Anda di halaman 1dari 4

9 Juli 2021

Terima kasih untuk semua yang telah diberikan. Lagi-lagi Allah belum
merestui apa yang menjadi keinginanku. Bila diulas balik setahun yang lalu,
dimana aku mendaftarkan diri di IPDN dengan terjun bebas. Tidak tahu les
dimana yang bagus dan menjamin materi yang disampaikan itu akan masuk
dites. Begitu banyak pengorbanan orang tuaku untukku dari tahun lalu hingga
sekarang, mungkin sampai nanti aku yakin ibu dan bapak pasti akan
memberikan yang terbaik.

Awal mula yang SMA yang belum banyak pengetahuan mengenai


sekolah kedinasan, kuliah dan sebagainya. Dipikiranku hanya ingin jadi orang
sukses dan membanggakan orang tua. Tapi, itu saja ternyata tidak cukup. Tidak
mempunyai arah dan terget yang jelas. Aku mencari tahu sendiri apa yang
menjadi keinginanku sebenarnya dan cocok untukku.

Mulai dari bapak yang mengajariku PNS itu enak dan tidak memberatkan
mu, apalagi kamu sebagai perempuan. Dan, ibu yang selalu berkata anak
perempuannya ini harus kerja nantinya, harus mempunyai penghasilan, agar
tidak merepotkan orang lain. Hatiku langsung bergerak dan mempunyai
keinginan kuat untuk mendaftar IPDN.

Awal perjalanan yang sebenarnya di kelas 3 SMA. Dimana focus ujian


nasional dan juga ujian SKD. Focus ku terbagi dua, yang tidak ingin melihat
nilai keduanya dibawah standar atau bahkan tidak lulus. Aku selalu ingin
memberikan yang terbaik untuk kedua orang tuaku, apapun itu. Pergi pagi,
pulang malem, always, everytime, everyday. Enjoy menjalani itu semua karna
memang aku yang menginginkannya.

Focus skd ku dialihkan ke bimbingan Cerdas, punya teman bapakku yang


dimana menurutnya terpercaya meloloskan tes sekolah kedinasan dan
kepolisian. Dengan senang hati aku megikutinya, tidak ada lelah bagiku.
Beberapa bulan belajar, tes akan dimulai. 3 bulan aku belajar SKD, bagiku
memang itu belum sempurna, tapi tes tidak bisa ditunda.
Aku mengikuti tes, dan ya hasilnya belum memuaskan bagiku. Semua
rasa yang ada dihati tidak lagi bisa dikatakan. Hanya diri sendiri dan Allah yang
tahu bagaimana rasanya. Setelah berbulan-bulan, meratapi kesedihan yang tidak
akan berubah kalua tidak diperjuangkan, akhirnya aku bangkit perlahan. Walau
beberapa orang tersayang tidak memperdulikan, terkecuali keluarga kecilku.

Mulai mencari tahu lebih dalam lagi apa itu IPDN, materi tesnya dan
kesehatan fisik. Sampailah ke Bimbingan Tunas Bangsa, Bandung. Bertanya-
tanya bagaimana lesnya, berapa biaya yang harus dikeluarkan dan apa saja yang
akan didapatkan. Memang, aku bukan dari keluarga yang apa-apa selalu ada.
Biaya yang dikeluarkan itu bukan biaya yang sedikit.

Tapi, ibu bapak tidak pernah mengeluh berapa yang harus dikeluarkan
asalkan anaknya bisa sukses dengan apa yang menjadi keinginannya. Tidak
perlu disebutkan habis berapa juta mulai dari bulan Oktober sampai bulan Juni.
Biaya yang sangat luar biasa yang tidak disangka orang tua ku mampu
memenuhi kebutuhanku.

Aku manfaatkan waktu itu benar-benar untuk memperdalam apa yang


belum aku tahu. Tapi, makin kesini bimbel ini sudah tidak terkoordinir dengan
jelas dan tidak teratur. Sejak tahu bimbel ini tidak terkondisikan, aku tidak
hanya mengharapkan materi darisana saja. Belajar melalui tryout dari luar
bimbel. Hehe, kalo dibilang belajar di asrama tidak mengenal waktu lelah dan
waktu tidur.

Setelah tes SKD, lagi-lagi skor memenuhi tapi tidak lagi mencapai terget.
Dua kali kegagalan yang menyakitkan. Bukan hanya untuk diriku sendiri, pasti
bagi keluarga kecilku juga. Memang mungkin usaha ku belum keras agar dapat
hasil yang maksimal. Ditahun ini, sedihnya tidak berlarut Panjang. Hanya saja,
kecewa yang takkan terlupakan,

Entah berapa banyak orang yang kecewa melihat pengumuman ku hari


ini. Entah berapa orang yang aku patahkan harapannya padaku. Tenang, aku
tidak akan berhenti disini. Aku akan bangkit lebih lagi. Banyak yang harus aku
bahagiakan. Bukan hanya keluarga, tapi juga orang yang menyayangiku.
Aku harus banyak belajar lagi, lagi dan lagi. Dua tahun terakhir ini sudah
banyak pelajaran yang harus Aca ambil hikmahnya. Baik dari dalam(keluarga)
ataupun dari luar(orang terdekat). Dikegagalan kedua ini, semoga kegagalan
terakhir yang Aca hadapi. Aca banyak belajar dimulai dari diri sendiri. Mulai
memperbaiki lagi ibadah kepada Allah yang tidak mengenal telat waktu dan
konsisten. Mempelajari segala sesuatu hal dari hati, membantu orang lain lebih
banyak dengan ikhlas, dan banyak lagi. Mungkin pelajaran berharga ini tidak
semua orang dapat, hanya orang-orang tertentu. Aca akan perbaiki semua yang
harus Aca perbaiki, perlahan tapi pasti. Aca janji aca akan bahagiakan ibu dan
bapak.

Ditahun ini aku berterimakasih kepada banyak pihak yang terlibat dalam
rencana hidupku. Terimakasih ku kepada keluarga kecilku yang selalu
membangkitkan semangatku. Teruntuk bapak, terimakasih pak sudah bekerja
keras untuk keluarga ini. Maafkan anak perempuanmu satu-satunya ini yang
belum bisa membawamu ke lapangan hijau IPDN. Terimakasih pak sudah
memberikan yang terbaik untuk Aca. Terimakasih sudah memberikan semangat
yang tidak ada henti-hentinya. Terimakasih telah menasehati yang tiada
hentinya hingga saat ini. Terimakasih telah memberikan pencerahan masa depan
yang indah. Sekali lagi, maafkan anakmu ini yang belum bisa membanggakan
mu.

Teruntuk ibuku tersayang, terimakasih telah mendidik dan membesarkan


Aca hingga saat ini yang tentunya tidak mengenal lelah. Terimakasih bu untuk
semua yang ibu sampaikan itu sangat berharga bagi Aca. Terimakasih telah
sabra dengan anak perempuanmu ini. Maafkan anak perempuanmu ini yang
belum bisa membanggakan tentunya. Mungkin Aca harus banyak belajar lagi
dan lagi. Terimakasih telah menemani disaat suka dan duka.

Terimakasih untuk semua yang telah bapak dan ibu berikan. Aca tidak
akan bisa membalas itu semua. Ibu bapak taukan, anak perempuanmu ini kuat.
Pasti Aca bisa menjalani semua dengan baik. Doakan anakmu ini disegala
tantangan dunia akhirat dan bisa melewatinya. Pesan Aca untuk ibu dan bapak
hanya satu, jaga betul kesehatannya. Diingat betul apa yang harus dijaga dengan
baik. Karena pengingat terbaik adalah diri sendiri. Jaga Kesehatan ibu bapak
untuk Aca. Tunggu Aca sukses ya bu, pak.
Dimulai tahun ini Aca akan berjuang lebih keras lagi, berdoa lebih giat
lagi, mencintai apa yang harus dicintai dan menjaga apa yang harus dijaga.
Terimakasih untuk semuanya, tunggu anakmu ini memakai seragam. Teruntuk
khusus adikku satu-satunya. Terimakasih telah menjadi adik yang baik, sabar
dan mengerti mbakmu ini. Maafkan mbak belum bisa jadi mbak yang baik, tapi
mbak akan terus belajar lagi. Dek, pesan mbak sama kamu jangan pernah sia-
siakan waktu yang kamu punya sekarang, pergunakan dengan baik. Pikirkan
masa depanmu mulai dari sekarang. Ingin jadi apa, ingin kemana, tentunya yang
kamu suka dan kamu tekuni nantinya. Yuk mulai bareng-bareng berubah lebih
baik lagi, lebih giat lagi, lebih patuh lagi dan lebih konsisten lagi. Belajar yang
bener dek untuk masuk SMA selanjutnya. Mbak gam au kamu merasakan
kegagalan yang mbak rasakan ya dek. Kamu harus lebih sukses dari mbak
nantinya. Ambilah hikmah dan pelajaran berharga dari pengalaman mbakmu
ini. Jangan pernah mengecewakan ibu dan bapak, cukup mbak saja. Diingat dan
dilaksanakan ya dek pesannya.

Love you so much my family….


-marsalya pusparani

Anda mungkin juga menyukai