Anda di halaman 1dari 20

SISTEM TERDISTRIBUSI

FILE SERVIS
TERDISTRIBUSI

DISUSUN OLEH :
 (191251) MUH. SYAUQI
 (191266) DWINANDIKA PRASATYA
 (191259) VANEZA PUTRI YUPITA

UNIVERSITAS DIPA MAKASSAR


2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat tuhan yang maha esa karna atas segala rahmatNya lah sehingga
makalah ini dapat kami selesaikan dari awal samapi selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa
masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman kami.

Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 5 April 2021


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI........................................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang................................................................................................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah........................................................................................................................................... 2

1.3. Batasan Masalah.............................................................................................................................................. 2

1.4. Tujuan.................................................................................................................................................................. 2

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Sistem............................................................................................................................................ 3

B. Pengertian File................................................................................................................................................... 3

C. Pengertian Sistem Terdistribusi................................................................................................................. 3

D. Pengertian Sistem File Terdistribusi........................................................................................................ 4

E. Pengertian File Service Terdistribusi....................................................................................................... 4

F. Layanan File Terdistribusi............................................................................................................................ 4

G. Keperluan Sistem File Terdistribusi......................................................................................................... 5

H. Opsi Perancangan Layanan File.................................................................................................................. 6

I. File Servis Architecture.................................................................................................................................. 6

BAB III pembahasan

A. Pembahasan........................................................................................................................................................ 7

B. Naming Dan Transparansi............................................................................................................................ 8

C. Statefun Dan Stateless Servis....................................................................................................................... 9

BAB IV

KESIMPULAN............................................................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................... 11
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan pesat teknologi informasi menyebabkan bertambahnya


permintaan suatu sistem, baik berupa perangkat keras maupun perangkat lunak
yang dapat digunakan dengan baik dan cepat. Sistem File Terdisribusi adalah
implementasi terdistribusi dari model time sharing klasik dari suatu sistem file
,dimana dalam manajemen  sistem file terdistribusi sejumlah pengguna akan 
melakukan share file dan penyimpanan resource.

Tujuan utama dari sistem file terdistribusi yaitu  untuk  mensupport sharing
dengan tipe sama yang disebabkan karena file-file secara fisik tersebar pada site
yang berada dalam sistem terdistribusi. Dimulai dengan pembahasan mengenai
sistem storage terdistribusi dan non‐terdistribusi. Sistem file awalnya
dikembangkan untuk sistem komputer terpusat dan komputer desktop sebagai
fasilitas sistem operasi yang menyediakan antarmuka pemrograman yang bagus
dalam storage disk. Setelah itu, mereka menambahkan fasilitas seperti kontrol
akses dan mekanisme file‐locking yang membuatnya menjadi lebih berguna dalam
pengiriman data dan program. Sistem file terdistribusi mendukung pengiriman
informasi dalam bentuk file dan sesumber hardware dalam bentuk storage lewat
intranet. File service yang telah dirancang dengan baik menyediakan akses ke file
yang disimpan pada server dengan performance yang sama atau bahkan lebih baik
dari file yang disimpan pada local disk. Desainnya disesuaikan dengan performance
dari jaringan lokal dan oleh karena itulah menjadi yang paling efektif dalam
menyediakan pengiriman storage untuk digunakan di intranet.

Sistem file bertanggung jawab pada pengorganisasian, penyimpanan,


permintaan kembali, penamaan, sharing, dan proteksi terhadap file. Sistem file
menyediakan antarmuka pemrograman yang mengkarakterisasikan abstraksi file,
membebaskan pemrogram dari kefokusannya pada detail alokasi storage dan
layout. File disimpan dalam disk atau media penyimpanan non‐volatile lain.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Sistem File Terdistribusi?

2. Apa tujuan diterapkannya Sistem File Terdistribusi?

3. Apa saja jenis struktur Naming pada sistem file terdistribusi?

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas Batasan masalah  dari pembuatan makalah


ini adalah :
1. Menjelaskan mengenai Sistem File  Terdistribusi

2. Menjelaskan tujuan diterapkannya Sistem File Terdistribusi

3. Menjelaskan mengenai jenis struktur Naming pada sistem file terdistribusi

1.4. Tujuan

Berdasarkan dari latar belakang serta rumusan masalah diatas maka tujuan
dari makalah dari pembuatan makalah ini adalah:

1. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Sistem File Terdistribusi.

2. Dapat mengetahui tujuan diterapkannya Sistem File Terdistribusi.

3. Dapat mengetahui apa saja jenis struktur Naming pada sistem file
terdistribusi.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Sistem
Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau
untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran
tertentu. Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang saling berinteraksi
untuk mencapai tujuan tertentu. (Jogiyanto, 2005)

B. Pengertian File
Menurut Rochmad Hakim .S , File merupakan dokumen yang mengandung
informasi tertentu dan dapat dibuka dengan program.

C. Pengertian Sistem Terdistribusi
Menurut Eko Setiawan, Sistem Terdistribusi adalah suatu kesatuan dari elemen-
elemen yang berinteraksi secara sistematis dan teratur untuk mendistribusikan
data, informasi, objek dan layanan dari dan kepada pengguna yang terkait
didalamnya.

D. Pengertian Sistem File Terdistribusi


Sistem File Terdistribusi merupakan implementasi terdistribusi dari model time
sharing klasik dari suatu sistem file, dimana dalam manajemen sistem file
terdistribusi sejumlah pengguna akan melakukan share file dan penyimpan
resource.

E. Pengertian File Service terdistribusi


File Sistem Terdistribusi (Distributed File System, disingkat) adalah file sistem
yang mendukung sharing files dan resources dalam bentuk penyimpanan persistent
di sebuah network. File server pertama kali didevelop pada tahun 1970 dan Sun NFS
(Network File System) menjadi DFS pertama yang banyak digunakan setelah awal
pemunculannya di tahun 1985. DFS yang terkenal selain NFS adalah AFS (Andrew
File System) dan CIFS (Common Internet File System).

Sebuah file server menyediakan file service ke client. Dari sisi client terdapat
interface untuk file service dalam hal operasi primitif file, seperti membuat file
(create), menghapus (delete) dan read / write file. Komponen perangkat keras
utama yang mana file server mengontrolnya adalah sebuah local storage (umumnya
disk drive / HDD). Ditempat itulah file-file tersimpan dan dari tempat tersebut
request client meretrive file. Pada DFS client, server dan juga perangkat
penyimpanan merupakan mesin terpisah dalam sebuah lingkungan terdistribusi
(Intranet).

F. Layanan File Terdistribusi


1. Layanan Dasar
a) Tempat penyimpanan tetap untuk data dan program
b) Operasi terhadap file (create, open, read)
c) Multiple remote clients (dalam intranet)
d) File sharing
e) Menggunakan semantic one-copy update umum, melalui RPC
2. Perkembangan baru
a) Persistent object stores (storage of objects)
b) Persistent Java, Corba, Replikasi, caching keseluruhan file
c) Multimedia terdistribusi (contoh: file server Tiger video)
G. Keperluan sistem file terdistribusi
1. Transpansi
File service biasanya merupakan service yang harus di‐load paling berat
dalam sebuah intranet, sehingga fungsionalitas dan performancenya sangat
penting.

 Transparansi akses
 Transparansi lokasi
 Transparansi mobilitas
 Transparansi performance
 Transparansi pengukuran
2. Update file konkuren
Perubahan pada sebuah file oleh seorang klien seharusnya tidak
menganggu operasi dari klien lain yang pada saat bersamaan mengakses
atau mengubah file yang sama.
3. Replikasi file
Beberapa file service mendukung penuh replikasi, tetapi kebanyakan
mendukung caching file atau portion file secara lokal, bentuk replikasi yang
terbatas.

4. Ke‐heterogen‐an sistem operasi dan hardware


Antarmuka service sebaiknya didefinisikan sehingga software klien dan
server dapat diimplementasikan untuk sistem operasi dan komputer yang
berbeda.

5. Toleransi kesalahan
Server bisa menjadi stateless, sehingga dapat di‐restart dan service di‐
restore kembali setelah mengalami failure tanpa perlu me‐recover state
sebelumnya.

6. Konsistensi
Ketika file‐file direplikasi atau di‐cache pada site yang berbeda, ada delay
yang tak bisa dihindari pada propagasi modifikasi dari satu site ke set lain
yang membawa copy, dan ini bisa menghasilkan beberapa deviasi dari one‐
copy semantic.

7. Keamanan
Secara virtual, semua sistem file menyediakan mekanisme kontrol akses
berdasarkan kegunaan dari daftar kontrol akses.

8. Efisiensi
File service terdistribusi sebaiknya menawarkan fasilitas yang paling
tidak, sama bagusnya dengan yang ditemukan pada sistem file konvensional,
dan sebaiknya mendapat level performance yang dapat diperhitungkan.

H. Opsi Perancangan Layanan File


1. Stateful
 Server menyimpan informasi tentang file yang open, posisi sekarang(current
position) dan file locks

 Open (dibuka) sebelum access dan kemudian ditutup


 Performa yang lebih baik-pesan yang lebih pendek, dimungkinkanuntuk
read-ahead
 Server failure
 Kehilangan state
 Client failure-tables fill up
 Menyediakan file locks
2. Stateless
 Server tidak menyimpan state informasi
 File operations idempotent, harus mengandung semua yangdiperlukan
(longer message)

 Perancangan file server yang lebih simple


 Dapat dengan mudah di-recovery apabila client ataupun server crash
 Locking membutuhkan extra lock server untuk mempertahankan
I. File Service Architecture
Pembagian tanggung jawab antar modul didefinisikan sebagai berikut ini :

1. Layanan file flat Layanan file flat berkonsentrasi pada pengimplementasian


operasi dari konten suatu file.

2. Layanan direktori Layanan direktori menyediakan pemetaan antara nama teks


untuk file dan UFID‐nya.

3. Modul klien Modul klien berjalan pada tiap komputer klien, mengintegrasi dan
meng‐extend operasi dari layanan file flat dan layanan direktori dibawah
antarmuka pemrograman aplikasi tunggal yang bisa digunakan oleh program
tingkat pengguna di komputer klien.

4. Antarmuka layanan file flat Merupakan antarmuka RPC yang digunakan oleh
modul klien. Tidak digunakan secara langsung oleh program tingkat pengguna.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pembahasan

Sistem file terdistribusi merupakan implementasi terdistribusi dari model time


sharing klasik dari suatu sistem file ,dimana dalam manajemen  sistem file
terdistribusi sejumlah pengguna akan  melakukan share file dan penyimpanan
resource.  Tujuan diterapkannya dari sistem file terdistribusi dalam manajemen
proses adalah  untuk  mensupport sharing dengan tipe sama yang disebabkan
karena file-file secara fisik tersebar pada site yang berada dalam sistem
terdistribusi.

Struktur sistem file terdistrbusi terdiri dari tiga bagian yaitu: service , server,
dan client.

1. Service

Entitas software yang berkerja pada satu untuk  lebih mesin dan dilengkapi
suatu tipe fungsi khusus untuk prioritas client yang tidak diketahui identitasnya.

2. Server

Server adalah service software yang bekerja pada mesin tunggal.

3. Client

Client adalah suatu proses yang dapat memanggil suatu service dengan
menggunakan sejumlah operasi yang dibentuk oleh interface client.

Sistem file terdistribusi dapat diartikan sebagai suatu  sistem  file,dimana


client,server dan peralatan penyimpanan tersebar pada mesin-mesin sistem
terdistribusi. Dimana aktifitas service dilakukan  melalui jaringan dengan banyak
media penyimpanan dan bersifat independent, sehingga akan mengakibatkan
konfigurasi sitem file terdistrbusi akan bervariasi. Sistem file terdistribusi dapat
diimplementasikan sebagai bagian dari sistem operasi terdistribusi yang dalamm
manajemen tugasnya adalah mengatur  komunikasi antara sistem operasi
konvensional dengan sistem file.

Dalam manajemen sistem file terdistribusi akan melihat :

1. Client sebagai keadaan konvensional pada sistem file terdistribusi.

2. Server dab media penyimpanan yang banyak dan tersedia menjadi


transparan.
3. Interface Client dari sistem file terdistribusi tidak membedakan lagi file local
atau file jarak jauh.

4. Fasilitas mobilitas pengguna, lingkungan pengguna dapat dibawa ke mesin


dimana pengguna log-in.

B. Naming dan Transparansi

1) Naming

Naming adalah Pemetaan (pemisahan) antara obyek logika ke obyek fisik.


Berfungsi untuk abstraksi lokasi file pada jaringan dan disk secara
fisik. Contohnya: Penggunaan akan mengakses data yang secara logika
direpresentasikan dengan nama file, sehingga sistem akan memanipulasi blok data
yang secara fisik tersimpan dalam disk.

2) Transparansi

Transparansi  adalah suatu dimensi baru yang ditambahkan untuk abstraksi,


lokasi suatu file dalam jaringan.

Struktur Naming pada manajemen sistem file terdistribusi ada 2 jenis, yaitu :

 Location Transparency (LT), adalah nama file tidak memberitahukan


suatu petunjuk tentang lokasi penyimpanan file secar fisik. LT merupakan
suatu skema naming yang statis (tetap), karena pengguna melakukan
share data dengan cara konvensional.

 Location Independence (LI), adalah nama file tidak perlu diubah jika


lokasi penyimpanannya berubah. LI merupakan suatu skema naming
yang bersifat dinamis, karena LI dapat melakukan pemetaan nama file
yang sama ke lokasi yang berbeda pada waktu berbeda.

Perbedaan struktur naming LI dan LT pada sistem file terdistribusi:

a) Pemisahan Data dari Lokasi

Nama file hanya berisi atribut signifikan (isi) dari pada lokasi. Pada LI, file
dapat dipandang sebagai wadah data logika yang tidak dikaitkan ke lokasi
penyimpanan tertentu. Sedangkan, jika pada sistem hanya ada LT statis saja
yang di support, maka nama file tetap berisi kumpulan blok – blok secar fisik.

b) Share Data

 Pada LT,pengguna melakukan share data dengan cara konvensional.


Pengguna dapat melakukan share file jarak jauh dengan naming
sederhana dalam LT statis, sehingga file di anggap lokal. Tetapi
sharing ruang penyimpanan sukar,sebab nama logikal secara satatis
masih terhubungkan dengan penyimpanan fisik.

 Pada LI, pengguna melakukan share data dengan mempromosikan


sharing ruang penyimpanan seperti obyek data. Bila file-file dapat
dimobilisir, maka sistem ruang penyimpanan yang banyak dianggap
sebagai sebuah penyimpanan tunggal, yang dikenal dengan sebutan
“sumber virtual”.

c) Media Penyimpanan

d) LI memisahkan hirarchi naming dari hirarchi media penyimpanan dan dari


struktur inter computer, hal ini berlainan dengan menggunakan LT statis,
kita dapat dengan mudah mengekspose korespodensi antar unit-unit
komponen dan mesin. Dalam sistem client-server jika telah terjadi
pemisahan nama & lokasi, maka file dalam server jarak jauh dapat di akses
oleh banyak client.

1. Naming scheme

Dalam manajemen sistem file terdistribusi terdapat 3 pendekatan utama


untuk naming scheme :

a) Secara sederhana.

 Nama file merupakan kombinasi antar nama host dan nama


lokasi.

 Cara ini tisak mengenal LT/LI.

 Operasi file yang sama dapat digunakan untuk file local atau
jarak jauh.

 Komponen unit tetap terisolasi untuk menjaga tetap


terpeliharanya file jarak jauh.

b) Pendekatan oleh Suns Network File Sistems.

 Sistem ini di support oleh linux.

 Berusaha menghubungkan direktori jarak jauh dengan


direktori lokal.

 Mensupport transparent sharing.

 Tidak ada batasan yang seragam tiap mesin, bisa


menghubungkan direktori jarak jauh yang berbeda dengan
pohon directorinya.
c) Pendekatan total integrasi komponen sistem file.

Sebuah struktur nama global tunggal menyimpan semua file dalam


sistem.

2. Remote File Access Antar Site

Pada manajemen sistem file terdistribusi ada 2 teknik untuk mengakses


suatu file antar site pada jarak jauh, yaitu layanan jarak jauh (remote service)
dan teknik caching.

a) Remote Service

 Cara kerja:  request dari client akan dikirim ke sever, lalu mesin
server menjalankan akses dan hasilnya akan dikirimkan kembali
ke client.

 Dengan cara kerja seperti ini sangat membebani jaringan, karena


jika setiap pengguna ingin mengakses suatu file server, maka
sistem akan menjalankan akses tersebut walaupun file yang
diakses beberapa pengguna itu sama.

 Namun dari aspek konsistensian data maka teknik ini lebih


menjamin.

b) Teknik Caching

 Cara kerja: Akses dijalankan pada cached-copy, jika data yang


dikehendaki untuk memenuhi request akses dari client belum siap
di chace,maka copy dari data tersebut akan dibawa dari server
kesistem pengguna. Tetapi bila blok disk yang diakses client ada
dalam cache, maka akses berikutnya hanya bersifat local sehingga
hal ini akan mengurangi traffic jaringan (Hampir sama dengan
prinsip kerja proxy).

 Suatu file berada pada mesin server, maka copynya dapat


disebarkan pada cache. Jika ada perubahan pada cache, maka
hanya sebagai file saja yang diubah pada mesin server.

 Pada sistem file konvensional, caching mereduksi traffic disk I/O,


sedangkan pada sistem file terdistribusi caching akan mereduksi
traffic jaringan & traffic disk I/O.

Dalam manajemen sistem file terdistribusi ada 2 kebijaksanaan, yaitu:

1. Write-through adalah perubahan pada cache diikuti perubahan pada disk.


2. Wwrite back adalah perubahan pada cache tidak langsung diikuti perubahan
pada disk, yaitu penulisan pada disk dilakukan jika pada cache terjadi
tumpukan atau proses selesai. Hal ini kurang reliable, karena data bisa
hilang.

Dalam manajemen sistem file terdistribusi juga perlu memperhatian konsistensi


file:

1. Client dihadapkan pada masalah konsistensi data yang ada pada cache local
terhadap copy master diserver.

2. Jika client mengalami kegagalan akses dan mengakibatkan data cache out of
date, maka client harus dilakukan up date data.

Ada dua pendekatan untuk memverifikasi validitas data dalam cache, yaitu:

1. Pendekatan pada client (Client Intiated Approach)

Client menginisialisasi suatu cek-validitas, dimana client akan


menghubungi server dan memeriksa apakah data pada cache local sesuai
dengan master copy.

2. Pendekatan pada server (Server Intiated Approach)

Server akan merekam file/bagian file yang dikirim ke cache untuk setiap
pengguna (client). Jika server mendeteksi adanya inkonsistensi data, maka
server akan bertindak. Di mana inkonsistensi dapat terjadi bila sebuah file di
cache diakses oleh dua pengguna yang berbeda dengan mode konflik.

Perbandingan teknik Caching dengan Remote Service pada sistem file terdistribusi:

Pemilihan teknik caching atau remote service akan memberikan kondisi TRADE-


OFF, yaitu performance naik dengan simplicitas menurun. Keuntungan dan kerugian
kedua metode/ teknik diatas adalah:

1. Sebagian besar remote-access dapat ditangani secara efisien


dengan cache local. Pola akses file yang bersifat locality yaitu 90% berulang
pada bagian yang sama akan membuat caching lebih atraktif. Dimana
sebagian besar remote-access dapat diservice dengan cepat
oleh cache seperti akses local.

2. Dengan cache, kontak dengan server hanya sesekali saja. Akibatnya:

 Load server & traffic jaringan tereduksi.

 Potensial scalabilitas dapat ditingkatkan.


3. Pada remote access, saat server loading akan berdampak traffic jaringan akan
meningkat dan performance menurun.

4. Overhead jaringan pada transmisi data yang besar.

5. Rutin-rutin disk akses ke server dapat lebih dioptimalkan jika request selalu


mengetahui tentang besar data.

6. Caching jaringan melakukan write, kecuali hanya kalau ada perubahan data.


Sehingga akan mengurangi overhead jaringan.

7. Caching lebih menguntungkan, sebab eksekusi dapat dibawa ke mesin


dengan disk local atau memori besar. Sedang remote access pada diskless
yaitu pada mesin dengan kapasitas memori kecil, mau tak mau harus
menggunakan metode remote service.

C. Stateful dan Stateless Service

Untuk menjamin kekonsistensian file yang diakses oleh pengguna pada layanan
jarak jauh, server perlu proaktif untuk melacak tiap file yang telah diakses oleh
pengguna. Ada 2 jenis layanan (service) dalam manajemen sistem terdistribusi yang
dilakukan oleh server, yaitu: statefull file service dan stateless service.

1. Stateful File Service

Cara kerja dari statefull file service adalah :

 Client harus membuka terlebih dahulu suatu file sebelum diakses.

 Server lalu mengambil (fetch) sejumlah informasi tentang file tersebut


dari disk lalu disimpan di memori, kemudian baru membuka koneksi
dengan client.

Ciri – ciri pada stateful file service adalah terdapatnya koneksi antara client
dan service selama session (seperti bentuk komunikasi connection oriented).
Jika file ditutup, maka server harus me-reclaim space memori yang dipakai oleh
client untuk segera tidak aktif.

Keuntungan statefull service:

a) Menaikkan performance, Informasi tentang file diletakkan dalam


caching memori, sehingga dapat dengan mudah diaakses melalui
koneksi identifikasi dibandingkan jika disimpan dalam disk.

b) Dapat mendeteksi sebuah file yang dibuka untuk akses berturutan


(sequensial) pada saat mencapai blok berikutnya.

2. Stateless File Service


a. Menghapus informasi status dengan membuat tiap-tiap request self-
contained, sehingga setiap request akan mengidentifikasi file dan posisi
dalam file (read atau write) secara keseluruhan.

b. Server tidak perlu mempertahankan tabel yang berisi file-file yang dibuka di
memori, sehingga server tidak perlu membangun dan terminasi koneksi
dengan open dan close. Hal ini agar komunikasi lebih efisien.

c. Terjadi redudansi, karena setiap operasi file berdiri sendiri-sendiri.

Bila terjadi crash selama aktifitas service, maka :

1. Stateful service akan kehilangan semua status ketika crash.

2. Namun Stateless service akan mengabaikan masalah tersebut, sebab ia dapat


membuat server reinkarnasi yang baru, sehingga dapat dengan mudah
merespon self-contained request.

3. Bila ada kegagalan client (client failure), maka :

 Stateful service dapat me-reclaim space yang dialokasikan ke record yang


rusak.

 Stateless membangkitkan client reinkarnasi.


BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Setelah membahas mengenai makalah sistem file terdistribusi tersebut maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Tujuan dibangunnya Sistem File Terdistribusi adalah untuk mensupport sharing


dengan tipe yang sama, bila file-file secara fisik tersebar pada site (tempat) yang
berbeda dalam sistem terdistribusi.

2. Pengukuran kerja dari Sistem File Terdistribusi adalah jumlah waktu yang
diperlukan untuk memenuhi request (permintaan) dari service yang bervariasi,
yang meliputi: waktu untuk akses disk, waktu untuk proses CPU, waktu yang
dipakai untuk mengirim request ke server, dan waktu yang dipakai untuk merespon
kembali ke client.

3. Struktur Naming pada Sistem File Terdistribusi ada 2 jenis, yaitu: LT (Location
Transparency) dan LI (Location Independence), masing-masing digunakan sesuai
dengan teknik atau metode remote akses jarak jauh yang berjalan.

4. Pada sistem terdistribusi ada 2 teknik untuk mengakses suatu file antar site pada
jarak jauh, yaitu: remote file access dan teknik caching dimana 2 teknik tersebut
memberikan TRADE-OFF berbanding terbalik yaitu performance naik dengan
simplicitas menurun.

5. Untuk menjamin kekonsistensian file yang diakses oleh client pada jarak jauh,
server perlu proaktif untuk melacak tiap file yang telah diakses oleh client. Ada 2
jenis service yang dilakukan oleh server, yaitu : statefull file service dan stateless
service.
DAFTAR PUSTAKA

 Pengertian Sistem Menurut Jogiyanto H.


http://www.academia.edu/7534109/Pengertian_Sistem_Menurut_Jogiyanto_H. (dia
kses pada tanggal 07 Mei 2015)

 Analisa dan perancangan sistem basis data terdistribusi pada PT. Melati Agro
Prima. (diakses pada tanggal 07 Mei 2015)

 Manajemen Sistem Terdistribusi dengan ISBN ; 978-979-756-546-6. Graha


Ilmu. Poerbaningtyas, Evy.2012. http://eprints.binadarma.ac.id/316/1/PROPOSAL
%20Analisis%20dan%20Perancangan%20Basis%20Data%20Terdistribusi
%20Pada.pdf (diakses pada tanggal 07 mei 2015)
Pertanyaan Dan Jawaban Hasil Diskusi :

Nama : Fajar Ramadhan

STB : 191247

Pertanyaan : Apa saja implementasi/penerapan file service di kehidupan sehari-hari?

Jawaban : File Service merupakan Entitas software yang berkerja pada satu untuk 
lebih mesin dan dilengkapi suatu tipe fungsi khusus untuk prioritas client
yang harus di‐load paling berat dalam sebuah intranet, sehingga
fungsionalitas dan performancenya sangat penting, contoh
transparansinya :
 Transparansi akses
 Transparansi lokasi
 Transparansi mobilitas
 Transparansi performance
 Transparansi pengukuran

Nama : Habib Yunaril

STB : 191254

Pertanyaan : Apa maksud dari primitf file?

Jawaban : Primitif file adalah sebuah perangkat keras yang dimana digunakan untuk
mengontrol sebuah local storage sebelum file-file itu disimpan direquest
clien meretrive file.

Anda mungkin juga menyukai