanaan asuhan dari masing-masing pasien. Jumlah
tenaga keperawatan di Ruang Gladiol RSUD Muntilan
sebanyak 18 perawat yang terdiri dari 12 bidan dan 6
perawat. Dalam satu kali shift diruang gladiol terdiri dari
8 tenaga keperawatan dengan 4 bidan dan 4 perawat,
sedangkan untuk rata-rata jumlah pasien perawatan
minimal sejumlah 20 pasien dan intermediet sejumlah 20
pasien.
b) Metode Pemberian Asuhan Keperawatan
Pola yang digunakan dalam metode pemberian asuhan
keperawatan adalah menggunakan penugasan tim. Tim
tersebut dibagi menjadi tiga tim, dimana tim satu
mengelola pasien dari kamar 1, kamar 2, dan kamar 3,
untuk tim 2 mengelola kamar 4, kamar 5, kamar 6 dan
kamar 10 (kamar obsercvasi), kemudian untuk tim 3
mengelola kamar 7, kamar 8, kamar 9, vip 1 dan vip 2.
Tetapi dalam pelaksanaannya untuk shift pagi sudah
terlaksana dengan maksimal, akan tetapi untuk shift
siang dan malam belum dapat dilakukan secara maksimal
karena terkendala keterbatasan tenaga keperawatan.
c) Proses Keperawatan
Proses keperawatan yang dilakukan di Gladiol RSUD
Muntilan adalah dengan menyusun kebutuhan dan
masalah pasien. Langkah yang dilakukan adalah dengan
melakukan pengkajian yang fokus pada keluhan utama
dan eksplorasi lebih holistik, diagnosis yaitu menetapkan
hubungan sebab akibat dari masalah keperawatan,
rencana tindakan untuk menyelesaikan masalah,
implementasi masalah dan evaluasi hasil tindakan.
d) Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi dibuat berdasarkan pemecahan masalah
pasien. Dokumentasi terkait dengan format pengkajian,
rencana keperawatan, catatan tindakan keperawatan, dan
catatan perkembangan pasien.
6) Jenis Pelatihan yang diikuti Pegawai
Tabel.2.17 Data Pegawai Berdasarkan Pendidikan dan Jenis
Pelatihan Yang Dimiliki Ruang Gladiol RSUD Muntilan
2019
Tempat Pendidikan Masuk Jenis pelatihan Tahun
No Nama Petugas
tanggal lahir terakhir ruangan yang dimiliki pelatihan
1. Atun (Ka Ru) Batang, D4 2014 a. Resusitasi a. 2005
6 Juli 1964 Kebidanan Neonatus b. 2010
b. Manaj c. 2009
Laktasi d. 2009
c. APN e. 2009
d. CTU f. 2008
e. PPGDON g. 2010
f. PPGD h. 2017
g. PONEK i. 2017
h. Diklat
jabfung
i. MU
2. Atik Magelang, SI 2013 a. BSP a. 2013
Sudarwati 13 Oktober Keperawatan b. MPKP
(Wa karu) 1977 c. CI
d. Perawatan
Luka
3. Dahlia SDE Klaten, 23 D4 a. CTU a. 2008
Maret 1973 Kebidanan b. Resusitasi b. 2010
c. PPGDON c. 2011
d. Kegawatan d. 2012
Maternal e. 2012
Neonatal f. 2017
e. Komunikasi
therapeutik
f. MU
4. Danik Magelang, SI Profesi 2016 a. CI a.
Iswatiningsih 22 Juni 1977 b. Perseptor b. 2016
c. Diklat c. 2017
Jabfung
5. Eni Magelang, D3 2010 a. PPGD&BLS a. 2006
Setyaningsih 12 kebidanan b. Perawatan b. 2011
November Rawat Luka
1990
6. Esti Magelang, D3 a. Resusitasi a. 2014
Lilaningsih 12 Juli 1987 Kebidanan Neonatus b. 2008
b. CTU c. 2017
c. MU
7. Septiana Dewi Magelang, D3 a. APN a. 2011
P 28 Kebidanan b. MU b. 2017
September
1990
8. Lis Sunarni Magelang, D3 a. APN a. 2017
12 Juli 1990 Kebidanan b. CTU b. 2014
c. MU c. 2016
d. Akupresur d. 2011
9. Sri Lestari Sleman, D3 a. Pelatihan a. 2015
11 April Kebidanan resusitasi b. 2016
1973 neo c. 2007
b. MU d. 2006
c. Kespro
d. APN
10. Eko Yuliani
11. Oky Reny D3 2019 a. Bayi a. 2017
Oktaviani Keperawatan Tabung b. 2017
b. Inseminasi c. 2010
c. PPGD
12 Farida
Purwandari
13. Cherry DAHS Magelang, D3 2019 a. APN a. 2012
15 Februari Kebidanan b. MU b. 2016
1990
14. Haryati D4 a. CTU a. 2014
Kebidanan b. APN b. 2014
c. MU c. 2017
d. PPGD ON d. 2014
e. Kespro e. 2013
f. Kespro f. 2012
15. Putri D3 2019 a. BTCLS a. 2015
Dinarwati Keperawatan b. PPGD b. 2015
c. Bencana c. 2016
Kebakaran d. 2017
d. Bencana
Kebakaran
16. Fitri Nur Aeni D3 a. APN a. 2018
Kebidanan b. Kespro b. 2016
c. MU c. 2017
d. BTCLS d. 2013
e. BLS e. 2012
f. Gadar Obs- f. 2013
Neo g. 2011
g. IT
17. Afra Nabila
18. Paula Liana Magelang, 3 D3 a. APN a. 2015
Juli 1989 Kebidanan b. PBLPJMP b. 2009
B c. 2011
c. Pelatihan d. 2009
Komputer e. 2011
Program
Ms. Office
dan SPSS
d. Pelatihan
KIP-
Konseling
menggunak
an ABPK

7) Sistem Perhitungan Tenaga


Sistem penghitungan tenaga di Ruang Gladiol RSUD
Muntilan dengan rata-rata jumlah pasien pada bulan Juni
adalah 20 pasien.
Berikut cara penghitungan :
a) Menurut Depkes
Perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan berdasarkan
rata-rata jam perawatan pasien dalam 24 jam menurut
Depkes (2005) sebagai berikut :
Pasien penyakit dalam : 3,5 jam
Pasien bedah : 4 jam
Pasien anak : 4,5 jam
Pasien gawat : 10 jam
Pasien bidan/nifas : 3 jam
Pasien bersalin : 3-5 jam
Jam efektif perawat perhari : 7 jam
(1) Rumus berdasarkan kebutuhan perawat yang
dibutuhkan (A) :
𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑥 𝑗𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙
𝐴=
𝑗𝑎𝑚𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡
(2) Jumlah tenaga keperawatan yang libur (B)
𝑚𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢
ℎ𝑎𝑟𝑖 + 𝑐𝑢𝑡𝑖 + ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑥 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎
𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝐵=
ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓/𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛

(3) Tugas non keperawatan


𝐶 = (𝐴 + 𝐵)𝑥 25%
Berdasarkan hasil observasi, wawancara
dengan kepala Ruang Gladiol RSUD Muntilan, dan
berdasarkan buku register resume pasien didapatkan
hasil sebagai berikut :
Kebutuhan tenaga kesehatan yang dibutuhkan (A)
20 𝑥 4
𝐴= = 11,42 (11 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔)
7
Jumlah tenaga kesehatan yang libur (B)
(52 + 12 + 20) 𝑥11,42
𝐵= = 3,4
365 −
83
Tugas non keperawatan
𝐶 = (11,42 + 3,4)𝑥25%
= 3,7
(4)Total kebutuhan tenaga kesehatan
= kebutuhan tenaga kesehatan + loss day + non
nursing job + 1 karu
= 11,42+3,4+3,7+1
=19,52
=20 tenaga kesehatan
Berdasarkan hitungan menggunakan standar dari
Depkes, jumlah tenaga kesehatan yang dibutuhkan
sebanyak 20 orang, pada Ruang Gladiol terdapat 18 orang
tenaga kesehatan sehingga kekurangan tenaga sebanyak 2
orang.
b) Gillies
Gillies (1989) mengemukakan rumus kebutuhan tenaga
keperawatan disat unit perawatan sebagai berikut:
𝐴𝑥𝐵𝑥365
(365 − 𝐶)𝑥𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎/ℎ𝑎𝑟𝑖
Keterangan:
A= Jam efektif/24 jam (perawatan klien)
B= BOR x TT
C= Jumlah hari libur
365= jumlah hari kerja selama 1 tahun.
Kebutuhan tenaga perawat
4𝑥 (90,28%𝑥23)𝑥365
= (365−12)𝑥 7

30316,02
=
2471
=12,27=12 tenaga kesehatan
Dari hasil observasi dan sensus harian Ruang
Gladiol RSUD Muntilan yang berkapasitas 23 tempat
tidur, didapatkan jumlah rata-rata klien yang dirawat
adalah 20 orang per hari. Kriteria klien yang dirawat
tersebut 10 orang dapat melakukan perawatan mandiri, 5
orang perawatan sebagian dan 5 orang perawatan total.
Berdasarkan hitungan menggunakan standar dari
Gillies, jumlah tenaga kesehatan yang dibutuhkan
sebanyak 12 orang, pada Ruang Gladiol terdapat 18 orang
tenaga kesehatan sehingga kelebihan tenaga sebanyak 6
orang.
c) Douglas
Perhitungan jumlah tenaga keperawatan menurut
Douglas dihitung berdasarkan tingkat ketergantungan klien
setiap shift dan hasil keseluruhan ditambah sepertiga untuk
perawat yang libur atau cuti. Kebutuhan tenaga perawat
berdasarkan tingat klasifikasi tingkat ketergantungan untuk
setiap shift jaga.
Tabel.2.18 Perhitungan jumlah tenaga keperawatan setiap
shift menurut Douglas
Waktu Kebutuhan perawat
klasifikasi Pagi Sore Malam
Minimal 0,17 0,14 0,07
Intermediate 0,27x20=5,4 0,15x20=3 0,10x20=2
Maximal 0,36 0,30 0,20

 Kebutuhan perawat = 5,4+3+2 = 10,4


 Perawat libur/cuti = 1/3x 10,4= 3,47
 Kepala ruang =1
 Jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan
=10,4+3,47+1= 14,87= 15 perawat
Jadi, jumlah tenaga keperawatan setiap hari ada 18
orang, dimana pembagiannya shift pagi 9 orang, siang 3
orang dan malam 3 orang.
Berdasarkan hitungan menggunakan standar dari
Gillies, jumlah tenaga kesehatan yang dibutuhkan sebanyak
12 orang, pada Ruang Gladiol terdapat 18 orang tenaga
kesehatan sehingga kelebihan tenaga sebanyak 6 orang.
Tabel 2.19 Hasil perhitungan tenaga keperawatan di Ruang
Gladiol
Jumlah
Metode Hasil Keterangan
Perawat
Depkes 20 18 Kurang
Gillies 12 18 Lebih 6
Douglas 15 18 Lebih 3

c. Fungsi Pengarahan
1) Operan
Operan dilakukan saat pergantian shift, dan dilakukan
Bersama sama dengan seluruh perawat dan bidan di ruangan.
Ketua tim dan anggota shift akan melaporkan pasien yang
telah diberikan tindakan dan evaluasi tindakan untuk dapat
dilakukan pada shift selanjutnya.
a) Mempersiapkan daftar nama pasien yang akan dijelaskan
meliputi identitas pasien dan rekam medis pasien.
b) Menyampaikan masalah keperawatan yang mungkin
masih muncul.
c) Menjelaskan tindakan keperawatan yang sudah atau
belum dilakukan.
d) Intervensi kolaboratif dan dependensi.
e) Perencanaan umum dan persiapan yang perlu dilakukan
kegitan selanjutnya misalnya operasi, pemeriksaan
penunjang, dan lain-lain.
f) Melakukan klarifikasi yang telah disampaikan untuk
persamaan persepsi dengan petugas yang jaga
sebelumnya.
2) Pre dan post conferent
a) Pre Conferent
Sebelum kegiatan harian, diruang kebidanan dimulai
dengan Pre Conferent. Adapun yang dilakukan yaitu :
(1) Pre conferent dilakukan setiap hari segera setelah
pergantian dinas sesui dengan yang sudah
dijadwalkan.
(2) Penyampaikan perkembangan dan masalah klient
berdasarkan hasil evaluasi kemarin dan kondisi
klient yang dilaporkan petugas yang berjaga
sebelumnya.
Hal-hal yang disampaikan meliputi :
(a) Keadaan umum pasien
(b) Keluhan klient
(c) Tanda-tanda vital pasien dan kesadaran
(d) Hasil pemeriksaan laboratorium/diagnosis
terbaru
(e) Masalah keperawatan
(f) Rencana keperawatan
(g) Perubahan terapi medis
(h) Rencana medis
b) Post Conferent
Post conferent diruang Ruang Gladiol RSUD Muntilan
ada namun belum dilakukan dengan maksimal. Kegiatan
diakhir shift melakukan operan antara shift jaga.
Kegiatan post conferent ini belum dilakukan secara
maksimal karena belum ada yang menggerakkan secara
aktif. Dan juga karena keterbatasan dalam melakukan
manajemen waktu antara memberikan pelayanan dan
melakukan post conferent.
3) Motivasi kepada bidan
Motivasi yang diberikan kepada bidan diruang kebidanan
diberikan secara langsung oleh kepala ruang dengan
pendekatan kelompok dan personal, serta pemberian reward
yang disetujui oleh bagian diklat dengan diikutsertakan
pelatihan-pelatihan kebidanan untuk melatih skill dan
menambah pengetahuan bidan.
4) Pendelegasian
Di Ruang Gladiol pendelegasian dilakukan dengan
penyerahan kewenangan. Pendelegasian dilakukan oleh
Kepala ruang kepada ketua tim untuk melakukan evaluasi
pada perawat atau bidan pelaksana jika kepala ruang tidak
berada ditempat atau memiliki kepentingan yang lain. Selain
itu kepala ruang memberikan tugas kepada salah satu bidan
untuk menyiapkan seminar kasus yang dilakukan bersama
dengan tenaga kesehatan lainnya setiap bulannya untuk
memperbarui ilmu dan menambah pengetahuan baru.
5) Supervisi
Supervisi di RSUD Muntilan tidak dilakukan.Di ruang
Gladiol, supervisi dilakukan oleh kepala ruang untuk
melakukan penilaian terhadap kinerja atau kompetensi
bidan/perawat dalam memberikan asuhan pada klien.
Supervisi dilakukan secara tidak terencana atau dengan
pengamatan kelapa ruang secara langsung. Supervisi tidak
dilakukan setiap hari.
6) Ronde
Ronde kebidanan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk
mengatasi permasalahan klien yang dilaksanakan oleh
perawat/bidan yang melibatkan klien untuk membahas dan
melaksanakan asuhan keperawatan. Ronde yang dilakukan
diruang kebidanan belum terjadwal dan terstruktur. Ronde
kebidanan di Ruang Gladiol RSUD Muntilan hanya
dilakukan saat operan jaga, sekilas dan kurang optimal.
d. Pengendalian
1) Indikator mutu
Indikator mutu ruang kebidanan berpedoman pada indikator
mutu rumah sakit, yaitu :
a) Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit
b) Mewujudkan pengelolaan sumber daya rumah sakit yang
professional.
c) Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia
sesuai dengan bidang tugasnya.
d) Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan rumah sakit.
2) Audit dokumentasi asuhan
Audit dokumentasi asuhan seharusnya dilakukan oleh audit
mutu rumah sakit. Akan tetapi di ruang kebidanan dilakukan
oleh kepala ruang dengan melihat rekam medis atau catatan
medis pasien. Namun, hal tersebut sering dilakukan pada ketua
tim di ruang Gladiol. Sehingga audit dokumentasi asuhan di
ruang Gladiol belum terlaksana dengan baik.
3) Survey kepuasan
Survey kepuasan di ruang kebidanan bisa diukur dengan
adanya kuesioner yang diberikan kepada pasien setiap satu
bulan sekali, kemudian secara terbuka diberikan hak untuk
menulis kritik maupun saran. Apabila ada keluhan, kepala
ruang melakukan Handling Complain apabila terdapat
komplain yang dapat diselesaikan ditingkat ruangan.
4) Survey masalah pasien
Survey masalah pasien di ruang kebidanan dilakukan setiap
operan jaga yang dilakukan oleh ketua tim ruangan. Kepada
pasien yang sedang dirawat di ruang kebidanan maka bidan
menjelaskan kondisi pasien, menanyakan keluhan pasien,
menanyakan saran prasarana di ruangan apakah ada yang perlu
ditambahkan atau tidak..
e. Output
1) LOS ( Leght of Stay )
LOS menurut sudra (2010) adalah jumlah hari pasien rawat
inap yang tinggal di suatu ruangan di rumah sakit, tidak
termasuk bayi baru lahir. Dari aspek medis, semakin lama
angka LOS maka bisa menunjukkan kinerja kualitas medis
yang kurang baik karena pasien harus dirawat lebih lama (lama
sembuhnya). Dari aspek ekonomis, semakin lama nilai LOS
berarti semakin tinggi biaya yang nantinya harus dibayar oleh
pasien kepada pihak rumah sakit. Jadi diperlukan adanya
keseimbangan antara sudut pandang medis dan ekonomis
untuk menentukan nilai LOS yang ideal. Nilai LOS ideal yang
disarankan adalah 3-12 hari.
Rumus :
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑑𝑖𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡
𝐿𝑂𝑆 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 (𝐻𝑖𝑑𝑢𝑝 + 𝑚𝑎𝑡𝑖)

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan


kepala Ruang Gladiol RSUD Muntilandidapatkan hasil sebagai
berikut :
Untuk jumlah pasien yang keluar hidup dan mati diambil dari
register pasien pada bulan Juni 2019.
5
𝐿𝑂𝑆 =
227 𝑥227 =5

Dari hasil perhitungan LOS diatas menunjukkan bahwa


nilai LOS di Ruang Gladiol adalah tidak ideal.
2) TOI ( Turn over Interval )
TOI adalah rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati dari saat
diisi kesaat terisi berikutnya. Indikator ini dapat memberikan
gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Maka
nilai ideal TOI yang disarankan adalah 1-3 hari (Sudra, 2010).
Rumus :
𝑇𝑂𝐼
(𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡 𝑡𝑖𝑑𝑢𝑟𝑥𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒) − 𝐻𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛
=
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 (𝐻𝑖𝑑𝑢𝑝 + 𝑚𝑎𝑡𝑖)

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan


kepala ruang Ruang Gladiol RSUD Muntilandidapatkan hasil
sebagai berikut :
Untuk jumlah pasien yang keluar hidup dan mati diambil dari
register pasien pada bulan Juni, dari tanggal 24-29 Juni 2019.
(23𝑥30 ℎ𝑎𝑟𝑖) − 5
𝑇𝑂𝐼 = = 3,01
227

Dari hasil perhitungan TOI diatas menunjukkan bahwa


nilai TOI di Ruang Gladiol adalah sudah ideal.
3) BOR (Perhitungan Tempat Tidur Terpakai)
Bed Occupancy Rate adalah prosentase pemakaian tempat
tidur pada satu satuan waktu tertentu. Indikator ini
memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan
tempat tidur rumah sakit. Standar internasional BOR dainggap
baik adalah 80 – 90% sedangkan standar nasional BOR adalah
70-80 % (Sudra, 2010).
Berdasarkan hasil observasi selama 30 hari, jumlah hari
perawatan sebanyak 623 dan jumlah tempat tidur 23 tempat
tidur.
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑑𝑖 𝑟𝑢𝑚𝑎 𝑠𝑎𝑘𝑖𝑡
𝑥 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡 𝑡𝑖𝑑𝑢𝑟 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒
623
= 23 𝑥 30 𝑥 100%
= 90,28 %
Dari hasil perhitungan BOR diatas menunjukkan bahwa
nilai BOR di Ruang Gladiol RSUD Muntilanadalah belum
efisien.
C. Analisa Masalah
Analisis SWOT adalah kajian yang dilakukan terhadap suatu organisasi yang sedemikian rupa sehingga diperoleh
keterangan akurat tentang berbagai faktor kekuatan, kelemahan, kesempatan atau peluang hambatan atau ancaman yang dimiliki
serta atau dihadapi oleh organisasi. Dengan analisis ini akan diketahui dengan jelas berbagai persiapan yang perlu dilakukan
sehingga perencanaan yang akan dibuat dapat lebih realiatis.
Aspek yang Strength Weakness Opportunity Threat
Dikaji (kekuatan) (kelemahan) (kesempatan) (ancaman)
Man 1. Klasifikasi tingkat 1. Masih terdapat tenaga 1. Adanya kesempatan Tenaga kesehatan yang
pendidikan tenaga kesehatan yang belum melanjutkan ke cuti akan mengurangi
kesehatan di mengikuti pelatihan jenjang lebih tinggi jumlah tenaga kesehatan
Ruang Gladiol di dasar yang dibutuhkan 2. Rumah sakit yang bekerja sehingga
antaranya DIII 13 dalam profesinya (APN, memfasilitasi menyebabkan
orang (72,2%), BTCLS, APAR) perawat/bidan kekurangan tenaga
S1/D4 4 orang 2. Kebutuhan tenaga medis ruangan untuk
(22,2 %), Profesi menurut perhitungan mengikuti pelatihan
Ners 1 orang (5,5 rumus depkes yang ada
%). di ruang Gladiol masih
2. Adanya kurang 2
kompetensi

60 PROFESI BIDAN POLTEKKES SEMARANG


Aspek yang Strength Weakness Opportunity Threat
Dikaji (kekuatan) (kelemahan) (kesempatan) (ancaman)
tambahan yang
dimiliki
bidan/perawat
seperti PPGD atau
PPGDON, meknik
perawatan luka,
manajemen laktasi
3. Adanya satu
tenaga administrasi
dengan latar
belakang
pendidikan D1 dan
satu orang penata
ruang dengan latar
belakang
pendidikan
SMA/sederajat.

61 PROFESI BIDAN POLTEKKES SEMARANG


Aspek yang Strength Weakness Opportunity Threat
Dikaji (kekuatan) (kelemahan) (kesempatan) (ancaman)
Material 1. Tersedianya Nurse 1. Terdapat dua nurse Pengajuan alat-alat 1. Lamanya waktu yang
Station station dalam ruang kesehatan oleh kepala dibutuhkan dalam
2. Alat operasional Gladiol namun satu ruangan ke pihak rumah tindakan karena
ruangan disediakan nurse station belum sakit yang kurang keterbatasan alat.
oleh rumah sakit digunakan dengan mencukupi jumlahnya dan 2. Adanya tuntunan
3. Tersedianya maksimal. sudah tidak dapat dipakai yang tinggi dari
gudang 2. Sudah tersedia lagi. masyarakat untuk
penyimpanan yang peralatan medis melengkapi sarana
cukup memadai (doppler, Suction, dan prasarana
Tensimeter digital)
dan penunjang (box
bayi) namun
jumlahnya masih
kurang memadai
3. Sudah dilakukan
monitoring fungsi
alat namun belum
Aspek yang Strength Weakness Opportunity Threat
Dikaji (kekuatan) (kelemahan) (kesempatan) (ancaman)
maksimal.
4. Sudah terdapat
pengurangan resiko
jatuh terkait
pelayanan kesehatan
namun belum
optimal seperti bed
yang belum
terpasang pengaman
disampingnya
Metode 1. Menggunakan 1. Sudah terdapat sistem 1. Pengembangan metode Kebijakan sistem yang
metode tim dan penugasan model tim tim yang lebih baik. sering berubah
mempunyai 3 tetapi dalam 2. Pengadaan
katim. pelaksanaannya masih preconference dan
2. Terdapat lembar belum maksimal. postconference (15-20
dokumentasi 2. Pelaksanaan pre menit)
3. Adanya conference dan post 3. Pelaksanaan operan
Aspek yang Strength Weakness Opportunity Threat
Dikaji (kekuatan) (kelemahan) (kesempatan) (ancaman)
pelaksanaan conference belum jaga yang lebih baik
operan jaga. dilakukan secara teratur lagi (tidak hanya
3. Pelaksanaan operan diwakilkan)
jaga belum efisien
Money 1. Sumber dana Sistem pendanaan dirancang 1. Adanya BPJS dan Banyak
ruangan diperoleh setiap awal tahun sehingga asuransi kesehatan bermunculan rumah
dari dana APBD apabila ada kebutuhan yang dapat sakit baru dengan
tingkat I, APBD mendesak sulit untuk meningkatkan tawaran fasilitas
tingkat II, DAK terpenuhi pendapatan. yang lebih menarik
pusat dan anggaran 2. Pengembangan
mandiri dari kreatifitas perawat
BLUD. tanpa melupakan
tujuan utama dalam
memberikan asuhan
keperawatan
Perencanaan 1. Adanya 1. Semua SOP sedang 1. Pengembangan Tuntutan untuk selalu
kebijakan rumah dalam tahap pengajuan pendokumentasian mengupdate ilmu terbaru
Aspek yang Strength Weakness Opportunity Threat
Dikaji (kekuatan) (kelemahan) (kesempatan) (ancaman)
sakit tentang SOP revisi dan pengesahan berdasarkan SOP di bidang kesehatan
2. Penetapan peraturan
tertulis bagi bidan dan
perawat
Pengorganisa- 1. Memliki struktur 1. Kurangnya tenaga 1. Pengembangan 1. Jika pembagian tugas
sian organisasi dan kesehatan sehingga program pelaksanaan tidak jelas maka
pembagian tugas dalam pembagian metode penugasan asuhan keperawatan
2. Jadwal dinas sudah tugas tim kurang keperawatan tim kurang optimal.
ada maksimal. 2. Penerapan peraturan 2. Jika penukaran jadwal
3. Tim sudah 2. Bidan/perawat yang pada pasien dan tidak jelas akan
terbentuk cuti tiba-tiba dengan keluarga mengenai berakibat jadwal dinas
4. Sudah ada ketua menukar jadwal dinas jam kunjung menjadi tidak tertib
tim terhadap temannya 3. Jika penunggu pasien
5. Adanya petugas tanpa tidak mematuhi
keamanan mengkonfirmasikan peraturan maka akan
kepada kepala ruang mengganggu
3. Sistem ketertiban jam kenyamanan pasien
Aspek yang Strength Weakness Opportunity Threat
Dikaji (kekuatan) (kelemahan) (kesempatan) (ancaman)
berkunjung di ruang
Gladiol kurang tertib
Mutu 1. Menerima pasien 1. Masih banyak tenaga 1. Tingkatkan mutu 2. Tuntutan dari
dari semua lapisan kesehatan yang pelayanan masyarakat untuk
masyarakat berpendidikan D3 mendapatkan
2. Jenjang pendidikan 2. Indikator mutu masih pelayanan yang lebih
tenaga kebidanan dalam tahap professional
keperawatan perbaikan.
3. Capaian indikator
mutu
Kepuasaan 1. Adanya survey 1. Tidak semua pasien 1. Terdapat penilaian 1. Adanya peningkatan
kepuasan pasien mengisi kuesioner kepuasan pasien standar kepuasaan
secara objektif terhadap pelayanan masyarakat terhadap
asuhan keperawatan penilaian kualitas
pelayanan.
D. Identifikasi Masalah
NO DATA URAIAN MASALAH
1 Berdasarkan observasi di ruang Gladiol a. Belum terdapat tempat sampah khusus botol flacon
ketersediaan peralatan medis dan penunjang kurang b. Kurangnya box bayi
memadai. c. Alat vital sign dalam jumlah terbatas
d. Masih terdapat bed tanpa pengaman disampingnya
e. Kurangnya sprai, perlak, dan selimut
2 Berdasarkan hasil pengamatan sistem ketertiban Kurang optimalnya pengecekan ketertiban pengunjung pasien
jam berkunjung di ruang Gladiol kurang tertib oleh satpam setiap hari.
3 Berdasarkan observasi di ruang Gladiol sistem a. Pelaksanaan pre – post yang belum optimal
penugasan metode tim belum optimal. b. Belum terlaksananya ronde kebidanan,
c. Pelaksanaan operan jaga yang belum efektif
E. Prioritas Masalah
1. Magnetude (Mg)
Kecenderungan besar dan seringnya masalah terjadi
2. Saverity (Sv)
Besarnya kerugian yang ditimbulkan dari masalah ini
3. Manageability (Mn)
Berfokus pada keperawatan sehingga dapat diatur untuk perubahannya
4. Nursing Consent (Nc)
Melibatkan pertimbangan dan perhatian perawat
5. Affordability (Af)
Ketersediaan sumber daya
Rentang nilai yang digunakan 1-5, yaitu :
5 = Sangat Penting
4 = Penting
3 = Cukup Penting
2 = Kurang Penting
1 = Sangat Kurang Penting

68 PROFESI BIDAN POLTEKKES SEMARANG


PRIORITAS MASALAH MANAJEMEN PELAYANAN KEPERAWATAN

NO MASALAH Mg Sv Mn Nc Af TOTAL
UNSUR INPUT
Sistem penugasan metode tim
1. 5 5 5 5 4 2500
belum optimal.
Ketersediaan peralatan medis dan
2. 5 4 4 4 5 1600
penunjang kurang memadai
Sistem ketertiban jam berkunjung
3. 4 3 4 3 4 576
di ruang Gladiol kurang tertib

Dari prioritas masalah sebagai berikut :


1. Sistem penugasan metode tim belum optimal
2. Ketersediaan peralatan medis dan penunjang kurang memadai
3. Sistem ketertiban jam berkunjung di ruang Gladiol kurang tertib
F. Seleksi Alternatif Penyelesaian Masalah
Seleksi alternatif penyelesaian masalah pada ruang Gladiol menggunakan
pembobotan CARL, yaitu
1. Capability yaitu kemampuan melaksanakan alternatif
2. Accesability yaitu kemudahan dalam melaksanakan alternatif
3. Readiness, yaitu kesiapan dalam melaksanakan alternatif
4. Leverage, yaitu daya ungkit alternatif tersebut dalam
menyelesaikan masalah
Rentang nilai 1-5 dengan kriteria sebagai
berikut: Nilai 1 = sangat kurang sesuai
Nilai 2 = kurang sesuai
Nilai 3 = cukup sesuai
Nilai 4 = sesuai
Nilai 5 = sangat sesuai
Alternatif Penyelesaian
NO C A R L Total
Masalah
1 Mengusulkan bed dengan 3 3 4 3 108
pengaman dan tempat flacon
2 Mendisiplinkan sistem 5 5 4 4 400
penugasan tim
3 Melakukan penjagaan 3 4 3 4 144
terstruktur

Dari tabel di atas maka dibuat prioritas penyelesaian masalah sebagai


berikut:
1. Mendisiplinkan sistem penugasan tim
2. Melakukan penjagaan terstruktur
3. Mengusulkan bed dengan pengaman
G. Rencana Strategis
No Masalah Kegiatan Ruang Sasaran Metode Hasil yang diharapkan
1 Belum adanya Bekerjasama Gladiol Kepala Diskusi Terbentuk konsep sederhana untuk
penerapan ronde dengan kepala ruangan dan mengenai menerapkan ronde keperawatan
ruangan dan ketua ketua tim konsep ronde
kebidanan dalam kebidanan
tim untuk
penerapan metode
membentuk
MPKP Tim konsep ronde
kebidanan yang
mudah di terapkan
di ruangan
2 Belum optimalnya Bekerjasama Gladiol Kepala ruang, Diskusi dan Pre dan post conference terlaksana
pelaksanaan pre dan dengan kepala Ketua tim dan Role play dengan optimal
post conference ruangan dan ketua bidan
tim untuk
optimalisasi
pelaksanaan pre
dan post
conference

3 Ketersediaan Bekerjasama Gladiol Kepala ruang, Diskusi Peralatan medis dan penunjang yang
peralatan medis dan dengan kepala Ketua tim dan mengenai terpenuhi
penunjang kurang ruangan dan ketua bidan peralatan
tim untuk medis yang
memadai.
mendiskusikan dibutuhkan
tentang alat medis
yang kurang

71 PROFESI BIDAN POLTEKKES SEMARANG


memadai

4 Kurang optimalnya Bekerjasama Gladiol Kepala Diskusi Terlaksananya pengecekan kunjungan


sistem ketertiban dengan kepala ruangan dan mengenai pasien oleh satpam setiap hari.
ruangan dan satpam RSUD ketertiban
jam berkunjung di
satpam untuk Muntilan jam
ruang Gladiol berkunjunga
membentuk
kurang tertib n
ketertiban jam
berkunjung di
ruang gladiol

72 PROFESI BIDAN POLTEKKES SEMARANG


BAB III
PEMBAHASA
N

Berdasarkan hasil pengkajian dan wawancara yang dilakukan diruang


Gladiol RSUD Muntilan dan telah ditemukan prioritas masalah yaitu dalam fungsi
pengarahan yang berkaitan dengan operan, pre-post conference dan ronde, fungsi
perencanaan yang berkaitan dengan alat medis dan penunjang yang kurang
memadai, dan fungsi pengendalian berkaitan dengan sistem ketertiban jam
berkunjung di ruang yang kurang tertib.
A. Fungsi Pengarahan
1. Operan
Operan merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan
menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien atau
komunikasi dan serah terima antara shift pagi, sore dan malam (Nursalam,
2011). Operan dinas pagi ke dinas sore dipimpin oleh kepala ruangan,
sedangkan operan dinas sore ke dinas malam langsung dipimpin oleh
penanggung jawab tim sore ke penanggung jawab tim malam. Tujuan
dilaksanakan operan pasien menurut Nursalam (2011) adalah
menyampaikan kondisi atau keadaan pasien secara umum, menyampaikan
hal-hal penting yang perlu ditindaklanjuti dan tersusunnya rencana kejrja
berikutnya. Dalam operan diterangkan tentang asuhan keperawatan yang
telah diberikan oleh perawat yang telah selesai tugas. Operan ini harus
dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan
lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang
sudah dilakukan atau belum dan perkembangan klien saat itu.
Kegiatan operan diruang Gladiol telah dilakukan sesuai dengan
Standart operasional prosedur yang sudah disepakati oleh kelompok
dengan menerapkan prinsip operan, namun masih belum efektif, antara
lain : masih terdapat beberapa petugas yang membahas masalah pribadi
diluar pasien yang akan dioperkan, operan yang dilakukan kadang-kadang
tidak dilakukan bersama-sama karena belum semua perawat/bidan hadir

73 PROFESI BIDAN POLTEKKES SEMARANG


pada waktunya, kadang-kadang kepala ruang tidak hadir karena ada acara
tertentu.
Rencana tindak lanjut yang perlu dilakukan adalah dengan
menyepakati kembali jadwal dinas pagi, sore dan malam, membuat
rencana perawatan yang komprehensif dan terorganisir.
2. Pre dan Post Conference
Pre-post conference, yaitu komunikasi katim dan perawat
pelaksana setelah selesai operan dan sebelum operan berikutnya yang
dipimpin oleh katim atau penanggung jawab tim. Isi pre conference adalah
rencana tiap perawat (rencana harian) dan tambahan rencana dari katim
atau PJ tim. Isi post conference adalah hasil asuhan keperawatan tiap
perawat dan hal penting untuk operan (Keliat, 2009).
Kegiatan pre conference dan post conference diruang Gladiol
kurang optimal. Diskusi post conference berkaitan dengan masalah pasien
belum dilakukan secara optimal.
Rencana tindak lanjut yang perlu dilakukan adalah perlunya
peningkatan motivasi agar pelaksanaan pre-post conference dapat terus
dilakukan, peningkatan kualitas melalui pendidikan dan pelatihan, kepala
ruangan melakukan supervisi dan mengingatkan katim terhadap
pelaksanaan pre-post conference agar terbiasa dan menjadi budaya kerja.
Perlunya peninjauan struktur ruangan dan pemetaan tenaga yang
proporsional, adanya uraian tugas yang jelas di ruang agar kegiatan
diruangan lebih optimal.
3. Ronde Keperawatan
Ronde adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah
keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien
dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan akan
tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer atau
konselor, kepala ruangan, perawat associate yang perlu juga melibatkan
seluruh anggota tim.
Tujuan dari dilakukan ronde keperawatan adalah untuk menumbuhkan
cara berpikir secara kritis; menumbuhkan pemikiran tentang tindakan
keperawatan yang berasal dari masalah klien; meningkatkan validitas data
klien; menilai kemampuan justifikasi: meningkatkan kemampuan dalam
menilai hasil kerja; serta meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi
rencana perawatan.
Ronde keperawatan yang dilakukan diruang Gladiol belum terjadwal
dan terstuktur. Pembahasan tentang masalah yang belum teratasi hanya
dilakukan saat operan jaga.
Rencana tindak lanjut yang perlu dilakukan adalah perlunya
peningkatan motivasi agar pelaksanaan ronde keperawatan dapat terus
dilakukan, peningkatan kualitas melalui pendidikan dan pelatihan, kepala
ruangan melakukan supervisi dan mengingatkan katim terhadap
pelaksanaan ronde keperawatan.
4. Supervisi
Supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan
peningkatan kemampuan pihak yang disupervisi agar mereka dapat
melaksanakan tugas kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien dan
efektif (Sudjana, 2004). Kron & Gray (1987) mengartikan supervisi sebagai
kegiatan yang merencanakan, mengarahkan, membimbing, mengajar,
mengobservasi, mendorong, memperbaiki, mempercayai dan mengevaluasi
secara berkesinambungan anggota secara menyeluruh sesuai dengan
kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki anggota.
Supervisi dalam konteks keperawatan sebagai suatu proses kegiatan
pemberian dukungan sumber-sumber (resources) yang dibutuhkan perawat
dalam rangka menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan (Mc Farland, Leonard & Morris,1984).
Supervisi merupakan hal yang penting dilakukan untuk memastikan
pelayanan dan asuhan keperawatan berjalan sesuai standar mutu yang
ditetapkan. Supervisi tidak diartikan sebagai pemeriksaan dan mencari
kesalahan, tetapi lebih pada pengawasan partisipatif yaitu perawat yang
mengawasi pelaksanaan kegiatan memberikan penghargaan pada
pencapaian atau keberhasilan dan memberi jalan keluar pada hal-hal yang
belum terpenuhi. Untuk menjadi supervisor yang baik diperlukan
kompetensi yang harus dimiliki dalam melaksanakan supervisi ( Biddel,
1997).
Dalam penerapan MPKP diruang kegiatan supervisi sudah dilakukan
setiap hari oleh kepala ruangan antara lain supervisi kegiatan operan, pre-
post conference, pemberian asuhan kebidanan dan dokumentasi asuhan
kebidanan serta mengecek sarana dan prasarana, tetapi kegiatan masih
belum terstruktur dan dilakukan secara spontan.
Rencana tindak lanjut pelaksanaan supervisi yang harus dilakukan
adalah direncanakan siapa, kapan waktunya, kegiatan apa yang akan
disupervisi, bagaimana supervisi dilaksanakan dan penentuan standar serta
alat supervisi. Agar supervisi dapat dilakukan dengan lebih baik, kepala
ruangan / ketua tim perlu melatih dan membudayakan kegiatan supervisi
secara terus menerus dan mengembangkan ilmu yang dimiliki. Pihak
manajer keperawatan turut terlibat dalam pelaksanaan supervisi diruangan-
ruangan, merencanakan pengembangan SDM baik secara formal maupun
informal, dan juga memberikan pengayaan fungsi manajerial bagi kepala
ruangan dan katim terutama yang berkaitan dengan supervisi.
B. Fungsi Perencanaan
Standar Operasional Prosedur
Standar operasional prosedur adalah suatu pedoman atau acuan untuk
melakukan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja
instansi pemerintah maupun non pemerintah, usaha maupun non usaha,
berdasarkan indikator-indikator teknik, administratif, dan prosedural sesuai tata
kerja. (Tjipto Atmoko, 2008).
Alat medis dan penunjang yang kurang memadai di ruang gladiol
berkaitan dengan SPO nomer 180.186/135/48/2018 tentang Program
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien dan SPO nomer
180.186/133/48/2018 tentang Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan
Pasien RSUD Muntilan. Alat medis dan penunjang yang masih kurang
memadai diantaranya, box bayi, bed pasien yang tidak memiliki pengaman,
belum terdapat tempat sampah khusus botol kaca, alat vital sign dalam jumlah
terbatas, sarana penunjang perawatan pasien (sprei, selimut, perlak, dan sarung
bantal) yang masih kurang.
Rencana tindak lanjut yang perlu dilakukan adalah kepala ruang dan
ketua tim mendiskusikan dan mencatat alat medis dan penunjang yang masih
kurang agar dapat disampaikan pada saat rapat dengan seluruh karyawan dan
direktur rumah sakit sehingga dapat ditindak lanjuti.
C. Fungsi Pengorganisasian
Dalam struktur organisasi yang terdapat di RSUD Muntilan, ada
beberapa komponen yang dapat menunjang pelayanan di rumah sakit agar
berjalan dengan nyaman, aman, serta harmonis, salah satunya yaitu petugas
keamanan (Satpam). Tugas dan tanggung jawab satpam dirumah sakit antara
lain :
1. Bertanggung jawab kepada manajemen atas keamanan ketertiban, rasa
aman, dan nyaman dirumah sakit
2. Menjaga keamanan dan ketertiban pintu gerbang masuk maupun keluar dan
daerah sekitarnya
3. Melarang orang lain yang tidak berkepentingan berada di pos
4. Selalu bekerja sama dengan petugas satpam yang lainnya
5. Selalu berpenanampilan simpatik, sopan, dan tegas serta siap memberikan
informasi apabila siap dibutuhkan
6. Menerapkan dan mengawasi pelaksanaan kegiatan agar sesuai dengan SOP
7. Melakukan koordinasi dengan unit-unit lain dalam melakukan tugas
pengamanan
8. Mengatur lalu lintas pasien atau pengunjung yang datang di area lobby
rumah sakit
9. Menginformasikan kepada pengunjung mengenai jadwal jam kunjungan
Masalah yang terdapat di ruang Gladiol yaitu ketidaktertiban
pengunjung pasien dalam mematuhi jam kunjung serta kurang optimalnya
tugas satpam dalam melaksanakan tugasnya untuk pengecekan pengunjung
pasien sesudah jam kujungan selesai.
Rencana tindak lanjut yang perlu dilakukan adalah kepala ruang dan
satpam RSUD Muntilan mendiskusikan kemudian menyampaikan mengenai
tata tertib kunjungan kepada pengunjung pasien.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengkajian data diruang praktek manajemen menemukan beberapa masalah
yaitu:
1. Model yang digunakan dalam asuhan keperawatan memakai model
modifikasi TIM dengan pembagian tim menjadi 3 kelompok, namun
dalam penugasan metode tim belum optimal.
2. Kegiatan manajemen dilakukan dengan mengikuti standart operasional
prosedur. Namun dalam rutinitas kegiatan Operan, Prekonference, Post
konference, Ronde keperawatan dan Supervisi Keperawatan belum
optimal.
3. Ketersediaan peralatan medis dan penunjang yang ada di ruang Gladiol
kurang memadai
4. Sistem ketertiban jam berkunjung di ruang Gladiol kurang tertib
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, disarankan kepada :
1. Pimpinan / kepala
a. Memberikan dukungan dan kesempatan serta kemudahan bagi profesi
keperawatan dan bidan untuk mengembangkan karir dan pendidikan.
b. Pada setiap ruangan sebaiknya disediakan speaker yang terhubung
langsung dengan bagian keamanan sehingga saat jam kunjungan tiba dan
berakhir dapat diumumkan secara langsung dan pengunjung pasien dapat
segera meninggalkan ruangan/bangsal.
2. Subdepartemen Kebidanan
a. Melakukan supervisi secara teratur ke ruangan agar kemampuan yang
sudah terbentuk menjadi budaya kerja yang terus dipertahankan dan
ditingkatkan, memberi pujian terhadap hasil yang telah dicapai untuk
meningkatkan motivasi dan kualitas kerja bidan.
b. Dalam melakukan asuhan sebaiknya menggunakan format asuhan
kebidanan dan rencana asuhan kebidanan.
c. Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai seperti tensimeter
digital, dopler, termometer digital, dan printer.
3. Kepala Ruangan dan Ketua Tim.
a. Melakukan audit kebidanan secara berkala pada pasien yang akan pulang
atau dalam proses perawatan.
b. Melakukan supervisi yang rutin dan terjadwal.
c. Kepala ruang dan ketua tim mendiskusikan dan mencatat alat medis dan
penunjang yang masih kurang agar dapat disampaikan pada saat rapat
dengan seluruh karyawan dan direktur rumah sakit sehingga dapat
ditindak lanjuti.
4. Bidan Pelaksana
a. Melakukan asuhan kebidanan sesuai dengan jadwal.
b. Disiplin dalam ketepatan waktu shift, sehingga pre dan post coference,
operan dan ronde kebidanan bisa terlaksana dengan baik.
c. Pada saat operan seharusnya bidan yang akan bertugas menggantikan
shift jaga lebih memperhatikan operan yang disampaikan.
d. Jika ada alat-alat yang rusak atau peralatan yang sudah habis agar
melaporkan kepada karu/ katim sehingga dapat diatasi denga cepat.
5. Mahasiswa/ praktekan
Mahasiswa diharapkan dapat menambah kegiatan lain yang belum dapat
dilaksanakan seperti: rencana mingguan, bulanan, dan ronde keperawatan
dan memahami format pengkajian dan rencana intervensi yang sudah ada.

Anda mungkin juga menyukai