Si Empunya Telur
Penulis : Syafrida Nasution
Ilustrator & desainer : Adrinalia
Penyunting naskah : ProVisi Education
1
Aku Betih.
Di sana kan-
dangku.
2 3
Kwek! Kwek! Kwek! Dia seekor ayam hutan.
Itu temanku, Ata. Kami tinggal di kandang
yang sama.
Lihat telurku.
Lihat telurku.
4 5
Kwek!
Kwek!
Kami sering
P e t o k !
mencari makan
Peto k!
bersama.
Aduh!
Anak-anak itu
selalu mengebut.
6 7
Kwek! Kwek! Kwek!
Petok! Petok! Petok!
Telur Kita!
8 9
Kwek! Kwek! Kwek!
Itu telurku, Ata.
10 11
Waktunya
mengerami.
Ciap!
Ciap! Ciap!
Ciap!
12 13
Kwek! Kwek! Kwek! Petok! Petok!
Petok!
Ah, Ata.
Tentu saja telur itu Bukan,
belum menetas. ini telurku!
Telur bebek perlu wak-
tu lebih lama.
14 15
Kwek!
Ciap! Kwek! Kwek! Kwek!
Kwek!
Ciap! Petok! Petok! Petok!
16 17
Petok! Petok! Petok!
Aku akan
menolong kalian!
18 19
Petok!
Petok!
Petok!
Petok!
Tolong aku!
Ah!
20 21
Kwek! Kwek! Kwek! Petok! Petok! Petok!
Lihat, Ata! Terima kasih, Beti.
Mereka bisa berenang. Maafkan aku,
Mereka anak bebek. sudah mengambil telurmu.
22 23
Kita bisa mengasuhnya
bersama-sama.
Syafrida Nasution
Asahan
24
Kisah tentang seekor bebek putih dan ayam hutan yang kandangnya berdekatan.
Ata, si ayam hutan, hanya bisa bertelur enam butir saja.
Sementara Betih, si bebek putih, bisa bertelur sampai sembilan.
Ata ingin sekali seperti Betih. Memiliki telur yang banyaaak …!
Meski iri, Ata dan Betih berteman baik. Mereka sering mencari makan bersama.
Sampai suatu hari, kandang mereka disenggol anak-anak pesepeda.
Telur mereka sekarang bercampur.
Ya ampun, yang mana telurnya Ata dan mana telurnya Betih, ya?
Mereka harus memisahkannya segera,
karena telur-telur itu sudah mulai menetas!
Bisakah Ata dan Betih menyelesaikan kekacauan ini?