PENYEARAH DIODA
A. Tujuan Percobaan
1. Untuk memahami prinsip kerja rangkaian penyearah dioda setengah gelombang satu fasa ,
penyearah gelombang penuh sistem jembatan (bridge) satu fasa dan penyearah gelombang
penuh sistem jembatan tiga fasa .
2. Untuk menganalisis arus dan tegangan dari masing-masing rangkaian penyearah disisi input dan
output.
3. Untuk menganalisis daya komplek dari masing-masing rangkaian penyearah.
4. Untuk menganalisi harmonisa dari masing-masing rangkaian penyearah.
C. Pendahuluan
Dioda hanya bekerja dalam kondisi bias maju (forward) dimana tegangan anoda lebih positif
dibandingkan tegangan katoda sehingga arus dapat mengalir melalui dioda.
1
Sebaliknya dalam bias mundur dimana tegangan anoda lebih negatif dibandingkan tegangan katoda
sehingga arus tidak dapat mengalir melalui dioda. Karakteristik arus dan tegangan dioda diperlihatkan
pada gambar 1.1.
Sesuai dengan karakteristik tersebut maka dioda dapat digunakan untuk mengubah tegangan
ac menjadi dc yang dinamakan dengan penyearah (rectifier). Penyerah dioda terdiri dari penyearah
setengah gelombang dan gelombang penuh ( jembatan dan center tap), masing-masing satu fasa dan
tiga fasa .
(a)
(b)
Gambar 1.2 Penyearah setengah gelombang (a) rangkaian (b) bentuk gelombang tegangan input (Uin),
tegangan dioda (Ud), arus beban (iL) dan tegangan output (Uout)
2
Penyearah gelombang penuh satu fasa
Disebut penyearah gelombang penuh karena pada output menghasilkan gelombang satu
perioda dari gelombang input. Rangkaian penyearah gelombang penuh sistem jembatan dan bentuk
gelombang seperti pada gambar 1.3.
(a)
(b)
Gambar 1.3 Penyearah gelombang penuh (a) rangkaian (b) bentuk gelombang tegangan input (Uin),
arus dioda ( i1, i2 ) , tegangan output (U1) dan arus beban (I)
2 𝜋 2𝑈𝑚
𝑈𝑑𝑐 = ∫ 𝑈𝑚 sin 𝑡 = = 0,636𝑈𝑚
𝑇 0 𝜋
3
(a)
(b)
Gambar 1.4 Penyearah gelombang penuh tiga fasa (a) rangkaian (b) tegangan input (U123(t)),
tegangan input U123, tegangan UKM, tegangan UAM, tegangan output (Uout) dan arus beban (I)
𝜋⁄6
2 3√3 𝑈𝑚
𝑈𝑑𝑐 = ∫ √3 𝑈𝑚 sin 𝑡 = = 1,65𝑈𝑚
2𝜋⁄6 0 𝜋
Daya komplek
Daya komplek yang di serab beban tediri dari :
Daya semu (Apparent power) 𝑆 = 𝑉. 𝐼
Daya aktif (active or real power) 𝑃 = 𝑉. 𝐼 𝐶𝑜𝑠 𝜑
Daya reaktif (Reactive power) 𝑄 = 𝑉. 𝐼 𝑆𝑖𝑛 𝜑
4
Hubungan antara daya semu, daya aktif dan daya reaktif diberikan oleh persamaan dibawah , dan
dalam bentuk diagram ditunjukan pada gambar 1.5a.
𝑆 = 𝑉. 𝐼 = √𝑃2 + 𝑄 2
𝑃 = 𝑉. 𝐼1 . 𝐶𝑜𝑠𝜑
Daya reaktif (gambar 1.5b ) terdiri dari daya reaktif fundamental adalah:
𝑄1 = 𝑆1 . 𝑆𝑖𝑛 𝜑
𝑆1 = 𝑉. 𝐼 = √𝑃2 + 𝑄12
Komponen daya dapat digambarkan dengan tiga segitiga siku-siku dalam sebuah kubus (vector
depiction). Bentuk kubus ini cara yang idial untuk menghitung komsumsi daya akhir, seperti ditiunjukan
pada gamnbar 1.5
(a) (c)
(b)
5
Anaslis frekuensi (harmonik)
Pada sistem elektronika daya arus dan tegangan hampir selalu terdistorsi,sehingga gelombang
sinus terdistrorsi menjadi non-sinusoidal. Jean Baptiste Fourier (Matematikanwan Perancis tahun 1800-
an), merumuskan bahwa gelombang nonsinusoidal merupakan jumlah dari fungsi frekuensi sinusoidal
yang merupakan kelipatan frekuensi fundamental. Gelombang seperti ini dinyatakani mengandung
harmonik seperti ditunjukan pada gambar 1.6. Fast Fourier Transformation (FFT) digunakan untuk
menganalis sinyal harmonik.
(b)
Gambar 1.6 Harmonik (a) gelombang sinus yang terdistorsi (b) spektrum harmonik
Jumlah arus atau tegangan terdistorsi dinyatakan dengan total kandungan harmomik distorsi (THD).
THD ( total harmonic distortion) adalah :
2 2
I
Vsh
THDi = sh x100 % dan THDv = x100 %
h 1 I s1 h 1 Vs1
6
D. Prosedur Percobaan
D.1 Penyearah Setengah Gelombang Satu Phasa
1. Buka software L@Bsoft Power Electronics 1
2. Klik Single-pulse centre-tap connection M1, akan terlihat rangkaian penyearah setengah
gelombang seperti pada gambar 1.2 diatas.
3. Klik tanda repeat ( ), kemudian clik tanda play ( ). Amati kerja rangkaian dan gelombang.
4. Kemudian clik Uncontrolled centre-tap connection M1U, akan terlihat rangkaian percobaan dan
set up peralatan (susunan card, hubungan kawat dan plugs) seperti gambar 1.6.
(a)
(b)
Gambar 1.7 Penyearah setengah gelombang (a) rangkaian percobaan
(b) set up peralatan
5. Masukan card Line Commutated Converters dan RLC Load ke dalam slot Experimenter dan
set up peralatan seperti pada gambar 1.7 b.
7
6. Pada software L@Bsoft Power Electronics 1 buka (clik ) virtual instrument Timing Diagram
( ), akan terlihat tampilan seperti pada 1.8. Pada eksperiment ini akan mengukur:
➢ tegangan input (V1)
➢ arus input (I1)
➢ tegangan output (U)
➢ dan arus output (I)
7. Pada menu bar, klik setting lalu klik parameters. Set Parameter Setings seperti tabel berikut :
Setings Nilai
Operating M1U
Phase anggle 0°
Multipulse Off
8
Gambar 1.9 Displai virtual instrument power vactors
12. Set power consumed ( klik ) untuk mengukur daya input , lalu klik tobol start/stop
( ) untuk memulai dan menghentikan pengukuran. Simpan data pengukuran ke file
data percobaan 1.
13. Lalu set power output ( klik ) untuk mengukur daya ouput, lalu klik tobol start/stop
( ) untuk memulai dan menghentikan pengukuran. Simpan data pengukuran ke file
data percobaan 1.
14. Buka virtual instrument Spectrum Analyser (klik ) untuk mengukur harmonik, akan
terlihat displai Spectrum Analyser seperti pada gambar 1.10
15. Set parameter spectrum/ signal pada input voltage V1 ( cara set lihat langkah D.1.7 di
atas).
16. Lalu klik tobol start/stop ( ) untuk memulai dan menghentikan pengukuran. Amati
spektrum harmonik arus dan tegangan, simpan data pengukuran ke file data percobaan 1.
17. Ulangi langkah D.1.15 – D.1.16 untuk spectrum/ signal pada input current I1.
9
D.2 Penyearah Gelombang Penuh Satu Phasa
1. Pastikan software L@Bsoft Power Electronics 1 masih dalam keadaan terbuka
2. Klik Dual pulse B2 bridge connection, akan terlihat rangkaian penyearah gelombang penuh
seperti pada gambar 1.3. diatas.
3. Klik tanda repeat ( ), kemudian clik tanda play ( ). Amati kerja rangkaian dan gelombang.
4. Kemudian clik Uncontrolled two-pulse bridge circuit B2U, akan terlihat rangkaian percobaan dan
set up peralatan (susunan card, hubungan kawat dan plugs) seperti gambar 1.11.
(a)
(b)
Gambar 1.11 Penyearah gelombang penuh (a) Rangkaian percobaan
(b) set up peralatan
5. Pastikan card Line Commutated Converters dan RLC Load masih berada pada Experimenter
dan set up peralatan seperti pada gambar 1.11 b.
6. Buka (clik ) virtual instrument Timing Diagram . Pada percobaan ini akan mengukur:
➢ tegangan input (V12)
10
➢ arus input (I1)
➢ tegangan output (U)
➢ dan output (I)
7. Pada menu bar, klik setting lalu klik parameters. Set Parameters Setings seperti tabel berikut :
Setings Nilai
Operating B2U
Phase anggle 0°
Multipulse Off
11
(a)
(b)
Gambar 1.12 Penyearah gelombang penuh tiga fasa (a) rangkaian percobaan
(b) set up peralatan
5. Pastikan card Line Commutated Converters dan RLC Load masih berada pada Experimenter
dan set up peralatan seperti pada gambar 1.12 b.
6. Buka (clik ) virtual instrument Timing Diagram untuk mengukur tegangan input (V1),
tegangan input (V2), arus input (I1), tegangan output (U) dan arus output (I). Sesuai dengan
rangkaian pada gambar 1.12a.
7. Pada menu bar, klik setting lalu klik parameters. Set Parameter Setings seperti tabel berikut :
Setings Nilai
Operating B6U
Phase anggle 0°
Multipulse Off
12
MODUL 2
PENYEARAH THYRISTOR
A. Tujuan Percobaan
1.Untuk memahami prinsip kerja rangkaian penyearah thyristor setengah gelombang satu fasa ,
penyearah gelombang penuh sistem jembatan (bridge) satu fasa dan penyearah gelombang penuh
sistem jembatan tiga fasa .
2.Untuk menganalisis arus dan tegangan dari masing-masing rangkaian penyearah di sisi input dan
output.
3.Untuk menganalisis daya komplek dari masing-masing rangkaian penyearah.
4.Untuk menganalisi harmonisa dari masing-masing rangkaian penyearah.
C. Pendahuluan
Thyristor memiliki 3 terminal, yaitu anoda (A), katoda (K), dan gate (G). Thyristor akan bekerja
bila tegangan pada anoda lebih positif dari katoda dan diberika arus gate (triggered). Thyristor akan
padam (off ) pada saat gelombang arus sesaat mencapai 0 volt (dibawah arus holding ). Simbol dan
karakteristik V-I seperti pada gambar 2.1. Penyearah yang menggunakan thyristor disebut dengan
penyerah thyristor (controlled rectifier) karena selain mengubah tegangan ac ke dc juga dapat mengatur
tegangan keluaran yaitu dengan mengatur sudut (firing angle) yaitu sudut antara tegangan sumber
dengan arus gate. Sama hal dengan penyerah dioda terdiri dari penyearah setengah gelombang dan
gelombang penuh ( jembatan dan center tap ), masing-masing satu fasa dan tiga fasa.
13
Gambar 2.1 Simbol dan Karakteristik v-i
0 α π 2π ωt
V0
Vm
(2)
0 α π ωt
i0
V0/R
(4)
0 α π ωt
VT1
+ VT1 _ V1
(5)
+ 0
α π ωt
Vs = Vm sin ωt
2π
T1 io
Vo -Vm
RL
Ig
_ (6)
0
α π 2π ωt
(a) (b).
Gambar 2.2 Penyearah thyristor satu fasa setengah gelombang (a)
rangkaian (b) gelombang
14
Tegangan keluar dc (Vdc ) adalah :
1 V
Vdc =
2
Vm sin t d (t ) = = m (1 + cos )
2
α π π+α 2π t
ig1
io
T1 T3
t
is ig2
+
AC R vo
t
- vo
T4 T2 is
t
(a) (b).
Gambar 2.3 Penyearah thyristor satu fasa gelombang penuh
(a) rangkaian (b) gelombang
15
siklus negatif, thyristor T2 dalam keadaan bias maju. T2 diberi sudut penyalaan pada ωt = π+α, sehingga
beban akan terhubung dengan sumber melalui T2 dan D1 selama periode π+α ≤ ωt ≤ 2π.
Vs
α π π+α 2π t
ig1
io
T1 T2 t
ig2
is
+
AC R vo
t
- vo
D1 D2 is
t
(a) (b).
Gambar 2.4 Penyearah thyristor semikonverter satu fasa
(a) rangkaian (b) gelombang
16
T1 T3 T5
a Ia=is
Van +
Vbn
b R
n
ib _
Vcn
c
ic
T4 T6 T2
(a).
on
T5, T6 T6, T1 T1, T2 T2, T3 T3, T4 T4, T5 T5, T6
vm
0 α
ωt
T1 T3 T5
van vbn vcn
0 ωt
vo T6 T2 T4 T6
0 ωt
π/6 (π/6) +α (π/2) +α 3π/2 2π
(b)
Gambar 2.5 Penyearah thyristor tiga fasa gelombang penuh
(a) rangkaian (b) gelombang
/ 2+
3 3 3 Vm
Vdc = 3 Vm sin t + d (t ) = cos
/ 6+ 6
D. Prosedur Percobaan
D1. Penyearah Thyristor Satu Fasa Setengah Gelombang
1. Buka software L@Bsoft Power Electronics 1
2. Klik Single-pulse centre-tap connection M1, lalu klik Controlled centre-tap connection M1C
17
akan terlihat rangkaian percobaan dan set up peralatan (susunan card, hubungan kawat dan
plugs) seperti gambar 2.6.
(a)
(b)
Gambar 2.6 Penyearah setengah gelombang (a) rangkaian percobaan
(b) set up peralatan
5. Masukan card Line Commutated Converters dan RLC Load ke dalam slot Experimenter dan
set up peralatan seperti pada gambar 2.6 b.
6. Pada software L@Bsoft Power Electronics 1 buka (clik ) virtual instrument Timing Diagram
( ), akan terlihat tampilan seperti pada 2.7. Pada langkah ini akan di ukur :
➢ Input voltage V1
➢ Input current I1
➢ Output voltage U
➢ Output current I
➢ Trigger pulses Gate 1
18
Gambar 2.7 Displai alat ukur Timing Diagram
7. Pada menu bar, klik setting lalu klik parameters. Set Parameters Setings seperti tabel berikut :
Setings Nilai
Operating M1C
Phase anggle 0°
Multipulse Off
19
12. Set power consumed ( klik ) untuk mengukur daya input , lalu klik tobol start/stop
( ) untuk memulai dan menghentikan pengukuran. Simpan data pengukuran ke
file data percobaan 2.
13. Lalu set power output ( klik ) untuk mengukur daya ouput, lalu klik tobol
start/stop ( ) untuk memulai dan menghentikan pengukuran. Simpan data
pengukuran ke file data percobaan 2.
14. Buka virtual instrument Spectrum Analyser (klik ) untuk mengukur harmonik, akan
terlihat displai Spectrum Analyser seperti pada gambar 2.9
20
Gambar 2.10 Displai virtual instrument Control characteristic
(a)
(b)
Gambar 2.11 Penyearah setengah gelombang (a) rangkaian percobaan
(b) set up peralatan
3. Pastikan card Line Commutated Converters dan RLC Load masih berada pada Experimenter
dan set up peralatan seperti pada gambar 2.11 b.
4. Ulangi langkah D.1.6-D.1.10 di atas.
21
5. Ulangi langkah D.1.6-D.1.10 di atas, dengan mengubah Set parameter seperti tabel berikut :
Parameter Nilai
Operating M1C
Phase anggle 0°
Multipulse on
6.Masih pada Single-pulse centre-tap connection M1, buka Output voltage response with an
RL load akan terlihat rangkaian percobaan dan set up peralatan (susunan card, hubungan
kawat dan plugs) masih seperti gambar 2.11.
7.Ulangi langkah D.1.6-D.1.10 di atas, dengan mengubah set Parameters Setings seperti tabel
berikut :
Setings Nilai
Operating M1C
Phase anggle 90°
Multipulse on
8.Ubah rangkaian percobaan dan set up peralatan dari gambar 2.11 menjadi seperti gambar
2.12 (menggunakan dioda freewheeling)
(a)
(b)
Gambar 2.12 Penyearah setengah gelombang dengan dioda freewheeling
Praktikum Elektronika Daya(TEL502)/Tarmizi/JTE/Unsyiah-2019
22
(a) rangkaian percobaan (b) set up peralatan
9. Ulangi langkah D.1.6-D.1.10 di atas, dengan set Parameters Setings sama seperti pada
langkah D.2.7 yaitu seperti tabel berikut :
Setings Nilai
Operating M1C
Phase anggle 90°
Multipulse on
(a)
(b)
Gambar 2.13 Penyearah gelombang penuh sistem bridge
(a) rangkaian percobaan (b) set up peralatan
23
3. Card Line Commutated Converters dan RLC Load masih berada pada Experimenter dan set
up peralatan seperti pada gambar 2.13 b.
4. Buka virtual instrument Timing Diagram , set parameters setings seperti tabel berikut :
Setings Nilai
Operating B2C
Phase anggle 0°
Multipulse off
(a)
24
(b)
Gambar 2.14 Penyearah gelombang penuh sistem bridge beban RL
(a) rangkaian percobaan (b) set up peralatan
3. Card Line Commutated Converters dan RLC Load masih berada pada Experimenter dan set
up peralatan seperti pada gambar 2.14 b.
4. Buka virtual instrument Timing Diagram , set parameters setings seperti tabel berikut :
Setings Nilai
Operating B2C
Phase anggle 0°
Multipulse off
25
D.5. Penyearah Thyristor Tiga Fasa Sistem Jembatan
1. Pastikan software L@Bsoft Power Electronics 1 masih dalam keadaan terbuka
2. Klik Six-pulse bridge circuit B6, lalu Double klik Experiments on B6 circuits dan buka Controlled
B6 bridge B6C akan terlihat rangkaian percobaan dan set up peralatan (susunan card,
hubungan kawat dan plugs) seperti gambar 2.15. Pada ekperimen ini (rangkaian B6C) akan
mengamati: arus input dan output; tegangan input dan output; komponen daya; spektrum
frekuesi (harmonik )dari arus input; dan karakteristik kontrol.
(a)
(b)
Gambar 2.15 Penyearah tiga fasa gelombang penuh (bridge)
(a) rangkaian percobaan (b) set up peralatan
3. Card Line Commutated Converters dan RLC Load masih berada pada Experimenter dan set
up peralatan seperti pada gambar 2.15 b.
4. Buka virtual instrument Timing Diagram , set parameters setings seperti tabel berikut :
Setings Nilai
Operating B6C
Phase anggle 0°
Multipulse off
26
Pada langkah ini akan di ukur :
➢ Input voltage V1
➢ Input voltage V2
➢ Input current I1
➢ Output voltage U
➢ Output current I
(a)
(b)
Gambar 2.16 Penyearah tiga fasa gelombang penuh (bridge) beban RL
(a) rangkaian percobaan (b) set up peralatan
27
3. Card Line Commutated Converters dan RLC Load masih berada pada Experimenter dan set
up peralatan seperti pada gambar 2.16 b.
4. Buka virtual instrument Timing Diagram , set parameters setings seperti tabel berikut :
Setings Nilai
Operating B2C
Phase anggle 0°
Multipulse off
5. Ulangi langkah D.1.8 –D.1.22 di atas, ubah phase anggle 20o, 40o, dan 60o.
28
MODUL 3
PENGONTROL DAYA AC
A. Tujuan Percobaan
1.Untuk memahami prinsip kerja rangkaian pengontrol daya ac (ac power controller) satu fasa dan
tiga fasa.
2.Untuk menganalisis arus dan tegangan dari masing-masing rangkaian pengontrol daya ac di sisi
input dan output.
3.Untuk menganalisis daya komplek dari masing-masing rangkaian pengontrol daya ac
4.Untuk menganalisi harmonisa dari masing-masing rangkaian pengontrol daya ac
C. Pendahuluan
Rangkaian pengontrol daya ac (ac power controller) di tunjukan pada gambar 3.1a dan
bentuk gelombang di tunjukan pada gambar 3.1b. Rangkaian pengontol daya ac disebut juga pengontol
tegangan ac. Selama perioda positif (0- π) dari tegangan masuk, thyristor T1 bekerja dan selama
perioda negatif (π - 2π) thyristor T2 bekerja. Besarnya daya keluaran tergantung dari besarnya sudut
α, sudut ini di atur dari 0-90o saat perioda positif untuk T1 dan saat perioda negatif untuk T2. Tegangan
keluaran rms adalah :
1/ 2
2 2 2
1/ 2
1 sin 2
Vo( rms) =
2 2Vs sin t d (t )
== Vs − +
2
vs = 2 Vs sin t
Dimana ,
29
T1 ig1
is io +
ig2 T2
+
RL
AC
_
vS = 2VS sint Vo
(a).
Vs
0 t
2
ig1
0 t
ig2
+
0 t
vo
io
0 + t
(b).
Gambar 3. 1. Pengontrol tegangan ac satu fasa (a) rangkain (b) gelombang
Rangkaian pengontrol daya ac tiga fasa yang terhubung secara Y dan tegangan input
diperlihatkan pada gambar 3.2. Urutan penyalaan dari thyristor adalah T1, T2, T3, T4, T5, T6. Untuk 0 ≤ α
≤ 60o, sebelum T1 dipicu, 2 thyristor konduksi. Sekali thyristor T1 dipicu, maka 3 thyristor akan konduksi.
Thyristor akan padam ketika arusnya menjadi negatif (saat arus dalam keadaan bias mundur). Untuk
60o ≤ α ≤ 90o dan 90o ≤ α ≤ 180o hanya 2 thyristor yang konduksi dalam setiap waktu. Sudut pemicuan
hanya dapat divariasikan dari 0o sampai 180o .Tegangan keluar rms adalah:
1/ 2
6 2 2
1/ 2
1 sin 2
Vo( rms) =
2
2Vs sin t d (t )
== 3Vs − +
2
30
T1
A
a
T4
T3
B b
n
T6
T5
C
c
T2
(a). (b).
Gambar 3.2. Pengontrol daya ac tiga fasa (a) rangkaian
(b) gelombang tegangan masuk
D. Prosedur Percobaan
D1. Pengontrol Daya AC Satu Fasa Beban Resistansi
1. Buka software L@Bsoft Power Electronics 1
2. Klik AC power controller W1, lalu klik AC power controller W1 with resistive load akan
terlihat rangkaian percobaan dan set up peralatan (susunan card, hubungan kawat dan plugs)
seperti gambar 3.3.
(a)
31
Pada ekperimen ini (W1C) akan mengamati: arus dan tegangan output ; komponen daya ;
dan spektrum frekuensi (harmonik) arus input.
3. Masukan card Line Commutated Converters dan RLC Load ke dalam slot Experimenter dan set
up peralatan seperti pada gambar 3.3 b.
4. Buka (clik ) virtual instrument Timing Diagram ( ), akan terlihat tampilan seperti pada
3.4. Pada langkah ini akan di ukur :
➢ Input voltage V1
➢ Input current I1
➢ Output voltage U
➢ Trigger pulses for Gate 1
➢ Trigger pulses for Gate 2
5. Pada menu bar, klik setting lalu klik parameters. Set Parameters Setings seperti tabel berikut :
Setings Nilai
Operating W1C
Phase anggle 0°
Multipulse Off
32
Gambar 3.5 Displai virtual instrument power vactors
10. Set power consumed ( klik ) untuk mengukur daya input , lalu klik tobol start/stop ( )
untuk memulai dan menghentikan pengukuran. Simpan data pengukuran ke file data
percobaan 3.
11. Lalu set power output ( klik ) untuk mengukur daya ouput, lalu klik tobol start/stop
( ) untuk memulai dan menghentikan pengukuran. Simpan data pengukuran ke file data
percobaan 3.
12. Buka virtual instrument Spectrum Analyser (klik ) untuk mengukur harmonik, akan
terlihat displai Spectrum Analyser seperti pada gambar 3.6
33
D2. Pengontrol Daya AC Satu Fasa Beban RL
1. Pastikan software L@Bsoft Power Electronics 1 masih dalam keadaan terbuka
2. Klik AC power controller W1, lalu klik AC power controller W1 with resistive-inductive
loadakan terlihat rangkaian percobaan dan set up peralatan (susunan card, hubungan kawat
dan plugs) seperti gambar 3.7. Pada ekperimen ini (B6C) akan mengamati: arus input dan
output.
(a)
(b)
Gambar 3.7 Percobaan pengontrol daya ac 1 fasa beban RL (a).rangkaian percobaan
(b). set up peralatan
3. Card Line Commutated Converters dan RLC Load masih berada pada Experimenter dan set
up peralatan seperti pada gambar 3.7 b.
4. Ulangi langkah D.1.6 - D.1.16 di atas.
34
D3. Pengontrol Daya AC Tiga Fasa.
1. Pastikan software L@Bsoft Power Electronics 1 masih dalam keadaan terbuka
2. Klik AC power controller W3, lalu klik Experiments on W3 circuits load akan terlihat rangkaian
percobaan dan set up peralatan (susunan card, hubungan kawat dan plugs) seperti gambar
3.8. Pada ekperimen ini (W3C) akan mengamati: tegangan dan arus ; komponen daya; dan
spektrum frekuensi (harmonik) arus.
(a)
(b)
Gambar 3.8 Percobaan pengontrol daya ac 3 fasa (a).rangkaian percobaan
(b). set up peralatan
5. Card Line Commutated Converters dan RLC Load masih berada pada Experimenter dan set
up peralatan seperti pada gambar 3.8 b.
6. Buka (clik ) virtual instrument Timing Diagram ( ). Pada langkah ini akan di ukur :
➢ Input voltage V1
➢ Input current I1
➢ Output voltage U
35
7. Pada menu bar, klik setting lalu klik parameters. Set Parameters Setings seperti tabel
berikut :
Setings Nilai
Operating W3C
Phase anggle 0°
Multipulse Off
36
MODUL 4
DC CHOPPERS
A. Tujuan Percobaan
1.Untuk memahami prinsip kerja rangkaian dc chopper kuadran satu dan kuadran empat.
2.Untuk menganalisis arus dan tegangan dari masing-masing dc chopper beban reistif dan induktif
3.Untuk memahami pengaruh duty cyle dan frekuensi terhadap arus dan tegangan output.
C. Pendahuluan
DC chopper adalah pengubah tegangan sumber dc yang konstan ke tegangan dc yang
variable. DC Chopper disebut juga dengan pengubah dc ke dc (dc to dc converter). DC chopper
(dc to dc converter) menggunakan perangkat switch statis seperti BJT, mosfet, IGBT dan
tyhristor. Tipe dc chopper Step-down menghasilkan keluaran yang variable dari dari level
tegangan masuk sampai level nol. DC chopper seperti ini banyak digunakan pada sistem
pengaturan motor dc (dc drive). DC chopper yang bayak digunaka adalah dc chopper kuadran
satu dan kuadran empat. Kedua dc chopper ini ditunjukan pada gambar 4.1
(a)
37
(b)
Gambar 4.1 Rangkaian dc chopper (a). kuadran satu (b). kuadran empat
DC chopper kuadran satu seperti pada gambar 4.1a, menggunakan satu switch statis
(T1), dimana pada saat T1 on arus sumber Is mengalir menuju beban dan ketiga T 1 off, D2
(freewheeling) bekerja arus beban mengalir melalui dioda D2 . Karena t egangan dan arus output
positif sehinga disebut dc chopper kuadran satu. Tegangan keluaran adalah:
T +t 0 t1
1 1 t1- t 0 ton
VO =
T t0
VS (t ) = Vsd (t ) =
T t0 T
Vs = Vs = DVs
T
Pada chopper kuadran empat menggunkan empat switch statis (T1, T2, T3 & T4). Ketika
T1 dan T4 on arus sumber akan mengalir dari dan ke : VS -T1 - Load - T4- VS (-) , pada kondisi ini
VO dan IO positif berada dalam kuadran satu. Ketika T1 dan T4 off dari energi beban dibuang
melalui : load - D3 - VS - D2 –Load, pada kondisi ini VO negatif dan IO positif berada dalam
operasi kuadran empat.
Saat T2 dan T3 on arus sumber akan mengalir dari dan ke : VS -T2 - (- Load) - T4- VS (-),
pada kondisi ini VO dan IO negatif berada dalam kuadran tiga. Ketika T2 dan T3 off dari energi
beban dibuang melalui : load - D1 - VS – D4 –Load, pada kondisi ini VO positif dan IO negatif
berada dalam operasi kuadran dua.
Sinyal switching untuk switct (transistor) T1-T4 menggunakan sinyal PWM (pulse width
modulation). PWM adalah sebuah sinyal modulasi dimana perioda T dijaga konstan, sedangkan
waktu on dan waktu off divariasikan.
38
V
ton toff t
Ts
Sinyal PWM diperoleh dengan dua metode yaitu analog dan digital. Metode analog membandingkan
gelombang segitiga (Vsw) dengan dc yang variabel oleh comparator seperti ditunjukan pada gambar
4.3. Metode digital mengunakan counter seperti pada gambar 4.4.
Comparator
v o (t )
+
-
v ref + Vsw
-
D. Prosedur Percobaan
D1. Chopper kuadran satu beban resistansi
1. Buka software L@Bsoft Power Electronics 2
2. Klik Single-quadrant choppers, lalu klik Resistive load akan terlihat rangkaian percobaan dan
set up peralatan (susunan card, hubungan kawat dan plugs) seperti gambar 4.5.
39
Pada ekperimen ini (1QLO) akan mengamati: Sinyal dan nilai dari arus dan tegangan output
terhadap perubahan duty cycle sinyal PWM.
(a)
(b)
Gambar 4.5 Percobaan chopper kuadran satu beban resistif (a).rangkaian percobaan
(b). set up peralatan
3. Masukan card Line Commutated Converters dan RLC Load ke dalam slot Experimenter dan set
up peralatan seperti pada gambar 4.5 b.
4. Buka (clik ) virtual instrument Timing Diagram ( ), akan terlihat tampilan seperti pada
4.6. Pada langkah ini akan di ukur :
➢ Arus output.
➢ Tegangan output
40
Gambar 4.6 Displai alat ukur Timing Diagram
5. Pada menu bar, klik setting lalu klik parameters. Set Parameters Setings seperti tabel berikut :
Parameter Nilai
Circuit 1QLOW
Settings Clock Frequency : 1.953Hz
41
(a)
(b)
Gambar 4.7 Percobaan chopper kuadran satu beban induktif (a).rangkaian percobaan
(b). set up peralatan
3. Card Line Commutated Converters dan RLC Load masih berada pada Experimenter dan set
up peralatan seperti pada gambar 4.7 b.
4. Ulangi langkah D.1.4 – D.1.10 di atas.
42
(a)
(b)
Gambar 4.8 Percobaan chopper kuadran empat beban resistif- induktif
(a).rangkaian percobaan (b). set up peralatan
3. Masukan card Line Commutated Converters dan RLC Load ke dalam slot Experimenter dan set
up peralatan seperti pada gambar 4.7 b.
4. Buka (clik ) virtual instrument Timing Diagram ( ) . Pada langkah ini akan di ukur :
➢ Arus output.
➢ Tegangan output
5. Pada menu bar, klik setting lalu klik parameters. Set Parameters Setings seperti tabel berikut :
Parameter Nilai
Circuit 4Q
Settings Clock Frequency : 1.953Hz
43
D4. Recording the control characteristic
1. Rangkaian percobaan dan set up peralatan (susunan card, hubungan kawat dan plugs)
seperti gambar 4.8. Pada ekperimen ini akan terlihat pengaruh frekuensi yang berbeda
terhadap arus dan tegangan output.
2. Pada Four-quadrant choppers Klik Recording the control characteristic , lalu Buka (clik )
virtual instrument Control characteristics ( ) akan terlihat displai alat ukur control
characteristic seperti pada gambar 4.9. Bila parameter vertikal I [A] dan U[V] tidak tampak,
pada menu bar klik Chart lalu Properties pilih Mean value of output voltage dan Mean value of
output current.
44
kawat dan plugs) seperti gambar 4.10. Pada ekperimen ini akan mengamati: respon
kompoen dc dan ac untuk arus dan tegangan output.
(a)
(b)
Gambar 4.10 Percobaan chopper kuadran empat
(a).rangkaian percobaan (b). set up peralatan
3. Buka (clik ) virtual instrument Control characteristics ( ) . Bila parameter vertikal I [A] dan
U[V] tidak tampak, pada menu bar klik Chart lalu Properties pilih Mean value of output voltage
dan Mean value of output current.
4. Set Parameters Setings seperti tabel berikut :
Parameter Nilai
Circuit 4Q
Settings Clock Frequency : 244 Hz
5. Lalu klik tobol start/stop ( ) untuk mulai pengukuran. Catat (record) gelombang arus dan
tegangan output (simpan hasil pengukuran ke file data percobaan 4D5-1), dengan
menggunakan persamaan pada bagian C di atas analisis parameter:
➢ Mean "DC" voltage value Um2
➢ Alternating component of the "DC" voltage Uac2
➢ DC output voltage U2
45
➢ Mean "DC" current Im2
➢ "Direct current" I2
➢ Alternating component of the "DC" current Iac
6. File Investigating the DC and AC components of current and voltage masih bekerja, Buka
(clik ) virtual instrument Control characteristics ( ) . Selain parameter vertikal I [A] dan
U[V] tambah formfactor dengan cara klik Chart lalu Properties pilih Mean value of output
voltage , Mean value of output current dan Form factor.
7. Parameters Setings masih seperti D.5.4, lalu klik tobol start/stop ( ) untuk mulai
pengukuran.
8. Catat (record) gelombang (simpan hasil pengukuran ke file data percobaan 4D5-2), dengan
menggunakan persamaan pada bagian C di atas analisis parameter:
➢ Form factor Fi
➢ Mean DC current value Im2
➢ DC current I2
9. Lalu klik tobol start/stop ( ) untuk mulai pengukuran. Ubah skala vektor daya (P-Axis,
Qd- Axis, dan Q1- Axis) pada Properties ( pada menu bar kli Chart lalu Properties)
4. Amati bentuk vektor daya dan simpan data ke file 4D5-3
46
MODUL 5
DC-DC CONVERTER
A. Tujuan
1. Dapat mengetahui cara pembangkitan sinyal PWM
2. Dapat memahami sistem operasi buck konverter, boost konverter, buck-boost konverter dan
SEPIC konverter.
1. Komputer PC 1 buah
2. Software PSIM 9.0
C. Pendahuluan
Konversi tegangan ac dari tegangan rendah ke tegangan lebih tinggi atau sebaliknya
menggunakan transformator. Namun transformator tidak bisa digunakan untuk menkonversikan
dc, melainkan harus menggunakan dc-dc converter.
DC-DC converter ialah peralatan yang mengubah level tegangan dc dari suatu level
tegangan ke level tertentu (step down atau step up) dengan menggunakan teknik switching
seperti ditunjukan pada gambar 5.1(a), sedangkan pada gambar 5.1(b) adalah gelombang
keluarannya.
v0
VH _ Vs Vs
+
Converter
io t1 t2
+ t=0 + 0 t
SW T
i
Vs v0 R Vs/R
_ _ t1 t2
0 t
kT T
(a) Circuit (b) Waveform
Gambar 5.1 Dc-Dc converter (a) rangkaian switching (b) gelombang keluaran
47
Sebagai perangkat (devices) switching pada dc-dc converter menggunakan mosfet
atau IGBT, perangkat ini digerakah oleh sinyal pemicu (triger) dalam bentuk PWM (pulse width
modulation).
PWM adalah sebuah sinyal modulasi dimana perioda T dijaga konstan, sedangkan
waktu on dan waktu off divariasikan.
ton toff t
Ts
Sinyal PWM diperoleh hasil perbandingan antara gelombang segitiga (V sw) dengan dc yang variable.
Rangkaian generator PWM seperti pada gambar 5.3a, sedangkan 5.3b gelombang masukan dan
keluaran dari rangkaian PWM.
Comparator
v o (t )
+
-
v ref + Vsw
-
(a)
vin v ref vtri
vm, tri
Vdc
t
vo
+Vd
t
toff
ton
Ts
(b)
Gambar 5.3 Generator PWM (a) rangkaian (b) gelombang masukan dan keluaran
Praktikum Elektronika Daya(TEL502)/Tarmizi/JTE/Unsyiah-2019
48
DC-DC converter non isolated dapat dibedakan atas buck converter, boost converter, buck-
boost converter , SEPIC converter, Cuk converter dan lain-lain
Buck converter
Buck converter bekerja menurunkan tegangan dc dari level tegangan sumber sampai tegangan
0 volt, rangkaian buck converter seperti pada gambar 5.4.
DM1
iL Io
Ld
Q1 +
+ vL - iC
Vs +- DM2 Cd RL Vo
vg vd
iD -
Tegangan masukan Vs adalah sumber dc, mosfet Q 1 sebagai perangkat switching, mosfet ini
digerakan oleh sinyal PWM. DM1 adalah dioda inverse untuk proteksi mosfet dari arus balik,
sedangkan DM2 dioda Freewheeling untuk proteksi mosfet dari tegangan ggl yang diakibatkan oleh
beban induktif. Ld dan Cd adalah rangkaian filter untuk menghilangkan ripple.
Komponen switching Q1 bekerja dalam dua kondisi yaitu on dan off sesuai dengan sinyal trigger
Vg dalam bentuk PWM (Pulse width modulation) seperti diperlihatkan pada gambar 5.5b. Bila tegangan
masukan vs seperti pada gambar 5.5a, mak tegangan keluaran vo seperti ditunjukan pada gambar
5.5b, dimana Q1 dianggap switching ideal, maka tegangan vd adalah :
T +t 0 t1
1 1 t1- t 0 ton
Vd =
T V0 (t ) = T Vsd (t ) =
T
Vs = Vs = DVs
T
t0 0
Dimana Vd = Tegangan Output tanpa filter, VS = Tegangan Sumber dan D= Duty cyle
49
Vs
t
(a)
vg
ton toff
ton toff
vd
V0
IL
T (c)
t
Gambar 5.5 Gelombang pada buck converter (a) tegangan sumber (b) sinyal pengerak PWM
(c) tegangan dan arus keluaran
Arus pada Induktor IL juga dapat dilihat pada gambar 5.2b, dengan adanya LD dan CD sebagai filter
untuk menghilang tegangan riplle, maka tegangan keluaran pada Vo adalah:
VC .8LCf 2
Vo =
1− D
Dimana Vo = Tegangan Output , VC = tegangan ripple pada terminal capasitor, L= Induktor Ld, C =
50
Boost converter
Kebalikan dari buck converter, boost converter bekerja menaikan tegangan dari level tegangan
sumber (masukan) ke level tegangan yang lebih tinggi, rangkaian boost converter seperti pada gambar
5.6.
iL Io
DM2
Ld
+ vL - iC +
Vs +- Q1 Cd RL Vo
vg DM1
-
Bila mosfet Q1 di on kan selama ton , arus sumber Vs mengalir melalui induktor Ld , mosfet Q1, kembali
ke sumber dan saat ini energi tersimpat pada induktor L d. Jika mosfet Q1 di off selama toff, energi
tersimpat pada induktor Ld ditransfer ke beban melalui DM2 dan arus induktor IL turun. Bentuk arus pada
induktor Ld seperti diperlihatkan pada gambar 5.7.
i i1
i2
I2
Δi
I1
ton toff
0 t
vL = L di
dt
51
Tegangan output dapat dinaikan dengan mengatur duty cycle k dari sinyal PWM (vg) dan tegangan
output minimum adalah sebesar Vs pada k=0, dan maksimum pada nilai k mendekati satu ( dc converter
tidak bisa beroperasi pada nilai k =1 dari sinyal PWM ).
i1
Q1 iL -
vg +
Vs +- Cd RL Vo
vL Ld
-
iC Io +
Operasi rangkaian diatas dibagi dua mode: mode 1 seperti pada gambar 4.9a, mosfet Q1 keadaan on
dan dioda DM2 dibias mundur (riverse). Arus sumber Vs mengalir melalui mosfet Q1 dan induktor LD,
bentuk arus pada induktor seperti pada 5.10 (b). Mode 2 seperti pada gambar 4.9b, mosfet Q 1 keadaan
off, arus yang ada pada Ld akan mengalir melalui Ld, Cd, DM2 dan RL. Energi yang tersimpan pada
induktor Ld ditransfer ke beban RL dan energi akan habis sampai mosfet Q1 di on kan kembali pada duty
cycle berikutnya. Gelombang arus dan tegangan keadaan stady state pada arus beban kontinyu
ditunjukan pada gambar 5.10.
DM2
i1
iL Cd - iL -
Vs +- RL Vo Cd RL Vo
Ld Ld
iC Io + iC Io +
(a) (b)
Gambar 5.9 Rangkaian Ekivalen (a) operasi mode 1 (b) operasi mode 2
52
vD
vs ton toff
t
kT T
-vs
(a)
iL
I2 I
I1
t
I2 i1 (b)
I1
t
iC (c)
I2-Ia
t
-Ia
vC (d)
−Vc
-Va
t
io (e)
Ia
t
(f)
SEPIC Converter
SEPIC merupakan singkatan dari Single Ended Primary Inductor Converter, yang merupakan
salah satu jenis DC-DC konverter yang menghasilkan tegangan pada outputnya lebih besar, lebih kecil
atau sama dengan tegangan pada inputnya. Topologi SEPIC mirip dengan buck-boost konverter, tetapi
memiliki keuntungan lainnya yaitu SEPIC memiliki tegangan keluaran dengan polaritas yang sama
dengan tegangan masukan, adanya kapasitor yang terhubung seri antara keluaran dan masukannya
yang berfungsi sebagai isolasi, dan memiliki model pemadaman yang benar, yaitu ketika switch (saklar)
dimatikan maka tegangan akan turun menjadi 0 volt. Rangkaian SEPIC converter seperti ditunjukan
pada gambar 5.11.
Praktikum Elektronika Daya(TEL502)/Tarmizi/JTE/Unsyiah-2019
53
VL1 VC1
Sebuah SEPIC dikatakan sebagai model kuntinyu (continuous mode) jika arus yang melalui
induktor L1 tidak pernah mencapai nol. Selama SEPIC beroperasi dalam keadaan steady state,
tegangan rata-rata yang melalui kapasitor (VC1) adalah sama seperti tegangan input (VIN). Karena
kapasitor C1 memblok arus dc, arus rata-rata yang melalui kapasitor (IC1) adalah nol, sehingga
menjadikan induktor L2 sebagai satu-satunya sumber dari arus beban. Oleh karena itu, arus rata-rata
yang melalui induktor L2 (IL2) adalah sama seperti arus beban rata-rata. Tegangan rata-rata yang
dihasilkan adalah :
VIN = VL1 + VC1 + VL2
Arus rata-rata dapat diasumsikan sebagai berikut :
ID1 = IL1 − IL2
Ketika saklar S1 on, arus IL1 meningkat dan arus IL2 meningkat dalam arah negatif. (Secara
matematika arus menurun menurut arah panah). Daya untuk meningkatkan arus IL1 berasal dari sumber
input. Selama S1 berada dalam keaadaan menyala , tegangan V C1 sesaat adalah sebesar VIN, dan
tegangan VL2 adalah -VIN. Oleh karena itu kapacitor C1 mensuplai energi untuk meningkatkan
magnitudo arus di IL2 dan hal ini meningkatkan energi yang tersimpan di L2.
VL1 VC1
Ketika saklar S1 off, arus IC1 sama dengan arus IL1, selama induktor tidak terjadi perubahan
sesaat pada arus. Arus IL2 akan mengalir ke arah negatif, dalam kenyataannya arus tidak pernah
berada dalam arah yang berbalik. Hal itu dapat dilihat dari diagram bahwa arus I L2 negatif akan
54
menambah arus IL1 untuk meningkatkan arus yang dikirim ke beban. Dengan menggunakan hukum arus
Kirchoff, dapat ditunjukkan bahwa ID1 = IC1 - IL2. Dapat disimpulkan bahwa ketika S1 off, daya dikirim ke
beban dari kedua L2 dan L1. C1 akan diisi oleh L1 selama siklus off, dan akan kembali diisi oleh L2
selama siklus on.
VL1 VC1
Karena tegangan yang melalui kapasitor C1 bisa berbalik arah pada setiap siklus, maka harus
menggunakan kapasitor tanpa polaritas. Bagaimanapun kapasitor electrolit atau tantalum dapat
digunakan dalam beberapa kasus, karena tegangan yang melalui kapasitor C 1 tidak akan mengisi
kecuali saklar ditutup selama setengah siklus dari resonansi dengan induktor L 2 dan pada saat ini terjadi
arus dalam induktor L1 akan sangat besar.
Kapasitor CIN digunakan untuk mengurangi efek parasitic induktansi dan resistansi internal dari
power suplai. SEPIC mempunyai kemampuan sebagai boost/buck karena kerja dari kapasitor C1 dan
induktor L2. Induktor L1 dan saklar S1 memenuhi standar sebagai boost konverter, yang membangkitkan
tegangan VS1 yang lebih besar dari VIN, dimana magnitudo ditentukan oleh duty cycle dari saklar S1.
Selama tegangan rata-rata yang melalui C1 adalah VIN, tegangan output VO adalah VS1 - VIN. Jika VS1
lebih besar dari pada dua kali nilai VIN, maka tegangan output akan lebih besar daripada tegangan
input.
D. Prosedur Percobaan
D.1 Buck converter
1. Buka file “Buck1 “ sehingga muncul rangkaian percobaan buck converter tanpa filter seperti pada
gambar 5.14.
55
Gambar 5.14 Rangkaian percobaan buck converter tanpa filter
2. Set parameter tegangan sumber Vs (DC voltage source) 200 volt seperti pada gambar 5.15(a) dan
Set parameter beban RL (Resistor-inductor branch) resistansi 20 dan iduktansi 0 seperti pada
gambar 5.15 (b).
(a) (b)
Gambar 5.15 Tampilan seting untuk rangkaian percobaan
(a) sumber Vdc (b) nilai beban RL
3. Set total parameter time 0.04s pada Simulation Control seperti pada gambar 5.16a.
4. Set parameter Vref (DC voltage source) VS 0,2 volt dan Set parameter Vsw (Triangular-Wave
Voltage Source) seperti pada gambar 5.16b. ( Vpp= 1 volt, f=5000Hz dan D = 1).
56
(a) (b)
Gambar 5.16 Tampilan seting untuk rangkaian percobaan
(b) Total time (b) Vsw triangular
5. Jalankan simulasi, kemudian jalankan SIMVIEW. Plot Vref dan VSW ADD , PWM, VS, VO, Vdc pada
satu screen SIMVIEW
6. Set kembali Vref seperti pada tabel 5.1 ,ulangi langkah 5 dan isi tabel 5.1.
7. Tutup file ” Buck1” dan buka ” Buck2” sehingga muncul rangkaian buck converter dengan filter LC
seperti pada gambar 5.17
8. Set parameter tegangan sumber VS=200 volt; beban RL1 Resistansi 20 dan induktansi 0;
duty cycle PWM 0,4 (dengan mengatur Vref pada 0.4 volt) ; serta set Vsw seperti pada gambar
5.10b.
9. Set parameter induktor Ld, capasitor Cd dan total waktu simulasi (total time) pada simulation control
seperti pada tabel 5.2.
Praktikum Elektronika Daya(TEL502)/Tarmizi/JTE/Unsyiah-2019
57
Gambar 5.17 Rangkaian percobaan buck converter dengan filter
10. Jalankan simulasi, kemudian jalankan SIMVIEW. Plot VO, Vdc dan Io pada satu screen SIMVIEW
11. Catat tegangan ripple VC pada table 5.2, untuk mengukur VC gunakan tool Max dan Min
pada Measure toolbar ( VC = VMax − VMin ). Bila VC , terlalu kecil zoom pada satu area
daerah stady state terlebih dahulu sebelum menggunakan tool Max dan Min .
58
13. Buat analisis data dengan membanding hasil pengukuran dan persamaan dalam teori.
2. Set parameter tegangan sumber VS=24 volt; induktor Ld = 100uH, capasitor Cd = 50uF,
beban RL1 Resistansi 6 dan induktansi 0 ; duty cycle PWM 0 (dengan mengatur Vref
pada 0 volt; set Vsw = 1Vpp seperti pada gambar 5.10b dan Total time simulatin control 0,04s
3. Jalankan simulasi, kemudian jalankan SIMVIEW. Plot VS, VO, Vdc dan Io pada satu screen
SIMVIEW
4. Ulangi langkah 3 untuk nilai Vref (PWM) seperti pada tabel 5.3 dan hitung penguatan
tegangan ( VO/VS ) dan tegangan ripple VC .
5. Buat analisis data dengan membanding hasil pengukuran dan persamaan dalam teori.
59
Tabel 5.3 Data percobaan Boost1
No. Cd (uF) Duty Cycle PWM V0 (volt) VC (volt) V0/VS (volt)
1 0
2 0,1
3 50 0,3
4 0,5
5 0,7
6 0.9
7 0
8 0,1
9 0,3
100
10 0,5
11 0,7
12 0.9
13 0
14 0,1
15 0,3
400
16 0,5
17 0,7
18 0.9
2. Set parameter tegangan sumber VS=24 volt; induktor Ld = 200uH, capasitor Cd = 50uF, beban
60
RL1 Resistansi 6 dan induktansi 0; duty cycle PWM 0 (dengan mengatur Vref pada 0
volt; set Vsw = 1Vpp seperti pada gambar 5.16b dan Total time simulatin control 0,06s
3. Jalankan simulasi, kemudian jalankan SIMVIEW. Plot VS, VO, Vdc dan Io pada satu screen
SIMVIEW
4. Ulangi langkah 3 untuk nilai Vref (PWM) seperti pada tabel 4.4 dan hitung penguatan tegangan
( VO/VS ) dan tegangan ripple VC .
5. Buat analisis data dengan membanding hasil pengukuran dan persamaan dalam teori.
No. Cd (uF) Duty Cycle PWM V0 (volt) VC (volt) V0/VS (volt)
1 0
2 0,1
3 0,2
4 0,3
5 100 0,4
6 0,5
7 0,6
8 0,7
9 0.8
10 0.9
11 0,1
12 0,2
13 0,3
14 0,4
15 0,5
400
16 0,6
17 0,7
18 0.8
19 0.9
20 0.9
21 0,1
22 0,2
23 0,3
24 0,4
25 0,5
1000
26 0,6
27 0,7
28 0.8
29 0.9
30 0.9
61
D.4 SEPIC converter
1. Buka file “Sepic1 “ sehingga muncul rangkaian percobaan SEPIC converter seperti pada gambar
5.20.
2. Set parameter tegangan sumber VS=24 volt; induktor L1 = 250uH, L1 = 420uH, capasitor
C1 = 10uF, C2=1000uF; beban RL1 Resistansi 6 dan induktansi 0; duty cycle PWM 0
(dengan mengatur Vref pada 0 volt; set Vsw = 1Vpp seperti pada gambar 5.16b dan Total time
simulatin control 0,04s
3. Jalankan simulasi, kemudian jalankan SIMVIEW. Plot VS, VO, Vdc dan Io pada satu screen
SIMVIEW
4. Ulangi langkah 3 untuk nilai Vref (PWM) seperti pada tabel 5.5 dan hitung penguatan tegangan
( VO/VS ).
5. Buat analisis data dengan membanding hasil pengukuran dan persamaan dalam teori.
62
MODUL 6
INVERTER
A. Tujuan
1. Dapat memahami prinsip kerja inverter satu fasa dan tiga fasa
2. Dapat mengetahui pengaruh sinyal output terhadap pengaturan frekuensi fudamental
3. Dapat mengetahui pengaruh sinyal output terhadap amplitudo modulasi
C. Pendahuluan
Inverter adalah suatu peralatan yang mengubah sumber dc manjadi ac dan di sebut juga
dengan konverter dc ke ac. Rangkaian inverter satu fasa dan tiga fasa diperlihatkan diperlihatkan
pada gambar 6.1.
Id
S1 S3 S5
S1 S3 RL
Io ia
a
+ + + S2
Vs Cd Vo RL Vs Cd b n
- - - ic
c
S4 S2 S6
S4 S2
(a) (b)
Gambar 6.1 Rangkaian Inverter (a) Satu fasa (b) Tiga fasa
63
Tegangan output inverter merupakan tegangan ac yang tetap atau berubah pada frekuensi yang
tetap atau berubah. Tegangan output yang berubah dapat diperoleh dengan merubah tegangan input dc
dan mempertahankan gain inverter tetap konstan. Jika tegangan input tetap konstan, tegangan output
yang berubah diperoleh dengan merubah gain inverter yaitu dengan pengontrolan PWM (Pulse Witdh
Modulation). Gain inverter di definisikan sebagai rasio tegangan output ac terhadap tegangan input dc.
Sedangkan frekuensi output dapat diubah dengan mengubah frekuensi sinyal referensi.
Setiap switch (S) didapat diswitching dengan sinyal segi empat, namu bentuk gelombang
tegangan output inverter mengandung harmonisa dengan THD (Total Harmonic Distortion) tertentu.
Dengan tersedianya komponen power semikonduktor berkecepatan tinggi/frekuensi tinggi, THD dapat
diperkecil dengan berbagai macam metode switching seperti PWM sinusoidal.
Inverter satu fasa bekerja pada kondisi S1, S2 on (hidup) dan S3, S4 off (mati) begitu juga
sebaliknya. S1, S3 dan S2, S4 tidak boleh dihidupkan pada waktu yang bersamaan yang akan
menyebabkan hubungan singkat pada tegangan sumber dc. Tegangan output RMS adalah :
1/ 2
2 To / 2 Vs 2 Vs
Vo =
To
0 4
dt
=
2
Pada inverter tiga fasa, Setiap switch on selama 180º dan secara sekunsial on selama 60º (S 5S6S1 ,
S6S1S2 , S1S2S3 , S2S3S4 , S3S4S5 dan S4S5S6 ). Tegangan Vrms pada setiap fasa ke netral adalah :
Vd d(t )
1 6T 2
6t 0
Van =
Vd
=
2
Sedangkan tegangan Vrms fasa ke fasa adalah :
Vd d(t )
2 T3 2
T 0
Vab =
= 0,816 Vd
Teknik switching dengan sinyal PWM sinusoidal dapat mereduksi arus harmonisa dan dapat dihasilkan
gelombang output mendekati sinusoidal. Pada PWM sinusoidal, sinyal referensi v ref adalah gelombang
sinusoidal dan sinyal switching v tri adalah segi tiga. Output modulasi adalah deretan pulsa dengan lebar
64
berpariasi tergantung pada tegangan referensi sesaat v ref (t ) . Bentuk PWM tiga phasa sinusoidal seperti
pada gambar 4.2 , edges pulsa PWM v a , v b dan v c dihasilkan oleh penyilangan dua v in ( v ref dan v tri ).
v in v tri v ref , a v ref , b v ref , c
v m , tri Ts
v m , ref
t
va
Vd
t
vb
Vd
t
vc
Vd
t
Perbandingan sinyal referensi dan sinyal switching disebut dengan indek modulasi, indek modulasi
amplitudo dinyatakan pada pers 4.5 dan indek modulasi frekuensi dinyatakan:
v m,ref f tri
ma = dan mf =
v m,tri f ref
Untuk inverter switching PWM sinusoidal, Tegangan output fundamental fasa ke fasa adalah :
3
v ab1 = M a Vs sin tri +
6
2
65
Maksimum v ab 1 adalah 0,87Vd pada indek modulasi M a = 1. Diagram blok dari modulator PWM seperti
diperlihatkan pada gambar 6.3, gelombang v ref sinusoidal biasanya diambil dari jala-jala listrik.
(a) (b)
+
v ref , a va
-
+
vb
v ref , b -
+ Vo
v ref -
+ vc
v tri v ref , c -
v tri
Gambar 6.3 Modulator PWM sinusoidal (a) Satu fasa (b) Tiga fasa
Sebuah gelombang yang tidak sinusoidal dinyatakan telah mengandung harmonisa, bila di
uraikan terdiri dari gelombang fundamental dan gelombang frekuensi kelipatan ganjil. Secara matematis
dinyatakan sebagai berikut :
is (t ) = is1 (t ) + ish (t )
h 1
= 2 I s1 sin (1t − 1 ) + 2 I sh sin (ht − h )
h 1
dimana :
is1(t) adalah arus fudamental
ish(t) adalah komponenen arus harmonic
Is1 adalah arus rms fudamental
Ish adalah komponenen arus rms harmonic
1 adalah sudut fasa antara arus sinusoidal inpu is1 dan tegangan vs
66
Bentuk gelombang dan spektrum harmonisa diperlihatkan pada gambar 6.4.
(a) (b)
Gambar 6.4. (a) Gelombang sinus yang terdistorsi (a) gelombang harmonik (b) Spektrum
haronisa
D. Prosedur Percobaan
D.1 Measurements on fundamental frequency control (inverter 1 fasa)
1. Buka software L@Bsoft Power Electronics 2
2. Klik AC convearter lalu klik Measurements on fundamental frequency control lakan terlihat
rangkaian percobaan dan set up peralatan (susunan card, hubungan kawat dan plugs)
seperti gambar 6.5.
Pada ekperimen ini akan mengamati: pengaruh sinyal output terhadap pengaturan frekuensi.
(a)
67
(b)
Gambar 6.5 Percobaan AC power controller beban resistif –induktif (a).rangkaian percobaan
(b). set up peralatan
3. Masukan card Line Commutated Converters dan RLC Load ke dalam slot Experimenter dan set
up peralatan seperti pada gambar 6.5 b.
4. Buka (clik ) virtual instrument Timing Diagram ( ), akan terlihat tampilan seperti pada
gambar 6.6. Pada langkah ini akan di ukur :
➢ Arus output.
➢ Tegangan output
Bila parameter vertikal I [A] dan U[V] tidak tampak, pada menu bar klik Chart lalu Properties,
Signal Display pilih U (smoothed) dan I (smoothed)
6. Pada displai Timing Diagram . Set amplitudo 100% dan frekuensi 50Hz.
7. Lalu klik tobol start/stop ( ) untuk mulai pengukuran.
8. Tekan kembali tombol start/stop untuk berhenti pengukuran, kemudian simpan data ke file
data percobaan 6.D.1
9. Ulangi langkah D.1.6 –D.1.8 untuk frekuensi : 25%, 60%
68
D.2 Measurements of amplitude modulation (inverter 1 fasa)
1. Pada Software L@Bsoft Power Electronics 2, klik AC converter lalu klik Measurements of
amplitude modulation akan terlihat rangkaian percobaan dan set up peralatan (susunan card,
hubungan kawat dan plugs) sama seperti pada gambar 6.7. (langkah D.1).
Pada ekperimen ini akan mengamati: pengaruh sinyal output terhadap sinyal mudulasi.
3. Pastikan card Line Commutated Converters dan RLC Load ke dalam slot Experimenter dan set
up peralatan seperti pada gambar 6.7 b.
4. Buka (clik ) virtual instrument Timing Diagram ( ),. Pada langkah ini akan di ukur :
➢ Arus output.
➢ Tegangan output
Bila parameter vertikal I [A] dan U[V] tidak tampak, pada menu bar klik Chart lalu Properties,
Signal Display pilih U (smoothed) dan I (smoothed)
5. Pada displai Timing Diagram . Set amplitudo 75% dan frekuensi 50Hz.
6. Lalu klik tobol start/stop ( ) untuk mulai pengukuran.
7. Tekan kembali tombol start/stop untuk berhenti pengukuran, kemudian simpan data ke file
data percobaan 6.D.2
8. Ulangi langkah D.1.6 –D.1.8 untuk amplitudo : 50%.
69
Parameter Nilai
Frekuensi 7810 Hz
Mode Sinus
6. Pada displai Timing Diagram . Set amplitudo 100 % dan frekuensi 50Hz.
7. Lalu klik tobol start/stop ( ) untuk mulai pengukuran.
8. Tekan kembali tombol start/stop untuk berhenti pengukuran, kemudian simpan data ke file data
percobaan 6.D.3
9. Ulangi langkah D.1.6 –D.1.8 untuk amplitudo : 75%.
10. Ubah Set Parameters Setings seperti tabel berikut :
Parameter Nilai
Frekuensi 977 Hz
Mode Sinus
11. Ulangi langkah D.1.6 –D.1.8 untuk amplitudo : 100% dan 75%.
(a)
70
(b)
Gambar 6.7 Percobaan inverter tiga fasa (a).rangkaian percobaan
(b). set up peralatan
3. Masukan card Line Commutated Converters dan RLC Load ke dalam slot Experimenter dan set
up peralatan seperti pada gambar 6.7 b.
4. Buka (clik ) virtual instrument Oscilloscope ( ), akan terlihat tampilan seperti pada gambar
6.8. Pada langkah ini akan di ukur :
➢ Output voltage UL1 for star connection
➢ Output voltage UL1 to UL
5. Pada menu bar klik Instruments lalu pilih PWM, akan terlihat tool kontrol sinyal PWM tiga fasa
seperti pada gambar 6.9.
71
Gambar 5.9 Tool kontrol PWM tiga fasa
6. Set Tool kontrol PWM tiga fasa : Amplitudo 100%; frekuensi 50 Hz ; function Block; dan
clock Low. Klik (on kan ) Power.
Bila tampilan gelombang di oscilloscope kurang kurang bagus (ampitudo dan time terlalu
besar atau kecil), atur Time dan volt/div yang sesuai.
7. Amati bentuk gelombang pada oscilloscope, kemudian simpan data ke file data percobaan
6.D.4
72
4. Pada instrument Time diagram set amplitudo 100% dan frequency 50 Hz. Kemudian pada
menu baru klik Setting lalu pilih Parameter, kemudian set Clock frequency 7810 Hz dan
Mode Sine.
5. Lalu klik tobol start/stop ( ) untuk mulai pengukuran dan mengakhiri pengukuran.
6. Amati bentuk gelombang, kemudian simpan data ke file data percobaan 6.D.5
7. Ulangi langkah D.6.4-D.6.6, Ubah Clock frequency pada Seting Paramater ke 977 Hz.
73
MODUL 7
MULTILEVEL INVERTER
A. Tujuan
1. Dapat memahami prinsip kerja multilevel inverter topologi flying capasitor, diode-clamped dan
H-bridge cascade.
2. Dapat mengetahui teknik switching multilevel inverter topologi flying-capasitor, diode-clamped
dan H-bridge cascade.
3. Dapat mengatahui pengaruh jumlah level dari multilevel inverter terhadap kandungan
harmonisa (THD).
C. Pendahuluan
Multilevel inverter adalah sebuah inverter dimana gelombang keluaran mendekati sinyal
sinusoidal yang terbentuk dari beberapa level tegangan. Multilevel inverter terdiri dari beberapa
buah inverter yang bertingkat. Semakin banyak tingkat maka level tegangan semakin banyak
sehingga nilai THD (Total Harmonic Distortion) akan semakin mendekati nol. Pada gambar 7.1 (a)
memperlihatkan tegangan keluaran multilevel inverter 7-level,sedangkan gambar 7.1 (b)
kandaungan harmonisa (THD).
(a) (b)
Gambar 7.1 Gelombang multilevel inverter 3-level (a) Tegangan (b) Harmonisa
74
Tegangan keluaran pada multilevel inverter 11-level ditunjukan pada gambar 7.2 (a), sedangkan
gambar 7.2 (b) adalah kandungan harmonisa (THD).
(a) (b)
Gambar 7.2 Keluaran multilevel inverter 5-level (a) Tegangan
(b) Harmonisa
Dari gambar atas, dapat dilihat bahwa kandungan harmonisa (THD) multilevel pada gambar 7.2
(b) lebih baik dibandingkan dengan gambar 7.1.(a).
Keuntungan multilevel inverter adalah tidak diperlukannya frekuensi switching yang
tinggi untuk mereduksi THD. Terdapat tiga jenis topologi rangkaian dari multilevel inverter yaitu,
diode-clamped, flying capasitor dan H-bridge cascade.
75
dc-bus Vdc adalah Vdc/4 dan Tegangan stress pada setiap switch akan dibatasi oleh sebuah
kapasitor dengan level tegangan Vdc/4 melalui dioda clamped. Tegangan output van memiliki
lima keadaan seperti pada tabel 7.1
(b) (b)
Gambar 7.3 Topologi multilevel inverter diode-clamped (a) 3-level (b) 5- level
76
dengan kapasitor. Topologi flying capacitor 3-level ditunjukkan pada gambar 7.4 (a), sedangkan
topologi flying capacitor 5- level ditunjukkan pada gambar 7.4 (b).
(c) (b)
Gambar 7.4 Topologi multilevel inverter flying capacitor (a) 3-level (b) 5- level
77
Gambar 7.5 Multilevel inverter H-Bridge cascade
Gambar 7.6 menunjukkan suatu sub-multilevel inverter yang terdiri dari kapasitor (setara
dengan sumber Vdc), dan dua buah switch (misalnya MOSFET). Adapun kerja dari kedua switch
tersebut adalah saling berlawanan (komplemen), ketika S1 on maka S2 harus off, begitu juga sebaliknya
ketika S2 on maka S1 harus off.
Multilevel inverter pada gambar 7.6 hanya dapat menghasilkan tegangan positif. Untuk dapat
menghasilkan tengangan output positif dan negatif maka diperlukan struktur seperti pada gambar 7.7 .
Topologi jembatan penuh diberikan di terminal output. Sudah jelas bahwa switch S’1 dan S’4 (atau S’2
atau S’3) tidak dapat bekerja bersamaan karena akan mengakibatkan hubung singkat.
78
(a)
79
D. Prosedur Percobaan
D.1 Multilevel Inverter diode-clamped
1. Buka file “Diode clamped1 “ sehingga muncul rangkaian percobaan multilevel inverter diode-clamped
3 level seperti pada gambar 7.8.
2. Set parameter tegangan sumber (DC voltage source) VDC 620 volt seperti pada gambar 7.9(a) dan
Set parameter beban RL (Resistor-inductor branch) resistansi 10 dan iduktansi 0 seperti pada
gambar 7.9 (b).
(b) (b)
Gambar 7.9 Tampilan seting untuk rangkaian percobaan
(a) sumber Vdc (b) nilai beban RL
80
Set total parameter time 0.04s pada Simulation Control seperti pada gambar 7.10.
4. Jalankan simulasi, kemudian jalankan SIMVIEW dan plot sinyal switching gete setiap mosfet G1-G4
dan VL pada satu screen SIMVIEW.
5. Tutup SIMVIEW, kemudian jalankan kembali dan plot VL dan IL pada satu screen SIMVIEW.
6. Set kembali parameter Total Time 2s pada Simulation Control.
7.Jalankan simulasi kemudian jalankan SIMVIEW, plot IL kemudian klik FFT untuk menamplikan
spektrum harmonisa dan hitung THDi.
8. Set kembali parameter beban RL (Resistor-inductor branch) resistansi 10 dan iduktansi 5 mH)
serta parameter time 0.04s pada Simulation Control.
9. Jalankan simulasi plot VL dan IL pada satu scree.
10.Ulangi langkah 6 sampai langkah 7.
9. Tutup file ” Diode clamped1” dan buka ” Diode clamped2” sehingga muncul rangkaian percobaan
multilevel inverter diode-clamped 5 level seperti pada gambar 6.11
10. Set parameter tegangan sumber (DC voltage source) VDC 620 dan Set parameter beban RL
(Resistor-inductor branch) resistansi 10 dan iduktansi 0, serta total parameter time 0.04s pada
Simulation Control.
81
Gambar 7.11 Rangkaian percobaan multilevel inverter diode-clamped 5 level
11. Jalankan simulasi, kemudian jalankan SIMVIEW dan plot sinyal switching gete setiap mosfet G1-G4
, VL pada satu screen SIMVIEW dan G5-G4 , VL pada satu screen SIMVIEW yang lain.
12.Tutup SIMVIEW, kemudian jalankan kembali dan plot VL dan IL pada satu screen SIMVIEW.
13.Set kembali parameter Total Time 2s pada Simulation Control.
14.Jalankan simulasi kemudian jalankan SIMVIEW, plot IL kemudian klik FFT untuk menamplikan
spektrum harmonisa dan hitung THDi.
15. Set kembali parameter beban RL (Resistor-inductor branch) resistansi 10 dan iduktansi 5 mH)
serta parameter time 0.04s pada Simulation Control.
16. Jalankan simulasi plot VL dan IL pada satu screen.
17.Ulangi langkah 13 sampai langkah 13.
18.Buatlah analisis untuk semua gelombang yang telah di plot diatas.
82
D.2 Multilevel Inverter Flying Capacitor
1. Buka file “flying capacitor1” sehingga muncul rangkaian percobaan multilevel inverter Flying
Capacitor 3 level seperti pada gambar 7.12.
2. Set parameter tegangan sumber (DC voltage source) VDC 620 volt Set parameter beban RL
(Resistor-inductor branch) resistansi 10 dan iduktansi 0 H , serta total parameter time 0.04s
pada Simulation Control.
3. Jalankan simulasi, kemudian jalankan SIMVIEW dan plot sinyal switching gete setiap mosfet G1-G4
dan VL pada satu screen SIMVIEW.
4. Tutup SIMVIEW, kemudian jalankan kembali dan plot VL dan IL pada satu screen SIMVIEW.
83
11. Tutup file ” Diode clamped1” dan buka ” Diode clamped2” sehingga muncul rangkaian percobaan
multilevel inverter Flying Capacitor 5 level seperti pada gambar 7.13
10. Set parameter tegangan sumber (DC voltage source) VDC 620 volt Set parameter beban RL
(Resistor-inductor branch) resistansi 10 dan iduktansi 0 H , serta total parameter time 0.04s
pada Simulation Control..
11. Jalankan simulasi, kemudian jalankan SIMVIEW dan plot sinyal switching gete setiap mosfet G1-G4
, VL pada satu screen SIMVIEW dan G5-G4 , VL pada satu screen SIMVIEW yang lain.
12. Tutup SIMVIEW, kemudian jalankan kembali dan plot VL dan IL pada satu screen SIMVIEW.
13. Set kembali parameter Total Time 2s pada Simulation Control
14. Jalankan simulasi kemudian jalankan SIMVIEW, plot IL kemudian klik FFT untuk menamplikan
spektrum harmonisa, hitung THDi.
84
15. Set kembali parameter beban RL (Resistor-inductor branch) resistansi 10 dan iduktansi 5 mH)
serta parameter time 0.04s pada Simulation Control.
16. Jalankan simulasi plot VL dan IL pada satu screen.
17.Ulangi langkah 13 sampai langkah 14.
18.Buatlah analisis untuk semua gelombang yang telah di plot diatas.
2. Set tegangan sumber VDC1 dan VDC2 masing-masing 155 volt dan Set beban RL resistansi 10
dan iduktansi 0 serta parameter time 0.04s pada Simulation Control.
3. Jalankan simulasi, kemudian jalankan SIMVIEW dan plot sinyal switching gete setiap mosfet G11-G22,
Ga, Gb pada satu screen SIMVIEW dan Ga, Gb , VL, IL pada satu screen SIMVIEW yang lain.
4. Set kembali parameter Total Time 2s pada Simulation Control.
5. Jalankan simulasi, kemudian jalankan SIMVIEW, plot IL kemudian klik FFT untuk menamplikan
spektrum harmonisa, hitung THDi.
6. Tutup SIMVIEW, set kembali parameter beban RL (Resistor-inductor branch) resistansi 10 dan
iduktansi 5 mH) serta parameter time 0.04s pada Simulation Control.
7. Jalankan simulasi, kemudian jalankan SIMVIEW dan plot VL, IL pada satu screen SIMVIEW.
85
8. Ulangi langkah 4 sampai langkah 5.
9. Tutup file ” Multilevel Inverter H-Bridge1” dan buka ”Multilevel Inverter H-Bridge2” sehingga muncul
rangkaian percobaan multilevel inverter H-Bridge Cascade 11 level seperti pada gambar 7.15.
10. Set tegangan sumber VDC1-VDC5 masing-masing 62,22 volt seperti dan Set beban RL resistansi
10 dan iduktansi 0 serta parameter time 0.04s pada Simulation Control.
11. Jalankan simulasi, kemudian jalankan SIMVIEW dan plot sinyal switching gete setiap mosfet G11-
G32 pada satu screen SIMVIEW dan G41-G52 pada satu screen SIMVIEW yang lain.
12. Plot juga tegangan beban VL dan arus beban IL pada satu screen SIMVIEW.
13. Set kembali parameter Total Time 2s pada Simulation Control.
14.Jalankan simulasi, kemudian jalankan SIMVIEW, plot IL kemudian klik FFT untuk menamplikan
spektrum harmonisa, hitung THDi.
86
15.Tutup SIMVIEW, set kembali parameter beban RL (Resistor-inductor branch) resistansi 10 dan
iduktansi 5 mH) serta parameter time 0.04s pada Simulation Control.
16.Ulangi langkah 12 sampai dengan 14.
17.Buatlah analisis untuk semua gelombang yang telah di plot diatas.
87
DAFTAR PUSTAKA
Batarseh, I., (2004). Power Electronic Circuit. John Wiley & Sons, United States of America.
José Rodríguez, , Jih-Sheng Lai, and Fang Zheng Peng, (2002). Multilevel Inverters: A Survey of
Topologies, Controls, and Applications. IEEE Transactions on Industrial Electronics, Vol . 49, No. 4,
August.
Johnson, (1987). Method and apparatus for firing angle control of series connected thyristor switches.
United State Patent, appl. no : 4.639.851.
Muhammad Rasyid (1993). Power Electronics Circuit, Devices, and Applications Second Edition. New
Jersey , Prentice Hall
Sen, P.C.,(1997). Principles of Electric Machines and Power Electronic, second edition. John Wiley &
Sons, United States of America.
Tarmizi. (2008). Design of A Static Converter for Three Phase Induction Motor Speed Drive Base On
Microcontroller. Master Thesis, University Sains Malaysia.
Wei Gu and Dongbing Zhang. (2008). Designing A SEPIC Converter. National Semiconductor
Application Note 1484, April 30. [Online]. Availeble : http://www.national.com/an/AN/AN-1484.pdf
88