Anda di halaman 1dari 59

GRAF

(Slide Acknowledgment: Gatot Wahyudi, Adila A. Krisnadhi)

Matematika Diskret 2
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia
Semester Genap 2020/2021
Agenda
• Representasi Graf
• Isomorfisme
• Lintasan dan Sirkuit
• Keterhubungan

Matematika Diskret 2 - Fasilkom UI 2


Representasi Graf

Matematika Diskret 2 - Fasilkom UI 3


List Ketetanggaan (Adjacency List)
• List ketetanggaan untuk graf tidak berarah • List ketetanggaan untuk graf berarah

Verteks inisial Verteks terminal


Verteks Verteks yang adjacent
a b, c, e
1 2, 3, 4
b a, c
2 3
c a, b, d, e
3
d c
4 4
e a, c
Matematika Diskret 2 - Fasilkom UI 5 2 4
Matriks Ketetanggaan (Adjacency Matrix)
• Graf G dengan n buah vertex v1, v2, …, vn dapat direpresentasikan dalam matriks
A=[𝑎𝑖𝑗] berukuran n x n
– Elemen aij menyatakan jumlah sisi yang memiliki vi dan vj sebagai titik-titik
ujungnya.
▪ Sisi gelang berkontribusi dua

– Untuk graf berarah G*, jika direpresentasikan dalam matriks ikatan, maka aij
menyatakan jumlah sisi yang memiliki vi sebagai vertex awal dan vj sebagai
vertex akhirnya

Matematika Diskret 2 - Fasilkom UI 5


Matriks Ketetanggaan (Adjacency Matrix)
• Contoh
– Tentukan matriks ketetanggaan untuk graf tidak berarah G = (V, E) dengan:
▪ V = { a, b, c, d } dan E = { (a, c), (a, d), (b, c), (b, c), (c, c), (b, d) }
• Jawab
– Matriks ketetanggaan untuk G dapat dibentuk lebih dari satu tergantung pada
pemilihan urutan verteksnya
– Jadi, untuk graf dengan n vertex dapat dipilih satu dari n! (permutasi n unsur) matriks
sebagai matriks ketetanggaannya
– Contoh:

2
2

Matematika Diskret 2 - Fasilkom UI 6


Matriks Ketetanggaan (Adjacency Matrix)
• Contoh
– Tentukan matriks ikatan untuk graf berarah G* = (V, E) dengan:
▪ V = { a, b, c, d } dan E = { (a, c), (a, d), (b, c), (b, c), (c, c), (b, d) }
• Jawab
– Contoh:

– Perhatikan bahwa
▪ Matriks ikatan untuk graf tidak berarah bersifat simetri
▪ Matriks ikatan untuk graf berarah tidak harus simetri

Matematika Diskret 2 - Fasilkom UI 7


Latihan
• Tentukan matriks ketetanggaan untuk sebuah graf G = (V, E) dengan
• V = { a, b, c, d, e }
• E = { (a, b), (a, b), (a, c), (a, d), (a, d), (b, c),
• (b, d), (b, d), (c, d), (c, e), (d, d), (d, d) }

• Pandang graf pada soal di atas sebagai


– graf berarah
– graf tidak berarah

Matematika Diskret 2 - Fasilkom UI 8


Matriks Kehadiran (Incidence Matrix)
• Graf G dengan n buah vertex v1, v2, …, vn dan m buah edge e1, e2, …, em dapat
direpresentasikan dalam matriks A=[𝑎𝑖𝑗] berukuran n x m
– Elemen aij menyatakan apakah verteks vi menjadi tumpuan bagi edge ej
▪ aij = 1 jika verteks vi menjadi tumpuan edge ej
– Kasus spesial, aij = 2 jika vi menjadi tumpuan loop ej
▪ aij = 0 jika verteks vi tidak menjadi tumpuan edge ej

– Untuk graf berarah G*, jika direpresentasikan ke dalam matriks kehadiran A = [aij]
▪ aij = 1 jika verteks vi merupakan verteks awal dari ej dan aij = -1 jika verteks vi
merupakan verteks akhir dari ej
– Kasus spesial, aij = 2 jika vi memiliki loop berarah ej
▪ aij = 0 jika verteks vi bukan merupakan verteks awal/akhir dari ej
Matematika Diskret 2 - Fasilkom UI 9
Matriks Kehadiran (Incidence Matrix)
• Tentukan matriks kehadiran graf G = (V, E) dengan V = { v1, v2, v3, v4 } dan E = { e1, e2, e3,
e4, e5, e6, e7, e8 } dengan:
e1 = (v1, v1), e2 = (v1, v2), e3 = (v1, v2), e4 = (v2, v3),
e5 = (v2, v3), e6 = (v4, v2), e7 = (v3, v3), e8 = (v3, v4)

• Jawab

Matematika Diskret 2 - Fasilkom UI 10


Latihan
– Diberikan himpunan verteks V dan edge E berikut
▪ V = { Jakarta, Surabaya, Balikpapan, Makassar, Jayapura }
▪ E = { (Jakarta, Balikpapan), (Jakarta, Surabaya), (Surabaya, Balikpapan),
(Surabaya, Makasar), (Makassar, Jayapura) }

– Bagaimana representasi matriks kehadirannya jika (V,E) dilihat sebagai:


▪ graf tidak berarah
▪ graf berarah

Matematika Diskret 2 - Fasilkom UI 11


Isomorfisme

Matematika Diskret 2 - Fasilkom UI 12


Isomorfisme
• Definisi

Dua graf sederhana G1 = (V1, E1) dan G2 = (V2, E2) dikatakan isomorfik jika terdapat fungsi
bijektif f dari V1 ke V2 sehingga dua vertex v1 dan v2 bertetangga di G1 jika dan hanya jika
vertex f(v1) dan f(v2) bertetangga di G2.

Jika tidak ada isomorfisme antara G1 dan G2, maka G1 dan G2 dikatakan nonisomorfik.

• Jika 𝐺1 = (𝑉1 , 𝐸1 ) dan 𝐺2 = (𝑉2 , 𝐸2 ) isomorfik, maka 𝑉1 = 𝑉2 , 𝐸1 = 𝐸2 dan untuk setiap


𝑛 ∈ ℕ, 𝑢 ∈ 𝑉1 | deg 𝑢 = 𝑛 = 𝑣 ∈ 𝑉2 | deg 𝑣 = 𝑛 .
(Konversnya belum tentu berlaku).
• Untuk mengecek apakah suatu fungsi dari 𝑉1 ke 𝑉2 adalah isomorfisme, kita dapat
menggunakan matriks ketetanggaan (matriks ketetanggaan kedua graf harus serupa).

Matematika Diskret 2 - Fasilkom UI 13


Menentukan Isomorfisme
• Untuk mengetahui dua buah graf sederhana bersifat isomorfik, perlu dicari fungsi bijektif yang
memetakan 𝑉1 ke 𝑉2 sedemikian hingga ketetanggaan di kedua graf tetap terjaga.
• Jika kedua graf memiliki n jumlah simpul, maka terdapat n! kemungkinan fungsi bijektif yang
dapat dibangun.
• Untuk menentukan dua graf non-isomorfik, kita dapat memeriksa adanya pelanggaran terhadap
invarian graf.
• Invarian graf adalah properti pada graf yang menjaga sifat isomorfisme graf tersebut.
• Contoh invarian graf:
• jumlah simpul
• jumlah sisi
• jumlah loop
• jumlah simpul dengan derajat tertentu

Matematika Diskret 2 - Fasilkom UI 14


Contoh penentuan isomorfisme (1)
Apakah dua graf G = (V, E) dan H = (W, F) isomorf apabila:
▪ V = { v1, v2, v3, v4, v5, }
▪ E = { (v1, v2), (v2, v3), (v3, v4), (v4, v1), (v1, v5) }
▪ W = { w1, w2, w3, w4, w5, }
▪ F = { (w1, w3), (w1, w4), (w2, w5), (w4, w2), (w5, w1) }

• Jawab
Untuk menyelidiki apakah dua graf isomorf, harus dicari fungsi satu-satu dari V ke W sehinga
keterikatan dua vertex dapat dipertahankan

Matematika Diskret 2 - Fasilkom UI 15


Contoh penentuan isomorfisme (2)
• Langkah 1, periksa | V | = | W | dan | E | = | F |
• Jika TIDAK, maka kedua graf jelas tidak isomorfik
• Jika YA, maka lanjutkan ke pemeriksaan lebih lanjut

• Langkah 2, tentukan derajat masing-masing vertex di V dan W


• deg(v1) = 3, deg(v2) = 2, deg(v3) = 2, deg(v4) = 2, deg(v5) = 1
• deg(w1) = 3, deg(w2) = 2, deg(w3) = 1, deg(w4) = 2, deg(w5) = 2

Matematika Diskret 2 - Fasilkom UI 16


Contoh penentuan isomorfisme (3)
• Langkah 3
• Dengan memanfaatkan informasi derajat masing-masing vertex, kita coba mencari fungsi
bijektif yang dimaksud. Misalnya, kita coba fungsi bijektif berikut:
• f(v1) = w1, f(v2) = w4, f(v3) = w2, f(v4) = w5, f(v5) = w3
• Selanjutnya, kita lihat keterpeliharaan keterikatan antar dua vertex sebagai berikut:
• (v1, v2)  E maka (f(v1), f(v2)) = (w1, w4)  F,
• (v2, v3)  E maka (f(v2), f(v3)) = (w4, w2)  F,
• (v3, v4)  E maka (f(v3), f(v4)) = (w2, w5)  F,
• (v4, v1)  E maka (f(v4), f(v1)) = (w5, w1)  F,
• (v1, v5)  E maka (f(v1), f(v5)) = (w1, w3)  F,
• Ternyata semua terpenuhi, maka G dan H isomorf.

Matematika Diskret 2 - Fasilkom UI 17


Latihan
• Tentukan apakah pasangan-pasangan graf berikut bersifat isomorfik.

Matematika Diskret 2 - Fasilkom UI 18


Latihan
• Tentukan apakah pasangan graf berikut bersifat isomorfik.

Matematika Diskret 2 - Fasilkom UI 19


Latihan
• Tentukan apakah pasangan graf berikut bersifat isomorfik.

Matematika Diskret 2 - Fasilkom UI 20


Latihan
• Tentukan apakah pasangan graf berikut bersifat isomorfik.

Matematika Diskret 2 - Fasilkom UI 21


Latihan
• Tentukan apakah pasangan graf berikut bersifat isomorfik.

Matematika Diskret 2 - Fasilkom UI 22


Contoh pemanfaatan isomorfisme
– Dalam bidang bioinformatics
▪ Graf molecular dapat memodelkan senyawa kimia di mana atom sebagai vertex
dan ikatan kimia antar atom sebagai sisi
▪ Ketika suatu senyawa kimia baru dapat disintesa maka dapat dibandingkan dengan
basis data senyawa yang sudah pernah ada
– Dalam bidang electronics
▪ Sirkuit elektronik dapat dimodelkan dengan graf di mana komponen elektronik
sebagai vertex dan hubungan antar komponen sebagai sisi
▪ Isomorfisme dapat digunakan untuk menentukan apakah sirkuit yang dibuat sesuai
dengan model awal
▪ Isomorfisme dapat juga digunakan untuk menentukan apakah produk sirkuit
perusahaan lain melanggar paten

Matematika Diskret 2 - Fasilkom UI 23


Lintasan dan Sirkuit

Matematika Diskret 2 - Fasilkom UI 24


Lintasan dan Sirkuit
• Lintasan (baik untuk graf berarah maupun tidak berarah)

Sebuah lintasan (path) L dari vertex u ke vertex v dalam sebuah graf G = (V, E) adalah
▪ barisan sisi L = e1, e2, …, en di mana e1 = (u, v1) , e2 = (v1, v2), e3 = (v1, v2), …, en = (vn–1, v)
▪ dapat juga dinyatakan dalam barisan verteks L = u, v1, v2, …, vn-1, v
▪ Jika graf memiliki sisi ganda, lintasan dapat juga dinyatakan dalam barisan verteks-edge
L = u, e1, v1, e2, v2, …, vn-1, en, v

– Panjang lintasan L, ditulis p(L), adalah jumlah sisi pada lintasan tersebut
– Vertex u disebut vertex awal dan vertex v disebut vertex akhir dari lintasan L
– Jika vertex awal dan vertex akhir suatu lintasan adalah sama dan panjang lintasan lebih
dari 0, maka lintasan tersebut disebut sirkuit (circuit, cycle), dituliskan dengan S

Matematika Diskret 2 - Fasilkom UI 25


Lintasan dan Sirkuit
• Contoh
• Tunjukkan lintasan-lintasan yang dapat dilalui dari a menuju setiap verteks lainnya
• Berapakah panjang masing-masing lintasan?

Matematika Diskret 2 - Fasilkom UI 26


Lintasan dan Sirkuit

 Lintasan sederhana (simple path)


– Lintasan yang tidak mengandung sisi yang sama lebih dari satu kali
 Sirkuit sederhana (simple circuit)
– Sirkuit yang tidak mengandung sisi yang sama lebih dari satu kali

 Lintasan elementer (elementary path)


– Lintasan yang tidak mengandung vertex yang sama lebih dari satu kali
 Sirkuit elementer (elementary circuit)
– Sirkuit yang tidak mengandung vertex yang sama lebih dari satu kali (kecuali vertex
awal dan akhir)

Matematika Diskret 2 - Fasilkom UI 27


Lintasan dan Sirkuit
• Contoh
• Perhatikan beberapa lintasan dari a ke f yaitu:
• L1 = e1, e2, e3 = a, b, c, f
• L2 = e1, e2, e4, e8, e9, e10, e3  = a, b, c, d, g, e, c, f
• L3 = e1, e2, e4, e7, e2, e4, e8, e9, e10, e3  = a, b, c, d, b, c, d, g, e, c, f
• L1 adalah lintasan sederhana sekaligus lintasan elementer
• L2 adalah lintasan sederhana yg bukan lintasan elementer karena ada vertex c yang dilalui
lebih dari satu kali
• L3 bukan lintasan sederhana karena ada sisi e2 = (b, c) atau sisi e4 = (c, d) dilalui dua kali, dan
bukan lintasan elementer karena vertex b, c, dan d masing-masing dilalui lebih dari satu kali

Matematika Diskret 2 - Fasilkom UI 28


Lintasan dan Sirkuit
• Contoh
• Graf di samping mempunyai beberapa sirkuit:
• S1 = e1, e2, e4 , e5, e6 = a, b, c, d, h, a
• S2 = e1, e2, e4, e8, e9, e11, e5, e6 = a, b, c, d, g, e, d, h, a
• S3 = e1, e2, e4, e8, e9, e10, e4, e5, e6 = a, b, c, d, g, e, c, d, h, a
• S1 adalah sirkuit sederhana sekaligus sirkuit elementer
• S2 adalah sirkuit sederhana yang bukan sirkuit elementer karena ada vertex d yang dilalui
lebih dari satu kali
• S3 bukan sirkuit sederhana karena ada sisi e4 = (c, d) dilalui dua kali, dan juga bukan sirkuit
elementer karena vertex c dan d dilalui masing-masing lebih dari satu kali

Matematika Diskret 2 - Fasilkom UI 29


Lintasan dan Sirkuit
• Teorema

Dalam sebuah graf berarah maupun tidak berarah G dengan n buah vertex, untuk setiap
pasang vertex u & v berlaku:
Jika dari u terdapat sebuah lintasan L ke v, maka terdapat lintasan L’ dengan panjang
lintasan p(L’)  (n – 1) dari u ke v.

Untuk sebuah graf berarah maupun tidak berarah G dengan urutan vertex v1, v2, …, vn, dan A
adalah matriks ketetanggaan (adjacency matrix) untuk G, maka:
Jumlah lintasan dengan panjang r dari vi ke vj sama dengan jumlahan semua elemen 𝒂𝒊𝒋
pada 𝐴𝑟.

Matematika Diskret 2 - Fasilkom UI 30


Lintasan dan Sirkuit
• Contoh
• Tentukan jumlah lintasan dengan panjang 2 pada graf G berikut.
• Jawab
• Matriks ketetanggaan untuk G (dengan urutan 𝑎, 𝑏, 𝑐):
0 1 0
• 𝐴= 0 0 1
0 0 0
• Untuk mendapatkan lintasan dengan panjang 2 maka harus ditentukan A2:
0 1 0 0 1 0 0 0 1
• 𝐴2 = 0 0 1 0 0 1 = 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
• Jadi, lintasan dengan panjang 2 pada G hanya satu yaitu dari a ke c

Matematika Diskret 2 - Fasilkom UI 31


Lintasan dan Sirkuit
• Contoh
• Tentukan jumlah lintasan dengan panjang 2 pada graf G berikut.
• Jawab
• Matriks ketetanggaan untuk G (dengan urutan 𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑):
0 0 1 0
• 𝐴= 0 0 1 0
1 1 0 1
0 0 1 0
• Untuk mendapatkan lintasan dengan panjang 2 maka harus ditentukan A2:
0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1
• 𝐴2 = 0 0 1 0 0 0 1 0 = 1 1 0 1
1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 3 0
0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1
• Jadi, lintasan dengan panjang 2 pada G ada 12 lintasan

Matematika Diskret 2 - Fasilkom UI 32


Lintasan dan Sirkuit
• Contoh
• Tentukan jumlah lintasan dengan panjang 3 pada graf G berikut.
• Jawab
• Matriks ketetanggaan untuk G (dengan urutan 𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑):
0 0 1 0 1 1 0 1
• 𝐴 = 0 0 1 0 dan 𝐴2 = 1 1 0 1
1 1 0 1 0 0 3 0
0 0 1 0 1 1 0 1
• Untuk mendapatkan lintasan dengan panjang 3 maka harus ditentukan A3:
1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 3 0
• 𝐴3 = 1 1 0 1 0 0 1 0 = 0 0 3 0
0 0 3 0 1 1 0 1 3 3 0 3
1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 3 0
• Jadi, lintasan dengan panjang 3 pada G ada 18 lintasan

Matematika Diskret 2 - Fasilkom UI 33


Lintasan dan Sirkuit
• Contoh
• Tentukan jumlah lintasan dan sirkuit dengan panjang 3 yang pada graf-graf berikut:

Matematika Diskret 2 - Fasilkom UI 34


Keterhubungan

Matematika Diskret 2 - Fasilkom UI 35


Keterhubungan (Connectivity)
• Definisi keterhubungan pada graf tidak berarah

Suatu graf tidak berarah G dikatakan terhubung (connected) jika dan hanya jika terdapat
lintasan antara setiap pasang verteks pada G.

• Definisi keterhubungan pada graf berarah

Suatu graf berarah G dikatakan terhubung kuat (strongly connected) jika dan hanya jika
untuk setiap pasang verteks u dan v pada G, terdapat lintasan dari u ke v dan dari v ke u.
Suatu graf berarah G dikatakan terhubung (weakly connected) jika dan hanya jika
terdapat lintasan antara setiap pasang verteks pada G jika arah sisinya diabaikan
(underlying connected graph).

Matematika Diskret 2 - Fasilkom UI 36


Keterhubungan (Connectivity)
a c a c a c

b b b
d d d
Terhubung Terhubung Tidak Terhubung

a c a c a c

b b b
d d d
Terhubung Terhubung kuat Tidak Terhubung
(Weakly Connected) (Strongly Connected)
Matematika Diskret 2 - Fasilkom UI 37
Memeriksa Keterhubungan
• Contoh Soal 1
Buktikan bahwa graf tak berarah G = (V, E) dengan
V = { a, b, c, d} dan E = { (a, b), (b, c), (b, d), (c, d) } adalah terhubung

a b

c d

Matematika Diskret 2 - Fasilkom UI 38


Memeriksa Keterhubungan
• Jawab (Cara 1)
• G terhubung karena untuk setiap dua vertex berbeda terdapat lintasan:
• sepanjang 1 dari a ke b: a, b
• sepanjang 2 dari a ke c: a, b, c
• sepanjang 2 dari a ke d: a, b, d
• sepanjang 1 dari b ke c: b, c
• sepanjang 1 dari b ke d: b, d
• sepanjang 1 dari c ke d: c, d

Matematika Diskret 2 - Fasilkom UI 39


Memeriksa Keterhubungan
• Jawab (Cara 2)
• Menggunakan matriks ketetanggaan (adjacency matrix) dari graf, misalnya MG beserta
pangkat-pangkatnya (MG)2, (MG)3, …

0 1 0 0 1 0 1 1
• 𝑀𝐺 = 1 0 1 1 (𝑀𝐺 )2 = 0 3 1 1
0 1 0 1 1 1 2 1
0 1 1 0 1 1 1 2

• Terlihat bahwa (aij  0)  (bij  0), dengan i, j = 1, 2, 3, 4 pada MG dan (MG)2


• Antara sepasang vertex selalu ada lintasan dengan panjang 1 (sebanyak 8) atau 2 (sebanyak
18)

Matematika Diskret 2 - Fasilkom UI 40


Memeriksa Keterhubungan
• Contoh Soal 2
• Buktikan bahwa graf berarah G = (V, E) dengan V = { a, b, c, d, e } dan E = { (a, b), (b, c), (b, d),
(c, d), (d, e), (e, a) } adalah terhubung kuat

a b

c
e d

Matematika Diskret 2 - Fasilkom UI 41


Memeriksa Keterhubungan
• Jawab
• G terhubung kuat karena untuk setiap dua vertex berbeda terdapat lintasan:
• sepanjang 1 dari a ke b: a, b
• sepanjang 2 dari a ke c: a, b, c
• sepanjang 2 dari a ke d: a, b, d
• sepanjang 4 dari a ke e: a, b, c, d, e
• …
• sepanjang 3 dari e ke c : e, a, b, c
• sepanjang 4 dari e ke d: e, a, b, c, d

Matematika Diskret 2 - Fasilkom UI 42


Memeriksa Keterhubungan
• Contoh Soal 3
• Buktikan bahwa graf berarah G = (V, E) dengan V = { a, b, c, d, e } dan E = { (b, a), (b, c), (b, d),
(c, d), (d, e), (e, a) } adalah tidak terhubung kuat tetapi terhubung

a b

c
e d

Matematika Diskret 2 - Fasilkom UI 43


Memeriksa Keterhubungan
• Jawab
• G tidak terhubung kuat karena tidak ada lintasan dari a ke b, tetapi G terhubung karena jika G
dipandang sebagai graf tidak berarah maka matriks ketetanggaan MG adalah:

0 1 0 0 1 2 0 1 2 0
1 0 1 1 0 0 3 1 1 2
2
• 𝑀𝐺 = 0 1 0 1 0 𝑀𝐺 = 1 1 2 1 1
0 1 1 0 1 2 1 1 3 0
1 0 0 1 0 0 2 1 0 2

• Terlihat bahwa (aij  0)  (bij  0), dengan i, j = 1, 2, 3, 4, 5 pada MG dan (MG)2, yang berarti
antara sepasang vertex selalu ada lintasan dengan panjang 1 (sebanyak 12) atau 2 (sebanyak
30)

Matematika Diskret 2 - Fasilkom UI 44


Komponen Terhubung (Connected Components)
• Definisi

Suatu subgraf H dari graf G (baik graf tidak berarah maupun graf berarah yang diabaikan
arah sisinya) disebut komponen terhubung jika dan hanya jika H terhubung dan H bukan
proper subgraf dari komponen terhubung lain pada G.
Dapat dikatakan juga bahwa H terhubung maksimal.

• Perhatikan bahwa graf G pada definisi di atas tidak harus terhubung


• Graf tidak terhubung dapat dipecah ke dalam dua atau lebih komponen
• Suatu graf dikatakan terhubung jika dan hanya jika graf tersebut hanya terdiri dari satu
komponen
• Suatu graf yang terdiri dari n verteks dapat terdiri dari paling sedikit satu komponen dan paling
banyak n komponen

Matematika Diskret 2 - Fasilkom UI 45


Komponen Terhubung (Connected Components)
• Komponen terhubung kuat pada graf berarah

Suatu subgraf H dari graf berarah G disebut komponen terhubung kuat (strongly
connected component) jika dan hanya jika H terhubung kuat dan H bukan proper subgraf
dari komponen terhubung lain pada G.

Matematika Diskret 2 - Fasilkom UI 46


Memeriksa Keterhubungan
• Contoh Soal 4
• Buktikan bahwa graf G = (V, E) dengan V = { a, b, c, d, e, f} dan E = { (a, c), (b, c), (d, f), (f, e) }
tidak terhubung

• Jawab (Cara 1)
Graf G memiliki lebih dari satu komponen a b

• Jawab (Cara 2) c d
Tidak terdapat lintasan dari a ke d
(Counterexample)
e f

Matematika Diskret 2 - Fasilkom UI 47


Memeriksa Keterhubungan
• Jawab (Cara 3)
• Menggunakan matriks ikatan, misalnya MG,

0 0 1 0 0 0
0 0 1 0 0 0
• 𝑀𝐺 = 1 1 0 0 0 0 , 𝐵 = 𝐵11 𝐵12
0 0 0 0 0 1 𝐵21 𝐵22
0 0 0 0 0 1
0 0 0 1 1 0

• (MG)r untuk r=0,1,2,.. selalu dapat dijadikan matriks blok B, terdapat submatriks yang
merupakan matriks nol.

Matematika Diskret 2 - Fasilkom UI 48


Latihan
• Soal
• Tentukan apakah graf-graf berikut ini adalah graf terhubung kuat atau hanya terhubung

Matematika Diskret 2 - Fasilkom UI 49


Cut Vertex & Cut Edge
• Bagaimana memeriksa seberapa handal keterhubungan sebuah graf (tidak berarah)?
• Bagaimana mengetahui jalur-jalur kritis pada sebuah peta yang menghubungkan beberapa kota?

Balikpapan Jayapura
Makassar

Jakarta Surabaya

Matematika Diskret 2 - Fasilkom UI 50


Cut Vertex & Cut Edge
• Cut vertex

Suatu verteks v pada graf terhubung G disebut cut vertex (cut node/articulation point) jika
dan hanya penghapusan verteks tersebut akan membuat graf G menjadi tidak terhubung.

• Cut edge

Suatu edge u pada graf terhubung G disebut cut edge (jembatan/bridge) jika dan hanya
penghapusan edge tersebut akan membuat graf G menjadi tidak terhubung.

Matematika Diskret 2 - Fasilkom UI 51


Cut Vertex & Cut Edge
• Contoh:

a d f g

b c e h

• Tuliskan semua cut vertex dari graf di atas.


• b, c, dan e
• Tuliskan semua cut edge dari graf di atas.
• (a,b) dan (c,e)

Matematika Diskret 2 - Fasilkom UI 52


Cut Vertex & Cut Edge
• Contoh graf H:
b c d

a g f e

• Tuliskan semua cut vertex dari graf di atas.


• Tidak ada
• Tuliskan semua cut edge dari graf di atas.
• Tidak ada

• Graf H adalah contoh nonseparable graph

Matematika Diskret 2 - Fasilkom UI 53


Cut Vertex & Cut Edge
• Tidak semua graf memiliki cut vertex atau cut edge. Dengan demikian, setiap graf mungkin
memiliki derajat keterhubungan yang berbeda satu sama lain.

Misalkan terdapat graf G = (V, E) yang terhubung.


• Vertex-cut set atau separating set:
• Subhimpunan vertex V’ pada G yang jika dihapus akan menyebabkan G menjadi
tidak terhubung
• Edge-cut set atau cut set
• Subhimpunan edge E’ pada G yang jika dihapus akan menyebabkan G menjadi
tidak terhubung

Matematika Diskret 2 - Fasilkom UI 54


Cut Vertex & Cut Edge
• Contoh graf X:

b c d

a g f e

• Tuliskan semua vertex cut dari graf X.


• {b,g}, {b,f}, {c,e}, {c,f}, {c,g}, {d,f}, ada lagi?
• Tuliskan semua edge cut dari graf X.
• {(a,b),(a,g)}, {(b,c),(g,f)}, {(c,d),(f,e)}, {(c,d),(d,e)}, {(d,e),(f,e)}, ada lagi?

Matematika Diskret 2 - Fasilkom UI 55


Cut Vertex & Cut Edge
• Suatu graf mungkin saja memiliki lebih dari satu vertex cut atau edge cut.

• Vertex connectivity (𝜿(𝑮)): jumlah vertex minimum pada sebuah vertex cut/separating set
• Edge connectivity (𝝀(𝑮)): jumlah edge minimum pada sebuah edge cut/cut set

• Kasus khusus: jika G merupakan graf lengkap 𝐾𝑛 , maka 𝜿 𝑮 = 𝝀(𝑮) = 𝑛 − 1


• Jika graf G tidak terhubung atau hanya terdiri dari satu verteks, maka 𝜿(𝑮) = 𝝀(𝑮) = 0
• Jika graf G memiliki satu cut vertex atau satu cut edge, maka 𝜿(𝑮) = 𝝀(𝑮) = 1
• Graf G dikatakan 𝑘-connected jika 𝜿 𝑮 ≥ 𝑘
• Pada graf tidak berarah G, berlaku 𝜿 𝑮 ≤ 𝝀(𝑮) ≤ min deg 𝑣
𝑣∈𝑉

Matematika Diskret 2 - Fasilkom UI 56


Cut Vertex & Cut Edge
• Contoh graf X:

b c d

a g f e

• Tentukan vertex-connectivity dari graf X.


• 𝜅(𝑋) = 2
• Tentukan edge-connectivity dari graf X.
• 𝜆(𝑋) = 2

Matematika Diskret 2 - Fasilkom UI 57


Cut Vertex & Cut Edge
• Latihan:
a b c d b c d
G1 G4
h g f e a f e

a d f g b c d

G2 G3
b c e h a g f e

Tuliskan vertex connectivity dan edge connectivity dari graf-graf di atas.

Matematika Diskret 2 - Fasilkom UI 58


Selamat belajar…

Matematika Diskret 2 - Fasilkom UI 59

Anda mungkin juga menyukai