547
DRAMA ROMANTIS
KISAH NYATA
EPISODE 1
VESSANTARA
[Bahasa Indonesia]
SUTTA PIṬAKA
Khuddaka Nikāya
Disusun oleh:
Bhikkhu Jānaka
A Gift
KATA PENGANTAR
Kisah ini menceritakan kelahiran terakhir dari Makhluk
Agung yaitu, Bodhisatta kita. Yang terlahir sebagai pangeran
Vessantara, guna memenuhi kesempurnaan [pāramī] terakhirnya
di dunia ini, pangeran ini menyukai hal dalam memberi dan
sangat dermawan hingga namanya harum tersebar ke penjuru
dunia dan kerajaan lain.
POHON KELUARGA
i
KETERANGAN DALAM CERITA INI
Judul : Vessantara
Kitab : Jātaka Aṭṭhakathā
Penerjemah : Danny Kurniadi
Editor : Bhikkhu Jānaka
Kategori : Drama Romantis
Jenis pāramī : Dāna pāramī
ii
Daftar Isi
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
KETERANGAN DALAM CERITA INI ...................................................... ii
VESSANTARA-JĀTAKA ............................................................................. 1
Sang Guru menceritakan kisah ini.......................................................... 1
Turun hujan ajaib ...................................................................................... 3
Sakka memberikan sepuluh anugerah ................................................... 7
Pernikahan Raja Sanjaya dan Puteri Phusati ....................................... 10
Sang Makhluk Agung memasuki rahim Ratu Phusati....................... 11
Kelahiran Pangeran Vessantara ............................................................ 12
Pernikahan Pangeran Vessantara dengan Puteri Maddi ................... 15
Kerajaan Kalinga ..................................................................................... 16
Kerajaan Sivi ............................................................................................ 18
Raja Vessantara mendanakan Gajah Kerajaan .................................... 20
iii
No. 547
VESSANTARA-JĀTAKA
Sang Guru menceritakan kisah ini
[479] "Sepuluh anugerah" dan seterusnya. Sang Guru
menceritakan kisah ini ketika berdiam dekat Kapilavatthu di
Hutan Banyan, mengenai jatuhnya curahan hujan.
1
Di tempat itu Yang Diberkahi duduk di tempat duduknya,
dengan dikelilingi oleh dua puluh ribu orang suci yang berdiri
tidak jauh dari tempat duduk Yang Diberkahi, pada tempat yang
telah disediakan untuk mereka. Pada saat itu para tetua anggota
suku Sakya demikian angkuh dan keras kepala, dan mereka
berpikir masing-masing, anak Siddhattha lebih muda dari pada
kita, dia adalah saudara kita yang termuda, sanak keluarga kita,
cucu kita, berkata kepada para pangeran muda, kamu berikan
penghormatan kepadanya, kami akan duduk di belakang kamu.
2
ketika saya melihat bahwa bayangan dari pohon itu tidak
bergerak, saya memberikan penghormatan di kaki anda, dan
peristiwa itu adalah pemberian penghormatan saya yang kedua
kali. “
3
Sang Buddha yang mendengar perkataan mereka ini,
berkata: "Para bhikkhu, kejadian ini adalah bukan kejadian yang
pertama kalinya curahan air hujan yang besar jatuh pada sanak
keluarga saya", dan kemudian atas permintaan mereka, Beliau
menceritakan suatu kisah di masa lampau.
4
Tetapi mereka berdua menolak untuk menggunakan
hadiah-hadiah ini bagi diri mereka sendiri, dan mereka
berkeinginan untuk memberikan hadiah-hadiah yang diberikan
kepada mereka untuk dipersembahkan kepada Sang Buddha
Vipassī, mereka berkata kepada Raja: "Ayah, kami akan
memberikan kepada Dasabala 4 kayu cendana ini dan kalungan
bunga ini." Raja memberikan persetujuannya dalam memberikan
persembahan ini. Maka puteri yang tertua menghancurkan kayu
cendana itu menjadi bubuk dan mengisi bubuk itu dalam sebuah
kotak keemasan; dan puteri yang termuda itu menjadikan
kalungan bunga keemasan itu menjadi seuntai kalung keemasan,
dan meletakkannya dalam sebuah kotak keemasan.
6
menyebabkan tubuhnya seakan-akan diperciki dengan wangi-
wangian dari kayu cendana yang harum.
[483] Sakka, semoga buah dada saya masih tetap padat, semoga
rambut saya tidak menjadi putih; Tubuh saya seluruhnya tiada
cacat, semoga saya bebas dari hukuman kematian.
Sakka berkata:
8 Surga Tavatiṁsa.
10
"Tuan yang mulia, anda harus dilahirkan masuk ke dalam alam
manusia, tanpa menunda-nunda waktu lagi anda harus
dikandung dalam kandungan Phusati, permaisuri dari Raja Sivi."
9 Bodhisatta.
11
berakhir; justru dengan disebabkan karena pengaruh kebaikan
Raja, membuat seluruh Raja di India memberikan hadiah-hadiah
kepadanya.
13
pangeran; tetapi Pangeran Vessantara, pada saat berusia antara
empat sampai lima tahun.
14Menurut kitab komentar, mata yang didanakan oleh Bodhisatta lebih banyak
daripada bintang di langit.
14
Nahuta = 4 x 1028), dan sampai dengan kedalaman dua ratus ribu
mil, berguncang dengan bergemuruh seperti seekor gajah besar
yang gila.
15
sebagai Raja 15 . Raja berdiskusi dengan permaisurinya 16 dari
keluarga Kerajaan Madda, mereka memberikan kepadanya
keponakan Ratu Phusati yang pertama, yang bernama Maddi17,
dengan pengikut wanita sebanyak enam belas ribu.
Kerajaan Kalinga
Pada waktu itu, terjadi suatu masa kekeringan di dalam
Kerajaan Kalinga. Jagung tidak dapat tumbuh, di kerajaan itu
15 Raja kecil.
16 Ratu Phusati.
17 Calon Yasodhara.
18 Calon Bhante Rāhula.
19 Calon Uppalavanna.
16
telah terjadi kelaparan yang sangat besar, dan orang-orang tidak
dapat hidup hanya dengan mencuri.20
20 Ini adalah kiasan, bahwa walaupun ada uang namun tidak ada yang dapat
dibeli.
21 Raja Kalinga supaya menjalankan puasa atau ritual.
22 Mengenai penderitaan mereka.
23 Mungkin maksudnya adalah Uposatha.
17
akan turun; Kirimlah para Brahmana 24 , dan minta kepadanya
gajah itu, dan bawalah gajah itu ke sini."
Kerajaan Sivi
Pagi-pagi sekali, Raja Vessantara bermaksud untuk
melakukan kunjungan ke gedung pembagian dana, membasuh
dirinya dengan enam belas kendi yang berisi air harum, dan
setelah itu Raja membuka puasanya, dan menaiki punggung
gajah kerajaannya yang semarak dengan perhiasan, berangkat
menuju pintu gerbang timur.
24 Penasihat Raja.
25 Berpikir dengan siasat, agar mampu membawa pulang gajah milik Raja
Vessantara.
26 Raja Kalinga menjamu para Brahmana sebelum pergi menjalankan tugas.
27 Setelah selesai menerima jamuan dan hiburan dari Raja Kalinga, para
28 Semua ini adalah siasat mereka untuk menarik simpatik dari Raja Vessantara.
29 Gajah yang istimewa, yang sedang dikendarai oleh Raja Vessantara.
19
Makhluk besar kelahiran mulia, yang pantas untuk dikendarai
gajah yang bergading menakutkan".
[489] dengan jumlah empat ratus dua puluh ribu. Lebih lanjut
batu-batu permata yang besar dan yang kecil pada tirai-tirai,
terpal, batu-batu permata pada kalung mutiaranya di bagian kaki,
batu-batu permata pada tongkat penghalau, batu-batu permata
20
pada kalung mutiaranya di bagian leher, batu-batu permata pada
bagian dahinya, semuanya ini tidak ternilai, gajah itu juga tidak
ternilai, yang mempunyai tujuh hal yang tidak ternilai.
30 Saat ini Sang Buddha sedang berbicara mengenai kelahirannya sebagai Raja
Vessantara.
31 Raja Vessantara.
21
Banyak orang yang melihat para Brahmana32 berseru, "O
para Brahmana 33 , yang sedang menaiki gajah kami. Mengapa
kalian mengambil gajah kami?" Para brahmana menjawab, Raja
Vessantara yang agung telah memberikan gajah ini kepada kami.
22
[490] Para penduduk yang gusar hati, dengan pemberian hadiah
ini, mereka sendiri mendatangi dan memanggil Raja Sanjaya 37.
Bersambung….
Mungkin mereka hanya sampai pada gerbang Istana, dan Raja Sanjaya
37
menemui mereka.
23