PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan lembaga dalam masyarakat, dimana rumah
sakit sebagai suatu struktur terorganisasi yang menggabungkan semua
profesi kesehatan, fasilitas diagnostic dan terapi, alat dan perbekalan serta
fasilitas fisik untuk menghasilkan pelayanan kesehatan yang bermutu bagi
masyarakat (Triwibowo, 2013).
Kualitas pelayanan adalah derajat memberikan pelayanan secara
efisien dan efektif sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan yang
dilaksanakan secara menyeluruh sesuai dengan kebutuhan pasien,
memanfaatkan teknologi tepat guna, dan hasil penelitian dalam
pengembangan pelayanan kesehatan atau keperawatan dan kebidanan
sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal. Pelayanan kesehatan
dimasyarakat merupakan bentuk pelayanan yang diberikan kepada pasien
oleh suatu tim multi disiplin termasuk tim keperawatan dan kebidanan
dalam melaksanakan pelayanan keperawatan dan kebidanan (Nursalam,
2011).
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif
dalam menjalankan suatu kegiatan di sebuah organisasi. Di dalam
manajemen tersebut mencakup kegiatan POAC (planning, Organizing,
Actuating, Controlling) terhadap staf, sarana, dan prasarana dalam
mencapai tujuan organisasi tersebut.Kebidanan Indonesia sekarang ini
masih berada dalam proses mewujudkan kebidanan sebagai profesi, maka
dari itu banyak terjadi beberapa perubahan-perubahan dalam aspek
kebidanan yaitu berupa penataan pendidikan tinggi kebidanan, pelayanan
dan asuhan kebidanan, pembinaan dan kehidupan keprofesian, dan
penataan lingkungan untuk perkembangan kebidanan. Perubahaan-
1. Sejarah Singkat
Pada tahun 1925 Pastor Vanlith bersama para suster mendirikan
balai pengobatan di daerah Muntilan. Balai pengobatan tersebut
dipimpin oleh seorang biarawati bernama Sr. Alfrida Smulder
Fransisca. Kemudian tanggal 1 Juni 1946 status balai pengobatan
tersebut dikelola oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Magelang.
Tenaga medis dan dokter satu-satunya pada saat itu adalah Dr. Gondo
Sumekto. Selanjutnya perkembangan balai pengobatan tersebut
semakin lama semakin maju. Pada tahun 1977 balai pengobatan
bekembang menjadi rumah sakit.Pada tanggal 3 Februari 1977 bapak
Ahmad selaku Bupati Magelang atas nama Pemerintah Daerah
Kabupaten Magelang membeli rumah sakit tersebut untuk dijadikan
rumah sakit umum.
RSUD Muntilan ditetapkan menjadi rumah sakit kelas C pada
tahun 1988 melalui keputusan Menteri Kesehatan Nomor :
105/Menkes/SK/1988. Secara struktur organisasi pada tahun 2002
RSUD Muntilan menjadi Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit
Umum Kabupaten Magelang (Eselon II) yang ditetapkan melalui Perda
Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pembentukan Badan Pelayanan
Kesehatan Kabupaten Magelang.
Seiring dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah Nomor 41
Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah, RSUD Muntilan
menjadi lembaga teknis daerah (eselon III) yang ditetapkan melalui
peraturan daerah nomor 30 tahun 2008 tentangPembentukan,
Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi, Struktur Organisasi dan Tata Kerja
BPK RSU Kabupaten Magelang.
Ijin penyelenggaraan RSUD Muntilan diterbitkan melalui Surat
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : HK.07.06/III/525/08
tentang Pemberian Ijin Penyelenggaraan Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Magelang Propinsi Jawa Tengah. Ijin tersebut telah
diperbaharui melalui surat keputusan bupati nomor
180.182/581/KEP/21/2015 tentang Izin Operasional Rumah Sakit
Umum Daerah Muntilan Kabupaten Magelang.
Mulai Tahun 2012 RSUD Muntilan telah menerapkan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD)
yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Bupati Magelang Nomor
188.45/451/KEP/02/2011 Tentang Penerapan Status Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) pada Rumah
Sakit Umum Daerah Muntilan Kabupaten Magelang secara bertahap
dan ditetapkan menjadi PPK BLUD Penuh pada Tahun 2013 melalui
Surat Keputusan Bupati Magelang Nomor 188.45/414/KEP/31/2013
tentang Penerapan Status Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum Daerah (PPK-BLUD) Secara Penuh Pada Rumah Sakit Umum
Daerah Muntilan Kabupaten Magelang.
Dalam Rangka meningkatkan Mutu Rumah Sakit RSUD Muntilan
pada tahun 2011 telah melaksanakan Akreditasi dan telah mendapat
status Akreditasi Penuh Tingkat lanjut melalui Keputusan Menteri
Kesehatan RI Nomor YM.01.10/III/504/2011 tentang pemberian
Status Akreditasi Penuh Tingkat Lanjut Kepada Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Magelang Di Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa
Tengah. Pada tahun 2016 Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Magelang sudah melaksanakan Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012
dengan lulus “Tingkat Madya (Bintang Tiga)” dari Komisi Akreditasi
Rumah Sakit dengan sertifikat akreditasi nomor KARS-
SERT/551/XII/2016 yang berlaku sampai dengan 20 Desember 2019.
2. Motto, Visi, Misi, dan Nilai-nilai
a. Motto
Motto RSUD Muntilan Kabupaten Magelang dalam meningkatkan
kinerjanya adalah “SEHATMU SEMANGAT KERJAKU”
b. Visi
Menjadi Rumah Sakit Rujukan Terpercaya di Kabupaten Magelang
dan Sekitarnya
c. Misi
1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
terjangkau.
2) Menyelenggarakan pengelolaan sumber daya rumah sakit
secara professional.
3) Menyelenggarakan peningkatan ilmu dan keterampilan tenaga
rumah sakit.
4) Memberikan pelayanan kesehatan yang memuaskan
pelanggan.
3. Nilai-nilai RSUD Muntilan Kabupaten Magelang
a. Keikhlasan.
b. Kejujuran.
c. Kedisiplinan.
d. Kebersamaan, dan
e. Kepedulian.
4. Tipe RSUD Muntilan Kabupaten Magelang
RSUD Muntilan merupakan satu dari sekian Rumah Sakit milik
Pemkab Magelang yang berupa RSU, dinaungi oleh Pemda
Kabupaten dan tercatat kedalam RS Kelas C. Rumah Sakit ini telah
Ijin penyelenggaraan RSUD Muntilan diterbitkan melalui Surat
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : HK.07.06/III/525/08
tentang Pemberian Ijin Penyelenggaraan Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Magelang Propinsi Jawa Tengah. Ijin tersebut telah
diperbaharui melalui surat keputusan bupati nomor
180.182/581/KEP/21/2015 tentang Izin Operasional Rumah Sakit
Umum Daerah Muntilan Kabupaten Magelang.
5. Jenis-jenis Pelayanan Kesehatan
Pelayanan yang diberikan oleh RSUD Muntilan Kabupaten Magelang
meliputi pelayanan Rawan Jalan, Rawat Inap, Instalasi Bedah Sentral
(IBS), Instalasi Persalinan, Instalasi ICU, Instalasi Rehabilitasi Medik,
Instalasi Rujukan, Instalasi Promkes RS dan Humas, Instalasi NICU
dan PICU serta Pelayanan Penunjang Medis dan Non Medis
a. Rawat Jalan
RSUD Muntilan memiliki fasilitas Rawat Jalan, yaitu suatu
fasilitas pelayanan kesehatan seperti observasi diagnosis,
pengobatan, rehabilitasi, dan pelayanan kesehatan lainnya, tanpa
mengharuskan pasien tersebut dirawat inap.
Rawat Jalan di RSUD Muntilan didukung oleh tenaga medis dokter
dan perawat berpengalaman,serta fasilitas dan alat-alat yang
memadahi.Pelayanan rawat jalan terdiri dari:
1) Klinik Orthopedi
dr. Wahyu Setyawan, Sp.OT
2) Klinik Psikologi
a) Andhika Kustaryono, S.Psi, M.Psi
b) Dyah Nining Setyaningsih, S.Psi
3) Klinik Penyakit dalam
a) dr. Ferry Kurniansih, Sp.PD
b) dr. Syamsul Arief Zahra, Sp.PD
c) dr. Zaenab Muslikah, Sp.PD
4) Klinik Bedah
a) dr. Riza Pahlevi, MSi, Med, Sp.B
b) dr. Wawan Suci Nurasti, Sp.B
5) Klinik Kebidanan dan
Kandungan
a) dr. Hari Sasongko, Sp.OG
b) dr. Heriyono, Sp.OG
c) dr. Suryani Puspadewi, Sp.OG
d) dr. Ide Pustaka Setyawan, M.Sc, Sp.OG
6) Klinik Anak
a) dr. Juliani, M.Kes, Sp.A
b) dr. Kurniati Suharto, Sp.A
7) Klinik Syaraf
dr. Supriyatno, Sp.S
8) Klinik THT
dr. Siamsasi Roharni, Sp.THT-KL
9) Klinik Mata
dr. Wiwik Widowati, Sp.M
10) Klinik Jiwa
dr. Wijaya Aji, M.Sc, Sp.KJ
11) Klinik Gigi
drg. Budi Rohman
12) Klinik Gigi Anak
drg. Yuliana Murti Wuryandari, Sp.KGA
13) Klinik Rehab Medik
a) dr. Adelina Prajitno, Sp.KFR
b) dr. Novianasari Brilliant, Sp.KFR
14) Klinik Umum
dr. Triyono
15) Klinik Gizi
16) Klinik VCT
17) Klinik TB DOTS
a) dr. Zaenab Muslikah, Sp.PD
b) dr. Syamsul Arief Zahra, Sp.PD
18) Klinik CST
a) dr. Zaenab Muslikah, Sp.PD
b) dr. Ferry Kurniasih, Sp.PD
19) Medical Check Up
b. Rawat Inap
1) Menur (perawatan penyakit dalam dan syaraf)
2) Mawar (perawatan penyakit dalam dan syaraf)
3) Dahlia (perawatan penyakit dalam dan syaraf)
4) Anggrek (perawatan penyakit dalam dan syaraf)
5) Aster (semua spesialisasi penyakit)
6) Seruni (perawatan penyakit anak)
7) Flamboyan (perawatan pasca bedah)
8) Gladiol (perawatan pasca bersalin dan obsgyn lainnya)
c. Instalasi Bedah Sentral
Instalasi bedah sentral merupakan instalasi yang melayani tindakan
pembedahan (operasi) baik yang direncanakan (Elektif) maupun
yang gawat darurat (Emergency). Pembedahan yang dapat
dilakukan di RSUD Muntilan Kabupaten Magelang meliputi:
1) Bedah Umum
2) Bedah Obsgyn
3) Bedah THT
4) Bedah Mata
5) Bedah Gigi
6) Bedah Ortopedi
d. Instalasi Persalinan
Instalasi Persalinan merupakan instalasi yang memberikan
pelayanan persalinan dan kasus kebidanan dan kandungan.
e. Instalasi Intensive Care Unit (ICU)
Instalasi Intensive Care Unit merupakan instalasi yang
memberikan pelayanan untuk pasien yang perlu perawatan intensif
dan komprehensif.
f. Instalasi Rehabilitasi Medik
Instalasi Rehabilitasi Medik merupakan instalasi yang memberikan
pelayanan fisioterapi untuk menstabilkan atau memperbaiki
gangguan fungsi alat gerak/fungsi tubuh yang terganggu.
g. Instalasi Rujukan
Instalasi yang memberikan pelayanan untuk kebutuhan mobilisasi
pasien seperti pengantaran pasien rujukan, pelayanan
menjemput/mengantar pasien baik untuk transportasi di dalam
rumah sakit ataupun untuk ke luar rumah sakit baik dalam maupun
luar kota, evakuasi kasus kegawat daruratan, pelayanan
pemulangan jenazah serta evakuasi jenazah dari korban kecelakaan
selama 24 jam. RSUD Muntilan Kabupaten Magelang saat ini
mempunyai 6 buah mobil ambulance dan 1 buah mobil jenazah.
h. Instalasi Promosi Kesehatan RS dan Humas (PKRS dan Humas)
Instalasi Promosi Kesehatan RS dan Humas (PKRS dan Humas)
merupakan instalasi yang menyelenggarakan kegiatan promosi
rumah sakit, pelayanan informasi dan penyuluhan kesehatan,
dokumentasi, pemberian informasi tentang rumah sakit pada
masyarakat, serta penanganan pengaduan / keluhan masyarakat.
i. Instalasi NICU dan PICU
Instalasi NICU dan PICU merupakan instalasi yang memberikan
pelayanan perawatan untuk bayi dan anak dalam kondisi kritis/
sakit berat yang memerlukan observasi/ pengawasan lebih ketat.
j. Pelayanan Penunjang Medis
1) IGD 24 jam
Instalasi Gawat Darurat buka 24 jam, merupakan salah satu
unit terdepan dari bagian pelayanan rumah sakit yang
memberikan pelayanan pada pasien gawat darurat/emergency
dan false emergency bekerja sama dengan unit terkait lainnya.
IGD RSUD Muntilan Kabupaten Magelang siap memberikan
pelayanan pasien gawat darurat yaitu pasien dengan ancaman
kematian dan perlu pertolongan segera (critically ill patient),
pasien yang tidak ada ancaman kematian tetapi perlu
pertolongan segera (emergency patient), dan pelayanan pasien
tidak gawat tidak darurat yang datang ke IGD selama 24 jam
terus-menerus.
2) Instalasi Laboratorium dan Bank Darah
Instalasi laboratorium merupakan instalasi yang
bertanggungjawab memberikan pelayanan pemeriksaan
laboratorium untuk membantu menegakkan diagnosis,
memantau penyakit dan pengobatan serta menentukan
prognosis serta instalasi yang memberikan pelayanan
pemenuhan kebutuhan darah untuk transfusi di rumah sakit.
Adapun pelayanan laboratorium yang dilakukan di RSUD
Muntilan Kabupaten Magelang adalah pelayanan laboratorium
patologi klinik dan pelayanan laboratorium patologi anatomi
sedangkan untuk pelayanan darah RSUD Muntilan bekerja
sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI).
3) Instalasi Radiologi
Instalasi Radiologi merupakan instalasi yang memberikan
layanan pemeriksaan radiologi dengan hasil pemeriksaan
berupa foto/ gambar untuk membantu dokter yang merawat
pasien dalam penegakan diagnosis.
4) Instalasi Farmasi
Instalasi Farmasi merupakan instalasi yang memberikan
pelayanan kefarmasian dalam penggunaan obat dan alat
kesehatan untuk pasien yang berobat di RSUD Muntilan
Kabupaten Magelang.
5) Instalasi Gizi
Instalasi gizi merupakan instalasi yang memberikan pelayanan
nutrisi/makan pasien rawat inap, asuhan gizi pasien rawat inap,
konsultasi gizi pasien rawat inap & rawat jalan, serta
pelayanan nutrisi karyawan dengan risiko kesehatan.
k. Pelayanan Penunjang Non Medis
1) Instalasi Kesehatan Lingkungan
Instalasi Kesling & Pengelolaan Limbah merupakan instalasi
yangbertanggung jawab terhadap :
a) Pengelolaan Air Bersih.
b) Pengelolaan Air Limbah.
c) Pengelolaan Sampah.
d) Penyehatan Ruang Bangun.
e) Penyehatan Makanan dan Minuman.
f) Penyehatan Tempat Pencucian Umumdan Linen.
g) Sterilisasi dan Desinfeksi Ruangan.
h) Pengendalian Serangga dan Binatang Pengganggu.
i) Penyuluhan Kesehatan Lingkungan.
2) Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS)
Instalasi Pemeliharaan Sarana & Prasarana Rumah Sakit
(IPSRS)merupakan instalasi yang mempunyai tugas pokok
melaksanakanpemeliharaan sarana dan prasarana di RSUD
Muntilan Kabupaten Magelang,termasuk fasilitas peralatan
medis berada di bawah tanggung jawab IPSRS.
3) Instalasi Loundry
Instalasi Loundry merupakan instalasi yang berperan dalam
pengelolaanlinen dalam hal menyediakan linen bersih, kering,
rapih, utuh dan siap pakaidisetiap unit rumah sakit dengan
memperhatikan kemungkinan terjadinya pencemaran infeksi
dan efek penggunaan bahan kimia.
4) Instalasi Keamanan dan Ketertiban Parkir
Instalasi Keamanan, Ketertiban dan Parkir merupakan instalasi
yangmelaksanakan kegiatan pengamanan dan ketertiban parkir
RS sertapencegahan/ penanggulangan gangguan keamanan dan
ketertiban parkir dilingkungan RSUD Muntilan Kabupaten
Magelang.
5) Instalasi Pemulasaraan Jenazah
Instalasi Pemulasaraan Jenazah merupakan instalasi yang
mengelola kegiatanpemulasaraan jenazah di rumah sakit yang
meliputi:
a) Perawatan jenazah
b) Pemandian jenazah
c) Do’a/sholat jenazah
d) Pengawetan jenazah
e) Penitipan/penyimpanan jenazah
f) Pemakaman jenazah
6) Instalasi Pusat Sterilisasi
Instalasi Pusat Sterilisasi dan Pengendalian Infeksi merupakan
instalasi yangberperan dalam meningkatkan mutu sterilisasi
yang sesuai dengan standarsterilisasi dan berperan dalam
upaya pengendalian infeksi nosokomial dirumah sakit.
Instalasi ini memberikan pelayanan terhadap semua kebutuhan
bahan atau alat dalam kondisi steril/bebas dari mikroorganisme
secara cepat tepat dan terukur.
B. Pengumpulan data
1. Data umum ruang praktek
a. Tenaga dan Pasien (M1 – Man)
1) Recuitmen
Ruang Gladiol merupakan bagian dari RSUD Muntilan
sehingga untuk recruitmennya mengikuti dari kebijakan rumah
sakit. Rumah sakit dalam melakukan rekrutmen mengikuti
Badan Kepegawaian Daerah (BKD) kabupaten Magelang.
Sedangkan BKD dalam melakukan rekruitmen sesuai dengan
petunjuk teknis (Juknis) dari pusat mengenai mekanisme
rekruitmen dan banyaknya harus sesuai kebutuhan.
2) Tenaga Medis dan Non Medis
Tenaga Medis di Ruang Gladiol RSUD Muntilan Kabupaten
Magelang dibagi 3 shift, dengan jam kerja : (a) shift I jam
07.00 s.d. 13.30, (b) shift II jam 13.30 s.d. 20.00, (c)shift III
jam 20.00 s.d. 07.00. Setiap menjalankan tugas malam selama
2 hari berturut-turut diberikan istirahat 2 hari serta tenaga
medis ditambah dengan jatah libur di tanggal merah setiap
bulannya
Tenaga Medis yang ada sejumlah 16, diantaranya bidan
sejumlah 12 dan perawat sejumlah 4. Sedangkan tenaga non
medis, diantaranya tenaga administrasi sejumlah 1 dan
prakarya sejumlah 1.
Jam kerja tenaga administasi : Senin s.d. Sabtu jam 07.00 s.d.
13.30 begitu juga dengan jam kerja prakarya di Ruangan
Gladiol
b. Bangunan, sarana dan Prasarana (Material)
Ruang Gladiol memiliki beberapa ruang yang masing-masiang
ruangannya memiliki fungsi tersendiri selain ruang perawatan
pasien. Ruangan tersebut yaitu, 2 Nurse Station, 1 kamar jaga
petugas, 2 kamar mandi petugas, 1 ruang rapat, 1 ruang dokter, 1
ruang kepala ruang, 1 gudang, 1 ruang obat, 1 ruang linen, 1 ruang
memandikan bayi, 1 pantry, dan 1 ruang ibadah, dan 3 kamar
mandi pasien.
Daya tampung pasien di Ruang Gladiol RSUD Muntilan
Kabupaten Magelang sebanyak 23 bed yang dibedakan menjadi 1
ruang tindakan, 1 ruang observasi, 2 ruang VIP, 1 ruang isolasi, 2
ruang kelas I, 2 ruang kelas II, dan 4 ruang kelas III.
Ruang Tindakan terdiri dari 1 ruang yang mana setiap
ruangterdapat 1 bed dengan fasilitas AC, 1 almari,1 wastafel, 1
stretcher/pijakan, 1 kursi tunggu, 1 O2 sentral, 3 bengkok, dan
wadah dekontaminasi alat.
Ruang Observasi terdiri dari 1 ruang yang mana di dalamnya
terdapat 1 bed, 1 almari pasien, 1 kursi tunggu, dan 1 AC.
Ruang VIP terdiri dari 2 kamar yang mana tiap kamarnya
dilengkapi dengan 1 bed, 1 sofa tunggu,1 oksigen sentral, 1 set
kursi teras, 1 AC, 1 televisi, 1 kulkas, 1 kamar mandi yang
dilengkapi dengan WC duduk, wastafel, shower, ember, gayung,
water heater, dan alat kesehatan penunjang seperti pispot sejumlah
1 buah.
Ruang isolasi terdiri dari 1 kamar dengan fasilitas 1 bed pasien, 1
kursi penunggu pasien, dan 1 almari.
Ruang kelas III terdiri dari 4 ruang dimana setiap ruangnya
memiliki fasilitas 3 bed pasien, 3 almari, 3 kursi penunggu,
1stretcher/pijakan, 2 kipas angin, 2 O2 sentral, dan tirai sebagi
penyekat antar bed.
Ruang kelas II terdiri dari 2 ruangan dimana setiap ruangan
terdapat fasilitas 2 bed pasien, 2 almari, 2 kursi penunggu
pasien,dan 2 kipas angin serta tirai penyekat antar bed pasien.
Ruang kelas I terdiri dari 2 ruangan dimana setiap ruangannya
terdapat fasilitas 1 bed pasien, 1 sofa tunggu, 1 kursi penunggu
pasien, 1 AC, 1 almari, 1 Oksigen sentral, 1 wastafel dan 1 kamar
mandi dengan fasilitas WC duduk, ember, shower, gayung, pispot
dan water heater.
Tabel.2.1. Daftar Inventaris Alat Rumah Tangga Ruang Gladiol
RSUD Muntilan
Jumlah di
No Nama Barang Standar Keterangan
ruangan
1 Almari obat 1 1 Baik
2 Nampan 2 3 Baik
3 Kursi roda 2 1 Baik
4 Kursi kayu pasien 22 22 Baik
5 Lampu sorot 1 1 Baik
6 Lampu emergency 1 Baik
7 Almari pasien 24 25 Baik
8 Tempat tidur 22 24 Baik
fungsional
9 Tempat sampah 2 Baik
infeksius besar
10 Tempat sampah non 10 Baik
infeksius kecil
11 Tempat sampah non 2 Baik
infeksisus besar
12 Troli medikasi 2 1 Baik
13 Troli obat 1 2 Baik
14 Bantal 24 24 Baik
15 Kasur 24 24 Baik
16 Almari linen 2 1 Baik
17 Kulkas 1 3 Baik
18 Tempat sampah 1 Baik
plabot
19 AC 10 Baik
20 APAR 3 Baik
21 Aseptic Gel 15 Baik
22 Dispenser 1 Baik
23 Baskom mandi 19 Baik
24 Ember besar biru 9 Baik
25 Ember kecil 1 Baik
26 Ember mandi bayi 1 Baik
27 Gayung 10 Baik
28 I phone 2 2 Baik
29 Jam dinding 2 2 Baik
30 Kursi kayu petugas 5 Baik
31 Kursi busa hijau 4 4 Baik
32 Kursi teras vip 2 set 2 set Baik
33 Kursi kantor 2 1 Baik
34 Kursi putar 4 Baik
35 Kursi rapat merah 20 20 Baik
36 Kalkulator 1 1 Baik
37 Kipas angin gantung 11 Baik
38 Kompor listrik 1 1
39 Komputer 1 1 Baik
40 Loker besar 2 2 Baik
41 Meja kantor 2 2 Baik
42 Matras bayi 1 1 Baik
43 Meja Nurse Station 2 2 Baik
44 Meja Rapat 1 1 Baik
45 O2 sentral 24 21 Baik
46 Panci 2 2 Baik
47 Rol kabel 2 1 Baik
48 Rak kayu 2 2 Baik
49 Stretcher/pijakan 24 2 Baik
50 Sofa tunggu 2 4 Baik
51 Spill kit 1 1 Baik
52 Tape recorder set 1 1 Baik
53 Troli market 1 1 Baik
54 Troli mandi 1 1 Baik
55 Troli linen 1 1 Baik
56 Troli emergency 1 1 Baik
57 Tissue box 2 2 Baik
58 Termos darah 2 2 Baik
59 UPS 1 1 Baik
60 Wastafel 2 9 Baik
61 Water heater 8 8 Baik
62 TV 4 Baik
63 Box Countener 2 Baik
Besar
64 Box Countener Kecil 2 Baik
e. Pemasaran (M5/Marketing)
Pelayanan yang ada dipasarkan melalui SMS, telepon, email,
website, kotak saran, petugas pengaduan dan konsultasi.
2. Data Khusus Ruang Praktek
a. Fungsi Perencanaan
1) Visi Ruangan
Visi Ruang Gladiol yaitu terciptanya pelayanan perawatan
dan kebidanan yang professional agar tercapai kepuasan
pasien dan petugas.
2) Misi Ruangan
Misi Ruang Gladiol yaitu
b) Melayani pasien dengan professional dan memuaskan
c) Meningkatkan ketrampilan petugas
d) Menjalin kerjasama yang baik antar petugas
3) Standar Operasional Prosedur
Standar operasional prosedur Ruang Gladiol RSUD Muntilan
Kabupaten Magelang sudah ada namun sebagian masih
dalam proses pengajuan untuk dilakukan revisi untuk
keperluan akreditasi rumah sakit.
Tabel 2.7 Daftar SPO Di Ruang Gladiol
No Nomor SK Judul SPO
Rotasi, Retensi, Mutasi, dan
Promosi Tenaga Keperawatan dan
1. 180.186/253/48/2018
Kebidanan di RSUD Muntilan
Kabupaten Magelang
Pemberlakuan Panduan Refleksi
Diskusi Kasus di Ruang Rawat di
2. 180.186/252/48/2018
RSUD Muntilan Kabupaten
Magelang
Pemberlakuan Panduan Timbang
Terima atau Operan Tugas Jaga di
3. 180.186/251/48/2018
RSUD Muntilan Kabupaten
Magelang
Program Peningkatan Mutu
4. 180.186/135.b/48/2018
Prioritas
5. 565/ PEL/ III/ 2017 SPO Validasi Data Indikator Mutu
Program Peningkatan Mutu dan
6. 180.186/135/48/2018
Keselamatan Pasien
Pedoman Peningkatan Mutu dan
7. 180.186/133/48/2018 Keselamatan Pasien RSUD
Muntilan
8. 180.186/135.c/48/2018 Program Manajemen Risiko
9. 537/ PEC/ X/ 2016 Pencatatan dan Pelaporan Insiden
Pemberlakuan Panduan Pelayanan
10. 180.186/84/48/2018
yang Terintegrasi RSUD Muntilan
SPO Aktivasi Tim Operasi
11. 106/ PEL/ VIII/ 2016 Emergency (CITO)
Kebijakan Pemberlakuan Panduan
12. 180.186/155/48/2018 Penolakan Resusitasi (DNR) di
RSUD Muntilan
Panduan Asuhan Keperawatan
13. 180.186/105/48/2018
Maternitas
Panduan Asuhan Kebidanan
14. 180.186/105/48/2018 Besalin, Nifas, KIA
Perberlakuan Pedoman
Penyelenggaraan dan Penerapan
15 180.186/181/18/2016
Dokter Penanggung Jawab
Pelayanan (DPJP) RSUD Muntilan
Pemberlakuan Panduan Discharge
16 180.186/176/18/2016 Planning RSUD Muntilan
17 002/LDR/IX/2016 Pengelolaan Linen Infeksius
Panduan Ketepatan Identifikasi
18 180.186/42/18/2016 Pasien RSUD Muntilan
19 180.186/43/18/2106 Pandan Peningkatan Komunikasi
yang Efektif
Anggota Anggota
Farida
Md. Keb 2.Sri Lestari, AMd.Keb 3.Eko Yuliani, AMd.Kep 4.Septi Dewi P, P, AMd.
AMd. Keb
Keb Esti Lilaningsih,
5.Oky Reny O, AMd. Kep AMd. Keb
Eni Setyaningsih, AMd. Kep Fitri Nur A, AMd. Keb
Cherry D, AMd. Keb Afra Nabila, AMd. Keb
Haryati, S.ST Paula Liana M, AMd. Keb
Putri D, AMd. Kep
2) Uraian Tugas
Berikut merupakan uraian tugas kepala ruang, wakil kepala
ruang, ketua tim, dan bidan/perawat pelaksana.
a) Kepala Ruang
(1) Membuat jadwal dinas koordinasi dengan ketua tim
(2) Menyiapkan materi tentang permasalahan pasien dan
ruangan yang ada pada hari tersebut termasuk laporan
permasalahan dinas malam
(3) Kepala ruang melakukan meeting morning untuk
menindaklanjuti masalah yang ada yang diawali
dengan doa dan diakhiri dengan doa
(4) Membagi pasien ke dalam grup metode tim sesuai
dengan kemampuan dan beban kerja
(5) Memfasilitasi dan mendukung kelancaran tugas ketua
tim dan anggota tim
(6) Melakukan supervisor dan memberi motivasi seluruh
staf keperawatan untuk mencapai kinerja yang
optimal
(7) Memberikan reinforcement positif kepada semua staff
termasuk pada saat mengakhiri meeting morning
kepada dinas malam dan dinas pagi
(8) Melakukan upaya peningkatan mutu asuhan
keperawatan dengan melakukan evaluasi melalui
angket setiap pasien akan pulang
(9) Mendelegasikan tugas kepada PPJR pada jaga sore,
malam, libur
(10) Berperan serta sebagai konsultan
(11) Melakukan pengawasan kedisiplinan tugas staff
melalui daftar hadir yang ada di ruang
(12) Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien dan
keluarga
(13) Mengadakan CNE (Continuing Nursing Education)
tiap bulan sekali
b) Wakil Kepala Ruang
1) Menyusun rencana kerja bersama kepala ruang
2) Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan
pelayanan keperawatan di ruangan
3) Menyusun rencana kebutuhan keperawatan dari segi
jumlah maupun kualitas berkoordinasi dengan kepala
ruang, kepala keperawatan atau instalasi
4) Mengatur dan mengkoordinasi seluruh kegiatan sesuai
dengan kebutuhan pelayanan
5) Menyusun jadwal dinas tenaga keperawatan atau
tenaga lain yang baru di ruangan
6) Melaksanakan orientasi untuk tenaga keperawatan
atau tenaga lain yang baru di ruangan
7) Memberikan orientasi pada siswa/mahasiswa
keperawatan di ruangan
8) Memberi orientasi pada pasien dan keluarga meliputi,
peraturan RS, tata tertib ruangan, fasilitas, dan cara
penggunaannya serta kegiatan rutin sehari-hari
9) Membimbing tenaga keperawatan untuk
melaksanakan pelayanan sesuai dengan standart
10) Mengadakan pertemuan berkala atau sewaktu-waktu
dengan staf keperawatan dan petugas lain yang
bertugas di ruangan
11) Memberi ijin atau kesempatan kepada staf untuk
mengikuti kegiatan ilmiah dengan koordinasi kepala
seksi pelayanan keperawatan
12) Mengupayakan pengadaan, pengaturan, dan
pemeliharaan peralatan dan obat-obatan sesuai
kebutuhan berdasarkan kebijakan rumah sakit
13) Mendampingi visite dokter
14) Mengendalikan kualitas sistem pencatatan dan
pelaporan asuhan perawatan dan kegiatan lain secara
tepat dan benar
15) Meneliti pengisian formulir sensus harian
16) Meneliti dan memeriksa daftar permintaan makanan
pasien
17) Menyimpan berkas catatan medis dalam masa
perawatan selanjutnya mengembalikan ke bagian
rekam medis bila pasien keluar atau pulang
18) Membuat laporan harian mengenai pelaksanaan
asuhan keperawatan serta kegiatan lain dan
disampaikan pada atasan
19) Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien atau
keluarga sesuai kebutuhan dasar dalam
kewenangannya
20) Melakukan serah terima dan kegiatan lain dalam
pergantian dinas
21) Mengendalikan dan menilai pelaksanaan asuhan
keperawatan yang telah ditentukan
22) Mengawasi dan menilai siswa/mahasiswa
keperawatan untuk memperoleh pengalaman belajar
sesuai tujuan program bimbingan yang telah
ditentukan
23) Melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan yang
berada di bawah tanggung jawabnya
24) Mengawasi dan mengendalikan dan menilai
pendayagunaan tenaga keperawatan, peralatan, dan
obat-obatan
25) Mengawasi dan menilai mutu asuhan keperawatan
sesuai standar yang berlaku secara mandiri atau
berkoordinasi dengan Tim Pengendali Mutu Asuhan
Keperawatan.
c) Ketua Tim
1) Bertugas pada pagi hari
2) Bersama anggota tim menerima operan tugas jaga dari
anggota tim yang tugas malam
3) Bersama anggota tim melakukan konfirmasi/supervisi
tentang kondisi pasien segera setelah selesai operan
tugas jaga malam
4) Bersama anggota tim melakukan doa bersama sebagai
awal dan akhir tugas dilakukan setelah operan tugas
jaga malam
5) Melakukan pre conference dengan semua anggota tim
yang ada dalam grupnya setiap awal dinas pagi
6) Membagi tugas atau pasien kepada anggota tim sesuai
kemampuan dan beban kerja
7) Melakukan pengkajian, menetapkan masalah atau
diagnosa dan perencanaan keperawatan kepada semua
pasien yang menjadi tanggung jawab ada buku di
rekam keperawatan
8) Memonitor dan membimbing tugas anggota tim
9) Membantu tugas tim untuk kelancaran pelaksanaan
asuhan pasien
10) Mengoreksi, merevisi, dan melengkapi catatan asuhan
keperawatan yang dilakukan oleh anggota tim yang
ada di bawah tanggung jawabnya.
11) Melakukan evaluasi hasil kepada setiap pasien sesuai
tujuan yang ada dalam perencanaan asuhan
keperawatan dan ada bukti dalam rekam keperawatan
12) Melaksanakan post conference pada setiap akhir dinas
dan menerima laporan tugas jaga dari anggota tim
untuk persiapan operan tugas jaga berikutnya
13) Mendampingi anggota tim dalam operan tugas jaga
kepada anggota tim yang tugas jaga berikutnya
14) Memperkenalkan anggota tim yang ada dalam satu
grup atau yang akan merawat selama pasien dirawat
atau kepada pasien/keluarga baru
15) Mendelegasikan tugas kepada anggota tim pada sore
malam libur
16) Melaksanakan pendelegasian tugas PJ ruang bila pagi
hari tidak bertugas
17) Menyelenggarakan diskusi kasus dengan dokter dan
tim kes lain setiap minggu
18) Menyelenggarakan diskusi kasus dalam pertemuan
rutin keperawatan di ruangan minimal sebulan sekali
19) Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas
20) Melakukan bimbingan klinik keperawatan kepada
mahasiswa praktik yang ada dalam grupnya dalam
rangka orientasi dan pelaksanaan praktik keperawatan
(ronde keperawatan/bed side teaching)
d) Anggota Tim/Bidan, perawat pelaksana
1) Melaksanakan operan tugas setiap awal dan akhir jaga
dan kepada anggota tim yang ada dalam satu grup
2) Melakukan konfirmasi atau supervisi tentang kondisi
pasien segera setelah selesai operan setiap pasien
3) Melakukan doa bersama setiap awal dan akhir tugas
yang dilakukan setelah selesai serah terima operan
tugas jaga
4) Mengikuti pre conference yang dilakukan ketua tim
setiap awal tugas
5) Melaksanakan asuhan kebidanan kepada pasien yang
menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti di rekam
keperawatan
6) Melakukan monitoring respon pasien dan ada bukti di
rekam keperawatan
7) Melakukan konsultasi tentang masalah pasien/keluarga
kepada ketua tim
8) Membimbing dan melakukan pendidikan kesehatan
kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya dan
ada bukti di rekam keperawatan
9) Menerima keluhan pasien/keluarga dan berusaha untuk
mengatasinya
10) Melengkapi catatan asuhan kebidanan pada semua
pasien yang menjadi tanggung jawabnya
11) Melakukan evaluasi asuhan kebidanan pada semua
pasien yang menjadi tanggung jawabnya
12) Mengikuti post conference yang diadakan oleh ketua
tim pada setiap akhir tugas dan melaporkan kondisi
dan perkembangan semua pasien dan menjadi
tanggung jawabnya kepada ketua tim
13) Bila tidak ada ketua tim wajib mengenalkan anggota
tim yang ada dalam grup yang akan memberikan
asuhan kebidanan pada jaga berikutnya kepada
pasien/keluarga baru
14) Melaksanakan pendelegasian tugas katim pada sore
malam libur
15) Berkoordinasi dengan PPJR/dokter/tim kesehatan lain
bila ada masalah pasien pada sore malam libur
16) Mengikuti diskusi kasus dengan dokter/tim kesehatan
lain setiap seminggu sekali
17) Mengikuti diskusi kasus dalam pertemuan rutin
keperawatan di ruangan
18) Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas anggota
tim
19) Membantu melakukan bimbingan PKK kepada peserta
didik keperawatan.
3) Pengaturan Jadwal Dinas
Pengaturan jadwal dinas di Ruang Gladiol lebih fleksibel,
Setiap kali shift atau petugas yang berjaga dapat dilakukan
oleh perawat dan bidan yang terpenting setiap shift harus ada
bidan yang berjaga, apabila bidan berhalangan datang dan
terpaksa untuk bertukar jaga, petugas yang diajak untuk
bertukar jaga juga harus dari bidan, tidak diperkenankan yang
bertugas perawat semua, namun apabila petugas yang berjaga
bidan semua tidak menjadi masalah. Pembagian shift dibagi
menjadi tiga, yaitu shift pagi (07.00 – 13.30 WIB), shift siang
(13.30 – 20.00 WIB) dan shift malam (20.00 – 07.00 WIB).
Berdasarkan pembagian tersebut, ditentukan setiap jadwal
shift terdiri dari tiga orang yaitu bidan senior (yang menjadi
penanggung jawab shift), bidan junior dan perawat.
4) Pengaturan Daftar Pasien
Pengaturan daftar pasien telah ditentukan saat dilakukannya
admistrasi berdasarkan kelas yang dipilih oleh pasien, baik
menggunakan jaminan kesehatan atau umum.
5) Pengorganisasian Klien
Pengorganisasian pasien diRuang Gladiol RSUD Muntilan
dilakukan berdasarkan MPKP (Model Praktik Keperawatan
Profesional) yang terdiri 4 komponen yaitu ketenagaan
keperawatan, metode pemberian asuhan keperawatan, proses
keperawatan dan dokumentasi keperawatan.
a) Ketenagaan Keperawatan
Ketenagaan keperawatan di Ruang Gladiol RSUD
Muntilan belum dihitung berdasarkan pada jumlah
pasien dan derajat ketergantuangan pasien.
Ketergantungan pasien berdasarkan perawatan minimal,
perawatan intermediet dan perawatan maksimal telah
diidentifikasi, kemudian berdasarkan tingkat
ketergantuang pasien tersebut ditentukan dengan
perencanaan asuhan dari masing-masing pasien. Jumlah
tenaga keperawatan di Ruang Gladiol RSUD Muntilan
sebanyak 18 perawat yang terdiri dari 12 bidan dan 6
perawat. Dalam satu kali shift diruang gladiol terdiri dari
8 tenaga keperawatan dengan 4 bidan dan 4 perawat,
sedangkan untuk rata-rata jumlah pasien perawatan
minimal sejumlah 20 pasien dan intermediet sejumlah 20
pasien.
b) Metode Pemberian Asuhan Keperawatan
Pola yang digunakan dalam metode pemberian asuhan
keperawatan adalah menggunakan penugasan tim. Tim
tersebut dibagi menjadi tiga tim, dimana tim satu
mengelola pasien dari kamar 1, kamar 2, dan kamar 3,
untuk tim 2 mengelola kamar 4, kamar 5, kamar 6 dan
kamar 10 (kamar obsercvasi), kemudian untuk tim 3
mengelola kamar 7, kamar 8, kamar 9, vip 1 dan vip 2.
Tetapi dalam pelaksanaannya untuk shift pagi sudah
terlaksana dengan maksimal, akan tetapi untuk shift
siang dan malam belum dapat dilakukan secara maksimal
karena terkendala keterbatasan tenaga keperawatan.
c) Proses Keperawatan
Proses keperawatan yang dilakukan di Gladiol RSUD
Muntilan adalah dengan menyusun kebutuhan dan
masalah pasien. Langkah yang dilakukan adalah dengan
melakukan pengkajian yang fokus pada keluhan utama
dan eksplorasi lebih holistik, diagnosis yaitu menetapkan
hubungan sebab akibat dari masalah keperawatan,
rencana tindakan untuk menyelesaikan masalah,
implementasi masalah dan evaluasi hasil tindakan.
d) Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi dibuat berdasarkan pemecahan masalah
pasien. Dokumentasi terkait dengan format pengkajian,
rencana keperawatan, catatan tindakan keperawatan, dan
catatan perkembangan pasien.
6) Jenis Pelatihan yang diikuti Pegawai
Tabel.2.17 Data Pegawai Berdasarkan Pendidikan dan Jenis
Pelatihan Yang Dimiliki Ruang Gladiol RSUD Muntilan
2019
Tempat Pendidikan Masuk Jenis pelatihan Tahun
No Nama Petugas
tanggal lahir terakhir ruangan yang dimiliki pelatihan
1. Atun (Ka Ru) Batang, D4 2014 a. Resusitasi a. 2005
6 Juli 1964 Kebidanan Neonatus b. 2010
b. Manaj c. 2009
Laktasi d. 2009
c. APN e. 2009
d. CTU f. 2008
e. PPGDON g. 2010
f. PPGD h. 2017
g. PONEK i. 2017
h. Diklat
jabfung
i. MU
2. Atik Magelang, SI 2013 a. BSP a. 2013
Sudarwati 13 Oktober Keperawatan b. MPKP
(Wa karu) 1977 c. CI
d. Perawatan
Luka
3. Dahlia SDE Klaten, 23 D4 a. CTU a. 2008
Maret 1973 Kebidanan b. Resusitasi b. 2010
c. PPGDON c. 2011
d. Kegawatan d. 2012
Maternal e. 2012
Neonatal f. 2017
e. Komunikasi
therapeutik
f. MU
4. Danik Magelang, SI Profesi 2016 a. CI a.
Iswatiningsih 22 Juni 1977 b. Perseptor b. 2016
c. Diklat c. 2017
Jabfung
5. Eni Magelang, D3 2010 a. PPGD&BLS a. 2006
Setyaningsih 12 kebidanan b. Perawatan b. 2011
November Rawat Luka
1990
6. Esti Magelang, D3 a. Resusitasi a. 2014
Lilaningsih 12 Juli 1987 Kebidanan Neonatus b. 2008
b. CTU c. 2017
c. MU
7. Septiana Dewi Magelang, D3 a. APN a. 2011
P 28 Kebidanan b. MU b. 2017
September
1990
8. Lis Sunarni Magelang, D3 a. APN a. 2017
12 Juli 1990 Kebidanan b. CTU b. 2014
c. MU c. 2016
d. Akupresur d. 2011
9. Sri Lestari Sleman, D3 a. Pelatihan a. 2015
11 April Kebidanan resusitasi b. 2016
1973 neo c. 2007
b. MU d. 2006
c. Kespro
d. APN
10. Eko Yuliani
11. Oky Reny D3 2019 a. Bayi a. 2017
Oktaviani Keperawatan Tabung b. 2017
b. Inseminasi c. 2010
c. PPGD
12 Farida
Purwandari
13. Cherry DAHS Magelang, D3 2019 a. APN a. 2012
15 Februari Kebidanan b. MU b. 2016
1990
14. Haryati D4 a. CTU a. 2014
Kebidanan b. APN b. 2014
c. MU c. 2017
d. PPGD ON d. 2014
e. Kespro e. 2013
f. Kespro f. 2012
15. Putri D3 2019 a. BTCLS a. 2015
Dinarwati Keperawatan b. PPGD b. 2015
c. Bencana c. 2016
Kebakaran d. 2017
d. Bencana
Kebakaran
16. Fitri Nur Aeni D3 a. APN a. 2018
Kebidanan b. Kespro b. 2016
c. MU c. 2017
d. BTCLS d. 2013
e. BLS e. 2012
f. Gadar Obs- f. 2013
Neo g. 2011
g. IT
17. Afra Nabila
18. Paula Liana Magelang, 3 D3 a. APN a. 2015
Juli 1989 Kebidanan b. PBLPJMP b. 2009
B c. 2011
c. Pelatihan d. 2009
Komputer e. 2011
Program
Ms. Office
dan SPSS
d. Pelatihan
KIP-
Konseling
menggunak
an ABPK
30316,02
=
2471
=12,27=12 tenaga kesehatan
Dari hasil observasi dan sensus harian Ruang
Gladiol RSUD Muntilan yang berkapasitas 23 tempat
tidur, didapatkan jumlah rata-rata klien yang dirawat
adalah 20 orang per hari. Kriteria klien yang dirawat
tersebut 10 orang dapat melakukan perawatan mandiri, 5
orang perawatan sebagian dan 5 orang perawatan total.
Berdasarkan hitungan menggunakan standar dari
Gillies, jumlah tenaga kesehatan yang dibutuhkan
sebanyak 12 orang, pada Ruang Gladiol terdapat 18 orang
tenaga kesehatan sehingga kelebihan tenaga sebanyak 6
orang.
c) Douglas
Perhitungan jumlah tenaga keperawatan menurut
Douglas dihitung berdasarkan tingkat ketergantungan klien
setiap shift dan hasil keseluruhan ditambah sepertiga untuk
perawat yang libur atau cuti. Kebutuhan tenaga perawat
berdasarkan tingat klasifikasi tingkat ketergantungan untuk
setiap shift jaga.
Tabel.2.18 Perhitungan jumlah tenaga keperawatan setiap
shift menurut Douglas
Waktu Kebutuhan perawat
klasifikasi Pagi Sore Malam
Minimal 0,17 0,14 0,07
Intermediate 0,27x20=5,4 0,15x20=3 0,10x20=2
Maximal 0,36 0,30 0,20
c. Fungsi Pengarahan
1) Operan
Operan dilakukan saat pergantian shift, dan dilakukan
Bersama sama dengan seluruh perawat dan bidan di ruangan.
Ketua tim dan anggota shift akan melaporkan pasien yang
telah diberikan tindakan dan evaluasi tindakan untuk dapat
dilakukan pada shift selanjutnya.
a) Mempersiapkan daftar nama pasien yang akan dijelaskan
meliputi identitas pasien dan rekam medis pasien.
b) Menyampaikan masalah keperawatan yang mungkin
masih muncul.
c) Menjelaskan tindakan keperawatan yang sudah atau
belum dilakukan.
d) Intervensi kolaboratif dan dependensi.
e) Perencanaan umum dan persiapan yang perlu dilakukan
kegitan selanjutnya misalnya operasi, pemeriksaan
penunjang, dan lain-lain.
f) Melakukan klarifikasi yang telah disampaikan untuk
persamaan persepsi dengan petugas yang jaga
sebelumnya.
2) Pre dan post conferent
a) Pre Conferent
Sebelum kegiatan harian, diruang kebidanan dimulai
dengan Pre Conferent. Adapun yang dilakukan yaitu :
(1) Pre conferent dilakukan setiap hari segera setelah
pergantian dinas sesui dengan yang sudah
dijadwalkan.
(2) Penyampaikan perkembangan dan masalah klient
berdasarkan hasil evaluasi kemarin dan kondisi
klient yang dilaporkan petugas yang berjaga
sebelumnya.
Hal-hal yang disampaikan meliputi :
(a) Keadaan umum pasien
(b) Keluhan klient
(c) Tanda-tanda vital pasien dan kesadaran
(d) Hasil pemeriksaan laboratorium/diagnosis
terbaru
(e) Masalah keperawatan
(f) Rencana keperawatan
(g) Perubahan terapi medis
(h) Rencana medis
b) Post Conferent
Post conferent diruang Ruang Gladiol RSUD Muntilan
ada namun belum dilakukan dengan maksimal. Kegiatan
diakhir shift melakukan operan antara shift jaga.
Kegiatan post conferent ini belum dilakukan secara
maksimal karena belum ada yang menggerakkan secara
aktif. Dan juga karena keterbatasan dalam melakukan
manajemen waktu antara memberikan pelayanan dan
melakukan post conferent.
3) Motivasi kepada bidan
Motivasi yang diberikan kepada bidan diruang kebidanan
diberikan secara langsung oleh kepala ruang dengan
pendekatan kelompok dan personal, serta pemberian reward
yang disetujui oleh bagian diklat dengan diikutsertakan
pelatihan-pelatihan kebidanan untuk melatih skill dan
menambah pengetahuan bidan.
4) Pendelegasian
Di Ruang Gladiol pendelegasian dilakukan dengan
penyerahan kewenangan. Pendelegasian dilakukan oleh
Kepala ruang kepada ketua tim untuk melakukan evaluasi
pada perawat atau bidan pelaksana jika kepala ruang tidak
berada ditempat atau memiliki kepentingan yang lain. Selain
itu kepala ruang memberikan tugas kepada salah satu bidan
untuk menyiapkan seminar kasus yang dilakukan bersama
dengan tenaga kesehatan lainnya setiap bulannya untuk
memperbarui ilmu dan menambah pengetahuan baru.
5) Supervisi
Supervisi di RSUD Muntilan tidak dilakukan.Di ruang
Gladiol, supervisi dilakukan oleh kepala ruang untuk
melakukan penilaian terhadap kinerja atau kompetensi
bidan/perawat dalam memberikan asuhan pada klien.
Supervisi dilakukan secara tidak terencana atau dengan
pengamatan kelapa ruang secara langsung. Supervisi tidak
dilakukan setiap hari.
6) Ronde
Ronde kebidanan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk
mengatasi permasalahan klien yang dilaksanakan oleh
perawat/bidan yang melibatkan klien untuk membahas dan
melaksanakan asuhan keperawatan. Ronde yang dilakukan
diruang kebidanan belum terjadwal dan terstruktur. Ronde
kebidanan di Ruang Gladiol RSUD Muntilan hanya
dilakukan saat operan jaga, sekilas dan kurang optimal.
d. Pengendalian
1) Indikator mutu
Indikator mutu ruang kebidanan berpedoman pada indikator
mutu rumah sakit, yaitu :
a) Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit
b) Mewujudkan pengelolaan sumber daya rumah sakit yang
professional.
c) Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia
sesuai dengan bidang tugasnya.
d) Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan rumah sakit.
2) Audit dokumentasi asuhan
Audit dokumentasi asuhan seharusnya dilakukan oleh audit
mutu rumah sakit. Akan tetapi di ruang kebidanan dilakukan
oleh kepala ruang dengan melihat rekam medis atau catatan
medis pasien. Namun, hal tersebut sering dilakukan pada ketua
tim di ruang Gladiol. Sehingga audit dokumentasi asuhan di
ruang Gladiol belum terlaksana dengan baik.
3) Survey kepuasan
Survey kepuasan di ruang kebidanan bisa diukur dengan
adanya kuesioner yang diberikan kepada pasien setiap satu
bulan sekali, kemudian secara terbuka diberikan hak untuk
menulis kritik maupun saran. Apabila ada keluhan, kepala
ruang melakukan Handling Complain apabila terdapat
komplain yang dapat diselesaikan ditingkat ruangan.
4) Survey masalah pasien
Survey masalah pasien di ruang kebidanan dilakukan setiap
operan jaga yang dilakukan oleh ketua tim ruangan. Kepada
pasien yang sedang dirawat di ruang kebidanan maka bidan
menjelaskan kondisi pasien, menanyakan keluhan pasien,
menanyakan saran prasarana di ruangan apakah ada yang perlu
ditambahkan atau tidak..
e. Output
1) LOS ( Leght of Stay )
LOS menurut sudra (2010) adalah jumlah hari pasien rawat
inap yang tinggal di suatu ruangan di rumah sakit, tidak
termasuk bayi baru lahir. Dari aspek medis, semakin lama
angka LOS maka bisa menunjukkan kinerja kualitas medis
yang kurang baik karena pasien harus dirawat lebih lama (lama
sembuhnya). Dari aspek ekonomis, semakin lama nilai LOS
berarti semakin tinggi biaya yang nantinya harus dibayar oleh
pasien kepada pihak rumah sakit. Jadi diperlukan adanya
keseimbangan antara sudut pandang medis dan ekonomis
untuk menentukan nilai LOS yang ideal. Nilai LOS ideal yang
disarankan adalah 3-12 hari.
Rumus :
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑑𝑖𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡
𝐿𝑂𝑆 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 (𝐻𝑖𝑑𝑢𝑝 + 𝑚𝑎𝑡𝑖)
NO MASALAH Mg Sv Mn Nc Af TOTAL
UNSUR INPUT
Sistem penugasan metode tim
1. 5 5 5 5 4 2500
belum optimal.
Ketersediaan peralatan medis dan
2. 5 4 4 4 5 1600
penunjang kurang memadai
Sistem ketertiban jam berkunjung
3. 4 3 4 3 4 576
di ruang Gladiol kurang tertib
3 Ketersediaan Bekerjasama Gladiol Kepala ruang, Diskusi Peralatan medis dan penunjang yang
peralatan medis dan dengan kepala Ketua tim dan mengenai terpenuhi
penunjang kurang ruangan dan ketua bidan peralatan
tim untuk medis yang
memadai.
mendiskusikan dibutuhkan
tentang alat medis
yang kurang
A. Kesimpulan
Pengkajian data diruang praktek manajemen menemukan beberapa masalah
yaitu:
1. Model yang digunakan dalam asuhan keperawatan memakai model
modifikasi TIM dengan pembagian tim menjadi 3 kelompok, namun
dalam penugasan metode tim belum optimal.
2. Kegiatan manajemen dilakukan dengan mengikuti standart operasional
prosedur. Namun dalam rutinitas kegiatan Operan, Prekonference, Post
konference, Ronde keperawatan dan Supervisi Keperawatan belum
optimal.
3. Ketersediaan peralatan medis dan penunjang yang ada di ruang Gladiol
kurang memadai
4. Sistem ketertiban jam berkunjung di ruang Gladiol kurang tertib
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, disarankan kepada :
1. Pimpinan / kepala
a. Memberikan dukungan dan kesempatan serta kemudahan bagi profesi
keperawatan dan bidan untuk mengembangkan karir dan pendidikan.
b. Pada setiap ruangan sebaiknya disediakan speaker yang terhubung
langsung dengan bagian keamanan sehingga saat jam kunjungan tiba dan
berakhir dapat diumumkan secara langsung dan pengunjung pasien dapat
segera meninggalkan ruangan/bangsal.
2. Subdepartemen Kebidanan
a. Melakukan supervisi secara teratur ke ruangan agar kemampuan yang
sudah terbentuk menjadi budaya kerja yang terus dipertahankan dan
ditingkatkan, memberi pujian terhadap hasil yang telah dicapai untuk
meningkatkan motivasi dan kualitas kerja bidan.
b. Dalam melakukan asuhan sebaiknya menggunakan format asuhan
kebidanan dan rencana asuhan kebidanan.
c. Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai seperti tensimeter
digital, dopler, termometer digital, dan printer.
3. Kepala Ruangan dan Ketua Tim.
a. Melakukan audit kebidanan secara berkala pada pasien yang akan pulang
atau dalam proses perawatan.
b. Melakukan supervisi yang rutin dan terjadwal.
c. Kepala ruang dan ketua tim mendiskusikan dan mencatat alat medis dan
penunjang yang masih kurang agar dapat disampaikan pada saat rapat
dengan seluruh karyawan dan direktur rumah sakit sehingga dapat
ditindak lanjuti.
4. Bidan Pelaksana
a. Melakukan asuhan kebidanan sesuai dengan jadwal.
b. Disiplin dalam ketepatan waktu shift, sehingga pre dan post coference,
operan dan ronde kebidanan bisa terlaksana dengan baik.
c. Pada saat operan seharusnya bidan yang akan bertugas menggantikan
shift jaga lebih memperhatikan operan yang disampaikan.
d. Jika ada alat-alat yang rusak atau peralatan yang sudah habis agar
melaporkan kepada karu/ katim sehingga dapat diatasi denga cepat.
5. Mahasiswa/ praktekan
Mahasiswa diharapkan dapat menambah kegiatan lain yang belum dapat
dilaksanakan seperti: rencana mingguan, bulanan, dan ronde keperawatan
dan memahami format pengkajian dan rencana intervensi yang sudah ada.