Anda di halaman 1dari 145

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn S DENGAN HIPERTENSI

DI SUGRIWO BARU RT 07 RW 03 KELURAHAN KRAPYAK, KOTA

SEMARANG

Di Susun Oleh:

Nama : Marniati Ndekano

NIM : 2008047

Kelompok : V

FAKULTAS KEPERAWATAN, BISNIS DAN TEKNOLOGI

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEMARANG
2021
LAPORAN PENDAHULUAN

A. KONSEP KELUARGA

1. Pengertian Keluarga

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2016) mendefinisikan

keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga

dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu

atap dalam keadaan saling ketergantungan.

Menurut Lestari (2012:6) keluarga adalah rumah tangga yang

memilikihubungan darah atau perkawinan atau menyediakan terselenggaranya

fungsi-fungsi instrumental mendasar dan fungsi-fungsi ekspresif keluarga bagi

para anggotanya yang berada dalam suatu jaringan.

Keluarga merupakan sebuah kelompok kecil yang terdiri dari

individuindividu yang memiliki hubungan erat satu sama lain, saling tergantung

dan diorganisir dalam satu unit tunggal dalam rangka mencapai tujuan tertentu.

(Padila, 2012).

Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan

perkawinan, adaptasi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan

mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik,

mental dan emosional serta sosial individu yang ada di dalamnya, dilihat dari

interaksi yang regular ditandai dengan adanya ketergantungan dan hubungan


untuk mencapai tujuan umum. (Andarmoyo, 2012)

2. Struktur Keluarga

Struktur keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih individu yang

terikat tali perkawinan,karenahubungan darah atau adopsi, hidup dalam satu

rumah tangga, saling berhubungan satu sama lainnya dalam perannya

menciptakan dan mempertahankan budaya (atmini (2011:25).

Ada empat struktur keluarga menurut (Friedman, 2010) adalah struktur

peran, struktur nilai keluarga, proses komunikasi danstruktur kekuasaan dan

pengambilan keputusan.

a) Struktur peran.

Peran adalah perilaku yang dikaitkan dengan seseorang yang

memegang sebuah posisi tertentu, posisi mengidentifikasi status atau tempat

seseorang dalam suatu system sosial.

b) Struktur nilai keluarga.

Nilai keluarga adalah suatu system ide, perilaku dan keyakinan tentang

nilai suatu hal atau konsep yan secara sadar maupun tidak sadar mengikat

anggota keuarga dalam kebudayaan sehari-hari atau kebudayaan umum.

c) Proses komunikasi.

Proses komunikasi ada dua yaitu proses komunikasi fungsional dan

proses komunikasi disfungsonal.


1) Proses komunikasi fungsional.

Komunikasi fungsional dipandang sebagai landasan keberhasilan

keluarga yang sehat, dan komunikasi funsional didefenisikan sebagai

pengerim dan penerima pesan yang baik isi maupun tingkat intruksi

pesan yang langsung dan jelas, serta kelarasan antara isi dan tingkai

intruksi.

2) Proses komunikasi disfungsional.

Sama halnya ada cara berkomunikasi yang fungsional, gambaran

dari komunikasi disfungsional dari pengirim dan penerima serta

komunkasi disfungsinal juga melibatkan pengirim dan penerima.

d) Struktur kekuasaan dan pengambilan keputusan

Kekuasaan keluarga sebagai arakteristik system keluarga adalah

kemampua atau potensial, actual dari individu anggota keluarga yang lain.

Terdapat 5 unit berbeda yang dapat dianalisis dalam karakteristik

kekuasaan keluarga yaitu : kekuasaan pernikahan (pasangan orang

dewasa), kekuasaan orang tua, anak, saudara kandung dan kekerabatan.

Sedangkan pengambil keputusan adalah teknik interaksi yang digunakan

anggota keluarga dalam upaya mereka untuk memperoleh kendali dan

bernegosiasi atau proses pembuatan keputusan.


3. Ciri-ciri Struktur Keluarga

Ciri-ciri Struktur Keluarga menurut Padila tahun, 2012 adalah sebagai

berikut :

a. Terorganisasi: saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota

keluarga.

b. Ada keterbatasan: setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga

mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-

masing.

c. Ada perbedaan dan kekhususan: setiap anggota keluarga mempunyai

peranan dan fungsinya masing-masing. Salah satu pendekatan dalam asuhan

keperawatan keluarga adalah pendekatan struktural fungsional. Struktur

keluarga menyatakan bagaimana keluarga disusun atau bagaimana unit-unit

ditata dan saling terkait satu sama lain.

4. Macam-macam struktur/tipe/bentuk Keluarga

Tipe keluarga dibedakan menjadi dua jenis yaitu :

a.Tipe keluarga tradisional

1. Nuclear family atau keluarga inti merupakan keluarga yang terdiri atas

suami,istri dan anak.

2. Dyad family merupakan keluarga yang terdiri dari suami istri namun

tidak memiliki anak

3. Single parent yaitu keluarga yang memiliki satu orang tua dengan anak

yang terjadi akibat peceraian atau kematian.


4. Single adult adalah kondisi dimana dalam rumah tangga hanya terdiri dari

satu orang dewasa yang tidak menikah .

5. Extended family merupakan keluarga yang terdiri dari keluarga inti

ditambah dengan anggota keluarga lainnya

6. Middle-aged or erdely couple dimana orang tua tinggal sendiri dirumah

dikarenakan anak-anaknya telah memiliki rumah tangga sendiri.

7. Kit-network family, beberapa keluarga yang tinggal bersamaan dan

menggunakan pelayanan bersama.

b.Tipe keluarga non tradisional

1.Unmaried parent and child family yaitu keluarga yang terdiri dari orang tua

dan anak tanpa adanya ikatan pernikahan.

2.Cohabitating couple merupakan orang dewasa yang tinggal bersama tanpa

adanya ikatan perkawinan.

3.Gay and lesbian family merupakan seorang yang memiliki persamaan jenis

kelamin tinggal satu rumah layaknya suami-istri

4.Nonmarital Hetesexual Cohabiting family, keluarga yang hidup Bersama

tanpa adanya pernikahan dan sering berganti pasangan

5. Faster family, keluarga menerima anak yang tidak memiliki hubungan

darah dalam waktu sementara. (Widagdo,2016)


5. Tahap Perkembangan Keluarga

Menurut Duvall & Miler (1985) ; Carter & Mc Goldrick (1988), dalam

Komang (2012) menjelaskan bahwa tugas dan tahap perkembagan keluarga

yaitu:

a) Tahap I, keluarga pemula atau pasangan baru. Tugas perkembangan

keluarga pemula antara lain membina hubungan harmonis dan kepuasan

bersama dengan membangun perkawinan yang saling memuaskan,

membina hubungan dengan orang lain dengan menghubungkan jaringan

persaudaraan secara harmonis, merenanakan kehamilan

danmempersiapkan dirimenjadi orang tua.

b) Tahap II, keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi sampai umur

30 bulan). Pada tahap ini tugas keluarga yaitu membentuk keluarga muda

sebagai sebuah unit, mempertahankan hubungan perkawinan yang

memuaskan, memperluas perahabatan dengan keluarga besar dengan

menambahkan peran orang tua, kakek dan nenek dan mensosialisasikan

dengan lingkungan keluarga besar masing-masing pasangan.

c) Tahap III, Keluarga dengan anak pra sekolah (anak pertama berumur 2-6

tahun). Tugas perkembangn pada keluaga ini yaitu memenuhi kebutuhan

anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa

aman. Membantu anak untuk bersosialisasi.Beradaptasi dengan anaky

baru lahir, sementara kebutuhan anak lain juga harus terpenuhi.

Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam keluarga maupun


dengan masyarakat.Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan

anak.Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.Kegiatan dan waktu

untuk stimulasi tumbuh kembang.

d) Tahap IV, keluarga dengan anak usia sekolah. Tahap ini dimulai saat

anak berumur 6 tahun (mulai sekolah ) dan berakhir pada saat anak

berumur 12 tahun. Pada tahap ini biasanya keluarga mencapai jumlah

maksimal sehingga keluarga sangat sibuk. Selain aktivitas di sekolah,

masing-masing anak memiliki minat sendiri. Demikian pula orang tua

mempunyai aktivitas yang berbeda dengan anak. Tugas perkembangan

keluarga membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan

lingkungan. Mempertahankan keintiman pasangan. Memenuhi

kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk

kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga.Pada tahap

ini anak perlu berpisah dengan orang tua, memberi kesempatan pada

anak untuk bersosialisasi dalam aktivitas baik di sekolah maupun di luar

sekolah.

e) Tahap V, Keluarga dengan anak remaja (anak tertuaberumur 13-20

tahun). Tugas perkembangan keluarga ini adalah memberikan

kebebasan yang seimbnag dengan tanggung jawab. Mempertahankan

hubungan yang intim dengan keluarga. Mempertahankan komunikasi

yang terbuka antara anak dan orang tua. Hindari perdebatan, kecurigaan

dan permusuhan. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh


kembang keluarga. merupakan tahap paling sulit karena orang tua

melepas otoritasnya dan membimbing anak untuk bertanggung jawab.

Seringkali muncul konflik orang tua dan remaja.

f) Tahap VI, Keluarga dengan anak dewasa dimulai pada saat anak

pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak terakhir

meninggalkan rumah. Lamanya tahapan ini tergantung jumlah anak dan

ada atau tidaknya anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal

bersama orang tua. Tugas perkembangan keluarga di tahap ini adalah

memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar, mempertahankan

keintiman pasangan, membantu orang tua memasuki masa tua,

Membantu anak untuk mandiri di masyarakat, Penataan kembali peran

dan kegiatan rumah tangga.

g) Tahap VII, Keluarga usia pertengahan dimana tahap ini dimulai pada

saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat pensiun

atau salah satu pasangan meninggaal. Tugas perkembangan keluarga

tahap ini yaitu mempertahankan kesehatan. Mempertahankan hubungan

yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak, meningkatkan

keakraban pasangan, fokus mempertahankan kesehatan pada pola hidup

sehat, diet seimbang, olah raga rutin, menikmati hidup, pekerjaan dan

lain sebagainya.

h) Tahap VIII, Keluarga usia lanjut, diimulai saat pensiun sanpai dengan

salah satu pasangan meninggal dan keduanya meninggal. Tugas


perkembangan di tahap ini antara lain mempertahankan suasana rumah

yang menyenangkan, Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan,

teman, kekuatan fisik dan pendapatan, mempertahankan keakraban

suami/istri dan saling merawat, mempertahankan hubungan dengan

anak dan sosial masyarakat, melakukan life review, Mempertahankan

penataan yang memuaskan merupakan tugas utama keluarga pada tahap

ini.Tugas keluarga Sesuai dengan fungsi kesehatan, keluarga

mempunyai tugas dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan

dilakukan.

6. Fungsi Keluarga

Keluarga mempunyai 5 fungsi yaitu :

a. Fungsi Afektif

Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga

yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk

pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan fungsi afektif tampak

pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga.

Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan

fungsi afektif adalah (Friedman, M.M et al., 2010) :

1) Saling mengasuh yaitu memberikan cinta kasih, kehangatan, saling

menerima, saling mendukung antar anggota keluarga.

2) Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan


mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu

mempertahankan iklim positif maka fungsi afektif akan tercapai.

3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga di mulai sejak pasangan

sepakat memulai hidup baru.

b. Fungsi Sosialisasi

Sosialisasi di mulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat

individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia

akan menatap ayah, ibu dan orang-orang yang ada disekitarnya. Dalam

hal ini keluarga dapat Membina hubungan 6 sosial pada anak,

Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat

perkembangan anak, dan Menaruh nilai-nilai budaya keluarga.

c. Fungsi Reproduksi

Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambah

sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah,

selain untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk

membentuk keluarga adalah meneruskan keturunan.

d. Fungsi Ekonomi

Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi

kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan

makan, pakaian, dan tempat tinggal.

e. Fungsi Perawatan

Kesehatan Keluarga juga berperan untuk melaksanakan praktik


asuhan keperawatan, yaitu untuk mencegah gangguan kesehatan atau

merawat anggota keluarga yang sakit. Keluarga yang dapat

melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah

kesehatan.

B. KONSEP DASAR PENYAKIT

1. Definisi

Hipertensi adalah kelainan sistem sirkulasi darah yang mengakibatkan

peningkatan tekanan darah diatas nilai normal atau tekanan darah ≥140/90

mmHg (Kemenkes.RI, 2014).

Hipertensi adalah keadaan seseorang yang mengalami peningkatan

tekanan darah diatas normal sehingga mengakibatkan peningkatan angka

morbiditas maupun mortalitas, tekanan darah fase sistolik 140 mmHg

menunjukkan fase darah yang sedang dipompa oleh jantung dan fase diastolik

90 mmHg menunjukkan fase darah yang kembali ke jantung (Triyanto, 2014).

2. Klasifikasi

Klasifikasi hipertensi menurut Herlambang tahun 2013 :

Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik


Normal Di bawah 130 mmHg Di bawah 85 mmHg
Normal Tinggi 130 – 139 mmHg 85 – 89 mmHg

Stadium 1 140 – 159 mmHg 90 – 99 mmHg

(Hipertensi ringan)
Stadium 2 160 – 179 mmHg 100 – 109mmHg

(Hipertensi sedang)
Stadium 3 180 – 209 mmHg 110 – 119 mmHg

(Hipertensi berat)
Stadium 4 210 mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih

(Hipertensi maligna)

3. Patofisiologi

Menurut (Triyanto, 2014) meningkatnya tekanan darah didalam arteri

bisa terjadi melalui beberapa cara yaitu jantung memompa lebih kuat sehingga

mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya arteri besar kehilangan

kelenturanya dan menjadi kaku sehingga mereka tidak dapat mengembang

pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Darah di setiap

denyutan jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit dari pada

biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. inilah yang terjadi pada usia

lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena

arterioskalierosis. Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat

pada saat terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arter kecil (arteriola) untuk

sementara waktu untuk mengarut karena perangsangan saraf atau hormon

didalam darah. Bertambahnya darah dalam sirkulasi bisa menyebabkan

meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terhadap kelainan fungsi

ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam
tubuh meningkat sehingga tekanan darah juga meningkat. Sebaliknya, jika

aktivitas memompa jantung berkurang arteri mengalami pelebaran, banyak

cairan keluar dari sirkulasi, maka tekanan darah akan menurun.

Penyesuaian terhadap faktor-faktor tersebut dilaksanakan oleh perubahan

didalam fungsi ginjal dan sistem saraf otonom (bagian dari sistem saraf yang

mengatur berbagai fungsi tubuh secara otomatis). Perubahan fungsi ginjal,

ginjal mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara: jika tekanan darah

meningkat, ginjal akan mengeluarkan garam dan air yang akan menyebabkan

berkurangnya volume darah dan mengembalikan tekanan darah normal. Jika

tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam dan air,

sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali normal. Ginjal

juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang

disebut renin, yang memicu pembentukan hormon angiotensi, yang

selanjutnya akan memicu pelepasan hormon aldosteron. Ginjal merupakan

organ peting dalam mengembalikan tekanan darah; karena itu berbagai

penyakit dan kelainan pada ginjal dapat menyebabkan terjadinya tekanan

darah tinggi. Misalnya penyempitan arteri yang menuju ke salah satu ginjal

(stenosis arteri renalis) bisa menyebabkan hipertensi. Peradangan dan cidera

pada salah satu atau kedua ginjal juga bisa menyebabkan naiknya tekanan

darah (Triyanto 2014). pertimbangan gerontology. Perubahan struktural dan

fungsional pada system pembuluh perifer bertanggung pada perubahan


tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi

aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam

relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan

kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekwensinya,

aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi

volume darah yang dipompa oleh jantung (volume secukupnya),

mengakibatkan penurunan curah jantunng dan meningkatkan tahanan perifer

(Prima,2015).

4. Etiologi

Penyebab hipertensi sesuai dengan tipe masing-masing hipertensi,yaitu :

a. Etiologi

1) Hipertensi esensial atau primer

Penyebab pasti dari hipertensi esensial belum dapat diketahui,

sementara penyebab sekunder dari hipertensi esensial juga tidak

ditemukan. Pada hipertensi esensial tidak ditemukan penyakit

renivaskuler, gagal ginjal maupun penyakit lainnya, genetik serta ras

menjadi bagian dari penyebab timbulnya hipertensi esensial termasuk

stress, intake alkohol moderat, merokok, lingkungan dan gaya hidup

(Triyanto, 2014).
2) Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan oleh

penyakit lain seperti kerusakan ginjal, diabetes kerusakan vaskuler dan

lain – lain (Herlambang, 2013).

b. Faktor resiko

1) Faktor resiko yang tidak bisa dirubah

a) Usia

Faktor usia merupakan salah satu faktor resiko yang

berpengaruh terhadap hipertensi karena dengan bertambahnya usia

maka semakin tinggi pula resiko mendapatkan hipertensi. Insiden

hipertensi meningkat seiring dengan bertambahnya usia, hal ini

disebabkan oleh perubahan alamiah dalam tubuh yang mempengaruhi

pembuluh darah, hormon serta jantung (Triyanto, 2014).

b) Genetik

Faktor genetik ternyata juga memiliki peran terhadap angka

kejadian hipertensi. Penderita hipertensi esensial sekitar 70-80 %

lebih banyak pada kembar monozigot(satu telur) dari pada

heterozigot (beda telur). Riwayat keluarga yang menderita hipertensi

juga menjadi pemicu seseorang menderita hipertensi, oleh sebab itu

hipertensi disebut penyakit turunan (Triyanto, 2014).


c) Ras

Orang berkulit hitam memiliki resiko yang lebih besar untuk

menderita hipertensi primer ketika predisposisi kadar renin plasma

yang rendah mengurangi kemampuan ginjal untuk mengekskresikan

kadar natrium yang berlebih (Kowalak, Weish, & Mayer, 2011).

2) Faktor resiko yang bisa dirubah

a) Lingkungan (stres)

Faktor lingkungan seperti stress juga memiliki pengaruh terhadap

hipertensi. Hubungan antara stress dengan hipertensi melalui saraf

simpatis, dengan adanya peningkatan aktivitas saraf simpatis akan

meningkatkan tekanan darah secara intermitten (Triyanto, 2014).

b) Obesitas

Faktor lain yang dapat menyebabkan hipertensi adalah

kegemukan atau obesitas. Perenderita obesitas dengan hipertensi

memiliki daya pompa jantung dan sirkulasi volume darah yang lebih

tinggi jika dibandingkan dengan penderita yang memiliki berat badan

normal (Triyanto,2014)

c) Rokok

Kandungan rokok yaitu nikotin dapat menstimulus pelepasan

katekolamin. Katekolamin yang mengalami peningkatan dapat

menyebabkan peningkatan denyut jantung, iritabilitas miokardial


serta terjadi vasokontriksi yang dapat meningkatkan tekanan darah

(Ardiansyah,2012).

d) Kopi

Substansi yang terkandung dalam kopi adalah kafein.Kafein

sebagai anti-adenosine (adenosine berperan untuk mengurangi

kontraksi otot jantung dan relaksasi pembuluh darah sehingga

menyebabkan tekanan darah turun dan memberikan efek rileks)

menghambat reseptor untuk berikatan dengan adenosine sehingga

menstimulus sistem saraf simpatis dan menyebabkan pembuluh darah

mengalami konstriksi disusul dengan terjadinya peningkatan tekanan

darah (Blush, 2014).

5. Manifestasi Klinis

Hipertensi sulit dideteksi oleh seseorang sebab hipertensi tidak memiliki

tanda/gejala khusus. Gejala-gejala yang mudah untuk diamati seperti terjadi

pada gejala ringan yaitu pusing atau sakit kepala,cemas, wajah tampak

kemerahan, tengkuk terasa pegal, cepat marah, telinga berdengung, sulit

tidur, sesak napas, rasa berat di tengkuk, mudah lelah, mata berkunang-

kunang, mimisan (keluar darah di hidung) (Fauzi, 2014; Ignatavicius,

Workman, & Rebar, 2017).

Selain itu, hipertensi memiliki tanda klinis yang dapat terjadi,

diantaranya adalah (Smeltzer, 2013).


a. Pemeriksaan fisik dapat mendeteksi bahwa tidak ada abnormalitas lain

selain tekanan darah tinggi.

b. Perubahan yang terjadi pada retina disertai hemoragi, eksudat, penyempitan

arteriol, dan bintik katun-wol (cotton-wool spots) (infarksio kecil), dan

papil edema bisa terlihat pada penderita hipertensi berat.

c. Gejala biasanya mengindikasikan kerusakan vaskular yang saling

berhubungan dengan sistem organ yang dialiripembuluh darah yang

terganggu.

d. Dampak yang sering terjadi yaitu penyakit arteri koroner dengan angina

atau infark miokardium.

e. Terjadi hipertrofi ventrikel kiri dan selanjutnya akan terjadi gagal jantung.

f. Perubahan patologis bisa terjadi di ginjal (nokturia, peningkatan BUN,

sertakadar kreatinin).

g. Terjadi gangguan serebrovaskular (stroke atau serangan iskemik transien

[TIA] [yaitu perubahan yang terjadi pada penglihatan atau kemampuan

bicara, pening, kelemahan, jatuh mendadak atau hemiplegia transien atau

permanen).

6. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang pada klien dengan hipertensi adalah sebagai

berikut :

1. Hematokrit

Pada penderita hipertensi kadar hematokrit dalam darah meningkat


seiring dengan meningkatnya kadar natrium dalam darah. Pemeriksaan

hematokrit diperlukan juga untuk mengikuti perkembangan pengobatan

hipertensi.

2. Kalium serum

Peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan hipertensi.

3. Kreatinin serum

Hasil yang didapatkan dari pemeriksaan kreatinin adalah kadar

kreatinin dalam darah meningkat sehingga berdampak pada fungsi ginjal.

4.Urinalisa Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan /

adanya diabetes.

5. Elektrokardiogram

Pembesaran ventrikel kiri dan gambaran kardiomegali dapat dideteksi

dengan pemeriksaan ini. Dapat juga menggambarkan apakah hipertensi telah

lama berlangsung.(Tom Smith, 1991.

6. Komplikasi

Hipertensi jika ditangani dengan baik maka akan terjadi komplikasi

yang dapat membahayakan kehidupan seseorang. Komplikasi yang

diakibatkan oleh hipertensi menurut Herlambang tahun 2013 adalah

sebagai berikut :

a. Penyakit jantung ( gagal jantung, kematian

mendadak, kardiomipati) dan aritmia.


b. Stroke

c. Penyakit jantung coroner

d. Aneurisma Aorta (kelemahan dinding aorta yang mengakibatkan

dilatasi hingga 1,5 kali lebih besart dan resiko untuk ruptur), sering

mengakibatkan kematian mendadak.

e. Gagal ginjal

f. Retinopati (penyakit mata yang mengakibatkan kebutaan)

7. Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan Farmakologis

Pengobatan standart yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli

Hipertensi (Joint National Commite on Detection, Evaluation and

Treatment of High Blood Pressure, USA, 1988) menyimpulkan bahwa

obat diuretic, penyekat beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE

dapat digunakan sebagai obat tunggal pertama dengan memperhatikan

keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada penderita. Bila tekanan

darah tidak dapat di control selama satu bulan, dosis obat dapat

disesuaikan sampai dosis maksimal atau menambahkan obat golongan lain

atau mengganti obat pertama dengan obat golongan yang lain. Sasaran

penurun tekanan darah adalah kurang dari 140/90 mmHg dengan efek

samping minimal. Penurunan dosis obat dapat dilakukan pada golongan

hipertensi ringan yang sudah terkontrol dengan baik selama satu tahun
(Gunawan, 2006). Jenis obat anti-hipertensi yang sering digunakan adalah

sebagai berikut :

1) Diuretika

Diuretika adalah obat yang memperbanyak volume air kencing,

mempertinggi pengeluaran garan (NaCl). Dengan turunnya kadar

Na+ , maka tekanan darah akan turun dan efek hipotensifnya kurang

kuat. Obat yang sering digunakan adalah obat yang daya kerjanya

panjang sehingga dapat digunakan dosis tunggal, diutamakan

diuretika yang hemat kalium. Obat yang banyak beredar adalah

Spironolactone, HCT, Chlortalidone, dan indopanide.

2) Alfa-blocker

Alfa-blocker adalah obat yang dapat memblokir reseptor alfa dan

menyebabkan vasodilatasi perifer serta turunnya tekanan darah.

Karena efek hipotensinya ringan sedangkan efek sampingnya kuat,

misalnya hipotensi ortostatik dan takikardia, maka jenis obat ini jarang

digunakan. Obat yang termasuk dalam jenis Alfa-blocker adalah

Prazosin dan Terazosin.

3) Beta-blocker

Mekanisme kerja obat beta-bloker belum diketahui dengan pasti.

Diduga kerjanya berdasarkan beta blokase pada jantung sehingga

mengurangi daya dan frekuensi kontraksi jantung. Dengan demikian,


tekanan darah akan menurun dan daya hipotensinya naik. Obat yang

bisa dipakai dari jenis Beta-blocker adalah Propanolol, Atenolol,

Pindolol, dan sebagainya.

4) Vasodilator Obat

Vasodilator dapat langsung mengembangkan dinding arteriole

sehingga daya tahan pembuluh perifer berkurang dari tekanan darah

menurun. Obat yang termasuk dalam jenis Vasodilator adalah

Hidralazine, dan Ecarazine.

5) Antagonis

Kalsium Mekanisme obat Antagonis Kalsium adalah

menghambat pemasukan ion kalsium ke dalam sel otot polos

pembuluh dengan efek vasodilatasi dan turunnya tekanan darah. 17

Obat jenis Antagonis Kalsium yang terkenal adalah Nifedipin dan

Verapamil.

6) Penghambat ACE

Obat penghambat ACE ini menurunkan tekanan darah dengan

menghambat Angiostensin Coverting Enziyme yang berdaya

vasokontriksi kuat. Obat penghambat ACE yang popular adalah

Captopril dan Enalapril.

b. .Penatalaksanaan Nonfarmakologi
Modifikasi gaya hidup dalam penatalaksanaan

nonfarmakologisangat penting untuk mencegah tekanan darah

tinggi.Penatalaksanaan nonfarmakologis pada penderita hipertensi

bertujuan untuk menurunkan tekanan darah tinggi dengan cara

memodifikasi faktor resiko yaitu :

1) Mempertahankan berat badan ideal

Mempertahankan berat badan yang ideal sesuai Body Massa

Index dengan rentang 18,5–24,9 kg/m2. BMI dapat diketahui dengan

rumus membagi berat badan dengan tinggi badan yang telah

dikuadratkan dalam satuan meter. Obesitas yang terjadi dapat diatasi

dengan melakukan diet rendah kolesterol kayaprotein dan serat.

Penurunan berat badan sebesar 2,5–5 kg dapat menurunkan tekanan

darah diastolik sebesar 5 mmHg (Dalimartha, 2008).

2) Mengurangi asupan natrium (sodium)

Mengurangi asupan sodium dilakukan dengan melakukan

dietrendah garam yaitu tidak lebih dari 100 mmol/hari (kira-kira 6gr

NaCl atau 2,4 gr garam/hari), atau dengan mengurangi konsumsi

garam sampai dengan 2300 mg setara dengan satu sendok teh setiap

harinya. Penurunan tekanan darah sistoliksebesar 5 mmHg dan

tekanan darah diastolik sebesar 2,5mmHg dapat dilakukan dengan cara


mengurangi asupan garam menjadi ½ sendok teh/hari(Dalimartha,

2008).

3) Batasi konsumsi alcohol

Mengonsumsi alcohol lebih dari 2 gelas per hari pada pria ataulebih

dari 1 gelas per hari pada wanita dapat meningkatkan tekanan darah,

sehingga membatasi atau menghentikan konsumsi alkohol dapat

membantu dalam penurunan tekanan darah (PERKI, 2015).

4) Makan K dan Ca yang cukup dari diet

Kalium menurunkan tekanan darah dengan cara

meningkatkanjumlah natrium yang terbuang bersamaan dengan urin.

Konsumsi buah - buahan setidaknya sebanyak 3-5 kali dalamsehari

dapat membuat asupan potassium menjadi cukup. Cara

mempertahankan asupan diet potasium (>90 mmol setara

3500mg/hari) adalah dengan konsumsi diet tinggi buah dan sayur.

5) Menghindari merokok

Merokok meningkatkan resiko komplikasi pada penderita

hipertensi seperti penyakit jantung dan stroke. Kandungan utama

rokok adalah tembakau, didalam tembakau terdapat nikotin yang

membuat jantung bekerja lebih keras karena mempersempit pembuluh

darah dan meningkatkan frekuensi denyut jantung serta tekanan darah

(Dalimartha, 2008).

6) Penurunan stress
Stress yang terlalu lama dapat menyebabkan kenaikan

tekanandarah sementara. Menghindari stress pada penderita

hipertensidapat dilakukan dengan cara relaksasi seperti relaksasi otot,

yoga atau meditasi yang dapat mengontrol sistem saraf sehingga

menurunkan tekanan darah yang tinggi(Hartono,2007).

7) Aromaterapi (relaksasi)

Aromaterapi adalah salah satu teknik penyembuhan alternatif

yang menggunakan minyak esensial untuk memberikankesehatan dan

kenyamanan emosional, setelah aroma terapi digunakan akan

membantu kita untuk rileks sehingga menurunkan aktifitas

vasokonstriksi pembuluh darah, aliran darah menjadi lancar dan

menurunkan tekanan darah (Sharma,2009).

8) Terapi masase (pijat)

Masase atau pijat dilakukan untuk memperlancar aliran

energidalam tubuh sehingga meminimalisir gangguan

hipertensibeserta komplikasinya, saat semua jalur energi terbuka

danaliran energi tidak terhalang oleh tegangnya otot

makaresikohipertensi dapat diminimalisir(Dalimartha, 2008).

C. KONSEP ASUHAN KEPERWATAN KELUARGA

Asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam

praktek keperawatan yang diberikan pada klien sebagai anggota keluarga pada
tatanan komunitas dengan menggunakan proses keperawatan, berpedoman pada

standar keperawatan dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab

keperawatan (WHO, 2014).

Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian yang diberikan

melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini bertujuan

untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan

menggunakan pendekatan proses keperawatan, yaitu sebagai berikut (Heniwati,

2008) :

A. Data Umum

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan, agar

diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga.

Sumber informasi dari tahapan pengkaajian dapat menggunakan metode

wawancara keluarga, observasi fasilitas rumah, pemeriksaan fisik pada anggota

keluarga dan data sekunder. Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah :

1. Nama Kepala Keluarga ( KK )

2. Usia

Usia kepala keluarga

3. Pendidikan

Pendidikan Kepala keluarga

4. Agama
Nilai, keyakinan, dan pemahaman spiritual merupakan hal yang sangat

mendasar dan pribadi baik bagi individu maupun keluarga. Data ini bisa

didapatkan oleh perawat jika sudah terbina trust dengan keluarga (klien).

5. Suku Bangsa

Keterangan suku dari pihak suami/istri yang sama atau berbeda. Kalau

ditemukan keluarga dengan asal suku yang berbeda maka yang perlu dikaji

lebih lanjut suku mana yang lebih mendominasi.

6. Pekerjaan

Pekerjaan KK

7. Alamat

8. Komposisi Keluarga

Komposisi keluarga yang dikaji menyangkut nama, jenis kelamin,

hubungan dengan kepala keluarga, pendidikan dan pekerjaan.

9. Tipe keluarga

Varian keluarga yang dikaji termasuk tradisional atau non tradisional.

10. Genogram ( minimal 3 generasi dengan klien sebagai generasi ke–3)

B. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

1. Tahap Perkembangan Keluarga saat ini


Keluarga (klien) yang dikaji berada pada tahapan perkembangan apa

saat ini. Pengkajian difokuskan pada sejauh mana keluarga melaksanakan

tahapan perkembangan keluarga tersebut

2. Tahap Perkembangan Keluarga yang belum terpenuhi

Identifikasi tahapan perkembangan yang seharusnya sudah terpenuhi tapi

tidak dapat dipenuhi. Misalnya: anak pra–sekolah yang masih tidur sekamar

dengan orang tua, padahal dalam satu tugas perkembangan keluarga dengan

anak pra–sekolah anak harus sudah tidur terpisah. Anak remaja yang putus

komunikasi dengan orang tuanya.

3. Riwayat Keluarga Inti

Ditujukan pada kedua pihak baik istri maupun suami dengan menanyakan

awal mula hubungan sampai terjadinya pernikahan. Apakah pernikahannya

dijodohkan atau bertemu dan membuat komitmen pernikahan.

4. Riwayat Keluarga Sebelumnya (pihak suami & istri)

Riwayat keluarga sebelumnya baik dari pihak istri maupun suami

memiliki pengaruh terhadap keluarga yang terbentuk saat ini, sehingga data–

data yang dibutuhkan adalah riwayat kawin cerai pada orang tua suami/istri.

C. Lingkungan

1. Karakteristik rumah

Data–data yang dikaji: tipe, ukuran rumah, jumlah ruangan, ventilasi dan

penerangan, persediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan air

limbah, jamban/WC (tipe, jarak dengan sumber air), bahaya kecelakaan


(apakah disekitar rumah ada potensi untuk terjadinya kecelakaan, seperti:

tanah halaman rumah yang licin), sarana komunikasi yang biasa digunakan

keluarga, fasilitas pelayanan kesehatan apa yang tersedia disekitar rumah,

denah (rumah dan lingkungan).

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW

Tetangga merupakan bagian lingkungan eksternal yang bisa berpengaruh

terhadap keluarga. Fokus data yang dapat dikaji: apakah masyarakat disekitar

keluarga berasal dari daerah yang sama, sama pekerjaannya, adakah hubungan

kekerabatan dengan keluarga, dan apakah masyarakat disekitar keluarga bisa

dijadikan support system terutama mental bagi keluarga dalam memecahkan

masalah.

3. Mobilitas geografi keluarga

Dikategorikan sebagai penduduk menetap/musiman/penduduk yang

tinggal sementara dikarenakan tugas/pekerjaan KK yang berpindah – pindah.

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi keluarga dengan masyarakat

Keluarga yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat

sehingga dalam kehidupan sehari–harinya akan terjadi interaksi dua arah.

Data–data yang dapat dikaji: kegiatan yang bersifat keagamaan yang diikuti

keluarga (pengajian), kegiatan yang bersifat kekeluargaan (arisan), kegiatan

yang bersifat sosial kemasyarakatan (kerja bakti, jumsih atau yang lainnya).

5. Sistem pendukung keluarga


Keluarga sebagai system terbuka yang dalam kesehariannya akan

menjumpai permasalahan dari tingkat ringan sampai berat sehingga keluarga

memerlukan pendukung dalam menyelesaikan masalah tersebut. Data–data

yang dapat dikaji: adakah keluarga lain yang tinggal berdekatan dan sering

kali memberikan support pada keluarga tersebut, apakah tetangga atau

masyarakat dimana keluarga tinggal memberikan support pada keluarga bila

keluarga tersebut mendapatkan masalah.

D. Struktur keluarga

1. Pola komunikasi keluarga

Data tentang pola komunikasi didapatkan oleh perawat dengan

menanyakan bagaimana komunikasi yang terbina antar anggota keluarga saat

ini? Tanyakan komunikasi apa yang sering digunakan saat berinteraksi. Apakah

ada hambatan dalam pola komunikasi antar anggota keluarga? Bahasa yang

digunakan dan adakah ganggu an dalam pola komunikasi didalam keluarga?

2. Struktur kekuatan keluarga

Apakah anggota keluarga satu sama saling memberikan pengakuan dalam

bentuk kasih sayang, perhatian, dukungan moral, dan material. Sehingga

masing–masing anggota keluarga merasakan arti pentingnya keluarga.

3. Struktur Peran (formal dan informal)

Identifikasi masing–masing peran dalam keluarga, seperti: apakah

ayah/suami sudah menjalankan perannya sebagai kepala keluarga: pencari


nafkah/pelindung keluarga, apakah ibu sudah menjalankan perannya sebagai

ibu dari anak–anaknya. Begitu pula dengan anak–anak apakah mereka sudah

dapat menjalankan perannya sesuai dengan tahapan tumbuh kembangnya.

4. Nilai dan Norma budaya

Nilai dan keyakinan yang dipegang teguh oleh keluarga sangatlah unik

dan individualistik sehingga hasil yang didapatkan akan sangat beragam pada

masing–masing keluarga. Pengkajian yang dilakukan guna mendapatkan data–

data yang dinilai, pemahaman dan norma budaya yang dominan digunakan oleh

keluarga.

E. Fungsi Keluarga

1. Fungsi Afektif

Fungsih afektif adalah pelaksanaan kasih sayang dalam keluarga.

Afektif atau sikap dari masing–masing anggota keluarga akan menunjukkan

harmonis atau tidaknya hubungan antar anggota keluarga. Lakukan

pengkajian terhadap hubungan antara anggota keluarga. Apakah semua

anggota keluarga saling menyayangi, adakah anggota keluarga yang

dikucilkan, adakah anggota keluarga yang jarang dan enggan berinteraksi

dengan anggota keluarga lainnya.

2. Fungsi sosialisasi

Data yang ingin didapatkan oleh perawat adalah bagaimana interaksi

antar anggota keluarga berlangsung, apakah selama interaksi lebih banyak

masalah yang muncul bahkan masing–masing anggota keluarga merasa


nyaman dan saling diuntungkan dengan adanya interaksi tersebut, lakukan

pula pengkajian tentang anggota keluarga yang mengalami hambatan interaksi

dan sosialisasi seperti kecanduan gadget atau yang lainnya.

3. Fungsi reproduksi

Data yang ingin didapatkan oleh perawat adalah bagaimana pemenuhan

fungsi reproduksi dalam keluarga, berapa jumlah anak yang diinginkan,

berapa jumlah anak dalam keluarga, adakah masaalah dalam pemenuhan

fungsi reproduksi.

4. Fungsi ekonomi

Lakukan pengkajian terkait pemenuhan ekonomi kelurga. Bagaimana

siklus keuangan dalam kelurga. Bagaimana sebuah keluarga mengelolah

keuangannya, dari sumber mana saja keluarga mendapatkan keuangan dan

bagaimana mengelolanya. Lakukan pula pengkajian apakah keluarga memiliki

perlindungan keluarga seperti asuransi atau yang lainnya.

5. Fungsi perawatan kesehatan keluarga

Ini salah satu fungsi keluarga yang menjadi fokus/ sasaran asuhan

keperaweatan keluarga. Ketika seorang perawat mengelolah keluarga, fungsi

perawatan kesehatan keluarga ini yang harus benar-benar dimaksimalkan

capainnya. Pengkajian pada fungsi perawatan kesehatan ditujukan untuk

mendapatkan apakah keluarga sudah menunjukkan kemampuan dan

ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan yang ada.

Adapun kemampuan keluarga dalam perawatan kesehatan dimulai dari:


kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, kemampuan keluarga

mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga yang mengalami

masalah kesehatan, kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang

sakit, kemampuan keluarga untuk memodifikasi lingkungan, dan kemampuan

keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada.

F. Sifat Keluarga

1. Pengambilan keputusan

Data yang dapat dihasilkan: siapa yang berperan/dominan sebagai

pengambil keputusan jika terjadi masalah dalam keluarga serta bagaimana

proses dalam pengambilan keputusan dalam keluarga tersebut?

2. Kebiasaan hidup sehari–hari:

b. Kebiasaan istirahat tidur keluarga

c. Apakah sebelum tidur keluarga mempunyai kebiasaan yang dilakukan

sebagai penghantar tidur.

d. Kebiasaan makan keluarga dan contoh menu dalam sehari

e. Kebiasaan menyajikan makanan, cara memasak makanan, cara menyimpan

makanan, menu makanan yang biasa di konsumsi keluarga

f. Kebiasaan dalam membersihkan diri anggota keluarga

g. Kebiasaan mandi, cara mandi, dan frekuensi mandi

h. Sarana hiburan keluarga


i. Sarana hiburan apa yang biasa dilakukan keluarga, seperti : setiap bulan

melakukan rekreasi ketempat–tempat hiburan/alam terbuka, atau hanya

menonton TV bersama-sama

G. Stres dan koping keluarga

1. Stressor jangka pendek dan jangka panjang serta kekuatan keluarga

Selama melakukan interaksi dalam masyarakat tentunya keluarga akan

menerima stressor dengan durasi dan kekuatan yang berbeda–beda, tentunya

besar kecilnya stressor akan dirasakan berbeda oleh masing–masing

individu/keluarga. Stressor jangka panjang yang dirasakan keluarga, seperti:

kehilangan pekerjaan, ditinggalkan suami/istri, kehilangan anak yang dicintai.

Sedangkan stressor jangka pendek, seperti kehilangan uang, sakit, ataupun

ditimpa musibah.

2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor

Data–data ini menunjukkan bagaimana setiap keluarga berespon terhadap

permasalahan yang diakibatkan oleh stressor jangka panjang / jangka pendek.

3. Strategi koping yang digunakan

Koping atau strategi dalam mengatasi masalah yang sangat beragam

akan ditampilkan keluarga saat menghadapi masalah. Koping merupakan

bentuk nyata respon keluarga terhadap masalah yang sedang dihadapi. Rentang

koping yang dilakukan keluarga dimulai dari adaptif - maladaptif.

4. Strategi adaptasi disfungsional

Adakah permasalahan dalam adaptasi koping di keluarga.


H. Riwayat Kesehatan Setiap Anggota Keluarga

Riwayat penyakit yang pernah dialami setiap anggota keluarga dari dahulu

(sejak lahir) sampai sekarang terutama untuk mengetahui apakah dalam keluarga

terdapat riwayat penyakit keturunan.

I. Pemeriksaan Fisik ( Semua anggota keluarga head to toe )

Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga secara lengkap

dari mulai kepala sampai kaki

J. Harapan Keluarga Terhadap Asuhan Keperawtan keluarga

Data yang didapat merupakan pernyataan baik langsung maupun tidak

langsung berkaitan dengan harapan dan keinginan keluarga terhadap kehidupan

selanjutnya atau bahkan harapan terhadap masalah yang dihadapi.

2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul menurut SDKI tahun 2016 :

1) Manjemen kesehatan keluarga tidak efektif

 Definisi

Pola penanganan masalah kesehatan dalam keluarga tidak memuaskan untuk

memulihkan kondisi kesehatan anggota keluarga.

 Batasan Karakterisitik

DS :

1. Mengungkapkan tidak memahami masalah kesehatan yang diderita

2. Mengungkapkan kesulitan menjalankan perawatan yang telah ditetapkan

DO:

1. Gejala penyakit anggota keluarga semakin memberat


2. Aktifitas keluarga untuk masalah kesehatan tidak tepat

3. Gagal melakukan tindakan untuk mengurangi faktor risiko

 Faktor yang berhubungan

1. Kompleksitas pelayanan kesehatan

2. Kompleksitas program perawatan/pengobatan

3. Konflik pengambilan keputusan

4. Kesulitan ekonomi

5. Banyak tuntutan

6. Konflik keluarga

2) Manajemen kesehatan tidak efektif

 Definisi

Pola pengaturan dan pengintregrasian penanganan masalah kesehatan kedalam

kebiasaan hidup sehari - hari tidak memuaskan untuk mencapai status kesehatan

yang diharapkan

 Batasan karakteristik

DS :

1.Mengungkapkan kesulitan dalam menjalankan program

perawatan/pengobatan

DO:

1. Gagal melakukan tindakan untuk mengurangi faktor resiko

2. Gagal menerapkan program perawatan/pengobatan


3. Aktivitas hidup sehari - hari tidak efektif untuk memenuhi tujuan kesehatan

 Faktor penyebab

1. Kompleksitas sistem pelayanan kesehatan

2. Kompleksitas program perawatan/pengobatan

3. Kurang terpapar informasi

4. Kesulitan ekonomi

5.Tuntutan berlebih (misalnya, indiviu dan keluarga)

6. Konflik keluarga

7. Ketidakefektifan pola perawatan kesehatan keluarga

8. Ketidakcukupan petunjuk untuk bertindak

9. Kekurangan dukungan sosial

3) Pemeliharan kesehatan tidak efektif

 Definisi

Ketidakmampuan mengidentifikasi, mengelola dan atau menemukan bantuan

untuk mempertahankan kesehatan

 Batasan karakteristik

DO:

1. Kurang menunjukkan perilaku adaptif terhadap perubahan lingkungan

2. Kurang menunjukkan pemahaman tentang perilaku sehat

3. Tidak mampu menjalankan perilaku sehat

4. Memiliki riwayat perilaku mencari bantuan kesehatan yang kurang


5. Kurang menunjukkan minat untuk meningkatkan perilaku sehat

6. Tidak memiliki sistem pendukung (support system)

 Faktor Penyebab

1. Hambatan kognitif

2. Ketidaktuntasan proses berduka

3. Ketidakadekuatan keterampilan berkomunikasi

4. Kurangnya keterampilan motorik halus/kasar

5. Ketidakmampuan membuat penilaian yang tepat

6. Ketidakmampuan mengatasi masalah (individu atau keluarga)

7. Ketidakcukupan sumber daya (misalnya, keuangan dan fasilitas)

8. Gangguan persepsi

9. Tidak terpenuhinya tugas perkembangan

4) Ketidakmampuan koping keluarga

 Definisi

Perilaku orang terdekat (anggota keluarga atau orang berarti) yang membatasi

kemampuan dirinya dan klien untuk beradaptasi dengan masalah kesehatan

yang dihadapi klien.

 Batasan karakteristik

DS:

1. Merasa diabaikan

2. Terlalu khawatir dengan anggota keluarga

3. Merasa tertekan (depresi)


DO:

1. Tidak memenuhi kebutuhan anggota keluarga

2. Tidak toleran

3. Mengabaikan anggota keluarga

4. Perilaku menyerang (agresi)

5. Perilaku menghasut (agitasi)

6. Tidak berkomitmen

7. Menunjukkan gejala psikosomatis

8. Perilaku menolak

9. Perawatan yang mengabaikan kebutuhan dasar klien

10. Mengabaikan perawatan/pengobatan anggota keluarga

11. Perilaku bermusuhan

12. Perilaku individualistik

13. Upaya membangun hidup bermakna terganggu

14. Perilaku sehat terganggu

15. Ketergantungan anggota keluarga meningkat

16. Realita kesehatan anggota keluarga terganggu

 Faktor penyebab

1. Hubungan keluarga ambivalen

2. Pola koping yang berbeda diantara klien dan orang terdekat

3. Resistensi keluarga terhadap perawatan/pengobatan yang kompleks

4. Ketidakmampuan orang terdekat mengungkapkan perasaan


5) Penurunan koping keluarga

 Definisi

Ketidakadekuatan atau ketidakefektifan dukungan, rasa nyaman, bantuan dan

motivasi orang terdekat (anggota keluarga atau orang berarti) yang dibutuhkan

klien untuk mengelola atau mengatasi masalah kesehatannya.

 Batasan karakteristik

DS:

1. Mengeluh tentang respons orang terdekat pada masalah Kesehatan

DO:

1. Orang terdekat menarik diri dari klien

2. Terbatasnya komunikasi orang terdekat dengan klien.

3. Bantuan dari orang terdekat menunjukkan hasil yang tidak

memuaskan.

 Faktor penyebab

1. Disorganisasi keluarga

2. Perubahan peran keluarga

3. Kurangnya saling mendukung

4. Orang terdekat kurang terpapar informasi


5. Orang terdekat terlalu fokus pada kondisi di luar keluarga

6) Kesiapan peningkatan menjadi orang tua

 Definisi

Pola pemberian lingkungan bagi anak atau anggota keluarga yang cukup untuk

memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan serta dapat ditingkatkan.

 Batasan karakterisitik

DS:

1. Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan peran menjadi orang

tua

DO :

1. Tampak adanya dukungan emosi dan pengertian pada anak atau anggota

keluarga

2. Anak atau anggota keluarga lainnya mengekspresikan kepuasan dengan

lingkungan rumah

3. Anak atau anggota keluarga mengungkapkan harapan yang realistis

4. Kebutuhan fisik anak dan anggota keluarga terpenuhi

7) Kesiapan peningkatan proses keluarga

 Definisi
Pola fungsi keluarga yang cukup untuk mendukung kesejahteraan anggota

keluarga dan dapat ditingkatkan. Diagnosis ini dapat ditegakan jika

ditemukan gejala dan tanda;

 Batasan karakteristik

DS:

1. Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan dinamika keluarga

DO:

1. Menunjukkan fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan fisik, sosial

dan psikologis anggota keluarga

2. Menunjukkan aktivitas untuk mendukung keselamatan dan pertumbuhan

anggota keluarga

3. Peran keluarga fleksibel dan tepat dengan tahap perkembangan

4. Terlihat adanya respek dengan anggota keluarga

5. Keluarga menunjukkan minat melakukan aktivitas hidup sehari - hari

yang positif

6. Terlihat adanya kemampuan keluarga untuk pulih dari kondisi sulit

7. Tampak keseimbangan antara otonomi dan kebersamaan

8. Batasan – Batasan anggota keluarga dipertahankan

9. Hubungan dengan masyarakat terjalin positif

10. Keluarga beradaptasi dengan perubahan

8) Pencapaian peran menjadi orang tua

 Definisi
Terjadinya proses interaktif antar anggota keluarga (suami-istri, anggota

keluarga dan bayi) yang ditunjukkan dengan perkembangan bayi yang

optimal. Tanda

 Batasan katarestik

DS:

1. Mengungkapkan kepuasan dengan bayi

DO:

1. Bounding attachment optimal

2. Perilaku positif menjadi orang tua

3. Melakukan stimulasi visual, taktil atau pendengaran terhadap bayi

4. Saling berinteraksi dalam merawat  bayi

9) Resiko gangguan perlekatan

 Ddefinisi

Berisiko mengalami gangguan interaksi antara orang tua atau orang

terdekat dengan bayi/anak yang dapat mempengaruhi proses asah, asih dan

asuh.:

 Faktor resiko

1.Khawatir menjalankan peran sebagai orang tua

2. Perpisahan antara ibu dan bayi/anak akibat hospitalisasi

3. Penghalang fisik (mis. inkubator, baby warmer)

4. Ketidakmampuan orang tua memenuhi kebutuhan bayi/anak

5. Perawatan dalam ruang isolasi


6. Prematuritas

7. Penyalahgunaan zat

8. Konflik hubungan antara orang tua dan anak

9. Perilaku bayi tidak terkoordinasi

3. SKORING

No Kriteria Scoring Bobot


1. Sifat Masalah 1

1. Aktual/sudah 3

terjadi 2

2. Ancaman 1

kesehatan

3. Keadaan sejahtera
2. Kemungkinan 2

Masalah untuk diubah

1. Mudah 2

2. Sebagian 1

3. Tidak dapat 0
3. Potensial untuk 1

dicegah 3

1. Tinggi 2

2. Cukup 1

3. Rendah
4. Menonjolnya masalah 1

1. Masalah dirasakan, 2

dan perlu

penanganan segera 1

2. Masalah dirasakan,

tidak perlu ditangani 0

segera

3. Masalah tidak

dirasakan
TOTAL

Skoring :

a. Tentukan skor untuk setiap kriteria

b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kaitkan dengan nilai bobot

c. Jumlahkan skor untuk semua kriteria, skor tertinggi 5 sama dengan seluruh

bobot

4. Intervensi keperawatan

Intevensi keperawtan adalah segala treatment yang dikerjakan oleh perawat

yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran

(outcome) yang diharapkan. Berikut adalah intervensi keperawatn keluarga

menurut SIKI dan SLKI tahun 2016 :


No Diagnosa

Keperawatan
Tujuan Intervensi
1 Manjemen Setelah dilakukan Intervensi utama

kesehatan keluarga Tindakan keperawatan


- Dukungan koping
tidak efektif selama 3 X 30 menit
keluarga
diharapkan manajemen
- Dukungan keluarga
kesehatan meningkat
merencanakan
dengan kriteria hasil:
perawatan
- Kemampuan
- Koordinasi diskusi
menjelaskan masalah
keluarga
kesehatan yang

dialami meningkat - Pendampingan

keluarga
- Aktivitas keluarga

mengatasi masalah Intervensi pendukung

kesehatan tepat - Bimbingan antsipatif


meningkat
- Bimbingan system
- Tindakan untuk kesehatan
mengurangi faktor
-Dukungan
resiko meningkat
pemeliharaan rumah
- Verbalisasi kesulitan
- Dukungan
dalam menjalani pengambilan

program perawatan keputusan

atau pengobatan
- Dukungan sumber
menurun
finansial

- Edukasi keluarga:

pelayanan masyarakat

- Edukasi Kesehatan

- Edukasi keselamatan

lingkungan

- Edukasi keselamatan

rumah

- Edukasi latihan fisik

- Edukasi pada pengasuh

- Edukasi pengurangan

resiko

- Edukasi penilaian

keselamatan

- Edukasi penyakit
- Edukasi perilaku

mencari Kesehatan

- Edukasi program

pengobatan

- Identifikasi resiko

- Konseling

- Kontrak perilaku

positif

- Mobilasasi keluarga

- Orientasi realita

- Pelaporan status

anggota keluarga

- Penentuan tujuan

bersama

- Promosi literasi

Kesehatan

- Promosi pedoman

antisipasi keluarga
2 Manajemen Setelah dilakukan Intervensi Utama
kesehatan tidak Tindakan keperawatan

efektif selama 3 X 30 menit


- Dukungan
maka diharapkan
pengambilan
manajemen kesehatan
keputusan
meningkat dengan
- Dukungan tanggung
kriteria hasil:
jawab pada diri sendiri
- Melakukan tindakan
- Edukasi Kesehatan
untuk mengurangi

faktor resiko - Pelibatan keluarga

meningkat Intervensi Pendukung

- Menerapkan program - Bimbingan antispatif


perawatan meningkat
- Biblioterapi
- Aktivitas hidup sehari
- Bimbingan sistem
- hari efektif
kesehatan
memenuhi tujuan
- Dukungan keluarga
kesehatan meningkat
merencanakan
- Verbalisasi kesulitan
merencanakan
dalam menjalani
perawatan
program
- Dukungan
perawatan/pengobata
pengungkapan
n menurun kebutuhan

- Dukungan perawatan

diri

- Dukungan sumber

finansial

- Edukasi keselamatan

lingkungan

- Edukasi keselamatan

rumah

- Edukasi Latihan fisik

- Edukasi pengurangan

resiko

- Edukasi penilaian

keselamatan

- Edukasi penyakit

- Edukasi perilaku

mencari Kesehatan

- Edukasi program
pengobatan

- Edukasi prosedur

tindakan

- Indentifikasi resiko

- Konseling

- Kontrak perilaku

positif

- Penetuan tujuan

Bersama

- Perencanaan pulang

- Promosi hubungan

positif

- Promosi kesiapan

penerimaan informasi

- Promosi koping

- Promosi literasi

kesehatan

- Promosi perilaku
upaya kesehatan

- Promosi sistem

pendukung

- Rujukan

- Skrining tuberkolosis
3 Pemeliharan Setelah dilakukan Intevensi Utama

kesehatan tidak Tindakan keperawatan


- Edukasi Kesehatan
efektif selama 3 X 30 menit
- Kontrak perilaku
maka diharapkan
positif
pemeliharaan

kesehatan meningkat - Penentuan tujuan

dengan kriteria hasil: bersama

- Menunjukkan perilaku - Promosi perilaku

adaptif meningkat upaya kesehatan

- Menunujukkan Intevensi Pendukung

pemahaman perilaku - Dukungan kepatuhan


sehat meningkat program pengobatan

- Kemampuan - Dukungan
menjalankan perilaku pengungkapan
sehat meningkat
- Perilaku mencari kebutuhan

bantuan meningkat
- Dukungan perawatan

- Menunjukkan minat diri

meningkatkan
- Dukungan proses
perilaku sehat
berduka
meningkat
- Dukungan sumber
- Memiliki sistem
finansial
pendukung meningkat
- Dukungan tanggung

jawab pada diri sendiri

- Edukasi keselamatan

lingkungan

- Edukasi keselamatan

rumah

- Edukasi latihan fisik

- Edukasi perilaku upaya

kesehatan

- Edukasi pengurangan

resiko

- Edukasi penilaian
keselamatan

- Edukasi prosedur

tindakan

- Edukasi program

pengobatan

- Edukasi proses

penyakit

- Identifikasi resiko

- Konseling

- Konsultasi

- Manajemen perilaku

- Mobilisasi keluarga

- Pelibatan keluarga

- Promosi kesiapan

penerimaan informasi

- Promosi komunikasi

efektif

- Promosi koping
- Promosi sistem

pendukung

- Rujukan

Stimulasi kognitif
4 Ketidakmampuan Setelah dilakukan Intervensi Utama

koping keluarga Tindakan keperawatan


- Dukungan koping
selama 3 X 30 menit
keluarga
maka diharapkan status
- Promosi koping
koping keluarga

membaik dengan Intervensi Pendukung

kriteria hasil: - Bimbingan sistem

- Kepuasan perilaku kesehatan

terhadap bantuan - Dukungan


anggota keluarga lain pengambilan
meningkat keputusan

- Keterpaparan informasi - Dukungan

meningkat perlindungan

- Perasaan diabaikan penganiayaan

menurun - Dukungan

- Kekhawatiran tentang perlindungan


anggota keluarga penganiayaan lansia

menurun
- Dukungan

- Perilaku mengabaikan perlindungan

anggota keluarga penganiayaan

menurun pasangan

- Perasaan tertekan - Dukungan spiritual

menurun
- Intervensi krisis

- Perilaku menyerang
- Manajemen
menurun
kenyamanan

- Perilaku menghasut lingkungan

menurun
- Manajemen

- Gejala psikosomatis lingkungan persiapan

menurun pulang

- Perilaku menolak - Manajemen

perawatan menurun pengendalian marah

- Perilaku bermusuhan - Mobilisasi keluarga

menurun
- Penentuan tujuan

- Perilaku individualistik -bersama

menurun
- Promosi keutuhan
- Ketergantungan pada keluarga

anggota keluarga lain


- Reduksi ansietas
menurun
- Teknik menenangkan
- Perilaku overprotektif
- Terapi trauma anak
menurun

5 Penurunan koping Setelah dilakukan Intervensi Utama

keluarga Tindakan keperawatan


- Dukungan koping
selama 3 X 30 menit
keluarga
maka diharapkan status
- Promosi koping
koping keluarga

membaik dengan Intervensi Pendukung

kriteria hasil: - Bimbingan sistem

- Kepuasan perilaku kesehatan

terhadap bantuan - Dukungan


anggota keluarga lain pengambilan
meningkat keputusan

- Keterpaparan informasi - Dukungan penampilan

meningkat peran

- Perasaan diabaikan - Dukungan spiritual


menurun - Edukasi komunikasi

efektif
- Kekhawatiran tentang

anggota keluarga - Intervensi krisis

menurun
- Manajemen energi

- Perilaku mengabaikan
- Manajemen
anggota keluarga
kenyamanan
menurun
lingkungan

- Perasaan tertekan
- Manajemen
menurun
lingkungan : persiapan

- Perilaku menyerang pulang

menurun
- Manajemen

- Perilaku menghasut pengendalian marah

menurun
- Mobilisasi keluarga

- Gejala psikosomatis
- Penentuan tujuan
menurun
Bersama

- Perilaku menolak
- Promosi kesutuhan
perawatan menurun
keluarga

- Perilaku bermusuhan
- Promosi komunukasi
menurun
efektif
- Perilaku individualistik - Reduksi ansietas

menurun
- Teknik menenangkan

- Ketergantungan pada
- Terapi aktivitas
anggota keluarga lain

menurun

- Perilaku overprotektif

menurun
6 Kesiapan Setelah dilakukan Intervensi utama

peningkatan menjadi Tindakan keperawatan


- Promosi antisipasi
orang tua selama 3 X 30 menit
keluarga
maka diharapkan peran
- Promosi pengasuhan
menjadi orang tua

membaik dengan Intervensi pendukung

kriteria hasil: - Dukungan penampilan

- Boading attachment peran

meningkat - Edukasi keluarga:

- Perilaku positif perkembangan bayi

menjadi orang tua - Edukasi nutrisi anak


meningkat
- Edukasi nutrisi bayi
- Interaksi perawatan
- Edukasi orang tua :
bayi meningkat fase anak

- Verbalisasi kepuasan - Edukasi orang tua :

memiliki bayi fase bayi

meningkat
- Edukasi orang tua :

- Memberi pengertian fase remaja

pada anak/anggota
- Edukasi stimulasi
keluarga meningkat
bayi/anak

- Kebutuhan fisik
- Edukasi toilet training
anak/anggota
- Perawatan bayi
keluarga terpenuhi

meningkat - Perawatan neonatus

- Kebutuhan emosi - Promosi antisipasi

anggota anak/anggota keluarga

keluarga meningkat - Promosi kepercayaan

- Keinginan peran diri

meningkatkan - Promosi kesadaran diri


menjadi orang tua
- Promosi kebutuhan
meningkat
keluarga
- Verbalisasi kepuasan
- Promosi koping
dengan lingkungan
rumah meningkat - Promosi

perkembangan anak
- Verbalisasi harapan

yang realistis - Promosi

meningkat perkembangan remaja

- Stimulasi visual - Promosi perlekatan

meningkat

- Stimulasi taktil

meningkat

- Stimulasi pendengaran

meningkat

7 Kesiapan Setelah dilakukan Intervensi utama

peningkatan proses Tindakan keperawatan


- Promosi keutuhan
keluarga selama 3 X 30 menit
keluarga
maka diharapkan proses
- Promosi proses efektif
keluarga membaik
keluarga
dengan kriteria hasil:

Intervensi pendukung
- Adaptasi keluarga

terhadap situasi - Dukungan emosional

meningkat
- Kemampuan keluarga - Dukungan kelompok

berkomunikasi secara
- Dukungan keluarga
terbuka diantar
merencanakan
anggota keluarga
perawatan
meningkat
- Dukungan penampilan
- Kemampuan keluarga
peran
memenuhi kebutuhan
- Dukungan
fisik anggota keluarga
pengambilan
meningkat
keputusan
- Kemampuan keluarga
- Edukasi keluarga
memenuhi kebutuhan
berencana
emosional anggota

keluarga meningkat - Edukasi Kesehatan

- Kemampuan keluarga - Edukasi orang tua :

mencari bantuan fase anak

secara tepat meningkat - Edukasi orang tua :

- Aktivitas mendukung fase remaja

keselamatan anggota - Konseling


keluarga meningkat
- Mediasi konflik
- Aktivitas mendukung
- Promosi antisipasi
pertumbuhann anggota keluarga

keluarga meningkat
- Promosi koping

- Ketepatan peran
- Promosi
keluarga pada tahap
perkembangan anak
perkembangan
- Promosi
meningkat
perkembangan remaja
- Sikap respek antara
- Promosi resilen
anggota keluarga

meningkat - Skrining Kesehatan

- Minat keluarga - Terapi keluarga

melakukan aktivitas

yang positif meningkat

- Kemampuan kelaurga

pulih dari kondisi sulit

meningkat

- Keseimbangan

otonomi dan

kebersaman meningkat

- Perhatian pada

batasan anggota
keluarga meningkat

- Hubungan dengan

masyarakat meningkat

- Adaptasi keluarga

terhadap perubahan

meningkat

8 Pencapaian peran Setelah dilakukan Intervensi utama

menjadi orang tua Tindakan keperawatan


- Promosi antisipasi
selama 3 X 30 menit
keluarga
maka diharapkan peran
- Promosi pengasuhan
menjadi orang tua

membaik dengan Intervensi pendukung

kriteria hasil: - Dukungan penampilan

- Boading attachment peran

meningkat - Edukasi keluarga:

- Perilaku positif perkembangan bayi

menjadi orang tua - Edukasi nutrisi anak


meningkat
- Interaksi perawatan - Edukasi nutrisi bayi

bayi meningkat
- Edukasi orang tua :

- Verbalisasi kepuasan fase anak

memiliki bayi
- Edukasi orang tua :
meningkat
fase bayi

- Memberi pengertian
- Edukasi orang tua :
pada anak/anggota
fase remaja
keluarga meningkat
- Edukasi stimulasi
- Kebutuhan fisik
bayi/anak
anak/anggota
- Edukasi toilet training
keluarga terpenuhi

meningkat - Perawatan bayi

- Kebutuhan emosi - Perawatan neonatus

anggota anak/anggota - Promosi antisipasi


keluarga meningkat keluarga

- Keinginan peran - Promosi kepercayaan


meningkatkan diri
menjadi orang tua
- Promosi kesadaran diri
meningkat
- Promosi kebutuhan
- Verbalisasi kepuasan
dengan lingkungan keluarga

rumah meningkat
- Promosi koping

- Verbalisasi harapan
- Promosi
yang realistis
perkembangan anak
meningkat
- Promosi
- Stimulasi visual
perkembangan remaja
meningkat
- Promosi perlekatan
- Stimulasi taktil

meningkat

- Stimulasi pendengaran

meningkat

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi Keperawatan Keluarga Implementasi merupakan langkah

yang dilakukan setelah perencanaan program. Program dibuat untuk

menciptakan keinginan berubah dari keluarga, memandirikan keluarga.

Seringkali perencanaan program yang sudah baik tidak diikuti dengan waktu

yang cukup untuk merenacanakan implementasi (Komang Ayu Henny Achjar,

2012).

5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Evaluasi

merupakan sekumpulan informasi yang sistematik berkenaan dengan program

kerja dan efektifitas dari serangkaian program yang digunakan terkait program

kegiatan, karakteristik dan hasil yang telah dicapai (Komang Ayu Henny

Achjar, 2012). Program evaluasi dilakukan untuk memberikan informasi

kepada perencana program dan pengambil kebijakan tentang efektivitas dan

efisiensi program. Evaluasi merupakan sekumpulan metode dan keterampilan

untuk menentukan apakah program sudah sesuai rencana dan tuntutan

keluarga.

Evaluasi digunakan untuk mengetahui seberapa tujuan yang ditetapkan

telah tercapai dan apakah intervensi yang dilakukan efektif untuk keluarga

setempat sesuai dengan kondisi dan situasi keluarga, apakah sesuai dengan

rencana atau apakah dapat mengatasi masalah keluarga. Evaluasi ditujukan

untuk menjawab apa yang menjadi kebutuhan keluarga dan program apa yang

dibutuhkan keluarga, apakah media yang digunakan tepat, ada tidaknya

program perencanaan yang dapat diimplementasikan, apakah program dapat

menjangkau keluarga, siapa yang menjadi target sasaran program, apakah

program yang dilakukan dapat memenuhi kebutuhan keluarag. Evaluasi juga

bertujuan untuk mengidentifikasi masalah dalam perkembangan program dan

penyelesainnya.

Program evaluasi dilaksanakan untuk memastikan apakah hasil program

sudah sejalan dengan sasaran dan tujuan, memastikan biaya program, sumber
daya dan waktu pelaksanaan program yang telah dilakukan. Evaluasi juga

diperlukan untuk memastikan apakah prioritas program terkait keefektifannya.

Evaluasi dapat berupa evaluasi struktur. proses dan hasil. Evaluasi program

merupakan proses mendapatkan dan menggunakan informasi sebagai dasar

proses pengambilan keputusan, dengan cara meningkatkan upaya pelayanan

kesehatan. Evaluasi proses, difokuskan pada urutan kegiatan yang dilakukan

untuk mendapatkan hasil. Evaluasi hasil dapat diukur melalui perubahan

pengetahuan (knoewledge), sikap (attitude) dan perubahan perilaku.

Evaluasi terdiri dari evaluasi formatif, menghasilkan informasi untuk

umpan balik selama program berlangsung. Sedangkan evaluasi sumatif

dilakukan setelah program selesai dan mendapatkan informasi tentang

efektivitas pengambilan keputusan.


FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

I. PENGKAJIAN

A. DATA UMUM

1. Nama KK : Tn. S

2. Alamat : Jalan Sugriwo Baru RT 07/RW03 Kec. Krapyak

3. Komposisi keluarga :

Hub.

No Nama Umur Jenis Kel. Dengan Pekerjaan Pendidikan

KK
1 Ny. P 54 tahun Perempuan Istri Ibu Rumah -

Tangga

4. Genogram (3 generasi)
Keterangan :

: Laki - laki

: Perempun

: Klien

: Laki – laki meninggal

: Perempuan meninggal

: Garis pernikahan

: Garis keturunan

5. Tipe keluarga

Tipe keluarga Tn. S tipe keluarga traisonal yaitu Dyad family

merupakan keluarga yang terdiri dari suami istri namun tidak memiliki

anak

6. Budaya

a. Suku bangsa

Keluarga klien merupakan keluarga yang berasal dari suku Jawa

atau Indonesia
b. Bahasa

Dalam percakapan sehari – hari baik antar anggota keluarga,

maupun keluarga dengan masyarakat sekitar menggunakan bahasa

daerah Semarang.

c. Nilai-nilai budaya yang terkait dengan kesehatan

Kebudayaan yang dianut tidak bertentangan dengan masalah

kesehatan keluarga.

7. Agama

a. Agama yang dianut

Klien dan istirinya menganut agama Islam.

b. Kegiatan keagamaan rutin di rumah dan di masyarakat anggota

keluarga

Kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh keluarga dirumah

yaitu sholat 5 waktu. Untuk kegiatan keagamaan dimasyarakat

keluarga mengikuti pengajian di Masjid. Namun 8 bulan terakhir

keluarga sudah tidak mengikuti pengajian di Masjid karena keadaan

pandemi covid sehingga kegiatan pengajian dilakukan di rumah

masing - masing.

c. Persepsi anggota keluarga tentang agama


Keluarga mengatakan semua agama sama, tinggal bagaiamana

seseorang menjalani kehidupannya untuk melakukan yang tindakan

yang baik.

d. Kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan

Tidak ada kepercayaan tertentu yang dipercayai oleh keluarga

yang mempengaruhi kesehatan keluarga.

e. Nilai-nilai agama yang terkait dengan keluarga

Keluarga percaya bahwa hidup sudah ada yang mengatur,

demikian pula dengan sehat dan sakit keluarga juga percaya bahwa

tiap sakit ada obatnya, bila ada keluarga yang sakit dibawa ke klinik

atau petugas kesehatan yang terdekat.

8. Status sosial ekonomi keluarga

a. Kelas sosial ekonomi

Pendapatan keluarga dalam setiap bulan Rp 2. 500.00,00

Listrik Rp 470.000,00

Transportasi Rp 300.000,00

Sisa nya untuk keperluan kebutuhan sehari - hari seperti makan dan

lain - lain.

Sumber pendapatan keluarga diperoleh dari hasil kerja klien

sebagai tukang bengkel dan istrinya berjualan di warung.

b. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari


Untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga sehari - hari

keluarga menggunakan uang dari hasil kerja suami dan hasil jualan

warung keluarga.

c. Tabungan/asuransi yang dimiliki oleh keluarga

Keluarga tidak memiliki uang tabungan maupun asuransi.

9. Aktivitas rekreasi/waktu luang keluarga

Waktu luang keluarga di gunakan untuk menonoton televisi bersama

di rumah. Kegiatan rekreasi di luar rumah keluarga kadang – kadang

dilakukan. Keluarga juga mengikuti kegiatan rekreasi yang diadakan oleh

masyarakat.

B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga saat ini yaitu, tahap VII keluarga usia

pertengahan.

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini yaitu mempunyai lebih

banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat sosial, dan waktu

santai, memulihkan hubungan antara generasi muda-tua, serta persiapan

masa tua.

2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Tugas perkembangan yang belum terpenuhi yaitu sampai sekarang

keluarga belum memiliki anak, pola hidup sehat masih kurang baik, Tn.S
masih memiliki kebiasaan merokok yaitu dua bungkus perhari. Keluarga

tidak biasa melakukan kegiatan olahraga dikarenakan keluarga sibuk

bekerja. Keluarga tidak memiliki tabungan untuk persiapan masa tua nanti.

3. Riwayat keluarga inti

Klien dan istri sebelumnya pernah menjalin hubungan kemudian

mereka berpisah. Beberapa tahun kemudian mereka bertemu kembali dan

akhirnya keduanya menjalin hubungan kembali dan memutuskan untuk

menikah.

4. Riwayat keluarga sebelumnya

Kedua orang tua dari Tn. S sudah meninggal sebelum Tn. S dan Ny.

P menikah. Sedangakan orang tua dari Ny. P yang masih hidup sebelum

pernikahan yaitu ibu nya. Ibu Ny. P mendukung pernikahan yang

dilakukan anaknya.

C. PENGKAJIAN LINGKUNGAN

1. Karakteristik rumah

a. Denah rumah

Kamar
Dapur 2
Mandi

Kamar Kamar
Mandi Kamar Mandi
Kamar
Warung

Ruang tamu Dapur 1


b. Status rumah

Rumah yang di tempati oleh keluarga merupakan rumah milik

sendiri, namun tanah yang di tempati bukan tanah milik keluarga.

Rumah tersebut sudah ditempati selama kurang lebih 20 tahun

lamanya.

c. Tipe rumah

Tipe rumah keluarga Tn. S yaitu minimalis dengan ukuran lebar

4,5 meter panjang 12 meter.

d. Deskripsi kondisi rumah

Kondisi bangunan rumah keluarga baik, memiliki ventilasi udara,

dan penerangan di setiap ruangan. Jumlah ruangan keluarga yaitu

sembilan ruangan yaitu warung (1), ruang tamu (1), kamar (2),

dapur(2), dan kamar mandi (3).

Penggunaan air bersih keluarga menggunakan air sumur untuk

keperluan mandi, memasak dan mencuci. Sedangkan untuk keperluan

minum keluarga menggunakan air aqua.

Untuk jamban keluarga menggunakan kloset jongkok. Letak

kloset yaitu di bagian dapur dua dan kamar satu.

e. Bahaya- bahaya keamanan


Keluarga mengatakan tidak ada bahaya baik dalam rumah

maupun di sekitar lingkungan. Keluarga merasa lingkungan yang

mereka tempati aman dan tidak pernah mendengar ada bahaya yang

terjadi atau sesuatu yang meresahkan masyarakat sekitar selama

mereka tinggal di situ.

2. Karakteristik tetangga dan komunitas

Masyarakat di sekitar keluarga berasal dari daerah yang berbeda -

beda. Ada yang asalnya dari Solo, Madura dan penduduk asli Semarang.

Jenis pekerjaan measyarakat sekitar yaitu ada yang sebagai PNS, tukang

bangunan, tukang bengkel, tukang bersih - bersih dan lain - lain. Apabila

keluarga mengalami masalah ada tetangga yang datang memberikan

dukungan kepada keluarga.

3. Mobilitas geografis keluarga

Sebagai penduduk kota Semarang keluarga tidak pernah transmigrasi

maupun imigrasi. Keluarga merupakan penduduk yang menetap.

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Dalam kehidupan bermasyarakat keluarga biasa mengikuti pengajian

di Masjid. Keluarga juga mengikuti kegiatan di masyarakat seperti kerja

bakti yang diadakan setiap dua minggu sekali, dan menjenguk orang sakit.

Keluarga mengikuti arisan yang nantinya akan di gunakan untuk di

sumbangkan ke duka, untuk penanganan sampah dan lain - lain.

5. Sistem pendukung keluarga


Keluarga memiliki kerabat yang tinggalnya berdekatan dengan tempat

tinggal keluarga. Apabila mengalami masalah keluarga klien selalu datang

untuk memberikan dukungan bagi keluarga.

D. STRUKTUR KELUARGA

1. Pola komunikasi keluarga

Bahasa sehari – hari yang digunakan oleh keluarga dalam yaitu

menggunakan bahasa Jawa. Diantara anggota keluarga saling support dan

berinteraksi dengan baik. Tidak ada hambatan dan gangguan pola

komunikasi dalam keluarga, semua anggota keluarga saling berinteraksi

satu sama lain dengan baik.

2. Struktur kekuatan keluarga

Hubungan antara anggota keluarga baik. Setiap anggota keluarga

saling menyayangi, saling memperhatikan, saling memberi dukungan

moral dan material.

3. Struktur peran

Dalam keluarga Tn. S sudah menjalankan perannya sebagai suami

yaitu mencari nafkah, dan melindungi keluarga. Ny. P juga sudah

menjalankan tugasnya sebagai seorang istri, menyiapkan keperluan suami,

dan dapat menjalankan perannya sebagai ibu rumah tangga.

4. Nilai dan norma keluarga

Keluarga percaya bahwa hidup sudah ada yang mengatur, demikian

pula dengan sehat dan sakit keluarga juga percaya bahwa tiap sakit ada
obatnya, bila ada keluarga yang sakit dibawa ke RS atau petugas kesehatan

yang terdekat.

E. FUNGSI KELUARGA

1. Fungsi afektif

Antara anggota keluarga terbina hubungan yang saling menyayangi,

dan tampak harmonis. Tidak ada anggota keluarga yang dikucilkan maupun

enggan berinteraksi. Semua anggota keluarga saling berinteraksi satu sama

lain.

2. Fungsi sosialisasi

Tidak ada masalah pada saat melakukan interaksi antara anggota

keluarga yang satu dengan anggota keluarga yang lain. Mereka merasa

nyaman dan saling diuntungkan dengan interaksi yang dilakukan.

3. Fungsi reproduksi

Tidak ada gangguan dalam hal seksualitas. Namun sampai sekarang

keluarga belum memiliki anak sebagai buah perkawinan mereka.

4. Fungsi ekonomi

Keluarga mendapatkan uang dari hasil kerja suami sebagai tukang

bengkel dan dari hasil jualan warung. Uang hasil kerja suami akan di

berikan kepada istri agar dikelola untuk kebutuhan sehari - hari dan untuk

keperluan usaha warung. Keluarga tidak memiliki perlindungan asuransi

dan lain sebagainya.

5. Fungsi perawatan kesehatan


a. Mengenal masalah

Kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan masih

kurang. Keluarga belum mengetahui tanda dan gejala dari penyakit

hipertensi, serta penyebab hipertensi. Ketika ditanya penyebab

hipertensi, klien dan keluarga hanya menjawab stress, makan daging

kambing dan daun singkong. Tn. S memiliki kebiasaan merokok.

Pada saat klien mengalami gejala sakit kepala, satu bulan yang lalu

keluarga klien mengira bahwa klien hanya sakit kepala biasa dan

diberikan obat bodrex, keesokan harinya Tn. S di bawah ke klinik

kesehatan untuk di priksa dan hasil tensinya 140/90 mmHg.

b. Mengambil keputusan

Sebelum dilakukan pengambilan keputusan terlebih dahulu

dilakukan musyawarah keluarga. Antar anggota keluarga saling bertukar

pikira. Dan keputusan dibuat bersama - sama, suami dan istri saling

bergantian dalam pengambilan keputusan.

c. Merawat anggota keluarga yang sakit

Penyediaan makanan selalu dimasak terdiri komposisi, nasi, lauk

pauk, dan sayur dengan frekuensi 3 kali sehari dan bila ada anggota

keluarga yang sakit keluarga merawat dan mengantarkan ke rumah sakit

atau petugas kesehatan. Dalam merawat Tn. S masih memberikan

makanan yang sama dengan sebelum klien sakit misalnya ikan yang

masih di goreng di buat smor dan kangkong cah.


d. Memodifikasi lingkungan

Keluarga mengatakan mereka belum peranah memodifikasi

lingkungan baik saat Tn. S sakit karena mereka merasa lingkungannya

aman dan nyaman.

e. Memanfaatkan fasilitas kesehatan

Keluarga mengatakan apabila ada anggota keluarga yang sakit

keluarga akan mengantarkan ke puskesams atau klinik kesehatan.

F. STRES DAN KOPING KELUARGA

1. Stresor jangka pendek

Tn. S biasanya merasakan sakit kepala dan kaku bagian leher

belakang. Keluarga juga mengatakan terkadang merasa sedih karena

pendapatan akhir - akhir ini menurun semenjak pandemi covid 19.

2. Stresor jangka panjang

Tn. S memiliki darah tinggi sejak delapan bulan yang lalu. Dan

apabila Tn. S terlalu memikirkan banyak hal dan makan daging kambing

maka darahnya akan naik. Tn. S juga sering mengkhawatirkan anaknya

yang sudah terpisah dengannya sejak 8 bulan yang lalu.

3. Kemampuan keluarga berespon terhadap stresor

Keluarga mengatakan apapun yang terjadi dalam kehidupan manusia

sudah di atur oleh Tuhan. Jadi apapun yang dialami keluarga tetap

menjalani dan bersyukur.


4. Strategi koping yang digunakan

Apabila ada masalah,keluarga melakukan hal - hal yang

menyenangkan seperti melihat ikan lele, melakukan aktivitas. Keluarga

selalu bertukar pikiran antar anggota keluarga untuk mencari solusi dari

permasalahan yang ada, keluarga juga mendapat dan menerima dukungan

dari kerabat dan masyarakat sekitar.

G. PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

1. Pemenuhan nutrisi keluarga

Keluarga makan 3 kali sehari dengan komposisi makanan nasi, sayur

dan ikan. Terkadang juga menu makananya di selang - selingkan.

2. Pemenuhan cairan keluarga

Keluarga minum air kurang lebih 9 – 10 gelas per hari. Jenis minuman

yang dikonsumsi yaitu air putih, susu dan teh.

3. Pemenuhan istirahat dan tidur

Keluarga tidur 6 - 7 per hari. Keluarga tidur malam jam 11 malam

sampai jam stengah 5 pagi. Tidak ada gangguan dalam pola tidur.

Keluarga mengatakan sebelum tidur mereka menonton Tv sambil

bercakap - cakap dan setelah itu mereka tidur.

4. Olahraga/mobilisasi

Keluarga melakukan olahraga jika waktu luang saja. Keluarga

memiliki kegiatan pekerjaan yang biasa di kerjakan setiap harinya, yaitu

Tn. S sebagai tukang bengkel dan istrinya sebagai ibu rumah tangga.
5. Eliminasi (BAB & BAK)

BAB : - Tn. S 2 kali sehari, konsistensi setengah padat, berwarna

kekuningan.

- Ny. P 2 kali sehari, konsistensi setengah padat, berwarna

kekuningan.

BAK : - Tn. S 6 – 7 kali sehari, warnanya agak kekuningan.

- Ny. P 6 – 7 kali sehari, warnanya jernih.

6. Personal hygiene

Kebutuhan Personal hygiene baik itu mandi, berpakaian, berias,

toileting dan makan dilakukan secara mandiri oleh setiap anggota keluarga.

H. PENGKAJIAN PSIKIATRIK SETIAP ANGGOTA KELUARGA

1. Konsep diri

a. Gambaran diri

- Tn. S mengatakan menyukai semua anggota tubunya dan merasa

percaya diri dengan tubuhnya.

- Ny. P mengatakan menyukai semua anggota tubuhnya dan percaya diri

b. Harga diri

- Tn.S mengatakan biasa saja dengan dirinya. Namun terkadang dia

berpikir ingin kembali ke masa mudah agar bisa melakukan pekerjaan

apa saja dengan baik.

- Ny. P mengatakan bersyukur dengan keadaannya saat ini.

c. Ideal diri
- Tn. S mengatakan harapannya kedepan bisa terus memiliki badan yang

sehat.

- Ny. P mengatakan harapannya kedepan di berikan kesehatan selalu.

d. Identitas diri

- Tn. S berjenis kelamin laki - laki dan beragama Islam.

- Ny. P berjenis kelamin perempuandan beragama Islam.

e. Peran diri

- Tn. S beperan sebagai suami dan pencari nafkah bagi keluarga. Dalam

bermasyarakat Tn. S adalah anggota masyarakat Sugriwo Baru yang

saling berinteraksi dengan masyarakat lainnya.

- Ny. P berperan sebagai istri dan sebagai ibu rumah tangga dalam

keluarga. Dalam bermasyarakat Ny. P adalah anggota masyarakat

Sugriwo Baru yang saling berinterkasi dengan tetangga dan

masyarakat sekitar.

2. Status kesehatan mental

Status kesehatan mental untuk semua anggota keluarga baik.

3. Pengkajian resiko

Tn. P biasa menghabiskan rokok 2 bungkus per hari. Klien juga tidak

membatasi asupan garam dan masih mengkonsumsi makanan yang

digoreng.
I. HARAPAN KELUARGA TERHADAP PERAWAT TERKAIT

MASALAH YANG DIHADAPI

Keluarga mengatakan tidak mengharapkan apa – apa dari pelayanan

kesehatan yang ada. Keluarga berharap kedepannya di berikan kesehatan

selalu.

J. RIWAYAT KESEHATAN SETIAP ANGGOTA KELUARGA

Dalam anggota keluarga hanya

Tn. P saja yang mengalami hipertensi namun hanya kambuh ketka ada faktor

pemicu.. Sedangkan Ny. P tidak memiliki riwayat penyakit apapun.

K. PEMERIKSAAN FISIK (Semua Anggota Keluarga)

 Pemriksaan fisik Tn. S

1). Keadaan umum : Baik

2). Kesadaran : Compos mentis, GCS :15

3). Tanda-tanda vital

TD : 120 / 80 mmHg

SB : 36,5 derajad Celcius

N : 80 kali per menit

R : 17 kali per menit

4). Antropometri

Tidak dilakukan pengukuran antropometri.

5). Kepala dan wajah


- Kepala : Bentuk kepala simetris, rambut beruban,bersih dan tidak

rontok, tidak ada pembengkakan.

- Mata : Ada gangguan penglihatan, pupil mengecil saat di beri

cahaya, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak

ada sekret dan tidak memakai alat bantu penglihatan

- Hidung : Keadaan hidung bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip,

tidak ada epitkasis dan tidak ada nafas cupyng hidup.

- Telinga : Bentuk telinga simetris, pendengaran baik, tidak ada

gangguan pada telinga.

- Mulut dan tenggorokan : Tidak ada gangguan bicara, tidak ada nyeri,

tidak ada kesulitan mengunyah dan menelan, Posisi trakea

normal, tidak ada benjolan tidak ada pembesaran tonsil.

6). Dada / Thorax

Bentuk dada simetris, tidak ada keluhan, tidak ada rochi.

7). Perut / Abdomen

Bentuk abdomen simetris, tidak keluhan

8). Lengan dan tungkai

- Ekstremitas atas

Kuku utuh,warna kulit sawo matang, bersih, sedikit keriput,

tidak ada edema, capilarry refill baik kembali dalam kurang lebih 2

detik, kekuatan otot tangan kiri dan kanan baik. Dibagian


ekstremitas kanan terdapat benjolan kecil yang sudah ada sejak Tn. S

kecil.

- Eksterimitas bawah

Kuku utuh, warna kulit sawo matang, bersih, sedikit keriput,

tidak ada edema, capilarry refill baik kembali dalam kurang lebih 2

detik. Koordinasi gerak dan keseimbangan baik.

9). Integumen

Kulit bersih, warna sawo matang, sedikit kering, kulit sudah

mulai keriput, tidak edema.

 Pemeriksaan Fisik Ny. P

1) Keadaan umum

- Ny. P : Baik

2) Kesadaran : Compos mentis, GCS : 15

3) Tanda-tanda vital

TD : 110 / 80 mmHg

SB : 37 derajad Celcius

N : 72 kali per menit

R : 16 kali per menit

4) Antropometri

Tidak dilakukan pengukuran antropometri.

5) Kepala dan wajah


- Kepala : Bentuk kepala simetris, rambut beruban,bersih dan

tidak rontok, tidak ada pembengkakan.

- Mata : Tidak ada gangguan penglihatan, pupil mengecil saat

di beri cahaya, konjungtia tidak anemis, sklera tidak

ikterik, tidak ada sekret dan tidak memakai alat bantu

penglihatan

- Hidung : Keadaan hidung bersih, tidak ada sekret, tidak ada

polip, tidak ada epitkasis dan tidak ada nafas cupyng

hidup.

- Telinga : Bentuk telinga simetris, pendengaran baik, tidak ada

infeksi dan serumen.

- Mulut dan tenggorokan : Tidak ada gangguan bicara, tidak ada

nyeri, tidak ada kesulitan mengunyah dan menelan,

Posisi trakea normal, tidak ada benjolan tidak ada

pembesaran tonsil. Vena jugularis normal terdapat

pulsasi dengan jarak 4 cm.

6) Dada / Thorax

Bentuk dada simetris, tidak ada keluhan, tidak ada rochi.

7) Perut / Abdomen

Bentuk abdomen simetris, tidak keluhan

8) Lengan dan tungkai


- Ekstremitas atas

Kuku utuh,warna kulit sawo matang, bersih, sedikit keriput,

tidak ada edema, capilarry refill baik kembali dalam kurang lebih

2 detik, kekuatan otot tangan kiri dan kanan baik.

- Eksterimitas bawah

Kuku utuh, warna kulit sawo matang, bersih, sedikit tidak

ada edema, capilarry refill baik kembali dalam kurang lebih 2

detik. Koordinasi gerak dan keseimbangan baik.

9) Integumen

Kulit bersih, warna sawo matang, sedikit kering, kulit sudah

mulai keriput, tidak edema.

L. HARAPAN KELUARGA TERHADAP ASUHAN KEPERAWATAN

KELUARGA

Keluarga berharap selalu diberikan kesehatan. Keluarga berharap

dengan adanya asuhan keperawatan keluarga bisa menambah pengetahuan

tentang hipertensi agar dapat memberikan keperawatan dengan baik pada Tn.

S.
M. ANALISA DATA

II.

N TANGGAL DATA FOKUS DIAGNOSA TTD/Nama

KEPERAWATAN
1 Sabtu, 23 DS : Manajemen Marniati

Januari - kesehatan keluarga

2021 Mengungkapaka tidak efektif

n tidak

memahami

masalah dihadapi

oleh Tn. S

DO :

- Aktivitas

keluarga untuk

mengatasi

masalah

kesehatan tidak

tepat (dalam hal

pola makan

keluarga masih
sering memasak

makanan paling

banyak dengan

cara digoreng

dan

menggunakan

penyedap

makanan secara

berlebihan, buah

- buahan yang

biasa

dikonsumsi

durian)
2 Sabtu, 21 DS: Perilaku kesehatan

Januari - Keluarga cenderung

2021 mengatakan Tn.S beresiko

suka

mengkonsumsi

makanan yang di

beri penyedap

rasa seperti

masako
- Tn S mengatakan

suka makan

daging kambing

DS :

- Menunjukan

terhadap

perubahan status

kesehatan

(dulunya Tn. S

tidak pernah

mengalami

tekanan darah

tinggi)

- Gagal melakukan

pencegahan

masalah

kesehatan

(merokok, stress,

suka

mengkonsumsi

makanan yang
diberi penyedap

rasa)

A. SKORING

1. Manajemen keluarga tidak efektif berhubungan dengan kompleksitas

program perawatan dibuktikan dengan keluarga mengungkapkan tidak

memahami masalah kesehatan yang diderita Tn.S,(bertanya tentang

pencegahan dan perawatan hipertensi) aktivitas keluarga untuk mengatasi

masalah tidak tepat.

No Kriteria Scoring Bobot Nilai Pembenaran


1. Sifat Masalah Keluarga

4. Aktual/sudah 3 1 3/3 X 1 = 1 mengatakan

terjadi Tn S sudah

dua kali

mengalami

tekanan darah

tinggi yang

pertama TD :

210/ 110

mmHg

yang terakhir

150/ 90
mmHg
2. Kemungkinan Sumber daya

Masalah untuk dan dana

diubah keluarga

tersedia tetapi

Sebagian 1 2 1 / 2 X 2 = 1 pengetahuan

yang mereka

miliki kurang

terkait

penyakit

hipertensi.
3. Potensial untuk Mengatasi

dicegah masalah

diperlukan

Cukup 2 1 2 /3 X 1 = waktu yang

0,6 cukup, supaya

mereka dapat

mengenal

penyakit

hipertensi dan

mengerti

bagaimana
cara

mencegah

penyakit

hipertensi.

Tekanan

darah tinggi di

alami Tn. S

sejak 8 bulan

yang lalu
4. Menonjolnya Keluarga

masalah merasakan

Masalah sebagai

dirasakan, dan 2 1 2/2 X 1= 1 masalah, dan

perlu perlu segera

penanganan ditangani

segera

TOTAL 3,6

2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan dengan pemilihan

gaya hidup yang tidak sehat dibuktikan dengan menunjukan terhadap


perubahan status kesehatan, gagal melakukan pencegahan masalah

kesehatan (merokok)

No Kriteria Scoring Bobot Nilai Pembenaran


1. Sifat Masalah Tn. S memiliki

kebiasaan

Ancaman kesehatan 2 1 2/3X1= merokok, dan

0,6 suka makanan

yang diberikan

penyedap rasa

(masako), Tn. S

juga sering

memikirkan

keadaan anaknya

yang terpisah

jauh.
2. Kemungkinan Tn. S sudah

Masalah untuk diubah mengetahui

bahaya merokok

Sebagian 1 2 1/2X2=1 namun tidak tahu

cara

menghentikan

kebiasaan
rokoknya
3. Potensial untuk Klien merokok

dicegah sejak

Rendah 1 1 1/3X1= belum menikah

0,3 sampai sekarang,

klien sudah

pernah berusaha

berhenti

merokok namun

gagal
4. Menonjolnya masalah Tn. S

Masalah tidak mengatakan

dirasakan 0 1 0/2X1=0 selama dia

merokok tidak

ada masalah

dengan paru –

paru nya.
TOTAL 1, 9

A. PRIORITAS MASALAH

NO TANGGAL PRIORITAS PEMBENARAN TTD/Nama

MASALAH
1 Sabtu, 23 Manajemen Keluarga Marniati

Januari 21021 kesehatan keluarga mengatakan Tn

tidak efektif S sudah dua kali

berhubungan mengalami

dengan tekanan darah

kompleksitas tinggi yang

program perawatan pertama TD :

dibuktikan dengan 210/ 110 mmHg

keluarga yang diakibatkan

mengungkapkan oleh Tn. S

tidak memahami mengkonsumsi

masalah kesehatan daging kambing,

yang diderita Tn.S, yang di masak

(bertanya tentang oleh keluarga

pencegahan dan kemudian

perawatan
yang terakhir TD
hipertensi) aktivitas
150/ 90 mmHg
keluarga untuk
di karenakan Tn.
mengatasi masalah
S pusing
tidak tepat
memikirkan

keadaan
anaknya.

2 Sabtu, 23 Perilaku kesehatan Tn. S memiliki

Januari 21021 cenderung beresiko kebiasaan

berhubungan merokok, dan

dengan pemilihan suka makanan

gaya hidup yang yang diberikan

tidak sehat penyedap rasa

dibuktikan dengan (masako), Tn. S

menunjukan juga sering

terhadap perubahan memikirkan

status kesehatan, keadaan anaknya

gagal melakukan yang terpisah

pencegahan jauh

masalah kesehatan

(merokok, stress,

suka

mengkonsumsi

makanan yang di

beri penyedap rasa)


B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan

kompleksitas program perawatan dibuktikan dengan keluarga

mengungkapkan tidak memahami masalah kesehatan yang

diderita Tn.S,(bertanya tentang pencegahan dan perawatan

hipertensi) aktivitas keluarga untuk mengatasi masalah tidak

tepat.

2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan dengan

pemilihan gaya hidup yang tidak sehat dibuktikan dengan

menunjukan terhadap perubahan status kesehatan, gagal

melakukan pencegahan masalah kesehatan (merokok, stress, suka

mengkonsumsi makanan yang di beri penyedap rasa)

2. RENCANA KEPERAWATAN

DIAGNOSA TUJUAN RENCANA

NO KEPERAWATAN KEPERAWATA INTERVENSI TT

N D
1 Manajemen Setelah dilakukan Observasi
keluarga tidak tindakan - Observasi TTV

efektif berhubungan keperawatan - Indentifikasi

dengan selama 3 X 30 respons

kompleksitas menit diharapakan emosional

program perawatan manajemen terhadap kondisi

dibuktikan dengan kesehatan saat ini

keluarga keluarga - Indentifikasi

mengungkapkan meningkat dengan pemahaman

tidak memahami kriteria hasil : tentang keputusan

masalah kesehatan - kemampuan perawatan

yang diderita Tn.S, menjelaskan - Indentifikasi

(bertanya tentang masalah harapan keluarga

pencegahan dan kesehatan tentang kesehatan

perawatan meningkat - Identifikasi

hipertensi) aktivitas (pengertian tindakan yang

keluarga untuk hipertensi, dapat dilakukan

mengatasi masalah penyebab, faktor keluarga

tidak tepat (dalam resiko, Terapeutik

hal pola makan komplikasi, - Dengarkan

keluarga masih pencegahan dan masalah,

sering memasak penataksanaan) perasaan dan


makanan paling - Aktivitas pertanyaan

banyak dengan cara keluarga keluarga

digoreng dan mengatasi - Terima nilai -

menggunakan masalah nilai keluarga

penyedap makanan kesehatan tidak dengan cara tidak

secara berlebihan, tepat menurun menghakimi

buah - buahan yang - Motivasi

biasa dikonsumsi pengembangan

durian) sikap dan emosi

yang mendukung

upaya kesehatan

- Fasilitasi

keluarga

memperoleh

pengetahuan,

keterampilan

dan alat untuk

mempertahankan

keputusan

perawatan

pasien
- Sediakan materi

dan media

pendidikan

kesehatan

Edukasi

- Edukasi penyakit

hipertensi

(pengertian,

penyebab,

klasifikasi, faktor

resiko penyebab,

komplikasi,

pencegahan dan

penatalksanaan

hipertensi)

-Anjurkan

menggunakan

fasilitas yang ada


2 Perilaku kesehatan Setelah dilakukan Observasi

cenderung beresiko tindakan - Identifikasi

berhubungan keperawatan 3 X upaya perilaku


dengan pemilihan 30 menit maka yang dapat

gaya hidup yang diharapkan ditingkatkan

tidak sehat perilaku - Identifikasi

dibuktikan dengan kesehatan keinginan

menunjukan dengan kriteria berhenti merokok

terhadap perubahan hasil: - Identifikasi upaya

status kesehatan - Penerimaan berhenti merokok

,gagal melakukan terhadap - Identifikasi cara

pencegahan masalah perubahan status penanganan

kesehatan kesehatan stress

(merokok, stress, meningkat

suka mengkonsumsi - Kemampuan Terapeutik

makanan yang melakukan - Sediakan materi

diberi penyedap tindakan dan pendidikan

rasa) pencegahan kesehatan

masalah - Jadwalkan

kesehatan pendidikan

meningkat kesehatan sesuai

kesepakatan

- Berikan

kesempatan
untuk bertanya

Edukasi

- Edukasi berhenti

merokok

- Edukasi

manajemen stress

- Edukasi

makanan yang di

anjurkan dan

batasi pada

hipertensi

C. CATATAN PERKEMBANGAN

NO EVALUASI TTD/

DX TANGGAL IMPLEMENTASI FORMATIF Nama

1 Senin, 25 Observasi Marniati

Januari - Mengobservasi TTV DS:

2021 Tn. S mengatakan

keadaannya baik,

tidak ada keluhan


DO: 120/80 mmHg

- Mengindentifikasi DS:

respons emosional Keluarga

terhadap kondisi saat mengatakan

ini menerima apapun

kondisi yang dialami

DO :

Keluarga tampak

tersenyum

- Mengidentifikasi

pemahaman tentang

keputusan perawatan DS :

Keluarga

mengatakan aka

menerapkan apa

yang telah di ajarkan

oleh perawat

- Mengidentifikasi DO: -

harapan keluarga

tentang kesehatan DS :

Keluarga
mengatakan ingin

hidup sehat dan

akan menerapkan

apa yang telah di

ajarkan perawat

- Mengidentifikasi DO: -

tindakan yang dapat

dilakukan keluarga DS:

Keluarga mengatakan

besok akan mencoba

membuat jus apel

dan akan membatasi

menyediakan

makanan tersendiri

untuk Tn.S

Terapeutik DO : -

- Mendengarkan

masalah, perasaan

dan pertanyaan DS :

keluarga Keluarga

mengatakan Tn. S
sudah di peringati

untuk berhenti

merokok namun

tetap saja merokok

DO :

Tn. S tampak

merokok

- Menerima nilai -

nilai keluarga dengan

cara tidak DS :

menghakimi Tn. S mengatakan

selama dia merokok

tidak pernah ada

gangguan dengan

paru – paru nya

DO :

Tampak merokok

- Memotivasi

pengembangan sikap DS:

dan emosi yang Keluarga

mendukung upaya mengatakan akan


Kesehatan berusaha

menerapkan apa

yang di sampaikan

oleh perawat

- Memfasilitasi DO :-

keluarga DS :

memperoleh Keluarga

pengetahuan, mengatakan senang

keterampilan dan bisa tau tentang cara

alat untuk pencegahan dan

mempertahankan penanganan

keputusan hipertensi

perawatan pasien DO:

Keluarga tampak

tersenyum

- Menyediakan materi

dan media DS: -

pendidikan Keluarga

Kesehatan (leafleat) mengatakan akan

menyimpan leaflet

yang diberikan
perawat agar supaya

ketika lupa mereka

bisa melihat di

leaflet

DO :

Keluarga tampak

Edukasi menyimpan leaflet

- Mengedukasi

penyakit hipertensi DS:

(pengertian, Keluarga

penyebab, mengatakan

kalsifikasi, faktor hipertensi adalah

resiko penyebab, darah tinggi

komplikasi, DO:

pencegahan dan - Keluarga dapat

penatalaksanaan menyebutkan dua

hipertensi) dari penyebab

hipertensi (sakit

kepala dan kaku

pada leher)

- Keluarga dapat
menyebutkan

semua komplikasi

dari hipertensi

(otak, mata,

jantung dan gagal

ginjal).

- Keluarga

menyebutkan

pencegahan

hipertensi dengan

pola makan, hindari

kopi dan alkohol

- Keluarga tidak

dapat menyebutkan

faktor resiko dan

pengobatan

- Keluarga tampak

kooperatif

-Menganjurkan

menggunakan DS :

fasilitas yang ada Keluarga


mengatakan akan

pergi ke klinik atau

puskesmas jika sakit

DO : -

.
2 Senin, 25 Observasi DS :

Januari - Mengidentifikasi - Tn S mengatakan

2021 upaya perilaku yang akan membatasi

dapat ditingkatkan konsumsi garam

dan makanan tinggi

kolestrol

DO : -

DS :

- Mengidentifikasi - Tn. S mengatakan

keinginan berhenti memiliki keinginana

merokok berhenti merokok

dan akan berupaya

untuk menerapkan

apa yang telah

disampaikan

perawat

DO :
Tn. S tampak

merokok

DS :

- Mengidentifikasi Tn. S mengatakan

upaya berhenti pernah berupaya

merokok berhenti merokok

namun akhirnya

gagal.

DO :

Tn. S tampak

merokok

DS:

Tn. S mengatakan

- Mengidentifikasi yang biasa dia

cara penanganan lakukan saat stress

stress yaitu melihat ikan

lele yang ada

halaman belakanag

rumah
DO: -

Perawat

Terapeutik menyediakan materi

- Menyediakan materi hipertensi

dan pendidikan

kesehatan DS :

- Jadwalkan Klien menyetujui

pendidikan dan akan di

kesehatan sesuai laksanakan pada

kesepakatan jam 19. 00 di rumah

Tn. S

DS :

- Mengajarkan teknik Klien mengatakan

menurunkan stress senang bisa belajar

(relaksasi nafas teknik relaksasi

dalam) nafas dalam

DO:

Tn. S dapat

melaksanakan teknik
relaksasi nafas dalam

dengan dipandu oleh

perawat

Edukasi DS:

- Menganjurkan untuk Tn. S mengatakan

menerapkan akan menerapkan

menerapkan teknik teknik ralaksasi

relaksasi nafas nafas dalam saat

dalam saat stress stress

DO: -

DS:

- Mengedukasi Klen mengatakan

berhenti merokok merokok adalah

(pengertian, rokok, mengisap zat

bahaya merokok, berbahaya bagi

cara mengurangi tubuh

efek jelek rokok, DO :

alas an menghindari Tn. S dapat

rokok, cara menyebutkan


mencegah merokok, pengertian dan

kiat - kiat berhenti bahaya merokok

merokok, pengaruh namun tidak bisa

rokok ) menyebutkan cara

mencegah rokok dan

cara mengurangi

efek jelek dari rokok,

serta kiat - kiat

berhenti merokok)

DS:

- Mengedukasi Klien mengatakan

makanan yang makanan yang

anjurkan dan dianjurkan yaitu

dibatasi pada buah, sayur dan nasi,

penderita hipertensi. roti.

DO:

- Tn S dapat

menyebutkan empat

dari tujuh jenis

makanan yang di
batasi dan dapat

menyebutkan semua

jenis makanan yang

di anjurkan pada

penderiita hipertensi
1 Selasa, 26 Observasi

Januari - Mengobservasi TTV DS :

2021 Klien mengatakan

Jam 19.00 keadaanya baik

DO:

TD : 130/80 mmHg

- Mengidentifikasi DS :

tindakan keluarga Keluarga

yang dapat mengatakan hari ini

dilakukan merka masak sayur

kankumg, ikan nila

bakar dan buah apel

- Tampak di meja

makan sayur

kangkung ,ikan nila

bakar serta buah

apel
Terapeutik

- Mendengarkan DS :

masalah, perasaan Keluarga

dan pertanyaan mengatakan hari ini

keluarga Tn. S makan buah

durian kemudian Tn.

S merasa tidak enak

badan dan kaku pada

leher akhirnya tidak

masuk kerja hari ini

namun sudah

baikkan

DO :

Tn. S tampak tidak

masuk kerja

Edukasi DS :

- Memotivasi Klien mengatakan


pengembangan sikap akan menerapkan

dan emosi yang apa yang telah

mendukung upaya diajarkan perawat

kesehatan DO:

Klien tampak

menerapkan apa

yang diajarkan

perawat

DS:

- Mengedukasi Klien mengatakan

penyakit hipertensi faktor resiko

(faktor resiko, hipertensi stress,

pencegahan dan umuur, keturunan,

penatalaksanaan) gemuk, rokok dan

kopi

DO:

- Keluarga dapat

menyebutkan

faktor resiko dan

pencegahan namun
tidak dapat

menyebutkan

penatalksanaan

secara keseluruhan

DS:

Keluarga

-Menganjurkan mengatakan apabila

menggunakan sakit akan

fasilitas yang ada menggunakan

fasiltas kesehatan

DO : -
2 Selasa, 26 Observasi DS :

Januari - Mengidentifikasi - Tn. S mengatakan

2021 upaya perilaku yang hari ini makan

Jam 19. 45 dapat ditingkatkan sayur kangkung

dan ikan nila bakar

serta buah apel

DO:

Di meja makan

tampak sayur

kangkung dan ikan

- Mengidentifikasi nila bakar


upaya berhenti

merokok DS :

- Tn. S mengatakan

hari ini sudah

beruasaha

mengunyah permen

karet sebagai

pengganti rokok

namun akhirnya

gagal. Tetapi klien

akan berusaha lagi

berhenti merokok

DO:

Klien tampak

- Mengidentifikasi merokok

kemampuan klien

melakukan teknik DS:

relaksasi nafas dalam Klien mengatakan

dapat melakukan

sendiri

DO:
- Tn. S dapat

melakukan teknik

relaksasi nafas

dalam tanpa di

pandu perawat

- Menganjurkan Tn S

untuk menerapkan DS:

teknik relaksasi nafas Tn. S mengatakan

dalam saat stress akan menerapkan

teknik relaksasi

nafas dalam apabila

stress

DO:-

- Mengedukasi cara

mencegah rokok dan DS :

cara mengurangi efek Klien mengatakan

jelek dari rokok, serta belum mengingat

kiat - kiat berhenti semua cara cara

merokok) mengurangi efek

jelek dari rokok,


pencegahan rokok,

dan kiat - kiat

berhenti merokok

DO:

- Klien dapat

menyebutkan tiga

dari lima cara

mengurangi efek

jelek dari rokok

- Klien dapat

menyebutkan lima

dari sepuluh

pencegahan rokok

- Klien dapat

menyebutkan dua

dari empat kiat -

kiat berhenti

merokok

- Mengedukasi jenis

makanan yang di DS:

batasi pada penderita Klien mengatakan


hipertensi dapat mengingat

semua jenis makanan

yang dibatasi

DO:

Klien menyebut

tujuh jenis makanan

yang dibatasi pada

hipertensi
1 Rabu, 27 Observasi

Januari - Mengobservasi TTV DS:

2021 Tn. S mengatakan

keadaannya baik,

tidak ada keluhan

DO

- TD : 120/80 mmHg

- Mengidentifikasi DS:

tindakan keluarga - Keluarga

yang dapat mengatakan hari

dilakukan ini memasak sayur

kol dan ikan kuah

- Tn. S mengatakan
tadi pagi sebelum

berangkat kerja dia

melakukan

olahraga jalan kaki

selama 30 menit

DO:

Tampak di meja

sayur kol dan ikan

kuah bening

Terapeutik DS:

- Mendengarkan Keluarga

masalah, perasaan mengatakan hari ini

dan pertanyaan keadaan mereka

keluarga baik, tidak ada

keluhan

DO:

Keluarga tampak

tersenyum
DS

- Memotivasi Keluarga

pengembangan sikap mengatakan akan

dan emosi yang terus berupaya

mendukung upaya menerapkan pola

kesehatan hidup sehat yang

telah diajarkan

perawat

DO:

Jenis makanan yang

disediakan sayur kol

dan ikan kuah

bening

Edukasi DS:

- Mengedukasi Keluarga

penatalaksanaan mengatakan dapat

hipertensi menyebutkan semua

penatalaksanaan

hipertensi

DO :
- Keluarga dapat

menyebutkan

penatalaksanaan

hipertensi

DS:

-Menganjurkan - Keluarga

menggunakan mengatakan akan

fasilitas yang ada. menggunakan

fasilitas kesehatan

yang ada

DO:-
2 Rabu, 27 Observasi DS :

Januari - Mengidentifikasi - Tn. S mengatakan

2021 upaya perilaku yang hari ini makan

dapat ditingkatkan sayur kol dan ikan

kuah

DO:

Tampak di meja

makan sayur kol dan

ikan kuah bening


- Mengidentifikasi DS:

upaya berhenti - Tn. S mengatakan

merokok hari gagal lagi

berhenti merokok,

- Tn. S mengatakan

susah sekali

berhenti merokok

meskipun sudah

menerapkan

beberapa cara

upaya berhenti

merokok

DO

Tn. S tampak

merokok

- Mengedukasi cara

mencegah rokok dan DS & DO :

cara mengurangi efek - Tn. S dapat

jelek dari rokok, serta menyebutkan

kiat – kiat berhenti semua cara


merokok) mencegah rokok

- Tn. S dapat

menyebutkan

semua cara

mengurangi efek

jelek dari rokok

- Tn. S dapat

menyebutkan

semua kiat - kiat

berhenti merokok

D. EVALUASI FORMATIF

NO TANGGAL DIAGNOSA EVALUASI TTD/Nama

KEPERAWATAN SUMATIF
1 Senin, 25 Manajemen S: Marniati

Januari kesehatan keluarga -Keluarga mengatakan


2021 tidak efektif hipertensi adalah

berhubungan dengan darah tinggi

kompleksitas - Keluarga

program perawatan mengatakan ingin

dibuktikan dengan sehat dan ingin

keluarga menerapkan apa yang

mengungkapkan telah di sampaikan

tidak memahami oleh perawat.

masalah kesehatan - Keluarga

yang diderita Tn.S, mengatakan akan

(bertanya tentang menggunakan

pencegahan dan fasilitas kesehatan

perawatan DO:

hipertensi) aktivitas - TD : 120 /80 mmHg

keluarga untuk - Keluarga dapat

mengatasi masalah menyebutkan dua dari

tidak tepat penyebab hipertensi

(sakit kepala dan

kaku pada leher)

- Keluarga dapat

menyebutkan semua
komplikasi dari

hipertensi (otak,

mata, jantung dan

gagal ginjal).

- Keluarga

menyebutkan

pencegahan

hipertensi dengan

pola makan, hindari

kopi dan alkohol

- Keluarga tidak dapat

menyebutkan faktor

resiko dan

pengobatan

- Keluarga tampak

kooperatif

A : Masalah teratasi

Sebagian

P : Lanjutkan

intervensi

- Mengidentifikasi
tindakan keluarga

yang dapat

dilakukan

- Mendengarkan

masalah, perasaan

dan pertanyaan

keluarga

-Menerima nilai - nilai

keluarga dengan cara

tidak menghakimi

- Memotivasi

pengembangan sikap

dan emosi yang

mendukung upaya

kesehatan

- Mengedukasi

penyakit hipertensi

(faktor resiko,

pencegahan dan

penatalaksanaan)

-Menganjurkan
menggunakan fasilitas

yang ada.
2 Senin, 25 Perilaku kesehatan S :

Januari cenderung beresiko - Tn S mengatakan

2021 berhubungan dengan akan membatasi

pemilihan gaya konsumsi garam dan

hidup yang tidak makanan tinggi

sehat dibuktikan kolestrol.

dengan menunjukan - Tn. S mengatakan

terhadap perubahan memiliki keinginana

status kesehatan, berhenti merokok dan

gagal melakukan akan berupaya untuk

pencegahan masalah menerapkan apa yang

kesehatan (merokok, telah disampaikan

stress, suka perawat

mengkonsumsi - Tn. S mengatakan

makanan yang di yang biasa dia

beri penyedap rasa) lakukan saat stress

yaitu melihat ikan

lele yang ada

halaman belakanag

rumah
O:

- Tn. S dapat

menyebutkan

makanan yang

dibatasi oleh

penderita hipertensi

- Tn. S dapat

menyebutkan

pengertian dan

bahaya merokok

namun tidak bisa

menyebutkan cara

mencegah rokok dan

cara mengurangi efek

jelek dari rokok, serta

kiat - kiat berhenti

merokok)

- Tn. dapat melakukan

teknik relaksasi nafas

dalam dengan di

pandu oleh perawat


terlebih dahulu.

- Tn S dapat

menyebutkan empat

dari tujuh jenis

makanan yang di

batasi dan dapat

menyebutkan semua

jenis makanan yang

di anjurkan pada

penderiita hipertensi

A : Masalah belum

teratasi

P : Lanjutkan

intervensi

- Mengidentifikasi

upaya perilaku yang

dapat ditingkatkan

- Mengidentifikasi

upaya berhenti

merokok
- Mengidentifikasi

kemampuan klien

melakukan teknik

relaksasi nafas dalam

- Mengajarkan kembali

teknik relaksasi nafas

dalam

- Menganjurkan Tn S

untuk menerapkan

teknik relaksasi nafas

dalam saat stress

- Mengedukasi berhenti

merokok (cara

mencegah rokok dan

cara mengurangi efek

jelek dari rokok, serta

kiat - kiat berhenti

merokok dan

pengaruh rokok

terhadap lingkungan)

- Mengedukasi jenis
makanan yang di

batasi pada penderita

hipertensi.
1 Selasa, 26 Manajemen DS :

Januari kesehatan keluarga - Keluarga

2021 tidak efektif mengatakan akan

berhubungan dengan mencoba membuat

kompleksitas jus apel dan seledri

program perawatan - Keluarga

dibuktikan dengan mengatakan akan

keluarga mengurang makanan

mengungkapkan yang di goreng dan

tidak memahami membatasi asupan

masalah kesehatan garam

yang diderita Tn.S, - Keluarga

(bertanya tentang mengatakan apabila

pencegahan dan sakit akan

perawatan menggunakan

hipertensi) aktivitas fasiltas kesehatan

keluarga untuk DO:

mengatasi masalah - TD : 130/80 mmHg

tidak tepat - Makanan keluarga


sayur kangkung ,ikan

nila bakar serta buah

apel

- Keluarga dapat

menyebutkan faktor

resiko dan

pencegahan namun

tidak dapat

menyebutkan

penatalksanaan

secara keseluruhan

A : Masalah teratasi

Sebagian

P: Lanjutkan intervensi

- Mengidentifikasi

tindakan keluarga

yang dapat

dilakukan

- Mendengarkan

masalah, perasaan

dan pertanyaan
keluarga

- Memotivasi

pengembangan sikap

dan emosi yang

mendukung upaya

kesehatan

- Mengedukasi

penatalaksanaan

hipertensi

-Menganjurkan

menggunakan fasilitas

yang ada.
2 Selasa, 26 Perilaku kesehatan DS :

Januari cenderung beresiko - Tn. S mengatakan

2021 berhubungan dengan hari ini makan sayur

pemilihan gaya kangkung dan ikan

hidup yang tidak nila bakar serta buah

sehat dibuktikan apel

dengan menunjukan - Tn. S mengatakan

terhadap perubahan hari ini sudah

status kesehatan, beruasaha

gagal melakukan mengunyah permen


pencegahan masalah karet sebagai

kesehatan (merokok, pengganti rokok

stress, suka namun akhirnya

mengkonsumsi gagal. Tetapi klien

makanan yang di akan berusaha lagi

beri penyedap rasa) berhenti merokok

DO:

- Klien dapat

melakukan teknik

relaksasi nafas dalam

tanpa di pandu

perawat dan akan

menerapkan saat

stress

- Klien dapat

menyebutkan tiga

dari lima cara

mengurangi efek

jelek dari rokok

rokok

- Klien dapat
menyebutkan lima

dari sepuluh

pencegahan rokok

- Klien dapat

menyebutkan dua

dari empat kiat - kiat

berhenti merokok

A : Masalah teratasi

Sebagian

P : Lanjutkan

intervensi

- Mengidentifikasi

upaya perilaku yang

dapat ditingkatkan

- Mengidentifikasi

upaya berhenti

merokok

- Mengedukasi cara

mencegah rokok dan

cara mengurangi efek


jelek dari rokok, serta

kiat - kiat berhenti

merokok)
1 Rabu, 27 Manajemen DS:

Januari kesehatan keluarga - Keluarga

2021 tidak efektif mengatakan hari ini

berhubungan dengan memasak sayur kol

kompleksitas dan ikan kuah

program perawatan - Tn. S mengatakan

dibuktikan dengan tadi pagi sebelum

keluarga berangkat kerja dia

mengungkapkan melakukan olahraga

tidak memahami jalan kaki selama 30

masalah kesehatan menit

yang diderita Tn.S, - Keluarga

(bertanya tentang mengatakan akan

pencegahan dan terus mencoba

perawatan menerapkan pola

hipertensi) aktivitas hidup sehat

keluarga untuk - Keluarga

mengatasi masalah mengatakan akan

tidak tepat menggunakan


fasilitas kesehatan

yang ada

DO :

- TD : 120/80 mmHg

- Keluarga dapat

menyebutkan

penatalaksanaan

hipertensi

A : Masalah teratasi

P : Intervensi di

hentikan

- Anjurkan kepada

keluarga untuk terus

menerapkan apa yang

telah diajarkan
2 Rabu, 27 Perilaku kesehatan DS :

Januari cenderung beresiko - Tn. S mengatakan

2021 berhubungan dengan hari ini makan sayur

pemilihan gaya kol dan ikan kuah

hidup yang tidak dan sayur kol

sehat dibuktikan - Tn. S mengatakan

dengan menunjukan hari gagal lagi


terhadap perubahan berhenti merokok

status kesehatan, DO:

gagal melakukan - Tn. S dapat

pencegahan masalah menyebutkan semua

kesehatan (merokok, cara mencegah

stress, suka rokok

mengkonsumsi - Tn. S dapat

makanan yang di menyebutkan semua

beri penyedap rasa) cara mengurangi

efek jelek dari rokok

- Tn. S dapat

menyebutkan semua

kiat - kiat berhenti

merokok

A : Masalah teratasi

sebagian

P : - Anjurkan kepada

Tn. S untuk terapi

berhenti rokok
DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo, Sulistyo. (2012). Keperawatan Keluarga Konsep Teori, Proses dan


Praktik Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Fatimah, L. (2010). Hubungan Persepsi Anak terhadap Keharmonisan Keluarga dan
Pola Asuh Orang Tua dengan Motivasi Belajar (Studi di Prodi D-III Kebidanan
FIK UNIPDU Jombang).Universitas Sebelas Maret.
Herlambang. (2013). Menaklukan Hipertensi dan Diabetes. Jakarta Selatan: Tugu
Publisher.
Kemenkes.RI. 2014. Pusdatin Hipertensi. Infodatin, (Hipertensi), Hal 1–7.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Pedoman umum program
Indonesia Sehat dengan pendekatan keluarga. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
Padila. (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Nuha Medika.
Triyanto, E. (2014). Pelayanan Keperawatan bagi Penderita Hipertensi Secara
Terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai