ISBN: 979-26-0280-1
220 Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Terapan (SEMANTIK) 2015
pertama atau frekuensi fundamental dari Tabel 1. Limit distorsi tegangan berdasarkan
sistem tenaga tersebut adalah 50 Hz, IEEE 519-1992
harmonisa kedua (100 Hz) merupakan Distorsi
kelipatan kedua dari harmonisa pertama, Tegangan Bus Pada Tegangan THD
harmonisa ketiga (150 Hz) merupakan PCC Individual (%)
kelipatan ketiga dari harmonisa pertama, (%)
maka harmonisa ke-n merupakan kelipatan-n 69 kV dan ke bawah 3,0 5,0
dari frekuensi fundamental. Perubahan 69,001 kV sampai
bentuk dari gelombang arus dan tegangan 1,5 2,5
161 kV
yang disebabkan harmonisa akan 161,001 kV dan ke
menganggu sistem distribusi listrik dan 1,0 1,5
atas
menurunkan kualitas daya sistem. Tabel 2. Limit distorsi harmonisa arus
2.2. Total Harmonic Distortion untuk sistem distribusi berdasarkan IEEE
Total Harmonic Distortion (THD) yang Std 519-1992
didefinisikan sebagai sebagai persentase total Distorsi Harmonisa Arus Maksimum dalam % terhadap
komponen harmonisa terhadap komponen IL
fundamentalnya (berupa tegangan atau arus). Orde Harmonisa Individual
Vh2
<11 11h 17h 23h 35 T
ISC/IL
17 23 35 h D
THDV
h 2 D
(1)
V1 < 20* 4 2 1,5 0,6 0,3 5
I h2
20 – 7 3,5 2,5 1 0,5 8
50
THDI
h 2 50 – 10 (2) 4,5 4 1,5 0,7 1
(2)
I1 100 2
THD V adalah THD tegangan, THD I adalah 100 – 12 5,5 5 2 1 1
THD arus. Vh dan Ih adalah tegangan dan 1000 5
arus harmonisa. V1 dan I1 adalah tegangan > 15 7 6 2,5 1,4 2
dan arus fundamental 1000 0
2.3. Standar Harmonisa IEEE 519-1992 2.4. Filter Harmonisa Pasif Single-Tuned
Besarnya THD maksimum yang
Filter harmonisa pasif digunakan untuk
diijinkan untuk tiap negara berbeda
mereduksi harmonisa orde frekuensi tertentu
tergantung standar yang digunakan. Standar
dari sebuah tegangan atau arus. Pada filter
untuk THD umumnya ditunjukkan pada
harmonisa pasif jenis single-tuned , hanya ada
Gambar 1.
satu orde yang ditala.
(a) Gelombang fundamental
(b.1) Gelombang
Z (ω)=R + j(ωL - 1/ωC) (3)
harmonisa-3
(b.2) Gelombang Z (ω) adalah Impedansi filter terhadap
harmonisa-5 frekuensi. R, L, C adalah nilai resistansi,
(c) Gelombang Terdistorsi induktansi dan kapasitansi komponen filter
Gambar 1. Gelombang Terdistorsi Akibat
Harmonisa
(a) (b)
Gambar 2. Pengaruh ke impedansi: (a)
Rangkaian filter Single-Tuned ; (b)Grafik
impedansi filter terhadap frekuensi
ISBN: 979-26-0280-1
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Terapan (SEMANTIK) 2015 221
ISBN: 979-26-0280-1
222 Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Terapan (SEMANTIK) 2015
3. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian Gambar 5. Diagram Alir Peredaman
ini dijabarkan pada flowchart (Gambar 5). Harmonisa di PT.Wilmar Nabati, Gresik
Diawali dengan pengumpulan keseluruhan
data single line diagram, data peralatan (grid, Langkah pertama untuk meredam
generator, trafo dan beban) dan data harmonisa adalah dengan menggunakan trafo
pengukuran harmonisa, kemudian penggeser fasa di beberapa lokasi yang
disimulasikan. Simulasi yang pertama adalah terdapat dua atau lebih trafo terpasang secara
simulasi aliran daya/load flow. Dari hasil paralel dalam satu bus yang sama. Nilai
simulasi, akan dilakukan analisis perhitungan indeks harmonisa tegangan dibandingkan
tap trafo untuk memperbaiki profil tegangan dengan standar IEEE 519-1992, apabila
di semua bus sehingga memenuhi standar belum memenuhi standar, maka akan
(98-102%). Apabila tegangan di semua bus dilanjutkan pada langkah kedua. Langkah
telah sesuai standar, selanjutnya dilakukan kedua adalah dengan memasang filter
simulasi aliran daya harmonisa/harmonic harmonisa pasif. Pemasangan filter
load flow untuk melihat nilai indeks harmonisa pasif menyesuaikan dengan
harmonisa (THDV dan THDI) serta karakteristik harmonisa di bus lokasi
karakteristik harmonisa (orde dan magnitude) pemasangan. Langkah ketiga adalah dengan
di keseluruhan sistem. Pada simulasi memasang reaktor. Pemasangan reaktor perlu
harmonic load flow, data library harmonisa memperhatikan besarnya penurunan
VSD dimodelkan sesuai dengan hasil tegangan.
pengukuran.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada kondisi peak load , hampir semua
bus mengalami undervoltage, sehingga
diperlukan pengaturan tap trafo untuk
memperbaiki tegangan(tabel 6). Trafo
penggeser fasa yang digunakan ditunjukkan
pada gambar 6.
ISBN: 979-26-0280-1
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Terapan (SEMANTIK) 2015 223
Tabel 6. Perbaikan nilai tegangan setelah Pada tabel 7 dan tabel 8, menunjukkan
pengaturan tap trafo pada kondisi peak pengurangan indeks harmonisa tegangan
load di sebagian bus pada bus trafo TF-KB dan telah memenuhi
Peak Load standar (tidak perlu filter harmonisa).
Trafo Bu %V %V Desain filter di Bus Outgoing Trafo
Tap %V Refinery-Fract. 3100TPD
ID s sebelu stand
trafo setelah
ID m ar a. Single Tuned Orde 5, frekuensi = 250
Biodi primer 95.55 101.08 Hz
58 PF sebelum 90.2% PF sesudah 95%
esel (-5%) % %
Biodi ∆Q = 5623 x ( tan θawal – tan θ target ) (1)
primer 15 95.11 100.66 = 5414 x (tan (cos-1 0.902)- tan (cos -1
esel
(-5%) 2 % % 98- 0.95))
3
102% = 843.2191 kVar
94.35 99.93
50 Maka, kVar (Qc) per fasa sebesar 845 kVar
CPK primer % %
O (-5%) 94.48 100.05
51 Maka, nilai kapasitor komponen filter
% %
sebesar
(2)
ISBN: 979-26-0280-1
224 Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Terapan (SEMANTIK) 2015
(9) 5. KESIMPULAN
Kesimpulan pada penelitian ini, yaitu: a)
Orde harmonisa yang dominan di sistem
kelistrikan PT.Wilmar Nabati, Gresik adalah
(10) orde 5,7,11 dan 13; b) Penggunaan trafo
penggeser fasa dapat meredam harmonisa
orde 5 dan 7 tapi tidak bisa meredam
(11) harmonisa orde 11. Selain itu tidak di semua
lokasi dapat digunakan trafo penggeser fasa,
Dan komponen resistansi filternya, asumsi sehingga digunakan filter harmonisa pasif; c)
nilai Q = 30, adalah Pemasangan filter harmonisa pasif dapat
(12) meredam semua gangguan harmonisa
tegangan dan harmonisa arus sehingga
memenuhi standar IEEE 519-1992, pada saat
Pemasangan filter harmonisa pasif pada
kondisi beban puncak maupun beban normal,
semua bus yang indeks harmonisa
kecuali pada plant boiler; d) Pemasangan
tegangannya melebihi standar menurunkan
reaktor pada sisi outgoing trafo boiler efektif
harmonisa arus. Namun, masih terdapat 1
lokasi yang indeks THDI masih melebihi untuk meredam harmonisa arus; e)
standar yaitu di lokasi plant boiler Penggunaan trafo pengggeser fasa dapat
(THDI=65.05%, standar=15%), sehingga mengurangi penggunaan filter harmonisa
dibutuhkan pemasangan reaktor pada sisi sehingga dapat menghemat biaya investasi
outgoing trafo boiler (gambar 7). sebesar Rp 559.744.800,00 .
6. DAFTAR PUSTAKA
[1] Sekar, T. C., Rabi, B. J., ”A Review and
Study of Harmonic Mitigation
Techniques”, International Conference
Emerging Trends in Electrical
Engineering and Energy Management
(ICETEEEM), India, 2012.
[2] Mukti, Ersalina Werda ,”Analisis
Gambar 7. Pemasangan Reaktor pada Trafo Pemasangan Electrolyzer dan
Boiler Perencanaan Filter Harmonisa Pada
Perhitungan Biaya Ekonomis Sistem Kelistrikan PT. Wilmar Gresik
Untuk Meredam Tingkat Distorsi
Penggunaan 2 trafo penggeser fasa di 2 Harmonisa”. Tugas Akhir ITS, Surabaya,
lokasi yaitu pada trafo H2 Hydrochem 01 dan 2011.
trafo Refinery&Fract 3100 TPD saat kondisi [3] Sunarto, Setio Aji. “Analisa Penempatan
beban penuh, mampu meredam gangguan Kapasitor Bank Dan Power Quality
harmonisa atau setara dengan penggunaan 2 Menggunakan Etap Pada Sistem
filter harmonisa pasif di panel TF OLEO Kelistrikan Pt. Wilmar Nabati, Gresik”.
Shipment dan di panel TF-KB. Tugas Akhir ITS, Surabaya, 2012.
Misalkan pada panel TF OLEO Shipment [4] IEEE Std. 519-1992, “IEEE
seharusnya dipasang filter dengan kapasitas Recommended Practices and
2642 kVA dan pada panel TF-KB seharusnya Requirements for Harmonic Control in
dipasang filter dengan kapasitas 1311 kVA. Electrical Power Systems”.
Sehingga, penghematan yang bisa didapat
adalah sebesar
ISBN: 979-26-0280-1