Anda di halaman 1dari 44

ARAH DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN

PE RKEBUNAN KELAPA SAWIT NASIONAL

PEKAN RISET SAWIT INDONESIA 2019


Jakarta, 1 Agustus 2019

KEMENTERIAN PERTANIAN
TANTANGAN PENGEMBANGAN SAWIT
Produktivitas Rendah Gangguan Usaha dan Konflik
Produktivitas rata-rata 3,6 ton/ha/thn. Harmonisasi PBS/PBN dgn perkebun
Potensi 5-6 ton/ha/thn rakyat menurunkan provitas

Data Kerusakan Lingkungan dan Kebakaran

Belum tersedianya satu data dan satu Belum sesuainya pembangunan dengan
peta. prinsip sustainable

Terindikasi Kawasan Hutan & KHG Negative Campaign


Terindikasi 1,7 juta ha sawit berada Tuntutan negara konsumen khususnya
dalam kawasan hutan Uni Eropa

Legalitas dan Perizinan Hilirisasi


Masih terdapat kebun sawit belum Belum banyaknya produk turunan CPO
memiliki legalitas (SHM, HGU, STDB) yang dihasilkan
PE RAN KE LAPA SAWIT INDONESIA

Profil Industri Lapangan Lapangan Kerja Ketahanan Energi


Nilai Ekspor
Kerja Pertanian

Menggantikan penggunaan
Padat karya
Total Nilai Ekspor 4,2 Juta bahan bakar fosil
Petani Maju Petani Kecil
Rp.247 Trilyun* Lapangan Kerja 2,3 Juta KL
Ekspor terbesar, lebih Langsung
41% Petani Kecil Melalui program Mandatori
besar dari Migas Biodiesel dari Agustus 2015 s/d
dengan 2,3 Juta
12 Juta lapangan kerja di bidang
April 2018 yang menghemat
Devisa
Lapangan Kerja Tak pertanian yang menyerap
*) Angka Sementara Tahun USD 2,26 Milyar =
Langsung 4,6 Juta pekerja Rp.30 Trilyun
2018

Sebagai industri padat karya, jutaan masyarakat bergantung pada industri sawit Indonesia.
Pertumbuhan industri sawit akan berperan penting pada peningkatan kesejahteraan masyarakat

3
LUAS AREAL-PRODUKTIVITAS DAN PRODUKSI SAWIT 2018
Luas Areal (Juta ha) Provitas (ton/ha/tahun)

Provitas PR < PBN dan PBS

Volume Ekspor (Juta US$) 120,05


Produksi (Juta ton) 120 82,70
47,77
60 20,13 18,26
2,57 0,25 4,85 0,77 9,17 1,77 2,84 5,22 8,29
-
81-87 88-92 93-97 98-02 03-07 08-12 13-17
CPO PKO

90 Nilai Ekspor (Juta Ton) 71,08 81,57


60
30 21,04
0,81 0,11 1,47 0,33 4,32 1,00 6,12 1,19 2,97 8,90 8,60
0
Sumber : Statistik Perkebunan Indonesia, Diretorat Jenderal Perkebunan 81-87 88-92 93-97 98-02 03-07 08-12 13-17
*) Angka Estimasi CPO PKO

4
PENYE BARAN KELAPA SAWIT INDONESIA
Luas (Ha) Persentase
terhadap Produksitvita
Wilayah Produksi (Ton)
TBM TM TTM/TR Total total areal s (Kg/Ha)
(%)
SUMATERA 2,012,532 6,379,501 153,710 8,545,743 59.65 24,412,345 3,827
Aceh JAWA 3,939 33,006 1,309 38,254 0.27 80,128 2,428
547,123 Ha
973,776 Ton
Sumut BALI, NUSA TENGGARA - - - - - - -
1,745,900 KALIMANTAN 756,069 4,174,718 41,731 4,972,518 34.71 14,396,511 3,448
Ha SULAWESI 103,671 407,175 29,901 540,747 3.77 1,283,203 3,151
5,370,980
Kaltara MALUKU, PAPUA 86,656 137,702 5,473 229,831 1.60 395,044 2,869
251,870 Ha JUMLAH 2,962,867 11,132,102 232,124 14,327,093 40,567,231
Ton
Riau 303,212 Ton
2,739,571
Ha Kepri
8,586,379 24,041 Ha Kaltim Gorontal
Ton 34,685 Ton Kalbar 1,083,286 o
1,532,598 Ha 17,766 Ha
Ha 2,966,438 1,826 Ton
Sumbar Jambi Kalteng
492,666 Ha 907,106 Ha
2,929,360
1,512,339
Ton Sulteng
Ton 189,461 Ha
1,593,643 2,036,799 Ha
Ton Ton
Babel 6,040,785
469,931 Ton
266,928 Ha
Ton
Papua
Sumsel
871,587 Ton Sulbar Maluku
117,736 Ha
196,625 Ha 204,053 Ton
1,187,905 13,639 Ha
584,168 Ton
Bengkulu Ha Sultra 14,807 Ton
366,731 Ha 3,417,140 Kalsel 71,535 Ha Papua
966,717 Ton Ton 592,425 Ha 109,552 Ton Barat
2,156,716
Lampun Banten Sulsel 91,536 Ha
Ton
g 20,631 Ha 65,360 Ha 176,183 Ton
267,773 Ha 34,287 Ton 117,726 Ton
560,639 Ton

Jabar
17,622 Ha
45,841 Ton

Luas Produksi Produktivitas


(juta Ha) (juta Ton) (Ton/Ha)
Sumber : Statistik Perkebunan Indonesia, Direktorat Jenderal Perkebunan
*) Angka Sementara 14.32 40.56 3.64

5
PERPRES 61 TAHUN 2015,
Jo PERPRES 24 TAHUN 2016, jo PERPRES 66 Tahun 2018
Tentang Penghimpunan dan Penggunaan Dana
Perkebunan Kelapa Sawit

 Menjamin pengembangan perkebunan kelapa sawit secara


berkelanjutan, diperlukan strategi nasional yang ditunjang oleh
pengelolaan dana untuk pengembangan perkebunan kelapa
sawit yang berkelanjutan.

 Penghimpunan dana dimaksud digunakan untuk:


a. Pengembangan SDM Perkebunan Kelapa Sawit
b. Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit
c. Promosi Perkebunan Kelapa Sawit
d. Peremajaan Perkebunan Kelapa Sawit
e. Sarana dan Prasarana Perkebunan Kelapa Sawit
PERKEMBANGAN PROGRAM PEREMAJAAN TANAMAN
KELAPA SAWIT DALAM KERANGKA PENDANAAN BPDPKS
TAHUN 2019

• Keputusan Dirjen Perkebunan No.


KETENTUAN 29/KPTS/KB.120/3/2017
PELAKSANAAN • Peraturan Menteri Keuangan No.
84/PMK.05/2017

KRITERIA • Umur tanaman diatas 25 tahun atau


PROGRAM PEREMAJAAN • Produktivitas paling tinggi 10 ton
PEREMAJAAN TANAMAN SAWIT TBS/ha/tahun.
PERKEBUNAN
KELAPA • Diajukan secara berjenjang mulai
SAWIT TATA KELOLA
kabupaten/kota, provinsi, Ditjen
PEREMAJAAN
Perkebunan selanjutnya BPDPKS
TANAMAN KELAPA
• Proses untuk masing-masing jenjang
SAWIT
maksimum 5 hari

TARGET DAN • Target area tahun 2019 seluas 200.000


REALISASI ha (alokasi dana/DIPA dari BPDPKS)
PEREMAJAAN • Realisasi rekomendasi teknis Ditjen
Perkebunan seluas 48.856 ha.
INPRES NO 8/2018 TUJUAN
Tentang Penundaan dan Dalam rangka peningkatan tata
evaluasi Perizinan Perkebunan kelola perkebunan kelapa sawit
Kelapa Sawit Serta yang berkelanjutan, memberikan
kepastian hukum, menjaga dan
Peningkatan Produktivitas melindungi kelestarian lingkungan
Perkebunan Kelapa Sawit termasuk penurunan emisi Gas
Rumah Kaca, serta untuk
peningkatan pembinaan petani
kelapa sawit dan peningkatan
produktivitas perkebunan kelapa
sawit

8
TUGAS MENTERI PE RTANIAN DALAM INPRE S NO
8/2018
1. Melakukan penyusunan dan verifikasi data dan peta Izin Usaha Perkebunan Kelapa Sawit dan pendaftaran Surat
Tanda Daftar Usaha Perkebunan Kelapa Sawit secara nasional yang mencakup: nama dan nomor, lokasi, luas,
tanggal penerbitan, peruntukan, luas tanam dan tahun tanam.
2. Melakukan evaluasi terhadap:
a) Proses pemberian Izin Usaha Perkebunan dan pendaftaran Surat Tanda Daftar Usaha Perkebunan Kelapa Sawit;
b) Izin Usaha Perkebunan dan Surat Tanda Daftar Usaha Perkebunan Kelapa Sawit yang telah diterbitkan; dan
c) Pelaksanaan kewajiban perusahaan perkebunan yang memiliki Izin Usaha Perkebunan Kelapa Sawit atau izin
usaha perkebunan untuk budidaya kelapa sawit untuk memfasilitasi pembangunan kebun masyarakat paling
kurang 20% (dua puluh perseratus) dari total luas areal lahan yang diusahakan oleh perusahaan perkebunan;
serta menyampaikan hasil evaluasinya kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.
3. Menindaklanjuti hasil rapat koordinasi mengenai NSPK Izin Usaha Perkebunan atau Surat Tanda Daftar Usaha
Perkebunan.
4. Meningkatkan pembinaan kelembagaan petani sawit dalam rangka optimalisasi dan intensifikasi pemanfaatan lahan
untuk peningkatan produktivitas sawit.
5. Memastikan setiap perkebunan kelapa sawit untuk menerapkan standar Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO).

9
PE REMAJAAN KELAPA SAWIT PE KEBUN (PKSP)
LATAR BELAKANG PERATURAN TARGET

Luas areal sawit rakyat tahun • UU 39 Tahun 2014 Tentang Perkebunan; • 2017 seluas 20.780 Ha
2017 seluas 5,61 juta Ha. • PP 24 Tahun 2015 Tentang Penghimpunan Dana
Perkebunan; • 2018 seluas 185.000 Ha
Setidaknya 2,4 juta Ha perlu • Perpres No.66 Tahun 2018 jo. No.61 Tahun 2015 Tentang
segera diremajakan dengan • 2019 seluas 200.000 Ha
Penghimpunan dan Penggunaan Dana Perkebunan
rincian : Kelapa Sawit; • 2020 seluas 500.000 Ha
• Swadaya 2,12 juta Ha • Permentan No.18 Tahun 2016 Pedoman Peremajaan
• 2021 seluas 750.000 Ha
• Plasma PIRBUN 153,39 ribu Perkebunan Kelapa Sawit;
Ha
• Permenkeu No.84 Tahun 2017 Tentang Penggunaan • 2022 seluas 830.000 Ha
Dana Peremajaan Perkebunan Kelapa Sawit BLU
• Plasma PIR-TRANS 136,78 BPDPKS;
ribu Ha • Permentan No. 07 Tahun 2019 Tentang Pengembangan
SDM, Penelitian dan Pengembangan, Peremajaan, serta
Sarana dan Prasarana Perkebunan Kelapa Sawit
• Peraturan Dirut BPDP-KS No. 12/DPKS/2017;
• Naskah Kesepakatan Kerjasama BPDP-KS No.PRJ-
21/DPKS/2017 & Ditjenbun No.1313/HK.210/E/09/2017,
addendum No.PRJ-2/DPKS/2018 dan No.
238/HK.210/E/02/2018

Direktorat Jenderal Perkebunan


http://ditjenbun.pertanian.go.id 10
Kementerian Pertanian
PROGRE S REALISASI
Per 25 Juni 2019 Rekomtek 20,379 Ha

Kop/ REALISASI
Transfer Dana dari BPDPKS Pencairan Oleh Penanaman
Tahun Target (ha) Prov dan Kab Gapoktan/ Rekomtek Persetujuan BPDPKS Pekebun (Rp) (Ha)
Poktan (unit)
(Ha) (%) Rp (Ha) (%) Rp Ha Rp
2017 20.780 7 Prov / 20 Kab 47 14.796 71,20 369.900.000.000 14.495 69,75 362.375.000.000 2.938 73.459.210.000
2018 185.000 16 Prov / 45 Kab 169 33.842 18,29 846.050.000.000 8.336 4,51 208.394.875.000 12.622 315.548.380.000 117.061.315.866 7.957
2019 200.000 21 Prov / 107 Kab 108 20.379 10,19 509.477.267.500 26.551 13,28 663.775.000.000 12.723 318.065.710.000
Total 324 69.017 1.725.427.267.500 49.382 1.234.544.875.000 28.283 707.073.300.000 117.061.315.866 7.957
Sumber : Data persetujuan dan transfer dana dari BPDPKS melalui website
Catatan:
1. Posisi 25 Juni 2019;
2. Penyaluran dana dilakukan oleh BPDPKS langsung kepada pengusul (Pekebun);
3. Penyaluran dana tidak selalu dilakukan pada tahun yang sama dengan terbitnya rekomtek.

Direktorat Jenderal Perkebunan


http://ditjenbun.pertanian.go.id 11
Kementerian Pertanian
PE RCE PATAN PSR MELALUI
WORKSHOP TERINTEGRASI
Workshop verifikasi terintegrasi
pada 20-22 Juni 2019 dengan hasil
rekomtek seluas 15.882,52 Ha

Direktorat Jenderal Perkebunan


http://ditjenbun.pertanian.go.id 12
Kementerian Pertanian
PE RUBAHAN PE RSYARATAN
Lama Baru
1. Surat permohonan; 1. Kelembagaan Pekebun;
2. Profil lahan;
2. Dalam satu kelompok pengusul minimal 50 Ha dengan
3. Profil pekebun;
4. Rencana kerja dan RAB; radius 10 km;
5. Surat kuasa asli masing-masing anggota poktan/ gapoktan/ 3. Kartu Tanda Penduduk, dan Kartu Keluarga atau Surat
kelembagaan pekebun lainnya;
Keterangan dari Dinas Kependudukan dan Catatan
6. Scan KTP dan KK asli atau surat keterangan rekaman
kependudukan masing-masing; Sipil;
7. FC SHM atau bukti legalitas lahan lain; 4. Rekening Bank Aktif;
8. FC STDB/Surat pernyataan dalam proses dalam jangka waktu yang 5. STDB Atau Surat Kesanggupan menyelesaikan STDB;
ditentukan;
6. Kepemilikan Lahan Tidak Dalam Sengketa (surat
9. Legalitas dan susunan pengurus poktan/gapoktan/kelembagaan
pekebun lainnya; pernyataan kepala dinas);
10. Peta usulan lokasi kebun yang berkoordinat; 7. Legalitas Lahan (sertifikat, girik, leter c);
11. Surat perjanjian kerjasama kemitraan usaha;
8. SK Bupati atau Kepala Dinas atas nama Bupati Calon
12. Surat perjanjian kerjasama kemitraan kerja
13. Surat pernyataan menggunakan Teknik tumbang serempak; Penerima dan Calon Lokasi.
14. Surat pernyataan bank pelaksana yang bersedia untuk mendukung
Direktorat Jenderal Perkebunan
pembiayaan kegiatanPertanian
peremajaan tahap lanjutan sesuai ketentuan. http://ditjenbun.pertanian.go.id 13
Kementerian
PE RUBAHAN PROSEDUR
Lama (3 kali Verifikasi) Baru (1 kali Verifikasi)
1. Pengusul mengajukan permohonan ke Dinas Pengajuan usulan melalui aplikasi online dan
Kabupaten. diverifikasi oleh tim terintegrasi pusat, provinsi
2. Dinas kabupaten melakukan verifikasi. dan kabupaten/kota.
3. Setelah selesai, disampaikan usulan
rekomendasi ke Dinas Provinsi.
4. Dinas Provinsi melakukan verifikasi.
5. Setelah selesai, disampaikan usulan
rekomendasi ke Ditjen Perkebunan.
6. Ditjen Perkebunan melakukan verifikasi.
7. Setelah selesai, Ditjen Perkebunan
menyampaikan ke Dinas Kabupaten untuk
menerbitkan SK CP/CL.
8. Setelah Ditjen Perkebunan menerima SK
CP/CL, Ditjen Perkebunan menerbitkan
rekomendasi teknis ke BPDPKS.
Direktorat Jenderal Perkebunan 14 http://ditjenbun.pertanian.go.id
Kementerian Pertanian
Sebelum
PEPerubahan
RUBAHAN TIM
PSR PUSAT
Tim PSR Pusat Sesudah

Telah direvisi SK Direktur


Jenderal Perkebunan
No. 168/Kpts/OT.050/4/2018
menjadi
No. 171/Kpts/OT.050/5/2019

Direktorat Jenderal Perkebunan


http://ditjenbun.pertanian.go.id 15
Kementerian Pertanian
PE RUBAHAN STRUKTUR TIM PSR RE KOMTEK
Sebelum
Tim berjenjang
Pusat, Provinsi, Sesudah
Kab/Kota Tim
Terintegrasi

Direktorat Jenderal Perkebunan


http://ditjenbun.pertanian.go.id 16
Kementerian Pertanian
PEDOMAN TEKNIS
PE REMAJAAN

Telah disusun pedoman teknis


peremajaan Kelapa Sawit
Pekebun Dalam Kerangka
Pendanaan BPDPKS.

Direktorat Jenderal Perkebunan


http://ditjenbun.pertanian.go.id 17
Kementerian Pertanian
SE RTIFIKASI ISPO
ISPO SOSIALISASI PENGEMBANGAN
1. UU No. 39/ 2014 ttg Perkebunan Pemahaman dan Kepedulian Pengembangan Model Sertifikasi
Pasal 62 : Pengembangan 01 Perusahaan Perkebunan untuk 05 Kebun Plasma dan Swadaya
Sertifikasi ISPO .
Perkebunan Berkelanjutan.
2. Permentan No. 11/ 2015 ttg Sistem
Sertifikasi Kelapa Sawit
Berkelanjutan Indonesia (ISPO LEMBAGA PENGUATAN
System) . Pemahaman dan Kepedulian Penguatan ISPO (Skema
02 Perusahaan Perkebunan untuk 06
3. Realisasi ISPO = Sertifikasi ISPO
Akreditasi- MoU dengan BSN)
• 502 sertifikat.
• 4.115.434 Ha.
• 11.567.779 Ton CPO. KOORDINASI PENDANAAN
Peningkatan Koordinasi dan Peran
Fasilitasi Pendanaan Untuk Pra
03 PEMDA (Penilaian Klas Kebun, 07 Kondisi Sertifikasi ISPO bagi
Fasilitasi dan Pembinaan,
Pekebun Plasma dan Swadaya
Penertibatan STD-B dan SPPL)

SERTIFIKASI SDM
Penyelesaian Masalah Penundaan
Penguatan SDM,
04 Persetujuan Sertifikasi melalui K/L 08 Kelembagaan/Koperasi Pekebun
terkait Legalitas Lahan dan
Budidaya, Sengketa Lahan/
Konflik, Masalah Lingkungan, dll

Direktorat Jenderal Perkebunan


18 http://ditjenbun.pertanian.go.id
Kementerian Pertanian
KINERJA SE RTIFIKASI ISPO
Perkembangan serifikasi ISPO (25 Maret 2019)
Pelaku usaha perkebunan yang ikut sertifikasi ISPO sejumlah 722 (707 perusahaan, 11 KUD/KSU
Kebun Plasma, 1 Bumdes, dan 3 Koperasi/Asosiasi Kebun), dengan rincian:
• Laporan Hasil Audit (LHA) yang diterima Sekretariat Komisi ISPO sampai 25 Maret 2019 sebanyak
606 Laporan.
• Sudah verifikasi Tim Set. Komisi ISPO : 569 LHA (93,90% dari 606)
• Sedang diverifikasi Tim Set. Komisi ISPO : 14 LHA (2,30% dari 606)
• Belum verifikasi Tim Set. Komisi ISPO : 23 LHA (3,80% dari 606)
• Sudah terbit Sertifikat ISPO : 502 LPA (88,20% dari 569 LHA)
• SPKD belum ditanggapi LS : 7 LPA (1,30% dari 569)
• Ditunda : 60 LPA (10,50% dari 569)
Ditunda karena belum comply: Hak Tanah masih SKT, Perpanjangan HGU belum terbit, Izin Pelepasan Kawasan Hutan belum terbit,
Fasilitasi Pembangunan Kebun Masyarakat 20% belum terealisasi, Sengketa lahan belum tuntas, Kebun Pemasok belum ISPO,
Perubahan IUP belum terbit, Izin Pembuangan dan Pengangkutan LB3, Izin Pemanfaatan Limbah Cair masih proses, serta Upah
Pekerja tidak sesuai ketentuan.

Direktorat Jenderal Perkebunan


19 http://ditjenbun.pertanian.go.id
Kementerian Pertanian
REALISASI SE RTIFIKASI ISPO
PERKEMBANGAN SERTIFIKASI ISPO
A. Periode Th 2011-2015 (Permentan No. 19/2011)
Sertifikat ISPO yang terbit untuk 127 perusahaan dengan luas areal 1.167.803 Ha, TM
seluas 999.554 Ha, produksi TBS 19.795.724 ton/th dan produksi CPO 4.726.724 ton/th.

B. Periode Th 2016-2019 (Permentan No. 11/2015)


Sertifikat ISPO yang terbit 375 (terdiri dari 366 Perusahaan, 4 KUD Plasma dan 5 Koperasi
Swadaya), luas areal menjadi 2.947.731 Ha dan produksi CPO 6.841.055 ton/th.

Jumlah sertifikat ISPO yang terbit sampai tanggal 25 Maret 2019 sebanyak 502 terdiri
dari 493 Perusahaan, 5 Koperasi Swadaya, dan 4 KUD Plasma. Total luas areal 4.115.434
Ha, TM seluas 2.765.569 Ha, total produksi TBS 52.209.749 ton/th dan CPO 11.567.779
ton/th.
Direktorat Jenderal Perkebunan
20 http://ditjenbun.pertanian.go.id
Kementerian Pertanian
PE RSENTASI SE RTIFIKASI ISPO

Perusahaan Sertifikasi Kebun


Sawit Nasional 18%

kebun yang sudah


tersertifikasi mencapai
82%
2.494 perusahaan
450 kebun (18% )

Sertifikasi ISPO Belum Sertifikasi

Direktorat Jenderal Perkebunan


21 http://ditjenbun.pertanian.go.id
Kementerian Pertanian
UPAYA PE RCE PATAN SE RTIFIKASI ISPO
Pemahaman dan Kepedulian Perusahaan Pengembangan Model Sertifikasi Kebun
1 Perkebunan untuk Sertifikasi ISPO (Sosialisasi 5 Plasma dan Swadaya
ISPO)

Pemenuhan Ketersediaan Auditor ISPO & Penguatan Regulasi ISPO (Skema


2 Lembaga Sertifikasi 6 Akreditasi): MoU Dirjenbun
dengan Sekjen KAN

Peningkatan Koordinasi dan Peran PEMDA Fasilitasi Pendanaan Untuk Pra


3 (Penilaian Klas Kebun, Fasilitasi dan
Pembinaan, Penertibatan STD-B dan SPPL)
7 Kondisi Sertifikasi ISPO bagi
Pekebun Plasma dan Swadaya

Penyelesaian Masalah Penundaan Persetujuan


4 Sertifikasi melalui K/L terkait Legalitas Lahan dan 8 Penguatan SDM, Kelembagaan/Koperasi
Pekebun
Budidaya, Sengketa Lahan/ Konflik, Masalah
Lingkungan, dll

Direktorat Jenderal Perkebunan


22 http://ditjenbun.pertanian.go.id
Kementerian Pertanian
ENE RGI BARU TERBARUKAN

• Kebutuhan energi ke depan mutlak diperlukan Energi Baru Terbarukan


• Untuk produksi Energi Baru Terbarukan, kelapa sawit (CPO) merupakan
bahan baku yang paling siap

Direktorat Jenderal Perkebunan


http://ditjenbun.pertanian.go.id
Kementerian Pertanian
PE RKEMBANGAN BIODIESE L B20 2014-2018

82,12 %

2014-2018
Produksi B20

Direktorat Jenderal Perkebunan


http://ditjenbun.pertanian.go.id
Kementerian Pertanian
NEGARA TUJUAN EKSPOR CPO INDONESIA 2018

China
Uni Eropa 4,6 juta ton
5,6 juta ton (Rp 38T)
Bangladesh
(Rp 38,5T)
Pakistan 1,4 juta ton
2,5 juta ton (Rp 12T)
(Rp 20T)
India
6,4 juta ton
(Rp 51T)

Negara Lainnya
14,1 juta ton
(Rp 109 T)

Direktorat Jenderal Perkebunan


http://ditjenbun.pertanian.go.id
Kementerian Pertanian
PENGHEMATAN DEVISA DAN EFISIENSI SOLAR MELALUI BIODIESE L
No URAIAN
B100
JUMLAH HARGA SATUAN NON NILAI
(Juta kilo liter) SUBSIDI (Rp) (Rp juta)
1. Kebutuhan Solar Dalam Negeri 1) 31,19 9.600 299.424.000
2. Produksi solar 1) 20,80 9.600 199.680.000
3. Import solar 1) 10,39 9.600 99.744.000
(Juta Km) BIAYA PER KM(Rp) (Rp juta)
4. Efisiensi 2)
-Biodiesel 99.744 732,82 73.094.398,08
-Solar 99.744 1.000,00 99.744.000,00
5. Penghematan belanja impor solar 99.744 267,18 26.649.601,92
1) Sumber Data: KemenESDM (2018), Proyeksi Kebutuhan 2019;
2) Hasil uji Balitbangtan pada mobil Hilux Turbo 2.400 cc double cabin, sampai dengan 6.173 km;
- Biodiesel = 13,1 km/liter; Solar = 9,6 km/liter;
3) Efisiensi = 136,4 %
Direktorat Jenderal Perkebunan
http://ditjenbun.pertanian.go.id
Kementerian Pertanian
SUBSTITUSI IMPOR SOLAR DENGAN BIODIESE L
No. URAIAN
B100 JUMLAH KETERANGAN

1. Produksi CPO (Juta Ton) 41,67 Kekurangan CPO untuk produksi


2. Stok Akhir CPO 2018 (Juta ton) 3,35 biodiesel B100 sebesar 7,26 juta
3. Ketersediaan CPO 2018 (Juta ton) 45,02 ton dipenuhi dengan cara:
4. Ekspor CPO (Juta ton) 34,00 1. Pengurangan ekspor. CPO,
5. Kebutuhan CPO untuk industri pangan dan oleokimia 9,45 2. Peningkatan produksi CPO
(juta ton) melalui replanting dan
peningkatan produksi,
6. Potensi CPO yang bisa dikonversi ke biodiesel B100 (juta 1,57
3. Pelaksanaan secara bertahap
ton)
dalam jangka 3-4 tahun.
7. Kebutuhan Biodiesel untuk menutup 10,39 juta kiloliter
impor solar (juta kiloliter) 7,61
8. Kebutuhan CPO untuk memproduksi 7,61 juta kiloliter 8,83
biodiesel (juta ton)
9. Kekurangan CPO untuk produksi biodiesel (juta ton) 7,26

1) 1 ton CPO = 0,85 ton Biodiesel.


Direktorat Jenderal Perkebunan
2) Bd = 0,862 (kg/liter) http://ditjenbun.pertanian.go.id
Kementerian Pertanian
BIODIESE L B100 RAMAH LINGKUNGAN
No Unsur emisi B100 B20
1 Total hidrokarbon tak terbakar -67 -20 TINGKAT EMISI BIODIESEL B100
RELATIF TERHADAP SOLAR (%)
2 Karbon monoksida -48 -12
3 Partikulat pernafasan -47 -12
4 Nitrogen oksida +10 +1 – (-2)
5 Sulfat -100 -20
6 Potensi ozon -50 -10
7 Polycyclic Aromatic Hydrocarbon (PAH) -80 -13
8 Nitrated PAH (nPAH) -90 -50

Sumber data: Environmental Protection Agency/EPA (2002)

Direktorat Jenderal Perkebunan


http://ditjenbun.pertanian.go.id
Kementerian Pertanian
DAMPAK POSITIF B100

Pengembangan biodiesel B100 berdampak positif


terhadap beberapa hal sebagai berikut:
1. Meningkatkan dan mensejahterakan pekebun sawit
2. Pengembangan energi ramah lingkungan
3. Menghemat devisa negara
4. Menghemat bahan bakar fosil
5. Mengefisienkan penggunaan energy
6. Memitigasi tindakan diskriminatif Uni Eropa terhadap
produk sawit Indonesia

Direktorat Jenderal Perkebunan


http://ditjenbun.pertanian.go.id
Kementerian Pertanian
LATAR BELAKANG

PE RBANDINGAN LUAS PE RKEBUNAN KELAPA SAWIT

Direktorat Jenderal Perkebunan


http://ditjenbun.pertanian.go.id
Kementerian Pertanian
SKEMA KONSOLIDASI
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali-Nusa Tenggara,
Maluku
Kelas konsolidasi
S2 • S3 : Area terpetakan 3 data
(terkonsolidasi)
• S2 : Area terpetakan oleh 2 data
(semi terkonsolidasi)
• S1 : Area terpetakan oleh 1 data
(belum terkonsolidasi)

S2 S2 Permasalahan S1:
• Perbedaan/kesalahan interpretasi
• Perbedaan penarikan batas deliniasi
• Kriteria Minimum Mapping Unit

*) tidak mencakup Jawa & Papua


**) hanya wilayah Kawasan hutan
Keterangan: Data BIG Data KLHK Data KPK-KEHATI
Direktorat Jenderal Perkebunan
http://ditjenbun.pertanian.go.id
Kementerian Pertanian
Hasil Analisa Spasial:
Sebaran Kelas Konsolidasi Kebun Sawit

Kelas Konsolidasi
S3 Wilayah
S1 S2 S3
Total
Sumatera 5,79 6,92 1,22 13,93
Kalimantan 1,19 4,45 0,91 6,55
S2 Sulawesi 0,69 0,41 0,03 1,13
Jawa 0,03 0,00 0,03
Bali-NT 0,00 0,00
S1 Maluku 0,01 0,01 0,00 0,02
Direktorat Jenderal Perkebunan Papua 0,01 0,01 0,16
Total 7,86 http://ditjenbun.pertanian.go.id
11,81 2,16 21,82
Kementerian Pertanian
Rekapitulasi Luasan Kelas Konsolidasi Kebun Sawit

BIG
KPK-
KEHATI
KLHK
LUAS
(Juta Ha)
047
2,16 Terkonsolidasi 3 Data

- 11,11
- 0,47 Terkonsolidasi 2 Data

- 0,23
(11,81 Ha)
1111 023
- - 4,26
- - 3,19 Prioritas Verifikasi
(7,86 Ha)
- - 0,41

Konsolidasi awal*
• Konsolidasi 3 Data : 2.16 juta Ha
• Konsolidasi 2 Data : 11.81 juta Ha *) tidak mencakup Jawa & Papua
**) hanya wilayah Kawasan hutan

Direktorat Jenderal Perkebunan


http://ditjenbun.pertanian.go.id
Kementerian Pertanian
PE RBAIKAN DATA KE LAPA SAWIT
1
Proses rekonsiliasi pemetaan perkebunan kelapa sawit oleh
Ditjen Perkebunan, BIG, LAPAN, ATR/BPN, KLHK yang
14.327.093
14.048.722 diinisiasi oleh Kementerian Koordinaor Perekonomian,
dengan hasil peta S1, S2, S3 untuk Pulau Sulawesi,
10.754.801 11.260.277 11.201.465
Kalimantan dan kemudian akan dilanjutkan untuk Pulau
Sumatera pada 13-16 Mei 2019

2
Setelah rekonsiliasi pemetaan perkebunan kelapa
sawit selesai secara nasional “Satu Data” akan
2014 2015 2016 2017 2018
dipublikasi

Perkembangan Luas Areal 2014-


2018

Direktorat Jenderal Perkebunan


34 http://ditjenbun.pertanian.go.id
Kementerian Pertanian
Direktorat Jenderal Perkebunan 35 http://ditjenbun.pertanian.go.id
Kementerian Pertanian
CAPAIAN KINERJA MAKRO PE RKE BUNAN
Tahun
No Indikator Delta %
2014 2015 2016 2017 2018

1 Pertumbuhan PDB (Rp Triliun) 398,26 405,29 428,78 471,31 489,25 90,99 22,85

Keterlibatan tenaga kerja (juta


2 22,16 22,37 22,33 23,66 23,91 1,75 7,90
orang)

3 Volume Ekspor (Juta Ton) 35,03 39,22 34,63 40,35 41,29 6,26 17,87

4 Neraca Perdagangan (RP Triliun) 365,56 286,76 294,16 355,54 320,00 -45,56 -12,46

5 NTUP Perkebunan Rakyat 105,85 103,7 107,05 108,79 107,7 1,85 1,75

Direktorat Jenderal Perkebunan 36 http://ditjenbun.pertanian.go.id


Kementerian Pertanian
KONTRIBUSI PE RKE BUNAN TERHADAP PE RTUMBUHAN
EKONOMI
PDB PERKEBUNAN 2014 -
2014:2018 2018 Triwulan I Tahun 2019
Rp. 2.192,9
22,84 % Rp. 106,95 Milyar
Triliun
471,3 489,2
428,8
398,3 405,3

Sumber : BPS diolah Ditjen. Perkebunan, PDB Atas Harga Berlaku


2014 2015 2016 2017* 2018** *) Angka Sementara, **) Angka Sangat Sementara, ***) Angka Sangat Sangat
Sementara

Direktorat Jenderal Perkebunan 37 http://ditjenbun.pertanian.go.id


Kementerian Pertanian
VOLUME DAN NILAI EKSPOR
VOLUME EKSPOR 2014:2018 TOTAL NILAI EKSPOR 2014-2018
17,87 % Rp. 1.866,71 Triliun
26,8 Milyar USD 31,8 Milyar USD
41,29
29,7 Milyar USD (Rp. 327,10 T) (Rp. 432,13 T)
40,35 (Rp. 367,90 T) 27,9 Milyar USD
39,22 25,5 Milyar USD (Rp. 393,63 T
(Rp. 354,94 T)

35,03 34,63

2014 2015 2016 2017 2018*


Volume Ekspor (Juta Ton)
2014 2015 2016 2017 2018
Direktorat Jenderal Perkebunan
Sumber : BPS diolah Ditjen. Perkebunan http://ditjenbun.pertanian.go.id
Kementerian Pertanian 38
NERACA PE RDAGANGAN KOMODITAS
PE RKE BUNAN
Total Neraca Perdagangan
Neraca Perdagangan (Rp. Triliun)
2014 - 2018
Rp. 1.622,03 Triliun

365,56 355,54 320,00


286,76 294,16

2014 2015 2016 2017 2018* Sumber : BPS diolah Ditjen. Perkebunan,

Direktorat Jenderal Perkebunan 39 http://ditjenbun.pertanian.go.id


Kementerian Pertanian
VOLUME DAN NILAI EKSPOR 2019
VOLUME EKSPOR 2019 (Ribu
NILAI EKSPOR 2019 (Juta US$)
Ton)
17,87 % Rp. 1.866,71 Triliun

Direktorat Jenderal Perkebunan 40 http://ditjenbun.pertanian.go.id


Sumber : BPS Kementerian
diolah Ditjen.Pertanian
Perkebunan
VOLUME DAN NILAI IMPOR 2019
VOLUME IMPOR 2019 (Ribu Ton) NILAI IMPOR 2019 (Juta US$)

Direktorat Jenderal Perkebunan 41 http://ditjenbun.pertanian.go.id


Sumber : BPS Kementerian
diolah Ditjen.Pertanian
Perkebunan
NERACA PE RDAGANGAN PE RKE BUNAN 2019
Neraca Perdagangan Triwulan
Neraca Perdagangan (Juta US$) I
(Juta US$)

2.942,7

2.136,3
1.898,6

Januari Februari Maret

Sumber : BPS diolah Ditjen. Perkebunan, *) Angka Sementara


Direktorat Jenderal Perkebunan 42 http://ditjenbun.pertanian.go.id
Kementerian Pertanian
BENIH UNGGUL 500 JUTA BATANG (BUN500)
(Membangun Logistik Benih Perkebunan)
• Membangun Nursery dan
Kebun Sumber Benih (KSB)
Modern di Kawasan/Cluster
Pengembangan Perkebunan
• Benih Perkebunan
Produktivitas Tinggi Dibagi
Gratis Kepada
Petani/Perkebunan Rakyat
Direktorat Jenderal Perkebunan
http://ditjenbun.pertanian.go.id
Kementerian Pertanian
RENCANA LOKASI NURSE RY DAN KSB MODERN PROGRAM BUN500
Pala, Kakao,
Kopi, karet, TARGET
kelapa
50 LOKASI
Pala,
kakao, Pala, Cengkeh,
Lada, karet Kelapa, Kelapa
Lada
Kelapa cengke
Kare
t h

Pala
Karet, Kelapa
Lada

Kopi
Karet, Kelapa
kakao kare ,
t kakao
kakao
lada
Kopi lada
Tebu, Pala, Cengkeh,
Kopi,
Kopi, Kakao Kelapa
kelapa, Kopi,
tebu Tebu kakao,
Kelapa, lada, tebu Tebu, kelapa
kakao cengkeh
Kakao

kelap kelapa
a Kakao, kopi,
kopi
pala, cengkeh,
Kopi, kelapa, kelapa
Direktorat Jenderal Perkebunantebu Kopi, tebu
http://ditjenbun.pertanian.go.id
Kementerian Pertanian Sumber peta : BBSDLP

Anda mungkin juga menyukai