Anda di halaman 1dari 27

2.

Perencanaan Kolom

Perencanaan kolom pada GKU menggunakan mutu baja BJ55 yang memiliki nilai
Fy sebesar 410 MPa dan kolom direncanakan menggunakan profil IWF dan PSB
bundar. Perhitungan kolom yang direncanakan pada stuktur gedung adalah kolom
yang memiliki beban aksial terbesar seperti pada Gambar 4.49, dengan
perhitungan perencanaan kolom ditinjau terhadap tekan, lentur, dan kombinasi
gaya tekan dan lentur.

Gambar 4.49 Kolom yang ditinjau

Kolom K1 direncanakan menggunakan profil IWF 400.400 dan kolom K2


direncanakan menggunakan profil PSB bundar Ø500, dengan data profil sebagai
berikut:
Gambar 4.50 (a) Penampang profil IWF, dan (b) Penampang profil PSB bundar
a. IWF 400.400
H = 414 mm Ix = 928000000 mm4
B = 405 mm Iy = 310000000 mm4
tw = 18 mm rx = 177 mm
tf = 28 mm ry = 102 mm
r1 = 22 mm Sx = 4480000 mm3
A = 29540 mm2 Sy = 1530000 mm3
b. PSB bundar Ø500
D = 500 mm
t = 15 mm
A = 22843,5 mm2
Ix = 672312759,375 mm4
Iy = 672312759,375 mm4
rx = 171,555 mm
ry = 171,555 mm
Sx = 2689251,038 mm3
Sy = 2689251,038 mm3
2.1.1 Perencanaan Kolom Terhadap Tekan

Langkah dalam perencanaan kolom terhadap tekan adalah menentukan faktor panjang efektif,
kelangsingan penampang profil, batasan kelangsingan, dan kuat tekan nominal untuk kolom.

1. Faktor Panjang Efektif

Berdasarkan SNI 1729-2015 Pasal C3 faktor panjang efektif (K) dari semua komponen struktur
harus diambil satu kecuali suatu nilai yang lebih kecil dapat diterima melalui analisis rasional.
Metode yang paling banyak dipakai untuk menentukan nilai K menggunakan Alignment Charts
menurut ANSI/AISC 360-10. Pada metode ini, nilai K didapatkan berdasarkan perhitungan nilai
G (perbandingan kekakuan) suatu komponen struktur pada rangka portal dapat ditentukan
sebagai berikut:
∑( )
G =
∑( )

Gambar 4.51 (a) Skema kolom K1, dan (b) Skema kolom K2

Pada kolom K1 bagian dasar kolom diasumsikan jepit, maka nilai GA = 1 dan perbandingan
kekakuan pada rangka portal arah x dan y sebagai berikut:

∑( )
= = = 16,303
∑( )
∑( )
= = = 2,209
∑( )

Pada kolom K2 bagian dasar kolom diasumsikan jepit, maka nilai GA = 1 dan perbandingan
kekakuan pada rangka portal arah x dan y sebagai berikut:

∑( )
= = = 5,075
∑( )

∑( )
= = = 3,861
∑( )

Gambar 4.52 (a) Alignment Charts kolom K1, dan (b) Alignment Charts kolom K2

Sehingga dari Aligment Charts untuk kolom K1 didapatkan nilai Kx = 1,985 dan nilai Ky =
1,467, sedangkan untuk kolom K2 didapatkan nilai Kx = 1,7 dan Ky = 1,61.

2. Kelangsingan Penampang
Berdasarkan SNI 1729-2015 Pasal B4.1 untuk elemen tekan komponen struktur yang menahan
tekan aksial, penampang diklasifikasikan sebagai elemen non-langsing atau penampang elemen
langsing. Untuk profil elemen non-langsing, rasio tebal tehadap lebar dari elemen tekan tidak
boleh melebihi r, dari Tabel B4.1a. jika rasio tebal terhadap lebar melebihi r disebut
penampang dengan elemen langsing. Perbandingan tebal terhadap lebar untuk elemen tertekan
yang diatur dalam Tabel B4.1a, adalah:
Sayap:

Kolom K1:  = = = 7,232

= 0,56 . √ = 0,56 . √ = 12,368

 < p  Penampang elemen non-langsing

Kolom K2:  = = = 33,333

p = = = 53,659

 < p  Penampang elemen non-langsing


Badan:

Kolom K1:  = = = 17,444

= 1,49 . √ = 1,49 . √ = 32,909

 < p  Penampang elemen non-langsing

3. Batas Kelangsingan

Berdasarkan SNI 1729-2015 Pasal E2 untuk komponen struktur yang dirancang berdasarkan

tekan, rasio kelangsingan efektif ( ) sebaiknya tidak melebihi 200.

Kolom K1:  Arah sumbu x:

= = 56,073

 Arah sumbu y:
= = 71,912

< 200  ok

Kolom K2:  Arah sumbu x:

= = 49,547

 Arah sumbu y:

= = 46,924

< 200  ok

4. Kuat Tekan Nominal Kolom

Kuat tekan nominal pada komponen struktur tekan atau kolom K1 untuk elemen non-langsing
dihitung berdasarkan SNI 1729-2015 Pasal E3 dan Pasal E4, sedangkan kuat tekan pada
komponen tekan atau kolom K2 untuk elemen non-langsing dihitung berdasarkan SNI 1729-
2015 Pasal E3.
=
dimana:
Ag = luas penampang bruto (mm2)
Fcr = tegangan kritis penampang (MPa)

Tegangan kritis (Fcr) ditentukan dalam persamaan berikut:

a. Bila √ (atau )

= [ ]

b. Bila √ (atau )

=
dimana:
E = modulus elastisitas baja (MPa)
Fy = tegangan leleh baja (MPa)
Fe = tegangan tekuk kritis elastis, ksi (MPa)

Tegangan tekuk kritis elastis (Fe) ditentukan dalam persamaan berikut:

=
( )

Tegangan tekuk elastis torsi (Fe) ditentukan dalam persamaan berikut:

= *( )
+

dimana:
Cw = konstanta pilin (mm6)
G = modulus elastis geser dari baja = 11200 ksi (77200 MPa)
Ix, Iy = momen inersia di sumbu utama (mm4)
J = konstanta torsi (mm4)
Kx = faktor panjang efektif untuk tekuk lentur di sumbu x
Ky = faktor panjang efektif untuk tekuk lentur di sumbu y
Kz = faktor panjang efektif untuk tekuk torsi
rx = radius girasi di sumbu x (mm)
ry = radius girasi di sumbu y (mm)

 Kuat Tekan Nominal Kolom K1


Tekuk lentur pada arah sumbu x:

Fe = = = 627,155 MPa
( )
( )

= = 0,654

Karena , maka:

Fcr = [ ] = [ ] = 311,853 MPa

Pn = Fcr . Ag = 311,853 . 29540 = 9212134,02 N


= 921213,402 kg
.Pn = 0,9 . 921213,402 = 829092,062 kg

Tekuk lentur pada arah sumbu y:

Fe = = = 381,32 MPa
( )
( )

= = 1,075

Karena , maka:

Fcr = [ ] = [ ] = 261,42 MPa

Pn = Fcr . Ag = 261,42 . 29540 = 7722332,33 N


= 772233,233 kg
.Pn = 0,9 . 772233,233 = 695009,91 kg

Tekuk Torsi:

h0 = - = - = 386 mm

Cw = = = 1,155 . 1013 mm6

G = 77200 MPa

J = ( ) ( )

= ( ) ( ) = 6622992 mm4

Fe = * ( )
+

= [ ( )
]

= 1148,887 MPa

= = 0,357

Karena , maka:
Fcr = [ ] = [ ] = 353,094 MPa

Pn = Fcr . Ag = 353,094 . 29540 = 10430396,76 N


= 1043039,676 kg
.Pn = 0,9 . 1043039,676 = 938735,708 kg

Kuat tekan nominal kolom K1 diambil dari hasil .Pn yang paling kecil. .Pn yang paling
kecil adalah kuat tekan nominal berdasarkan tekuk lentur arah sumbu y, yaitu sebesar
695009,91 kg.

 Kuat Tekan Nominal Kolom K2


Tekuk lentur pada arah sumbu x:

Fe = = = 803,267 MPa
( )
( )

= = 0,51

Karena , maka:

Fcr = [ ] = [ ] = 331,134 MPa

Pn = Fcr . Ag = 331,134 . 22843,5 = 7564255,89 N


= 756425,589 kg
.Pn = 0,9 . 756425,589 = 680783,03 kg

Tekuk lentur pada arah sumbu y:

Fe = = = 895,584 MPa
( )
( )

= = 0,458

Karena , maka:

Fcr = [ ] = [ ] = 338,507 MPa


Pn = Fcr . Ag = 338,507 . 22843,5 = 7732678,71 N
= 773267,871 kg
.Pn = 0,9 . 773267,871 = 695941,084 kg

Kuat tekan nominal kolom K2 diambil dari hasil .Pn yang paling kecil. .Pn yang paling
kecil adalah kuat tekan nominal berdasarkan tekuk lentur arah sumbu x, yaitu sebesar
680783,03 kg.

2.1.2 Perencanaan Kolom Terhadap Lentur

Langkah dalam perencanaan kolom terhadap lentur adalah menentukan kekompakan penampang
profil, batasan bentang untuk pengekangan lateral, dan kuat lentur nominal untuk kolom.

1. Kekompakan Penampang

Pada SNI 1729-2015 Pasal B4.1 untuk elemen tekan komponen struktur menahan lentur,
penampang diklasifikasikan sebagai penampang kompak atau penampang non-kompak. Untuk
penampang kompak, rasio tebal tehadap lebar dari elemen tekan tidak boleh melebihi r, dari
Tabel B4.1b. jika rasio tebal terhadap lebar melebihi r disebut penampang non-kompak.
Perbandingan tebal terhadap lebar untuk elemen tekan yang diatur dalam Tabel B4.1a, adalah:
Sayap:

Kolom K1:  = = = 7,232

= 0,38 . √ = 0,38 . √ = 8,393

= √ = √ = 22,086

 < p  Penampang kompak

Kolom K2:  = = = 33,333

= = = 34,146
= = = 151,22

 < p  Penampang kompak


Badan:

Kolom K1:  = = = 17,444

= 3,76 . √ = 3,76 . √ = 83,045

= 5,70 . √ = 5,70 . √ = 125,892

 < p  Penampang kompak

2. Batasan Bentang Pengekangan Lateral

Kuat komponen struktur dalam memikul momen lentur tergantung dari panjang bentang antara
dua pengekang lateral yang berdekatan (Lb). Batas-batas pengekang lateral ditentukan dari SNI
1729-2015 Pasal F2 untuk profil I kompak simetris ganda.
Lb = 5000 mm

Lp = 1,76 . ry . √ = 1,76 . 102 . √ = 3964,934 mm

Lr = 1,95 . rts . √ √( ) ( )

= √ √( ) ( )

= 15043,452 mm

Dengan nilai Jc, h0 dan rts ditentukan sebagai berikut:

= - = - = 386 mm

rts = √ = √ = 115,563 mm2


Jc = ( ) ( )

= ( ) ( ) = 6622992 mm4

Karena panjang Lb pada adalah 5000 mm, maka Lp < Lb < Lr.

3. Kuat Lentur Nominal Kolom

Kuat lentur nominal pada komponen struktur kolom K1 untuk elemen kompak simetris ganda
dihitung berdasarkan SNI 1729-2015 Pasal F2, sedangkan kuat lentur nominal pada komponen
struktur kolom K2 untuk elemen PSB bundar dihitung berdasarkan SNI 1729-2015 Pasal F8.

 Kuat Lentur Nominal Kolom K1

Kuat lentur nominal (Mn) harus diambil nilai terendah yang diperoleh sesuai dengan keadaan
batas pelelehan (momen plastis) dan tekuk torsi lateral.

a. Pelelehan
Mn = Mp = Fy . Z
dimana:
Fy = tegangan leleh minimum yang disyaratkan dari tipe baja yang digunakan, (MPa).
Z = modulus penampang plastis, (mm3).

Arah sumbu x:

= ( - ) ( – )

= ( - ) ( – )

= 4377240 + 576738 = 4953978 mm3


= = = 2031130980 Nmm
= 203113098 kgmm
 = = 0,9 . 203113098 = 182801788,2 kgmm

Arah sumbu y:

= ( – )

= ( – )
= 2296350 + 28998 = 2325348 mm3
= = = 953392680 Nmm

= 95339268 kgmm
 = = 0,9 . 95339268 = 85805341,2 kgmm

b. Tekuk Torsi Lateral


Karena panjang Lb adalah 5000 mm, maka Lp < Lb < Lr, sehingga kuat lentur nominal (Mn)
ditentukan dengan persamaan berikut:
-
Mn = [ - ( - )( )]
-

dimana:
Fy = tegangan leleh minimum yang disyaratkan dari tipe baja yang digunakan, (MPa).
Sx = modulus penampang elastis di sumbu x, (mm3).
Cb = faktor modifikasi tekuk torsi-lateral.

Arah sumbu x:

Mmaks = -41777,21 kgm


MA = -28689,82 kgm
MB = -15602,42 kgm
MC = -13274,8 kgm
=

-
=
- - - -

= 1,784
= = = 2031130980 Nmm

= 203113098 kgmm
-
= [ - ( - )( )]
-

-
= * -( - )( -
)+

= 3498999667,016 Nmm = 349899966,7016 kgmm


Syarat: Mn  Mp
349899966,7016 kgmm > 203113098 kgmm
Maka digunakan nilai = 203113098 kgmm

Arah sumbu y:

Mmaks = -21272,03 kgm


MA = -13383,37 kgm
MB = -5494,71 kgm
MC = -8381,26 kgm
=

-
=
- - - -

= 1,893
= = = 953392680 Nmm

= 95339268 kgmm
-
= [ - ( - )( )]
-

-
= * -( - )( )+
-

= 1713964366,703 Nmm = 171396436,6703 kgmm


Syarat: Mn  Mp
171396436,6703 kgmm > 95339268 kgmm
Maka digunakan nilai = 95339268 kgmm

Kuat lentur nominal (Mn) yang paling kecil adalah kuat lentur nominal berdasarkan
pelelehan, yaitu sebesar  = 182801788,2 kgmm dan  = 85805341,2 kgmm.

 Kuat Lentur Nominal Kolom K2

Kuat lentur nominal (Mn) harus diambil nilai terendah yang diperoleh sesuai dengan keadaan
batas pelelehan (momen plastis) dan tekuk lokal.

a. Pelelehan
Mn = Mp = Fy . Z

dimana:
Fy = tegangan leleh minimum yang disyaratkan dari tipe baja yang digunakan, (MPa).
Z = modulus penampang plastis, (mm3).

Arah sumbu x sama dengan arah sumbu y:


Z = ( ) - ( - ) = ( ) - ( - )
= 7059000 mm3
= = = 2894190000 Nmm
= 289419000 kgmm
 = = 0,9 . 289419000 = 260477100 kgmm

b. Tekuk Lokal

Karena penampang kompak, sehingga keadaan batas dari tekuk lokal sayap tidak
diterapkan.

Kuat lentur nominal (Mn) yang paling kecil adalah kuat lentur nominal berdasarkan
pelelehan, yaitu sebesar  = 260477100 kgmm.

2.1.3 Analisis Pendekatan Orde Kedua

Karena kolom termasuk ke dalam portal bergoyang maka berdasarkan SNI 1729-2015 Lampiran
8 menggunakan prosedur analisis orde kedua amplifikasi yang diperlukan adalah efek P- dan
efek P-. Kekuatan lentur orde kedua yang diperlukan (Mr) dan kekuatan aksial (Pr) dari semua
komponen struktur harus ditentukan sebagai berikut:
=
=
dimana:
B1 = pengali untuk menghitung efek P-
B2 = pengali untuk menghitung efek P-
Mlt = momen orde pertama akibat hanya translasi lateral struktur
Mnt = momen orde pertama dengan struktur dikekang melawan translasi lateral
Mr = kekuatan lentur orde kedua yang diperlukan
Plt = gaya aksial orde pertama akibat hanya translasi lateral struktur
Pnt = gaya aksial orde pertama dengan struktur dikekang melawan translasi lateral
Pr = kekuatan lentur orde kedua yang diperlukan
1. Pengali B1 untuk efek P-

Pada SNI 1729-2015 Lampiran 8 Pasal 8.2.1 pengali B1 untuk setiap komponen struktur yang
menahan tekan dan setiap arah dari lentur komponen struktur dihitung sebagai berikut:

=  1
-

dimana:
 = 1
Cm = koefisien dengan asumsi tanpa translasi lateral dari portal

= - ( )

Pe1 = kekuatan tekuk kritis elastis komponen struktur dalam bidang lentur, dihitung
berdasarkan asumsi tanpa translasi lateral pada ujung-ujung komponen struktur.

=
( )

Pr = Pnt + Plt

Perhitungan faktor pengali B1 pada kolom K1 yang ditinjau adalah sebagai berikut:

 Akibat translasi arah x


Py = Fy . A g = 410 . 29540 = 12111400 N
= 1211140 kg
Pr = Pnt + Plt = 245268,94 + 1538,97 = 246807,91 kg

= = 0,204

Karena < 0,5 maka b = 1

Arah sumbu x:

Pe1 = =
( ) ( )

= 58558136,32 N = 5855813,632 kg
-
Cm = - ( ) = - ( ) = 0,67
B1 = = = 0,699
- -

Karena B1 = 0,699 < 1, maka nilai B1 diambil sebesar 1.

Arah sumbu y:

Pe1 = =
( ) ( )

= 19561446,4 N = 1956144,64 kg

Cm = - ( ) = - (- ) = 0,764

B1 = = = 0,875
- -

Karena B1 = 0,875 < 1, maka nilai B1 diambil sebesar 1.

 Akibat translasi arah y


Py = Fy . A g = 410 . 29540 = 12111400 N
= 1211140 kg
Pr = Pnt + Plt = 245268,94 + 968,64 = 246237,58 kg

= = 0,203

Karena < 0,5 maka b = 1

Arah sumbu x:

Pe1 = =
( ) ( )

= 58558136,32 N = 5855813,632 kg
-
Cm = - ( ) = - ( ) = 0,67

B1 = = = 0,699
- -

Karena B1 = 0,699 < 1, maka nilai B1 diambil sebesar 1.


Arah sumbu y:

Pe1 = =
( ) ( )

= 19561446,4 N = 1956144,64 kg

Cm = - ( ) = - (- ) = 0,764

B1 = = = 0,874
- -

Karena B1 = 0,874 < 1, maka nilai B1 diambil sebesar 1.

Perhitungan faktor pengali B1 pada kolom K2 yang ditinjau adalah sebagai berikut:

 Akibat translasi arah x


Py = Fy . A g = 410 . 22843,5 = 9365835 N = 936583,5 kg
Pr = Pnt + Plt = 194254,34 + 14828,3 = 209082,64 kg

= = 0,223

Karena < 0,5 maka b = 1

Arah sumbu x:

Pe1 = =
( ) ( )

= 42423903,25 N = 4242390,325 kg
-
Cm = - ( ) = - ( ) = 0,819

B1 = = = 0,861
- -

Karena B1 = 0,861 < 1, maka nilai B1 diambil sebesar 1.

Arah sumbu y:

Pe1 = =
( ) ( )

= 42423903,25 N = 4242390,325 kg

Cm = - ( ) = - (- ) = 0,916
B1 = = = 0,963
- -

Karena B1 = 0,963 < 1, maka nilai B1 diambil sebesar 1.

 Akibat translasi arah y


Py = Fy . A g = 410 . 22843,5 = 9365835 N = 936583,5 kg
Pr = Pnt + Plt = 194254,34 + 6928,72 = 201183,06 kg

= = 0,215

Karena < 0,5 maka b = 1

Arah sumbu x:

Pe1 = =
( ) ( )

= 42423903,25 N = 4242390,325 kg
-
Cm = - ( ) = - ( ) = 0,819

B1 = = = 0,86
- -

Karena B1 = 0,86 < 1, maka nilai B1 diambil sebesar 1.

Arah sumbu y:

Pe1 = =
( ) ( )

= 42423903,25 N = 4242390,325 kg

Cm = - ( ) = - (- ) = 0,916

B1 = = = 0,961
- -

Karena B1 = 0,961 < 1, maka nilai B1 diambil sebesar 1.


2. Pengali B2 untuk efef P-

Berdasarkan SNI 1729-2015 Lampiran 8 Pasal 8.2.2 pengali B2 untuk setiap tingkat dan setiap
arah dari translasi lateral dihitung sebagai berikut:

=  1
-

dimana:
 = 1
Pstory = beban vertikal total pada lantai yang ditinjau
Pe story = kekuatan tekuk kritis elastis untuk tingkat pada arah yang diperhitungkan.

RM = - ( )

L = tinggi tingkat
Pmf = beban vertikal total kolom pada tingkat yang ditinjau dalam arah translasi yang
diperhitungkan
H = simpangan tingkat dalam orde pertama, dalam arah translasi yang diperhitungkan
H = gaya geser total pada lantai yang ditinjau

Perhitungan faktor pengali B2 pada kolom K1 yang ditinjau adalah sebagai berikut:

 Akibat translasi arah x

RM = - ( ) = - ( ) = 0,991

Arah sumbu x:

Pe story = = = 41696461,145 kg

B2 = = = 1,107
- -

Karena B2 = 1,107 > 1, maka nilai B2 diambil sebesar 1,107.

Arah sumbu y:

Pe story = = = 69642757,928 kg
B2 = = = 1,061
- -

Karena B2 = 1,061 > 1, maka nilai B2 diambil sebesar 1,061.

 Akibat translasi arah y

RM = - ( ) = - ( ) = 0,988

Arah sumbu x:

Pe story = = = 44617265,293 kg

B2 = = = 1,099
- -

Karena B2 = 1,099 > 1, maka nilai B2 diambil sebesar 1,099.

Arah sumbu y:

Pe story = = = 58734902,583 kg

B2 = = = 1,074
- -

Karena B2 = 1,074 > 1, maka nilai B2 diambil sebesar 1,074.

Perhitungan faktor pengali B2 pada kolom K2 yang ditinjau adalah sebagai berikut:

 Akibat translasi arah x

RM = - ( ) = - ( ) = 0,991

Arah sumbu x:

Pe story = = = 42205869,747 kg

B2 = = = 1,106
- -

Karena B2 = 1,106 > 1, maka nilai B2 diambil sebesar 1,106.

Arah sumbu y:
Pe story = = = 57418878,383 kg

B2 = = = 1,075
- -

Karena B2 = 1,075 > 1, maka nilai B2 diambil sebesar 1,075.

 Akibat translasi arah y

RM = - ( ) = - ( ) = 0,988

Arah sumbu x:

Pe story = = = 44420646,496 kg

B2 = = = 1,1
- -

Karena B2 = 1,1 > 1, maka nilai B2 diambil sebesar 1,1.

Arah sumbu y:

Pe story = = = 71159482,886 kg

B2 = = = 1,06
- -

Karena B2 = 1,06 > 1, maka nilai B2 diambil sebesar 1,06.

3. Kekuatan lentur orde kedua

Berdasarkan SNI 1729-2015 Lampiran 8 kekuatan lentur orde kedua yang diperlukan (Mr) dan
kekuatan aksial (Pr) dari semua komponen struktur harus ditentukan sebagai berikut:
=
=

Perhitungan kekuatan lentur orde kedua yang diperlukan (Mr) dan kekuatan aksial (Pr) pada
kolom K1 adalah sebagai berikut:

 Akibat translasi arah x


a. Kekuatan aksial (Pr)
Pr = = 245268,94 + 1,107 . 1538,97
= 246972,505 kg
b. Kekuatan lentur (Mr)
Arah sumbu x:
= = 1.(-1300786,88) + 1,107 . 15826871,31
= 16218789,703 kgmm
Arah sumbu y:
= = 1 . 777969,68 + 1,061 . 22020230,32

= 24150214,68 kgmm

 Akibat translasi arah y


a. Kekuatan aksial (Pr)
Pr = = 245268,94 + 1,099 . 968,64
= 246333,722 kg
b. Kekuatan lentur (Mr)
Arah sumbu x:
= = 1.(-1300786,88) + 1,099 . 40579356,03
= 43306273,608 kgmm
Arah sumbu y:
= = 1 . 777969,68 + 1,074 . 6792237,5

= 8070394,461 kgmm

Perhitungan kekuatan lentur orde kedua yang diperlukan (Mr) dan kekuatan aksial (Pr) pada
kolom K2 adalah sebagai berikut:

 Akibat translasi arah x


a. Kekuatan aksial (Pr)
Pr = = 194254,34 + 1,106 . 14828,3
= 210647,386 kg
b. Kekuatan lentur (Mr)
Arah sumbu x:
= = 1.(-7205237,62) + 1,106 . 15867723,33
= 10336915,669 kgmm
Arah sumbu y:
= = 1 . 2006823,31 + 1,075 . 43989069,62

= 49315141,22 kgmm

 Akibat translasi arah y


a. Kekuatan aksial (Pr)
Pr = = 194254,34 + 1,1 . 6928,72
= 201874,118 kg

b. Kekuatan lentur (Mr)


Arah sumbu x:
= = 1 . (-7205237,62) + 1,1 . 27114677,94
= 22613808,45 kgmm
Arah sumbu y:
= = 1 . 2006823,31 + 1,06 . 13651337,8

= 16477398,868 kgmm

2.1.4 Interaksi Aksial dan Lentur

Interaksi antara gaya aksial dan lentur diatur dalam SNI 1729-2015 Pasal H1. Perbandingan gaya
aksial terfaktor (Pr) dan kuat tekan nominal penampang (Pn), menjadi tolak ukur dalam
persamaan interaksi gaya aksial dan lentur pada kolom.

Persamaan interaksi gaya aksial dan lentur pada kolom K1 adalah sebagai berikut:

 Akibat translasi arah x

= = 0,355
Karena  0,2, maka:

( )  1,0

( )  1,0

0,6844 < 1,0  aman

 Akibat translasi arah y

= = 0,354

Karena  0,2, maka:

( )  1,0

( )  1,0

0,6486 < 1,0  aman

Persamaan interaksi gaya aksial dan lentur pada kolom K2 adalah sebagai berikut:

 Akibat translasi arah x

= = 0,309

Karena  0,2, maka:

( )  1,0

( )  1,0

0,513 < 1,0  aman

 Akibat translasi arah y


= = 0,297

Karena  0,2, maka:

( )  1,0

( )  1,0

0,4299 > 1,0  aman

Dari hasil perhitungan, kolom K1 dengan profil IWF 400.400 yang ditinjau pada struktur GKU
aman untuk digunakan. Sedangkan, kolom K2 dengan profil PSB bundar Ø500 yang ditinjau
pada struktur GKU juga aman untuk digunakan.

Anda mungkin juga menyukai