Anda di halaman 1dari 52

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn.

O DENGAN MASALAH UTAMA

HALUSINASI PENDEGARAN DI RUANG SRIKANDI

RSJD. Dr. Amino Gondohutomo Semarang

PROVINSI JAWA TENGAN

DI SUSUN OLEH:

Eva Zuliana Safitri ( 2008023 )


Inggrid Loleo ( 2008031 )
Ipah Setyowati ( 2008032 )
Linda Putri Ocktaviani ( 2008040 )
Nela Sagitha Dewi (2008056 )
Ridya Listiana ( 2008072 )
Septina Asih Sujianti ( 2008079 )
Vega Adzima Khoirunnisa ( 2008093 )

FAKULTAS KEPERAWATAN, BISNIS DAN TEKNOLOGI


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
SEMARANG
2021
KATA PENGANTAR
BAB I

Latar Belakang
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. KONSEP TEORI

1. Pengertian

Halusinasi adalah suatu keadaan yang merupakan gangguan pencerapan

(persepsi) pancaindra tanpa ada rangsangan dari luar yg dapat meliputi semua system

penginderaan pada seseorang dalam keadaan sadar penuh ( baik ).

Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien mempersepsi kan sesuatu

yang sebenarnya tidak terjadi , suatu pencerapan pancaindra tanpa ada rangsangan

dari luar.

2. Tanda dan gejala

Gejadantandaseseorang yang mengalamihalusinasiadalah :

a. Tahap 1 (comforting)

 Tertawa tidak sesuai dengan situasi

 Menggerakkan bibir tanpa bicara

 Bicaralambat

 Diam danpikiranya dipenuhi pikiran yang menyenangkan

b. Tahap 2 (condemning)

 Cemas

 Konsentrasi menurun

 Ketidak mampuan membedakan realita

c. Tahap 3

 Pasien cenderung mengikuti halusinasi

 Kesulitan berhubungan dg norla


 Perhatian dan konsentrasi menurut

 Afek labil

 Kecemasan berat ( berkeringat, gemetar, tidak mampu mengikuti

petunjuk)

d. Tahap 4 (controlling)

 Pasien mengikuti halusinasi

 Pasien tidak mampu mengendalikan diri

 Tidak mampu mengikuti perintah nyata

 Beresiko menciderai diri sendiri, orang lain danl ingkungan.

3. Penyebab

Penyebab perubahan sensori persepsi halusinasi adalah isolasi social. Isolasi

social adalah oper cobaan untuk mengindari interaksi dengan orang lain,

menghindari hubungan dengan orang lain.

Tanda-gejala isolasi social :

a. Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul

b. Menghindar dari orang lain

c. Komunikasi kurang / tidakada

d. Tidak ada kontak mata

e. Tidak melakukan aktivitas sehari-hari

f. Berdiam diri di kamar

g. Mobilitas kurang

h. Posisi janin saat tidur

a. Akibat
Akibat dari perubahan sensoori persepsi halusinasi adalah resiko mencederai diri

sendiri, orang lain dan lingkungan. Adalah suatu suatu perilaku maladaptive dalam

memanifestasikan perasaan marah yang dialami olehs esorang. Perilaku tersebut

dapat berupa menciderai diri sendiri, melalukan penganiayaan terhadap orang lain

dan merusak lingkungan.

Marah sendiri merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap

kecemasan atau kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai suatu

ancamn( stuart dan Sundeen,1995). Perasaan marah sendiri merupakan suatu hal

yang wajar sepanjang perilaku yang dimanifestasikan beradap ada rentang adaptif.

Tanda dan gejala :

Data obyektif :

a. Mata merah

b. Pandangan tajam

c. Otot tegang

d. Nada suara tinggi

e. Suka berdebat

f. Sering memaksakan kehendak

g. Merampas makanan, memukul jika tidak senang

Data subyektif

a. Mengeluh merasa terancam

b. Mengungkap kan perasaan tak berguna

c. Mengungkapkan perasaan jengkel


d. Mengungkapkan adanya keluha nfisik, berdebar-debar, merasa tercekik, sesak

dn bingung

4. POHON MASALAH

Resti menciderai diri sendiri, orang lain danl ingkungan

Perubahan sensori persepsi ;halusinasi

Isolasisosial

5. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji

1. Masalahkeperawatan

a. Risikomencederaidiri, orang lain danlingkungan

b. Perubahansensoriperseptual : halusinasi

c. Isolasisosial : menarikdiri

2. Data yang perludikaji

a. Risikomencederaidiri, orang lain danlingkungan

Data Subyektif :

 Klienmengatakanbenciataukesalpadaseseorang.

 Kliensukamembentakdanmenyerang orang yang

mengusiknyajikasedangkesalataumarah.

 Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.

Data Objektif :
 Mata merah, wajah agak merah.

 Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai: berteriak, menjerit,

memukul diri sendiri/orang lain.

 Ekspresimarahsaatmembicarakan orang, pandangantajam.

 Merusak dan melempar barang-barang.

b. Perubahansensoriperseptual : halusinasi

Data Subjektif :

 Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak

berhubungan dengan stimulus nyata

 Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus

yang nyata

 Klienmengatakanmenciumbautanpa stimulus

 Klienmerasamakansesuatu

 Klienmerasaadasesuatupadakulitnya

 Klientakutpadasuara/bunyi/gambar yang

dilihatdandidengar

 Klien ingin memukul/melempar barang-barang

Data Objektif :

 Klienberbicaradantertawasendiri

 Klien bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu

 Klien berhenti bicara ditengah kalimat untuk

mendengarkan sesuatu
 Disorientasi

c. Isolasisosial : menarikdiri

Data Subyektif :

Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,

mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.

Data Obyektif :

Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternative tindakan,

ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup, Apatis, Ekspresi sedih, Komunikasi

verbal kurang, Aktivitas menurun, Posisi janin pada saat tidur, Menolak berhubungan,

Kurang memperhatikan kebersihan

6. Diagnosa Keperawatan

1. Perubahansensoripersepsi : halusinasi

2. Isolasisosial : menarikdiri

7. Rencana Tindakan Keperawatan

Diagnosa I : perubahan sensori persepsi halusinasi

Tujuan umum : klien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

Tujuankhusus :

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dasar untuk kelancaran hubungan

interaksi seanjutnya

Tindakan :
1.1 Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik

dengan cara :

a. Sapakliendenganramahbaik verbal maupun non verbal

b. Perkenalkandiridengansopan

c. Tanyakannamalengkapkliendannamapanggilan yang disukai

d. Jelaskantujuanpertemuan

e. Jujurdanmenepatijanji

f. Tunjukkansikapempatidanmenerimaklienapaadanya

g. Berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar klien

2. Klien dapat mengenal halusinasinya

Tindakan :

2.1 Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap

2.2 Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya: bicara dan

tertawa tanpa stimulus memandang ke kiri/ke kanan/ kedepan seolah-olah ada

teman bicara

2.3 Bantu klienmengenalhalusinasinya

a. Tanyakanapakahadasuara yang didengar

b. Apa yang dikatakanhalusinasinya

c. Katakanperawatpercayaklienmendengarsuaraitu

,namunperawatsendiritidakmendengarnya.

d. Katakanbahwa klien lain juga ada yang seperti itu

e. Katakan bahwa perawat akan membantu klien

2.4 Diskusikandenganklien :
a. Situasi yang menimbulkan/tidakmenimbulkanhalusinasi

b. Waktudanfrekuensiterjadinyahalusinasi (pagi, siang, sore, malam)

2.5 Diskusikandenganklienapa yang dirasakanjikaterjadihalusinasi (marah,

takut, sedih, senang) berikesempatanklienmengungkapkanperasaannya

3. Kliendapatmengontrolhalusinasinya

Tindakan :

3.1 Identifikasibersamakliencaratindakan yang dilakukanjikaterjadihalusinasi ( tidur,

marah, menyibukkandiridll)

3.2 Diskusikan manfaat cara yang digunakan klien, jika bermanfaat ber pujian

3.3 Diskusikan cara baru untuk memutus/mengontrol timbulnya halusinasi:

a. Katakan “ saya tidak mau dengar”

b. Menemui orang lain

c. Membuatjadwalkegiatansehari-hari

d. Meminta keluarga/teman/perawat untuk menyapa jika klien tampak bicara

sendiri

3.4 Bantu klienmemilihdanmelatihcaramemutushalusinasinyasecarabertahap

3.5 Berikesempatanuntukmelakukancara yang telahdilatih

3.6 Evaluasihasilnyadanberipujianjikaberhasil

3.7 Anjurkan klien mengikuti TAK, orientasi, realita, stimulasi persepsi

4. Klien mendapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya

Tindakan :

4.1 Anjurkan klien untuk memberitahu keluarga jika mengalami halusinasi

4.2 Diskusikan dengan keluarga (pada saat berkunjung/pada saat kunjungan rumah):
a. Gejalah alusinasi yang dialamiklien

b. Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutus halusinasi

c. Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi dirumah, diberi

kegiatan, jangan biarkan sendiri, makan bersama, bepergian bersama

d. Beri informasi waktu follow up atau kenapa perlu mendapat bantuan :

halusinasi tidak terkontrol, dan resiko mencederai diri atau orang lain

5. Klien memanfaatkan obat dengan baik

Tindakan :

5.1 Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis, frekuensi dan manfaat

minum obat

5.2 Anjurkan klien meminta sendiri obat pada perawat dan merasakan manfaatnya

5.3 Anjurkan klien bicara dengan dokter tentang manfaat dan efek samping

minum obat yang dirasakan

5.4 Diskusikan akibat berhenti obat-obat tanpa konsultasi

5.5 Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 6 benar.

Diagnosa II : isolasi sosial menarik diri

Tujuan umum : klien tidak terjadi perubahan sensori persepsi: halusinasi

Tujuankhusus :

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya

Tindakan :
1.1. Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik, memperkenalkan diri, jelaskan

tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kesepakatan dengan jelas

tentang topik, tempat dan waktu.

1.2. Beriperhatiandanpenghaargaan: temaniklienwalautidakmenjawab.

1.3. Dengarkan dengan empati: beri kesempatan bicara, jangan terburu-buru, tunjukkan

bahwa perawat mengikuti pembicaraan klien.

2. Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri

Tindakan :

2.1 Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya

2.1. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik

diri atau mau bergaul

2.1. Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta penyebab

yang muncul

2.1. Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya

3. 3. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian

tidak berhubungan dengan orang lain.

Tindakan :

3.1 Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan dengan

orang lain

a. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang

keuntungan berhubungan dengan prang lain


b. Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain

c. Berireinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan

tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain

3.2 Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang

lain

a. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan orang

lain

b. Diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang

lain

c. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan

tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain

4. Kliendapatmelaksanakanhubungansosial

Tindakan :

4.1 Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain

4.2 Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain melalui tahap :

 K–P

 K – P – P lain

 K – P – P lain – K lain

 K – Kel/Klp/Masy

4.3 Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai

4.4 Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan

4.5 Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam mengisi waktu

4.6 Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan


4.7 Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan

5. Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain

Tindakan :

5.1 Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan orang

lain

5.2 Diskusikan dengan klien tentang perasaan masnfaat berhubungan dengan orang lain

5.3 Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan manfaat

berhubungan dengan oranglain

6. Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga

Tindakan :

6.1 Binahubungansalingpercayadengankeluarga :

 Salam, perkenalandiri

 Jelaskantujuan

 Buatkontrak

 Eksplorasiperasaanklien

6.2 Diskusikan dengan anggota keluarga tentang :

 Perilaku menari kdiri

 Penyebab perilaku menarik diri

 Akibat yang terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapi

 Cara keluarga menghadapi klien menarik diri

6.3 Dorong anggota keluarga untuk memberikan dukungan kepada klien untuk

berkomunikasi dengan orang lain


6.4 Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien minimal

satu kali seminggu

6.5 Beri reinforcement positifpositif atas hal-hal yang telahdicapaiolehkeluarga

DAFTAR PUSTAKA

1. Stuart GW, Sundeen, BukuSakuKeperawatanJiwa, Jakarta : EGC,

1995

2. Keliat Budi Ana, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC, 1999

3. Keliat BA. Asuhan Klien Gangguan Hubungan Sosial: Menarik Diri. Jakarta : FIK UI.

1999

4. Keliat BA. Proses kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC. 1999

5. Aziz R, dkk, PedomanAsuhanKeperawatanJiwaSemarang : RSJD Dr.

Amino Gonohutomo, 2003

6. Tim DirektoratKeswa, StandarAsuhanKeperawatanJiwa, Edisi 1,

Bandung, RSJP Bandung, 2000


STRATEGI PELAKSANAAN (SP)

Masalah Utama : Halusinasi

PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi klien:

 Petugas mengatakan bahwa klien sering teriak-teriak dirumah

 Klien sering gelisah, mengamuk, susah tidur

 Klien mengatakan sering mendengar suara-suara karena putus obat selama 6 bulan

2. Diagnosa keperawatan:

Perubahan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

1. Tindakan Keperawatan untuk Pasien

Tujuan tindakan untuk pasien meliputi:

1) Pasien mengenali halusinasi yang dialaminya

2) Pasien dapat mengontrol halusinasinya

3) Pasien mengikuti program pengobatan secara optimal


SP 1 Pasien : Membantu pasien mengenal halusinasi, menjelaskan cara-cara

mengontrol halusinasi, mengajarkan pasien mengontrol halusinasi

dengan cara pertama: menghardik halusinasi

ORIENTASI:

”Selamat pagi bapak, Saya Mahasiswa keperawatan Stikes Widya Husada yang akan merawat

bapak Nama Saya xxx, senang dipanggil xxx. Nama bapak siapa?Bapak Senang dipanggil apa”

”Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apa keluhan bapak saat ini”

”Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang selama ini bapak dengar

tetapi tak tampak wujudnya? Di mana kita duduk? Di ruang tamu? Berapa lama? Bagaimana

kalau 30 menit”

KERJA:

”Apakah bapak mendengar suara tanpa ada ujudnya?Apa yang dikatakan suara itu?”

” Apakah terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering Bapak dengar

suara? Berapa kali sehari bapak alami? Pada keadaan apa suara itu terdengar? Apakah pada

waktu sendiri?”

” Apa yang bapak rasakan pada saat mendengar suara itu?”

”Apa yang bapak lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu suara-suara itu

hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah suara-suara itu muncul?
” bapak , ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama, dengan menghardik

suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain. Ketiga, melakukan

kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang ke empat minum obat dengan teratur.”

”Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik”.

”Caranya sebagai berikut: saat suara-suara itu muncul, langsung bapak bilang, pergi saya tidak

mau dengar, … Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu diulang-ulang sampai suara itu

tak terdengar lagi. Coba bapak peragakan! Nah begitu, … bagus! Coba lagi! Ya bagus bapak D

sudah bisa”

TERMINASI:

”Bagaimana perasaan bapak xxx setelah peragaan latihan tadi?” Kalau suara-suara itu muncul

lagi, silakan coba cara tersebut ! bagaimana kalu kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa

saja latihannya? (Saudara masukkan kegiatan latihan menghardik halusinasi dalam jadwal

kegiatan harian pasien). Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan

mengendalikan suara-suara dengan cara yang kedua? Jam berapa Bapak xxx?Bagaimana kalau

dua jam lagi? Berapa lama kita akan berlatih?Dimana tempatnya”

”Baiklah, sampai jumpa.”

SP 2 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara kedua:

bercakap-cakap dengan orang lain


Orientasi:

“Selamat pagi bapak Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah suara-suaranya masih

muncul ? Apakah sudah dipakai cara yang telah kita latih?Berkurangkan suara-suaranya Bagus !

Sesuai janji kita tadi saya akan latih cara kedua untuk mengontrol halusinasi dengan bercakap-

cakap dengan orang lain. Kita akan latihan selama 20 menit. Mau di mana? Di sini saja?

Kerja:

“Cara kedua untuk mencegah/mengontrol halusinasi yang lain adalah dengan bercakap-cakap

dengan orang lain. Jadi kalau bapak mulai mendengar suara-suara, langsung saja cari teman

untuk diajak ngobrol. Minta teman untuk ngobrol dengan bapak Contohnya begini; … tolong,

saya mulai dengar suara-suara. Ayo ngobrol dengan saya! Atau kalau ada orang dirumah

misalnya istri,anak bapak katakan: bu, ayo ngobrol dengan bapak sedang dengar suara-suara.

Begitu bapak Coba bapak lakukan seperti saya tadi lakukan. Ya, begitu. Bagus! Coba sekali lagi!

Bagus! Nah, latih terus ya bapak!”

Terminasi:

“Bagaimana perasaan bapak setelah latihan ini? Jadi sudah ada berapa cara yang bapak pelajari

untuk mencegah suara-suara itu? Bagus, cobalah kedua cara ini kalau bapak mengalami

halusinasi lagi. Bagaimana kalau kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian bapak. Mau jam

berapa latihan bercakap-cakap? Nah nanti lakukan secara teratur serta sewaktu-waktu suara itu

muncul! Besok pagi saya akan ke mari lagi. Bagaimana kalau kita latih cara yang ketiga yaitu

melakukan aktivitas terjadwal? Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00? Mau di mana/Di

sini lagi? Sampai besok ya. Selamat pagi”


SP 3 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara ketiga:

melaksanakan aktivitas terjadwal

Orientasi: “Selamat pagi bapak Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah suara-suaranya

masih muncul ? Apakah sudah dipakai dua cara yang telah kita latih ? Bagaimana hasilnya ?

Bagus ! Sesuai janji kita, hari ini kita akan belajar cara yang ketiga untuk mencegah halusinasi

yaitu melakukan kegiatan terjadwal. Mau di mana kita bicara? Baik kita duduk di ruang tamu.

Berapa lama kita bicara? Bagaimana kalau 30 menit? Baiklah.”

Kerja: “Apa saja yang biasa bapak lakukan? Pagi-pagi apa kegiatannya, terus jam berikutnya

(terus ajak sampai didapatkan kegiatannya sampai malam). Wah banyak sekali kegiatannya.

Mari kita latih dua kegiatan hari ini (latih kegiatan tersebut). Bagus sekali bapak bisa lakukan.

Kegiatan ini dapat bapak lakukan untuk mencegah suara tersebut muncul. Kegiatan yang lain

akan kita latih lagi agar dari pagi sampai malam ada kegiatan.

Terminasi: “Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap cara yang ketiga untuk

mencegah suara-suara? Bagus sekali! Coba sebutkan 3 cara yang telah kita latih untuk mencegah

suara-suara. Bagus sekali. Mari kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian bapak Coba

lakukan sesuai jadwal ya!(Saudara dapat melatih aktivitas yang lain pada pertemuan berikut

sampai terpenuhi seluruh aktivitas dari pagi sampai malam) Bagaimana kalau menjelang makan

siang nanti, kita membahas cara minum obat yang baik serta guna obat. Mau jam berapa?

Bagaimana kalau jam 12.00 pagi?Di ruang makan ya! Sampai jumpa.”
SP 4 Pasien: Melatih pasien menggunakan obat secara teratur

Orientasi:

“Selamat pagi bapak Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah suara-suaranya masih

muncul ? Apakah sudah dipakai tiga cara yang telah kita latih ? Apakah jadwal kegiatannya

sudah dilaksanakan ? Apakah pagi ini sudah minum obat? Baik. Hari ini kita akan

mendiskusikan tentang obat-obatan yang bapak minum. Kita akan diskusi selama 20 menit

sambil menunggu makan siang. Di sini saja ya bapak?”

Kerja:

“bapak adakah bedanya setelah minum obat secara teratur. Apakah suara-suara

berkurang/hilang ? Minum obat sangat penting supaya suara-suara yang bapak dengar dan

mengganggu selama ini tidak muncul lagi. Berapa macam obat yang bapak minum ? (Perawat

menyiapkan obat pasien) Ini yang warna orange (CPZ) 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang dan

jam 7 malam gunanya untuk menghilangkan suara-suara. Ini yang putih (THP)3 kali sehari jam

nya sama gunanya untuk rileks dan tidak kaku. Sedangkan yang merah jambu (HP) 3 kali sehari

jam nya sama gunanya untuk pikiran biar tenang. Kalau suara-suara sudah hilang obatnya tidak

boleh diberhentikan. Nanti konsultasikan dengan dokter, sebab kalau putus obat, bapak akan

kambuh dan sulit untuk mengembalikan ke keadaan semula. Kalau obat habis bapak bisa minta

ke dokter untuk mendapatkan obat lagi. bapak juga harus teliti saat menggunakan obat-obatan

ini. Pastikan obatnya benar, artinya bapak harus memastikan bahwa itu obat yang benar-benar
punya bapak Jangan keliru dengan obat milik orang lain. Baca nama kemasannya. Pastikan obat

diminum pada waktunya, dengan cara yang benar. Yaitu diminum sesudah makan dan tepat

jamnya bapak juga harus perhatikan berapa jumlah obat sekali minum, dan harus cukup minum

10 gelas per hari”

Terminasi:

“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang obat? Sudah berapa cara yang

kita latih untuk mencegah suara-suara? Coba sebutkan! Bagus! (jika jawaban benar). Mari kita

masukkan jadwal minum obatnya pada jadwal kegiatan bapak Jangan lupa pada waktunya minta

obat pada perawat atau pada keluarga kalau di rumah. Nah makanan sudah datang. Besok kita

ketemu lagi untuk melihat manfaat 4 cara mencegah suara yang telah kita bicarakan. Mau jam

berapa? Bagaimana kalau jam 10.00. sampai jumpa.”

2. Tindakan Keperawatan Kepada Keluarga

a. Tujuan:

1. Keluarga dapat terlibat dalam perawatan pasien baik di di rumah sakit maupun

di rumah

2. Keluarga dapat menjadi sistem pendukung yang efektif untuk pasien.

b. Tindakan Keperawatan

Keluarga merupakan faktor penting yang menentukan keberhasilan asuhan keperawatan

pada pasien dengan halusinasi. Dukungan keluarga selama pasien di rawat di rumah sakit

sangat dibutuhkan sehingga pasien termotivasi untuk sembuh. Demikian juga saat pasien
tidak lagi dirawat di rumah sakit (dirawat di rumah). Keluarga yang mendukung pasien

secara konsisten akan membuat pasien mampu mempertahankan program pengobatan

secara optimal. Namun demikian jika keluarga tidak mampu merawat pasien, pasien akan

kambuh bahkan untuk memulihkannya lagi akan sangat sulit. Untuk itu perawat harus

memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar keluarga mampu menjadi

pendukung yang efektif bagi pasien dengan halusinasi baik saat di rumah sakit maupun

di rumah.

Tindakan keperawatan yang dapat diberikan untuk keluarga pasien halusinasi adalah:

1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien

2) Berikan pendidikan kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis halusinasi yang

dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi, proses terjadinya halusinasi, dan cara

merawat pasien halusinasi.

3) Berikan kesempatan kepada keluarga untuk memperagakan cara merawat pasien

dengan halusinasi langsung di hadapan pasien

4) Beri pendidikan kesehatan kepada keluarga perawatan lanjutan pasien

SP 1 Keluarga : Pendidikan Kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis

halusinasi yang dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi dan

cara-cara merawat pasien halusinasi.

Peragakan percakapan berikut ini dengan pasangan saudara.


ORIENTASI:

“Selamat pagi Bapak/Ibu!”“Saya yudi perawat yang merawat Bapak”

“Bagaimana perasaan Ibu hari ini? Apa pendapat Ibu tentang Bapak?”

“Hari ini kita akan berdiskusi tentang apa masalah yang Bapak alami dan bantuan apa yang Ibu

bisa berikan.”

“Kita mau diskusi di mana? Bagaimana kalau di ruang tamu? Berapa lama waktu Ibu?

Bagaimana kalau 30 menit”

KERJA:

“Apa yang Ibu rasakan menjadi masalah dalam merawat bapak Apa yang Ibu lakukan?”

“Ya, gejala yang dialami oleh Bapak itu dinamakan halusinasi, yaitu mendengar atau melihat

sesuatu yang sebetulnya tidak ada bendanya.

”Tanda-tandanya bicara dan tertawa sendiri,atau marah-marah tanpa sebab”

“Jadi kalau anak Bapak/Ibu mengatakan mendengar suara-suara, sebenarnya suara itu tidak ada.”

“Kalau Bapak mengatakan melihat bayangan-bayangan, sebenarnya bayangan itu tidak ada.”

”Untuk itu kita diharapkan dapat membantunya dengan beberapa cara. Ada beberapa cara untuk

membantu ibu agar bisa mengendalikan halusinasi. Cara-cara tersebut antara lain: Pertama,

dihadapan Bapak, jangan membantah halusinasi atau menyokongnya. Katakan saja Ibu percaya

bahwa anak tersebut memang mendengar suara atau melihat bayangan, tetapi Ibu sendiri tidak

mendengar atau melihatnya”.

”Kedua, jangan biarkan Bapak melamun dan sendiri, karena kalau melamun halusinasi akan

muncul lagi. Upayakan ada orang mau bercakap-cakap dengannya. Buat kegiatan keluarga

seperti makan bersama, sholat bersama-sama. Tentang kegiatan, saya telah melatih Bapak untuk
membuat jadwal kegiatan sehari-hari. Tolong Ibu pantau pelaksanaannya, ya dan berikan pujian

jika dia lakukan!”

”Ketiga, bantu Bapak minum obat secara teratur. Jangan menghentikan obat tanpa konsultasi.

Terkait dengan obat ini, saya juga sudah melatih Bapak untuk minum obat secara teratur. Jadi

Ibu dapat mengingatkan kembali. Obatnya ada 3 macam, ini yang orange namanya CPZ gunanya

untuk menghilangkan suara-suara atau bayangan. Diminum 3 X sehari pada jam 7 pagi, jam 1

siang dan jam 7 malam. Yang putih namanya THP gunanya membuat rileks, jam minumnya

sama dengan CPZ tadi. Yang biru namanya HP gunanya menenangkan cara berpikir, jam

minumnya sama dengan CPZ. Obat perlu selalu diminum untuk mencegah kekambuhan”

”Terakhir, bila ada tanda-tanda halusinasi mulai muncul, putus halusinasi Bapak dengan cara

menepuk punggung Bapak. Kemudian suruhlah Bapak menghardik suara tersebut. Bapak sudah

saya ajarkan cara menghardik halusinasi”.

”Sekarang, mari kita latihan memutus halusinasi Bapak. Sambil menepuk punggung Bapak,

katakan: bapak, sedang apa kamu?Kamu ingat kan apa yang diajarkan perawat bila suara-suara

itu datang? Ya..Usir suara itu, bapak Tutup telinga kamu dan katakan pada suara itu ”saya tidak

mau dengar”. Ucapkan berulang-ulang, pak”

”Sekarang coba Ibu praktekkan cara yang barusan saya ajarkan”

”Bagus Bu”

TERMINASI:

“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berdiskusi dan latihan memutuskan halusinasi Bapak?”

“Sekarang coba Ibu sebutkan kembali tiga cara merawat bapak?”

”Bagus sekali Bu. Bagaimana kalau dua hari lagi kita bertemu untuk mempraktekkan cara

memutus halusinasi langsung dihadapan Bapak?”


”Jam berapa kita bertemu?”

Baik, sampai Jumpa. Selamat pagi

SP 2 Keluarga: Melatih keluarga praktek merawat pasien langsung dihadapan

pasien

Berikan kesempatan kepada keluarga untuk memperagakan cara merawat pasien dengan

halusinasi langsung dihadapan pasien.

ORIENTASI:

“Selamat pagi”

“Bagaimana perasaan Ibu pagi ini?”

”Apakah Ibu masih ingat bagaimana cara memutus halusinasi Bapak yang sedang mengalami

halusinasi?Bagus!”

” Sesuai dengan perjanjian kita, selama 20 menit ini kita akan mempraktekkan cara memutus

halusinasi langsung dihadapan Bapak”.

”mari kita datangi bapak”

KERJA:

”Selamat pagi pak” ”pak, istri bapak sangat ingin membantu bapak mengendalikan suara-suara

yang sering bapak dengar. Untuk itu pagi ini istri bapak datang untuk mempraktekkan cara

memutus suara-suara yang bapak dengar. pak nanti kalau sedang dengar suara-suara bicara atau

tersenyum-senyum sendiri, maka Ibu akan mengingatkan seperti ini” ”Sekarang, coba ibu
peragakan cara memutus halusinasi yang sedang bapak alami seperti yang sudah kita pelajari

sebelumnya. Tepuk punggung bapak lalu suruh bapak mengusir suara dengan menutup telinga

dan menghardik suara tersebut” (saudara mengobservasi apa yang dilakukan keluarga terhadap

pasien)Bagus sekali!Bagaimana pak? Senang dibantu Ibu? Nah Bapak/Ibu ingin melihat jadwal

harian bapak. (Pasien memperlihatkan dan dorong istri/keluarga memberikan pujian) Baiklah,

sekarang saya dan istri bapak ke ruang perawat dulu” (Saudara dan keluarga meninggalkan

pasien untuk melakukan terminasi dengan keluarga

TERMINASI:

“Bagaimana perasaan Ibu setelah mempraktekkan cara memutus halusinasi langsung dihadapan

Bapak?”

”Dingat-ingat pelajaran kita hari ini ya Bu. ibu dapat melakukan cara itu bila Bapak mengalami

halusinas”.

“bagaimana kalau kita bertemu dua hari lagi untuk membicarakan tentang jadwal kegiatan harian

Bapak. Jam berapa Ibu bisa datang?Tempatnya di sini ya. Sampai jumpa.”

SP 3 Keluarga : Menjelaskan perawatan lanjutan

ORIENTASI

“Selamat pagi Bu, sesuai dengan janji kita kemarin dan sekarang ketemu untuk membicarakan

jadual bapak selama dirumah”

“Nah sekarang kita bicarakan jadwal bapak di rumah? Mari kita duduk di ruang tamu!”

“Berapa lama Ibu ada waktu? Bagaimana kalau 30 menit?”


KERJA

“Ini jadwal kegiatan bapak yang telah disusun. Jadwal ini dapat dilanjutkan. Coba Ibu lihat

mungkinkah dilakukan. Siapa yang kira-kira akan memotivasi dan mengingatkan?” Bu jadwal

yang telah dibuat tolong dilanjutkan, baik jadwal aktivitas maupun jadwal minum obatnya”

“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh bapak

selama di rumah.Misalnya kalau bapak terus menerus mendengar suara-suara yang mengganggu

dan tidak memperlihatkan

perbaikan, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika

hal ini terjadi segera bawa kerumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan ulang dan di berikan

tindakan”

TERMINASI

“Bagaimana Ibu? Ada yang ingin ditanyakan? Coba Ibu sebutkan cara-cara merawat bapak

Bagus(jika ada yang lupa segera diingatkan oleh perawat. Ini jadwalnya. Sampai jumpa”
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

RUANG RAWAT : G
TANGGAL DIRAWAT: 29 Desember 2020
A. IDENTITAS KLIEN
Tanggal pengkajian : 30 Desember 2020
RM NO : 66389200
Inisial : Tn. O
Umur : 43 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : S. A
Pekerjaan :-
Status :-
Alamat : XXX
B. ALASAN MASUK
Pasien sering teriak-teriak dirumah, gelisah, menggamuk, susah tidur, dan sering mendengar
suara-suara karena putus obat selama 6 bulan.
C. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernahkah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu ?
Pasien mengatakan sudah pernah masuk RSJD dr. Amino Gondohutomo Semarang 3
kali pada tahun 2010, 2015, dan 2018
2. Pengobatan sebelumnya?
Putus minum obat selama 6 bulan, karena pasien bosen karena sehari-harinya disuruh
minum obat, jadi pasien tidak mengonsumsinya lagi
3. Aniaya fisik?
Pasien mengatakan pernah mengalami aniaya sama keluarganya sendiri, kemudian
pasien membalasnya.
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa ?
Pasien mengatakn tidak ada yang mengalami gangguan jiwa
5. Hubungan keluarga
Ibu dan bapak kandung
6. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Pasien mengatakan dirinya di tinggal temannya karena tidak sehat
FAKTOR PRESIPITASI
1. Apakah klien putus obat (tidak minum obat)?
Pasien mengatakan bosan minum obat secara rutin, karena itu putus obat selama 6 bulan
2. Apakah klien mengkonsumsi NAPZA?
Pasien mengatakan tidak mengonsumsi obat-obatan NAPZA
3. Apakah klien mengalami peristiwa atau kejadian yang tidak menyenangkan dalam 6
(enam) bulan terakhir?
Pasien mengatakan di tinggal temannya karena tidak sehat
Masalah keperawatan: Perpisahan, regiment terapiutikin adekuat
D. FISIK
Tanda Vital : TD: 120/80mmhg
N: 88 x/menit
S: 35,7C
Ukur : TB; 158 cm BB : 57 Kg
Keluhan Fisik : Pasien mengatakan tidak ada keluhan fisik yang dikeluhkan

E. PSIKOSOSIAL
Genogram

Keterangan:
: Laki-laki : (pasien )

: Garis tinggal satu rumah

: pernah gangguan jiwa

Penjelasan:
Pasien merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara, pasien suah menikah, anak pertama
laki-laki, dan anak kedua perempuan yang saat ini sudah menikah. Pasien tinggal serumah
dengan kedua orang tuanya dan satu adiknya. Pola komunikasi keluarga cukup baik.
Pemecahan masalah dilakukan secara musyawarah
1. Konsep Diri
Ganbaran diri : Pasien mengatakan senang dengan kondisi tubuhnya, bagian dari
tubuhnya yang paling disukai adalah hidungnya menurut pasien
hidungnya sangat bagus dan mancung.
Identitas diri : Pasien seorang laki-laki yang sudah menikah, pasien puas sebagai laki-
laki
Peran : Pasien mengatakan dirumah berperan sebagai anak, pasien juga sudah
bekerja sebagai pegawai, saat ini tidak bekerja.
Ideal diri : Pasien ada keinginan untuk sembuh cepat, agar bisa bekerja lagi di
kemudian hari
Harga diri : Pasien merasa sedih ketika berhenti dari pekerjaannya, sehingga pasien
malu terhadap dirinya sendiri.
Masalah keperawatan: Harga diri rendah, gangguan penampilan peran
2. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti: Pasien mengatakan orang yang berarti adalah ibu dan bapaknya,
karena menurut pasien ibu dan bapaknyalah yang selalu sayang dan selalu mengerti dia
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : Pasien mengatakan tidak pernah
mengikuti kegiatan dalam kelompok
c. Hambatan dalam hubungan dengan orang lain : Pasien mengatakan malas
berhubungan dengan tetangga, karena tetangga menurut pasien suka syirik dengan
selalu menilai kejelekan pasien
Masalah keperawatan: Harga diri rendah
3. Spiritual
Nilai dan keyakinan : Pasien mengatakan bahwa dirinya beragama islam. Pada saat
ditanya saat gangguan jiwa pasien mengatakan masih
menjalanankan sholat.
Kegiatan Ibadah : Pasien jarang melakukan ibadah sholat.

F. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Penampilan cukup rapi, menggunakan baju sesuai dengan identitasnya, rambut di sisir,
kuku tangan pendek.
2. Pembicaraan
Pasien mampu mulai berbicara, nada bicara keras, terbukti saat pasien ingin bertemu pada
ibu dan bapaknya, dan pada saat diajak berbincang nada nya lemah sesaat.
Masalah Keperawatan: Resiko perilaku kekerasan
3. Aktifitas motorik
Ketika berbincang-bincang, kontak mata klien kurang, pasien lebih banyak diam ketika
tidak ditanya.
Masalah keperawatan: Isolasi sosial
4. Alam perasaan
Pasien mengatakan sedih karena ingin bertemu dengan ibu dan bapaknya.
5. Afek
Datar, karena selama interaksi pasien diam kalau tidak ditanya, dan menjawab
seperlunya.
Masalah keperawatan: Isolasi sosial
6. Interaksi selama wawancara
Cepat, terbukti saat di Tanya pasien langsung menjawab.
7. Persepsi.
Pendengaran, terbukti pada saat ditanya pasien mengatakan kalau sendirian kadang-
kadang mendengar suara untuk mengajaknya keluar rumah tanpa tau tujuannya. Saat
terjadi halusinasi pasien menutup telinga dan menghardik.
Masalah keperawatan: halusinasi pendengaran, idan isolasi sosial
8. Proses Pikir
Blocking, terbukti pada saat diajak ngobrol pembicaraan pasien tiba-tiba terhenti dan
kemudian lanjut kembali.
9. Isi Pikir
Pasien tidak mengalami gangguan isi pikir seperti waham.
10. Tingkat Kesadaran
Bingung, terbukti saat melakukan kegiatan sehari hari pasien bertingkah laku aneh, pasien
juga mengalami disorientasi waktu terbukti pada saat ditanya ini hari apa pasien tidak
mampu menyebutkannya.
“eee…hari ini hari apa ya?”
Masalah keperawatan: gangguan proses fikir
11. Memori
Pasien mampu mengingat kejadian yang telah lalu dan baru-baru terjadi, pasien masih
ingat jam berapa tadi dibangunkan.
Masalah keperawatan: tidak ditemukan
12. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Konsentrasi baik terbukti pada saat pasien disuruh menghitung pasien bisa
melakukannya,contohnya pada perkalian 5x5=25, 6x5=30 pasien bisa menjawabnya
Masalah keperawatan: tidak ditemukan
13. Daya Tilik Diri
Pasien mengatakan tau kalau sekarang berada pada rumah sakit jiwa tetapi pasien
mengatakan bahwa dirinya tidak sakit jiwa
Masalah keperawatan: kurangnya pengetahuan
KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Makan
Pasien mampu makan sendiri dengan diarahkan, pasien makan 3 kali sehari dengan menu
diet dari rumah sakit, makan diruangan bersama-sama dengan temannya, makan
menggunakan sendok
2. BAB/BAK
Pasien mampu BAB/BAK secara mandiri. Pasien mengatakan BAB lancar setiap dua kali
sehari, sedangkan BAKnya 3-4 kali sehari.
3. Mandi
Pasien mampu mandi 2 kali sehari tanpa bantuan, mandi menggunakan sabun dan sampo
lalu dibilas dengan air, dan menyikat gigi dengan pasta gigi
4. Berpakaian/berhias
Pasien mampu memakai pakaian sendiri tanpa bantuan orang lain
5. Istirahat tidur
Pasien mengatakan tidur nya cukup, pasien mengatakan tidur mulai jm 8 malam dan
bangun sekitar jam set 6 pagi
6. Penggunaan Obat
Pasien mampu minum obat secara mandiri sesuai aturan
7. Pemeliharaan kesehatan
Pasien mengatakan jika pulang dari RSJ pasien akan kontrol ke RSJ yang pernah
merawatnya
8. Kegiatan didalam rumah
Pasien mengatakan saat dirumah pasien biasanya juga membersihkan rumah, seperti
menyapu, mengepel
9. Kegiatan diluar rumah
Pasien mengatakan kegiatan diluar rumahnya adalah bekerja sebagai pegawai
G. MEKANISME KOPING
Pasien mengatakan jika ada maslaah pasien sering marah-marah kepada orang terdekat.
H. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
1. Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik
Keluarga pasien mendukung pasien
2. Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik
Jarang berkumpul dengan tetangga, karena ada tetangga yang syirik
3. Masalah dengan pendidikan, spesifik
Pasien mengatakan pendidikannya sampai kuliah S. A saja
4. Masalah dengan pekerjaan, spesifik
Pasien mengatakan tidak ada masalah bekerja sebagai pegawai
5. Masalah dengan perumahan, spesifik
Pasien mengatakan keluarga mendukung pasien untuk sembuh
6. Masalah ekonomi, spesifik
Kebutuhan ekonomi tercukupi.
7. Masalah dengan pelayanan kesehatan,
Pasien memanfaatkan fasilitas keehatan yang ada di wilayahnya.

I. PENGETAHUAN KURANG TENTANG


Pasien mengatakan tidak tau penyebab kenapa dia dibawa ke rumah sakit jiwa oleh
keluarganya.

Analisa Data
Data Masalah
DS: Pasien mengatakan sering Gangguan presepsi sensori
mendengar suara-suara yang halusinasi pendengaran
aneh
DO: pasien saat interaksi kadang
terdiam seperti lagi
mendengarkan sesuatu
DS:Pasien mengatakan pada saat
dirumah pernah melempar-
lempar barang. Resiko menciderai diri, orang
DO: Pasien tampak kesal pada lain, dan lingkungan
saat bercerita
DS : Pasien mengatakan malas
untuk berhubungan dengan
tetangganya

DO :
Pasien tampak kontak mata
kurang, ksering menyendiri
-       Klien tidak pernah memulai
Isolasi sosial
pembicaraan, maupun
perkenalan, pasien hanya diam
saat mendengar halusinasi
-    

J. ASPEK MEDIK
1. Diagnosa Medik: Skizofronia
Terapi Medik :
1. Haloperidol 5mg
2. Pemeriksaan EKG
Tanggal 25 januari 2021
Hasil:
HR: 74 BPM RVS: 0,43 MV
R-R: 804 MS SV1: 0,38 MV
QRS: 99 MS RTS: 0,81 MV
QT: 425 MS
QTC: 473 MS
Abnormal:
821: sinus arrhitmia
141: QT prolongation
131: low voltaje(line b leads)
3. Pemeriksaan laboratorium
-
K. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
1. Gangguan presepsi sensori halusinasi pendengaran
2. Resiko menciderai diri, orang lain, dan lingkungan
3. Isolasi social
L. POHON MASALAH
Resiko menciderai diri, orang lain, dan lingkungan (Akibat)

Resiko perilaku kekerasan (Core problem)

Isolasi social (Penyebab)


M. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan presepsi sensori halusinasi pendengaran
2. Isolasi sosial
N. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Tgl Dx Rencana Tindakan Keperawatan
Tujuan Kriteria Evaluasi Tindakan Keperawatan
30 1 TUM: pasien Setelah 1x interaksi Bina hubungan saling
dapat pasien menunjukan percaya dengan
desembe
mengontrol tanda-tanda percaya menggunakan prinsip
r 2020 halusinasi dengan perawat: komunikasi terapeutik :
yang dialami 1. Ekspresi wajah a. Sapa klien dengan
TUK 1: bersahabat ramah baik verbal
Pasien dapat 2. Ada kontak mata maupun non verbal
membina 3. Ada kontak mata b. Perkenalkan nama,
hubungan 4. Mau berjabat nama panggilan dan
saling percaya tangan tujuan perawat
5. Mau menjawab berkenalan
salam c. Tanyakan nama
6. Mau duduk lengkap dan nama
berdampingan panggilan yang
disukai klien
d. Buat kontrak yang
jelas
e. Tunjukkan sikap
jujur dan menepati
janji setiap kali
interaksi
f. Tunjukan sikap
empati dan menerima
apa adanya
g. Beri perhatian
kepada klien dan
perhatikan kebutuhan
dasar klien
h. Tanyakan
perasaan klien dan
masalah yang
dihadapi klien.
i. Dengarkan dengan
penuh perhatian
ekspresi perasaan
klien
TUK 2 : Setelah 1x interaksi
klien menyebutkan : Adakan kontak sering
Klien dapat dan singkat secara
mengenal 1. Isi bertahap
halusinasinya 2. Waktu a. Observasi tingkah laku
3. Frekunsi klien terkait dengan
Situasi dan kondisi halusinasinya (*
yang menimbulkan dengar /lihat
/penghidu /raba
halusinasi /kecap), jika
menemukan klien
yang sedang
halusinasi:
1. Tanyakan apakah
klien mengalami
sesuatu
( halusinasi
dengar/ lihat/
penghidu /raba/
kecap )
2. Jika klien
menjawab ya,
tanyakan apa
yang sedang
dialaminya
3. Katakan bahwa
perawat percaya
klien mengalami
hal tersebut,
namun perawat
sendiri tidak
mengalaminya
( dengan nada
bersahabat tanpa
menuduh atau
menghakimi)
4. Katakan bahwa
ada klien lain
yang mengalami
hal yang sama.
5. Katakan bahwa
perawat akan
membantu klien
b.Jika klien tidak sedang
berhalusinasi klarifikasi
tentang adanya
pengalaman halusinasi,
diskusikan dengan
klien :

1. Isi, waktu dan


frekuensi
terjadinya
halusinasi ( pagi,
siang, sore,
malam atau
sering dan
kadang –
kadang )
2. Situasi dan
kondisi yang
menimbulkan
atau tidak
menimbulkan
TUK 3 : halusinasi.
Klien dapat
mengontrol 1. Identifikasi bersama
halusinasinya klien cara atau
1. Setelah 1x tindakan yang
interaksi klien dilakukan jika terjadi
menyebutkan halusinasi (tidur,
tindakan yang marah, menyibukan
biasanya
diri dll)
dilakukan untuk
mengendalikan 2. Diskusikan cara yang
halusinasinya digunakan klien
a. Jika cara yang
2. Setelah 1x digunakan adaptif
interaksi klien
beri pujian.
menyebutkan
cara baru b. Jika cara yang
mengontrol digunakan
halusinasi maladaptif
diskusikan
3. Setelah 1x kerugian cara
interaksi klien tersebut
dapat memilih
dan 3. Diskusikan cara baru
memperagakan untuk memutus/
cara mengatasi mengontrol timbulnya
halusinasi halusinasi :
(dengar/lihat/pen
ghidu/raba/kecap a. Katakan pada diri
) sendiri bahwa ini
tidak nyata ( “saya
tidak mau dengar/
4. Setelah 1x
lihat/ penghidu/
interaksi klien
raba /kecap pada
melaksanakan
saat halusinasi
cara yang telah
terjadi)
dipilih untuk
b. Menemui orang
mengendalikan
lain
halusinasinya
(perawat/teman/an
ggota keluarga)
5. Setelah 1x untuk
pertemuan klien menceritakan
mengikuti terapi tentang
aktivitas halusinasinya.
kelompok c. Membuat dan
melaksanakan
jadwal kegiatan
sehari hari yang
telah di susun.
d. Meminta
keluarga/teman/
perawat menyapa
jika sedang
berhalusinasi.

4. Bantu klien memilih


cara yang sudah
dianjurkan dan latih
untuk mencobanya.

5. Beri kesempatan untuk


melakukan cara yang
dipilih dan dilatih.

6. Pantau pelaksanaan
yang telah dipilih dan
dilatih , jika berhasil
beri pujian

7. Anjurkan klien
mengikuti terapi
aktivitas kelompok,
orientasi realita,
stimulasi persepsi

1. Diskusikan dengan
klien tentang manfaat
dan kerugian tidak
minum obat, nama ,
warna, dosis, cara ,
efek terapi dan efek
samping penggunan
obat
2. Pantau klien saat
penggunaan obat

3. Beri pujian jika klien


a. Setelah 1x menggunakan obat
interaksi klien dengan benar
menyebutkan;
1. Manfaat 4. Diskusikan akibat
minum obat berhenti minum obat
2. Kerugian tanpa konsultasi
2 tidak minum dengan dokter.
obat
3. Nama,warna,
dosis, efek 5. Anjurkan klien untuk
TUK 4 : terapi dan konsultasi kepada
efek samping dokter/perawat jika
Klien dapat
obat terjadi hal – hal yang
memanfaatka
n obat dengan tidak di inginkan .
baik b. Setelah 1x
interaksi klien
mendemontrasika
n penggunaan
obat dgn benar.

c. Setelah 1x
interaksi klien
menyebutkan 1. Bina hubungan saling
akibat berhenti percaya dengan :
minum obat tanpa - beri salam setiap
konsultasi dokter berinteraksi
- Perkenalkan nama,
nama panggilan perawat,
dan tujuan perawat
berkrnalan
Setelah 2 X - Tanyakan dan panggil
interaksi klien nama kesukaan klien
menunjukan tanda- - Tunjukan sikap jujur
tanda percaya dan menepati janji setiap
kepada atau kali berinteraksi
terhadap perawat : - Tanyakan perasaan dan
- Wajah cerah, masalah yang dihadapi
tersenyum klien
- Mau berkenalan - Buat kontrak interaksi
- Ada kontak mata yang jelas
- Bersedia - Dengarkan dengan
TUM : Klien penuh perhatian ekspresi
mampu menceritakan
perasaan perasaan klien
berinteraksi
dengan orang - Berseddia
mengungkapkan 1.Tanyakan pada klien
lain tentang :
masalahnya
- Orang yang tinggal
TUK 1 : Klien serumah atau dengan
dapat sekamar klien
membina - Orang yang paling
hubungan dekat ddengan klien
saling percaya dirumah atau diruangan
perawatan
2.Setelah 2 kali - Apa yang membuat
interaksi klien dapat klien dekat dengan orang
menyebutkan tersebut
minimal satu - Orang yang tidak dekat
penyebab menarik dengan klien dirumah
atau diruangan perawat
diri : - Apa yang membuat
-Diri Sendiri klien tidak dekat dengan
- Orang lain orang tersebut
TUK 2 : - Lingkungan - Upaya yang sudah
Klien mampu dilakukan agar dekat
menyebutkan dengan orang tersebut
penyebab 
tanda dan 2.Diskusikan dengan
gejala isolasi klien penyebab menarik
sosial diri / tidak mau bergaul
dengan orang lain

3.Beri pujian terhadap


kemampuan klien
mengungkapkan
perasaanya

1.Tanyakan pada klien


tentang :
- Manfaat hubungan
sosiial
- Kerugian menarik diri

2.Diskusikan bersama
klien tentang manfaat
berhubungan sosial dan
kerugian menarik diri
3.Setelah 2 X
3.Beri pujian terhadap
interaksi dengan
kemampuan klien
klien dapat
mengungkapkan
menyebutkan
perasaannya
keuntungan
berhubungan sosial,
misalnya :
1.Observasi perilaku
-Banyak teman
TUK 3 : klien tentang
- Tidak kesepian
Klien mampu berhubungan sosial
- Saling menolong
menyebutkan
2.Beri motivasi dan
keuntungan Dean kerugian
bantuu klien untuk
berhubungan menarik diri
berkenalan /
sosial dan misalnya :
berkomunikasi dengan
-Sendiri
kerugian perawat lain, klien lain,
- Kesepian
menarik diri kelompok
- Tidak bisa diskusi
4.Setelah 2 X 3.Libatkan klien dalam
interaksi klien dapat terapi aktivitas kelompok
melaksanakan sosialisasi
hubungan soosial
secara bertahaap 4.Diskusikan jadwal
dengan : harian yang dilakukan
-Perawat untuk meningkatkan
TUK 4 :
- Perawat lain kemampuan klien
Klien dapat
- kelompok bersosialisasi
melaksanakan
hubungan 5.Beri motivasi klien
sosial secara untuk melakukan
bertahap kegiatan sesuai jadwal
yang telah dibuat

6.Beri pujian terhadap


kemampuan klien
memperluas pergaulanya
melalui aktifitas yang
dilaksanakan

1.Diskusikan dengan
klien tentang perasaanya
setelah berhbungan sosial
dengan :
-Orang lain
- Kelompok

2.Beri pujian terhadap


kemampuan klien
mengungkapkan
perasaaanya
5.Setelah 2X
interaksi klien dapat 1.Diskusikan dengan
menyebutkan klien tentang manfaaat
perasaanya setelah dan kerugian tidak
berhubungan sosial minum obat, nama,
dengan : warna, dosis, cara, efek
-Orang lain terapi, dan efek samping
- Kelompok penggunaan obat.
TUK 5 :
Klien mampu 2.Pantau klien saat
menjelaskan penggunaan obat
perasaanya 6.1 Setelah 2X
setelh interaksi klien 3.Beri pujian jika klien
berhubungan menyebutkan : menggunakan obat
social -manfaat minum dengan benar
obat
-kerugian tidak 4.Diskusikan berhenti
meminum obat minum obat tanpa
-nama, warna, dosis, konsultasi dengan dokter
TUK 6 : efek terapi, efek
Klien dapat samping obat 5.Anjurkan klien untuk
memanfaatka konsultasi kepada dokter
n obat dengan 6.2.Setelah...kali atau perawat jika terjadi
interaksi klien hal-hal yang tidak
baik
mendemonstrasikan diinginkan
penggunaan obat
dengan benar

O. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari/tgl/ja Dx Implementasi Respon TTD
m
23 juni 1 Membina hubungan DS: Pasien mengatakan
2021 saling percaya bersedia untuk ditanyai
09:00 WIB DO: Pasien kooperatif,
menjawab semua pertanyaan
perawat, kontak mata dengan
perawat kurang.

DS: Pasien mengatakan


1 Mengenal halusinasi mengalami halusinasi
yang dialami klien pendengaran
DO: Halusinasi
Halusinasi pendengaran:
pasien mengatakan suara
tersebut mengajaknya untuk
keluyuran keluar rumah,
suaratersebut muncul pada
saat sedang sendiri dan
melamun, frekuensi selama di
rumah sakit tidak pernah
terjadi . Respon pasien saat
halusinasi datang pasien
menutup telinga dan
menghardik halusinasi.

Mengajarkan cara DS: Pasien mengatakan


mengontrol belum tau cara mengontrol
1 halusinasi halusinasi
DO: Pasien bersedia
diajarkan cara mengontrol
halusinasi dengan cara:
1. Menyibukkan diri dengan
hal-hal positif seperti
bekerja
2. Mencari teman untuk
diajak bicara.
Mengajarkan 7 benar 3. Melakukan hal-hal yang
pemberian obat dan disukai.
manfaat serta
kerugian jika tidak DS: Pasien mengatakan jika
minum obat secara dirinya sudah sembuh dan
1 teratur tidak perlu minum obat
DO:Pasien sudah masuk RSJ
sebanyak 3x dengan diagnosa
yang sama, pasien saat sudah
dirumah dan sudah merasa
sembuh sehingga
24 juni menyebabkan pasien tidak
2021 mau meminum obat lagi.
09.00 WIB Setelah diberikan edukasi
pasien mengatakan mengerti.

DS: Pasien mengatakan


Membina hubungan percaya ketika bercerita
saling percaya kepada perawat
2 DO: Pasien tampak nyaman
ketika bercerita, kontak mata
dengan perawat ada, saat
bercerita memegang tangan
perawat.

DS: pasien mengatakan


25 juni Melakukan sering di bicarakan oleh
2021 2 pengkajian tetangganya yang syirik
09.00 WIB penyebab, tanda dan DO: Pasien malu, lalu merasa
gejala isolasi sosial jengkel.

Melakukan DS: Pasien mengatakan jika


pengkajian mengenai berhubungan sosial akan
2 keuntungan memiliki banyak teman dan
melakukan jika menarik diri tidak akan
hubungan sosial dan memilik teman dan akan
kerugian menarik dijauhi
diri DO: Tampak kooperatif
ketika ditanyai oleh perawat.
Mengajarkan cara DS: Pasien mengatakan suka
melakukan bercerita dengan perawat
hubungan sosial DO: Pasien tampak senang
2 bercerita dengan perawat,
selalu mencari perawat untuk
diajak bercerita, pasien
tampak sudah melakukan
komunikasi dengan pasien
lain

DS: Pasien mengatakan jika


Melakukan ada teman curhat merasa lega
pengkajian mengenai DO: Pasien tampak lega,
perasaan setelah karena ada yang care dengan
2 melakukan dirinya
hubungan sosial

DS: Pasien mengatakan


sekarang mengerti pentingnya
Mengajarkan minum obat secara teratur
manfaat dan DO:Pasien selalu meminta
pentingnya obat jatah obat pada waktunya,
2 mengatakan akan meminum
obat secara teratur agar cepat
pulang.
P. EVALUASI KEPERAWATAN
Hari/tgl/jam Dx Evaluasi TTD
25 juni 2021 1 S:
Pasien mengatakan mendengar suara atau bisikan
14:00 WIB
yang isinya mengejeknya. Pasien mendengar
suara tersebut saat sedang sendiri atau melamun,
dengan frekuensi saat di rumah sakit tidak pernah
terjadi. Respon pasien untuk mengontrol
halusinasinya dengan menutup telinga dan
menghardik halusinasi.
O:
pasien tampak tenang, kontak mata sedikit
menurun, bicara kurang jelas, pasien mau di ajak
komunikasi, pasien tampak mempraktikan cara
mengontrol halusinasinya secara mandiri dengan
baik
A:
1. Pasien mampu BHSP
2. Pasien dapat mengenal halusinasinya
3. Pasien pasien kurang dapat mengontrol
halusinasinya
P:
1. Perawat
a. Evaluasi sp1
b. Lanjutkan sp2
2. Pasien
a. Latihan menghardik 3x sehari(pagi
08.30, siang 14.00, sore 19.00)
b.
S:
Pasien mengatakan malas berhubungan dengan
tetangganya .
O:
Pasien sudah mau berbicara dan bersosisalisasi
2 dengan sesame pasien dan perawat, kontak mata
ketika berbicara mulai ada, sering mencari
perawat untuk diajak bercerita.
A:
9
1. Pasien mampu BHSP
2. Pasien mampu menyebutkan keuntungan
dan kerugian menarik diri
3. Pasien mampu melakukan hubungan social
dengan sesame pasien dan perawat jaga
P:
1. Perawat
a. Evaluasi sp1 isolasi social
b. Lanjutkan sp2 isolasi social
2. Pasien
a. Latihan berkenalan satu orang disekitar
b. Latihan berhubungan social dengan
orang terdekat (misl. Perawat jaga,
pasien lain)
BAB IV

PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai