Anda di halaman 1dari 9

BAGIAN I

DASAR PERAWATAN LANSIA


BAB I
MARTABAT DAN KEMANDIRIAN MANUSIA

1. Perawatan lansia mendukung martabat

• Martabat manusia adalah konsep dasar pemberian dukungan


dan penghormatan terhadap masing masing individu.
• Staff perawat lansia adalah tenaga professional yang bertugas
MEMBERIKAN DUKUNGAN terhadap mereka yang
mengalami kesulitan dalam menjalani aktivitas keseharian
karena lanjut usia atau disabilitas agar mereka dapat terus
menjalani kehidupan SESUAI DENGAN KEINGINANNYA.
• Pengguna jasa perawatan lansia tetaplah seorang individu yang
harus dihormati dan dilindungi hak asasi manusianya.
• Pengguna jasa perawatan lansia adalah pelaku utama dalam
hidupannya masing masing.
• Perawatan lansia mencangkup : MEMAHAMI keinginan,
MENGHORMATI cara hidup dan pola pikir, serta
MEMBERIKAN DUKUNGAN agar pengguna jasa perawatan
lansia dapat MENJALANI HIDUP SESUAI DENGAN
KEINGINANNYA.
• Quality Of Life (QOL) atau kualitas hidup adalah cara berpikir
individu terhadap kehidupannya. Hal ini MENCANGKUP
RASA PUAS dan BAHAGIA terhadap kehidupan, serta
ALASAN HIDUP.
• NORMALISASI secara berpikir adalah cara berpikir dimana
penyandang disabilitas bisa hidup secara normal tanpa
perasangka dan tetap terjaga hak asasi manusianya. Yakni
SEBAGAIMANA ORANG YANG TIDAK MENYANDANG
DISABILITAS.
• NORMALISASI juga adalah bagaimana seseorang dapat hidup
normal tanpa menahan diri di tengah masyarakat dan
komunitas.

2. Dukungan kemandirian

• Staff perawat lansia memberikan dukungan kepada pengguna


sesuai dengan keinginan dan keputusan pengguna dalam
menjalankan hidupnya.
• Dukungan yang diberikan kepada pengguna disesuaikan dengan
kemampuan pengguna dengan tujuan agar pengguna dapat
merasakan pencapaian ketika melakukan kegiatan dengan
kehendak dan kekuatannya sendiri.
• Walaupun pengguna membutuhkan dukungan, hidupnya
tetaplah merupakan pilihan dan keputusannya sendiri.
Pengguna tetap hidup berdasarkan nilai-nilai dan prinsip yang
dianutnya masing masing. Bukan diputuskan orang lain.
• Kemandirian ada 2 : Kemandirian fisik dan, kemandirian
mental.

3. Pemahaman kehidupan

• Kehidupan tiap orang berbeda-beda. Perbedaan bisa jadi


dikarenakan oleh asal negara, budaya, kebiasaan, hingga
perbedaan nilai-nilai dan prinsip individu.
• Ritme kehidupan manusia antara lain :
1. Bangun tidur
2. Berganti pakaian dan mencuci muka
3. Makan
4. Mandi
5. Mengisi waktu luang
6. Tidur di malam hari
• Kesehatan, tempat tinggal, pekerjaan rumah tangga, keluarga,
komunitas, masyarakat dan lainnya adalah juga termasuk dalam
faktor kehidupan.
• Staff perawat lansia bertugas untuk membangkitkan semangat
pengguna agar cara berpikir dan tindakannya tidak pasif.

BAB II
PERAN STAFF PERAWAT LANSIA : ETIKA PROFESI

1. Etika profesi staff perawat lansia


• Staff perawat lansia harus memperhatikan privasi pengguna.
Misalnya saat mandi dan ekskresi (buang air dll).
• Staff perawat lansia harus bisa menjaga rahasia pengguna. Staff
perawat lansia nantinya akan mengetahui informasi pribadi
pengguna seperti umur, alamat, riwayat kesehatan dan hal
pribadi lainnya agar dapat memberikan layanan yang baik.
Informasi ini tidak boleh diberikan kepada orang lain atau di
upload di media sosial dan internet.
• Staff perawat lansia tidak boleh memberikan pembatasan fisik
kepada pengguna. Pembatasan fisik adalah tindakan
perampasan kebebasan pengguna.
Contoh pembatasan fisik :
1. Mengikat anggota tubuh pengguna.
2. Memagari tempat tidur sehingga pengguna tidak dapat turun
dari kasur sendiri.
3. Mengunci kamar dan mengurung pengguna di dalamnya.
4. Memasang sabuk penahan pada pengguna di kursi roda
sehingga pengguna tidak dapat bangkit.
5. Memberikan obat psikotropika dengan dosis berlebihan. Obat
psikotropika adalah obat yang bekerja menurunkan fungsi
otak serta merangsang susunan syaraf pusat.
• Staff perawat lansia tidak boleh melakukan kekerasan terhadap
pengguna.
Contoh kekerasan terhadap pengguna :
1. Kekerasan fisik seperti memukul.
2. Kekerasan psikis seperti bernada dan berkata kasar.
3. Pengabaian perawatan (neglect), yakni menelantarkan
pengguna yang sedang membutuhkan perawatan seperti
makan dan lainnya.
4. Kekerasan ekonomi. Misalnya mengambil keuntungan aset
dan lainnya dari pengguna.
5. Kekerasan seksual. Melakukan tindakan tidak senonoh
terhadap pengguna.

2. Kerja sama dengan berbagai profesi lain

Selain staff perawat lansia, tenaga kerja lain juga akan terlibat
dengan pengguna selaku tim sesuai dengan bidang dan
keahliannya masing masing. Mereka antara lain :

1. Tenaga professional tindakan Medis


➢ Dokter : memberikan diagnosis penyakit dan
pengobatannya.
➢ Perawat : melakukan perawatan dan membantu
pemeriksaan medis dibawah arahan dokter.
2. Tenaga professional rehabilitasi
➢ Terapis fisik (Physical Therapist) : melatih kemampuan
bergerak seperti berjalan
➢ Terapis okupasi (Occupational Therapist) : melatih
tindakan yang diperlukan untuk menjalani aktivitas
keseharian
➢ Terapis wicara (Speech Therapist) : melatih pengguna
yang mengalami kesulitan berbicara dan menelan.
3. Tenaga professional terkait makanan
➢ Ahli gizi : membuat daftar makanan yang
mempertimbangkan keseimbangan gizi.
4. Tenaga professional layanan konsultasi dan kesejahteraan
➢ Spesialis dukungan perawatan lansia (manajer perawatan)
dan Pekerja sosial : melayani konsultasi pengguna serta
berkomunikasi dan berkordinasi dengan keluarga
pengguna agar dapat menentukan layanan kesejahteraan
dan layanan lainnya yang akan diterima pengguna.

3. Layanan Perawatan lansia

Jenis-jenis pelayanan perawatan lansia adalah sebagai berikut :


1. Layanan kunjungan (Home help service)
Staff perawat lansia berkunjung ke rumah pengguna.
2. Layanan ambulatori (Day Service)
Pengguna berada pada fasilitas perawatan lansia hanya
pada siang hari (tidak menginap).
3. Layanan inap (Fasilitas kesejahteraan perawatan lansia)
Pengguna berada dan menginap pada fasilitas perawatan
lansia.

Alur dasar proses perawatan lansia antara lain :


1. Penilaian : Staff perawat lansia mengumpulkan informasi
tentang pengguna dan manganalisa aktifitas serta kesulitan
kesulitan yang dihadapi pengguna.
2. Penyusunan rencana : Menyusun isi rencana perawatan lansia
untuk pengguna.
3. Pelaksanaan : Melakukan perawatan lansia berdasarkan
rencana perawatan lansia yang dibuat sebelumnya.
4. Evaluasi : Mengevaluasi apakah isi rencana perawatan lansia
sudah sesuai dan cocok dengan pengguna.
BAB III
MENJAMIN KESELAMATAN DAN MANAJEMEN RESIKO
DALAM PERAWATAN LANSIA

1. Observasi

Observasi adalah melihat dengan cermat untuk mengetahui


kondisi dan situasi dalam hal ini adalah pengguna.

Makna dan tujuan observasi :


• Memperbaiki kehidupan pengguna
• Mencatat hal hal yang ia observasi dan menyampaikannya
kepada semua staff.

Metode observasi :
• Interaksi dengan pengguna (melihat, mendengar, dll).
• Pengukuran dan sejenisnya.

2. Manajemenen kesehatan diri staff perawat lansia

Staff perawat lansia harus bisa menjaga kesehatan dirinya agar


bisa melakukan perawatan lansia dengan lebih baik.

Staff perawat lansia harus memperhatikan dengan seksama hal-


hal yang diperlukan untuk menjaga kesehatan. Contoh :

Staff perawat lansia rentan terkena sakit pinggang. Sebenarnya


sakit pinggang dapat dicegah dengan pengetahuan dan praktik yang
benar. Yakni dengan menjaga postur tubuh dan memanfaatkan
mekanika tubuh (memanfaatkan anggota tubuh dengan efesien)
dalam kegiatan.
3. Pemanfaatan Prinsip mekanika tubuh

Perhatian utama dalam perawatan lansia adalah keselamatan


pengguna dan sebisa mungkin memperingan beban kerja yang
diterima staff perawat lansia.
Memahami mekanika tubuh dapat membantu perawat lansia
untuk melakukan perawatan secara aman dan dengan sedikit tenaga.

Prinsip prinsip tersebut antara lain :


• Memperlebar landasan dengan penopang agar pusat berat
terbagi dan menjadi lebih ringan; menggunakan alat bantu jalan
seperti tongkat.
• Mendekatkan pusat berat; memegang barang bawaan dengan
medekatkan dengan tubuh.
• Menggunakan grup otot yang lebih besar; menggunakan otot
paha dengan menjongkokan badan ketimbang menunduk
menggunakan otot punggung belakang ketika mengambil dan
mengangkut barang berat yang ada di bawah.
• Memperkecil tubuh pengguna; menekuk tangan dan kaki
pengguna.
• Menarik ketimbang mendorong
• Pemindahan pusat berat sebisa mungkin di lakukan secara
datar; tidak menyilang atau membungkukkan badan ketika
memegang barang bawaan.
• Mengarahkan kaki kearah barang berpindah; kaki sejajar
dengan pusat berat bergerak
• Menggunakan prinsip tuas; memanfaatkan titik tumpu.
Poin penting untuk mencegah sakit pinggang :
• Memanfaatkan tenaga pengguna; tidak sepenuhnya
menggunakan tenaga sendiri namun disesuaikan sesuai
kemampuan pengguna.
• Menggunakan alat bantu.
• Memanfaatkan prinsip mekanika tubuh.
• Meninjau gaya hidup seperti; olahraga, gizi, dan istirahat yang
cukup.

4. Penyakit menular dan langkah penanganannya

Penyakit menular adalah penyakit yang timbul ketika pantogen


masuk ke dalam tubuh. Pantogen adalah virus, bakteri, jamur, dan
parasit. Untuk menangani penyakit menular, staff perawat lansia
perlu melakukan observasi terhadap gejala yang muncul kepada
pengguna.

5. Pencegahan dan langkah pengamanan

Anda mungkin juga menyukai