Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIK

PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN HARMONISA


BEBAN LINEAR DAN BEBAN NON LINEAR

Untuk Memenuhi Tugas dari Mata Kuliah


Laboratorium Pengukuran Listrik II
Semester III

Oleh :
Akbar Romansyah 2231120001
Andi Ahyar 2231120064
Korintus Juve Kasih L. 2231120036
Nadifah Jauhratus Sofa 2231120055
Raditya Nabil Naufal 2231120057
Wahyu Febryanto 2231120086

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG 2023
HARMONISA
BEBAN LINEAR DAN NON LINEAR
A. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Mengukur dan menentukan distorsi harmonisa arus dan tegangan pada beban linear dan
non linear
2. Menganalisa perbedaan distorsi harmonisa antara arus dan tegangan pada beban linear
dan non linear

B. DASAR TEORI
1. Total Harmonic Distortion
THD umumnya dinyatakan dalam persentase (%) merupakan rasio nilai RMS
komponen harmonik dengan nilai RMS nilai fundamental. Indeks ini digunakan untuk
mewakili seberapa jauh bentuk gelombang periodik dengan konten harmonik menyimpang
dari bentuk gelombang sinusoidal murni. Tegangan dan arus dengan Total Harmonic
Distortion (THD), yaitu:

√𝐼ℎ22 +𝐼ℎ23 +𝐼ℎ24 +𝐼ℎ25 +⋯


THDI = (1)
𝐼ℎ1

√𝑉ℎ22 +𝑉ℎ23 +𝑉ℎ24 +𝑉ℎ25 +⋯


THDV = (2)
𝑉ℎ1

Keterangan :

THD = Total Harmonic Distortion

Ih = nilai arus harmonik ke-h

Vh = nilai tegangan harmonik ke-h

IHD (Individual Harmonic Distortion), yang merupakan rasio nilai RMS dari
harmonik individu dengan nilai RMS fundamental yang digunakan untuk menggambarkan
kontribusi setiap komponen harmonik terhadap harmonik arus dan tegangan. Definisi
berikut berlaku untuk nilai IHD untuk harmonik tegangan dan arus pada periode ke-h:

𝐻𝑛
IH = × 𝑇𝐻𝐷 (3)
𝐼𝐿

Untuk mengetahui nilai IHD untuk harmonik tegangan dan arus pada tegangan
tiga fasa di definisikan sebagai berikut :

𝑇𝐻𝐷𝐴 𝑥 𝐻𝐴1
Iha = (4)
100 %

𝑇𝐻𝐷𝐵 𝑥 𝐻𝐵1
Ihb = (5)
100 %

𝑇𝐻𝐷𝐶 𝑥 𝐻𝐶1
Ihc = 100 %
(6)

Keterangan :

HA1 = harmonik arus ke-1 fasa A

HB1 = harmonik arus ke-1 fasa B

HC1 = harmonik arus ke-1 fasa C

2. Beban Linear dan Non Linear


Beban linear adalah beban yang impedansinya selalu konstan sehingga arus selalu
berbanding lurus dengan tegangan setiap waktu. Beban linear ini mematuhi Hukum Ohm
yang menyatakan bahwa arus berbanding lurus dengan tegangan. Gelombang arus yang
dihasilkan oleh beban linear akan sama dengan bentuk gelombang tegangan. Beberapa
contoh beban linear adalah lampu pijar, pemanas, resistor, dan lain-lain.
Beban non linear adalah beban yang impedansinya tidak konstan dalam setiap
periode tegangan masukan. Dengan impedansinya yang tidak konstan, maka arus yang
dihasilkan tidaklah berbanding lurus dengan tegangan yang diberikan, sehingga beban non
linear tidaklah mematuhi Hukum Ohm yang menyatakan arus berbanding lurus dengan
tegangan. Gelombang arus yang dihasilkan oleh beban non linear tidak sama dengan
bentuk gelombang tegangan sehingga terjadi cacat (distorsi). Dengan meluasnya
pemakaian beban non linear, gelombang sinusoidal ini dapat mengalami distorsi.
Contoh beban non linear sebagai berikut:

3. Standard Harmonisa

Tabel 1. Standar Harmonisa Arus (IEEE 519,2014)


Isc/Iload Orde harmonisa (Dalam %) Total Demand
<11 11-16 17-22 23-24 >35 Distortion
<20 4 2 1,5 0,6 0,3 5
20-50 7 3,5 2,5 1 0,5 8
50-100 10 4,5 4 1,5 0,7 12
100-1000 12 5,5 5 2 1 15
>1000 15 7 6 2,5 1,4 20

Keterangan :

Isc : arus hubung singkat pada PCC (Point of Comon Coupling)

ILOAD : arus beban fundamental

THD : Total Harmonic Distortion


Tabel 2. Standar Harmonisa Tegangan (IEEE 519,2014)
Maximum Distortion Tegangan Sistem
(Dalam %) Dibawah 69 69-138 kV >138 kV
kV
Individual Harmonic 3 1,5 1
Total Harmonic 5 2,5 1,5

C. GAMBAR RANGKAIAN PERCOBAAN


1. Gambar Rangkaian Beban Linear

2. Gambar Rangkaian Beban Non Linear


3. Gambar Rangkaian Gabungan Beban Linear dan Non Linear

Sumber tegangan yang digunakan dalam percobaan tersebut adalah 380V/220V.

D. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN


No. Alat atau Bahan Jumlah
1. Lampu Pijar 3 buah
2. MCB 1 fasa 1 buah
3. MCB 3 fasa 1 buah
4. Motor 3 fasa 1 buah
5. Kabel Secukupnya
6. Powerlogic Control (PM 500) 1 buah
E. Hasil Percobaan
Harmonisa Beban Linear
Fasa THDV (%) THDI (%) Arus (A) IHD TDD (%)
R 1,7 2,3 0,42 0,996
S 1,7 2,4 0,425 1,02 2,92
T 1,7 3,4 0,325 1,105
Harmonisa Beban Non Linear
Fasa THDV (%) THDI (%) Arus (A) IHD TDD (%)
R 1,7 3,9 2,36 9,204
S 1,6 2,5 2,72 6,8 13,2
T 1,7 2,7 2,755 7,44
Harmonisa Gabungan Beban Linear dan Non Linear
Fasa THDV (%) THDI (%) Arus (A) IHD TDD (%)
R 1,8 4,4 2,335 10,274
S 1,8 3,1 2,715 8,41 14,8
T 1,8 3,1 2,615 8,106
N 32,9 0,13 4,227

F. ANALISIS
Semakin besar impedansinya di suatu saluran listrik yang tidak konstan dalam setiap periode
tegangan masukan. Maka arus yang dihasilkan tidaklah berbanding lurus dengan tegangan
yang diberikan, sehingga beban non linear tidaklah mematuhi Hukum Ohm yang menyatakan
arus berbanding lurus dengan tegangan. Dengan meluasnya pemakaian beban non linear,
gelombang sinusoidal ini dapat mengalami distorsi yang nilainya cukup besar.
G. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa:
• THD pada beban linear memenuhi standar IEEE 519
• THD pada beban non linear tidak memenuhi standar IEEE 519
• Untuk pengurangan nilai THD, maka pemasangan kapasitor secara pararel pada
suatu instalasi listrik dengan harapan dapat menaikkan efisiensi faktor daya
(cosphi). Rendahnya power factor merupakan hal yang sangat tidak diinginkan
selama hal itu menyebabkan peningkatan arus, yang menyebabkan bertambahnya
kehilangan daya aktif pada semua elemen sistem tenaga listrik dari pusat
pembangkit listrik hingga ke pemakai listrik.

Anda mungkin juga menyukai