Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH

(SITUASIONAL)

DISUSUN OLEH :

NAMA : INGGRID LOLEO

NIM : 2008031

FAKULTAS KEPERAWATAN, BISNIS DAN TEKNOLOGI

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEMARANG

2021
A. Kasus (masalah utama)
Harga diri rendah (situasional)

B. Proses terjadinya masalah


1. Definisi
Keliat B.A mendefinisikan harga diri rendah adalah penilaian tentang pencapaian
diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri.Perasaan tidak
berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif
terhadap diri sendiri dan kemampuan diri (Fajariyah, 2012).
Sedangkan menurut (Depkes RI, 2000 dalam Nurarif & Hardhi, 2015, p. 55) Harga
diri rendah merupakan perasaan negatif terhadap diri sendiri termasuk kehilangan rasa
percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, tidak berdaya, pesimis, tidak ada harapan
dan putus asa.
Harga diri rendah situasional adalah suatu keadaan ketika individu yang sebelumnya
memiliki harga diri positif mengalami perasaan negative mengenai diri dalam berespon
terhadap suatu kejadian (kehilangan, perubahan).
Harga diri rendah situasional adalah evaluasi diri negative yang berkembang sebagai
respon terhadap hilangnya atau berubahnya perawatan diri seseorang yang sebelumnya
mempunyai evaluasi diri posistif (NANDA, 2005).
Harga diri rendah situasional yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus
operaasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan
malu karena sesuatu terjadi (Dalami dkk, 2009).

2. Rentang respon konsep diri


Responadaptif Responmaladaptif

Akualisasi Konsep Harga diri Keracunan Depersonalisasi


diri diripositif rendah identitas
Gambar 1.1 Rentang Respon Konsep Diri Rendah Sumber : (Fajariyah,2012)

a. Akualisasi diri adalah pernyataan diri positif tentang latar belakang pengalaman
nyata yang suksesditerima.
b. Konsep diri positif adalah mempunyai pengalaman yang positif dalam
beraktualisasidiri.
c. Harga diri rendah adalah transisi antara respon diri adaptif dengan konsep
dirimaladaptif.
d. Keracunan identitas adalah kegagalan individu dalam kemalangan aspek
psikososial dan kepribadian dewasa yangharmonis.
e. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realitis terhadap diri sendiri yang
berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan
dirinya dengan oranglain.

3. Etiologi
Penyebab terjadi harga diri rendah adalah :
a. Pada masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian atas keberhasilannya.
b. Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya kurang dihargai, tidak diberi
kesempatan dan tidakditerima.
c. Menjelang dewasa awal sering gagal disekolah, pekerjaan, atau pergaulan
d. Harga diri rendah muncul saat lingkungan cenderung mengucilkan dan
menuntut lebih darikemampuannya. (Yosep, 2009)
Harga diri rendah biasanya terjadi karena adanya kritik dari diri sendiri dan orang
lain, yang menimbulkan penurunan produktifitas berkepanjangan, yang dapat
menimbulkan gangguan dalam berhubungan dengan orang laindan dapat menimbulkan
perasaan ketidakmampuan dari dalam tubuh, selalu merasa bersalah terhadap orang lain,
selalu berperasaan negative tentang tubuhnya sendiri.

4. Tanda dan gejala


a. Mengungkapkan rasa malu/bersalah
b. Mengungkapkan menjelek-jelekan diri
c. Mengungkapkan hal-hal yang negative tenang diri (misalnya, ketidakberdayaan dan
ketidakbergunaan)
d. Kejadian menyalahkan diri secara episodic terhadap permasalahan hidup yang
sebelumnya mempunyai evaluasi diri positif
e. Kesulitan dalam membuat keputusan
Keliat (2009) mengemukakan beberapa tanda dan gejala harag diri rendah adalah :
a. Mengkritik diri sendiri
b. Perasaan tidak mampu
c. Pandangan hidu yang pesimis
d. Penurunan produktivitas
e. Penolakan terhadap kemampuan diri

5. Akibat
Menurut Karika (2015) harga diri rendah dapat berisiko terjadinya isolasi sosial :
menarik diri, isolasi soasial menarik diri adalah gangguan kepribadian yang tidak
fleksibel pada tingkah laku yang maladaptif mengganggu fungsi seseorang dalam
hubungan sosial. Dan sering dirtunjukan dengan perilaku antara lain :
Data subyektif
a. Mengungkapkan enggan untuk memulai hubungan atau pembicaraan
b. Mengungkapkan perasaan malu untuk berhubungan dengan oranglain
c. Mengungkapkan kekhawatiran terhadap penolakan oleh orang lain
Data obyektif
a. Kurang spontan ketika diajakbicara
b. Apatis
c. Ekspresi wajahkosong
d. Menurun atau tidak adanya komunikasi verbal
e. Bicara dengan suara pelan dan tidak ada kontak mata saat bicara
C. Pohon masalah
Menurut (Yosep, 2014, p. 264) pohon masalah pasien harga diri rendah yaitu :

IsolasiSosial Effect

HargaDiriRendah CoreProblem

KopingTidak Efektif Causa

D. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji


 Masalah keperawatan
1) Koping tidak efektif
2) Harga diri rendah (situasional)
3) Isolasi sosial

 Data yang perlu dikaji


1. Koping tidak efektif
a) Data Subyektif
- Mengungkapkan ketidakmampuan dan meminta bantuan orang lain
- Mengungkapkan malu dan tidak bisa ketika diajak melakukan sesuatu
- Mengungkapkan tidak berdaya dan tidak ingin hiduplagi
b) Data Obyektif
- Tampak ketergantungan terhadap oranglain
- Tampak sedih dan tidak melakukan aktivitas yang seharusnya
dapatdilakukan
- Wajah tampakmurung
2. Harga diri rendah (situasional)
a) Data Subyektif
Klien mengatakan : saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri
b) Data Obyektif
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternative
tindakan, ingin mencederai diri / ingin mengakhiri hidup
3. Isolasi social
a) Data Subyektif : Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul, menyendiri, berdiam diri
dikamar, banyak diam
c) Data Obyektif: Ekspresi wajah kosong, tidak ada kontak mata, suara pelan dan
tidak jelas

E. Diagnose keperawatan
1. (D.0096) Koping tidak efektif b/d krisis situasional
2. (D.0087) Harga diri rendah(situasional) b/d riwayat penolakan
3. (D.0121) Isolasi social b/d perubahan status mental

F. Rencana tindakan keperawatan


1. Koping tidak efektif b/d krisis situasional
Gejala dan tanda mayor :
Subyektif : Obyektif :
- Mengungkapkan tidak mampu - Tidak mampu memenuhi peran yang
mengatasi masalah diharapkan (sesuai usia)
- Menggunakan mekanisme koping yang
tidak sesuai
Gejala dan tanda minor
Subyektif : Obyektif :
- Tidak mampu memenuhi kebutuhan - Penyalahgunaan zat
dasar - Memanipulasi orang lain untuk
- Kekhawatiran kronis memenuhi keinginanya sendiri
(L.09086)Tujuan dan kriteria hasil
Ekspetasi: Membaik
Kriteria hasil
- Kemampuan memenuhi peran sesuai usia meningkat
- Perilaku koping adaptif meningkat
- Verbalisasi kemampuan mengatasi masalah meningkat
- Partisipasi social meningkat
- Tanggung jawab diri meningkat
- Kemampuan membina hubungan meningkat
(I.09265) Intervensi
Observasi
 Identifikasi persepsi mengenai masalah dan informasi yang memicu konflik
Terapeutik
 Diskusikan kelebihan dan kekurangan dari setiap solusi
 Motivasi mengungkapkan tujuan perawatan yang diharapkan
 Fasilitasi pengambilan keputusan secara kolaboratif
Edukasi
 Informasikan alternative solusi secara jelas
 Berikan informasi yang diminta pasien
2. Harga diri rendah situasional b/d riwayat penolakan
Gejala dan tanda mayor :
Subyektif: Obyektif :
- Menilai diri negative (mis. tidak - Berbicara pelan dan lirih
berguna, tidak tertolong) - Menolak berinteraksi dengan orang lain
- Merasa malu/bersalah - Berjalan menunduk
- Melebih-lebihkan penilaian negative - Postur tubuh menunduk
tentang diri sendiri
- Menolak penilaian positif tentang
diri sendiri
Gejala dan tanda minor :
Subyektif : Obyektif :
- Sulit berkosentrasi - Kontak mata kurang
- Lesu dan tidak bergairah
- Pasif
- Tidak mampu membuat keputusan
(L.09069) Tujuan dan kriteria hasil
Ekspetasi : Meningkat
Kriteria hasil :
- Penilaian diri positif meningkat
- Perasaan memiliki kelebihan atau kemampuan postif meningkat
- Minat mencoba hal baru meningkat
- Berjalan menampakkan wajah meningkat
- Kontak mata meningkat
- Gairah aktivitas meningkat
- Perasaan malu menurun
- Perasaan bersalah menurun
- Perasaan tidak mampu melakukan apapun meningkat
(I.09308) Intervensi :
Observasi
 Identifikasi budaya, agama, ras, jenis kelamin, dan usia terhadap harga diri
 Monitor verbalisasi yang merendahkan diri sendiri
 Monitor tingkat harga diri setiap waktu, sesuai kebutuhan
Terapeutik
 Motivasi terlibat dalam verbalisasi positif untuk diri sendiri
 Motivasi menerima tantangan atau hal baru
 Diskusikan pengalaman yang meningkatkan harga diri
 Diskusikan alasan mengkritik diri atau rasa bersalah
 Diskusikan penetapan tujuan realistis untuk mencapai harga diri yang lebih tinggi
Edukasi
 Anjurkan mempertahankan kontak mata saat berkomunikasi saat berkomunikasi
dengan orang lain
 Ajurkan membuka diri terhadap kritik negative
 Latih pernyataan/kemampuan positif diri
 Latih cara berfikir dan berperilaku positif
 Latih meningkatkan kepercayaan pada kemampuan dalam menangani situasi

3. Isolasi social b/d perubahan status mental


Gejala dan tanda mayor :
Subyektif : Obyektif :
- Merasa ingin sendirian - Menarik diri
- Merasa tidak aman ditempat - Tidak berminat/menolak berinteraksi
umum atau lingkungan dengan orang lain

Gejala dan tanda minor :

Subyektif : Obyektif :

- Merasa berbeda dengan orang lain - Afek datar


- Merasa asyik dengan pikiran sendiri - Afek sedih
- Merasa tidak mempunyai tujuan - Riwayat ditolak
yang jelas - Tidak mampu memenuhi harapan orang
lain
- Tindakan tidak berarti
- Tidak ada kontak mata
- Tidak bergairah/lesu
(L.13116) Tujuan dan kriteria hasil
Ekspetasi: Meningkat
Kriteriahasil :
- Minat interaksi meningkat
- Minat terhadap aktivitas meningkat
- Verbalisasi isolasi menurun
- Perilaku menarik diri menuru
- Verbalisasi perasaan berbeda dengan orang lain menurun
- Afek murung/sedih menurun
(I.13498) Intervensi
Observasi
 Identifikasi kemampuan melakukan interaksi dengan orang lain
 Identifikasi hambatan melakukan interaksi dengan orang lain
Terapeutik
 Motivasi meningkatkan keterlibatan dalam suatu hubungan
 Motivasi kesabaran dalam mengembangkan suatu hubungan
 Motivasi berpartisipasi dalam aktivitas baru dan kegiatan kelompok
 Motivasi berinteraksi diluar lingkungan
 Diskusikan perencanaan kegiatan dimasa depan
Edukasi
 Anjurkanberinterkasi dengan orang lain secara bertahap
 Anjurkan ikut serta kegiatan social dan kemasyarakatan
 Anjurkan berbagi pengalaman dengan orang lain
DAFTAR PUSTAKA

Dalami E, dkk.2009. Asuhan Keperawatan Dengan Ganggaun Jiwa. Jakarta :Trans Info Media.

Fajariyah N. 2012. Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Harga Diri Rendah. Jakarta:
Trans Info Media.

Keliat Budi Anna.(2009).Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Yogyakarta, Andi


Offset.

Nanda.(2005). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa: Edisi 1. Yogyakarta : Nuhu Medika.

Nurarif, A.H. & Hardhi, K. 2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
& NANDA NIC NOC Jilid 2. Jakarta: EGC.

Yosep, I. d. (2014).Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama.

Yosep, I. (2009). Keperawatan Jiwa (Edisi Revisi). Bandung: Refika Aditama.


STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Diangosa
Tujuan Intervensi
Keperawatan
Harga diri 1. Klien dapat mengidentifikasi SP 1 Pasien :
rendah kemampuan dan aspek positif yang 1. Mengidentifikasi kemampuan dan
(situasional) dimiliki aspek postif yang dimiliki pasien
2. Klien dapat menilai kemampuan 2. Membantu pasien menilai kemampuan
yang dapat digunakan yang masih dapat digunakan
3. Klien dapat memilih kemampuan 3. Membantu pasien memilih kegiatan
yang akan digunakan yang akan dilatih sesuai dengan
4. Klien mampu melakukan kegiatan kemampuan pasien
sesuai kondisi dan kemampuan yang 4. Melatih pasien sesuai kemampuan
dimilikinya yang dipilih
5. Memberikan pujian yang wajar
terhadap keberhasilan pasien
6. Menganjurkan pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian
SP 2 pasien :
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
pasien
2. Melatih pasien melakukan kegiatan
lain yang sesuai dengan kemampuan
pasien
3. Menganjurkan pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian
1. Keluarga membantu pasien SP 1 Keluarga :
mengidentifikasi kemampuan yang 1. Mendiskusikan masalah yang
dimiliki pasien dirasakan keluarga dalam merawat
2. Keluarga memfasilitasi pelaksanaan pasien
kemampuan yang masih dimiliki 2. Menjelaskan tentang pengertian, tanda
pasien dan gejala serta proses terjadinya
3. Keluarga memotivasi pasien untuk harga diri rendah
melakukan kegiatan yang sudah 3. Menjelaskan cara merawat pasien
dilatih dan memberikan pujian atas dengan harga diri rendah
keberhasilan pasien SP 2 Keluarga :
4. Keluarga mampu menilai 1. Melatih keluarga mempraktekkan cara
perkembangan perubahan merawat pasien dengan masalah harga
kemampuan pasien diri rendah
SP 3 Keluarga :
1. Melatih keluarga melakukan cara
merawat langsung kepada pasien
Harga diri rendah
SP 4 Keluarga :
1. Membantu keluarga dalam membuat
jadwal aktivitas dirumah termasuk
minum obat (discharge planning)
2. Menjelaskan follow up pasien setelah
pulang

Anda mungkin juga menyukai