Anda di halaman 1dari 20

Babak Pertama, PSS Sleman 20 Mei 1976 - 20 Mei 2021

TURUN MINUM

Dibataspagar & Campus Boys Kembali Pulang


Berkumpul Dalam Tulisan Untuk 45 Tahun PSS Sleman

2021
Dibataspagar + Campusboys

Prakata
Duduk di Antara Dua Sujud

Sebenarnya kita tidak perlu menunggu 20 Mei dulu untuk merayakan PSS. Setiap kita
bergurau dan berkeluh tentang PSS, saat itu pula sebenarnya kita telah mencoba
menghadirkan PSS dan merayakannya. Kita yang gagal hari-harinya, kalah upaya-
upayanya dan jatuh berkali-kali dari anak tangga. Puncak itu seperti tiada berujung, kita
selalu dipaksa kembali dan diberikan pilihan: putus dalam asa, lupa dalam dosa atau
ingat dalam doa. Kami memilih ingat dan sepak bola menawarkan perjalanan pulang.
Kebetulan, rumah kami PSS Sleman.

Usai menghadapi babak pertama maka saatnya Turun Minum. Sejenak, beristirahat tidak
istirahat. Perayaan ulang tahun menjadi kesempatan untuk merefleksi apa yang telah
terjadi sebelum hari ini. Merangkai rencana, merapal doa, menyongsong babak
selanjutnya. Empat puluh lima dalam sepak bola identik dengan durasi waktu satu babak
dan Turun Minum adalah jeda di antara dua babak pertandingan sepak bola. Saat ini kita
ada di momen itu untuk yang kesekian kalinya. Ketika laga belum usai dan PSS belum
sampai. Kemana babak selanjutnya tertuju? Siapa yang menentukan? Kita diseret-seret
harapan.

Membaca dan mempertanyakan ulang isi Turun Minum barangkali bisa jadi alternatif
untuk merayakan hari ini dan menjagamu supaya tidak tenggelam dalam tagar
jargonistik ala kampanye lembaga pemerintahan. Kita ini, kita itu, ujung-ujungnya di luar
ekosistem dan tidak benar-benar diperhatikan (baca: dimanusiakan). Jangan dibaca
pelan-pelan, baca keras-keras, baca yang lantang, bersama teriakan: “kita komunitas,
bukan sekadar komoditas!”

Dibataspagar bersama Campusboys lagi-lagi bertemu dalam tulisan. Mendadak tapi


khusus, menulis untuk 45 tahun PSS Sleman. Sebagai tahu di sela-sela jeda
pertandingan kandang. Tulisan ini lebih enak dibagi-bagi kan? Baca dulu aja man. Maaf
dan terimakasih. Bagi dan untuk PSS Sleman.

Bismiale, Ad Maiorem PSS Gloriam.


Rayakan!

Turun Minum | Babak Pertama, 45th PSS Sleman 20 Mei 1976 - 20 Mei 2021
Dibataspagar + Campusboys

Odyssey
Oleh: Radhifan
Benar katanya jika manusia tidak punya kemewahan untuk memilih klub untuk dicintai sampai akhir
nafas, namun klub yang memilihmu menjadi umatnya yang taat. Hidup memang gemar memainkan
pertemuan dan takdir selalu rela memberi sarana. Kamu adalah yang diberkati. Aku yang beruntung
dipilih. Bersinggungan dan bertemu karena ditulis takdir. Setiap orang mempunyai versi dan makna
masing-masing terhadapmu. Aku yakin banyak yang merasakan hal sama denganku.

Aku dan mungkin banyak orang, tidak bisa lagi disebut mendukungmu, namun menjalanimu. Setiap
pilihan selalu ada kamu di setiap pertimbangan. Rela menempatkanmu dalam alasan untuk apapun.
Tak terhitung berapa kali namamu terlibat di setiap perbincangan tak kenal tempat dan waktu atau
saat namamu disebut dalam setiap percakapan dengan Sang Pencipta dalam rapal doa maupun
gerutu gemas macam “Duh Gusti, mbok tulung ngegolke”. Padamu tidak ada yang sia-sia.

Bagiku, kamu mewakili pencapaian. Setiap gol yang kamu cetak seperti menyaksikan kelahiran anak
sendiri. Aku memang belum pernah mengalaminya, tapi sepertinya akan sama rasanya. Bersamamu
adalah taman bermain yang menyenangkan hingga berpisah rasanya tidak mungkin. Walau
menjalaninya tak jarang kaki tersandung dan membuat langkah tak seimbang menjadi selingan
dalam cinta yang sedemikian ajaib ini. Aku tahu kamu dan baik burukmu adalah sepaket kebahagiaan
yang kumau. Selama mengenalmu, pertanyaan-pertanyaan berhasil kamu jawab dengan gagah.
Begitupun yang akan datang akan menjadi jawabanku juga. Aku yakin kamu tidak berhenti,
begitupun dengan diriku.. Disampingmu di tengah-tengah 45 tahun kamu ada, banyak kebersamaan
yang memberikan syukur. 20 Mei bukan sekedar penanda pertambahan angka yang membuat
semuanya tak sama. 20 Mei adalah hari yang membuat hati kembali menghangat. Mengingatkan
kebersamaan yang memberikan syukur dalam apapun.

Perlahan aku belajar memaknai ulang memori tidak mengenakkan di perjalanan ini. Namun bukan
karena ingin membuang dan melupakan sakit yang terjadi, melainkan karena aku ingin
menyimpannya lebih lama dengan versi yang lebih menyenangkan.

Untuk merayakan harimu, aku memilih untuk mencoba menerima tanpa berhenti mempertahankan
apa yang telah ada. Banyak yang berubah dari diriku sejak kamu memilihku, maknamu untukku yang
selalu sama. Tidak berlebihan jika di perayaan 45 tahun Tuhan memberikan kamu, aku menghadiahi
diri sendiri dengan mengingat perjalananku denganmu yang membuat hati nyeri dan senyum
mengembang karena hal-hal sejuta arti. Untuk semua yang sakit dan indah, aku berterimakasih.
Karena tak pernah menyerah untuk kita meski apapun terkadang tidak memihak di setiap langkah
kita. Apapun yang terjadi, kita abadi. Tak ada yang kumau selain kamu. Satu. Selalu. Untuk selanjutnya
maupun seterusnya.

Turun Minum | Babak Pertama, 45th PSS Sleman 20 Mei 1976 - 20 Mei 2021
Dibataspagar + Campusboys

Doc: Media Campusboys

Turun Minum | Babak Pertama, 45th PSS Sleman 20 Mei 1976 - 20 Mei 2021
Dibataspagar + Campusboys

Yakin Siap?
Oleh: Budi
Gelas plastik putih bekas terisi, berdiri di samping botol yang isinya masih tujuh per delapan, dengan
alkohol yang sama. Tampak putih bersih seperti awalnya, minuman yang yang dituangkan tampak tak
memberi perubahan apapun, walau bau yang dihasilkan benar-benar menyengat. Dengan sendok
yang seakan menambah beban gelas itu untuk tetap tegak berdiri, tak sedikitpun membuatnya
berubah posisi, walaupun mungkin akan ambruk jika terkena angin kencang ataupun tersenggol
tenaga-tenaga yang tak sengaja. Jika ingin menyerah, gelas itu pasti sudah rebahan sedari tadi.
Sudah dipakai berkali-kali, menghampiri belasan bibir, air demi air, rasanya ingin segera dicuci lalu
ditumpuk di lemari, atau sekadar dilempar ke tempat pembuangan tapi tak ada satupun tenaga
dengan tangan sebagai penggerak yang melakukannya.

Gelas yang sedemikian ringan, bertahan dengan segala cerita, kadang bikin heran. Jika dibilang
heran memang demikian, sama dengan klub bola kabupaten Sleman. Bukan kabupaten sebagai
wilayahnya, bukan masyarakat sebagai penduduknya. Tidak lain, keheranan ini dituju pada satu
nama, yang katanya pada tahun-tahun terakhir ikut andil dalam mengangkat nama sebuah
kabupaten. PS Sleman, klub perserikatan sepak bola di kabupaten Sleman yang digadang-gadang
menjadi salah satu destinasi demi mengangkat pariwisata di daerah kami, setidaknya dalam dua
bulan terakhir menjadi fenomena yang menarik perhatian.

Bagaimana tidak, klub yang kita kenal selama ini, menuju empat puluh lima tahun, layaknya orang
yang sudah mulai memasuki usia senja, tetapi tidak bagi sebuah perserikatan. Justru menjadi kejutan,
atau mungkin malah sedang berapi-api, jika dibandingkan empat puluh empat sebelumnya.
Pernahkah terbersit dalam pikiran, klub dari lereng gunung Merapi mendatangkan pemain yang
memiliki jam terbang tinggi, baik nasional atau lintasnya, dalam sekali waktu? Jika itu angan-angan,
pastinya setiap insan yang memiliki minat dan jatuh hati kepadanya pasti sudah melakukannya. Kini,
angan-angan bukan sekedar hinggap dalam pikiran, harapan bukan cuma harapan.

Sambil menjalani sendi-sendi kehidupan, tak pernah disangka jika hal-hal yang bisa dikatakan telah
tumbuh dan mengakar menjadi impian kini telah menjadi kenyataan. Siapa yang tidak tersedak saat
menyeruput kopinya jika sambil membaca berita pagi di media awal maret kemarin? Delapan sampai
sembilan nama yang jika kita telisik track recordnya di internet, tentu tak akan kesulitan untuk
menemukannya. Mengutip cuitan di twitter milik salah satu akun @FCasuals_1976, “Biasanya tuh
engga kaya gini. Biasanya kita terakhir2 baru deal2 pemain. Biasanya di saat tim2 lain deal2 pemain,
kita dipamitin pemain2 kunci…” tentu tidak asing bukan. Rutinitas dari tahun ke tahun, awal musim ke
awal musim tiba-tiba berubah, bahkan bertolak belakang.

Dua ribu delapan belas, berbekal materi pemain yang sempat memperkuat satu musim sebelumnya,
ditambah dengan beberapa pemain tambahan, tentunya saat itu kondisi kita yang pasti memiliki
kedalaman yang nggak dalam-dalam amat, pemain bintang yang nggak bintang-bintang amat.

Turun Minum | Babak Pertama, 45th PSS Sleman 20 Mei 1976 - 20 Mei 2021
Dibataspagar + Campusboys

Bahkan mungkin, direkrutnya El-Loco kala itu mungkin menjadi kabar yang tidak usah disampaikan
ke penjuru-penjuru, pelosok-pelosok, hingga sudut-sudut wilayah kabupaten yang hampir ndelik di
balik candi-candi di sisi wetan - kidul, gunung-gunung di sisi utara, karena siapa yang tidak tau "dia",
pemain naturalisasi, bintang di antara bintang, pada waktunya, yang akhirnya cukup berbicara.
Musim di tahun selanjutnya, tidak berbeda jauh. Dengan bekal sisa pemain yang ada, lalu belanja
dengan sesuai budget, bintang di kompetisi kasta kedua yang membawa tim ini juara, pun harus
dijual, entah apa alasannya yang jelas di tahun sepak bola masih berjalan sebagaimana mestinya
harapan penggemar kebanyakan, PSS juga tidak bertabur bintang. Terlepas dari jual beli punggawa
yang menjadi harapan setiap insan di belakang layar, klub ini juga belum memiliki lapangan latihan
sendiri, mess pemain, hingga sponsor yang tetap.

Satu tahun terakhir, semenjak sepakbola masih halal sampai menjadi haram, sudah ada kabar saham
klub ini sudah dibeli dari pemilik sebelumnya, yang tidak pernah jauh dari budaya-budaya
pergerakan transfer pemain yang rasanya lambat nan pelit, tapi siapa yang menyangka jika
perubahan akan terjadi secepat ini. Tak pernah terbayangkan bukan? PSS yang dulu tertatih-tatih
buat mendatangkan satu dua bintang lapangan, kali ini empat kali lipat, tanpa basa-basi, langsung
saja menunjukkan siapa dirinya di tahun kedua pandemi. Selain itu, yang katanya menjadi tuntutan
suporter buat membuktikan tim ini mau jadi profesional satu per satu katanya juga udah dikabulkan.
Banyak yang mengatakan, entah dari mana datangnya sebuah kesimpulan bahwa, mudah naik,
mudah turun. Mungkin begitulah yang terjadi di dunia musik, atau seni, tapi entah apakah bakal
berlaku di dunia sepak bola.

Jika ditanya harapan untuk PSS, mungkin sembilan per sepuluh di antara kita ingin PSS yang
sekarang adalah PSS untuk hari ini, hingga tahun atau bahkan abad yang akan datang. Sayangnya
pertanyaan-pertanyaan semacam ini tidak memerlukan jawaban dari kita yang ada di belakangnya
sebagai sebuah barisan. Yang menjadi pertanyaan kali ini adalah, Apakah kita siap? Sebelum jawaban
untuk itu ada, ada banyak respon dari kalangan netizen kabupaten mengapa klub ini berubah
sedemikian cepat, "dapat kompensasi pembebasan lahan tol", misalnya. Tentu dari kita pasti bisa
menangkap lontaran-lontaran receh semacam ini, tapi memang itulah yang terjadi. Satu hal yang
sudah terjadi sesuai fitrahnya, ada yang datang, ada yang pergi, memang sudah lazim terjadi di
deretan punggawa yang berkostum home hijau ini.

Nama bintang datang, nama bintang pergi, bahkan ada yang pergi sebelum semuanya datang. 23
Maret 2021 menjadi waktu untuk membuktikan sejauh mana pembangunan pondasi sebuah tim
yang disebut-sebut paling jor-joran sepanjang empat puluh empat ke belakang, bahkan mungkin
paling begitu jika dibanding tim-tim lain saat ini. Beberapa hari latihan perdana baru dihelat, katanya.
Lagi-lagi, kemungkinan sejauh mana kekuatan skuat tim, bisa dibaca dari persiapan yang ada.

Belanja borongan boleh, tapi latihan baru kurang sepuluh hari pra-kompetisi, sudah kita lihat apa
yang terjadi. Laga demi laga, gol dan kebobolan, pola demi pola, umpan demi umpan. Skuat memang
mumpuni, dengan banyak pemain berlabel mewah, tapi tetap saja persiapan yang tergesa-gesa,
adalah proses masak yang tidak baik bagi sebuah sajian. Bolehlah juara tiga, tapi bagaimana "proses"
yang sekian kali dilontarkan?

Turun Minum | Babak Pertama, 45th PSS Sleman 20 Mei 1976 - 20 Mei 2021
Dibataspagar + Campusboys

Jelas, hasil maksimal dari proses yang instan cuma seperti mi dan kopi. Jika boleh mengutip lagi,
@antikritik76 bercuit begini, “Nunggu twit template: "Karena harus isolasi mandiri, pelatih dan pemain
asing PSS belum bisa bergabung saat Piala Menpora" "Permainan tim belum maksimal, Asisten pelatih
PSS: 'waktu persiapan kami mepet' “. Tanpa bermaksud gimana-gimana, ya namanya cuma belajar
dari yang sudah-sudah alias pengalaman, toh katanya guru terbaik ya experience. Dari sekian
fenomena, aku yakin kalau PSS saat ini beda dengan yang kemarin-kemarin, baik musim, tahun, atau
bahkan siklus dasawarsanya. “PSS yang kita kenal tu ngak gini”, kata beberapa kolegaku di beberapa
hari terakhir.

Di angka empat puluh lima, semoga ti kaget nan senang, atau kaget nan curiga tidak ada poliYang
dari dulu sudah hilang ya ndakpapa, tapi yang dari dulu sampai sekarang, besuk, besuknya lagi harus
tetap ada yaa batas, antara kami barisan relawan di belakang

Gelas plastik bekas berisi alkohol lokal berbagai macam rasa kembali berputar, gelas yang tetap
menemani kawan tongkrongan, dan membawa kehangatan. Menguatkan lingkaran, mempertebal
keyakinan pada tim bola yang sama, hari demi hari, seraya abadi.

Doc: Media Campusboys

Turun Minum | Babak Pertama, 45th PSS Sleman 20 Mei 1976 - 20 Mei 2021
Dibataspagar + Campusboys

Mimpi & Harapan


Oleh: Ghandek
Kepakan sayap terdengar keras sampa-sampai membangunkan para penghuni hutan dari tidur siang.
Di tengah siang bolong, si Elang gelisah tak karuan. Padahal tadi malam baru saja ulang tahunnya
dirayakan oleh seluruh penghuni hutan yang sangat sayang dengannya. Balon-balon masih
menghiasi sekitaran hutan, kue kue yang tak habis juga berceceran di dahan dan di rerumputan.
Menjadi bahan rebutan semu-semut yang lapar. Si Elang di atas sana masih berputar putar.
Kebingungan seperti kehilangan jalan pikiran. Di bawah pohon besar sesosok Bajing yang terkenal
tak bisa loncat itu bertanya-tanya “ kenapa ya si Elang kok gelisah seperti itu? bukankah malam tadi
merupakan hari yang ia tunggu-tunggu ?“, karena penasaran si Bajing pun dengan suara lantang
memanggil si Elang yang terbang dekat dengan tempat duduknya. “Hoi Lang Elang sini, ada apa
siang bolong gini kok seperti orang bingung, turun sini ngobrol denganku siapa tahu
kebingunganmu berkurang”. Si Elang yang mendengar suara si Bajing pun segera mencari dari mana
suara itu. Oh ternyata si Bajing di tempat biasa ia bersantai kata Elang dalam hatinya.

Elang pun segera menukik tajam kebawah dan berhenti tepat disisi si Bajing yang duduk di akar
pohon yang sudah berumur ratusan tahun itu. Si Elang pun segera membuka pembicaraan dengan
nafas tersengal-sengal “Eh jing bajing, sebenarnya aku ada masalah nih, tapi tak tau harus
kuceritakan pada siapa, tapi setelah ku melihat suaramu kurasa kau ikhlas dalam memanggilku dan
siap meluangkan waktu untuk mendengarkan curhatanku”. Si bajing pun balas menjawab, “ Ya tentu
sajalah elang kecilku jangan ragu aku kan udah berteman denganmu sejak lama, merawatmu dari
kecil, tentu melihatmu gelisah seperti itu sudah kewajibanku untuk langsung menanyakan padamu,
ada apa sih lang kok gelsiah seperti itu ?”.

Si Elang dengan mata jelalatan menengok kekanan dan kekiri seperti memastikan agar tidak ada
orang yang melihat “ tapi gini jing, ini sangat rahasia banget bahaya kalau sampai terdengar oleh
seluruh penduduk hutan, bisa bisa bikin kecewa mereka semua, aku tak tega, jadi ada baiknya kau ku
ajak kerumahku saja itung itung piknik sekalian , kau jarang naik melihat pemadangan di atas sana
juga kan ”. Kepala Elang menengadah keatas sebagai maksud menunjukan dahan tertinggi pada Si
Bajing . “ okelah apa yang tidak untukmu sih lang , cus aja”. Bajing menjawab dengan cepat dan
girang.

Si Bajing pun segera naik ke punggung Elang, berpegangan erat pada leher si Elang yang coklat
bertotol totol hitam itu. “Siap belum jing? Kalau sudah pegang erat erat ya.. kalau sampai lepas bisa
gawat nyawamu”. Elang memastikan kesiapan si Bajing “ sudah lang, berang berang makan coklat
mari berangkattt “. Tak berselang lama Elang sudah mengepakan sayapnya kuat kuat ke atas menuju
rumahnya. Sebelum menuju rumahnya si Elang sengaja mengajak si Bajing bermain-main terbang
dulu di atas hutan “ gimana jing asik nggak rasanya terbang? Coba lihat ke bawah indah sekali suer
pemandangannya “.

Turun Minum | Babak Pertama, 45th PSS Sleman 20 Mei 1976 - 20 Mei 2021
Dibataspagar + Campusboys

Dengan terbata bata Bajing menjawab, karena angin yang menerpa hidung, jawaban si Bajing jadi
kurang jelas “Sud sudahhh jangan banyak bicara aku gabisa napas taukkanginnya kenceng bang
banget disini, gak kuat hidungku, langsung men menuju rumahmu sajhaa huh “. Si elang pun baru
teringat bahwa si Bajing ini tak punya pundi pundi udara jadi untuk menerima tekanan udara sebesar
itu paru parunya tak mampu.

“Oh iya maaf jing aku lupa kalau kamu tupai haha kukira kamu burung juga sama sepertiku”.
Sepersekian detik kemudian si Elang dan si Bajing sudah sampai di sarang si Elang. Sarang si Elang
ada di dahan tertinggi. Di tempat itu angin kencang sekali membuat si Bajing kedinginan tak karuan.
“Disini angin kencang ya lang, ngga seperti di bawah sana sepoi sepoi nyaman sekali”. Keluh si Bajing
“Ah ya buatku sih engga, gua elang gitu lho”. Jawaban canda si Elang . “Oh ya silakan duduk jing mau
minum apa? Susu atau Kopi ?”. Si elang menawarkan pada tamunya “ Hahhh sejak kapan elang
punya susu ataupun kopi? biasanya juga air putih? dapet dari mana lu?”, tanya heran si Bajing.

“Huhh oke itu akan kujawab nanti, tapi pilih dulu kopi atau susu?” elak si Elang dan tetap memaksa si
Bajing menjawab pertanyaannya lebih dahulu. “Oke susu 5 liter ya, kalau ngga 5 liter aku ngga mau”
Jawab si Bajing cemberut. “Sudah gila 5 liter dapet dari mana jing bajing huh.“Si Elang mengambil
sebotol susu dari lemari dengan paruhnya dan melemparkanya ke Si Bajing. “Tangkap jing.“, botol
susu kini sudah di tangan Bajing.

Setelah memastikan tamunya sudah mendapatkan minuman Si Elang pun langsung to the point
untuk bercerita seluruh kegelisahan hatinya “Sudah siap belum dengar cerita dariku jing?“, tanya si
Elang. “Sudah, sok atuh cerita saja, mendengarkan dongeng sambil minum susu asyik sekali vibes-
nya, sok atuh langsung saja.“, balas Si Bajing.

“Jadi gini jing kamu masih inget kan beberapa bulan yang lalu ada sosok orang berjubah hitam hadir
di pohon ini, ia naik peralatan canggih yang aku awalnya tak tau namanya , dia menyebutnya jet-
pack”, terang Si Elang.

“Iya inget inget emang kenapa?“, respon santai si Bajing. “Jadi setelah dia datang ke rumahku ini, dia
pertama-tama menawarkan alat apa itu aku juga tak tau untuk sayapku, katanya bisa bantu buatku
terbang lebih tinggi, karena aku memang sangat butuh akhirnya aku pun mau, dipasanglah alat itu,
senang hatiku awalnya, ya siapa yang tak senang jing setelah cedera lumayan lama dapet alat bantu
terbang kan jelas girang tak terkira”, si Elang menghela nafas sebentar sambil melihat ke awan seperti
mengumpulkan ingatan.

Lalu ia melanjutkan obrolan lagi, “coba kau lihat ini”, si Elang pun melebarkan sayapnya, lalu seperti
menekan tombol di sekitar bahunya lepaslah bulu-bulu sayap bagian dalam. Si bajing terkaget kaget
ternyata sayap si Elang dalamnya dipenuhi kabel-kabel dan besi-besi tipis dan saling terhubung, di
dalamnya juga ada lampu lampu yang berkedip kedip yang tak tau fungsinya.

Turun Minum | Babak Pertama, 45th PSS Sleman 20 Mei 1976 - 20 Mei 2021
Dibataspagar + Campusboys

“Haluahhh, apa-apaan ini menakjubkan sekali, dia membuat alat bantu terbang dengan serumit ini”, si
Bajing tergeleng-geleng sambil mendekat diri ke sayap si Elang. “Kau harusnya berterima kasih sama
si jubah hitam itu, dia malaikat untukmu lang”. Tapi ekspresi Elang malah sebaliknya dia terlihat tak
senang. “Iya sih jing aku harus berterimakasih kepadanya, tapi brengseknya ternyata dia tak serta
merta memberiku peralatan ini gratis, dia memintaku untuk bekerja lebih keras mengumpulkan
daging daging mengumpulkan madu-madu untuk kelak disetorkan kepadanya”, si Elang
memandangi sayapnya dengan sedih.

“Kalau sampai setoran tak memenuhi mesin disayapku ini akan dimatikan, lalu aku dibuatnya pingsan
dan aku akan dibawanya entah kemana bisa saja dibawa ke kebun binatang ibu kota untuk
dijadikanya tontonan di tempat asalnya, licik bukan? Kini persediaan madu dan daging sudah
menipis tak tau lagi harus terbang kemana lagi aku untuk mencari semua itu. “Air mata sedikit mentes
dari mata kiri si Elang “ sudah sejak awal seharusnya aku menolak semua ini, kehebatan ini hanya
sementara hanya barang sewaan saja, lalu saat aku tidak mampu memenuhi keinginannya, semuanya
raib sudah, termasuk diriku dari hutan ini, dibawanya aku ke dunianya, dunia yang mewah, modern,
glamour dan menjauhkan dari kalian semua yang sudah menjagaku dan merawatku sejak kecil
hingga kini sudah dewasa” mendengar penjelasan si Elang, si bajing pun terpana.

Dugaannya beberapa bulan lalu benar adanya. Ternyata kesehatan, kehebatan, fasilitas, dan
kemegahan si Elang selama ini hanya barang sewaan, tidak ada yang sah sepenuhnya atas nama si
Elang.Dimanfaatkannya si Elang seperti buruh harian dipaksa memenuhi target yang diberikan kalau
tak memenuhi nanti akan dapat ganjaran dibawa pulang oleh Si Jubah Hitam. Bisa dibunuh bisa saja
dijadikan objek tontonan di kebun binatang ibu kota, untuk meraup keuntungan sebanyak-
banyaknya. Si Bajing tercekat tanpa suara bingung apa yang harus dilakukanya, kawannya kini
berada di ambang kematian.

Belum berlanjut obrolan tiba tiba suara deru mesinterdengar di samping sarang si elang. Duarr hati si
bajing makin tak karuan, jantungnya berdetak cepat. Si jubah Hitam sudah terbang disisi sarang
dengan senyum liciknya “hei hei hei ada apa ini, Eh kok kamu menangis kenapa lang? kau juga tupai
dekil kenapa kau ada disini ?“ Si Jubah hitam yang gendut itu bertanya sambil membenarkan kaca
matanya. Dalam diam dan geram hati si Bajing menjawab, bajingan orang ini harusnya dibunuh sejak
dulu bukannya dibiarkan menguasai Elang kecilku yang kini sudah dewasa. Kemegahan dan
kebesaran yang diberikan kepada Si Elang ternyata hanya alat untuk mengambil alih Si Elang dari
hatinya dan dari hati penduduk hutan.

Sebelum semuanya terlanjur ada baiknya ku bunuh dia terlebih dulu. Kemudian si Bajing pun hendak
melompat dan menerkam si Jubah hitam, tapi badannya tak bisa bergerak, semakin ia mencoba
bergerak semakin kaku badanya. Ia pun mencoba teriak sekeras mungkin tapi tak keluar suara. Saat
suara teriakan terdengar menggema ternyata ia sudah berada di tempat yang berbeda yaitu di
kamarnya di sela-sela akar pohon tua.

Turun Minum | Babak Pertama, 45th PSS Sleman 20 Mei 1976 - 20 Mei 2021
Dibataspagar + Campusboys

Ternyata Si Bajing tadi hanya bermimpi. Setelah sadar seratus persen si Bajing pun terkaget sudah
ada matahari saja di atas sana. “Oh shit”, umpat si Bajing. Ia telah melewatkan perayaan ulang taun Si
Elang yang ke 45. Dengan cepat Si Bajing pun mengambil kado yang sudah ia siapkan dan
menaruhnya di atas meja. Mengambil kertas dan menuliskan doa-doa yang baik untuk Si elang
dengan penanya. Lalu ditempelkan di bagian luar kadonya. Sambil berusaha melupakan pikiran
negatif yang berasal dari mimpinya tadi, ia melangkah keluar dan memanggil si Burung Dara.
Memintanya untuk mengirimkan kado ini ke dahan tertinggi tempat Elang tinggal. Setelah
memberinya beberapa upah akhirnya Burung Dara pun terbang ke atas menuju rumah Elang
membawa kado si Bajing yang di bagian luarnya disematkan sebuah kertas yang berisi tulisan.

Berikut isi tulisan Si Bajing yang berisi doa doa untuk Si Elang:

Selamat Ulang Tahun Lang,

Jika kita tengok kebelakang perjalanan panjang telah terlewatkan,

Dari menjadi piyik hingga bisa terbang masih terbayang-bayang kelucuanmu,

Kadang buat Bahagia, kadang buat menangis, kadang buatku marah.

Tapi dalam lubuh hatiku kaulah tetap kebangganku,

Terjungkal pernah kau rasakan aku temani,

Bahagia tidak terkira membawa trophy juga aku disampingmu

Dari lemah sayapmu karena sakit yang mendera,

hingga sayapmu kuat untuk menukik dan membelok,

kini aku tetap berada disisimu.

Setiap hari ada saja tingkahmu yang membuatku tersenyum bahagia tanpa sebab.

Kini kau telah dewasa,

Pandangmu mulai tajam.

Sayapmu mulai luas terkembang.

Cakarmu semakin kuat mencengkram.

Dan paruhmu semakin membuat lawan lari terbirit birit.

Tapi aku akan tetap merawatmu dan menjagamu sampai akhir hayatku.

Masih tetap ku anggap kau burung kecil yang harus kesana kemari ditemani.

Setiap pagi diberi air.

Dan setiap sore dielus punggungnya.

Turun Minum | Babak Pertama, 45th PSS Sleman 20 Mei 1976 - 20 Mei 2021
Dibataspagar + Campusboys

Kini kau telah dewasa.

Terbanglah elangku.

Tajamkan pandanganmu pada mimpi dan harapan.

Dengan cakarmu yang kuat.

Cengkramlah mimpi mimipi besarmu.

Raihlah bintang di langit.

Dan jadikan itu nyata di genggamanmu.

Doaku selau menyertai langkahmu.

Terbanglah tinggi elangku.

Dari aku yang selalu bangga padamu.

Dari Sahabatmu Bajing.

Doc: Media Campusboys

Turun Minum | Babak Pertama, 45th PSS Sleman 20 Mei 1976 - 20 Mei 2021
Dibataspagar + Campusboys

Surat Cinta Untuk PSS:


Apapun Yang Terjadi Nanti
Oleh: Noisy
Bicara cinta tak bisa lepas dari dua hal yang melekat, seperti kamu dan aku pada nama klub
kebanggaan yang sama. Bulan ini, bakal bertambah usiamu. Kuperjelas, PSS Sleman. 20 Mei 2021
nanti. Tiba saat buatku mengungkapkan rasa padamu, yang mungkin banyak dari kita rasakan, sebab
kita sudah lama tak bersua dalam satu arena laga.

“Kangen, Man!”, lontaran-lontaran dari setiap sudut tongkrongan yang tak pernah selesai
membahasmu. Keinginan untuk kembali melihatmu langsung di stadion, menghela nafas di sudut-
sudut tribun, yang kami yakini sampai kapanpun dapat memilikimu.

Mengutip berita online dari situs bola.com, ada lebih dari 5 klub yang berubah nama dan berpindah
homebase diantaranya Bali United, Bhayangkara FC, PS TNI, Madura United, Badak Lampung,
Sriwijaya FC atau yang terbaru Rans Cilegon milik Raffi. Kami tak pernah berharap dan terbayang
dalam kepala jika kemudian PSS melakukan hal yang sama. PSS yang sudah berjalan lumayan jauh,
mengalami pasang surut, merasakan pahit-getir dan manisnya kompetisi, fans tetap mendukung dan
menghidupi supaya nyala api sepak bola di sini tetap terjaga, sampai kapanpun.

Kami selalu berharap nantinya pondasi klub kian kuat dalam hal apapun, tidak sekadar finansial saja.
Pengelolaan tiket pada laga kandang, dukungan suporter ketika tim bertandang ke markas lawan,
dukungan dari berbagai kanal media sosial, penjualan cindera mata resmi ofisial, semua dirasa sudah
berjalan dan baiknya kita jaga marwahnya bersama-sama.

Tak perlu takut bagaimana nanti, ketika klub bekerja dengan hati, dukungan dan royalti bakal
menyusul dengan sendiri. Pun ketika nantinya mungkin dikecewakan, tak perlu ragu pada fans yang
bakal selalu menemani. Jangan lupakan juga bahwa fans punya suara yang patut didengar.

Doc: Media Campusboys

Turun Minum | Babak Pertama, 45th PSS Sleman 20 Mei 1976 - 20 Mei 2021
Dibataspagar + Campusboys

Cerpeli
Oleh: Rdvc

Hari ini adalah hari istimewa bagi Antonio. Tidak Antonio tiba 30 menit lebih awal dari waktu yang
seperti hari-hari biasanya, ia bahkan sudah ditentukan. Ia menunggu pujaan hatinya di depan
berdandan rapi sejak senja belum tiba. pintu gerbang. Waktu berlalu begitu saja. Hari
Rambutnya ia sisir klimis. Wangi parfum tercium semakin gelap, udara semakin dingin. Pujaan
semerbak dari sekujur tubuhnya. Ia kenakan baju hatinya tak kunjung keluar. Ia bahkan tidak
dan sepatu terbaik yang ada. Kemeja gingham memberi kabar. Aneh sekali, tidak biasanya.
lengan pendek dan sepatu impor bermotif tiga Beberapa saat kemudian muncul orang dari
garis berwarna cerah. Pukul 7 malam nanti ia ada dalam. Namun sayang beribu sayang, bukan
jadwal berjumpa dengan pujaan hatinya di cintanya yang Antonio jumpai. Justru seorang juru
Maguwoharjo. Antonio nampak sangat bicara yang ia temui. Ia keluar untuk
berantusias. Sebelum Magrib ia sudah berangkat menyampaikan sebuah pesan. Malam tiba-tiba
karena rumahnya berada jauh di ujung barat. berubah jadi sunyi. Waktu seakan-akan berhenti
Tentu saja ia ingin segera berjumpa dengan berputar. Angin tidak lagi berhembus, namun
pujaan hatinya dan tak rela melewatkan satu hawa dingin tetap terasa menusuk rongga dada.
detikpun waktunya terbuang sia-sia. Rugi besar Membekukan jantung orang yang semula
nanti. Hal itu selalu ia lakukan sejak dulu, setiap bergelora asmara. Hampir 45 tahun mereka
kali ada jadwal yang mengharuskan mereka berhubungan dan Antonio tidak percaya dengan
bertemu. apa yang baru saja ia dengar. Kata si juru bicara ia
hanyalah ekosistem lain di luar pagar. #peli

Turun Minum | Babak Pertama, 45th PSS Sleman 20 Mei 1976 - 20 Mei 2021
Dibataspagar + Campusboys

Menulis Sajalah
Oleh: Ghandek
Bangsa pendiam di tengah pulau,
Di bawahnya gagasan terpendam dan disembunyikan,
Mau dikeluarkan selalu berat sebelah ke perasaan,
Perasaan canggung perasaan takut ditolak dan perasaan pemalu yang luar biasa,
Sampai sampai logika, ide, dan pemikiran pemikiran yang hebat kalah dan pilih dikebumikan.

Tapi tidak untuk bebeapa orang di bangsa pendiam ini,


seperti Ronggowarsito, Mpu Panuluh, Mpu prapanca misalnya.
Mereka berani menggoreskan tinta, menorehkan garis dan bahasa.
Mengasah keris dan tombak dalam bentuk yang lainya.
Mencari cara untuk menyampaikan ide dan pemikirannya.

Selang beberapa waktu cara itu diteruskan anak cucunya,


penulis bermunculan dimana-mana.
Tak melulu tulisan pesanan para penguasa seperti jaman mpu mpu terdahulu,
Kini orang orang mulai sadar bahwa kemajuan dan perkembangan terkadang tak butuh sangat
ketaatan.

Taat pada aturan sangat, taat pada budaya sangat, taat pada seseorang sangat,
Ataupun taat pada sekelompok kecil yang sangat menyengat.
Wiji thukul dan ws rendra contohnya.

Karyanya sarat dengan makna,


Bahwa ketaatan kadang tak perlu perlu amat.

Hati berkecamuk ingin bersuara tapi tak tau kapan dan dengan apa kendaraan yang harus
digunakan?

Menulis, mungkin itu jawabannya.

Diam adalah emas peribahasa yang diaminkan para perampas hak hak,
yang licik budinya dan mencari untung untuk perutnya.
Apakah mereka juga ada di dunia sepak bola?
aku sendiri masih bertanya-tanya juga.

Jika melihat sepak bola,


ada baiknya kita tidak iya iya saja melihat sebuah kemajuan.
menerima mentah mentah keputusan yang diambil si pemodal.
Yang kadang bagus dibagian luar tapi sedikkit bau dibagian dalam,
yang mungkin saja bisa menjauhkan kita dengan kebanggaan.

Turun Minum | Babak Pertama, 45th PSS Sleman 20 Mei 1976 - 20 Mei 2021
Dibataspagar + Campusboys

Saat melihat ada yang tidak baik dalam pengelolaan klub kebanggan,
jangan diam itulah sebaik-baik keputusan,
jika belum berani bersuara lantang,
mungkin bisa dimulai dari obrolan di angkringan.
Jika belum berani dilempar ke obrolan angkringan karena terlalu riskan,
mungkin bisa diobrolkan dengan kertas ketika sendirian dikamar.

Di umur yang berkepala 4 dengan buntut 5 dibelakangnya,


prestasi gemilang mungkin yang diinginkan banyak pihak.
Keinginan pun juga dijawab oleh mister orator,
filosofi dan bualan janji janji dilontarkan.
Bermain dengan abstraksi suka sekali,
meninggalkan beberapa celah yang asik jika dikritisi,
untuk diulik lebih dalam dan dipertanyakan.
Lantas, merayakan umur 45 dengan menulis pilihan yang tak salah.

Jangan takut menulis,


jangan takut menulis,
jangan takut menulis
Kita punya hak untuk mengekspresikan jiwa.
Lepaskan saja,
Jangan ragu,
siapa tahu ide dan pemikiranmu berguna untuk kebanggaanmu.

Turun Minum | Babak Pertama, 45th PSS Sleman 20 Mei 1976 - 20 Mei 2021
Dibataspagar + Campusboys

Abstraksi Konkret
Oleh: Pandhus
Scene terbaik dalam sekian banyak pertandingan di Maguwoharjo musim 2019 terjadi setelah PSS
membalas dua gol ketertinggalan dan membalikkan keadaan menjadi kemenangan atas tamunya,
PSM Makassar. Seusai babak pertama, wajah-wajah muram, marah, kecewa tergambar dari seluruh
sudut tribun. Lekas babak kedua, PSS memperkecil ketertinggalan lewat aksi Brian Ferreira.
Gelandang blasteran Irak-Argentina melepaskan tembakan hebat ke gawang Rifki Mokodompit.
Selepas itu, armada Seto Nurdiyantoro berbalik mengancam, momen demi momen. PSS kemudian
menyamakan skor menit 80 lewat eksekusi titik putih, lagi-lagi oleh Brian. Kurang dari lima menit
berselang, Kushedya Yudo membikin seisi stadion merayakan kebahagiaan kolektif. Skor 3-2 untuk
PSS bertahan hingga laga usai.

Maguwo yang sempat termenung pada empat puluh lima menit pertama, berurutan muncul
kesedihan, kesedihan akan sepak bola, kesedihan yang kemudian menguatkan. Seisi tim seakan
mendengar doa-doa dan keyakinan para pengikutnya, membayangkan rasa kecewa yang lusuh
macam itu, para punggawa langsung berlari gemilang mengejar ketertinggalan dan lantas meraih
kemenangan dengan penuh emosional. Tiga angka selamat, lalu bermunculan suara indah: lagu-lagu
cinta dari tiap orang yang ada di sana.

Usai laga, waktu seperti berhenti dan menjadi momen yang mandiri. Jeda paruh waktu, arsitek tim
menyusun pengandaian dan kemungkinan, lalu para pemain melakukan pekerjaan dengan jelas atas
sekian kemungkinan pada hasil akhir. Dari situ, sepak bola tak hanya lagi hanya sekadar permainan,
namun menjadi sebuah kisah indah, setidaknya bagi kami yang merayakannya.

Momen di atas adalah sekian banyak kejadian yang selalu menjadi cerita, dan meyakinkan bahwa
sepak bola bukan hanya sekadar permainan. Banyak perasaan terawat di sana, ada kebahagiaan dan
kesedihan yang dirasakan tidak hanya oleh pemilik klub atau pemain atau suporter saja, melainkan
dirasakan secara kolektif.

Cerita-cerita dari masing-masing penikmat bola itu kemudian menjadi pengalaman "spiritual" yang
semakin memantapkan hatinya untuk terus gandrung pada sepak bola dan klub yang diidolakan.
Sebagai orang yang gandrung pada PSS, aku sendiri selalu merawat momen pertandingan yang
pernah kutonton. Misalnya: gol titik putih Wahyu Gunawan pada laga tandang di Banyuwangi yang
menjadi kemenangan pertamaku selama menonton PSS bermain di luar Sleman. Atau pada musim
yang sama ketika klub tersandung tragedi memalukan di lapangan AAU, yang kemudian membuat
sepak bola di Sleman berselimut mendung berhari-hari, minggu, bulan, tahun, dan membekas.
Namun, sepak bola tak pernah usai pada dua babak di lapangan saja.

Ada banyak hal yang dapat dilakukan di luar waktu pertandingan, ada sesuatu yang mungkin terjadi
tanpa kita tahu pasti. Butuh tiga tahun dari tragedi, PSS baru benar-benar siap untuk promosi.

Turun Minum | Babak Pertama, 45th PSS Sleman 20 Mei 1976 - 20 Mei 2021
Dibataspagar + Campusboys

Serupa hidup, sepak bola tak mampu diprediksi secara presisi apa yang akan terjadi pada hasil akhir
nanti. Bermain apik dari awal musim dengan target promosi, dukungan tak pernah reda dari publik
Sleman. Di musim 2017, performa gemilang menguatkan prediksi PSS bakal naik kasta.
Kenyataannya, PSS Sleman tersungkur di babak 16 Besar.

Barulah satu tahun kemudian, PSS berhasil promosi ke Liga 1. Menggetarkan tentu saja menunggu
sesuatu dengan penuh cemas, menanti sesuatu yang tak sepenuhnya mampu kita kira-kira. Kita
hanya harus yakin dan tak bisa berharap terlalu banyak pada misteri hari depan, selain menikmati saja
setiap debar di setiap penantiannya.

Momen-momen yang terangkum secara personal sebagai fans lantas menjadi bagian dari sebuah
kisah yang utuh. Dari situ kemudian fans dapat menemukan sendiri makna sepak bola, tanpa perlu
siapapun ajarkan. Sadar melontarkan kritikan ketika tim sedang bergelimang dana namun tetap
memainkan Irawan yang begitulah cara main bolanya. Tak sedikitpun berkurang rasa bangganya
meski tim bermain di liga dua, tiga, seterusnya.

Selamat ulang tahun,

Tetaplah kuat seperti yang sudah kamu perlihatkan pada kami bertahun-tahun lamanya,

Tak usah kamu ajari,

Tak perlu kamu paksa kami,

Atraksimu sanggup membangun gembira isi kota,

Cahaya seraya memanjat langit,

kekal menerangi.

Menjaga khusyuk keyakinan banyak insan.

Memujamu sudah terpatri,

abadi.
Dibataspagar + Campusboys

Kepada Cuit, Jangan Ciut


Oleh: Tonggos Darurat
Gemuruh itu api.

Katanya pada hampa, tak lama lagi kubisa mati.

Siapa lagi bisa kuseret pada bakar?

Tubuh-tubuh lama tak berjejer, jejak-jejak jilat mudah berhenti.

Hangus, abu, tertinggal tak nyala lagi.

Gemuruh itu ombak.

Katanya pada karang, keras kepalamu hancur suatu hari.

Ditabraknya menerus yang keras, yang kepala.

Digerus hingga runtuh meski butuh tahun dan tahun.

Biar terlewat, mana yang kuat.

Takdir jatuh pada seekor elang,

Ingatannya menetap pada kobaran api, yang meliuk lincah bak penari.

Pada ombak yang menghantam-hantam batu kokoh, hingga mana sisa.

Ia terbang mengitar, satu putaran habis.

45 berikutnya, ada instruksi coach?

Turun Minum | Babak Pertama, 45th PSS Sleman 20 Mei 1976 - 20 Mei 2021
Turun Minum | Babak Pertama, 45th PSS Sleman 20 Mei 1976 - 20 Mei 2021

Anda mungkin juga menyukai