NPM : 1619204012
Mat-Kul : Manajemen Risiko
Fakultas : Sekolah Pasca Sarjana
Prodi : Magister Akuntansi
Dosen : Nuryaman, Dr., SE., M.Si., Ak., Ca.
RESUME
RISIKO PASAR PERUBAHAN HARGA SAHAM
(Tugas 12)
Pengertian Saham
Saham adalah tanda bukti penagambilan bagian atau peserta dalam suatu Perseroan
Terbatas. Bagi perusahaan yang bersangkutan, hasil yang diterima dari penjualan sahamnya
akan tetap tertanam dalam perusahaan tersebut selama hidupnya, meskipun bagi pemegang
saham sendiri itu bukanlah merupakan penanam yang permanen. Karena setiap waktu
pemegang saham dapat menjual sahamnya. Saham merupakan surat berharga yang
menunjukkan kepemilikan atau penyertaan pasar modal investor dalam suatu perusahaan
(Darmadji 2008)
Saham memberikan indikasi kepemilikan atas perusahaan sehingga para pemegang
saham berhak menentukan menentukan arah kebijaksanaan perusahaan lewat Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS). Para pemegang saham juga berhak memperoleh deviden yang
dibagikan oleh perusahaan. Sebaliknya, pemegang sahampun turut menanggung resiko sebesar
saham yang dimiliki apabila perusahaan tersebut bangkrut. Modal saham adalah unit
kepemilikan dalam sebuah perusahaan, sebagai bukti kepemilikan atas saham, perseroan
terbatas menerbitkan sertifikat sahamnya (Simamora200:408).
Harga saham di bursa efek di tentukan menurut hukum permintaan dan penawaran.
Semakin banyak orang yang ingin membeli saham, maka harga saham akan cenderungbergerak
naik, sebaliknya semakin banyak orang-orang yang akan menjual saham tersebut, maka harga
saham cenderung akan bergerak turun. Dengan demikian, investor dapat menganalisa hal
tersebut dengan dua pendekatan yang digunakan dalam menganalisa, yaitu analisis
fundamental dan analisis teknikal. Bettman dkk. (200921-36)menyatakan bahwa ada dua jenis
analisis yang berbeda yang banyak digunakan, yang pertama adalah fundamental dan lainnya
adalah analisis teknikal. Kedua jenis analisis tersebut berusaha untuk menjawab pertanyaan
yang sama, tetapi secara alamiah keduanya sangat berbeda.
Harga Saham
Saham merupakan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam
suatu perusahaan, selembar saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik
kertas tersebut adalah pemiliknya (berapapun porsinya/jumlahnya) dari suatu perusahaan yang
menerbitkan kertas (saham) tersebut. Seiembar saham mempunyai niiai atau harga. Menurut
Sawidji Widoatmojo (1996;46) harga saham dapat dibedakan menjadi 3 (tiga):
a. Harga Nominal
Harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oieh emiten untuk
menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besaraya harga nominal
membenkan arti penting saham karena deviden minimal biasanya ditetapkan
berdasarkan nilai nominal.
b. Harga Perdana
Harga ini merapakan pada waktu harga saham tersebut dicatat di bursa efek.Harga
saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi (underwriter)
dan emiten. Dengan demikian akan diketahui berapa harga saham emiten itu
akan dijual kepada masyarakat biasanya imtuk menentukan hargaperdana.
c. Harga pasar
Kalau harga perdana merapakan harga jual dari perjanjian emisi kepada investor,
maka harga pasar adalah harga jual dari irwestor yang satu denganinvestor yang
lam. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa. Transaksi disini
tidak lagi melibatkan emiten daii penjamin emisi harga ini yang disebut sebagai
harga di pasar sekunder dan harga inilah yang benar-benar mewakili harga
perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi di pasar sekunder, kecil sekali
terjadi negosiasi harga investor dengan perusahaan penerbit. Harga yang setiap hari
diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga pasar.
Deviasi Standar
Konsep deviasi standar, distribusi normal,, nilai rata-rata menjadi landasan bagi
perhitungan Value At Risk, yang akan dibicarakan pada bagian berikutnya.
Bagan di atas menggambarkan kurva normal yang berbentuk seperti bel. Kurva tersebut
berbentuk simetris, di mana sisi kanan merupakan cerminan sisi kiri. Deviasi standar dipakai
untuk menghitung penyimpangan dari nilai rata-rata. Semakin besar deviasi standar, semakin
besar penyimpangan. Penyimpangan dipakai sebagai indikator risiko. Semakin besar
penyimpangan, semakin besar risiko.
Perhitungan deviasi standar bisa digunakan formula sebagai berikut ini.
E(R) = ∑Ri / N
𝜎𝑅 = (𝜎𝑅 2 )1/2
Misalkan kita melakukan pengamatan tingkat keuntungan aset A dan B selama 10 bulan
terakhir. Tingkat keuntungan tersebut bisa dilihat pada kolom (2) dan (3 pada Tabel 9.1.
Tingkat keuntungan rata-rata untuk aset A adalah sebagai berikut ini.
E(RA)=(3+2+4,5+...... + 4 + 5) / 10 = 3,845%
Perhitungan deviasi standar dimulai dari perhitungan varians. Varians bisa dihittmg
sebagai berikut ini.
𝑜𝑅2 = { (3 - 3,845)2 + (2 - 3,8=15)2 + ...... + (4 - 3,845)2 + (5 - 3,845)2 )} / (10 -1)
= 0,973583
= √ 0,973583 = 0,9867%
Jika kita menggunakan probabilitas, maka deviasi standar bisa dihitung dengan formula
sebagai berikut:
E(R) = ∑ pi Ri
2
𝜎𝑅 2 = ∑ 𝑝𝑖(𝑅𝑖 − 𝐸(𝑅))
𝜎𝑅 = (𝜎𝑅 2 )1/2
Misalkan kita memperkirakan tingkat keuntungan inyestasi A dan B tahun degan Kita
memperkirakan ada tiga skenario kondisi ekonomi tahi;n depan, yaitu baik sedang, dan jelek.
Tingkat keuntungan berdasarkan ketiga kondisi tersebut adalah sebagai berikut ini:
2. Pemodelan VAR
Dalam beberapa situasi, kita ingin memodelkan VAR. Sebagai contoh, misalkan kita
mempunyai portofolio obligasi. Harga pasar obligasi sangat dipengaruhi oleh tingkat
bunga. Jika tingkat bunga naik, harga obIigasi akan turun, dan sebaliknya. Kita bisa
memfokuskan perhatian kita pada tingkat bunga, dan menghubungkan perubahan
tingkat bunga dengan nilai pasar obligasi, kemudian menghitung VAR untuk portofolio
obligasi kita.
Lebih spesifik lagi, hubungan antara perubahan tingkat bunga denban nilai obiigasi bisa
dilihat sebagai berikut ini (lihat bab mengenai risiko perubahan tingkat bunga):
dP/P = -D[dR/(1+R)]
di mana ;
dP = perubahan harga
P = harga obligasi
D = durasi obligasi
dR = perubahan tingkat bunga
R = tingkat bunga
Misalkan portofolio obligasi kita mempunyai durasi sebesar 5. Tingkat bunga agar saat
ini adalah 10%. Kemudian kita mengasumsikan pergerakan tingkat bung a mengikuti
distribusi normal. Analisis lebih lanjut, berdasarkan data historis dar. pertimbangan-
pertimbangan, menunjukkan bahwa perubahan tingkat bunga harian yang diharapkan
adalah 0%, dengan deviasi standar perubahan tingkat bunga adalah 1%. Distribusi
perubahan tingkat bunga tersebut bisa digambarkan pada bagan berikut ini:
Dengan melihat bagan di atas, nampak bahwa perubahan tingkat bunga harian yang
diharapkan adalah 0%. Probabilitas perubahan tingkat bunga berada anta -1,65%
(turun sebesar 1,65%) dan +1,65% (meningkat sebesar 1,65%) adalah 90 Probabilitas
tingkat bunga meningkat 1,65% atau lebih adalah 5%. Perhatikan bahwa kenaikan
tingkat bunga yang akan mempunyai efek negatif terhad portofolio obligasi kita.
Dengan menggabungkan informasi tersebut dengan model perubahan harga obligasi
di atas, kita bisa menghitung 95% VAR untuk portofo obligasi kita. Pertama, kita bisa
menghitung perubahan harga akibat kenaikan tingkat bunga, berikut ini:
dP/P = -D [dR/(1+R)] = -5 [0,0165/(1+0,1)]
= - 0,075
Tika tingkat bunga meningkat sebesar 1,65%, maka portofolio kita akan tur nilainya
sebesar 7,5°,%. Jika portofolio kita mempunyai nilai sebesar Rpl miliar maka 95%
VAR portofolio kita adalah:
VAR 95% = -0,075 x Rp1 miliar = Rp75 juta
Dengan hasil tersebut, kita bisa mengatakan bahwa ada kemungkinan sebesar 5%
kerugian portofolio obligasi kita sebesar Rp75 juta atau lebih.
Pemodelan VAR dengan cara lain atau untuk situasi lain, bisa dilakukan. Misal nilai
obligasi bisa dimodelkan melalui present value dari aliran kas yang akan diterima
pemegang obligasi di masa mendatang. Perubahan tingkat bunga dengan demiki akan
mempengaruhi tingkat diskonto (discount rates) yang akan dipakai untuk mem
present-value-kan aliran kas tersebut. Jika tingkat bunga naik, maka nilai oblig. akan
turun, dan sebaliknva. Dalam model tersebut, perubahan nilai obligasi dihitu bukan
melalui model durasi, tetapi melalui model PV aliran kas di masa mendatang.
Stress-testing berusaha mengakomodasi kejadian eatrim tersebut. Yang lngin dijawab oleh
stress-testing adalah pertanyaan sebagai berikut ini, 'Jika peristiwa ekstrim teijadi, bagaimana
pengaruhnya terhadap organisasi, atau portofolio kita?' Sebagai contoh, 'Jika Rusia default,
bagaimana efeknya terhadap portofolio kita?' Untuk melakukan stress- testing, manajer akan
memilih parameter tertentu, kemudian melihat (mengukur dan mensimulasikan) bagaimana
pengaruh perubahan parameter tersebut yang ekstrim terhadap organisasi atau portofolio
organisasi. Parameter tersebut bisa bervariasi mulai dari kenaikan tingkat bunga yang ekstrim
(misal naik 30% dalam satu hari), penurunan harga saham yang ekstrim (misal 20% dalam satu
hari), negara tertentu default (tidak bisa membayar hutangnya), kejadian alam tertentu (misal
tsunami).
Secara spesifik, langkah-langkah dalam stress-testing bisa digambarkan sebagai berikut
ini:
l. Mengidentifikasi dan Memilih Parameter Yang Diperkirakan Akan Berubali
2. Menentukan Seherapa Besar Parameter tersebut akan Dirubah (Di-stress)
3. Melihat I'engaruh Stress-festitto Tersebut Terhadap 1\Tilai Portofolio
4. Melihat Asumsi Yang Digunakan, Merubah Asumsi Tersebut jika Diperluka (Misal
Dalam Situasi Krisis, Asumsi Yang Biasa Berlaku Barangkali Tidak Jala Lagi').
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menentukan parameter aF yang akan di-
stress-test. Tentunya variabel tersebut merupakan variabel yar relevan bagi portofolio
perusahaan. Sebagai contoh, tabel berikut ini menampilkz parameter t-ang akan di-stress test
eleh Swiss Bank Corporation (bank dari Swis,
Tabe! 9.8. Parztreter Llntvk Stress-Iestiqg Oleh Swiss Bank Corp
SHOCK
RATING TINGKAT SHOCK SHOCK SHOCK
NEGARA BUNGA SAHAM VALAS KOMODTTAS
Dari tabel di atas nampak bahwa parameter yang akan di-stress-test oleh Swis Bank Corp
adalah perubahan (shock-) tingkat bunga, perubahan saham, perubahan valuta asing, dan
perubahan komoditas. Parameter yang terpilih idealnya adalah parameter yang benar-benar
reIevan dengan portofolio perusahaan. Sebagai contoh, jika perusahaan memiliki portofolio
obligasi di Amerika Serikat, maka parameter gempa bumi di Afrika barangkali tidak relevan.
Langkah kedua adalah menentukan seberapa besar parameter yang dipilih tersebut akan
dirubah-rubah. Dalam contoh di atas, perubahan parameta dikelompokkan berdasarkan rating
negara. Untuk negara dengan rating AAA (negara dengan risiko harga yang rendah, misal
Swiss), tingkat bunga dirubah-rubah(dinaikkan) 60 sampai 100 basis poittt (bps), atau antara
0,6% sampai dengan 1% (1% adalah 100 basis point). Untuk parameter saham, harga saham
diturunkan sebesar 9%. Dengan demikian pertanyaan yang ingin dijawab adalah bagaimana
efek kenaikan tingkat bunga sebesar 1% terhadap portofolio kita? Seberapa besar
kerugiarunya?
Beban Risiko Pasar
Aktivitas bank di pasar finansial semakin meningkat. Basel Accord merespon peningkatan
tersebut dengan memasukkan risiko pasar pada, tahun 1996 dan diimplementasikan pada akhir
tahun 1997. Bank perlu menyediakan kapital atau beban risiko pasar (market risk charge-MRC)
untuk menopang risiko pasar.
Risiko pasar dibagi menjadi lima jenis, yaitu:
1. Risiko Suku Bunga.
2. Risiko Ekuitas.
3. Pisiko Nilai Tukar.
4. Risiko Komoditas.
5. Risiko Opsi.
Beban risiko pasar adalah penjumlahan dari kelima tipe risiko tersebut. Basel Accord
menyediakan dua kategori metode penghitungan beban risiko pasar, yaitu metode standar
(standardized approach) danmetode internal (internal model approach -IMA). Bank dengan
posisi produk finansial yang relatif sederhana dapat menggunakan metode standar. Sementara
itv, bank dengan posisi produk finansial yang sudah kompleks dapat menggunakan metode
internal (IMA). Posisi produk finansial yang termasuk kompleks adalah posisi opsi. Opsi
mempunyai bank faktor risiko pengerakan harga aset dasarnya, opsi juga terekspos terhadap
risiko volatilitas aset dasarnva dan suku hunga.
Metode Standar
1) Beban Risiko Suku Bunga
Instrumen yang peka terhadap perubahan suku bunga adalah bond. Risiko suku bunga
dibagi menjadi dua bagian, yaitu risiko general dan spesifik (general risk dan specific risk).
General risk adalah kerugian karena pergerakan suku bunga secara umum. Sementara itu,
specific risk adalah kerugian karena karakteristik atau kejadian khusus (idiowncrntic) dari
penerbit obligasi Beban risiko suku bunga sarna dengan beban risiko general dan spesifik:
Masing -masing sedang periode jatuh tempo mendapatkan bobot risiko tertentu. Posisi
dengan selang jatuh tempo 0-1. bulan mendapatkan bobot (weight) risiko nol (0). Masing-
masing posisi dalam selang dikalikan dengan masing-masing bobotnya. Total beban risiko
adalah penjumlahan dari beban risiko dari masing-masing zona 1, 2 dan 3.
Vertical disalowance adalah beban risiko karena netting vertikal. Netting vertikal terjadi
apabila dalam satu selang maturity terdapat posisi dengan tanda yang berbeda, seperti pada
selang maturity 7-10 tahun.
Vertical disalowance adalah beban risiko karena netting antarzona. Netting horizontal
tidak terjadi pada zona 1 dan 2, karena posisi pada kedua zona tersebut sama. Tidak terjadi
netting pada zona 1 dan 2.
Vertical disallowance dan horizontal disallowance menambah beban risiko suku bunga.
Setelah memperhitungkan kedua disallowance, beban risiko suku bunga general adalah 4,580.
Beban risiko suku bunga total adalah 4,580 ditambah beban risiko suku bunga spesiiik. Tabel
14.3 menampilkan beban risiko pasar spesifik suku bunga.
Tabel 14.3 Beban Risiko Pasar Spesifk untuk Risiko Suku Bunga
Kategori Beban risiko
Government 0.000%
Kelompok
Residual maturity kurang dari 6 bulan 0.25%
Residual maturity kurang dari 6 – 24 bulan 1.00%
Residual maturity kurang dari 24 bulan 1.60%
lainnya 8.00%
𝑙𝑜𝑛𝑔 𝑆ℎ𝑜𝑟𝑡
Bagian dalam kurung siku adalah eksposur risiko nilai tukar. Penghitungan nilai ekposur
nilai tukar adalah sebagai berikut: hitung posisi lon~,, dan short dari semua posisi nilai tukar,
pilih posisi yang maksimum, tambahkan posisi nilai mutlak posi~_ emas. Beban risiko nilai
tukar sama dengan 8 persen dari nilai eksposur.
Dalam metode standar, eksposur nilai tukar adalah nilai maksimum short atau lory. Efek
nettify atati efek diversifikasi tidak diperhitungkan. Oleh karena itu, hasil penghitungan beban
risiko dengan metode ini akan cenderung besar. IMA memperhitungkan efek netting.
Net exposure dikenakan beban 15 persen; dan cross exposure dikenakan beban 3 persen.
Apabila bank mempunyai portofolio komoditas, maka beban risiko portofolio tersebut sama
dengan penjumlahan dari masing-masing beban risiko komoditas:
𝐶𝑂
𝑀𝑅𝐶𝑡𝐶𝑂 = ∑𝑁
𝑖=1 𝑀𝑅𝐶𝑖,𝑡
2. Pendekatan Intermediate
Tabel 14.6 menampilkan penghiittngan beban risiko opsi dengan metode intermediate.
Tabel 14.6 Beban Risiko Gamma don Vega Opsi pada Model Delta Plus
Tipe Beban Risiko Aset Dasar Perubahan
risiko
Gamma GRC = ½ x τ x(∆P)2 ∆P/P
lnsirumen Pendapaian Bobot di tabel 14.1
tetap
Saham 8%
Nilai tukar 8%
Komoditas 15%
Vega VRC = ∆ x (∆σ) Semua ∆σ/σ= ±25%
GRC : Beban Risiko Gamma (Gamma risk charge).
VRC : Beban risiko vega (vega risk charge)
Literatur : 1. Mamduh; Manajemen Risiko ; tahun 2009
2. Irham Hakim ; Manajemen Risiko; tahun 2017
. 3. Ikatan Banker Indonesia; Manajemen Risiko 1; tahun 2017