Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KB PIL UNTUK IBU MENYUSUI


DI PMB WINARTI,AM.KEB

DISUSUN OLEH :
ASTARI WAHYUNI
2015901002

PROGRAM PROFESI
PRODI KEBIDANAN
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI
TAHUN AJARAN 2020 / 2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur  kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesempatan dan kesehatan kepada kami sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah seminar ini. Dan tidak lupa pula kami panjatkan
syukur kami kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kami dari
alam kebodohan menjadi alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti
sekarang ini. Makalah ini berisikan tentang ”Laporan Kasus Asuhan
Kebidanan KB Pil untuk Ibu Menyusui Di PMB Bidan Winarti,
Am.Keb ”.Tak lupa pula kami ucapkan terimakasih kepada:
1. Dosen pembimbing kami, Ibu Nina Fitri,S.ST,M.Keb yang telah
memberikan ilmu dalam makalah ini.
2. Kepada Ibu Winarti,Am.Keb selaku pembimbing dilapangan yang
telah memberikan ilmu dalam makalah ini.
3. Kepada ibu Nita Tri Putri,MPH selaku penguji teria kasih telah
bersedia memberi masukan dan ilmunya
Kami menyadari bahwa Laporan Kasus ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Jambi, 06 Mei 2021

                               Penulis,

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................1
LatarBelakang...................................................................................1
Rumusan Masalah ............................................................................5
Tujuan Penulisan...............................................................................5
BAB II TINJAUAN TEORI.................................................................6
Pengertian Keluarga Berencana........................................................6
Fisiologi Keluarga Berencana...........................................................6
Sasaran KB .......................................................................................6
KB Pil ...............................................................................................7
Jenis - Jenis Pil .................................................................................7
Pemilihan Kontrasepsi.......................................................................10
Panduan Pemilihan Kontrasepsi........................................................10
Asuhan Keluarga Berencana.............................................................12
BAB III TINJAUAN KASUS...............................................................15
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................21
BAB V PENUTUP.................................................................................24
Kesimpulan........................................................................................24
Saran..................................................................................................24
DOKUMENTASI
DAFTAR PUSAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ASI (Air Susu Ibu) merupakan cairan kehidupan terbaik yang sangat dibutuhkan
oleh bayi.ASI mengandung berbagai zat yang penting untuk tumbuh kembang bayi dan
sesuai dengan kebutuhannya. Meski demikian, tidak semua ibu mau menyusui bayinya
karena berbagai alasan, sebagai contoh: takut gemuk, sibuk, payudara kendor, dan
sebagainya, di sisi lain ada juga ibu yang ingin menyusui bayinya tetapi mengalami
kendala. Kendala lain yang dihadapi ibu biasanya adalah ASI tidak mau keluar atau
produksinya kurang lancar (Safitri, 2016).
Proses pemberian ASI dilakukan melalui kegiatan laktasi. Proses laktasi
merupakan proses produksi dan sekresi ASI. Secara fisiologis, laktasi bergantung pada 4
proses, yaitu proses pengembangan jaringan penghasil ASI dalam payudara, proses yang
memicu produksi ASI setelah melahirkan, proses untuk mempertahankan produksi ASI
dan proses sekresi ASI. Proses-proses ini berlangsung dari masa kehamilan hingga
melahirkan dan akhirnya menyusui (WHO, 2018).
Kehidupan sehari-hari kita sering menemukan ibu-ibu yang tidak berhasil dalam
menyusui bayinya atau bahkan menghentikan menyusui bayinya lebih dini dengan
berbagai alasan. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa 98 ribu dari 100 ribu
ibuibu yang mengatakan produksi ASI-nya kurang, padahal sebenarnya mereka
mempunyai cukup ASI, tetapi kurang mendapat informasi tentang manajemen laktasi
yang benar, posisi menyusui yang tepat, serta terpengaruh mitos-mitos tentang menyusui,
yang umumnya dapat menghambat produksi ASI. Bayi yang kurang mendapatkan ASI
atau kurang minum, pada umumnya bukan karena ibunya yang tidak mau memproduksi
ASI sebanyak yang diperlukan oleh bayi, tetapi disebabkan oleh beberapa faktor (Hetty,
2016).
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi produksi ASI antara lain frekuensi
penyusuan, berat lahir, umur kehamilan saat melahirkan, umur dan paritas, stress dan
penyakit akut, konsumsi rokok, konsumsi alkohol, makanan ibu, dukungan suami dan
keluarga lain, perawatan payudara, jenis persalinan, rawat gabung dan kontrasepsi
(Haryono R, 2014). Kontrasepsi hormonal terutama kontrasepsi suntikan merupakan

3
kontrasepsi yang paling diminati akseptor KB yang paling aman, praktis, tidak perlu
mengingat-ingat setiap hari. Kontrasepsi suntikan yang dapat diberikan kepada ibu
menyusui adalah suntikan yang berbasis progestin (BKKBN, 2013).
Pemberian progestin (DMPA) berdampak pada produksi ASI jika diberikan pada
awal post partum. Sedangkan hormon esterogen yang dapat menurunkan jumlah produksi
ASI. ASI merupakan sumber nutrisi terbaik bagi bayi, karena sifatnya alami dan
komposisi lengkap serta sesuai bagi bayi. ASI sangat penting bagi bayi karena ASI
makanan utama bagi bayi. ASI dikatakan cukup bagi bayi jika terdapat ciri-ciri antara
antara lain ASI merembes keluar puting susu ibu, bayi menyusui selama (>10 menit)
setiap kali menyusu, setelah menyusui bayi tidak rewel dan bayi buang air kecil sering (>
6 kali) dalam sehari, ibu mendengar suara menelan ketika bayi menelan ASI, ibu merasa
geli setiap kali bayi menyusu, anak menyusui lebih dari enam kali dalam sehari, bayi
buang air besar lebih dari tiga kali dalam sehari (Astutik, 2017).
Penelitian yang dilakukan oleh tati dkk, bahwa ASI berkriteria lancar yaitu
sebanyak 77 orang (96,3%). Begitu juga dengan akseptor KB suntik kombinasi juga
sebagian besar produksi ASI berkriteria lancar yaitu yaitu sebanyak 76 orang (95%).
Analisa data dengan Mann Whitney didapatkan hasil p sebesar 0,70 yang berarti bahwa
p>0,05 (0,70 > 0,05) dengan demikian Ho ditolak berarti tidak ada perbedaan produksi
ASI pada akseptor KB suntik kombinasi dan progestin (Tanti Budhi Hariyanti, 2017).
Pada masa menyusui (laktasi) hormon prolaktin dan oksitosin meningkat. Hormon
prolaktin berfungsi memproduksi ASI sehingga mengisi alveoli sedangkan hormon
oksitosin bekerja memeras ASI dari alveoli sehingga ASI disekresi. Dalam keadaan
fisiologis setelah menstruasi hari ke- 5 hormon FSH akan meningkat sehingga folikel
matang. Namun pada masa laktasi, tingginya hormon prolaktin dan oksitosin akan
memberikan umpan balik negatif terhadap hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone)
dan LH (Luteinizing Hormone) sehingga proses pematangan sel telur tidak terjadi.
Apabila pada masa laktasi ibu menggunakan kontrasepsi hormonal, maka hormon laktasi
yaitu hormon prolaktin dan oksitosin akan ditekan sehingga proses pematangan sel telur
segera terjadi, ibu segera masuk pada masa subur dan produksi ASI terganggu (Jannah A,
2014).

4
Kontrasepsi pil KB atau sering disebut kontrasepsi hormonal bertujuan untuk
mencegah terjadinya kehamilan yang mengandung hormon estrogen dan progesteron.
Kontrasepsi ini termasuk metode yang sangat efektif saat ini. Pil ini mempuyai tingkat
keberhasilan yang tinggi (99%) bila digunakan dengan tepat dan secara teratur.
Dengan adanya kemauan ibu menyusui tersebut bisa mendapatkan informasi dari
bidan atau tenaga kesehatan terdekat, Yang meliputi pengertian tentang apa itu KB dan
efektifitas dari Pil KB tersebut, dengan demikian ibu akan mengetahui pil KB yang akan
digunakan, sehingga ibu dapat ke petugas kesehatan seperti bidan yang berada didesa
jika ingin menggunakan Pil KB untuk ibu menyusui .Berdasarkan latar belakang diatas,
maka tertarik untuk melakukan konseling dan pemberian Pil KB dengan judul “Asuhan
Kebidanan Pada Ny. I dengan Pil KB untuk ibu menyusui Di PMB Bidan Winarti,
Amd.Keb”
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah
dalam kasus ini adalah “Bagaimanakah Asuhan Kebidanan Pada Ny. I dengan Pil KB
untuk ibu menyusui Di PMB Bidan Winarti, Amd.Keb ?”
C.Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
Mmpu melakukan Asuhan Kebidanan Komprehensif Keluarga Berencana Pada Ny.I yang
ingin menggunakan KB Pil untuk ibu menyusui di BPM Bidan Winarti,Am.Keb
b. Tujuan Khusus
1. Mampu mengumpulkan atau pengkajian data pada Ny.I
2. Mampu menyusun diagnosa kebidanan Ny.I
3. Merencanakan Asuhan Kebidanan Ny.I
4. Mampu melakukan identifikasi kebutuhan Ny.I
5. Mampu melakukan implementasi pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny.I
6. Melakukan Evaluasi asuhan kebidanan yang sudah diberikan
7. Melakukan pencatatan kebidanan dalam bentuk perdekumentasian langkah varney

5
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Keluarga Berencana
Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan ataumerencanakan
jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi (Anggraini, dkk,
2012).Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk
mencegah kehamilan, penundaan usia kehamilan serta menjarangkan kehamilan (Pinem,
dkk, 2009). Menurut WHO Expert Commite keluarga berencana adalah tindakan yang
membantu individu atau pasangan suami istri untuk (Pinem, 2009) :
a. Mendapatkan objek-objek tertentu.
b. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan.
c. Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan.
d. Mengatur interval di antara kelahiran.
e. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri.
f. Menentukan jumlah anak dalam keluarga.
B. Fisiologi Keluarga Berencana
Pelayanan kontrasepsi mempunyai 2 tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan
khusus. Tujuan umum yaitu pemberian dukungan dan pemantapan penerimaan gagasan
KB. Tujuan khusus yaitu penurunan angka kelahiran yang bermakna. Untuk mencapai
tujuan tersebut, pelayanan KB digolongkan ke dalam 3 fase yaitu fase menunda
kehamilan, fase menjarangkan kehamilan, fase menghentikan kehamilan (Pinem, 2009).
C. Sasaran Program KB
Sasaran program KB dibagi menjadi 2 yaitu sasaran langsung dan sasaran tidak
langsung, tergantung tujuan yang ingin dicapai. Sasaran langsungnya adalah pasangan
usia subur (PUS) yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15- 49 tahun, karena
kelompok ini merupakan pasangan yang aktif melakukan hubungan seksual dan setiap
kegiatan seksual dapat mengakibatkan kehamilan. Sedangkan Sasaran tidak langsung
adalah kelompok usia remaja 15- 19 tahun, remaja ini memang bukan merupakan target
untuk menggunakan alat kontrasepsi secara langsung tetapi merupakan kelompok yang
beresiko untuk melakukan hubungan seksual akibat telah berfungsinya alat- alat
reproduksinya ( Suratun, dkk,. 2013).

6
D. KB PIL
Kontrasepsi oral/pil adalah suatu cara kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk
pil atautablet didalam strip yang berisi gabungan hormone estrogen dan progesterone atau
yang hanya berisi dari hormone progesterone aja. Kebijaksanaan penggunaan pil
diarahkan terhadap pemakaian pil dosis rendah, tetapi meskipun demikian pil dosis tinggi
masih disediakan terutama untuk membina peserta KB lama yang menggunakan disis
tinggi.
E. Jenis- Jenis Kontrasepsi Pil
1) Pil Kombinasi (Combined Oral Contraception). Pil kombinasi adalah pil yanG
mengandung hormone estrogen dan progesteron, sangat efektif bila di minum setiap
hari. Pil harus diminum setiap hari pada jam yang sama. Pada bulan-bulan pertama,
efek samping berupa mual dan perdarahan bercak yang tidak berbahaya dan segera
akan hilang. Efek samping serius sangat jarang terjadi. Pil kombinasi dapat dipakai
pada semua ibu usia reproduksi baik yang mempunyai anak maupun yang belum
mempunyai anak.
a. Monofasik :Pil yang terdiri dari 21 tablet mengandung hormon aktif
esterogen/progestin dalam dosis yang sama dengan 7 tablet tanpa hormon aktif tapi
berisi zat besi
b. Bifasik :Pil yang terdiri dari 21 tablet mengandung hormonaktif esterogen/progestin
dalam dua dosis yang berbeda dengan 7 tablet tanpa hormon aktif tapi berisi zat besi
c. Trifasik :Pil yang terdiri dari 21 tablet mengandung hormon aktif
esterogen/progestin dalam 3 dosis yang berbeda dengan 7 tablet tanpa hormon aktif
tapi berisi zat besi
2) Kontrasepsi Pil Progestin (minipil)
Pil Progestin adalah pil KB yang hanya mengandung hormon progesteron dalam dosis
rendah. Mini pil atau pil progestin disebut juga pil menyusui. Mini pil cocok untuk
perempuan menyusui yang inginmemakai pil KB, sangat efektif pada masa laktasi, dosis
rendah, tidak menurunkan produksi ASI. Tidak memberikan efeksamping estrogen. Jenis
minipil :

7
1. Kemasan dengan isi 35 pil :300 mg levonorgestrol atau 350 mgnoretrindon
2. Kemasan dengan isi 28 pil : 75 mg desegostel.
A) Cara Kerja Kontrasepsi Pil Progestin
a. Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis stress sex di ovarium ( tidak begitu kuat)
b. Endometrium mengalami trnasformasi sehingga implantasi lebih sulit
c. Mengentalkan lender serviks sehingga menghambat penetrasi sperma
d. Mengubah motilitas tuba sehingga transprotasi sprema terganggu.
B) Keuntugan
1) Cocok sebagai alat kontrasepsi untuk perempuan yang sedang menyusui
2) Sangat efektif pada masa laktasi
3) Dosis gestagen rendah
4) Tidak menurunkan produksi ASI
5) Tidak mengganggu hubungan seksual
6) Kesuburan cepat kembali
7) Tidak memberikan efek samping estrogen
8) Dapat mengurangi dismenorhea.
C) Indikasi
a. Tekanan darah kurang dari<180/110 MmHg atau permasalahan dengan pembekuan darah
b. engan nyeri haid tingkat sedang sampai berat
c. Tidak boleh mengkonsumsi estrogen atau lebih senang menggunakan kontrasepsi progestin
d. Perokok segala usia
D) Kontraindikasi
1) Wanita yang diduga hamil
2) Perempuan yang sedang mengkonsumsi obat untuk tuberkulosis dan epilepsi
3) Perempuan yang sedang terkena atau mempunyai rawayat kanker payudara
4) Wanita pelupa sehingga sering tidak minum pil
5) Wanita dengan mioma uterus
6) Riwayat stroke
E) Waktu penggunaan pil progestin
1. Mulai hari ke-1 s.d ke-5 siklus haid (tidak diperlukan pencegahan dengan barier lain)

8
2. Jika tidak ada dugaan kehamilan maka bisa diberikan setelah hari ke 5 siklus haid, tetapi
akseptor diberitahu agar tidak melakukan hubungan atau menggunakan barier lain selama 2 hari
saja
3. Bila ibu menyusui lebih dari 6 minggu post partum dapat mulai diberikan mini pil sewaktu-
waktu (asal tidak ada dugaan hamilI tanpa perlu kontrasepsi tambahan lain
4. Bila klien tidak haid( amenorea), minipil dapat digunakan setiap saat, asal saja diyakini tidak
hamil, jangan melakukan hubungan seksual selama 2 hari saja.
5. Minipil diberikan segera pada pasca keguguran
6. Bila klien sebelumnya menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin menggantinya
minipil,minipil dapat segera diberikan, bila saja kontrasepsi sebelumnya digunakan dengan benar
atau ibu tersebut sedang tidak hamil. tidak perlu menggangu sampai dating haid berikutnya.
7. Bila kontrasepsi sebelumnya yang digunakan AKDR, minipil diberikam pada hari 1-5 siklus
haid. Dilakukan pengangkatan AKDR
F) Penanganan efek samping dari kontrasepsi mini pil
1. Amenorhea :
A. Pastikan hamil atau tidak, jika tidak hamil tidak perlu penangan khusus (cukup konseling)
B. Bila hamil, hentikan pil dan berikan penjelasan bahwa mini pil tidak mengganggu
pertumbuhan janin
C. Bila diduga terjadi kehamilan ektopik, rujuk pasien ( jngan berikan obat-obatan hormonal)
2. Perdarahan tidak teratur (spotting)
A. Bila tidak menimbulkan masalah kesehatan tdak perlu tindakan
B. Berikan alternatif kontrasepsi lain, bila pasien tidak dapat menerima kondisi tersebut

F. Pemilihan Kontrasepsi
pada klien menyusui Menurut Saroha(2014) pemilihan kontrasepsi pada :
1. Klien yang menyusui bayinya tidak memerlukan kontrasepsi pada 6 minggu pascpersalinan,
bahkan pada klien yang menggunakan Metode Amenorea Laktasi (MAL) waktu tersebut dapat
sampai 6 bulan.
2. Kontrasepsi kombinasi (merupakan pilihan terakhir pada klien karena) :
A. angan dipakai sebelum 6 - 8 minggu pasca persalinan karena akan mengurangi ASI dan
mempengaruhi tumbuh kembang bayi.

9
B. Sebaiknya tidak dipakai dalam waktu 6 minggu sampai dengan 6 bulan
pascapersalinan. Selama 3 minggu pascapersalinan meningkatkan resiko masalah
pembekuan darah.
1. Progestin
a) Selama 6 minggu pascapersalinan mempengaruhi tumbuh kembang bayi.
b) Tidak ada pengaruh terhadap ASI
c) Perdarahan ireguler dapat terjadi
2. AKDR
a. Dapat dipasang langsung pascapersalinan,sewaktu secsio cesarea, atau sesudah 48 jam
pascapersalinan.
b. Sesudah 4 - 6 minggu pascapersalinan.
c. Jika haid sudah dapat, insersi dilakukan sesudah yakin tidak ada kehamilan.
3. Kondom
Kondom dapat digunakan setiap saat, tidak ada pengaruhnya terhadap laktasi. Klien tidak
menyusui :
a) Kondom, MAL, Progestin dapat segera digunakan
b) Kontrasepsi kombinasi dapat dimulai 3 minggu pascapersalinan, lebih dari 6
minggu pascapersalinan atau sesudah dapat haid (setelah yakin tidak ada kehamilan).
G. Panduan Pemilihan Kontrasepsi
Pemberian pelayanan berperan sebagai konselor dan fasilisator, sesuai dengan
langkah-langkah di bawah ini, ( Kemenkes, 2013) :
1. Jalin komunikasi yang baik denga ibu Beri salam kepada ibu, tersenyum, perkenalkan diri.
Gunakan komunikasi verbal dan non-verbal sebagai awal interaksi dua arah. Tanya ibu tentang
identitas dan keinginannya pada kunjungan ini.
2. Nilailah kebutuhan dan kondisi ibu Tanyakan tujuan ibu berkontrasepsi dan
jelaskan pilihan metode yang dapat digunakan untuk tujuan tersebut. Tanyakan
juga apa ibu sudah memikirkan pilihan metode tertentu.
3. Berikan informasi mengenai pilihan metode kontrasepsi yang dapat digunakan
ibu.Berikan informasi objektif dan lengkap tentang berbagai metode kontrasepsi:
efektivitas, cara kerja, efek samping, dan komplikasi yang dapat terjadi serta

10
upaya-upaya untuk menghilangkan atau mengurangi berbagai efek yang
merugikan tersebut.
4. Bantu ibu menentukan pilihan Bantu ibu memilih metode kontrasepsi yang
paling aman dan sesuai bagi dirinya.Beri kesempatan pada ibu untuk
mempertimbangkan pilihannya.Apalagi ingin mendapat penjelasan lanjutan,
anjurkan ibu untuk berkonsultasi kembali atau rujuk pada konselor atau tenaga
kesehatan yang lebih ahli.
5. Jelaskan secara lengkap mengenai metode kontrasepsi yang telah dipilih ibu
Setelah ibu memilih metode yang sesuai baginya, jelaskan mengenai :
A. Waktu, tempat, tenaga dan cara pemasangan/pemakaian alat kontrasepsi.
B. Rencana pengamatan lanjutan setelah pemasangan.
C. Cara mengenali efek samping/komplikasi.
D. Lokasi klinik keluarga berencana (KB)/tempat pelayanan untuk kunjungan ulang bila
diperlukan.
E. Waktu penggantian/pencabutan alat kontrasepsi.
6. Rujuk ibu bila diperlukan
Rujuk ke konselor yang lebih ahli apabila di klinik KB ini belum
mendapat informasi yang cukup memuaskan, atau rujuk ke fasilitas pelayanan
kontrasepsi/kesehatan yang lebih lengkap apabila klinik KB setempat tidak
mampu mengatasi efek samping/komplikasi atau memenuhi keinginan ibu.
Berikan pelayanan lanjutan setelah ibu dikirim kembali oleh fasilitas rujukan

H. Asuhan Keluarga Berencana


Pengertian Asuhan pada Keluarga Berencana Program Keluarga Berencana menurut
UU No. 10 tahun 1992 (tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan
keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan bahagia dan sejahtera
(Setiyaningrum, 2015).
Konseling Keluarga Berencana Konseling adalah proses yang berjalan dan menyatu
dengan semua aspek pelayanan keluarga berencana dan bukan hanya informasi yang

11
diberikan dan dibicarakan pada satu kali kesempatan yakni, pada saat pemberian
pelayanan. Tehnik konseling yang baik dan informasi yang memadai harus diterapkan
dan dibicarakan secara interaktif sepanjang kunjungan klien dengan cara yang sesuai
dengan budaya yang ada ( Handayani, 2014).
A. Tujuan Konseling menurut Handayani ( 2014) yaitu:
1. Meningkatkan penerimaan
2. Menjamin pilihan yang cocok
3. Menjamin penggunaan cara yang efektif
4. Menjamin kelangsungan yang lebih lama
B. Jenis Konseling KB menurut( Handayani, 2014) yaitu:
1. Konseling Awal Bertujuan untuk memutuskan metode apa yang akan dipakai didalamnya
termasuk mengenalkan pada klien semua cara KB atau pelayanan kesehatan, prosedur klinik,
kebijakan dan bagaimana pengalaman klien pada kunjungannya itu.
2. Konseling Khusus Koseling khusus mengenai metode KB memberi kesempatan
pada klien untuk mengajukan pertanyaan tentang cara KB tertentu dan
membicarakan pengalamannya, mendapatan informasi lebih rinci tentang cara KB
yang tersedia yang ingin dipilihnya, mendapatkan bantuan untuk memilih metode
KB yang cocok serta mendapat penerangan lebih jauh tentang bagaimana
menggunakan metode tersebut dengan aman, efektif dan memuaskan.
3. Konseling tindak lanjut Bila klien datang untuk mendapatkan obat baru atau
pemeriksaan ulang maka penting untuk berpijak pada konseling yang dulu.
C. Langkah Konseling KB SATU TUJUH Menurut Walyani (2015), kata kunci
SATU TUJUH adalah sebagai berikut:
1. SA: Sapa dan Salam
Sapa dan salam kepada klien secara terbuka dan sopan. Berikan perhatian sepenuhnya kepada
mereka dan berbicara ditempat yang nyaman serta terjamin privasinya. Yakinkan klien untuk
membangun rasa percaya diri, tanyakan kepada klien apa yang perlu dibantu serta jelaskan
pelayanan apa yang dapat diperolehnya.
2. T: Tanya
Tanyakan kepada klien informasi tenttang dirinya. Bantu klien untuk berbicara mengenai
pengalaman keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, tujuan, kepentingan, harapan serta

12
keadaan kesehatan dan kehidupan keluarganya. Tanyakan kontrasepsi yang diinginkan oleh
klien.
3. U: Uraikan
Uraikan kepada klien mengenai pilihannya dan beritahu apa pilihan reproduksi yang paling
mungkin, termasuk pilihan beberapa kontrasepsi. Bantulah klien pada jenis kontrasepsi yang
paling ia ingini serta jelaskan pula jenis - jenis lain yang ada. Jelaskan alternative kontrasepsi
lain yang mungkin diingini oleh klien. Uraukan juga mengenai resiko penularan HIV/ AIDS dan
pilihan metode ganda
4. TU: Bantu
Bantulah klien menentukan pilihannya. Bantulah klien berfikir mengenai apa yang paling sesuai
dengan keadaan dan kebutuhannya, doronglah klien untuk menunjukkan keinginannya dan
mengajukan pertanyaan. Tanggapi secara terbuka, petugas membantu klien mempertimbangkan
kriteria dan keinginan klien terhadap setiap jenis kontrasepsi. Tanyakan juga apakah
pasangannya akan memberikan dukungan dengan pilihan tersebut.
5. J : Jelaskan
Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan kontrasepsi pilihannya setelah klien memilih
jenis kontrasepsinya, jika diperlukan perlihatkan alat/obat kontrasepsinya. Jelaskan bagaimana
alat/obat kontrasepsi tersebut digunakan dna bagaimana cara penggunaannya.
6. U : Kunjungan Ulang
Perlunya dilakukan kunjungan ulang. Bicarakan dan buatlah perjanjian, kapan klien akan
kembali untuk melakukan pemeriksaan atau permintaan kontrasepsi jika dibutuhkan. Perlu juga
selalu mengingatkan klien untuk kembali apabila terjadi suatu masalah

13
BAB III
TINJAUAN KASUS

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny.I DENGAN ALAT


KONTRASEPSI KB Pil PROGESTIN BULAN DI BPM Winarti,Amd.Keb

....
Tanggal : 04 - Mei - 2021
Pukul : 14.40 Wib

I. Pengkajian Data
DATA SUBJEKTIF
1. biodata
Nama Ibu :Ny. I Nama Suami : Tn. A
Umur :29th Umur : 34th
Agama : Islam Agama : Islam
Suku bangsa : Melayu Suku bangsa : Melayu
Pendidikan :S1 Pendidikan : S1
Pekerjaan :IRT Pekerjaan : Wiraswasta

14
Alamat :Sumber Bening Alamat : Sumber Bening
Telp/ HP : 085268969620 telp/Hp :-

2. Alasan Kunjungan
Ibu mengatakan ingin menjarangkan kehamilannya, masih, ingin ber-KB yang sesuai
dengannya yaitu Pil KB untuk Ibu Menyusui mempunyai bayi usia 40 hari
3. Tujuan ber-KB
( v ) menjarangkan kehamilan
( v ) menghentikan kehamilan
( - ) waktu pemakaian sudah habis
4. Riwayat Obstetri
a. Menstuasi
b. Menarce : 13 tahun
c. Siklus : 30Hari
d. Lamanya : 7 Hari
e. Banyaknya : 3x ganti pembalut
f. Konsistensi : cair
g. Keluhan : tidak ada

a. apakah klien sedang haid


( - ) ya
( v ) tidak

b. Status Pernikahan
Pernikahan : nikah
Usia Ibu waktu menikah : 24 tahun
Usia Suami waktu menikah : 29 tahun
Lama Pernikahan Baru Hamil : 4 Bulan
Jumlah Anak :2

Riwayat Kehamilan ,Persalinan dan Nifas yang Lalu


Riwayat Kontrasepsi

Anak Umur Riwayat Tempat/ Komplikasi Bayi Keadaan KB


Ke Kehamilan Persalinan Penolong /Penyulit (JK;BB;P Anak (Alkon;
(Abortus, (Spontan/SC/ Persalinan Persalinan B) Sekarang Lama
Prematur, Forsep/Vakum) (Nakes/Non (Hidup; Pemakaian)
Aterm) Nakes) Meninggal)
1 aterm normal bidan Tidak ada Jk:pr hidup KB suntik 1
BB:3kg bulan,1th
PB:50cm

15
2 aterm normal bidan Tidak ada Jk:: laki” hidup Tidak ada
BB:3,2kg
PB: 52cm
3

4. Riwayat Kesehatan
a .riwayat penyakit ibu : Tidak ada
b.riwayat penyakit kebidanan
Kehamilan ektopik : tidak ada
Penyakit radang panggul : tidak ada
Lain-lain : tidak ada
c. riwayat penyakit keturunan :tidak ada
d.Riwayat penyakit Keluarga
 Penyakit yang diderita keluarga ibu :tidak ada
 Penyakit yang diderita keluarga suami :tidak ada

5.Pola kegiatan sehari-hari


a. Nutrisi
 Makan
Frekwensi :3x sehari
Menu : nasi,lauk-pauk,sayuran dll
Keluhan : tidak ada
 Minum
Jumlah : 7-8 gelas/hari
Jenis : air putih
Keluhan : tidak ada
b. Eliminasi
 BAB
Frekuensi : 2x sehari
Konsistensi : lunak
Warna : kuning kecoklatan
Keluhan :
 BAK
Frekuensi : 4-5x sehari
Warna : jernih
Keluhan : tidak ada
c. Personal higiene
Mandi : 2x sehari
Keramas : 3-4x seminggu
Sikat gigi : 2x sehari
Ganti pakaian dalam : 3-4x sehari
Ganti pakaian luar : 2x sehari
d. Istirahat
Istirahat siang : 1jam
Tidur malam : 7-8 jam

16
Keluhan :tidak ada
e. Hubungan seksual
Frekuensi : 4-5x seminggu
Keluhan : tidak adaa
f. Olahraga dan rekreasi
Jenis : tidak ada
Frekuensi : tidak ada
g. Kebiasaan sehari-hari
Merokok : tidak ada
Minuman keras : tdak ada
Ketergantungan obat : tidak ada
Jamu-jamuan : tidak ada
5. Data Psikososial, Ekonomi, Kultural,dan Spiritual
a. Pribadi
Harapan ibu terhadap KB : agar bisa mencegah untuk hamil
b. Keluarga
Harapan suami terhadap KB: agar istri tidak hamil untuk beberapa waktu
c. Ekonomi Keluarga :tidak ada masalah
d. Budaya
Adat istiadat tertentu terhadap KB: tidak ada

DATA OBJEKTIF
1.Pemeriksaan Umum
 Keadaan Umum : Baik
 Kesadaran : Compos metris
 TD : 110/80 MmHg
 Suhu : 36,4C
 Nadi : 82x/menit
 Pernafasan : 24x/menit
 BB : 53kg
 TB : 159Cm
2.Pemeriksaan Khusus
 Kepala :bersih ,tidak ada ketombe
 Muka :simetris,tidak ada benjolan
 Mata :simetris,tidak ada ikterik,konjungtiva pink
 Hidung :simetris,tidak ada polip
 Mulut :simetris,tidak ada sariawan,bersih
 Leher :simetris,tidak ada benjolan
 Dada :simetris,tidak ada benjolan
 Perut :bersih,tidak ada bekas luka
 Genetalia Eksterna
 Pengeluaran pervaginam : tidak dilakukan
 Jumlah sekret atau darah : tidak dilakukan
 Bau : tidak dilakukan
 Warna : tidak dilakukan

17
 Varises : tidak dilakukan
 Odema : tidak dilakukan
 Ekstremitas
3.Pemeriksaan obstetri
 Vagina : tidak dilakukan
 Servik : tidak dilakukan
 Portio : tidak dilakukan
4. Pemeriksaan labor
 Darah : tidaak dilakukan
 Urine : tidak dilakukan
 Papsmear : tidak dilakukan
5. Pemeriksaan Tambahan
 USG : tidak dilakukan
 Rontgen : tidak dilakukan
6 .pengkajian khusus
o IUD
 Inspeksi genetalia eksterna : tidak dilakukan
 Pemeriksaam spekulum : tidak dilakukan
 Pemeriksaan bimanual : tidak dilakukan

II. Interpretasi Data


Diagnosa Kebidanan : Ny. I usia 29th nifas hari ke 40 dengan KB Pil progestin
dengan menyusui
Masalah
Kebutuhan :Pil KB untuk ibu menyusui
III. Antisipasi Diagnosa/ Masalah Potensial :tidak ada
IV. Tindakan Segera / Kolaborasi : tidak ada
V. Perencanaan Asuhan
1. Lakukan Pemeriksaan Fisik Pada Ibu
2. Jelaskan kepada ibu keuntungan dan kerugian dan Keuntungan dari KB Pil progestin
3. Jelaskan efek samping KB Pil progestin
4. Jelaskan cara mengesumsi Pil progestin
5. Jelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan pil KB
6. Beritahu ibu kapan mulai meminum pil KB
7. Anjurkan ibu untuk berolahraga secara teratur.
8. Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang lagi atau apabila ada keluhan
VI. Implementasi / Pelaksanaan (Mandiri, Kalaborasi, Rujukan)
1. Melakukan Pemeriksaan Fisik Ibu : KU : Baik TD:110/80MmHg
S: 36,4C N:82x/I BB:53 Kg
2. Menjelaskan kepada ibu keuntungan daan kekurangan Kb Pil progestin
Keuntungan :
a. Cocok sebagai alat kontrasepsi untuk perempuan yang sedang menyusui
b. Sangat efektif pada masa laktasi
c. Dosis gestagen rendah

18
d. Tidak menurunkan produksi ASI
e. Tidak mengganggu hubungan seksual
f. Kesuburan cepat kembali
g. Tidak memberikan efek samping estrogen
h. Dapat mengurangi dismenorhea
Kerugian :
a. Tidak melindungi Anda dari infeksi menular seksual
b. Harus dikonsumsi dalam jam waktu yang sama sehingga tidak boleh lupa
atau terlewat beberapa jam
c. Harus didapat dengan resep dokter
d. Tidak direkomendasikan untuk wanita dengan kondisi medis tertentu, seperti
penyakit hati kronis atau riwayat kanker payudara
e. Tidak cocok untuk wanita yang konsumsi obat tertentu, seperti obat
antikejang, antibiotik, obat tuberkulosis, HIV/AIDS, dan obat dengan
kandungan ekstrak St. John's Wort.
f. Tidak dapat dikonsumsi dengan ibu yang mengalami pendarahan rahim yang
tidak diketahui penyebabnya
3. Menjelaskan efek samping KB Pil Progestin Penambahan berat badan, jerawat, kecemasan,
bercak, angka kejadian terjadinya perdarahan tidak teratur tinggi
4. Menjelaskan ibu untuk mengkomsumsi pil kb progestin ,Pil harus diminum setiap hari,
termasuk di waktu haid. Sebaiknya pil diminum pada waktu yang sama
5. menjelaskan hal - hal yang harus diperhatikan sebelum mengkomsumsi pil kb progestin yaitu
minum obat secara teratur setiap hari dengan waktu yang sama dan ketika haid,efek samping,dan
kerugian maupun keuntungan pil progestin ibu telah mengetahuinya
6. Memberitahu ibu bahwa dari ibu datang KB Pil telah bisa dikomsumsi
7. Menganjurkan ibu untuk olahraga secara teratur. Jenis olahraga yang bias dilakukan adalah
olahraga senam, jogging atau berjalan.
8. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang lagi atau apabila ada keluhan

VII. Evaluasi
1. Pemeriksaan Fisik ibu telah dilakukan
2. Ibu telah mengetahui keuntungan dan kerugian KB Pil progestin
3. Ibu telah mengetahui efek samping KB pil progestin
4. Ibu telah mengetahui cara mengkomsumsi pil kb progestin

19
5. Ibu telah mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum mengkomsumsi kb pil progestin
6. Ibu telah mengetahui kapan memulai meminum KB Pil tersebut
7. Ibu bersedia melakukan Olahraga secara teratur
8. ibu bersedia untuk kunjungan ulang lagi atau apabila ada keluhan

Bukittinggi, 06 Mei 2021

Preseptor Akademik Preseptor Lahan

(…………...……………) (…………………………….)

20
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas tentang kesenjangan antara teori dan hasil studi
pelaksanaan dan penerapan asuhan kebidanan keluarga berencana pada Ny “N”
akseptor KB Pil Progestin di BPM Bidan Winarti tanggal 04 Mei 2021.
Pada tanggal 04 Mei 2021 jam 14.40 Wib dari hasil pengkajian data awal
didapatkan data bahwa ibu datang dengan keluhan Ibu mengatakan ingin
menjarangkan kehamilannya, masih, ingin ber-KB dan ingin menggunkan Pil KB
untuk Ibu Menyusui mempunyai bayi usia 4 bulan
A. Langkah II. Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual
Manajemen kebidanan berdasarkan pendekatan asuhan kebidanan
yang didukung dan ditunjang oleh beberapa data baik data subjektif yang
diperoleh dari hasil pengkajian Ny “I” pada tanggal 04 Mei 2021, maka
penulis merumuskan diagnosa masalah aktual: ingin menjarangkan anak
dan ingin menggunakan pil.
Masalah/diagnosa amenorhea pada Ny “I” ditetapkan berdasarkan pada
penemuan awal tanggal 04 Mei 2021 dan mengeluh Ibu mengatakan ingin
menjarangkan kehamilannya, masih, ingin ber-KB yang sesuai dengannya
yaitu Pil KB untuk Ibu Menyusui mempunyai bayi usia 4 bulan. Hal yang
dialami oleh Ny “I” ini pada umumnya dialami oleh Ibu pada Umumnya .
B. Langkah III. Identifikasi Masalah Potensial
Merumuskan diagnosa/masalah potensial dengan manajemen asuhan
kebidanan adalah mengidentifikasi masalah yang mungkin terjadi, langkah
ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan
sambil mengamati klien.
Penelitian juga dilakukan oleh Putri, RA dan Chunaeni, S yang
mengatakan bahwa sebesar 30% akseptor KB mengalami keluhan. Banyak
kejadian drop out pada aksepor KB Pil Progestin, terutama KB progestin
akibat adanya efek samping yang tidak dimengerti oleh akseptor, salah
satunya adalah efek samping berupa gangguan haid amenorhea (Putri, RA
dan Chunaeni, S, 2015).

21
Berdasarkan data yang didapatkan dari pengkajian pada Ny “I”
penulis menemukan adanya kesamaan antara teori dan kenyataan dilahan
dan juga dari hasil penelitian orang lain. Dimana masalah potensial
(masalah yang mungkin terjadi) ditetapkan berdasarkan masalah aktual
atau masalah yang dialami ibu saat ini.
C. Langkah IV. Tindakan Segera/Kolaborasi
Berdasarkan data yang ditemukan dari hasil pengkajian tidak ada data
yang mendukung untuk melakukan tindakan segera dan atau kolaborasi.
D. Langkah V. Rencana Tindakan
Dalam membuat rencana tindakan, dibuat berdasarkan tujuan dan
kriteria yang akan dicapai. Rencana ini disusun berdasarkan kondisi klien
(diagnosa/masalah aktual dan masalah potensial).
Pada tahap ini rencana tindakan disusun berdasarkan masalah aktual
dan masalah potensial dan sesuai dengan teori sehingga tidak ditemukan
adanya kesenjangan antara teori dan kenyataan.
E. Langkah VI. Implementasi
Berdasarkan teori, implementasi dalam melaksanakan rencana
tindakan harus dilakukan secara efisien dan menjamin rasa aman klien,
implementasi dapat dikerjakan keseluruhan oleh bidan, klien, keluarga
klien, dokter ataupun tenaga kesehatan lainnya.Bidan harus melaksanakan
implementasi yang efisien terhadap waktu, biaya, dan kualitas pelayanan.
Tindakan asuhan kebidanan berdasarkan dengan perencanaan asuhan
kebidanan yang telah dibuat dilaksanakan seluruhnya dengan baik di BPM
Bidan Winarti. .Sehingga penulis tidak menemukan hambatan yang berarti
karena adanya kerja sama dan penerimaan yang baik dari ibu dan keluarga
serta dukungan dari lahan praktek.
Pada tahap ini implementasi disusun berdasarkan rencana tindakan
yang telah dibuat, hal ini sesuai dengan teori sehingga tidak ditemukan
adanya kesenjangan antara teori dan kenyataan.
F. Langkah VII. Evaluasi
Evaluasi perupakan langkah akhir dari proses manajemen asuhan
kebidanan yaitu penilaian terhadap tingkat keberhasilan asuhan yang telah
diberikan kepada klien dengan pedoman dan tujuan serta kriteria yang
telah ditetapkan sebelumnya. Pada kasus Ny “I” dilakukan evaluasi yaitu

22
pada penemuan awal Ibu mengatakan ingin menjarangkan kehamilannya,
masih, ingin ber-KB yang sesuai dengannya yaitu Pil KB untuk Ibu
Menyusui mempunyai bayi usia 4 bulan

23
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Asuhan Keluarga Berencana pada Ny. I adalah Ny. I memilih untuk
melakukan KB Pil Progestin setelah mendapat penjelasan tentang metode kontrasepsi
yang cocok untuk ibu menyusui. Ibu ingin menggunakan kontrasepsi yang tidak
menganggu proses menyusui karena ia ingin memberikan ASI Eksklusif kepada
bayinya sampai berusia 2 Tahun.
B. Saran
1. Bagi Pasien
Mengingatkan pada ibu agar memperhatikan kapan ibu harus kembali
untuk mendapatkan Pil Progestin lagi, dan ibu harus mengerti dan
mengetahui dengan jelas apakah efek samping dari alat kontrasepsi yang
digunakan.
2. Bagi Bidan
Bidan dalam memberikan konseling kepala akseptor KB lebih diarahkan
kepada mekanisme kerja dan efek samping yang ditimbulkan oleh alat
kontrasepsi.
3. Bagi Institusi
Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan perlu kiranya pembelajaran
tentang penerapan manajemen kebidanan dalam pemecahan masalah lebih
ditingkatkan dan dikembangkan mengingat proses tersebut sangat
bermanfaat dalam membina tenaga bidan guna menciptakan sumber daya
manusia yang berpotensi dan profesional
Asuhan yang diberikan pada klien sudah cukup baik dan hendaknya
dapat memberikan alat kontrasepsi yang dapat digunakan jangka panjang,
hal ini dikarenakan alat kontrasepsi jangka panjang dinilai lebih efektif dan
efisien. Selain itu masyarakat diharapkan juga dapat meningkatkan rasa
ingin tahunya tentang alat kontrasepsi yang sebaiknya di pakainya, karena
setiap wanita usia subur (WUS) atau pasangan usia subur (PUS) memiliki
kebutuhan yang berbeda-beda

24
DOKUMENTASI

25
DAFTAR PUSAKA

Affandi, B. 2013. Buku Panduan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : PT Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo. Handayani, Sri. 2014. Buku Ajara Pelayanan Berencana.
Yogyakarta : Pustaka Rihama
Suratun, dkk. 2014 Pelayanan Keluarga Berencana & Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta : Trans Info Medika
Rismawati, S. 201. Unmet Need : Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030.http://pustaka.unpad.ac/wp-
content/uploads/2014/10/ARTIKELUNMET-NEED.pdf. (diakses tanggal 06 Mei
2021)
http://repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1013/1/LTA.pdf.
( diakses tanggal 06 mei 2021)
http://repo.poltekkesmedan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1342/1/P07524115013%
20ENDANG%20TIO%20KUSUMA%20MANALU.pdf (diakses 06 mei 2021)

26

Anda mungkin juga menyukai