Anda di halaman 1dari 22

TUGAS AMDAL

KERANGKA ACUAN ANDAL


(ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN)
KEGIATAN PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL
PEMALANG – BATANG, JAWA TENGAH

Disusun oleh:
Inas Novikasari 4115010028
Wasis Pambudi Prakarsa 4115010023

TEKNIK PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEERI JAKARTA
2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. iii

BAB 1 ..................................................................................................................1

PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ......................................................................................1

1.2. Tujuan dan Manfaat Rencana Proyek Pembangunan Jalan Tol ............2

1.3. Pelaksanaan Studi..................................................................................3

BAB II .................................................................................................................5

LINGKUP WILAYAH STUDI...........................................................................5

BAB III ................................................................................................................7

PELINGKUPAN .................................................................................................7

BAB IV..............................................................................................................14

METODE STUDI.............................................................................................. 14

BAB V ...............................................................................................................16

HASIL DISKUSI .............................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 18

LAMPIRAN ......................................................................................................19

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Susunan Tim Penyusun Studi AMDAL ............................................ 3


Tabel 3. 1 Ringkasan Proses Pelingkupan.......................................................... 7
Tabel 4. 1 Ringkasan Metode Studi ................................................................. 14

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Jalan tol Pemalang-Batang merupakan salah satu upaya penyediaan sistem


jaringan transportasi jalan raya yang dapat memberikan pelayanan tinggi untuk
kelancaran transportasi. Hal ini juga bertujuan untuk turut menunjang pertumbuhan
ekonomi nasional, sekaligus mendukung terwujudnya jalur Trans Jawa secara
eksternal, jaringan jalan raya di wilayah Pantura ini merupakan bagian dari rencna
jaringan jalan Trans Jawa yang mengakomodasikan aliran barang dan penduduk
antar pulau-pulau tersebut. Dalam kontek antar wilayah, keberadaan jaringan jalan
Pantura yang ditunjang oleh keberadaan jalan provinsi pada dasarnya lebih
mengindikasikan keterkaitan spasial antar kota atau pusat pertumbuhan yang ada.
Sesuai dengan kondisi fisik wilayahnya, pola jaringan jalan yang berkembang
mempengaruhi kecenderungan perkembangan kota-kota di sepanjang wilayah
Pantura. Oleh sebab itu untuk menunjang aksesbilitas barang maupun penduduk
diperlukan alternatif pembangunan jalan tol.
Pemerintah Indonesia melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Departemen
Pekerjaan Umum bekerjasama dengan investor PT. Pemalang Batang Tol Road
mengupayakan terwujudnya jalan tol Pemalang-Batang yang menghubungkan
Kabupaten Pemalang, Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan dan Kabupaten
Batang sepanjang 39,2 km.
Menyadari bahwa setiap rencana kegiatan pembangunan, selain akan
membawa dampak positif terhadap pertumbuhan dan perkembangan pembangunan
ekonomi nasional dan regional, juga dapat pula berdampak negatif terhadap
kelestarian alam dan lingkungan hidup. Sesuai dengan kebijakan pembangunan yang
berwawasan lingkungan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 32 Tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Peraturan
Pemerintah No.27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan, maka pengelolaan
lingkungan hidup mutlak harus dilakukan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan hidup No. 05 Tahun 2012
tentang Jenis Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai

1
Dampak Lingkungan Hidup, yaitu untuk jenis kegiatan bidang pekerjaan umum,
maka rencana pembangunan jalan tol Pemalang-Batang sepanjang 39,2 km wajib
dilengkapi dengan Studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
Pembuatan Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan atau KA ANDAL
merupakan salah satu bagian dari dokumen AMDAL yang memiliki tujuan dan
fungsi yang sangat penting. Sebagaimana yang ditetapkan pada Peraturan Menteri
Negara Lingkungan hidup No.16 tahun 2012, yaitu:
a. Tujuan Penyusunan KA ANDAL adalah:
1. Merumuskan lingkup dan kedalaman studi Andal;
2. Mengarahkan studi Andal agar berjalan secara efektif dan efisien sesuai
dengan biaya, tenaga, dan waktu yang tersedia.
b. Fungsi Dokumen KA ANDAL adalah:
1. Sebagai rujukan penting bagi pemrakarsa, penyusun dokumen Andal,
instansi yang membidangi rencana usaha dan/atau kegiatan, dan instansi
lingkungan hidup, serta teknis Komisi Perihal Amdal tentang lingkup dan
kedalaman studi Andal yang akan dilakukan;
2. Sebagai salah satu bahan rujukan bagi penilai dokumen Andal untuk
mengevakuasi hasil studi Andal.

1.2. Tujuan dan Manfaat Rencana Proyek Pembangunan Jalan Tol

Adapun tujuan dari proyek pembangunan jalan tol Pemalang-Batang adalah:


a. Sebagai salah satu upaya penyediaan sistem jaringan transportasi jalan raya yang
efisien guna menunjang pertumbuhan ekonomi nasional.

Serta manfaat dari proyek pembangunan jalan tol Pemalang-Batang adalah


sebagai berikut:
a. Mempermudah pergerakan arus lalu lintas dan barang serta penduduk pulau
Jawa;
b. Mendukung fungsi jaringan jalan eksternal wilayah Pantura guna mengakomodir
pergerakan barang dan jasa lintas provinsi;
c. Mendukung pengembangan kota-kota di wilayah Jawa tengah.

2
1.3. Pelaksanaan Studi

a. Pemrakarsa
Nama Pemrakarsa : PT. Pemalang-Batang Tol Road
Alamat Kantor : Gedung Graha Irama Lt. 14
Jl. H. R. Rasuna Said X-1 Kav. 1-2 Jakarta, 12950
Nomor Telp./Fax. : 021-5261616/021-5261614-15
Penanggung Jawab : Arman Dahlius Pandjaitan
Jabatan : Direktur Utama
Jenis Kegiatan : Proyek Pembangunan Jalan Tol

b. Pelaksana Studi AMDAL


Nama Pelaksana : PT. Perentjana Djaja bekersama dengan
PT. Jakarta Rencana Selaras
Alamat Kantor : Wisma Pede Lt. 4
Jl. MT. Haryono Kav. 17, Jakarta
Nomor Telp./Fax. : 021-8290442/021-8297124
Penanggung Jawab : Ir. Djamhuri M. Jasin, MSc
Jabatan : Direktur PT. Perentjana Djaja

Susunan tim lengkap penyusun studi AMDAL pembangunan jalan tol


Pemalang-Batang seperti tertera pada Tabel 1.1.

Tabel 1. 1 Susunan Tim Penyusun Studi AMDAL


No. Posisi Nama Keahlian & Sertifikasi
Ahli Ekonomi, Manajemen &
Lingkungan
Team Leader, Ahli Dr. Fauziah
1 Sertifikat Amdal-B
Lingkungan Hemarawati, MSi
Sertifikat Metode Penelitian
Lingkungan
Ahli Geologi
2 Ahli Hidrogeologi Ir. Sudiboyo
Sertifikat Amdal-B
3 Ahli Tata Ruang Ir. Maskyur, MSP Ahli Perencana Wilayah & Kota
Ahli Flora dan Fauna
4 Ahli Biologi Dra. Muflizah
Sertifikat Amdal-B
Ahli Fisik Ahli Analisa Udara, Air dan
5 Ir. Sri Sukaeni
Kimia/Lingkungan Kebisingan

3
Sertifikat Amdal-B
Ahli Sosial- Ahli Analisa Sosial Ekonomi
6 Budaya dan Drs. Edwir Irfan, MSi dan Budaya
Ekonomi-1 Sertifikat Amdal-A
Ahli Sosial-
Ahli Analisa Sosial Ekonomi
7 Budaya dan Drs. Dahyar M.
dan Budaya
Ekonomi-2
Ahli Kesehatan
8 Dr. Rina Kurniasari Ahli Kesehatan Masyarakat
Masyarakat
9 Ahli Transportasi Ir. Dyah Palupi Ahli Transportasi

4
BAB II
LINGKUP WILAYAH STUDI

Lingkup batas wilayah studi diperlukan dalam upaya memfokuskan pengkajian


terhadap suatu objek kajian dari luasan wilayah tertentu.
1. Batas Proyek
Batas proyek, yaitu lingkup dimana kegiatan proyek akan dilaksanakan baik
pada saat pra-konstruksi, konstruksi, maupun pasca konstruksi. Batas proyek
ini meliputi lebar ROW 60 m sepanjang kurang lebih 39,2 km.

2. Batas Ekologis
Batas ekologis ditetapkan berdasarkan persebaran dampak melalui media udara
dan kebisingan ( 200 m kiri dan kanan jalan), serta air di sekitar lokasi dalam
radius 500 m. Pengamatan lapangan menunjukan bahwa arah sebaran polutan
dan emisi lebih mengarah ke sejajar jalan karena pengaruh pergerakan yang
ditimbulkan oleh arus lalu lintas dari dan ke Pekalongan.

3. Batas Sosial
Batas sosial merupakan ruang di sekitar tapak kegiatan, dimana
berlangsungnya interaksi sosial ekonomi dan budaya sesuai dinamika
kelompok masyarakat, yang diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar
karena kegiatan pembangunan Jalan Tol Pemalang-Batang. Jenis dampak besar
dan penting terhadap komponen sosial yang menjadi pertimbangan batas sosial
adalah:
 Kehilangan hak kepemilikan/penguasaan lahan, mata pencaharian dan
menurunnya pendapatan yang akan bermuara pada meningkatnya proses
dissosiatif kegiatan pembebasan lahan;
 Terganggunya kenyamanan dan meningkatnya resiko penyakit akibat
meningkatnya dampak pencemaran udara dan kebisingan;
 Terganggunya mobilitas sosial ekonomi masyarakat akibat kegiatan
proyek.

5
4. Batas Administratif
Batas administratif merupakan ruang dimana masyarakat secara leluasa
melakukan kegiatan sosial ekonomi dan sosial budaya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku di dalam ruang tersebut, dalam hal ini batas
administratif meliputi Kabupaten Pemalang, Kabupaten Pekalongan, Kota
Pekalongan dan Kabupaten Batang.

6
BAB III
PELINGKUPAN
Tabel 3. 1 Ringkasan Proses Pelingkupan

Pengelolaan Pelingkupan
Deskripsi
Lingkungan
Rencana
yang Sudah Komponen
Kegiatan yang Dampak
Direncanakan Lingkungan
No Berpotensi Dampak Evaluasi dampak Penting Wilayah Studi
Sejak Awal Terkena
Menimbulkan Potensial potensial Hipotetik
Sebagai Bagian Dampak
Dampak (DPH)
dari Rencana
Lingkungan
Kegiatan
I. Tahap Prakonstruksi
1 Survey a. UU No. 2 Presepsi Keresahan Pada saat survey untuk Disimpulkan Sepanjang Jalan
Tahun 2012 Masyarakat Masyarakat keperluan perencanaan menjadi DPH Tol (39,2 km)
b. Peraturan teknis dan survey dengan lebar
Presiden inventarisasi untuk ROW 60 m
Republik keperluaan pengadaan meliputi batas
Indonesia tanah akan menimbulkan Administratif
Nomor 71 presepsi masyarakat baik Kabupaten
Tahun 2012 positif dan negatif Pemalang,
terhadap rencana Kabupaten
pembangunan jalan tol ini, Pekalongan,
pada akhirnya akan Kota
menimbulkan keresahan pekalongan dan
masyarakat yang akan Kabupaten
mengganggu pelaksanaan Batang
selanjutnya kegiatan
pembangunan jalan tol.

7
2 Pembebasan Tidak ada Kepemilikan Keresahan dan Rencana pembangunan Disimpulkan
Lahan Tanah Ketidakpuasan jalan tol sepanjang 39,2 menjadi DPH
Masyarakat km membutuhkan tanah
Konflik Sosial kurang lebih 343,77 Ha. Disimpulkan
Tanah yang akan tidak menjadi
dibebaskan adalah tanah DPH
masyarakat, swasta dan
Kekecewaan pemerintah. Akan timbul Disimpulkan
nilai ganti rugi keresahan terhadap masa tidak menjadi
depan keluarga akibat DPH
kehilangan sumber mata
pencahariann dan Sepanjang Jalan
pendapatan, yang Tol (39,2 km)
kemudian memuncak dengan lebar
menjadi konflik social ROW 60 m
akibat ketidakpuasan meliputi batas
terhadap ganti rugi yang Administratif
diterima pada saat Kabupaten
pembebasan lahan Pemalang,
Kabupaten
Pendapatan Penurunan Selain perumahan, Disimpulkan Pekalongan,
Masyarakat Pendapatan lahan yang dibebaskan menjadi DPH Kota
Masyarakat berupa pesawahan milik pekalongan dan
penduduk dimana Kabupaten
sebagian besar tanaman Batang
yang ada diatasnya
merupakan tanaman yang
diusahakan dan bernilai
ekonomi sebagai slaah
satu sumber pendapatan
penduduk.

8
II. Tahap Konstruksi
3 Mobilisasi dan Tidak ada Kesempatan Peningkatan Tenaga kerja yang Disimpulkan
Demobilisasi Kerja Peluang kerja dibutuhkan berkisar 250 menjadi DPH
Tenaga Kerja dan Usaha orang, yang mana sangat
Pendapatan Peningkatan berarti bagi masyarakat Kabupaten
Masyarakat Pendapatan setempat terutama pada Pemalang,
Masyarakat saat angka pengangguran Kabupaten
yang masih cukup tinggi Pekalongan,
di wilayah studi. Selain itu Kota
dapat membuka peluang pekalongan dan
usaha seperti warung Kabupaten
makan/toko sebagai Batang
tempat istirahat pekerja
sehingga akan meningkat
pula pendapatan
masyarakat setempat.
4 Pengangkutan UU No. 32 Kualitas Udara Penurunan Pengangkutan material Disimpulkan
Material Tahun 2009 Kualitas Udara konstruksi seperti pasir, menjadi DPH
Konstruksi batu split, bahan agregat,
beton dan lain-lain dengan
menggunakan truk melalui
jalan umum dapat
menimbulkan debu dan Kurang lebih
gas pencemar. 200 m kiri dan
Pengangkutan material kanan
baik tanah untuk timbunan
maupun tanah hasil galian,
serta bahan-bahan dari
luar dengan frekuensi
pengangkutan yang tinggi
(antara 30-50 trip/hari)
akan meningkatkan debu,

9
timbal dan gas pencemar
terhadap lingkungan di
sekitar lokasi kegiatan.
Kebisingan Peningkatan Pengangkutan material Disimpulkan
Kebisingan dengan menggunakan alat menjadi DPH.
berat (dump truck) akan
menimbulkan suara bising
yang cukup tinggi akibat
adanya suara mesin
kendaraan serta knalpot
kendaraan, gesekan antara
ban kendaraan dan
perkerasan jalan,
percepatan kendaraan
yang melewati daerah
tanjakan ataupun jalan
yang tidak baik.
Kebersihan Gangguan Adanya ceceran tanah atau Disimpulkan
Lingkungan Kebersihan material konstruksi lain tidak menjadi Jalan yang akan
Lingkungan yang jatuh sewaktu DPH, namun di lalui alat
diangkut ke lokasi harus dikelola berat
kegiatan, menyebabkan dengan cara : pengangkut
jalan dipenuhi oleh tanah  Melakukan material ke
atau material konstruksi pembersihan lokasi pekerjaan
lain. material
konstruksi
yang
berceceran

10
5 Pekerjaan UU No. 32 Kualitas Air Menurunnya Kegiatan ini menimbulkan Disimpulkan
Perkerasan Tahun 2009 Permukaan Kualitas Air dampak terlepasnya menjadi DPH.
Permukaan material konstruksi pada
saat penghamparan, Air di sekitar
pencampuran dan lokasi dalam
pemadatan, yang apabila radius 500 m
terbawa air hujan ke
sungai dapat menimbulkan
kekeruhan air permukaan.
6 Pekerjaan UU No. 32 Lalu Lintas Gangguan Lalu Tingkat pelayanan pada Disimpulkan Jalan yang
Simpang Susun Tahun 2009 Lintas jalan akan mengalami menjadi DPH. terputus oleh
penurunan terutama akibat adanya Jalan
kendaraan proyek yang dengan batas
parker di lajur jalan atau administratif
menggunakannya sebagai Kabupaten
tempat keluar masuk Pemalang,
kendaraan proyek. Kabupaten
Sehingga kondisi lalu Pekalongan,
lintas yang melalui ruas Kota
jalan raya Pemalang- pekalongan dan
Batang akan terganggu Kabupaten
atau makin macet. Batang

III. Tahap Operasi (Pasca Konstruksi)

11
7 Pengoperasian UU No. 32 Kualitas udara Penurunan Akan terjadi peningkatan Disimpulakn
Jalan Tahun 2009 Kualitas Udara jumlah kendaraan yang menjadi DPH.
Peningkatan melewatinya, berakibat
Kebisingan peningkatan polutan udara
Keresahan yang terdiri dari gas
Mayarakat pencemar (CO, NO2,
SO2, Hidro Karbon) serta
debu dan Pb yang bila
tertiup angin akan sampai Kurang lebih
pada pemukiman warga 200 m kiri dan
sekitar. kanan
Kebisingan Peningkatan Timbulnya kebisingan Disimpulakn
Kebisingan bersumber dari kendaraan menjadi DPH.
yang akan melewati jalan
tol Pemalang-Batang
selama 24 jam, yang akan
dirasakan oleh warga
sekitar yang merupakan
pemukiman.
Kecelakaan Terjadinya Pada awal pengoperasian Disimpulakn
Lalu Lintas Kecelakaan Lalu jalan, dengan kondisi yang tidak menjadi
Lintas senggang akan mendorong DPH.
pengguna jalan untuk
memacu kecepatan
maksimum (100 km/jam).
Sepanjang Jalan
Kondisi permukaan jalan
Tol (39,2 km)
yang terbuat dari lapis
beton akan memperbesar
faktor gesekan dengan
roda mobil, sehingga pada
kondisi ban tidak standar
akan berakibat kecelakaan

12
(pecah ban). Kondisi
seperti ini biasa
disebabkan oleh perilaku
pengguna jalan yang
merasa mendapatkan
kesempatan memacu
kendaraan dengan
kecepatan tinggi, sehingga
kemungkinan terjadi
pecah ban yang berakibat
pada kecelakaan lalu
lintas.

8 Pemeliharaan Permen PU Lalu Lintas Gangguan Lalu Adanya kegiatan Disimpulkan


Jalan nomor 13 tahun Lintas pemeliharaan jalan yang tidak menjadi
2011 mengenai meliputi perbaikan jalan DPH
tata cara yang rusak serta fasilitas-
pemeliharaan fasilitasnya dapat
jalan menimbulkan gangguan
lalu lintas sementara. Hal
ini tidak menimbulkan
dampak penting potensial Sepanjang Jalan
dikarnakan dampak yang Tol (39,2 km)
terjadi sangat kecil serta
dilaksanakan sesuai
dengan prosedur.

13
BAB IV
METODE STUDI
Tabel 4. 1 Ringkasan Metode Studi

Data dan Metode Evaluasi


Metode
Metode Prakiraan Informasi yang Metode Analisis Data (Tidak Per Individu
No Dph Pengumpulan Data
Dampak Relevan dan untuk Prakiraan Dampak Melainkan
untuk Prakiraan
Dibutuhkan Secara Keseluruhan)
I. Komponen Fisik Kimia
1 Kualitas Udara Cj=Qj / (u x W x Parameter dari: a. Data Primer : Parameter dari : Menggunakan metode
D) a. Debu Pengambilan a. Debu : Gravimetri (alat bagan alir
b. CO sampel Hi-Volume Sampler)
c. HC dilapangan b. CO : NDIR (alat NDIR Keterangan:
d. NOx dengan Analyzer) Metode ini digunakan
e. Pb menggunakan c. HC : Flame Ionization untuk menelaah
f. O3 Multiple Impinge (alat GC) hubungan holistic antar
b. Data Sekunder : d. NOx : Saltzman (alat seluruh dampak
Baku Mutu Spektofotometer)
Kualitas Udara e. Pb : Gravitimetri (alat Hi-
(PP RI No.41 Th Volume Sampler)
1999) f. O3 : Spektofotometer
(alat Chemiluminescent)

Lokasi :
a. STA 330+000
b. STA 335+500
c. STA 349+000
d. STA 365+000

14
II. Komponen Sosial Ekonomi Budaya
2 Presepsi Penduduk Metode Analogi Parameter a. Data Primer : Parameter Presepsi Penduduk
dengan melakukan Presepsi Hasil wawancara dianalisis secara kuantitatif
pendekatan Penduduk terhadap diskriptif dengan
terhadap dampak terhadap proyek responden dari menganalisis perbandingan
yang timbul akibat rencana pemukiman desa responden penduduk yang
kegiatan sejenis pembangunan sekitar proyek menyatakan setuju dan tidak
yang telah jalan tol tentang setuju tentang rencana
berlangsung pada tanggapan proyek beserta alasannya.
areal tertentu penduduk yang
ditempat yang mencakup setuju
sama atau lain dan tidak setuju
dengan kondisi terhadap rencana
lingkungannya proyek beserta
identic dengan alasannya
lingkungan
wilayah studi.

15
BAB V
HASIL DISKUSI

Sesi 1
No Nama Kel.
Pertanyaan : Pada komponen masalah gangguan
lalu lintas, mengapa lajur jalan dijadikan lahan
parkir, apakah tidak disediakan lahan parkir
tersendiri guna mengurangi masalah gangguan lalu
lintas?
Jawaban : Dalam setiap kegiatan pasti akan
1 Listiawati 7
diadakan lahan parkir guna mengatur ketertiban
dan membantu mengurangi masalah gangguan lalu
lintas. Namun, kadang kala kegiatan harus
dilakukan pada lahan yang terbatas dan terpaksa
membutuhkan lajur jalan guna kegiatan konstruksi
maupun sebagai lahan parkir alat berat.
Pertanyaan : Kegiatan apa yang paling berpengaruh
menimbulkan dampak potensial keresahan
masyarakat?
Jawaban : Yaitu pada pembebasan lahan, mengapa
demikian? Sebab lahan yang akan dibebaskan
merupakan lahan milik mayarakat, swasta, dan
pemerintah. Selain terdapat tempat tinggal dan
tempat usaha swasta dan pemerintah, juga terdapat
2 Wisely Mardiansyah 7 sawah, dimana terdapat tanaman yang diusahaka
dan memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat
setempat sebagai sumber pendapatan. Pada saat
kegiatan berlangsung, akan terjadi keresahan
masyarakat terhadap masa depan mereka.
Meskipun mendapatkan ganti rugi, namun masih
ada saja yang tidak puas dengan nilai ganti rugi
tersebut. Maka akan muncul dampak turunan erupa
konflik social akibat ketidakpuasan mereka.

16
Sesi 2
No Nama Kel.
Pertanyaan : Dampak Potensial Hipotetik paling
banyak dihasilkan pada kegitan Pra Konstruksi,
Konstruksi, dan atau Pasca Konstruksi?
Jawaban : Kegiatan yang paling banyak
menghasilkan Dampak Potensial Hipotetik adalah
pada kegiatan Konstruksi. Kegiatan Konstruksi
merupakan kegiatan yang paling lama berlangsung,
maka dari itu akan banyak komponen lingkungan
Edelweis Gent yang terkena dampak dari kegiatan ini. Jika pada
1 5
Haryanto kegiatan Pra Konstruksi, komponen lingkungan
yang terkena dampak adalah komponen Sosial,
Ekonomi, dan Budaya, maka pada kegiatan
Konstruksi akan terkena pula komponen Fisik
Kimia, komponen Biologi, serta komponen
Kesehatan Masyarakat. Adapun pada kegiatan
Pasca Konstruksi, komponen lingkungan yang
terkena dampak adalah komponen Fisik Kimia dan
komponen Sosial Ekonomi Budaya.
Pertanyaan : Pada tahap konstruksi terjadi tingkat
kebisingan, mengapa dikategorikan sebagai
Dampak Penting Hipotetik?
Jawaban : Berdasarkan hasil observasi secara
umum, rona awal masih dalam keadaan baik.
Sebab wilayah studi belum banyak kegiatan yang
beroperasi dan menimbulkan tingkat kebisingan
2 Khairina Nur Ariesta 8
yang melebihi baku butu. Kebisingan yang terjadi
masih di dominasi oleh suara yang timbul dari
alam. Jika kegiatan dilakukan, berdasarkan hasil
pengujian didapat tingkat kebisingan 55,2 dbA,
dimana nilai melebihi baku mutu yaitu 50 dbA,
maka komponen dikategorikan sebagai Dampak
Penting Hipotetik.

17
DAFTAR PUSTAKA

Penyusunan Studi Amdal Pembangunan Jalan Tol Pemalang – Batang. PT. Pemalang
Batang Toll Road. 2009.
Undang-Undang No. 32 Tahun 2009, tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 Tahun 2012, tentang Izin
Lingkungan.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 05 Tahun 2012, tentang Jenis Rencana
Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisa Mengenai Dampak
Lingkungan.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 16 Tahun 2012, tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup.

18
LAMPIRAN

19

Anda mungkin juga menyukai