Anda di halaman 1dari 31

PROPOSAL

MAGANG MAHASISWA
TAHUN AKADEMIK 2020/2021

Oleh :
Nama Mahasiswa : Citra Dewi Fortuna

NIM : 1711015123

Peminatan : Kesehatan Lingkungan

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2021

i
PROPOSAL

Kegiatan Magang Mahasiswa

Peminatan : Kesehatan Lingkungan

Pengelolaan Limbah Infeksius Rumah Tangga Dari Kegiatan Isolasi atau


Karantina Mandiri Di Masyarakat Dalam Penanganan COVID-19

Periode 18 Januari s/d 18 Februari 2021

Oleh :

Nama Mahasiswa : Citra Dewi Fortuna

NIM : 1711015123

Peminatan : Kesehatan Lingkungan

Telah Disetujui Pada Tanggal…Januari 2021


Menyetujui,
Dosen Pembimbing

NIPpul
Dalam
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Mulawarman
Samarinda
2021

ii
IDENTITAS PEMAGANG

Nama : Citra Dewi Fortuna

NIM : 1711015123

Tempat, Tanggal Lahir : Bontang, 21 Oktober 1999

Jenis Kelamin : Perempuan

Semester : VII (Tujuh)

Fakultas : Kesehatan Masyarakat

Peminatan : Kesehatan Lingkungan

Asal Daerah : Bontang

Alamat : Jl. KS.Tubun Gg.Koi 3 RT.29 NO. 42 Kel.


Tanjung Laut Indah Kec. Bontang Selatan

No. Telepon : 0852-4560-6442

Surel : citradewifortunaa@gmail.com

iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga dalam waktu yang telah
ditentukan dapat menyelesaikan proposal ini, sesuai dengan kondisi dan literature
yang kami peroleh. Proposal Magang Mahasiswa Tahun Akademik 2020/2021
merupakan bagian daripada rangkaian kegiatan magang yang bertujuan untuk
mengidentifikasi dan memperoleh gambaran terkait instansi yang berhubungan
dengan kesehatan masyarakat.

Kami menyadari tanpa bantuan dari berbagai pihak tidak banyak yang bisa
kami lakukan dalam menyelesaikan proposal ini. Untuk itu kami menyampaikan
rasa hormat dan terima kasih atas semua bantuan dan dukungannya selama
pelaksanaan dan penyusunan proposal ini kepada:

1. Dr. Iwan Muhammad Ramdan, S.Kp., M.Kes selaku Dekan Fakultas


Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman.
2. Ratih Wirapuspita W, SKM., MPH., P.hD selaku Wakil Dekan 1 Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman.
3. Andi Anwar S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Mulawarman.
4. Muhammad Sultan, SKM., M.Kes selaku Ketua Panitia Program Magang
Mahasiswa Tahun Akademik 2020/2021.
5. Vivi Filia Elvira, S.KM.,M.KM selaku Dosen Pembimbing yang telah
mengarahkan penyusunan proposal hingga selesai.

Semoga proposal ini dapat memberikan manfaat yang baik bagi semua
pihak yang berkepentingan. Mengingat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan
yang dimiliki oleh setiap insan maka tidak dipungkiri akan terdapatnya berbagai
kelemahan dan kekurangan didalam proposal ini.

Bontang, Januari 2021

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN...............................................................................................i

SAMPUL DALAM................................................................................................ii

IDENTITAS PEMAGANG..................................................................................iii

KATA PENGANTAR...........................................................................................iv

DAFTAR ISI...........................................................................................................v

DAFTAR TABEL................................................................................................vii

DAFTAR ISTILAH............................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................9

A. Latar Belakang...........................................................................................9

B. Rumusan Masalah....................................................................................11

C. Tujuan.......................................................................................................11

1. Tujuan Umum........................................................................................11

2. Tujuan Khusus......................................................................................11

D. Manfaat.....................................................................................................12

1. Bagi Masyarakat....................................................................................12

2. Bagi Instansi...........................................................................................12

3. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat.................................................12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................13

A. Puskesmas.................................................................................................13

B. Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).................................................16

C. Limbah......................................................................................................17

v
D. Pengelolaan Limbah Dari Kegiatan Isolasi atau Karantina Mandiri Di
Masyarakat Dalam Penanganan Coronavirus Disease 2019(COVID-
19)..............................................................................................................18

E. Identifikasi Masalah dan Penentuan Prioritas Masalah......................21

BAB III METODE KEGIATAN MAGANG.....................................................26

A. Lokasi Magang.........................................................................................26

B. Waktu Rencana Pelaksanaan..................................................................26

C. Jadwal Kegiatan.......................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................28

vi
DAFTAR TABEL
No. Judul Hal
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Magang 19

vii
DAFTAR ISTILAH
APD : Alat Pelindung Diri

COVID-19 : Coronavirus Disease 2019

Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat

ODP : Orang Dalam Pemantauan

PDP : Pasien Dalam Pemantauan

viii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk mampu


meningkatkan kualitas SDM, antara lain dengan meningkatkan intelektualitas,
keterampilan (skill) dan pengabdian mahasiswa melalui disiplin ilmu sebagai
implementasi terhadap ilmu pengetahuan yang diterima di bangku kuliah agar
mahasiswa dapat menjawab tantangan zaman yang semakin pesat. Ditengah-
tengah arus kompetensi yang semakin kuat maka perlu diadakan suatu
kegiatan yang terencana, sistematik dan aplikatif untuk melatih dan mendidik
mahasiswa agar menjadi intelektual muda yang berkualitas dan tanggap
terhadap masalah-masalah yang timbul ditengah-tengah kehidupan
masyarakat dan mampu mencari solusi.

Program magang merupakan kegiatan mandiri mahasiswa yang


dilaksanakan di luar lingkungan kampus. Kegiatan ini dilaksanakan sesuai
dengan formasi struktural dan fungsional pada instansi tempat magang baik di
lembaga pemerintah, swasta, ataupun lembaga lain yang relevan dengan
kompetensi yang ingin dikembangkan oleh mahasiswa (Pedoman Magang,
2020).

Kegiatan magang merupakan pelaksanaan dari salah satu Tri Dharma


Perguruan Tinggi yang bertujuan untuk memfasilitasi mahasiswa dalam
mengaplikasikan pengetahuan yang didapat selama perkuliahan ke dalam
dunia kerja (Said, 2015). Oleh karenanya, magang merupakan salah satu mata
kuliah wajib yang harus diambil oleh setiap mahasiswa di Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Mulawarman, yang maksudnya untuk memperoleh
pengalaman keterampilan, penyesuaian sikap dan penghayatan pengetahuan di
dunia kerja dalam rangka memperkaya pengetahuan dan keterampilan di

9
bidang ilmu kesehatan masyarakat, serta melatih keterampilan bekerja sama.
Fakultas Kesehatan Masyarakat melaksanakan pola magang karena
mengharapkan para lulusan mempunyai kemampuan yang bersifat akademik
dan profesional.

Penyakit adalah suatu kondisi patologis berupa kelainan fungsi dan atau
morfologi suatu organ atau jar tubuh. Penyakit berbasis lingkungan ialah suatu
kondisi patologis berupa kelainan fungsi atau morfologi suatu organ tubuh
yang disebabkan oleh interaksi manusia dengan segala sesuatu disekitarnya
yang memiliki potensi penyakit yang termasuk di dalamnya penyakit menular
(Purnama S.G, 2016). Salah satu penyakit menular ialah COVID-19 yang
merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh severe acute respiratory
syndrome coronavirus 2 (SARS- COV2). Virus ini dapat menyebar melalui
tetesan kecil (droplet) yang keluar dari mulut dan hidung pada saat bersin
ataupun batuk. Droplet ini dapat jatuh dan menempel pada benda-benda yang
ada disekitar kita, dan kemudian disentuh oleh orang lain sehingga orang
tersebut menyentuh mata, hidung ataupun mulut (Kementerian Kesehatan RI,
2020).

Derajat kesehatan manusia dipengaruhi oleh faktor tingkat ekonomi,


pendidikan, keadaan lingkungan, dan kehidupan sosial budaya. Faktor yang
paling penting dan dominan dalam penentuan derajat kesehatan manusia
adalah keadaan lingkungan. Menurut teori Blum (1974), aspek lingkungan
merupakan faktor penentu penting dalam derajat kesehatan, bersama dengan
perilaku manusia, pelayanan kesehatan, dan genetika atau keturunan. Kondisi
lingkungan yang tidak sehat akan menjadi resiko yang buruk bagi kesehatan.
UU No. 36 tahun 2009 pasal 163 ayat 2 yang berbunyi lingkungan sehat
mencangkup lingkungan pemukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta
tempat, dan fasilitas umum. Oleh karena itu apabila terjadi perubahan kondisi
lingkungan baik positif atau negatif akan diikuti pula oleh kondisi masyarakat
di dalamnya (Depkes RI, 2009).

10
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi – tingginya di wilayah kerjanya.
Salah satu upaya dari puskesmas ialah meningkatkan derajat kesehatan
lingkungan di wilayah kerjanya diantaranya adalah pengelolaan sampah yang
terstandar dan pemantauan tata kelola limbah di lingkungan rumah maupun
instansi (Kementerian Kesehatan RI, 2017).

Lingkungan merupakan faktor utama dalam penyebaran Covid-19,


termasuk dalam penanganan limbah infeksius rumah tangga. Pada masyarakat
yang terdampak COVID-19 yang dapat ditangani di rumah atau isolasi
mandiri dengan kategori ODP (orang dalam pemantauan) dan PDP Ringan
(pasien dalam pengawasan ringan) penanganan ini akan menghasilkan limbah
infeksius, hal ini apabila tidak di kelola atau dalam penanganan yang baik
maka penularan akan terjadi dan akan meningkatkan kasus COVID-19
(Kementerian Kesehatan RI, 2020).

Pengamanan limbah rumah tangga dapat dilakukan melalui kegiatan


pengelolaan limbah padat di rumah tangga, yaitu melakukan kegiatan
pengolahan limbah di rumah tangga dengan aman yang mengedepankan
prinsip mengurangi, atau memakai ulang. Tujuan pengelolaan limbah
infeksius COVID-19 adalah mencegah penularan COVID-19, baik bagi
keluarga, petugas kesehatan, petugas kebersihan maupun masyarakat sekitar.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka perumusan masalah dari
kegiatan magang ini yaitu Bagaimana Pengimplementasian Upaya
penanganan limbah infeksius rumah tangga COVID-19 di Puskesmas Bontang
Utara 2 ?

11
C. Tujuan

1. Tujuan Umum
Tujuan umum pelaksanaan program magang adalah untuk
menerapkan kompetensi bidang kesehatan masyarakat dan penyesuaian
sikap dan perilaku di dunia kerja dalam upaya memperkaya pengetahuan
dan keterampilan di bidang ilmu kesehatan masyarakat serta melatih
kemampuan dalam bekerjasama di masa pandemi COVID-19, baik secara
online maupun secara offline.

2. Tujuan Khusus

a. Memperoleh gambaran nyata tentang lokasi, struktur organisasi,


fungsi dan tugas di Puskesmas Bontang Utara 2.
b. Mengindentifikasi program kesehatan lingkungan di Puskesmas
Bontang Utara 2
c. Mengindentifikasi masalah sanitasi lingkungan di Puskesmas
Bontang Utara 2
d. Mengikuti kegiatan yang dilakukan Puskesmas Bontang Utara 2.

D. Manfaat

1. Bagi Masyarakat

Masyarakat dapat merasakan manfaat peningkatan kualitas kesehatan


khususnya lingkungan melalui berbagai kegiatan yang dilaksanakan
pemagang bersama instansi sebagai wujud pengimplementasian ilmu
kesehatan masyarakat pada masyarakat itu sendiri.

2. Bagi Instansi

a. Adanya masukan bermanfaat yang dapat digunakan untuk


meningkatkan produktivitas lembaga sesuai dengan perundang
undangan, literatur dan hasil pengamatan yang dilakukan oleh

12
mahasiswa selama melakukan kerja praktek khususnya di bidang
kesehatan.
b. Institusi dapat memanfaatkan tenaga terdidik dalam membantu
penyelesaian tugas kantor dan kebutuhan di unit kerja masing –
masing.
c. Institusi mendapatkan alternatif calon karyawan yang telah dikenal
mutu dan kredibilitasnya.
d. Mendapatkan masukan baru dari pengembangan keilmuan di
Perguruan Tinggi.

3. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat

a. Terjalin hubungan kerjasama yang saling menguntungkan antara


kedua belah pihak, yaitu instansi pendidikan dan instansi dalam hal
pendidikan.
b. Memberikan gambaran nyata mengenai sistematis penyehatan
lingkungan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Bontang Utara 2
yang dapat digunakan sebagai bahan referensi.
c. Dapat menjadi salah satu Audit Internal Kualitas Pengajaran.

13
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Puskesmas

Menurut Dr. Azrul Azwar, MPH (1980) pusat kesehatan masyarakat


(puskesmas) adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang langsung
memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu
wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok.

Menurut Departemen Kesehatan RI (1981) pusat kesehatan masyarakat


(puskesmas) adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan yang langsung
memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terintegrasi kepada
masyarkat diwilayah kerja tertentu dalam usaha-usaha kesehatan pokok.

Menurut Departemen Kesehatan RI (1987) ialah :

1. Puskesmas adalah sebagai pusat pembangunan kesehatan yang


berfungsi mengembangkan dan membina kesehatan masyarakat
serta menyelenggarakan pelayanan kesehatan terdepan dan terdekat
dengan masyrakat dalam bentuk kegiatan pokok yang menyeluruh
dan terpadu diwilayah kerjanya.
2. Puskesmas adalah suatu unit organisasi yang secara porfesional
melakukan upaya pelayanan kesehatan pokok yang menggunakan
peran serta masyarakat secara aktif untuk dapat memberikan
pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyrakat di
wilayah kerjanya.

Menurut Departemen Kesehatan RI (1991) puskesmas adalah suatu


kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta

14
masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.

Puskesmas menurut pedoman kerja puskesmas tahun 1991/1992


didefinisikan sebagai suatu kesatuan organisasi kesehatan yang langsung
memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terintegrasi kepada
masyarakat diwilayah kerja tertentu dalam usaha-usaha kesehatan pokok.

Menurut Mubarak (2014) ada 3 fungsi puskesmas, yaitu :


1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan puskesmas
selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan
pembanguan lintas sector termasuk oleh masyarakat dan dunia
usaha di wilayah kerjanya.
2. Pusat pemberdayaan masyarakat. Puskesmas selalu berupaya agar
perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat
termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan
kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup
sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan
termasuk sumber pembiayaan, serta ikut menetapkan,
menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Puskesmas bertanggung
jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama
secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas
adalah :
a. Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayananan kesehatan perorangan adalah pelayanan
kesehatan yang bersifat pribadi dengan tujuan umum
menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan,
tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan penegahan
penyakit.

15
b. Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan kesehatan
yang bersifat public dengan tujuan utama memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

Proses dalam melaksanakan fungsinya dilakukan dengan cara :

1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan


kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri.
2. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana
menggali dan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan
efisien.
3. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan
rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan
ketentuan bantuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.
4. Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.
5. Bekerja sama dengan sector-sektor yang bersangkutan dalam
melaksanankan program puskesmas (Mubarak, 2014).

Menurut (Mubarak, 2014) visi Puskesmas adalah mewujudkan


“Kecamatan Sehat” menuju terwujudnya “Indonesia Sehat” adalah gambaran
masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan
kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan perilaku yang
sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya.

Indikator utama “Kecamatan Sehat” (Mubarak, 2014) adalah sebagai


berikut:

a.      Lingkungan sehat
b.      Perilaku sehat
c.      Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu

16
d.      Derajat kesehatan yang optimal bagi penduduk kecamatan

Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas


adalah mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Misi
tersebut adalah (Mubarak, 2014) :

1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.


Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain yang
diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek
kesehatan, yaitu pembangunan yang tidak menimbulkan dampak negatif
terhadap kesehatan, setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku
masyarakat.
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di
wilayah kerjanya. Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga
dan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin
berdaya di bidang kesehatan, melalui peningkatan pengetahuan dlan
kemampuan menuju kemandirian untuk hidup sehat.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya.

B. Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)

Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit


mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus
yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat
seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)
adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada
manusia. Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-CoV-2. Virus
corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian

17
menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke
manusia dan MERS dari unta ke manusia. Adapun, hewan yang menjadi
sumber penularan COVID-19 ini masih belum diketahui (Kementerian
Kesehatan RI, 2020).

Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan
pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-
rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-19
yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal
ginjal, dan bahkan kematian. Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan
pada sebagian besar kasus adalah demam, dengan beberapa kasus mengalami
kesulitan bernapas, dan hasil rontgen menunjukkan infiltrat pneumonia luas di
kedua paru (Kementerian Kesehatan RI, 2020).

COVID-19 dapat menular dari manusia ke manusia melalui percikan


batuk/bersin (droplet), tidak melalui udara. Orang yang paling berisiko tertular
penyakit ini adalah orang yang kontak erat dengan pasien COVID-19
termasuk yang merawat pasien COVID-19. Rekomendasi standar untuk
mencegah penyebaran infeksi adalah melalui cuci tangan secara teratur
menggunakan sabun dan air bersih, menerapkan etika batuk dan bersin,
menghindari kontak secara langsung dengan ternak dan hewan liar serta
menghindari kontak dekat dengan siapapun yang menunjukkan gejala
penyakit pernapasan seperti batuk dan bersin. Selain itu, menerapkan
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) saat berada di fasilitas kesehatan
terutama unit gawat darurat (Kementerian Kesehatan RI, 2020).

C. Limbah

Limbah secara umum adalah sisa dari suatu usaha dan atau kegiatan
manusia baik berupa padat, cair ataupun gas yang dipandang sudah tidak
layak dan tidak memiliki nilai ekonomis sehingga cenderung untuk dibuang.
Limbah merupakan sumber daya alam yang telah kehilangan fungsinya, yang

18
keberadaannya mengganggu kenyamanan dan keindahan lingkungan. Limbah
dihasilkan dari sisa proses produksi baik industri maupun domestik/rumah
tangga (Scundaria, 2000).

Menurut Dahruji dkk, (2017) jenis-jenis limbah Jika didasarkan asalnya,


limbah dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
1. Limbah Organik Limbah ini terdiri atas bahanbahan yang besifat
organik seperti dari kegiatan rumah tangga, kegiatan industri.
Limbah bisa dengan mudah diuraikan melalui proses yang alami,
misalnya dari pestisida, begitu pula dengan pemupukan yang
berlebihan. Limbah ini mempunyai sifat kimia yang stabil sehingga
zat tersebut akan mengendap kedalam tanah, dasar sungai, danau,
serta laut dan selanjutnya akan mempengaruhi organisme yang
hidup didalamnya. Sedangkan limbah rumah tangga berupa seperti
kertas, plastik dan air cucian. Limbah tersebut mempunyai racun
yang tinggi misalnya : sisa obat, baterai bekas, dan air aki. Limbah
tersebut tergolong (B3) yaitu bahan berbahaya dan beracun,
sedangkan limbah air cucian, limbah kamar mandi, dapat
mengandung bibitbibit penyakit atau pencemaran biologis seperti
bakteri, jamur, virus dan sebagainya.
2. Limbah Anorganik Limbah ini terdiri atas limbah industri atau
limbah pertambangan. Limbah anorganik berasal dari sumber daya
alam yang tidak dapat di uraikan, tidak dapat diperbaharui. Air
limbah industri dapat mengandung berbagai jenis bahan anorganik,
zat-zat tersebut adalah :
a. Garam anorganik seperti magnesium sulfat, magnesium klorida
yang berasal dari kegiatan pertambangan dan industry.
b. Asam anorganik seperti asam sulfat yang berasal dari industri
pengolahan biji logam dan bahan bakar fosil.

19
c. Adapula limbah anorganik yang berasal dari kegiatan rumah
tangga seperti botol plastik, botol kaca, tas plastik, kaleng dan
aluminium

Menurut Dahruji dkk, (2017) limbah berdasarkan sumbernya limbah


dikelompokkan menjadi 3 yaitu :

a. Limbah Pabrik Limbah ini dikategorikan sebagai limbah yang


berbahaya karena limbah ini mempunyai kadar gas yang beracun,
pada umumnya limbah ini dibuang di sungai-sungai disekitar tempat
tinggal masyarakat, jarak masyarakat menggunakan sungai untuk
kegiatan sehari-hari, misalnya MCK (Mandi, Cuci, Kakus), secara
langsung gas yang dihasilkan oleh limbah pabrik tersebut
dikonsumsi oleh masyarakat.
b. Limbah Rumah Tangga Limbah rumah tangga adalah limbah yang
berasal dari dapur, kamar mandi, cucian, limbah bekas industri
rumah tangga dan kotoran manusia. Limbah ini dihasilkan oleh
kegiatan rumah tangga, bisa berupa sisa-sisa sayuran, bisa juga
berupa kertas, kardus atau karton. Pengolahan limbah rumah tangga
yang tepat sangat diperlukan untuk menghindari terjadinya
pencemaran terhadap lingkungan. Adapun pengolahan limbah 15
rumah tangga yang baik disesuaikan dengan jenis limbah rumah
tangga yang dihasilkan.
c. Limbah Industri Limbah ini dihasilkan dari hasil produksi pabrik.
Limbah ini mengandung zat yang berbahaya diantaranya asam
anorganik dan senyawa arganik, zat-zat tersebut jika masuk ke
perairan akan menimbulkan pencemaran yang dapat membahayakan
makhluk hidup pengguna air misalnya, ikan, bebek dan makhluk
hidup lainnya termasuk juga manusia.

20
D. Pengelolaan Limbah Dari Kegiatan Isolasi atau Karantina Mandiri Di
Masyarakat Dalam Penanganan Coronavirus Disease 2019(COVID-19)

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


HK.01.07/MENKES/537/2020 menjelaskan bahwa limbah infeksius dari
lokasi karantina/isolasi mandiri dapat berupa sarung tangan bekas dan masker
bekas, juga dapat berupa test kit bekas dan Limbah medis lainnya (seperti kain
kasa, verban, dan lainlain) yang dibawa oleh petugas kesehatan. Untuk
Limbah infeksius yang dihasilkan dari orang yang melakukan karantina/isolasi
mandiri maka dilakukan langkah-langkah pengelolaan limbah B3, sebagai
berikut:

1. Untuk sarung tangan bekas dan masker bekas guna atau pakai ulang dapat
dilakukan pemanasan atau rebus dengan air panas pada suhu sekurang-
kurangnya 600C, dicuci dengan deterjen dan air, atau direndam pada
disinfektan yang mengandung klor 5%. Setelah kering, sarung tangan dan
masker dapat digunakan kembali.
2. Untuk masker dan sarung tangan sekali pakai, langkah-langkah yang harus
dilakukan:
a. Disinfeksi dengan menyemprotkan disinfektan mengandung klor 1%,
b. Kemudian dirusak atau dirobek,
c. Masukkan ke dalam wadah atau kantong plastik khusus,
d. Kemudian masukkan ke dalam wadah atau dropbox yang disediakan di
wilayah masing-masing. Dalam hal belum tersedia wadah, maka setiap
wilayah dapat menentukan langkah-langkah yang harus dilakukan agar
tidak dibuang di sembarang tempat.
3. Limbah infeksius seperti bekas kasa, tisu, kapas dimasukkan ke dalam
kantong kuning dan tertutup.
4. Limbah pembalut dan popok sebelum dibuang dibersihkan dulu dengan
membuang tinja pada popok di jamban yang terhubung dengan septic
tank. Popok dan pembalut yang sudah dibersihkan dibungkus dengan

21
kertas bekas kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik kuning
dalam tempat sampah yang tertutup.
5. Sisa bahan makanan, makanan, kardus/plastik makanan kemasan yang
akan dibuang dimasukkan ke dalam salah satu bekas kardus/plastik yang
ada kemudian masukkan ke dalam kantong plastik kuning dalam tempat
sampah yang tertutup.
6. Limbah yang sudah diikat didisinfeksi sebelum diangkut oleh petugas
kebersihan untuk dikumpulkan di titik pengumpulan atau dropbox yang
telah disediakan.
7. Limbah di titik pengumpulan/dropbox kemudian diangkut dengan
kendaraan khusus atau kendaraan dengan pemisah/sekat limbah infeksius
dan sampah rumah tangga/domestik.
8. Limbah kemudian diserahkan ke pihak pengolah limbah B3 untuk diolah
lebih lanjut.
9. Jika tidak ada kantong plastik warna kuning, gunakan kantong sampah
yang tersedia dengan tetap memberikan tanda dengan tulisan limbah
infeksius.
10. Petugas wajib menggunakan APD masker, apron, sarung tangan dan
sepatu boot.
11. Petugas pengangkut/pengolah yang telah selesai bekerja melepas APD dan
segera membersihkan diri dengan mencuci tangan pakai sabun dan air
mengalir kemudian mandi.
12. Penanganan limbah lebih lanjut dalam hal pengumpulan, pengangkutan
dan pengolahan limbah menjadi tanggung jawab Dinas yang memiliki
tugas mengelola limbah di wilayahnya berdasarkan penetapan Kepala
Daerah sesuai Surat Edaran Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Dalam pengelolaan limbah infeksius maupun domestik yang berasal dari


rumah atau fasilitas karantina/isolasi mandiri, diperlukan peran dari
pemerintah daerah setempat dan masyarakat. Peran yang diharapkan dari
pemerintah daerah setempat adalah:

22
1. Menyampaikan informasi tata cara mengelola limbah infeksius rumah
tangga sebagai bagian dari pengelolaan sampah rumah tangga.

2. Petugas dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kesehatan berkewajiban untuk


mengumpulkan dan mengangkut limbah infeksius yang dikumpulkan
warga untuk dibawa ke tempat pengumpulan dan pengolah limbah B3.

3. Memastikan bahwa seluruh petugas kebersihan khusus menggunakan


APD lengkap pada saat mengumpulkan limbah infeksius dari masyarakat
dan mengangkutnya ke tempat pengolahan limbah B3.

4. Menyediakan dropbox atau depo di lokasi yang strategis agar masyarakat


dapat aktif mengumpulkan limbah infeksius COVID19, serta menyediakan
pengangkutan ke tempat pengumpulan dan pengolahan limbah infeksius.

5. Memastikan limbah infeksius ditimbang sebelum diangkut ke tempat


pengolahan akhir limbah B3.

E. Identifikasi Masalah dan Penentuan Prioritas Masalah

1. Identifikasi Masalah
a. Wawancara

Wawancara merupakan alat re – cheking atau pembuktian


terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya.
Tehnik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah
wawancara mendalam. Wawancara mendalam ( in-depth interview )
adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan
cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan
informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa
menggunakan pedoman ( guide ) wawancara, di mana pewawancara
dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.

b. Observasi

23
Beberapa Informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah
ruang (tempat) pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau
peistiwa, waktu dan perasaan. Alasan peneliti melakukanobservasi
adalah untuk menyajikan gambaran realistik perilaku atau kejadian
untuk menjawab pertanyaan, untuk membantu mengerti perilaku
manusia dan untuk evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap
terhadap aspek tertentu dan melakukan umpan balik ( feedback )
terhadap pengukuran tersebut.
2. Prioritas Masalah
a. Fishbone

Diagram tulang ikan digunakan untuk memberikan gambaran


umum suatu masalah dan penyebabnya. Diagram tersebut
memfasilitasi tim untuk mengindentifikasi sebab masalah sebagai
langkah awal untuk menentukan fokus perbaikan, mengembangkan
ide pengumpulan data, dan/atau mengembangkan solusi, mengenali
penyebab terjadinya variasi proses, dan menganalisis masalah
(Koentjoro, 2007).
Langkah-langkah yang dilakukan dalam membuat diagram
tulang ikan adalah:
1. Tuliskan masalah pada bagian kepala ikan.
2. Buat garis horizontal dengan anak panah menunjuk ke garis
horizontal.
3. Lakukan ”brain storming” (curah pendapat) dan
fokuskanlah pada masing-masing kategori.
4. Setelah dianggap cukup dengan cara yang sama lakukan
untuk kategori utama yang lain.
5. Untuk masing-masing kemungkinan penyebab, coba
membuat daftar sub penyebab dan letakkan pada cabang
yang lebih kecil.
6. Setelah semua ide/pendapat dicatat, lakukan klasifikasi

24
(data) untuk menghilangkan duplikasi, ketidak sesuaian
dengan masalah
7. dan lain-lain.

b. CARL (Capability, Accesibility, Readiness, Leverage)

Dalam menentukan prioritas masalah dapat dilakukan dengan


metode CARL. Metode CARL merupakan metode yang cukup baru
di kesehatan. Metode CARL juga di dasarkan pada serangkaian
kriteria yang harus diberi skor 1-10. Kriteria CARL tersebut
mempunyai arti:
C: Capability Ketersediaan sumber daya (dana dan
sarana/peralatan).
A: Accesibility Kemudahan, masalah yang ada mudah diatasi atau
tidak. Kemudahan dapat didasarkan pada ketersediaan metode/cara/
teknologi serta penunjang pelaksanaan seperti juklak/ peraturan.
R: Readiness Kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan
sasaran, seperti keahlian/kemampuan dan Seberapa motivasi.
L: Leverage besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain
dalam pemecahan yang dibahas.
Setelah masalah atau alternatif pemecahan masalah diidentifikasi,
kemudian dibuat tabel kriteria CARL dan diisi skornya, bila ada
beberapa pendapat tentang nilai skor yang diambil adalah rerata.
Nilai total merupakan hasil perkalian.
CxAxRxL

Kriteria penilaiannya adalah:

Nilai 1: sangat tidak menjadi masalah

Nilai 2: tidak menjadi masalah

Nilai 3: cukup masalah

25
Nilai 4: sangat menjadi masalah

Nilai 5: sangat menjadi masalah (mutlak)

3. Alternatif Pemecahan Masalah

a. Menyusun alternatif jalan keluar. Menyusun alternatif jalan


keluar untuk mengatasi prioritas masalah yang telah ditetapkan.
Penyusunan ini penting karena terkait dengan upaya memperluas
wawasan, yang apabila berhasil diwujudkan akan besar
peranannya dalam membantu kelancaran pelaksanaan jalan
keluar.

b. Menentukan berbagai penyebab masalah. Untuk dapat


menentukan berbagai penyebab masalah, lakukan curah pendapat
(brain storming) dengan membahas data yang telah dikumpulkan.
Gunakan alat bantu diagram hubungan sebab akibat (cause-effect
diagram) atau popular pula dengan sebutan diagram tulang ikan
(fish bone diagram).
c. Memeriksa kebenaran penyebab masalah. Karena daftar
penyebab masalah yang disusun baru bersifat teoritis, perlu
dilakukan pemeriksaan tentang kebenaran penyebab masalah
(confirmation).

d. Mengubah penyebab masalah kedalam bentuk kegiatan.

Apabila daftar penyebab masalah yang hasil uji statistiknya telah


berhasil disusun, lanjutkan dengan mengubah daftar penyebab
masalah tersebut kedalam bentuk kegiatan.

e. Memilih prioritas jalan keluar

f. Pilih salah satu dari alternatif jalan keluar yang paling


menjanjikan. Cara melakukan pilihan prioritas jalan keluar antara

26
lain dengan memakai teknik kriteria matriks, yaitu efektifitas
jalan keluar dan efisiensi jalan keluar.

Dalam memilih prioritas jalan keluar atau alternatif pemecahan


masalah juga dapat menggunakan metode CARL.

a. Melakukan uji lapangan

Melakukan uji lapangan untuk prioritas jalan ke luar


terpilih. Uji lapangan ini penting untuk dilakukan karena
sering ditemukan jalan keluar yang diatas kertas baik dan
ternyata sulit dilaksanakan. Tujuan utama yang ingin
dicapai bukan lagi mempermasalahkan jalan keluar yang
telah terpilih, melainkan hanya untuk menilai berbagai
faktor penopang dan faktor penghambat yang kiranya
akan ditemukan, apabila jalan keluar tersebut
dilaksanakan.

b. Memperbaiki prioritas jalan keluar


Setelah melakukan uji lapangan, dilanjutkan dengan
memperbaiki prioritas jalan keluar, yakni dengan
memanfaatkan berbagai faktor penopang, dan bersamaan
dengan itu meniadakan berbagai faktor penghambat yang
ditemukan pada uji lapangan.

c. Menyusun uraian rencana prioritas jalan keluar

Kegiatan terakhir yang harus dilakukan pada penetapan


prioritas jalan keluar adalah menyusun uraian rencana
prioritas jalan keluar selengkapnya (Azwar, 2010).

27
BAB III

METODE KEGIATAN MAGANG

A. Lokasi Magang

Lokasi pelaksanaan magang yang dipilih oleh peserta magang yaitu di


UPTD Puskesmas Bontang Utara 2 di Kota Bontang Kalimantan Timur di
bagian Kesehatan Lingkungan.

B. Waktu Rencana Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan magang yaitu selama satu bulan, dimulai dari tanggal
18 Januari 2021 – 18 Februari 2021.

C. Jadwal Kegiatan

Jadwal kegiatan magang dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Magang

Waktu

No Kegiatan Minggu Minggu Minggu Minggu


I II III IV

Mengetahui gambaran nyata tentang


lokasi, struktur organisasi, fungsi dan
1
tugas di UPTD Puskesmas Bontang
Utara 2.

Mengidentifikasi dan mengikuti


program bagian Kesehatan
2
Lingkungan di UPTD Puskesmas
Bontang Utara 2.

28
Mengidentifikasi masalah program
3 dan menentukan prioritas masalah
pada pelaksanaan kegiatan bagian
Kesehatan Lingkungan di UPTD
Puskesmas Bontang Utara 2.

Merumuskan alternatif pemecahan


masalah pada pelaksanaan kegiatan
4 bagian Kesehatan Lingkungan di
UPTD Puskesmas Bontang Utara 2.

Mengikuti kegiatan di lapangan yang


dilakukan UPTD Puskesmas Bontang
5
Utara 2

29
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Azrul. Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi 2. (Jakarta : PT. Binapura


Aksara,1980).

Azwar, Saifuddin. 2010. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Blum, H.L. (1974). Planning for Health: Development and Application of Social
Change Theory. New York: Behavioral Publications.

Dahruji, Pipit Festy Wilianarti, T. H. (2017). Studi Pengolahan Limbah Usaha


Mandiri Rumah Tangga dan Dampak Bagi Kesehatan di Wilayah Kenjeran,
1(1), 36–44.

Departemen Kesehatan R.I., 1981. Daftar Komposisi Bahan Makanan Direktorat Gizi
DepKes R.I. Bhratara Karya Aksara, Jakarta.

Depkes RI. 1987. Peran Serta Masyarakat. Jakrta : Depkes RI, Pusat Pembinaan dan
Pelatihan Masyarakat

Departemen Kesehatan RI. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun


2009 Tentang Kesehatan. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI: 2009.

Kementerian Kesehatan RI. (2020). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian


Coronavirus Disease (COVID-19).

Kementerian Kesehatan RI. (2017). Data Dasar Puskesmas.

Koentjoro, T. (2007). Regulasi Kesehatan di Indonesia. Yogyakarta.

Mubarak, Wahit Iqbal. 2014. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Salemba Medika

Undang – Undang Nomor HK.01.07/MENKES/537/2020 Tentang Pedoman


Pengelolaan Kesehatan dan Limbah dari Kegiatan Isolasi Atau Karantina

30
Mandiri Di Masyarakat Dalam Penanganan Coronavirus Disease 2019
(COVID-19).

Purnama, SG. (2016). Buku Ajar Penyakit Berbasis Lingkungan.

31

Anda mungkin juga menyukai