Contoh Perencanaan Balok Kolom
Contoh Perencanaan Balok Kolom
Perencanaan Kolom
Perencanaan kolom pada GKU menggunakan mutu baja BJ55 yang memiliki nilai
Fy sebesar 410 MPa dan kolom direncanakan menggunakan profil IWF dan PSB
bundar. Perhitungan kolom yang direncanakan pada stuktur gedung adalah kolom
yang memiliki beban aksial terbesar seperti pada Gambar 4.49, dengan
perhitungan perencanaan kolom ditinjau terhadap tekan, lentur, dan kombinasi
gaya tekan dan lentur.
Langkah dalam perencanaan kolom terhadap tekan adalah menentukan faktor panjang efektif,
kelangsingan penampang profil, batasan kelangsingan, dan kuat tekan nominal untuk kolom.
Berdasarkan SNI 1729-2015 Pasal C3 faktor panjang efektif (K) dari semua komponen struktur
harus diambil satu kecuali suatu nilai yang lebih kecil dapat diterima melalui analisis rasional.
Metode yang paling banyak dipakai untuk menentukan nilai K menggunakan Alignment Charts
menurut ANSI/AISC 360-10. Pada metode ini, nilai K didapatkan berdasarkan perhitungan nilai
G (perbandingan kekakuan) suatu komponen struktur pada rangka portal dapat ditentukan
sebagai berikut:
∑( )
G =
∑( )
Gambar 4.51 (a) Skema kolom K1, dan (b) Skema kolom K2
Pada kolom K1 bagian dasar kolom diasumsikan jepit, maka nilai GA = 1 dan perbandingan
kekakuan pada rangka portal arah x dan y sebagai berikut:
∑( )
= = = 16,303
∑( )
∑( )
= = = 2,209
∑( )
Pada kolom K2 bagian dasar kolom diasumsikan jepit, maka nilai GA = 1 dan perbandingan
kekakuan pada rangka portal arah x dan y sebagai berikut:
∑( )
= = = 5,075
∑( )
∑( )
= = = 3,861
∑( )
Gambar 4.52 (a) Alignment Charts kolom K1, dan (b) Alignment Charts kolom K2
Sehingga dari Aligment Charts untuk kolom K1 didapatkan nilai Kx = 1,985 dan nilai Ky =
1,467, sedangkan untuk kolom K2 didapatkan nilai Kx = 1,7 dan Ky = 1,61.
2. Kelangsingan Penampang
Berdasarkan SNI 1729-2015 Pasal B4.1 untuk elemen tekan komponen struktur yang menahan
tekan aksial, penampang diklasifikasikan sebagai elemen non-langsing atau penampang elemen
langsing. Untuk profil elemen non-langsing, rasio tebal tehadap lebar dari elemen tekan tidak
boleh melebihi r, dari Tabel B4.1a. jika rasio tebal terhadap lebar melebihi r disebut
penampang dengan elemen langsing. Perbandingan tebal terhadap lebar untuk elemen tertekan
yang diatur dalam Tabel B4.1a, adalah:
Sayap:
p = = = 53,659
3. Batas Kelangsingan
Berdasarkan SNI 1729-2015 Pasal E2 untuk komponen struktur yang dirancang berdasarkan
= = 56,073
Arah sumbu y:
= = 71,912
< 200 ok
= = 49,547
Arah sumbu y:
= = 46,924
< 200 ok
Kuat tekan nominal pada komponen struktur tekan atau kolom K1 untuk elemen non-langsing
dihitung berdasarkan SNI 1729-2015 Pasal E3 dan Pasal E4, sedangkan kuat tekan pada
komponen tekan atau kolom K2 untuk elemen non-langsing dihitung berdasarkan SNI 1729-
2015 Pasal E3.
=
dimana:
Ag = luas penampang bruto (mm2)
Fcr = tegangan kritis penampang (MPa)
a. Bila √ (atau )
= [ ]
b. Bila √ (atau )
=
dimana:
E = modulus elastisitas baja (MPa)
Fy = tegangan leleh baja (MPa)
Fe = tegangan tekuk kritis elastis, ksi (MPa)
=
( )
= *( )
+
dimana:
Cw = konstanta pilin (mm6)
G = modulus elastis geser dari baja = 11200 ksi (77200 MPa)
Ix, Iy = momen inersia di sumbu utama (mm4)
J = konstanta torsi (mm4)
Kx = faktor panjang efektif untuk tekuk lentur di sumbu x
Ky = faktor panjang efektif untuk tekuk lentur di sumbu y
Kz = faktor panjang efektif untuk tekuk torsi
rx = radius girasi di sumbu x (mm)
ry = radius girasi di sumbu y (mm)
Fe = = = 627,155 MPa
( )
( )
= = 0,654
Karena , maka:
Fe = = = 381,32 MPa
( )
( )
= = 1,075
Karena , maka:
Tekuk Torsi:
h0 = - = - = 386 mm
G = 77200 MPa
J = ( ) ( )
= ( ) ( ) = 6622992 mm4
Fe = * ( )
+
= [ ( )
]
= 1148,887 MPa
= = 0,357
Karena , maka:
Fcr = [ ] = [ ] = 353,094 MPa
Kuat tekan nominal kolom K1 diambil dari hasil .Pn yang paling kecil. .Pn yang paling
kecil adalah kuat tekan nominal berdasarkan tekuk lentur arah sumbu y, yaitu sebesar
695009,91 kg.
Fe = = = 803,267 MPa
( )
( )
= = 0,51
Karena , maka:
Fe = = = 895,584 MPa
( )
( )
= = 0,458
Karena , maka:
Kuat tekan nominal kolom K2 diambil dari hasil .Pn yang paling kecil. .Pn yang paling
kecil adalah kuat tekan nominal berdasarkan tekuk lentur arah sumbu x, yaitu sebesar
680783,03 kg.
Langkah dalam perencanaan kolom terhadap lentur adalah menentukan kekompakan penampang
profil, batasan bentang untuk pengekangan lateral, dan kuat lentur nominal untuk kolom.
1. Kekompakan Penampang
Pada SNI 1729-2015 Pasal B4.1 untuk elemen tekan komponen struktur menahan lentur,
penampang diklasifikasikan sebagai penampang kompak atau penampang non-kompak. Untuk
penampang kompak, rasio tebal tehadap lebar dari elemen tekan tidak boleh melebihi r, dari
Tabel B4.1b. jika rasio tebal terhadap lebar melebihi r disebut penampang non-kompak.
Perbandingan tebal terhadap lebar untuk elemen tekan yang diatur dalam Tabel B4.1a, adalah:
Sayap:
= √ = √ = 22,086
= = = 34,146
= = = 151,22
Kuat komponen struktur dalam memikul momen lentur tergantung dari panjang bentang antara
dua pengekang lateral yang berdekatan (Lb). Batas-batas pengekang lateral ditentukan dari SNI
1729-2015 Pasal F2 untuk profil I kompak simetris ganda.
Lb = 5000 mm
Lr = 1,95 . rts . √ √( ) ( )
= √ √( ) ( )
= 15043,452 mm
= - = - = 386 mm
= ( ) ( ) = 6622992 mm4
Karena panjang Lb pada adalah 5000 mm, maka Lp < Lb < Lr.
Kuat lentur nominal pada komponen struktur kolom K1 untuk elemen kompak simetris ganda
dihitung berdasarkan SNI 1729-2015 Pasal F2, sedangkan kuat lentur nominal pada komponen
struktur kolom K2 untuk elemen PSB bundar dihitung berdasarkan SNI 1729-2015 Pasal F8.
Kuat lentur nominal (Mn) harus diambil nilai terendah yang diperoleh sesuai dengan keadaan
batas pelelehan (momen plastis) dan tekuk torsi lateral.
a. Pelelehan
Mn = Mp = Fy . Z
dimana:
Fy = tegangan leleh minimum yang disyaratkan dari tipe baja yang digunakan, (MPa).
Z = modulus penampang plastis, (mm3).
Arah sumbu x:
= ( - ) ( – )
= ( - ) ( – )
Arah sumbu y:
= ( – )
= ( – )
= 2296350 + 28998 = 2325348 mm3
= = = 953392680 Nmm
= 95339268 kgmm
= = 0,9 . 95339268 = 85805341,2 kgmm
dimana:
Fy = tegangan leleh minimum yang disyaratkan dari tipe baja yang digunakan, (MPa).
Sx = modulus penampang elastis di sumbu x, (mm3).
Cb = faktor modifikasi tekuk torsi-lateral.
Arah sumbu x:
-
=
- - - -
= 1,784
= = = 2031130980 Nmm
= 203113098 kgmm
-
= [ - ( - )( )]
-
-
= * -( - )( -
)+
Arah sumbu y:
-
=
- - - -
= 1,893
= = = 953392680 Nmm
= 95339268 kgmm
-
= [ - ( - )( )]
-
-
= * -( - )( )+
-
Kuat lentur nominal (Mn) yang paling kecil adalah kuat lentur nominal berdasarkan
pelelehan, yaitu sebesar = 182801788,2 kgmm dan = 85805341,2 kgmm.
Kuat lentur nominal (Mn) harus diambil nilai terendah yang diperoleh sesuai dengan keadaan
batas pelelehan (momen plastis) dan tekuk lokal.
a. Pelelehan
Mn = Mp = Fy . Z
dimana:
Fy = tegangan leleh minimum yang disyaratkan dari tipe baja yang digunakan, (MPa).
Z = modulus penampang plastis, (mm3).
b. Tekuk Lokal
Karena penampang kompak, sehingga keadaan batas dari tekuk lokal sayap tidak
diterapkan.
Kuat lentur nominal (Mn) yang paling kecil adalah kuat lentur nominal berdasarkan
pelelehan, yaitu sebesar = 260477100 kgmm.
Karena kolom termasuk ke dalam portal bergoyang maka berdasarkan SNI 1729-2015 Lampiran
8 menggunakan prosedur analisis orde kedua amplifikasi yang diperlukan adalah efek P- dan
efek P-. Kekuatan lentur orde kedua yang diperlukan (Mr) dan kekuatan aksial (Pr) dari semua
komponen struktur harus ditentukan sebagai berikut:
=
=
dimana:
B1 = pengali untuk menghitung efek P-
B2 = pengali untuk menghitung efek P-
Mlt = momen orde pertama akibat hanya translasi lateral struktur
Mnt = momen orde pertama dengan struktur dikekang melawan translasi lateral
Mr = kekuatan lentur orde kedua yang diperlukan
Plt = gaya aksial orde pertama akibat hanya translasi lateral struktur
Pnt = gaya aksial orde pertama dengan struktur dikekang melawan translasi lateral
Pr = kekuatan lentur orde kedua yang diperlukan
1. Pengali B1 untuk efek P-
Pada SNI 1729-2015 Lampiran 8 Pasal 8.2.1 pengali B1 untuk setiap komponen struktur yang
menahan tekan dan setiap arah dari lentur komponen struktur dihitung sebagai berikut:
= 1
-
dimana:
= 1
Cm = koefisien dengan asumsi tanpa translasi lateral dari portal
= - ( )
Pe1 = kekuatan tekuk kritis elastis komponen struktur dalam bidang lentur, dihitung
berdasarkan asumsi tanpa translasi lateral pada ujung-ujung komponen struktur.
=
( )
Pr = Pnt + Plt
Perhitungan faktor pengali B1 pada kolom K1 yang ditinjau adalah sebagai berikut:
= = 0,204
Arah sumbu x:
Pe1 = =
( ) ( )
= 58558136,32 N = 5855813,632 kg
-
Cm = - ( ) = - ( ) = 0,67
B1 = = = 0,699
- -
Arah sumbu y:
Pe1 = =
( ) ( )
= 19561446,4 N = 1956144,64 kg
Cm = - ( ) = - (- ) = 0,764
B1 = = = 0,875
- -
= = 0,203
Arah sumbu x:
Pe1 = =
( ) ( )
= 58558136,32 N = 5855813,632 kg
-
Cm = - ( ) = - ( ) = 0,67
B1 = = = 0,699
- -
Pe1 = =
( ) ( )
= 19561446,4 N = 1956144,64 kg
Cm = - ( ) = - (- ) = 0,764
B1 = = = 0,874
- -
Perhitungan faktor pengali B1 pada kolom K2 yang ditinjau adalah sebagai berikut:
= = 0,223
Arah sumbu x:
Pe1 = =
( ) ( )
= 42423903,25 N = 4242390,325 kg
-
Cm = - ( ) = - ( ) = 0,819
B1 = = = 0,861
- -
Arah sumbu y:
Pe1 = =
( ) ( )
= 42423903,25 N = 4242390,325 kg
Cm = - ( ) = - (- ) = 0,916
B1 = = = 0,963
- -
= = 0,215
Arah sumbu x:
Pe1 = =
( ) ( )
= 42423903,25 N = 4242390,325 kg
-
Cm = - ( ) = - ( ) = 0,819
B1 = = = 0,86
- -
Arah sumbu y:
Pe1 = =
( ) ( )
= 42423903,25 N = 4242390,325 kg
Cm = - ( ) = - (- ) = 0,916
B1 = = = 0,961
- -
Berdasarkan SNI 1729-2015 Lampiran 8 Pasal 8.2.2 pengali B2 untuk setiap tingkat dan setiap
arah dari translasi lateral dihitung sebagai berikut:
= 1
-
dimana:
= 1
Pstory = beban vertikal total pada lantai yang ditinjau
Pe story = kekuatan tekuk kritis elastis untuk tingkat pada arah yang diperhitungkan.
RM = - ( )
L = tinggi tingkat
Pmf = beban vertikal total kolom pada tingkat yang ditinjau dalam arah translasi yang
diperhitungkan
H = simpangan tingkat dalam orde pertama, dalam arah translasi yang diperhitungkan
H = gaya geser total pada lantai yang ditinjau
Perhitungan faktor pengali B2 pada kolom K1 yang ditinjau adalah sebagai berikut:
RM = - ( ) = - ( ) = 0,991
Arah sumbu x:
Pe story = = = 41696461,145 kg
B2 = = = 1,107
- -
Arah sumbu y:
Pe story = = = 69642757,928 kg
B2 = = = 1,061
- -
RM = - ( ) = - ( ) = 0,988
Arah sumbu x:
Pe story = = = 44617265,293 kg
B2 = = = 1,099
- -
Arah sumbu y:
Pe story = = = 58734902,583 kg
B2 = = = 1,074
- -
Perhitungan faktor pengali B2 pada kolom K2 yang ditinjau adalah sebagai berikut:
RM = - ( ) = - ( ) = 0,991
Arah sumbu x:
Pe story = = = 42205869,747 kg
B2 = = = 1,106
- -
Arah sumbu y:
Pe story = = = 57418878,383 kg
B2 = = = 1,075
- -
RM = - ( ) = - ( ) = 0,988
Arah sumbu x:
Pe story = = = 44420646,496 kg
B2 = = = 1,1
- -
Arah sumbu y:
Pe story = = = 71159482,886 kg
B2 = = = 1,06
- -
Berdasarkan SNI 1729-2015 Lampiran 8 kekuatan lentur orde kedua yang diperlukan (Mr) dan
kekuatan aksial (Pr) dari semua komponen struktur harus ditentukan sebagai berikut:
=
=
Perhitungan kekuatan lentur orde kedua yang diperlukan (Mr) dan kekuatan aksial (Pr) pada
kolom K1 adalah sebagai berikut:
= 24150214,68 kgmm
= 8070394,461 kgmm
Perhitungan kekuatan lentur orde kedua yang diperlukan (Mr) dan kekuatan aksial (Pr) pada
kolom K2 adalah sebagai berikut:
= 49315141,22 kgmm
= 16477398,868 kgmm
Interaksi antara gaya aksial dan lentur diatur dalam SNI 1729-2015 Pasal H1. Perbandingan gaya
aksial terfaktor (Pr) dan kuat tekan nominal penampang (Pn), menjadi tolak ukur dalam
persamaan interaksi gaya aksial dan lentur pada kolom.
Persamaan interaksi gaya aksial dan lentur pada kolom K1 adalah sebagai berikut:
= = 0,355
Karena 0,2, maka:
( ) 1,0
( ) 1,0
= = 0,354
( ) 1,0
( ) 1,0
Persamaan interaksi gaya aksial dan lentur pada kolom K2 adalah sebagai berikut:
= = 0,309
( ) 1,0
( ) 1,0
( ) 1,0
( ) 1,0
Dari hasil perhitungan, kolom K1 dengan profil IWF 400.400 yang ditinjau pada struktur GKU
aman untuk digunakan. Sedangkan, kolom K2 dengan profil PSB bundar Ø500 yang ditinjau
pada struktur GKU juga aman untuk digunakan.