Anda di halaman 1dari 7

MEMBANGUN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI PIMPINAN DAN

KARYAWAN TERHADAP LOYALITAS DI PT. TUNAS ARTHA


GARDATAM KOTA SEMARANG.

Dije Lutfiano Almajid


G.311.15.0024

Program Studi S1-Ilmu Komunikasi

Abstrak
Pola komunikasi adalah suatu proses yang dirancang untuk mewakili
kenyataan keterpautannya unsurunsur yang dicakup beserta keberlangsungannya guna
memudahkan pemikiran secara sistematik dan logis (Effendi : Gunawan 2013 :225).
Seperti yang dilakukan oleh PT. Tunas Artha Gardatama dalam berkomunikasi untuk
membangun loyalitas di perusahaan. PT. Tunas Artha gardatama adalah perusahaan
yang bergerak di bidang pelayanan dan jasa. Pelayanan berupa service maintenance
dan pengisian ATM, serta keamanan atau security di bank bank besar di Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola komunikasi organisasi antara
pimpinan dan karyawan dalam membangun loyalitas di PT. Tunas Artha Gardatama.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Pola Komunikasi yang
dikemukakan oleh Widjaja, yaitu pola komunikasi roda dan lingkaran Penelitian ini
menggunakan tipe penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui
wawancara mendalam dengan para informan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola komunikasi yang dilakukan
menggunakan pola komunikasi roda dan lingkaran serta guna meningkatkan loyalitas.
Pendekatan pendekatan yang dilakukan oleh pimpinan kepada karyawan karyawanya
dengan cara terjun langsung ke lapangan merupakan suatu cara yang unik dan efektif,
dikarenakan dari hal tersebut kesenjangan dan kelancaran komunikasi dapat di
lakukan untuk meningkatkan loyalitas di dalam perusahaan. Loyalitas yang tampak
pada element perusahaan juga terlihat seperti melakukan pekerjaan tanpa adanya
tekanan dari dalam perusahaan, para karyawan kompak dan bekerja dengan senang
hati, mau menerima system kerja dari perusahaan, dan mau berkomunikasi secara
langsung kepada pimpinan.

Kata kunci : Pola Komunikasi, Loyalitas, PT. Tunas Artha Gardatama.


Pendahuluan
Dalam organisasi manapun tidak akan bertahan lama apabila didalamnya tidak
terjadi komunikasi yang baik antara pimpinan dengan karyawan dan sebaliknnya.
Hubungan yang harmonis diantara para karyawan disebabkan oleh komunikasi timbal
balik yang baik. Demikian pula interaksi antara pimpinan organisasi, apakah ia
manajer tingkat tinggi (top manager) atau manajer tingkat menengah (middle
manager) dengan khalayak luar organisasi. Seorang pemimpin organisasi, manajer,
atau administrator harus memilih salah satu dari berbagai metode dan teknik
komunikasi yang disesuaikan dengan situasi pada waktu komunikasi itu
dilancarkan.Maka dibutuhkan pola-pola pengembangan komunikasi yang baru dan
pada gilirannya nanti melahirkan strategi-strategi yang inovatif sehingga dapat
memperkokoh koordinasi semua komponen.Salah satu perusahaan yang dalam
kepemimpinannya menekankan kedisiplinan, membangun sikap berdedikasi tinggi,
membina rasa tanggung jawab, dan memberi motivasi kerjasama adalah PT. TUNAS
ARTHA GARDATAMA. Menurut Widjaja, pola komunikasi dibagi menjadi 4
(empat) model, yaitu : Pola Roda adalah pola yang mengarahkan seluruh informasi
kepada individu yang menduduki posisi sentral. Focus dari pola ini yaitu seorang
yang dalam posisi sentral untuk dapat berhubungan langsung semua anggota
kelompoknya, pola Lingkaran Pada pola ini, pengirim dapat berkomunikasi dengan
anggota kelompok yang lain yang berada dekat denganya, pola Komunikasi Rantai
Pola komunikasi ini, seseorang (A) berkomunikasi dengan orang lain (B) seterusnya
ke (C), (D) dan (E). A B C D E, pola Komunikasi Bintang Pada pola komunikasi
bintang ini , semua anggota saling berkomunikasi satu sama lainnya. A E B D C
(Widjaja, 2000 :102 – 103). Dari beberapa pola komunikasi tersebut ada 2 pola yang
ditemukan oleh peneliti di PT. Tunas Artha Gardatama yaitu pola komunikasi roda
dan lingkaran.

Menurut Widjaja, pola komunikasi dibagi menjadi 4 (empat) model, yaitu :


1. Pola Roda
Pola roda adalah pola yang mengarahkan seluruh informasi kepada
individu yang menduduki posisi sentral. Focus dari pola ini yaitu seorang yang
dalam posisi sentral untuk dapat berhubungan langsung semua anggota
kelompoknya. Contoh ilustrasi : seorang pegawai atau anggota organisasi yang
ingin menyampaikan pesan nya terhadap pimpinan atau ketua organisasi, maka
pesan tersebut disampaikan secara langsung tanpa adanya perantara.
2. Pola Lingkaran
Pada pola ini, pengirim dapat berkomunikasi dengan anggota kelompok
yang lain yang berada dekat denganya. Contoh ilustrasi : seorang anggota
organisasi ingin menyampaikan pesan kepada ketua organisasi namun ketua
organisasi tersebut sedang tidak berada di tempat atau sedang ada halangan untuk
berkomunikasi secara langsung. Maka pesan yang disampaikan melalui orang
orang terdekat atau orang orang yang dipercaya dan berwenang dalam
perusahaan untuk menyampaikan pesan tersebut.
3. Pola Komunikasi Rantai
Pola komunikasi ini, seseorang (A) berkomunikasi dengan orang lain (B)
seterusnya ke (C), (D) dan (E). A B C D E. Contoh Ilustrasi : A dapat
berkomunikasi dengan B, B dapat berkomunikasi dengan C, C dapat
berkomunikasi dengan D dan begitu seterusnya
4. Pola Komunikasi Bintang
Pada pola komunikasi bintang ini , semua anggota saling berkomunikasi satu
sama lainnya. A E B D C. Contoh Ilustrasi : Disebut juga jaringan komunikasi
semua saluran/all channel, setiap anggota dapat berkomunikasi dengan semua
anggota kelompok yang lain.
Tujuan Penelitian
Mengetahui pola komunikasi organisasi antara pimpinan dan karyawan dalam
membangun loyalitas di PT. Tunas Arta Gardatama di Kota Semarang.
Tinjauan Pustaka

Pola Komunikasi
Dalam kamus besar bahasa Indonesia pola sendiri berarti bentuk,
system atau cara kerja sedangkan komunikasi diartikan sebagai pengiriman
dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan
yang dimaksudkan dapat dipahami, Dengan demikian dapat dipahami bahwa
pola komunikasi adalah pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam
pengiriman dan penerimaan pesan dengan cara yang tepat sehingga pesan
yang dimaksud dapat dipahami. Dalam hal ini pola komunikasi bisa saja dapat
disebut sebagai model dari sebuah komunikasi itu sendiri yang mana dengan
banyaknya model dari sebuah komunikasi nantinya dapat diperoleh sebuah
komunikasi yang tepat.
Pola komunikasi sendiri identik dengan sebuah proses komunikasi
yang bahwasanya apabila proses dari komunikasi itu tidak berjalan efektif
maka pesan yang disampaikan tidak dapat diterima oleh si penerima pesan
sehingga feedback dari komunikasi itu tidak didapat dengan baik. Hal tersebut
bisa dikatakan sebagai kegagalan dari sebuah komunikasi. (Widjaja, 1988 :
102 – 103)
Metode Penelitian
Strategi yang digunakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode deskripstif kualitatif. Menurut Bodgan dan Taylor sebagaimana
dikutip oleh Lexy J.Moleong mendeskripsikan metodologi kualitatif sebagai prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa data deskriptif berupa berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku dapat diamati. (Lexy
J.Moleong, 2014:4)

Hasil Penelitian
Pola komunikasi yang dilakukan di PT. Tunas Artha Gardatama dalam
membangun loyalitas dalam konteks pekerjaan dari pertemuan seluruh orang-orang
yang terlibat dalam perusahaan dari pimpinan sampai karyawan atau pertemuan
dalam perusahaanyang membahas pekerjaan tentunya membuat lingkungan
pekerjaan menjadi terasa nyaman dan sangat meminimalisir terjadinya kesalah
pahaman dalam berkomunikasi dan tentunya untuk menciptakan suasana kerja yang
loyal di perusahaan.
Komunikasi dari atas ke bawah terjadi dalam menetapkan jobs instruction,
yaitu pelaksanaan perintah-perintah pekerjaan, memberi penjelasan tentang
kebiasaan dan peraturan yang berlaku dalam organisasi PT. Tunas Artha Gardatama.
Komunikasi dari bawah ke atas dapat berupa masalah, kritikan dan usulan dari
semua element perusahaan atau karyawan dalam menyampaikan informasi yang
berkaitan dengan pekerjaan. Komunikasi horizontal, dapat pula terjadi dalam rapat
kerja perusahaan yang terjadi seminggu sekali atau bahkan sebulan sekali,
tergantung dari sifat rapat atau materi yang dibahas, bila bersifat penting maka akan
dilaksanakan rapat darurat dan jika tidak ada maka akan selalu diadakan rapat
evaluasi rutin setiap minggu dan setiap bulan.
Hambatan yang terjadi disaat pola komunikasi roda dilaksanakan adalah
masih adanya kesenjangan yang terjadi antara karyawan dan pimpinan, sehingga
menyebabkan informasi yang harusnya dapat tersampaikan di waktu yang tepat
menjadi terlambat dan menyebabkan feedback atau solusi serta tindakan yang harus
dilakukan menjadi terlambat. Hambatan juga terjadi disaat komunikasi terjadi secara
tidak langsung atau melalui pola lingkaran. Dikarenakan komunikasi nya dilakukan
melalui perantara maka informasi yang disampaikan dari awal hingga akhir akan
berbeda, sehingga sulit untuk mendapatkan data yang valid dan melakukan tindakan
yang tepat untuk menanggapi informasi yang disampaikan melalui perantara
tersebut namun semua element perusahaan selalu mengkroscek satu demi satu
informasi tersebut agar pesan yang tersampaikan tidak menjadi sebuah miss
communication.

Melalui wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti loyalitas juga mulai
berdampak kepada para karyawan, telihat dengan adanya sikap sikap dan lancarnya
komunikasi yang ada di PT. Tunas Artha Gardatama.

Berdasarkan teori yang peneliti ambil tentang pola komunikasi organisasi


maka terdapat alat untuk menjelaskan bagaimana pola komunikasi antara pimpinan
dan karyawan di PT. Tunas Artha Gardatama terjadi untuk membangun loyalitas
kerja yaitu pola komunikasi roda dan lingkaran. Alat yang digunakan dalam teori
yang digunakan peneliti untuk mengetahui pola komunikasi nya adalah sebagai
berikut :

4.3.2 Pola Komunikasi Lingkaran :


Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di PT. Tunas
Artha Gardatama pola komunikasi lingkaran adalah komunikasi yang bersifat
alternatif di perusahaan. Dikatakan alternatif karena komunikasi ini terjadi
apabila ada halangan yang membuat komunikasi secara langsung tidak dapat
dilakukan (pola komunikasi roda) sehingga diharuskan adanya perantara
untuk menyampaikan informasi tersebut dari karyawan ke pimpinan dan
sebaliknya.
Ada juga sebagian karyawan yang merasa tidak berani menyampaikan
pesan yang inin ia sampaikan ke pemimpin maka ada salah satu rekan kerja
yang akan membantu menyampaikan pesan tersebut kepada pimpinan.
Dalam menjalankan pola komunikasi lingkaran yang digunakan PT.
TAG sebagai alternatif untuk tetap melakukan komunikasi dari atas ke bawah
( pimpinan ke karyawan ) dan dari bawah ke atas ( karyawan ke pimpinan )
masih ditemukan adanya hambatan berupa miss komunikasi antara pesan yang
disampaikan melalui perantara dan berakhir ke pimpinan sebagai tujuan akhir
dari komunikasi yang dilakukan di perusahaan maupun sebaliknya. Sebagai
contoh salah satu pegawai ingin menyampaikan pesan kepada pimpinan,
tetapi dikarenakan ada halangan dalam berkomunikasi secara langsung atau
seorang pegawai tersebut merasa takut untuk menyampaikan pesan tersebut
maka pegawai tersebut akan menyampaikan informasi tersebut kepada rekan
kerja terdekatnya untuk menyampaikan informasi tersebut ke pemimpin dan
informasi timbal balik yang diterima juga diterima dalam bentuk yang sama.

4.3.3 Loyalitas
Berdasarkan pola komunikasi yang telah ditemukan oleh peneliti di
PT. TAG maka loyalitas yang dibentuk oleh perusahaan sendiri adalah
menciptakan situasi kerja yang santai, senang, namun tetap bertanggung
jawab kepada pekerjaanya masing masing, mengurangi rasa tertekan pada
setiap element perusahaan yang ada dengan terus melakukan pendekatan
pendekatan yang dilakukan langsung oleh pimpinan, berhasil meminimalisir
pengundur dirian pegawai secara mendadak tanpa adanya masalah yang
berkaitan dengan system pekerjaan dan aturan yang ada, para pegawai juga
mau bekerja secara kompak dan meningkatkan kemauan untuk selalu
berkomunikasi satu sama lain dan tidak mengambil keputusan sendiri dalam
menyelesaikan sebuah masalah yang terkait dengan pekerjaan di PT. TAG.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan bab yang telah dibahas sebelumnya untuk
mengetahui pola komunikasi organisasi antara pimpinan dan karyawan dalam
membangun loyalitas di PT. Tunas Artha Gardatama Kota Semarang, maka peneliti
dapat menarik kesimpulan bahwa, pola komunikasi organisasi yang dilakukan antara
pimpinan dan karyawan adalah pola komunikasi secara vertical dan horizontal dalam
bentuk pola roda dan lingkaran serta melakukan pendekatan – pendekatan sebagai
bentuk usahadalam meningkatkan loyalitas bekerja di PT. Tunas Artha Gardatama.
Loyalitas yang terjadi pun langsung bedampak pada sikap karyawan dalam bekerja,
mau mematuhi aturan atau system yang telah dibuat oleh perusahaan dan mampu
berkomunikasi secara langsung dengan bertahap mengurangi kesenjangan yang ada,
karyawan juga mau bekerja secara kompak dan sikap mengundurkan diri Karen
system kerja dapat berkurang pula. Adapun kaitanya dengan sudut pandang teoritis
yang mendukung adanya pola komunikasi menurut (Widjaja 1988 102-103))
mengenai cara pengiriman pesan dan penerimaan pesan dalam organisasi. Teori yang
penulis gunakan yaitu pola komunikasi roda dan lingkaran tersebut sangatlah cocok
sebagaimana hasil penelitian melalui keterangan wawancara yang telah diberikan
oleh informan yang diteliti untuk menghasilkan loyalitas pada karyawan di
perusahaan.

Implikasi
Penelitian ini telah membuktikan bahwa pola komunikasi roda dan lingkaran
oleh (Widjaja, 2000 : 102-103)merupakan pola komunikasi yang paling efektif
digunakan di PT. TAG dalam membangun loyalitas kerja.

Ucapan Terima Kasih


1. Fajriannoor Fanani,S.Sos, M.I.Kom selaku Dosen Pembimbing Utama.
2. Firdaus Azwar Ersyad, S.Sn, M.Sn sebagai Dosen Pembimbing Pendamping.
3. Kedua Orang Tua yang selalu memberikan dukungan penuh dan kasih sayang
sampai saat ini.
4. Semua pihak yang telah membantu dan memotivasi Penulis dalam
penyusunan Skripsi ini baik secara moril, materil maupun spiritual yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.

Daftar Pustaka
Cangara , Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Utama,
2007
H. A. Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi (Jakarta : Rineka Cipta, 1988),
hlm. 102-103
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2008.
Effendy, Onong Uchjana. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya,
2004
Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997.
Lexy J, Maleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Cet. I; Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011.
Musa Hubeis, Lindati Kartika, Rarih Maria Dewi. Komunikasi Profesional
Perangkat Pengembangan Diri. Bogor: PT. Penerbit IPB Press, 2012
Komunikasi Organisasi. Cet. IX; Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008. Mulyana,
Deddy. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2002
Pace & Faules, Komunikasi Organisasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003.
Phil Astrid, Susanto. Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Bina Cipta, 1980.
H. A. W, Widjaya. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Cet. I;. Jakarta: Rineke
Cipta, 2000.

Anda mungkin juga menyukai