yang berperan sebagai hantaran sinyal dari satu sel ke sel lain (komunikasi antar sel) Pada mulanya sitokin yang dihasilkan oleh monosit disebut sebagai monokin, sedangkan yang dihasilkan oleh limfosit disebut sebagai limfokin, namun oleh karena sitokin lebih dari satu, maka istilah monokin atau limfokin saat ini jarang digunakan. Adapun istilah yang banyak digunakan adalah seperti :Interleukin (IL), Tumor Necrosis Factor Alfa (TNF-α) dan interferon gamma (IFN-ϒ). Berdasarkan cara penghantaran sinyal dari satu sel ke sel lain berbeda-beda, maka secara umum daya hantar tersebut dibagi 3 : 1. Endokrin 2. Parakrin 3. Autokrin SIFAT UMUM SITOKIN 1. Setelah disintesis segera disekresikan dan menghasilkan aktivitas yang diperlukan . Proses sekresi cepat dan terbatas . 2. Setiap jenis sitokin biasanya diproduksi oleh lebih dari satu jenis sel, dapat bereaksi terhadap berbagai jenis sel dan memberikan dampak berbeda pada satu jenis sel sasaran yang sama. 3. Sering mempengaruhi sintesis dan aktivitas sitokin lainnya. 4. Aktivitas sitokin dapat lokal maupun sistemik 5. Mediator respon imun yang sangat poten dan mampu berinteraksi dengan reseptor pada permukaan sel. 6. Respon seluler thd sebagian besar sitokin terdiri atas perubahan ekspresi gen pada sel sasaran. Sitokin pada imunitas non spesifik Tumor Necrosis Factor • TNF (Tumor Necrosis Factor) TNF merupakan sitokin utama pada respons inflamasi akut terhadap bakteri negatif-gram dan mikroba lain. Infeksi yang berat dapat memicu produksi TNF dalam jumlah besar yang menimbulkan reaksi sistemik . TNF disebut TNF- α atas dasar historis dan untuk membedakannya dari TNF-β atau limfotoksin. • Sumber utama TNF adalah fagosit mononuklear dan sel T yang diaktifkan antigen, sel NK dan sel mast. Pada kadar rendah, TNF bekerja terhadap leukosit dan endotel, menginduksi inflamasi akut. Pada kadar sedang, TNF berperan dalam inflamasi sistemik. Pada kadar tinggi, TF menimbulkan kelainan patologik syok septik. IL-1 & IL-6
Fungsi utama IL-1 adalah sama dengan TNF, yaitu mediator
inflamasi yang merupakan respons terhadap infeksi dan rangsangan lain. Bersama TNF berperan pada imunitas nonspesifik. Sumber utama IL-1 juga sama dengan TNF yaitu fagosit mononuklear yang diaktifkan.
IL-6 berfungsi dalam imunitas nonspesifik, diproduksi oleh fagosit
mononuklear, sel endotel vaskular, fibroblas dan sel lain sebagai respons terhadap mikroba dan sitokin lain. Dalam imunitas nonspesifik, IL-6 merangsang hepatosit untuk memproduksi APP dan bersama CSF merangsang progenitor di sumsum tulang untuk memproduksi neutrofil. Dalam imunitas spesifik, IL-6 merangsang pertumbuhan dan diferensiasi sel B menjadi sel mast yang memproduksi antibodi Untuk sitokin lain sd IL-32, mohon baca literatur Penyakit yang berhubungan dengan sitokin 1. Penyakit keseimbangan Th1-Th2 Subset sel Th1-Th2 saling berpengaruh dan diantara kedua subset ada regulasi silang. Contohnya adalah mengenai adanya reaksi silang sitokin adalah lepra yang disebabkan oleh M.Lepra, patogen intraselular yang bertahan hidup dalam fagosom makrofag. 2. Syok Septik Gangguan dalam jaring regulator kompleks yang mengatur ekspersi sitokin dan reseptornya dapat menimbulkan sejumlah penyakit seperti renjatan septik yang sering ditemukan dan potensial menyebabkan kematian. Gejalanya berupa tekanan darah menurun, demam, diare dan pembekuan darah yang luas di berbagai organ. Renjatan diduga terjadi akibat endotoksin dinding bakteri yang berikatan dengan TLR pada SD dan makrofag yang memacu produksi IL-1 dan TNF- α berlebihan dan menimbulkan renjatan septik 3. Sitokin pada Kanker Limfoid dan Mieloid Kelainan pada produksi sitokin atau reseptornya berhubungan dengan beberapa jenis kanker Sitokin dalam pengobatan Dengan teknik rekombinan DNA, sitokin dapat diproduksi dalam jumlah besar. Sitokin dapat digunakan sebagai pengganti komponen sistem imun yang imunokompromais atau untuk mengerahkan sel-sel yang diperlukan dalam menanggulangi defisiensi imun primer atau sekunder, merangsang sel sistem imun dalam respons terhadap tumor, infeksi bakteri atau virus yang berlebihan. Rekombinan anti-sitokin telah diproduksi dan digunakan untuk mengontrol penyakit autoimun dan keadaan dengan sistem imun yang terlalu aktif/patologik seperti alergi Sitokin dalam pengobatan Sitokin dapat digunakan bersamaan dengan imunoterapi. Limfosit dari penderita dengan tumor dapat dibiakkan dalam lingkungan IL-2 untuk mengaktifkan sel NK (Natural Killer). Kemudian sel tersebut diinfuskan kembali ke penderita dengan tumor tadi